Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI DAN IMPLEMENTASINYA
PADA USULAN TOPIK PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI PARA
GURU SEKOLAH DASAR PADA BEBERAPA SEKOLAH DI SERANG-
BANTEN TAHUN 2019
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Theresia Indri Septiyanti
151114003
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI DAN IMPLEMENTASINYA
PADA USULAN TOPIK PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI PARA
GURU SEKOLAH DASAR PADA BEBERAPA SEKOLAH DI SERANG-
BANTEN TAHUN 2019
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Theresia Indri Septiyanti
151114003
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Apa yang dapat Anda lakukan untuk mempromosikan perdamaian dunia?
Pulanglah dan cintai keluarga Anda
(Mother Teresa)
Hal baik yang anda lakukan hari ini mungkin saja akan dilupakan besok.
Sekalipun begitu berbuat baiklah apapun yang terjadi.
(Mother Teresa)
Kekuatan tidak berasal dari kemenanganmu, perjuanganmu lah yang
mengembangkan kekuatanmu. Ketika kamu melewati waktu-waktu sulit dan
memilih untuk tidak menyerah, itulah arti kekuatan.
(Mahatma Gandhi)
Tuhan punya rencana yang jauh lebih indah, dan aku percaya itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karyaku yang sederhana ini untuk :
Allah Bapa Yang Maha pengasih dan penyayang yang senantiasa
melindungi dan menyertai hidup saya.
Orang yang paling saya cintai di dunia ini, mamah saya ibu Lucia
Setiawati.
Bapak saya Julianus Sibarani yang saya sayangi
Orang-orang hebat yang sangat saya cintai mbah kung JP Soekarno dan
mbah putri Maria Siyah
Satu-satunya saudara kandung yang nyebelin tapi sangat saya sayangi
Maria Febriyanti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI DAN IMPLEMENTASINYA
PADA USULAN TOPIK PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI PARA
GURU SEKOLAH DASAR PADA BEBERAPA SEKOLAH DI SERANG-
BANTEN TAHUN 2019
Theresia Indri Septiyanti
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2019
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan seberapa baik kemampuan
mengelola emosi pada guru sekolah dasar di beberapa sekolah dasar di Serang-Banten
tahun 2018; (2) Mengetahui topik-topik program pengembangan diri yang dapat
dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan mengelola emosi para guru sekolah
dasar di Sekolah. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek
penelitian adalah para guru sekolah dasar pada beberapa sekolah di Serang-Banten
berjumlah 52 guru.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan Skala Kemampuan
Mengelola Emosi 53 item. Skala disusun berdasarkan aspek-aspek mengelola emosi
menurut Goleman (1998) yaitu mengendalikan diri, sifat dapat dipercaya, sifat
bersungguh-sunguh, adaptabilitas dan inovasi. Nilai koefisien reliabilitas instrumen
menggunakan pendekatan Alpha Cronbach (α) sebesar 0,953. Teknik analisis data
menggunakan statistik deskriptif kategorisasi, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah
dan sangat rendah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan mengelola emosi para guru
sekolah dasar pada beberapa sekolah dasar di Serang-Banten memiliki kemampuan
mengelola emosi sebagai berikut: 29 guru sekolah dasar (55,8%) memiliki kemampuan
mengelola emosi sangat baik, 18 guru sekolah dasar (34,6%) memiliki kemampuan
mengelola emosi baik, 5 guru sekolah dasar (9,6%) memiliki kemampuan mengelola
emosi sedang, tidak ada guru sekolah dasar (0%) memiliki kemampuan mengelola
emosi buruk, tidak ada guru sekolah dasar (0%) memiliki kemampuan mengelola emosi
sangat buruk. Melalui hasil perhitungan capaian skor item instrumen, teridentifikasi 2
item yang berada pada kategori sedang yang dijadikan dasar penyusunan usulan topik-
topik program pengembangan diri. Adapun usulan topik-topik program pengembangan
diri adalah (1) Saya guru kreatif dan berinovatif; (2) Saya pandai menilik diri.
Kata Kunci: Kemampuan mengelola emosi, Guru sekolah dasar, Topik-topik
pengembangan diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE EMOTIONAL MANAGEMENT SKILL AND ITS IMPLEMENTATION ON
THE TOPIC PROPOSAL OF SCHOOL TEACHERS’ SELF-DEVELOPMENT
PROGRAMS IN SOME SCHOOLS IN SERANG-BANTEN IN 2019
Theresia Indri Septiyanti
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2019
This study was aimed to: (1) Describe the level of emotional management skills of
elementary school teachers in several elementary schools in Serang-Banten in 2018; (2)
Know the topics of self-development programs that can be developed to improve the
emotional management skills of elementary school teachers at school. The type of this
study is quantitative descriptive research. The research subjects were 52 primary school
teachers in several schools in Serang-Banten.
The data collection technique used in this study was the Emotional Management
Ability Scale with 53 items. The scale was arranged based on aspects in managing
emotion according to Goleman (1998), namely self-control, trustworthiness, sincerity,
adaptability and innovation. The reliability coefficient of the instrument used the
Cronbach Alpha approach (α) of 0.953. Data analysis techniques used was categorical
descriptive statistics, namely very good, good, moderate, bad and very bad.
The results of this study indicate that the elementary school teachers’ emotional
management skill in several elementary schools in Serang-Banten has the following
emotional management skills level: 29 elementary school teachers (55.8%) have very
good emotional management skills, 18 elementary school teachers (34 , 6%) have good
emotional management skills, 5 elementary school teachers (9.6%) have moderate
emotional management skills, and none of elementary school teachers (0%) have bad and
very bad emotional management skills. Through the results of the score calculation of the
instrument items, 2 items were identified in the medium category which were then used as
the basis for the preparation for the self-development programs topics. The proposed
topics for self-development programs are (1) I am a creative and innovative teacher; (2) I
am good at reflect on myself.
Keywords: emotional management skill, elementary school teachers, self-development
topics.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan rahmat
dan berkat-Nya yang begitu besar kepada peneliti hingga akhirnya penelitian ini
dapat selesai dengan baik. Banyak pengalaman dan pelajaran yang sangat luar
biasa bagi peneliti, hingga akhirnya dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir
dari awal sampai akhir. Penulis menyadari tanpa adanya bantuan, bimbingan, serta
kerjasama yang baik dari pihak lain yang terlibat, penulisan skripsi ini tidak akan
berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
2. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling.
3. Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A. selaku Dosen pembimbing yang
dengan sabar memotivasi dan memberikan banyak masukan dalam
mengerjakan skripsi.
4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang
telah memberikan ilmu dan pengalaman bagi peneliti selama belajar di
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.
5. Sekretariat Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma Bapak Stefanus Priyatmoko yang telah membantu administrasi.
6. Beberapa sekolah dasar di Serang-Banten yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ...........................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..............................................................vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................. vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
ABSTRAK ..............................................................................................................ix
KATA PENGANTAR ..........................................................................................xi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ..................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 8
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 9
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 9
E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 9
F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 10
G. Batasan Istilah .................................................................................... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Kemampuan Mengelola Emosi .............................................. 12
1. Pengertian Emosi ..................................................................... 12
2. Kategori Emosi......................................................................... 13
3. Fungsi Emosi ............................................................................ 14
4. Proses Terjadinya Emosi .......................................................... 15
5. Kemampuan Mengelolaan Emosi ............................................ 15
6. Aspek-aspek Pengelolaan Emosi ............................................. 16
B. Hakikat Guru SD dan kompetensi kepribadian .................................... 19
1. Pengertian Guru SD ................................................................. 19
2. Peran Guru SD ......................................................................... 20
3. Karakteristik Guru SD.............................................................. 22
4. Kompetensi Kepribadian Guru ................................................ 24
5. Kemampuan Mengelola Emosi Guru SD ................................. 26
6. Peran Guru SD sebagai Pembimbing ....................................... 27
7. Pengembangan Diri Guru SD .................................................. 28
8. Masa Dewasa ........................................................................... 29
C. Kajian Penelitian yang Relevan .......................................................... 35
D. Kerangka Pikir ..................................................................................... 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 38
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 38
C. Subjek Penelitian ................................................................................. 38
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................................ 39
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 40
1. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 40
2. Instrumen Pengumpulan Data ................................................. 41
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................................... 44
1. Validitas Instrumen ................................................................. 44
2. Reliabilitas Instrumen ............................................................. 47
G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 48
1. Menentukan Skor ..................................................................... 49
2. Membuat Tabulasi Data ........................................................... 49
3. Menentukan Kategori ............................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 53
1. Kemampuan Mengelola Emosi para Guru Sekolah Dasar di
Serang-Banten ................................................................................ 53
2. Identifikasi Item yang Perolehan Skornya Rendah ........................ 55
B. Pembahasan ................................................................................................ 57
1. Deskripsi Kemampuan Mengelola Emosi para Guru Sekolah Dasar
di Serang-Banten ........................................................................... 57
2. Kemampuan Mengelola Emosi para Guru Sekolah Dasar di
Serang-Banten ............................................................................... 61
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 63
B. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 64
C. Saran .................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 66
LAMPIRAN .......................................................................................................... 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Gambar 2.1 Skema Kerangka Kreativitas .................................................... 27
Tabel 3.1 JumlahSubjek Penelitian ............................................................ 39
Tabel 3.2 Norma Skoring Skala Kemampuan Mengelola Emosi ................. 42
Tabel 3.3 Kisi-kisi Skala Kemampuan Mengelola Emosi ............................ 43
Tabel 3.4 Rekapitulasi Hail Uji Validitas Skala .......................................... 45
Tabel 3.5 Kisi-kisi Skala Kemampuan Mengelola Emosi ............................ 46
Tabel 3.6 Reliabilitas Skala Kemampuan Mengelola Emosi ........................ 47
Tabel 3.7 Kriteria Guilford ............................................................................ 48
Tabel 3.8 Norma Kategorisasi ....................................................................... 50
Tabel 3.9 Norma Kategorisasi Kemampuan Mengelola Emosi ..................... 51
Tabel 3.10 Norma Kategorisasi Skor Item Kemampuan Mengelola Emosi .... 52
Tabel 4.1 Kategoriasai Kemampuan Mengelola Emosi ................................ 53
Gambar 4.1 Tingkat Kemampuan Mengelola Emosi ........................................ 55
Tabel 4.2 Distribusi Perolehan Skor Item ...................................................... 55
Tabel 4.3 Item-Item Pernyataan yang Tergolong Dalam Kategori Sedang .. 56
Tabel 4.4 Usulan Topik-Topik Pengembangan Diri ...................................... 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN ......................................................................................................... 69
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ....................................................................... 69
Lampiran 2 Skala Penelitian ............................................................................. 74
Lampiran 4 Tabulasi Data ................................................................................ 79
Lampiran 7 Uji validitas .................................................................................... 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah,
batasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan definisi istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Emosi adalah perasaan yang sedemikian intensifnya atau berangsur-
angsur dalam artian perasaan yang sungguh-sungguh dan terus menerus
hingga membawa pada sebuah tindakan. Perasaan sedih, bahagia, senang,
kecewa, marah, benci, cinta, takut dan lainnya merupakan contoh dari emosi.
Menurut Goleman, (2007) “Akar kata emosi adalah movere, kata kerja
Bahasa Latin yang berarti “menggerakan, bergerak”, ditambah awalan “e”
untuk memberi arti “bergerak menjauh” menyiratkan bahwa kecenderungan
bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Emosi mendorong seseorang
untuk melakukan sebuah tindakan. Ketika seseorang emosi maka ia akan
merespon dengan tindakan, contohnya emosi marah mendorong seseorang
untuk bertindak seperti memukul, emosi bahagia mendorong seseorang untuk
bertindak seperti tertawa, tersenyum dan sebagainya.
Goleman, (2007) juga mengatakan para ahli sosiologi menunjuk pada
keunggulan perasaan dibandingkan nalar pada saat-saat kritis semacam itu bila
mereka menyimpulkan tentang mengapa evolusi menempatkan emosi sebagai
titik pusat jiwa manusia. Menurut para sosiologi, emosi menuntun kita
menghadapi saat-saat kritis dan tugas-tugas yang terlampau riskan bila hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
memakai kekuatan otak, kehilangan yang menyedihkan, bertahan mencapai
tujuan kendati dilanda kekecewaan, keterkaitan dengan pasangan, membina
keluarga. Setiap emosi menawarkan pola persiapan tindakan tersendiri;
masing-masing menuntun kita kearah yang telah terbukti berjalan baik ketika
menangani tantangan yang datang berulang-ulang dalam hidup manusia.
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku manusia
didasarkan pada emosi. Emosilah yang berperan penting dalam perilaku
manusia. Contohnya menurut hasil wawancara dari rekan guru pada salah satu
sekolah di Serang Banten. Seorang guru SD yang kurang dapat mengontrol
emosinya dengan baik. Guru SD yang membawa emosinya saat di rumah
sampai ke Sekolah. Guru tersebut melampiaskan perasaan marahnya terhadap
murid di sekolah.
Ketika seorang anak melakukan satu kesalahan guru tersebut
meluapkan emosinya yang sudah lama ia tahan. Guru tersebut membentak
anak di depan teman-teman sekelasnya hingga muridnya tidak ingin sekolah
lagi karena merasa malu. Guru tersebut tanpa pikir panjang langsung
membentak murid, tanpa memperhitungkan dampaknya. Dari contoh tersebut
dapat kita lihat betapa berperannya emosi dalam sebuah tindakan. Emosi akan
mendorong seseorang untuk bertindak.
Setiap guru pasti memiliki emosi dalam dirinya, tetapi setiap guru juga
wajib mengelola emosinya tersebut. Guru yang mampu mengelola emosinya
berarti juga mampu mengendalikan diri. Mengelola perasaan-perasaan yang
menekan sehingga emosi yang muncul dari dirinya tidak menimbulkan sesuatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
yang negatif. Emosi akan mendorong seseorang untuk bertindak, maka dari itu
penting guru memiliki kemampuan mengelola emosi yang baik. Emosi positif
cenderung mendorong seseorang untuk bertindak atau melakukan hal yang
positif, tetapi emosi negatif cenderung mendorong seseorang untuk bertindak
atau melakukan hal yang negatif pula. Maka dari itu pentinggnya memiliki
pengelolaan emosi yang baik pada setiap guru sekolah dasar.
Guru sekolah dasar yang mampu mengelola emosinya berarti memiliki
sifat dapat dipercaya. Guru sekolah dasar yang memiliki sifat dapat dapat
dipercaya merupakan guru sekolah dasar yang memiliki sikap maupun sifat
kejujuran dan selalu menunjukan sikap yang baik serta selalu mengakui juga
bertanggung jawab atas kesalahan yang telah diperbuat. Contohnya ketika
ulangan akhir semester guru sekolah dasar dengan jujur memberikan nilai
sesuai dengan hasil yang diperoleh siswa.
Guru sekolah dasar perlu memiliki keterampilan mengelola emosi yang
baik. Terlebih pekerjaan seorang guru sekolah dasar berhadapan langsung
dengan manusia. Guru sekolah dasar yang setiap hari berhadapan langsung
dengan manusia akan sangat dibutuhkan keterampilan mengelola emosi yang
baik karena dengan memiliki keterampilan mengelola emosi yang baik guru
sekolah dasar memiliki adaptabilitas yang baik. Guru sekolah dasar yang
memiliki adaptabilitas berarti guru sekolah dasar yang memiliki kemandirian,
keluwesan dalam menghadapi tantangan serta dapat memahami situasi yang
ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Guru sekolah dasar selalu dipandang sebagai figure. Guru sekolah dasar
akan mencerminkan sosok figur yang akan ditiru terlebih oleh para murid-
muridnya. Guru sekolah dasar merupakan figur yang sangat berarti bagi siswa
terlebih pada siswa sekolah dasar atau masa kanak-kanak. Maka dari itu perlu
bagi guru sekolah dasar untuk memiliki sifat bersungguh-sungguh. Sifat
bersungguh-sungguh berarti bertanggung jawab atas semua pekerjaannya.
Guru sekolah dasar memiliki peran yang berarti bagi perkembangan
siswa sekolah dasar terutama pada masa kanak-kanak. Siswa sekolah dasar
yang sedang berada pada tahap perkembangan kanak-kanak menurut Erikson
dalam Upton, (2012) pada tahap usia sekolah 6 tahun hingga 11 tahun (tahap
usia sekolah) merupakan masa dimana seseorang perlu mengatasi tuntutan-
tuntutan sosial dan akademik baru. Keberhasilan yang diperoleh anak akan
memunculkan rasa berkemampuan, sedangkan kegagalan memunculkan
perasaan inferioritas. Industry vs inferiority (merasa bangga atau puas dengan
keberhasilan dalam tugas-tugasnya di sekolah vs merasa tidak kompeten).
Guru sekolah dasar sekolah dasar seharusnya bisa membimbing anak
agar melewati tahap perkembangannya dengan baik, maka dibutuhkan
kemampuan inovasi seperti terbuka dengan gagasan orang lain, dan update
dengan informasi yang ada. Hal ini dimaksudkan untuk membantu dalam
membimbing anak agar melewati tahap perkembangannya dengan baik karena
jika anak tidak melewatkan tahap perkembangannya dengan baik maka akan
berdampak pada tahap perkembangan selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Guru sekolah dasar harus memiliki keterampilan yang baik dalam
mendidik anak terlebih pada siswa sekolah dasar yang masih berada pada
masa masa perkembangan kanak-kanak, salah satunya keterampilan
pengelolaan emosi. Anak harus selalu didukung agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal. Guru sekolah dasar yang memiliki pengelolaan
emosi yang baik akan mendorong perilaku-perilaku yang baik juga, yang akan
menghasilkan anak yang berkarakter baik.
Ada beberapa kasus yang secara real terjadi pada beberapa orang yang
dapat menggambarkan pentingnya pengelolaan emosi yang baik pada siswa
Sekolah Dasar yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan anak.
VIVAnews -- Kasus kekerasan yang dilakukan seorang guru terhadap
siswanya kembali terjadi. Di Lebak, Banten, siswa SDN 2 Karanganyar harus
menjalani perawatan akibat luka-luka lebam di sekujur tubuhnya karena di
pukuli gurunya. Sementara guru kelas 2 SD itu, pelaku pemukulan kini harus
menjalani pemeriksaan di Polres Lebak, untuk mempertanggung jawabkan
perbuatannya. Informasi yang diterima VIVAnews, Rabu, 2 Desember 2009,
kasus itu bermula ketika korban memperagakan gelagat oknum guru dengan
berpura-pura batuk dihadapan rekan-rekannya.
Tapi, perbuatan itu ternyata dilaporkan oleh salah seorang rekan korban
kepada oknum guru tersebut. Mendengar laporan itu sang guru pun berang dan
langsung menemui korban yang pada saat itu masih berada di dalam
kelas. Tanpa bertanya lagi, guru itu langsung menyeret korban, di hadapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
para siswa, guru itu kemudian menghujan bogem mentah kearah korban
sambil membenturkan muka korban ke dingding tembok.
Mengetahui anaknya diperlakukan tidak layak, orang tua korban
Ahmad Riyanto mendatangi guru itu dan langsung membalas perlakukan
tersangka terhadap anaknya. Di temui usai menjalani pemeriksaan di Polres
Lebak, guru yang bernama Ujang membantah dirinya telah memukuli korban.
Menurut dia saat itu dirinya hanya memberikan efek jera kepada korban,
karena kelakukan korban dianggap mengganggu ketertiban siswa. "Saya tidak
menampar, melainkan hanya memegang muka korban untuk menakut-nakuti
korban agar tidak melakukan perbuatan itu lagi," tutur Ujang.
Sementara, Kanit I Polres Lebak Iptu Syah Johan membenarkan
pihaknya telah memeriksa tersangka Ujang di duga telah melakukan
penganiyaan terhadap korban Aceng. "Untuk menindaklanjuti laporan dari
korban, tersangka kami periksa," katanya.
Kasus lainnya yaitu kasus realita yang terjadi pada penulis. Saat peneliti
masih menduduki bangku kelas 1 sekolah dasar, peneliti diajarkan oleh guru
yang mudah emosi. Saat guru tersebut kesal guru itu akan membentak,
mencubit, menjewer, memukul, bahkan penulis pernah di lempar memakai
penghapus papan tulis karena tidak mendengarkan guru tersebut saat
menerangkan.
Guru tersebut juga memarahi anak yang tidak dapat membaca dan
memberi cap sebagai “anak bodoh” penulis di cap oleh guru tersebut sebagai
“anak bodoh” sehingga dijauhi oleh teman-temannya. Ketika peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
dipindahkan ke Sekolah lain dan mendapatkan guru yang dapat mengontrol
emosi dengan baik, peneliti merasa nyaman di sekolah baru dan dapat
bersosialisasi dengan baik di sekolah baru.
Dari kedua contoh kasus tersebut, dapat kita lihat betapa berperannya
emosi seorang guru Sekolah Dasar terhadap perkembangan anak didiknya.
ketika emosi kurang dapat dikontrol, maka akan menciptakan tindakan yang
kurang baik dan dapat berdampak negatif seperti anak tidak ingin pergi ke
sekolah lagi lalu anak dijauhi oleh teman-temannya dan kehilangan
kepercayaan dirinya. Tetapi juga sebaliknya ketika emosi dapat kita kontrol
akan meciptakan tindakan yang benar dan berdampak positif.
Guru sekolah dasar yang memiliki kemampuan mengelola emosi yang
baik memiliki ciri seperti; mampu bersikap toleran terhadap frustasi dan
mampu mengelola amarah secara lebih baik, lebih mampu mengungkapkan
amarah dengan tepat tanpa berkelahi, dapat mengendalikan perilaku agresif
yang merusak diri sendiri dan orang lain, memiliki perasaan yang positif
tentang diri sendiri, sekolah dan keluarga, memiliki kemampuan untuk
mengatasi ketegangan jiwa (stress), dapat mengurangi rasa kesepian dan
cemas dalam pergaulan.
Keterampilan mengelola emosi terbentuk berdasarkan faktor-faktor
yaitu; faktor fisiologis, faktor psikologis, faktor perkembangan dan
kematangan, faktor lingkungan, faktor budaya dan agama. Keterampilan
mengelola emosi juga terbentuk berdasarkan aspek-apek seperti;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
mengendalikan diri, memiliki sifat dapat dipercaya, sifat bersungguh-sunguh,
adaptabilitas dan inovasi.
Berdasarkan latar belakang di atas tersebut, maka peneliti bermaksud
mengadakan penelitian dengan judul “Kemampuan Mengelola Emosi dan
Implementasinya pada Usulan Topik Program Pengembangan Diri para Guru
Sekolah Dasar pada beberapa Sekolah Dasar di Serang-Banten Tahun 2019”.
B. Identifikasi Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi
berbagai masalah sebagai berikut:
1. Masih adanya guru sekolah dasar yang melakukan kekerasan verbal pada
siswa.
2. Masih adanya guru sekolah dasar yang mengabaikan siswa.
3. Masih adanya guru sekolah dasar yang melakukan kekerasan fisik pada
siswa.
4. Masih adanya guru sekolah dasar yang belum siap menerima anak saat
sedang emosi.
5. Masih adanya guru sekolah dasar yang memberikan nilai tidak sesuai
dengan hasil belajar siswa.
6. Masih adanya guru sekolah dasar yang belum mampu beradaptasi dengan
lingkungan baru.
7. Belum adanya pencegahan yang diberikan untuk guru-guru sekolah dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
C. Pembatasan masalah
Fokus penelitian ini diarahkan pada kemampuan mengelola emosi dan
implementasinya pada usulan topik program pengembangan diri para guru
sekolah dasar pada beberapa sekolah dasar di Serang-Banten tahun 2019.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Seberapa baik kemampuan mengelola emosi pada guru sekolah dasar di
beberapa sekolah dasar di Serang-Banten tahun 2019.
2. Topik-topik program pengembangan diri apa sajakah yang dapat diusulkan
untuk meningkatkan kemampuan mengelola emosi di Sekolah berdasarkan
skor butir kemampuan mengelola emosi yang masih rendah.
E. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui kemampuan mengelola
emosi dan implementasinya pada usulan topik program pengembangan diri
para guru sekolah dasar pada beberapa sekolah dasar di Serang-Banten tahun
2019.
1. Mendeskripsikan seberapa baik kemampuan mengelola emosi pada guru
sekolah dasar di beberapa sekolah dasar di Serang-Banten tahun 2019.
2. Mengetahui topik-topik program pengembangan diri yang dapat
dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan mengelola emosi guru di
Sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
F. Manfaat penelitian
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi bidang ilmu
pendidikan untuk memperluas pemahaman dalam melihat kemampuan
mengelola emosi pada guru sekolah dasar di beberapa sekolah dasar di
Serang-Banten tahun 2019.
2. Secara Praktis
a. Bagi Guru
Memberikan informasi yang berkaitan dengan tingkat kemampuan
mengelola emosi. Penelitian ini juga dapat digunakan oleh guru
terlebih guru Sekolah Dasar untuk menilik diri. Penelitian ini juga
memberikan informasi implementasi pada usulan topik program
pengembangan diri.
b. Bagi Prodi/Fakultas
Penelitian ini memberikan informasi dan dapat dijadikan bahan
pertimbangan sebagai upaya mengoptimalkan pendidikan karakter
terutama dalam kepribadian Guru pada tingkat kemampuan
mengelolah emosi guru sekolah dasar tahun 2019.
c. Bagi peneliti selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi dan acuan untuk
mengembangkan penelitian khususnya mengenai kemampuan
mengelola emosi pada guru sekolah dasar di beberapa sekolah dasar di
Serang-Banten di lingkungan sekolah.
G. Batasan Istilah
1. Kemampuan Pengelolaan emosi
Kemampuan pengelolaan emosi adalah suatu kemampuan dalam diri
manusia untuk mengelola setiap emosi-emosi yang diraskan. Emosi yang
dirasakan harus disadari dengan betul agar dapat dikelola dengan baik.
Jika emosi dapat dikelola dengan baik, dan dapat dikontrol dengan baik
maka tindakan yang dilakukan atas emosi tersebut akan baik. Sebaliknya,
jika emosi tidak dikelola dengan baik maka tindakan atas emosi yang
dirasakan pun tidak akan baik. Kemampuan mengelola emosi mencangkup
kemampuan mengendalikan diri, sifat dapat dipercaya, sifat bersungguh-
sungguh, adaptabilitas, inovasi.
2. Guru Sekolah Dasar
Guru Sekolah Dasar merupakan seorang pendidik profesional
dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi anak Sekolah Dasar yang sekitaran
usia 6-12 tahun. Dalam artian Guru ialah wadah, wadah dalam membentuk
kepribadian seseorang baik secara kognitif maupun psikologis anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini dipaparkan kajian pustaka tentang kemampuan mengelola
emosi. Setiap pengertian dan penjabaran didasarkan pada sumber buku atau
bacaan yang dapat dipertanggung jawabkan. Masing-masing sub bagian landasan
teori dijabarkan secara singkat, padat, dan jelas.
A. Hakikat Kemampuan Pengelolaan Emosi
1. Pengertian Emosi
James (Safaria & Saputra, 2009) Emosi adalah keadaan jiwa yang
menampakan diri dengan suatu perubahan yang jelas pada tubuh. Ketika
seseorang mengalami emosi secara sadar atau tidak sadar terjadi
perubahan-perubahan pada tubuh seseorang tersebut.
Seperti ketika seseorang merasa malu akan tampak perubahan pada
kulitnya yang memerah, saat seseorang merasa takut maka bulu kuduknya
akan merinding, ketika seseorang marah otot-otot tangannya akan
menegang, energi tubuhnya memuncak, dan sebagainya.
Chia, 1985 (Safaria & Saputra, 2009) Emosi berasal dari kata e yang
berarti energi dan motion yang berarti getaran. Emosi kemudian bisa
dikatakan sebagai sebuah energi yang terus bergerak. Kata bergerak berarti
emosi seseorang dapat bergerak atau berubah-ubah dalam diri manusia.
Emosi yang merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang
khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian
kecenderungan bertindak (Goleman, 1998). Emosi atau perasaan-perasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
seperti marah, senang, sedih, bahagia, takut, kecewa, cinta, benci, dan
sebagainya akan mempengaruhi bagaimana kita berpikir mengenai
perasaan itu dan bagaimana kita bertindak.
Chaplin (2002) merumuskan emosi sebagai suatu keadaan yang
terangsang dari organisme mencangkup perubahan-perubahan yang
disadari, yang mendalam sifatnya, dan perubahan perilaku.
Emosi adalah suatu perasaan yang pasti dialami oleh setiap manusia.
Perasaan-perasaan tersebut seperti marah, gembira, sedih, cemas, bahagia,
takut, putusasa, kecewa, dan sebagainya. Emosi yang dirasakan disadari
atau tidak, akan mempengaruhi seseorang dalam berpikir maupun
bertindak.
2. Kategori Emosi
Emosi akan mendorong seseorang untuk bertindak. Menurut Saputra
& Safaria (2009) emosi dibagi menjadi dua ketegori, yaitu emosi positif
dan emosi negatif, yaitu:
a. Emosi positif
Emosi positif atau bisa disebut dengan afek positif. Emosi positif
memberikan dampak yang menyenangkan dan menenangkan. Macam
dari emosi positif ini seperti tenang, santai, rileks, gembira, lucu, haru
dan senang. Ketika kita merasakan emosi positif ini, kitapun akan
merasakan keadaan psikologis yang positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
b. Emosi negatif
Emosi negatif atau bisa disebut afek negatif. Ketika kita merasakan
emosi negatif ini maka dampak yang kita rasakan adalah negatif, tidak
menyenangkan dan menyusahkan. Macam dari emosi negatif di
antaranya sedih, kecewa, putus asa, depresi, tidak berdaya, frustasi,
marah, dendam, dan masih banyak lagi.
3. Fungsi Emosi
Emosi pada diri manusia juga memilki fungsi bagi kehidupan manusia.
Safaria & Saputra (2009) memaparkan fungsi emosi adalah sebagai
berikut:
a. Emosi berfungsi sebagai bentuk komunikasi yang dapat mempengaruhi
orang lain.
Guratan ekspresi yang terlihat pada raut muka seseorang adalah
bagian dari emosi. Sejak dahulu di dalam kehidupan masyarakat
primitif, dan di dalam dunia buas binatang, guratan ekspresi
merupakan bentuk komunikasi yang lebih cepat dari kata-kata. Saat
sekarang pada masyarakat modern, gurutan ekspresi merupakan bentuk
komunikasi yang lebih cepat dari kata-kata. Contohnya ketika
seseorang marah ia secara tidak sadar akan mnegerutkan dahi, orang
yang melihatnya akan langsung menangkap ia merasa marah.
b. Emosi dapat mengorganisasi dan memotivasi tindakan.
Emosi secara teoritis dapat memotivasi perilaku. Pada situasi
yang penting, emosi dapat bereaksi dalam menghadapi situasi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Kita tidak perlu untuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk
menghadapi situasi tersebut karena emosi akan mempersiapkan
segalanya untuk dapat melewati rintangan yang ada dalam pikiran kita
dan yang ada di lingkungan kita. contohnya ketika seseorang sedang
merasa takut secara tidak sadar emosi dapat mengorganisasi dan
memotivasi tindakannya dengan berlari.
4. Proses Terjadinya Emosi
Saputra & Safira, 2009 Menurut pandangan teori kognitif, emosi
lebih banyak ditentukan oleh hasil interpretasi kita terhadap sebuah
peristiwa. Kita bisa memandang dan menginterpretasikan sebuah peristiwa
dalam persepsi atau penilai negatif, tidak menyenangkan,
menyengsarakan, menjengkelkan, mengecewakan, atau sebaliknya dalam
persepsi yang lebih positif seperti sebuah kewajaran, hal yang indah,
sesuatu yang mengharukan, atau membahagiakan.
Interpretasi yang kita buat atas sebuah peristiwa mengkondisikan
dan membentuk perubahan fisiologis kita secara internal. Ketika kita
menilai sebuah peristiwa secara lebih positif maka perubahan fisiologis
kita pun menjadi lebih positif.
5. Kemampuan Pengelolaan Emosi
Menurut Shapiro, 1997 (Safaria & Saputra, 2009) individu yang
memiliki kemampuan mengelola emosi akan lebih cakap menangani
ketegangan emosi. Karena kemampuan mengelola emosi ini akan
mendukung individu menghadapi dan memecahkan konflik interpersonal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dan kehidupan secara efektif. Safaria & Saputra, 2009 Pemahaman,
penerimaan diri akan suasana emosi, mengetahui secara jelas makna dari
perasaan, mampu mengungkapkan perasaan secara konstruktif merupakan
hal-hal yang mendorong tercapainya kesejahteraan psikologis,
kebahagiaan, dan kesehatan jiwa individu.
Orang yang mampu memahami emosi apa yang sedang mereka
alami dan rasakan, akan lebih mampu mengelola emosinya secara positif.
Sebaliknya, orang yang kesulitan memahami emosi apa yang sedang
bergejolak dalam perasaannya, menjadi renta dan terpenjara oleh emosinya
sendiri. Mereka menjadi bingung dan bimbang akan makna dari suasana
emosi yang sedang mereka rasakan.
Jadi kemampuan mengelola emosi adalah suatu kemampuan dalam
diri manusia untuk mengelola setiap perasaan-perasaan yang muncul
terhadap dirinya dan mampu mengungkapkannya dengan baik. Jika emosi
dapat dikelola dengan baik, maka tindakan yang dilakukan atas emosi
tersebut pun dapat dikontrol dengan baik pula.
6. Aspek-aspek Pengelolaan Emosi
Menurut Goleman (1998) Kemampuan mengelola emosi merupakan
salah satu aspek yang terkandung dalam kecerdasan emosi (mengenali
emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi
orang lain, membina hubungan. Kelima aspek tersebut pada dasarnya
saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Kecapakan keterampilan emosi
seseorang untuk mengendalikan diri, memiliki sifat dapat dipercaya, sifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
bersungguh-sunguh, adaptabilitas dan inovasi (Goleman 1998). Berikut
adalah aspek-aspek kemampuan mengelola emosi:
a. Mengendalikan diri
Orang yang mampu mengendalikan diri, sehingga seseorang dapat
mengelola emosi dari segi diri sendiri hingga dalam mengelola sebuah
perasaan-perasaan yang menekan seseorang dari sedih sampai senang
maupun bahagia. Contohnya ketika guru SD sedang merasa kesal
menghadapi siswa SD yang tidak nurut, guru tersebut dapat
menenangkan diri dengan mencoba menarik nafas hingga merasa lebih
tenang. Guru harus mampu mengendalikan diri ketika emosi melanda
dirinya dengan hal positif.
b. Sifat dapat dipercaya
Orang yang memiliki sifat dapat dipercaya merupakan seseorang yang
memiliki sikap maupun sifat kejujuran dan selalu menunjukkan sikap
yang baik serta selalu mengakui juga bertanggung jawab atas
kesalahan yang telah diperbuat. Contohnya ketika guru SD
memberikan penilaian terhadap siswa SD, guru tersebut dengan jujur
memberi nilai sesuai dengan hasil yang diperoleh dari kemampuan
siswa. Guru SD tersebut memiliki sifat dapat dipercaya.
c. Sifat bersungguh-sungguh
Orang yang memiliki sifat bersungguh-sungguh merupakan seseorang
yang menjunjung tinggi rasa tanggung jawa atas semua yang akan
dilakukan dan selalu memiliki komitmen yang tinggi untuk menuju apa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
yang ingin dicapai. Contohnya ketika guru SD membuat program
tahunan guru tersebut manjalankan program dengan tuntas sesuai
dengan program tahunan yang telah dibuat. Sifat bersungguh-sungguh
guru SD tersebut tercermin dari kesungguhan menjalankan tugas
hingga selesai.
d. Adaptabilitas
Orang yang adaptabilitas merupakan seseorang yang memiliki
kemandirian, keluwesan dalam menghadapi tantangan serta dapat
memahami situasi yang ada. Contohnya guru SD yang setiap tahun
berganti siswa-siswi baru dapat dengan luwes menghadapi siswa-siswi
baru. Guru tersebut dapat beradaptasi dengan sesuatu yang baru ia
temui.
e. Inovasi
Orang inovasi merupakan seseorang yang mampu atau memiliki sikap
keterbukaan dengan gagasan dari orang lain serta selalu update dengan
informasi yang ada. Dari penjelasn diatas dapat disimpulkan seseorang
yang dapat mengelola emosi dengan baik berarti memiliki kemampuan
mengendalikan diri, sifat dapat dipercaya, sifat dapat bersungguh-
sungguh, mampu beradaptasi, dan memiliki inovasi. Contohnya ketika
siswa SD tak juga paham dengan materi yang diajarkan oleh guru SD
mencoba berinovasi dengan bermain dan belajar guna mempermudah
amnak memahami materi yang diajarkan. Guru SD yang berinovasi
mampu menciptakan ide-ide yang kreatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
B. Hakikat Guru Sekolah Dasar
1. Pengertian Guru Sekolah Dasar
UU no. 14 Tahun 2015 tentang Guru, Guru ialah seorang pendidik
profesional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan
pendidikan menengah. Menurut Suparlan (2005), guru dapat diartikan
sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual dan emosional,
intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya.
Seperti yang telah dijelaskan diatas guru ialah seorang pendidik
profesional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Guru juga
bertugas mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik
spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya Dalam
artian Guru ialah wadah, wadah dalam membentuk kepribadian seseorang
baik secara kognitif maupun psikologis anak.
Suharjo (2006) menyatakan bahwa sekolah dasar pada dasarnya
merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program
pendidikan enam tahun bagi anak-anak usia 6-12 tahun. Dalam PP Nomor
74 tahun 2008 pasal 1 menyatakan bahwa sekolah dasar (SD) adalah salah
satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan
umum pada jenjang pendidikan dasar. Dari pemaparan tersebut dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
disimpulkan sekolah dasar adalah satuan pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar
dengan program pendidikan enam tahun bagi anak-anak usia 6-12 tahun.
Jadi guru sekolah dasar ialah seorang pendidik profesional dengan
tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik di dalam sebuah satuan
pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada
jenjang pendidikan dasar dengan program pendidikan enam tahun bagi
anak-anak usia 6-12 tahun.
2. Peran Guru
Guru memiliki peran yang sangat banyak dalam kehidupan ini.
terlebih dalam proses pendidikan, guru lah yang sangat berperan dalam hal
pendidikan. Surya, 2013 menyebutkan bahwa di Sekolah ia berperan
sebagai perancang pengajaran, pengelola pengajaran, penilai hasil
pembelajaran, pengarah pembelajaran, dan sebagai pembimbing siswa. Di
dalam keluarga guru berperan sebagai pendidik. Sedangkan di masyarakat,
guru berperan sebagai Pembina masyarakat, pendorong masyarakat,
penemu masyarakat, dan sebagai agen masyarakat. Guru juga berperan
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Dalam hubungannya dengan aktivitas pengajaran dan administrasi
pendidikan, guru berperan sebagai
a. Pengambil inisiatif, pengarah, dan penilai aktivitas-aktivitas
pendidikan.
b. Wakil masyarakat di sekolah, sebagai pembawa suara dan kepentingan
masyarakat dalam pendidikan.
c. Seorang pakar dalam bidangnya, menguasai materi pembelajaran.
d. Penegak disiplin bagi siswa.
e. Pelaksanaan administrasi pendidikan, yaitu bertanggung jawab agar
pendidikan dapat berlangsung dengan baik.
f. Pemimpin generasi muda.
g. Penerjemah kepada masyarakat, yaitu menyampaikan berbagai
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat.
Dipandang dari orientasi dirinya pribadi, guru dapat berperan sebagai:
a. Pekerja sosial, yaitu seseorang yang harus memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
b. Pelajar dan ilmuwan, yaitu seseorang yang harus senantiasa belajar
secara terus menerus untuk mengembangkan penguasaan ilmunya.
c. Orangtua, artinya guru adalah wali orangtua di sekolah bagi setiap
siswa.
d. Model keteladanan, artinya guru adalah model perilaku baik yang
harus dicontoh oleh siswa-siswanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
e. Pemberi keselamatan, artinya guru senantiasa memberikan rasa aman
bagi setiap siswanya selama dalam didikan gurunya.
Dipandang dari sudut pandang psikologis, guru sebagai:
a. Pakar psikologi pendidikan, artinya seseorang yang memahami
psikologi pendidikan dan mampu mengaplikasikannya dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.
b. Seniman dalam hubungan antar manusia, artinya guru adalah oang
yang memiliki kemampuan menciptakan suasana hubungan antar
manusia secara efektif, khususnya dengan siswa sehingga dapat
mencapai tujuan pendidikan.
c. Pembentuk kelompok, yaitu mampu menciptakan kelompok dan
aktivitas-aktivitas sebagai cara untuk mencapai tujuan pendidikan.
d. Inovator, yaitu orang yang mampu menciptakan suatu pembaharuan
untuk membuat sesuatu hal yang lebih baik.
e. Petugas kesehatan mental, artinya guru bertanggung jawab bagi
terciptanya kesehatan mental para siswa.
3. Karakteristik Guru
Surya (2013) menyimpulkan enam karakteristik Guru, yaitu:
a. Guru yang terwujud dalam kualitas kepribadian yang utuh paripurna,
dengan ciri-ciri antara lain: memiliki filsafat hidup yang menjadi
landasan kehidupan, konsisten dan keikhlasan dalam semua perbuatan,
berjiwa penyabar, berpenampilan simpatik dan memiliki daya Tarik
magnetik pedagogis, sehingga penampilannya menjadi sumber model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
atau teladan, memiliki daya adaptasi tinggi, memiliki daya adaptasi
tinggi, memiliki kesehatan jasmani, dan rohani secara paripurna.
b. Guru yang memiliki jiwa semangat, dan nilai-nilai keguruan berbasis
kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual secara terpadu yang
secara intrinsik tertanan dalam dirinya dan tercermin dalam perilaku
keguruannya. Hal itu dilandasi dengan penguasaan ilmu keguruan yang
teraplikasikan secara nyata dalam kinerjanya.
c. Secara cerdas menguasai semua materi ajar secara akademik,
konsepsional dan aplikatif serta senantiasa terus menerus
dikembangkan secara berkesinambungan sesuai dengan tuntutan
lingkungan dan perkembangan zaman. Materi ajar bukan hanya
sekedar informasi kosongnamun merupakan substansi yang
kontekstual dan bermakna dalam keseluruhan proses pembelajaran dan
kehidupan nyata.
d. Guru yang secara arif memiliki pemahaman terhadap semua peserta
didik secara utuh dan objektif. Yang diwujudkan dalam pendekatan
yang bersifat personal, yang membuat peserta didik memperoleh rasa
penerimaan dan penghargaan akan harga dan martabat dirinya. mereka
bersedia untuk berkomunikasi secara akrab diluar aktivitas di kelas
dalam beragam tempat, waktu, dan situasi untuk berdiskusi berbagai
hal.
e. Guru yang memiliki kompetensi komunikasi instruksional
(pengajaran) berbagai pedagosis, sebagaimana tercermin dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
pengumuman berbagai strategi dan metode mengajar secara tepat
menyenangkan, dan efektif. Secara pedagogis semua proses
pembelajaran dilakukan dalam suasana interaksi pedagogis yang
mampu membuat getaran psikologis pada diri para siswa. Dengan
demikian semua yang disampaikan akan tersimpan dalam memori
jangka panjang sehingga terus melekat hingga sepanjang masa.
f. Guru yang menjadi bagian dari lingkungan kehidupan spiritual dan
sosial, yang tercermin dalam kecerdasan dalam kehidupan sebagai
warga masyarakat dan hamba Allah. Hal itu terwujud dalam
penampilannya di lingkungan sosial sebagai sumber model dan
menjadi tokoh panutan di masyarakat dalam berbagai aspek dan
dimensi kehidupan.
4. Kompetensi Kepribadian Guru
Menurut Buchari Alma (2010), “kompetensi kepribadian adalah
kompetensi yang berkaitan dengan perilaku pribadi guru itu sendiri yang
kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam perilaku
sehari-hari”. Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005
tentang standar nasional pendidikan pasal 28 ayat 3 butir b, menyatakan
bahwa “kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang
mantab, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik, dan berakhlak mulia”. Guru sekolah dasar merupakan panutan untuk
siswa-siswinya. Kepribadian yang baik sangatlah penting dimiliki oleh
guru sekolah dasar, karena guru sekolah dasar menjadi contoh untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
siswa-siswinya. Menurut Syaiful Sagala (2009), beberapa hal yang harus
dimiliki guru dalam kompetensi kepribadian antara lain :
a. Mantap dan stabil yaitu memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai
norma hukum, norma sosial dan etika yang berlaku.
b. Dewasa yang berarti mempunyai kemandirian untuk bertindak sebagai
pendidik yang memiliki etos kerja sebagai guru.
c. Arif dan bijaksana yaitu tampilannya bermanfaat bagi peserta didik,
sekolah, dan masyarakat dengan menunjukkan keterbukaan dalam
berpikir dan bertindak.
d. Berwibawa yaitu perilaku guru yang disegani sehingga berpengaruh
positif terhadap peserta didik.
e. Memiliki akhlak mulia dan memiliki perilaku yang dapat diteladani
oleh peserta didik, bertindak sesuai norma religius, jujur, ikhlas, dan
suka menolong.
Dilihat dari kompetensi kepribadian, guru yang memiliki
kompetensi kepribadian yang baik berarti mantap, stabil, dewasa, arif,
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia, juga
siap mengikuti perkembangan ilmu dan kependidikan melalui berbgai
media komunikasi yang mutakhir. Agar guru memiliki kompetensi
kepribadian yang baik, guru harus memiliki kemampuan mengelola emosi
yang baik.
Dengan memiliki kemampuan mengelola emosi yang baik, guru
mampu mengelola perasaan pikiran dan tindakan agar semakin menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, serta dapat menjadi
teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Serta guru yang memiliki
kemampuan mengelola emosi yang baik, juga memiliki sifat inovatif
sehingga dapat mengikuti perkembangan ilmu dan kependidikan melalui
berbgai media komunikasi yang mutakhir.
5. Kemampuan Mengelola Emosi Guru SD
Kemampuan mengelola emosi adalah suatu kemampuan dalam diri
manusia untuk mengelola setiap perasaan-perasaan yang muncul terhadap
dirinya dan mampu mengungkapkannya dengan baik. Orang yang mampu
memahami emosi apa yang sedang mereka alami dan rasakan, akan lebih
mampu mengelola emosinya secara positif. Sebaliknya, orang yang
kesulitan memahami emosi apa yang sedang bergejolak dalam
perasaannya, menjadi renta dan terpenjara oleh emosinya sendiri. Mereka
menjadi bingung dan bimbang akan makna dari suasana emosi yang
sedang mereka rasakan.
Kemampuan mengelola emosi sangat dibutuhkan oleh seorang guru
sekolah dasar. Dalam kesehariannya yang banyak berinteraksi baik oleh
warga lingkungan sekolah maupun luar sekolah pasti banyak hal yang
dapat menimbulkan emosional. Emosi dapat merugikan diri sendiri dan
orang lain.
Guru sekolah dasar yang tidak dapat mengelola emosi, akan
berdampak buruk bagi perkembangan peserta didik. Tetapi guru sekolah
dasar yang memiliki kemampuan mengelola emosi yang baik dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
mengontrol dirinya sehingga tidak merugikan orang lain akibat
emosionalnya. Contohnya ketika seorang guru kurang dapat beradaptasi
dengan siswa yang berbeda bahasa, siswa menjadi tidak nyaman
mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
Jadi kemampuan mengelola emosi guru sekolah dasar adalah suatu
kemampuan yang dimiliki oleh guru sekolah dasar untuk mengelola setiap
perasaan-perasaan yang muncul terhadap dirinya dan mampu
mengungkapkannya dengan baik. Jika emosi dapat dikelola dengan baik,
maka tindakan yang dilakukan atas emosi tersebut pun dapat dikontrol
dengan baik pula.
6. Peran guru sekolah dasar sebagai pembimbing
Guru sekolah dasar memiliki peran yang sangat besar dalam
tumbuh kembangnya anak, baik akademik maupun kepribadian anak.
Maliki (2016) mengatakan Guru mempunyai peranan dan kedudukan
instrument kunci dalam keseluruhan pembangunan masyarakat pada
umumnya. Guru juga merupakan faktor utama dalam dalam keseluruhan
proses pendidikan. Proses pendidikan akan berjalan dengan baik jika guru
sekolah dasar dapat mengelola emosinya dengan baik. Guru sekolah dasar
yang pandai mengendalikan diri dapat menghantarkan siswa menjadi lebih
baik.
Guru sekolah dasar harus memiliki kemampuan mengelola emosi
yang baik, karena guru sekolah dasar merupakan pedoman siswa.
Rochman dalam Maliki (2016) mengatakan bahwa guru mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
peranan dalam kedudukan kunci di dalam proses pendidikan terutama
pendidikan formal bahkan pembangunan masyarakat umum. Surya dalam
Maliki (2016) mengatakan bahwa guru yang baik dan efektif ialah guru
yang dapat memainkan peranan –peranan tertentu dengan baik. Peranan-
peranan tersebut adalah sebagai perancang pembelajaran, pengelolaan,
pengajaran, penilaian hasil pembelajaran, pengaruh pembelajaran, dan
sebagai pembimbing siswa.
Rochman dalam Maliki (2016) memberikan tulisan yang sangat
mendukung peran guru, baik di sekolah maupun di masyarakat, yakni :
kepribadian guru merupakan bagian terpenting dalam meraih kesuksesan
pembelajaran sehingga akan tercipta peserta didik yang memiliki kualitas.
Kemampuan mengelola emosi guru sekolah dasar sangat berdampak
terhadap siswa. Kepribadian guru sekolah dasar merupakan bagian
terpenting dalam proses pembelajaran. Guru sekolah dasar yang dapat
mengelola emosinya dengan baik berarti dapat mengelola pikiran dan
tindakannya juga baik terhadap siswa maupun masyarakat sekolah lainnya.
7. Pengembangan diri guru sekolah dasar
Hasibuan (2014) Pengembangan diri merupakan katalis bagi
transformasi mendalam dari dalam diri individu. Pengembangan diri
terkait erat dengan perbaikan diri, bahkan secara konotatif sangat mungkin
bermakna sama. Pengembangan diri guru sekolah dasar merupakan
perubahan diri agar menjadi semakin lebih baik lagi dari sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Hasibuan (2014) Perbaikan diri diawali dengan pengenalan siapa
diri sendiri yang sesungguhnya. Self-improvement is about knowing who
your self really are. Disinilah mulai kebangkitan rasa ingin tahu, sebagai
awal dari pengetahuan. Perbaikan diri merupakan petualangan penemuan
oleh diri sendiri, kemampuan pribadi keluar dari tradisi anti-perubahan dan
memasuki zona kehidupan baru untuk tumbuh dan berkembang secara
individual. Self-improvement is about honesty, compassion and integrity to
one’s self. Jadi, ada dimensi harga-diri, kemauan bangkit, dan integritas
dalam rangka perbaikan diri.
Pengembangan diri guru sekolah dasar adalah perbaikan diri guru
sekolah dasar dengan tujuan mengetahui betul diri pribadi, kemauan untuk
bangkit, serta memperbaiki kesalahan-kesalahan diri. Pengembangan diri
guru sekolah dasar sangat dibutuhkan guna menilik diri dan memperbaiki
diri. Guru sekolah dasar yang telah melakukan pengembangan diri
diharapkan dapat lebih baik dari sebelumnya dan dapat menjadi panutan
yang baik bagi para siswanya.
8. Masa deawasa
Guru sekolah dasar merupakan individu yang telah memasuki masa
dewasa. Menurut Jahja (2011) dewasa adalah orang yang bukan lagi anak-
anak dan telah menjadi pria atau wanita seutuhnya. Masa dewasa biasanya
dimulai sejak usia 18 tahun hingga kira-kira usia 40 tahun dan biasanya
ditandai dengan selesainya pertumbuhan pubertas dan organ kelamin anak
telah berkembang dan mampu berproduksi. Pembagian masa dewasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
menurut Elizabeth B. Hurlock dalam Jahja (2011) membagi masa dewasa
menjadi tiga bagian :
a. Masa dewasa awal (masa dewasa dini/young adult)
Masa dewasa awal adalah masa pencarian kemantapan dan masa
reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan
ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen,
dan masa ketergantungan perubahan nilai-nilai, kreatifitas dan
penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Kisaran umur antara
21 sampai 40 tahun.
b. Masa dewasa madya (middle adulthood)
Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur 40 sampai 60
tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial antara lain;
masa dewasa madya merupakan masa transisi, di mana pria dan
wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masa
dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan
ciri-ciri jasmani dan perilaku yang baru. Perhatian terhadap agama
lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-
kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi
kebutuhan pribadi dan sosial.
c. Masa dewasa lanjut (masa tua/older adult)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang.
Masa ini dimulai dari umur 60 tahun sampai akhir hayat, yang
ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan
psikologis yang semakin menurun. Adapun ciri-ciri yang berkaitan
dengan penyesuaian pribadi dan sosialnya sebagai berikut:
perubahan yang menyangkut kemampuan motoric, kekuatan fisik,
perubahan dalam fungsi psikologis, perubahan dalam sistem saraf,
dan penampilan.
Jahja (2011) masa dewasa adalah masa awal seseorang dalam
menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-
harapan sosial baru. Pada masa ini, seseorang dituntut untuk memulai
kehidupannya memerankan peran ganda seperti peran sebagai suami/istri
dan peran dalam dunia kerja (berkarir).
Jahja (2011) Masa dewasa dikatakan sebagai masa sulit bagi individu
karena pada masa ini seseorang dituntut untuk melepaskan
ketergantungannya terhadap orang tua dan berusaha untuk dapat mandiri.
Ciri-ciri masa dewasa dini yaitu :
a. Masa pengaturan (settle down)
Pada masa ini, seseorang akan “mencoba-coba” sebelum ia
menentukan mana yang sesuai, cocok, dan memberi kepuasan
permanen.
b. Masa usia produktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Dinamakan sebagai masa produktif karena pada rentang usia ini
merupakan masa-masa yang cocok untuk menentukan pasangan
hidup, menikah, dan bereproduksi/menghasilkan anak.
c. Masa bermasalah
Pada masa ini seseorang seseorang harus mengadakan penyesuaian
dengan peran barunya (perkawinan vs. pekerjaan). Jika ia tidak
dapat mengatasinya, maka akan menimbulkan masalah. Ada tiga
faktor yang membuat masa ini begitu rumit yaitu; pertama,
individu ini kurang siap dalam menghadapi babak/peran baru
dalam dirinya dan tidak dapat menyesuaikan. Kedua, karena
kurang persiapan, maka ia kaget dengan dua peran/lebih yang
harus diembannya secara serempak. Ketiga, ia tidak memperoleh
bantuan dari orang tua atau siapa pun dalam menyelesaikan
masalah.
d. Masa ketegangan emosional
Ketika seseorang berumur 20-an (sebelum 30-an), kondisi
emosionalnya tidak terkendali. Ia cenderung labil, resah, dan
mudah memberontak. Namun ketika telah berumur 30-an,
seseorang akan cenderung stabil dan tenang dalam emosi.
e. Masa keterasingan sosial
Masa dimana seseorang mengalami “krisis isolasi”, ia terisolasi
atau terasingkan dari kelompok sosial. Kegiatan sosial dibatasi
karena berbagai tekanan pekerjaan dan keluarga. Keterasingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat untuk
maju dalam berkarir.
f. Masa komitmen
Pada masa ini setiap individu mulai sadar akan pentingnya sebuah
komitmen. Ia mulai membentuk pola hidup, tanggung jawab, dan
komitmen baru.
g. Masa ketergantungan
Pada awal masa dewasa dini sampai akhir usia 20-an, seseorang
masih punya ketergantungan pada orang tua atau
organisasi/instansi yang mengikatnya.
h. Masa perubahan nilai
Nilai yang dimiliki seseorang ketika ia berada pada masa dewasa
dini berubah karena pengalaman dan hubungan sosialnya semakin
meluas.
i. Masa penyesuaian diri dengan hidup baru
Ketika seseorang telah mencapai masa dewasa berarti ia harus
lebih bertanggung jawab karena pada masa ini ia sudah mempunyai
peran ganda. (peran sebagai orang tua dan pekerja)
j. Masa kreatif
Dinamakan masa kreatif karena pada masa ini seseorang bebas
untuk berbuat apa yang diinginkan. Namun kreativitas tergantung
pada minat, potensi, dan kesempatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Menurut Dr. Harold Shyrock dari Amerika Serikat faktor yang dapt
menunjukan kedewasaan yaitu:
a. Fisik
Secara fisik, usia, rangka tubuh, tinggi, dan lebarnya tubuh
seseorang dapat menunjukan sifat kedewasaan pada diri seseorang.
Faktor-faktor ini memang biasa digunakan sebagai ukuran
kedewasaan. Akan tetapi, segi fisik saja belum dapat menjamin
ketepatan bagi seseorang untuk dapat dikatakan dewasa.
b. Kemampuan mental
Orang yang telah dewasa dalam cara berpikir dan tindaknya
berbeda dengan orang yang masih kekanak-kanakan sifatnya.
Dapat berpikir secara logis, pandai mempertimbangkan segala
sesuatu dengan adil, terbuka dan dapat menilai semua pengalaman
hidup merupakan salah satu ciri-ciri kedewasaan pada diri
seseorang.
c. Pertumbuhan sosial
Perasaan simpatik pada seseorang dan bahkan terhadap seorang
yang tidak ia sukai sekalipun merupakan ciri kedewasaan secara
sosial. Orang yang dapat berbuat seperti itu dia pasti pandai
menguasai keadaan meskipun terhadap orang yang berlaku tidak
baik terhadap dirinya meskipun untuk hal yang paling menyakitkan
dalam hatinya sekalipun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
d. Emosi
Kedewasaan seseorang itu dapat dilihat dari cara seseorang dalam
mengendalikan emosi ini. jika orang pandai mengendalikan
emosinya, maka berarti semua tindakan yang dilakukannya bukan
hanya mengandalkan dorongan nafsu, melainkan dia telah
menggunakan akalnya juga. Orang yang telah menguasai dan
mengendalikan emosinya dengan disertai oleh kemampuan mental
yang cukup dewasa, dia pasti dapat mengendalikan dirinya menuju
kehidupan yang bahagia dikarenakan selalu bersifat terbuka dalam
menghadapi berbagai kenyataan-kenyataan hidup, tabah dalam
menghadapi setiap kesulitan dan persoalan hidup, dan dapat merasa
puas dan sanggup menerima segala sesuatunya dengan lapang
dada.
e. Pertumbuhan moral dan spiritual
Kematangan spiritual dan moral bagi seseorang yang mendorong
dia untuk mengasihi dan melayani orang lain dengan baik. Oleh
sebab itu, pertumbuhan ini harus telah dimulai sejak awal dan
dikembangkan untuk dapat menghayati rahmat Tuhan. Sehingga,
dengan demikian orang tersebut dapat dikatakan sebagai orang
yang pandai mensyukuri nikmat-Nya.
C. Kajian Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Cicilia Indah Nuraeny
tahun 2016 dengan judul “Kemampuan Mengelola Emosi Mahasiswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Sedang Menyusun Skripsi (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Prodi BK USD
Angkatan Tahun 2012)”, didapatkan hasil bahwa kemampuan mengelola
emosi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi pada mahasiswa prodi BK
USD angkatan tahun 2012 dengan kategori tinggi berkisar 79,03 %. Kategori
tinggi dapat diartikan baik. Relevansi penelitian di atas dengan penelitian ini
terletak pada aspek kemampuan mengelola emosi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Maria Kurniawati tahun
2008 dengan judul “Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap
Profesionalisme Guru ditinjau dari Locus of Control dan Masa Kerja,
diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap
profesionalisme guru ditinjau dari locus of control dan masa kerja. Relevansi
penelitian diatas dengan penelitian ini adalah emosi sebagai salah satu
komponen yang dibahas, serta subyek penelitian yaitu guru.
D. Kerangka Pikir
Pada bagian ini dipaparkan mengenai kerangka pikir peneliti.
Kemampuan mengelola emosi menurut Goleman (1998) memiliki lima aspek.
Kelima aspek tersebut apabila mampu dilakukan oleh seseorang atau dialami
oleh seseorang dapat membantu seseorang untuk memiliki kemampuan
mengelola emosi. Di dalam dirinya. agar lebih mudah untuk dipahami,
kerangka pikir penelitian dapat dilihat dalam gambar 2.1 berikit ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pikir Pengelolaan Emosi
Asumsi Awal
Kemampuan Mengelola Emosi
Guru SD Rendah
Aspek Kemampuan
Mengelola Emosi Menurut
Goleman (1998)
1. Mengendalikan Diri
2. Sifat Dapat
Dipercaya
3. Sifat Bersungguh-
sungguh
4. Adaptabilitas
5. Inovasi
Kemampuan Mengelola
Emosi Guru SD
Usulan Topik-topik Pengembangan Diri untuk Meningkatkan
Kemampuan Mengelola Emosi para Guru Sekolah Dasar pada
Beberapa Sekolah Dasar di Serang-Banten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek
penelitian, definisi operasional variabel penelitian, teknik dan instrumen
pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode ini disebut
metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistik (Sugiyono: 2016). Penelitian ini digunakan penulis
untuk memperoleh gambaran mengenai kemampuan mengelola emosi para
guru sekolah dasar pada beberapa sekolah di Serang-Banten.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan pada 5 Sekolah di Serang-Banten,
yaitu; SD Negeri Kota Baru, SD Negeri Lopang Cilik, SD Negeri Serang 17,
SD Negeri Taman Baru 1, SD Negeri Taman. Pengambilan data dalam
penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari tahun ajaran 2018/2019 pada
tanggal 12 sampai 15 Februari 2019.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru-guru sekolah dasar di Serang-Banten
yang berjumlah 52 guru. Alasan memilih guru sekolah dasar, karena penting
seorang guru SD memiliki pengelolaan emosi yang baik. Emosi guru
sekolah dasar sangat berpengaruh terhadap perkembangan peserta didik.
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil wawancara peneliti tertarik untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
meneliti kemampuan mengelola emosi para guru sekolah dasar pada
beberapa sekolah di Serang-Banten.
Tabel 3.1
Jumlah Subjek Penelitian
Nama Sekolah Jumlah
SD Negeri Kota Baru 9 Orang
SD Negeri Lopang Cilik 11 Orang
SD Negeri Serang 17 11 Orang
SD Negeri Taman Baru 1 10 Orang
SD Negeri Taman 11 Orang
Total 52 Orang
Teknik penentuan subjek dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling. Menurut Sugiyono (2016), Purposive sampling merupakan teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala seuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016).
Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan mengelola emosi guru
sekolah dasar. Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan
mengelola perasaan-perasaan yang dirasakan sehingga pikiran dan tindakan
yang dilakukan lebih positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,
berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari sumber datanya,
maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber
sekunder. Sugiyono (2016). Penelitian ini menggunakan sumber data
primer karena sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data tidak melalui orang lain. Teknik yang digunakan pada
penelitian ini adalah menggunakan skala. Menurut Azwar (1999) skala
merupakan alat ukur psikologi untuk mengukur aspek afektif. Menurut
Periantalo (2015) karakteristik skala sebagai alat ukur psikologi, yaitu:
a. Mengungkap aspek nonkognitif, artinya skala tidak mengungkap
aspek kognitif (pengetahuan). Skala mengungkap aspek bagaimana
manusia merespon. Semua jawaban dalam skala benar.
b. Aspek diungkap melalui item. Ungkapan tersebut diwakili oleh item
yang berasal dari indikator perilaku yang dibuat.
c. Menghasilkan skor. Skala psikologi merupakan bagian dari
pengukuran psikologi. Pengukuran menghasilkan skor. Skor
merupakan suatu kontinum interval. Skor bergerak dari angka
tertentu menuju angka tertentu. Skor didapat dari penjumlahan item.
Skor mempunyai klasifikasi tertentu. Klasifikasi memiliki interpretasi
atau makna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
d. Melalui proses psikometri. Skala diuji cobakan melalui proses
psikometri yang dimulai dari penetapan konstrak yang hendak
diungkap.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini
adalah Skala kemampuan mengelola emosi. Skala pengukuran merupakan
kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang
pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut
bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif
(Sugiyono:2016). Pengisian skala ini bertujuan untuk mengumpulkan data
mengenai kemampuan mengelola emosi guru sekolah dasar pada beberapa
sekolah dasar di Serang-Banten.
Penelitian ini menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2016)
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala
Likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau
pertanyaan.
Variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. item
pertanyaan yang terdapat pada skala penelitian ini terdiri dari pertanyaan
favorable (pernyataan positif) dan unfavorable (pernyataan negatif). Pada
instrumen skala ini peneliti menyediakan empat pilihan jawaban yaitu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai. Peneliti tidak
mencantumkan alternatif jawaban ragu-ragu untuk menghindari
kecenderungan responden memberikan jawaban netral. Norma skoring
yang digunakan dalam pengolahan ini adalah:
Tabel 3.2
Norma Skoring Skala Kemampuan Mengelola Emosi
Alternatif Jawaban Item Favorabel Item Unfavorabel
sangat sesuai 4 1
sesuai 3 2
tidak sesuai 2 3
sangat tidak sesuai 1 4
Responden diminta untuk menjawab pertanyaan pada inventori
kemampuan mengelola emosi ini dengan memilih salah satu alternatif
jawaban dengan memberikan tanda centang (). Skoring dilakukan dengan
menjumlahkan jawaban responden pada masing-masing item. Semakin
tinggi jumlah skor yang diperoleh maka semakin tinggi pula kemampuan
mengelola emosi, sebaliknya jika semakin rendah jumlah skor yang
diperoleh maka semakin rendah pula kemampuan mengelola emosi. Kisi-
kisi Skala kemampuan mengelola emosi para guru sekolah dasar pada
beberapa sekolah di Serang-Banten. Tampak pada tabel kemampuan
mengelola emosi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Skala Kemampuan Mengelola Emosi
No. Aspek Indikator Nomor Butir Jumlah
item
Sub
Total Favorable Unfavorable
1. Mengendalikan
diri Mampu bersikap
tenang saat emosi. 1,29,57 28,56 5
15 Berpikir positif
ketika menghadapi
masalah.
27,55 2,30,58 5
Mengelola perasaan
yang menekan diri. 59 26,54 5
2. Sifat dapat
dipercaya Membangun
kepercayaan. 25,53 4,60 5
13
Berperilaku sesuai
dengan moral. 5,33 24,52 4
Mengakui
kesalahan yang
diperbuat tanpa
menutupinya.
23,51 6,34 4
3. Sifat
bersungguh-
sungguh
Bertanggung jawab
atas dirinya dan
pekerjaanya.
7,35 22,50 4
12
Menjalankan
komitmennya
dengan sungguh-
sungguh.
21,49 8,36 4
Tepat waktu dalam
menyelesaikan
pekerjaan.
9,37 20,48 4
4. Adaptabilitas Mampu
menyesuaikan
dengan lingkungan
baru
19,47 10,38 4
8 Mampu
menyesuaikan
dengan orang-orang
baru.
11,39 18,46 4
5. Inovasi Terampil mencari
berbagai informasi. 17,45 12,40 4
12
Memiliki kemauan
menambah
wawasan.
13,41 16,44 4
Berani menciptakan
gagasan-gagasan
baru.
15,43 14,42 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Validitas Instrumen
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berati instrumen tersebut
dapat digunkan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur
(Sugiyono:2016). Teknik uji yang digunakan adalah dengan cara
mengkorelasikan skor-skor setiap item yang digunakan terhadap skor-skor
ciri melalui pendekatan analisis korelasi Pearson Product Moment.
Formulasi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Formula:
Keterangan:
= korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir
N = jumlah subyek
X = skor item kuesioner
Y = skor total butir-butir kuesioner
XY = hasil perkalian antara skor X dan skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS
(Statistic Programme for Social Science), dari hasil penghitungan
diperoleh 53 yang memiliki korelasi ≥ 0,30, sedangkan 7 item memiliki
korelasi ≤ 0,30. Hasil penghitungan koefisien korelasi item instrumen
penelitian dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
Skala Kemampuan Mengelola Emosi
No. Aspek Indikator
Nomor Butir Jumlah
item Valid Tidak
Valid
1. Mengendalika
n diri Mampu bersikap tenang saat
emosi.
1,28,29,57,
56
- 5
Berpikir positif ketika
menghadapi masalah. 2,30,55,56
27 4
Mengelola perasaan yang
menekan diri. 3,59,26,54 31 4
2. Sifat dapat
dipercaya Membangun kepercayaan. 25,53,4,60 32 4
Berperilaku sesuai dengan moral. 5,33, 24,52 - 4
Mengakui kesalahan yang
diperbuat tanpa menutupinya. 6,23, 34,51 - 4
3. Sifat
bersungguh-
sungguh
Bertanggung jawab atas dirinya
dan pekerjaanya. 7,22,35,50 - 4
Menjalankan komitmennya
dengan sungguh-sungguh. 21,49, 8,36 - 4
Tepat waktu dalam
menyelesaikan pekerjaan. 9,37,20 48 3
4. Adaptabilitas Mampu menyesuaikan dengan
lingkungan baru 19,47,10,38 - 4
Mampu menyesuaikan dengan
orang-orang baru. 11,39,46,18 - 4
5. Inovasi Terampil mencari berbagai
informasi. 17,45 12,40 2
Memiliki kemauan menambah
wawasan. 41, 16,44 13 3
Berani menciptakan gagasan-
gagasan baru. 14,15,43,43 - 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 3.5
Kisi-kisi Skala Kemampuan Mengelola Emosi (Setelah Uji Validitas)
No. Aspek Indikator Nomor Butir Jumlah
item
Sub
Total Favorable Unfavorable
1. Mengendalika
n diri
Mampu bersikap
tenang saat emosi. 1,29,57 28,56 5
13
Berpikir positif
ketika menghadapi
masalah.
55
2,30,58
4
Mengelola perasaan
yang menekan diri. 3,59 26,54 4
2. Sifat dapat
dipercaya
Membangun
kepercayaan. 25,53 4,60 4
12
Berperilaku sesuai
dengan moral. 5,33 24,52 4
Mengakui kesalahan
yang diperbuat tanpa
menutupinya.
23,51 6,34 4
3. Sifat
bersungguh-
sungguh
Bertanggung jawab
atas dirinya dan
pekerjaanya.
7,35 22,50 4
11
Menjalankan
komitmennya dengan
sungguh-sungguh.
21,49 8,36 4
Tepat waktu dalam
menyelesaikan
pekerjaan.
9,37 20 3
4. Adaptabilitas Mampu
menyesuaikan
dengan lingkungan
baru
19,47 10,38 4
8 Mampu
menyesuaikan
dengan orang-orang
baru.
11,39 18,46 4
5. Inovasi Terampil mencari
berbagai informasi. 17,45 - 2
9
Memiliki kemauan
menambah wawasan. 41 16,44 3
Berani menciptakan
gagasan-gagasan
baru.
15,43 14,42 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil pengukuran.
Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu yang mampu
memberikan hasil ukur yang terpercaya disebut sebagai reliabel (Azwar,
2009). Menurut Azwar (2009) pengukuran yang menggunakan instrumen
pendidikan dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila alat
ukur yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur apa
yang hendak diukur. Perhitungan reliabilitas instrumen penelitian ini
menggunakan pendekatan koefisien Alpha Cronbach (α). Adapun rumus
koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (α) adalah sebagai berikut:
(
)
Keterangan:
α : Reliabilitas skala
dan
: Varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
: Varians skor skala
Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
SPSS Statistics Versi 20. Dari Hasil perhitungan didapat skor berikut :
Tabel 3.6
Reliabilitas Skala Kemampuan Mengelola Emosi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,953 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Berdasarkan perhitungan reliabilitas ditemukan nilai koefisien
reliabilitas skala kemampuan mengelola emosi sebesar 0,953. Nilai
tersebut kemudian dikonsultasikan ke Tabel Kriteria Guilford di bawah
ini:
Tabel 3.7
Tabel Kriteria Guilford
Berdasarkan kriteria Guilford dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas kemampuan mengelola emosi sebesar 0,953 termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Artinya skala ini layak untuk mengukur kemampuan mengelola emosi guru sekolah dasar pada beberapa sekolah dasar di Serang-Banten.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah:
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi
data berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data dari tiap
variabel yang diteliti, dan melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif ini menggunakan
perhitungan statistik. Deskriptif kategorisasi pada penelitian ini adalah
menggunakan nilai-nilai mean, standar deviasi, skor maksimum dan skor
No. Koefisien Korelasi Kualifikasi
1. 0,91–1,00 Sangat Tinggi
2. 0,71–0,90 Tinggi
3. 0,41-0,70 Cukup
4. 0,21-0,40 Rendah
5. <0,20 Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
minimum. Langkah-langkah teknik analisis data yang ditempuh adalah
sebagai berikut:
1. Menentukan skor
Penentuan skor dilakukan dengan mengacu pada pedoman skoring
yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti melihat sifat pertanyaan favorable
maupun unfavorable dan memberikan nilai dari angka 1 sampai 4
berdasarkan jawaban yang diberikan oleh responden. Setelah itu peneliti
memasukkan hasil tersebut pada tabulasi data dan menghitung total jumlah
skor item serta jumlah skor.
2. Membuat Tabulasi Data
Menyusun tabulasi data dan menghitung total jumlah skor masing-
masing subjek serta jumlah skor item dengan menggunakan microsoft
office excel 2010. Tahap selanjutnya adalah menganalisis data secara
statistik menggunakan program SPSS Statistics Versi 20.
3. Menentukan Kategori
Menurut Azwar (2009) pengkategorian memiliki tujuan untuk
menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah
berdasarkan atribut yang diukur secara berjenjang dan menurut suatu
kontinum berdasarkan atribut yang diukur. Kategorisasi jenjang
kemampuan mengelola emosi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dari sangat tinggi sampai sangat rendah. Perhitungan dalam penggolongan
norma kategorisasi adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 3.8
Norma Kategorisasi
Norma/Kriteria Skor Kategori
μ + 1,5 σ < X Sangat Tinggi
μ + 0,5 σ < X ≤ μ + 1,5 σ Tinggi
μ - 0,5 σ < X ≤ μ + 0,5 σ Sedang
μ - 1,5 σ < X ≤ μ - 0,5 σ Rendah
X ≤ μ - 1,5 σ Sangat Rendah
Keterangan:
Skor Rata-Rata Maksimum
Teoretik
: Skor tertinggi yang didapat
Skor Rata-Rata Minimum
Teoretik
: Skor terendah yang didapat
Rata-Rata Teoritik (µ) : Rata-rata teoretis skor maksimum
dan skor minimum
Standar Deviasi (σ) : Luas jarak rentang dibagi 6
Uraian kategori tersebut diterapkan sebagai pengelompokan tinggi
rendahnya kemampuan mengelola emosi guru sekolah dasar pada beberapa
sekolah dasar di Serang-Banten dengan jumlah 53 item valid diperoleh
hasil skor sebagai berikut skor subjek sebagai berikut:
Skor Rata-Rata Maksimum Teoritik : 53 x 4 = 212
Skor Rata-Rata Minimum Teoritik : 53 x 1 = 53
Luas Jarak : 212 – 53 = 159
Standar Deviasi (σ) : (212-53) : 6 = 26,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Rata-Rata Teoritik (µ) : (212+53) : 2 = 132,5
Tabel 3.9
Norma Kategorisasi Kemampuan Mengelola Emosi Guru Sekolah
Dasar pada Beberapa Sekolah Dasar di Serang-Banten
S
el
ai
n
n
orma kategorisasi untuk mengukur kemampuan mengelola emosi guru
sekolah dasar, peneliti juga menyusun kategorisasi perolehan skor butir
pengukuran dengan menggunakan norma yang sama. Adapun skor-skor
yang digunakan menyusun kategorisasi perolehan skor adalah sebagai
berikut :
Skor Rata-Rata Maksimum Teoritik : 52 x 4 = 208
Skor Rata-Rata Minimum Teoritik : 52 x 1 = 52
Luas Jarak : 208 -52 = 268
Standar Deviasi (σ) : (208-52) :6 = 26
Rata-Rata Teoritik (µ) : (208+52) : 2 = 130
Hasil perhitungan analisis data skor skala pengukuran kemampuan
mengelola emosi subjek disajikan dalam norma kategorisasi item
Norma/Kriteria Skor Rentang Nilai
Skoring Kategori
μ + 1,5 σ < X 175 – 212 Sangat Tinggi
μ + 0,5 σ < X ≤ μ + 1,5 σ 147 – 174 Tinggi
μ - 0,5 σ < X ≤ μ + 0,5 σ 120 – 146 Sedang
μ - 1,5 σ < X ≤ μ - 0,5 σ 94 – 119 Rendah
X ≤ μ - 1,5 σ 53 – 93 Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Kemampuan Mengelola Emosi Guru Sekolah Dasar pada Beberapa
Sekolah Dasar di Serang-Banten sebagai berikut pada tabel:
Tabel 3.10
Norma Kategorisasi Skor Item Kemampuan Mengelola Emosi Guru Sekolah
Dasar pada Beberapa Sekolah Dasar di Serang-Banten
Norma/Kriteria Skor Rentang Nilai
Skoring Kategori
μ + 1,5 σ < X 169 – 208 Sangat Tinggi
μ + 0,5 σ < X ≤ μ + 1,5 σ 143 – 168 Tinggi
μ - 0,5 σ < X ≤ μ + 0,5 σ 117 – 142 Sedang
μ - 1,5 σ < X ≤ μ - 0,5 σ 91 – 116 Rendah
X ≤ μ - 1,5 σ 52 – 90 Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi hasil penelitian serta pembahasan dari hasil penelitian
tersebut. Peneliti memaparkan hasil penelitian berdasarkan masalah yang telah
dipaparkan dalam bab 1, yaitu tentang kemampuan mengelola emosi dan
implementasinya pada usulan topik program pengembangan diri para guru sekolah
dasar pada beberapa sekolah dasar di Serang-Banten tahun 2019.
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian akan menjawab rumusan masalah penelitian, yaitu :
1. Kemampuan Mengelola Emosi Para Guru Sekolah Dasar pada
Beberapa Sekolah Dasar di Serang-Banten.
Berdasarkan perolehan data penelitian yang diperoleh melalui
Skala kemampuan mengelola emosi, dapat dilihat gambaran kemampuan
mengelola emosi para guru sekolah dasar pada beberapa sekolah dasar di
Serang-Banten pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Kategorisasi Kemampuan Mengelola Emosi Para Guru Sekolah Dasar pada
Beberapa Sekolah Dasar di Serang-Banten
Kategori Interval Frekuensi Persentase
Sangat Tinggi 169 - 208 29 55,8%
Tinggi 143 - 168 18 34,6%
Sedang 117 - 142 5 9,6%
Rendah 91 - 116 0 0%
Sangat Rendah 52 - 90 0 0%
Jumlah 52 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa:
a. Sebanyak 29 Guru sekolah dasar pada beberapa sekolah dasar di
Serang-Banten yang memiliki kategori kemampuan mengelola emosi
sangat tinggi dengan presentase 55,8%. Hal tersebut menunjukkan
bahwa 29 guru memiliki kemampuan mengelola emosi yang sangat
baik.
b. Sebanyak 18 Guru sekolah dasar pada beberapa sekolah dasar di
Serang-Banten yang memiliki kategori kemampuan mengelola emosi
tinggi dengan presentase 34,6%. Hal tersebut menunjukkan bahwa 18
guru memiliki kemampuan mengelola emosi baik.
c. Sebanyak 5 Guru sekolah dasar pada beberapa sekolah dasar di
Serang-Banten yang memiliki kategori kemampuan mengelola emosi
sedang dengan presentase 9,6%. Hal tersebut menunjukkan bahwa 5
guru memiliki kemampuan mengelola emosi sedang.
d. Tidak ada Guru sekolah dasar pada beberapa sekolah dasar di Serang-
Banten yang memiliki kategori kemampuan mengelola rendah dengan
presentase 0%. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada guru yang
memilki kemampuan mengelola emosi buruk.
e. Tidak ada Guru sekolah dasar pada beberapa sekolah dasar di Serang-
Banten yang memiliki kategori kemampuan mengelola emosi sangat
rendah dengan presentase 0%. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak
ada guru yang memiliki kemampuan mengelola emosi sangat buruk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Kategorisasi kemampuan mengelola emosi para guru sekolah dasar
pada beberapa sekolah dasar di Serang-Banten. Digambarkan dalam
gambar di bawah ini.
Gambar 4.1
Kemampuan Mengelola Emosi Guru Sekolah Dasar
pada Beberapa Sekolah Dasar di Serang-Banten.
2. Identifikasi Item yang Perolehan Skornya Rendah.
Perolehan skor butir-butir pengukuran kemampuan mengelola emosi
dikategorisasi berikut ini:
Tabel 4.2
Distribusi Perolehan Skor Item Kemampuan Mengelola Emosi Guru
Sekolah Dasar pada Beberapa Sekolah Dasar di Serang-Banten
0
10
20
30
40
Sangat Tinggi55,8 %
Tinggi 34,6% Sedang 9,6% Rendah 0% Sangat rendah0%
Kategorisasi kemampuan mengelola emosi para
guru sekolah dasar pada beberapa sekolah dasar
di Serang-Banten
Kategori Interval Frekuensi Persentase Nomor Item
Sangat
Tinggi 175 - 212 13 24,5%
9,16,21,24,26,28,30,50,
52,54,56,57,60
Tinggi 147 - 174 38 71,6%
1,2,3,4,5,6,7,8,10,11,14,17,
18,19,20,22,23,25,29,33,34,
35,36,37,38,39,41,42,43,44,
45,46,47,49,51,53,55,59
Sedang 120 - 146 2 3,8% 15,58
Rendah 94 - 119 0 0% -
Sangat
Rendah 53 - 93 0 0% -
Jumlah 53 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa 24,5% atau 13
item yang masuk kategori sangat tinggi, 71,6% atau 38 item yang masuk
kategori tinggi, 3,8% atau 2 item yang masuk kategori sedang, 0% atau 0
item yang masuk kategori rendah, 0% atau 0 item yang masuk kategori
sangat rendah. Jumlah keseluruhan item adalah 53 item.
Berdasarkan tabel 4.2 memperlihatkan sedang, tinggi, sangat
tinggi skor item kemampuan mengelola emosi para guru sekolah dasar
pada beberapa sekolah dasar di Serang-Banten dari kategori item sedang
terdapat 2 butir yang dapat dijadikan dasar dalam menyusun topik
program pengembangan diri untuk meningkatkan kemampuan mengelola
emosi para guru sekolah dasar pada beberapa sekolah dasar di Serang-
Banten. Item tersebut dapat dilihat pada item di bawah ini:
Tabel 4.3
Item-Item Pernyataan yang Tergolong dalam Kategorisasi Sedang
Kemampuan Mengelola Emosi Guru Sekolah Dasar
pada Beberapa Sekolah Dasar di Serang-Banten.
No. No.
Item Aspek Indikator Rumusan Pertanyaan Skor
1. 15 Inovasi Berani
menciptakan
gagasan-gagasan
baru.
Saya berani
memunculkan ide
walaupun banyak yang
tidak suka.
138
2. 58 Mengendalikan
diri
Berpikir positif
ketika menghadapi
masalah.
Saya menyalahkan
rekan guru lain saat
mengalami kegagalan.
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Item yang tergolong sedang pada tabel di atas akan digunakan
sebagai dasar penyusunan topik-topik pengembangan diri dalam
meningkatkan kemampuan mengelola emosi para guru sekolah dasar pada
beberapa sekolah dasar di Serang-Banten.
B. Pembahasan
1. Deskripsi Kemampuan Mengelola Emosi Para Guru Sekolah Dasar
pada Beberapa Sekolah Dasar di Serang-Banten
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukan
bahwa kemampuan mengelola emosi para guru sekolah dasar pada
beberapa sekolah dasar di Serang-Banten sebagian besar memiliki
kemampuan mengelola emosi dengan kategori sangat tinggi dengan
persentase 55,8% atau sekitar 29 guru. Kategori tinggi dengan persentase
34,6% atau sekitar 18 guru. Kategori sedang dengan persentase 9,6%
atau sekitar 5 guru. Kategori rendah dengan persentase 0% atau tidak ada
guru. Kategori sangat rendah dengan persentase 0% atau tidak ada guru.
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti melihat kemungkinan
yang menyebabkan penelitian ini mengungkap hasil tersebut. Peneliti
melihat bahwa hasil penelitian kurang mencerminkan kenyataan
sesungguhnya terkait dengan kemampuan mengelola emosi. Walaupun
dalam skala penelitian, peneliti sangat menjaga privasi subjek dengan
tidak mencantumkan nama pada identitas skala penelitian tetapi guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
pastinya ingin menampilkan diri mereka yang baik adanya walaupun
sebenarnya kurang sesuai dengan keadaannya saat itu.
Kategori sangat tinggi diartikan bahwa kemampuan mengelola
emosi guru sangat baik. Kategori tinggi diartikan bahwa kemampuan
mengelola emosi guru baik. Kategori sedang diartikan bahwa
kemampuan mengelola emosi guru sedang. Kategori rendah diartikan
bahwa kemampuan mengelola emosi guru buruk. Kategori sangat rendah
diartikan bahwa kemampuan mengelola emosi guru sangat buruk.
Guru yang memiliki kemampuan mengelola emosi yang sangat
baik dan baik kemungkinan dipengaruhi oleh pemahaman, penerimaan
diri akan suasana emosi, mengetahui secara jelas makna dari perasaan,
mampu mengungkapkan perasaan secara konstruktif (Safaria & Saputra,
2009) artinya guru dapat memahami dan menerima suasana emosi yang
dirasakan, mampu mengungkapkan perasaannya secara konstruktif atau
dalam artian lain yaitu membangun.
Guru sekolah dasar yang usianya rata-rata diatas 30 tahun sudah
dapat mengelola emosinya dengan baik sejalan sengan teori psikologi
perkembangan, Jahja (2011) ketika telah berumur 30-an, seseorang akan
cenderung stabil dan tenang dalam emosi. Namun ketika telah berumur
30-an, seseorang akan cenderung stabil dan tenang dalam emosi.
Para guru sekolah dasar sudah memasuki masa dewasa yang berarti
dapat mengelola emosinya denga baik. Sejalan dengan teori psikologi
perkembangan Jahja (2011) masa dewasa menggambarkan segala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
organisme yang sudah matang. Orang dewasa memiliki perasaan
simpatik kepada orang lain dan bahkan terhadap seseorang atau hal-hal
yang paling tidak ia sukai sekalipun. Orang dewasa juga menyalurkan
emosi dengan dikendalikan oleh akal dan pertimbangan sehat akan dapat
melahirkan sebuah tindakan yang telah dewasa, dan yang tetap akan
berada dalam peraturan dan norma-norma yang berlaku dalam agama.
Kemampuan mengelola emosi para guru sekolah dasar pada
beberapa sekolah dasar di Serang-Banten yang tergolong sangat baik
berarti para guru memiliki kemampuan mengelola emosi yang cukup
dewasa Jahja (2011) orang yang telah menguasai dan mengendalikan
emosinya dengan disertai oleh kemampuan mental yang cukup dewasa,
dia pasti dapat mengendalikan dirinya menuju kehidupan yang bahagia
dikarenakan selalu bersifat terbuka dalam menghadapi berbagai
kenyataan-kenyataan hidup, tabah dalam menghadapi kesulitan dan
persoalan hidup, dan dapat merasa puas dan sanggup menerima segala
sesuatunya dengan lapang dada.
Kemampuan mengelola emosi para guru sekolah dasar pada
beberapa sekolah dasar di Serang-Banten yang masuk dalam kategori
kemampuan mengelola emosi sangat tinggi dan tinggi yaitu memiliki ciri
aspek pengelolaan emosi yaitu (Goleman 1998). aspek-aspek
kemampuan mengelola emosi: mengendalikan diri, sifat dapat dipercaya,
sifat bersungguh-sungguh, adaptabilitas, dan inovasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Kemampuan mengelola emosi guru yang baik dan sangat baik
sejalan dipengaruhi oleh pikiran yang rasional serta norma-norma yang
berlaku sejalan dengan yang dikatakan oleh Goleman (1998) emosional
dan rasional pada umumnya bekerja dalam keselarasan yang erat, saling
melengkapi cara-cara mereka yang amat berbeda dalam mencapai
pemahaman guna mengarahkan kita menjalani kehidupan duniawi.
Dalam artian para guru mampu mengelola emosinya berkaitan dengan
pikiran yang rasional. Sebagai contoh guru yang merasa sangat marah
kepada siswa rasa marah menimbulkan keinginan untuk memukul siswa,
tetapi pikiran yang rasional mampu mengarahkan guru untuk tidak
memukul melainkan memberi bimbingan siswa tersebut agar menjadi
lebih baik.
Kemungkinan juga kemampuan mengelola emosi sebagian kecil
para guru sekolah dasar pada beberapa sekolah dasar di Serang-Banten
yang masuk dalam kategori kemampuan mengelola emosi sedang yaitu
kurangnya memiliki ciri aspek pengelolaan emosi.
Sebagian Guru yang kemampuan mengelola emosi masuk dalam
kategori kemampuan mengelola emosi sedang yang kurang dapat
mengelola emosi dengan sangat baik dapat dipengaruhi oleh masa
bermasalah dalam masa perkembangan dewasa sejalan dengan teori
psikologi perkembangan masa dewasa Jahja (2011) masa dewasa dapat
dikatakan sebagai masa yang sulit dan bermasalah, seseorang harus
mengadakan penyesuaian dengan peran barunya (perkawinan vs.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
pekerjaan). Jika ia tidak dapat mengatasinya, maka ia akan menimbulkan
masalah.
Sebagian guru yang kurang dapat mengelola emosinya juga
kemungkinan guru yang berusia kurang dari 30 tahun. Sejalan dengan
teori psikologi perkembangan dalam Jahja (2011) saat masa ketegangan
emosional Ketika seseorang berumur 20-an (sebelum 30-an), kondisi
emosionalnya tidak terkendali. Ia cenderung labil, resah, dan mudah
memberontak. Namun ketika telah berumur 30-an, seseorang akan
cenderung stabil dan tenang dalam emosi.
2. Topik-topik Usulan Program Pengembangan Diri yang Sesuai untuk
Meningkatkan Kemampuan Mengelola Para Emosi Guru Sekolah
Dasar pada Beberapa Sekolah Dasar di Serang-Banten
Berdasarkan hasil analisis item pernyataan pada Skala Kemampuan
Mengelola Emosi, sebagian besar para guru sekolah dasar pada beberapa
sekolah dasar di Serang-Banten tahun 2019 telah menunjukan
kemampuan mengelola emosi pada kategori tinggi. Selain itu, peneliti
juga memperoleh dua item pernyataan yang memiliki capaian skor
sedang. Item-item yang memiliki skor sedang tersebut teridentifikasi
pada nomor item 13, dan 51 atau dapat dilihat pada tabel 4.4.
Berdasarkan item-item yang capaian skornya endah, peneliti
mencoba mengusulkan topik-topik program pengembangan diri. Usulan
topik-topik program pengembangan diri ini dimaksudkan agar para guru
sekolah dasar pada beberapa sekolah dasar di Serang-Banten tahun 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
yang memiliki kemampuan mengelola emosi sedang dapat
meningkatkannya, sedangkan untuk yang memiliki kemampuan
mengelola emosi tinggi dapat mempertahankannya. Hal ini penting untuk
dilakukan karena guru yang memiliki kemampuan mengelola emosi baik,
dapat menjadi panutan yang baik serta dapat menciptakan proses
pembelajaran yang optimal.
Tabel 4.4
Usulan Topik Pengembangan Kemampuan Mengelola Para Emosi Guru
Sekolah Dasar pada Beberapa Sekolah Dasar di Serang-Banten
No. Item Indikator Aspek Topik Tujuan Metode
13. Saya berani
memunculkan
ide walaupun
banyak yang
tidak suka.
Inovasi Guru berani
menciptakan
gagasan-
gagasan
baru.
Saya guru
kreatif dan
berinovasi.
Guru dapat
berani
menciptakan
ide-ide
kreatif tanpa
rasa takut
karena
berbeda.
Presentasi,
diskusi,
dinamika
kelompok,
refleksi
51. Saya
menyalahkan
rekan guru
lain saat
mengalami
kegagalan.
Mengendali
kan diri
Guru
berpikir
positif ketika
menghadapi
masalah.
Saya pandai
menilik diri.
Guru mampu
berintrospsek
si diri, tidak
menyalahkan
keadaan dan
orang lain.
Presentasi,
diskusi,
dinamika
kelompok,
refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini diuraikan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran
berdasarkan hasil penelitian Kemampuan Mengelola Emosi dan Implementasinya
pada Usulan Topik Program Pengembangan Diri para Guru Sekolah Dasar pada
Beberapa Sekolah Dasar di Serang-Banten.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai jawaban atas pembahasan dalam
penelitian ini :
1. Sebagian besar kemampuan mengelola emosi guru sekolah dasar pada
beberapa sekolah dasar di Serang-Banten berada pada kategori sangat
baik meskipun ada beberapa guru sekolah dasar pada beberapa sekolah
dasar di Serang-Banten yang berada pada kategori baik dan sedang.
2. Analisis skor item pernyataan, terdapat dua item pernyataan yang
tergolong dalam kategori sedang. Dari dua item pernyataan tersebut
satu item termasuk dalam aspek mengendalikan diri. Apabila dilihat
secara rinci, mengendalikan diri yang dimaksud seperti, menyalahkan
rekan ketika mengalami kegagalan. Satu aspek lainnya adalah aspek
inovasi. Apabila dilihat secara rinci, inovasi yang dimaksud seperti,
kurang berani memunculkan ide karena banyak yang tidak suka
3. Berdasarkan hasil item dengan kategori sedang, peneliti mengusulkan
topik-topik pengmbangan diri. Beberapa topik pengembangan diri yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
diusulkan seperti, “Saya pandai menilik diri”, “Saya guru kreatif dan
berinovasi”. Usulan topik-topik bimbingan yang telah peneliti usulkan kiranya
dapat menjadi bahan pertimbangan sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan
prosedur ilmiah yang ada. Namun, dalam penelitian ini peneliti menyadari
masih banyak kekurangan. Beberapa keterbatasan yang peneliti sadari yaitu:
1. Alat pengukuran (skala) yang digunakan penulis belum cukup kuat
untuk mengukur kemampuan mengelola emosi, walaupun reliabilitas
termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini dikarenakan penulis
hanya mengacu pada satu pandangan teori (Daniel Goleman).
2. Skala kemampuan mengelola emosi hanya dikonsultasikan kepada
dosen pembimbing yang dianggap sebagai expert judgement. Peneliti
tidak mengkonsultasikan kepada ahli lain yang terkait dengan fokus
penelitian.
3. Pencarian sumber pustaka yang sesuai denag variabel penelitian ini
sangat terbatas. Hal ini dikarenakan lebih banyak sumber pustaka yang
meneliti emosi secara umum, sedangkan peneliti mengangkat variabel
penelitian pengelolaan emosi secara spesifik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini dikemukakan saran-saran
untuk beberapa pihak :
1. Bagi Kepala Sekolah pada beberapa Sekolah di Serang-Banten
Bagi Bapak/Ibu Kepala Sekolah pada beberapa Sekolah di
Serang-Banten, anda dapat menyusun topik-topik pengembangan diri
yang didasarkan pada kebutuhan guru saat itu untuk meningkatkan dan
mempertahankan kemampuan mengelola emosi para guru pada
beberapa sekolah di Serang-Banten.
2. Bagi Peneliti Lain
Untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih baik, terdapat
beberapa saran untuk peneliti lain, sebagai berikut :
a. Peneliti sebaiknya melakukan observasi dan wawancara secara
mendalam guna memperkuaat pengukuran skala kemampuan
mengelola emosi.
b. Peneliti sebaiknya mencari lebih banyak lagi bahan bacaan yang
mendukung guna memperdalam teori-teori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Asrosi. (2011). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Azwar, S. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Buchari Alma. (2010). Guru Profesional. Bandung: Alfabeta.
Cicilia I.N. (2016). Kemampuan Mengelola Emosi Mahasiswa yang Sedang
Menyusun Skripsi Tugas Akhir. Tidak di Terbitkan. Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta.
Goleman, Daniel. (2007). Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia.
Hasibuan, Madaliya. (2014). Pengembangan Diri Menjadi Agen Pembelajar
Sejati [Versi elektronik]. Analytica Islamica, Vol. 3, No. 2, 2014:
296-313.
Jahja, Yudrik. (2011). Psikologi perkembangan. Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP.
Maliki,M.PD.I.(2016).Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar.Jakarta:
KENCANA.
NCE | Banten. (2009). “Lagi, Guru Aniaya Siswa SD Terjadi di Banten”.
PT Viva Media Baru, Rabu, 2 Desember 2009. Banten.
Pemerintah Indonesia. (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 No. 41. Jakarta: Sekretariat Negara.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru.
Pemerintah Indonesia. (2005). Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen. Lembaran RI Tahun 2005 No. 157.
Jakarta: Sekretariat Negara.
Periantalo, Jelpa. (2015). Penyusunan Skala Psikologi : Asyik, Mudah &
Bermanfaat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Saputra & Safaria. (2009). Manajemen Emosi Sebuah Panduan Cerdas
Bagaimana.Mengelola Emosi Positif dalam Hidup Anda.Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Sugiono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA.
Suharjo. (2006). Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar Teori dan Praktek.
Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti.
Sumanto. (2014). Psikologi Perkembangan Fungsi dan Teori. Yogyakarta:
CAPS.
Suparlan. (2005). Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
Surya, Mohamad. (2013). Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi. Bandung:
ALFABETA.
Syaiful Sagala. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga
Kependidikan. Bandung: Alfabeta.
Upton, Penney. (2012). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian
SD Negeri Kota Baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
SD Negeri Lopang Cilik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
SD Negeri Serang 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
SD Negeri Taman Baru 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
SD Negeri Taman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 2
Skala Penelitian
SKALA
Oleh:
Theresia Indri Septiyanti
151114003
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
A. Identitas
1. Jenis Kelamin :
2. Usia :
B. Kata Pengantar
Pada kesempatan ini saya meminta kesediaan anda untuk mengisi
kuesioner yang saya sediakan. Saya sangat berharap anda mengisi
kuesioner ini dengan teliti, jujur, sesuai dengan pengalaman yang anda
alami. Jawaban yang diberikan akan saya jamin kerahasiaannya. Atas
kesediaannya saya ucapkan terima kasih.
C. Petunjuk Pengisian
Bacalah masing-masing pernyataan dengan urut dan teliti. Berikanlah
tanda ceklist (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan diri dan
keseharian anda. Alternatif jawaban yang ada adalah sebagai berikut:
1. Sangat Sesuai (SS) : Hal ini sangat sesuai dengan
pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari anda.
2. Sesuai (S) : Hal ini sesuai dengan diri dengan
pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari anda.
3. Tidak Sesuai (TS) : Hal ini tidak sesuai dengan
pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari anda.
4. Sangat Tidak Sesuai (STS) : Hal ini sangat tidak sesuai dengan
pengalaman dalam kehidpuan
sehari-hari anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya bersikap tenang saat saya harus menghadapi siswa yang
bermasalah.
2. Saya menyalahkan keadaan atau siswa saat mengalami
kegagalan dalam mengajar.
3. Saya tetap sabar saat merasa kesal pada siswa.
4. Saya kurang membuat siswa nyaman saat berinteraksi.
5. Saya mengatur pernapasan saat saya marah.
6. Saya tidak suka jika siswa mengabaikan kesalahannya.
7. Saya mampu memenuhi seluruh tugas-tugas yang diberikan oleh
kepala sekolah
8. Terkadang saya tergoda dengan godaan-godaan diluar sana saat
sedang merekap nilai rapot.
9. Saya lebih mendahulukan mengerjakan merekap nilai rapot
dibanding berjalan-jalan.
10. Saya merasa canggung saat kempul rekan satu gugus.
11. Saya mampu menghadapi perbedaan watak siswa yang berbeda-
beda.
12. Saya merasa gagal jika gagasan saya berbeda dari yang lain..
13. Saya berani memunculkan ide walaupun banyak yang tidak
suka.
14. Saya malas bertanya pada rekan kerja walau saya kurang paham.
15. Saya menggunakan teknologi guna mencari berbagai informasi.
16. Saya canggung saat menyesuaikan diri dengan wali murid baru.
17. Saya mampu menyesuaikan diri dengan kultur budaya siswa
yang berbeda-beda.
18. Saya menyelesaikan program tahunan lebih lama dari terget
waktu yang ditentukan.
19. Saya melaksanakan tugas mengajar dengan sepenuh hati.
20. Saya lebih senang berbincang dengan guru lain dari pada
mengerjakan tugas koreksian
21. Saya intospeksi diri sendiri saat mengalami kegagalan.
22. Saya membanting barang saat saya marah.
23. Saya memberikan nilai sesuai dengan hasil kerja siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
No. Pernyataan SS S TS STS
24. Saya langsung memukul siswa karena merasa kesal
25. Merasa cemas saat harus menghadapi siswa yang bermasalah.
26. Saya tabah saat kecewa dengan prestasi siswa yang menurun.
27. Saya memarahi siswa saat mood saya tidak bagus.
28. Saya berbicara halus walau saya merasa tersinggung.
29. Saya berpikir siswa yang menyebabkan kegagalan dalam
mengajar
30. Saya dapat merencanakan segala sesuatu dengan matang tanpa
bantuan orang lain. Saya berusaha mengerjakan pekerjaan
sendiri tanpa merepotkan guru lain.
31. Terkadang saya mengabaikan RPP yang harus saya buat.
32. Saya mengerjakan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah
dibuat.
33. Saya sulit untuk menyesuaikan diri dengan rekan kerja yang ada
di lingkungan baru.
34. Saya mampu memaklumi perbedaan pendapat.
35. Saya melakukan sharing kelas guna menambah wawasan saya.
36. Saya takut di cap aneh karena gagasan saya berbeda.
37. Saya berani mengemukakan ide-ide saya didepan umum.
38. Saya merasa kesal jika ada siswa yang mengomentari meteri
yang saya sampaikan.
39. Saya berani bertanya jika saya tidak tahu walaupun pada siswa
saya sendiri.
40. Saya terbuka hanya pada orang-orang yang sudah saya kenal.
41. Ketika berpindah sekolah saya dapat memahami peraturan-
peraturan yang ada di lingkungan baru.
42. Saya selalu berusaha menganalisis soal walaupun rumit.
43. Saya membiarkan anak diluar kelas saat jam pelajaran karena
saya sedang banyak pekerjaan
44. Saya meminta maaf saat saya melakukan kesalahan.
45. Saya memukul siswa yang membuat saya kesal.
46. Saya berbicara jujur sesuai dengan keadaan siswa yang
sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
No. Pernyataan SS S TS STS
47. Saya sering marah-marah sendiri tanpa tahu penyebabnya.
48. Saya dapat menerima kritikan guru-guru lain dengan lapang
dada.
49. Saya memarahi siswa saat saya sedang mengalami masalah
keluarga.
50. Saya menangis sewajarnya saat perpisahan dengan siswa saya.
51. Saya menyalahkan rekan guru lain saat mengalami kegagalan.
52. Saya mampu memaafkan orang tua murid yang membuat saya
sakit hati.
53. Saat marah teradang saya memakai kata-kata kasar.
-Terima Kasih-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 3
TABULASI DATA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 28 29 30
Nama JK usia
1 L 33 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 1 1 4 2 3 2 2 3 2 1 4 2 3 3 3 3
2 P 47 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3
3 P 58 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 1 1 4 2 3 2 2 3 2 1 4 2 3 3 3 3
4 P 49 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3
5 P 57 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 1 1 4 2 3 2 2 3 2 1 4 2 3 3 3 3
6 P 59 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3
7 L 57 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 1 1 4 2 3 2 2 3 2 1 4 2 3 3 3 3
8 P 35 3 3 2 2 4 4 3 3 4 1 2 4 4 3 3 3 1 1 4 3 2 3 4 4 4 2 3
9 L 38 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
10 P 32 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 1 1 2 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4
11 P 42 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4
12 P 29 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2
13 P 56 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 1 1 2 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4
14 P 36 3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3
15 P 29 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 2 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
16 P 45 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4
17 P 52 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 4 4 3 3 3 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 28 29 30
Nama JK usia
18 P 27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
19 P 58 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
20 P 42 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 1 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4
21 P 27 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
22 P 53 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 4 3 4 3 4 4 2 4
23 P 48 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4
24 P 38 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
25 P 41 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
26 P 53 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
27 P 60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
28 P 57 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3
29 P 39 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
30 P 51 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 1 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4
31 P 28 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
32 P 53 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
33 P 40 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3
34 P 51 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4
35 L 51 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4
36 P 32 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 28 29 30
Nama JK usia
37 P 47 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4
38 L 51 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 1
39 P 43 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4
40 L 42 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
41 P 48 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4
42 P 53 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4
43 P 37 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4
44 P 38 3 3 3 4 4 4 3 2 4 3 3 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4
45 L 34 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
46 P 27 4 4 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4
47 P 51 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3
48 P 49 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4
49 P 22 4 4 3 4 4 3 3 4 4 2 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4
50 P 36 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4
51 P 28 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 1 4 2 4 2 4 3 3 1 3 3 2
52 P 30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
33 34 35 36 37 38 39 41 42 43 44 45 46 47 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Nama JK usia
1 L 33 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 1 3 3 4 3 2 2
2 P 47 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3
3 P 58 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 1 3 3 4 3 2 2
4 P 49 2 3 3 4 4 4 3 2 3 3 4 3 4 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3
5 P 57 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 1 3 3 4 3 2 2
6 P 59 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 1 3 3 4 2 3 3
7 L 57 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 1 3 3 4 3 2 2
8 P 35 2 4 2 2 3 4 3 2 4 3 3 1 4 2 2 4 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3
9 L 38 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
10 P 32 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 1 4 3 4 4 3 1 2
11 P 42 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3
12 P 29 2 3 4 4 3 4 3 2 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4
13 P 56 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 1 4 3 4 4 3 1 3
14 P 36 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 1 2 1 4 1 3
15 P 29 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 1 4 3 4 4 3 1 3
16 P 45 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
17 P 52 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
33 34 35 36 37 38 39 41 42 43 44 45 46 47 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Nama JK usia
18 P 27 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
19 P 58 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
20 P 42 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3
21 P 27 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 1 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3
22 P 53 1 3 1 1 2 3 3 1 3 3 1 3 2 1 1 3 4 4 4 3 4 2 4 3 2 3
23 P 48 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3
24 P 38 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
25 P 41 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
26 P 53 2 4 4 3 3 4 3 2 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
27 P 60 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
28 P 57 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
29 P 39 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
30 P 51 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 1 4 1 4 4 3 3
31 P 28 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
32 P 53 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4
33 P 40 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3
34 P 51 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3
35 L 51 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3
36 P 32 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
33 34 35 36 37 38 39 41 42 43 44 45 46 47 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Nama JK usia
37 P 47 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 2 3
38 L 51 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 2 3
39 P 43 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3
40 L 42 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
41 P 48 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 2 4
42 P 53 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 2 3
43 P 37 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3
44 P 38 4 4 3 3 2 4 4 3 4 1 3 4 4 3 3 4 2 4 3 4 2 4 4 2 1 3
45 L 34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
46 P 27 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4
47 P 51 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3
48 P 49 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 2 3
49 P 22 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
50 P 36 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3
51 P 28 3 2 2 3 2 4 3 3 2 2 3 1 2 3 3 2 2 2 2 4 2 2 1 4 3 2
52 P 30 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran. 4 Uji Validitas
No Parameter Hasil Hitung Keterangan
1
Pearson Correlation ,473**
Sig. (2-tailed) ,000 Valid
N 52
2
Pearson Correlation ,777**
Sig. (2-tailed) ,000 Valid
N 52
3
Pearson Correlation ,457**
Sig. (2-tailed) ,001 Valid
N 52
4
Pearson Correlation ,725**
Sig. (2-tailed) ,000 Valid
N 52
5
Pearson Correlation ,509**
Sig. (2-tailed) ,000
N 52 Valid
6
Pearson Correlation ,562**
Sig. (2-tailed) ,000
N 52 Valid
7
Pearson Correlation ,419**
Sig. (2-tailed) ,002 Valid
N 52
8
Pearson Correlation ,498**
Sig. (2-tailed) ,000 Valid
N 52
9
Pearson Correlation ,465**
Sig. (2-tailed) ,001 Valid
N 52
10
Pearson Correlation ,587**
Sig. (2-tailed) ,000 Valid
N 52
11
Pearson Correlation ,566**
Sig. (2-tailed) ,000 Valid
N 52
12
Pearson Correlation ,242
Sig. (2-tailed) ,084 Tidak Valid
N 52
13
Pearson Correlation ,208
Sig. (2-tailed) ,139 Tidak Valid
N 52
14
Pearson Correlation ,497**
Sig. (2-tailed) ,000 Valid
N 52
15 Pearson Correlation ,539**
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
No Parameter Hasil Hitung Keterangan
Sig. (2-tailed) ,000
N 52 Valid
16
Pearson Correlation ,387**
Sig. (2-tailed) ,005 Valid
N 52
17
Pearson Correlation ,571**
Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 52
18
Pearson Correlation ,570**
Sig. (2-tailed) ,000
N 52 Valid
19
Pearson Correlation ,601**
Sig. (2-tailed) ,000
N 52 Valid
20
Pearson Correlation ,667**
Sig. (2-tailed) ,000
N 52 Valid
21
Pearson Correlation ,429**
Sig. (2-tailed) ,002
N 52 Valid
22
Pearson Correlation ,719**
Sig. (2-tailed) ,000
N 52 Valid
23
Pearson Correlation ,693**
Sig. (2-tailed) ,000
N 52 Valid
24
Pearson Correlation ,456**
Sig. (2-tailed) ,001
N 52 Valid
25
Pearson Correlation ,574**
Sig. (2-tailed) ,000
N 52 Valid
26
Pearson Correlation ,665**
Sig. (2-tailed) ,000 Valid
N 52
27
Pearson Correlation ,261
Sig. (2-tailed) ,061 Tidak Valid
N 52
28
Pearson Correlation ,493**
Sig. (2-tailed) ,000 Valid
N 52
29
Pearson Correlation ,466**
Sig. (2-tailed) ,000
N 52 Valid
30
Pearson Correlation ,515**
Sig. (2-tailed) ,000 Valid
N 52
31 Pearson Correlation ,254
Sig. (2-tailed) ,070 Tidak Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
No Parameter Hasil Hitung Keterangan
N 52
32
Pearson Correlation ,272
Sig. (2-tailed) ,051 Tidak Valid
N 52
33
Pearson Correlation ,503**
Sig. (2-tailed) ,000 Valid
N 52
34
Pearson Correlation ,737**
Sig. (2-tailed) ,000 Valid
N 52
35
Pearson Correlation ,448**
Sig. (2-tailed) ,001
N 52 Valid
36
Pearson Correlation ,592**
Sig. (2-tailed) ,000 Valid
N 52
37
Pearson Correlation ,447**
Sig. (2-tailed) ,001 Valid
N 52
38
Pearson Correlation ,408**
Sig. (2-tailed) ,003 Valid
N 52
39
Pearson Correlation ,599**
Sig. (2-tailed) ,000 Valid
N 52
40
Pearson Correlation ,187
Sig. (2-tailed) ,185 Tidak Valid
N 52
41
Pearson Correlation ,648**
Sig. (2-tailed) ,000 Valid
N 52
42
Pearson Correlation ,495**
Sig. (2-tailed) ,000
N 52 Valid
43
Pearson Correlation ,425**
Sig. (2-tailed) ,002 Valid
N 52
44
Pearson Correlation ,608**
Sig. (2-tailed) ,000 Valid
N 52
45
Pearson Correlation ,409**
Sig. (2-tailed) ,003 Valid
N 52
46
Pearson Correlation ,370**
Sig. (2-tailed) ,007 Valid
N 52
47
Pearson Correlation ,602**
Sig. (2-tailed) ,000 Valid
N 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
No Parameter Hasil Hitung Keterangan
48
Pearson Correlation ,266
Sig. (2-tailed) ,056 Tidak Valid
N 52
49
Pearson Correlation ,472**
Sig. (2-tailed) ,000 Valid
N 52
50
Pearson Correlation ,657**
Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 52
51
Pearson Correlation ,618**
Sig. (2-tailed) ,000 Valid
N 52
52
Pearson Correlation ,392**
Sig. (2-tailed) ,004 Valid
N 52
53
Pearson Correlation ,451**
Sig. (2-tailed) ,001 Valid
N 52
54
Pearson Correlation ,614**
Sig. (2-tailed) ,000 Valid
N 52
55
Pearson Correlation ,395**
Sig. (2-tailed) ,004 Valid
N 52
56
Pearson Correlation ,449**
Sig. (2-tailed) ,001 Valid
N 52
57
Pearson Correlation ,510**
Sig. (2-tailed) ,000 Valid
N 52
58
Pearson Correlation ,447**
Sig. (2-tailed) ,001 Valid
N 52
59
Pearson Correlation ,768**
Sig. (2-tailed) ,000 Valid
N 52
60
Pearson Correlation ,551**
Sig. (2-tailed) ,000 Valid
N 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI