Upload
yeyen-musaini
View
234
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dokel koas
Citation preview
TAHAP I
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama Kepala Keluarga : Tn. M
Alamat Lengkap : Trangsan, Sukoharjo.
Bentuk Keluarga : Extended family
Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah
No Nama Status L/P Umur Pendidikan PekerjaanPasien
KlinikKet
1. Tn. M Ayah L 63 th Sarjana Pensiunan T -
2. Ny. M Ibu P 53 th SD IRT Y
Hipertensi
primer dan
Suspek
rematoid
Artritis
3. Tn. D Anak I L 30 th SarjanaPegawai
pajakT -
4. Nn. D Anak II P 27 th Sarjana swasta T -
5. Sdr D Anak III L 20 th SMA Kuliah T -
Kesimpulan: Keluarga Tn. M adalah Extended Family yang terdiri dari 5 orang.
Terdapat satu orang sakit yaitu Ny. M umur 53 tahun. Diagnosa klinis Hipertensi
primer. Penderita saat masih dapat dapat menjalani kegiatan sehari-hari tapi
terbatas karena nyeri persendiannya. Penderita tinggal dengan suami dan anak ke
3.
1
TAHAP II
STATUS PENDERITA
A. PENDAHULUAN
Laporan ini dibuat berdasarkan kasus yang diambil dari seorang
penderita Hipertensi primer, berjenis kelamin perempuan, usia 53 tahun.
Kasus ini dipilih dengan pertimbangan bahwa faktor penyebab timbulnya
penyakit sangat komplek dan juga memiliki kompliksai yang dapat
mempengaruhi berbagai segi kehidupan, tidak hanya dari segi biomedis
melainkan juga mempengaruhi faktor psikologis penderita dan keluarga, maka
penting kiranya bagi kita untuk memperhatikan pola kehidupan sehari-hari
sebelum dan sesudah mengidap hipertensi dan riwayat sakit yang dialami agar
dapat menemukan solusi permasalah kesehatan dalam keluarga ini.
B. IDENTITAS PENDERITA
- Nama : Ny. M
- Umur : 53 tahun
- Jenis kelamin : Perempuan
- Pekerjaan : Ibu rumah tangga
- Pendidikan : SD
- Agama : Islam
- Status : Menikah
- Alamat : Trangsan, Sukoharjo.
- Suku : Jawa
- Tanggal periksa : 19 Desember 2013
C. ANAMNESIS
1) Keluhan Utama
Sering pusing dan nyeri pada persendian terutama kaki.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
2
Pasien mengeluh kepala terasa pusing. Nyeri berupa rasa senud-
senud, tidak ada pusing berputar dan tidak ada mual. Pasien sering
mengalami keluhan serupa. Hal ini di alami pasien sudah 10 tahun. Pasien
mengaku pusing dapat segera membaik jika sudah minum obat.
Pasien juga mengeluh persendian di tangan dan kaki terasa nyeri.
Nyeri diungkapkan pasien berupa cekot-cekot seperti ducubit. Nyeri ini
terasa terutama di persendian kaki jika digunakan untuk berjalan. Pasien
juga mengaku persendian terutama di kaki, nyeri dan kaku jika pada pagi
hari.
Pasien mengaku sudah lama mengida hipertensi yaitu selama 10
tahun, tetapi pasien tidak rutin kontrol, dan hanya control jika mulai terasa
pusing. Pasien mengaku rutin minum obat untuk menghilangkan nyeri
pada persendian-persendian khususnya persendian kedua kaki. Pasien
membeli sendiri obatnya di apotik.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat tekanan darah tinggi : diakui, sejak 10 tahun yang lalu
Riwayat sakit jantung : disangkal
Riwayat sakit ginjal : disangkal
Riwayat alergi : diakui
Riwayat mondok : diakui
4) Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok : disangkal
Riwayat minum minuman keras : disangkal
Riwayat olah raga teratur : disangkal
Riwayat pengisian waktu luang : pasien lebih banyak menghabiskan
waktu dirumahnya.
3
5) Riwayat Penyakit Pada Anggota Keluarga
Riwayat keluarga sakit serupa : diakui
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat tekanan darah tinggi : diakui
Riwayat sakit jantung : disangkal
Riwayat stroke : disangkal
6) Riwayat Gizi
Sebelum sakit penderita mengaku mengkonsumsi semua jenis
makanan, dan paling suka mengkonsumsi gorengan. Pasien tidak begitu
menyukai buah tetapi menyukai sayuran. Pasien makan 3x sehari, tetapi
masih makan makanan kecil diatara waktu makannya.
Setelah sakit penderita sudah memilih-milih makanan dan tidak
asal lagi mengkonsumsi makanan.
7) Riwayat Psiko Sosio Ekonomi
Penderita adalah seorang ibu rumah tangga, tinggal bersama suami
dan anaknya. Penghasilan berasal dari suaminya yang sebagai pensiunan.
Hubungan Ny. M dengan anggota keluarga yang lain saling mendukung
dan saling memperhatikan kondisi kesehatan.
D. Anamnesis Sistem
• Keluhan utama : kepala pusing dan nyeri persendian
• Kepala : pusing (+), rambut kepala tidak rontok, luka
pada kepala (-), benjolan / borok di kepala (-).
• Leher : terasa tegang dan nyeri
• Mata : conjungtiva anemis (-), pandangan kabur (-)
• Hidung : tidak ada keluhan
• Telinga : tidak ada keluhan
• Mulut : tidak ada keluhan
• Tenggorokan : tidak ada keluhan
4
• Pernafasan : sesak nafas (-), batuk (-)
• Kardiovaskuler : tidak ada keluhan
• Gastrointestinal : mual (-), nafsu makan menurun (-)
• Sistem genitourinaria : tidak ada keluhan
• Neurologi : tremor (-), lemas (-), parastesia / semutan (+)
• Psikiatri : emosi stabil, pasien tidak merasa kawatir
dengan penyakitnya
• Muskuloskletal : persendian tangan dan kaki sering terasa nyeri,
terutama sendi kaki jika pada waktu bangun tidur dan jika untuk berjalan.
E. Pemeriksaan Fisik (02 Oktober 2013)
1. Keadaan umum : baik, compos mentis, gizi kesan cukup.
2. Status gizi :
- BB : 65 kg
- TB : 155 cm
- BMI : ….. kg/m2
- Kesan :
3. Tanda Vital:
- TD : 160/100 mmHg
- Nadi : 100x/m
- RR : 24x/m
- Suhu : 36,7 0C
4. Kepala : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), nafas
cuping hidung (-).
5. Leher : Retraksi suprasternal (-), deviasi trakea (-), peningkatan
JVP (-), Pembesaran kelenjar limfe (-).
6. Thoraks :
a) Paru
- Inspeksi : simetris kanan–kiri, ketinggalan gerak (-), retraksi
intercosta (-).
5
- Palpasi :
o ketinggalan gerak
Depan Belakang
- - - -
- - - -
- - - -
o Fremitus
Depan Belakang
N N N N
N N N N
N N N N
- Perkusi
Depan Belakang
S S S S
S S S S
S S S S
- Auskultasi :
Suara dasar vesikuler
Depan Belakang
+ + + +
+ + + +
+ + + +
Suara tambahan Wheezing (-/-) minimal, Ronkhi
(-/-).
b) Jantung
- Inspeksi : iktus cordis tidak tampak
- Palpasi : iktus cordis kuat angkat
- Perkusi : dalam batas normal
6
- Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, Bising jantung
(-)
7. Abdomen
- Inspeksi : simetris, tinggi dinding perut sejajar dinding dada,
caput medusa (-), venektasi (-).
- Auskultasi : peristaltik (N)
- Perkusi : tympani, nyeri ketok costovertebra (-).
- Palpasi : nyeri tekan (-), hepar, lien dan ren dalam batas
normal.
8. Ektrimitas
Clubbing finger (-), Oedem (-), Pitting oedem (-/-), pada artikulatio
genu dan articulation talocruralis dextra et sinistra terdapat nyeri tekan
dan keterbatasan gerak. Pada sendi humerus dextra terdapat
ketrebatasan gerak dan nyeri tekan.
9. Pemeriksaan neurologis
- Fungsi Luhur : dalam batas normal
- Fungsi Vegetatif : dalam batas normal
- Fungsi Sensorik : parastesia pada plantar pedis dextra
et sinistra
- Fungsi Motorik : sde karena nyeri
- Refleks Fisiologis N N
N N
- Refleks Patologis - -
- -
10. Pemeriksaan Psikiatri
- Penampilan : perempuan sesuai umur, perawatan diri cukup
7
- Kesadaran : compos mentis GCS E4V5M6
- Afek : appropriate
- Psikomotor : normoaktif
- Proses pikir :
obentuk : realistik
o isi : waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)
o arus : koheren
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium : -
G. Diagnosis Holistik
1. Biologis : Hipertensi stage I dan suspek rematoid artritis
2. Psikologis : baik
3. Sosial : kondisi lingkungan dan rumah yang sehat, hubungan
dengan tetangga berlangsung baik, pasien kurang mengerti
akan penyakitnya. Untuk status ekonomi pasien, tingkat
kesejahteraan pasien baik.
H. Penatalaksanaan
1. Non medikamentosa
• Cukup istirahat dan olah raga.
• Diet rendah karbohidrat dan rendah garam, banyak konsumsi buah
dan sayur.
• Hindari stres
2. Medikamentosa
• Captopril 3x12,5 mg
• Natrium diklofenak 3x 50 mg
• Dexamethason 3x 0,75 mg
8
I. Follow Up
Tanggal 21 Desember 2013
S : kepala pusing berkurang, nyeri persendian dan rasa semutan
yang terus-terusan di kaki.
O :
• KU baik, compos mentis
• Tanda vital:
• T : 130/90 mmHg
• RR : 24 x/menit
• N : 96 x/menit
• S : 36,5 0C (p.axiler)
• Status Generalis : keadaan umum baik, CM
• Paru dan Jantung : dalam batas normal
• Status Neurologis : parastesia pada plantar pedis dextra et
sinistra.
• Status Mentalis : dalam batas normal.
A : Hipertensi primer dan rematoid artritis
P :
• Terapi medikamentosa
• Captopril 3x12,5 mg
• Natrium diklofenak 3x 50 mg
• Dexamethason 3x 0,75 mg
• Non medikamentosa
• Cukup istirahat dan olah raga.
• Diet rendah karbohidrat dan rendah garam, banyak
konsumsi buah dan sayur.
9
• Hindari stres
Tanggal 24 Desember 2013
S : kepala terasa pusing, nyeri persendian dan rasa semutan yang
terus-terusan di kaki.
O :
• KU baik, compos mentis
• Tanda vital:
• T : 160/100 mmHg
• RR : 26 x/menit
• N : 100 x/menit
• S : 36,5 0C (p.axiler)
• Status Generalis : keadaan umum baik, CM
• Paru dan Jantung : dalam batas normal
• Status Neurologis : parastesia pada plantar pedis dextra et
sinistra.
• Status Mentalis : dalam batas normal.
A : Hipertensi primer dan rematoid artritis
P :
• Terapi medikamentosa
• Captopril 3x12,5 mg
• Natrium diklofenak 3x 50 mg
• Dexamethason 3x 0,75 mg
• Non medikamentosa
• Cukup istirahat dan olah raga.
• Diet rendah karbohidrat dan rendah garam, banyak
10
konsumsi buah dan sayur.
• Hindari stres
J. Flow Sheet
No Tanggal
Keluhan
Dan
Pemeriksaan
Fisik
Terapi
Medikamentosa
Terapi Non
MedikamentosaTarget Planning
1
19
desember
2013
Tensi:
160/100
Captopril 3x12,5
mg
Natrium
diklofenak 3x 50
mg
Dexamethason
3x 0,75 mg
Cukup istirahat;
diet rendah
karbohidrat dan
rendah garam,
tingkatkan
konsumsi buah
dan sayur serta
mengurangi
stress
Mengendalikan
tekanan darah
dan neyri
persendian,
serta mencegah
komplikasi
lebih berat
Kontrol
rutin untuk
dan tekanan
darah, bila
bersedia
ditambah
pemeriksaan
kadar
kolesterol,
gula darah,
asam urat,
dan rontgen
persendian
extremitas.
2
21
Desember
2013
Tensi:
130/90
324
Desember
2O13
Tensi:
160/100
11
TAHAP III
IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA
A. FUNGSI HOLISTIK
1. Fungsi Biologis
Merupakan extended family yang terdiri atas ayah (Tn. M, 63
tahun), ibu (Ny M, 53 tahun) 3 orang anak (Tn. D 31 tahun, Nn. D 27
tahun dan Sdr D 20 tahun). Ny. M adalah penderita DM Hipertensi
primer.
2. Fungsi Psikologis
Hubungan keluarga di antara mereka cukup terjalin akrab dan
harmonis, hal ini terbukti dengan adanya komunikasi yang baik antar
anggota keluarga walaupun masih kurangnya waktu untuk berkumpul
antar anggota keluarga satu sama lain. Walaupun sakit penderita masih
dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
3. Fungsi Sosial
Sebelum sakit, penderita bekerja sebagai ibu rumah tangga. Agama
Islam. Pasien sering berkumpul dengan para tetangga dan aktif mengikuti
kegiatan kemasyarakatan.
4. Fungsi Ekonomi dan pemenuhan kebutuhan
Kesimpulan :
12
B. FUNGSI FISIOLOGIS
Untuk menilai fungsi fisiologis digunakan APGAR Score. APGAR
Score adalah skor yang digunakan untuk menilai fungsi keluarga ditinjau dari
sudut pandang setiap anggota keluarga terhadap hubungannya dengan
anggota keluarga yang lain. APGAR Score meliputi :
1. Adaptasi
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota
keluarga yang lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota
keluarga yang lain.
2. Partnership
Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara
anggota keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga
tersebut.
3. Growth
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang
dilakukan anggota keluarga tersebut.
4. Affection
Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota
keluarga.
5. Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan
dan waktu yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.
Terdapat tiga kategori penilaian yaitu: nilai rata-rata ≤ 5 kurang, 6-7
cukup dan 8-10 adalah baik.
13
Tabel 3. APGAR score Tn. M
APGAR Tn. M Terhadap Keluarga Sering
/selalu
Kadang
-kadang
Jarang/
Tidak
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi
masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-sama
14
Tabel 4. APGAR score Ny. M
APGAR Ny. M Terhadap Keluarga Sering
/selalu
Kadang
-kadang
Jarang
/tidak
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi
masalah.
P Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya.
√
G Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru.
√
A Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
√
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-sama
15
Tabel 5. APGAR score Sdr. D
APGAR Sdr. D Terhadap Keluarga Sering
/selalu
Kadang
-kadang
Jarang/
Tidak
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi
masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-sama
APGAR score keluarga Tn. M =
Kesimpulan :
16
B. FUNGSI PATOLOGIS
Fungsi patologis dari keluarga Ny. S dinilai dengan menggunakan alat
SCREEM sebagai berikut :
Tabel 10. SCREEM keluarga penderita
SUMBER PATHOLOGY
SocialSejak mengalami sakit ± 10 bulan terakhir Ny. M masih dapat
melakukan kegiatan sehari-harinya secara mandiri.
Culture
Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, dapat dilihat
pada pergaulan mereka yang masih menggunakan bahasa Jawa
dan bahasa indonesia sebagai bahasa sehari-hari.
Religious Beragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama,
ketaatan ibadah cukup baik.
Economic Ekonomi keluarga ini tergolong cukup mampu
EducationalPendidikan keluarga ini telah menamatkan pendidikan wajib 9
tahun.
Medical
Keluarga ini cukup mampu membiayai pelayanan kesehatan yang
baik terhadap penyakit Ny. M, baik ke RS, Puskesmas atau
praktek dokter.
Kesimpulan:
Keluarga Ny. M tidak ditemukan fungsi patologis.
17
C. POLA INTERAKSI KELUARGA
Diagram 1. Pola interaksi keluarga Ny. M
Kesimpulan
Hubungan antara Ny. M dengan keluarga baik.
18
D. GENOGRAM KELUARGA
Alamat lengkap : Trangsan, Sukoharjo
Bentuk Keluarga : extended family
Diagram 2. Genogram keluarga Tn. M
Sumber : Data Primer, 21 Desember 2013
Keterangan:
: Meninggal
: Menderita Hipertensi
: Pasien
Kesimpulan:
1. Hipertensi pada Ayah pasien.
2. Hipertensi pada kedua saudara kandung pasien.
3. Didapatkan faktor genetik untuk hipertensi.
19
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
A. IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU
KELUARGA
1. Faktor Perilaku Keluarga
Keluarga ini mengerti tentang arti sehat, namun keluarga ini masih
kurang mengetahui bagaimana untuk menciptakan kondisi sehat tersebut.
Jika ada anggota keluarga yang sakit sampai mengganggu aktivitas
sehari-hari biasanya keluarga baru memeriksakan dan mencari pengobatan
ke RS, praktek dokter atau ke puskesmas. Jika sakitnya tersebut tidak
begitu mengganggu aktivitas, biasanya keluarga ini membeli obat dari
warung atao ke apotek tanpa resep dokter.
2. Faktor Non Perilaku
Rumah yang dihuni keluarga ini sebenarnya sudah memenuhi
standar kesehatan karena luas bangunan cukup luas, pencahayaan dan
ventilasi rumah baik. Untuk kebutuhan air diperoleh dari air pompa. Air
yang keluar jernih, bersih dan tidak berbau sehingga digunakan untuk
keperluan MCK dan memasak makanan dan minum.
Di keluarga Ny. M, tidak terdapat yang memiliki sakit serupa. Ayah
kandung dan dua saudara kandung pasien pasien menderita hipertensi.
Keluarga Ny. M biasanya menggunakan pelayanan RS, Puskesmas
atau praktek dokter sebagai sarana untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
20
Diagram 3. Faktor Perilaku dan Faktor Non Perilaku Keluarga Ny. M
Kesimpulan :
Identifikasi faktor perilaku keluarga Ny. M yaitu kesadaran untuk
menciptakan kondisi sehat masih kurang. Faktor non perilaku pada anggota
keluarga (ayah kandung) ada yang memiliki penyakit yang sama dengan Ny.
M.
Faktor Perilaku
Sikap: Penderita tidak kontrol
rutin.
Lingkungan : rumah keluarga Tn. M memenuhi
syarat kesehatan
Tindakan: keluarga Ny. M cukup yaitu
dengan segera control jika merasakan
keluhan
Faktor Non Perilaku
Pengetahuan: keluarga kurang memahami penyakit penderita
Keturunan : ada riwayat keturunan yang
menunjukkan penyakit serupa
Pelayanan Kesehatan : Jika sakit Ny. M
diperiksakan ke RS, prakek dokter atau
puskesmas.
Keluarga Ny. M
21
B. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH
1. Lingkungan Luar Rumah
Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 15 x 20 m2 yang
berdempetan dengan rumah tetangganya di sebuah perkampungan
menghadap ke selatan. Memiliki pekarangan rumah, ada pagar pembatas.
Saluran pembuangan limbah sudah tersalur ke got. Pembuangan sampah
di rumah dilakukan dengan cara dibakar.
2. Lingkungan Dalam Rumah
Dinding rumah terbuat dari batu bata sedangkan lantai rumah
terbuat dari keramik. Rumah ini terdiri dari tujuh ruangan yaitu ruang
tamu, 5 kamar tidur, ruang keluarga, satu dapur, satu ruang makan, dan 2
kamar mandi. Rumah ini mempunyai Tiga pintu untuk keluar masuk
serta 10 jendela kaca. Keluarga ini sudah mempunyai fasilitas MCK
keluarga dan fasilitas air dari sumur. Ventilasi udara cukup baik untuk
pertukaran udara. Rumah penderita terang.
Diagram 4. Denah Rumah Tn. MU
15.00 m
20.00mmm
Teras
Kamar tidur
Kamarmandi
Dapur
Ruang makan
Kamar tidur
Ruang Keluarga Ruang
Tamu
Kamar tidur
22
Kesimpulan :
Lingkungan rumah memenuhi syarat kesehatan.
DAFTAR MASALAH
A. MASALAH MEDIS :
1. Hipertensi primer
2. Suspek rematoid artritis
B. MASALAH NON MEDIS :
1. Kepedulian terhadap penyakit penderita kurang.
2. Genogram (adanya faktor keturunan).
3. Rendahnya tingkat pengetahuan kesehatan.
C. DIAGRAM PERMASALAHAN PASIEN
Tabel 11. Matriks Prioritas Masalah
3. Rendahnya pengetahuan
kesehatan
Ny. M, 53 TahunDiabetes Mellitus tipe 2
DanHipertensi
1. Kepedulian terhadap penyakit penderita kurang
2. Genogram (adanya faktor keturunan)
23
No. Daftar Masalah I T R JumlahIxTxRP S SB Mn Mo Ma
1. Kepedulian terhadap penyakit penderita kurang
5 4 3 3 4 3 4 8640(II)
2. Genogram (adanya faktor keturunan)
5 4 5 3 4 3 4 14400(I)
3. Rendahnya pengetahuan kesehatan
3 3 4 3 4 3 4 5184(III)
Keterangan :
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (teknologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (pentingnya masalah)
Kriteria penilaian :
1 : Tidak Penting
2 : Agak Penting
3 : Cukup Penting
4 : Penting
5 : Sangat Penting
Prioritas masalah yang diambil adalah bagaimana meningkatkan
pengetahuan penderita dan keluarga mengenai penyakit yang sedang dialaminya
melalui edukasi terhadap penderita dan keluarga sehingga penderita bisa
24
terdorong untuk memeriksakan penyakitnya secara rutin ke rumah sakit.
Memberikan pengertian kepada keluarga untuk selalu mendukung dan mendorong
penderita agar bisa mengendalikan penyakitnya. Diharapkan dengan peningkatan
pengetahuan penderita dan keluarga, mampu menumbuhkan kesadaran dalam diri
penderita dan keluarga untuk selalu memeriksakan penyakitnya secara rutin.
Selain itu juga diharapkan akan terjadi perubahan perilaku kesehatan dari keluarga
yang akan membantu penderita dalam mengendalikan penyakit dan mencegah
terjadinya komplikasi yang lebih buruk, dan membantu keluarga dalam mencegah
terjadinya penyakit tersebut dalam diri mereka.
25
TAHAP IV
HUBUNGAN PRIORITAS MASALAH DENGAN DM TIPE 2 DAN
HIPERTENSI YANG DIDERITA Tn.M
A. Masalah Medis
Hipertensi primer dan rematoid artritis
B. Masalah Non Medis
1. Faktor perilaku:
a. Pola hidup kurang baik.
b. Kurangnya pengetahuan keluarga akan penyakit pasien.
C. Hubungan Prioritas Masalah dengan Hipertensi primer dan rematoid artritis
yang Diderita Ny. M
1. Pengetahuan dan sikap: Tn. M kurang memperhatikan kesehatannya dan
tidak tahu faktor-faktor resiko DM dan Hipertensi serta komplikasinya.
Tn.M memiliki pola hidup yang kurang baik, yaitu jarang
berolahraga, suka mengkonsumsi makanan dan minuman manis, dan
tidak rutin memeriksakan dirinya ke Puskesmas terdekat untuk
mengontrol kadar gula darah dan tekanan darahnya. Asupan makanan
yang tidak tepat kebutuhan dan tidak teratur akan mengakibatkan
resistensi insulin di perifer sehingga kadar gula dalam darah akan
meningkat. Selain itu, jarangnya aktivitas fisik yang dilakukan
mengakibatkan penurunan perfusi jaringan sehingga gula yang berada
dalam darah tidak dapat masuk ke dalam organ-organ target (PAPDI,
2006).
Pengobatan diabetes mellitus dilakukan dengan pengendalian
glukosa darah, tekanan darah, berat badan, dan profil lipid melalui
pengelolaan pasien secara holistik dengan mengajarkan perawatan
mandiri dan perubahan perilaku. Pilar penatalaksanaan DM meliputi
26
edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani, dan intervensi farmakologis
(Perkeni, 2011).
Pengelolaan hipertensi meliputi pengelolaan farmakologis dan non-
farmakologis. Secara farmakologis dapat digunakan obat antihipertensi
golongan ace-inhibitor, calcium-chanel blocker, diuretik, serta kombinasi
beberapa golongan lain. Sedangkan untuk pengelolaan non-farmakologis
meliputi pembatasan konsumsi garam (natrium), latihan jasmani, dan
berhenti merokok (PAPDI, 2006).
27
TAHAP VA
SIMPULAN (DIAGNOSIS HOLISTIK)
A. Diagnosis Biologis : Diabetes Mellitus tipe 2 dan Hipertensi.
B. Diagnosis Psikologis : Pasien merasa stres dengan penyakitnya.
C. Diagnosis Sosial : Kondisi lingkungan dan rumah baik, hubungan
dengan keluarga cukup baik, pasien kurang
mengerti akan penyakitnya. Untuk status
ekonomi pasien, tingkat kesejahteraan pasien
baik.
28
TAHAP VB
SARAN ( KOMPREHENSIF)
1. Promotif
Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit hipertensi yang dapat
dipengaruhi oleh faktor keturunan dan juga faktor yang lain. Menyarankan
kepada keluarga agar kontrol rutin, menjaga pola hidup, pola makan dan
perilaku kesehatan yang benar untuk penderita dan juga anggota keluarga
yang lain.
2. Preventif
Kontrol secara teratur ke puskesmas guna mengecek kadar gula darahnya
dan tekanan darahnya setiap bulan, menggunakan sandal baik di dalam rumah
dan luar rumah, pola makan yang teratur (sedikit tapi sering), mengurangi
stresor, serta sering mengubah posisi tidur untuk menghindari ulkus
dekubitus..
3. Kuratif
Captopril 3x12,5 mg, Vitamin B1, B6, B12 tab, bila obat habis kontrol ke
puskesmas atau menghubungi dokter keluarga.
4. Rehabilitatif
Fisioterapi untuk mengurangi nyeri persendian
29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN KEGIATAN
30
31