4
Konsep Insân Kâmil: Perspektif Keislaman Dan Keindonesiaan (Sebuah Kerangka dalam Merekayasa Sumber Daya Manusia Masa Depan) Oleh M. Aunul Abied Shah “Idzâ inshalaha hâl alfard, inshalaha hâl almujtama'” Keandalan kualitas individu menentukan kualitas masyarakatnya (Pepatah Arab) Muqaddimah, Tentang Apa dan Mengapa Mendefinisikan manusia secara integral dan menyeluruh, menurut Fedoseyev, adalah mengkonsepkannya sebagai keberadaan sosial (sosial being) dan makhluq yang berdaya guna (objectusing creature), di samping sebagai subyek dari seluruh aktivitasaktivitas sosial, praktis, historis dan aktivitasaktivitas spiritual. Bertolak dari paparan kunci di atas, “manusia”, dalam terminologi Islam, adalah seorang khalîfah Allah (vicegerent of God) di atas muka bumi. Beberapa ayat Kitab Suci secara jelas dan tak terpungkiri telah menyatakan hal itu. Sebagai misal, bisa dipahami dari arti literal ayatayat alBaqarah, yang menceritakan dialog antara Tuhan, Sang Maha Pencipta, dengan para malaikat tentang penciptaan Adam as. Di sini, Tuhan mengekspresikan kehendakNya itu: “Sesungguhnya Saya menjadikan di atas muka bumi khalîfah.” Ungkapan tersebut bisa dikata adalah pemberitahuan tidak langsung akan maksud penciptaan itu sendiri, yang karenanya, Tuhan tidak mengekspresikan dengan cara lain: “Sesungguhnya Saya menciptakan di atas muka bumi seorang manusia....Dalam konteks ini, manusia sebagai manusia itu sendiri (man as he is) dalam Islam pada intinya adalah sosok theomorphis (makhluk yang mempunyai sifat ketuhanan) dalam fungsi sebagai penampakan (tajallî) asma dan kualitas Tuhan. Ada beberapa “unsur ketuhanan” dalam diri manusia, sebagaimana dinyatakan oleh alQur'an, terjemahan Pickthall,The Glogorious Koran: Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruhKu ... ... (I have made him and I have breathed into him My spirit ... ... ). Di dalam alSunnah juga disebutkan bahwa Tuhan sudah menciptakan Adam, sebagai prototipe umat manusia, dalam “bentuk”Nya (Khalaqa Allâhdama 'alâ shûratihî). Kepercayaan ini tidak berarti bahwa Islam telah mengkonsepkan Tuhan sebagai sosok anthropomorfis (figur yang mempunyai sifat kemanusiaan). Karena dalam Islam, Dzat Tuhan itu sendiri secara absolut sangat transenden. Dengan kata lain, konsep ini tidak menjadikan Tuhan merasuk ke dalam diri manusia, sebagaimana dikonsepkan dengan sangat menyimpang oleh beberapa agama lain dan kepercayaan sufistik. Adapun beberapa unsur ketuhanan yang dimaksud di sini, di antaranya, yang pertama, adalah intelegensi sempurna yang bisa membedakan antara kebenaran dan kebathilan, antara kenyataan dan ilusi, hingga mampu membawa manusia itu sendiri kepada konsep yang utuh tentang keesaan Tuhan (Tawhîd). Dan yang kedua, Tuhan menganugerahkan kepada umat manusia kebebasan untuk memilih: Tunduk kepada kebenaran ataupun mengikuti jalan kesesatan. Juga yang ketiga, adalah kemampuan berkomunikasi dengan katakata yang bisa mengekspresikan hubungan antara Tuhan dengan manusia. Adalah lebih mudah untuk memahami konsep manusia dalam Islam menurut ungkapan Ibn 'Arabi, seorang imam sufi terkenal, sebagaimana dipaparkan oleh Nashr Hâmid Abû Zayd dalam bukunya Falsafat alTa'wîl. Menurut Ibn ‘Arabî, konsep manusia itu didasarkan atas dua horizon yang kontradiktif, ataupun, bisa dikata sebagai, sebentuk dualisme yang dapat dijelaskan sebagai berikut: Dari aspek hakikat, manusia itu adalah sebuah bentuk Tuhan yang meliputi seluruh AsmaNya dan menjadi raison d'être segala penciptaan. Dari aspek ini, manusia adalah khalîfah Allah, dan perumpamaanNya, dan Keberadaan yang awal serta insan yang sempurna (insân kâmil). Tetapi, dari aspek yang lain, yaitu menurut tabiatnya sebagai makhluq yang bertubuh dan mempunyai unsur, manusia itu ada dalam bentuk ciptaan Tuhan dan terdiri dari hakikat unsurunsur yang membangun alam itu sendiri. Sehingga, manusia dari aspek ini adalah berbeda dengan Allah, bahkan menjadi lawan hakikatNya, keberadaan yang terakhir, dan insan yang animalis. Tetapi hubungan antara kedua horizon tersebut tidaklah seketat pandangan dasar di atas. Karena alam adalah “manusia” besar, dan manusia adalah “alam” kecil. Alam adalah manusia yang bagianbagiannya saling berpecah. Sedangkan manusia adalah alam yang integral dalam satu tubuh. Dan ketika dikatakan bahwa alam dan manusia, keduanya merupakan fenomena penampakan Tuhan, maka alam dimisalkan dengan AsmaAsma Tuhan yang banyak, sedangkan manusia dimisalkan dengan konsep integral yang bisa dimengerti dari makna kata “Allah”. Secara logika, alam karena keluasan maknanya, tidak bisa dikatakan sebagai manusia, di saat manusia yang “kecil” bisa disebut sebagai alam, dari segi bentuk dan detail unsurunsurnya. Sehingga, bisa disimpulkan, bahwa manusia itu sepadan dengan Tuhan (karena ada dalam bentukNya) dan sepadan juga dengan alam (karena ada juga dalam bentuknya). Tetapi, perlu digarisbawahi, bahwa kesepadanan ini tidak bisa dikata telah menafikan perbedaanperbedaan yang ada antara manusia dengan Tuhan di satu segi, dan manusia dengan alam di segi yang lain. Kalau tidak demikian, menurut Islam, kita akan terjebak kepada kekafiran dan syirik yang menyesatkan. Di lain pihak, ‘Abbâs Mahmûd al‘Aqqâd, salah seorang pioner gerakan pencerahan di Mesir, mendefinisikan manusia sebagai “makhluq yang mempunyai tanggungjawab (al makhluq almasûl)” dan sebagai “individu yang mempunyai kewajiban (alkâin almukallaf).” Menurutnya, definisi ini lebih mengena dan lebih tinggi nilainya, dibandingkan definisi definisi yang lain, seperti definisi ilmu logika yang menyatakan manusia sebagai “individu yang mempunyai kemampuan berbicara (alkâin alnâthiq)” ataupun juga definisi manusia secara biologis yang menyatakannya sebagai “individu yang mempunyai kemampuan mendaki atau turun (alkâin alshâ‘id dan alkâin alhâbith).” Bagi al‘Aqqâd, manusia sebagai individu yang berbicara tidak berarti apaapa, apabila ia tidak mampu menjadi penyandang amanat dan kewajiban. Demikian juga, definisi manusia secara biologis sebagaimana disebutkan di atas adalahnonsens, karena sifat manusia tersebut tidak dapat menjadi pembeda antara (jenis) manusia itu dengan makhluq yang lain. Sedangkan kalau manusia didefinisikan sebagai “alkâin almukallaf”, terasa jelas bahwa altaklîf (baca: Tanggungjawab) adalah sifat manusia yang spesifik, berbeda dengan makhluqmakhluq Tuhan yang lain. Fakta ini tidak dapat dipungkiri baik secara ‘aqîdah, ilmu pengetahuan dan hikmah. Setelah merampungkan pendefinisian manusia secara universal menurut perspektiv keislaman, kini, terasa perlu untuk merumuskan konsep manusia dalam ukurannya yang paling ideal menurut konteks situasional dan kondisional. Ukuran situasional ini diperlukan karena, sebagaimana dibuktikan secara sosiologis oleh Geertz, ternyata berbagai perbedaan geografis, iklim, lingkungan hidup dan sebagainya, mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap cara hidup orang Jawa dan orang Marroko dalam menyikapi ajaran Islam. Sedangkan ukuran kondisional juga diperlukan, karena, adalah tidak terpungkiri, sebagaimana dinyatakan oleh ‘Abdullahi Ahmed AnNa‘im, bahwa sejarah perkembangan hukum Islam memperlihatkan kepada kita, adanya dikotomi antara teori dan praktek hukum, dari satu waktu ke waktu yang lain, dan di satu bidang ke bidang yang lain. Perjalanan sejarah Islam juga memperlihatkan adanya fluktuasi yang terus berkesinambungan antara prosentase yang bertambah banyak ataupun malah berkurang dalam “ketaatan” terhadap teks hukum Islam secara praktek. Tentang konsep manusia ideal ini, Islam menyebutnya ini sebagai “alInsân alKâmil” yang berarti secara letterlejk “manusia yang sempurna”. Konsep “manusia ideal” inilah yang, menurut pandangan penulis, menjiwai GarisGaris Besar Haluan Negara (GBHN) Indonesia, ketika menyatakan dengan jelas bahwa hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan “manusia Indonesia seutuhnya” dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Penerjemahan alinsân alkâmildengan “manusia seutuhnya” ini terasa lebih tepat, ketika diyakini bahwa tiada yang sempurna (alKâmil) kecuali Allah, dan bahwa sosok manusia yang paling sempurna adalah Muhammad Rasûl Allah saw (padahal, dalam keyakinan Islam, tak ada manusia yang dapat menyamainya). Dalam tulisan ini, penulis lebih memilih label “Perspektif Keislaman dan Keindonesiaan”, karena, yang pertama, tulisan ini lebih merupakan sebentuk interpretasi yang sangat manusiawi terhadap teksteks alKitâbdan alSunnah, dan juga banyak bereferensikan pendapat para pakar, baik Muslim maupun (terkadang) nonMuslim, yang tentu saja merupakan sebentuk interpretasi yang sangat manusiawi. Sedangkan label Islam, menurut penulis, adalah transenden karena dinotabenekan dengan alQur'ân dan alSunnah, yang bersumberkan dari Tuhan Yang Maha Transenden. Yang kedua, perspektif keindonesiaan menunjukkan bahwa tulisan ini dimaksudkan untuk mengkaji permasalahan di atas dalam skope regional tertentu, dalam hal ini Indonesia, dan juga sebagai kerangka terapan dalam lingkup tertentu pula. Dan yang ketiga, kedua perspektiv tersebut dalam permasalahan ini saling berkaitan satu sama lain. Perspektif keindonesiaan tidak bisa dilepaskan dari perspektiv keislaman karena masalah adanya tuntutan aktualisasi hukum Islam yang harus selaras dengan situasi regional, sebagaimana pendapat Geertz yang dipaparkan di atas. Sedangkan, perspektif keislaman tidak bisa juga dilepaskan dari perspektif keindonesiaan, yang pertama, karena peradaban Indonesia itu sendiri yang dengan sangat kental bersifatislamichinduistic, sebagaimana peradaban Eropa yang sangat bersifatjudeochristianic, dan yang kedua, karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, yang tak urung, membuat nilainilai Islam merupakan unsur yang harus diperhitungkan dalam aktivitas berbudaya dan bernegara. Akhirnya, sesuai dengan subjudul tulisannya, tulisan ini, sekali lagi dengan segala keterbatasannya, dimaksudkan sebagai sebentuk sumbangan pemikiran dalam menyusun kerangka dasar rekayasa sumber daya manusia Indonesia masa depan. Sebagai sekedar “kerangka”, tentu saja tulisan ini tidak dimaksudkan sebagai “cetakbiru” dari masterplan yang memuat konsepkonsep terapan secara mendetail. Karena yang sedemikian itu bukanlah pekerjaan sederhana yang bisa dituangkan dalam selembardua tulisan, melainkan pekerjaan sangat kompleks yang memerlukan sebuah riset tersendiri dan melibatkan para pakar yang representativ dari berbagai bidang. Insân Kâmil : Merumuskan Identitas Diri Manusia Beriman Pada bagian awal telah disinggung sekilas konsep insân kâmil dalam pandangan seorang shûfî besar, Muhyiddîn ibn ‘Arabî. Bagi Ibn ‘Arabî dan beberapa shûfî besar yang lain, di antaranya ‘AbdulKarîm alJillî dan Ibn Miskawayh, sosok insân kâmil atau disebut juga dengan alQuthb, adalah tingkatan yang tertinggi, yang bisa dicapai oleh seorangsâlik (pengikut jalan keshûfîyan), hingga mampu memperoleh pertolongan ilahiyah dan selanjutnya dapat berhubungan langsung dengan mata air ketuhanan. Dia adalah seseorang yang secara berkesinambungan bermujahadah hingga dipilih oleh Allah sebagai wahana penampakanNya (altajallîy). Untuk mencapainya haruslah melalui tingkatan tingkatan (maqâm atau barzakh).

Keislaman Dan Keindonesiaan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sdsd

Citation preview

  • 3/30/2015 MznStudyClub

    data:text/htmlcharset=utf8,%3Cp%20align%3D%22center%22%20style%3D%22color%3A%20rgb(0%2C%200%2C%200)%3B%20fontfamily%3A%20' 1/4

    Konsep Insn Kmil:Perspektif Keislaman Dan Keindonesiaan

    (SebuahKerangkadalamMerekayasaSumberDayaManusiaMasaDepan)

    OlehM.AunulAbiedShah

    Idzinshalahahlalfard,inshalahahlalmujtama'Keandalankualitasindividumenentukankualitasmasyarakatnya(PepatahArab)

    Muqaddimah,TentangApadanMengapa

    Mendefinisikanmanusia secara integral danmenyeluruh,menurutFedoseyev, adalahmengkonsepkannyasebagai keberadaansosial (sosialbeing) danmakhluq yang berdayaguna(objectusingcreature),disampingsebagaisubyekdariseluruhaktivitasaktivitassosial,praktis,historisdanaktivitasaktivitasspiritual.

    Bertolakdaripaparankuncidiatas, manusia,dalamterminologi Islam,adalahseorangkhalfahAllah(vicegerentofGod)diatasmukabumi.BeberapaayatKitabSucisecarajelasdantakterpungkiritelahmenyatakanhalitu.Sebagaimisal,bisadipahamidariartiliteralayatayatalBaqarah,yangmenceritakandialogantaraTuhan,SangMahaPencipta,denganparamalaikattentangpenciptaanAdamas.Disini,TuhanmengekspresikankehendakNyaitu:SesungguhnyaSayamenjadikandiatasmukabumikhalfah.Ungkapantersebutbisadikataadalahpemberitahuan tidak langsungakanmaksudpenciptaan itusendiri,yangkarenanya,Tuhan tidakmengekspresikandengancara lain: SesungguhnyaSayamenciptakandiatasmukabumiseorangmanusia....

    Dalamkonteks ini,manusiasebagaimanusia itusendiri (manashe is) dalam Islampada intinyaadalah sosok theomorphis (makhluk yangmempunyai sifat ketuhanan)dalamfungsi sebagai penampakan (tajall) asma dan kualitas Tuhan. Ada beberapa unsur ketuhanan dalam diri manusia, sebagaimana dinyatakan oleh alQur'an, terjemahanPickthall,TheGlogoriousKoran:MakaapabilaAkutelahmenyempurnakankejadiannya,dantelahmeniupkankedalamnyaruhKu......(IhavemadehimandIhavebreathedintohimMyspirit......).DidalamalSunnahjugadisebutkanbahwaTuhansudahmenciptakanAdam,sebagaiprototipeumatmanusia,dalambentukNya(KhalaqaAllhdama 'alshratih).KepercayaaninitidakberartibahwaIslamtelahmengkonsepkanTuhansebagaisosokanthropomorfis(figuryangmempunyaisifatkemanusiaan).KarenadalamIslam,DzatTuhanitusendirisecaraabsolutsangattransenden.Dengankatalain,konsepinitidakmenjadikanTuhanmerasukkedalamdirimanusia,sebagaimanadikonsepkandengansangatmenyimpangolehbeberapaagamalaindankepercayaansufistik.Adapunbeberapaunsurketuhananyangdimaksuddisini,diantaranya,yangpertama,adalah intelegensisempurnayangbisamembedakanantarakebenarandankebathilan,antarakenyataandan ilusi,hinggamampumembawamanusia itusendirikepadakonsepyangutuh tentangkeesaan Tuhan (Tawhd). Dan yang kedua, Tuhan menganugerahkan kepada umat manusia kebebasan untuk memilih: Tunduk kepada kebenaran ataupun mengikuti jalankesesatan.Jugayangketiga,adalahkemampuanberkomunikasidengankatakatayangbisamengekspresikanhubunganantaraTuhandenganmanusia.

    Adalah lebihmudahuntukmemahami konsepmanusiadalam Islammenurut ungkapan Ibn 'Arabi, seorang imamsufi terkenal, sebagaimanadipaparkanolehNashrHmidAbZayddalambukunyaFalsafatalTa'wl.Menurut Ibn Arab,konsepmanusia itudidasarkanatasduahorizonyangkontradiktif,ataupun,bisadikatasebagai,sebentukdualismeyangdapatdijelaskansebagaiberikut:Dariaspekhakikat,manusiaituadalahsebuahbentukTuhanyangmeliputiseluruhAsmaNyadanmenjadiraisond'tresegalapenciptaan.Dariaspek ini,manusiaadalahkhalfahAllah, danperumpamaanNya,danKeberadaanyangawal serta insanyangsempurna (insnkmil). Tetapi, dari aspek yang lain, yaitumenuruttabiatnyasebagaimakhluqyangbertubuhdanmempunyaiunsur,manusiaituadadalambentukciptaanTuhandanterdiridarihakikatunsurunsuryangmembangunalamitusendiri.Sehingga,manusiadariaspekiniadalahberbedadenganAllah,bahkanmenjadilawanhakikatNya,keberadaanyangterakhir,daninsanyanganimalis.

    Tetapihubunganantarakeduahorizon tersebut tidaklahseketatpandangandasardiatas.Karenaalamadalah manusiabesar, danmanusiaadalah alam kecil.Alamadalahmanusia yang bagianbagiannya saling berpecah. Sedangkanmanusia adalah alam yang integral dalam satu tubuh.Dan ketika dikatakan bahwa alam danmanusia, keduanyamerupakan fenomena penampakan Tuhan,maka alam dimisalkan dengan AsmaAsma Tuhan yang banyak, sedangkanmanusia dimisalkan dengan konsep integral yang bisadimengerti darimaknakata Allah.Secara logika, alamkarenakeluasanmaknanya, tidakbisadikatakansebagaimanusia, di saatmanusia yang kecil bisa disebut sebagaialam,darisegibentukdandetailunsurunsurnya.Sehingga,bisadisimpulkan,bahwamanusiaitusepadandenganTuhan(karenaadadalambentukNya)dansepadanjugadenganalam(karenaada jugadalambentuknya).Tetapi,perludigarisbawahi,bahwakesepadanan ini tidakbisadikata telahmenafikanperbedaanperbedaanyangadaantaramanusiadenganTuhandisatusegi,danmanusiadenganalamdisegiyanglain.Kalautidakdemikian,menurutIslam,kitaakanterjebakkepadakekafirandansyirikyangmenyesatkan.

    Di lain pihak, AbbsMahmd alAqqd, salah seorang pioner gerakan pencerahan di Mesir, mendefinisikanmanusia sebagai makhluq yangmempunyai tanggungjawab (almakhluqalmasl)dansebagaiindividuyangmempunyaikewajiban(alkinalmukallaf).Menurutnya,definisi ini lebihmengenadanlebihtingginilainya,dibandingkandefinisidefinisiyanglain,sepertidefinisiilmulogikayangmenyatakanmanusiasebagaiindividuyangmempunyaikemampuanberbicara(alkinalnthiq)ataupunjugadefinisimanusiasecarabiologisyangmenyatakannyasebagaiindividuyangmempunyaikemampuanmendakiatauturun(alkinalshiddanalkinalhbith).BagialAqqd,manusiasebagaiindividuyangberbicara tidakberartiapaapa,apabila ia tidakmampumenjadipenyandangamanatdankewajiban.Demikian juga,definisimanusiasecarabiologissebagaimanadisebutkandiatasadalahnonsens, karenasifatmanusia tersebut tidakdapatmenjadipembedaantara (jenis)manusia itudenganmakhluqyang lain.Sedangkankalaumanusiadidefinisikansebagai alkinalmukallaf, terasa jelasbahwaaltaklf (baca:Tanggungjawab)adalahsifatmanusiayangspesifik,berbedadenganmakhluqmakhluqTuhanyanglain.Faktainitidakdapatdipungkiribaiksecaraaqdah,ilmupengetahuandanhikmah.

    Setelahmerampungkanpendefinisianmanusiasecarauniversalmenurutperspektivkeislaman,kini,terasaperluuntukmerumuskankonsepmanusiadalamukurannyayangpalingidealmenurutkontekssituasionaldankondisional.Ukuransituasional inidiperlukankarena,sebagaimanadibuktikansecarasosiologisolehGeertz, ternyataberbagaiperbedaangeografis, iklim, lingkungan hidup dan sebagainya, mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap cara hidup orang Jawa dan orang Marroko dalam menyikapi ajaranIslam.Sedangkanukurankondisional jugadiperlukan, karena,adalah tidak terpungkiri, sebagaimanadinyatakanoleh AbdullahiAhmedAnNaim,bahwasejarahperkembanganhukumIslammemperlihatkankepadakita,adanyadikotomiantarateoridanpraktekhukum,darisatuwaktukewaktuyanglain,dandisatubidangkebidangyanglain.PerjalanansejarahIslamjugamemperlihatkanadanyafluktuasiyangterusberkesinambunganantaraprosentaseyangbertambahbanyakataupunmalahberkurangdalamketaatanterhadaptekshukumIslamsecarapraktek.

    Tentangkonsepmanusiaidealini,IslammenyebutnyainisebagaialInsnalKmilyangberartisecaraletterlejkmanusiayangsempurna.Konsepmanusia ideal inilahyang,menurut pandangan penulis, menjiwai GarisGaris Besar Haluan Negara (GBHN) Indonesia, ketika menyatakan dengan jelas bahwa hakikat pembangunan nasional adalahpembangunan manusia Indonesia seutuhnyadanpembangunanmasyarakat Indonesia seluruhnya.Penerjemahanalinsnalkmildengan manusia seutuhnya ini terasa lebihtepat,ketikadiyakinibahwatiadayangsempurna(alKmil)kecualiAllah,danbahwasosokmanusiayangpalingsempurnaadalahMuhammadRaslAllahsaw (padahal,dalamkeyakinanIslam,takadamanusiayangdapatmenyamainya).

    Dalam tulisan ini, penulis lebihmemilih label Perspektif Keislaman dan Keindonesiaan, karena, yang pertama, tulisan ini lebih merupakan sebentuk interpretasi yang sangatmanusiawi terhadap teksteks alKitbdan alSunnah, dan juga banyak bereferensikan pendapat para pakar, baik Muslim maupun (terkadang) nonMuslim, yang tentu sajamerupakansebentukinterpretasiyangsangatmanusiawi.SedangkanlabelIslam,menurutpenulis,adalahtransendenkarenadinotabenekandenganalQur'ndanalSunnah,yangbersumberkan dari TuhanYangMahaTransenden.Yangkedua, perspektif keindonesiaanmenunjukkan bahwa tulisan ini dimaksudkan untukmengkaji permasalahan di atasdalam skope regional tertentu, dalam hal ini Indonesia, dan juga sebagai kerangka terapan dalam lingkup tertentu pula. Dan yang ketiga, kedua perspektiv tersebut dalampermasalahan inisalingberkaitansatusama lain.Perspektifkeindonesiaan tidakbisadilepaskandariperspektivkeislamankarenamasalahadanya tuntutanaktualisasi hukumIslam yang harus selaras dengan situasi regional, sebagaimana pendapat Geertz yang dipaparkan di atas. Sedangkan, perspektif keislaman tidak bisa juga dilepaskan dariperspektifkeindonesiaan,yangpertama,karenaperadabanIndonesiaitusendiriyangdengansangatkentalbersifatislamichinduistic,sebagaimanaperadabanEropayangsangatbersifatjudeochristianic, dan yang kedua, karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, yang tak urung, membuat nilainilai Islam merupakan unsur yang harusdiperhitungkandalamaktivitasberbudayadanbernegara.

    Akhirnya, sesuai dengan subjudul tulisannya, tulisan ini, sekali lagi dengan segala keterbatasannya, dimaksudkan sebagai sebentuk sumbangan pemikiran dalammenyusunkerangka dasar rekayasa sumber daya manusia Indonesia masa depan. Sebagai sekedar kerangka, tentu saja tulisan ini tidak dimaksudkan sebagai cetakbirudarimasterplanyangmemuat konsepkonsep terapan secaramendetail. Karena yang sedemikian itu bukanlah pekerjaan sederhana yang bisa dituangkan dalam selembarduatulisan,melainkanpekerjaansangatkompleksyangmemerlukansebuahrisettersendiridanmelibatkanparapakaryangrepresentativdariberbagaibidang.

    InsnKmil:MerumuskanIdentitasDiriManusiaBeriman

    Padabagianawaltelahdisinggungsekilaskonsepinsnkmildalampandanganseorangshfbesar,MuhyiddnibnArab.BagiIbnArabdanbeberapashfbesaryanglain,diantaranya AbdulKarm alJill dan Ibn Miskawayh, sosok insn kmil atau disebut juga dengan alQuthb, adalah tingkatan yang tertinggi, yang bisa dicapai olehseorangslik (pengikut jalan keshfyan), hinggamampumemperoleh pertolongan ilahiyah dan selanjutnya dapat berhubungan langsungdenganmata air ketuhanan.Dia adalahseseorangyangsecaraberkesinambunganbermujahadahhinggadipiliholehAllahsebagaiwahanapenampakanNya (altajally).Untukmencapainyaharuslahmelalui tingkatantingkatan(maqmataubarzakh).

  • 3/30/2015 MznStudyClub

    data:text/htmlcharset=utf8,%3Cp%20align%3D%22center%22%20style%3D%22color%3A%20rgb(0%2C%200%2C%200)%3B%20fontfamily%3A%20' 2/4

    Dan ketika dikatakan dalam filsafat tashawwf, bahwa kesempurnaanmanusia itumasihmempunyai eselon, IbnMiskawayhmempunyai klasifikasi yang lebihmasuk akal. Iamembaginyakedalam,pertama,kesempurnaandekat(alkamlalqarb)dan,kedua,kesempurnaanyangjauh(alkamlalbad).Seorangmanusia,menurutnya,akanmencapaikesempurnaanyangdekat,ketikaiabisamensinkronkanamalperbuatannyasesuaidenganpetunjukakalnya.Apabilaiaberhasilmencapaikesempurnaanyangdekatini,manusiatersebutmenurutIbnMiskawayh,akanbisamerealisasikansegalakeinginannyauntukmencapaikebahagiaandalamkehidupandunia(alsadahalduny).Manusiaitujuga,bisamencapaikesempurnaanyangjauh,ketikaiatelahmenggunakanpotensiotaknya,melakukanrefleksipemikiran,berkontemplasisecarafilosofis,danterusmelakukanpendakianrohani hingga mencapai kebahagiaan sejati (alsadah alqushwa). Kesempurnaan seorang manusia tersebut baru bisa disebut benarbenar sempurna, apabila ia berhasilmenggabungkankeduaunsuramalperbuatandanpemikirandiatas.

    Dilainpihak,adalahmenarikpulauntukmenyimakpemikiranDr.Ing.MuhammadSyahrurDeybtentangmanusiadalammagnumopusnyayangcukupkontroversial,alKitbwalQur'n. Sesuai denganmethodologi linguistik Abu Al alFris yang diikutinya, Syahrur membedakan antaramakna kata basyar (humankind) dengan insn (human). BagiSyahrur,basyar ituhanyalahsebuah jenis fisiologismaterielyangmempunyai tangan,kaki,perutdanwajahsertamelakukanaktivitasaktivitas fisiologissepertimakan,minum,tidurdansebagainya.Artibasyarinibisadijelaskansebagaiantonimdarimalaikatdanmempunyaikarakteristikkhusussebagaipenerimawahyu.Sedangkaninsnadalah adalahindividu yangmenggunakan akalnya secara optimal, terlepas dari sifat primitiv, berinteraksi secara intens dengan sesamanya, danmerasakan asamgaram kehidupan sebagaiakibatdariinteraksitersebut.Penggunaanakaldaninteraksisosialini,sedikitdemisedikit,akanmembawamanusiakepadakemajuandalamkualitaskemanusiaannya.Darisini,bisadipahami,bahwasosok insnkmilmenurutSyahruradalah sosokseorangmanusia yangmempunyai tiga karakteristikminimalmenggunakanotaknya,berinteraksi sosialsecara intens,dansecaraberkesinambunganberusahameningkatkankualitaskemanusiaandengankeduahaldiatas.Sayangnya,pemikiran inimasih terasabelummencakupsemualingkupkemanusiaan.

    Untukmerumuskankonseputuhtentanginsnkmil,bagiAkbarS.Ahmed,seorangcendekiawanbesarPakistansaat ini,harusdirujukkankembalikepadaduaelemenkuncisebuahkitabsuci,yaitualQur'n,dansebuahkehidupan,yaitukehidupanNabiMuhammadsaw.AlQur'nadalahpetunjuk Ilahyangditurunkanbagiumatmanusia,sedangkanNabiMuhammadsawadalahadalahnabiterakhirdanpenutuppararasul.Lebihdariitu,sebagaimanamerupakankesepakatansetiapmuslim,siapapunia,NabiMuhammadadalahseorangyangmenjadiprototypenyatainsnkmildalamkehidupan.Ialahyangdijadikansebagaisuritauladan(uswahhasanah,exemplarypeople).Allahberfirman:LaqadknalakumfRaslAllhuswatunhasanah(SesungguhnyaterdapatbagikaliandalamdiriRasulullahsuritauladanyangbaik).

    AdalahmenarikkalauAhmedmenjadikansifatsifatmanusia ideal(idealmuslimbehaviour)berbanding lurusdengansifatsifatTuhan. (TakhallaqbiakhlqAllhBerakhlaqlahseperti akhlaqTuhan). (Perhatikan kemiripannya dengan konsep shf di atas!!) Secara umum bisa disebutkan di sini empat kriterium yang digarisbawahi oleh Ahmed, yaitu:Ketinggianbudi(moralearnestness)termasukdidalamnyaketeguhanaqdahdanketekunanritual,yangtergambarkandalamrukunimandanrukunIslam,keseimbangandankepertengahan(aladldanalwasath,balancedanequilibrium)dankeunggulankualitas(alahsan,compassion).

    SedangkanAllamaMuhammad Iqbal, seorang intelegensia penerus alAfghn yangmenjadi inspirator negaraPakistan,melangkah lebih jauh lagi dalammerumuskan identitasseorangmuslimideal. Iamelakukannyadengansangatunikdalamfilsafatkhudidankonsepmardemumnnya.Khudidalambahasakitabisaditerjemahkanmenjadikepribadian(personality), yang dalam bahasa filsafat Iqbal berarti fakta sentral dalam alam semesta, bahkan fakta sentral dalam konstitusi manusia.Ini berarti bahwa seorang insnkmil (mardemumn, manusiaberiman),adalah titikporosumatmanusiayangmerupakankhalfahAllahdi atasmukabumi.Sebagaimanadisinggungpadabagian terdahulu,manusiaituadalahraisond'trekeberadaanalamsemesta.

    BagiIqbal,sekalipunmanusiadiciptakan,manusiaadalahmakhluqyangunik,sebagaimanauniknyaTuhan.BedanyaterletakpadafaktabahwabilaTuhanuniksebagaipencipta,sedangkanmanusia adalahunik bila dibandingkandenganmakhluqapapundi dunia ini.Manusiamenyertai Tuhandalamkerja penciptaan, yaitu sebagai pencipta kedua, yangkadangkadangdiasangatrewel.Iqbalmelukiskan:

    Tuhanmendekritkan:/Keadaannya sudah seperti ini,/Usahlah engkaupunya usul tentang ini/Manusiamenjawab:/ Tak diragukan lagi,/ Keadaannyamemang seperti ini/ Tapiharussepertiitu.

    Ungkapan Tapi harus seperti itu adalah indikasi dari kerewelan manusia itu, suatu kerewelan yang memang diperlukan untuk mengelola alam semesta ini secara kreativ.Kerewelankreativinilahyangtidakdimilikiolehparamalaikat,hinggamerekatidakmampumenguasaidanmengurusalamini.Sirewelyangsadarakankhudinya itulahyangdiserahimendudukiposisisebagaikhalifahdimukabumi.Karenahanyamanusiayangsadardanmemperkuatkhudinyasajayangsecarapastimempunyaikekuatanyangcukup,sampaimencapaiklimaksnyaketikaiamampumenguasaisegalayangadapadadirinyapadasaatterjadikontaklangsungdengansemuabentukego.

    Tetapi semua itu masih belum cukup menurut Iqbal. Karena, meskipun manusia diberi potensi yang sama untuk mengintegrasikan dan mensintesakan kepribadiannya dalamseluruh detail kehidupan dan aktivitas, sebagaimana mestinya, ia mempunyai dua pilihan yang saling berlawanan. Seperti disebutkan pada bagian pertama tulisan ini, Allahmemberikan kebebasan penuh kepada manusia untuk, pertama, tunduk kepada kebenaran, atau kedua, mengikuti jalan kesesatan. Ketika ia mengingat Allah, Allah akanmenjaminkeutuhankepribadiannya.Sebaliknya,ketikaiamelupakanAllah,iaakanterjerembabkedalamfragmentasieksistensi,sekularisasikehidupan,kepribadianyangtidakmengalami integrasidanyang lambat launmengalamidisintegrasi,dankehidupanyang terperangkapdalamdetaildetailnya,sehingga tidakmendapatkankeseluruhannya. InilahyangdimaksudkanolehIqbaldenganperbedaanantaramanusiaberimandenganmanusiayangtidakbertuhan:

    Tandaseorangkafiradalah:/Iahilangdidalamcakrawala/Dantandaseorangmuminadalah:/Cakrawalalarutdalamdirinya.

    Artinya, seorangmumn tidak akan pernah kehilangan kompas dalammenghadapi kemelut kemanusiaan, betapapun dahsyatnya. Ia berdiri penaka karang, tegar dan kokoh.Segalaketerbatasannyasebagaimanusiatidaklahmenyeretnyakedalamkebingungan,karenaia,sacarapasti,meyakinibahwaAllhselalumenyertainyadanmenjaminkeutuhankepribadiannya,karenaimannya.

    MardeMuminatauinsnkmiladalahposisiyang tertinggiyangdapatdiraiholehsetiapmanusiamuslimyangsadarakannilaiagamanya.Sudah tentumelalui latihanspiritualdanmentalyangreflektivdankontemplativ.AtaumenurutdoktrinalQur'an,melaluijenjangdzikrdanfikryangintens.Tampaknya,mardemumininitidakjauhberbedaataumalahekuivalen maknanya dengan golongan ulilalbab yang dilukiskan dalam alQur'n. (Yaitu) orangorang yang mengingat Allah, sambil berdiri atau duduk, atau dalam keadaanberbaring,danmerekamemikirkantentangpenciptaanlangitdanbumi(serayaberkata):YaTuhankami,tiadalahengkaumenciptakankamiinidengansiasia.MahaSuciEngkau,makapeliharalahkamidari siksaapi neraka.Mardemuminbila sudahmenjadi gelombang besar dalam kesatuanmasyarakat Islam, tidak diragukan lagi, bahwamereka akanmengarahkankekuatansejarah.Sebuahobsesi Iqbalsepanjanghidupnya.Untuk itu, Iqbalberpendapatbahwa, ... ...duniabukanlahsesuatuyangharusdikenalataupundilihatmelaluikonsepkonsep,tetapisesuatuyangharusdibentukdandibentuklagimelaluitindakanyangtakpernahberhenti.Iqbalkemudianmenyimpulkan,bahwarealitanyasecarakeseluruhanbergantungkepadaperbuatanperbuatanyangterarahdanmempunyaitujuan.

    DalamkonsepkonsepInsnkmilyangdikristalkanolehparacendekiawanmuslim,denganberbagaialirandanlatarbelakangnya,hampirhampir tidakdisebutkansecaraexplisittentangkualitasfisiksebagaisalahsatukriteriumyangmembangunsosokinsnkmiltersebut.Kalaulahtidakbisadikatakantidakadasamasekali,kecuali,mungkin,kalaubisadielaborasikan, bahwa sosok insn kmil itu bisa meluas hingga mencakup kriterium seorang pemimpin muslim yang ideal. AlQur'n menyinggungnya ketika menyebutkanbeberapalatarbelakangterpilihnyaThltsebagaipemimpinBan Isril: SesungguhnyaAllah telahmemilihnyamenjadi rajamudanmenganugerahinya ilmuyang luasdan tubuhyangperkasa.AlFrb,seorangfilosofmuslim,punmenyebutkankriteriainisebagaisyaratseorangpemimpin,dalammagnumopusnyaKitbAruAhlalMadnahalFdlilah. Iamengatakan,bahwakriteriakepalanegarautama(alMadnahalFdlilah),diantaranyaadalahkesempurnaanfisik,baikbentukmaupunkemampuanfungsionalnya.Demikian jugakalau kita melihat kepada prototype nyatainsn kmil itu sendiri, yang dalam hal ini adalah Muhammad Rasl Allhsaw, kita mendapatkan kriterium ini terdapat padanya.Ia saw adalah manusia yang mempunyai kualitas fisik yang prima, di samping akalbudi yang sempurna. Telah banyak ahli sejarah dan ilmu tsr yang mencobamenggambarkannya secara lengkap danmendetail.Sebegitu tingginya kualitas fisik beliau, sampaisampai Al ibn Ab Thlib ra, yang terkenal sebagai pemuda tampan danpemberani, pun mengakuinya. Ketika memandikan jenazah beliau, ia bergumam, Demi bapak dan ibuku, betapa indahnya engkau di saat masih hidup dan sampai setelahmeninggal.Hanyasaja,darikecenderunganparacerdikcendekiamuslimdariduluhinggasekarang,bisadipahamibahwakualitasfisikinibukanlahkriteriumyangmenjadisyaratmutlak insnkmil,meskipunpatut dipertimbangkandalammerekayasamanusia seutuhnya.Kalau tidak, bisa terjerembabkepadakesalahanproyekeugenic manusia super yangdiusulkanPlatodijamanYunanikunodanHitlerdijamanmodern.

    ManusiaIndonesiaSeutuhnya:PertanyaanOntologis

    Setelahberusahamenggambarkanbeberapakonsepparapakar keislamandalammendefinisikan identitasmanusiaseutuhnya (alinsnalkmil), dan sebelummelangkah lebihjauh, ada beberapa pertanyaan pelik yang harus diselesaikan terlebih dahulu.Yangpertama, Adakahmanusia yang 'kmil' itu? Atau dengan kata yang lebih tepat, Bisakahsosok insnkmil (sebagaimanayang telahbanyakdikonsepkandidepan) itudirealisir?Danyangkedua, duapertanyaanyangmenjadi akibatdari pertanyaan tersebutKalaudiiyakan,bagaimanakitamerekayasainsnkmil?Juga,kalaukitamemberikan jawabannegatif, Untukapakitamembuat langkahtersiasiadenganmengkonsepkan identitasmanusiayang'kmil'itu?

    Sudahmenjadiaksiomabahwatidakadamanusiayangsempurnasecaramutlak.DansudahmenjadikeyakinanIslam,bahwasosokmanusiayangpalingsempurnaituhanyalahNabiMuhammadsaw.Di lainpihak, tidakadaseorangpunyangbisamenyamainya.Karena itu, perludilakukan tinjauanulang (redefinisi) terhadapmaknakata sempurna, alkmildanutuhdisini.Sebuahlangkahyangbisajadiakanmerenggutnyadaripengertianasal(etimologis)kearahmaknaterminologisbaru.

    Bagiyangcenderungberpikirsecaranegativis(pesimistis),sepertiSigmundFreuddenganaliranpsikoanalisisnyayangterkenal,akanmengatakandenganpastibahwatidakadamanusia yang "sempurna" dengandefinisi apapun.Dalambukunya,ThreeContributions to theSexual Theory, Freudmengatakan bahwa kita semuamenderita histeria dalam

  • 3/30/2015 MznStudyClub

    data:text/htmlcharset=utf8,%3Cp%20align%3D%22center%22%20style%3D%22color%3A%20rgb(0%2C%200%2C%200)%3B%20fontfamily%3A%20' 3/4

    batas tertentu.Karena itu, semua individupastimenyelewengdanpenuh kekurangan.Argumentasi kelompok ini bisa dianalogikan secara sederhanadengan kepastian adanyaperbedaanantaraduatelingaseorangindividu,walaupunsangatkecilsekali.

    Tetapi, kaumpositivis yangcenderungoptimistismembantahpendapat tersebut.Merekamengatakan,bahwasanyasebuah tubuhyangmempunyaianggota yang lengkap dantidakmenderitapenyakitapapun,pasti tetapmempunyaikekuranganwalaupunsedikit.Meskipundemikian, tidakseorangpakarkecantikanpunyangmengatakanbahwasemuamanusia itu abnormal, dan tidak kedokteran pun yang berpendapat bahwa semuamanusia itu menderita penyakit, tidak seorang pun yang sehat sama sekali. Mereka hanyamembuat pernyataan yang lebih bisa diterima: Bahwasanya dalam diri manusia pasti ada kekurangan dan perbedaan sedikit atau banyak. Tetapi perbedaan dan kekurangantersebut tidaksampaidikatakansebagaisebuah penyelewengan (alinhirf), celadanabnormalitas.Semuanyabersepakatbahwasemuamanusiamasih tetapdisebutsebagaimanusiayangnormal,selamatidakadacacatyangtampakmaupunkekuranganyangmerusakjalanhidupnya.Darisini,bisalebihdirasakanketepatanpenerjemahanalinsnalkmilsebagaimanusiaseutuhnya.

    Dengan definisi seperti di atas, kita tidakmemustahilkan realisasi sosokinsnkmilsecara nyata dalam kehidupan. Hanya saja, dalammelangkah ke arah rekayasamanusiaseutuhnya itu, kita harus mengkonsepkannya dalam bentuk yang paling sempurna, bahkan kalau perlu, dalam bentuknya yang sangat sempurna (baca: ideal), sehingga bisadikatakansebuahbentukyangjarangataumalahmustahilterealisir.Langkahini,tentusaja,bukanlahsebuahkesiasiaanyangtidakbergunasamasekali.Karenaprototypeyangutuh ini sangat penting sebagai percontohan dalam rekayasa. Sebagaimana juga para ahli anatomi tubuhmembuat tubuh percontohan dalam bentuknya yang paling sempurna(yangpadahakikatnyatidakrealistis),untukmembantupakarbedahplastik,misalnya,dalammerehabilitirtubuhyangcacat.

    RekayasaManusiaIndonesiaSeutuhnyaMenghadapiTantanganAbadXXI

    UntukmerekayasamanusiaIndonesiaseutuhnyadalammenghadapitantanganabadXXIyangakandatang,perludilakukanlangkahlangkahtaktisdanantisipativdenganterlebihdahulumemprediksiSWOT(Strongkekuatan,Weaknesskelemahan,Opportunitykesempatan,danThreattantangan)yangada.

    Sebagaimana diketahui, kemajuan suatu bangsa bisa ditelusuri dari pergerakan individuindividu potensial dalammasyarakatnya.Karenamemang kemajuan suatu bangsa itu ,sebagaimana bisa diperhatikan dalam kasus Jerman dan Jepang pasca PD. II, banyak ditentukan olehinner world yang terdapat dalam diri anggota masyarakatnya. Innerworldinilahyangsecaraperlahantapiserentakmembangunkesadarankolektivdalammasyarakatuntukmelangkahkearahkemajuan.

    Danberbicara tentangkekuatandankelemahanmanusia Indonesiasaat ini,bisadirujukkepada duaelemenpembangunanmanusia Indonesia itusendiri.MenurutGBHN1993,pembangunanIndonesiadiarahkanuntukmencapaikemajuandankesejahteraanlahirdanbathin.

    MenurutDr.Mubyarto,elemen kemajuandankesejahteraan lahirbisadiuraimenjadikualitaskehidupan fisik,adanyamatapencaharian, individualitasdankebebasanmemilih,pengembangandiridanperkembangansosialpolitik.Dalamkualitaskehidupan fisik,masihdirasaperluuntuk terusmeningkatkankelayakan lingkunganhidup,peningkatanpolakonsumsi dan pemenuhan barang kebutuhan hidup, di samping rasa aman dari gangguan yang bersifat fisik seperti pencurian dan perampokan, atau kemungkinan gangguanpelanggaran lalulintasdi jalan raya.Dalammasalahmatapencaharian, pembangunanmanusia Indonesiaharusmampusecara terusmenerus meningkatkan rasio kemudahanmencari nafkah (baik secara absolut maupun relatif). Adapun dalam individualitas dan kebebasan memilih, perlu diperluas peluang bagi setiap anggota masyarakat untukmenentukan pilihan hidup dan masa depannya. Kemudian di dalam usaha pengembangan diri, hendaknya diupayakan pembekalan terhadap setiap individu untuk menambahketrampilan, perluasan hak, kesempatan, dan dalam kesadarannya terhadap fungsifungsi dan kewajibankewajiban sosial. Akhirnya, dalam perkembangan sosial politik,pembangunanmanusia Indonesiaharusberartipulaadanyapertambahandalam jumlahorangyang mampu ikut serta secaraaktiv untukmenentukannasibmereka sendiri. Iniberhubunganeratdenganpelaksanaanpasal28UUD1945,mengenaikemerdekaanberserikatdanberkumpulsertamengeluarkanpendapat.

    Adapun tentang elemen kemajuan dan kesejahteraan bathin, bangsa Indonesiamempunyaimodal dasar yang sangat berharga, antara lain keimanandan ketakwaan terhadapTuhanYangMahaEsadan falsafahPancasila sebagai hasil kristalisasi budaya luhur bangsa Indonesia yangmampumempersatukan seluruh rakyat. Di samping itu, bangsaIndonesia mempunyai kebudayaan yang dinamis, yang telah berkembang sepanjang sejarah bangsa dan bercirikan kebhinnekaan dan keekaan bangsa. Selain modal dasartersebut,bangsaIndonesiamasihterjangkitisindrompenderitaanyangmasihberkepanjanganakibatpenjajahankolonialdalamwaktuyangsangatlama.Penderitaanyangdialamiakibat penjajahan tersebut antara lain kemiskinan dan kebodohan yang merata, sikap disintegrasi di antara anakanak bangsa, serta mental tak punya harga diri (inferioritycomplex).

    Untuk mengentaskan beragam penderitaan tersebut, tentu saja, diperlukan pembangunan yang terencana dan menyeluruh serta dalam waktu yang lama. Apalagi tantangansemakinbesarakibatpergerakankehidupanduniayangsemakincepatdalameraglobalisasisekarangini.FedoseyevdalamManinToday'sWorldmencatatbeberapa fenomenabaruyangberlangsungpadaakhirabadkeXXini:(1)Terjadinyapendalamandalamprosesdaursosialdalamkehidupandunia,ketikaakselerasipergerakanmanusiadarisuatunilai lama kepada hal yang baru lebih terorganisir dan sempurna (2) Adanya perubahan dalam karakter kerja manusia, ketika manusia dituntut lebih banyak dalam usahapeningkatan kualitas SDMnya, agar bisamengikuti peningkatan proses produksi yang lebih jauh (3) Terdapatnya permasalahan baru yang lebih luas dalam hubungan antaramanusia dengan habitatnya dan (4) Keharusan untuk mengaitkan kondisikondisi baru dalam keberadaan dirinya dan usaha pembangunan dengan kesempatan yang terusditambahuntukmeningkatkanelemenrasionaldanmoraldalamsegalaaktivitashidupnyasebagaimakhluqbiososial.

    Olehkarena itu, tidakada jalan laindalammerekayasamanusia Indonesiaseutuhnyaselainmelalui jalurpendidikanyang terarahdan terpadu,yangdiikutidenganupaya terusmenerus untuk meningkatkan tingkat kemakmuran dan stabilitas pertahanankeamanan nasional. Rekayasa ini dapat diawali dengan rehabilitasi inner world yangmerupakanweltanschaung(worldofview,polaberfikir)darianggotamasyarakat Indonesia itusendiridalammenghadapidunia.Sudahdisinggungdimuka,bahwasanyadiantaramodaldasar bangsa IndonesiaadalahkeimanandanketakwaankepadaTuhanYangMahaEsa.Modaldasar inilahyangperludiaktualisasikanpertamakalidenganpenggaliannilainilaiprogresifdandinamisdalamajaranagama,untukdibudayakandalamkehidupanseharihari.Sebagaicontohkonkrit,aktualisasikonsepkonsepyangterkandungdalamajaranagamaIslamtentangpenciptaanmanusia,hakikatdantujuannya,sebagaimanatelahdipaparkanpadabagianterdahulu,mempunyaidampakpendidikanyangsangatpositivdalam diri penganutnya. Karena, mereka yang meyakini kebenarannya, pasti akan mempunyai kepribadian yang kokoh, percaya diri, tunduk beribadah secara ritual kepadaPenciptanyadanmempunyaikesadaranyangtercerahkanuntukbisamerealisasikankeberhasilandalamhidupdiduniadandiakhirat(alhasanahfyaldunywalkhirah).

    Dengan memiliki inner world yang progressiv dan dinamis seperti itu, bangsa Indonesia akan mempunyai kesiapan mentalspiritual, untuk melangkah ke arah peningkatankemakmuran dan kekayaan bangsa, yang berakar pada peningkatan produktivitas, dan kuncimenuju produktivitas adalah ilmu pengetahuan dan riset teknologi. SebagaimanadikatakanolehProf.Dr. Ing.BJ.Habibie,MenteriRisetdanTeknologiRIdanKetuaUmum ICMI,dandibuktikankebenaran thesanyaolehDr.DipoAlam,bahwasanyasejarahperekonomianmasakinimenunjukkanbahwakemajuansuatubangsadisebabkanolehproduktivitasprestasinasional,yangpadagilirannya jugaberkaitaneratdenganperhatianyangdiberikanolehnegaratersebutpadapendidikanilmupengetahuandanteknologi,dalammenghadapitantanganabadmendatang.

    Meskipundemikian,adalahanggapanyangsangatkelirukalaupembangunandanpendidikanmanusiadianggapsebagaitugaspemerintahansich.Asumsiseperti iniberkembangkarena tindakanpemerintah padaPelita I dan II, yang menyuntikkan danapembangunan yang sangat besar, yangberasal dari bomminyak bumi saat itu, hinggabisa dikataterlalu jauhmelampaui fungsi dan peranan yang seyogyanya dilakukan. Padahal, SeorangSharafN.Rahman dalam tulisannyaNon Formal Education: A Better Path TowardsNationalDevelopment,menekankanbahwasanyapendidikannonformaladalahkebutuhanyangsangatmendesakbagisetiapnegaramuslim,danbahwasanyasetiapnegaraduniaketigaharuslahmengevaluasikembalikontribusiyangbisadiberikanolehpendidikanformaldalamprosespembangunan.

    DenganpartisipasiaktifseluruhanggotamasyarakatpeningkatankualitasIptekdanpemerataankemakmurandibarengidengankesadaranakannilainilailuhurbudayabangsanyasertaaktualisasiajaranagamayangprogresif dandinamis,akanmenjadi kontribusi yangsangatberhargabagiperadabanduniadimasayangakandatang.Karena,perpaduanyangselarasdanseimbangantaraberagamunsurtersebutakanbisamemecahkanberbagaipersoalanyangselamainimelingkupiumatmanusia,sepertipengrusakanbiosistem,malapraktek terhadapIptekdandekadensimoral.Padasaat itulah,akanterbentukdengansendirinya,manusia Indonesiaseutuhnyayang bertakwadanberimankepadaTuhanYangMahaEsa,mempunyai landasanspiritual,moral,danetikayangkukuh,yangmempunyaimartabat,adildanberadab,mempunyairasasetiakawandanpersatuanbangsa,mempunyaikesadarandantanggungjawabpolitiksebagaiwarganegara,sertamemilikikemakmurandankualitasfisikyanglayak.

    Epilog:KesimpulandanPenutup

    Setelahmenyelesaikan pembahasan tentang konsepmanusia seutuhnya dalamperspektiv keislaman dan keindonesiaan, penulismerasa perlu untukmerangkumkan beberapakesimpulanberikut,agarlebihbisamembawakitakepadatujuanyangdimaksud:

    a. Dalam konsep penciptaan manusia, Islammenyatakan bahwamanusia adalah makhluq Allah yang paling mulia dan merupakan raison dtre penciptaan alam seluruhnya.Konsepinidikenalsebagaiaqdahtakrmalinsn(Theologipemuliaanmanusia)

    b. Meskipun demikian, kualitas manusia itu di mata Tuhan juga bertingkat. Tingkatan yang terbaik disebut sebagai alInsn alKmil(Manusia yang sempurna, atau dalamterjemahanrealistisnya:Manusiaseutuhnya).PemahamantentangkonsepalInsnalKmilternyatasangatvariativdalampemikiranparapakarkeislaman.Meskipundemikian,bisadisebutkanadanyakecenderunganuntukmembaginyadalamduakriteria:Kriteriaminimum(alkamlalqarb)dankriteriamaksimum(alkamlalbad).

    c.Kriteriaminimumdalamkonteks iniadalahmanusianormalyangmenggunakanpotensiakalnyauntukmendapatkankehidupanyang layakdanmengikutisegalapetunjukdanketentuansyariatagamanya(Islam).Sedangkandalamkriteriamaksimumnya,penulis lebihcenderunguntukbersepakatdenganIqbal,bahwadefinisimanusiaseutuhnyadalam

  • 3/30/2015 MznStudyClub

    data:text/htmlcharset=utf8,%3Cp%20align%3D%22center%22%20style%3D%22color%3A%20rgb(0%2C%200%2C%200)%3B%20fontfamily%3A%20' 4/4

    konteks ini adalah seorangmanusia normal yang beriman danmempunyai kesadaran akankhdnya, yang selanjutnya diaktualisasikan dalam perbuatan yang terarah sebagaikontribusibagimasyarakatnya,bangsanyadanumatmanusiaseluruhnya

    d.Karena itu, yangmenjadikhalfahAllah di atasmuka bumi ini adalah seorangmanusia seutuhnya, yang sadar akan tugas dan fungsi keberadaannya:UntukmemakmurkankerajaanAllahdidunia.Bukanlahmanusiamanusia"kafir"yangmalahanmenggunakansegalapotensiyangdikaruniakanolehAllahSwtuntuktujuantujuandestruktiv

    e.Bahwasanyapemahamanyang integral terhadapkonsep manusiaseutuhnya ini,akandapatmembantukitasebagaibangsa Indonesiauntukmembangun innerworld yangmenggerakkansegalapotensi,akalpikiran,dankesadarandalamdirisemua lapisanbangsa Indonesia. Innerworldyangprogresivdandinamis inilahyangakanmenjadimodaldasarrekayasamanusiaIndonesiamasadepan.

    f.PengertianInnerWorlddalamdirimanusiaIndonesiamasadepanbisadirumuskansebagaiberikut=Imtaq+Iptek.Rumusaninibisadijabarkansebagaikualitasimandantaqwayang mampu mendorong individu tersebut untuk berbuat kebajikan dalam bermuamalah dengan Tuhan dan sesamanya, ditambah dengan kualitas Iptek yang handal dalambidangnya.

    Akhirnya,padapenghujungkaryatulis ini, tiadayangbisapenulishaturkankecualisebuahapologia terhadapberbagaikekurangandanketerbatasanyangada.Harapanpenulis,semogatulisanyangterusterangsangatsederhanainidapatmemberikanmanfaatyangsebesarbesarnya.

    WabiAllahaltawfiqwalhidyah

    DaftarPustaka:

    1. AbbasMahmdAlAqqd,alInsanfalQur'n,DrNahdlahMishr,Kairo.

    2. AbdullahiAhmedAnNaim,TowardsanIslamicReformation,SyracuseUniversityPress,1990,publishedinEgyptbyTheAmericanUniversityinCairoPress,1992.

    3. AbdulMadjdAlNajjr,AqdatTakrmalInsnwaAtsaruhalTarbaw,dalamalMuslimalMushir,edisi,7374,tahunXIX,Agustus1994Januari1995.

    4. AbNashrAlFrb,KitbAruAhlalMadnahalFdlilah,DralMasyriq,Beirut,cet.6,1991.

    5. AbZuhrah,Muhammad,IbnTaymiyah,HaytuhwaAshruh,AruhwaFiqhuh,DralFikralArab,Kairo,1991.

    6. AkbarSAhmed.,DiscoveringIslam,MakingSenseofMuslimHistoryandSociety,London:Routledge&KeganPaul,Ltd.,1988.

    7. AlQardlw,Yusf,Dr.,QmatalInsnwaghyatWujdihfalIslm,DralShahwah,Kairo,1994.

    8. Dr.DipoAlam,PembangunanSumberDayaManusiauntukPengembanganTeknologidanProduktivitasNasional:SebuahStudiPerbandingandanPemikiranAwalStrategiTransformasiMasyarakatIndonesiaMemasukiAbadXXI,dalamMembangunMasyarakatIndonesiaAbadXXI,ICMIPusat,Jakarta,1991.

    9. JamalAlBanna,Limdz,pengantarterhadabbukuAlOur,Halah,Qir'ahfKitbalKitbwalQur'n,DralFikralArab,Kairo,1994.

    10. JamilaKhatoon,ThePlaceofGod,ManandUniverseinPhilosophicSystemofIqbal,Lahore:IqbalAcademyPakistan,1977.

    11. KetetapanketetapanMPRRItermasukGBHN19931998,BumiAksara,Jakarta,1993.

    12. LiniSMay,Iqbal:HisLifesandTimes,Lahore:Sh.MuhammadAshraf,1974.

    13. MonAbulFadl,Proceedings21thConfrencesofIslamicSocialSciences,IIIT,Herndon,Virginia,1993.

    14. Mubyarto,PembangunanManusiaIndonesia,dalamPrisma,Januari1983.

    15. MuhammadIbnHisym,alSrahalNabawyah,Vol.II,Juz.III,DralManr,Kairo,Cet.II,1993.

    16. MuhammadIqbal,TheReconstructionsofReligiousThoughtinIslam,Sh.MuhammadAshraf,Lahore,1991.

    17. MuhammadSadRamadlnAlBth,FiqhalSrahalNabawyah,DralFikralMuashir,Beirut,Cet.X,1991.

    18. MuhammadSyahrurDeyb,alKitbwalQur'n,SnPublisherdanalAhl,Kairo,1992.

    19. NashrHmidAbZayd,FalsafahalTa'wl,DralTanwrlilThibahwalNasyr,Beirut,Libanon,1993.

    20. P.N.Fedoseyev,ManinToday'sWorld,dalamKulikova,I.S.,et.al,ThePhilosophicalConceptionofMan,translatedbyH.ChampbellCreighton,Moskwa:ProgressPublisher,1988.

    21. Prof.RafiullahShehab,AllamaIqbalonIslamicThought,Lahore:MaqboolAcademy,1992.

    22. Rahman, Fazlur, Major Themes of The Qur'n (Tema Pokok alQur'n),Chicago:BibliothecaIslamica,1980,diterjemahkanolehAnasMahyuddin,PenerbitPustakaSalman,Bandung,1983.

    23. SayyedHosseinNasr,IdealsandRealitiesofIslam,London:UnwinHymanLtd.,PublishedinEgyptbyAmericanUniversityinCairoPress,1989.

    24. ThhAbdulSalmKhudlayr,alSadahalQushwfFalsafatIbnMiskawayh,MathbaahalFajralJadd,Kairo,1991.

    25. UUD,P4danGBHN,BP7Pusat,Jakarta.

    26. YsufZaidan,AbdulKarmalJill:FaylasfalShfiyah,alHayahalMishriyahalAmmahlilKitb,Kairo,1988.