Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
1. PENDAHULUAN
Salah satu hal yang menarik dalam pembahasan Anggaran dan Pendapatan
Belanja Daerah (APBD) adalah pembahasan anggaran terkait pos Belanja Daerah.
Menurut Pane, et al (2011), Belanja daerah terdiri dari belanja langsung dan
belanja tidak langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang tidak
memiliki keterkaitan langsung dengan program dan kegiatan pemerintahan. Pos
yang menarik untuk dibahas dalam belanja tidak langsung adalah belanja hibah
dan belanja bantuan social, karena belanja hibah dan belanja bantuan sosial
merupakan pos belanja yang mempunyai resiko tinggi dan rawan tindak
penyimpangan dan penyelewengan. Meskipun sudah ada peraturan yang mengatur
secara khusus tentang pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial.
Ketentuan perundang-undangan yang mengatur pemberian belanja hibah dan
belanja bantuan sosial oleh Pemerintah Daerah sebelumnya diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Perubahan atas Peraturan Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2008
tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2009 (Darmastuti dan Setyaningrum,
2001).
Peraturan terbaru tentang pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan
sosial adalah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 yang
kemudian diperbaharui dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun
2012. Terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 yaitu
2
tentang pedoman pemberian belanja hibah dan belanja bantuan sosial yang
bersumber dari APBD menyatakan bahwa penganggaran, pelaksanaan, dan
penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi
pemberian bantuan harus berpedoman pada Peraturan Menteri. Dikeluarkannya
peraturan tersebut, diharapkan dapat memberikan pengelolaan belanja hibah dan
belanja bantuan sosial agar tertib administrasi, akuntabilitas dan transparansi.
Era otonomi daerah setiap daerah diwajibkan untuk mengatur peraturan
daerahnya secara mandiri. Begitu pula Kabupaten Blora, belanja hibah di
Kabupaten Blora diatur dalam Peraturan Bupati Blora Nomor 8A Tahun 2012
serta perubahannya yaitu Peraturan Bupati Blora Nomor 42 Tahun 2012 tentang
tata cara penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pertanggung jawaban
dan pelaporan serta monitoring dan evaluasi hibah di Kabupaten Blora, sedangkan
untuk belanja bantuan sosial diatur dalam Peraturan Bupati Blora Nomor 8B
Tahun 2012 serta perubahannya yaitu Peraturan Bupati Blora Nomor 43 Tahun
2012 tentang tata cara penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan,
pertanggung jawaban dan pelaporan serta monitoring dan evaluasi bantuan sosial
di Kabupaten Blora.
Kasus penyimpangan dan penyelewengan dana hibah dan bantuan sosial di
Kabupaten Blora antara lain penyelewengan yang terjadi berkenaan dengan kasus
penyimpangan anggaran hibah APBD tahun 2008-2009 senilai Rp 3,4 miliyar di
tubuh Persatuan Sepakbola Indonesia Kabupaten Blora (Persikaba Blora). Kasus
tersebut semakin meruncing menyusul adanya saling tuduh antar oknum pejabat
3
terkait pentransferan dana senilai 560 juta. (LENSAINDONESIA.COM, 13
September 2012).
Suaramerdeka.com memuat berita tentang kasus penyimpangan dana bantuan
tebu tahun 2012 sebesar Rp 5,4 miliar yang berasal dari APBN. Bantuan tebu
awalnya diperuntukkan bagi petani atau kelompok tani yang menamam tebu
seiring dengan dibangunnya pabrik gula yang ada di Kecamatan Todanan. 24
kelompok yang mendapatkan dana bantuan untuk digunakan sebagai modal tanam
tebu. Polres Blora melakukan pemeriksaan dan ternyata dana bantuan tersebut
banyak dinikmati oleh kelompok dan perorangan namun tidak digunakan untuk
menanam tebu dan pada kenyataannya lahan tersebut tidak ada/fiktif.
Selain itu, kasus penyimpangan dana bantuan sosial di Kabupaten Blora yaitu
kasus bantuan sosial fiktif 5 situs budaya dan sejarah. Situs-situs tersebut
diantaranya, Makam Sunan Pojok, Situs Janjang, Situs Samin Klopoduwur, Situs
Makam Abdul Qohar, dan Situs Jipang Panolan. Dana tersebut berasal
dari APBD Provinsi Jawa Tengah tahun anggaran 2011 senilai Rp26 miliyar.
Kejaksaan Negeri (Kejari) Blora mengungkapkan adanya bansos fiktif disitus
tersebut yang nilainya mencapai ratusan juta rupiah. Pada kasus ini, situs sejarah
dan budaya di Blora dijadikan kedok untuk meraup dana bansos. Sampai saat ini,
bukti dan data masih terus dikumpulkan oleh Kejari untuk mengungkap kasus
bansos fiktif tersebut. (SuaraBanyuurip.com, Sabtu 25 Januari 2014).
Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi terhadap belanja hibah dan belanja
bantuan sosial memberikan bukti kurang baiknya pengelolaan belanja hibah dan
4
belanja bantuan sosial oleh Pemerintah. Segenap penyelewengan dan
penyimpangan, mengindikasikan bahwa terjadi penyimpangan dalam kegiatan
pengendalian. Hal ini menunjukkan perlu dilakukan penelusuran sistem
pengendalian intern terutama komponen kegiatan pengendalian. Kegiatan
pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi resiko serta
penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa
tindakan mengatasi resiko telah dilaksanakan secara efektif (Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 60 TAHUN 2008).
Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan permasalahan pada kegiatan
pengendalian pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial. Alasannya,
dari berbagai penyimpangan yang terjadi, seharusnya dapat diatasi dengan
pelaksanaan peraturan yang telah disusun oleh pemerintah. Tetapi kenyataannya
masih sering terjadi penyimpangan walaupun tindakan untuk mengatasi resiko
telah disusun oleh pemerintah yang berupa peraturan-peraturan pemerintah. Selain
itu, memfokuskan kegiatan pengendalian dikarenakan didasari oleh Undang-
undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Keuangan Negara.
Peraturan tersebut mengimplikasikan perlunya penyelenggaraan kegiatan
pengendalian pada keseluruhan Instansi Pemerintah untuk mencapai sistem
pengelolaan keuangan negara yang lebih akuntabel dan transparan
(http://www.kppt.baliprov.go.id).
Berdasarkan uraian diatas, masalah penelitian yang dirumuskan yaitu
Kegiatan Pengendalian dalam pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan
sosial yang diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Blora. Manfaat dari penelitian
5
ini, sebagai bahan evaluasi serta memberikan masukan dalam kegiatan
pengendalian pengelolaan belanja hibah dan bantuan sosial Kabupaten Blora.
Persoalan penelitian, bagaimana kegiatan pengendalian dalam pengelolaan belanja
hibah dan belanja bantuan sosial Pemerintah Kabupaten Blora?
Gambaran singkat mengenai penelitian ini, kertas kerja disusun dengan
sistematika sebagai berikut: pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian,
analisis data serta kesimpulan dan saran. Bagian pendahuluan berisi latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang berkaitan
dengan kegiatan pengendalian pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan
sosial Kabupaten Blora. Bagian kajian pustaka berisi teori-teori yang digunakan
oleh penulis sebagai dasar penyusunan kertas kerja mengenai kegiatan
pengendalian pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial Kabupaten
Blora. Bagian metode penelitian berisi satuan pengamatan dan analisis, jenis data
dan sumber data serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian.
Bagian selanjutnya yaitu bagian analisis data yang berisi mengenai pembahasan
sistem pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial, penyelenggaraan
kegiatan pengendalian belanja hibah dan belanja bantuan sosial Kabupaten Blora
serta evaluasi kegiatan pengendalian pengelolaan belanja hibah dan belanja
bantuan sosial Kabupaten Blora berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
Bagian terakhir yaitu kesimpulan dan saran. Bagian ini berisi kesimpulan yang
dapat diambil dari temuan penelitian serta saran yang dapat diberikan kepada
Pemerintah maupun peneliti-peneliti selanjutnya.
6
Batasan penelitian dalam penyusunan kertas kerja ini diantara lain: yang
pertama, peneliti hanya menganalisis penyelenggaraan salah satu komponen
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yaitu kegiatan pengendalian.
Kedua, peneliti hanya memfokuskan pada pengelolaan belanja hibah dan belanja
bantuan sosial yang berupa uang. Ketiga, kegiatan pengendalian hanya dilakukan
di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Kabupaten Blora yang mempunyai fungsi rangkap yaitu sebagai Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah (PPKD) dan Bendahara Umum Daerah Kabupaten Blora.
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 TAHUN 2008,
sistem pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan
yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk
memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui
kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan
aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang selanjutnya disingkat SPIP,
adalah Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di
lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Pengendalian Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan
fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa
7
kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik.
2.2. Kegiatan Pengendalian (Control Activities) dalam Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008,
Kegiatan Pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi resiko
serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa
tindakan mengatasi resiko telah dilaksanakan secara efektif. Kegiatan
pengendalian harus efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan pengendalian
organisasi. Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan
pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi
Instansi Pemerintah yang bersangkutan.
Penyelenggaraan kegiatan pengendalian dimaksudkan pada pasal 18 ayat 2
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 sekurang-
kurangnya memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Kegiatan pengendalian diutamakan pada kegiatan pokok Instansi Pemerintah;
2. Kegitan pengendalian harus dikaitkan dengan proses penilaian resiko;
3. Kegiatan pengendalian yang dipilih disesuaikan dengan sifat khusus Insatansi
Pemerintah;
4. Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara tertulis;
8
5. Prosedur yang telah ditetapkan harus dilaksanakan sesuai yang ditetapkan
secara tertulis;
6. Kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur untuk memastikan bahwa
kegiatan tersebut masih sesuai dengan fungsi seperti yang diharapkan.
Kegiatan Pengendalian sebagaimana dimaksudkan pada pasal 18 ayat 3
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008, terdiri dari:
1. Reviu atas kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan;
Reviu atas kinerja Instansi Pemerintah dilaksanakan dengan membandingkan
kinerja dengan tolok ukur kinerja yang ditetapkan.
2. Pembinaan sumber daya manusia;
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan pembinaan sumber daya
manusia, dalam melakukan pembinaan sumber daya manusia, Pimpinan Instansi
Pemerintah harus sekurang-kurangnya:
2.1. Mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, dan strategi instansi kepada pegawai.
2.2. Membuat strategi perencanaan dan pembinaan sumber daya manusia yang
mendukung pencapaian visi dan misi.
2.3. Membuat uraian jabatan, prosedur rekrutmen, program pendidikan, dan
pelatihan pegawai, sistem kompensasi dan fasilitas pegawai, ketentuan
disiplin pegawai, sistem penilaian kinerja, serta rencana pengembangan karir.
3. Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi;
Kegiatan pengendalian atas pengelolan sistem informasi dilakukan untuk
memastikan akurasi dan kelengkapan informasi. Kegiatan pengendalian atas
pengelolan sistem informasi meliputi:
9
3.1. Pengendalian umum, terdiri dari:
3.1.1. Pengamanan sistem informasi
3.1.2. Pengendalian atas akses
3.1.3. Pengendalian atas pengembangan dan perubahan perangkat lunak
aplikasi
3.1.4. Pengendalian atas perangkat lunak sistem
3.1.5. Pemisahan tugas
3.1.6. Kontinuitas pelayanan
3.2.Pengendalian aplikasi, terdiri dari:
3.2.1. Pengendalian otorisasi
3.2.2. Pengendalian kelengkapan
3.2.3. Pengendalian akurasi
3.2.4. Pengendalian terhadap keandalan pemrosesan dan file data
4. Pengendalian fisik atas aset;
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melaksanakan pengendalian fisik atas
aset. Dalam melaksanakan pengendalian fisik atas aset, Pimpinan Instansi
Pemerintah wajib menetapkan, mengimplementasikan, dan mengkomunikasikan
kepada seluruh pegawai:
4.1.Rencana identifikasi, kebijakan dan prosedur pengamanan fisik.
4.2.Rencana pemulihan setelah bencana
10
5. Penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja;
Dalam melaksanakan penetapan dan reviu indikator dan pengukuran kinerja,
Pimpinan Instansi harus:
5.1.Menetapkan ukuran dan indikator kinerja.
5.2.Mereviu dan melakukan validasi secara periodik atas ketetapan dan keandalan
ukuran dan indikator kinerja.
5.3.Mengevaluasi faktor penilaian pengukuran kinerja.
5.4.Mambandingkan secara terus menerus data capaian kinerja dengan sasaran
yang ditetapkan dan selisihnya dianalisis lebih lanjut.
6. Pemisahan fungsi;
Dalam melaksanakan pemisahan fungsi, Pimpinan Instansi Pemerintah harus
menjamin bahwa seluruh aspek utama transaksi atau kejadian tidak dikendalikan
oleh satu orang.
7. Otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting;
Dalam melakukan otorisasi atas transaksi dan kejadian, Pimpinan Instansi
Pemerintah wajib menetapkan dan mengkomunikasikan syarat dan ketentuan
otorisasi kepada seluruh pegawai.
8. Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian;
Dalam melakukan pencatatan yang akurat dan tepat waktu, Pimpinan Instansi
Pemerintah perlu mempertimbangkan:
8.1. Transaksi dan kejadian diklasifikasikan dengan tepat dan dicatat segera.
8.2. Klasifikasi dan pencatatan yang tepat dilaksanakan dalam seluruh siklus
transaksi atau kejadian.
11
9. Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya;
Dalam Melaksanakan pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya,
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib memberikan akses hanya kepada pegawai
yang berwenang dan melakukan reviu atas pembatasan tersebut secara berkala.
10. Akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya;
Dalam menetapkan akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya,
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menugaskan pegawai yang bertanggung
jawab terhadap penyimpanan sumber daya dan pencatatannya serta melakukan
reviu atas pembatasan tersebut secara berkala.
11. Dokumentasi yang baik atas sistem pengendalian intern serta transaksi dan
kejadian penting.
Dalam menyelenggarakan dokumentasi yang baik, Pimpinan Instansi
Pemerintah wajib memiliki, mengelola, memelihara, dan secara berkala
memutakhirkan dokumentasi yang mencakup seluruh sistem pengendalian intern
serta transaksi dan kejadian penting.
2.4.Belanja (Biaya)
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standart
Akuntansi Pemerintah, Belanja merupakan semua pengeluaran rekening Kas
Umum Negara/Daerah yang yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode
tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi kewajiban pemerintah dan tidak
diperoleh kembali oleh pemerintah. Belanja Daerah dikelompokkan atas:
1) Belanja langsung, menurut jenisnya terdiri dari:
a. Belanja Pegawai;
12
b. Belanja barang dan jasa; dan
c. Belanja Modal
2) Belanja tidak langsung, menurut jenisnya terdiri dari:
a. Bunga;
b. Subsidi;
c. Hibah;
d. Bantuan sosial;
e. Belanja bagi hasil;
f. Bantuan keuangan;
g. Belanja tidak terduga.
2.5. Belanja Hibah
Menurut Permendagri Nomor 32 Tahun 2011, Hibah adalah pemberian
uang/barang atau jasa dari pemerintah daerah kepada pemerintah atau pemerintah
daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan,
yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak
mengikat, serta tidak secara terus menerus yang bertujuan untuk menunjang
penyelenggaran urusan pemerintah daerah.
Menurut Peraturan Bupati Blora Nomor 8A Tahun 2012 Pasal 5 tentang
Prinsip Pemberian Hibah adalah
a. Pemerintah daerah dapat memberikan hibah sesuai dengan kemampuan
keuangan daerah.
b. Pemberian hibah dilakukan setelah memprioritaskan pemenuhan belanja
urusan wajib.
13
c. Pemberian hibah ditujukan untuk menunjang pencapaian sasaran
program dan kegiatan Pemerintah Daerah dengan memperhatikan asaa
keadilan, kepatutan, resionalitas, dan manfaat untuk masyarakat.
Pasal 7 dalam Peraturan Bupati Blora Nomor 8A Tahun 2012 tentang kriteria
pemberian hibah menyebutkan hibah dapat diberikan kepada:
a. Pemerintah;
b. Pemerintah Daerah lainnya;
c. Perusahaan daerah;
d. Masyarakat;
e. Organisasi kemasyarakatan; dan/atau
f. Badan Kerjasama Antar Daerah.
2.6. Belanja Bantuan Sosial
Menurut Permendagri Nomor 32 Tahun 2011, Bantuan sosial adalah
pemberian bantuan berupa uang/barang dari pemerintah daerah kepada individu,
keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus
dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko
sosial.
Resiko sosial adalah kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan
potensi terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung oleh individu, keluarga,
kelompok dan/atau masyarakat sebagai dampak krisis sosial, krisis ekonomi,
krisis politik, fenomena alam dan bencana alam yang jika tidak diberikan belanja
bantuan sosial akan semakin terpuruk dan tidak dapat hidup dalam kondisi wajar.
14
Menurut Peraturan Bupati Blora Nomor 8B Tahun 2012 Pasal 5 tentang
Prinsip Pemberian Bantuan Sosial adalah
a. Pemerintah daerah dapat memberikan bantuan sosial kepada
anggota/kelompok masyarakat sesuai dengan kemampuan keuangan
daerah.
b. Pemberian bantuan sosial dilakukan setelah memprioritaskan pemenuhan
belanja urusan wajib dengan memperhatikan asaa keadilan, kepatutan,
resionalitas, dan manfaat untuk masyarakat
3. METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara kerja memahami bagaimana suatu
penelitian dilakukan. Dalam penelitian ini dibutuhkan data-data dengan
menggunakan metode-metode tertentu. Tujuannya adalah untuk mendapatkan atau
mengetahui data-data secara lengkap dan tepat dalam mencapai tujuan penelitian.
3.1.Satuan Pengamatan Dan Satuan Analisis
Satuan pengamatan dalam penelitian ini adalah kegiatan pengendalian
pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial serta Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah DPPKAD sedangkan satuan analisisnya
adalah sistem pengendalian intern pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan
sosial Pemerintah Daerah Kabupaten Blora.
3.2.Jenis Data dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer
dan sumber data sekunder. Sumber data primer yaitu sumber data yang langsung
15
memberikan data kepada pengumpul data dan sumber data sekunder adalah
sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya
lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2006). Sumber data primer pada
penelitian ini diperoleh langsung oleh penulis melalui wawancara ke Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten
Blora. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh peneliti melalui dokumen-
dokumen terkait dengan kegiatan pengendalian pengelolaan belanja hibah dan
belanja bantuan sosial.
Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung
kepada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Kabupaten Blora tentang Kegiatan Pengendalian pengelolaan belanja hibah dan
belanja bantuan sosial. Sedangkan data sekunder diperoleh dari DPPKAD. Data
sekunder yang diperoleh berupa peraturan daerah yang terkait dengan belanja
hibah dan belanja bantuan sosial dan studi literatur dengan tujuan untuk tinjauan
pustaka.
3.3.Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik diskriptif kualitatif, yang
menjelaskan, meringkas berbagai situasi, kondisi dan variabel yang timbul di
masyarakat sebagai objek penelitian untuk mengetahui kegiatan pengendalian
pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial. Pada penelitian ini analisis
data yang digunakan adalah:
16
1. Mendiskripsikan mekanisme pengelolaan belanja hibah dan bantuan sosial di
Kabupaten Blora, berdasarkan Peraturan Bupati Blora Nomor 8A Tahun 2012
yang telah diubah dengan Peraturan Bupati Nomor 42 Tahun 2012 tentang
hibah dan Peraturan Bupati Blora Nomor 8B Tahun 2012 yang telah diubah
dengan Peraturan Bupati Nomor 43 Tahun 2012 tentang bantuan sosial yang
mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No 32 Tahun 2011 yang telah
diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 39 Tahun 2012 tentang
pedoman pemberian hibah dan bantuan sosial dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD).
2. Menganalisis kegiatan pengendalian pengelolaan belanja hibah dan belanja
bantuan sosial Pemerintah Kabupaten Blora.
3. Menganalisis penyelenggaraan kegiatan pengendalian pengelolaan belanja
hibah dan belanja bantuan sosial Pemerintah Kabupaten Blora dikarenakan
Pemerintah Kabupaten Blora belum menetapkan peraturan yang secara
khusus mengatur tentang sistem pengendalian intern pemerintah maka
berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, khususnya komponen
kegiatan pengendalian,
4. Membuat kesimpulan dan saran atas kegiatan pengandalian pengelolaan
belanja hibah dan belanja bantuan sosial Pemerintah Kabupaten Blora.
17
4. ANALISIS DATA
4.1. Sistem Pengelolaan Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial
Pemerintah Kabupaten Blora
Pemohon mengajukan permohonan hibah dan bantuan sosial berupa
proposal kepada Bupati melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait.
Proposal tersebut berisi:
1) Surat Permohanan bantuan ditujukan kepada Bupati Blora cq. SKPD terkait,
dengan tembusan Kepala Bappeda Kabupaten Blora, Kepala DPPKAD
Kabupaten Blora, Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Setda
Kabupaten Blora dan Inspektur Kabupaten Blora;
2) Pendahuluan berisi latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup dan
keluaran, tempat dan waktu pelaksanaan, pendanaan;
3) Susunan panitia belanja hibah/belanja bantuan sosial;
4) Rencana Penggunaan Dana (RPD);
Berdasarkan usulan tersebut, SKPD melakukan evaluasi terhadap proposal.
Dalam melakukan evaluasi, Kepala SKPD membentuk tim pengkaji yang
ditetapkan dalam Surat Keputusan Tim Pengkaji serta diotorisasi oleh Kepala
SKPD. Hasil pengkajian evaluasi kemudian dituangkan dalam Berita Acara
Hasil Evaluasi Dan Pengkajian Hibah dan Bantuan Sosial yang ditandatangani
oleh segenap Tim Pengkaji, dan selanjutnya dilaporkan kepada Kepala SKPD.
Menurut Berita Acara Hasil Evaluasi dan Pengkajian , Kepala SKPD
menerbitkan Rekomendasi serta pencantuman daftar lokasi dan alokasi penerima
hibah dan bantuan sosial yang selanjutnya dikirimkan kepada Tim Anggaran
18
Pemerintah Daerah (TAPD). Rekomendasi yang dikirim ke TAPD akan
dipertimbangkan sesuai dengan prioritas dan kemampuan daerah. Rekomendasi
Kepala SKPD dan Pertimbangan TAPD menjadi dasar pencantuman alokasi
anggaran hibah dan bantuan sosial dalam Kebijakan Umum APBD (KUA) dan
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS). Berdasarkan KUA dan PPAS,
hibah dan bantuan sosial berupa uang akan dicantumkan dalam RKA-PPKD yang
dirapatkan dengan DPRD, selanjutnya besaran belanja hibah dan belanja bantuan
sosial akan ditetapkan dalam APBD dan menjadi dasar pembuatan Keputusan
Bupati Blora tentang daftar penerima hibah dan bantuan sosial.
Berdasarkan SK Bupati kemudian penerima bantuan mengajukan
permohonan pencairan dana hibah dan bantuan sosial kepada Bupati melalui
SKPD terkait dengan melampirkan persyaratan yang terdiri dari:
1) Surat Permohonan Pencairan Dana ditujukan kepada Bupati Blora, cq. Kepala
SKPD dengan tembusan Kepala DPPKAD Kabupaten Blora;
2) Kuitansi bermeterai;
3) Rencana Penggunaan Dana (RPD);
4) Nomor Rekening Bank yang masih aktif atas nama penerima hibah dan
bantuan sosial;
5) Surat Pernyataan Penggunaan dan Pertanggungjawaban Hibah/bantuan sosial.
Khusus penerima hibah dilakukan penandatanganan NPHD antara penerima dan:
1. Kepala SKPD untuk bantuan senilai Rp. 100.000.000,00
2. Sekretaris Daerah untuk bantuan senilai Rp. 200.000.000,00
3. Bupati untuk bantuan senilai Rp. 100.000.000,00-Rp. 200.000.000,00
19
Kepala SKPD memerintahkan Tim Pengkaji melakukan verifikasi kembali
atas persyaratan pencairan dana hibah/bantuan sosial yang diajukan Bupati
melalui Kepala SKPD dan ditandatangani oleh segenap Tim Pengkaji. Pengkajian
tersebut meliputi:
1) Proposal;
2) Surat Permohonan Pencairan Dana;
3) Nomor Rekening Bank yang masih aktif atas nama penerima hibah/bantuan
sosial;
4) Kuitansi bermeterai;
5) Keputusan Bupati mengenai penerima hibah/bantuan sosial dan besarannya;
6) Rencana Penggunaan Dana (RPD);
7) Khusus untuk penerima hibah/bantuan sosial yang pernah menerima bantuan
pada tahun sebelumnya, wajib menyertakan laporan pertanggungjawaban
hibah/bantuan sosial;
8) NPHD;
9) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak/Pakta Integritas dari penerima
hibah dan bantuan sosial;
Hasil verifikasi pencairan oleh Tim Pengkaji dituangkan dalam Pernyataan
Verifikasi dan dilaporkan kepada Kepala SKPD. Berdasarkan Pernyataan
Verifikasi, Kepala SKPD mengajukan permohonan pencairan kepada Kepala
DPPKAD selaku PPKD dengan dilampiri Kartu Kendali dan Laporan Keuangan
dan Fisik, serta dikirimkan pula kelengkapan berkas persyaratan pencairan yaitu:
1) Proposal Rencana Kegiatan dari masing-masing penerima.
20
2) Surat Permohonan Pencairan Dana, Kuitansi, FC Rekening Bank, Rencana
Penggunaan Dana, Surat Pernyataan Kesanggupan Penggunan dan Pelaporan
Dana dari masing-masing penerima.
3) Berita Acara Tim Pengkaji, Rekomendasi.
4) NPHD
Setelah proses diatas, Kepala DPPKAD akan menyiapkan SPP LS (Surat
Perintah Pencairan Langsung) dan menerbitkan SPM LS (Surat Perintah
Membayar Langsung). SPM LS (Surat Perintah Membayar Langsung) digunakan
oleh Bendahara Umum Daerah sebagai dasar penerbitan SP2D LS dan SP2D LS
ini digunakan oleh pemohon untuk proses pencairan di Bank Pembangunan
Daerah Jawa Tengah Cabang Blora. Tahap pencairan dana hibah dan bantuan
sosial yang bersumber dari APBD dilaksanakan dengan ketentuan:
1) Untuk hibah dan bantuan sosial dengan besaran sampai dengan Rp.
50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dilaksanakan dengan 1 (satu) tahap.
2) Untuk hibah dan bantuan sosial dengan besaran lebih dari Rp. 50.000.000
(lima puluh juta rupiah) dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap. Tahap 1 dan
tahap 2 masing-masing sebesar 50% dari total dana hibah dan bantuan sosial.
Pencairan tahap 2 dilaksanakan setelah penerima hibah/bantuan sosial
mengajukan permohonan pencairan dana hibah dan bantuan sosial tahap 2
dengan dilampiri:
a. Nomor Rekening Bank yang masih aktif atas nama penerima
hibah/bantuan sosial.
b. Kuitansi bermeterai
21
c. Keputusan Bupati tentang penetapan daftar penerima dan besaran hibah
dan bantuan sosial
d. NPHD
e. FC Proposal dan Rencana Anggaran Biaya
f. Rencana Penggunaan Dana
g. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak/Pakta Integritas
h. Hasil Verivikasi Tim Pengkaji terkait atas laporan pertanggungjawaban
dana hibah/bantuan sosial tahap 1 yang diterima
i. Surat Pernyataan atau Laporan Fisik yang telah mencapai 50%
penyaluran dana hibah dan bantuan sosial yang dilaksanakan dengan ketentuan:
1) Untuk dana hibah dan bantuan sosial dengan besaran lebih dari Rp.
2.500.000,- dilaksanakan oleh PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah
cabang Blora melalui transfer dari rekening kas Umum Daerah ke rekening
penerima hibah/bantuan sosial (account to account)
2) Untuk dana hibah dan bantuan soaial yang besaran sampai dengan
Rp.2.500.000,- dilaksanakan oleh PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa
Tengah cabang Blora melalui transfer dari rekening kas Umum Daerah ke
rekening penerima hibah/bantuan sosial (account to account) atau melalui
transfer dari rekening kas Umum Daerah ke rekening bendahara pengeluaran
SKPD yang selanjutnya diberikan secara tunai kepada penerima
hibah/bantuan sosial.
Tahap selanjutnya setelah penyaluran dana hibah dan bantuan sosial yaitu
tahap pelaporan dan pertanggungjawaban yang dibuat oleh penerima hibah dan
22
bantuan sosial serta tahap monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh SKPD.
Penerima hibah dan bantuan sosial setelah menerima dana pencairan hibah
maupun bantuan sosial wajib membuat laporan pertanggungjawaban yang
disampaikan kepada Bupati melalui DPPKAD selaku PPKD dengan tembusan
kepada SKPD terkait, Inspektur dan Kepala BAPPEDA. Pertanggungjawaban
penerima hibah dan bantuan sosial meliputi:
1. Laporan Penggunaan Dana Hibah dan Bantuan Sosial;
2. Surat pernyataan tanggung jawab yang menyatakan bahwa hibah maupun
bantuan sosial yang diterima telah digunakan sesuai Rencana Anggaran
Belanja;
3. Bukti-bukti pengeluaran dana hibah dan bantuan sosial.
Dalam rangka melaksanakan monitoring dan evaluasi, Kepala SKPD terkait
membentuk Tim Monitoring dan Evaluasi yang ditetapkan dengan Surat
Keputusan Kepala SKPD. Hasil monitoring akan disampaikan kepada Bupati
dengan tembusan kepada Inspektur, Kepala BAPPEDA dan Kepala DPPKAD.
(Lihat lampiran 1, flow chart pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan
sosial)
4.2. Kegiatan Pengendalian Pengelolaan Belanja Hibah dan Belanja
Bantuan Sosial Pemerintah Kabupaten Blora
Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi
resiko serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan prosedur untuk memastikan
bahwa tindakan mengatasi resiko telah dilaksanakan dengan efektif. Kegiatan
pengendalian merupakan salah satu komponen dari sistem pengendalian intern.
23
Peraturan secara khusus tentang sistem pengendalian intern belum dimiliki oleh
Pemerintah Kabupaten Blora. Pengendalian atas penyelenggaraan kegitan
Pemerintah dilaksanakan dengan berpedoman pada SPIP yang diatur dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2008 dimana dalam
peraturan tersebut juga mengatur tentang kegiatan pengendalian.
Kegiatan pengendalian terdiri dari beberapa komponen. Komponen-
komponen tersebut adalah reviu atas kinerja Instansi Pemerintah yang
bersangkutan, pembinaan sumber daya manusia, pengendalian atas pengelolaan
sistem informasi, pengendalian fisik atas aset, penetapan dan reviu atas indikator
dan ukuran kinerja, pemisahan fungsi, otorisasi atas transaksi dan kejadian
penting, pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian
penting, pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya, akuntabilitas atas
sumber daya dan pencatatannya, dan dokumentasi yang baik atas sistem
pengendalian intern serta transaksi dan kejadian penting.
4.3. Deskripsi Kegiatan Pengendalian Belanja Hibah dan Belanja Bantuan
Sosial Pemerintah Kabupaten Blora Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008
Diskripsi kegiatan pengendalian pengelolaan belanja hibah dan belanja
bantuan sosial Pemerintah Kabupaten Blora berdasarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) adalah sebagai berikut :
24
4.3.1. Reviu atas kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan.
Pemerintah Kabupaten Blora dalam melakukan reviu kegiatan
pembandingan kinerja dengan tolok ukurnya telah dilaksanakan setiap akhir
tahun. Program Sasaran Kerja Pegawai (SKP) merupakan program yang
digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Blora dalam melakukan reviu kegiatan
pembandingan. Unsur-unsur yang dinilai dalam SKP meliputi kesetiaan, prestasi
kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa dan
kepemimpinan. Berdasarkan unsur-unsur tersebut, terdapat skala penilaian untuk
menilai baik/buruknya kinerja pegawai. Berikut tabel skala penilain kinerja
pegawai.
Tabel 4.1
Skala Penilain Kinerja Pegawai
NO ANGKA KATEGORI
1 91 ke atas Sangat Baik
2 76 – 90 Baik
3 61 – 75 Cukup
4 51 – 60 Kurang
5 50 ke bawah Buruk
SKP mulai dilaksanakan pada tahun 2014, Penilaian SKP dilakukan pada
rapat tahunan. Reviu kegiatan pembandingan kinerja tidak dilakukan secara
khusus oleh pegawai yang mengelola belanja hibah dan belanja bantuan sosial,
namun dilaksanan pada seluruh pegawai di DPPKAD Kabupaten Blora.
Khusus untuk reviu belanja hibah dan belanja bantuan sosial didasarkan
pada DPA-SKPD, dimana didalamnya berisi tentang indikator, tolok ukur kinerja
yang berisi ukuran prestasi kerja pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan
25
sosial, dan target kinerja merupakan hasil yang diharapkan dari suatu program
belanja hibah dab belanja bantuan sosial.
4.3.2. Pembinaan Sumber Daya Manusia
4.3.2.1 Proses mengkomunikasikan visi , misi, tujuan, nilai dan strategi instansi
kepada pegawai.
Pengkomunikasian visi, misi, tujuan, nilai dan strategi instansi dilakukan
oleh Kepala DPPKAD Kabupaten Blora kepada seluruh pegawai termasuk
pegawai yang mengelola belanja hibah dan belanja bantuan sosial. Sosialisasi visi
dan misi dilaksanakan setiap rapat, baik rapat rutin maupun rapat tahunan, visi
dan misi selalu dibacakan oleh Kepala DPPKAD kepada seluruh pegawai,
maupun ditulis dan dipasang di tempat yang strategis yaitu disamping pintu
masuk dan diruang rapat dengan maksud agar pegawai dapat membaca dan
memahami visi dan misi DPPKAD sehingga pegawai dapat menerapkan visi, misi
tersebut dalam pekerjaannya agar tercapai tujuan yang telah ditentukan.
4.3.2.2 Membuat strategi perencanaan dan pembinaan sumber daya manusia yang
mendukung pencapaian visi dan misi
DPPKAD Kabupaten Blora sebagai pengelola belanja hibah dan belanja
bantuan sosial, membuat kegiatan pelatihan dan fasilitas pendidikan kepada
pegawai sesuai dengan kapasitas pekerjaannya. Pelaksanaan kegiatan pelatihan
dan fasilitas pendidikan kepada pegawai bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan pegawai yang mendukung pencapaian visi dan misi. DPPKAD
Kabupaten Blora dalam melaksanakan kegiatan pelatihan tidak hanya dilakukan
26
secara khusus untuk pegawai pengelola belanja hibah dan belanja bantuan sosial
saja tetapi juga diperuntukkan kepada seluruh pegawai.
4.3.2.3 Membuat uraian jabatan, prosedur rekruitmen, program pendidikan dan
pelatihan pegawai, sistem kompensasi, program kesejahteraan dan fasilitas
pegawai, ketentuan disiplin pegawai, sistem penilaian kinerja serta rencana
pengembangan karier.
DPPKAD mempunyai uraian jabatan yang jelas mengenai tugas pokok,
fungsi masing-masing bidang serta jabatan di DPPKAD Kabupaten Blora
berdasarkan lampiran XI Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 4 Tahun
2011.
Prosedur rekruitmen yang dilaksanakan oleh DPPKAD kabupaten blora
melalui proses seleksi Pegawai Negeri Sipil, termasuk rekruitmen pada pegawai
yang mengelola belanja hibah dan belanja bantuan sosial.
Program pelatihan dan program pendidikan yaitu dengan mengadakan
diklat kepada pegawai sesuai dengan kapasitas pekerjaannya. Ada tiga jenis
program pendidikan dan pelatihan (diklat) yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Kabupaten Blora, diantaranya:
1. Program Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan
Program diklat ini, bertujuan untuk memberi bekal pengetahuan dan
ketrampilan yang diperlukan dalam jabatan fungsional bagi pegawai, tidak
diperuntukkan bagi pegawai yang mengelola benja hibah dan belanja bantuan
sosial saja, tetapi untuk seluruh pegawai yang mempunyai wewenang di
DPPKAD Kabupaten Blora.
27
Diklat Kepemimpinan terdiri atas empat jenjang:
1) Diklat Kepemimpinan Tingkat IV untuk Jabatan Struktural Eselon IV.
2) Diklat Kepemimpinan Tingkat III untuk Jabatan Struktural Eselon III.
3) Diklat Kepemimpinan Tingkat II untuk Jabatan Struktural Eselon II.
4) Diklat Kepemimpinan Tingkat I untuk Jabatan Struktural Eselon I.
2. Pendidikan dan Pelatihan Fungsional
Program diklat ini, bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keahlian,
dan keterampilan bagi pegawai yang berhubungan langsung dengan tugas yang
diemban oleh pegawai.
3. Pendidikan dan Pelatihan Teknis
Diklat teknis dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis
yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas pegawai
Fasilitas pendidikan/study lanjut diberikan kepada seluruh pegawai di
DPPKAD Kabupaten Blora termasuk pegawai yang mengelola belanja hibah dan
belanja bantuan sosial. Tidak ada persyaratan khusus bagi pegawai yang ingin
melanjutkan studynya. Fasilitas pendidikan diberikan kepada pegawai jika ada
alokasi dana dalam anggaran oleh Pamerintah Kabupaten Blora
4.3.3. Pengendalian atas Pengelolaan Sistem Informasi
4.3.3.1 Pengendalian umum
4.3.3.1.1. Pengamanan sistem informasi
Sistem informasi yang digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Blora yang
berkaitan dengan pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial adalah
28
Sistem Informasi Pencairan Keuangan Daerah (SIPKD). SIPKD digunakan untuk
mencatat transaksi pencairan secara umum termasuk dana hibah dan bantuan
sosial. pengamanan yang digunakan pada SIPKD dengan cara memasukkan
username dan password, untuk belanja hibah dan belanja bantuan sosial terdapat
loging khusus yang hanya pegawai bidang perbendaharaan dan pengelolaan
belanja yang dapat mengakses sistem tersebut. Dalam pengamanan sistem
informasi belum ada penilaian resiko atas sistem informasi serta belum ada
organisasi untuk mengimplementasikan dan mengelola program pengamanan.
Ada pemantauan prosedur pengamanan, yaitu menggunakan monitor pemantau,
tetapi tidak dilakukan pengecekan setiap hari, hanya dilakukan pengecekan sesuai
dengan kebutuhan.
4.3.3.1.2. Pengendalian atas akses
Pegawai bidang perbendaharaan dan pengelolaan belanja, sub bidang
pengelolaan belanja tak langsung dan pembiayaan yang hanya dapat mengakses
dokumen-dokumen serta data penerima belanja hibah dan belanja bantuan sosial.
Pengendalian fisik secara khusus yang berkaitan dengan pengelolaan
belanja hibah dan belanja bantuan sosial belum dilaksanakan sepenuhnya, hal ini
disebabkan karena keterbatasan tempat penyimpanan dokumen. sebagian besar
dokumen tersebut telah diletakkan sesuai dengan tanggal transaksi di almari
khusus penyimpanan dokumen yang dilengkapi dengan kunci pengaman, tetapi
karena keterbatasan tempat, sebagian dokumen dimasukkan kedalam kardus dan
hanya diletakkan disamping meja kerja pegawai bidang perbendaharaan dan
pengelolaan belanja.
29
Pengendalian logik dilakukan dengan memberi password pada SIPKD dan
ada login khusus untuk setiap pegawai sesuai dengan kepentingannya. Belum ada
tindakan perbaikan dan penegakan disiplin secara khusus bagi pegawai yang
melakukan pelanggaran. Dalam rangka penegakan disiplin, bagi pegawai yang
melanggar, Kepala DPPKAD hanya akan memberikan peringatan secara lisan.
4.3.3.1.3. Pengendalian atas pengembangan dan perubahan atas perangkat lunak
aplikasi
Belum ada pelaksanaan pengendalian atas pengembangan dan perubahan
atas perangkat lunak aplikasi.
4.3.3.1.4. Pengendalian atas perangkat lunak sistem
Dalam pengendalian atas perangkat lunak sistem ada pembatasan akses
berdasarkan tanggungjawab pekerjaan dan dokumentasi atas otorisasi.
Pembatasan tersebut dilakukan dengan cara pemberian username dan password
pada setiap perangkat lunak. Sehingga, tidak semua pegawai dapat mengakses
hanya pegawai yang mempunyai tanggung jawab pekerjaan yang dapat
membuka/mengakses perangkat lunak tersebut.
4.3.3.1.5. Pemisahan tugas
Belum ada kegiatan pengendalian yang dilaksanakan pada pemisahan
tugas dalam pengelolaan sistem informasi. Sistem yang ada hanya dikelola oleh
satu pegawai, dan pegawai tersebut tidak hanya mengelola sistem informasi yang
berkaitan dengan belanja hibah dan bantuan sosial saja, tetapi pegawai tersebut
juga melakukan pekerjaan lain.
30
4.3.3.1.6. Kontinuitas pelayanan
Belum adanya pelaksanaan kontinuitas pelayanan dalam pengendalian
sistem pengelolaan belanja hibah dan belanja bantua sosial. Terutama
pengendalian untuk mencegah dan meminimalisir kerusakan dan terhentinya
operasi komputer. Apabila terjadi pemadaman listrik yang menyebabkan
terhentinya komputer belum ada penggunaan penyimpan daya untuk melanjutkan
pelayanan belanja hibah dan belanja bantuan sosial. Hal yang dilakukan untuk
melanjutkan pelayanan dilakukan secara manual.
4.3.3.2 Pengendalian aplikasi
4.3.3.2.1. Pengendalian otorisasi
Dokumen sumber yang digunakan dalam pengelolaan belanja hibah dan
belanja bantuan sosial adalah SP2D. Dokumen ini yang dipakai datanya untuk
masuk ke sistem. Sebelum diotorisasi, dokumen ini tidak dapat digunakan untuk
masuk ke sistem.
4.3.3.2.2. Pengendalian kelengkapan
Pengendalian kelengkapan dalam pengelolaan belanja hibah dan belanja
bantuan sosial mencakup pengentrian dan pemrosesan seluruh transaksi yang telah
diotorisasi ke dalam komputer serta pelaksanaan rekonsiliasi data untuk
memverifikasi kelengkapan data. SP2D yang telah diotorisasi akan diinput, tetapi
sebelum diinput, dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu kelengkapan datanya.
4.3.3.2.3. Pengendalian akurasi
Pengendalian akurasi berkaitan dengan belanja hibah dan belanja bantuan
sosial yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Blora adalah untuk pembuatan
31
SPP-LS, SPM-LS, dan SP2D. Data yang akan diinput dalam dokumen akan
diteliti dan divalidasi terlebih dahulu untuk mengecek keabsahan dokumen. Jika
ditemukan data yang tidak lengkap maka akan dilakukan pembenaran data dengan
segera.
4.3.3.2.4. Pengendalian terhadap pemrosesan dan file data
Pengendalian terhadap pemrosesan dan file data yang dilakukan dalam
pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial Pemerintah Kabupaten Blora
berupa pemakaian program dan file data versi terkini selama pemrosesan.
Program yang digunakan yaitu Sistem Informasi Pencairan Keuangan Daerah
(SIPKD).
4.3.4. Pengendalian Fisik Atas Aset
4.3.4.1.Rencana identifikasi, kebijakan dan prosedur pengamanan fisik
Pada pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial berupa uang, aset
yang terkait adalah kas. Kas yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Blora,
khususnya untuk belanja hibah dan belanja bantuan sosial ditempatkan di BPD
Jateng. Kas yang terkait dengan belanja hibah dan belanja bantuan sosial akan
dipergunakan jika terjadi pencairan hibah dan bantuan sosial. Pengamanan dan
prosedur yang dilakukan atas kas ketika terjadi pencairan yaitu dengan
menggunakan SP2D yang telah dibuat oleh DPPKAD Kabupaten Blora. Bank
tidak bisa mengeluarkan dana hibah dan bantuan sosial, jika penerima hibah dan
bantuan sosial tidak bisa menunjukkan SP2D yang diterbitkan oleh DPPKAD.
Kas yang berada di bank juga akan dicek secara berkala dengan melihat rekening
koran yang diterbitkan oleh BPD Jateng.
32
4.3.4.2.Rencana pemulihan setelah bencana
Belum ada pelaksanaan rencana pemulihan setelah bencana dalam
kegiatan pengendalian pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial.
4.3.5. Penetapan dan Reviu Atas Indikator dan Ukuran Kinerja
4.3.5.1.Penetapan ukuran dan indikator kinerja
Indikator dan ukuran kinerja yang digunakan untuk pegawai pengelola
hibah dan bantuan sosial, secara umum sama dengan indikator dan ukuran kinerja
untuk pegawai yang mengelola tugas lain. Ukuran dan indikator kinerja yang
digunakan akan dituangkan dalam Sasaran Kerja Pegawai (SKP). Program
Sasaran Kerja Pegawai ini dilakukan oleh Kepala DPPKAD Kabupaten Blora
yang berguna untuk membandingkan kinerja pegawai dalam Instansi Pemerintah
dengan ukuran atau sasaran yang sudah ditetapkan. Unsur-unsur yang dinilai
dalam SKP meliputi kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan,
kejujuran, kerjasama, prakarsa dan kepemimpinan. Berdasarkan unsur-unsur
tersebut, terdapat skala penilaian meliputi nilai 91 ke atas = sangat baik, 76
sampai 90 = baik, 61 sampai 75 = cukup, 51 sampai dengan 60 = kurang, 50 ke
bawah = buruk. Progran Sasaran Kerja Pegawai (SKP) pada Pemerintah
Kabupaten Blora baru dilaksanakan pada awal tahun 2014, jadi belum ada reviu
dan validitas secara indikator atas ketetapan dan keandalan ukuran dan indikator
kinerja.
4.3.5.2.Evaluasi indikator penilaian pengukuran kinerja
Belum ada pelaksanaan evaluasi indikator pengukuran kinerja dikarenakan
Program Sasaran Kerja Pegawai (SKP) baru dilaksanakan mulai awal 2014.
33
4.3.5.3.Pembandingan secara terus menerus data capaian kinerja
Belum ada pelaksanaan pembandingan secara terus menerus data capaian
kinerja dikarenakan Prrogram Sasaran Kerja Pegawai (SKP) baru dilaksanakan
mulai awal 2014.
4.3.6. Pemisahan Fungsi
Pemisahan fungsi dalam pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan
sosial Kabupaten Blora dilakukan secara terpisah, tidak hanya dikendalikan oleh
satu orang. Pemisahan fungsi tersebut yaitu kegiatan penganggaran dilakukan
terpisah dengan kegiatan pemeriksaan proposal dan kegiatan pencairan dana.
Kegiatan penganggaran dilaksanakan di DPPKAD Kabupaten Blora yang
dilakukan oleh Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten Blora (TAPD). Kegiatan
pemeriksaan proposal dilakukan oleh masing-masing SKPD sesuai dengan bidang
yang diampu. Kegiatan pencairan dana hibah dan bantuan sosial dilaksanakan di
DPPKAD yang dilakukan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD).
4.3.7. Otorisasi Atas Transaksi dan Kejadian Penting
Otorisasi atas transaksi menyangkut belanja hibah dan belanja bantuan
sosial dilakukan oleh pejabat berwenang. Otorisasi atas dokumen SPP-LS
dilakukan oleh bendahara pengeluaran PPKD, SPM-LS diotorisasi oleh Kepala
DPPKAD dan SP2D dilakukan oleh kuasa BUD. Ketentuan dan syarat otorisasi
transaksi dilakukan dengan mengecek kebenaran atas transaksi dan kejadian
penting terkait dengan belanja hibah dan belanja bantuan sosial. Apabila terdapat
dokumen atas transaksi dan kejadian penting yang akan diotorisasi tidak lengkap
34
dan tidak absah maka proses otorisasi tidak akan dilakukan oleh Kepala
DPPKAD.
4.3.8. Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu atas Transaksi dan
Kejadian Penting
4.3.8.1.Transaksi diklasifikasikan dengan tepat dan dicatat segera
Transaksi pada belanja hibah dan belanja bantuan sosial terjadi pada saat
pencairan dana. Pencairan dana dilakukan hanya sekali dalam satu tahun anggaran
yaitu pada akhir tahun. Pencatatan transaksi tersebut dilakukan segera dan
bersamaan setelah diterbitkan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana). Aplikasi
yang digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Blora dalam mencatat pencairan dana
belanja hibah dan belanja bantuan sosial adalah SIPKD, melalui aplikasi tersebut
pegawai dapat langsung melakukan pencatatan pengeluaran kas akan secara
langsung mengurangi jumlah kas daerah yang dimiliki oleh Pemerintah
Kabupaten Blora.
4.3.8.2.Klasifikasi dan pencatatan yang tepat dilaksanakan dalam seluruh siklus
transaksi dan kejadian.
Pengelolaan belanja hiabah dan belanja bantuan sosial dilakukan pada satu
sikus, yaitu siklus pencairan dana hibah dan bantuan sosial yang dilakukan pada
akhir tahun anggaran berkenaan atau bulan desember. Klasifikasi dan pencatatan
atas transaksi pencairan dana hibah dan bantuan sosial dilakukan dengan segera
dan tepat waktu, yaitu setelah adanya penerbitan SP2D, dan secara otomatis akan
segera dicatat sebagai pengeluaran kas daerah.
35
4.3.9. Pembatasan Akses atas Sumber Daya dan Pencatatannya
Pemberian akses hanya kepada pegawai yang berwenang dan melakukan
reviu atas penugasan. Pembatasan akses dokumen dan catatan akuntasi belanja
hibah dan belanja bantuan sosial dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Blora.
Pegawai bidang perbendaharaan dan pengelolaan belanja, sub bidang pengelolaan
belanja tak langsung dan pembiayaan yang dapat mengakses dokumen dan catatan
akuntansi terkait belanja hibah dan belanja bantuan sosial selain bidang tersebut
tidak diperkenankan untuk mengakses.
4.3.10. Akuntabilitas Terhadap Sumber daya dan Pencatatannya
Ada penugasan pegawai yang bertanggung jawab terhadap penyampaian
sumber daya dan pencatatan serta melakukan reviu atas penugasan. Dalam
pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial di DPPKAD Kabupaten
Blora telah dilakukan penugasan pegawai yang bertanggung jawab terhadap
penyampaian sumber daya dan pencatatan. Penugasan tersebut diberikan kepada
pegawai bidang perbendaharaan dan pengelolaan belanja, sub bidang pengelolaan
belanja tak langsung dan pembiayaan.
4.3.11. Dokumentasi yang Baik atas Sistem Pengendalian Intern serta
Transaksi dan Kejadian Penting
Pemerintah Kabupaten Blora belum melaksanakan dokumentasi atas sistem
pengendalian internal, namun dokumentasi atas transaksi dan kejadian penting
terkait dengan belanja hibah dan belanja bantuan sosial telah dilaksanakan, baik
dalam bentuk softcopy maupun hardcopy. Pemeliharaan terhadap dokumentasi di
DPPKAD Kabupaten Blora belum dilaksanakan secara maksimal karena
36
keterbatasan tempat penyimpanan dokumen. Banyak dokumen yang berkaitan
dengan belanja hibah dan belanja bantuan sosial tidak ditata dengan baik hanya
dimasukkan kedalam kardus.
Untuk mendukung penjelasan tentang kegiatan pengendalian pengelolaan
belanja hibah dan belanja bantua sosial, maka, ditambahkan contoh nyata proyek
hibah:
HIBAH PENGADAAN PERALATAN LABORATORIUM IPA SMA
MUHAMMADIYAH 3 RANDUBLATUNG
SMA muhammadiyah 3 Randublatung Blora merupakan salah satu
institusi/lembaga pendidikan yang turut mewarnai dunia pendidikan di
masyarakat. Hal ini tentunya tidak terlepas dari visi dan misi Muhammadiyah
pada umumnya yaitu amar ma’ruf nahi mungkar serta didorong dan didasari
dengan tujuan pendidikan Muhammadiyah pada khususnya yaitu membentuk
generasi yang berilmu dan berwawasan keislaman. SMA muhammadiyah 3
Randublatung terletak di Jalan Raya Menden km.01 Randublatung Blora.
Sebelumnya, SMA muhammadiyah 3 Randublatung Blora hanya memiliki
beberapa alat-alat laboratorium, karena keterbatasan alat laboratorium membuat
guru kimia/fisika dan biologi merasa kesulitan dalam proses pembelajaran.
Kebutuhan akan alat-alat laboratorium IPA mendorong para pengajar untuk
melengkapi kebutuhan tersebut. Dana untuk melengkapi alat-alat laboratorium
tidaklah sedikit, dana yang dimiliki pihak sekolah tidak mencukupi untuk
membeli seluruh alat-alat laboratorium yang dibutuhkan. Adanya masalah
37
tersebut, kemudian kepala sekolah beserta para pengajar berunding untuk
mengajukan permohonan bantuan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Blora.
Dalam rangka mengajukan bantuan, pihak sekolah membentuk panitia yang akan
menangani proyek pengajuan bantuan alat-alat laboratorium tersebut. Dibawah ini
adalah daftar nama panitia pengadaan peralatan laboratorium IPA SMA
Muhammadiyah 3 Randublatung:
Tabel 4.2
Daftar Panitia Pengadaan Peralatan Laboratorium IPA
SMA Muhammadiyah 3 Randublatung Blora
No Nama Jabatan Ket
1 Ahmad Juwariyanto, S.Pt Ketua Panitia Waka Sarpras
2 Taufan Hariyadi Sekretaris Staff TU
3 Purmini Bendahara Bendahara Sekolah
4 Tri Atmi Rochmawati, S.Pd Anggota Guru Kimia/Fisika
5 Da’im Chuzaimah, S.Hut Anggota Guru Biologi
6 Sa’roni Anggota Komite
Sumber: Proposal Pengadaan Peralatan Laboratorium IPA SMA Muhammadiyah 3 Randublatung Blora
Panitia yang telah dibentuk tersebut, kemudian menyusun rencana
anggaran belanja permohonan bantuan pengadaan peralatan laboratorium IPA.
Berikut adalah rancangan anggaran belanja SMA Muhammadiyah 3
Randublatung.
38
Tabel 4.3
Rencana Angaran Belanja
Bantuan Hibah Pengadaan Peralatan Laboratorium IPA
SMA 3 Muhammadiyah Randublatung Blora
No Jenis Alat Spesifikasi Vol Harga@ Jumlah
Harga
1 Alat Destinasi Vol labu 250ml 1set 975.000 975.000
2 Alat uji elektolit 4buah 60.000 240.000
3 Basicmater Shunt skala 0-5 A
dan 0-100 ma <
multiplier skala 0-
19V dan 0-50V
2buah 485.000 970.000
4 Batang pengaduk
5mm
20 cm 10buah 12.500 125.000
5 Beban bercelah Massa 5-20gr,
terdapat pengait
2 210.000 420.000
6 Beban berkait Beban 50gr 2
buah, 200gr 1
buah
2 295.000 590.000
7 Botol semprot 500 ml 4 buah 21.000 84.000
8 Buret dan klem Vol 50 ml 4 buah 525.000 2.100.000
9 Corong Diameter 5cm 4 buah 48.000 192.000
10 Corong pisah Bahan gelas
100ml
4 buah 225.000 900.000
11 Dinamometer Ketelitian 0.1
N/cm
4 set 58.000 232.000
12 Gambar contoh
tumbuhan dari
berbagai divisi
1 buah 85.000 85.000
13 Gambar contoh
hewan dari
berbagai filum
1 buah 85.000 85.000
14 Gambar DNA 1 buah 85.000 85.000
15 Gambar
kromosom
1 buah 85.000 85.000
16 Gambar
pewarisan
mendel
1 buah 85.000 85.000
17 Gambar RNA 1 buah 85.000 85.000
18 Gambar sistem
pencernaan
1 buah 85.000 85.000
Sumber: Proposal Pengadaan Peralatan Laboratorium IPA SMA Muhammadiyah 3 Randublatung Blora
39
Lanjutan Tabel 4.3
Rencana Angaran Belanja
Bantuan Hibah Pengadaan Peralatan Laboratorium IPA
SMA 3 Muhammadiyah Randublatung Blora
No Jenis Alat Spesifikasi Vol Harga@ Jumlah
Harga
19 Gambar sistem
pengeluaran burung,
reptil, ampibi, ikan
dan cacing tanah
1 buah 85.000 85.000
20 Gambar sistem
peredaran darah
burung, reptil,
ampibi, ikan dan
cacing tanah
1 buah 85.000 85.000
21 Gambar sistem
pernapasan burung,
reptil, ampibi, ikan
dan cacing tanah
1 buah 85.000 85.000
22 Gambar/model
sistem pengeluaran
manusia
1 buah 85.000 85.000
23 Gambar/model
sistem reproduksi
manusia
1 buah 85.000 85.000
24 Gambar/model
sistem syaraf
manusia
1 buah 85.000 85.000
25 Garputala Bahan baja isi 4
variasi frekuensi
2 buah 210.000 420.000
26 Gelas beaker 50 ml 6 buah 36.000 216.000
27 Gelas beaker 250 ml 6 buah 42.000 252.000
28 Gelas beaker 500 ml 6 buah 76.500 459.000
29 Gelas beaker 1000 ml 4 buah 95.000 380.000
30 Gelas ukur 10 ml Bahan borosilikat 4 buah 49.500 198.000
31 Gelas ukur 100ml Bahan borosilikat 4 buah 88.500 354.000
32 Gelas ukur 1000ml Bahan borosilikat 4 buah 330.000 1.320.000
33 Gelas ukur 50 ml Bahan borosilikat 4 buah 75.000 300.000
34 Gelas ukur 500ml Bahan borosilikat 4 buah 210.000 840.000
Sumber: Proposal Pengadaan Peralatan Laboratorium IPA SMA Muhammadiyah 3 Randublatung Blora
40
Lanjutan Tabel 4.3
Rencana Angaran Belanja
Bantuan Hibah Pengadaan Peralatan Laboratorium IPA
SMA 3 Muhammadiyah Randublatung Blora
No Jenis Alat Spesifikasi Vol Harga@ Jumlah
Harga
35 Higrometer putar 2 buah 285.000 570.000
36 Jangka sorong Ketelitian 0.1mm 4 buah 195.000 780.000
37 Kaca arloji Diameter 10cm 4 buah 30.000 120.000
38 Klem universal Bahan aluminium
dan baja
4 buah 58.000 232.000
39 Kubus massa
sama
Massa 100gr, 4
jenis
4 buah 225.000 900.000
40 Labu erlenmeyer 250 ml 4 buah 51.000 204.000
41 Labu takar 50 ml 4 buah 112.500 450.000
42 Labu takar 100 ml 4 buah 95.000 380.000
43 Labu takar 1000 ml 4 buah 225.000 900.000
44 Lumpang dan alu Porselen dia
90mm
6 buah 63.000 378.000
45 Mikrometer Ketelitian 0,01
mm
4 buah 255.000 1.020.000
46 Microskope
stereo binokuler
Pembesaran 20x 2 buah 2.450.000 4.900.000
47 Model molekul Menunjukkan
atom hidrogen,
nitrogen, sulfur,
carbon
1 set 985.000 985.000
48 Mortas dan alu 7cm 4 buah 63.000 252.000
49 Multimeter
ACD/DC
10 kilo Ohm/volt 2 buah 225.000 450.000
50 Neraca Ketelitian 10 mg 1 buah 2.800.000 2.800.000
51 Neraca 4 lengan Ketelitian 10 mg 1 set 2.750.000 2.750.000
52 Osiloscope Frekuensi10 MHz 1 Set 8.950.000 8.950.000
53 Pegas Bahan baja pegas,
3 jenis bahan
3 Set 165.000 495.000
54 Pelat tetes
porselen
12 lekukan 2buah 65.000 130.000
41
Lanjutan Tabel 4.3
Rencana Angaran Belanja
Bantuan Hibah Pengadaan Peralatan Laboratorium IPA
SMA 3 Muhammadiyah Randublatung Blora
No Jenis Alat Spesifikasi Vol Harga@ Jumlah
Harga 55 Pelat tetes
porselen
120x80m
12 lekukan 2 buah 75.000 150.000
56 Pembakar spirtus Kaca vol 10ml 3 buah 37.500 112.500
57 Penjepit tabung
reaksi
Panjang 15cm 6 buah 6.000 36.000
58 Perangkat
pemeliharaan
microskop
2 set 225.000 450.000
59 Ph meter Model digital 1 set 985.000 985.000
60 Penggan penguap Porselen dia
90mm
6 buah 55.000 330.000
61 Pipet seukuran 10 ml 4 buah 46.000 184.000
62 Pipet U Kapasitas 20 ml,
bahan kaca
borosilikat
4 buah 28.000 112.000
63 Pipet Volume 5 ml 4 buah 45.000 180.000
64 Pipet Volume 10 ml 4 buah 60.000 240.000
65 Pipet Y 10mm, bahan
borosilikat
4 buah 27.000 108.000
66 Plat Bahan logam 4
jenis
4 set 175.000 700.000
67 Preparat anatomi
tumbuhan, akar,
batang, daun
dikotyl dan
monokotyl
4 set 150.000 600.000
68 Preparat anatomi
hewan
4 set 250.000 1.000.000
69 Preparat meisos 4 buah 25.000 100.000
70 Preparat mitosis 4 buah 25.000 100.000
71 Rak tabung
reaksi
Bahan kayu 10
lubang
4 buah 22.500 90.000
72 Segitiga porselen Panjang 65 mm 4 buah 39.000 156.000
73 Sikat tabung Dia 1 cm 2 buah 12.500 25.000 Sumber: Proposal Pengadaan Peralatan Laboratorium IPA SMA Muhammadiyah 3 Randublatung Blora
42
Lanjutan Tabel 4.3
Rencana Angaran Belanja
Bantuan Hibah Pengadaan Peralatan Laboratorium IPA
SMA 3 Muhammadiyah Randublatung Blora
No Jenis Alat Spesifikasi Vol Harga@ Jumlah
Harga
74 Silinder massa
sama
Massa 100gr 4 set 225.000 900.000
75 Statif Dia baja 10mm,
dasar statif ABS
2buah 335.000 670.000
76 Statif dan klem 4 buah 280.000 1.120.000
77 Tabel periodik
unsur
1 buah 83.500 83.500
78 Tabung reaksi Vol 20ml 100
buah
6.500 650.000
79 Tabung reaksi Tinggi 100mm,
dia 12mm, pak isi
100
1 kotak 600.000 600.000
Jumlah 50.000.000 Sumber: Proposal Pengadaan Peralatan Laboratorium IPA SMA Muhammadiyah 3 Randublatung Blora
Rencana anggaran yang telah selesai dibuat kemudian disusun menjadi
sebuah proposal untuk diajukan sebagai proposal bantuan dana hibah yang
ditujukan kepada Pemerintah Kabupaten Blora melalui Dinas Pendidikan Pemuda
dan Olahraga Kabupaten Blora. Proposal bantuan dana hibah diajukan pada
tanggal 25 Februari 2012.
Pengajuan proposal hingga pencairan dana membutuhkan waktu 8 bulan.
Total dana hibah yang diterima sesuai dengan total dana yang diajukan oleh SMA
Muhammadiyah 3 Randublatung Blora yaitu sebesar Rp 50.000.000,00. Sesuai
dengan Peraturan Bupati Nomor 8A Pasal 22 Ayat 1 (a) Tahun 2012 untuk hibah
yang besaran sampai dengan Rp 50.000.000,00 dilakukan dalam 1 tahap.
Begitupun dengan SMA Muhammadiyah 3 Randublatung Blora saat menerima
43
dana hibah hanya dilakukan dalam 1 tahap. Dana hibah tersebut masuk ke
rekening SMA Muhammadiyah 3 Randublatung Blora pada tanggal 4 Oktober
2013 dan pengambilan dana untuk membeli peralatan laboratorium IPA pada
tanggal 8 Oktober 2013. Dana tersebut digunakan untuk membeli peralatan
laboratorium IPA sesuai dengan Rancangan Anggaran Belanja. Pembelian
peralatan dilakukan dengan cara pemesanan dan pemesanan tersebut dilakukan
pada tanggal 8 Oktober 2012. SMA Muhammadiyah 3 Randublatung Blora
memesan di 2 tempat yaitu Toko Ramayana Surakarta dan CV. Mitra Sejati
Mojokerto, berikut daftar rincian pembelian peralatan laboratorium IPA pada CV.
Toko Ramayana Surakarta dan CV. Mitra Sejati Mojokerto:
44
Tabel 4. 4
Daftar Rincian Pembelian Peralatan Laboratorium IPA
SMA Muhammadiyah 3 Randublatung Blora
Pada Toko Ramayana Surakarta
No Jenis Alat Spesifikasi Vol Harga @ Jumlah
Harga
1 Basicmater Shunt Skala 0-5 A
Dan 0-100ma <
Multiplier Skala 0-
19 V Dan 0-50 V
2buah 485.000 970.000
2 Batang Pengaduk
5 mm
20 Cm 10buah 12.500 125.000
3 Beban Bercelah Massa 5-20gr,
Terdapat Pengait
4 210.000 840.000
4 Beban Berkait Beban 50gr 2 Buah,
200gr 1 Buah
4 295.000 1.180.000
5 Botol Semprot 500 Ml 4 Buah 21.000 84.000
6 Corong Diameter 5cm 4 Buah 48.000 192.000
7 Dinamometer Ketelitian 0.1 N/Cm 4 Set 58.000 232.000
8 Gambar Contoh
Tumbuhan
1 Buah 95.000 95.000
Sumber: Laporan Pertanggungjawaban Bantuan Hibah Pengadaan Peralatan Laboratorium IPA
SMA Muhammadiyah 3 Randublatung Blora
45
Lanjutan Tabel 4. 4
Daftar Rincian Pembelian Peralatan Laboratorium IPA
SMA Muhammadiyah 3 Randublatung Blora
Pada Toko Ramayana Surakarta
No Jenis Alat Spesifikasi Vol Harga@ Jumlah
Harga
9 Gambar Contoh
Hewan dari
Berbagai Filum
1 Buah 95.000 95.000
10 Gambar DNA 1 Buah 95.000 95.000
11 Gambar
Kromosom
1 Buah 95.000 95.000
12 Gambar Pewarisan
Mendel
1 Buah 95.000 95.000
13 Gambar RNA 1 Buah 95.000 95.000
14 Gambar Sistem
Pencernaan
Burung, Reptil,
Ampibi, Ikan dan
Cacing Tanah
1 Buah 95.000 95.000
15 Gambar Sistem
Pengeluaran
Burung, Reptil,
Ampibi, Ikan dan
Cacing Tanah
1 Buah 95.000 95.000
16 Gambar Sistem
Peredaran Darah
Burung, Reptil,
Ampibi, Ikan dan
Cacing Tanah
1 Buah 95.000 95.000
17 Gambar Sistem
Pernapasan
Burung, Reptil,
Ampibi, Ikan dan
Cacing Tanah
1 Buah 95.000 95.000
18 Gambar Sistem
Pengeluaran
Manusia
1 Buah 95.000 95.000
19 Gambar Sistem
Reproduksi
Manusia
1 Buah 95.000 95.000
Sumber: Laporan Pertanggungjawaban Bantuan Hibah Pengadaan Peralatan Laboratorium IPA
SMA Muhammadiyah 3 Randublatung Blora
46
Lanjutan Tabel 4. 4
Daftar Rincian Pembelian Peralatan Laboratorium IPA
SMA Muhammadiyah 3 Randublatung Blora
Pada Toko Ramayana Surakarta
No Jenis Alat Spesifikasi Vol Harga@ Jumlah
Harga
20 Gambar Sistem
Syaraf Manusia
1 Buah 95.000 95.000
21 Garputala Bahan Baja Isi 4
Variasi Frekuensi
2 Buah 210.000 420.000
22 Kaca Arloji Diameter 10cm 4 Buah 30.000 120.000
23 Klem Universal Bahan Aluminium
Dan Baja Tahan
Karat
4 Buah 58.000 232.000
24 Kubus Massa
Sama
Massa 100gr, 4
Jenis
4 Buah 225.000 900.000
25 Labu Takar 1000 Ml 4 Buah 225.000 900.000
26 Microskope Stereo
Binokuler
Pembesaran 20x 2 Buah 2.450.000 4.900.000
27 Multimeter
ACD/DC
10 Kilo Ohm/Volt 4 Buah 225.000 900.000
28 Neraca Ketelitian 10 Mg 1 Buah 2.800.000 2.800.000
29 Neraca 4 Lengan Ketelitian 10 Mg 1 Set 2.750.000 2.750.000
30 Osiloscope Frekuensi 10 Mhz 1 Set 8.950.000 8.950.000
31 Pegas Bahan Baja Pegas,
3 Jenis Bahan
3 Set 165.000 495.000
32 Pelat Tetes
Porselen 100x80m
12 Lekukan 2buah 65.000 130.000
33 Pelat Tetes
Porselen 120x80m
12 Lekukan 2 Buah 75.000 150.000
34 Penjepit Tabung
Reaksi
Panjang 15cm 6 Buah 8.500 51.000
35 Perangkat
Pemeliharaan
Microskop
2 Set
225.000
450.000
36 Ph Meter Model Digital 1 Set 985.000 985.000
37 Pipet U
Kapasitas 20 Ml,
Bahan Kaca
Borosilikat
6 Buah 32.500 195.000
38 Pipet Volume 5 Ml 6 Buah 45.000 270.000
39 Pipet Volume 10 Ml 6 Buah 60.000 360.000
40 Pipet Y 10mm, Bahan
Borosilikat
6 Buah
36.500 219.000
Sumber: Laporan Pertanggungjawaban Bantuan Hibah Pengadaan Peralatan Laboratorium IPA
SMA Muhammadiyah 3 Randublatung Blora
47
Lanjutan Tabel 4. 4
Daftar Rincian Pembelian Peralatan Laboratorium IPA
SMA Muhammadiyah 3 Randublatung Blora
Pada Toko Ramayana Surakarta
No Jenis Alat Spesifikasi Vol Harga@ Jumlah
Harga
41 Plat
Bahan Logam 4
Jenis
6 Set 175.000 1.050.000
42 Preparat Meisos 4 Buah 83.000 332.000
43 Preparat Mitosis 4 Buah 83.000 332.000
44 Segitiga Porselen Panjang 65 Mm 4 Buah 42.500 170.000
45 Silinder Massa
Sama
Massa 100gr 4 Set 225.000 900.000
Jumlah 33.819.000 Sumber: Laporan Pertanggungjawaban Bantuan Hibah Pengadaan Peralatan Laboratorium IPA
SMA Muhammadiyah 3 Randublatung Blora
Tabel 4.5
Daftar Rincian Pembelian Peralatan Laboratorium IPA
SMA Muhammadiyah 3 Randublatung Blora
Pada CV. Mitra Sejati Mojokerto
No Jenis Alat Vol Harga@ Jumlah
Harga
1 Distinasi Set 1 Set 742.500 742.500
2 Electrolit Tester 4 Buah 71.500 286.000
3 Buret 50 Ml Pyrex 4 Buah 522.500 2.090.000
4 Buret Klem Engkel 4 Buah 66.000 264.000
5 Corong Pemisah100 Ml 4 Buah 376.750 1.057.000
6 Baeker Glass 50 Ml 6 Buah 34.650 207.900
7 Baeker Glass 250 Ml 6 Buah 45.650 273.900
8 Baeker Glass 500 Ml 6 Buah 57.750 346.500
9 Baeker Glass 1000 Ml 4 Buah 104.500 418.000
10 Maat Glass 10 Ml 4 Buah 38.500 154.000
11 Maat Glass 50 Ml 4 Buah 50.600 202.400
12 Maat Glass 100 Ml 4 Buah 60.500 242.000
13 Maat Glass 500 Ml 4 Buah 143.000 572.000
14 Maat Glass 1000 Ml 4 Buah 247.500 990.000
15 Erlenmeyer 250 Ml 4 Buah 60.500 242.000
16 Labu Takar 50 Ml 4 Buah 77.000 308.000 Sumber: Laporan Pertanggungjawaban Bantuan Hibah Pengadaan Peralatan Laboratorium IPA
SMA Muhammadiyah 3 Randublatung Blora
48
Lanjutan Tabel 4.5
Daftar Rincian Pembelian Peralatan Laboratorium IPA
SMA Muhammadiyah 3 Randublatung Blora
Pada CV. Mitra Sejati Mojokerto
No Jenis Alat Vol Harga@ Jumlah
Harga
18 Mortar + Alu Dia 10 Cm 6 Buah 41.250 247.500
19 Moolymood 1 Set 423.500 423.500
20 Pembakar Spirtus 3 Buah 33.000 99.000
21 Cawan Penguap 125 Ml 6 Buah 24.750 148.500
22 Pipet Ukur 10 Ml 4 Buah 48.950 195.500
23 Preparate Botany Set 30’s 1 Set 407.000 407.000
24 Preparate Zoology Set 40’s 1 Set 539.000 539.000
25 Rak Tabung Reaksi 4 Buah 22.000 88.000
26 Sikat Tabung Reaksi 2 Buah 5.500 11.000
27 Statif Panjang 2 Buah 203.500 407.000
28 Statif + Universal Klem 4 Set 247.500 990.000
29 Tabel Periodik Unsur Besar 1 Buah 148.500 148.500
30 Tabel Reaksi 16 X 150 Mm Pyrex 100 Buah 8.250 825.000
31 Tabung Reaksi 13x 100 Ml Pyrex 100 Buah 7.150 715.000
32 Bejana Berhubungan 2 Buah 82.500 165.000
33 Tabung Y 2 Buah 38.500 77.000
34 Jangka Sorong 3 Buah 148.500 445.500
35 Mikrometer Sekrup 3 Buah 165.000 495.000
36 Tabung U 2 Buah 49.500 99.000
37 Tabung U + Kran 2 Buah 94.050 188.100
38 Amper Meter 1 Buah 121.000 121.000
39 Hygromerter Dry And Wet 1 Buah 99.000 99.000
40 Termometer Ruang 4 Buah 12.100 48.400
Jumlah 16.181.000 Sumber: Laporan Pertanggungjawaban Bantuan Hibah Pengadaan Peralatan Laboratorium IPA
SMA Muhammadiyah 3 Randublatung Blora
Pembelian peralatan laboratorium IPA dari dana hibah sangat membantu
dalam proses belajar mengajar yang dilakukan di SMA Muhammadiyah 3
Randublatung Blora. Dalam rangka pengawasan terhadap dana hibah yang
diberikan, Pemerintah Kabupaten Blora, mewajibkan kepada penerima dana hibah
untuk membuat laporan pertanggungjawaban agar dana tidak disalah gunakan.
Guna memenuhi peraturan SMA Muhammadiyah 3 Randublatung Blora membuat
49
laporan pertanggungjawaban untuk melaporkan setiap dana yang dibelanjakannya.
Laporan tersebut berisi tentang laporan pelaksanaan kegiatan, laporan hasil
kegiatan, rincian penggunaan dana, lampiran bukti transaksi berupa nota/ kuitansi
serta dokumentasi objek. Setelah laporan pertanggungjawaban terselesaikan maka
sarana dan prasarana pembelajaran dapat digunakan untuk membantu proses
pembelajaran SMA Muhammadiyah 3 Randublatung Blora.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan yang ada dilapangan dengan
segala keterbatasan dalam memperoleh data dan bukti maka penyimpulan akhir
mengenai kegiatan pengendalian pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan
sosial Kabupaten Blora adalah:
Dalam kegiatan pengendalian pengelolaan belanja hibah dan belanja
bantuan sosial pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPPKAD) Kabupaten Blora telah dilaksanakan sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008. Kegiatan pengendalian
sebagaimana dimaksudkan terdiri atas komponen reviu atas kinerja instansi
pemerintah, pembinaan sumberdaya manusia, pengendalian atas pengelolaan
sistem informasi, pengendalian fisik atas aset, penetapan dan reviu atas indikator
dan ukuran kinerja, pemisahan fungsi, otorisasi atas transaksi dan kejadian yang
penting, pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian,
pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya, akuntabilitas terhadap
50
sumberdaya dan pencatatannya, dan dokumentasi yang baik atas Sistem
Pengendalian Intern serta transakasi dan kejadian penting. DPPKAD Kabupaten
Blora dalam melaksanakan kegiatan pengendalian pengelolaan belanja hibah dan
belanja bantuan sosial dilakukan bersamaan dengan kegiatan pengendalian
pengelolaan keuangan secara umum.
Pelaksanaan kegiatan pengendalian pengelolaan belanja hibah dan belanja
bantuan sosial Pemerintah Kabupaten Blora dapat dikatakan baik
pelaksanaannya, meskipun masih ada beberapa komponen dalam kegiatan
pengendalian atas pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial
Pemerintah Kabupaten Blora yang belum dilaksanakan, seperti:
a. Belum ada pelaksanaan penilaian resiko secara periodik dan komprehensif
(komponen atas pengendalian dan pengelolaan sistem informasi).
b. Tidak menegakkan disiplin atas penyimpangan terhadap prosedur (komponen
atas pengendalian dan pengelolaan sistem informasi).
c. Belum ada pengendalian atas pengembangan dan perubahan atas perangkat
lunak aplikasi (komponen atas pengendalian dan pengelolaan sistem
informasi).
d. Tidak ada pemisahan tugas dalam sistem (komponen atas pengendalian dan
pengelolaan sistem informasi).
e. Tidak ada kontinuitas pelayanan (komponen atas pengendalian dan
pengelolaan sistem informasi).
f. Belum ada rencana pemulihan setelah bencana (pengendalian fisik atas aset)
51
g. Penyimpanan dokumentasi yang kurang baik (Dokumentasi yang baik atas
sistem pengendalian intern serta transaksi dan kejadian penting).
5.2. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang diajukan peneliti sebagai
rekomendasi yaitu: Komponen-komponen yang belum dilaksanakan dalam
kegiatan pengendalian belanja hibah dan belanja bantuan sosial Pemerintah
Kabupaten Blora agar dapat diusahakan untuk dilaksanankan.
Komponen-komponen tersebut antara lain:
a. Dilakukan penilaian resiko secara periodik khususnya pada pengelolaan
belanja hibah dan belanja bantuan sosial agar tidak terjadi resiko yang tidak
diinginkan. Membuat kebijakan untuk organisasi yang mengelola program
pengamanan
b. Pengendalian fisik terkait dengan penyimpanan dokumen belanja hibah dan
belanja bantuan sosial di DPPKAD Kabupaten Blora sudah baik namun perlu
dilakukan penambahan tempat penyimpanan dokumen yang lebih banyak
agar dokumen-dokumen yang sebelumnya hanya dimasukkan didalam kardus
dapat disimpan di tempat penyimpanan dokumen dan dikelola dengan baik.
Pengendalian logik pada DPPKAD Kabupaten Blora sudah baik, namun perlu
menambahkan prosedur pengamanan backup data untuk meminimalisir
resiko/kejadian yang tidak terduga. Memberikan sanksi yang tegas kepada
pegawai yang melakukan pelanggaran berupa surat peringatan.
c. Pengembangan dan perubahan atas perangakat lunak aplikasi dilakukan oleh
Pemerintah Pusat dan DPPKAD selaku pengguna diharapkan beradaptasi
52
dengan cepat dan dapat menggunakan perubahan maupun pengembangan
perangkat lunak aplikasi dengan segera. DPPKAD diharuskan memberikan
seminar dan pelatihan kepada pegawai yang menggunakan sistem tersebut.
d. Membuat kebijakan wewenang tentang pemisahan tugas terhadap sistem.
e. Membuat kebijakan terhadap kontinuitas pelayanan untuk meminimalisir
kejadian tak terduga.
f. Membuat kebijakan atau rencana pemulihan setelah bencana.
g. Dokumen yang berkaitan dengan belanja hibah dan belanja bantuan sosial
disimpan dengan rapi di data base maupun di lemari atau ruangan khusus
sesuai dengan tanggal transaksi, dan dikelola dengan baik.
5.3. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menghadapi beberapa keterbatasan.
Keterbatasan tersebut antara lain:
1. SP2D dan dokumen lain terkait hibah dan bantuan sosial yang tidak dapat
dilampirkan, karena merupakan rahasia Negara.
2. Bukti diadakan pelatihan atau diklat dan materinya.
3. Narasumber yang bersangkutan tidak memahami secara mendalam dan tidak
berkonsentrasi penuh saat proses wawancara, karena dilakukan bersamaan
dengan kegiatan lainnya.
4. Narasumber sedang dalam proses diklat, sehingga informasi yang diberikan
tidak lengkap.
5.4. Saran Untuk Penelitian Mendatang
53
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis menyarankan untuk penelitian
selanjutnya yaitu:
1. Memperluas penelitian, tidak hanya meneliti pada belanja hibah dan
belanja bantuan sosial berupa uang saja tetapi juga meneliti belanja
hibah dan belanja bantuan sosial berupa barang.
2. Penelitian ini hanya meneliti komponen kegiatan pengendalian saja,
untuk penelitian selanjutnya diharapkan meneliti seluruh komponen
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).
3. Penelitian juga dilakukan di SKPD untuk melihat pengelolaan belanja
hibah dan belanja bantuan sosial di SKPD.
54
DAFTAR PUSTAKA
Bodnar, George H., Hoopwood, William S. 2004. Sistem Informasi Akuntansi,
Edisi 9. Yogyakarta: ANDI
Diana, Anastasia., Lilis Setiawati. 2010. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta.
ADNI
Darmastuti, Dewi & Dyah Setyaningrum.____. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Belanja Bantuan Sosial pada laporan
Keuangan Pemerintah Daerah Tahun 2009. ______: Universitas
Indonesia
Hartadi, Bambang. 1986. Sistem Pengendalian Intern Dalam Hubungannya
Dengan Manajemen Dan Audit. Yogyakarta: BPFE
http://jateng.tribunnews.com/2013/06/26/dana-hibah-sam-poo-kong-diduga-ada-
manipulasi (diakses tanggal 1 juli 2013)
http://jateng.tribunnews.com/2013/04/06/mahfud-ali-prihatin-mahasiswa-untag-
semarang-jadi-tersangka-korupsi-bansos (diakses tanggal 1 juli 2013)
http://jateng.tribunnews.com/2013/02/08/wakil-ketua-dprd-jateng-divonis-tiga-
tahun-penjara (diakses tanggal 1 juli 2013)
http://www.jpnn.com/read/2013/05/15/172013/Aparat-Didesak-Usut-
Penyimpangan-Bansos-APBD-Jateng- (diakses tanggal 1 juli 2013)
http://www.lensaindonesia.com/2012/09/13/sekretaris-persikaba-bantah-transfer-
rp-560-juta-ke-pejabat-daerah.html (diakses tanggal 4 maret 2014)
http://www.suarabanyuurip.com/kabar/baca/5-situs-di-blora-jadi-ajang-bansos-
fiktif (diakses tanggal 4 maret 2014)
Laporan Pertanggungjawaban Bantuan Hibah Pengadaan Peralatan Laboratorium
IPA SMA Muhammadiyah 3 Randublatung Blora
55
Pane, Rusdi Hamid et al. 2011. Kinerja Belanja Hibah Untuk Usaha Ekonomi dan
Pengentasan Kemiskinan di Kota Pekanbaru. ________: Fakutas
Ekonomi Universitas Riau
Peraturan Bupati Blora Nomor 8A Tahun 2012 Tentang Tata Cara Penganggaran,
Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan
serta Monitoring dan Evaluasi Hibah Kabupaten Blora
Peraturan Bupati Blora Nomor 8B Tahun 2012 Tentang Tata Cara Penganggaran,
Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan
serta Monitoring dan Evaluasi Bntuan Sosial Kabupaten Blora
Peraturan Bupati Blora Nomor 42 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Bupati Blora Nomor 8A Tahun 2012 Tentang Tata Cara
Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban
dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Hibah Kabupaten Blora
Peraturan Bupati Nomor 43 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Bupati Blora Nomor 8B Tahun 2012 Tentang Tata Cara
Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban
dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Bntuan Sosial
Kabupaten Blora
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang
Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah
Proposal Pengadaan Peralatan Laboratorium IPA SMA Muhammadiyah 3
Randublatung Blora
56
Romney, Marshall B., Stembart, Paul John. 2006. Accounting Information
System (Edition 9.). Jakarta: Salemba Empat
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualititif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Erlangga.
44
LAMPIRAN
Lampiran 1
Flowchart Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial
Pemerintah Kabuparen Blora
Sistem Pengelolaan Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial Pemkab Blora
SKPD TAPD PPKDPemohon
Berita Acara Hasil
Evaluasi dan
Pengkajian
PROPOSAL
Proses Evaluasi
PROPOSAL
Proses Rekomendasi
Rekomendasi
SKPD
Rekomendasi
SKPD
Pemberian Pertimbangan
atas Rekomendasi
Hasil Pertimbangan
TAPD
Pencantuman dalam KUA
dan PPAS
KUA dan
PPAS
Pencantuman dalam RKA-
PPKD
RKA-PPKD
Penetapan APBD
APBD
Penetapan SK Bupati
SK Bupati
A
A
SK Bupati
Pembuatan
Permohonan Pencairan
Berkas Permohonan
Pencairan
Berkas Permohonan
Pencairan
Proses Verifikasi
Pernyataan
Verifikasi
Pembuatan Berkas
Permononan Pencairan
Berkas
Permohonan
Pencairan
B
B
Berkas
Permohonan
Pencairan
Penyiapan SPP LS
SPP LS
Proses Penyiapan
SPM LS
SPM LS
Proses Penerbitan
SP2D
SP2D
C
C
SP2D
Proses Pencairan
di BPD Jateng
Dana Hibah/
Bansos
Pembuatan NPHD
Penandatangan NPHD
NPHD
NPHD
NPHD yg
sdh d ttdniNPHD yg
sdh d ttdni
Pemohon
Lampiran 2
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH
KABUPATEN BLORA
KEPALA
DINAS
SEKRETARIAT
Sub Bagian
Program
Sub Bagian
Keuangan
Sub Bagian
Umum
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
Bidang Perbendaharaan dan
Pengelolaan Belanja
Bidang Akuntansi
dan Pelaporan
Bidang Aset Daerah
Seksi Pengelolaan Belanja
Tak Langsung dan
Pembiayaan
Seksi Pengelolaan Belanja
Langsung
Seksi Pengelolaan Belanja
Langsung
Seksi Verifikasi
Seksi Akuntansi,
Pengelolaan Utang
dan Piutang
Seksi Penyusunan
Laporan Keuangan
Daerah
Seksi Pendataan dan
Inventarisasi
Seksi Pengelolaan
Aset
Seksi Penilaian dan
Pengawasan
Bidang Pendapatan Bidang Anggaran
Seksi Perencanaan dan
Penetapan Pendapatan
Daerah
Seksi Perencanaan
Anggaran
Seksi Penagihan dan
Keberatan
SeksiPendapatan Dana
Perimbangan dan
Pendapatan Lain-lain
SeksiOtorisasi
Anggaran
Seksi Pengendalian
Anggaran
UPTD Wilayah
Blora
UPTD Wilayah
Cepu
UPTD Wilayah
Randublatung
UPTD Wilayah
Ngawen