24
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Dosen : Syamsu Alam, SE., Ak. M.Si. MODUL 4 PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK REFERENSI 1. Governmental and Non Profit Accounting, Theory and Practice, Robert J. Fressman Craig. Sixth Edition, Prentice Hall New Jersey, 2002 2. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, Inrda PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Syamsul Alam, SE., Ak.M.Si AKUNTANSI SEKTOR PUBLIC 1

penganggaran sektor publik (4)

Embed Size (px)

Citation preview

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKDosen : Syamsu Alam, SE., Ak. M.Si.

MODUL 4PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIKREFERENSI

1. Governmental and Non Profit Accounting, Theory and Practice, Robert J. Fressman Craig. Sixth Edition, Prentice Hall New Jersey, 2002

2. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, Inrda Bastian, BPFE, Jakarta, 2001.

3. Public Sector Accounting, Rowan Jones, Mourice Pendlebury, Fourth Edition, Pitmon Publishing, London, 1996.

4. Akuntansi Pemerintahan, Muchlis dkk, Salemba Empat, 2002.

PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIKA. ANGGARAN DAN AKUNTANSl

Anggaran merupakan suatu instrumen penting di dalam manajemen karena merupakan bagian dari perencanaan yang termasuk dalam fungsi manajemen. Di dalam dunia bisnis maupun organisasi sektor publik termasuk pemerintah, anggaran merupakan bagian dari aktivitas yang dilakukan secara rutin. Anggaran dalam akuntansi pemerintahan merupakan dasar pelaksanaan suatu kegiatan yang dapat dibiayai oleh keuangan Negara/daerah.Seperti diungkapkan dalam akuntansi pemerintahan dan Akuntansi Bisnis" pada Bab 1 Pengantar Di dalam akuntansi bisnis, anggaran tidak menjadi bagian proses akuntansi karena anggaran bukan bukti transaksi, tetapi anggaran merupakan suatu rencana keuangan. Sementara, anggaran dalam akuntansi pemerintahan dicatat atau dibukukan mengingat anggaran menjadi dasar aktivitas pemerintahan. Pencatatan anggaran meliputi pencatatan anggaran yang disetujui legislatif, pengalokasian pendapatan dan belanja pada unit-unit pemerintahan, dan penutupan (closing entries) pencatatan anggaran tersebut.Namun, sebelum pembahasan akuntansi anggann di dalam akuntansi pemerintahan, anggaran dan penganggaran (budget and budgeting) serta pemahaman struktur anggaran pemerintah di Indonesia perlu dibahas terlebih dahulu. Hal ini untuk memberikan dasar dari proses akuntansinya.Bab ini akan membahas anggaran dan penganggaran dari pendekatan teoritis dan praktis. Dalam bab ini diuraikan pengertian, landasan, fungsi, dan klasifikasi anggaran serta berbagai model penganggaran serta struktur anggaran pemerintah, di samping akuntansi anggarannya.B. PENGERTIAN ANGGARANKata " anggaran" merupakan terjemahan dari kata budget, dalam bahasa Inggeris. Akan tetapi, kata tersebut sebenarnya berasal dari bahasa perancis, " bougette yang berarti a small bag atau satu tas kecil. Kata "budget" tersebut pertama kali digunakan secara formal sebagai suatu rencana keuangan pemerintah pada tahun 1733, yartu ketika Menteri Keuangan Inggris membawa satu tas kecil yang berisi proposal keuangan pemerintah yang akan disampaikan kepada parlemen, kemudian mengatakan let's open the budget atau mari kita buka budget (Edwards, et.at., 1959).Pengertian "anggaran" kemudian terus berkembang. The National committee on Governmental Accounting atau Komite Nasional Akuntansi Pemerintahan di Amerika Serikat memberikan definisi anggaran sbb:

A budget is a plan of financial operations embodying estimate of proposed expenditures for a given period of time and the proposed means of financing them.Anggaran adalah satu rencana kegiatan yang diukur dalam satuan uang yang berisi perkiraan belanja dalam satu periode tertentu dan sumber yang diusulkan untuk membiayai belanja tetsebut.Wildavsky (1975) dalam bukunya "Budgeting: A compatative Thmry of Budgetary Processes, mendefinisikan anggaran dengan berbagai pengertian. Anggaran merupakan suatu catatan masa lalu (a record of the past), rencana masa depan (a statement about the future), mekanisme pengalokasian sumber daya (a mechanism for allocating resources), metode untuk pertumbuhan (a method for secuing growth), alat penyaluran pendapatan (an engine of income distibution), mekanisme untuk negosiasi (a mechanism through which units bergain over conflicting goals, make side paiments, and try to motivate one another to accomplish their objectives), harapan-aspirasi-strategi organisasi (organiaation ex-pectations, aspirations,and strategies) satu bentuk kekuatan kontrol (a form of power), dan alat atau jaringan komunikasi (a signal or network of conmunication)Berdasarkan pernyataan di atas, definisi anggaran dapat diringkas menjadi:

a. rencana keuangan mendatang yang berisi pendapatan dan belania;

b.gambaran strategi pemerintah dalam pengalokasian sumber daya untuk pembangunan;

c. alat pengendalian;

d. instrumen politik;

e. disusun dalam periode tertentu

Wildavsky (1975) mengingatkan bahwa "a budget cannot act as a compass atau "anggaran bukanlah kompas" karena tidak ada seorangpun yung mengetahui sesuatu secara pasti di masa depan dan selanjutnya perlu dicari informasi lain yang menggambarkan kenyataan dan alokasi sumber daya. untuk itu, analisis alokasi dan strategi pembangunan tidak hanya mendasarkan pada anggaran, tetapi juga memperhatikan bagaimana realisasi dan anggaran . Hal ini akan dibahas lebih lanjut di bagian pertanggungjawaban anggaran.Pengertian anggaran menurut UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negaraf daerah (pusat/daerah) yang disetujui oleh dewan perwakilan rakyat dewan perwakilan rakyat daerah. Anggaran tersebut setiap tahun diajukan Pemerintah Pusat dalam bentuk rancangan undang-undang (RUU) tentang anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk mendapatkan persetujuan. Untuk anggaran daerah, pemerintah daerah mengajukan rancangan peraturan daerah (perda) anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk mendapatkan persetujuan.Definisi anggaran menurut Pernyataan Standar Akuntansi pemerintahan No. 1 adalah "pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode (PP No. 24 Tahun 2005). Pengertian ini sejalan dengan pengertian di atas dengan lebih menekankan rincian dari struktur anggaran, yaitu pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan. C. PENGANGGARAN

Pengganggaran (budgeting) merupakan aktivitas mengalokasikan sumber keuangan yang terbatas untuk pembiayaan belanja negara yang cenderung tanpa batas. Dengan arti lain, Wildavsky (1975) menyatakan "badgeting is translating financial resources into human purposes" atau penganggaran adalah penjabaran sumber daya keuangan untuk berbagai tujuan manusia.Penganggaran merupakan aktivitas yang terus-menerus dari mulai perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pelaporan, dan pemeriksaan. Proses ini dikenal sebagai siklus anggaran (budget cycle). Siklus ini tidak berjalan secara estafet, tetapi mengalami proses yang simultan. Ketika anggaran masih dilaksanakan dan belum dibuat pelaporan, proses perencanaan dan penyusunan telah dimulai. Di sinilah terjadi kesulitan untuk memanfaatkan pelaporan dan hasil pemeriksaan untuk dipakai sebagai masukan dalam proses penyusunan anggaran. Di dalam penganggaran perlu diperhatikan beberapa faktor sebagai berikut:

Pertama, kondisi perekonomian (economic wealth) negara, apakah memung-kinkan untuk mencapai proyeksi pendapatan dan belania tahun depan. Ekonomi yang tidak stabil seperti laju inflasi yang tidak terkendali, suku bunga yang tinggi, dan nilai tukar mata uang yang bergejolak tidak menentu merupakan unsur yang sangat berpengaruh dalam penganggaran.Kedua, struktur politik seperti sistem politik, tingkat korupsi, penggantian struktur pemerintahan,karakter pemerintah dan kabinet dan jumlah serta kekuatan dari kelompok penekan (pressure groups) menentukan dalam penganggaran karena anggaran dikenal sebagai alat politik.Ketiga, ketidak-imbangan antara belanja dan pendapatan yang sangat besar merupakan, faktor penentu dalam penganggaran. Langkanya sumber pendapat-an dan besarnya anggaran belanja yang diajukan mengharuskan pemerintah dhi. Menteri Keuangan untuk menyusun prioritas dan memangkas usulan anggaran belanja. Di sinilah memungkinkan moral haaard dan "adverse selection" yang dilakukan pejabat dan pelaksana di Departemen I(euangan. wildavsky (1975) mengidentifikasi adanya perendahan (underestimating) anggaran pendapatan, dan melakukan negosiasi yang tidak wajar dengan unit pemerintah lain.. Sering kali pertimbangan persetujuan anggaran belanja tidak didasarkan pada kebutuhan dan ekonomi, tetapi bergantung pada hasil negosiasi.D. DASAR DAN FUNGSI ANGGARANSedemikian penting suatu anggaran dalam pemerintahan, konstitusi suatu negara, peraturan perundang-undangan dan standar akuntansi pemerintahan mengatur tentang anggaran. Di Amerika Serikat, GASB Codification, sec.1100.09 menyatakan bahwa setiap unit pemerintahan harus membuat anggaran tahunan, dan sistem akuntansi harus didesain untuk memungkinkan pengendalian anggaran yang memadai serta laporan yang membandingkan realisasi dan anggaran harus dibuat (Freeman and Shoulders, 2000).Di Indonesia anggaran diatur di dalam PasaI 23 A UUD1945 dan UU Keuangan Negara serta diimplementasikan dengan disusunnya UU APBN atau Perda APBD setiap tahun. selain itu, untuk melaksanakan UU APBN atau Perda APBD tersebut, pemerintah mengeluarkan berbagai peraturan perundangan lainnya seperti UU pajak, UU Bea Masuk dan cukai, Keppres Pelaksanaan APBN, perda tentang pendapatan asli daerah, dan peraturan pelaksana lainnya.Fungsi anggaran paling tidak menggambarkan pengertian anggaran di atas. Pertama sebagai pedoman pengelolaan negara.

Kedua, anggaran sebagai alat prioritas. Ketiga, anggaran sebagai alat negosiasi politik. E. KLASIFIKASI ANGGARANKlasifikasi anggaran merupakan pengelompokan atau pembagian dari anggaran agar dapat memberikan gambaran yang lebih rinci.

Klasifikasi berdasarkan objek Klasifikasi berdasarkan organisasi Klasifikasi berdasarkan fungsi. Klasifikasi berdasarkan sifat/karakter (nature)Klasifikasi berdasarkan kehematanAnggaran disusun berdasarkan skala ekonomis-nya. Prioritas belanja disusun berdasarkan tingkat kebutuhan sesuai dengan kebijakan nasional mengingat terbatasnya pendapatan negara. Untuk itu, didahulukan pendapatan dalam negeri dan belanja operasional kemudian pembiayaan dan belanja modal sesuai dengan tingkat prioritas.

F. MODEL PENGANGGARAN

Didalam praktik penganggaran di berbagai negara dan dunia bisnis, model penganggaran telah dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, situasi dan kondisi. Beberapa jenis model anggaran telah dikembangkan seperti berikut

a. Line-Item Budgeting

Model ini merupakan bentuk anggaran yang lama sehingga dikenal dengan traditional budgeting.Organisasi bisnis maupun sektor publik pada umumnya menggunakan model ini dalam penyusunan anggaran karena model ini relaif mudah dan sederhana.

Tabel berikut menggambarkan penyusunan anggaran berdasarkan line-item budgeting.

IPendapatan Negara

1.Pendapatan Dalam Negeri

a. Pendapatan Pajak

b. Pendapatan Non Pajak

2.Hibah

IIBelanja Negara

1.Belanja Pegawai

2Belanja Barang

3Belanja Bunga Utang

4Subsidi

5Lain-Lain

6Belanja Modal

7Belanja untuk Daerah

Line ltem Budgeting memiliki kelemahan karna tidak bisa mengetahui jumlah yang diolokasin kepada tiap unit sebagai responsibility centers. Selain itu model ini tidak bisa mengukur tingkat aktivitas (sectors) yang telah direncanakan dan diprioritaskan.b. Incremental BudgetingPenganggaran dengan metode Incremental budgeting pada dasarnya menggunakan line-item budgeting, tetapi dilakukan dengan menambahkan atau mengurangkan nilai anggarannya dari tahun sebelumnya. Jones dan Pendlebury (1996) menyatakan tiga alasan mengapa metode ini banyak digunakan. Pertama banyak kegiatan untuk mencapai tujuan pemerintah telah dilakukan tahun lalu yang perlu dilanjutkan di tahun ini. Kedua, metode ini mudah dilakukan dan menghindati konflik antar unit pemerintah. Ketiga, metode ini sangat konserfatif dengan adanya perubahan yang relatif kecil atau dengan batas tertentu berdasarkan pertimbangan yang memadai.Kelebihan metode ini adalah mudah dan cepat karena hanya mendasarkan pada incremental dari anggaran tahun sebelumnya. Akan tetapi, kelemahannya adalah memungkinkan adanya pendapatan dan belanja yang sudah tidak sesuai dengan kenyataan.

c. Revenue Budgeting

Penganggaran dengan metode revenue budgeting dilakukan dengan dasar kemampuan suatu negara untuk memperoleh pendapatan. Selanjutnya disusun belanja sesuai dengan kemampuan tersebut. Apabila disusun anggaran belanja sesuai dengan kemampuan memperoleh pendapatan negara, anggaran tersebut berimbang (balance budget). Selain itu, apabila melebihi pendapatan negara, anggaran belanja itu disebut anggaran belanja itu disebut anggran pengeluaran (spending badget).Wildavsky (1975) menyatakan bahwa metode ini akan efektif digunakan oleh suatu negara yang sangat terbatas pendapatannya, tetapi situasi ekonomi dan politik relatif stabil. Metode ini pernah digunakan oleh beberapa negara bagian di Amerika Serikat.

d. Repetitive BudgetingMetode penganggaran dengan mengulang anggaran dari tahun-tahun sebelumnya karena adanya kondisi yang tidak stabil di bidang ekonomi dan politik. Pertimbangan menggunakan metode ini karena tidak memungkinkan-nya menyusun dengan metode lain karena situasi dan kondisi yang tidak stabil. Daripada membuat anggaran yang tidak memadai, lebih baik menggunakan anggaran tahun lalu yang tentunya juga tidak sesuai.

Anggaran yang disusun dengan metode ini umumnya dilakukan oleh baik negara kaya maupun negara miskin yang situasi ekonomi dan politiknya tidak stabil. Wildavsky (1975) memberikan contoh penggunaan metode ini oleh pemerintahan Republik Prancis ke-3 dan ke-4. Di Indonesia metode ini diakomodasi di dalam UUD 1945 dengan catatan apabila DPR/DPRD tidak menyetujui rancangan anggaran yang disampaikan oleh pemerintah.

e. Supplemental Budgeting

Metode ini digunakan dengan cara membuat anggaran yang membuka kesempatan ufltuk melakukan revisi secara luas, Caralidilakukan apabila kondisi negara tidak ada kesulitan pendapatan negara, tetapi memiliki kendala administrasi. Dengan kondisi keuangan yang tidak ada kendala, maka rnetode ini sangat memungkinkan dilakukan. Sebaliknya untuk negara yang memiliki kendala pendapatan, maka cara ini tidak sesuai.Kelebihan metode ini adalah menyesuaikan anggaran dengan kondisi nyata (real) yang sedang berlangsung. Akan tetapi, kelemahan metode ini adalah ketidakjelasan dalam anggaran yang sering berubah. Selain itu iuga ketidakjelasan arah prioritas dan belanja negara. Meskipun pendapatan tidak ada masalah, namun ilkabelanja fieg fa meniadi tidak sesuai dengan arah kebijakan pembangunan maka hal ini sama dengan pemborosan.f. Performance Budgeting

Dengan metode nianggatandisusun berdasarkan pada kineria yang dapat diukur (mearusable performance) dari berbagai kegiatan. Akan tetapi, metode ini juga. Akan tetapi, metode ini juga menggunakan klasifikasi berdasarkan objek seperti line item budgeting.

Faktor penenru di dalam metode ini adalah efisiensi dari berbagai kegiatan yang ada dengan menetapkan standar biaya (cosst tandard). Dengan standar biaya tersebut, disusun anggaran tahun berikutnya dan bisa disesuaikan dengan pertimbangan yang logis.Kelebihan metode ini adalah bahwa kegiatan didasarkan pada efisiensi dengan adanya standar biaya berdasarkan kegiatan masa lalu. Kelemahannya adalah sulitnya mengukur performance setiap aktivitas pemerintahan, disamping kesiapan aparat negara dalam melaksanakan metode ini dengan baik.

g. Plannin Programing Budgeting System (PPBS)Model PPBS dikembangkan untuk memungkinkan para pengambil keputusan (decision makers) mengambil keputusan berdasarkan perhitungan atau pendekatan ilmiah dari model-model manajemen keuangan yang ada. Di dalam model ini digunakan analisa biaya manfaat atau cost and benefit analisis.

Program-program yang memiliki manfaat yang lebih besar daripada biayanya akan dimasukkan dalam anggarafl, sedangkan yang sebaliknya akan ditolak. Dengan demikian, adanya standar ini yang disampaikan secara transparan kepada legislatif akan memudahkan fungsi pengendaliannya dan memudah-kan juga aparat pengawasan dan pemeriksaSelain itu, pengangg ran ini dilakukan dengan pendekatan fungsi sehingga program yang sama antar anit bisa dijadikan satu sehingga tidak ada tumpang tindih antar unit pemerintahan. Metode ini juga mengukur biaya dan manfaat dalam jangka panjang sehingga alokasi sumber daya untuk jangka waktu tersebut dapat dimanfaatkan, serta anggaran selama beberapa tahun bisa disusun berdasarkan analisis ini.

Kelemahan dari metode ini adalah memedukan waktu rang lama (time consuming) dan secara teknis sulit dipraktikkan oleh aparat Penyusun anggaran. Hal ini disebabkan oleh mengukur manfaat dengan nilai uang (monetized) tidak mudah. Oleh karena itu, metode ini yang secara konsep cukup memadai. Di dalam kenyataannya banyak ditinggalkan oleh berbagai negara seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Malaysia.h. Zero-Base Budgeting

Sesuai dengan fiamanye,angg falldisusun dari NOL meskipun pada tahun sebelumnya telah dilakukan pfoses penganggaran. Anggafan tidak bergantung pada tahun sebelumnya sehingga hal ini merupakan lawan dari cara incremental budgeting yang seringkali ditemukan adanya program yang sudah tidak efektif, tetapi anggarannya justru meningkat. Padahal, di dalam praktik dimungkinkan adanya incremental atas paket keputusan" atau decision packages yang digunakan dalam penyusunan metode ini.

Penyusunan anggaran dengan metode basis nol in adalah dengan paket-paket keputusan (decision packages). Decision Package adalah suatu dokumen yang menggambatkan informasi terkait dengan efek dari berbagai alternatif kegiatan. Secara ringkas, proses penganggaran meliputi tiga kegiatan pokok (1) pengidentifikasian unit keputusan (decision units), yaitu unit organisasi yang akan melaksanakan program; (2) pengembangan paket keputusan (decision packages) yang berisi program yang direncanakan dan alternatif lain yang terpisah dari program tersebut (mutually inclusiue) atau berupa kelanjutan (incremental) sebagai perbaikan dari program sebelumnya; dan (3) penentuan peringkat decision packages, dengan susunan dari program yang membutuhkan dana yang rendah sampai dengan yang membutuhkan dana yang besar..

G. PROBLEM PENGANGGARANMeskipun penganggaran merupakan satu tugas pemerintah dari seluruh negara setiap tahun, berbagai persoalan masih sulit diselesaikan. Hal ini mengingat proses ini sangat luas dengan melibatkan banyak sumber dayadipengaruhi juga oleh faktor ekternal dan internal dari pemerintah, serta ketidakpastian ekonomi dan politik. untuk itu, berikut ini dipaparkan persoalan yang muncul dalam praktik penganggaran di berbagai negara. Pertama, waktu yang terbatas. Anggaran disusun setiap tahun dan bahkan sebelum selesai dibuat pertanggungjawaban atas pelaksanaan anggaran tahun sebelumnya, pemerintah harus menyiapkan anggaran tahun depan. Siklus anggaran tidaklah subsequent (estafet), tetapi terjadi interception (irisan, antara. satu kegiatan dengan kegiatan lain dari tahun berikutnya. Contohnya, di tengah pelaksanaan pemerintah harus menyiapkan rancangan anggaran tahun depan.

Kedua, ketidakseimbangan antara pendapatan dan belanja. Sudah sangar lazim di dalam penyusunan anggran bahwa problem utama adalah terbatasnya pendapatan dan tidak terbatasnya belanja. Untuk itu, banyak negara mengambil jalan pintas dengan mencari pembiayaan dari luar negeri untuk menutup kekurangan pendapatan. Kebijakan ini bisa menjadi disincentive bagi pendapatan pajak.

Ketiga, ketidakstabilan ekonomi dan politik. Faktor ini menyulitkan bagi pemerintah untuk menyusun anggaran yang memadai. Asumsi akan sering berubah sehingga anggaran harus direvisi.Keempat, kelemahan administrasi dan akuntabilitas. sering kali anggaran telah disusun dengan baik, tetapi administrasi belum dirancang secara memadai sehingga akuntabilitasnya menjadi lemah.

Kelima, pelaksana yang tidak memiliki kemampuan dan moral yang memadai. Ini merupakan masalah fundamental yang harus diselesaikan. Kemampuan bisa ditingkatkan dengan memperhatikan sistem perekrutan, penggaiian dan penghargaan serta pendidikan, latihan dan satana yang menunj ang. Akan tetapi, yang lebih penting dari itu adalah mempersiapkan mental aparat. Bagaimanapun sistem disusun apabila pelaksana tidak bermoral, akan rusak semuanya.

H. Anggaran Pemerintah di IndonesiaAnggaran pemerintah di Indonesia telah mengalami perkembangan-perkembangan seperti anggaran yang mengedepankan belanja (spending/deficit budget) dan anggaran pendapatan belanja yang seimbang (balance budget). Sejak tahun 1999, struktur anggaran pendapatan dan belanja yang seimbang diubah meniadi anggaran pendapatan belania yang realistis. Sebagai contoh, penerimaan pinjaman luar negeri yang sebelumnya merupakan anggaran pendapatan pembangunan berubah menjadi anggaran penerimaan pembiayaan luar negeri. Pinjaman tersebut bukan merupakan pendapatan negara, tetapi merupakan penerimaan yang harus dibayar pada saat jatuh tempo pinjaman tersebut atau merupakan suatu utang pemerintah.

Anggaran pendapatan dan belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah diklasifikasikan berdasarkan jenis, fungsi, organisasi, dan kegiatan.

APBN

Struktur APBN berdasarkan jenis pendapatan dan jenis belanja terdiri dari tiga kelompok besar, yaitu: pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Pendapatan dikelompokkan menjadi pendapatan negara dan pendapatan hibah.1) Pendapatan Negara

Pendapatan negara terdid dad pendapatan dafam negeri dan pendapatan hibah.

a) Pendapatan Dalam NegeriPendapatan dalam negeri dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu penerimaan perpajakan dan penedmaLan negara bukan pajak (PNBP). Penerimaan perpajakan yang merupakan sumbet pendapatan utama bagi pemerintah pusat berasal dari penerimaan berbagai jenis pajak. Penerimaan perpajakan dapat diklasifikasikan sbb:

(1) Pajak Dalam NegeriPajak dalam negeri diperoleh dari:

(a)Pajak Penghasilan (PPh) yang merupakan jenis pajak yang dikenakan atas penghasilan baik perorangan maupun badan hukum seperti perseroan terbatas dan sebagainya. Penedmaan PPh di dalam APBN dikelompokkan menjadi dua, yaitu penerimaan pph dari sektor migas dan penerimaan PPh dari sektor non migas.

(b)Pajak Pertambahan Nilai ePry yang merupakan jenis pajak yang dikenakan atas barang dan jasa yang dikenakan pajak menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. PPN dipungut 10% dari harga barang dan jasa.

(c)Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Biaya pengalihan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang merup akanpajakyang dikenakan atas tanah dan bangunan dan biaya yang dikenakan atas transaksi pengalihan hak atas tanah dan bangunan sesuai dengan peraruran perundang-undangan yang berlaku.

(d)cukai merupakan penerimaan perpajakan yang dipungut dad cukai tembakau (rokok), alkohol dan minuman yang mengandung etil alkohol.

(e)Pajak lunnya diperoleh dari penerimaan seperti biaya materai.

(2) Pajak Perdagangan InternasionalPajak perdagangan internasional berasal dari penerimaanbea masuk dari kegiatan impor banng dan pajak/pungutan ekspor barang. Penerimaan negara bukan pajak (?NBP) merupakan penerimaan yang berasal dari sumber daya alam (SDA), bagian laba BUMN, dan PNBP lainnya. Penerimaan dari SDA yaitu penerimaan dan minyak bumi, gas alam, pertambangan umurn, kehutanan, dan perikanan. Penerimaan dan bagian laba BUMN merupakan penerimaan yang berasal dad keuntungan BUMN yang dibagikan kepada Pemerintah Pusat sebagai pemegang saham BUMN tersebut. Penerimaan PNBP lainnya diperoleh dad sewa fasilitas negara, jasa-jasa rertentu yang diberikan seperti petnikahan, pengadilan dan sebagainya.

b) Pendapatan HibahPendapatan hibah merupakan pendapatan yang diberikan oleh pihak lain baik dad negara lain maupun lembaga/perseorangan kepada Pemerintah tanpa menimbulkan kewaiiban untuk membayar kembali dengan mengeluarkan sumber daya ekonomi.

2) Belanja NegaraBelanja dikelompokkan dalam dua kelompok besar, yaitu belanja pemerintah pusat dan belanja untuk daerah.

a) Belanja Perempuan PusatBelanja pemedntah pusat meliputi belanja pegawai, belanja barang/iasa, belanja bunga, belania subsidi, belania sosial, dan belania modal.Selain klasifikasi berdasarkan jenis belanja tersebut, belanja pemerintah pusat juga diklasifikasikan berdasarkan fungsi, yaitu (1) pelayanan umum, (2) pertahanan; (3) ketertiban dan keamanan; (4) ekonomi; (5) lingkungan hidup; (6) perumahan dan fasilitas umum; (7) kesehatan; (8) pariwisata dan budaya; (9) agama, (10) pendidikan; dan (11) kependudukan dan perlindungan sosial.

b) Belanja Untuk DaerahBelanja untuk daerah merupakan dana perimbangan dan dana otonomi khusus dan penyesuasan.Danapetimbangan terdid dandana alokasi umum (DAU), dana alokasi khusus (DAK), dan dana bagi hasil (DBH).Dana otonomi khusus diberikan kepada pemerintah daetahyang mendapat otonomi khusus berdasarkan peraturan perundang-undangan. Sebagai contoh, Propinsi Papua mendapatkan otonomi khusus berdasarkan Undang-Undang No. 2l Tahun 2001..Dana penyesuaian merupakan dana yang diberikan kepada pemedntah daerah sebagai kebijakan bantuan Pemerintah Pusat kepada pemedntah daerah.

3) Pembiayaan Negara

Pembiayaan merupakan penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yangakan diterima kembari danf atau penerimaan danf atau pengeluaran terkait dengan kekayaan negara yang dipisahkan yang digunakan untuk menutup defisit atau menggunakan surplus.Pembiayaan negara tersebut terdiri dari pembiayaan dalamnegeri dan luar negeri. Pembiayaan dalam negeri meliputi pembrayaan perbankanAPDB

Struktur APBD berdasarkan jenis pendap atan, beranja, dan pembiayaan daerah dapat diklasifikasikan sebasai berikut:

1) Pendapatan DaerahPendapatan daenh terdiri dari pendapatan asli.daerah (PAD), dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah.

(a) PADPAD metupakan pendapatan dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daenh, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Pajak dan retribusi daerah merupakan pendapatan daerahyang telah diatur dalamperaturan perundang-undangan mengenai pajak danretribusi daerah.Hasil pengelolaan kekayaan daerah merupakan pendapatan daerah dan bagian laba dart penyertaan pemerintah daenh. Penyertaan pemerintah daerah tersebut terdiri dari penyettaan pada badan usaha milik daerah (BUMD), badan usaha milik negara (BUMN), dan badan usaha milik swasta atau kelompok usaha masyarakat

Lain-lain PAD yang sah berupa hasil penjualan kekayaan daenh seperti aset tetap daerah, jasa gqto,pendapatan bunga, penedmaan atas tuntutan ganti kerugian daerah, penerimaan komisi, selisih keuntungan kurs, pendapatan denda, pendapatan hasil eksekusi jaminan, pendapatan dari pengembalian, fasilitas sosial dan umurn, pendapatan dari iasa pendidikan dan pelatihan, serta pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan.

(b) Dana Perimbangan

Dana perimbangan merupakan pendapatan daerahdari transfer dana dan pemerintah pusat berupa belanja untuk daerah. Dana perimbangan terdiri dari dana bagi hasil, dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dana otonomi khusus, dan dana Penyesuaian.

(c) Lain-lain Pendampatan Yang Sah

Lain-lain pendapatan yang sah merupakan pendapatan dari hibah, dana darurat, dana bagi hasil pendapatan dari propinsi, dana penyesuaian dan dana otonomi khusus, dan bantuan keuangan dari pemerintah lain.

2) Belanja Daerah

Belanja daerah diklasifikasikan dalam dua kelompok besar, yaitu : (1) belanja tidak langsung dan 2) belanja langsung.a) Belanja Tidak LangsungBelanja tidak langsung merupakan belania yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja tak langsung terdiri daribelanjapegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tak terduga. Belanja pegawai dalam hal ini merupakan belanjauntuk gaji danrunjangan serta penghasilan lain yang diberikan kepada pejabat dan pegawai negeri sipil daerah, termasuk di dalamnya pimpinan dan anggota DPRD.

b) Belanja LangsungBelanja langsung merupakan belanja yang diang garkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Beranja langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja banng/iasa, dan belanja modal.Klasifikasi belania sesuai fungsi sama dengan klasifikasi belanja sesuaj fungsi dalam APBN di atas. Hal ini untuk memudahkan keselatasan dan keterpaduan pengelolaan keuangan negara.

3) Pembiayaan

Pembiayaan merupakan penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali danf ataa penerimaan dan/atau pengeluaran terkait dengan kekayaan daerah yang dipisahkan yang digunakan untuk menutup defisit atau menggunakan surplus.Pembiayaan negara tersebut terdiri dad pembiayaan dalamnegeri dan luar negeri. Pembiayaan daram negeri meliputi pembiayaan perbankan dan pembiayaan non perbankan. Pembiayaan dalam negeri diperoleh dari penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penggunaan dana cadangan.PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Syamsul Alam, SE., Ak.M.SiAKUNTANSI SEKTOR PUBLIC 16