13
PAPER TUMOR MEDULA SPINALIS KELOMPOK Disusun oleh : 1. A.SYAMSU DHUKHA 2. FIRMAN 3. GANDIS 4. IKTA ADILLITA SEKOLAH TINGGI KESEHATAN ( STIKES ) INSAN CENDIKIA MEDIKA

Kelompok 13 (Tumor Medula Spinalis)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kelompok 13 (Tumor Medula Spinalis)

Citation preview

PAPERTUMOR MEDULA SPINALIS

KELOMPOK Disusun oleh :1. A.SYAMSU DHUKHA2. FIRMAN3. GANDIS4. IKTA ADILLITA SEKOLAH TINGGI KESEHATAN ( STIKES ) INSAN CENDIKIA MEDIKA

JOMBANG

2015PEMBAHASAN

1. TEORIA. Definisi Tumor medula spinalis adalah tumor yang berkembang dalam tulang belakang atau isinya dan biasanya menimbulkan gejala-gejala karena keterlibatan medula spinalis atau akar-akar saraf. (Price sylvia anderson, 1995). Tumor Medula Spinalis adalah massa pertumbuhan jaringan yang baru di dalam Medula spinalis, bisa bersifat jinak (benigna) atau ganas (maligna).(Satyanegara)

Tumor medula spinalis adalah tumor yang berkembang dalam tulang belakang atau isinya dan biasanya menimbulkan gejala akibat terlibatnya medula spinalis atau radix saraf.(Hakim, A Adril)

Tumor pada medulla spinalis dapat dibagi menjadi tumor primer dan tumor metastasis.(Shneiderman, Amiran)B. Klasifikasi

a. Tumor IntraduralBerbeda dengan tumor ekstradural tumor intradural pada umumnya jinak.

1. Tumor EkstramedularTerletak diantara durameter dan medula spinalis, sebagian besar tumor di daerah ini merupakan neurofibroma atau meningioma jinak

2. Tumor IntramedularBerasal dari dalam medula spinalis itu sendiri.

b. Tumor Ekstradural

1. Tumor ekstradural terutama merupakan metastase dari lesi primer di payudara, prostat, tiroid, paru-paru, ginjal, dan lambung

2. Tumor ekstradural pada umumnya berasal dari kolumna vertebralis atau dari dalam ruangan ekstradural. Neoplasma ekstradural dalam ruangan ekstradural biasanya karsinoma dan limfoma metastase.

C. Etiologi Faktor Resiko tumor dapat terjadi pada setiap kelompok Ras, insiden meningkat seiring dengan pertambahan usia, faktor resiko akan meningkat pada orang yang terpajan zat kimia tertentu (Okrionitil, tinta, pelarut, minyak pelumas), namun hal tersebut belum bisa dipastikan. Pengaruh genetik berperan serta dalam tibulnya tumor, penyakit sklerosis TB dan penyakit neurofibromatosis

D. Manisfestasi Klinisa. Tumor ekstradural

1. Nyeri yang digambarkan sebagai konstan dan terbatas pada daerah tumor diikuti oleh nyeri yang menjalar menurut pola dermatom

2. Nyeri paling hebat pada malam hari dan menjadi lebih hebat oleh gerakan tulang belakang dan istirahat baring

3. Nyeri radikuler diperberat oleh batuk dan mengedan

4. Nyeri dapat berlangsung selama beberapa minggu atau bulan sebelum keterlibatan medula spinalis.

5. Fungsi medula spinalis akan hilang sama sekali

6. Kelemahan spastik dan hilangnya sensasi getar

7. Parestesi dan defisit sensorik akan berkembang cepat menjadi paraplegia yang irreversible

8. Gangguan buang air besar dan buang air kecil

b. Tumor intraduralPerjalanan klinis dapat lebih lambat dan berlangsung selama berbulan-bulan.

1. Berkurangnya persepsi nyeri dan suhu kontralateral dibawah tingkat lesi

2. Penderita mengeluh nyeri, mula mula pada punggung dan kemudian sepanjang akar-akar spinal

3. Nyeri diperhebat oleh gerakan, batuk, bersin, atau mengedan dan paling berat pada malam hari ( nyeri pada malam hari disebabkan oleh traksi pada akar-akar yang sakit, yaitu sewaktu tulang belakang memanjang setelah hilangnya efek pemendekan dari gravitasi.

4. Parestesia dan berlanjutnya defisit sensorik proprioseptif

E. Patofisiologi

Kondisi patofisiologi akibat tumor medula spinalis disebabkan oleh kerusakan dan infiltrasi, pergeseran dan dekompresi medula spinalis dan terhentinya suplai darah atau cairan serebrospinal. Derajad gejala tergantung dari tingkat dekompresi dan kecepatan perkembangan, adaptasi bisa terjadi dengan tumor yang tumbuh lamban, 85 % tumor medula spinalis jinak.

Terutama tumor neoplasma baik yang timbul ekstramedula atau intra medula. Tumor sekunder atau tumor metastase dapat juga mengganggu medula spinalis dan lapisannya serta ruas tulang belakang

Tumor ekstramedular dari tepi tumor intramedural pada awalnya menyebabkan nyeri akar sarat subyektif. Dengan pertumbuhan tumor bisa muncul defisit motorik dan sensorik yang berhubungan dengan tingkat akardan medula spinalis yang terserang. Karena tumor membesar terjadilah penekanan pada medula spinalis. Sejalan dengan itu pasien kehilangan fungsi semua motor dan sensori dibawah lesi/tumor

Tumor medula spinalis, yang dimulai dari medula spinalis, sering menimbulkan gejala seperti pada sentral medula spinalis, termasuk hilang rasa nyeri segmental dan fungsi temperatur. Tambahan pula fungsi sel-sel tanduk anterior seringkali hilang, terutama pada tangan. Seluruh jalur sentral yang dekat benda kelabu menjadi disfungsi. Hilangnya rasanyeri dan sensori suhu dan kelemahan motorik berlangsung sedikit demi sedikit, bertambah berat dan menurun. Motorik cauda dan fungsi sensorik yang terakhir akan hilang, termasuk hilang fungsi eliminasi fecal dan urine. (Long C, Barbara, 1996)

F. Penatalaksanaana) Stabilisasi : fusi spinalb) Pengobatan : relaksan otot, transquilizer, anti koagulan, laksatif, antasida dan steroid.c) Tumor Ekstradural

Laminektomie

Hormon, radiasi dan kemoterapi merupakan pengobatan tambahan

Tumor Intradural

Pengangkatan dengan pembedahan

G. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang secara umum dapat dilakukan : Pemeriksaan sinar X

CT. Scan

MRI

Analisa Gas Darah

Elektrolit

a. Tumor Ekstradural

Radiogram tulang belakang (Akan memperlihatkan osteoporosis atau kerusakan nyata pada korpus vertebra dan pedikel)

Myelogram(Memastikan lokalisasi tumor)

Pemeriksaan LCS(Akan memperlihatkan peningkatan kadar protein dan kadar glukosa yang normal)

b. Tumor Intradural

Radiogram tulang punggung memperlihatkan pembesaran foramen dan penipisan pedikel yang berdekatan

Myelogram(Menentukan lokalisasi yang cepat)

2. KONSEP ASKEPA. Pengkajian

1. Identitas

nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, alamat, golongan darah, penghasilan

2. Riwayat kesehatan

apakah klien pernah terpajan zat zat kimia tertentu, riwayat tumor pada keluarga, penyakit yang mendahului seperti sklerosis TB dan penyakit neurofibromatosis, kapan gejala mulai timbul

3. Aktivitas / istirahat, Gejala : kelemahan / keletihan, kaku, hilang keseimbangan. Tanda : perubahan kesadaran, letargi, hemiparese, quadriplegi, ataksia, masalah dalam keseimbangan, perubaanpola istirahat, adanya faktor faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, cemas, keterbatasan dalam hobi dan dan latihan

4. Sirkulasi, Gejala : nyeri punggung pada saat beraktivitas. Kebiasaan : perubahan pada tekanan darah atau normal, perubahan frekuensi jantung.

5. Integritas Ego, Gejala : faktor stres, perubahan tingkah laku atau kepribadian, Tanda : cemas, mudah tersinggung, delirium, agitasi, bingung, depresi dan impulsif.

6. Eliminasi

Inkontinensia kandung kemih/ usus mengalami gangguan fungsi.

7. Makanan / cairan

Gejala : mual, muntah proyektil dan mengalami perubahan sklera. Tanda : muntah (mungkin proyektil), gangguan menelan (batuk, air liur keluar, disfagia)

8. Neurosensor

Gejala : Amnesia, vertigo, synkop, tinitus, kehilangan pendengaran, tingling dan baal pad aekstremitas, gangguan pengecapan dan penghidu. Tanda : perubahan kesadaran sampai koma, perubahan status mental, perubahan pupil, deviasi pada mata ketidakmampuan mengikuti, kehilangan penginderaan, wajah tidak simetris, genggaman lemah tidak seimbang, reflek tendon dalam lemah, apraxia, hemiparese, quadriplegi, kejang, sensitiv terhadap gerakan

9. Nyeri / Kenyamanan

Gejala : nyeri kepala dengan intensitas yang berbeda dan biasanya lama. Tanda : wajah menyeringai, respon menarik dri rangsangan nyeri yang hebat, gelisah, tidak bisa istirahat / tidur.

10. Pernapasan

Tanda : perubahan pola napas, irama napas meningkat, dispnea, potensial obstruksi.

11. Hormonal

Amenorhea, rambut rontok, dabetes insipidus.

12. Sistem Motorik

scaning speech, hiperekstensi sendi, kelemahan

13. Keamanan

Gejala : pemajanan bahan kimia toksisk, karsinogen, pemajanan sinar matahari berlebihan. Tanda : demam, ruam kulit, ulserasi

14. Seksualitas

Gejala: masalah pada seksual (dampak pada hubungan, perubahan tingkat kepuasan)

15. Interaksi sosial

ketidakadekuatan sistem pendukung, riwayat perkawinan (kepuasan rumah tangga, dukungan), fungsi peran.

B. Diagnosa keperawatan1. Nyeri kronis b.d agen pencedera fisik, kompresi saraf,ditandai dengan : menyatakan nyeri oleh karena perubahan posisi, nyeri, pucat sekitar wajah, perilaku berhati hati, gelisah condong keposisi sakit, penurunan terhadap toleransi aktivitas, penyempitan fokus pada diri sendiri, wajah menahan nyeri, perubahanpola tidur, menarik diri secara fisik.

2. Defisit perawatan diri : higiene, makan toileting dan mobilitas yang b. d gangguan neurofisiologis.

C. INTERVENSINO DXNOC

1.Kontrol NyeriIndicator :

1. Mengenali factor penyebab

2. Mengenali lamanya sakit

3. Menggunakan metode pencegahan

4. Menggunakan metode non analgesic

5. Menggunakan analgesic sesuai kebutuhan

6. Mencari bantuan tenaga kesehatan

7. Melaporkan gejala pada tenaga kesehatan

8. Menggunakan sumber-sumber yang tersedia

9. Mengenali gejala nyeri

10. Mencatat pengalaman tentang nyeri sebelumnya

11. Melaporkan nyeri yang sudah terkontrolManajemen nyeri Kaji data nyeri secara komprehensif

Observasi tanda non verbal adanya ketidaknyamanan

Gunakan strategi untuk komunikasi untuk mengkaji riwayatdan respon terhadap nyeri

Perhatikan tipe dan sumber nyeriuntuk menentukan strategi manajemen nyeri

Ajarkan teknik nonfarmakologiuntuk mengurangi nyeri

Tingkatkan istiraha/tiduruntuk memfasilitasi manajemen nyeri

Pemberian Analgesik

Cek obat, dosis, frekuensi pemberian analgesic Cek riwayat alergi obat

Pilih analgesic/kombinasi yang tepat

Monitor tanda-tanda vital

2Deficit perawatan diriIndicator :

1. Makan 2. Berpakaian 3. Toileting4. Mandi5. Berhias6. Hygiene7. Oral hygiene8. Ambulasi: berjalan9. Ambulasi: kursi roda10. Penampilan perpindahanSelf Care Assistance Pantau kemammpuan klien untuk melakukan perawatan diri secara mandiri Pantau kebutuhan klienuntuk penyesuaian penggunaan alat untuk personal hygiene,toileting dan makan Sediakan barang-barang yang diperlukan klien Sediakan bantuan hinggaklien dapat melakukan perawatan pribadi secara penuh Bantu klien dalam penerimaan ketergantungan terhadap orang laindalam memenuhi kebutuhannya Dorong klien untuk melakukan aktivitaskehidupan sehari-harinya sesuai dengan tingkat kemampuan Dorong klien untuk mandi, tetapi beri bantuan Menentukan aktifitas perawatan diriyang sesuai dengan kondisi secara rutin Pertimbangkan umur klien ketika memperkenalkan aktifitas diri