24
RANGKUMAN MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 CHAPTER 12 STANDARD SETTING : ECONOMIC ISSUES DISUSUN OLEH : DIDIT TRY RABOWO (A1C 012 030) DENY PURWANTO (A1C 012 134) NI WAYAN SRI PUSPADANI (A1C 212 102) RAHAYU DWI RAMDHANING (A1C 212 118) SEPTIAN GUYSNU (A1C 012 134) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MATARAM 2015

Kelompok I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Teori akuntansi william scott chapter 12

Citation preview

Teori Akuntansi

RANGKUMAN MATA KULIAH TEORI AKUNTANSIDISUSUN OLEH KELOMPOK 1CHAPTER 12STANDARD SETTING : ECONOMIC ISSUESDISUSUN OLEH :DIDIT TRY RABOWO (A1C 012 030)DENY PURWANTO (A1C 012 134)NI WAYAN SRI PUSPADANI (A1C 212 102)RAHAYU DWI RAMDHANING (A1C 212 118)SEPTIAN GUYSNU (A1C 012 134)FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MATARAM20152015

RANGKUMAN MATA KULIAH TEORI AKUNTANSIDISUSUN OLEH KELOMPOK 1CHAPTER 12STANDARD SETTING : ECONOMIC ISSUESStandar disusun dengan tujuan untuk memediasi konflik kepentingan antara investor dan manajemen. Penyusunan standar merupakan sebuah tantangan bagi para akuntan. Banyak aspek dari produksi informasi perusahaan yang diregulasi, dan banyak regulasi tersebut dibuat oleh badan penyusun standar dalam bentuk prinsip akuntansi yang diterima dan berlaku umum-GAAP. Sampai saat ini semakin banyak standar yang disusun dan dibuat demi untuk mengakomodasi kebutuhan akuntansi dewasa ini.Regulasi Aktivitas EkonomiAlasan utama adanya regulasi ini adalah untuk melindungi para individu yang berada pada suatu informasi yang merugikan. Ini menunjukkan bahwa asimetri informasi mendasari kebutuhan untuk regulasi atas produksi informasi Aturan perdagangan insider dan regulasi untuk memastikan full disclosure dalam prospektus merupakan beberapa contohnya. Selain untuk melindungi investor biasa, regulasi semacam ini juga dimaksudkan untuk memperbaiki kinerja pasar modal dengan meningkatkan keyakinan publik mengenai kewajaran pasar modal. Akuntansi juga sangat dipengaruhi oleh regulasi yang dirancang untuk melindungi pemakai akibat adanya informasi asimetri. Satu peran penting akuntansi dan auditing adalah melaporkan informasi yang relevan dan reliabel, sehingga mengurangi informasi asimetri antara insider perusahaan, publik yang berinvestasi, dan pemakai lain.Dalam bab ini, perhatian utama kita adalah regulasi persyaratan disclosure minimum, standar akuntansi dan standar auditing yang diterima umum, dan persyaratan bahwa perusahaan publik harus diaudit. Kita akan menggunakan istilah pengaturan standar untuk menunjukkan pembentukan berbagai aturan dan regulasi ini. Perhatikan bahwa pengaturan standar ini melibatkan regulasi keputusan mengenai informasi perusahaan yang dihasilkan. Untuk tujuan ini, tidaklah menjadi masalah apakah standar ini diatur oleh regulasi secara langsung ataupun tak langsung.Dalam hal regulasi tak langsung, otoritas mengatur standar yang secara jelas diserahkan, atau dijinkan oleh pemerintah. Poin utama yang ingin dicapai adalah bahwa perusahaan sama sekali tidak bebas dalam mengendalikan jumlah dan kapan informasi tentang perusahaannya diproduksi. Namun, mereka harus melakukannya sesuai dengan sejumlah regulasi, yang kita sebut sebagai standar yang ditetapkan oleh otoritas sentral.Terdapat dua jenis informasi yang dapat dimiliki oleh manajer, yaitu jenis pertama proprietary information, merupakan informasi yang jika dirilis akan memengaruhi secara berlawanan aliran kas perusahaan di masa mendatang. Misalnya, informasi teknik mengenai paten yang berharga, atau rencana untuk inisiatif strategi seperti penawaran take over atau merger. Biaya bagi manajer dan perusahaan akibat dirilisnya informasi proprietary ini bisa sangat tinggi. Jenis kedua disebut nonproprietary information, merupakan informasi yang tidak secara langsung memengaruhi arus kas perusahaan. Informasi ini mencakup informasi laporan keuangan, peramalan earning, rincian pembiayaan yang baru, dan lain-lain. Audit juga termasuk dalam informasi yang bersifat nonproprietary.Insentif Sendiri (Private) bagi Produksi InformasiProduksi informasi digunakan untuk dua alasan. Pertama, informasi sebagai suatu komoditas yang dapat diproduksi dan dijual. Maka, wajar saja jika kita mempertimbangkan secara terpisah biaya dan manfaat informasi yang diproduksi. Kedua, memerlukan suatu cara yang dapat menyatukan pemikiran mengenai berbagai macam cara yang dilakukan untuk memproduksi informasi. Informasi merupakan komoditas yang kompleks. Apa yang kita maksud saat kita membicarakan kuantitas informasi yang diproduksi? Ada beberapa cara untuk menjawab pertanyaan ini. Pertama, kita dapat memikirkan ini.1. kita dapat memikirkan informasi yang lebih tajam dan benar (finer information).2. kita bisa berpikir mengenai informasi tambahan.3. memikirkan produksi informasi yang lebih kredibilitas.Insentif Kontraktual bagi Produksi InformasiDorongan untuk memproduksi informasi privat muncul dari kontrak yang diikuti oleh perusahaan. Informasi diperlukan untuk memonitor ketaatan terhadap kontrak, misalnya, jika usaha manajerial tidak dapat diamati, ini mengarah pada suatu kontrak insentif yang didasarkan atas hasil operasi perusahaan. Juga, suatu audit akan menambah kredibilitas terhadap net income yang dilaporkan, sehingga baik pemilik dan manajer perusahaan bersedia menerima net income yang dilaporkan sebagai ukuran yang andal atas kinerja manajemen.Kontrak dapat memberikan banyak rincian dalam laporan keuangan (informasi finer) untuk menyulitkan pemilik, yang sekaligus menjadi manajer, dalam menyembunyikan atau memendamkan biaya dari penghasilan tambahan. Kontrak juga dapat mewajibkan suatu audit untuk meningkatkan kredibilitas produksi informasi. Alasan kontraktual lainnya atas produksi informasi privat yang muncul saat perusahaan yang dimiliki perseorangan yang akan go public. Hal ini dirumuskan oleh Jensen dan Meckling (1976). Manajer-pemilik perusahaan yang go public, setelah menjual semua atau sebagian kepentingannya yang memiliki motivasi untuk meningkatkan kelalaian. Perhatikan bahwa sebelum IPO, masalah kelalaian merupakan urusan internal perusahaanpemilik sekaligus manajer yang menanggung semua biaya. Biaya kelalaian merupakan pengurang profit yang terjadi.Akibat adanya issue baru, pemilik sekaligus manajer tidak memikul semua biaya itupemilik yang baru akan ikut menanggung bagiannya secara proporsional. Jadi, biaya kelalaian pemilik sekaligus manajer tak sebanyak setelah go public, sehingga ia akan mengadakan biaya kelalaian yang melebihi sebelumnya. Ini merupakan biaya agensi bagi pemilik baru perusahaan.Insentif Berbasis Pasar bagi Produksi InformasiDorongan privat bagi manajer untuk memproduksi informasi mengenai perusahaannya juga berasal dari tekanan pasar. Ini melibatkan beberapa pasar. Pertama kali, pertimbangkan pasar manajer, seperti dibahas oleh Fama (1980), kita bisa memikirkan manajer sebagai subyek pasar tenaga kerja manajerial, yang menempatkan nilai pasar atas jasa manajerialnya. Manajer yang rasional akan memilih nilai pasar yang lebih tinggi, dengan asumsi hal-hal lain dianggap sama/tidak berubah. Ini akan meningkatkan reservation utility yang dapat mereka minta dalam kontrak pekerjaan agensi. Konsekuensinya, mereka akan terdorong untuk memaksimumkan nilai pasar perusahaan, sebab nilai pasar mereka sendiri agaknya ditentukan oleh kesuksesan mereka dalam menciptakan nilai pasar.Model formal yang berkaitan dengan informasi yang dirilis bagi nilai pasar perusahaan ditunjukkan oleh Merton (1987) dan Diamond & Verrecchia (1991). Dalam model Merton, informasi asimetri dirumuskan hanya sebagai subset investor yang mengetahui tiap perusahaan. Jika perusahaan bisa meningkatkan besar subset ini, katakanlah dengan dirilisnya informasi secara sukarela, nilai pasarnya akan meningkat (ceteris paribus). Dalam model Diamond dan Verrecchia, pengungkapan sukarela akan mengurangi informasi asimetri antara perusahaan dengan pasar, yang memudahkan perdagangan sahamnya.Sumber Kegagalan Pasar1. Eksternalitas dan Free-riding2. Problema pemilihan serba salah (Adverse Selection)3. Problema penyimpangan moral (Moral Hazard)4. Kebulatan suara (Unanimity)Sumber kegagalan pasar menyarankan bahwa regulasi diperlukan. Pasar untuk informasi ditandai dengan eksternalitas dan free-riding, yang memberi alasan autoritas sentral untuk intervensi. Selama kekuatan pasar tidak memotivasi rilis informasi secara penuh, pasar sekuritas dan tenaga manajerial tidak secara penuh memproteksi investor dari konsekuensi insider trading dan manajemen laba. Akibatnya adalah pemegang saham tidak akan setuju dalam dukungan mereka atas kebijakan manajer, bahkan kebijakan yang melibatkan maksimisasi nilai perusahaan.1. Eksternalitas dan Free-RidingKekuatan pasar sendirian gagal mendorong penyajian jumlah produksi informasi, maka diperlukan regulasi dengan alasan :a. Eksternalitas: tindakan yang diambil suatu perusahaan/individual yang mendorong biaya atau manfaat pada perusahaan/individu lain, dengan tiada beban atau pendapatan bagi yang mengambil tindakan.b. Free-riding: penerimaan manfaat oleh perusahaan/individu dari adanya eksternalitas.Aspek krusial ekstranilitas maupun free-riding adalah bahwa biaya dan manfaat produksi informasi yang dipersepsikan perusahaan berbeda dengan biaya-manfaat untuk masyarakat.2. Pemilihan Serba SalahPemilihan serba salah (adverse selection) :a. jika satu pihak (manajer atau orang dalam) memiliki kemanfaatan informasi melebihi pihak lain (investor).b. banyak cara bagi manajer dan orang dalam lainnya dapat mengeksploitasi kemanfaatan informasi mereka dengan biaya pihak luar (misalnya pemilik).Kekuatan pasar tidak memotivasi rilis informasi penuh, jika :a. masih banyak informasi dalam tak terungkapb. muncul problema pemilihan serba salahAda dua versi problema pemilihan serba salah, jika :a. permainan orang dalam (insider trading) akan mengurangi likuiditas pasar (informasi).b. Penghindaran, penundaan (postponing) konsekuensi perusahaan negatif ketika manajer yang merahasiakan berita buruk tentang masa depan perusahaan tidak merilisnya.Penghindaran, penundaan konsekuensi perusahaan negatif memiliki dua efek yang merugikan (adverse effect), yaitu :a. Investor tidak dapat membedakan antara sekuritas dari kualitas yang berbeda.b. Selama pemilik tidak tahu bahwa perusahaan berita buruk beroperasi jelek, kemampuan pasar takeover untuk membersihkan manajer jelek menurun, sehingga rata-rata kualitas manajer menjadi lebih rendah.Kedua efek kegagalan untuk merilis berita buruk berarti bahwa investor masih berada dalam Adverse Selection.3. Penyimpangan moralPenyimpangan moral (moral hazard)MH terjadi jika satu pihak dapat mengamati tindakan pihak lain dalam transaksi. Pembentukan reputasi pada pasar tenaga manajerial, bersama dengan kontrak kompensasi berbasis insentif, yang beroperasi untuk mendukung produksi informasi manajer, tetapi tidak efektif. Manajer cenderung lalai dan menghasilkan profitabilitas yang rendah dengan manajemen laba oportunistik. Di samping pasar tenaga manajerial dan kontrak insentif, investor masih juga bersangkutan dengan Moral Hazard dan manajemen laba yang buruk.4. UnanimityKebulatan suara yang senjang (lack) karena pasar tidak bekerja dengan baik, yang muncul karena Moral Hazard dan Adverse Selection. Jika pasar bekerja dengan baik, maka pemegang saham akan setuju bahwa manajer memaksimumkan nilai pasar perusahaan dan begitu sebaliknya. Efek dari investor bersangkutan dengan Adverse Selection dan Moral Hazard adalah menjadikan harga pasar lebih rendah di bawah nilai fundamentalnya. Investor dan masyarakat akan memperoleh manfaat jika manajer merilis lebih banyak informasi daripada yang dianggap manajer sudah optimal.Dua Teori Regulasi1. Public Interest TheoryTeori ini mengusulkan bahwa regulasi adalah hasil dari permintaan publik untuk memperbaiki kegagalan pasar. Dalam teori ini, pusat kewenangan, yaitu regulator, diasumsikan memiliki kepentingan yang besar terhadap society at heart, sehingga hal ini dapat membuat regulator pada saat menyusun peraturan akan menghasilkan yang terbaik bagi kesejahteraan masyarakat.Permasalahan yang timbul dalam Public Interest Theory adalah terdapat tugas yang sangat kompleks dalam menentukan jumlah regulasi yang tepat. Terdapat permasalahan yang serius yang terletak pada motivasi dari badan regulator.2. Interest Group TheoryTeori ini memberikan pandangan bahwa sebuah industri beroperasi dalam kepentingan grup. Bervariasinya kepentingan dalam grup akan memengaruhi Legislature dalam hal jumlah dan tipe dari regulasi.Hubungan pada Teori RegulasiPenyusunan standar memiliki karakteristik proses penyesuaian. Pemilihan standar akuntansi (misalnya oleh AcSB, FASB, IASB) sebaiknya mempertimbangkan konflik antar konstituensi ketimbang pada unsur proses perhitungan. Pertimbangan ini menganggap bahwa teori kelompok kepentingan regulasi mungkin baik sebagai prediktor standar baru daripada teori kepentingan publik.Kriteria bagi Peraturan Standar Kegunaan KeputusanKriteria kegunaan keputusan memicu informasi dan perspektif pengukuran pada pelaporan keuangan dan studi empiris kapital market. Jadi, standar dapat menjadi kegunaan keputusan bisa saja salah karena tidak mempertimbangkan biaya penyediaan informasi. Untuk itu, pembuat standar perlu mempertimbangkan kriteria lainnya daripada kegunaan keputusan saja.Penurunan Asimetri InformasiDalam hal ini penyusun standar harus menggunakan pengurangan asimetri informasi dalam kapital dan managerial pasar tenaga kerja sebagai kriteria standar baru. Pengurangan asimetri informasi meningkatkan operasi pasar. Hal ini akan memperluas likuiditas pasar, mengurangi fenomena dan menghasilkan keuntungan sosial. Bagaimanapun juga, harus diperhatikan bahwa pengurangan asimetri informasi sebagai kriteria bukan satu-satunya yang memadai. Seperti kegunaan keputusan yang menimbulkan biaya. Konsekuensinya, sulit untuk mengetahui kapan standar untuk mengurangi asimetri informasi biaya-efektif.Konsekuensi Ekonomi dari Standar BaruSalah satu biaya dari standar baru bagi perusahaan adalah biaya untuk memenuhi standar itu (out of pocket). Biaya juga terjadi karena adanya kontrak. Biaya tersebut memengaruhi kebijakan operasi dan keuangan. Kurangnya kebebasan menajemen memilih kebijakan akuntansi juga menjadi konsekuensi ekonomis. Untuk itu, pembuat kebijakan harus mempertimbangkan aspek tersebut.Aspek Politik dari Peraturan StandarKonsekuensi ekonomis berdampak pada aspek politis penyusunan standar. Penyusun standar harus merekayasa konsensus yang memadai agar konstituensi dapat menerimanya. Proses penyusunan standar harus konsisten dengan interest group theory of regulation.Berapa banyak informasi agar cukup?Perusahaan harus memproduksi informasi pada titik dimana manfaat sosial marjinal sama dengan biaya sosial marjinal, kekuatan pasar sendiri tidak mungkin menghasilkannya. Eksternalitas dan free-riding, kekuatan pasar tak mampu memberi perusahaan manfaat sosial penuh dari keputusan produksi informasi mereka dan tak mampu menginternalisasi secara penuh biaya keputusan tersebut. Kekuatan Moral Hazard dan Adverse Selection menyebabkan kesenjangan fundamental atas kebulatan suara (unanimity) antara keputusan manajer dan kepentingan investor, yg memotivasi investor untuk meminta regulasi untuk memproteksi kepentingannya. Oleh karena pertimbangan biaya-manfaat yang kompleks, kita tidak tahu berapa banyak regulasi bisa cukup. Jika luasnya regulasi semakin besar secara sosial berguna, kita berharap untuk melihat relevansi nilai meningkat (tidak menurun), sebagai respon investor dan pasar pada kualitas laba yang lebih tinggi.Regulasi DesentralisasianInformasi tentang segmen perusahaan telah menjadi pengungkapan yang\ disyaratkan dalam laporan tahunan perusahaan untuk beberapa waktu.Dua aspek persyaratan informasi segmen, yaitu :1. Berbagai basis segmentasi yang mungkin melaporkan pada suatu basis konsisten dengan organisasi internal akan menjadi paling berguna untuk investor.2. Biaya untuk perusahaan yang mentaati standar baru akan rendah selama perusahaan telah menyusun informasi yang disyaratkan secara internal.Regulasi desentralisasian meningkatkan relevansi pelaporan dan pada waktu yang sama kurang mahal.10Kelompok 1