29
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK BAB V PENGANGGARAN DALAM SEKTOR PUBLIK KELOMPOK 8 1. CITRA NELLIA 2. DWI NOVICA 3. FANI ARUM LESTARI 4. SRI RAHAYU LESTARI 5. SRI SELVA HIDAYATI 6. WIRDATUL HASANAH 7. WIWIT PUTRI MERLISA

KEL. 8 BAB 5 (Penganggaran Dalam Sektor Publik)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Penganggaran dalam SP

Citation preview

Page 1: KEL. 8 BAB 5 (Penganggaran Dalam Sektor Publik)

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

BAB V

PENGANGGARAN DALAM SEKTOR PUBLIK

KELOMPOK 81.CITRA NELLIA2.DWI NOVICA3.FANI ARUM LESTARI4.SRI RAHAYU LESTARI5.SRI SELVA HIDAYATI6.WIRDATUL HASANAH7.WIWIT PUTRI MERLISA

UNIVERSITAS RIAU

T.A 2013/2014

Page 2: KEL. 8 BAB 5 (Penganggaran Dalam Sektor Publik)

PEKANBARU

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat

dan hidayah yang dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat

pada waktu yang telah ditentukan. Adapun pokok pembahasan pada makalah ini adalah

mengenai penganggaran dalam sektor publik.

Terima kasih penulis ucapkan kepada rekan sejawat yang telah banyak memberikan

sumbangsih pemikiran dan pertolongan lainnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang setimpal kepada Bapak, Ibu dan

seluruh rekan-rekan sekalian. Dengan selesainya makalah ini penulis harapkan dapat

menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya

bagi yang membaca.

Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,

baik dari susunan maupun penulisannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan proposal dimasa yang

akan datang. Penulis juga berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang

memerlukan.

Pekanbaru, 10 Mei 2014

Penulis

Page 3: KEL. 8 BAB 5 (Penganggaran Dalam Sektor Publik)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..........................................................................................

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Anggaran Sektor Publik.................................................................

2.2 Fungsi Anggaran Sektor Publik..................................................................

2.3 Jenis Anggaran Sektor Publik.....................................................................

2.4 Prinsip Anggaran Sektor Publik..................................................................

2.5 Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik...............................................

Page 4: KEL. 8 BAB 5 (Penganggaran Dalam Sektor Publik)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Akuntansi sektor publik memiliki kaitan erat dengan penerapan dan perlakuan

akuntansi pada sektor publik yang memiliki wilayah lebih luas dan kompleks dibandingkan

sektor swasta atau bisnis.  Keluasan wilayah publik tidak hanya disebabkan keluasan jenis

dan bentuk organisasi yang berada di dalamnya, tetapi juga kompleksitas lingkungan yang

mempengaruhi lembaga-lembaga publik tersebut. besarnya anggaran yang secara langsung

merefleksikan arah dan tujuan pelayanan masyarakat yang diharapkan. Agar fungsi

perencanaan dan pengawasan dapat berjalan dengan baik, maka sistem anggaran serta

pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat dan sistematis.

Anggaran sektor publik penting karena beberapa alasan, yaitu karena anggaran

merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan sosial-ekonomi, menjamin

kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, anggaran juga diperlukan

karena adanya masalah keterbatasan sumber daya sedangkan keinginan masyarakat yang tak

terbatas dan terus berkembang, dan anggaran juga diperlukan untuk menyakinkan bahwa

pemerintah telah bertanggung jawab terhadap rakyat.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana konsep dari anggaran sektor publik?

2. Apa saja fungsi dari anggaran sektor publik?

3. Apa saja anggaran sektor publik?

4. Bagaimana prinsip dari anggaran sektor publik?

5. Bagaimana proses penyusunan anggaran sektor publik?

Page 5: KEL. 8 BAB 5 (Penganggaran Dalam Sektor Publik)

1.3 TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :

1. Dapat mengetahui konsep dan fungsi dari anggaran sektor publik.

2. Mengetahui jenis-jenis dan prinsip anggaran sektor publik.

3. Mengetahui bagaimana proses penyusunan anggaran sektor publik.

Page 6: KEL. 8 BAB 5 (Penganggaran Dalam Sektor Publik)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KONSEP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Anggaran sektor publik adalah suatu rencana kerja yang dibuat dan digunakan oleh

pemerintah, baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang dinyatakan dalam

bentuk ukuran financial, yang memuat informasi mengenai pendapatan, belanja, aktivitas,

dan pembiayaan, dalam satuan moneter. Dari penjelasan saya diatas, yaitu dibuat dan

digunakan oleh pemerintah, baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, ini

menunjukkana bahwa yang namanya anggaran sektor publik memang khusus untuk

pemerintah, dan menurut saya termasuk juga BUMN dan BUMD.

Anggaran merupakan pernyataan estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode

tertentu yang diukur dalam ukuran financial. Penganggaran adalah proses atau metoda untuk

mempersiapkan suatu anggaran. Penganggaran dalam suatu organisasi merupakan suatu

politik. Anggaran sektor publik merupakan instrument akuntabilitas atas pengelolaan dana

public dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang publik.

Penganggaran sektor public terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana tiap-

tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter. Anggaran merupakan managerial plan for

actionuntuk  memfasilitasi tercapainya tujuan organisasi. Aspek – aspek yang harus tercakup

dalam anggaran sektor public meliputi :

1.      Aspek perencanaan

2.      Aspek pengendalian

3.      Aspek akuntabilitas publik

Anggaran sektor publik merupakan instumen akuntabilitas atas pengelolaan dana

publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang publik. Menurut

National Committee on Governmental Accounting (NCGA), saat ini Governmental

Accounting Standarts Board (GASB), definisi anggaran (budget) sebagai berikut: “ Rencana

Page 7: KEL. 8 BAB 5 (Penganggaran Dalam Sektor Publik)

operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan, dan sumber

pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu.”

Perencanaan dalam menyiapkan anggaran sangatlah penting. Bagaimanapun juga

jelas mengungkapkan apa yang akan dilakukan dimasa mendatang. Pemikiran strategis

disetiap organisasi adalah proses dimana manajemen berfikir tentang pengintegrasian

aktivitas organisasional ke arah tujuan yang beroerientasi kesasaran masa mendatang.

Secara singkat dapat dinyatakan bahwa anggaran public merupakan suatu rencana

financial yang menyatakan:

Berapa biaya atas rencana-rencana yang dibuat (pengeluaran/belanja)

Berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk mendanai rencana

tersebut (pendapatan).

Pentingnya  Anggaran Sektor Publik

Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhan

masyarakat. Dalam sebuah Negara demokrasi, pemerintah mewakili kepentingan rakyat, uang

yang dimiliki pemerintah adalah uang rakyat dan anggaran menunjukkan rencana pemerintah

untuk membelanjakan uang rakyat tersebut.anggaran merupakan blue print keberadaan

sebuah Negara dan merupakan arahan dimasa yg akan datang. Alat utama kebijakan fiskal

adalah anggaran, anggaran merupakan alat ekonomi terpenting yang dimiliki pemerintah

untuk mengarahkan perkembangan sosial dan ekonomi, menjamin kesinambungan dan

meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Kriteria dalam Anggaran sektor public :

Merefleksikan perubahan prioritas kebutuhan dan keinginan masyarakat

Menetukan penerimaan dan pengeluaran departemen – departemen pemerintah

     

Alasan pentingnya Anggaran sektor Publik :

Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk  mengarahkan pembangunan

Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat yang tak

terbatas

Page 8: KEL. 8 BAB 5 (Penganggaran Dalam Sektor Publik)

Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung jawab

terhadap rakyat

2.2 FUNGSI ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Anggaran sektor publik memiliki beberapa fungsi utama, yaitu:

Anggaran sebagai alat perencanaan

Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan oleh

pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja

pemerintah tersebut. Fungsi anggaran sebagai alat perencanaan adalah:

1. Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang

ditetapkan,

2. Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi serta

merencanakan alternatif sumber pembiayaannya,

3. Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun

4. Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.

Anggaran sebagai alat pengendalian

Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan

pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan

kepada publik. Tanpa anggaran pemerintah tidak dapat mengendalikan pemborosan-

pemborosan pengeluaran. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan bahwa setiap oknum

pemerintah dapat dikendalikan oleh anggaran

Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk menghindari adanya

overspending, underspending dan salah sasaran dalam pengalokasian anggaran pada bidang

lain yang bukan merupakan prioritas. Pengendalian anggaran publik dapat dilakukan melalui

empat cara, yaitu:

1. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan

2. Menghitung selisih anggaran

Page 9: KEL. 8 BAB 5 (Penganggaran Dalam Sektor Publik)

3. Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan atas

suatu varians

4. Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya.

Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal

Melalui anggaran organisasi sektor publik dapat menentukan arah atas kebijakan tertentu.

Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah, digunakan untuk menstabilkan ekonomi

dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui anggaran sektor publik dapat diketahui arah

kebijakan fiskal pemerintah, sehingga dapat dilakukan prediksi dan estimasi ekonomi.

Anggaran sebagai alat politik

Pada sektor publik, anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmen eksekutif

dan kesepakatan legislative atas penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu.

Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan keuangan terhadap

prioritas tertentu. Anggaran tidak sekedar masalah teknik, melainkan diperlukan keterampilan

berpolitik, membangun koalisi, keahlian bernegosiasi, dan pemahaman tentang manajemen

keuangan sektor publik yang memadai oleh para manajer publik. Oleh karena itu, kegagalan

dalam melaksanakan anggaran akan dapat menjatuhkan kepemimpinan dan kredibilitas

pemerintah.

Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi

Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan. Disamping itu,

anggaran publik juga berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan

eksekutif.

Anggaran sebagai alat penilaian kinerja

Kinerja eksekutif dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran efektivitas dan efisiensi

pelaksanaan anggaran. Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan berapa hasil yang dicapai

dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran merupakan alat yang efektif

untuk pengendalian dan penilaian kinerja.

Anggaran sebagai alat motivasi

Page 10: KEL. 8 BAB 5 (Penganggaran Dalam Sektor Publik)

Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer, dan stafnya agar bekerja

secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.

Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang publik

Fungsi ini hanya berlaku pada organisasi sektor publik, karena pada organisasi swasta

anggaran merupakan dokumen rahasia yang tertutup untuk publik. Masyarakat dan elemen

masyarakat lainnya nonpemerintah, seperti LSM, PerguruanTinggi, Organisasi Keagamaan,

dan organisasi masyarakat lainnya, harus terlibat dalam proses penganggaran publik.

Keterlibatan mereka dapat bersifat langsung dan tidak langsung. Keterlibatan langsung dalam

masyarakat dalam proses penganggaran dapat dilakukan mulai dari proses penyusunan

perencanaan pembangunan maupun rencana kerja pemerintah (daerah), sedangkan

keterlibatan secara tidak langsung dapat melalui perbaikanmereka di lembaga legislatif

(DPR/DPRD).

2.3 JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

1. Anggaran Tradisional

Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang banyak digunakan di negara

berkembang dewasa ini. Terdapat dua ciri utama dalam pendekatan ini, yaitu: (a) cara

penyusunan anggaran yang didasarkan atas pendekatan incrementalism dan (b) struktur dan

susunan anggaran yang bersifat line-item. Ciri lain melekat pada pendekatan anggaran

tradisional tersebut adalah: (c) cenderung sentralitis; (d) bersifat spesifikasi; (e) tahunan; dan

(f) menggunakan prinsip anggaran bruto. Struktur anggaran tradisional dengan ciri-ciri

tersebut tidak mampu mengungkapkan besarnya dana yang dikeluarkan untuk setiap

kegiatan, dan bahkan anggaran tradisional tersebut gagal dalam memberikan informasi

tentang besarnya rencana kegiatan. Oleh karena tidak tersedianya berbagai informasi tersebut,

maka satu-satunya tolok ukur yang dapat digunakan untuk tujuan pengawasan hanyalah

tingkat keputusan penggunaan anggaran.

Incrementalism

Page 11: KEL. 8 BAB 5 (Penganggaran Dalam Sektor Publik)

Penekanan dan tujuan utama pendekatan tradisional adalah pada pengawasan

dan pertanggungjawaban yang tersebut. Anggaran tradisional bersifat incrementalism,

yaitu hanya menambah atau mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang

sudah ada sebelumnya dengan menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar

untuk menyesuaikan besarnya penambahan atau pengurangan tanpa dilakukan kajian

yang mendalam. Pendekatan semacam ini tidak saja belum menjamin terpenuhinya

kebutuhan rill, namun juga dapat mengakibatkan kesalahan yang terus berlanjut. Hal

ini disebabkan karena kita tidak pernah tahu apakah pengeluaran periode sebelumnya

yang dijadikan sebagai tahun dasar penyusunan anggaran tahun ini telah didasarkan

atas kebutuhan yang wajar.

Line-item

Ciri lain anggaran tradisional adalah struktur anggaran bersifat line-item yang

didasarkan atas dasar sifat (nature) dari penerimaan dan pengeluaran. Metode line-

item budget tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item penerimaan atau

pengeluaran yang telah ada dalam struktur anggaran, walaupun sebenarnya secara rill

item tertentu sudah tidak relevan lagi untuk digunakan pada periode sekarang. Karena

sifatnya yang demikian, penggunaan anggaran tradisional tidak memungkinkan untuk

dilakukan penilaian kinerja secara akurat, karena satu-satunya tolok ukur yang dapat

digunakan adalah semata-mata pada ketaatan dalam menggunakan dana yang

diusulkan.

Penyusunan anggaran dengan menggunakan struktur line-item dilandasi alasan adanya

orientasi sistem anggaran yang dimaksudkan untuk mengontrol pengeluaran.

Berdasarkan hal tersebut, anggaran tradisional disusun atas dasar sifat penerimaan dan

pengeluaran, seperti misalnya pendapatan dari pemerintah atasan, pendapatan darp

pajak, atau pengeluaran untuk gaji, pengeluaran untuk belanja barang, dan

sebagainya, bukan berdasar pada tujuan yang ingin dicapai dengan pengeluaran yang

dilakukan.

2.   Anggaran Publik dengan Pendekatan NPM (New Public Management)

Sejak pertengahan tahun 1980-an telah terjadi perubahan manajemen sektor publik

yang cukup drastis dari sistem manajemen tradisional yang terkesan kaku, birorkratis ,dan

hierarkis menjadi model menajemen sektor publik yang feksibel dan lebih mengakomodasi

Page 12: KEL. 8 BAB 5 (Penganggaran Dalam Sektor Publik)

pasar perubahan tersebut telah merubah peran pemerintah terutama dalam hal hubungan

antara pemerintah dengan masyarakat. Paradigma baru yang muncul dalam menejemen

sektor publik tersebut adalah pendekatan New Public Management.

Model New Public Management mulai dikenal tahun 1980-an dan kembali populer

tahun 1990-an yang mengalami beberapa bentuk inkarnasi, misalnya munculnya konsep

“managerialism” ( Pollit, 1993 ); “market-based public administration“ ( Lan,Zhiyong,And

Rosenbloom, 1992 ) ; “post-bureaucratic paradigm” (Barzelay, 1992 ); dan “entrepreneurial

government“ (osborne and gaebler, 1992). New Public Management berfokus pada

manajemen sektor publik yang beroroentasi pada kinerja, bukan berorientasi kebijakan

penggunaan paradigma New Public Management tersebut menimbulkan beberapa

konsekuensi bagi pemerintah di antaranya adalah tuntutan untuk melakukan efisiensi,

pemangkasan biaya, dan kompetisi tender.

Salah satu model pemerintahan di era New Public Management adalah model

pemerintahan yang di ajukan oleh Osborne dan Gaebler (1992) yang tertuang dalam

pandanganya yang dikenal dengan konsep “reinventing government”. Perspektif baru

pemerintah menurut osborne dan  gaebler tersebut adalah : Pemerintahan katalis, Pemerintah

milik masyarakat, Pemerintah yang kompetitif, Pemerintah yang digerakkan oleh misi,

Pemerintah yang berorientasi hasil, Pemerintah berorientasi pada pelanggan, Pemerintah

wirausaha, Pemerintah antisipatif, Pemerintah desentralisasi, Pemerintah berorientasi pada

(mekanisme) pasar.

Munculnya konsep New Public Management berpengaruh langsung terhadap konsep

anggaran publik. Salah satu pengaruhnya adalah terjadinya perubahan sistem anggaran dari

model anggaran tradisional menjadi anggaran yang lebih berorientasi pada kinerja.

Berikut ini akan dibahas jenis-jenis anggaran dengan pendekatan New Public

Management.

Anggaran Kinerja

Pendekatan kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat dalam

anggaran tradisional, khususnya kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya tolak ukur

yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayan

Page 13: KEL. 8 BAB 5 (Penganggaran Dalam Sektor Publik)

public. Anggaran dengan pendekatan kinerja sangat menakankan pada konsep value for

money dan pengawasan atas kinerja output. Pendekatan ini juga mengutamakan mekanisme

penentuan dan pembuatan prioritas tujuan serta pendekatan yang sistematik dan rasional

dalam proses pengambilan keputusan. Untuk mengimplementasikan hal-hal tersebut

anggaran kinerja dilengkapi dengan teknik penganggaran analitis.

Anggaran kinerja didasarkan pada tujuan dan sasaran kinerja. Oleh karena itu,

anggaran digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Penilaian kinerja didasarkan pada

pelaksanaan value for money dan efektivitas anggaran. Pendekatan ini cenderung menolak

pandangan anggaran tradisional yang menganggap bahwa tanpa adanya arahan dan campur

tangan, pemerintah akan menyalagunakan kedudukan mereka dan cenderung boros

(overspending). Menurut pendekatan anggaran kinerja, dominasi pemerintah akan dapat

diawasi dan dikendalikan melalui penerapan internal cost awareness, audit keuangan dan

audit kinerja, serta evaluasi kinerja eksternal. Dengan kata lain, pemerintah dipaksa bertindak

berdasarkan cost minded dan harus efisien. Selain didorong untuk menggunakan dana secara

ekonomis, pemerintah juga dituntut untuk mampu mencapai tujuan yang ditetapkan. Oleh

karena itu, agar dapat mencapai tujuan tersebut maka diperlukan adanya program dan tolak

ukur sebagai standar kinerja.

Sistem anggaran kinerja pada dasarnya merupakan sistem yang mencakup kegiatan

penyusunan program dan tolak ukur kinerja sebagai instrument untuk mencapai tujuan dan

sasaran program. Penerapan sistem anggaran kinerja dalam penyusunan anggaran dimulai

dengan perumusan program dan penyusunan struktur organisasi pemerintah yang sesuai

dengan program tersebut. Kegiatan tersebut mencakup pula penetuan unit kerja yang

bertanggung jawab atas pelaksanaan program, serta penentuan indicator kinerja yang

digunakan sebagai tolak ukur dalam mencapai tujuan program yang telah ditetapkan.

Zero Based Budgeting (ZBB)

Konsep Zero Based Budgeting dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang ada

pada sistem anggaran tradisional. Penyusunan anggaran dengan menggunakan konsep Zero

Based Budgeting dapat menghilangkan incrementalism dan line-item karena anggaran

diasumsikan mulai dari nol (zero-base). Penyusunan anggaran yang bersifat incremental

mendasarkan besarnya realisasi anggaran tahun ini untuk menetapkan anggaran tahun depan,

yaitu dengan menyesuaikannya dengan tingkat inflasi atau jumlah penduduk. ZBB tidak

Page 14: KEL. 8 BAB 5 (Penganggaran Dalam Sektor Publik)

berpatokan pada anggaran tahun lalu untuk menyusun anggaran tahun ini, namun penentuan

anggaran didasarkan pada kebutuhan saat ini. Dengan ZBB seolah-olah proses anggaran

dimulai dari hal yang baru sama sekali. Item anggaran yang sudah tidak relevan dan tidak

mendukung pencapaian tujuan organisasi dapat hilang dari struktur anggaran, atau mungkin

juga muncul item baru.

Proses implementasi ZBB terdiri dari tiga tahap, yaitu: Identifikasi unit-unit

keputusan, Penentuan paket-paket keputusan, Meranking dan mengevaluasi paket keputusan.

Planning, Programming, and Budgeting Sistem (PPBS)

PBBS merupakan teknik penganggaran yang didasarkan pada teori sistem yang

beriorientasi pada output dan tujuan dengan penekanan utamanya adalah alokasi sumber daya

berdasarkan analisis ekonomi. Sistem anggaran PPBS tidak mendasarkan pada struktur

organisasi tradisional dari divisi-divisi, namun berdasarkam program, yaitu pengelompokkan

aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu. PPBS adalah salah satu model penganggaran yang

ditujukkan untuk membantu manajemen pemerintah dalam membuat keputusan alokasi

sumber daya. Hal tersebut disebabkan sumber daya yang dimiliki pemerintah terbatas

jumlahnya, sementara tuntutan masyarakat tidak terbatas jumlahnya. Dalam keadaan tersebut

pemerintah dihadapkan pada pilihan alternative keputusan yang memberikan manfaat paling

besar pada pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan. PPBS memberikan rerangka

untuk membuat pilihan tersebut.

Langkah-langkah implementasi PPBS meliputi : Menentukan tujuan umum organisasi

dan tujuan unit organisasi dengan jelas, Mengidentifikasi program-program dan kegiatan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, Mengevaluasi berbagai alternative program

dengan menghitung pos benevit dari masing-masing program, Pemilihan program yang

memiliki manfaat besar dengan biaya yang kecil, Alokasi sumber daya kemasing-masing

program yang disetujui. PPBS mensyarakatkan organisasi menyusun rencana jangka panjang

untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui program-program. Kuncinya adalah bahwa

program-program yang disusun harus terkait dengan tujuan organisasi dan tersebar keseluruh

bagian organisasi. Pemerintah harus dapat mengidentifikasi struktur program dan melakukan

analisis program. Struktur program merupakan semacam kerangka bangunan dari desain

sistem PPBS. Analisis program terkait dengan kegiatan analisis biaya dan manfaat dari

masing-masing program sehingga dapat dilakukan pilihan. Untuk mendukung hal tersebut

Page 15: KEL. 8 BAB 5 (Penganggaran Dalam Sektor Publik)

PPBS membutuhkan sistem informasi yang canggih agar dapat memonitor kemajuan dalam

pencapaian tujuan organisasi. Sistem pelaporan anggaran PPBS harus mampu melaporkan

hasil (manfaat) program bukan sekedar jumlah pengeluaran yang telah dilakukan.

Masalah utama penggunaan ZBB dan PPBS :

1. Bounded rationality, keterbatasan dalam menganalisis semua alternative untuk

melakukan aktivitas.

2. Kurangnya data untuk membandingkan semua alternative, terutama untuk mengukur

output.

3. Masalah ketidakpasian sumber daya, pola kebutuhan di masa depan, perubahan

politik, dan ekonomi.

4. Pelaksanaan teknik tersebut menimbulkan beban pekerjaan yang sangat berat.

5. Kesulitan dalam menentukan tujuan dan perankingan program terutama ketika

terdapat pertentangan kepentingan (confict of interest).

6. Seringkali tidak memungkinkan untuk melakukan perubahan program secara cepat

dan tepat.

7. Terdapat hambatan birokrasi dan perlawanan politik yang besar untuk berubah

(resistence to change).

8. Pelaksanaan teknik tersbut sering tidak sesuai dengan proses pengambilan keputusan

politik. Politik berusaha membuat pelaksanaan lebih “tecnoratic” yang hal tersebut

bisa mempengaruhi proses anggaran.

9. Pada akhirnya, pemerintah beroperasi dalam dunia yang tidak rasional.

2.4 PRINSIP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Prinsip-prinsip anggaran sektor publik meliputi :

1. Otorisasi oleh legislatif

Anggaran publik harus mendapat otorisasi dari legislatif terlebih dahulu sebelum

dibelanjakan oleh eksekutif

2. Komprehensif

Komprehensif catatan anggaran yang bersifat menyeluruh/ penyusunan rencana

anggaran secara keseluruhan.

Page 16: KEL. 8 BAB 5 (Penganggaran Dalam Sektor Publik)

Manfaat pendekatan secara sistematis terhadap kebijaksanaan manajemen; mudah

diadakannya evaluasi tujuan akhir kinerja pemerintah secara kualitatif; dan

membantu fungsi pengawasan yang lebih dinamis.

Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah

secara terinci. Karenanya adanya anggaran non budgetair menyalahi prinsip

anggaran yang bersifat komprehensif

3. Keutuhan anggaran

Semua pendapatan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana umum

(general fund).

Dana Umum, di pemerintahan AS keperluan umum pemerintah, selain membiayai

proyek pembangunan dan utang pemerintah

4. Nondiscretionary Appropriation

Discreationary Kebebasan untuk menentukan

Appropriation pemberian

Artinya pembuat anggaran tidak serta merta bisa seenaknya bebas menentukan untuk

apa pembagian peruntukan dana yang telah dikuasakan kepadanya.

Jumlah yang akhirnya nanti disetujui oleh dewan legislatif ini harus benar-benar

ditekankan agar termanfaatkan secara ekonomis, efisien, dan efektif.

5. Periodik

Anggaran bersifat periodik yang bersifat tahunan atau multi tahunan.

UU 17/2003 Pasal 4 “Tahun anggaran meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal

1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.”

6. Akurat

Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukan cadangan yang tersembunyi (hidden

reserve) yang dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan inefisiensi

anggaran serta dapat mengakibatkan munculya underestimate pendapatan dan

overestimate pengeluaran.

7. Jelas

Anggaran hendaknya jelas terinci namun sederhana, dapat dipahami masyarakat, dan

tidak membingungkan.

8. Diketahui publik

Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

Berkaitan diberlakukannya UU 14/2008 ttg Keterbukaan Informasi Publik Pasal 2

(1) “Setiap Informasi Publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap Pengguna

Page 17: KEL. 8 BAB 5 (Penganggaran Dalam Sektor Publik)

Informasi Publik.” (2) “Informasi Publik yang dikecualikan bersifat ketat dan

terbatas.”

Keuangan publik salah satu informasi public

2.5 PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Proses penyusunan anggaran mempunyai 4 tujuan yaitu :

1. Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan koordinasi antar

bagian dalam lingkungan pemerintahan.

2. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa

publik melalui proses pemrioritasan.

3. Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.

4. Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada

DPR/DPRDdan masyarakat luas.

Faktor dominan yang terdapat dalam proses penganggaran adalah :

1. Tujuan dan target yang hendak dicapai

2. Ketersediaan sumber daya (faktor-faktor produksi yang dimiliki pemerintah)

3. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan target.

4. Faktor-faktor lain yang memengaruhi anggaran, seperti: munculnya peraturan

pemerintah yang baru, fluktuasi pasar, perubahan sosial dan politik, bencana alam,dan

sebagainya.

Pengelolaan keuangan publik melibatkan beberapa aspek, yaitu aspek penganggaran,aspek

akuntansi, aspek pengendalian, dan aspek auditing.

Prinsip-Prinsip Pokok Dalam Siklus Anggaran

Richard Musgrave seperti yang dikutip Coe (1989) mengidentifikasikan tiga

pertimbangan mengapa pemerintah perlu ³terlibat´ dalam ³bisnis´ pengadaan barang dan jasa

bagi masyarakat.

Page 18: KEL. 8 BAB 5 (Penganggaran Dalam Sektor Publik)

Ketiga pertimbangan tersebut meliputi stabilitas ekonomi,redistribusi pendapatan, dan

alokasi sumber daya.Lemahnya perencanaan anggaran memungkinkan munculnya

underfinancing atau overfinancing yang akan mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas

anggaran. Siklus anggaran meliputi empat tahap yang terdiri atas:

1. Tahap persiapan anggaran (preparation);

2. Tahap ratifikasi (approval/ratification)

3. Tahap implementasi (implementation)

4. Tahap pelaporan dan evaluasi (reporting and evaluation)

1. Tahap Persiapan Anggaran (Budget Preparation)

Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran

pendapatan yang tersedia. Yang perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiran

pengeluaran, terlebih dahulu harus dilakukan penaksiran pendapatan secara lebih akurat.

Dalam persoalan estimasi, yang perlu mendapat perhatian adalah terdapatnyafaktor

“uncertainty” (tingkat ketidakpastian)yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, manajer keuangan

public harus memahami betul dalam menentukan besarnya suatu mata anggaran. Besarnya

mata anggaran pada suatu anggaran yang menggunakan “line-item budgeting´ akan berbeda

pada “input-output budgeting”, “program budgeting” atau “zero based budgeting”.

Di Indonesia, proses perencanaan APBD dengan paradigma baru menekankan pada

pendekatan bottom-up planning dengan tetap mengacu pada arah kebijakan pembangunan

pemerintah pusat. Arahan kebijakan pembangunan pembangunan pemerintah pusat tertuang

dalam dokumen perencanaan berupa GBHN, Program Pembangunan Nasional (PROPE

NAS), Rencana Strategis (RESENTRA), dan RencanaPembangunan Tahunan (REPETA).

Sinkronisasi perencanaan pembangunan yang digariskan oleh pemerintah pusatdengan

perencanaan pembangunan daerah sejak spesifik diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 105

dan 108 Tahun 2000. Pada pemerintah pusat, perencanaan pembangunan dimulai dari

peyusunan PROPENAS yang merupakan operasionalisasi GBHN. PROPERNAS tersebut

kemudian dijabarkan dalam bentuk RESENTRA.Berdasarkan PROPER NAS dan RESENRA

serta analisis fiscal dan makro ekonomi,kemudian dibuat persiapan APBN dan

REPETA.Sementara itu, di tingkat daerah (propinsi dan kabupaten/kota) berdasarkan

ketentuan Peraturan Pemerintah No. 108 Tahun 2000 pemerintah daerah disyaratkanuntuk

membuat dokumen perencanaan daerah yang terdiri atas PROPEDA(REN STRADA).

Page 19: KEL. 8 BAB 5 (Penganggaran Dalam Sektor Publik)

Dokumen  perencanaan daerah tersebut diupayakan tidak menyimpang dari PROPENAS dan

RENSTRA yang dibuat pemerintah pusat. Dalam PROPEDA dimungkinkan adanya

penekanan prioritas program pembangunan yang berbeda dari satu daerah dengan daerah

yang lain sesuai kebutuhan masing-masing daerah. PROPEDA (RENSTRADA) dibuat oleh

pemerintah daerah bersama dengan DPRD dalam kerangka waktu lima tahun yang kemudian

dijabarkan  pelaksanaannya  dalam  kerangka tahunan. Penjabaran rencana  strategis  jangka

panjang dalam REPETADA tersebutdilengkapi dengan:

1. Pertimbangan-pertimbangan yang berasal dari hasil evaluasi kinerja pemerintahdaerah

pada periode sebelumnya.

2. Masukan-masukan dan aspirasi masyarakat.

3. Pengkajian kondisi yang saat ini terjadi, sehingga bisa diketahui kekuatan,kelemahan,

peluang dan tantangan yang sedang dan akan dihadapi.

2. Tahap Ratifikasi Anggaran

Tahap berikutnya adalah budget ratification. Tahap ini merupakan tahap yang

melibatkan proses politik yang cukup rumit dan cukup berat. Pimpinan eksekutif dituntut

tidak hanya memiliki “managerial skill” namun juga harus mempunyai “ political skill”

salesmanship´dan ‘coalition building’ yang memadai. Integritas dan kesiapan mentalyang

tinggi dari eksekutif sangat penting dalam tahap ini.

3. Tahap Pelaksanaan Anggaran

Sistem informasi akuntansi dan sistem pengendalian manajemen sangat diperlukan

untuk mendukung pelaksanaan anggaran. Manajer keuangan public dalam hal ini

bertanggung jawab untuk menciptakan sistem akuntansi yang memadai dan handal untuk

perencanaandan pengendalian anggran yang telah disepakati, dan bahkan dapat diandalkan

untuk tahap penyusuanan anggaran periode berikutnya.

4. Tahap Pelaporan dan Evaluasi Anggaran

Tahap terakhir dari siklus anggaran adalah pelaporan dan evaluasi anggaran. Tahap

persiapan, ratifikasi, dan implementasi anggaran terkait dengan aspek operasionalanggaran,

sedangkan tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntanbilitas. Jika tahap

implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi dan sistem pengendalian manajemen

Page 20: KEL. 8 BAB 5 (Penganggaran Dalam Sektor Publik)

yang baik, maka diharapkan tahap budget reporting  and evaluation tidak akan menemui

banyak masalah.