1
KEKUASAAN DAN POLITIK Kekuasaan (power) adalah suatu bagian yang sangat kuat dalam kehidupan organisasi. Para manajer dan nonmanajer menggunakannya. Mereka memanipulasi kekuasaan untuk mencapai tujuan-tujuan dan, dalam banyak kasus, memperkuat posisi mereka sendiri. Kesuksesan ataupun kegagalan seseorang dalam menggunakan kekuasaan, ataupun bereaksi terhadap kekuasaan, sebagian besar ditentukan oleh pemahaman mengenai kekuasaan itu sendiri, pengetahuan mengenai bagaimana dan kapan menggunakannya, dan kemampuan mengantisipasi efek-efek yang mungkin dihasilkannya. A. Konsep Kekuasaan Studi mengenai kekuasaan dan pengaruhnya berperan sangat penting dalam memahami dinamika sebuah organisasi. Setiap interaksi dan hubungan sosial dalam sebuah organisasi hampir selalu dapat diinterpretasikan sebagai bentuk kekuasaan. Kontrol atas subunit- subunit dan para individu dalam organisasi berkaitan dengan isu kekuasaan dan pengaruh. Istilah kekuasaan (power) dan pengaruh (influence) sering kali digunakan secara bergantian dalam literatur- literatur manajemen, walaupun sesungguhnya terdapat perbedaan yang penting namun hampir tak kentara, antara kedua konsep tersebut. Pengaruh (influence) adalah suatu bentuk hubungan di mana A (seseorang) mempengaruhi B (seseorang lain) sehingga B berperilaku dalam cara tertentu. Contohnya, bila seorang karyawan bekerja lembur atas permintaan atasannya, karyawan tersebut berada di bawah pengaruh atasannya. Seperti pengaruh, kekuasaan melibatkan hubungan antara dua orang. Robert Dahl, seorang ilmuwan politik, menangkap pentingnya hubungan relasi ketika dia mendefinisikan kekuasaan sebagai, “A memiliki kekuasaan atas B sedemikian rupa sehingga A dapat B.

Kekuasaan Dan Politik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kekuasaan dan Politik (Perilaku Organisasi)

Citation preview

Page 1: Kekuasaan Dan Politik

KEKUASAAN DAN POLITIK

Kekuasaan (power) adalah suatu bagian yang sangat kuat dalam kehidupan organisasi. Para manajer dan nonmanajer menggunakannya. Mereka memanipulasi kekuasaan untuk mencapai tujuan-tujuan dan, dalam banyak kasus, memperkuat posisi mereka sendiri. Kesuksesan ataupun kegagalan seseorang dalam menggunakan kekuasaan, ataupun bereaksi terhadap kekuasaan, sebagian besar ditentukan oleh pemahaman mengenai kekuasaan itu sendiri, pengetahuan mengenai bagaimana dan kapan menggunakannya, dan kemampuan mengantisipasi efek-efek yang mungkin dihasilkannya.

A. Konsep Kekuasaan

Studi mengenai kekuasaan dan pengaruhnya berperan sangat penting dalam memahami dinamika sebuah organisasi. Setiap interaksi dan hubungan sosial dalam sebuah organisasi hampir selalu dapat diinterpretasikan sebagai bentuk kekuasaan. Kontrol atas subunit-subunit dan para individu dalam organisasi berkaitan dengan isu kekuasaan dan pengaruh. Istilah kekuasaan (power) dan pengaruh (influence) sering kali digunakan secara bergantian dalam literatur-literatur manajemen, walaupun sesungguhnya terdapat perbedaan yang penting namun hampir tak kentara, antara kedua konsep tersebut. Pengaruh (influence) adalah suatu bentuk hubungan di mana A (seseorang) mempengaruhi B (seseorang lain) sehingga B berperilaku dalam cara tertentu. Contohnya, bila seorang karyawan bekerja lembur atas permintaan atasannya, karyawan tersebut berada di bawah pengaruh atasannya.

Seperti pengaruh, kekuasaan melibatkan hubungan antara dua orang. Robert Dahl, seorang ilmuwan politik, menangkap pentingnya hubungan relasi ketika dia mendefinisikan kekuasaan sebagai, “A memiliki kekuasaan atas B sedemikian rupa sehingga A dapat

B.