Upload
rizky-bayu-ajie
View
226
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
knkankajnkankanaknananjznxj zjx zxnjznjnajnk
Citation preview
PLENOBLOK GASTROINTESTINAL“BIBIRKU SARIAWAN”
OlehKelompok 10
KELOMPOK 10Anggia Shinta W.K 1118011007
Ani Yuli Yanti P. 1118011008
Anwar Nuari 1118011012
Aryati Pratama P. 1118011013
Dessy Eva Dermawaty 1118011028
Fadia Nadila 1118011038
Fariz Fadhly Tanjung 1118011039
Sabrine Dwigint 1118011119
Tanika SP Larega 1118011130
SKENARIO
Bibirku SariawanAn Sandy 9 tahun datang ke klinik dengan keluhan sariawan di bibir dan lidah sejak 4 hari yang lalu. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan ulkus kemerahan di bibir, nyeri, dan nyeri saat menelan makanan, sehingga selera makan berkurang. Anak tersebut sudah beberapa kali mengalami sariawan. Hasil pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan kelainan.
STEP 2
1. Anatomi dan struktur gigi dan mulut2. Proses pencernaan3. Diangnosis banding4. Diagnosis kerja5. Tatalaksana
STEP 3 DAN 4
1. Anatomi gigi dan mulut
Bagian-Bagian Gigi
Bentuk-Bentuk Gigi
Lapisan-Lapisan Gigi
BAGIAN-BAGIAN GIGI
Mahkota Akar Cusp
BENTUK – BENTUK GIGI
Molar
Premolar Caninus Insisivus
LAPISAN – LAPISAN GIGI
Enamel Dentin Pulpa Cementum
2. Proses pencernaan pada mulut
Mulut adalah organ pertama proses pencernaan dibantu oleh :
a. Gigi
b. Lidah
c. Kelenjar ludah
LANJUTAN…
a. Gigi : membantu proses pemotongan makanan, mengoyak makan, dan
menghaluskan makanan.
b. Lidah : membantu dalam mencampur makanan, dan membantu untuk menelan
makanan
c. Kelenjar ludah
99,5% H20
0,5% elektrolit dan protein.
Saliva mengeluarkan enzim amilase yang menguraikan polikasarida menjadi
maltosa, mukus sebagai pelicin makanan, memiliki lisozim sebagai enzim yang
melisis banteri tertentu, dan sebagai pelarut yang merangsang sel kuncup kecap
3. DIAGNOSIS BANDING
Kandidiasis oral Ulkus Aptosa dan Ulkus Herpetika Parotitis Glositis Leukoplakia
KANDIDIASIS ORAL
Merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut berupa lesi merah dan lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis Candida sp (C.albicans, C.tropicalis, C.parapsilosi, C.krusei, C.kefyr, C.glabrata, dan C.guilliermondii ) dimana Candida albicans merupakan jenis jamur yang menjadi penyebab utama.
Faktor Risiko
1. Patogenitas dan proses infeksi Kandida adalah adhesi, perubahan
dari bentuk ragi ke bentuk hifa, dan produksi enzim ekstraseluler.
Produksi enzim hidrolitik ekstraseluler seperti aspartyc proteinase
juga sering dihubungkan dengan patogenitas Candida albican.
2. Faktor host
Faktor host dibagi 2 yaitu lokal dan sistemik.
Faktor lokal gangguan pada kelenjar yang dapat menurunkan
jumlah saliva
faktor sistemik usia, diabetes, penderita HIV, leukimia, defisiensi
nutrisi, pengguanan antibiotik spektrum luas dalam jangka
lama,kostikosteroid dan kemoterapi.
Klasifikasi dan Gambaran Klinis
1. Akut, dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Kandidiasis pseudomembranosus akut yang disebut juga
sebagai thrush, pertama sekali dijelaskan kandidiasis ini
tampak sebagai plak mukosa yang putih, difus, bergumpal
atau seperti beludru, terdiri dari sel epitel deskuamasi,
fibrin, dan hifa jamur, dapat dihapus meninggalkan
permukaan merah dan kasar.
b.Kandidiasis Atropik Akut
Kandidiasis jenis ini membuat daerah permukaan mukosa
oral mengelupas dan tampak sebagai bercak-bercak merah
difus yang rata.
2. Kronik, dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Kandidiasis Atropik Kronik
Disebut juga “denture stomatitis” atau “alergi gigi tiruan”. Mukosa palatum maupun
mandibula yang tertutup basis gigi tiruan akan menjadi merah, kondisi ini
dikategorikan sebagai bentuk dari infeksi Kandida.6,18 Kandidiasis ini hampir 60%
diderita oleh pemakai gigi tiruan terutama pada wanita tua yang sering memakai
gigi tiruan selagi tidur.
b. Kandidiasis hiperplastik kronik
Infeksi jamur timbul pada mukosa bukal atau tepi lateral lidah berupa bintik-bintik
putih yang tepinya menimbul tegasdengan beberapa daerah merah. Kondisi ini dapat
berkembang menjadi dysplasia berat atau keganasan, dan kadang disebut sebagai
leukoplakia. Bintik – bintik putih tersebut tidak dapat dihapus, sehingga diagnose
harus ditentukan dengan biopsy. Kandidiasis ini paling sering diderita oleh perokok.
c. Median Rhomboid Glositis
Median Rhomboid Glositis adalah daerah simetris kronis di
anterior lidah ke papila sirkumvalata, tepatnya terletak pada
duapertiga anterior dan sepertiga posterior lidah. Gejala
penyakit ini asimptomatis dengan daerah tidak berpapila.
3. Keilitis Angularis
Keilitis angularis merupakan infeksi Kandida albikan pada
sudut mulut, dapat bilateral maupun unilateral. Sudut mulut
yang terkena infeksi tampak merah dan pecah-pecah, dan
terasa sakit ketika membuka mulut. Keilitis angularis ini
dapat terjadi pada penderita defisiensi vitamin B12 dan
anemia defisiensi besi.
Ulkus Aptosa dan Ulkus Herpetika Ulkus adalah defek lokal atau ekskavasasi
permukaan jaringan atau organ yang lebih dalam dan epitel. Ulkus di mukosa mulut dapat disebabkan karena berbagai penyebab seperti trauma ( mekanik maupun kimia ), infeksi ( bakteri, virus, jamur, rotozoa), gangguan system imun ( imunodefisiensi, penyakit autoimun, alergi), defisiensi zat makanan tertentu ( vitamin B12, zat besi, zinc), serta berbagai kelainan sistemik lainnya.
Sariawan meruakan bahasa awam untuk berbagai macam lesi/tonjolan yang timbul dirongga mulut. Jenis sariawan yang sering timbul sehari – hari adalah stomatitis aftosa rekuren ( recurrent apthosa stomatitis/ RAS).
EpidemiologiPrevalensi ulkus dimukosa mulut rata-rata 15-30%. Ulkus dimuosa mulut cenderung terjadi ada wanita dan usia < 45 tahun. Paling sering terjadi ada usia 16-25 tahun dan lebih jarang > 35 tahun.
EtiologiPenyebab utama dari sariawan belum diketahui
Faktor risiko
Tetapi biasanya penyebab sariawan yang berasal dari mulut :
kebersihan mulut yang kurang, dan letak susunan gigi/kawat gigi.
Makanan / minuman yang anas dan edas, rokok dan asta gigi yang
tidak cocok juga data menyebabkan sariawan. Selain itu, infeksi
jamur, overhang tambalan atau karies, protesa ( gigi tiruan) dan
luka ada bibir akibat gigitan/ benturan data memicu timbulnya
sariawan.
Penyebab sariawan yang berasal dari sistemik anatara lain : reaksi
alergi ( timbul setelah makan jenis makanan tertentu ), hormonal
imbalance, stress mental, kekurangan vitamin B12 dan mineral,
gangguan pencernaan, dan infeksi virus dan bakteri diduga
sebagai encetus timbulnya sariawan ini.
Klasifikasi
1. Stomatitis primer
a. RAS
Meruakan ulkus yang terjadi berulang, berukuran 2-5 mm, awal lesi kecil, dan berwarna kemerahan, dan akan sembuh 2 minggu tana luka parut.
b. Heres simplek stomatitis
Stomatitis yang disebabkan oleh virus, bentuknya menyeruai vesikel
c. Vincent’s stomatitis
Stomatitis yang terjadi pada jaringan normal ketika daya tubuh menurun, etiologinya bakteri normal yang ada ada mulut yaitu B. flora, bentuk stomatitis ini erythema, ulcer dan nekrosis pada gingival.
d. Traumatic ulcer
Stomatitis yang ditemukan karena trauma, bnetuk lesi jelas, dan nyeri tidak hebat.
2. Stomatitis sekunder
Neruakan stomatitis yang secara umum terjadi akibat infeksi oleh virus atau bakteri ketika host resisten baik lokal mauun sistemik.
Parotitis Parotitis adalah penyakit virus akut yang disebabkab oleh aramyxovirus dan biasanya menyerang kelenjar ludah terutama parotis. Arotitis biasanya terjadi pada anak usia 2-15 tahun. Pada kasus lain bisa terjadi infeksi mums yang asimptomatis.Etiologi Agen penyebab parotitis adalah anggota dari grup paramyxovirus yang juga termasuk didalamnya virus parainfluenza, measles dan virus Newcastle disease. Virus ini aktif dalam lingkungan yang kering tai virus ini hanya dapat bertahan selama 4 hari pada suhu rungan. Paramyxovirus data hancur pada suhu kurang dari 40C. oleh formalin, ester, serta pemaparan cahaya ultraviolet selama 30 detik.
Manifestasi KlinisGejala khas: Pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar
parotis Kelainan berupa pembengkakan sel epitel Pelebaran dan penyumbatan saluranPada anak, manifestasi prodormal jarang tetapi mungkin bersama dengan demam:
nyeri otot (terutama pada leher) nyeri kepala anorexia, dan malaise
Glositis Glisitis adalah suatu keradangan pada lidah. Glositis bisa terjadi akut atau kronis. Penyakit ini juga merupakan kondisi murni dari lidah itu sendiri atau merupakan cerminan dari penyakit tubuh yang penampakannya ada pada lidah.
Etiologi Glositis dapat disebebkan oleh :
Penyebab lokal glositis adalah bakteri dan infeksi virus, trauma atau iritasi mekanis dari sesuatu bersifat korosif dan peralatan gigi, iritasi lokal seperti dari tembakau, alkohol, dan makanan yang pedas ataupun yang berbumbu, dan alergi dari pasta gigi dan obat kumur.
Penyebab sistemik daaat berupa kelainan nutrisi ( keadaan kekurangan gizi / malnutrisi, yaitu kuranganya asuan vitamin B ), penyakit kulit ( oral lichen lanus, erytema multiforme, aphtous ulcers, dan pemphigus vulgaris ) dan infeksi sistemik ( syphilis dan human immunodeficiency virus/ HIV ).
Penegakakan DiagnosisDari anamnesis, dapat ditemukan: keluhan nyeri lidah sulit untuk mengunyah menelan atau untuk bercakap-cakap. Dari pemeriksaan fisik: Lidah yang mempunyai kelainan ini permukaannya akan
terlihat halus (pada anemia pernisiosa (defisiensi vitamin B12))
data ditemukan beberapa ulserasi yang terlihat pada lidah ini
lidah terlihat bengkak serta adanya perubahan warna lidah lidah berwarna pucat pada anemia pernisiosa dan berwarna
gelap bila penyebab glositis adalah kekurangan vitamin B yang lain
Pemeriksaan penunjang:Penyebab glositis secara pasti dicari melalui pemeriksaan yang mendalam, seperti biopsy.
Leukoplakia Leukolakia adalah lesi putih keratosis berupa bercak atau plak pada mukosa mulut yang tidak dapat diangkat dari mukosa mulut dengan cara usapan atau kikisan dan secara klinis maupun histopatologi berbeda dengan penyakit mulut lainnya. Secara histopatologi leukoplakia didefinisikan sebagai bercak putih pada mukosa dengan epitel mengalami hyperkeratosis dengan dasar yang terdiri dari sel sponisum.Etiologi Belum diketahui dengan pasti sampai saat ini.
Faktor predisosisi1. Faktor lokal
Berhubungan dengan segala macam bentuk iritas kronis
2. Faktor sistemikSifilis tertier, anemia sidrofenik, dan xerostoemia yang disebabkan oleh penyakit kelenjar saliva. Bahan-bahan yang diberikan secara sistemik : alkohol, obat-obat antimetabolit, dan serum antilimfodit spesifik meningkatkan prevalensi.
3. Malnutrisi vitaminDefisiensi vitamin A dapat meningkatkan metaplasia dan kreatinisasi dari susunan epitel, terutama epitel kelenjar dan epitel mukosa respiratorius. Kekurangan vitamin B kompleks akan menimbulkan perubahan hiperkeratotik.
Klasifikasi ( ward& Hendrick ) secara klinis1.Leukoplakia akut
Onset mulai dari hari, minggu hingga bulan. Lesi ini berkembang dengan cepat, terdapat penebalan berupa kerucut, beberapa kasus menunjukkan adanya ulserasi atau pembentukan papiloma. Memiliki kemungkinan lebih besar untuk menjadi maligna dibandingkan leukoplakia kronik.
2.Leukoplakia kronik Onset dapat terjadi sepuluh, lima belas atau dua puluh tahun. Memiliki penampakan yang menyebar dan tipis, seperti selaput putih pada permukaan dari membran mucus. Pada palatum mungkin didapatkan lesi merah kecil seukuran kepala peniti seperti kawah kecil. Dibagian tengahnya terdapat tumbukan kapiler yang mengalami perdarahan walau dengan trauma yang ringan. Jaringan menjadi ganas.
3.Leukoplakia intermediet/subkutanKemungkinan merupakan bentuk awal leukoplakia kronik dan berada diantara tipe akut dan kronik.
Klasifikasi gsecara gambaran klinisnya1.Homogenous leukoplakia / leukoplakia simpleks
Berupa lesi berwarna keputih-putihan dengan permukaan rata, licin,atau berkerut, dapat pula beralur atau suatu peninggian dengan pinggiran yang jelas.
2.Non homogenous atau heterogenous leukoplakia Berupa lesi putih atau putih disertai merah, permukaan lesi ireguler, bissa rata, nodular atau exophytic. Permukaan lesi tampak sudah menonjol, berwarna putih, tetapi tidak mengkilat. Biasaya disertai dengan keluahan ringan beruba ketidaknyamanan atau nyeri yang terlokalisir.
3.Proliferative verrucous leukoplakiaTipe leukoplakia yang agresif yang hampir selalu berkembang menjadi malignansi. Manifestasi multifocal dan mnyebar luas, sering terjadi pada pasien dengan faktor resiko yang tidak diketahui.
4. Diagnosis kerjanya adalah ulkus aptosa atau stomatitisDilihat dari etiologi dan manifestasi pada skenario.
5. Tatalaksana a.Ulkus aptosa
Hindari makanan yang semakin memperburuk kondisi seperti cabai.
Sembuhkan penyakit atau keadaan yang mendasarinya. Pelihara kebersihan mulut dan gigi serta mengkonsumsi
nutrisi yang cukup terutama makanan yang mengandung vitamin B12 dan zat besi .
Hindari stress. Pemberian obat antibiotic. Pemberian obat harus
disertai terapi penyakit penyebabnya, Pada kasus yang lebih berat dapat diberikan kortikosteroid seperti triamsinolon atau fluosinolon topical, sebanyak 2 atau 4 kali sehari setelah makan dan menjelang tidur. Pemberian tetrasiklin dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri dan jumlah ulcerasi.
LANJUTAN…
Pengobatan jangka panjang yang efektif adalah faktor pencetus. Digunakan satu atau dua terapi berikut: Injeksi vitamin B12 IM (100 mcg/bulan untuk
bulan pertmana dan kemudian 1000 mcg / bulan) untuk pasien dengan level serum vitamin B12 dibawah 100pg/ml, pasien dengan neuropathy peripheral atau anemia makrositik, dan pasien berasal dari golongan sosial ekonomi rendah.
Tablet vitamin B12 sublingual (1000mcg) per hari.
LANJUTAN…
b. Stomatitis karena herpesPengobatan konservatif. Untuk gejala lokal dengan kumur air hangat dicampur garam (jangan menggunakan antiseptic karena menyebabkan iritasi) dan penghilang rasa sakit topical.
STEP 5
1. Obat-obatan apa saja yang menyebabkan kerusakan secara fisik pada struktur gigi
2. Gambaran diagnosis banding pada skenario3. Penatalaksanaan untuk penyakit:
a. Kandidiasis oralb. Ulkus mulutc. Parotitis
1.OBAT-OBATAN YANG MENIMBULKAN KERUSAKAN SECARA FISIK PADA STRUKTUR GIGI
a. Obat-obatan yang mengandung gula Obat-obatan berbentuk cair yang mengandung gula berpotensi menimbulkan peningkatan insidens karies gigi.
b. Obat-obatan yang menyebabkan erosi gigiObat-obatan yang berpotensi menimbulkan penyakit refluks gastroesofageal (GERD) dapat mengakibatkan asam lambung mencapai rongga mulut dan kemudian meningkatkan risiko erosi gigi.
c. Obat-obatan yang menyebabkan penurunan sekresi air liur
d. Obat-obatan yang digunakan untuk memutihkan gigi secara internal.
e. Obat antikonvulsanf. Obat kemoterapig. Obat golongan bisphosphonate
2. GAMBARAN DIAGNOSIS BANDING PADA SKENARIO
Kandidiasis Oral
Glositis
Ulkus aftosa
Leukoplakia
Parotitis
3. PENATALAKSANAAN UNTUK PENYAKIT: Kandidiasis oral Ulkus mulut Parotitis
PENATALAKSANAAN KANDIDIASIS ORAL
Pada umumnya ditanggulangi menggunakan obat anti jamur dengan memperhatian factor predisposisi.Obat-obatan anti jamur diklasifikasikan menjadi beberapa golongan, yaitu: Antibotik
Polyenes : amfotericin B, Nystatin, Hamcyin, Nalamcyin Heterocyclicbenzofuran : griseovulvin
Antimetabolite : Flucytosine (5-Fe) Azoles
Imidazole (topical) : clotrimazol, econazol, miconazol (sistemik) : ketokonazole
Triazoles (sistemik) : flukonazol, Itrakonazol Allylamine Terbinafine
Anti jamur lainnya : tolnafate, benzoic acid, sodium tiosulfat.
PENATALAKSANAAN ULKUS MULUT
Hindari makanan yang semakin memperburuk kondisi seperti cabai
Sembuhkan penyakit atau keadaan yang mendasarinya Pelihara kebersihan mulut dan gigi serta mengkonsumsi
nutrisi yang cukup terutama makanan yang mengandung vitamin B12 dan zat besi serta menghindari stress.
Pemberian obat antibiotic.Pemberian obat harus disertai terapi penyakit penyebabnya, selain diberikan emolien topical, sperti orabase, pada kasus yang ringan dengan 2-3 ulserasi minor. Pada kasus yang lebih berat dapat diberikan kortikosteroid seperti triamsinolon atau fluosinolon topical, sebanyak 2 atau 4 kali sehari setelah makan dan menjelang tidur. Pemberian tetrasiklin dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri dan jumlah ulcerasi.
Pengobatan terutama penghilang rasa sakit topical. Pengobatan jangka panjang yang efektif adalah faktor pencetus. Digunakan satu atau dua terapi berikut: Injeksi vitamin B12 IM (100 mcg/bulan
untuk bulan pertmana dan kemudian 1000 mcg / bulan) untuk pasien dengan level serum vitamin B12 dibawah 100pg/ml, pasien dengan neuropathy peripheral atau anemia makrositik, dan pasien berasal dari golongan sosial ekonomi rendah.
Tablet vitamin B12 sublingual (1000mcg) per hari.
PENATALAKSANAAN PAROTITIS
Terapi simptomatis dan suportif jika tidak terjadi komplikasi. Penderita dianjurkan istirahat yang cukup disertai diet lunak dan cairan yang cukup. Medikamentosa dapat diberikan analgetik-antipiretik seperti parasetamol 7,5-10mg/kgBB/Hari dibagi menjadi 3 dosis.
Tatalaksana pada komplikasi dilakukan sesuai dengan gejala yang timbul. Pada pasien yang mengalami orkhitis, pasien dianjurkan istirahat dan pemberian analgetik dan kortikosteroid (hidrokortison 10mg/kgBB/24jam peroral selama 2-4 hari)
DAFTAR PUSTAKAMoore, Keith. L, Anne M. R. Agur. 2002. Anatomi Klinik Dasar.
Hiopokrates. Jakarta. Mustofa, Syazili dan Evi Kurniawaty. Manajemen Gangguan Saluran
Cerna. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Bandar Lampung. Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
11.Jakarta: EGC Katzung, B.G.,2002, Farmakologi Dasar dan Klinik, Salemba Medika,
Jakarta.Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia;dari Sel ke Sistem. Edisi 2.Jakarta;EGCSnell, Richard. S. 2006. Anatomi Klinis untuk Mahasiswa Edisi 6. EGC.
Jakarta.