Upload
ranti-amanda
View
93
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pendidikan
Citation preview
Kode Modul: 01.KIM-SMP-D.2005MODUL DIKLAT BERJENJANG
Jenjang Sekolah : SMPBidang Studi : Kimia
Jenjang Diklat : Dasar
MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESANINFORMASI
Penyusun : Dra. Indrawati, M.PdPenyunting : Drs. Arief Sidharta, M.Pd
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PENATARAN GURU ILMU PENGETAHUAN ALAM(SCIENCE EDUCATION DEVELOPMENT CENTRE)
i
KATA PENGANTAR
Pusat Pengembangan Penataran Guru Ilmu Pengetahuan Alam (PPPG IPA)sebagai lembaga diklat memiliki tugas pokok dan fungsi antara lain mengembangkandan meningkatkan kualitas pendidikan sains untuk tingkat SD, SMP, SMA, SMK ,dan SLB. Sebagai lembaga pengembang, PPPG IPA selalu berupaya meningkatkanperan dan fungsinya dengan mengembangkan standardisasi kompetensi tenagakependidikan, menerapkan standar pelayanan nasional, serta mengkaji danmengembangkan bahan diklat yang inovativ, aktual, dan sesuai dengan kebutuhanlapangan.
Modul adalah salah satu bahan diklat yang disusun untuk mengembangkanmodel-model pembelajaran sains untuk dikaji, dipahami, dan diimplementasikan olehguru-guru dalam proses pembelajaran, agar guru dan siswa lebih memahamibagaimana proses pemahaman sains. Oleh karena itu, pada proses belajarmengajar sains, guru harus berorientasi pada tiga hal pokok, sebagai berikut.1. Proses sains, siswa belajar dan memahami sains melalui pengamatan,
pengukuran, percobaan, menarik kesimpulan, dan lainnya.2. Struktur konsep sains yaitu: Fisika, Biologi, Kimia, dan IPBA.3. Kecakapan hidup siswa (“life skills”).
Berdasarkan tiga aspek tersebut, cara yang ditempuh adalah dengan lebihmengenalkan konsep-konsep sains dengan cara menggunakan model keterampilanproses sains dan bahan diklat yang sesuai.
Diharapkan modul ini dapat dimanfaatkan oleh guru-guru di sekolah, sehinggadapat meningkatkan kompetensi siswa dalam pembelajaran sains.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai kita dalam meningkatkanmutu pendidikan khususnya sains di Indonesia
.
Bandung, November 2005Plh. Kepala PPPG IPA,
DDrs. Suryadi, M.MNIP. 131 070 737
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar………………………………………………………...…….…….. i
Daftar Isi…………………………………………………………………………….. ii
Daftar Tabel………………………………………………………………………… iii
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………..………. 1
A. Latar Belakang……………………………………….…...……... 1
B. Standar Kompetensi…………. ………………………………… 2
C. Deskripsi Materi ……………………………….……………...…. 3
BAB II. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DAN MODEL
PEMBELAJARAN RUMPUN PEMROSESAN
INFORMASI ……..
4
A. Penggolongan Dan Jenis-Jenis Model Pembelajaran ………. 4
B. Pengertian Model Pembelajaran ………………………………. 10
C. Karakteristik Model Pembelajaran……………………………... 11
D. Jenis-jeis Model Pembelajaran Rumpun Pemrosesan
Informasi………………………………………………………….. 13
E. Jenis-jenis Model Pembelajaran Rumpun Pemrosesan
Informasi………………………………………………………….. 14
F. Contoh Penggunaan Model Pembelajaran Pemrosesan
Informasi Dalam Pembelajaran IPA……………………………. 27
BAB III. RANGKUMAN ………………………………………………………… 30
BAB IV. EVALUASI …………………………………………………………….. 31
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...…….. 36
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Model-Model Pembelajaran Pengolahan Informasi ……...…... 5
Tabel 2. Model-Model Pembelajaran Personal (Pribadi)……………….. 7
Tabel 3. Model-model Pembelajaran Interaksi Sosial…………………… 8
Tabel 4. Model-model Pembelajaran Rumpun Perilaku………………… 10
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangKerangka kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi
(Depdiknas, 2003) memuat gagasan pokok tentang pembelajaran
yang memperhatikan aspek pedagogis dalam
pengimplementasiannya. Prinsip-prinsip umum yang harus diacu guru
dalam melaksanakan pembelajaran dengan kurikulum 2004 adalah
sebagai berikut.
1. Berpusat pada siswa
2. Belajar dengan melakukan
3. Mengembangkan kemampuan atau keterampilan memecahkan
masalah
4. Mengembangkan keterampilan sosial
5. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah Bertuhan
6. Mengembangkan kreatifitas siswa
7. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi,
menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik, dan
8. Belajar sepanjang hayat
Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sesuai dengan kebijakan
Depertemen Pendidikan Nasional mengenai Pendidikan Kecakapan
Hidup yang meliputi Kecakapan Personal (mencakup kesadaran diri
dan kecakapan berpikir), Kecakapan Sosial, Kecakapan Akademik,
dan Kecakapan Vokasional. Pembelajaran yang dilakukan guru juga
harus mengimplementasikan empat pilar pendidikan, yaitu Learning to
know, learning to do, learning to be, dan learning to live together.
Untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip pembelajaran
tersebut dalam pembelajaran di kelas banyak model dan pendekatan
yang dapat digunakan. Model pembelajaran yang dapat digunakan
untuk mengembangkan kecakapan berpikir, misalnya model-model
2
pembelajaran yang tergolong rumpun model pemrosesan informasi,
sedangkan model pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengembangkan kecakapan sosial, misalnya model-model
pembelajaran yang tergolong rumpun sosial, yang termasuk model
pembelajaran ini antara lain model pembelajaran Kooperatif, tipe
Jigsaw.
Dalam upaya membantu guru melaksanakan Kurikulum Berbasis
Kompetensi, khususnya dalam mata pelajaran IPA yang menekankan
pada kecakapan berpikir, PPPG IPA melalui penyusunan modul yang
digunakan dalam Diklat berjenjang ini memperkenalkan model-model
pembelajaran yang melatihkan kecakapan berpikir yang termasuk
rumpun model Pemrosesan Informasi.
B. Standar KompetensiStandar kompetensi yang harus dikuasai melalui modul ini
adalah merencanakan dan melaksanakan pembelajaran IPA dengan
menggunakan berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran IPA.
Kompetensi Dasar:
Untuk mencapai standar kompetensi tersebut, salah satu kompetensi
dasar yang harus dikuasai adalah menguasai model-model
pembelajaran rumpun pemrosesan informasi.
Indikator keberhasilan yang harus dicapai untuk menguasai
kompetensi dasar tersebut adalah sebagai berikut:
Menyebutkan klasifikasi model-model pembelajaran secara umum
Mendeskripsikan karakteristik suatu model pembelajaran
Mendefinisikan pengertian model pembelajaran
Menyebutkan ciri-ciri utama/orientasi pokok golongan model
pembelajaran pemrosesan informasi, sosial, perilaku, dan personal
Mengidentifikasi jenis-jenis model pembelajaran yang tergolong
pada rumpun model pemrosesan informasi
3
Mendeskripsikan sintaks pembelajaran dari setiap jenis model yang
tergolong model pemrosesan informasi
Menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan model-
model pemrosesan informasi.
C. Deskripsi MateriMateri yang akan dipaparkan dalam modul ini meliputi
penggolongan model pembelajaran secara umum, pengertian model
pembelajaran, karakteristik model pembelajaran, jenis-jenis model
pembelajaran rumpun pemrosesan informasi, dan contoh penerapan
model pembelajaran rumpun pemrosesan informasi dalam
pembelajaran IPA.
4
BAB IIMODEL-MODEL PEMBELAJARAN DAN MODEL PEMBELAJARAN
RUMPUN PEMROSESAN INFORMASI
A. Penggolongan Dan Jenis-Jenis Model PembelajaranJoyce dan Weil (1980 dan 1992) dalam bukunya Models of
Teaching menggolongkan model-model pembelajaran ke dalam empat
rumpun. Keempat rumpun model pembelajaran tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Rumpun model-model Pemrosesan InformasiModel-model pembelajaran dalam rumpun ini bertitik tolak dari
prinsip-prinsip pengolahan informasi, yaitu yang merujuk pada cara-
cara bagaimana manusia menangani rangsangan dari lingkungan,
mengorganisasi data, mengenali masalah, menyusun konsep,
memecahkan masalah, dan menggunakan simbol-simbol.
Beberapa model pembelajaran dalam rumpun ini berhubungan
dengan kemampuan pebelajar (siswa) untuk memecahkan
masalah, dengan demikian siswa dalam belajar menekankan pada
berpikir produktif. Sedangkan beberapa model pembelajaran
lainnya berhubungan dengan kemampuan intelektual secara
umum, dan sebagian lagi menekankan pada konsep dan informasi
yang berasal disiplin ilmu secara akademis.
Jenis model-model pembelajaran yang termasuk ke dalam
rumpun pemrosesan informasi ini adalah seperti pada tabel 1.
5
Tabel 1. Model-Model Pembelajaran Pengolahan Informasi
No Nama Model Tokoh Misi/tujuan/manfaat
1 Berpikir Induktif Hilda Taba Terutama ditujukan untuk pembentukan
kemampuan berpikir induktif yang
banyak diperlukan dalam kegiatan
akademik meskipun diperlukan juga
untuk kehidupan pada umumnya. Model
ini memiliki keunggulan melatihkan
kemampuan menganalisis informasi dan
membangun konsep yang berhubungan
dengan kecakapan berpikir.
2. Latihan inkuari Richard
Suchman
Sama dengan model berpikir induktif,
model ini ditujukan untuk pembentukan
kemampuan berpikir induktif yang
banyak diperlukan dalam kegiatan
akademik meskipun diperlukan juga
untuk kehidupan pada umumnya.
3. Pembentukan
konsep
Jerome
Bruner,
Goodnow,
dan Austin
Dirancang terutama untuk pembentukan
kemampuan berpikir induktif, siswa
dilatih mempelajari konsep secara
efektif.
4 Perkembangan
kognitif
Jean Piaget
Irving Sigel
Edmun
Sullivan
Lawrence
Kohlberg
Dirancang terutama untuk pembentukan
kemampuan berpikir/pengembangan
intelektual pada umumnya, khususnya
berpikir logis, meskipun demikian
kemampuan ini dapat diterapkan pada
kehidupan sosial dan pengembangan
moral.
6
No Nama Model Tokoh Misi/tujuan/manfaat
5
Advance
Organizer
David
Ausubel
Dirancang untuk meningkatkan
kemampuan mengolah informasi melalui
penyajian materi beragam (ceramah,
membaca, dan media lainnya) dan
menghubungkan pengetahuan baru
dengan struktur kognitif yang telah ada.
7. Mnemonics Pressley,
Levin,
Delaney
Strategi belajar untuk mengingat dan
mengasimilasi informasi.
(Sumber: Bruce Joyce dan Marsha Weil, 1980 dan Bruce Joyce, Marsha Weil,dan Beverly Showers, 1992, 1996: Models of Teaching)
2. Rumpun model-model Pribadi/individualModel-model pembelajaran yang termasuk rumpun ini
menekankan pada pengembangan pribadi. Model-model ini
menekankan proses dalam “membangun/mengkonstruksi” dan
mengorganisasi realita, yang memandang manusia sebagai
pembuat makna. Model-model pembelajaran rumpun ini
memberikan banyak perhatian pada kehidupan emosional. Fokus
pembelajaran ditekankan untuk membantu individu dalam
mengembangkan hubungan produktif dengan lingkungannya dan
untuk melihat dirinya sendiri.
Jenis-jenis model pembelajaran pribadi seperti tercantum
pada tabel 2.
7
Tabel 2. Model-Model Pembelajaran Personal (Pribadi)
Nama Model Tokoh Misi/Tujuan
Pengajaran
Non Direktif
Carl
Rogers
Penekanan pada pembentukan
kemampuan belajar sendiri untuk
mencapai pemahaman dan penemuan diri
sendiri sehingga terbentuk konsep diri.
Model ini menekankan pada hubungan
guru-siswa.
Latihan
Kesadaran
Fritz Perls
William
Schutz
Pembentukan kemampuan menjajagi dan
menyadari pemahaman diri sendiri.
Sinektik William
Gordon
Pengembangan individu dalam hal
kreativitas dan pemecahan masalah kreatif
Sistem
Konseptual
David Hunt Didisain untuk meningkatkan kompleksitas
pribadi dan fleksibilitas.
Pertemuan
kelas
William
Glasser
Pengembangan pemahaman diri dan
tanggungjawab pada diri sendiri dan
kelompok sosial lainnya.
(Sumberi Bruce Joyce dan Marha Weil, 1980, Models of Teaching, )
3. Rumpun model-model Interaksi Sosial
Model-model ini menekankan hubungan individu dengan
masyarakat atau orang lain. Model-model ini memfokuskan pada
proses dimana realitas adalah negosiasi sosial. Model-model
pembelajaran kelompok ini memberikan prioritas pada peningkatan
kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain untuk
meningkatkan proses demokratis dan untuk belajar dalam
masyarakat secara produktif.
8
Tokoh-tokoh teori sosial juga peduli dengan pengembangan
pikiran (mind) diri sebagai pribadi dan materi keakademisan. Jenis-
jenis model pembelajaran rumpun Interaksi Sosial adalah seperti
dalam tabel 3. berikut ini.
Tabel 3. Model-model Pembelajaran Interaksi Sosial
Nama Model Tokoh Misi/tujuan
Kerja
kelompok.
(investigation
group)
Herbert Thelen
John Dewey
Mengembangkan keterampilan-
keterampilan untuk berperan dalam
kelompok yang menekankan
keterampilan komunikasi interpersonal
dan keterampilan inkuari ilmiah. Aspek-
aspek pengembangan pribadi merupakan
hal yang penting dari model ini.
Inkuari Sosial Byron
Massialas
Benjamin Cox
Pemecahan masalah sosial, utamanya
melalui inkuari ilmiah dan penalaran logis.
Jurisprudential National
Training
Laboratory
Bethel, Maine
Donald Oliver
James
P.Shaver
Pengembangan keterampilan
interpersonal dan kerja kelompok untuk
mencapai, kesadaran, dan fleksibilitas
pribadi. Didisain utama untuk melatih
kemampuan mengolah informasi dan
menyelesaikan isu kemasyarakatan
dengan kerangka acuan atau cara ber-
pikir Jurisprudensial (ilmu tentang hukum-
hukum manusia).
9
Nama Model Tokoh Misi/tujuan
Role playing
(Bermain
peran)
Fannie Shaftel
George
Shafted
Didisain untuk mengajak siswa dalam
menyelidiki nilai-nilai pribadi dan sosial
melalui tingkah laku mereka sendiri dan
nilai-nilai yang menjadi sumber dari
penyelidikan itu
Simulasi Sosial Sarene
Boocock,
Harold
Guetzkow
Didisain untuk membantu pengalaman
siswa melalui proses sosial dan realitas
dan untuk menilai reaksi mereka
terhadap proses-proses sosial tersebut,
juga untuk memperoleh konsep-konsep
dan keterampilan-keterampilan
pengambilan keputusan.
(Sumber: Bruce Joyce dan Marha Weil, 1980, Models of Teaching)
4. Rumpun Model-model Perilaku
Semua model pembelajaran rumpun ini didasarkan pada
suatu pengetahuan yang mengacu pada teori perilaku, teori belajar,
teori belajar sosial, modifikasi perilaku, atau perilaku terapi. Model-
model pembelajaran rumpun ini mementingkan penciptaan
lingkungan belajar yang memungkinkan manipulasi penguatan
perilaku secara efektif sehingga terbentuk pola perilaku yang
dikehendaki. Adapun jenis-jenis model pembelajaran perilaku
seperti pada tabel 4. berikut ini.
10
Tabel 4. Model-model Pembelajaran Rumpun Perilaku
Model Tokoh Misi atau tujuanContingencyManagement(manajemen dariakibat/hasil perlakuan)
B.F. Skinner Fakta-fakta, konsep-konsep danketerampilan
Self Conrol B.F. Skinner Perilaku sosial/keterampilan-keterampilan
Relaksasi Rimm &Masters Wolpe
Tujuan-tujuan pribadi
Stress Reduction(pengurangan stres)
Rimm &Masters
Cara relaksasi untuk mengatasikecemasan dalam situasi sosial
Assertive Training(Latihan berekspresi)
Wolpe,lazarus, Salter
Menyatakan perasaan secaralangsung dan spontan dalamsituasi sosial
Desensititation Wolpe Pola-pola perilaku,keterampilan–keterampilan
Direct training GagneSmith & Smith
Pola tingkah laku, keterampilan-keterampilan.
(Sumber: Bruce Joyce dan Marha Weil, 1980, Models of Teaching)
B. Pengertian Model Pembelajaran
1. PembelajaranDi dalam modul ini pembelajaran diartikan sebagai proses belajarmengajar. Dalam konteks pembelajaran terdapat dua komponen
penting, yaitu guru dan siswa yang saling berinteraksi. Dengan
demikian, dalam makalah ini, pembelajaran didefinisikan sebagai
pengorganisasian atau penciptaan atau pengaturan suatu kondisi
lingkungan yang sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya
belajar pada siswa.
2. Model pembelajaranModel pembelajaran dalam modul ini diartikan sebagai suatu
rencana mengajar yang memperlihatkan pola pembelajaran
tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru-siswa di
11
dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang
menyebabkan terjadinya belajar pada siswa. Di dalam pola
pembelajaran yang dimaksud terdapat karakteristik berupa rentetan
atau tahapan perbuatan/kegiatan guru-siswa atau dikenal dengan
istilah sintak dalam peristiwa pembelajaran. Secara implisit di balik
tahapan pembelajaran tersebut terdapat rasional yang
membedakan antara model pembelajaran yang satu dengan model
pembelajaran yang lainnya.
C. Karakteristik Model Pembelajaran
Rangke L Tobing, dkk (1990:5) mengidentifikasi lima
karakterististik suatu model pembelajaran yang baik, yang meliputi
berikut ini.
1. Prosedur Ilmiah
Suatu model pembelajaran harus memiliki suatu prosedur yang
sistematik untuk mengubah tingkah laku siswa atau memiliki sintaks
yang merupakan urutan langkah-langkah pembelajaran yang
dilakukan guru-siswa.
2. Spesifikasi hasil belajar yang direncanakan
Suatu model pembelajaran menyebutkan hasil-hasil belajar secara
rinci mengenai penampilan siswa.
3. Spesifikasi lingkungan belajar
Suatu model pembelajaran menyebutkan secara tegas kondisi
lingkungan dimana respon siswa diobservasi.
4. Kriteria penampilan
Suatu model pembelajaran menunjuk kriteria penerimaaan
penampilan yang diharapkan dari para siswa. Model pembelajaran
merencanakan tingkah laku yang diharapkan dari siswa yang dapat
didemonstrasikannya setelah langkah-langkah mengajar tertentu.
12
5. Cara-cara pelaksanaannya
Semua model pembelajaran menyebutkan mekanisme yang
menunjuk reaksi siswa dan interaksinya dengan lingkungan.
Bruce dan Weil (1980 dan 1992: 135-136) mengidentifikasi
karakteristik model pembelajaran ke dalam aspek-aspek berikut.
1. Sintaks
Suatu model pembelajaran memiliki sintaks atau urutan tahap-
tahap kegiatan belajar yang diistilahkan dengan fase
menggambarkan bagaimana model tersebut dalam aksinya.
2. Sistem sosial
Sistem sosial menggambarkan bentuk kerja sama guru-siswa
dalam pembelajaran atau peran-peran guru dan siswa dan
hubungannyanya satu sama lain.
3. Prinsip reaksi
Prinsip reaksi menggambarkan bagaimana seharusnya guru
melihat siswa dan merespon apa yang telah siswa lakukan.
4. Sistem pendukung
Sistem pendukung menggambarkan kondisi-kondisi yang harus
diperhatikan agar model ini dapat terlaksana, misalnya alat dan
bahan, kesiapan guru, serta kesiapan siswa.
5. Dampak pembelajaran langsung dan iringan
Dampak pembelajaran langsung merupakan hasil belajar yang
dicapai dengan cara mengarahkan para siswa pada tujuan yang
diharapkan sedangkan dampak iringan adalah hasil belar lainnya
yang dihasilkan oleh suatu proses pembelajaran.
13
D. Jenis-jeis Model Pembelajaran Rumpun Pemrosesan Informasi
Pengajaran IPA pada umumnya akan lebih efektif bila
diselenggarakan melalui model-model pembelajaran yang termasuk
rumpun pemrosesan informasi. Hal ini dikarenakan model-model
pembelajaran ini menekankan pada bagaimana seseorang berpikir
dan bagaimana dampaknya terhadap cara-cara mengolah informasi.
Model-model pembelajaran pemrosesan informasi didasarkan atas
studi-studi dari beberapa sumber, yaitu sebagai berikut.
1. Studi tentang berpikir
Sejak zaman Yunani Kuno, para ahli filsafat telah
mengembangkan teori-teori tentang bagaimana otak bekerja dan
bagaimana fungsi berpikir induktif dan deduktif. Selama periode
sekarang, studi tentang berpikir telah dilaksanakan dengan
menggunakan eksperimen laboratorium dan pengamatan
terhadap individu dalam situasi problem solving. Simulasi
komputer mengenai proses-proses mental telah dikembangkan
dan semua pengetahuan teori pemrosesan informasi telah
dikembangkan untuk membantu studi berpikir dan dalam problem
solving.
2. Ahli teori belajar
Beberapa tokoh teori belajar peduli terhadap pengembangan
model untuk mengajarkan konsep. Menurut mereka, siswa
menggunakan konsep-konsep yang mereka pelajari untuk
memperoleh informasi. Untuk mengajarkan konsep, menurut
pandangan ini akan mengubah sebagian proses berpikir individu.
Salah satu dari tokoh teori belajar tersebut adalah David Ausubel,
ia telah mengembangkan belajar verbal.
14
3. Disiplin ilmu
Beberapa model pembelajaran telah dikembangkan untuk
mengajarkan konsep-konsep utama atau sistem inkuari yang
digunakan oleh para ahli disiplin ilmu dengan asumsi bahwa pada
saat siswa belajar, proses dan gagasan mengenai disiplin (ilmu),
mereka gabungkan semua ini ke dalam sistem mereka sendiri dan
hasilnya berupa perubahan tingkah laku. Dalam model
pembelajaran rumpun pemrosesan informasi, ini terlihat pada
model yang dikembangkan oleh Joseph Schwab dan kawan-
kawannya dari Biological Sciences Study Committee.
4. Studi tentang perkembangan intelektual
Para peneliti telah mempelajari proses-proses perkembangan
intelektual pada anak dan remaja. Studi ini memberikan peta
(yang masih agak tentatif) mengenai perkembangan intelektual,
tetapi dapat digunakan untuk mengembangkan teori-teori
mengenai cara meningkatkan pengembangan intelektual itu.
Untuk memberikan gambaran itu, dalam model pembelajaran ini
akan dikemukakan model yang dikembangkan oleh Jean Piaget.
Ia merupakan pelopor pengembangan intelektual anak yang
karyanya sering digunakan sebagai dasar untuk pengembangan
model mengajar.
E. Jenis-jenis Model Pembelajaran Rumpun Pemrosesan Informasi
Jenis-jenis model pembelajaran yang termasuk ke dalam rumpun
pemrosesan informasi adalah sebagai berikut.
1. Model pembentukan Konsep
Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Jerome Bruner.
Model ini muncul dari studi tentang proses berpikir. Menurut
Bruner, suatu konsep memiliki lima komponen, yaitu 1) nama, 2)
15
contoh-contoh, 3) atribut (esensial dan non esensial), 4) nilai
atribut, dan 5) aturan. Memahami suatu konsep berarti
mengetahui semua komponen ini.
Nama, merupakan istilah yang diberikan pada suatu
kategori, sebagai contoh : konsep pohon, konsep pohon berasal
dari sejumlah tumbuh-tumbuhan yang mempunyai karakteristik-
karakteristik umum. Karakteristik (ciri-ciri) ini disebut atribut.Suatu konsep didefinisikan oleh atribut-atributnya. Sebagai contoh
konsep pohon didefinisikan oleh atributnya di antaranya memiliki
akar, batang, ranting, cabang, dan daun. Atribut-atribut ini
merupakan konsep.
Contoh, mengacu pada kejadian konsep. Misalnya di
hadapan Anda terdapat sejumlah buah-buahan, akan tetapi
kebanyakan dari buah-buahan itu adalah jenis apel dan satu atau
dua buah merupakan jeruk dan pir. Dengan demikian konsep yang
dibentuk adalah buah apel (yang merupakan contoh positif) dan
jeruk serta pir merupakan non contoh. Contoh-contoh yang
esensial merupakan nilai atribut. Sedangkan aturan merupakan
definisi atau pengaturan yang spesifik dari atribut-atribut esensial
yang membentuk suatu konsep.
Bruner juga mengemukakan tahap-tahap perkembangan
intelektual, yang meliputi enaktif, berpikir dengan cara manipulasi
secara kongkrit; ekonik, dapat membayangkan melalui suatu
gambar; dan simbolik, yaitu berpikir secara abstrak. Berdasarkan
hal ini, maka Bruner melihat bahwa pebelajar (siswa) dapat
memperluas pengetahuannya melalui proses pengembangan dan
pengujian hipotesis. Ternyata hal ini sesuai dengan prinsip belajarpenemuan (Discovery learning).
Belajar penemuan biasanya dimulai dengan menghadapkan
siswa pada suatu situasi yang membingungkan atau suatu
masalah. Kemudian siswa dituntut untuk membandingkan realita
16
di luar dirinya dengan model-model mental yang telah dimilikinya.
Dengan pengalaman-pengalamannya, ia akan mencoba untuk
menata kembali struktur-struktur gagasannya dalam rangka untuk
meningkatkan hingga mencapai keadaan yang seimbang. Untuk
mencapai hal ini, ia harus mencoba mengadakan sintesis dan
analisis untuk menemukan informasi baru dan menyingkirkan
informasi yang tidak diperlukan serta mengubah gagasan-
gagasan tersebut.
Proses pembelajaran untuk membentuk konsep ini
berlangsung melalui tiga fase, yaitu sebagai berikut.
Fase pertama: Penyajian data dan identifikasi konsepGuru menyajikan contoh-contoh konsep. Siswa
membandingkan atribut dalam contoh positif dan negatif. Siswa
menggeneralisasikan dan menguji hipotesis. Selanjutnya siswa
menyatakan suatu definisi menurut atribut-atribut esensial yang
ditemukan.
Fase kedua: Pengujian konsepSiswa mengidentifikasi konsep dengan menambahkan
contoh-contoh yang dilabeli “ya” dan “tidak”. Guru
mengkonfirmasikan hipotesis siswa, nama konsep, dan
pernyataan definisi menurut atribut esensial. Siswa menemukan
contoh-contoh konsep.
Fase ketiga: Analisis strategi berpikirSiswa menjelaskan apa yang dipikirkannya. Siswa
mendiskusikan peran hipotesis dan atribut. Siswa mendiskusikan
jenis dan jumlah hipotesis.
Di dalam model pembelajaran pembentukan konsep ini, guru
berfungsi sebagai pengontrol proses belajar dalam kelas. Selama
pembelajaran, guru diharapkan membantu siswa dalam
17
Modelpembentukankonsep
Sifat konsepPeningkatan konsep dan pembentukan strategi
Konsep-konsep spesifik
Menyadari adanya pandanganalternatif
Berpikirinduktif
Toleran terhadap ambiguitas(tetapidengan apresiasi yang logis
Sensitif thd penalaranlogis dalamberkomukasi
menemukan dan menyusun hipotesis untuk kemudian
didiskusikan dan dibandingkan dengan hipotesis yang disusun
oleh siswa yang lain.
Model pembelajaran pembentukan konsep ini dapat menjadi
alat penilaian yang baik apabila guru ingin menentukan apakah
gagasan-gagasan penting yang telah diperkenalkan telah dikuasai
siswa atau belum. Model pembelajaran ini dengan cepat dapat
mengungkapkan kedalaman pemahaman siswa dan dapat
menguatkan pengetahuan siswa sebelumnya.
Di dalam penggunaannya, model pembelajaran
pembentukan konsep ini mempunyai dampak pengajaran
langsung (Instructional effects) dan dampak pengajaran iringan
(Nurturant effects). Dampak pengajaran langsung dan dampak
iringan dari penggunaan model pembelajaran pembentukan
konsep adalah sebagai berikut.
Dampak langsung Dampak iringan
2. Model Pembelajaran berpikir Induktif
Model pembelajaran ini dikemukakan oleh Hilda Taba. Ia
menganalisis berpikir dari sudut psikologi dan butir-butir logika,
kemudian ia menyimpulkan bahwa :
“Sementara proses-proses berpikir itu merupakan proses psikis,
oleh karena itu terpengaruh oleh proses analisis psikologis,
18
produk dan isi berpikir harus dinilai dengan kriteria logis dan dinilai
oleh aturan aturan logis.”
Taba mengajukan tiga postulat mengenai berpikir, yaitu
sebagai berikut,
1. Proses berpikir dapat dipelajari.
2. Proses berpikir merupakan transaksi aktif antara individu dan
data. Hal ini berarti bahwa dalam situasi di kelas, bahan-
bahan pelajaran menjadi sesuai bagi individu bila ia
membentuk operasi-operasi kognitif tertentu terhadap bahan
pelajaran tersebut dengan cara mengorganisasi fakta-fakta ke
dalam sistem konseptual, menghubungkan butir-butir dalam
data pada yang lainnya dan menggeneralisasikan fakta-fakta,
memprediksi, dan menjelaskan fenomena-fenomena yang
tidak dikenal. Operasi mental ini tidak dapat diajarkan secara
langsung tanpa melalui bahan-bahan pelajaran. Peran guru
adalah membantu siswa dalam hal menginternalisasikan dan
mengkonseptualisasikan proses-proses mental tersebut.
Prinsip mengajar dengan model ini meminta guru agar melihat
tugas-tugas kognitif apa yang dapat diberikan kepada siswa
pada waktu yang tepat. Fungsi utama guru adalah sebagai
pemonitor cara-cara siswa melakukan proses informasi. Guru
harus menentukan kesiapan siswa untuk menerima
pengalaman baru.
Adapun sintak (tahapan) pembelajaran dengan menggunakan
model berpikir induktif ini adalah sebagai berikut.
19
Strategi pertama: pembentukan konsep
Fase 1 : menyebutkan dan menyusun daftar konsep (proses
mental: membedakan)
Fase 2 : mengelompokkan (proses mental: mengenali ciri-ciri
umum dan mengabstraksikan)
Fase 3 : memberi label dan mengkategorikan (proses mental:
menentukan urutan secara hierarkis)
Strategi kedua: Interpretasi data
Fase 4 : mengidentifikasi butir-butir dimensi dan hubungan
(proses mental: membedakan
Fase 5 : menjelaskan butir-butir informasi yang telah
diidentifikasikan (proses mental: menghubungkan butir
demi butir dan menentukan hubungan sebab akibat)
Fase 6 : merumuskan kesimpulan (proses mental: menemukan
implikasi dan ekstrapolasi)
Strategi ketiga: Aplikasi konsep/prinsip-prinsip
Fase 7 : berhipotesis, memprediksi konsekuensi, menjelaskan
fenomena yang tidak biasa (proses mental :
menganalisis hakikat dari situasi atau masalah dan
mendapatkan kembali pengetahuan yang relevan)
Fase 8 : menjelaskan dan atau mendukung ramalan dan
hipotesis (proses mental: menentukan hubungan
kausal yang menuju ke prediksi dan hipotesis)
Fase 9 : menguji ramalan (proses mental: menggunakan
prinsip-prinsip atau pengetahuan faktual yang logis
dalam rangka menentukan kondisi yang diperlukan)
20
Model pembelaran berpikir induktif ini dalam penggunaannya
memiliki dampak pengajaran langsung dan iringan sebagai berikut.
Dampak pengajaran langsung
Dampak pengajaran iringan
3. Model pembelajaran Latihan Inkuari
Latihan inkuari berasal dari suatu keyakinan bahwa siswa
memiliki kebebasan dalam belajar. Model pembelajaran ini
menuntut partisipasi aktif siswa dalam inkuari (penyelidikan) ilmiah.
Siswa memiliki keingintahuan dan ingin berkembang, dan latihan
inkuari menekankan pada sifat-sifat siswa ini, yaitu memberikan
kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi dan memberikan arah
yang spesifik sehingga area-area baru dapat tereksplorasi dengan
lebih baik. Tujuan umum dari model latihan inkuari adalah
Modelberpikirinduktif
Prosespembentukankonsep
Konsep-konsep yangspesifik
Perhatianpada logika
Sensitivitaspada bahasa
Kesadaranakan hakikatpengetahuan
21
membantu siswa mengembangkan keterampilan intelektual dan
keterampilan-keterampilan lainnya, seperti mengajukan pertanyaan
dan menemukan (mencari) jawaban yang berawal dari
keingintahuan mereka.
Model pembelajaran latihan inkuari dikemukan oleh Richard
Suchman, ia menginginkan siswa untuk bertanya mengapa suatu
peristiwa terjadi, kemudian siswa melakukan kegiatan, mencari
jawaban, memproses data secara logis, sampai akhirnya siswa
mengembangkan strategi pengembangan intelektual yang dapat
digunakan untuk menemukan mengapa suatu fenomena bisa
terjadi.
Model pembelajaran latihan inkuari ini memiliki lima fase
sebagai sintak pembelajarannya. Adapun kelima fase tersebut
adalah sebagai berikut.
Fase 1 : Berhadapan dengan masalahGuru menjelaskan prosedur inkuari dan menyajikan
peristiwa yang membingungkan.
Fase 2 : Pengumpulan data untuk verifikasiMenemukan sifat obyek dan kondisi. Menemukan
terjadinya masalah.
Fase 3 : Pengumpulan data dalam eksperimenMengenali variabel-variabel yang relevan,
merumuskan hipotesis dan mengujinya.
Fase 4 : Merumuskan penjelasanMerumuskan aturan-aturan atau penjelasan-
penjelasan.
Fase 5 : Mengalisis proses inkuariMenganalisis strategi inkuari dan mengembangkannya
menjadi lebih efektif.
22
Di dalam penggunaannya, model ini memiliki dampak
pengajaran langsung dan iringan sebagai berikut.
Dampak langsung Dampak iringan
4. Model Pembelajaran Advance Organizer
Model pembelajaran ini dikembangkan oleh David Ausubel. Ia
adalah salah seorang penganut aliran psikologi perkembangan
kognitif sama halnya dengan Piaget dan Bruner. Ia menekankan
pada cara belajar secara verbal bermakna, yaitu suatu cara belajar
yang menurut dia merupakan kenyataan dalam praktik pengajaran
yang berlangsung di sekolah-sekolah.
Ausubel sangat peduli untuk membantu guru dalam
menyajikan informasi secara bermakna dan secara efisien.
Teorinya digunakan pada situasi bila guru berperan sebagai
ModellatihanInkuari
Keterampilan proses sains
Strategi untuk penyelidikankreatif
Semangat untukkreativitas
Kebebasan atauotonomi dalambelajar
Menyadari bahwa pengetahuanitu bersifat sementara
Toleran terhadappendapat yang berbeda
23
penceramah atau sebagai pemmberi penjelasan. Model
pembelajaran yang dikemukakannya dirancang untuk menguatkan
struktur kognitif siswa ketika mempelajari pengetahuan. Selanjutnya
menurut Ausubel, setiap pengetahuan (ilmu) mempunyai struktur
konsep tertentu yang membentuk kerangka dari sistem
pemrosesan informasi yang dikembangkan dalam ilmu itu. Tugas
guru dalam mengajar pertama-tama adalah menyajikan kerangka
konsep yang umum dan menyeluruh untuk kemudian dilanjutkan
dengan penyajian informasi yang lebih spesifik. Kerangka umum
(organizer) tersebut akan berfungsi sebagai penyusun yang
mengorganisasikan semua informasi berikutnya yang akan
diasimilasikan oleh siswa.
Sintak pembelajaran model advance organizer ini terdiri atas
tiga fase, yaitu sebagai berikut.
Fase 1 : Penyajian advance organizera. Mengklarifikasi tujuan pengajaran
b. Menyajikan organizer
Mengidentifikasikan atribut
Memberi contoh-contoh
Menyediakan/mengatur suasana/konteks
Mengulangi.
Memancing dan mendorong pengetahuan dan
pengalaman dari siswa.
Fase 2 : Penyajian bahan pelajaran
Membuat organisasi secara tegas
Membuat urutan bahan pelajaran secara logis dan
eksplisit
Memelihara suasana agar siswa penuh perhatian
Menyajikan bahan.
24
Fase 3 : Penguatan organisasi kognitif
Menggunakan prinsip-prinsip
Meningkatkan kegiatan belajar (belajar menerima)
Meningkatkan pendekatan kritis tentang pokok
bahasan
Mengklarifikasikan.
Dalam penggunaannya, model pembelajaran advance
organizer ini mempunyai dampak pengajaran langsung dan iringan
sebagai berikut.
Dampak langsung Dampak iringan
5. Model Pembelajaran Perkembangan Kognitif
Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Jean Piaget,
seorang ahli psikologi perkembangan dari Swiss. Model ini
dikembangkan dengan bertitik tolak dari perkembangan kognitif.
Piaget meyakini bahwa tingkat berpikir manusia akan meningkat ke
arah yang lebih kompleks dalam tahap-tahap tertentu. Setiap tahap
perkembangan berpikir ini mempunyai ciri-ciri tertentu. Piaget
menekankan belajar sebagai suatu proses pengolahan informasi
Modeladvanceorganizer
Strukturkonseptual
Asimilasi bermaknadari informasi danide
Minat dalaminkuari
Memiliki perilakuberpikir secaratepat
25
yang aktif. Konsep-konsep dasar teori belajar Piaget terdiri atas
asimilasi dan akomodasi. Menurutnya, proses belajar merupakan
proses pengembangan skema-skema baru melalui akomodasi.
(baca kembali teori belajar Piaget).
Model pembelajaran perkembangan kognitif ini berasal dari
prinsip-prinsip wawancara klinis yang dikembangkan Piaget. Dalam
model ini menuntut guru untuk memberikan tugas kepada siswa
dan mencatat bagaimana siswa berinteraksi dengan tugas tersebut.
Model pembelajaran ini terdiri atas tiga fase, yaitu sebagai
berikut.
Fase 1 : Mengkonfrontasikan para siswa dengan masalah.
Pada fase ini guru menyajikan situasi yang
membingungkan (tidak logis menurut pikiran siswa)
atau merupakan teka-teki bagi siswa. Masalah yang
disajikan harus relevan dengan perkembangan
intelektual siswa.
Fase 2 : Inkuari
Pada fase ini, guru memancing respon siswa serta
meminta mereka mengajukan pertimbangannya. Siswa
mengajukan sanggahan dan guru menggali respon
yang lebih dalam. Pada fase ini guru dapat
menentukan tingkat penalaran siswa.
Fase 3 : Trasfer
Pada fase ini guru menyajikan tugas yang
berhubungan dengan tugas pada fase 1 dan menggali
penalaran siswa. Tujuan utama dari fase ini untuk
melihat apakah siswa akan memberikan penalaran
yang sama dengan tugas yang berhubungan tersebut.
Guru sekali lagi menyajikan masalah, dan meminta
26
Modelperkembangankognitif
Aspek-aspekterseleksi dariperkembangankognitif
Aspek-aspek lain darikognitif danperkembangan Sosioemosionallainnya
siswa membuat pertimbangan, guru meminta siswa
untuk mengetahui alasan dari jawaban siswa dan
kemudian meminta siswa untuk mengajukan saran-
saran balasan.
Dalam penggunaannya, model ini mempunyai dampak
pengajaran langsung dan iringan sebagai berikut.
Dampak pengajaran
Dampak iringan
27
F. Contoh Penggunaan Model Pembelajaran Pemrosesan InformasiDalam Pembelajaran IPA
CONTOH SKENARIO PEMBELAJARAN IPAMODEL ADVANCE ORGANIZER
Mata pelajaran : IPAKelas : VIIIAspek : Materi dan sifatnyaMateri Pokok : Unsur, Senyawa, dan campuranWaktu : 2x 45 menit
A. Standar Kompetensi:
Melakukan percobaan untuk membedakan unsur, senyawa, dan
campuran, memisahkan campuran dengan beberapa cara sesuai
dengan karakteristiknya, membandingkan perubahan fisis dan
perubahan kimia, serta mengkomunikasikan hasilnya
B. Kompetensi Dasar :
Membedakan sifat unsur, senyawa, dan campuran.
C. Indikator
1. menjelaskan aturan penulisan lambang unsur
2. menuliskan nama dan lambang unsur
3. menuliskan nama dan rumus kimia sederhana
4. membuat bagan klasifikasi materi secara sederhana
D. Alat dan bahan: buku sains SMP
E. Strategi pembelajaran
1. Metode : ceramah, tanya-jawab, demonstrasi
2. Pendekatan : Konsep
3. Model pembelajaran : advance organizer
28
F. Kegiatan pembelajaran
Tahappembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
I. Penyajianadvanceorganizer(kerangkaawal)
Pada awal pelajaran gurumenginformasikan topik pelajaran danhasil belajar yang diharapkan.Selanjutnya guru menyajikan kerangkaawal pembelajaran (advance organizer)berupa:A. Pengajuan pertanyaan
- Apakah yang kamu ketahuitentang materi?
- Dapatkah kalian memberi contohmateri yang ada di sekitar kita?
- Samakah sifat-sifat materitersebut?
B. Pemberian peta konsep mengenaiklasifikasi materi
Guru memberikan orientasipembelajaran dengan meminta siswamengamati peta konsep tentang materi,dan menginformasikan ruang lingkupmateri pelajaran yang akan dipelajarimencakup konsep-konsep yang adadalam bagan.
Menyimakinformasi.
Memberikanrespon.
Mempelajari petakonsep, menyimakinformasi guru,mengajukanpertanyaan.
II.Penyajiantugasbelajar danmateripelajaran
Guru meminta siswa mengamati benda-benda yang disediakan, contoh: pakubesi, kawat tembaga, timah, kertas,cuka, air kali, garam kotor, air gula, airsusu, campuran pasir dan serbuk besi,paku berkaratGuru mengajukan pertanyaan:- Apakah semua benda ini termasuk
materi?- Manakah dari benda-benda tersebut
yang termasuk zat tunggal dan zatmajemuk?
- Apakah paku, kawat tembaga, dantimah terdiri atas beberapa zat?
- Bagaimana dengan kertas, apakahkertas terdiri atas beberapa zat?
- Samakah sifat paku dengan pakuberkarat?
Mengamati,membedakan,menjawabpertanyaan.
29
- Bagaimana dengan air gula dan airsusu? Apakah zat tunggal ataumajemuk? Mengapa disebut zatmajemuk?
Dari tanya-jawab tersebut, gurumenginformasikan bahwa zat tunggalseperti paku besi, emas, timah disebutunsur, sedangkan kertas, garam, airdisebut zat majemuk, karena gabungandari dua atau lebih zat tunggal. Zatmajemuk ini disebut senyawa. Air guladan air susu, serta campuran pasir danserbuk besi disebut campuran.Berdasarkan tanya-jawab tersebut,siswa diminta mendefinisikan unsur,senyawa, dan campuran danmemberikan contoh-contohnya.
Guru mengenalkan lambang unsur dannama beberapa unsur, serta aturanpenulisan lambang-lambang unsur.Guru memperkenalkan senyawa-senyawa sederhana, dan penulisanrumus kimia sederhana (misalnyarumus kimia air, gas karbon dioksida,garam dapur, gas oksigen, gas metana)
MendefinisikanMemberi contoh.
Menyimakinformasi.
III. Penguatankognitifsiswa
Guru meminta siswa merefleksikanmateri yang telah dipelajari danmenghubungkan dengan kerangkaawal (Peta konsep klasifikasi materi).
Merangkum materidan melengkapibagan klasifikasimateri dengancontoh-contohnya.
30
BAB IIIRANGKUMAN
Tugas dan tanggung jawab guru tidak hanya mengajarkan
materi pelajaran sesuai dengan kurikulum, melainkan juga
memberikan pengalaman belajar yang bersifat mendidik.
Pembelajaran yang memberikan efek mendidik, terutama dalam
mengembangkan kepribadian siswa adalah dengan menggunakan
berbagi model pembelajaran. Secara umum model pembelajaran
digolongkan ke dalam empat rumpun, yaitu rumpun model
pemrosesan informasi, rumpun sosial, rumpun personal, dan
rumpun perilaku.
Model pembelajaran didefinisikan sebagai pola
pembelajaran dimana dalam pembelajaran tersebut dapat terlihat
kegiatan guru-siswa di dalam mewujudkan kondisi belajar atau
sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada
siswa. Di dalam pola pembelajaran yang dimaksud terdapat
karakteristik berupa rentetan atau tahapan perbuatan/kegiatan
guru-siswa atau dikenal dengan istilah sintak. Di samping adanya
sintaks, suatu model pembelajaran ditandai dengan adanya
karakteristik sistem sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung, dan
dampak pembelajaran.
Jika guru ingin mengembangkan kemampuan berpikir, maka
model pembelajaran yang sesuai untuk itu adalah model
pembelajaran rumpun pemrosesan informasi. Jenis-jenis model
pembelajaran yang termasuk ke dalam rumpun ini adalah model
pembentukan konsep, berpikir induktif, latihan inkuari,
perkembangan kognitif, advance organizer, dan Nmonik.
31
BAB IV
EVALUASI
Untuk menguji pemahaman Anda terhadap materi yang telah dipaparkan
dalam modul ini, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Model pembelajaran merupakan gambaran yang utuh tentang ….
A. langkah-langkah kegiatan guru
B. interaksi guru dan siswa
C. ruang lingkup bahan pembelajaran
D. proses belajar siswa
2. Salah satu karakteristik model pembelajaran adalah adanya….
A.pembagian tugas guru-murid
B.urutan langkah pembelajaran
C.hubungan timbal balik guru-siswa
D.interaksi siswa dengan siswa
3. Jika Anda akan mengajarkan cara-cara bagaimana siswa Anda
mengenal dirinya, maka model pembelajaran yang cocok adalah
kelompok model ….
A. pengolahan informasi
B. personal
C. perilaku
D. sosial
4. Jika Anda akan mengajarkan siswa Anda bagaimana cara-cara
menggali, menggorganisasikan data, mengenali adanya masalah, dan
mengupayakan jalan pemecahannya, maka salah satu model
pembelajaran yang cocok untuk itu ada dalam kelompok model
pembelajaran….
32
A. sosial
B. personal
C. perilaku
D. pengolahan informasi
5. Orientasi pokok jenis model pembelajaran pemrosesan informasi di
antaranya adalah ….
A. kesadaran individu
B. berpikir induktif
C. semangat kelompok
D. koreksi diri
6. Cara mengajar yang dimulai dengan pemberian kerangka awal (
misalnya dengan memberikan peta konsep materi pembahasan ),
penyajian bahan pelajaran, dan pemberian penguatan konsep
merupakan ciri model pembelajaran yang didasari oleh teori belajar
yang dikemukakan oleh ….
A. J. Piaget
B. J. Bruner
C. D. Ausubel
D. R. Gagne
7. Suatu model pembelajaran dapat dibedakan dari metode mengajar,
karena model pembelajaran di antaranya memiliki karakteristik adanya
….
A. media pembelajaran, interaksi guru-siswa, dampak pembelajaran
B. tahapan pembelajaran, sistem sosial, dampak pembelajaran
C. sistem pendukung, prinsip reaksi, media pembelajaran
D. prinsip sosial, dampak pembelajaran, dampak iringan
33
8. Manakah dari pernyataan berikut yang merupakan definisi yang tepat
dari model pembelajaran?
A. Model pembelajaran adalah cara membelajarkan siswa dengan
menggunakan berbagai teknik mengajar
B. Model pembelajaran adalah cara membelajarkan siswa dengan
menggunakan berbagai metode mengajar
C. Model pembelajaran adalah pembelajaran yang memperlihatkan
suatu pola tertentu didalamnya terdapat urutan mengajar yang
ditujukan untuk mencapai hasil belajar siswa yang diharapkan
D. Model pembelajaran adalah interaksi guru-siswa dengan
menggunakan berbagai strategi mengajar
9. Orientasi pokok dari model pembelajaran rumpun pemrosesan
informasi adalah ….
A. kemandirian siswa dan pembinaan kepribadian
B. terapi perilaku dan penguatan respon siswa
C. interaksi sosial dan kebersamaan kelompok
D. pengembangan proses kognitif dan berpikir induktif
10. Model pembelajaran pencapaian konsep merupakan bentuk kegiatan
belajar siswa yang memusatkan perhatian pada ….
A. pengujian ide secara empiris
B. pencapaian hasil belajar
C. penemuan konsep secara deduktif
D. penemuan konsep secara induktif
11. Model pembelajaran pemrosesan informasi pada dasarnya
menitikberatkan pada ….
A. proses penyampaian informasi oleh guru
B. pengaturan kegiatan pencarian informasi oleh siswa
C. dinamika proses berpikir siswa
D. interaksi sumber informasi dengan siswa
34
12. Jenis-jenis model pembelajaran yang termasuk rumpun model
pemrosesan informasi di antaranya adalah ….
A. berpikir induktif, pencapaian konsep, latihan inkuari
B. memorisasi, bermain peran, advance organizer
C. non direktif, kontrol diri, simulasi
D. Nmonik, bermain peran, berpikir induktif
13. Model pembelajaran berpikir induktif memiliki sintaks/tahapan
pembelajaran yang meliputi….
A. pembentukan konsep, interpretasi data, aplikasi konsep/prinsip
B. presentasi data dan identifikasi konsep, pengujian pencapaian
konsep, analisis strategi berpikir
C. penyajian bahan pelajaran, pengembangan koneksi, latihan
mengingat
D. penyajian data, pembimbingan siswa, latihan siswa, aplikasi
14. Apabila Anda akan melatihkan penalaran hubungan sebab-akibat,
keterampilan mengajukan pertanyaan, dan melakukan penelitian
kepada siswa, maka model pembelajaran yang cocok adalah ….
A. pencapaian konsep
B. berpikir induktif
C. latihan inkuari
D. pengembangan kognitif
15. Manakah dari kelompok model pembelajaran berikut yang termasuk
model pembelajaran rumpun sosial?
A. partnerships, bermain peran, inkuari, advance organizer
B. bermain peran, pencapaian konsep, inkuari, advance organizer
C. bermain peran, penyelidikan kelompok, parnership, jurisprudential
inquari
D. induktif, pencapaian konsep, advance organizer, inkuari
35
Cocokkanlah hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban yang ada
dalam lampiran 1, hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
terhadap materi dalam modul ini.
Rumus:
Tingkat penguasaan = jumlah jawaban yang benar/10 x 100 %
Kalau anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda
dapat meneruskan ke modul selanjutnya, akan tetapi bila tingkat
penguasaan Anda kurang dari 80%, sebaiknya Anda mencoba
mempelajari modul ini lagi.
36
DAFTAR PUSTAKA
Donald R, Daugs and Jay A. Monson, (tanpa tahun), Science, Technology,
and Society A Primer For Elementary Teachers, Logan: Utah
State University.
Joyce and Weil, 1980, Models of Teaching, Second Edition, New Jersey:
Prentice Hall, Inc.
Indrawati, 1998, Apa, Mengapa, dan Bagaimana Pendekatan STS,
makalah pada pelatihan Pendidikan Lingkungan Hidup.
Katu, Nggandi, 1999, Belajar sebagai kegiatan aktif Setiap Individu dalam
mengkontruksi Pengetahuan, makalah disajikan dalam
Seminar//Lokakarya Pengembangan Cara Pembelajaran IPA di
PPPG IPA Bandung, Tanggal 17-18 Juni 1999.
Tobing, Rangke L , Setia Adi, Hinduan, 1990, Model-Model mengajar
Metodik Khusus Pendidikan Ilmu pengetahuan Alam Sekolah
Dasar, makalah dalam penataran Calon Penatar Dosen
Pendidikan Guru SD (Program D-II).
Wilkins, Robert A, 1990, Model Lessons Bridging the gap between models
of teaching and classroom application, Curtin University of
Technology.