8
URGENSI TAUHID SOSIAL Di ajukan sebagai tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam OLEH: DESLIANA (1301015032) LATIEF ARI WIJAYA (1301015068) FAHRUN NISA(1301015153) NILA ATIKA SARI DIMAS PUTRI AYU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING Universitas Muhammadiyah Prof .DR.HAMKA Jakarta 2013 1

Kel 2 agama (urgensi tauhid sosial)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kel 2 agama (urgensi tauhid  sosial)

URGENSI TAUHID SOSIAL

Di ajukan sebagai tugas mata kuliahPendidikan Agama Islam

OLEH:DESLIANA (1301015032)

LATIEF ARI WIJAYA (1301015068)FAHRUN NISA(1301015153)

NILA ATIKA SARIDIMAS

PUTRI AYU

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELINGUniversitas Muhammadiyah Prof .DR.HAMKA

Jakarta2013

1

Page 2: Kel 2 agama (urgensi tauhid  sosial)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Dan shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga serta para sahabatnya. Sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “URGENSI TAUHID SOSIAL “ini.

Sadar akan kekurangan penulis, maka dalam penulisan ini banyak memerlukan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis banyak-banyak mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Sukardi M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka.

2. Ibu Rita Pranawati , selaku dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka.

Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca makalah ini demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini pada kesempatan berikutnya. Atas perhatiaannya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum, Wr. Wb

Jakarta,November 2013

Penulis

2

Page 3: Kel 2 agama (urgensi tauhid  sosial)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.…………………………………………………………………………………………………………………… i

Daftar Isi……………………………………………………………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakanng…………………………………………………………………………………………………………… 1

2. Tujuan…………………………………………………………………………………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN

1.

BAB III PENUTUP

1.Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………………

2.Saran………………………………………………………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA

3

Page 4: Kel 2 agama (urgensi tauhid  sosial)

BAB IPENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Pada zaman modern ini banyak krisis yang harus dihadapi manusia, seperti krisis moneter, krisis pangan, krisis bahan bakar, dan yang patut kita renungkan adalah krisis iman.Krisis iman dikarenakan kurangnya nutrisi rohani serta kurangnya fungsi tauhid dalam kehidupan sehari-hari manusia saat ini. Kebanyakan manusia hanya mementingkan kepentingan dunia dibanding kepentingan akhirat. Sehingga yang terealisasi hanyalah sifat-sifat manusia yang berbau duniawi, seperti hedonismE, fashionisme, kepuasan hawa nafsu, dan lain-lain.Hanya sedikit manusia yang dapat memanfaatkan fungsi dan menempatkan peran tauhid secara benar dan sesuai dengan keadaan zaman manusia sekarang ini.Padahal, jika, masyarakat modern saat ini menempatkan tauhid dalam kehidupan sehari-harinya, insya allah, akan tercipta masyarakat yang damai, aman, dan terjauh dari sifat-sifat tercela, seperti korupsi, kolusi, nepotisme, penipuan, dan tindakan-tindakan yang melanggar hokum agama, maupun hokum perdata dan pidana Negara.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang kami angkat dalam makalah ini adalah :

1. Mengapa tauhid penting bagi kehidupan social ?

2. Bagaimana peran tauhid dalam kehidupan social masyarakat modern saat ini ?

3. Apa fungsi tauhid bagi kehidupan social ?

4

Page 5: Kel 2 agama (urgensi tauhid  sosial)

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Tauhid

Tauhid adalah salah satu hal terpenting yang harus difahami, dimiliki dan dipegang teguh oleh umat islam, karena dengan tauhid seseorang dapat mengerti apa arti dari kehidupan yang dia jalanani.Dalam ajaran islam kalimat tauhid terbagi menjadi dua bagian yang sangat berhubungan antara satu dengan yang lainya, yaitu Nafyu dan Isbat.Nafyu (peniadaan), kalimat tersebut adalah Laailaaha yang artinya” tiada Tuhan”, maksud dari kalimat itu iyalah meniadakan segala macam Tuhan, sehingga di muka bumi ini tiada apapun yang patut disembah, dipuja, diimani dan ditaati. Isbat (menetapkan), kalimat tersebut adalah Illallah yang artinya “ kecuali Allah”, maksud dari kalimat itu iyalah memunculkan pemahaman tentang keberadaan Allah sebagai satu-satunya Tuhan di dalam fikiran kita setelah kita menghapus segala macam Tuhan yang ada di dalamnya.Tauhid mempunyai peran besar terhadap hidup manusia, karena dengan tauhidlah manusia dapat memahami arti dan tujuan hidup mereka. Marilah kita tengok di dalam kehidupan kita pada zaman yang katanya modern ini, banyak manusia yang hidup tanpa tujuan yang jelas, mereka bekerja siang malam banting tulang hanya untuk mendapatkan harta yang banyak, dengan harta itulah mereka berusaha memuaskan hawa nafsunya yang tak kunjung puas dengan apa yang telah mereka lakukan, padahal Allah telah berfirman dalam ayat-Nya, yang artinya ”Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepadaku”.Maka jelaslah tujuan hidup manusia sesungguhnya, yaitu hanya beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala saja dan bukan untuk yang lain, karena segala macam perbuatan yang kita lakukan mulai dari makan kita, tidur kita, belajar kita, dan segalamacam usaha yang kita lakukan jika kita niatkan untuk beribadah kepada Allah niscaya semua itu adalah pahala bagi kita.

B. Urgensi Tauhid dalam Islam

Tauhid adalah bahasa arab yang diambil dari kata : Wahhada–Yuwahhidu–Tauhidan ( yang secara sederhana dapat diartikan mengesakan. Tauhid Satu suku ( وحد- يوحد- توحيداkata dengan kata wahid (واحد) dan kata ahad. Wahid berarti satu dan kata ahad yang berarti esa.Tauhid dalam ajaran Islam berarti sebuah keyakinan akan keesaan Allah. Inilah inti dan dasar dari seluruh tata nilai dan norma Islam. Karena itu Islam dikenal sebagai agama tauhid yaitu agama yang mengesakan Tuhan. Sehingga gerakan-gerakan pemurnian Islam terkenal dengan nama gerakan muwahhidin (gerakan yang memperjuangkan tauhid). Selanjutnya, dalam perkembangan sejarah kaum muslimin, tauhid telah berkembang menjadi nama salah satu cabang ilmu Islam, yaitu ilmu Tauhid yakni ilmu yang mempelajari dan membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan keimanan terutama yang menyangkut masalah ke-Maha Esa-an Allah.

5

Page 6: Kel 2 agama (urgensi tauhid  sosial)

C.Pengertian tauhid sosial

Tauhid sosial merupakan keyakinan seorang muslim atas eksistensi, sifat-sifat dan kekuasaan Allah serta pada hal-hal gaib yang dikabarkan-Nya yang berpengaruh nyata pada kehidupan sosial. Dengan kata lain, tauhid sosial adalah pengaruh sosial keberimanan seorang muslim. Jika seorang muslim normatif berhubungan dengan sesuatu yang metafisis (gaib), yang transendental dan memfokuskan perhatiannya pada bagaimana meyakini dan beribadah pada Allah (theosentris), maka tauhid sosial berhubungan dengan realitas keduniaan yang kasat mata dan memfokuskan perhatiannya pada kehidupan manusia (antrophosentris). Dengan demikian, bagi seorang muslim, beriman kepada Allah dan beribadah kepada-Nya saja belumlah cukup. Keimanan itu harus berdampak nyata pada kehidupan sosial. Iman harus bersifat praktis dan memberikan kontribusi nyata ditengah kehidupan masyarakat. Apalagi ditengah modernitas yang selalu mengedepankan hal-hal yang konkrit dan rasional.

Pada dimensi ini, akidah memasuki wilayah kesejarahan manusia. Dimensi praktis dari akidah ini menjelaskan keterkaitan antara keyakinan dengan persoalan-persoalan sosial. Tauhid dalam dimensi praktis sosial ini ingin menunjukkan keterkaitan yang kuat antara keyakinan dengan realitas sosial. Tauhid tidak semata berkaitan dengan keimanan pada hal-hal yang ghaib, namun juga terkait dengan historitas manusia, berhubungan dan berkepentingan dengan kehidupan manusia dimuka bumi ini. Oleh karena itu, dalam perspektif yang terakhir ini, persoalan tauhid bukan hanya sekedar mengimani Allah dan memberikan penjelasan rasional terhadap keyakinan itu, tetapi juga sejauh mana keyakinan itu mampu membebaskan manusia dari berbagai permasalahan sosial, budaya, politik, ekonomi, dn sebagainya. Sebuah keyakinan yang menjadi sumber energi untuk gerakan pembebasan.

D.Konsep Tauhid menurut Para Ahli1. Menurut M.Amin Abdullah, tauhid sosial adalah aksentusi dan aplikasi iman pada

wilayah praksis sosial, atau a faith in action. Keimanan kepada Allah menjadi sumber kekuatan untuk mengentaskan dan membebaskan manusia dari berbagai penderitaan dan penindasan sosial. Isu-isu seperti pemburuhan, ketenagakerjaan, kesetaraan gender, pengentasan kemiskinan, lingkungan hidup, memperkuat basis masyarakat madani dan pemberdayaan masyarakat menjadi bagian dari agenda tauhid sosial.

2.Menurut ismail al-Faruqi, dalam bukunya yang berjudul tauhid,setelah manusia menerima tuhan sebagai satu-satunya yang dipertuhankan, setelah menyerahkan dirinya, hidup dan seluruh energinya untuk mengabdi kepada-Nya, dan setelah mengakui kehendak sang penguasa sebagai kehendak yang harus diaktualisasikan dalam ruang dan waktu, dia mesti terjun dalam hiruk-pikuk dunia dan sejarah dan menciptakan perubahan yang dihendaki. Bagi faruqi, tauhid terkait dengan historisitas manusia. Contoh terbaik adalah Nabi Muhammad SAW. Keyakinan Nabi yang kuat kepada Allah tidak membuatnya mengambil jarak dan mengisolasi diri dari problematika masyarakat. “meditasi” di gua hira tidak menjadikannya lelap dengan ibadah dan menjauhi kehidupan. Meditasi itu justru melahirkan revolusi

6

Page 7: Kel 2 agama (urgensi tauhid  sosial)

sosial yang mengangkat harkat, martabat,dan kehidupan masyarakat. Dalam bukunya al-faruq ingin membuktikan keterkaitan tauhid sebagai prinsip sejarah, tauhid sebagai prinsip ilmu pengetahuan, tauhid sebagai prinsip metafisika, tauhid sebagai prinsip tata sosial, tauhid sebagai prinsip tata politik, hingga tauhid sebagai prinsip tata dunia.

3.Menurut Hassan Hanafi kalimat syahadat tidak hanya sekedar pernyataan verbal tentang ketuhanan dan kenabian. Bagi Hanafi, kaliamat syahadat merupakan kesaksian yang bersifat teoritis sekaligus kesaksian praktis tentang problematika manusia dalam kesejarahannya. Penggalan pertama dari kalimat syahadat, asy-hadu alla ilaha, mengandung makna tindakan meniadakan, yakni membebaskan manusia dari berbagai bentukpemaksaan, penganiayaan, otoritarianisme, dan kekejaman. La ilaha juga bermakna membebaskan manusia dari sikap mengikuti saja nilai-nilai dan berbagai pemikiran yang mapan pada zamannya.

Sedangkan penggalan kedua, illallah, bermakna penetapan, yakni menetapkan tindakan positif manusia untuk selalu nerunuskan cita-cita sosial ideal, dan menyatakan ketundukannya pada prinsip universal yang berlaku sama untuk semua manusia. Illallah juga bermakna menjadikan manusia memeluk nilai-nilai baru yang terkait dengan prinsip-prinsip universal.

Di sini nampak sekali keinginan kuat Hanafi untuk membangun sebuah keyakinan tauhid yang tidak hanya memiliki ukuran-ukuran individual dalam hubungan dengan Yang Maha Esa, tetapi juga menjadikan tauhid sebagai keyakinan yang harus diukur dalam hubungan antara sesama manusia. Tauhid dimata hanafi tidak hanya sekedar intelectual exercise, justru yang lebih penting adalah ruh tauhid yang dapat menjelma menjadi kekuatan revolusioner untuk mengubah dan menggerakan masyarakat kearah yang lebih baik. Tauhid bukan hanya sekedar ikrar keimanan kepada Allah SWT, namun juga ikrar untuk jadi pelaksana dan penganjur kebaikan (amar makruf nahi munkar) bagi seluruh manusia.

4 Menurut.Amien Rais.melalui bukunya “tauhid sosial, formula menggempur kesenjangan”, Amien Rais mempopulerkan tauhid sosial sebagai salah satu tonggak pemikiran cendekiawan kontemporer diindonesia. Bagi Amien Rais, keyakinan umat manusia terhadap keesaan Allah berhubungan langsung dengan tata sosial yang berkeadilan. Dalam formulasi Amien, tauhid sosial adalah dimensi sosial dari tauhidullah (mengesakan Allah). Tauhid merupakan kekuatan pembebasan terhadap seluruh bentuk ketidakadilan yang diciptakan oleh manusia dalam sejarahnya. Tauhid sosial, memiliki makna kesatuan dalam lima hal dibwah ini :

1. Unity of Godbead, bahwa Tuhan itu Esa, tidak ada Tuhan kecuali Allah.

2.Unity of creation, keyakinan terhadap keesaan Tuhan ini memiliki konsekuensi logis pada persoalan penciptaan, yaitu kesatuan penciptaan. Apa saja yang ada dilangit dan dibumi, semuanya adalah ciptaan Allah, tanpa kecuali.

7

Page 8: Kel 2 agama (urgensi tauhid  sosial)

3. Unity of mankind. Karena manusia merupakan bagian dari ciptaan Allah melalui kesatuan penciptaannya, maka ketauhidan juga meyakini akan adanya unity of mankind,kesatuan manusia. Manusia dimana dan kapan pun hidupnya, terlepas dari ras, warna kulit, suku bangsa dan bahasa yang berbeda-beda, pada dasarnya adalah sama, sama-sama makhluk Allah. Tidak ada diskriminasi atas dasar apapun terhadap sesama manusia.

4.Unity of Guidance. Kesatuan kemanusiaan dalam keanekaragaman ekspresimembutuhkan kesatuan pedoman hidup. Karena manusia diciptakan Allah, tente pedoman tertinggi yang mengatur tentang tujuan hidupnya dan bagaimana manusia harus hidup untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat, memerlukan adanya unity of guidance,kesatuan pedoman, yaitu wahyu Allah SWT.

5. Unity of the Purpose of Life.kesatuan pedoman hidup, menunjukan adanya kesatuan tujuan akhir dari hidup. bahwa tujuan hidup yang sesungguhnya bukan hanya kebahagiaan didunia, tetapi juga kebahagiaan diakhirat.

Konsep tauhid sosial berakar dari pemahaman kalimah syahadah “La ilaha illallah, muhammadurrasulullah.” Bagin Amien Rais, kalimah syahadat ini memiliki lima makna dalam hidup seorang mukmin. Pertama, ketauhidan kepada Allah membuat seorang mukmin memiliki keberanian untuk menolak, melawan dan mengatakan “tidak” kepada kebatilan dan ketidakadilan.

Semangat tauhid yang terkandung pada kalimat “Lailaha,” merupakan semangat menolak semua bentuk manifestasi “thoghut,” semua bentuk berhala dalam kehidupan manusia. Kedua, pada kalimat “Illallah”mengandung arti bahwa kebenaran hanya datang dari Allah. Sebagaimana dalam ayat berikut ini:

5.Tauhid Sosial Menurut K.H. Ahmad DahlanMenurut ahmad dahlan tauhid tidak hanya berkaitan dengan iman kepada ALLAH saja tetapi terkait dengan hubungan antar manusia .Yang pertama ,perbedaan paham dalam aspek akidah dan syariah harus tetap di letakkan dalam satu keyakinan bahwa ALLAH itu Esa.Kedua keyakinan kepada ALLAH ditunjukkan untuk membangun kehidupan bersama yang berkesejahteraan tidak hanya dalam kehidupan berbangsa tetapi juga dalam makna kemanusiaan yang universal.Model pembelajaran yang di kembangkan oleh dahlan juga memperkuat gagasan tentang tauhid sosial.Pembelajaran surah AL –Maun kepada santri nya .Santri-santri nya di minta untuk melaksanakan perintah menolong anak yatim dan fakir miskin.Setelah hal itu di tunaikan barulah proses pembelajaran dapat berpindah ke topik yang berikutnya.

8