103
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia internasional pasca Perang Dingin, 1991, bisa dikatakan didominasi oleh Amerika Serikat dalam berbagai bidang. Amerika Serikat, sebagai pemenang Perang Dingin setelah runtuhnya Uni Soviet, menjadi satu-satunya negara yang memiliki potensi untuk menjaga stabilitas dan keamanan internasional. Sejak saat itulah, Amerika Serikat memulai upayanya dalam menyebarkan pengaruh ideologi liberalisnya, pada negara-negara di seluruh belahan dunia melalui berbagai cara. Pengaruh serta kekuatan ini telah dipergunakan oleh Amerika Serikat untuk menerapkan suatu hegemoni dunia. Dominasi Amerika Serikat dapat dilihat dalam berbagai bidang, mulai dari politik, pertahanan kemanan, ekonomi-perdagangan, finansial, industri dan teknologi, serta dalam bidang sosial budaya. Dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan internasional terdapat pada kepemilikan hak vetonya sebagai salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Kepemilikan hak veto tersebut, memberikan hak istimewah bagi Amerika Serikat dibandingkan dengan negara yang tidak memiliki hak veto. Amerika Serikat bisa menggunakan hak vetonya untuk membatalkan semua resolusi yang berpotensi merugikan atau mengganggu kepentingan nasionalnya. Selain itu, Amerika Serikat juga menggunakan hak vetonya untuk melindungi sekutu-sekutunya dari pengenaan sanksi PBB, seperti yang terlihat pada veto yang berkaitan dengan Israel. Dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan internasional, juga terlihat dari besarnya pengaruh yang dimilikinya dalam berbagai organisasi dan forum internasional lainnya. Amerika Serikat merupakan penggagas pembentukan berbagai lembaga

Kedudukan RRC Sebagai Penyeimbang Dominasi as Dalam Dunia Internasional

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Skripsi

Citation preview

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Dunia internasional pasca Perang Dingin, 1991, bisa dikatakan didominasi oleh

    Amerika Serikat dalam berbagai bidang. Amerika Serikat, sebagai pemenang Perang

    Dingin setelah runtuhnya Uni Soviet, menjadi satu-satunya negara yang memiliki

    potensi untuk menjaga stabilitas dan keamanan internasional. Sejak saat itulah, Amerika

    Serikat memulai upayanya dalam menyebarkan pengaruh ideologi liberalisnya, pada

    negara-negara di seluruh belahan dunia melalui berbagai cara. Pengaruh serta kekuatan

    ini telah dipergunakan oleh Amerika Serikat untuk menerapkan suatu hegemoni dunia.

    Dominasi Amerika Serikat dapat dilihat dalam berbagai bidang, mulai dari politik,

    pertahanan kemanan, ekonomi-perdagangan, finansial, industri dan teknologi, serta

    dalam bidang sosial budaya.

    Dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan internasional terdapat pada

    kepemilikan hak vetonya sebagai salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

    Kepemilikan hak veto tersebut, memberikan hak istimewah bagi Amerika Serikat

    dibandingkan dengan negara yang tidak memiliki hak veto. Amerika Serikat bisa

    menggunakan hak vetonya untuk membatalkan semua resolusi yang berpotensi

    merugikan atau mengganggu kepentingan nasionalnya. Selain itu, Amerika Serikat juga

    menggunakan hak vetonya untuk melindungi sekutu-sekutunya dari pengenaan sanksi

    PBB, seperti yang terlihat pada veto yang berkaitan dengan Israel.

    Dominasi Amerika Serikat dalam perpolitikan internasional, juga terlihat dari

    besarnya pengaruh yang dimilikinya dalam berbagai organisasi dan forum internasional

    lainnya. Amerika Serikat merupakan penggagas pembentukan berbagai lembaga

  • 2

    internasioanal, salah satunya PBB, dan juga menjadi penyuplai dana terbesar dalam

    beberapa organisasi internasional, misalnya dalam World Bank.1 Amerika Serikat juga

    menjadi pusat perpolitikan dunia dengan keberadaan sekretariat PBB dan berbagai

    organisasi lainnya di New York dan Washington D.C. Selain itu, kebanyakan nilai-nilai

    yang dianut secara internasional merupakan nilai-nilai dari Amerika Serikat seperti,

    demokrasi, hak asasi manusia, dan pasar bebas.2

    Dominasi Amerika Serikat dalam bidang pertahanan keamanan, tergambar dari

    julukannnya sebagai polisi dunia. Julukan tersebut didapat karena Amerika Serikatlah

    satu-satunya negara yang memiliki kemampuan untuk menyebarkan kekuatan

    militernya untuk menjaga keamanan dunia. Militer Amerika Serikat merupakan yang

    terbesar dan terkuat di dunia. Anggaran belanja militernya sebesar US$ 711 milyar pada

    tahun 2008, atau sekitar 48% dari seluruh belanja militer negara-negara di dunia.3

    Dari segi persenjataan, Amerika Serikat memiliki keunggulan senjata nuklir dan

    teknologi militer yang canggih. Hal ini, nampak dari kemampuan Amerika Serikat

    memproses informasi tentang medan perang dan menghancurkan sasaran jarak jauh

    dengan ketepatan menakjubkan. Ditambah kualitas angkatan darat, udara, dan laut yang

    memiliki kemampuan menebarkan kekuasaan Amerika Serikat ke seluruh dunia.4

    Dominasi Amerika Serikat dalam ekonomi-perdagangan internasional terlihat

    dari posisinya sebagai pusat atau kiblat perekonomian dunia. Hal ini, dikarenakan

    1 Ivanovich Agusta. (2009). Percobaan Pembangunan Partisipatif dalam Otonomi Daerah.

    Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia, 3.2, 173-198, hal. 179. Diakses dari http://jurnalsodality.ipb.ac.id/jurnalpdf/edisi8-2.pdf, tanggal 23 Maret 2012.

    2 Martin Jacques. (2011). Ketika China Menguasai Dunia: Kebangkitan Dunia Timur dan Akhir

    Dunia Barat. Jakarta: Kompas, hal. 408. 3 Ibid., hal. 6.

    4 Stephen G. Brooks dan William C. Wohlforth. (2005). Keunggulan Amerika dalam Tinjauan.

    Dalam A. Zaim Rofiqi (Ed.), Amerika dan Dunia: Memperdebatkan Bentuk Baru Politik Internasional (hal. 267-286). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, hal. 269.

  • 3

    Amerika Serikat merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia.5

    Perekonomiannya memiliki teknologi paling maju dan paling inovatif di dunia,

    tercermin dari Lembah Silikonnya. Ditambah dengan keberadaan industri film

    Hollywoodnya yang menguasai perfilman internasional. Serta banyaknya merek-merek

    korporasi-korporasinya yang sudah menyebar ke seluruh dunia seperti Coca-Cola, KFC,

    Google, dan Microsoft.6

    Selain dalam bidang politik, militer, dan ekonomi, Amerika Serikat juga

    mendominasi dalam bidang sosial budaya. Dalam bidang sosial dan budaya, dominasi

    Amerika Serikat terlihat dari penggunaan nilai-nilai Amerika Serikat dalam berbagai

    negara seperti liberalisme, individualisme, persamaan hak, dan penghargaan HAM.

    Selain itu, juga nampak dari penyerapan budaya pop Amerika Serikat di berbagai

    negara di dunia.

    Dalam bidang finansial, dominasi Amerika Serikat terlihat dari penggunaan

    mata uang dolar Amerika Serikat sebagai mata uang internasional. Oleh karena itu,

    banyak negara yang menyimpan cadangan devisanya dalam mata uang dolar Amerika

    Serikat. Hal ini, membuat Amerika Serikat memiliki kemampuan untuk mengontrol

    kondisi keuangan internasional.7

    Dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional, dalam beberapa waktu

    tidak mendapat tantangan yang berarti dari negara lainnya. Namun, kondisi ini berubah

    dengan munculnya negara-negara kekuatan baru dunia, seperti Uni Eropa, Rusia,

    Jepang, India, dan Republik Rakyat China (RRC). Kekuatan-kekuatan baru dunia ini

    berbasis pada peringkat keunggulan perekonomian.

    5 China resmi Salib Jepang. (2010). Kompas, 18 Agustus, hal. 9.

    6 Martin Jacques. loc. cit.

    7 Andy Hoffman. (2009). U.S. Global Hegemony: The Beginning and the End. Diakses dari

    http://news.goldseek.com/GoldSeek/1240158180.php, tanggal 17 Maret 2012.

  • 4

    Kemunculan negara-negara kekuatan baru dunia ini ikut mempengaruhi

    eksistensi Amerika Serikat dalam dunia internasional. Bahkan beberapa pihak

    beranggapan bahwa dominasi Amerika Serikat sudah tidak relevan lagi dengan posisi

    percaturan perpolitikan internasional di masa sekarang ini, dengan munculnya negara

    kekuatan baru dunia tersebut. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Samuel P.

    Huntington bahwa:

    Konfigurasi struktur power global pasca Perang Dingin ditandai dengan situasi the lonely superpower via a vis multiple powers, dimana Amerika Serikat sebagai satu-satunya negara superpower sepeninggal Uni Soviet berhadapan dengan new emerging multiple power (Uni Eropa, Rusia, RRC, dan Jepang).8

    Di antara kekuatan baru dunia tersebut, RRC menjadi negara yang paling

    dianggap bisa menjadi penyeimbang dominasi Amerika Serikat dalam beberapa tahun

    terakhir. Hal ini disebabkan, RRC mengalami kemajuan yang luar biasa sejak

    dimulainya modernisasi pada tahun 1978.9 RRC berhasil mengubah pandangan dunia

    dari negara miskin ke negara kekuatan ekonomi dunia. Kemajuan di bidang ekonomi

    ini, berdampak pada kemajuan berbagai bidang lainnya, sehingga semakin menguatkan

    posisi RRC dalam dunia internasional. Keunggulan RRC ini dapat dilihat dari berbagai

    bidang seperti ekonomi, politik, dan pertahanan keamanan.

    Dalam bidang ekonomi, RRC berhasil meraih posisi kedua sebagai negara

    dengan kekuatan perekonomian terbesar dunia setelah melewati Jepang pada Agustus

    2010.10 Hal ini, disebabkan oleh pertumbuhan perekonomian RRC yang merupakan

    tertinggi di dunia dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2010 pertumbuhan

    8 Yulius Purwadi Hermawan. (2008). Kevin Rudd dan Inovasi Baru Menghadapi Kekuatan Global

    dan Multilateralisme. Jurnal Luar Negeri: Menjalin Keakraban Baru Indonesia-Australia, 25 (1-4), 1-17, hal. 12.

    9 Martin Jacques. op. cit., hal. 170.

    10 China Resmi Salip Jepang. loc. cit.

  • 5

    ekonomi RRC sebesar 10,3%,11 dan 9,7% pada triwulan I 2011,12 dan IMF

    memperkirakan akan menjadi 9% pada tahun 2012.13 Meskipun mengalami

    perlambatan, pertumbuhan ekonomi RRC ini merupakan yang tertinggi jika

    dibandingkan dengan negara lain. Selain itu, dari segi perdagangan RRC bisa dikatakan

    mengungguli Amerika Serikat dengan tercatatnya defisit neraca perdagangan Amerika

    Serikat dalam perdagangannya dengan RRC.14

    Dalam bidang politik internasional, kekuatan yang dimiliki RRC terlihat dari

    kepemilikan hak vetonya. Sebagai salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB,

    RRC bisa menggunakan hak vetonya untuk memperjuangkan kepentingannya. Selain

    itu, RRC mulai memiliki pengaruh yang besar terhadap negara lain. Pendekatan RRC ke

    berbagai negara di dunia agak berbeda dengan Amerika Serikat. Jika Amerika Serikat

    terkesan memberikan bantuan bersyarat misalnya mensyaratkan penerapan demokrasi

    dalam memberikan bantuan ke negara berkembang, RRC justru memberikan bantuan

    tanpa syarat dengan mempertimbangkan dampak ekonomi ke depannya.15 Oleh karena

    itu, sekarang negara-negara berkembang, seperti yang berada di Afrika dan Amerika

    Latin, lebih cenderung menyukai menerima bantuan dari RRC dan lebih senang

    bekerjasama dengan RRC dibandingkan dengan Amerika Serikat.

    11

    Kementerian Keuangan RI. (2011). Kinerja Perekonomian 2010 dan Proyeksi 2011. Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok kebijakan Fiskal 2012, 2012, hal. 10. Diakses dari http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/adoku/2011/KEM_PPKF_2012.pdf, tanggal 4 Desember 2011.

    12 Bank Indonesia. (2011). Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter: Perkembangan

    Ekonomi Dunia. Tinjauan Kebijakan Moneter: Ekonomi, Moneter, dan Perbankan, 2011 (5), hal. 6. Diakses dari http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/4A917924-52DD-4D5C-B376-D7ADECEA4A8D/23095/zTKMMei2012.pdf, tanggal 4 Desember 2011.

    13 Rosdiansyah. (2011). IMF Ungkap Pertumbuhan Ekonomi BRICs 2011. Diakses dari

    http://www.lensaindonesia.com/2011/09/21/imf-ungkap-pertumbuhan-ekonomi-brics-2011.html, tanggal 4 Desember 2011.

    14 Eswar Prasad. (2011). The U.S.-China Economic Relationship: Shifts and Twists in the Balance

    of Power. Diakses dari http://www.brookings.edu/testimony/2010/0225_us_china_debt_prasad.aspx, tanggal 27 Oktober 2011.

    15 Marwaan. (2011). Pengaruh Bantuan China dan India. Diakses dari http://lookriau.com/article-

    150-pengaruh-bantuan-china-dan-india.html, tanggal 10 Desember 2011.

  • 6

    Dari segi kekuatan pertahanan keamanan, RRC tergolong kuat. Sekarang RRC

    tercatat sebagai negara nomor dua dalam kekuatan militer terbesar di dunia.16 Anggaran

    militer RRC selalu meningkat dari tahun ke tahun, pada tahun 2008 sebesar USD 84,9

    milyar17 dan menjadi sebesar USD 91,5 milyar pada tahun 2011.18 Namun, jumlah ini

    masih terhitung kecil jika dibandingkan dengan Amerika Serikat yang anggaran

    militernya sebesar US$ 711 milyar pada tahun 2008.

    Capaian-capaian yang diraih RRC sebagai kekuatan baru dunia membuat RRC

    berpotensi menjadi penyeimbang dominasi Amerika Serikat dibandingkan dengan

    kekuatan baru dunia lainnya. Selain itu, faktor lain yang membuat RRC bisa menjadi

    penyeimbang dominasi Amerika Serikat adalah sejarah hubungannya dengan Amerika

    Serikat. Sejarah menunjukkan bahwa hubungan RRC-Amerika Serikat sangat fluktuatif

    karena diwarnai berbagai konflik. Mulai dari konflik ideologi sampai pada campur

    tangan Amerika Serikat dalam berbagai konflik RRC dengan negara lain. Sehingga

    munculnya RRC sebagai kekuatan baru dunia menjadi kekhawatiran Amerika Serikat.

    Sejak kemunculan RRC sebagai kekuatan baru dunia terjadilah persaingan

    dengan Amerika Serikat. Persaingan yang terjadi bukan hanya di satu bidang saja, tetapi

    di berbagai bidang. Seperti politik, ekonomi, pertahanan keamanan, teknologi serta

    budaya. Dibandingkan negara kekuatan dunia baru lainnya, RRC-lah yang sangat

    berpotensi mengancam eksistensi Amerika Serikat sebagai pemegang dominasi dunia.

    Hal ini, dikarenakan posisi RRC yang hampir selalu berlawanan dengan Amerika

    Serikat sedangkan negara lainnya cenderung sebagai sekutu Amerika Serikat.

    16 Tim Riset Global Future Institute. (2009). Amerika Kuasai 42 Persen Seluruh Anggaran Militer

    Dunia. Diakses dari http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=589&type=8, tanggal 10 Desember 2011.

    17 Anggaran Militer China Terbesar Kedua. (2009). Kompas, 9 Juni. Diakses dari

    http://female.kompas.com/read/2009/06/09/14552348/Anggaran.Militer.China.Terbesar.Kedua, tanggal 10 Desember 2011.

    18 China akan Tingkatkan Angaran Militer. (2011). BBC, 4 Maret. Diakses dari

    http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/03/110304_chinadefense.shtml, tanggal 10 Desember 2011.

  • 7

    Chris Patten, rektor Universitas Oxford, berpendapat bahwa kebangkitan

    RRC menjadi negara yang kuat mampu menjadi penyeimbang dominasi Amerika

    Serikat. Hal ini, tertuang pidatonya yang menyatakan, that there had been a major shift

    in the global balance of economic power and that India and China would dominate this

    century, creating a new global hierarchy dominated by the East.19 Beberapa ahli

    lainnya juga memprediksi bahwa RRC akan memperluas dominasinya terhadap negara-

    negara Asia Tenggara sama seperti Amerika Serikat yang mendominasi Amerika

    Latin.20

    Kemajuan dan potensi RRC menjadi pemain dominan dalam dunia internasional,

    sudah ditulis dalam berbagai artikel dan buku, salah satunya dalam buku Chinas

    Megatrends, yang ditulis oleh John dan Doris Naisbitt. Dalam bukunya, Naisbitt

    menggambarkan bagaimana kebangkitan RRC menjadi pemain utama dalam dunia

    internasional. Dalam buku tersebut, mereka memaparkan 8 pilar yang membuat RRC

    berkembang pesat yaitu emansipasi pikiran, penyeimbangan top-down dan bottom-up,

    membingkai hutan dan membiarkan pepohonan tumbuh, menyeberangi sungai dengan

    merasakan bebatuan, persemaian artistik dan intelektual, bergabung dengan dunia,

    kebebasan dan keadilan, dan dari medali emas olimpiade menuju hadiah nobel.

    Kedelapan pilar inilah yang berusaha dielaborasi dan diimplementasikan oleh

    pemerintah RRC untuk menguasai dunia dan menjadi pesaing utama Barat.21

    Berhasilnya RRC menjadi salah satu pemain utama dalam dunia internasional

    dan dengan adanya pendapat berbagai ahli yang menyatakan RRC dapat menyeimbangi

    19

    Naomi Canton. (2011). India and China to Dominate this Century. Diakses dari http://www.rediff.com/news/slide-show/slide-show-1-india-and-china-to-dominate-this-century/20110927.htm, tanggal 26 Oktober 2011.

    20 Tyler Marshall. (2006). China Poised to Dominate Influence in Asia. Diakses dari

    http://pulitzercenter.org/articles/china-poised-dominate-influence-asia, tanggal 26 Oktober 2011. 21

    John dan Doris Naisbitt. (2010). Chinas Megatrends: 8 Pilar yang Membuat Dahsyat China. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

  • 8

    Amerika Serikat menjadi alasan pentingnya tema ini dibahas. Oleh karena itu, penulis

    tertarik untuk mengangkat sebuah penelitian yang berjudul, Kedudukan Republik

    Rakyat China sebagai Penyeimbang Dominasi Amerika Serikat dalam Dunia

    Internasional. Berdasarkan judul tersebut, akan dilakukan pengkajian lebih lanjut

    untuk mengetahui apakah munculnya RRC sebagai kekuatan baru dunia mampu

    menyeimbangi dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional dan bagaimana

    konfigurasi penyeimbangan yang akan terbentuk.

    B. Batasan dan Rumusan Masalah

    Pembahasan dalam tulisan ini hanya akan membahas kedudukan RRC sebagai

    salah satu dari negara kekuatan baru dunia, dalam menyeimbangi dominasi Amerika

    Serikat dalam dunia internasional. Karena hubungan antara RRC dan Amerika Serikat

    bisa dikatakan terdapat pada semua bidang baik itu bersifat kerjasama maupun konflik.

    Oleh karena itu, pembahasan dalam penelitian akan dibatasi hanya pada data-data dan

    analisis yang menunjukkan kekuatan/potensi RRC yang dapat menjadi penyeimbang

    bagi dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional.

    Berdasarkan batasan tersebut, pembahasan diformulasikan dalam rumusan

    masalah sebagai berikut:

    1. Keunggulan apa yang dimiliki RRC sehingga dianggap penyeimbang

    dominasi Amerika Serikat?

    2. Bagaimana bentuk komposisi penyeimbangan RRC terhadap dominasi

    Amerika Serikat?

    C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    Adapun tujuan dan kegunaan penelitian ini sebagai berikut:

  • 9

    1. Tujuan Penelitian

    a. Untuk mengetahui dan menjelaskan keunggulan yang dimiliki RRC sehingga

    dianggap penyeimbang dominasi Amerika Serikat.

    b. Untuk mengetahui dan menjelaskan bentuk komposisi penyeimbangan RRC

    terhadap dominasi Amerika Serikat.

    2. Kegunaan Penelitian

    Melalui tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini diharapkan dapat berguna

    sebagai:

    a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan pemerintah dan

    lembaga terkait dalam memahami dan menanggapi kedudukan RRC sebagai

    penyeimbang dominasi Amerika Serikat.

    b. Diharapkan tulisan ini dapat memberikan gambaran mengenai kedudukan RRC

    sebagai penyeimbang dominasi AS dalam dunia internasional dan berbagai

    implikasinya. Serta dapat menjadi bahan bacaan bagi peneliti lain yang tertarik

    membahas objek yang sama dalam tulisan ini.

    D. Kerangka Konseptual

    Interaksi antarnegara dalam dunia internasional selama ini diwarnai dengan pola

    hirarki. Dimana negara yang kuat, yang dikonotasikan sebagai negara maju selalu

    mendominasi negara yang lemah, yang dikonotasikan sebagai negara berkembang. Hal

    ini, lebih terlihat pada kedudukan Amerika Serikat dalam dunia internasional pasca

    Perang Dingin sampai sekarang, yang dikatakan mendominasi seluruh negara-negara di

    dunia.

    Dominasi memiliki beberapa pengertian yang agak berbeda tergantung pada

    bidangnya. Secara harfiah diartikan sebagai penguasaan oleh pihak yang lebih kuat

  • 10

    terhadap yang lebih lemah, baik di bidang politik, militer, ekonomi, perdagangan,

    olahraga, dan sebagainya.22 Dalam politik, dominasi berarti sebuah paham politik untuk

    melakukan penaklukan atau penguasaan, dalam hal ini bisa melalui eksploitasi terhadap

    agama, ideologi, kebudayaan, dan wilayah, dengan maksud agar mendapatkan

    keuntungan secara ekonomi atau kekuasaan.23

    Dominasi Amerika Serikat terdapat di semua bidang, mulai dari politik, milter,

    ekonomi, dan kebudayaan serta media. Sehingga, dominasi Amerika Serikat ini sering

    disebut sebagai sebuah imperium dunia. Jadi tidak heran jika Amerika Serikat dapat

    mengontrol dunia melalui kebijakan-kebijakannya, karena bisa dikatakan semua

    berpusat kepadanya.24

    Dominasi yang dipegang oleh Amerika Serikat mulai goyah dengan

    bermunculannya beberapa kekuatan baru dunia. Negara-negara yang disebut kekuatan

    baru dunia ini menjadi kompetitor Amerika Serikat dalam dunia internasional.

    Kompetitor biasa diartikan sebagai orang atau pihak yang saling berlomba untuk

    memojokkan lawan.25 Namun, tidak selamanya keberadaan kompetitor berdampak

    negatif. Keberadaan kompetitor bisa menjadi motivator dan tantangan bagi pihak

    tertentu untuk menciptakan inovasi baru agar tidak terkalahkan dari kompetitor tersebut.

    Seperti dalam bisnis, dengan adanya kompetitor, pihak-pihak yang terkait akan

    berbisnis secara kompetitif dan bersaing secara sehat dengan menunjukkan jati diri

    (image) dan karakter yang unik dan unggul dibandingkan kompetitornya. Hal inilah

    22

    Dominasi. (n.d.) Diakses dari http://www.artikata.com/arti-325562-dominasi.html, tanggal 7 Desember 2011.

    23 Dominasi. (2009). Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Dominasi, tanggal 10 Desember

    2011. 24

    Martin Jacques. op. cit., hal. 408-410. 25

    Kompetitor. (n.d.) Diakses dari http://www.artikata.com/arti-335841-kompetitor.html, tanggal 7 Desember 2011.

  • 11

    yang terjadi pada kemunculan RRC sebagai salah satu pemain utama terhadap eksistensi

    Amerika Serikat.

    Keberadaan kompetitor dalam mengimbangi dominasi suatu negara bisa

    mengakibatkan perimbangan kekuasaan atau ekuilibrium. Ekuilibrium secara sederhana

    diartikan sebagai keadaan stabil dimana kekuatan saling membatalkan satu sama lain.26

    Menurut Walter S. Jones, perimbangan kekuasaan mencakup semua kemampuan

    politik negara-negara, baik bersifat paksaan atau bujukan, yang mempertahankan

    perimbangan konflik tanpa perang.27 Walter S. Jones juga mengatakan bahwa, dalam

    hubungan internasional, kekuasaan selalu ada, sehingga tujuan suatu keseimbangan

    bukan untuk menghapuskan kekuasaan, tetapi untuk mengawasi dan mengaturnya bagi

    tujuan-tujuan perdamaian.28 Sedangkan menurut Hans J. Morgenthau, ekuilibrium

    adalah:

    Stabilitas di dalam suatu sistem yang terdiri atas beberapa kekuatan yang otonom. Apabila ekuilibriumnya terganggu oleh kekuatan luar maupun oleh perubahan pada salah satu dari unsur-unsur penyusun sistem, maka sistem tersebut cenderung mengembalikan kepada sistem semula atau mencapai ekuilibrium yang baru.29

    E. Metode Penelitian

    1. Tipe Penelitian

    Dalam tulisan ini, penelitian menggunakan metode penelitian dekskriptif.

    Metode ini dilakukan dengan menggambarkan kedudukan RRC dalam menyeimbangi

    dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional. Dimulai dari penggambaran

    26

    Equilibrium. (n.d.) Diakses dari http://artikata.com/arti-60816-equilibrium.html, tanggal 7 Desember 2011.

    27 Walter S. Jones. (1993). Logika Hubungan Internasional: Kekuasaan, Ekonomi Politik

    Internasional, dan Tatanan Dunia 2. Jakarta: Gramedia Purtaka Utama, hal. 35. 28

    Ibid., hal 38. 29

    Hans J. Morgenthau dan Kenneth W. Thompson. (2010). Politik Antarbangsa. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, hal. 200.

  • 12

    kelebihan/potensi RRC sebagai penyeimbang dominasi Amerika Serikat sampai

    gambaran mengenai konfigurasi penyeimbangan yang akan terbentuk.

    2. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam tulisan ini, adalah telaah

    pustaka (library research). Yaitu dengan mengumpulkan berbagai data dari literatur-

    literatur seperti jurnal, buku, artikel, dan bahan tertulis lainnya. Serta pemberitaan dari

    media elektronik dan cetak yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas.

    Data-data yang didapat dari berbagai literatur tersebut, digunakan sebagai bahan untuk

    membantu menganalisa fenomena yang dibahas dalam penelitian. Adapun tempat yang

    menjadi sumber literatur selama pengumpulan data dilakukan yaitu Perpustakaan Pusat

    Universitas Hasanuddin di Makassar ditambah beberapa literatur dari koleksi pribadi

    penulis.

    3. Jenis Data

    Berdasarkan pembahasan yang telah ditentukan maka, jenis data yang digunakan

    dalam penelitian ini berupa data teoritis yang berhubungan dengan penelitian yang

    ditulis. Data ini diperoleh dari berbagai literatur dan hasil olahan dari berbagai sumber

    terkait. Data teoritis ini yang dianalisis untuk menjawab permasalahan yang ditentukan.

    4. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data yang digunakan dalam tulisan ini adalah teknik analisis data

    kualitatif. Dengan teknik ini, analisis ditekankan pada data kualitatif yang analisisnya

    akan diarahkan pada data non-matematis. Namun untuk data pelengkap, juga disertakan

    data kuantitatif berupa angka-angka statistik yang memiliki keterkaitan dengan obyek

    penelitian.

  • 13

    5. Metode Penulisan

    Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deduktif.

    Penulisan dimulai dengan menggambarkan permasalahan secara umum. Kemudian

    berdasarkan teori-teori dan data-data yang didapat ditarik kesimpulan yang bersifat

    khusus.

  • 14

    BAB II

    TELAAH PUSTAKA

    Untuk dapat mengantar dan menguraikan materi judul skripsi ini, maka pada

    hakekatnya penulis telah mengidentifikasi beberapa konsep dasar. Konsep-konsep ini,

    akan digunakan sebagai acuan pemikiran dan penuntun dalam penulisan skripsi ini,

    yakni konsep tentang dominasi, kompetitor, dan ekuilibrium. Berikut, penjabaran ketiga

    konsep tersebut:

    A. Konsep tentang Dominasi

    Dunia internasional sejak dahulu sampai sekarang selalu menunjukkan pola yang

    sama, dimana selalu terdapat pihak yang menguasai (superior) dan ada pihak yang

    dikuasai (inferior). Perbedaan yang terlihat hanyalah pada bentuk penerapannya. Jika

    dulu menggunakan sistem negara kolonial dan negara jajahan, maka sekarang

    menggunakan sistem negara kuat dan negara lemah, yang umumnya dikategorikan

    berdasarkan kekuatan politik, ekonomi, dan pertahanan keamanan. Negara kuat inilah

    yang dikonotasikan sebagai pihak yang memiliki dominasi terhadap negara yang

    lainnya.

    Pengertian dominasi dapat dilihat dari berbagai aspek. Secara harfiah dominasi

    diartikan sebagai penguasaan oleh pihak yang lebih kuat terhadap yang lebih lemah,

    baik di bidang politik, militer, ekonomi, perdagangan, olahraga, dan sebagainya.30

    Dalam politik, dominasi berarti sebuah paham politik untuk melakukan penaklukan atau

    penguasaan, dalam hal ini bisa melalui eksploitasi terhadap agama, ideologi,

    30

    Dominasi. (n.d.). loc. cit.

  • 15

    kebudayaan, dan wilayah, dengan maksud agar mendapatkan keuntungan secara

    ekonomi atau kekuasaan.31

    Berdasarkan pengertian di atas, istilah dominasi digunakan untuk menyatakan

    bahwa suatu pihak memiliki pengaruh yang besar atau penguasaan yang lebih besar

    terhadap sesuatu atau pihak lain, jika dibandingkan pihak yang lainnya. Dalam ilmu

    hubungan internasional, sering didapatkan pernyataan bahwa Negara A memiliki

    dominasi terhadap Negara B atau Negara A mendominasi dunia internasional dalam

    berbagai aspek. Dari kedua pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa Negara A

    memiliki pengaruh dan kekuasaan terhadap Negara B, atau Negara A menguasai

    dunia internasional dalam berbagai aspek. Penggunaan kata dominasi sering kali

    disamaartikan dengan kata hegemoni, namun harus diketahui bahwa dominasi dan

    hegemoni berbeda. Perbedaaan keduanya dapat dilihat berdasarkan pengertian dominasi

    itu sendiri.

    Menurut Bungaran Anton Simanjuntak, Guru Besar Sosiologi Universitas

    Negeri Medan, dalam Jurnal Sosiologi Budaya Etnivos, dominasi adalah:

    keadaan di mana seseorang atau sekelompok orang ingin menguasai orang lain dalam pemikiran, ide, bahkan proses kehidupan kelompok lain sehingga mereka menerima gagasan kelompok yang dominan. Kelompok dominan adalah kelompok yang merasa kuat, merasa mampu untuk mengatur dan menguasai orang lain sesuai kehendaknya melalui dominant value system yang diciptakannya.32

    Lebih lanjut, dikatakannya bahwa dominasi bisa terjadi jika terdapat perbedaan

    dalam masyarakat akibat adanya kemajemukan sosial. Secara ilmiah, terdapat

    kecenderungan keinginan dalam diri seseorang atau suatu kelompok untuk

    mendominasi orang atau kelompok lainnya. Dominasi, biasanya berdampak negatif bagi

    31 Dominasi. (2009). loc cit.

    32 Bungaran Anton Simanjuntak. (2005). Strategi Dominasi dan Keutuhan Negara Bangsa yang

    Pluralistik. Jurnal Antropologi Sosial Budaya ETNOVISI, 1.2 (10), 57-60, hal. 57. Diakses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15274/1/etv-okt2005-2.pdf, tanggal 7 Desember 2011.

  • 16

    pihak yang terdominasi, dan berdampak positif secara internal bagi pihak yang

    mendominasi. Dominasi bisa terjadi antara satu golongan yang berbeda dengan yang

    lain atau dalam satu golongan yang sama.33

    Sementara hegemoni dalam lingkup internasional, diartikan sebagai

    kepemimpinan atau kekuasaan besar yang dijalankan oleh suatu negara atas negara lain,

    dengan demikian dapat mendominasi mereka.34 Dalam teori hegemoni sebagaimana

    yang diutarakan Antonio Gramsci, dikatakan bahwa hegemoni merupakan kondisi di

    mana kelompok dominan mempertahankan dominasi mereka dengan mendapatkan

    persetujuan spontan dari kelompok bawahan, termasuk kelas pekerja, melalui

    pembangunan negosiasi konsensus politik dan ideologis yang mencakup kedua

    kelompok tersebut.35

    Berdasarkan pengertian tersebut, hegemoni merupakan proses penguasaan oleh

    kelompok dominan atas kelompok di bawahnya, yang diperoleh tanpa melalui

    kekerasan melainkan melalui persetujuan pihak yang dikuasai. Persetujuan ini diperoleh

    melalui penguasaan basis-basis pikiran, kemampuan kritis, dan kemampuan efektif

    kelompok bawahan dengan menggunakan konsensus yang mengantarkan kesadaran

    masyarakat ke dalam pola yang telah ditentukan kelompok dominan. Dalam hal ini,

    kelompok di bawah juga aktif mendukung ide-ide kelompok dominan.

    Salah satu jenis dominasi yang dirasakan orang, pada umumnya ialah dominasi

    ekonomi. Dominasi ekonomi terjadi karena satu kelompok minoritas menguasai

    lapangan ekonomi dan perdagangan dalam arti seluas-luasnya. Penguasaan yang

    dimaksud berupa penguasaan dalam proses kehidupan perekonomian, mulai dari hulu

    33

    Ibid. 34

    T.J. McKeown. (n.d.). Hegemony in International Relations. International Relations, II, hal. 1-2. Diakses dari http://www.eolss.net/Sample-Chapters/C14/E1-35-02-02.pdf, tanggal 12 Maret 2012.

    35 Monica Stillo. (n.d.). Antonio Gramsci. Diakses dari http://www.theory.org.uk/ctr-gram.htm,

    tanggal 12 Maret 2012.

  • 17

    sampai ke hilir, dari seluruh jenis komoditi yang diperdagangkan atau diproduksi.

    Kelompok dominan ini sangat berkuasa, sehingga mereka bisa mempengaruhi

    kehidupan suatu negara dengan kekuatan ekonominya. Misalnya, jika mereka

    menginginkan suatu kekacauan, mereka dapat menimbulkan stagnasi perekonomian

    nasional, dengan tidak berproduksi dan tidak menyalurkan bahan-bahan kebutuhan

    hidup, sehingga akan terjadi kekacauan perdagangan. Sama halnya jika mereka ingin

    mengacaukan bidang moneter, dengan memborong seluruh valuta asing sehingga harga

    menjadi membumbung, atau tidak mempergunakan atau menyimpan uangnya sehingga

    jumlah uang yang beredar sedikit, akibatnya pembangunan mengalami stagnasi bahkan

    negatif.36

    Dalam pembahasan mengenai dominasi, istilah dominant power akan muncul.

    Menurut The Greenwood Encyclopedia of International Relations, dominant power

    adalah status lokal, regional, atau global yang diperoleh (dimiliki) oleh suatu negara

    yang kuat, yang mana tidak memiliki lawan yang jelas dan pilihan kebijakan luar

    negerinya biasanya terus bergoyang.37 Dominant power harus dijelaskan melalui tujuan

    dan juga melalui kekuatan, pada umumnya, menarik bagi beberapa desain persatuan

    internasonal dan solidaritas.38

    Dalam sejarah dunia internasional, sejak terbentuknya negara modern, dominasi

    telah dilakukan oleh beberapa negara. Pada abad ke-19, dominasi dunia internasional

    dipegang oleh Inggris. Dalam kurun waktu tersebut, Inggris unggul dalam berbagai

    aspek mulai dari politik, ekonomi, dan militer serta menjadi pusat perhatian

    36 Bungaran Anton Simanjuntak. op. cit. hal. 58.

    37 Cathal J. Nolan. (2002). Dominant Power. The Greenwood Encyclopedia of International

    Relations A-E, 1, 445, hal. 445. 38

    Ian Clark. (2011). China and the United States: A Succession of Hegemonies?. International Affairs 87.1, 1328, hal. 18. Diakses dari http://www.chathamhouse.org/sites/default/files/public/International%20Affairs/2011/87_1clark.pdf, tanggal 24 Desember 2011.

  • 18

    internasional. Namun setelah Perang Dunia II, dominasi Inggris menurun akibat perang

    yang berkepanjangan, yang dimulai dari Perang 30 tahun di Eropa, Perang Dunia I,

    sampai Perang Dunia II. Di tengah kemunduran Inggris ini, muncullah Amerika Serikat

    sebagai pemegang dominasi baru.

    Pasca Perang Dunia II, 1945, Amerika Serikat menjadi satu-satunya negara yang

    tetap memiliki kemampuan untuk menjadi penjaga dunia. Negara-negara Eropa lainnya,

    termasuk Inggris, meski sebagai pihak pemenang perang tetap mengalami kerugian dan

    kerusakan yang besar, sehingga tidak bisa lagi memikirkan kondisi negara lain. Mereka

    hanya fokus pada pemulihan kondisi dalam negeri. Satu-satunya penantang Amerika

    Serikat pasca Perang Dunia II, adalah Uni Soviet yang menciptakan Perang Dingin

    sampai 1991. Setelah runtuhnya Uni Soviet, Amerika Serikat kembali menjadi satu-

    satunya negara superpower di dunia yang memiliki keunggulan di berbagai bidang

    kehidupan, seperti politik, ekonomi, pertahanan keamanan, finansial, dan kebudayaan.

    Keunggulan-keunggulan yang dimiliki Amerika Serikat tersebut, menyebabkan

    Amerika Serikat mendominasi segala aspek hubungan internasional.

    Besarnya dominasi Amerika Serikat dalam dunia internasional membuatnya

    sering disebut sebagai hegemon dunia. Namun pada tahun 2008, terjadi krisis finansial

    di Amerika Serikat, yang menyebabkan Amerika Serikat mengalami kemunduran dalam

    sektor perekonomian. Hal ini menjadi pemicu munculnya anggapan, bahwa dominasi

    Amerika Serikat mulai mengalami kemunduran, dengan tambahan berbagai faktor

    lainnya seperti masalah Perang di Afganistan dan Irak, serta memudarnya pengaruh

    Amerika Serikat di beberapa negara dan kawasan.

    Pada sisi lain, muncul kekuatan baru lainnya, yaitu Republik Rakyat China

    (RRC), yang dianggap mampu menyaingi dominasi Amerika Serikat selama ini.

  • 19

    Anggapan ini, didasarkan pada keberhasilan pembangunan dan kemajuan yang dicapai

    RRC. Fakta-fakta kemajuan RRC dalam dunia internasional dapat dilihat pada bidang-

    bidang ekonomi dan perdagangan, kekayaan dan industrinya, serta pembangunan

    kekuatan militernya.

    B. Konsep tentang Kompetitor

    Setiap negara memiliki kepentingan nasional yang harus dicapai melalui

    interaksi internaional. Pencapaian kepentingan inilah yang mewarnai hubungan

    antarnegara dalam interaksi internasional. Interaksi yang terjadi bisa berupa kerjasama

    ataupun kompetisi. Terjadinya kompetisi bisa disebabkan oleh adanya tujuan yang sama

    (biasanya dalam perebutan pengaruh, sumber daya, dan lainnya) ataupun adanya

    perbedaan pandangan terhadap sesuatu. Jadi, jika kompetisi atau persaingan terjadi

    antara dua negara atau lebih, maka keberadaan negara yang satu terhadap negara

    lainnya adalah sebagai kompetitor.

    Kompetitor menurut Michael Agnes dalam Websters New World College

    Dictionary, adalah orang atau sesuatu yang bisa menyamai atau melampaui orang atau

    sesuatu yang lain dalam beberapa cara. Atau, kompetitor juga dapat diartikan sebagai

    orang atau benda yang dapat menanggung perbandingan, misalnya plastik yang bersaing

    dengan berbagai bahan logam.39 Dalam konteks hubungan internasional, contoh

    kompetitor yang pernah ada, ialah keberadaan Jerman pada masa Perang Dunia bagi

    negara-negara Eropa lainnya, dan keberadaan Uni Soviet bagi Amerika Serikat pada

    masa Perang Dingin.

    Kompetitor atau biasa juga disebut pesaing, secara umum terbagi menjadi dua

    tipe. Tipe pertama, ialah pesaing destruktif, dan yang kedua, ialah pesaing konstruktif.

    39 Michael Agnes. (2002). Websters New World College Dictionary. Ohio: Wiley Publishing, hal,

    1238.

  • 20

    Tipe pesaing destruktif, lebih kepada menguatkan kekuatan untuk menghancurkan

    pengaruh dan kekuatan lawannya, dalam bisnis, dilakukan dengan menghancurkan

    pengaruh pasar lawannya. Sedangkan tipe konstruktif, lebih memilih untuk membangun

    iklim persaingan yang sehat dan saling mendukung dengan pihak lawannya. Dalam

    bisnis, pesaing (perusahaan) tipe ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah, nilai

    manfaat, nilai pemuasaan, dan nilai kecocokan yang tinggi dengan pelanggan tanpa

    melakukan strategi yang akan menurunkan profit margin perusahaannya sendiri.40

    Kompetitor biasanya diartikan sebagai orang atau pihak yang saling berlomba

    untuk memojokkan lawan.41 Namun, dengan adanya dua tipe kompetitor tersebut

    menandakan, bahwa tidak selamanya keberadaan kompetitor berdampak negatif.

    Keberadaan kompetitor bisa menjadi motivator dan tantangan bagi pihak tertentu, untuk

    menciptakan inovasi baru, agar tidak terkalahkan dari kompetitor tersebut. Seperti

    dalam bisnis, dengan adanya kompetitor, pihak-pihak yang terkait, akan berbisnis secara

    kompetitif dan bersaing secara sehat, dengan menunjukkan jati diri (image) dan karakter

    yang unik, dan unggul dibandingkan kompetitornya. Hal yang sama, juga terjadi dalam

    persaingan antarnegara dalam hubungan internasional, yang saling berkompetisi dalam

    mencapai kepentingan nasionalnya.

    Setiap kompetitor memiliki daya saing yang menjadi ukuran efisiensinya jika

    dibandingkan saingannya. Daya saing ini umumnya dilihat dari keseluruhan

    penyelenggaraan ekonomi nasional seperti tingkat produktivitas, standar hidup, dan

    rasio ekspor impor.42 Saat daya saing suatu negara mulai kuat atau mengalami

    40

    Ipan Pranashakti. (n.d.). Strategi Bisnis: Memahami Tipe Pesaing dalam Bisnis. Diakses dari http://ipan.web.id/strategi-bisnis-arti-pesaing-dalam-manajemen-bisnis-dan-strategi-bisnis/ tanggal 12 Desember 2011.

    41 Kompetitor. loc. cit.

    42 Cathal J. Nolan. (2002). Competitive. The Greenwood Encyclopedia of International Relations

    A-E, 1, 331, hal. 331.

  • 21

    peningkatan, maka negara-negara lain yang merasa akan terganggu atau terkena dampak

    dari peningkatan terebut akan mulai mengawasi pertumbuhan negara tersebut, bahkan

    terkadang melakukan langkah pembendungan.

    Kemunculan RRC sekarang ini sebagai salah satu pemain utama dalam dunia

    internasional, bisa dipandang sebagai kompetitor dominasi Amerika Serikat. Hubungan

    RRC-Amerika Serikat berbeda dengan hubungan antara Jerman dan negara-negara

    Eropa lainnya, atau hubungan Amerika Serikat-Uni Soviet, saat Perang Dingin dulu.

    Jika keberadaan Jerman atau Uni Soviet bersifat destruktif bagi negara-negara Eropa

    atau Amerika Serikat, maka keberadaan RRC sekarang, lebih bersifat konstruktif bagi

    Amerika Serikat.

    C. Konsep tentang Ekuilibrium

    Keseimbangan kekuasaan atau biasa disebut ekuilibrium, sudah tidak asing lagi

    dalam hubungan internasional. Istilah ini sudah dikenal sejak zaman kerajaan Eropa,

    pada zaman Perang Dingin sampai sekarang. Bahkan menurut Oppenheim,

    equilibrium between the members of the Family of Nations is an indispensable

    condition of the very existence of international law.43

    Keseimbangan kekuasaan merupakan hasil perkembangan alamiah dan tidak

    terhindarkan dari persaingan kekuasaan. Umur keseimbangan kekuasaan sama tuanya

    dengan sejarah politik itu sendiri, namun refleksi teoritis sistematisnya, baru dimulai

    pada abad ke-16 dan mencapai puncaknya pada abad ke-18 dan ke-19. Umumnya,

    keseimbangan kekuasaan dipahami sebagai alat pelindung dari suatu persekutuan

    43

    Ian Clark. op. cit., hal. 15.

  • 22

    bangsa-bangsa, yang mengkhawatirkan kemerdekaan mereka, melawan bangsa lainnya

    yang bermaksud mendominasi dunia.44

    Pengertian dan pemahaman tentang ekuilibrium memang mengalami perbedaan

    antara masa Kerajaan Eropa dengan masa negara modern, terutama setelah Perang

    Dingin. Penjelasan di atas, lebih merupakan pemahaman tentang ekuilibrium pada

    zaman Kerajaan Eropa sampai masa Perang Dingin. Namun, sekarang ekuilibrium

    secara sederhana, diartikan sebagai keadaan stabil dimana kekuatan saling membatalkan

    satu sama lain.45 Menurut Walter S. Jones, perimbangan kekuasaan mencakup semua

    kemampuan politik negara-negara, baik bersifat paksaan atau bujukan, yang

    mempertahankan perimbangan konflik tanpa perang.46 Walter S. Jones juga

    mengatakan bahwa, dalam hubungan internasional, kekuasaan selalu ada, sehingga

    tujuan suatu keseimbangan bukan untuk menghapuskan kekuasaan tetapi untuk

    mengawasi dan mengaturnya bagi tujuan-tujuan perdamaian.47 Sedangkan menurut

    Hans J. Morgenthau dalam Politik Antarbangsa, ekuilibrium adalah:

    Stabilitas di dalam suatu sistem yang terdiri atas beberapa kekuatan yang otonom. Apabila ekuilibriumnya terganggu oleh kekuatan luar maupun oleh perubahan pada salah satu dari unsur-unsur penyusun sistem, maka sistem tersebut cenderung mengembalikan kepada sistem semula atau mencapai ekuilibrium yang baru.48

    Tujuan dari semua ekuilibrium, ialah mempertahankan stabilitas sistemnya tanpa

    keanekaragaman unsur-unsur susunannya. Seandainya tujuannya hanya berupa

    terciptanya stabilitas saja, hal itu dapat tercapai dengan membiarkan salah satu unsur

    menghancurkan atau menundukkan unsur-unsur lainnya, dan mengambil tempat

    mereka. Akan tetapi, karena aspirasinya berupa kestabilan, sekaligus pelestarian semua

    44

    Hans J. Morgenthau dan Kenneth W. Thompson. op. cit., hal. 220. 45

    Equilibrium. loc. cit. 46

    Walter S. Jones. loc. cit. 47

    Ibid., hal. 38. 48

    Hans J. Morgenthau dan Kenneth W. Thompson. loc. cit., hal. 200.

  • 23

    unsur sistem, maka ekuilibrium harus diarahkan untuk mencegah unsur yang mana pun

    mengungguli yang lainnya. Sarana yang digunakan untuk mempertahankan ekuilibrium,

    ialah membiarkan unsur-unsur yang berbeda itu mengikuti berbagai kecenderungan

    mereka yang saling bertentangan, sampai pada titik, di mana kecenderungan satu unsur

    tidak lagi kuat untuk mengatasi kecenderungan unsur-unsur lainnya, namun, masih

    cukup kuat untuk mencegah yang lain-lainnya mengatasi kecenderungan sendiri.49

    Ada berbagai cara melakukan ekuilibrium atau keseimbangan kekuasaan yang

    pernah dilakukan dalam sejarah hubungan internasional, yaitu sebagai berikut:50

    1. Memecah belah untuk menguasai. Cara ini digunakan oleh bangsa-bangsa agar

    saingan-saingan mereka menjadi terpecah-belah atau membiarkan mereka tetap

    terpecah-belah. Contohnya, politik Perancis terhadap Jerman dan politik Uni

    Soviet terhadap wilayah Eropa lainnya.

    2. Kompensasi-kompesansi. Pada abad ke-18 dan ke-19 kompensasi yang bersifat

    teritorial merupakan alat yang lazim untuk mempertahankan keseimbangan

    kekuasaan yang telah atau akan terganggu oleh adanya perolehan wilayah dari

    salah satu bangsa. Contohnya, dapat dilihat pada Perjanjian Utrecht pada tahun

    1713, yang mengakhiri Perang Pewarisan Takhta Spanyol untuk pertama kali,

    mengakui dengan jelas prinsip keseimbangan kekuasaan dengan cara pemberian

    kompensasi teritorial. Perjanjian tersebut mengatur pembagian sebagian besar

    wilayah yang dikuasai oleh Spanyol, Eropa, dan wilayah jajahannya, antara

    bangsa Hapsburg dan bangsa Bourbon ad conservanduni in Europa

    equilibrium, sebagaimana tercantum dalam perjanjian. Contoh lainnya dapat

    dilihat dalam pembagian Afrika ke dalam distribusi wilayah jajahan dan

    49

    Ibid., 201. 50

    Ibid., hal. 211-214.

  • 24

    penentuan batas-batas lingkungan pengaruh wilayah jajahan dan wilayah semi

    jajahan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

    3. Persenjataan-persenjataan. Perlombaan senjata di mana bangsa A mencoba

    mengimbangi, dan selanjutnya mengungguli persenjataan bangsa B, dan

    sebaliknya, merupakan peralatan khas yang tidak stabil dari keseimbangan

    kekuasaan yang dinamis. Contohnya pada situasi sebelum Perang Dunia I, dengan

    adanya persaingan angkatan laut antara Jerman dan Inggris Raya dan persaingan

    tentara antara Perancis dan Jerman.

    4. Persekutuan-persekutuan. Menurut sejarah, manifestasi keseimbangan kekuasaan

    yang paling penting tidak terdapat dalam ekuilibrium dari dua bangsa yang

    terisolasi melainkan dalam hubungan-hubungan antara satu bangsa atau

    persekutuan bangsa dengan persekutuan bangsa lainnya. Persekutuan merupakan

    fungsi yang perlu dalam keseimbangan kekuasaan yang berlaku dalam suatu

    sistem banyak negara. Namun, suatu bangsa akan menjauhi persekutuan jika

    berkeyakinan cukup kuat dengan bertahan sendiri tanpa bantuan atau

    berkeyakinan bahwa beban kewajiban-kewajiban persekutuan boleh jadi akan

    melampaui keuntungan-keuntungan yang diharapkan.

    Dalam ekuilibrium gaya lama, khususnya dalam perlombaan senjata, setiap

    pihak mengembangkan persenjataannya masing-masing untuk mengimbangi atau

    mencapai superioritas terhadap pihak lain. Namun, dalam ekuilibrium gaya baru, jika

    satu pihak mengembangkan persenjataannya, maka pihak lain berusaha untuk tidak

    menyeimbangkan dengan meningkatkan persenjataannya juga, tetapi membatasi dan

  • 25

    mencegah berkembangnya persenjataan pihak tersebut, dan pada saat yang sama

    menurunkan kemampuan militernya sendiri.51

    Keberadaan RRC sebagai penyeimbang Amerika Serikat dalam dunia

    internasional, membuat suatu ekulibrium baru. Keseimbangan kekuasaan antara RRC

    dan Amerika Serikat merupakan ekuilibrium gaya baru, yang lebih bersifat saling

    mengontrol dibandingkan konflik terang-terangan di antara keduanya, seperti yang

    terjadi pada ekulibrium sebelumnya. Keduanya tidak saling menjatuhkan dan

    menyerang secara langsung melainkan saling mengontrol, sehingga tidak ada yang

    bertindak semaunya.

    51

    Samuel P. Huntington. (2005). Benturan Peradaban. Dalam A. Zaim Rofiqi (ed.), Amerika dan Dunia: Memperdebatkan Bentuk Baru Politk Internasional (hal. 53-86), Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, hal. 84.

  • 26

    BAB III

    GAMBARAN UMUM TENTANG REPUBLIK RAKYAT CHINA

    DAN DOMINASI AMERIKA SERIKAT

    A. Republik Rakyat China (RRC)

    1. Perkembangan dan Strategi Pembangunan RRC

    Sebelum tahun 1978, RRC tidak lebih dari sebuah negara berkembang dengan

    segala permasalahannya. Bahkan sering dikatakan sebagai negara paria dalam hal

    perekonomian. Namun, keadaan RRC berubah sejak tahun 1978 dengan dilakukannya

    reformasi perekonomian, yang dicetuskan oleh salah satu pemimpin RRC, Deng

    Xiaoping. Pada bulan Mei 1978, Deng Xiaoping mengambil langkah pertama dan

    penting dalam transformasi RRC menuju modernitas dan menjadi suatu negara yang

    kuat, yaitu dengan menyerukan kepada rakyatnya bahwa kita perlu menjalankan

    emansipasi besar dalam pikiran kita.52

    Emansipasi pikiran yang diserukan Deng Xiaoping, menjadi titik awal

    perubahan pola pikir masyarakat RRC untuk berpikir bagi mereka sendiri, dan membuat

    keputusannya sendiri. Sebelumnya, masyarakat RRC dipengaruhi oleh pemikiran yang

    mementingkan dan bergantung pada kelompok, yang selalu ditanamkam pemimpim

    sebelumnya, Mao Zedong, dan terkungkung dalam satu pola yang diciptakannya.

    Emansipasi pikiran inilah yang memicu masyarakat untuk berkreatifitas dan membuat

    inovasi-inovasi baru dalam berbagai bidang, yang berperan dalam pembangunan RRC.

    Selain menyerukan emansipasi pikiran, Deng Xiaoping juga mengajukan empat

    program modernisasi dalam reformasi perekonomian RRC. Empat modernisasi tersebut

    meliputi modernisasi bidang Pertanian, Pertahanan, Industri, dan Ilmu pengetahuan dan

    52

    John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 1.

  • 27

    Teknologi. Program modernisasi ini, dimulai pada moderniasai bidang pertanian. Jika

    pada masa pemerintahan Mao Zedong, khusunya pada saat Lompatan Jauh ke Depan

    pemerintah mengontrol ketat politik, produksi, dan pemerintahan setempat, maka pada

    masa Deng Xiaoping pemerintah memberi kebebasan kepada para petani. Pemerintah

    memperkenalkan usaha-usaha pertanian baru berupa Sistem Tanggung Jawab

    (Zerenzhi), di mana, setiap keluarga petani tidak lagi bekerja bersama dalam sebuah

    komune, melainkan melakukan perjanjian dengan pemerintah administratif untuk

    mengerjakan sebidang tanah dan mendapatkan keuntungan langsung. Para petani juga

    dipercayakan untuk memegang areal pertanian secara pribadi, sehingga setiap keluarga

    petani bisa mengolah sendiri tanahnya, dan mengambil keputusan masing-masing.

    Dengan sistem ini, terlihat bahwa kebijakan kolektivitasasi yang diterapkan Mao

    Zedong sudah ditinggalkan.53

    Kebijakan yang diambil Deng Xiaoping ini mendapat pro dan kontra, dalam

    tubuh Partai Komunis China (PKC), yang menganggap Deng Xiaoping kapitalis.

    Pemikiran Deng Xiaoping memang bertentangan dengan pemikiran Mao Zedong, dan

    pengikutnya yang ingin menjalankan Marxisme Ortodoks dan melarang ekonomi

    pasar.54 Namun, Deng Xiaoping tetap menjalankan kebijakan tersebut dengan teori

    kucingnya, yang berbunyi, tidak peduli apakah kucing itu hitam atau putih, yang

    penting dia dapat menangkap tikus. Maksudnya, perdebatan bukan pada apakah

    komunisme atau kapitalisme yang terbaik bagi RRC, yang penting adalah mana yang

    efektif dan mana yang tidak, bagi bangsa itu untuk meraih potensi pada masa depan.55

    Berdasarkan hal ini, para pengambil kebijakan RRC di bawah kepemimpinan Deng

    53

    A. Zaenurrofik. (2008). China Naga Raksasa Asia: Rahasia Sukses China Menguasai Dunia. Jogjakarta: Garasi, hal. 127-128.

    54 Ibid., hal. 126.

    55 John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. xviii.

  • 28

    Xiaoping, tidak boleh lagi berkutat pada ideologi komunis, tetapi pada pengembangan

    ekonomi.

    Sejak tahun 1979, fokus utama pemerintah RRC adalah pembangunan ekonomi.

    Melalui modernisai pendidikan, ratusan ribu warga RRC dikirim ke Amerika Serikat

    dan Eropa untuk belajar fondasi perekonomian pasar. Selain itu, RRC juga memutuskan

    meliberalisasi sektor keuangan dengan memanfaatkan kehadiran bank. Pemerintah juga

    melakukan desentralisasi wewenang terhadap pemerintah lokal untuk mengembangkan

    perekonomian setempat.56

    Liberalisai ekonomi lainnya yang ditempuh oleh pemerintah ialah

    dihapuskannya monopoli negara, yang diumumkan pada 1 Januari 1985. Sejak

    dihapuskannya monopoli negara, BUMN atau perusahaan milik negara, bukan lagi satu-

    satunya pelaku ekonomi. Badan usaha milik swasta sudah diizinkan beroperasi dan

    RRC sudah terbuka bagi modal asing. Kebijakan pintu terbuka ini, membuat beberapa

    kota dikembangkan menjadi zona ekonomi khusus. RRC telah mendirikan lebih dari

    2.000 zona ekonomi khusus, di mana hukum investasi diliberalisasi untuk menarik

    modal asing.57

    Zona ekonomi khusus RRC, terbagi menjadi Zona Pengembangan Perdagangan

    Bebas (FTZ), Zona Pengembangan Industri Berteknologi Tinggi (HIDZ), Zona

    Kerjasama Ekonomi (BECZ), Zona Pemrosesan Ekspor (EPZ), dan beberapa kota yang

    disediakan untuk lokasi resort wisata dan liburan. Bagi investor yang berasal dari

    Taiwan, dipersiapkan empat kota atau wilayah yang berada di dekat seberang Taiwan

    yaitu Fuzhou, Jimei, Xinlin, dan Haicang, yang hanya diperuntukkan bagi investasi

    Taiwan. Semua lokasi ini sudah diatur untuk memberikan pelayanan dan fasilitas

    56

    Ibid., hal. xvii-xviii. 57

    A. Zaenurrofik. op. cit., hal. 128-129 dan 160.

  • 29

    lengkap untuk memenuhi kebutuhan para investor, mulai dari infrastruktur, sistem

    keamanan, sampai pada pelayanan administrasi di bawah satu atap.58

    Modal asing diperlukan untuk membantu pertumbuhan ekonomi RRC. Melalui

    modal asing, RRC mampu memperbanyak kegiatan produksi dan menyerap tenaga kerja

    yang banyak. Selain itu, juga menguntungkan dengan terjadinya alih dan transfer

    teknologi. Sehingga, tenaga produksi masyarakat serta kreativitas yang ada menjadi

    terpacu, akhirnya pertumbuhan ekonomi pun menjadi semakin meningkat.59 RRC

    memanfaatkan modal asing dalam tiga kategori utama, yaitu: pinjaman luar negeri,

    kredit ekspor, dan penerbitan obligasi luar negeri; penanaman modal langsung termasuk

    perusahaan patungan China-asing, penanaman modal asing 100%, dan proyek

    pembangunan yang dimiliki bersama oleh China-asing; dan Leasing internasional,

    perdagangan kompensasi, pemrosesan dan perakitan, penerbitan saham di luar negeri.60

    Pelaksanaan mekanisme pasar dalam perekonomian RRC semakin gencar setelah

    masuknya RRC ke dalam WTO pada tahun 2001.

    Selain sektor ekonomi, sektor sosial khususnya pendidikan juga mengalami

    perbaikan. RRC mewajibkan semua masyarakat mendapatkan pendidikan dasar

    sembilan tahun dan semua desa sudah harus menjalankannya pada tahun 2006.

    Pendidikan tinggi juga diperbaiki, jumlah murid yang memasuki pendidikan tinggi naik

    3,5 kali pada 2003, dengan penekanan lebih kuat pada pendidikan teknik. Dengan

    meningkatnya pendidikan, kualitas pekerja juga naik. Pekerja yang masuk pasar tiga

    58

    Simon Siragih. (2006). Pelayanan, Infrastruktur, dan Pekerja China Sangat Istimewa. Dalam Bagus Dharmawan (ed.). Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi (hal. 16-22). Jakarta: Kompas, hal. 16-17.

    59 A. Zaenurrofik. op. cit., hal. 130.

    60 John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 71.

  • 30

    kali lebih banyak dari yang mulai memasuki sekolah. Hasilnya, upah pekerja membaik

    karena kegiatan ekonomi makin membesar dengan pendidikan lebih baik.61

    Deng Xiaoping pernah mengatakan bahwa menjadi kaya adalah mulia, hal ini

    menandakan bahwa RRC mulai meninggalkan paham komunisme. Namun, perlu dicatat

    bahwa hal ini hanya berlaku dalam kehidupan ekonominya. Dalam kehidupan politik

    RRC tidak melepaskan simbol-simbol komunisme karena tetap menganggap sistem

    terkendali terpusat oleh negara merupakan cara yang paling efektif untuk

    mengendalikan keamanan dan ketertiban di RRC.62 Emansipasi pikiran memang

    membolehkan masyarakat berpikir sendiri dan menciptakan sasaran-sasaran pribadi

    yang memajukan masyarakat. Namun, sasaran-sasaran itu harus sejalan dengan tujuan

    besar yang dibingkai oleh PKC yaitu mengurangi kemiskinan dan memerangi

    keterbelakangan.63 Pemahaman ini, diteruskan oleh para pemimpin RRC selanjutnya.

    Masih dominannya PKC dalam perpolitikan RRC memiliki keunggulan yang

    menguntungkan bagi pembangunan RRC. Salah satunya, kemampuannya menciptakan

    stabilitas dalam negeri. Stabilitas menjadi kata kunci yang menjamin kelangsungan

    kemajuan RRC selama ini. Dalam China Daily, dikemukakan bahwa kemajuan yang

    dicapai RRC dalam 30 tahun terakhir, berkat keberhasilan pemerintah menjaga

    stabilitas. Selain membuat seluruh program ekonomi pemerintah bisa dilaksanakan

    dengan baik, stabilitas politik yang kuat juga membuat investasi asing berbondong-

    bondong mengalir ke RRC.64

    61

    Simon Siragih. (2006). China Jadi Pasar Mobil Terbesar di Dunia. Dalam Bagus Dharmawan (ed.). Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi (hal. 63-78). Jakarta: Kompas, hal. 75.

    62 James Luhulima. (2006). Sistem Kendali Terpusat, Dasar Kemajuan Chins. Dalam Bagus

    Dharmawan (ed.). Cermin dari China: Geliat Sang Naga di Era Globalisasi (hal. 3-9). Jakarta: Kompas, hal. 4.

    63 John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 63.

    64 James Luhulima. op. cit., hal. 4-5.

  • 31

    Dalam merancang pembangunan negaranya, pemerintah RRC menjalankan

    konsep biarkan beberapa kota kaya terlebih dulu.65 Hal ini tercermin dari

    pengembangan wilayah timur, yang berupa wilayah pesisir, terlebih dahulu pada awal

    reformasi dengan pembentukan zona ekonomi khusus. Reformasi ini didasarkan pada

    pendekatan selangkah demi selangkah, sepotong-sepotong, dan coba-coba. Jika suatu

    kebijakan berjalan lancar maka akan diperluas ke daerah lain, namun jika gagal akan

    dihentikan.

    RRC dengan luas total 9.596.961 km persegi terdiri dari tiga kawasan, barat,

    sentral, dan timur. Kawasan barat terdiri dari 12 provinsi atau berupa kota besar dan

    kawasan otonom, kawasan sentral terdiri dari 6 provinsi atau kawasan otonom, dan

    kawasan timur terdiri dari 11 provinsi atau kota besar dan kawasan otonom.66 Setelah

    keberhasilan pembangunan kawasan timur, pemerintah mulai mencanangkan

    pembangunan di kawasan sentral dan barat.

    Beberapa tahun ke belakang, pemerintah pusat telah menjalankan kebijakan

    untuk membangun kawasan sentral dan barat. Dimulai pada tahun 1999, saat presiden

    Jiang Zemin dan Perdana Menteri Zhu Rongji, membuka kawasan barat atau yang

    disebut xibu dakaifa, untuk memperkecil ketimpangan sosial dan ekonomi dari

    kawasan timur.67 Pembangunan dilakukan dalam beberapa langkah. Pertama,

    pembangunan fisik dan transfer industri pengolahan sumber daya alam dan industri

    padat karya. Kedua, penyesuaian tingkat harga hingga mampu membangun kemandirian

    kawasan. Ketiga, memberikan kemudahan lalu lintas keuangan dari dan ke kawasan

    timur. Keempat, mengakselerasi langkah reformasi kawasan dengan memperkuat

    65

    John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 89. 66

    Bob Widyahartono. (2010). China: Nasionalisme di Balik Visi Pembangunan. Kompas, 27 September, hal. 11.

    67 Agoeng Wijaya. (2012, 29 Januari). China: Bangkitnya Sang Naga. Tempo, 23, 50-64, hal. 53.

  • 32

    dukungan ke daerah-daerah miskin dan memperkuat kemitraan di antara ketiga

    kawasan. Selain pembangunan fisik, peningkatan dan pemerataan pendidikan, serta

    pengembangan ilmu dan teknologi di kawasan barat dan sentral juga dilakukan untuk

    menopang rencana pembangunan yang ada. Untuk mengatasi kesenjangan

    antarkawasan, pemerintah memiliki Road Map pembangunan yang terbagi dalam tiga

    tahap, 2000-2010, 2011-2030, dan 2031-2050.68 Salah satu keberhasilan pemerintah

    dalam membangun kawasan tertinggal terlihat dari kemajuan provinsi Chongqing, yang

    yang sudah setara dengan Hongkong.69

    Pada masa pemerintahan Presiden Hu Jintao dan Perdana Menteri Wen Jiabao,

    pemerintah RRC lebih diminta untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi

    yang cepat, tetapi bermutu dan efisien. Dalam rapat paripurna tahunan pada tahun 2005,

    dihasilkan bule print ekonomi RRC untuk tahun 2006-2010, yang memfokuskan

    pemerintah untuk membangun masyarakat yang lebih harmonis dan keadilan yang

    merata. Termasuk pengentasan kemiskinan dan penanganan masalah sosial lainnya.70

    Dalam bidang pertahanan, modernisasi dilakukan untuk meningkatkan kualitas

    pertahanan RRC, dan mengurangi ketergantungan RRC pada negara lain. Modernisasi

    ini, dilakukan dengan menyesuaikan diri dengan trend baru dalam perkembangan dunia

    militer, namun tetap dengan karakteristik China. Angkatan militer RRC, Peoples

    Liberation Army (PLA), mengadopsi strategi untuk memperkuat militer melalui ilmu

    pengetahuan dan teknologi. PLA secara bertahap menggeser fokusnya dari kuantitas

    dan skala ke kualitas dan efisiensi, dari tenaga kerja-intensif ke model padat teknologi.

    Hal ini, ditetapkan dalam strategi pembangunan tiga langkah dan mengadopsi

    68

    Bob Widyahartono. loc. cit. 69

    Agoeng Wijaya. op. cit., hal. 52-55. 70

    China Buat Cetak Biru Ekonomi 2010. (2005). Republika, 8 Oktober, hal. 12.

  • 33

    pendekatan langkah-perubahan yang membutuhkan mekanisasi sebagai dasar dan

    informanisasi sebagai fokus.71

    Pergeseran fokus PLA tersebut membuat pemerintah RRC berencana untuk

    mengurangi kekuatan personil militernya, khususnya pada angkatan darat. Sehingga,

    pembangunan militer akan lebih difokuskan pada peningkatan kualitas personil dan

    peningkatan teknologi persenjataan.72 Seiring pengurangan personil angkatan darat,

    pusat perhatian militer RRC lebih ditujukan untuk peningkatan kemampuan angkatan

    laut dan udara. Untuk menjaga kepentingan strategis RRC di luar negeri, pemerintah

    RRC ingin membentuk kekuatan angkatan laut biru, yaitu angkatan laut yang mampu

    beroperasi jauh ke tengah samudera. Hal ini, dikarenakan pemerintah RRC menyadari

    bahwa, ancaman dari dalam sudah tidak ada, ancaman yang dihadapi RRC sekarang

    adalah ancaman dari luar, terkait sengketa Laut Kuning, Laut China Timur, dan Laut

    China Selatan.73

    Untuk membentuk personil angkatan bersenjatanya, RRC memiliki beberapa

    institusi tempat para tentaranya meningkatkan kualitasnya. Institusi tersebut ialah

    Akademi Ilmu Militer (Academy Military Science-AMS), Universitas Pertahanan

    Nasional (National Defense University-NDU), dan Universitas Nasional Teknologi

    Pertahanan (National University of Defense Technology).74 Melalui pemberlakuan

    Implementation Measures for Military High-Level Personnel Project in Scientific and

    Technological Innovation, setiap dua tahun PLA memilih 200 ilmuwan terkemuka dan

    orang berbakat dengan kinerja tinggi dari berbagai disiplin ilmu untuk menjalani

    71 International Office of the State Council The Peoples Republic of China. (2010). Chinas

    National Defense in 2010. Beijing: Foreign Languages Press, hal. 14. 72

    Dahono Fitrianto. (2011). Membaca Ambisi China di Lautan. Kompas, 2 Januari, hal. 10. 73

    China Menolak Eksistensi Permanen. (2012). Kompas, 7 Maret, hal 10. 74

    Athiqah Nur Alami. (2005). Respons China terhadap Kebijakan Pertahanan Australia. Dalam Tri Nuke Pudjiastuti (Ed.). Kebijakan Pertahanan Australia 2000-2005 dan Respons Negara-Negara Asia Timur dan Selandia Baru (hal. 139-173). Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, hal. 148.

  • 34

    pelatihan khusus. Hal ini, dilakukan dalam rangka meningkatkan bakat inovasi para

    personil PLA dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.75

    Konsep keamanan RRC pada awal berdirinya masih bersifat tradisional. Konsep

    keamanan hanya meliputi kedaulatan nasional dan integritas wilayah. Oleh karena itu,

    strategi keamanan yang diterapkan hanya berupa penggunaan militer dan diplomasi

    untuk mempertahankan kedaulatan dan kepentingan integritas wilayah. Seiring

    perubahan dalam dunia internasional, konsep keamanan RRC juga mengalami

    perubahan dan perkembangan untuk menyesuaikan diri. Kondisi keamanan

    internasional sekarang sangat kompleks, untuk menghadapinya RRC memegang teguh

    prinsip perdamaian, pembangunan, dan kerjasama antarnegara. Konsep keamanan RRC

    meliputi seluruh konsep keamanan, keamanan politik, ekonomi, militer, sosial, dan

    keamanan informasi. RRC juga memperkenalkan konsep keamanan barunya yang

    berdasarkan kepercayaan dan ikatan kepentingan bersama, kesetaraan, kerjasama, dan

    win-win.76

    Kebijakan pertahanan nasional RRC bersifat pertahanan aktif dan pembangunan

    untuk tujuan damai. Sehingga RRC tidak akan mencoba menjalankan hegemoni atau

    melakukan ekspansi bagaimanapun tingginya pertumbuhan ekonominya. RRC

    menjalankan strategi attacking only after being attacked, maksudnya, RRC hanya

    akan menggunakan kekuatan nuklirnya sebagai tanggapan atas serangan nuklir

    terhadapnya. Berdasarkan strategi ini, RRC memiliki dua komitmen yaitu, RRC tidak

    akan pernah menggunakan senjata nuklir pertama terhadap setiap negara nuklir lainnya,

    dan RRC tidak akan pernah menggunakan atau mengancam untuk menggunakan senjata

    nuklir terhadap setiap negara non-senjata nuklir atau terhadap zona bebas senjata

    75

    International Office of the State Council The Peoples Republic of China. op. cit. hal. 24. 76

    Ibid., hal. 7.

  • 35

    nuklir.77 Berdasarkan Konstitusi RRC, angkatan bersenjata berkewajiban melawan

    segala bentuk agresi asing, mempertahankan daratan RRC, dan melindungi keseluruhan

    stabilitas sosial dan menjaga rakyat RRC, serta terlibat dalam pembangunan nasional.78

    Keberhasilan reformasi ekonomi tahap awal yang diraih RRC, memantapkan

    RRC untuk melangkah maju, dan meraih capaian yang lebih besar. Hal ini tertuang

    dalam Road Map pembangunan ekonomi RRC yang memperlihatkan rencana capaian

    RRC pada masa depan, yaitu tahun 2000-2010 merupakan tahap pemulihan, tahun

    2011-2030 RRC akan setara dengan Eropa, dan tahun 2031-2050 RRC akan setara

    dengan Amerika Serikat.79 Untuk mencapai rencana pembangunan ini, RRC

    menuangkannya ke dalam Rencana Pembangunan Lima Tahunannya (Repelita).

    Semenjak 1978, pemerintah RRC telah menjalankan 7 Repelita dan sekarang

    telah masuk Repelita ke-8 (Repelita ke-12 jika dihitung dari sebelum reformasi).

    Repelita-Repelita ini yang menjadi panduan pemerintah RRC dalam menjalankan

    negaranya hingga bisa menjadi seperti sekarang. Tidak seperti kebanyakan negara

    berkembang lainnya, RRC termasuk yang menjalankan Repelita-Repelitanya dengan

    baik, bahkan sering melampaui target. Seperti yang terlihat pada Repelita tahun 2001-

    2005, di dalamnya direncanakan akan meraih pertumbuhan ekonomi rata-rata sekitar

    7%,80 kenyataannya pada tahun tersebut, pertumbuhan ekonomi rata-rata RRC

    mencapai sekitar 9%.81

    77

    United States of America Department of Defense . (2011). Military and Security Developments Involving the Peoples Republic of China. Annual Report to Congress 2011, hal. 34. Diakses dari http://www.defense.gov/pubs/pdfs/2011_cmpr_final.pdf, tanggal 15 Februari 2012.

    78 International Office of the State Council The Peoples Republic of China. op. cit., hal. 8-9.

    79 Bob Widyahartono. loc. cit.

    80 Letian Pan (ed.). (2006). The 10th Five-Year Plan (2001-2005). Dikases dari

    http://english.gov.cn/2006-04/05/content_245624.htm, tanggal 3 maret 2012. 81

    World Bank. (2011). GDP per capita growth (annual%). Diakses dari, http://search.worldbank.org/quickview?view_url=http%3A%2F%2Fdatabanksearch.worldbank.org%2FDataSearch%2FLoadReport.aspx%3Fdb%3D2%26cntrycode%3D%26sercode%3DNY.GDP.PCAP.KD.ZG%26yrcode%3D, tanggal 15 Februari 2012.

  • 36

    Dalam mencapai tujuan dari repelita-repelitanya, RRC menjalankan berbagai

    strategi, baik dalam ekonomi, politik, maupun militer untuk memaksimalkan potensi

    yang dimilikinya. Strategi yang dilakukan RRC selama ini bisa dibagi dalam strategi

    yang berlaku di dalam negeri dan strategi yang diberlakukan di luar negeri. Berdasarkan

    penjelasan sebelumnya, strategi yang dilakukan RRC dalam negeri berupa pembukaan

    diri terhadap dunia luar, mengubah sistem ekonomi dari ekonomi terpusat ke ekonomi

    pasar, pembangunan infrastuktur (transportasi, komunikasi, dan sarana prasarana

    lainnya), pembenahan birokrasi pemerintah, perbaikan kualitas sumber daya manusia,

    menggunakan inovasi negara lain kemudian dikembangkan berdasarkan karakteristik

    sendiri (transfer teknologi), modernisasi militer. Adapun strategi yang dilakukan dalam

    hubungan luar negerinya berupa melakukan politik dumping, pelemahan nilai tukar

    yuan sehingga produknya bisa bersaing di perdagangan internasional (negara Barat

    menyebutnya manipulasi kurs), diplomasi perdagangan, menjalin hubungan baik

    dengan negara berkembang dengan tetap menganggap diri negara berkembang,

    memberikan bantuan tanpa syarat yang memberatkan kepada negara-negara

    berkembang lainnya.

    2. Keunggulan-Keunggulan RRC

    Keberhasilan pelaksanaan reformasi ekonomi RRC sejak tahun 1978 sampai

    sekarang telah menunjukkan banyak capaian-capaian. Capaian-capaian tersebut tidak

    hanya pada bidang ekonomi, tetapi juga pada bidang lainnya, seperti politik, militer, dan

    industri-teknologi. Capaian yang diraih RRC tidak hanya memberikan keunggulan

    dalam taraf domestik, tetapi juga dalam taraf internasional, yang telah berhasil

    mengangkat RRC menjadi salah satu negara yang disegani dalam percaturan

    internasional.

  • 37

    2.1. Politik Internasional

    Melalui keberhasilannya dalam bidang ekonomi serta terciptanya kestabilan

    dalam negeri, posisi politik RRC dalam dunia internasional juga meningkat.

    Keunggulan RRC dalam politik internasional dapat dilihat dari perannya di PBB,

    khususnya di Dewan Keamanan PBB. Sejak menggantikan Republik China (Taiwan) di

    PBB pada tahun 1971,82 RRC resmi menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB

    dengan kepemilikan hak veto.

    Dari tahun 1971 sampai sekarang RRC hanya memakai hak vetonya delapan

    kali. RRC lebih sering memilih absten jika dihadapkan dengan pengambilan kebijakan

    yang bisa mengganggu hubungannya dengan negara lain. Namun, seiring dengan

    menguatnya posisi RRC melalui perkembangan ekonominya, RRC mulai berani

    menggunakan hak vetonya meski harus menentang Amerika Serikat. Dalam lima tahun

    terakhir, RRC telah memveto empat draft resolusi yang diajukan Dewan Keamanan,

    sebelumnya RRC juga mengeluarkan empat kali veto dari tahun 1971-2006 (35

    tahun).83

    Veto pertama RRC dikeluarkan pada tanggal 25 Agustus 1972, terkait

    permohonan keanggotaan Banglades di PBB. Veto kedua dikeluarkan pada tanggal 10

    September 1972 bersama dengan Rusia, terkait pelanggaran gencatan senjata 1967 di

    Timur Tengah. Pada tahun 1997, RRC juga memveto draft resolusi mengenai otoritas

    155 peneliti di Guatemala. Tahun 1999, veto RRC terkait perpanjangan UNPREDEP di

    Republik Makedonia. Veto ke-5 RRC pada tahun 2007 terkait kritik atas pelanggaran

    HAM Myanmar. Veto selanjutnya bersama Rusia pada tahun 2008 mengenai sanksi

    82

    China and the United Nations. (2012). Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/United_Nations_Security_Council_veto_power, tanggal 21 Februari 2012.

    83 China and the United Nations. loc. cit.

  • 38

    terhadap pemerintah Zimbabwe atas kekerasan terhadap warga sipil dan oposisinya.84

    Pemakian hak veto RRC terbaru terkait kondisi Suriah, bersama dengan Rusia pada

    tahun 2011 RRC memveto pemberian sanksi terhadap Suriah85 dan pada Februari baru-

    baru ini kembali memveto draft resolusi yang berisi pelaksanaan intervensi militer di

    Suriah.86

    Pada tanggal 5 Oktober 2011 lalu, RRC bersama Rusia memveto draft resolusi

    yang diajukan ke Dewan Keamanan PBB oleh Perancis, Inggris, Jerman, dan Portugal.

    Draft resolusi tersebut berisi sanksi dan ultimatum terhadap Suriah agar menghentikan

    aksi kekerasan terhadap gerakan reformasi, yang menginginkan lengsernya Presiden

    Bashar al-Assad. Alasan RRC dan Rusia melakukan veto tersebut ialah karena resolusi

    tersebut dinilai bersifat konfrontasional dan hanya akan menjadi pintu masuk intervensi

    asing ke Suriah. Kedua negara ini, khawatir Suriah akan bernasib sama dengan Libya.87

    Meskipun begitu, bila dilihat dari pandangan lain, dari keempat veto ini nampak

    bahwa RRC menggunakan kekuatan yang dimikilinya yaitu hak veto, untuk membantu

    negara-negara tersebut. Karena jika ditelusuri, RRC memiliki kepenting pada negara-

    negara tersebut, selain untuk mendapatkan suplai minyak juga untuk menarik simpati

    mereka. Hal ini, menunjukkan bahwa RRC sudah berani menentukan posisinya bahkan

    terkesan berani berhadapan dengan Amerika Serikat jika memang menyangkut dengan

    kepentingan nasionalnya.

    Dari penggunaan hak veto yang berlawanan dengan keinginan Amerika Serikat

    ini, RRC menempatkan diri sebagai kekuatan penyeimbang Amerika Serikat dalam

    84

    Subjects of UN Security Council Vetoes. (2009). Diakses dari http://www.globalpolicy.org/component/content/article/102/40069.html, tanggal 21 Februari 2012.

    85 AS Marah, Cina-Rusia Veto Resolusi PBB. (2011). Diakses dari

    http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=9129:as-marah-cina-rusia-veto-resolusi-pbb&catid=3:luar-negeri&Itemid=79, tanggal 10 Desember 2011.

    86 Veto Rusia dan China. (2012). Kompas, 6 Februari, hal. 6.

    87 AS Marah, Cina-Rusia Veto Resolusi PBB. loc. cit.

  • 39

    PBB. Tidak seperti negara pemegang hak veto lain yang hampir selalu setuju dengan

    keputusan Amerika Serikat, kecuali Rusia. Berdasarkan kenyataan tersebut, tidak heran

    jika ada anggapan, bahwa RRC bisa menjadi penyeimbang dominasi Amerika Serikat,

    karena RRC-lah yang bisa diharapakan untuk menyeimbangi tingkah unipolaritas yang

    sering ditunjukkan Amerika Serikat.

    Keunggulan RRC dalam perpolitikan internasional juga dilihat dari keterlibatan

    dan pengaruhnya dalam berbagai organisasi dan forum internasional. Setelah

    menjalankan open door policy, RRC aktif terlibat dalam dunia internasional. Sekarang

    ini, RRC bergabung dalam berbagai organisasi baik bersifat regional maupun global

    seperti, PBB dan organisasi di bawahnya, G-20, ASEAN+3, Shanghai Coorporation

    Organization (SCO), BRICS, dan lainnya. Keterlibatan RRC dalam berbagai forum

    internasional ini, semakin memperluas pengaruh RRC dalam perpolitikan internasional.

    Melalui organisasi dan forum internasional ini, RRC menanamkan pengaruhnya,

    dan bisa dikatakan berusaha mencari pendukungnya dalam pengambilan keputusan di

    PBB. Hal ini, terlihat dari masalahnya dengan Taiwan. Beberapa kali Permohonan

    Taiwan untuk menjadi anggota PBB, ditolak oleh kebanyakan negara untuk menjadi

    agenda sidang majelis umum PBB. Melalui BRICS, RRC bersama negara anggota

    lainnya berusaha melakukan pengimbangan terhadap kekuatan Barat, khususnya

    Amerika Serikat.

    Selain pengaruhnya di PBB dan organisasi internasional lainnya, kekuatan

    politik RRC juga dapat terlihat dari makin eratnya hubungan bilateral maupun

    multilateralnya dengan banyak negara. Bahkan, sekarang RRC terkesan lebih disukai

    dibandingkan Amerika Serikat oleh beberapa negara, khususnya negara-negara yang

    tidak menyukai atau mulai meninggalkan Amerika Serikat, seperti negara-negara di

  • 40

    Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Latin. Hal ini dikarenakan, metode pendekatan

    yang digunakan RRC berbeda dengan Amerika Serikat yang terkesan memaksakan

    nilai-nilainya. RRC menggunakan pendekatan ekonomi untuk menanamkan

    pengaruhnya di negara lain, salah satunya melalui negosiasi perdagangan. RRC sering

    menawarkan bantuan pembangunan infrastruktur pada negara-negara berkembang

    lainnya sebagai imbalan kontrak eksklusif sumber daya alam yang menguntungkan.88

    Penurunan pengaruh Barat di Timur Tengah, Afrika Tengah, dan Amerika

    Selatan sangat kontras dengan peningkatan pengaruh RRC. Hal ini dikarenakan, RRC

    memanfaatkan penurunan pengaruh Amerika Serikat ini untuk mendapat simpati di

    kawasan tersebut. RRC bersedia memberikan bantuan kepada suatu negara, tanpa

    persyaratan yang berat seperti yang dilakukan Amerika Serikat. RRC juga terkadang

    tidak mempedulikan kondisi internal negara yang akan diberikan bantuan tersebut,

    karena menurutnya itu adalah urusan dalam negeri mereka yang tidak bisa diintervensi

    negara lain. RRC bersedia memberikan bantuan ke tempat IMF dan Bank Dunia tidak

    mau pergi.89 Tindakan RRC ini tentunya demi pencapaian kepentingan nasionalnya,

    khususnya pemenuhan kebutuhan sumber daya alam, berupa minyak dan bahan mentah

    untuk industrinya. Namun, hal ini wajar dalam dunia internasional karena setiap negara

    termasuk Amerika Serikat juga melakukan hal yang sama.

    Liberalisme dan demokratisasi, yang diusung Amerika Serikat selama ini dalam

    perpolitikan internasional sebagai sistem dan nilai yang paling baik untuk diaplikasikan

    ke semua negara, kini mendapat tantangan dari RRC yang menjalankan sistem baru

    yaitu komunisme berkarakteristik China. Melalui sistem ini, RRC menggabungkan

    komunisme dan liberalisme sekaligus, tanpa perlu mempermasalahkannya. Masih

    88

    John dan Doris Naisbitt. op. cit., hal. 167. 89

    Ibid., hal. 168-170.

  • 41

    ketatnya kontrol pemerintah dalam perpolitikan menjadi satu keuggulan sendiri bagi

    RRC yang memiliki wilayah yang luas. Hal ini, bisa menjadi contoh bagi negara lain

    yang sudah terbukti penggunaan kapitalisme dan demokratisasi tidak berhasil

    menyelesaikan masalah dalam negeri mereka.

    2.2. Militer dan Strategi

    Keunggulan RRC dalam bidang militer dapat dilihat melalui beberapa indikator.

    Indikator tersebut berupa jumlah dan kualitas angkatan bersenjatanya, anggaran belanja

    militernya, dan pengembangan teknologi militernya. Selain itu, keunggulan militer RRC

    juga dapat dilihat dari perannya dalam dunia internasional.

    Angkatan bersenjata yang dimaksud terbagi menjadi dua yaitu dari segi personil

    dan peralatan. Dari segi personil, RRC menempati posisi pertama sebagai negara yang

    memiliki jumlah pasukan tentara terbesar di dunia.90 Sedangkan secara keseluruhan,

    sekarang RRC tercatat sebagai negara kedua terbesar dalam kekuatan militer di dunia.91

    Angkatan militer RRC, PLA, terdiri dari angkatan darat, laut, dan udara. Selain

    itu, RRC juga memiliki sebuah institusi independen berupa tentara artileri kedua.

    Komponen penting lain dalam angkatan bersenjata RRC yaitu milisi dan tentara

    cadangan. Dengan jumlah penduduk yang banyak, 1,3 milyar jiwa, total anggota PLA

    ialah 2,3 juta personil aktif. Sedangkan, jumlah personil cadangannya sekitar 1,2 juta

    personil. 2,3 juta personil PLA ini terbagi menjadi 1,9 juta personil di angkatan darat,

    250 ribu personil di angkatan laut, dan 470 ribu personil di angkatan udara.92

    Dari segi persenjataan, RRC masih dalam tahap pengembangan melalui

    modernisasi persenjataannya. Meskipun begitu, kekuatan persenjataan RRC sudah

    90

    A. Zaenurrofik. op. cit., hal. 164. 91

    Tim Riset Global Future Institute. loc. cit. 92

    China Military and Armed Forces (People's Liberation Army, PLA). (n.d.) Diakses dari http://www.chinatoday.com/arm/, tanggal 20 Februari 2012.

  • 42

    tergolong kuat, terbukti dengan posisinya sebagai kekuatan militer kedua terbesar di

    dunia. Dengan peningkatan rata-rata GDP menghampiri 10% tiap tahunnya93 dan

    peningkatan anggaran militernya, RRC terus melakukan perbaikan dan peningkatan

    kekuatan militernya. Bahkan, peningkatan kekuatan militer RRC dalam beberapa tahun

    terakhir, telah mengkhawatirkan berbagai negara, khususnya negara-negara tetangganya

    dan tentunya Amerika Serikat, karena negara-negara ini, khawatir RRC akan melakukan

    ekspansi teritorial dengan peningkatan kekuatan militernya.94

    Berdasarkan data resmi yang dikeluarkan pemerintah RRC, kekuatan darat RRC

    dilengkapi dengan 14.000 tank, 14.500 ribu satuan artileri, 453 unit helikopter, 2.400

    peluncur roket, 7.700 senjata antipesawat, dan 6.500 unit senjata antitank. Untuk

    kekuatan angkatan laut, dilengkapi dengan 760 unit kapal perang, 1.822 unit kapal

    pengangkut, 66 unit kapal selam, 27 unit kapal perusak (destroyer), 52 fregat, 121 unit

    amfibi, dan 368 unit kapal patroli pantai. Sementara untuk kekuatan udaranya, RRC

    melengkapinya dengan 2.556 unit pesawat tempur, 400 jet penyerang udara, dan 67 unit

    lapangan udara.95

    Selain persenjataan di atas, RRC juga memiliki persenjataan dengan teknologi

    tinggi, yaitu berupa rudal nuklir dan antirudal. Militer RRC memiliki 140 rudal nuklir

    dan 1.000 antirudal. PLA memperoleh sejumlah besar rudal jelajah yang sangat akurat,

    di antaranya banyak yang memiliki rentang lebih dari 185 km. Rudal ini termasuk

    produksi domestik, seperti ground-launched DH-10 land-attack cruise missile (LACM)

    dan ground-and ship-launched YJ-62 anti-ship cruise missile (ASCM). Pada Desember

    2010, PLA telah mengerahkan 1.000-1.200 rudal jarak pendek balistik (Short-Range

    93

    World Bank. loc. cit. 94

    China Dituduh Meniru Lebensraum Nazi. (2010). Kompas, 1 November, hal. 10. 95

    China Military and Armed Forces (People's Liberation Army, PLA). loc. cit. dan Agoeng Wijaya. (2012, 29 Januari). Poros dengan Nuansa Baru. Tempo, 23, 73-81, hal. 81.

  • 43

    Ballistic Missile, SRBM) untuk kesatuan yang berhadapan dengan Taiwan.96 Misil dan

    sistem pertahanan RRC sudah sangat tinggi, bahkan sudah bisa mencapai Australia

    (Darwin dan Perth).97

    Selain itu, RRC memiliki senjata Dong Feng 21D yang berupa rudal darat yang

    mampu mencapai sebuah kapal induk sejauh 2.000 mil dari lepas pantai. RRC telah

    lama memiliki rudal balistik dengan hulu ledak nuklir. Tapi dalam beberapa tahun

    terakhir, RRC telah mengembangkan sistem untuk meluncurkan rudal-rudal dari truk.

    Sistem ini disebut Transporter Erector Launcher (TEL). Rudal ini disebut Dongfeng-

    31. ("Dongfeng" berarti Angin Timur). Dipercayai bahwa rudal ini bisa menjangkau

    utara-barat Amerika Serikat. RRC juga membeli hak lisensi dan mereproduksi jet

    tempur Sukhoi-27 dari Uni Soviet, setelah keruntuhannya. RRC kini telah

    mengembang-ujikan pertama jet tempur siluman, J-20, yang hanya dimiliki oleh

    Amerika Serikat selama ini.98 Selain itu, pada Januari 2010, RRC menyatakan telah

    berhasil menguji coba teknologi pencegat rudal di udara yang berbasis di darat.99

    Menurut Pentagon dalam laporannya kepada Kongres, RRC telah mempercepat

    usaha untuk memproduksi rudal antikapal yang bisa menghancurkan kapal induk

    pengangkut pesawat, memperbaiki radar sasaran, menambah armada kapal selam

    bertenaga nuklir dan kapal perang. RRC juga maju dalam teknologi satelit dan senjata

    perang cyber. Pentagon juga menyebutkan RRC berusaha memperkuat pasukan

    nuklirnya dengan menambah rudal balistik mobil-jalan. Dan menekankan taktik

    96

    United States of America Department of Defense . op. cit. hal. 2. 97

    Biro Hubungan Internasional Deputi Seswapres Bidang Politik Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia. (2008). Hegemoni Global China dan Peluang Kemanfaatan Bagi Indonesia. Malang: Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia, hal. 32-33.

    98 Adam Brookes. (2011). US Watches China Warily. BBC, 12 Maret. Diakses dari

    http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/4342527.stm, tanggal 27 Oktober 2011. 99

    China Uji Pencegat Rudal. (2010). Kompas, 13 Januari, hal. 10.

  • 44

    kamuflase untuk memastikan gudang senjata atom mereka bisa bertahan dari serangan

    potensial.100

    Kekuatan militer RRC semakin lengkap dengan diluncurkannya kapal induk

    pertamanya pada 10 Agustus 2011. Kapal induk ini diberi nama Shi Lang, diambil dari

    nama Laksamana China dari Dinasti Qing dan Ming pada abad ke-17. Shi Lang

    dibangun dari bekas kapal induk Uni Soviet, Varyang, yang pembangunannya terhenti

    seiring bubarnya Uni Soviet, kemudian kapal ini dilelang ke RRC pada tahun 1998.101

    Shi Lang berukuran 300 meter dengan bobot 67.500 ton, kapal ini sekelas dengan kapal

    induk Admiral Kuznetsov milik angkatan laut Rusia, dengan begitu Shi Lang mampu

    mengangkut 41 pesawat terdiri dari 17 pesawat sayap tetap sekelas Sukhoi Su-33 dan

    Sukhoi Su-25, dan 24 helikopter sekelas Kamov Ka-27. Menurut Dinas Intelejen

    Angkatan Laut Amerika Serikat, Shi Lang digunakan sebagai basis latihan sebelum

    RRC meluncurkan sendiri kapal induk buatannya setelah 2015. Menurut Michael

    Mazza, peneliti senior dari Center for Defense Studies, RRC berencana membangun

    empat kapal induk, dua kapal bertenaga nuklir dan dua kapal konvensional dalam waktu

    15 tahun.102

    RRC di samping mengimpor persenjataan dari luar juga melakukan ekspor.

    Bahkan sekarang, RRC merupakan eksportir utama senjata dan teknologi persenjataan.

    RRC telah mengekspor bahan baku ke Libya dan Irak yang bisa digunakan untuk

    menciptakan senjata nuklir serta gas saraf yang mematikan. RRC juga menjual

    teknologi nuklir ke Iran dan mengirimkan komponen peluru kendali berdaya jelajah 300

    100

    AS Waspadai Militer China. (2011). SINDO, 26 Agustus. Diakses dari http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/423910/, tanggal 26 Oktober 2011.

    101 Agoeng Wijaya. op. cit., hal. 80.

    102 Dahono Fitrianto. loc. cit.

  • 45

    mil ke Pakistan. Selain itu, RRC juga membantu Aljazair membangun reaktor yang

    dapat digunakan untuk melakukan penelitian serta memproduksi senjata nuklir.103

    Militer RRC juga aktif dalam penjagaan perdamaian dunia internasional. RRC

    merupakan salah satu dari negara penyumbang terbesar pasukan penjaga perdamaian

    PBB, yaitu sebanyak 1.955 pasukan yang tersebar di 12 misi perdamaian PBB pada

    bulan Desember 2010. Jumlah ini merupakan yang terbanyak dibandingkan anggota

    tetap Dewan Keamanan lainnya. Berdasarkan resolusi PBB, RRC mengirimkan kapal

    laut untuk mengadakan operasi pengawalan di Teluk Aden dan perairan Somalia pada

    26 Desember 2008.10