25
Kejang Demam Komplek Disusun Oleh: IDRAL HAMIDI (09101027) Pembimbing : dr. RAHAYU SUHARMADJI, Sp.A dr. ZULFIKRI, SP.A dr. CHERLINA, Sp.A KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU KESEHATAN ANAK FKIK UNIVERSITAS ABDURRAB PEKANBARU - RSUD BANGKINANG 2013 Laporan Kasus

Kejang Demam Komplek

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PPT KDK

Citation preview

Page 1: Kejang Demam Komplek

Kejang Demam Komplek

Disusun Oleh: IDRAL HAMIDI (09101027)

 

Pembimbing : dr. RAHAYU SUHARMADJI, Sp.A

dr. ZULFIKRI, SP.Adr. CHERLINA, Sp.A

  

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU KESEHATAN ANAK

FKIK UNIVERSITAS ABDURRAB PEKANBARU - RSUD BANGKINANG

2013

Laporan Kasus

Page 2: Kejang Demam Komplek

STATUS PASIEN

Anamnesis

Identitas Pasien:Nama : An.AUmur : 8 bulan 22 hari Jenis Kelamin : PerempuanAlamat : Rantau berangin Tanggal Masuk : 29 September 2013No MR : 092944Keluhan Utama : Kejang 2x di rumah ± 1 menit

Page 3: Kejang Demam Komplek

Riwayat Penyakit Sekarang :Pasien datang karena kejang tadi dirumah (03.00) ± 1 menit. Kejang berlangsung 2 x, kejang berupa kelojotan diseluruh tubuh, setelah kejang anak menangis. Demam (+), Demam ± 1 minggu ini dan mulai tinggi semalam (28-09-2013), ± 5 ini batuk (+), pilek (-).

 Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat kejang sebelumnya di sangkal Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga mengalami penyakit yang sama

Page 4: Kejang Demam Komplek

Pemeriksaan Fisik

Sensorium :

Composmentis

Tanda-tanda vital

Nadi : 102 x/menit

Pernapasan : 32 x/menit

Suhu : 38,6 0C

BB : 7 Kg

Page 5: Kejang Demam Komplek

Status Generalisata

Rambut Hitam, tidak mudah dicabut

Mata Mata tidak cekung, Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, pupil tidak isokor

Hidung Pernapasan tidak cuping hidung, sekret tidak ada

Telinga Serumen kiri dan kanan ada, Sekret kiri dan kanan tidak ada

Mulut Sianosis tidak ada, mukosa bibir basah, lidah kotor tidak ada

Leher Pembesaran KGB tidak ada, Kaku kuduk tidak ada

A. Kepala Ubun-ubun besar Terbuka, tidak

cekung

Page 6: Kejang Demam Komplek

Inspeksi : Normochest, gerakan pernafasan

simetris kanan dan kiri, retraksi dinding

dada (+)

Palpasi : Stem fremitus suara +/+, ictus cordis

tidak teraba.

Perkusi : Sonor di kedua lapang paru

Auskulta

si

: Suara napas bronko vesiculer, Suara

tambahan: Ronkhi -/-, wheezing -/-

B. Thorak Paru-paru

Page 7: Kejang Demam Komplek

Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus cordis tidak teraba

Perkusi :Batas jantung dalam keadaan

normal, kardiomegali tidak ada

Auskultas

i

: Bunyi jantung I dan II reguler

Jantung

Page 8: Kejang Demam Komplek

Inspeksi : Abdomen datar, tidak ada benjolan

dan bekas luka

Auskulta

si

: Bising usus normal

Perkusi : Timpani pada semua kuadran

Palpasi: Nyeri tekan-lepas tidak ada, hepar

teraba 1/3-1/3, lien tidak teraba ,

turgor < 2 detik

C. Abdomen

Page 9: Kejang Demam Komplek

Superior : Sianosis tidak ada, edema tidak ada,

pucat tidak ada

Inferior : Sianosis tidak ada, edema tidak ada,

pucat tidak ada

D. Ekstrimitas

E. Genitalia Laki-laki, tidak dilakukan pemeriksaan

Laki-laki, tidak dilakukan pemeriksaan

Page 10: Kejang Demam Komplek

Pemeriksaan Neurologis

Motorik : Koordinasi baik, kekuatan 4 4 4 4

Sensorik : Belum dapat dinilaiReflek Fisiologis : R. Biseps : Tidak diperiksa

R. Triseps : Tidak diperiksaR. Patella : Tidak diperiksaR. Archilles : Tidak diperiksa

Reflek Patologis : R. Babinsky : -/-R. Chaddock : -/-R. Oppeinheim : -/-

Meningeal Sign : Kaku Kuduk : -Brudzinsky I : -Brudzinsky II : -Kernig Sign : -

Page 11: Kejang Demam Komplek

Pemeriksaan Laboratorium

Laboratorim

Leukosit : 31 103/mm3

Eritrosit : Tidak di periksa

Hematokrit : 25,9 %

Hb : 8,7 gr %

Trombosit : 720 103/mm3

Page 12: Kejang Demam Komplek

Diagnosis KerjaKejang Demam kompleks + bronchitis

Diagnosis Bandinga.Kejang Demam sederhanab.Meningitisc.Ensefalitis

Page 13: Kejang Demam Komplek

Terapi

Farmakologi

Pemberian infus•IVFD RL 50 tpm•Sanmol Inf 70 mg

Per suppositoria•Proris Supp

Per oral•Puyer ( PCT, Ambroxol, Diazepam)

Page 14: Kejang Demam Komplek

SOAP

Page 15: Kejang Demam Komplek

Kejang Demam

Definisi Kejang Demam

Kejang demam ialah bangkitan kejang yg terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal >38C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium .1

Page 16: Kejang Demam Komplek

Etiologi Kejang Demam

Penyebab kejang demam hingga kini belum diketahui dengan pasti, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi etiologi kejang demam ialah umur, faktor genetik dan kenaikan suhu tubuh biasanya kenaikan suhu tubuh berhubungan dengan penyakit saluran nafas bagian atas, radang telinga tengah, gastroenteritis dan infeksi saluran kencing. Kejang tidak selalu timbul pada suhu yang tinggi, terkadang demam yang tidak begitu tinggi juga dapat menyebabkan kejang

Page 17: Kejang Demam Komplek

Klasifikasi

1. Kejang demam sederhana

2. Kejang demam kompleks

Page 18: Kejang Demam Komplek
Page 19: Kejang Demam Komplek

Diagnosis

1.Anamnesis

2.Pemeriksaan Fisik

3.Pemeriksaan Peninjang

Page 20: Kejang Demam Komplek

Kejang tidak berhentiRawat ICU

Diazepam rektal 0,5 mg/kgBBBoleh diulang setelah 5 menit

Kejang (Ke RS)Diazepam IV 0,3-0,5 mg/kgBB

KejangFenitoin IV 10-20 mg/kgBB dengan kecepatan 1mg/kg/menit

Kejang berhentiLanjutkan dengan dosis 4-8 mg/kg/hari

dimulai 12 jam setelah dosis awal

Kejang

Penatalaksanaan KejangA. Fase Akut

Page 21: Kejang Demam Komplek

B. Profilaksis

1.Profilaksis Intermiten

2.Profilaksis Rumatan

Page 22: Kejang Demam Komplek

KomplikasiKomplikasi yg paling umum dari kejang demam, adalah adanya kejang

demam berulang. Sekitar 33% anak akan mengalami kejang berulang jika mereka demam kembali. 5

Faktor resiko berulangnya kejang pada kejang demam adalah:5

a. Riwayat kejang demam dalam keluarga.b. Usia di bawah 12 bulan.c. Suhu tubuh saat kejang yang rendah.d. Cepatnya kejang setelah demamNamun begitu, faktor terbesar adanya kejang demam berulang ini

adalah usia. Semakin muda usia anak saat mengalami kejang demam, akan semakin besar kemungkinan mengalami kejang berulang.

Page 23: Kejang Demam Komplek

PrognosisKejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah

dilaporkan. Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal pada pasien yang awalnya normal. Kejang demam dapat berulang di kemudian hari atau dapat berkembang menjadi epilepsi di kemudian hari.4

Faktor resiko terjadinya epilepsi di kemudian hari adalah:4

•kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama.•Kejang demam kompleks.• Riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung.

Page 24: Kejang Demam Komplek

•Anamnesa ditemukan Pasien datang karena kejang tadi dirumah ± 5 menit. Kejang berlangsung 2 x, dirumah dan sesampainya di RSUD Bangkinang, kejang berupa kelojotan diseluruh tubuh, setelah kejang anak menangis. Demam (+), batuk (+), sesak (+), sesak nafas sejak tadi pagi, sudah berobat di IGD tadi pagi dan sudah di asap. Hal ini sesuai dengan gejala Kejang Demam Komplek, Kejang demam > 15 menit, kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial, berulang atau lebih 1 kali dalam 24 jam.

•Pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran composmentis kooperatif, suhu meningkat, pemeriksaan neorologis tidak ada kelainan, tidak ada tanda rangsang meningeal, dan tidak ada tanda peningkatan tekanan intrakranial, tanda infeksi di luar susunan saraf pusat ini sesuai dengan teori pemeriksaan kejang demam komplek, namun pada pemeriksaan status generalisata ditemukan adanya Suara napas bronkial, Suara tambahan : Ronkhi +/+, wheezing +/+.

Analisa Status

Page 25: Kejang Demam Komplek

Hasil laboratorium darah rutin tidak dilakukan. Dalam teori pemeriksaan laboratorium tidak hanya pemeriksaan tersebut dilakukan, adapun pemeriksaan yang harus dilakukan seperti darah perifer rutin, urin rutin, feses rutin, elektrolit dan gula darah berguna untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam. Pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan pungsi lumbal dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan Menengitis dan elektroensefalografi dilakukan pada keadaan kejang demam yang tidak khas.