40
TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH DASAR AGRONOMI Teknik Budidaya dan Analisa Usahatani Mentimun (Cucumis sativus L.) Disusun Oleh : 1. Sonari Pauziyah (A1C011007) 2. Ratih Setyowati (A1C011023) 3. Lilis Ermawati (A1C011043) 4. Much Saefudin (A1C011063) 5. Alsha Ryan Samantha (A1C011079)

Kel 9_Mentimun (Cucumis Sativus L.)

Embed Size (px)

Citation preview

TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH DASAR AGRONOMITeknik Budidaya dan Analisa Usahatani Mentimun (Cucumis sativus L.)

Disusun Oleh :

1. Sonari Pauziyah

(A1C011007)

2. Ratih Setyowati

(A1C011023)3. Lilis Ermawati

(A1C011043)4. Much Saefudin

(A1C011063)

5. Alsha Ryan Samantha

(A1C011079)KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

PURWOKERTO

2014I. PENDAHULUANA. Latar Belakang

Tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) berasal dari bagian utara India kemudian masuk ke Cina pada tahun 1882. De Condole memasukkan tanaman ini ke daftar tanaman asli India. Pada akhirnya tanaman ini menyebar ke seluruh dunia terutama di daerah tropika. Tanaman mentimun merupakan komoditas sayuran yang mulai memasuki pasaran ekspor, sebagai sayuran dalam bentuk buah segar. Penyebaran dan produksi mentimun di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.Tanaman mentimun dapat diusahakan di dataran rendah sampai dataran tinggi. Namun di Indonesia kebanyakan ditanam di dataran rendah. Berbagai jenis lahan sawah, tegalan, dan lahan gambut dapat ditanami tanaman ini. Selain itu, mentimun juga dapat ditanam sebagai tanaman sela diantara tanaman palawija atau sayuran lainnya. Jenis sayuran ini juga dapat ditanam dengan pola tumpang sari ataupun tumpang gilir. Pada dasarnya tanaman mentimun dapat tumbuh dan beradaptasi di hampir semua jenis tanah. Tanah mineral yang bertekstur ringan sampai pada tanah yang bertekstur berat dan juga pada tanah organik seperti gambut dapat diusahakan sebagai tempat budidaya mentimun. Peningkatan produksi mentimun dapat dipacu dengan usaha intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi yang dilakukan secara terpadu. Mentimun umumnya sangat digemari oleh masyarakat dan dikonsumsi dalam bentuk lalapan, sari buah, asinan, acar, dan lain-lain. Nilai gizi mentimun cukup baik karena sayuran buah ini mengandung mineral dan vitamin. Kandungan nutrisi per 100 g mentimun terdiri dari 15 kalori, 0,8 protein, o,1 pati, 3 g karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 thianine, 0,01 riboflavin, natirum 5,00 mg, niacin 0.10 mg, abu 0,40 mg, 14 mg asam, 0,45 IU vitamin A, 0,3 IU vitamin B1 dan 0,2 IU vitamin B2. Di samping itu, buah mentimun juga dapat digunakan sebagai obat-obatan tradisional seperti untuk sakit tenggorokan dan panas dalam serta sebagai bahan baku industri dalam pembuatan produk kosmetik. Hal ini menyebabkan kebutuhan buah mentimun di pasaran sangat dibutuhkan dalam jumlah besar dan berkesinambungan. Kebutuhan ini akan meningkat terus sejalan dengan kenaikan jumlah penduduk, kenaikan taraf hidup masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat, dan semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya nilai gizi.

Pengembangan budidaya mentimun mempunyi peranan penting dan sumbangan yang cukup besar terhadap peningkatan taraf hidup petani, penyediaan bahan pangan bergizi, serta perluasan kesempatan kerja sehingga dapat diandalkan sebagai suatu komoditas ekspor non migas dari sektor pertanian. Dengan demikian, mentimun merupakan salah satu jenis sayuran buah yang sangat potensial dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat pada tahun mendatang. Dilihat dari beberapa segi tinjauan potensi buah mentimun, maka pengembangan buah ini memiliki peluang bisnis yang sangat cerah dan perlu dikaji lebih lanjut.B. Tujuan1. Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) yang dilakukan oleh petani

2. Untuk mengetahui perbandingan teknik budidaya yang dilakukan petani dengan teori atau pedoman budidaya mentimun (Cucumis sativus L.)3. Untuk mengetahui analisa usahatani tanaman mentimun (Cucumis sativus L.)4. Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam melakukan budidaya tanaman mentimun

II. TEKNIK PRODUKSI TANAM BUAH MENTIMUNTanaman mentimun yang kami amati adalah tanaman milik Pak Mudasir (65 tahun) dan Bu Sumirah (59 tahun). Lahan yang ditanami mentimun tersebut seluas 100 m2 yang terletak di belakang kampus Universitas Jenderal Soedirman, Karangwangkal, Purwokerto Utara. Tanaman tersebut merupakan tanaman mentimun hibrida yang dipanen ketika masih muda.

A. Persiapan Lahan

Mentimun umumnya bisa tumbuh diberbagai daerah dengan berbagai ketinggian dan suhu, namun ketinggian antara 1000 sampai dengan 1200 mdpl dengan suhu antara 21-27oC adalah tanah yang ideal. Media lahan haruslah tersinari matahari dengan baik, karena tanaman ini termasuk ke dalam tanaman yang rentan sehingga perlu memiliki perawatan yang baik. Tingkat keasaman tanah yang disarankan adalah pH 6 sampai dengan 7.

Persiapan lahan meliputi pembukaan lahan, pembersihan lahan, pengolahan tanah, pembuatan petak/bedengan dan pengajiran. Lahan yang baik untuk penanaman mentimun adalah tanah yang memiliki unsur hara yang masih baik. Tanah harus digemburkan dahulu dengan cara di cangkul atau dibajak sedalam kurang lebih 20-30 cm untuk membalikan posisi tanah dari bawah ke atas. Setelah tanah siap kemudian dibuat bedengan dengan spesifikasi sebagai berikut;1. Ukuran bedengan yaitu lebar 1 meter serta tinggi sekitar 20-30 cm

2. Panjang bedengan menyesuaikan dengan panjang lahan

3. Jarak antara bedengan adalah sekitar 20 cm

4. Buat parit diantara bedengan dengan rapi untuk drainase

5. Jarak antara lubang tanam dalam satu baris mendatar adalah 40 cm

6. Sementara jarak lubang tanam antar baris adalah 50-60 cmSetelah bedengan siap langkah selanjutnya adalah dengan memberikan pupuk urea yang diperoleh dari toko pertanian dengan cara membenamkannya di setiap sisi lubang tanam.

B. PemupukanPupuk yang digunakan dalam pemupukan dasar adalah pupuk urea dengan kandungan N 46 %. Pemberian pupuk dilakukan sebanyak setengah sendok/tanaman. Pemupukan dilakukan 1 hari sebelum tanam dengan cara membenamkannya disamping lubang tanam. Pemupukan selanjutnya adalah pada saat tanaman berumur 15 HST dan 30 HST untuk pupuk urea. Sedangkan pupuk daun dilakukan pada saat tanaman berumur 20 HST dan pupuk buah pada saat berumur 40 HST dan setiap 3 kali pemanenan.C. PenanamanPenanaman mentimun dilakukan pada saat akhir musim hujan, karena musim kering adalah waktu yang paling cocok untuk menanam mentimun. Benih yang digunakan adalah benih mentimun hibrida (F1) sehingga diharapkan hasil tanamannya bagus. Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan cara ditugal dengan menggunakan tugal sedalam 5 - 7 cm. Dalam satu lubang tanam diisi dengan 2 - 3 buah benih mentimun kemudian lubang ditutup dengan rapi dan tidak terlalu dipadatkan. Kondisi tanah pada saat penanaman pun harus lembab, sehingga apabila terlalu kering maka harus disiram terlebih dahuluD. PemeliharaanPemeliharaan tanaman meliputi penyulaman, penyiraman, penyiangan, pemupukan, pemberian ajir, pengikatan dan pengendalian HPT. Penyulaman dilakukan sampai dengan umur 1 minggu setelah tanam untuk mengganti tanaman yang mati. Penyiraman dilakukan pada kondisi tidak turun hujan, terutama pada awal pertumbuhan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Penyiangan dilakukan secara rutin tergantung pada kondisi gulma di lahan.

Adapun pemeliharaan lebih intensif yakni :

1. Tanaman yang rusak atau matidicabut dan segera disulam dengan tanaman yang baik. Pembersihan gulma bisadilakukan bersamaan dengan waktu pemupukan.2. Pemupukan yang dilakukan meliputi pupuk dasar dan pupuk susulan. Pemberian pupuk daun dan buah juga penting dengan cara dilarutkan dalam air kemudian disemprotkan pada tanaman. 3. Daun yang terlalu lebatdipangkas, dilakukan 3 minggu setelah tanampada pagi atau sore hari.4. Pengairan rutin dilakukan setiap pagi atau sorehari dengan cara disiram atau menggenangi lahan selama 15-30 menit atau tergantung dengan kondisi tanah.Selanjutnya, pengairan dilakukan jika diperlukan dan diintensifkankembali pada masa pembungaan dan pembuahan5. Usahakan tanah dalamkondisi lembab, lahan yang kekeringan menyebabkan tanaman stress dan buah pahit.6. Perambatan dan pemasangan ajir diupayakan saat tanaman berumur 2minggu, selanjutnya disiapkan tali rapia 2 tingkat dengan jarak30 cm untuk mengikat batang tanaman agar dapat tumbuh tegak pada ajir7. Pengendalian hama dan penyakit yang menyerang tanamanE. Hama dan Penyakit Tanaman Mentimun1. Hamaa. Oteng-oteng (Aulocophora similis Oliver) Kumbang daun ini berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejalanya merusak dan memakan daging daun sehingga daun berlubang. Pada serangan berat, daun tinggal tulangnya. Pengendalian dengan insektisida.

b. Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.)

Lalat dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk bertelur, Gejala: memakan daging buah sehingga buah abnormal dan membusuk. Pengendalian dengan insektisida

c. Kutu daun (Aphis gossypii Clover) Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap sampai hitam. Gejala: menyerang pucuk tanaman sehingga daun keriput, keriting dan menggulung. Kutu ini juga penyebarkan virus. Pengendalian dengan insektisida.d. TikusTikus menyerang tanaman dengan menggigit buah baik masih muda maupun sudah siap petik. Tikus biasanya menyerang pada saat malam hari. Pengendalian tikus belum dilakukan mengingat serangannya belum terlalu parah.

2. Penyakita. Busuk daun (Downy mildew )

Penyebab: Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun mentimum pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16-22 derajat C dan berembun atau berkabut. Gejala: daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk. Pengendalian dengan fungisida.

b. Penyakit tepung (Powdery mildew )

Penyebab: Erysiphe cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di musim kemarau dengan kelembaban tinggi. Gejala: permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian berubah menjadi kuning dan mengering. Pengendalian dengan fungisida berbahan aktif benomyl atau karbendazim. Penyakit busuk daun dan penyakit tepung ini jarang ditemukan pada lahan yang kami amati.

c. Bercak daun bersudut

Penyebab: cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada saat musim hujan. Gejala: daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang berbercak berubah menjadi coklat muda kelabu, mengering dan berlubang. Pengendalian dengan bakterisida berbahan aktif Streptomycin atau Oksitetracyclin.

d. Layu bakteri

Penyebab: Erwinia tracheiphila. Penyakit disebarkan oleh kumbang mentimun. Gejala: satu daun layu, kemudian seluruh daun layu secara mendadak dan tamaman mati; jika dipotong, pangkal batang yang layu mengeluarkan lendir putih kental dan lengket. Pengendalian: dengan bakterisida streptomycin.

e. VirusPenyebab: Cucumber Mosaic Virus (CMV), Potato Virus Mosaic (PVM); Tobacco Etch Virus (TEV); Tomato Bushy Stunt Virus (TBSV). Serangga vektor adalah kutu daun Myzus persicae Sulz. dan Aphis gossypii Glov. Gejala: daun menjadi belang hijau tua dan hijau muda, daun berkerut, tepi daun menggulung, tanaman kerdil. Pengendalian: dengan mengendalikan serangga vektor, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tanaman sakit dan rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae.

F. Panen dan Pasca PanenBuah mentimun hibrida dipanen pada saat tanaman berumur 40 HST dan dipetik pada saat muda. Buah dipanen pada pagi hari sebelum jam9.00 dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam. Pemanenan selanjutnya dilakukan dengan interval waktu dua hari sekali.Buah mentimun yang telah dipetik segera diangkut ditempat yang teduh agar tidak terkena sinar matahari secara langsung. Setelah itu, buah dibersihkan kemudian disortasi dan digrading dengan cara memisahkan buah yang baik dengan buah yang kurang baik. Buah yang kurang baik diantaranya adalah buah yang bengkok, buah terlalu muda/tua, berukuran terlalu besar/kecil, atau terdapat bekas serangan HPT. Setelah itu, buah dimasukkan ke dalam wadah dan diangkut untuk ditimbang kemudian siap dipasarkan.

III. ANALISA USAHATANI BUAH MENTIMUNBiaya Tetap (Fix Cost/FC)Sewa lahan 100 m2/tahunRp 150.000,00

Total Biaya TetapRp 150.000,00

Biaya Variabel (Variable Cost/VC)KeperluanBiaya

Biaya BenihRp 80.000,00

Biaya BambuRp 40.000,00

Biaya Tenaga Kerja Pengolahan Lahan Rp 100.000,00

Biaya Tenaga Kerja Tanam & PemeliharaanRp 150.000,00

Biaya Tenaga Kerja panenRp 60.000,00

Biaya raffiaRp 5.000,00

Biaya PestisidaRp 10.000,00

Biaya Pupuk Daun dan BuahRp 10.000,00

Biaya ureaRp 10.000,00

Total Biaya VariabelRp 465.000,00

PenerimaanTotal produksi = 95 % x 400 kg = 380 kg

Harga jual

= Rp 2.000,00/kg

Penerimaan

= 380 x Rp 2.000,00 = Rp 760.000,00Rugi/Laba= Penerimaan - (FC+VC)

= Rp 760.000,00 (Rp 150.000,00 + Rp 465.000,00)

= Rp 760.000,00 Rp 615.000,00= Rp 145.000,00

R/C ratio = total penerimaan/total biaya

= Rp 760.000,00 / Rp 615.000,00

= 1,24

Jadi, berdasarkan hasil analisis usahatani mentimun dapat disimpulkan bahwa petani tersebut mengalami keuntungan sebesar Rp 145.000,00 dengan luasan lahan 100 m2. R/C ratio sebesar 1,24 berarti dari biaya yang telah dikeluarkan yaitu sebesar Rp 615.000,00, akan diperoleh pendapatan sebesar 1,24 kali lipat.

IV. PEMBAHASANA. Morfologi

Mentimun merupakan tanaman hortikultura semusim, tumbuh merambat dengan alat pemegang berbentuk spiral, semak atau perdu, dan tingginya bisa mencapai dua meter atau lebih. Tanaman ini memiliki batang yang berwarna hijau, lunak, berair, beruas-ruas, berbulu dan memiliki percabangan. Bentuk dan ukuran daunnya bervariasi tergantung dari spesies dan kultivarnya. Daunnya menyirip lima dan sudut-sudutnya meruncing, dan berbulu halus yang letaknya berselang-seling antara satu daun dengan daun diatasnya.Bunga mentimun berumah satu karena bunga jantan dan bunga betina letaknya terpisah tetapi masih dalam satu pohon yang sama. Bentuknya menyerupai terompet dengan mahkota berwarna kuning cerah. Hal yang membedakan bunga jantan dan bunga betina adalah bunga betina memiliki bakal buah yang membengkak dibawah mahkota sedangkan bunga jantan tidak. Penyerbukan mentimun biasanya dibantu oleh serangga atau angin.Mentimun yang ditanam Pak Mudasir merupakan tanaman mentimun hibrida dengan warna kulit buahnya hijau muda-hijau tua. Kulit buah berduri halus yang tersebar tidak merata. Daging buah berwarna putih tebal, renyah, dan banyak mengandung air.B. Syarat TumbuhTanaman mentimun tidak memerlukan persyaratan khusus karena dapat ditanam dengan baik di dataran rendah, dataran menengah, maupun dataran tinggi seperti halnya di Purwokerto. Keadaan agroklimat seperti suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, cahaya maupun angin di Purwokerto sangat mendukung perkembangan tanaman ini. Kecocokan keadaaan lingkungan sangat menentukan produktivitas tanaman mentimun yang dibudidayakan, disamping faktor-faktor lain yang mendukung tingkat produktivitas tanaman seperti varietas dan teknik budidaya. Keuntungan lain dalam budidaya mentimun ini adalah lahan yang berdekatan dengan sumber air, akses transportasi yang mudah dan didukung oleh lokasi usaha yang strategis dimana permintaan akan buah ini sangat tinggi di wilayah tersebut.Kisaran suhu udara yang sesuai untuk mentimun adalah 21-27 0C seperti halnya di Purwokerto sehingga tanaman dapat melakukan asimilasi (fotosintesis) dengan baik untuk pembentukan karbohidrat dalam jumlah yang besar. Dengan demikian sumber energi lebih tersedia untuk respirasi dan produksi (pembentukan buah). Kelembaban udara yang diperlukan adalah 50-85 % yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, pembungaan dan pembentukan buah. Kelembaban yang rendah dapat menyebabkan bunga berguguran dan buah yang dihasilkan kecil-kecil bahkan kematian serta mengganggu penyerapan zat hara N dan P. Sedangkan apabila terlalu tinggi menyebabkan stomata tertutup sehingga penyerapan CO2 terganggu dan proses fotosintesis tidak berjalan dengan baik, mengganggu penyerapan N oleh akar tanaman serta merangsang pertumbuhan pathogen.Penyinaran berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman terutama pembentukan bunga jantan dan bunga betina. Panjang penyinaran matahari lebih dari 12 jam setiap hari menyebabkan tanaman lebih banyak membentuk bunga jantan, begitu juga sebaliknya. Keadaan angin di daerah Purwokerto juga tidak terlalu kencang sehingga tidak sampai merobohkan dan merusak tanaman. Angin juga berpengaruh terhadap laju evaporasi dan transpirasi, sehingga apabila terlalu kencang akan mempercepat penguapan air tanah maupun tanaman yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman. C. Teknik Budidaya

Sebelum dilakukan penanaman, maka lahan yang akan ditanami mentimun harus dipersiapan terlebih dahulu dengan pengolahan lahan seperti pembajakan/pencangkulan sedalam 20-30 cm dan pembuatan bedengan. Terlebih lagi, tanaman mentimun mempunyai perakaran serabut sehingga lingkungan tanah bagi perakaran harus baik agar pertumbuhan dan hasil yang diperoleh memuaskan. Bedengan berfungsi untuk tempat penanaman benih dan parit berfungsi untuk saluran air pengairan dan pembuangan air. Arah bedengan yang dibuat juga sudah tepat yaitu membujur ke arah timur dan barat sehingga penyebaran cahaya matahari dapat merata ke seluruh tanaman.Penanaman mentimun yang dilakukan oleh Pak Mudasir dilakukan tanpa persemaian terlebih dahulu atau tanam benih langsung, padahal sebaiknya disemaikan terlebih dahulu pada lahan persemaian. Hal ini dimaksudkan untuk menghemat benih dan memudahkan dalam pengawasan sehingga dapat diperoleh pertumbuhan bibit yang seragam. Kebutuhan benih pada sistem tanam benih langsung cukup banyak karena dalam satu lubang tanam diisi 2 biji. Benih yang digunakan merupakan benih mentimun hibrida yang diproduksi oleh salah satu perusahaan benih ternama yaitu PT. East West Seed Indonesia yang berkualitas tinggi dan memiliki daya kecambah diatas 90%. Pemberian pupuk dasar pun hanya dilakukan dengan menggunakan pupuk N, padahal akan lebih baik apabila diberi pupuk kandang dan pupuk N, P serta K.Waktu penanaman dilakukan pada awal musim kemarau. Pada musim kemarau, keadaan cuaca cerah, suhu cukup panas, kelembaban udara rendah, dan intensitas cahaya matahari tinggi sehingga kondisi ini sesuai untuk pertumbuhan tanaman dan kurang sesuai untuk pertumbuhan hama dan penyakit. Jarak tanam yang digunakan sudah ideal yaitu 40 x 60 cm. Jarak tanam yang terlalu rapat menyebabkan keadaan iklim mikro di sekitar tanaman tidak optimal dan meningkatkan risiko serangan hama dan penyakit. Setelah seminggu penanaman dilakukan penyulaman. Hal ini dikarenakan banyak tanaman yang mati akibat kekeringan.Pemberian air yang dilakukan sudah mencukupi, hal ini didukung dengan dekatnya sumber air (sungai) dari lahan penanaman. Kebutuhan air mentimun tidak terlalu banyak namun tidak boleh kekurangan air. Kebutuhan air terbanyak adalah pada stadia awal, stadia pembungaan dan stadia pembentukan hasil.

Apabila tanaman mentimun lebih dominan menghasilkan bunga jantan dibandingkan dengan bunga betina akan menyebabkan produksinya tidak maksimal. maka perlu dilakukan pemupukan yang berimbang dan pemangkasan untuk merangsang terbentuknya hormon terutama auxin dan giberilin yang dapat merangsang terbentuknya bunga betina, serta penggunaan zat perangsang tumbuh sintetis yang dapat merangsang pembentukan bunga betina lebih banyak. Penggunaan pupuk NPK juga dapat membantu pertumbuhan tanaman mentimun dimana N akan membantu pertumbuhan vegetatif tanaman sedangkan unsur P akan membantu dalam pembentukan buah (generatif) tanaman. Keseimbangan pemupukan akan memberikan keseimbangan antara pertumbuhan vegetatif dan generatif.Pupuk yang diberikan berupa pupuk makro dan mikro seperti N, P, K, pupuk daun dan pupuk buah sehingga kebutuhan unsur hara bagi tanaman dapat tercukupi. Gulma yang tumbuh disekitar tanaman sangat banyak sehingga penyiangan mutlak dilakukan. Penyiangan yang dilakukan sebanyak tiga kali dengan cara mencabut gulma secara manual dan dibantu dengan alat.Pada budidaya mentimun memerlukan ajir untuk menopang pertumbuhan tanaman secara vertikal sebab tanaman ini memiliki batang yang kurang kuat dan tumbuh menjalar. Selain untuk menopang tegaknya tanaman, ajir juga berfungsi untuk mengurangi risiko serangan HPT dan menopang buah sehingga tidak bersentuhan langsung dengan tanah yang dapat mengurangi kualitas buah. Pemberian ajir dapat meningkatkan produktivitas tanaman karena tanaman bisa mendapatkan penyinaran cahaya matahari lebih baik dibandingkan tanaman yang dibiarkan menjalar secara horizontal di atas permukaan tanah sehingga proses fotosintesis dapat berjalan lebih baik. Keuntungan lain yang dapat dirasakan adalah memudahkan pemeliharaan tanaman seperti pemupukan, pengairan, pemangkasan dan pengaturan buah, pengendalian hama penyakit, serta memudahkan pemanenan buah mentimun. Pemberian ajir dilakukan ketika tinggi tanaman mencapai 20 30 cm dengan menancapkan ajir sedalam 20 cm dan berjarak 20 cm dari batang tanaman. Konstruksi ajir yang digunakan adalah palang segitiga. Hal ini sangat sesuai diterapkan karena sistem penanaman yang dipakai adalah pola barisan berganda. Setelah itu, batang tanaman diikat pada ajir dengan tali rafia atau benang. Pengikatan batang dilakukan setiap ruas/cabang yang tumbuh sudah panjang.

Pengendalian HPT dilakukan untuk melindungi tanaman dari kerusakan parah dan menekan kerugian. Teknik pengendalian yang telah dilakukan yaitu dengan memadukan teknik kultur teknis, manual, mekanis, dan kimiawi. Teknik kultur teknis adalah menerapkan teknik bercocok tanam yang benar dan baik. Teknik manual mekanis dengan membunuh secara langsung hama yang menyerang tanaman dan memangkas bagian tanaman yang terserang penyakit baik secara manual muapun menggunakan alat. Sedangkan secara kimiawi yaitu menggunakan bahan-bahan kimia untuk mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang. Pengendalian ini harus dilakukan secara tepat jenis, tepat sasaran, dan tepat dosis. Hama yang banyak ditemui menyerang tanaman mentimun adalah tikus, kutu daun, ulat, dan kepik. Sedangkan penyakitnya adalah bercak cokelat dan penyakit mosaik.Pemeliharaan lain yang tidak dilakukan adalah pemangkasan dan pengaturan buah, padahal ini merupakan perlakuan khusus yang penting. Pemangkasan dilakukan untuk mengurangi cabang anakan, wiwilan, daun, pucuk batang utama, bunga dan buah. Tujuannya adalah untuk merangsang pertumbuhan buah, meningkatkan penerimaan cahaya, mengurangi kelembaban, dan menaikkan kualitas buah. Buah yang kurang terkena penyinaran bentuknya akan menjadi bengkok dan ini ditemui di lapangan walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak. Cabang yang tumbuh pada ruas batang ke-1 sampai ke-5 dipangkas, sedangkan pada ruas ke-6 dan seterusnya dipelihara untuk meningkatkan buah. Pemangkasan daun dilakukan terutama pada daun yang terletak dekat dengan permukaan tanah, daunyang tumbuhnya rimbun dan daun yang sakit. Pemangkasan bunga dilakukan pada bunga yang tumbuh pada ruas batang ke-1 sampai ke-3 yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tunas baru dan bunga yang tidak sehat. Sedangkan pengaturan buah bertujuan untuk mendapatkan buah yang lebih baik karena apabila terlalu banyak buah akan menjadi kecil-kecil. Proses pematangan buah menjadi lebih lama, cabang mudah patah karena tidak kuat menahan beban buah yang banyak, serta menyebabkan buah gugur sebelum masak.Pertama kali mentimun dipanen pada saat berumur 40 hari. Pemanenan selanjutnya dilakukan setiap dua hari sekali. Pemetikan buah segera dilakukan ketika sudah mencapai masa petik, sebab buah yang telah tua rasanya sedikit pahit. Buah yang siap dipanen yaitu buah yang sudah berukuran cukup besar, tetapi masih ada durinya. Pemanenan dilakukan pada pagi hari saat cuaca cerah dengan memotong tangkai buah secara manual, padahal akan lebih baik jika pemanenan dilakukan dengan menggunakan gunting pangkas atau pisau yang tajam sehingga tidak merusak tanaman dan buah. Buah yang sudah dipanen dikumpulkan ditempat yang teduh kemudian dibersihkan, disortasi, degrading dan ditimbang. Setelah itu, buah siap diangkut dan dipasarkan. D. Analisa Usaha Dari perhitungan analisa usahatani tanaman mentimun milik Pak Mudasir yang telah dilakukan dengan skala usaha seluas 100 m2 , asumsi produksi 40 ton/ha dan faktor kehilangan 5 %, maka diperoleh keuntungan sebesar Rp 145.000,00. Padahal produksi buah mentimun hibrida bisa mencapai 45 ton/ha apabila teknik budidaya dapat dilakukan dengan benar dan didukung oleh kondisi lingkungan yang baik. Terlebih lagi, harga jual buah di tingkat petani sebesar Rp 2.000,00/kg sementara harga beli ditingkat konsumen sebesar Rp 3.000,00 - Rp 4.000,00/kg. Kondisi ini sangat tidak menguntungkan petani. Akan lebih baik lagi apabila pemasaran buah dilakukan langsung ke konsumen atau pengecer tanpa melewati tengkulak sehingga dapat meningkatkan harga jual yang nantinya dapat menambah penerimaan yang diperoleh petani.R/C ratio yang diperoleh sebesar 1,24. Hal ini menunjukkan bahwa dari biaya yang telah dikeluarkan, akan diperoleh pendapatan sebesar 1,24 kali lipat. Padahal R/C ratio dalam pedoman budidaya tanaman mentimun dapat mencapai 2,3. Hal ini dapat diantisipasi dengan cara pengurangan biaya produksi seperti pembelian benih, pupuk, insektisida, tenaga kerja, dan sebagainya sehingga faktor-faktor produksi tersebut dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Selain itu, peningkatan harga jual juga bisa dilakukan dengan cara menjualnya langsung kepada konsumen sehingga rantai pemasaran yang terlibat tidak terlalu panjang, disamping pengalaman dan keterampilan petani dalam budidaya tanaman pun harus senantiasa ditingkatkan. V. PENUTUPA. Simpulan

1. Tanaman mentimun merupakan salah satu tanaman hortikultura yang tidak memerlukan persyaratan khusus karena dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi. 2. Teknis budidaya tanaman mentimun meliputi persiapan bahan tanam, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan (penyulaman, pengairan, pengajiran, pengikatan, pemupukan, pemangkasan, pengendalian OPT), panen dan pasca panen.

3. Salah satu pemeliharaan tanaman yang penting dilakukan (perlakuan khusus) pada tanaman mentimun adalah pengajiran dan pengikatan. Hal ini bertujuan agar tanaman tidak roboh, menghindari buah bersentuhan dengan tanah, memudahkan pemeliharaan dan meningkatkan produktivitas tanaman.

4. Penggunaan bahan tanam yang baik (benih unggul) yang dikombinasikan dengan teknik budidaya yang tepat pada saat kondisi agroklimat yang mendukung/sesuai sangat penting agar produktivitas optimal tanaman tercapai dan dapat menghasilkan buah dengan kuantitas dan kualitas yang optimal

5. Hama yang banyak ditemui adalah ulat, kutu daun, kepik, oteng-oteng. Sedangkan penyakit yang banyak menyerang adalah bercak cokelat, penyakit mosaik, dan layuB. Saran

Saran yang sebaiknya dilakukan oleh petani yaitu:

1. Penanaman mentimun dilakukan dengan cara pembibitan agar dapat menghemat kebutuhan benih, menseragamkan tingginya tanaman, dan mempermudah pemeliharaan.

2. Penggunaan pupuk yang berimbang dan pestisida sesuai dosis dan tepat sasaran.

3. Pemeliharaan tanaman sebaiknya lebih diefektifkan lagi misalnya dalam penyulaman, penyiangan, pengikatan, pemupukan, pemangkasan dan pengendalian HPT sehingga dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas buah.

4. Pemasaran produk langsung ke konsumen atau pedagang kecil sehingga harga jual tidak terlalu rendah dan meningkatkan harga jual serta pendapatan.DAFTAR PUSTAKACahyono, Bambang. 2006. Timun. Aneka Ilmu, Semarang.

Rukmana, Rahmat. 1994. Budidaya Mentimun. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Samadi, Budi. 2002. Teknik Budi Daya Mentimun Hibrida. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Sumpena, Uun. 2002. Budi daya mentimun Intensif, dengan Mulsa, secara Tumpang Gilir. Penebar Swadaya, Jakarta.