Upload
others
View
16
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGGAMBAR PERSPEKTIF
MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISION) PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1
TOMBOLOPAO.
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Skripsi pada
Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
SITTI HARMAWATIH
NIM : K10541 0877 15
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1438 H / 2017 M
ii
KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGGAMBAR PERSPEKTIF
MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISION) PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1
TOMBOLOPAO.
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Skripsi pada
Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
SITTI HARMAWATIH
NIM : K10541 0877 15
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1438 H / 2017 M
iii
iv
v
PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Universitas Muhammadiyah Makassar, saya yang
bertandatangan di bawah ini:
Nama : Sitti Harmawatih
NIM : K10541087715
Jurusan : Seni Rupa
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Universitas
Muhammadiyah Makassar karya ilmiah saya yang berjudul :
Pembelajaran gambar perspektif dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Team Achievement Division(STAD) pada siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Tombolopao.
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Universitas Muhammadiyah Makassar hak untuk menyimpan, me-ngalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di :Makassar
Pada tanggal : Februari 2018
, Yang menyatakan,
SITTI HARMAWATIH
NIM K10541087715
vi
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Sitti Harmawatih
NIM : K10541087715
Jurusan : Seni Rupa
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya
tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan
merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila
dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau
keseluruhan tesis ini karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi
atas perbuatan tersebut.
Makassar, Februari 2018
Yang menyatakan,
Sitti Harmawatih
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil alamin. Semua puji bagi Allah SWT, atas limpahan
berkah dan rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penelitian ini sebagai
bagian dari syarat untuk memenuhi gelar sarjana pada program studi Pendidikan
Seni Rupa , Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Makassar.
Pertama, penulis mengucapkan terima kasih kepada orangtuanya Harfin
Pawalla(Almarhum) dan Sitti Pati untuk cinta dan dukungan mereka sepanjang
hidupnya. Terima kasih untuk kekuatan moral dan emosional yang diberikan,
serta bimbingan berharga kepada peneliti untuk mencapai dan mengejar
mimpinya.
Ungkapan terima kasih sebesar-besarnya kepada Andi Baetal Mukaddas,
S.Pd.,M.Sn. sebagai Pembimbing I sekaligus Penasehat Akademik dan Muh.
Faisal, S.Pd., M.Pd. sebagai Pembimbing II yang selalu memberikan saran dan
membantu penulis untuk memecahkan masalah selama penyelesaian skripsi.
Penulis sangat berterima kasih untuk, semua bimbingan, komentar, saran, koreksi
dan dukungannya. Selanjutnya, ucapan terima kasih kepada dosen penguji dan
semua dosen yang memberikan pengetahuan dan memotivasi penulis selama
penelitian.
Terakhir, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh teman-teman
mahasiswa dan tata usaha di Jurusan Seni Rupa, serta seluruh keluarga atas
dukungan yang diberikan kepada penulis.
viii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
sehingga kritik dan saran dibutuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini. Semoga
Allah SWT senantiasa melindungi, dan mengampuni kita.
Makassar, Februari 2018
Penulis
ix
ABSTRAK
Sitti Harmawatih, K10541087715. “Pembelajaran gambar perspektif dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement
Division(STAD) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tombolopao”. Skripsi.
Jurusan Seni Rupa. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Penelitian memberikan gambaran sejauh mana kemampuan siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Tombolopao dalam menggambar perspektif menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian awal menunjukkan bahwa
33,3% yang mampu menggambar proyeksi balok dengan baik dan logis, sisanya
terdapat 66,7% yang belum mampu menggambar proyeksi balok dengan baik dan
logis. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Hasil
yang diperoleh menunjukkkan bahwa secara deskriptif tidak terdapat perbedaan
rata2 hasil belajar sebelum dan setelah diberi pembelajaran dengan media tiga
dimensi. Berdasarkan penelitian diperoleh angka signifikansi yang menunjukkan
bahwa p-value=0.97>0.05 yang berarti bahwa H0 diterima dimana hasil belajar
siswa sebelum dan setelah diberi pembelajaran dengan model kooperatif tipe
STAD adalah sama. Perbandingan karya siswa sebelum dan setelah diberikan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD mengalami perkembangan. Ketika
dilakukan tes awal , tidak ada siswa yang memperhatikan prinsip menggambar
perspektif. Setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD,
beberapa siswa mampu menggambar dengan menggunakan prinsip perspektif
dengan benar. Proses pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran seni
budaya materi menggambar perspektif kelas VII SMP Negeri 1 Tombolopao
terlaksana dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan analisis keterlaksanan
pembelajaran oleh guru yang telaksana dengan baik yaitu 3.61. Begitupun dengan
analisis keterlaksanaan pembelajaran oleh siswa dengan persentase 86.5% >80.0%
yang berarti terlaksana dengan baik.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………..…………… i
HALAMAN JUDUL………………………………………….……………….ii
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………… iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………………..iv
PERSETUJUAN PUBLIKASI ……………………………………….…….. v
SURAT PERNYATAAN ……………………………………………….…....vi
KATA PENGANTAR…….……………………………………….…………vii
ABSTRAK ……..…………………..………………………………………... ix
DAFTAR ISI….........…………………………….……………………………x
DAFTAR TABEL……..……………………………..………….…….…..... .xii
DAFTAR GAMBAR ………………………………….…………………….xiii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. xiv
BAB I PENDAHULUAN……………………………………….….…………… 1
A. Latar Belakang ………………………………………….………….... 1
B. Rumusan Masalah….……………………………….………………... 3
C. Tujuan Penelitian ……………………………………….…………… 4
D. Manfaat Penelitian …………………………………………….…….. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………………………….…….. 5
A. Belajar …………... ………………………………………….............. 5
B. Hasil Belajar …………………………………………………….…… 6
C. Tinjauan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ………....….... 8
D. Hakikat Menggambar Perspektif ………………………………..…. 14
E. Kerangka Fikir ………………………………...…………....……... 27
xi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian …………………………………………..……..…....29
B. Variabel dan Desain Penelitian ……………………....………….… 30
C. Definisi Operasional Variabel………………….………….…….….. 31
D. Populasi dan Sampel …...……………………………….….……... 32
E. Teknik Pengumpulan Data ………..………………………………... 32
F. Teknik Analisis Data ……………..………………………………… 33
G. Indikator Penilaian ………………………………...……………….. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN …………………….….…….…………….…. 38
A. Hasil Penelitian ……………………………..……………..….……. 37
B. Pembahasan …………………………………..….…………..……... 43
BAB V PENUTUP …………………………………..……………..………….. 65
A. Kesimpulan ………………………………..…………..…………… 65
B. Saran ……………………………………...……………..………….. 67
DAFTAR PUSTAKA …………..……………….…………………………..... xv
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Model Desain Penelitian One Group Pretest—Posttest Design ......... 31
Tabel 3.2 Tabel dan indikator penilaian menggambar perspektif.......................... 37
Tabel 4.1 Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Model Kooperatif tipe STAD
pertemuan pertama ..................... ............................................................ 38
Tabel 4.2 Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Model Kooperatif tipe STAD
pertemuan kedua .......................... ........................................................... 39
Tabel 4.3 Hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran di
kelas........................................................................................................... 41
Tabel 4.4 Lembar Penilaian Pretest......................................................................... 42
Tabel 4.5 Lembar Penilaian Posttest ……………………...………………...… 43
Tabel 4.6 Data statistik deskriptif pretest ............................................................... 44
Tabel 4.7 Kategori Kemampuan Siswa .................................................................. 46
Tabel 4.8 Data statistik deskriptif posttest............................................................. 47
Tabel 4.9 Kategori Kemampuan Siswa.................................................................. 48
Tabel 4.10 Hasil uji normalitas Pretest terhadap Posttest................................... 49
Tabel 4.11 Statistik sampel pretest dan posttest .................................................... 50
Tabel 4.12 Hasil Uji-t korelasi pretest dan posttest............................................... 51
Tabel 4.13 Hasil Uji-t pretest dan posttest.............................................................. 51
Tabel 4.14 Keterlaksanaan Pembelajaran pertemuan pertama ............................ 60
Tabel 4.15 Keterlaksanaan Pembelajaran pertemuan kedua ................................ 61
Tabel 4.16 Hasil observasi terhadap aktivitas siswa ............................................. 63
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Gambar proyeksi balok yang tidak logis yang digambar siswa........2
Gambar 2.1 Proyeksi Gambar dengan Satu Titik Hilang………………........... 16
Gambar 2.2 Proyeksi Gambar dengan Dua Titik Hilang………………….…... 16
Gambar 2.3 Proyeksi Gambar dengan Tiga Titik Hilang dengan Sudut Pandang
Mata Burung………………...…...………………………............ 18
Gambar 2.4 Proyeksi Gambar dengan Tiga Titik Hilang dengan Sudut Pandang
Mata Kucing …………………………….………………........... 19
Gambar 2.5 Skema Kerangka Pikir ………………….….………….………….28
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian …………………………….….….…………… 30
Gambar 3.1 Skema Desain Penelitian………………………..……….………..32
Gambar 4.1. Tugas siswa pada saat pretest ………………..…..……………….52
Gambar 4.2 Karya Siswa 1 pada saat pretest……………….…..…….…………53
Gambar 4.3 Karya Siswa 2 pada saat pretest…………………….…...…………54
Gambar 4.4 Karya Siswa 3 dan 4 pada saat pretest……………...……………. 55
Gambar 4.5 Karya Siswa 5 pada saat posttest…………………..….….…...….. 56
Gambar 4.6 Karya Siswa 6 pada saat posttest. …………………….…....….…. 57
Gambar 4.7 Karya Siswa 7 pada saat postest. ……...……………………….…58
Gambar 4.8 Karya Siswa 1 pada saat postest. …………………………...….…58
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 :LKPD
Lampiran 2 :KARYA PRETEST
Lampiran 3 :KARYA POSTTEST
Lampiran 4 :MATERI PADA SLIDE POWERPOINT
Lampiran 5 :RPP
Lampiran 6 :LEMBAR KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
Lampiran 7 : PERSURATAN
Lampiran 8 : Dokumentasi
xv
DAFTAR PUSTAKA
Asma, N. (2006). Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Dimyanti, M. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Dimyanti, M. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Faisal, M. d. (2015). Desain dasar Dwimatra. Makassar: Prodi Pendidikan Seni
Rupa FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.
Ibrahim, R. N. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya University Press.
Lesch, S. (2014). Learning Outcomes. Retrieved September 27, 2017, from
www.lamission.edu: Online resource:
https://www.lamission.edu/slo/docs/Learning%20Outcomes%20and%20sa
mpel doc
Mesra. (2013). Menggambar Bentuk 1. Medan: Program Studi Pendidikan Seni
Rupa.
Purnomo, H. (2003). Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudjana. (2011). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sudjiono, A. (2013). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
xvi
Tim Kurikulum SMK Perkapalan. (2003). Retrieved Oktober 04, 2017, from
http://psbtik.smkn1cms.net:
http://psbtik.smkn1cms.net/kapal/gambar_rancang_bangun_kapal/mengga
mbar_konstruksi_perspektif.pdf
Udin, S. W. (2008). Kajian Belajar Konstruksivistik. Bandung: Cakrawala.
Wahab, R. (2015). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Wardani. (2005). Pembelajaran dan Penilaian hasil Belajar Matematika SMP
Aspek Pemahaman Konsep, Penalaran dan Komunikasi, Pemecahan
Masalah. Yogyakarta: PPPG Matematika.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Balakang
Kemampuan siswa dalam menggambar adalah hal yang bervariasi.
Kemampuan ini merupakan sesuatu yang dianggap sebagai sebuah kreatifitas.
Siswa menggambar berdasarkan apa yang ada dipikiran mereka. Sebuah proses
yang dikatakan berkhayal berdasarkan apa yang telah mereka lihat kemudian
dituangkan kedalam sebuah media berdasarkan kemampuan mengingat dan
kreatifitas mereka.
Pada lingkup sekolah dasar, pembelajaran seni rupa selalu bersifat bebas
dalam rangka mengukur sejauh mana kemampuan siswa. Hal ini, mengakibatkan
siswa hanya mampu menggambar objek sederhana yang sering mereka kerjakan
di kelas. Sehingga kemampuan siswa dalam menggambar tidak berkembang.
Kemampuan siswa yang tidak berkembang menyebabkan siswa merasa
nyaman dengan gambar bebas yang biasa mereka kerjakan di sekolah. Mereka
menganggap objek yang mereka gambar adalah yang terbaik. Objek yang bersifat
bebas ini menyebabkan siswa menggambar tanpa aturan.
Pada materi menggambar perspektif, siswa diharuskan mampu
menggambar dengan aturan dan pada titik tetentu. Siswa belajar secara perlahan
dan berurutan susuai dengan aturan dalam membuat gambar perspektif.
2
Pada dasarnya gambar perspektif merupakan kenyataan yang seringkali
dilihat oleh manusia. Akan tetapi, penuangan sebuah kenyataan pada suatu bidang
gambar dalam hal ini menggambar perspektif membutuhkan kemampuan dan
pemikiran logis. Pada kenyataannya siswa belum mampu menggambarkan bentuk
benda berdasarkan sifat perspektifnya.
Pada penelitian awal, 23 siswa SMP Negeri 1 Tombolopao kelas VII
diminta untuk menggambarkan sebuah objek balok yang diletakkan dihadapan
mereka. Berdasarkan penelitian, tersebut diperoleh hasil bahwa hanya terdapat 7
dari 21 yang dapat menggambar proyeksi balok dengan baik dan logis. Artinya,
hanya terdapat 33,3% yang mampu menggambar proyeksi balok dengan baik dan
logis, sisanya terdapat 66,7% yang belum mampu menggambar proyeksi balok
dengan baik dan logis.
Gambar 1.1 Gambar proyeksi balok yang tidak logis yang digambar siswa
Alasan diatas menyebabkan peneliti mengambil suatu penelitian yang
berkaitan dengan pembelajaran perspektif pada tingkat Sekolah Menengah
Pertama. Penelitian yang dimaksud adalah untuk mengembangkan kemampuan
siswa dalam menggambar perspektif. Walaupun pembelajaran masih bersifat
3
pengenalan awal, hal ini penting untuk memperbaiki pondasi kemampuan siswa
dalam menggambar perspektif pada tahap lanjutan.
Dewasa ini, pembelajaran bersifat monoton dan selalu berulang-ulang
sehingga siswa tidak tertantang dalam hal meningkatkan kemampuan mereka
dalam menggambar. Selain itu siswa dituntut belajar mandiri dalam melatih
kemampuan dirinya dan bekerjasama menyelesaikan sebuah persolan bersama
teman sekolompoknya. Sehingga peneliti menganggap bahwa perlunya suatu
model pembelajaran yang dapat mengembangkan gairah siswa dalam peningkatan
kemampuan siswa dalam menggambar.
Model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran kooperatif
tipe Student Team Achivement Division s(STAD). Peneliti ingin mengetahui
apakah pemilihan model pembelajan ini sesuai pada materi menggambar
perspektif pada Sekolah Menengah Pertama dalam hal meningkatkan kemampuan
siswa dan proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi pelaksanaan pembelajaran gambar perspektif dengan
menggunakan model kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VIII SMP Negeri
1 Tombolopao?
2. Bagaimana kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tombolopao dalam
menggambar perspektif menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD?
4
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan strategi pelaksanaan pembelajaran gambar
perspektif dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD pada
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tombolopao.
2. Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Tombolopao dalam menggambar perspektif menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
D. Manfaat Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberi
beberapa manfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswa: sebagai kegiatan yang menyenangkan dalam mempelajari seni
budaya sehingga memberikan motivasi untuk mempelajari lebih lanjut
tentang seni budaya.
2. Manfaat bagi guru: dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan
bahan masukan dalam mengembangkan sebuah kegiatan pembelajaran
yang inovatif demi meningkatkan kualitas pembelajaran seni budaya.
3. Manfaat bagi sekolah: hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan terhadap peningkatan mutu pendidikan dalam hal ini
pembelajaran senibudaya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu kejadian dimana terjadi perubahan dari presepsi
dan perilaku. Gagne (dalam Dimyanti, 2010:10) mengemukakan bahwa belajar
merupakan kegiatan kompleks yang mengakibatkan terjadinya perubahan
keterampilan, sikap, dan nilai.
Menurut Piaget (dalam Dimyanti, 2010:13), belajar merupakan
pengetahuan yang dibentuk oleh individu yang melakukan interaksi secara terus
menerus dengan lingkungan yang mengalami perubahan. Belajar adalah suatu
kegiatan sehari-hari yang dapat dialami oleh orang yang sedang belajar dan dapat
diamati oleh orang lain berupa perilaku kompleks (Dimyanti, 2010;7).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang
menghasilkan perubahan dalam memberikan sambutan terhadap situasi. Meskipun
belajar selalu melakukan perubahan, namun tidak semua proses perubahan yang
terjadi pada manusia merupakan proses belajar. Dari penjelasan tersebut dapat
diketahui bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dilakukan
secara sadar dan bersifat menetap sebagai hasil pengalaman sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
B. Hasil Belajar
Sudjana(2010:22) mengungkapkan bahwa hasil belajar merupakan
bagian terpenting dalam pembelajaran, hasil belajar peserta didik pada hakikatnya
adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih
luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Sedangkan Lesch(2014) mengungkapkan:
―Learning outcomes are statements that describe significant and essential
learning that learners have achieved, and can reliably demonstrate at the
end of a course or program. In other words, learning outcomes identify
what the learner will know and be able to do by the end of a course or
program.‖
Hasil belajar adalah pernyataan yang menggambarkan pembelajaran
signifikan dan esensial yang peserta didik telah capai, dan mereka dapat
mendemonstrasikan pada akhir pembelajaran. Dengan kata lain, hasil belajar
mengidentifikasikan apa yang peserta didik akan tahu dan dapat lakukan pada
akhir pembelajaran. Singkatnya, peserta didik harus bisa mendemonstrasikan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai di akhir proses pembelajaran.
Dimyati dan Mudjiono(2010:200) mengatakan bahwa hasil belajar
merupakan hasil dari interaksi tindak belajar dan tindak mengajar, dari sisi guru
tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar sedangkan dari sisi
siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya.
Kemampuan- kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan
7
untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan
peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran
di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu
sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut:
1. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor
psikologis.
2. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor
eksternal meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor
masyarakat.
Selain itu, hasil belajar siswa juga bergantung dari peranan guru dalam
pelaksanaan bimbingan di sekolah. Peranan pendidik dalam pelaksanaan
bimbingan di sekolah dapat dibedakan menjadi dua: (1) tugas dalam layanan
bimbingan dalam kelas dan (2) di luar kelas, dari kedua peran pendidik di atas,
tugas pendidik dalam layanan bimbingan dalam kelas merupakan peran pendidik
yang sangat penting bagi siswa dalam mendapatkan hasil belajar yang baik.
Pendidik perlu mempunyai gambaran yang jelas tentang tugas-tugas yang harus
dilakukannya dalam kegiatan bimbingan. Kejelasan tugas ini dapat memotivasi
pendidik untuk berperan secara aktif dalam kegiatan bimbingan dan mereka
merasa ikut bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan itu.
8
C. Tinjauan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Metode STAD (Student
Team Achievement Divisions)
1. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif
Usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang
sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah
direncanakan. Oleh karena itu pemilihan berbagai metode, strategi, pendekatan
serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Eggen dan Kauchak
(dalam Wardhani, 2005:3) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah
pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk
mencapai suatu pembelajaran. Pedoman itu memuat tanggung jawab guru dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah
satu model pembelajaran yang dapat diterapkan guru adalah model pembelajaran
kooperatif.
Apakah model pembelajaran kooperatif itu? Model pembelajaran
kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya
kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat
kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika
memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda
serta memperhatikan kesetaraan gender.
Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam
menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Nur (2000:4-5) mengatakan bahwa
semua model pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan
9
dan struktur penghargaan. Struktur tugas, struktur tujuan dan struktur
penghargaan pada model pembelajaran kooperatif berbeda dengan struktur tugas,
struktur tujuan serta struktur penghargaan model pembelajaran yang lain. Tujuan
model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat
dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta
pengembangan keterampilan sosial.
2. Prinsip Dasar Dan Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif
Nur (2000:7) mengemukakan prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif
sebagai berikut:
1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang dikerjakan dalam kelompoknya.
2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua
anggota.
3. Kelompok mempunyai tujuan yang sama.
4. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung
jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
5. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
6. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan
membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses
belajarnya.
7. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta
mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam
kelompok kooperatif.
10
Sedangkan ciri-ciri model pembelajaran kooperatif sebagai berikut :
8. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar
sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
9. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang
berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika
mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda
serta memperhatikan kesetaraan gender.
10. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-
masing individu.
Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi
dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis,
saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan
kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan
diri sendiri maupun teman lain.
3. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Langkah pembelajaran Kooperatif pada proses pembelajaran dijelaskan
berikut ini:
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan
dicapai serta memotivasi siswa.
2. Menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi kepada siswa.
3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Guru
menginformasikan pengelompokan siswa.
11
4. Membimbing kelompok belajar. Guru memotivasi serta memfasilitasi
kerja siswa dalam kelompok-kelompok belajar.
5. Evaluasi, Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
6. Memberikan penghargaan. Guru memberi penghargaan hasil belajar
individual dan kelompok.
4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)
yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John
Hopkin merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan
merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru
mulai menggunakan pembelajaran kooperatif. Student Team Achievement
Division (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang
merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku.
Guru menyajikan pelajaran, kemudian siswa bekerja dalam tim untuk
memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis
mereka tidak boleh saling membantu. Tipe pembelajaran inilah yang akan
diterapkan dalam pembelajaran seni budaya. Model Pembelajaran Koperatif tipe
STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada
aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang
12
maksimal. Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru
kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.
5. Tahap Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
Asma (2006:53) mengemukakan bahwa kegiatan pembelajaran Kooperatif
tipe STAD terdiri dari enam tahap :
a. Persiapan materi dan penerapan siswa dalam kelompok.
Sebelum menyajikan guru harus mempersiapkan lembar kegiatan
dan lembar jawaban yang akan dipelajarai siswa dalam kelompok-
kelomok kooperatif. Kemudian menetapkan siswa dalam kelompok
heterogen dengan jumlah maksimal 4 - 6 orang, aturan heterogenitas dapat
berdasarkan pada. :
1). Kemampuan akademik (pandai, sedang dan rendah) Yang didapat dari
hasil akademik (skor awal) sebelumnya. Perlu diingat pembagian itu harus
diseimbangkan sehingga setiap kelompok terdiri dari siswa dengan siswa
dengan tingkat prestasi seimbang :
2). Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaan / sifat
(pendiam dan aktif), dll.
b. Penyajian Materi Pelajaran ditekankan pada hal berikut :.
1). Pendahuluan. Di sini perlu ditekankan apa yang akan dipelajari siswa
dalam kelompok dan menginformasikan hal yang penting untuk
memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang akan
mereka pelajari. Materi pelajaran dipresentasikan oleh guru dengan
13
menggunakan metode pembelajaran. Siswa mengikuti presentasi guru
dengan seksama sebagai persiapan untuk mengikuti tes berikutnya
2). Pengembangan. Dilakukan pengembangan materi yang sesuai yang
akan dipelajari siswa dalam kelompok. Di sini siswa belajar untuk
memahami makna bukan hafalan. Pertanyaan-peranyaan diberikan
penjelasan tentang benar atau salah. Jika siswa telah memahami konsep
maka dapat beralih kekonsep lain.
3). Praktek terkendali. Praktek terkendali dilakukan dalam menyajikan
materi dengan cara menyuruh siswa mengerjakan soal, memanggil siswa
secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan masalah agar siswa
selalu siap dan dalam memberikan tugas jangan menyita waktu lama.
c. Evaluasi.
Dilakukan selama 45 - 60 menit secara mandiri untuk
menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam
kelompok. Setelah kegiatan presentasi guru dan kegiatan kelompok, siswa
diberikan tes secara individual. Dalam menjawab tes, siswa tidak
diperkenankan saling membantu. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai
perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan
kelompok.
d. Penghargaan individu dan kelompok
Dari hasil penilaian perkembangan maka penghargaan pada
prestasi kelompok diberikan dalam ketingkatan penghargaan atau
persyaratan pemberian penghargaan misalnya bagi kelompok yang
14
mendapat rata-rata nilai dibawah ( 79-60 ) mendapatkan penghargaan ‖
Great Team‖ sedangkan bagi kelompok yang mendapatkan rata-rata nilai (
55-30 ) mendapatkan penghargaan ‖ Super Team ‖
e. Perhitungan ulang skor awal dan pengubahan kelompok.
Satu periode penilaian (3 – 4 minggu) dilakukan perhitungan ulang
skor evaluasi sebagai skor awal siswa yang baru. Kemudian dilakukan
perubahan kelompok agar siswa dapat bekerja dengan teman yang lain.
D. Hakikat Menggambar Perspektif
Tim Kurikulum SMK Perkapalan (2003: 1) mengungkapkan ilmu
menggambar konstruksi perspektif adalah salah satu bagian dari ilmu gambar
proyeksi dimana banyak sekali penggunaannya pada gambar arsitektur termasuk
juga naval architect. Ilmu perspektif merupakan seni dan ilmu menggambar suatu
benda atau obyek pada suatu bidang datar, gambar tersebut tampak seperti
pandangan mata kita sehari -hari pada jarak tertentu . Prinsip ilmu menggambar
perspektif ini benda yang kita lihat dalam suatu pandangan mata, apabila
kedudukannya semakin jauh akan semakin kecil dari ukuran benda sebenarnya.
Dan apabila benda yang kita lihat jauh tak terhingga maka akan kelihatan satu
titik. Titik tersebut dinamakan titik lenyap, dalam pandangan tak terhingga semua
benda akan merupakan titik –titik yang berderet mendatar dan terletak pada satu
garis lurus mendatar setinggi mata kita, garis ini disebut horizon.
Menurut Faisal dan Mukaddas (2015), Perspektif adalah sebuah kondisi
atau keadaan yang merupakan awal terciptanya ruang. Perspektif atau sudut
pandang adalah teknik atau metode untuk menggambar objek-objek berupa benda,
15
ruangan (interior), dan lingkungan (eksterior), yang ukurannya lebih besar dari
manusia. Teknik ini tercipta karena keterbatasan jarak pandang mata kita dalam
melihat objek. Semakin jauh jarak mata dengan benda, semakin kecil pula
penampakannya dan bahkan akan hilang dari pandangan pada jarak tertentu.
Sebaliknya, semakin dekat jarak mata kita dengan benda, maka benda tersebut
akan terlihat semakin besar. Dua hal yang harus dijadikan patokan dalam teknik
menggambar perspektif sebagai berikut.
a. Garis Horizon adalah garis khayal mata. Dimana mata kita berada,
disitulah garis horizon itu ada.
b. Titik hilang adalah titik terjauh dari jangkauan. Jaarak pandang mata
dan titik hilang selalu terletak di dalam garis horizon.
Secara teknis, perspektif terdiri dari perspektif satu titik hilang, dua titik
hilang, dan tiga titik hilang.
1. Perspektif Satu Titik hilang
Perspektif satu titik hilang sering digunakan untuk menggambar objek
yang letaknya dekat dengan mata. Letak objek yang dekat membuat sudut
pandang mata menjadi sempit sehingga garis-garis batas akan menuju ke satu titik
saja. Dikatakan hilang karena titik yang dibuat tidak terlihat atau samar untuk
patokan membuat garis bantu atau pembatas dari objek yang akan dibuat.
16
sumber: pinterest.com
Gambar 2.1 Proyeksi gambar dengan satu titik hilang
2. Perspektif Dua Titik Hilang
sumber: alixbumiartyou.blogspot.com
Gambar 2.2 Proyeksi gambar dengan dua titik hilang
Secara teknis, perspektif 2 titik hilang hampir sama dengan teknik
perspektif 1 titik hilang. Pada teknik perspektif 2 titik hilang, pada garis horizon
terdapat 2 titik fokus. Persimpangan garis yang berasal dari 2 titik hilang ini
akan membentuk sebuah sudut. Biasanya, jika jarak antara 2 titik ini terlalu
dekat, penampakan objek gambar mengalami distorsi. `
17
3. Perspektif Tiga Titik Hilang
Perspektif dengan tiga titik hilang biasanya hanya dipakai untuk
menggambarkan sesuatu yang sangat luas, besar, tinggi, dan secara visual
mengalami distorsi yang sangt ekstim. Biasanya teknik ini dipakai untuk
menggambar outdoor dan sudut pandang dari udara, meskipun bisa juga dipakai
untuk sudut pandang dari bawah(sudut pandang mata kucing). Agar tidak
mengalami distorsi yang berlebihan, sebaiknya titik hilang diletakkan jauh diluar
bidang gambar.
Pada dasarnya, teknik dan tahapan menggambar perspektif tiga titik hilang
ini hampir sama dengan teknik menggambar dengan perspektif satu dan dua titik
hilang. Garis horizon tidak selamanya harus diletakkan horizontal, namun bisa
juga diagonal untuk menggambarkan impresi yang berbeda.
Pada dasarnya, perspektif satu titik hilang, dua titik hilang, dan tiga titik
hilang bisa dibagi lagi menjadi berbagai sudut pandang berdasarkan posisi mata
kita berada. Lebih sederhananya, sudut pandang bisa dibagi menjadi menjadi 3
macam sudut pandang, yaitu sudut pandang mata burung, sudut pandang normal,
sudut pandang mata kucing.
a. Sudut pandang mata burung.
Pada sudut pandang mata burung, mata kita seolah-olah berada di
atas dan melihat objek berada di bawah. Jadi, letak garis horizon berada
pada garis itu, bisa di bagian kiri, tengah, atau kanan. Bahkan bisa juga
ditelakkan di luar bidang gambar. Setiap objek yang digambar, garisnya
bersumber dari titik hilang.
18
sumber: productiontech.wordpress.com
Gambar 2.3 Proyeksi gambar dengan tiga titik hilang dengan sudut
pandang mata burung
b. Sudut pandang normal
Pada sudut pandang normal, diri kita seolah-olah berdiri normal
memandang lurus kedepan. Dengan demikian, bagian atas dan bagian
bawah nya terlihat seimbang. Letak garis horizon tepat di tengah-tengah
bidang dan titik hilang bisa diletakkan di mana saja pada garis tersebut.
Semua objek yang digambar garisnya berasal dari satu titik hilang.
c. Sudut pandang mata kucing
Pada sudut pandang ini, seolah-olah mata kita dalam posisi tiarap
dan melihat kedepan sehingga penampakan objek bagian atas akan lebih
domain. Letak Garis horizon di bagian bawah bidang gambar dan letak
titik hilang pada garis horizon. TItik hilang ini dijadikan pusat untuk
menarik garis dalam menggambarkan setiap objek benda.
19
sumber: leanne-reed.com
Gambar 2.4 Proyeksi gambar dengan tiga titik hilang dengan sudut
pandang mata Kucing
4. Macam–macam Gambar Konstruksi Perspektif
a. Areal Perspektif
Cara menggambar perspektif dimana semua benda yang dekat
dengan pengelihatan kita garis –garis tampak jelas dan tegas, kemudian
benda yang makin jauh garis -garis kurang jelas.
b. Linear perspektif
Cara menggambar perspektif dengan bantuan titik lenyap dan
garis–garis yang memusat ke titik tersebut. Menurut pandangan mata /
arah memandang maka linear perspektif dibagi menjadi :
a).Paralel perspektif (dengan titik lenyap).Apabila sebuah kubus kita
letakkan pada suatu bidang datar yang sisi depannya sejajar dengan
proyeksi sedang bagian rusuk-rusuknya napak menuju ke satu titik lenyap.
20
b).Anguler perspektif (dengan 2 titik lenyap). Jika dari posisi paralel
perspektif di atas kita ubah sedikit dengan menggeser sehingga sisinya
tidak ada yang sejajar karena garis proyeksi menuju dua buah titik lenyap
kiri dan kanan, sehingga sisi alas dan atapnya akan membentuk sudut
terhadap bidang proyeksi.
c).Oblique perspektif (dengan 3 titik lenyap). Apabila kubus tersebut kita
gambar dengan tiga buah titik sehingga rusuk -rusuknya seakan menuju ke
tiga buah titik tersebut, sehingga tidak ada garis–garis yang sejajar lagi.
5. Menggambar Perspektif
Untuk membuat gambar perspektif, diperlukan suatu pedoman ukuran
karena memang tidak ada satu garis pun yang sejajar sehingga ukurannya tidak
ada yang sesuai dengan aslinya. Pedoman/ patokan ini didapat dengan mengambil
salah satu bidang-bidang yang sejajar dengan bidang proyeksi yang kits pakai
sebagai pedoman ukuran, bidang ini disebut bidang frontal atau bidang taferil.
Semua garis pads bidang ini berukuran sebanding dan sesuai dengan panjang
aslinya.
Di samping itu, diperlukan pula titik mata atau titik pandang. Melalui titik
mata ini dapat dibuat garis-garis yang sejajar dengan sumbu koordinat benda,
yang memotong bidang taferil di titik Ti dan T2 yang merupakan tempat
kedudukan dari titik hilang.
Diperlukan pula garis lantai/nol/tanah serta garis horizon1cakrawala
yang merupakan tempat kedudukan titik-titik hilang sehingga garis vertikal yang
melalui T, dan T2 akan memotong garis horizon di kedua titik hilang. Untuk
21
jelasnya, lihatlah contoh di bawah ini (panjang garis-garis pada bidang yang
melalui garis nol ukurannya sesuai aslinya).
Cara menggambar gambar proyeksi perspektif secara bertahap adalah
sebagai berikut.
a. Tentukan dahulu TM atau TP (titik mats/ titik pandang) yang diletakkan
sedemikian rupa sehingga garis pandang merupakan jarak terdekat mata
terhadap bendanya. (sebaiknya sudut pandang = a jangan lebih dari 30°).
b. Tentukan bidang frontal atau B. Taferil, salah satu bidang yang sejajar
dengan bidang proyeksi/garis horizontal.
c. Tentukan sumbu koordinat benda dan dari TM ditarik garisgaris sejajar
dengan sumbu koordinat tersebut yang memotong bidang frontal di titik Ti
dan T, (bila salah satu sumbu tersebut sejajar bidang frontal, akan didapat
hanya 1 T atau berarti satu titik hilang).
d. Tentukan garis lantai/nol/tanah dari rencana gambar proyeksi tersebut,
serta garis cakrawala /horizon yang berada di atas garis lantai dengan jarak
tertentu (disebut tinggi horizon).
e. Proyeksikan secara vertikal titik-titik T, dan T2 ke garis cakrawala akan
didapat titik-titik hilang (TH, dan TH 2).
f. Gambarkan penampang perpotongan benda dengan bidang frontal
dengan bentuk dan ukuran sesuai sebenarnya serta dasarnya tepat pads
garis lantai.
22
g. Tarik garis-garis proyeksi dari titik hilang ke titik-titik sudut penampang
benda yang frontal tersebut, akan tergambar bidang-bidang depan benda
tersebut.
h. Untuk menggambarkan setiap titik dari benda tersebut didapat dengan
cara menghubungkan titik-titik tersebut ke TM yang memotong atau
dipotongkan ke bidang frontal dan dari titik-titik potong ini ditarik garis-
garis vertikal yang memotong garis-garis proyeksi yang bersangkutan
sehingga terbentuk garis-garis/titik-titik bendanya.
i. Gambar proyeksi perspektif tergambar.
j. Lebih jauhnya tentang teknik penggambaran akan dibahas satu-persatu
secara lebih mendetail dalam modul berikutnya.
Dari bahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.
a. Bila tinggi horizon lebih rendah daripada penampang frontal, benda
akan tergambar dengan bidang atas kehhatan, artinya benda tergambar
dengan pandangan agak jauh.
b. Bila tinggi horizon sama dengan tinggi penampang frontal, benda akan
tergambar dengan bidang atas satu garis.
c. Bila tinggi horizon lebih tinggi daripada tinggi penampang frontal,
benda akan tergambar dengan bidang atas tidak kelihatan, artinya benda
tergambar dengan pandangan agak dekat.
d. Bila bidang frontal diletakkan makin ke depan (makin mendekati titik
mata), benda akan tergambar makin kecil. Sebaliknya, bila bidang frontal
makin jauh dari TM, benda akan tergambar makin besar.
23
Unsur-unsur yang mutlak ada dalam penggambaran gambar perspektif
adalah:
a. Obyek atau benda yang akan digambar kesulitannya tergantung dari
bentuk benda itu sendiri. Benda yang berbentuk garis lurus, siku dan
teratur relatif mudah untuk digambarkan, sedangkan obyek yang semakin
hidup atau tidak teratur seperti manusia, pohon atau pemandangan
semakin sulit untuk digambar.
b. Pengamat dalam gambar perspektif adalah posisi dan arah dari orang
yang melihat obyek yang akan digambar. Gambar perspektif yang
dihasilkan sangat dipengaruhi oleh jarak dan sudut pandang pengamat.
c. Kerucut Pandangan adalah istilah untuk menunjukkan sudut maksimal
pandangan pengamat (45o-60
o). Seluruh benda atau bagian benda yang
akan digambar akan baik apabila berada dalam kerucut pandangan, dan
apabila terletak diluarnya hasilnya akan tampak distorsi.
d. Garis Horizon/Cakrawala adalah garis horizontal hayal yang
kedudukannya selalu setinggi dengan tinggi mata pengamat dan sejajar
dengan bidang dasar.
e. Bidang Dasar/Garis Dasar adalah bidang/garis horizontal yang
merupakan dasar patokan dari segala ukuran vertikal dari benda yang akan
digambar. Obyek yang memotong Bidang Dasar/Garis Dasar ini
ukurannya digambarkan sesuai dengan ukuran sebenarnya.
f. Bidang Gambar adalah bidang transparan 2 dimensi yang tegak lurus
dengan garis pandangan. Perspektif tiap titik dimanapun juga selalu
24
terletak pada bidang gambar. Pada kenyataannya Bidang Gambar adalah
permukaan kertas gambar yang dipakai untuk menggambar perspektif.
g. Titik lenyap adalah sebuah titik atau lebih yang mengumpulkan garis-
garis (yang sesungguhnya) sejajar pada obyek yang posisinya tidak tegak
lurus dengan garis pandangan. Kedudukan titik lenyap terdapat pada
sepanjang garis horizon.
6. Komposisi dalam Menggambar
Mesra (2013:21) mengungkapkan bahwa komposisi merupakan suatu
susunan dari beberapa unsur secara seimbang dan serasi (harmonis). Apabila kita
menggambar suatu benda di alam luar (landsekap) atau visualisasi perspektif,
sebenarnya kita menyusun beberapa unsur-unsur bentuk, bidang, garis, tekstur,
dan sebagainya. Semua unsur tersebut kita susun sedemikian rupa sehingga
merupakan perpaduan beberapa unsur yang tersusun seimbang, serasi, yang dapat
dihasilkan dari perasaan estetis kita, dengan kata lain tidak dapat diperhitungkan
secara seni budaya atau eksak. Menurutur Mesra (2013: 22) komposisi terdiri dari
beberapa indikator yaitu : kesatuan, keseimbangan, irama, proporsi, keselarasan,
penekanan.
1) Kesatuan
Mesra (2013:22) mengungkapkan kesatuan adalah susunan elemen-
elemen yang membangun suatu objek tertata dengan rapi menurut yang
semestinya. Kesatuan atau lazim juga disebut unity merupakan gabungan
antar bagian-bagian yang utuh. Kesatuan sering juga dikatakan kelompok
25
benda -benda yang saling berdekatan. Kesatuan terbangun dari adanya
bagian-bagian. Namun kesatuan tidak ditentukan oleh kuantitas atau
jumlah bagian, akan tetapi lebih menekankan pada kualitas hubungan
antara bagian-bagian itu. Dengan kata lain karya seni rupa secara kualitatif
bagian atau unsurnya telah menyatu tidak 23 memerlukan tambahan unsur
lain atau jua unsur yang di dalamnya tidak boleh dihilangkan atau
dikurangkan. Bagian yang satu dengan yang lain menjadi saling terikat,
saling menentukan, mendukung dan sistemik membentuk suatu kebulatan
utuh karya seni.
2) Keseimbangan
Keseimbangan (balance) berkaitan dengan bobot. Dalam karya-
karya seni rupa dua dimensi, misalnya gambar atau lukis penerapan prinsip
keseimbangan ini lebih menekankan pada bobot secara kualitatif atau
disebut juga bobot visual, artinya berat-ringannya objek hanya dirasakan.
Sementara pada karya seni rupa tiga dimensi, misalnya patung,
keseimbangan ini berkaitan juga dengan keseimbangan atau bobot aktual
atau sesungguhnya. Patung yang berat di belakang akan dapat roboh ke
belakang, jika berat ke atas bisa jadi patung itu tidak dapat berdiri.
Penggunaan warna yang gelap cendrung berat, sementara yang
cerah memiliki kesan ringan. Raut yang dibuat dengan ukuran besar
cendrung berkesan berat dibandingkan dengan yang berukuran kecil.
Objek yang ditemapatkan di atas memiliki kesan ringan, kan tetapi jika
detempatkan di bawah akan berkesan berat. Dengan demikian bobot visual
26
ini dapat dipengaruhioleh penggunaan warna, ukuran atau kedudukan raut
atau objek.
3) Irama
Irama ditimbulkan dari kesan gerak dan unsur yang melekat pada
karya seni. Sifat atau kesan dari irama dapat lemah lembut, keras atau
lunak secara teratur.
Sebagaimana dalam kehidupan, irama dalam karya seni juga dapat
timbul jika ada pengulangan yang teratur dari unsur yang digunakan.
Dengan demikian irama dalam karya seni rupa terjadi dari pengaturuan
unsur-unsur rupa baik garis, raut, warna, tekstur, ruang, dan gelap-terang
secara berulang.
4) Keselaras harmoni
Keselarasan lazim juga disebut dengan harmoni atau keserasian.
Sesuatu yang selaras, harmonis, dan serasi adalah timbul dengan adanya
kesamaan, kesesuaian, dan tidak adanya pertentangan. Demikian juga
dalam karya seni rupa, keselarasan ini dapat dibuat dengan cara menata
unsur yang mungkin sama, sesuai, dan tidak ada yang berbeda secara
mencolok. Misalnya bidang lingkaran tidak selaras jika dipadukan dengan
garis-garis lurus, tetapi lingkaran lebih sesuai dengan garis lengkung.
5) Kontras
Kontras adalah variasi bentuk yang sangat berbeda pada suatu gambar.
Hal ini menjadi kekuatan dalam sebuah iramasehingga tidak terasa
27
monoton. Misalnya sederetan bentuk lengkung (silendris) lalu diselingi
bentuk persegi. Kemudian terulang kembali pada deretan berikutnya
sampai beberapa kali.
6) Pusat Perhatian
Apabila kita mengamati sebuah karya seni rupa seringkali menemukan
bagian yang paling menarik perhatian. Sama halnyajika kita melihat wajah
seseorang teman, barangkali bagian yang paling menarik adalah mata, atau
bibirnya. Dalam seni rupa khususnya bagian yang menarikperhatian ini
menjadi hal prinsip penekananatau sering juga disebut dengan ―Pusat
Perhatian‖(central focus). Dengan demikian penekanan adalah suatu
bagian gambar yang dibuat berbeda atau menonjol sehingga menjadi pusat
perhatian si pengamat gambar tersebut.
E. Kerangka Pikir
Langkah awal pada penelitian ini adalah mengaitkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada materi menggambar perspektif pada mata pelajaran
seni Budaya. Penelitian difokuskan kepada dua hal, yaitu Proses Pembelajaran
dan Kemampuan Siswa. Berdasarkan konsep diatas, maka skema kerangka pikir
yang akan dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut ;
28
Gambar 2.5 Skema Kerangka Pikir
1. Proses pembelajaran terdiri dari dua aktivitas yaitu aktifitas siswa dan aktifitas
guru. Pada penelitian ini, peneliti hanya akan berpusat pada aktifitas siswa.
Hal ini dikarenakan aktifitas Pembelajaran Model Kooperatif tipe STAD
berpusat pada siswa. Istilah aktifitas siswa akan digunakan pada bab
selanjutnya.
2. Kemampuan siswa dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur sejauh
mana hasil usaha belajar dalam bentuk nilai yang merupakan prestasi belajar.
Istilah prestasi belajar akan digunakan pada penelitian ini untuk mewakili
makna kemampuan siswa.
SMP Negeri 1 Tombolopao
Pembelajaran Menggambar
Perspektif Model Kooperatif tipe STAD
Proses Pembelajaran Menggambar
Perspektif model Kooperatif Tipe STAD
Kemampuan siswa dalam menggambar
Persentase dan Kategorisasi
Hasil Penelitian
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif. Penelitian eksperimen merupakan kegiatan yang
direncanakan dan dilaksanakan oleh peneliti untuk mengumpulkan bukti-bukti
yang ada hubungannya dengan hipotesis. Penelitian ini menyelidiki
penggunaan model kooperatif tipe STAD pada pembelajaran seni rupa materi
menggambar perspektif. Selain itu, penelitian ini membandingkan nilai siswa
sebelum dan setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tombolopao Kelurahan
Tamaona Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa.
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian
30
B. Variabel dan Desain Penelitian
1. Variabel Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, yang menjadi variabel dalam penelitian ini
adalah ―Aktifitas Siswa‖ dan ―Prestasi Belajar Siswa‖. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum dan setelah diberikan pembelajaran
Kooperatif tipe STAD materi menggambar perspektif. Selain itu, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaiman proses pembelajaran menggambar
perspektif model Kooperatif tipe STAD.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama
yaitu Pretest untuk menguji kemampuan belajar siswa sebelum diberi
perlakuan/treatment. Selanjutnya, siswa diberikan perlakuan yaitu Pembelajaran
Model Kooperatif tipe STAD pada materi menggambar Perspektif. Tahap ketiga
yaitu Postest merupakan tahapan akhir yang akan menguji kemampuan siswa
setelah diberikan perlakuan.
Desain penelitian yang digunkan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1. Model Desain Penelitian One Group Pretest—Posttest Design
X
Keterangan :
: Pretest sebelum perlakuan diberikan
: Posttest setelah perlakuan diberikan
31
X : Perlakuan terhadap kelas eksperimen yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD
Gambar 3.1 Skema Desain Penelitian
C. Definisi Operasional Variabel
1. Prestasi belajar
Prestasi belajar yang dimaksudkan adalah skor yang didapatkan oleh siswa
dalam pembelajaran menggambar perspektif menggunakan model Kooperatif tipe
STAD.
2. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa yang dimaksudkan adalah kegiatan yang dilakukan siswa
selama proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif
tipe STAD materi menggambar perspektif.
Teknik Pengumpulan data. Observasi dan tes
Proses pembelajaran Kooperatif tipe STAD materi menggambar
perspektif
Kemampuan Siswa dalam menggambar
perspektif
Penyajian Data
Pengolahan dan analisis data
Deskripsi data
Kesimpulan
32
D. Populasi dan Sampel,
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Tombolopao tahun pelajaran 2017/2018 sebanyak 150 orang yang
tersebar pada empat kelas yang paralel.
2. Sampel
Sampel penelitian ini diambil berdasarkan Cluster Random Sampling.
Implementasi asesmen autentik ini dipilih berdasarkan informasi bahwa siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 Tombolopao bersifat homogen sehingga sampel
yang terpilih dianggap bisa mewakili populasi. Dari empat kelas VIII SMP
Negeri 1 Tombolopao diambil satu kelas untuk dijadikan sampel dengan
pertimbangan kelas homogen.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Teknik Kepustakaan
Penelitian kepustakaan ini digunakan untuk memperoleh data sekunder
berupa asumsi atau teori yang ada hubungannya dengan judul
2. Observasi
Obseravasi yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung
terhadap proses pembelajaran kooperatif tipe STAD materi menggambar
perspektif di SMP N 1 Tombolopao.
33
3. Latihan
Pengumpulan data untuk penelitian ini dilaksanakan dengan
menggunakan tes Prestasi Belajar dalam bentuk latihan menggambar perspektif,
tes ini dimaksud untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi
yang diberikan. Sebelum digunakan untuk pengambilan data peneliti, tes ini
terlebih dahulu divalidasi oleh dosen pembimbing dan guru Seni Budaya
SMP Negeri 1 Tombolopao Kabupaten Gowa. Sedangkan skor Prestasi Belajar
diperoleh dari hasil latihan siswa terhadap tes yang diberikan.
F. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul selanjutnya diolah dengan menggunakan dua macam
analisis statistika, yaitu analisis statistika deskriptif dan analisis statistika inferensial.
1. Analisis Statistika Deskriptif
Analisis statistika deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau memberi
gambaran umum data yang diperoleh. Pengolahan data dibuat tabel frekuensi, rata-
rata standar deviasi untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel
penelitian.
a. Prestasi Belajar
Analisis tingkat Prestasi Belajar dibedakan menjadi empat kategori, yaitu
kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah. Kriteria yang digunakan untuk
menentukan kategori Prestasi Belajar adalah berdasarkan pada mean dan standar
deviasi. Data diperoleh dari hasil pretest dan postest dianalisis untuk mengetahui
peningkatan Prestasi Belajar siswa.
34
b. Aktivitas siswa
Analisis aktivitas siswa selama proses pembelajaran dapat dilakukan dengan
mencari rata-rata frekuensi dan rata-rata persentase waktu yang digunakan siswa
dalam melakukan aktivitas selama pembelajaran berlangsung melalui langkah-
langkah berikut:
1) Mengkonstruksi kriteria-kriteria aktivitas siswa dan guru pada pembelajaran
menggambar perspektif dengan model kooperatif tipe STAD
2) Mencari frekuensi setiap indikator dengan membagi besarnya frekuensi dengan
jumlah frekuensi indikator. Kemudian hasil pembagian dikali 100%.
c. Aktifitas guru
Keterlaksanaan pembelajaran dengan model oleh guru yang bersangkutan
yang bertindak sebagai observator. Observasi dilaksanakan untuk melihat
bagaimana RPP dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
terlaksana sesuai yang direncanakan sebelumnya.
Observasi dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan selama pembelajaran
berlangsung. Observasi ini mengacu pada lima kategori penilaian, yakni sebagai
berikut: ―0‖ berarti ―tidak terlaksana‖, ―1‖ berarti ―kurang terlaksana dengan
baik‖, ―2‖ berarti ―cukup terlaksana dengan baik‖, ―3‖ berarti ―terlaksana dengan
baik‖, dan ―4‖ berarti ―terlaksana dengan sangat baik‖.
35
2. Analisis Statistik Inferensial
Analisis statistika inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.
data yang diperoleh dari hasil penelitian analisis statistika inferensial dengan
menggunakan program dengan menggunakan aplikasi statistik Statistical Package
for Social Science (SPSS).
3. Uji Normalitas
Uji normaliti (uji kolmogorov-smirnov) digunakan untuk mengetahui apakah
data yang diteleti berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Kriteria pengujian
normaliti yang digunakan adalah H0 diterima atau data berasal dari populasi
berdistribusi normal jika nilai probabilitas (p) lebih besar dari pada taraf signifikansi
= 0,05.
4. Pengujian Hipotesis
Teknik statistik inferensial untuk menguji hipotesis digunakan Uji-t yang
sebelumnya dilakukan analisis prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
Kriteria pengujian H0 diterima jika nilai p dan H0 ditolak jika nilai
p pada taraf signifikansi = 0,05. Pada pengujian hipotesis inilah
peneliti akan memperoleh kesimpulan mengenai kemampuan siswa sebelum dan
setelah diberi perlakuan.
36
G. Indikator Penilaian
Indikator penilaian dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan
data tentang aktivitas siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Data hasil belajar siswa diambil dengan cara memberikan tes menggambar
perspektif kepada siswa. Indikator penilaian untuk tes menggambar perspektif
sebagai berikut:
Tabel 3.2 Tabel dan indikator penilaian menggambar perspektif
N
o Aspek Penilaian
Rentang Nilai (65-85)
Baik sekali Baik Cukup Kurang
80-85 75-79 70-74 65-69
1 Penempatan garis horizontal
dan garis vertikal pada bidang
kertas
2 Ketepatan ukuran sisi kubus
yang satu dengan kubus yang
lainnya/ Komposisi gambar
gedung pada bidang gambar
3 Ketepatan tarikan garis
proyeksi ke titik hilang/
Ketepatan tarikan garis
proyeksi ke titik hilang
sehingga ada kesan jauh dan
dekat
4 Kualitas garis benda kubus
5 Kebersihan gambar
Rata-rata Nilai
37
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Keterlaksanaan strategi pembelajaran
Keterlaksanaan pembelajaran dengan model oleh guru yang bersangkutan
yang bertindak sebagai observer. Observasi dilaksanakan untuk melihat
bagaimana RPP dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
terlaksana sesuai yang direncanakan sebelumnya.
Penelitian kali ini terdiri dari dua pertemuan, pertemuan pertama
menggunakan model pembelajaran konvensional dan pembelajaran kedua
menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD.
38
a. Keterlaksanaan Aktifitas Guru
Tabel 4.1 Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Model Kooperatif tipe STAD
pertemuan pertama
No. Aktivitas Guru Keterlaksanaan
0 1 2 3 4
1. Guru memberi salam dan mengajak siswa
berdoa
2. Guru menanyakan kabar dan mengecek
kehadiran siswa
3. Guru mengkomunikasikan tujuan belajar dan
hasil belajar yang diharapkan akan dicapai
siswa.
4. Guru memotivasi peserta didik dengan diminta
menjelaskan tentang gambar perspektif
5. Guru memberikan informasi tentang tujuan
pembelajaran yang meliputi pengertian
menggambar teknik/ perspektif, macam- macam
gambar perspektifi, ide/gagasan dalam
menggambar perspektif, bahan dan alat yang
digunakan, dan pendidikan karakter yang
diharapkan
6. Guru membagi siswa kedalam kelopompok yang
heterogen
7. Guru mempresentasikan materi menggambar
proyeksi
8. Guru menunjukkan pembagian gambar
perspektif melalu media presentase
9. Melalu media presentasi, guru
menunjukkan semua inti materi.
10. Peserta didik secara berkelompok menyelesaikan
LKPD dan menyimpulkan materi pembelajaran
yang mencakup: pengertian menggambar
perspektif, macam- macam gambar perspektif
dan bidang- bidang perspektif
11. Guru memberikan tugas individu kepada peserta
didik untuk menggambar perspektif satu titik
hilang.
39
Tabel 4.2 Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Model Kooperatif tipe
STAD pertemuan kedua
No. Aktivitas Guru Keterlaksanaan
0 1 2 3 4
1. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa
2. Guru menanyakan kabar dan mengecek
kehadiran siswa
3. Guru mengkomunikasikan tujuan belajar dan
hasil belajar yang diharapkan akan dicapai siswa.
4. Guru mengumpulkan tugas gambar perspektif
satu titik hilang dan dua titik hilang yang
ditugaskan pada pertemuan sebelumnya sebagai
tugas individu.
5. Guru memotivasi peserta didik dengan diminta
menjelaskan pengertian, macam- macam dan
bidang-bidang gambar perspektif
6. Guru memberikan gambaran manfaat gambar
perspektif dalam gambar teknik ; misalnya bastek
atau desain arsitektur
7. Guru membagi siswa kedalam kelompok yang
heterogen.
8. Guru membuka media presentase gambar
perspektif pertemuan ke 2
9. Guru memberikan pertanyaan kepada setiap
kelompok terkait materi perspektif yang telah
dijelaskan pada pertemuan sebelumnya.
Pertanyaan disajikan dalam slide powerpoint.
10. Guru mengemukakan pertanyaan yang akan
dijawab oleh siswa
11. Guru dan Peserta didik bersama-sama
menghitung poin yang diperoleh setiap
kelompok.
12. Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang memiliki poin terbanyak.
13. Guru memberikan tugas individu kepada peserta
didik untuk menggambar perspektif dua titik
hilang.
40
b. Keterlaksanaan Aktifitas Siswa
Observasi siswa mengacu pada 13 aspek yang diamati pada lembar
observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas, yaitu.
1) Siswa menjawab salam dan berdoa dan bersiap untuk belajar.
2) Siswa mengikuti kegiatan pembelajaran.
3) Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran.
4) Siswa mendengarkan, memperhatikan, memahami, dan merespon
penjelasan guru.
5) Siswa membaca, mengamati, dan memahami masalah kontekstual pada
LKS.
6) Siswa berkumpul dengan teman sekelompoknya.
7) Siswa mendengarkan, merespon, dan memperhatikan penjelasan guru
tentang langkah-langkah penyelesaian pada LKS.
8) Siswa mendiskusikan dan menyelesaikan masalah atau menemukan cara
penyelesaian masalah pada LKS.
9) Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan kembali bertanya
tentang hal yang belum dimengerti.
10) Siswa menyiapkan hasil pemecahan masalah yang telah diberikan.
11) Siswa mencatat tugas yang akan diselesaikan di rumah.
12) Siswa mencatat topik yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
13) Siswa membalas salam guru dan mengakhiri pembelajaran.
Hasil observasi terhadap aktivitas siswa adalah sebagai berikut.
41
Tabel 4.3 Hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas
Aktivitas Pertemuan
Rata-
Rata
1 2
1 4 4 4.00
2 4 4 4.00
3 4 4 4.00
4 3 3 3.00
5 3 3 3.00
6 4 4 4.00
7 3 3 3.00
8 3 3 3.00
9 3 3 3.00
10 3 4 3.50
11 4 4 4.00
12 4 3 3.50
13 3 3 3.00
Rata-Rata 3.46 3.46 3.46
Persentase 86.5% 86.5% 86.5%
Kategori Sangat
Aktif
Sangat
Aktif Sangat Aktif
42
2. Kemampuan Siswa dalam menggambar Perspektif
Berdasarkan penelitian pada pelajaran seni budaya materi menggambar
perspektif , diperoleh data pretest dan posttest dari 27 siswa seperti berikut ini.
Tabel 4.4 Lembar Penilaian Pretest
No Nis Nama
Aspek Penilaian Rata-
rata 1 2 3 4 5
1 1617003 Annisa Sri Wahyuni 77 75 70 78 68 73.6
2 1617005 Dian Purnama Sari 83 80 68 70 72 74.6
3 1617006 Fasha Aulia Ananda 80 78 78 70 67 74.6
4 1617010 Khaerul 79 69 76 77 78 75.8
5 1617011 Miftahul Jannah 80 84 78 79 72 78.6
6 1617012 Miftahul Jannah B. 84 83 80 80 82 81.8
7 1617021 Nurul Muhlisa 83 85 85 82 84 83.8
8 1617026 Tegar 73 70 70 69 67 69.8
9 1617031 Amirullah 80 79 79 70 80 77.6
10 1617032 Ardian Arifandi 78 77 78 75 79 77.4
11 1617040 Kurnia 85 80 80 80 80 81
12 1617041 La Ode Amin Ris 80 80 80 83 80 80.6
13 1617046 Nur Zabrina Eka Putri 74 73 65 68 69 69.8
14 1617049 Nurindah 78 65 65 69 69 69.2
15 1617050 Nuzul Al-Firqan Arifin 80 75 80 78 75 77.6
16 1617055 Wawan Ananda 70 69 65 65 68 67.4
17 1617058 A. Aidil Rahmatul F. 79 76 68 77 70 74
18 1617061 Anrian 78 78 75 73 70 74.8
19 1617062 Arham 75 70 73 76 74 73.6
20 1617063 Ari Candra 80 80 77 79 78 78.8
21 1617064 Dwi Fani Wulandari 80 82 80 78 79 79.8
22 1617071 Lisdayanti 80 80 79 81 80 80
23 1617078 Nur Ichsan 77 76 67 68 70 71.6
24 1617092 Dhela Dwi Nasri 78 78 70 79 70 75
25 1617094 Ibnu Syamsir Ridwan 80 75 70 70 68 72.6
26 1617095 Indra Zauki Istama 75 75 70 60 65 69
27 1617105 Ramla 67 78 67 70 69 70.2
43
Tabel 4.5 Lembar Penilaian Posttest
No Nis Nama
Aspek Penilaian Rata-
rata 1 2 3 4 5
1 1617003 Annisa Sri Wahyuni 85 85 80 83 80 82.6
2 1617005 Dian Purnama Sari 85 85 80 75 70 79
3 1617006 Fasha Aulia Ananda 80 83 78 83 80 80.8
4 1617010 Khaerul 79 68 67 88 70 74.4
5 1617011 Miftahul Jannah 82 75 76 70 70 74.6
6 1617012 Miftahul Jannah B. 85 85 78 80 70 79.6
7 1617021 Nurul Muhlisa 85 85 85 80 80 83
8 1617026 Tegar 80 78 78 77 70 76.6
9 1617031 Amirullah 70 73 67 70 68 69.6
10 1617032 Ardian Arifandi 70 67 67 65 65 66.8
11 1617040 Kurnia 80 70 68 70 70 71.6
12 1617041 La Ode Amin Ris 84 85 80 80 80 81.8
13 1617046 Nur Zabrina Eka Putri 78 78 78 70 68 74.4
14 1617049 Nurindah 84 83 83 80 78 81.6
15 1617050 Nuzul Al-Firqan Arifin 85 85 84 80 80 82.8
16 1617055 Wawan Ananda 78 78 68 67 75 73.2
17 1617058 A. Aidil Rahmatul F. 70 70 65 67 66 67.6
18 1617061 Anrian 70 74 69 70 65 69.6
19 1617062 Arham 65 67 70 65 66 66.6
20 1617063 Ari Candra 84 80 85 80 79 81.6
21 1617064 Dwi Fani Wulandari 85 85 80 82 68 80
22 1617071 Lisdayanti 85 85 84 83 84 84.2
23 1617078 Nur Ichsan 70 65 64 67 65 66.2
24 1617092 Dhela Dwi Nasri 84 70 69 74 70 73.4
25 1617094 Ibnu Syamsir Ridwan 72 70 77 68 70 71.4
26 1617095 Indra Zauki Istama 65 65 70 68 65 66.6
27 1617105 Ramla 78 78 75 65 65 72.2
B. Pembahasan
Analisis prestasi belajar siswa terbagi menjadi 2 bagian, yaitu
analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.
44
a. Analisis statistik deskriptif
1) Tes Kemampuan Siswa (Pretest)
Data hasil tes awal siswa pada kelas VIII A diperoleh dengan
menggunakan tes kemampuan awal siswa dalam berpikir kreatif. Tes ini
diberikan sebelum pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
konvensional. Adapun deskriptif hasil kemampuan awal siswa sebelum
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.6 Data statistik deskriptif pretest
Statistik Nilai statistik
Ukuran sampel 27
Mean (rata-rata) 75.28
Median 74.80
Modus 74
Std. Deviasi 4.43
Variansi 19.66
Minimum 67.40
Maksimum 83.80
Skewness 0.019
Kurtosis -0.910
Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa skor rata-rata pretest siswa kelas
VIII C SMP Negeri 1 Tombolopao yang diajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu 75. 28 dari skor ideal 85 yang
45
mungkin dicapai siswa, dengan standar deviasi 4.43. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada data yang jauh dari data yang lain, hal ini
dapat diketahui dari nilai standar deviasi yang lebih kecil daripada nilai
rata-rata. Selain itu, nilai skewness untuk kelas eksperimen adalah positif
yaitu 0,019. Nilai koefisien kemiringan (skewness) yang bernilai positif
menandakan bahwa kurva condong ke kanan, dalam hal ini berarti bahwa
frekuensi nilai diatas rata-rata lebih besar daripada nilai modus.
Selanjutnya, nilai kurtosis untuk kelas ini adalah yang
berarti platikurtik. Adapun skor yang dicapai oleh siswa tersebar dari skor
terendah 67 sampai dengan skor tertinggi 83.
Nilai kemampuan siswa kelas VIII A sebelum pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
dikelompokkan kedalam empat kategori kemampuan siswa maka
diperoleh distribusi frekuensi dan persentase yang ditunjukkan pada tabel
berikut:
46
Tabel 4.7 Kategori Kemampuan Siswa
Skor Kategori Frekuensi Persentase
65-69 Rendah 5 18.51%
70-74 Sedang 9 33.33%
75-79 Tinggi 8 29.62%
80-85 Sangat Tinggi 5 18.51%
Jumlah 27 100%
Berdasarkan tabel 4.7 dapat digambarkan bahwa dari 27 siswa
kelas VIII A SMP Negeri 1 Tombolopao kemampuan awal siswa sebelum
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran dimana, 5 siswa
pada kategori sangat rendah dan kategori rendah dengan persentase
18.51%, terdapat 9 siswa pada kategori sedang dengan presentase
33.33%, terdapat 8 siswa pada kategori tinggi dengan presentase 29.62%,
dan 5 siswa pada kategori sangat tinggi dengan presentase 18.51%.
2) Tes Kemampuan Siswa (Posttest)
Data hasil kemampuan menggambar perspektif siswa kelas VIII A
dengan posttest. Tes ini diberikan setelah pembelajaran dengan
menggunakan model kooperatif tipe STAD.
Analisis deskriptif hasil kemampuan siswa dengan posttest setelah
pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
47
Tabel 4.8 Data statistik deskriptif posttest
Statistik Nilai statistik
Ukuran sampel 27
Mean (rata-rata) 75.25
Median 74.40
Modus 66
Std. Deviasi 5.99
Variansi 35.96
Minimum 66.20
Maksimum 84.20
Skewness -0.074
Kurtosis -1.42
Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa skor rata-rata posttest siswa
kelas VIII C SMP Negeri 1 Tombolopao yang diajar menggunakan
pendekatan kooperatif tipe STAD yaitu 75.25 dari skor ideal 85 yang
mungkin dicapai siswa, dengan standar deviasi 5.99. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada data yang jauh dari data yang lain, hal ini
dapat diketahui dari nilai standar deviasi yang lebih kecil daripada nilai
rata-rata. Selain itu, nilai skewness untuk kelas eksperimen adalah negatif
yaitu -0.74 . Nilai koefisien kemiringan (skewness) yang bernilai negatif
menandakan bahwa kurva condong ke kanan atau menceng ke kiri, dalam
hal ini berarti bahwa frekuensi nilai diatas rata-rata lebih besar daripada
48
nilai dibawah rata-rata. Selanjutnya, nilai kurtosis untuk kelas ini adalah
yang berarti platikurtik. Adapun skor yang dicapai oleh
siswa tersebar dari skor terendah 67 sampai dengan skor tertinggi 83.
Nilai kemampuan siswa kelas VIII A setelah pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dikelompokkan
kedalam empat kategori kemampuan siswa, maka diperoleh distribusi
frekuensi dan persentase yang ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Kategori Kemampuan Siswa
Skor Kategori Frekuensi Persentase
65-69 Rendah 7 25.92%
70-74 Sedang 8 29.62%
75-79 Tinggi 3 11.11%
80-85 Sangat Tinggi 9 33.33%
Jumlah 27 100%
Berdasarkan tabel 4.9 dapat digambarkan bahwa dari 27 siswa
kelas VIII A SMP Negeri 1 Tombolopao seluruh nilai kemampuan siswa
setelah pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD,
7 siswa pada kategori rendah persentase 25.92%, terdapat 8 siswa pada
kategori sedang dengan persentase 29.62%, terdapat 3 siswa pada
kategori tinggi dengan persentase 11.11%, dan terdapat 9 siswa pada
kategori sangat tinggi dengan persentase 33.33%.
49
b. Analisis Statistik Inferensial
Dalam pengujian normalitas ini, terdapat 2 data yang akan
diujikan, yaitu skor pretest dan posttest siswa setelah diajar dengan
model kooperatif tipe STAD.
1) Pengujian normalitas
Uji normalitas dilakukan terhadap nilai pretest dan posttest
menggunakan aplikasi SPSS (Statistical Package for Social Science) versi
20 dengan menggunakan kriteria Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas
dilakukan untuk menguji distribusi dari kelas eksperimen dengan
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.
Hipotesis:
: Data tes kemampuan siswa berdistribusi normal.
: Data tes kemampuan siswa tidak berdistribusi normal.
Dengan kriteria uji diterima jika nilai signifikan ,
sebaliknya jika nilai signifikan maka ditolak. Uji
normalitas dilakukan sebagai syarat uji hipotesis. Adapun hasil dari uji
normalitas, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.10 Hasil uji normalitas Pretest terhadap Posttest
Statistik df Sig.
Pretest 27
Posttest 27
50
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa untuk data
pretest adalah yang lebih besar dari . Sehingga dapat
disimpulkan bahwa data pretest siswa berdistribusi normal. Sedangkan
untuk data posttest adalah yang lebih besar dari .
Sesuai dengan kriteria penerimaan yang telah disebutkan sebelumnya,
maka dapat disimpulkan bahwa data posttest ternormalisasi siswa
berdistribusi normal.
2) Pengujian hipotesis
Dalam pengujian hipotesis ini, terdapat 2 data yang akan diujikan,
yaitu skor pretest dan skor postest siswa setelah diajar dengan model
kooperatif tipe STAD. Adapun untuk pengujian hipotesis pada penelitian
ini digunakan uji-t dengan sampel tak bebas (paired sample t-test) setelah
mengetahui bahwa data berdistribusi normal.
Tabel 4.11 Statistik sampel pretest dan posttest
Berdasarkan tabel 4.11 rata-rata nilai siswa pada pretest adalah
75.28 dengan standar deviasi 4.43, sedangkan nilai posttest adalah 75.25
dengan standar deviasi 5.99. Hal ini berarti secara deskriptif terdapat
perbedaan rata2 hasil belajar sebelum dan setelah diberi pembelajaran.
N Rata-rata Std. Deviasi
Pretest
Posttest 27 75.25 5.99
51
Tabel 4.12 Hasil Uji-t korelasi pretest dan posttest
N Korelasi Sig.
Pretest dan Posttest
Hasil korelasi pretest dan posttest menghasilkan angka 0.981
dengan nilai signifikansi 0.04 yang menyatalan bahwa korelasi pretest
dan posttest berhubungan secara nyata karena nilai probabilitasnya <0.05.
Hipotesis yang akan digunakan pada penelitian ini adalah H0=Kedua
rata-rata populasi adalah sama( rata-rata nilai pretest dan posttest adalah
sama atau tidak berbeda secara nyata. H1= Kedua rata-rata populasi
adalah sama (rata-rata nilai pretest dan posttest adalah tidak sama atau
berbeda secara nyata.
Tabel 4.13 Hasil Uji-t korelasi pretest dan posttest
Mean
Std.
Deviasi
Sig.
Pretest dan Posttest
Pada tabel 4.13, diperoleh perbedaan Mean=-0.02 yang berarti selisih skor
hasil belajar menggambar perspektif antara sebelum dan sesudah diberi model
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Harga negatif bermakna nilai sebelum diberi
pembelajaran kooperatif lebih tinggi daripada setelah diberi pembelajaran
kooperatif. Angka signifikansi menunjukkan bahwa p-value=0.97>0.05 yang
berarti bahwa H0 diterima. Dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa hasil
52
belajar siswa sebelum dan setelah diberi pembelajaran dengan model kooperatif
tipe STAD adalah sama.
1. Analisis Karya Siswa
Hasil karya penelitian ini terdiri dari dua karya, yaitu karya sebelum siswa
diberikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD “pretest” dan setelah siswa
diberikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD “posttest”.
a. Hasil Karya Siswa pada saat Pre test
Pembelajaran awal dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional atau model yang sering digunakan guru seni budaya di
sekolah tersebut. Guru menjelaskan cara menggambar perspektif langsung
dipapan tulis serta dengan bantuan media power point untuk menunjukkan
gambar-gambar perspektif. Diakhir pembelajaran, guru meminta siswa
menggambarkan Sembilan kubus dengan satu titik hilang seperti pada
gambar berikut ini.
Gambar 4.1. Tugas siswa pada saat pretest
53
Berikut adalah hasil karya siswa dalam menggambar perspektif
dengan nilai tertinggi.
Gambar 4.2 Karya Siswa 1 pada saat pretest.
Gambar diatas terlihat sangat bersih dan rapi. Penempatan gambar
yang sudah baik dan terlihat jelas. Selain itu, penempatan gambar pada
bidang gambar sudah cukup baik. Hanya saja tujuan terpenting pada
pembelajaran ini belum tercapai karena pada dasarnya siswa menggambar
dengan meniru gambar aslinya. Siswa menggambar tidak menggunakan
aturan perspektif, hal ini dibuktikan dengan ketidaktepatan posisi balok.
Posisi garis atas dan samping seharusnya mengarah pada satu titik(titik
hilangnya).
54
Gambar 4.3 Karya Siswa 2 pada saat pretest.
Kemampuan siswa dalam memahami gambar yang mereka tiru juga sangat
berpengaruh dalam hasil karya mereka. Berdasarkan gambar diatas, balok yang
digambar oleh siswa tidak sesuai dengan gambar aslinya( tidak rasional).
Pada umumnya, hasil karya siswa pada pemberian tes awal ini
menggambarkan bahwa siswa masih terfokus pada gambar apa yang mereka lihat
dan bagaimana mereka bisa membuat gambar semirip mungkin dengan yang
mereka lihat. Peneliti menemukan seluruh siswa hanya berfokus pada kemiripan
gambar mereka dengan gambar asli, bukan berdasarkan cara dan teknik siswa
menggambarkan. Hal ini menyebabkan siswa tidak mencapai tujuan utama yaitu
menggambar perspektif berdasarkan sifat perspektif.
55
Gambar 4.4 Karya Siswa 3 dan 4 pada saat pretest.
b). Hasil karya siswa pada saat posttest
Pada pertemuan kedua siswa belajar teori dan cara menggambar perspektif
materi satu titik hilang dan dua titik hilang model kooperatif tipe STAD. Pada
pertemuan ini, siswa berpastisipasi aktif dalam pembelajaran. Siswa bekerja
berdasarkan kelompok masing-masing. Diakhir pembelajaran, siswa diminta
untuk menggambar perspektif dengan dua titik hilang.
56
Gambar 4.5 Karya Siswa 5 pada saat postest.
Berdasarkan gambar diatas, jelas bahwa siswa tidak memahami materi
pembelajaran gambar perspektif. Gambar diatas tidak dimulai dengan dua titik
hilang. Siswa tefokus kepada gambar utama, sehingga titik hilang diabaikan.
Selain itu, garis yang terbentuk yang dengan tujuan menggambar jendela tidak
logis, hal ini dikarenakan posisi garis tidak simetris dengan bentuk bangunan.
Siswa seolah menggambar dengan imajinasi bukan berdasarkan fakta yang ril.
57
Gambar 4.6 Karya Siswa 6 pada saat postest.
Berdasarkan gambar diatas, siswa berusaha menggambar perspektif
dengan tema bangunan dua titik hilang. Permukaan jalanan yang dibuat terlihat
seolah seseorang berada di pojok jalan memandang ke dua arah. Deretan
bangunan dengan atap bangunan tidak sejajar dengan garis jalan terlihat seolah
bangunan-bangunan di atas miring. Selain itu, pintu dan jendela seolah olah
berada pada satu garis lurus yang menggambarkan bahwa siswa belum mampu
menangkap maksud dari kata perspektif. Siswa masih terbawa dengan kebiasaan
mereka menggambar bebas dengan garis yang dibuat semaunya. Walaupun
didalam seni kreatifitas tidak dinilai begitu kaku, hanya saja untuk materi
menggambar perspektif dibutuhkan kemampuan pemikiran yang logis dan
keterampilan siswa dalam memahami kondisi yang nyata.
58
Gambar 4.7 Karya Siswa 7 pada saat postest.
Gambar siswa diatas sudah hampir sesuai dengan sifat perspektif. Hanya
saja posisi jendela dan pintu memenuhi sifat perspektif. Tapi sejauh ini, peneliti
menganggap bahwa, siswa ini mulai memahami maksud dari menggambar
perspektif itu sendiri.
Gambar 4.8 Karya Siswa 1 pada saat postest.
59
Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui bahwa siswa telah
menggunakan sifat perspektif dengan benar. Dimulai dengan dua titik hilang
kemudian ketepatan tarikan garis dan detail setiap bangunannya. Hal ini berarti
siswa ini telah memahami maksud dari menggambar perspektif dengan sifat-
sifatnya artinya terjadi peningkatan kemampuan siswa.
Pada awalnya tidak ada satupun siswa yang mengerti maksud dari satu dan
dua titik hilang, akan tetapi setelah diberikan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD, siswa ini mampu menggambar menggunakan sifat dari menggambar
perspektif.
2. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Model Kooperatif tipe
STAD
Observasi dilaksanakan dalam dukali pertemuan selama pembelajaran
berlangsung. Observasi ini mengacu pada lima kategori penilaian, yakni sebagai
berikut: ―0‖ berarti ―tidak terlaksana‖, ―1‖ berarti ―kurang terlaksana dengan
baik‖, ―2‖ berarti ―cukup terlaksana dengan baik‖, ―3‖ berarti ―terlaksana dengan
baik‖, dan ―4‖ berarti ―terlaksana dengan sangat baik‖.
60
1. Pertemuan Pertama
Tabel 4.14 Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Model Kooperatif tipe STAD
pertemuan pertama
No. Aktivitas Guru Keterlaksanaan
0 1 2 3 4
1. Guru memberi salam dan mengajak siswa
berdoa
2. Guru menanyakan kabar dan mengecek
kehadiran siswa
3. Guru mengkomunikasikan tujuan belajar dan
hasil belajar yang diharapkan akan dicapai
siswa.
4. Guru memotivasi peserta didik dengan diminta
menjelaskan tentang gambar perspektif
5. Guru memberikan informasi tentang tujuan
pembelajaran yang meliputi pengertian
menggambar teknik/ perspektif, macam- macam
gambar perspektifi, ide/gagasan dalam
menggambar perspektif, bahan dan alat yang
digunakan, dan pendidikan karakter yang
diharapkan
6. Guru membagi siswa kedalam kelopompok yang
heterogen
7. Guru mempresentasikan materi menggambar
proyeksi
8. Guru menunjukkan pembagian gambar
perspektif melalu media presentase
9. Melalu media presentasi, guru
menunjukkan semua inti materi.
10. Peserta didik secara berkelompok menyelesaikan
LKPD dan menyimpulkan materi pembelajaran
yang mencakup: pengertian menggambar
perspektif, macam- macam gambar perspektif
dan bidang- bidang perspektif
11. Guru memberikan tugas individu kepada peserta
didik untuk menggambar perspektif satu titik
hilang.
Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat bahwa pada pertemuan pertama,
kedua, dan ketiga, kegiatan pendahuluan secara umum telah terlaksana dengan
sangat baik. Secara keseluruhan, rata-rata total untuk tiga kali pertemuan pada
61
kegiatan pendahuluan adalah yang berarti berada pada kriteria terlaksana
dengan sangat baik.
2. Pertemuan Kedua
Tabel 4.15 Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Model Kooperatif tipe
STAD pertemuan kedua
No. Aktivitas Guru Keterlaksanaan
0 1 2 3 4
1. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa
2. Guru menanyakan kabar dan mengecek
kehadiran siswa
3. Guru mengkomunikasikan tujuan belajar dan
hasil belajar yang diharapkan akan dicapai siswa.
4. Guru mengumpulkan tugas gambar perspektif
satu titik hilang dan dua titik hilang yang
ditugaskan pada pertemuan sebelumnya sebagai
tugas individu.
5. Guru memotivasi peserta didik dengan diminta
menjelaskan pengertian, macam- macam dan
bidang-bidang gambar perspektif
6. Guru memberikan gambaran manfaat gambar
perspektif dalam gambar teknik ; misalnya bastek
atau desain arsitektur
7. Guru membagi siswa kedalam kelompok yang
heterogen.
8. Guru membuka media presentase gambar
perspektif pertemuan ke 2
9. Guru memberikan pertanyaan kepada setiap
kelompok terkait materi perspektif yang telah
dijelaskan pada pertemuan sebelumnya.
Pertanyaan disajikan dalam slide powerpoint.
10. Guru mengemukakan pertanyaan yang akan
dijawab oleh siswa
11. Guru dan Peserta didik bersama-sama
menghitung poin yang diperoleh setiap
kelompok.
12. Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang memiliki poin terbanyak.
13. Guru memberikan tugas individu kepada peserta
didik untuk menggambar perspektif dua titik
hilang.
62
Berdasarkan tabel 4.15 dapat dilihat bahwa pada pertemuan pertama,
kedua, dan ketiga, kegiatan pendahuluan secara umum telah terlaksana dengan
sangat baik. Secara keseluruhan, rata-rata total untuk tiga kali pertemuan pada
kegiatan pendahuluan adalah yang berarti berada pada kriteria terlaksana
dengan sangat baik.
3. Analisis Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa diperoleh melalui instrumen observasi aktivitas siswa
yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Instrumen tersebut diisi
oleh seorang observer yang merupakan teman penulis pada aktivitas dalam kelas.
Observasi dilaksanakan di setiap pertemuan dengan cara mengamati setiap
aktivitas siswa berdasarkan petunjuk pengamatan yang tercantum dalam lembar
observasi aktivitas siswa. Observasi ini mengacu pada 13 aspek yang diamati pada
lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas, yaitu.
1) Siswa menjawab salam dan berdoa dan bersiap untuk belajar.
2) Siswa mengikuti kegiatan pembelajaran.
3) Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran.
4) Siswa mendengarkan, memperhatikan, memahami, dan merespon
penjelasan guru.
5) Siswa membaca, mengamati, dan memahami masalah kontekstual pada
LKS.
6) Siswa berkumpul dengan teman sekelompoknya.
7) Siswa mendengarkan, merespon, dan memperhatikan penjelasan guru
tentang langkah-langkah penyelesaian pada LKS.
63
8) Siswa mendiskusikan dan menyelesaikan masalah atau menemukan cara
penyelesaian masalah pada LKS.
9) Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan kembali bertanya
tentang hal yang belum dimengerti.
10) Siswa menyiapkan hasil pemecahan masalah yang telah diberikan.
11) Siswa mencatat tugas yang akan diselesaikan di rumah.
12) Siswa mencatat topik yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
13) Siswa membalas salam guru dan mengakhiri pembelajaran.
Hasil observasi terhadap aktivitas siswa adalah sebagai berikut.
Tabel 4.15 Hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas
Aktivitas Pertemuan
Rata-
Rata
1 2
1 4 4 4.00
2 4 4 4.00
3 4 4 4.00
4 3 3 3.00
5 3 3 3.00
6 4 4 4.00
7 3 3 3.00
8 3 3 3.00
9 3 3 3.00
10 3 4 3.50
11 4 4 4.00
12 4 3 3.50
13 3 3 3.00
Rata-Rata 3.46 3.46 3.46
Persentase 86.5% 86.5% 86.5%
Kategori Sangat
Aktif
Sangat
Aktif Sangat Aktif
64
Berdasarkan tabel 4.21, dapat dilihat bahwa dari dua pertemuan,
aktivitas siswa berada pada ketegori sangat aktif. Dengan persentase rata-
rata keseluruhan adalah yang berarti ada pada kategori sangat aktif,
yang berarti kriteria keaktifan siswa pada indikator 1 yaitu rata-rata aktivitas
siswa di kelas terpenuhi.
65
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Sebelum menguji hipotesis utama, dilakukan uji normalitas terlebih
dahulu. Data yang diperoleh antara lain untuk data pretest adalah
yang lebih besar dari . Sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest
siswa berdistribusi normal. Sedangkan untuk data posttest adalah
yang lebih besar dari . Sesuai dengan kriteria penerimaan yang telah
disebutkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa data posttest
ternormalisasi siswa berdistribusi normal sehingga dapat dilakukan uji-t.
Selanjutnya pada pengujian hipotesis diperoleh data rata-rata nilai siswa
pada pretest adalah 75.28 dengan standar deviasi 4.43, sedangkan nilai posttest
adalah 75.25 dengan standar deviasi 5.99. Hal ini berarti secara deskriptif terdapat
perbedaan rata2 hasil belajar sebelum dan setelah diberi pembelajaran.
Hasil korelasi pretest dan posttest menghasilkan angka 0.981 dengan nilai
signifikansi 0.04 yang menyatakan bahwa korelasi pretest dan posttest
berhubungan secara nyata karena nilai probabilitasnya <0.05. Diperoleh
perbedaan rata-rata Mean =-0.02 yang berarti selisih skor hasil belajar
menggambar perspektif antara sebelum dan sesudah diberi model pembelajaran
kooperatif tipe STAD. Harga negatif bermakna nilai sebelum diberi pembelajaran
kooperatif lebih tinggi daripada setelah diberi pembelajaran kooperatif. Angka
signifikansi menunjukkan bahwa p-value=0.97>0.05 yang berarti bahwa H0
diterima. Dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar siswa
66
sebelum dan setelah diberi pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD
adalah sama.
Berdasarkan data diatas diperoleh sebuah kesimpulan bahwa secara umum
prestasi belajar siswa sebelum dan setelah belajar menggunaakan model
pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah
sama. Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti, beberapa nilai siswa terlihat
meningkat ketika membandingkan nilai pretest dan posttest. Akan tetapi, lebih
banyak nilai yang makin rendah sehingga kesimpulan umum yang diperoleh
peneliti adalah bahwa kemampuan secara umum siswa sebelum dan setelah
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sama.
Berdasarkan perbandingan karya siswa sebelum dan setelah diberikan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD mengalami perkembangan. Hal ini
didasarkan karena karya siswa pada saat pretest bahwasanya tidak ada siswa yang
memperhatikan prinsip menggambar perspektif. Setelah menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD, beberapa siswa mampu menggambar dengan
menggunakan prinsip perspektif dengan benar.
Proses pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran seni budaya
materi menggambar perspektif kelas VII SMP Negeri 1 Tombolopao terlaksana
dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan analisis keterlaksanan pembelajaran oleh
guru yang telaksana dengan baik yaitu 3.61. Begitupun dengan analisis
keterlaksanaan pembelajaran oleh siswa dengan persentase 86.5% >80.0% yang
berarti terlaksana dengan baik.
67
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka disarankan
beberapa hal, yaitu:
1. Diperlukan suatu model dan pendekatan lain yang cocok dalam membantu
siswa memahami materi menggambar perspektif.
2. Guru seharusnya memberikan proporsi waktu yang banyak untuk materi
menggambar bentuk khususnya menggambar perspektif, mengingat materi ini
sangat penting.
3. Penelitian ini dalam rangka menguji penggunaan model kooperatif tipe STAD
pada pembelajaran seni rupa, sehingga dapat dikembangkan dalam penelitian
selanjutnya.
68
DAFTAR PUSTAKA
Asma, N. (2006). Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Dimyanti, M. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Dimyanti, M. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Ibrahim, R. N. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya University Press.
Lesch, S. (2014). Learning Outcomes. Retrieved September 27, 2017, from
www.lamission.edu: Online resource:
https://www.lamission.edu/slo/docs/Learning%20Outcomes%20and%20sa
mpel doc
Mesra. (2013). Menggambar Bentuk 1. Medan: Program Studi Pendidikan Seni
Rupa.
Purnomo, H. (2003). Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudjana. (2011). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sudjiono, A. (2013). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Tim Kurikulum SMK Perkapalan. (2003). Retrieved Oktober 04, 2017, from
http://psbtik.smkn1cms.net:
http://psbtik.smkn1cms.net/kapal/gambar_rancang_bangun_kapal/mengga
mbar_konstruksi_perspektif.pdf
Udin, S. W. (2008). Kajian Belajar Konstruksivistik. Bandung: Cakrawala.
Wahab, R. (2015). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
69
Wardani. (2005). Pembelajaran dan Penilaian hasil Belajar Seni budaya SMP
Aspek Pemahaman Konsep, Penalaran dan Komunikasi, Pemecahan
Masalah. Yogyakarta: PPPG Seni budaya.
0
SMP NEGERI 1 TOMBOLOPAO
17
Menggambar Perspektif Lembar Kerja Peserta Didik
Nama:
PENGERTIAN MENGGAMBAR PERSPEKTIF
Perspektif atau sudut pandang adalah teknik atau metode untuk menggambar objek-objek
berupa benda, ruangan (interior), dan lingkungan (eksterior), yang ukurannya lebih besar dari
manusia.
“semakin dekat jarak mata kita dengan benda, maka benda tersebut …………….”
Dua hal yang harus dijadikan patokan dalam teknik menggambar perspektif sebagai berikut.
a. Garis Horizon adalah ……………………………………………………………………
b. ………………..adalah titik terjauh dari jangkauan. Jarak pandang mata dan titik hilang
selalu terletak di dalam garis horizon.
Unsur-unsur yang mutlak ada dalam penggambaran gambar perspektif adalah:
1. ………. yang akan digambar kesulitannya tergantung dari bentuk benda itu sendiri.
…… yang berbentuk garis lurus, siku dan teratur relatif mudah untuk digambarkan,
sedangkan …….. yang semakin hidup atau tidak teratur seperti manusia, pohon atau
pemandangan semakin sulit untuk digambar.
2. ………. dalam gambar perspektif adalah posisi dan arah dari orang yang melihat
obyek yang akan digambar. Gambar perspektif yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh
jarak dan sudut pandang ………….
3. …………. adalah istilah untuk menunjukkan sudut maksimal pandangan pengamat
(45o-60
o).
4. …………. adalah garis horizontal hayal yang kedudukannya selalu setinggi dengan
tinggi mata pengamat dan sejajar dengan bidang dasar.
5. ………… adalah bidang/garis horizontal yang merupakan dasar patokan dari segala
ukuran vertikal dari benda yang akan digambar.
6. ……….. adalah bidang transparan 2 dimensi yang tegak lurus dengan garis pandangan.
7. ………….. adalah sebuah titik atau lebih yang mengumpulkan garis-garis (yang
sesungguhnya) sejajar pada obyek yang posisinya tidak tegak lurus dengan garis
pandangan. Kedudukan ……….. terdapat pada sepanjang garis horizon.
Secara teknis, perspektif terdiri dari perspektif satu titik hilang, ……………., dan tiga
titik hilang.
sumber: alixbumiartyou.blogspot.com
Gambar 2.2 Proyeksi gambar dengan ………. titik hilang
sumber: pinterest.com
Gambar 2.1 Proyeksi gambar dengan ………..titik hilang
c. Perspektif Tiga Titik Hilang
Pada dasarnya, perspektif satu titik hilang, dua titik hilang, dan tiga titik hilang bisa
dibagi lagi menjadi berbagai sudut pandang berdasarkan posisi mata kita berada. Lebih
sederhananya, sudut pandang bisa dibagi menjadi menjadi 3 macam sudut pandang, yaitu sudut
pandang ……….., ………………, dan…………...
sumber: productiontech.wordpress.com
Gambar 2.3 Proyeksi gambar dengan …… titik hilang dengan sudut pandang ………
sumber: leanne-reed.com
Gambar 2.4 Proyeksi gambar dengan …… titik hilang dengan sudut pandang ………….
d. Macam–macam Gambar Konstruksi Perspektif
1.Areal Perspektif
Cara menggambar perspektif dimana semua benda yang dekat dengan
pengelihatan kita garis –garis tampak jelas dan tegas, kemudian benda yang makin jauh
garis -garis kurang jelas.
2.Linear perspektif
Cara menggambar perspektif dengan bantuan titik lenyap dan garis–garis yang
memusat ke titik tersebut. Menurut pandangan mata / arah memandang maka linear
perspektif dibagi menjadi :
a)……………… (dengan titik lenyap).Apabila sebuah kubus kita letakkan pada
suatu bidang datar yang sisi depannya sejajar dengan proyeksi sedang bagian
rusuk-rusuknya napak menuju ke satu titik lenyap.
b)……………… (dengan 2 titik lenyap). Jika dari posisi paralel perspektif di atas
kita ubah sedikit dengan menggeser sehingga sisinya tidak ada yang sejajar
karena garis proyeksi menuju dua buah titik lenyap kiri dan kanan, sehingga sisi
alas dan atapnya akan membentuk sudut terhadap bidang proyeksi.
c)…………………. (dengan 3 titik lenyap). Apabila kubus tersebut kita gambar
dengan tiga buah titik sehingga rusuk -rusuknya seakan menuju ke tiga buah titik
tersebut, sehingga tidak ada garis–garis yang sejajar lagi.
Tabel 3.5 Kriteria penilaian menggambar perspektif
Aspek-aspek yang dinilai Kriteria penilaian/ Bobot Skor
1 2 3 4
Kesatuan
Keseimbangan
Irama
Proporsi
Keterangan :
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = sangat baik
Perolehan skor dapat dicapai dengan
Tabel 3.6 Skor penilaian
No. Jumlah skor Rentang nilai Keterangan Huruf
1 15-16 90-100 Sangat Baik A
2 13-14 80-89 Baik B
3 11-12 70-79 Cukup C
4 5-10 0-69 Kurang D
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 51 1617003 Annisa Sri Wahyuni 85 85 80 83 80 413 82.62 1617005 Dian Purnama Sari 85 85 80 75 70 395 793 1617006 Fasha Aulia Ananda 80 83 78 83 80 404 80.84 1617010 Khaerul 79 68 67 88 70 372 74.45 1617011 Miftahul Jannah 82 75 76 70 70 373 74.66 1617012 Miftahul Jannah B. 85 85 78 80 70 398 79.67 1617021 Nurul Muhlisa 85 85 85 80 80 415 838 1617026 Tegar 80 78 78 77 70 383 76.69 1617031 Amirullah 70 73 67 70 68 348 69.6
10 1617032 Ardian Arifandi 70 67 67 65 65 334 66.811 1617040 Kurnia 80 70 68 70 70 358 71.612 1617041 La Ode Amin Ris 84 85 80 80 80 409 81.813 1617046 Nur Zabrina Eka Putri 78 78 78 70 68 372 74.414 1617049 Nurindah 84 83 83 80 78 408 81.615 1617050 Nuzul Al-Firqan Arifin 85 85 84 80 80 414 82.816 1617055 Wawan Ananda 78 78 68 67 75 366 73.217 1617058 A. Aidil Rahmatul Fahrul 70 70 65 67 66 338 67.618 1617061 Anrian 70 74 69 70 65 348 69.619 1617062 Arham 65 67 70 65 66 333 66.620 1617063 Ari Candra 84 80 85 80 79 408 81.621 1617064 Dwi Fani Wulandari 85 85 80 82 68 400 8022 1617071 Lisdayanti 85 85 84 83 84 421 84.223 1617078 Nur Ichsan 70 65 64 67 65 331 66.224 1617092 Dhela Dwi Nasri 84 70 69 74 70 367 73.425 1617094 Ibnu Syamsir Ridwan 72 70 77 68 70 357 71.426 1617095 Indra Zauki Istama 65 65 70 68 65 333 66.627 1617105 Ramla 78 78 75 65 65 361 72.2
Lembar Penilaian PosttestAspek Penilaian
Rata-rataNamaNisNo Total
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 51 1617003 Annisa Sri Wahyuni 77 75 70 78 68 73.62 1617005 Dian Purnama Sari 83 80 68 70 72 74.63 1617006 Fasha Aulia Ananda 80 78 78 70 67 74.64 1617010 Khaerul 79 69 76 77 78 75.85 1617011 Miftahul Jannah 80 84 78 79 72 78.66 1617012 Miftahul Jannah B. 84 83 80 80 82 81.87 1617021 Nurul Muhlisa 83 85 85 82 84 83.88 1617026 Tegar 73 70 70 69 67 69.89 1617031 Amirullah 80 79 79 70 80 77.6
10 1617032 Ardian Arifandi 78 77 78 75 79 77.411 1617040 Kurnia 85 80 80 80 80 8112 1617041 La Ode Amin Ris 80 80 80 83 80 80.613 1617046 Nur Zabrina Eka Putri 74 73 65 68 69 69.814 1617049 Nurindah 78 65 65 69 69 69.215 1617050 Nuzul Al-Firqan Arifin 80 75 80 78 75 77.616 1617055 Wawan Ananda 70 69 65 65 68 67.417 1617058 A. Aidil Rahmatul Fahrul 79 76 68 77 70 7418 1617061 Anrian 78 78 75 73 70 74.819 1617062 Arham 75 70 73 76 74 73.620 1617063 Ari Candra 80 80 77 79 78 78.821 1617064 Dwi Fani Wulandari 80 82 80 78 79 79.822 1617071 Lisdayanti 80 80 79 81 80 8023 1617078 Nur Ichsan 77 76 67 68 70 71.624 1617092 Dhela Dwi Nasri 78 78 70 79 70 7525 1617094 Ibnu Syamsir Ridwan 80 75 70 70 68 72.626 1617095 Indra Zauki Istama 75 75 70 60 65 6927 1617105 Ramla 67 78 67 70 69 70.2
Lembar Penilaian Pretest
No Nis NamaAspek Penilaian
Total Nilai
#REF!#REF!#REF!#REF!#REF!#REF!#REF!#REF!#REF!#REF!#REF!#REF!#REF!#REF!#REF!#REF!#REF!#REF!#REF!#REF!#REF!#REF!#REF!#REF!#REF!#REF!#REF!
Lennbar Penilaian AsPek
ffiffi
ihP
III
III
f '?
t : ,t :| . r , ,
II
I
,s .'..f,,{r ..
t1',
,... iv.
Ar,:kt
t
t : ;
::l'i '
i .1.jTtil
I, l- f
II{
It
tI
&
--+----
Lemh*rPonflei*a Aspck
I 2 3 4 58q 0, Bo tz
JG
l-L
rs,&' t l
cJa
, ,d' 4 ,coEq,_ll\5eP<-t
sO
i(n5
Sc
C\l(ct"'
I>
*
eJ
>*6
-1
5-s6
*
7.s
-si
Nama : MiPtahul |annau
Ali( I lbttott
frclar :Ittr B
lrllqlarnhar Pcrspl'li;
1.!
-r}
V
&
' a -
lr , , ,1,r
,fr . . I,. '.ry
f,
c*:
iri
Lembar Penilaian Aspek
I 2 3 4 3Bo | 8t4 l '16 1q 7L
N dtno I NUlul 'venrfre'
' Ait . lbrt0ll
Vclec r Vltt I
MenggernbarPerspel.tip
, I
t 'It ,
l c " . - . r ! - - -
IIIII
Lembar Penilabn AsPek
1., 3 4 5
u,, ES gs BZ Bq
B}i]
I.r ,',.F
y''
' i F
#':!/
(i;
Nhmn>gBgt$ PUI Nf,5gt'trhJ : vttt 9Nrr e \u?ry
+81 o7/t0/2d]
lFl,'
Lembar Penilaian Aspek
I 2 3 4 37B 7B 70 7st 7D
/|
**
s, ,.f' T
i1';
, . , . , i# ,
/a' l
t . .
trt\ ' . " cY
t"'f ,
. r - r 4
. . N
: '
flflunmq t$w sfrntr Frulool' '.|(t?osq
eL| iVnr gl
,. npfrfintlt$nf trBSPfffrF Lembar Penilaian Aspek
[F
&
&
t _
J
* , .#
. ; F' ' i '
, . 6
I 2 3 4 tBO t5 7A lCI 6a
II
II
I- -r- -I
I
ti\IIII
- - - - -
r \
I
I 2 3 4 3
61 -t8 67 70 6 q
I
Mcnlgnnbor Praspef $fp Lembar Penilaian AsPek
II
I
I
I-I
I
I, f
tI
I
I1
I
I
I
t
- - - - \
iItI
II
- 21- -
,I
I
I
t
]
II
tII
It
o - ' a
i
L'I
trt'
i
l
Ft o
, it . .€
, : 9
ei €
t - - T * - - - - r
Il i ir i l l i
l it"_=_* j
&
I
.,c" ,.,,i.pi f
:-
,., h,
, t 6
1III
III / -
ILembar Penilaian Aspek o-\l
r -l
I
Ilj
III
-.1.1I
llartl'drh6nbq6t\4lr g
^-'ha(hLembar Penilaian Aspek
fXr z$lttlrct I 2 3 4 37 S 70 t3 7 6 24
t
t .III
t
t o c o e ,
tI
- -t-tI
III
IIIII
I
I
- - -
I
I
tII
-, t/
Nq*, Annisa sri rrvahguni
Nrt ' \6 trooSFctef r \fifi B
\/\s r lccspckltT
s
+rlr
III
II
I
I
Il ' ,
I11I
F-.F--Ea
ff11EIII
II
I
II
I
-, 1I
I*mber Penileian Aspek
I 2 3 4 57S 7a 7& ed
[uavua'- !'lgrnrzat"
trrs r lbqol!
k,h,' lf,tr (1
Nrn4qo111bo" Prts gtlr'P' ' J - l - " \
III
t-
. * r , t f,;f,
r, ' . .4
, 1 6,c
Lembar Peniloian AsPek
I 2 3 4 5'76 6s 6S 69 64
Nlorno : L?sdogon+i
Nis : tb tzo) l
ke los ' r V/ i lB
tA t ' u l ^ l I - ?o t> / .eWqs
,,
F .
tr,
ih-
^
ffenggo*bo. ?"r" Pek+?FJ. rt_
--..,.-r--ru
Lembar Penilaian AsPek
, -
Jr f
{
' . . . ,d'
.r8
NpnP :Ar4s'r F ar,"q6,r, F61trt,rul S .. t6r pos8LI ' :W I}$engyrdtat Pcrsprktir
?
Lembar Penibim.try*'
1 2 3 4 57q 7z e8 77 70
1
, . . ? .
&ffifmrulskt5
Rlc: [s r*f ffi?|ru!rulg*lrvil I
0e iu 61' P nrB0e Pt {25 P e h 1 {i
t__r__
III
Lembar Penilaiaa fuFcB )'
If r
f 'l . *| ' '
t
\l
1 2 3 4 58p BO Bo E9 do
M svtcqmB4E Vwsvv*rr
N o o' Nur ?obnno
N ,., : f5notlb
wtds : tlirt B
plscr pukfl
,l
tIt
-'----
,
-f--I
Lembtr Penilaian AsPek
s
Ir f
,t'
. . .w- d
' . . r A': lt
I 2 3 4 5'7S 7' 6r 68 4q
' - 9
l.mS : tbTobo
tts ' ( f i i B
,. 'l
1 2 3 4 58o 7S $o 73 / 3
Lembar Penilaian AsPeh
Qt* purnalra*i
Alis : tbt'?ocl
kgl"r : Vg I
No.urntL:. 02
Ygol cywt'",r gevsyeettg
€i.
. i.s .f
;l{
, . _ . 6 .
. t t+d
Lembar Penilaian .dspek
I , 3 4 5d?, &c> .69 'Zo
7L
f{aft ' farq qdto ^can)c
A'5 r qjPoob
Fhr'wB
f*+ta,, w' olt *WltW" t 3o ll
grrTgawtar ectt*btr
tF
4.
, t't *f,'
f;!.
. , - d ,:B
"
IIII
II
III
- -->- -
t, l
Lembar Penilaian Acpek
I 2 3 4 5{o 78 76 76 6z
'*.
Wffin PRt e$SruDpAf , J l 1 i l ' 7 f ' 6 3
Vtt , i,T F
f
;F
0
s
( "ombar
Peni}ai*n As$sk /
:
, - .)
r f f,t{' ' ' ' ;
i . . . { , { f ,
' F,' )ir,z
JII
II
II
l 'I t
;
tI
I
I
I
I 2 3 4 5w do 7i 74 7&
r|h
Lembar Penilaian Aspek
;iF
:I
' - * * L
IIII1; _ - iII
I
s
,l. i f' ' *
rF
....i,!f .
, / *-;+r'
I
II
II
IIIt
!s.
,pLembsr Peni*aian AsPok
', -j
.* . '4f..,e
f l
. . - # ,' ' B
. :
t '| .r,iIt
&
IItIIIIII
IIil it
I
IlI
I 2 3 4 5,7E 77 '76 7S 74 ,
- - - r G - - - -
I,II
r l - - r l r r r r
t l
I
iIaIi, I
HSu =
g?34oE
3
;GIfl
56|--
Lembar Penilaian Aspek
"-----.-----..-._ffiW
---t-*-II
I
I
I
JI
N(.I\\/\CJ\ j. \\)\lY \LhJU\"
x. l \s : \b)- l0- lB
\<e\c^5 : V\\\ \M€r13 $\^bcNr PcrS?<k\\F
III
Lembar Ponitaian Aspek
,tF
da,
I 2 3 4 5
77 76 67 s8 7.ot
KARYAVOSTTEST
Lembar P. enilaian Aspek
1 2 3 4 57a 6z 67 tr) 5 (
ry,n40il{,,1,,{ l^orgi$
:F
&
? -
' ' t.r i, 4lF
"ir
. . -4 ,'{
' ' ' /u.=l' :
d, /
,F
&
- , . /.tL,r,
,.."iff i
A)f
. t/
,l,1
i
E
|.nt4\0
$h\9
(f?h\
Fl*N
q"t\
.l.Iaa
EaC
F..erhC&go
td
m HE;II
r=}r r'-1 flr r - r l i lt t lt--r-J l-tJ- --{--l---llt/trtLJ
IIII
ffi ffiI
Il)
ht
u
)l
toCIa,
rt q1
rtoc?
c'l c}.
Vl
.&
t -
!
r , ' , d
.,..i#
ft
if
;tf
&(^
o
<a,4
%-F)
a__s
&
t -
,t* , ' ,#r
! . !
,.,.#,f,' '/t
';$4
+.9,*h a4f iP i -
F =[ -{J
d
9;tr \r.\ u
2zs
tI
iL
Ircarhr Pcailcian .l"p-* t
,P
XM&
t ^
]. f , f
dl
:.."v'' t
' 4 0
: '
wiftA{, uuDf\,|
t 2 3 4 5€i5 c7 7o ,65 6n
'- r.
{tr;rf/
6 t ' .
,C" '
..ft - 2 /.4' i D
I
! . | f f ,' . t
p
{.e?.
r{r\e
O D F\r)
, * }t
S
\t:1
- T.I*
Jz,l
g+z'
I/
' r i , - .
, ;r/i t
vt ,
*:,: '".J r:3
,d' ' o
r"- /, t /\ ),f
5ii/ \ /' rt
s-1' tJl* '(t - +'l' -+ o
r t ,
p
ro 0f.
vU
ra BrK
c|qb
rqt4qr
,E(9
0
6lg!
O
L63EO
Fl
4 . { l
:\re
\ts)
:\
$ r u. $ o s A9 r -
\ o S
\ - .t n
l t 1 r \ Y; '<- a/'- <" t-
v
#i
r
I
;iF
,
UCnsno, \AJg\L! (^ n
N\S : t 6\1sts
:V\ \ \ B
fdr*rMtnif* :i:,,,
I 2 3 1 578 F$164 G7 7S
Anc".' d cn
',iliii
ililru ffiruffi&
' t -
t
* f
r.-,ry.' /t'' #
\R[nF: ftiFun PqrtKELRS: Vt\\ $
\\t5 )l6eo?z
Nti5-lt-t
. . 1
!
- L * -
Lembar Penilaian Aspek
I 2 3 4 5q1 70 6 q 74 '7.r,
l , ' , ft"f
{ /
*1' . , .{9,
B
,'n{ f'\,"
\,r
t
.,,," 1,ii' "'
t.tom4.'.VurntO'N Ll ' " ld r?ctVa(elcil Vrrr g
Lembar penilaian Aspek
I 2 3 4 tb 70 G& 7o 7a
, -
, J' l : , f
I it(.,,* r' '
' , N
:
, .
t
NAMA.lchuerul'Nl5: lbffOlDKs=Vrn 3
;iP
&
), t ' . f
n
f . t
., ,t' r'.,.Ur'J
:# '
. . if-1
t
I
Lenbar penihiru Aspck
5u0ut Fnn&aryflaafrt?r. lfiurrg.
Lembsr Penilnisn Aspek
I 2 3 4 5ah 67 6 7 /-S b 5
,P
MAMa= flrffiun afirandiNts= tbl:1031(ls= Vrtt6
s
s
$
t -
. t* ' f l t"f /$'::{ q
, i y . ,',,f ."
/
\
\0 \tn\t'*\--a'1\ \V1\
\<\r-\ p .
tr'\00"\:
\..Ut \0\1d)
'i '.-
it;:tiLz*I'''i[*ll'l i<-)
- i
{,,:.
' - \. ' \, lr l
\ , ' it , \
l , ), - - * \ i \ t , tf,''ri
i,, l
..;pn-'lit'' ':
.f
' a
'>n i -
€-
4
!
4ri
66'
D--
I
Npet(
Leobart"s'ro#
,F
.:rffif,n
&
-
/
. t ' - - t - . . |1 ! - ' \ l
's.' i. -'
i 'l;. f ,,*l'1,)
i , t l ir:.1 lJ ir # , r i-
[l ""-,"-Ti '.--**:x' i ',. ' 'dfrf,T I jlr . ' ' , " j i
- . 1
il&i f ;*lj\ " I tK
\ / . , l i, % a l
\ \ t n - . ^o . i ; . / . r i ( l i i 60h r . .O - i u ' ' a : ' { i I
| ' s r "' "
^f ' / r, ) / v J /
. f -- . , n
, . . ; { i r r ' ; '
/
ffil5TiV,
Lembar Penilaian AsPek
ffiIr
€h
. ,,1r . .if'
,,if;
,,{' / 8
' uP
:
'a -.
/.r..Ft!.
, 4 )
t l , "
' , ' ' ;i'
l . r
,,
*
: 9
F
\
toarA
gCEa
ogh6.aclx€)-
' ;
-!J.._
'
iL** _, -
t " - - 'IIII
II
F... - -_-*.*-
4,#
7crI\/tp
q9 o-"e to g
e3sl'Jz
neC
!tr 0N
(a KGI KFI R
r1;l
f,I
r j $
i tlh,rs Nw,ruw6lvis
'.rk/74 t
kts We' ,. f*"
gl
'l'f-r'
-11
l sr- l
p
4',
' * ' - ' ' '
Ldr Penilai*n Aspek
I 2 3 4 57d 7A 6z 7o 6.?
I 2 3 4 s70 h< & 37 6 S
tJc;rrvrcr' : Pwr \chsOrn
!'i\5 t \b\1 a1B
kero( : !l\\ b
Lembar Penilrian Aspek
, tb }
s
u , ' /,-F
,.-.#rrr' F\ :tf:
{
II
'::
Lot.SS
;r .q
I
s
I
f ,t
t* 'di
,.--{d ,' *' r t
)rkt
#
1 3 $ * $65 € E fie e8 43
nrV-.<
Dn
* * t
*
€.
I
ti *-.j
Y***-* t.,^ \
i \ I " - -' . - - ' | \ I il l r
: - i \ : : o\ i * . . *
{ i t - " " - ' ,
' l - . . . . - . , i
iL-.-.----1I L'_J.
t;*-*-------*-:
\W \*'
"*-f"I
\
11
iAi'/i ;li
4,
'l((l)f,u1
trsG
dli
_gEq
na
q
E3E
- i ' sAt
Ets=1 i
z.e7
6
E.z E4 - t {
tf') d
A\rc
(arJ)q
a{ c
Fi
14k
t\ruu,rv ' ,arl c(lnc'fo\
h.rr*C : t6rzob3kOO6 t \I,t B
dF,
tetb.hto"*_r*
,F'
&
Is f f
ir:qi
" . d' ' i f r'.*P .': '
: . : f
WLW
"l ,'rl*t,i ui i' e Ij;,f
bqi
;F
il
tl ' f
,r
r . . - i# .'*: ' : d
"..l -
' :
s
ra I,tt
tfl .-t
GI14
:\q
F{
5(l)gq
ttf!63
rt(l)
F
f.6IEq
H
t -
::iii-:
:irfi,
' it..tl
(.^hr
€
X;o^\ ( J
c\e6>j ;
E r ^ < ^CF2 a - s 4
" ' ! l
F_!@
Ii
ti
ftpn? z$Nu ggPqPXFkry : f i l9
u;S : titf M
;iF
&
a .
sSr.T
,...# ,' t
' N l
:# "
LnfrrrWsa;ery_r,
t 2 3 4 574 7A 77 6& 7a
" ' i
. j d <
;,'#
r)
a ^
Jr ' , d
',f
';t ".d
s2
o r o
s 9 dF ^ 9 =V . D 4I
tn 6\'-(
;pt
$
(a 4N
cl$K)
Fi I
{
u2
sc!
trc)
Ir. c !strt
H
cR(.6
sE9
$rEF;7 at,
*lr|J'g
ftJf,-
v
MENGGAMBAR PERSPEKTIFMATA PELAJARAN SENI BUDAYASMP NEGERI 1 TOMBOLOPAO
APA ITU MENGGAMBAR PERSPEKTIF?Perspektif atau sudut pandang adalah
teknik atau metode untuk menggambar objek-objek berupa benda, ruangan (interior), danlingkungan (eksterior), yang ukurannya lebihbesar dari manusia. Teknik ini tercipta karenaketerbatasan jarak pandang mata kita dalammelihat objek.
“Semakin jauh jarak mata dengan benda, semakinkecil pula penampakannya dan bahkan akanhilang dari pandangan pada jarak tertentu.
Sebaliknya, semakin dekat jarak mata kita denganbenda, maka benda tersebut akan terlihat semakin
besar.”
DUA HAL YANG HARUS DIJADIKAN PATOKANDALAM TEKNIK MENGGAMBAR PERSPEKTIFSEBAGAI BERIKUT.
a. Garis Horizon adalah garis khayal mata.Dimana mata kita berada, disitulah garis horizonitu ada.b. Titik hilang adalah titik terjauh darijangkauan. Jarak pandang mata dan titik hilangselalu terletak di dalam garis horizon.
UNSUR-UNSUR YANG MUTLAK ADA DALAMPENGGAMBARAN GAMBAR PERSPEKTIF ADALAH:1. Obyek atau benda yang akan digambar
kesulitannya tergantung dari bentuk benda itusendiri.
2. Pengamat dalam gambar perspektif adalahposisi dan arah dari orang yang melihat obyekyang akan digambar.
3. Kerucut Pandangan adalah istilah untukmenunjukkan sudut maksimal pandanganpengamat (45o-60o). Seluruh benda atau bagianbenda yang akan digambar akan baik apabilaberada dalam kerucut pandangan, dan apabilaterletak diluarnya hasilnya akan tampakdistorsi.
UNSUR-UNSUR YANG MUTLAK ADA DALAMPENGGAMBARAN GAMBAR PERSPEKTIF ADALAH:4. Garis Horizon/Cakrawala adalah garis horizontalhayal yang kedudukannya selalu setinggi dengan tinggimata pengamat dan sejajar dengan bidang dasar.5. Bidang Dasar/Garis Dasar adalah bidang/garishorizontal yang merupakan dasar patokan dari segalaukuran vertikal dari benda yang akan digambar..6. Bidang Gambar adalah bidang transparan 2dimensi yang tegak lurus dengan garis pandangan.7. Titik lenyap adalah sebuah titik atau lebih yangmengumpulkan garis-garis (yang sesungguhnya) sejajarpada obyek yang posisinya tidak tegak lurus dengangaris pandangan.
PERSPEKTIF SECARA TEKNIS
Satu Titik Hilang Dua Titik Hilang Tiga Titik Hilang
PERSPEKTIF SATU TITIK HILANG
Perspektif satu titik hilang seringdigunakan untuk menggambar objek yangletaknya dekat dengan mata. Letak objek yangdekat membuat sudut pandang mata menjadisempit sehingga garis-garis batas akan menuju kesatu titik saja. Dikatakan hilang karena titik yangdibuat tidak terlihat atau samar untuk patokanmembuat garis bantu atau pembatas dari objekyang akan dibuat.
GAMBAR 2.1 PROYEKSI GAMBAR DENGAN SATUTITIK HILANG
sumber: pinterest.com
GAMBAR PERSPEKTIF SSATU TITIK HILANGDENGAN SUDUT PANDANG MATA NORMAL,BURUNG, DAN KUCING.
PERSPEKTIF DUA TITIK HILANG
Secara teknis, perspektif 2 titik hilanghampir sama dengan teknik perspektif 1 titikhilang. Pada teknik perspektif 2 titik hilang, padagaris horizon terdapat 2 titik fokus. Persimpangangaris yang berasal dari 2 titik hilang ini akanmembentuk sebuah sudut. Biasanya, jika jarakantara 2 titik ini terlalu dekat, penampakan objekgambar mengalami distorsi. `
PERSPEKTIF TIGA TITIK HILANG
Perspektif dengan tiga titik hilangbiasanya hanya dipakai untuk menggambarkansesuatu yang sangat luas, besar, tinggi, dan secaravisual mengalami distorsi yang sangtekstim. Biasanya teknik ini dipakai untukmenggambar outdoor dan sudut pandang dariudara, meskipun bisa juga dipakai untuk sudutpandang dari bawah(sudut pandang mata kucing).Agar tidak mengalami distorsi yang berlebihan,sebaiknya titik hilang diletakkan jauh diluarbidang gambar.
Pada dasarnya, perspektif satu titik hilang,dua titik hilang, dan tiga titik hilang bisa dibagilagi menjadi berbagai sudut pandang berdasarkanposisi mata kita berada. Lebih sederhananya,sudut pandang bisa dibagi menjadi menjadi 3macam sudut pandang, yaitu sudut pandang mataburung, sudut pandang normal, sudut pandangmata kucing.
SUDUT PANDANG MATA BURUNG.
Pada sudut pandang mata burung, mata kitaseolah-olah berada di atas dan melihat objekberada di bawah. Jadi, letak garis horizon beradapada garis itu, bisa di bagian kiri, tengah, ataukanan. Bahkan bisa juga ditelakkan di luar bidanggambar. Setiap objek yang digambar, garisnyabersumber dari titik hilang.
SUDUT PANDANG NORMAL
Pada sudut pandang normal, diri kita seolah-olahberdiri normal memandang lurus kedepan. Dengandemikian, bagian atas dan bagian bawah nyaterlihat seimbang. Letak garis horizon tepat ditengah-tengah bidang dan titik hilang bisadiletakkan di mana saja pada garis tersebut.Semua objek yang digambar garisnya berasal darisatu titik hilang. Gambar tiga titik hilang dengansudut pandang mata normal merupakan gambardua titik hilang juga.
SUDUT PANDANG MATA KUCING
Pada sudut pandang ini, seolah-olah mata kitadalam posisi tiarap dan melihat kedepansehingga penampakan objek bagian atas akanlebih domain. Letak Garis horizon di bagianbawah bidang gambar dan letak titik hilang padagaris horizon. TItik hilang ini dijadikan pusatuntuk menarik garis dalam menggambarkansetiap objek benda.
CARA MENGGAMBAR GAMBAR PROYEKSIPERSPEKTIF SECARA BERTAHAP ADALAHSEBAGAI BERIKUT. 1. Tentukan dahulu TM atau TP (titik mats/ titik pandang)
yang diletakkan sedemikian rupa sehingga garis pandangmerupakan jarak terdekat mata terhadap bendanya.(sebaiknya sudut pandang = a jangan lebih dari 30°).
2. Tentukan bidang frontal atau B. Taferil, salah satubidang yang sejajar dengan bidang proyeksi/garishorizontal.
3. Tentukan sumbu koordinat benda dan dari TM ditarikgarisgaris sejajar dengan sumbu koordinat tersebut yangmemotong bidang frontal di titik Ti dan T, (bila salah satusumbu tersebut sejajar bidang frontal, akan didapat hanya1 T atau berarti satu titik hilang).
4. Tentukan garis lantai/nol/tanah dari rencana gambarproyeksi tersebut, serta garis cakrawala /horizon yangberada di atas garis lantai dengan jarak tertentu (disebuttinggi horizon).
5. Proyeksikan secara vertikal titik-titik T, dan T2 ke gariscakrawala akan didapat titik-titik hilang (TH, dan TH 2).
6. Gambarkan penampang perpotongan benda denganbidang frontal dengan bentuk dan ukuran sesuaisebenarnya serta dasarnya tepat pads garis lantai.
7. Tarik garis-garis proyeksi dari titik hilang ke titik-titiksudut penampang benda yang frontal tersebut, akantergambar bidang-bidang depan benda tersebut.
8. Untuk menggambarkan setiap titik dari benda tersebutdidapat dengan cara menghubungkan titik-titik tersebutke TM yang memotong atau dipotongkan ke bidang frontaldan dari titik-titik potong ini ditarik garis-garis vertikalyang memotong garis-garis proyeksi yang bersangkutansehingga terbentuk garis-garis/titik-titik bendanya.
9. Gambar proyeksi perspektif tergambar. 10. Lebih jauhnya tentang teknik penggambaran akan
dibahas satu-persatu secara lebih mendetail dalam modulberikutnya.
2.Linear perspektif Cara menggambar perspektif dengan bantuan titik lenyap
dan garis–garis yang memusat ke titik tersebut. Menurutpandangan mata / arah memandang maka linear perspektifdibagi menjadi :
a).Paralel perspektif (dengan titik lenyap).Apabila sebuahkubus kita letakkan pada suatu bidang datar yang sisidepannya sejajar dengan proyeksi sedang bagian rusuk-rusuknya napak menuju ke satu titik lenyap.
b).Anguler perspektif (dengan 2 titik lenyap). Jika dari posisiparalel perspektif di atas kita ubah sedikit dengan menggesersehingga sisinya tidak ada yang sejajar karena garis proyeksimenuju dua buah titik lenyap kiri dan kanan, sehingga sisialas dan atapnya akan membentuk sudut terhadap bidangproyeksi.
c).Oblique perspektif (dengan 3 titik lenyap). Apabila kubustersebut kita gambar dengan tiga buah titik sehingga rusuk -rusuknya seakan menuju ke tiga buah titik tersebut, sehinggatidak ada garis–garis yang sejajar lagi.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SEKOLAH : SMP Negeri 1 Tombolopao
MATA PELAJARAN : Seni Budaya (Seni Rupa)
KELAS/SEMESTER :
ALOKASI WAKTU :
STANDAR KOMPETENSI : 10. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
KOMPETENSI DASAR : 10.1 Menggambar bentuk dengan obyek karya seni rupa
terapan tiga dimensi dari daerah setempat
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa mampu :
1. Menggunakan pemahaman perspektif untuk menggambar 9 (sembilan) kubus dengan
teknik perspektif 1 (satu) titik hilang
2. Menggunakan pemahaman perspektif untuk menggambar bangunan yang
menjelaskan adanya kesan ruang serta adanya kesan jauh dan dekat dengan teknik 2
titik hilang
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja sama ( Cooperation )
Percaya diri ( Confidence )
Kecintaan ( Lovely )
B. MATERI POKOK
Unsur-unsur gambar perspektif (garis horizontal dan 1 titik hilang)
Pemahaman perspektif / hukum-hukum perspektif ketika menggambar benda 3 dimensi
Menggambar 9 (sembilan) kubus dengan teknik perspektif 1 (satu) titik hilang
Unsur-unsur gambar perspektif (garis horizontal dan 2 titik hilang)
Pemahaman perspektif / hukum-hukum perspektif ketika menggambar bangunan
Menggambar bangunan yang menjelaskan adanya kesan ruang serta adanya kesan
jauh dan dekat
C. MODEL PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran Kooperatif tiep Students Team Achievement Division.
D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN:
Pertemuan 1 (2 x 45 menit)
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
Nilai Budaya dan
Karakter
1. Pendahuluan
Memotivasi peserta didik dengan diminta menjelaskan tentang gambar perspektif
Memberikan penjelasan tentang tujuan
pembelajaran yang meliputi pengertian
menggambar teknik/ perspektif, macam-
macam gambar perspektifi, ide/gagasan
dalam menggambar perspektif, bahan dan
alat yang digunakan, dan pendidikan karakter
yang diharapkan
Membagi siswa kedalam kelopok yang heterogen
G
15’
Kerja Keras
Rasa Ingin Tahu
Komunikatif
2. Kegiatan inti
Pendidik mempresentasikan materi
menggambar proyeksi yang meliputi:
Pengertian menggambar teknik/ perspektif
Macam- macam gambar perspektif
Bidang- bidang perspektif
Pendidik menunjukkan pembagian gambar perspektif melalu media presentase
Melalu media presentasi pendidik menunjukkan semua inti materi.
65’
Rasa Ingin Tahu
Kreatif
Kerja Keras
Disiplin
Komunikatif
Mandiri
3. Penutup
Peserta didik secara berkelompok menyelesaikan LKPD dan menyimpulkan
materi pembelajaran yang mencakup:
pengertian menggambar perspektif, macam-
macam gambar perspektif dan bidang-
bidang perspektif
Pendidik memberikan tugas individu kepada peserta didik untuk menggambar perspektif
satu titik hilang.
10’
Kreatif
Mandiri
Kerja Keras
Tanggung-jawab
Pertemuan 2 (2 x 45 menit)
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
Nilai Budaya dan
Karakter
1. Pendahuluan
Mengumpulkan tugas gambar perspektif satu titik hilang dan dua titik hilang yang
ditugaskan pada pertemuan sebelumnya
sebagai tugas individu.
Memotivasi peserta didik dengan diminta
menjelaskan pengertian, macam- macam dan
bidang-bidang gambar perspektif
Memberikan gambaran manfaat gambar perspektif dalam gambar teknik ; misalnya
bastek atau desain arsitektur
15’
Kerja Keras
Rasa Ingin Tahu
Komunikatif
Tanggung jawab
2. Kegiatan inti
Membuka media presentase gambar
perspektif pertemuan ke 2
Pendidik memberikan pertanyaan kepada siswa terkait materi perspektif yang telah
dijelaskan pada pertemuan sebelumnya.
Pertanyaan disajikan dalam slide powerpoint.
Berdasarkan kelompok heterogen, siswa menjawab pertanyaan yang telah
dikemukakan oleh guru.
Kelompok yang berhasil menjawab akan diberikan tambahan poin.
Pendidik memberikan tugas individu kepada
peserta didik untuk menggambar perspektif
satu titik hilang dan dua titik hilang.
65’
Rasa Ingin Tahu
Kreatif
Kerja Keras
Disiplin
Komunikatif
Tanggung Jawab
3. Penutup
Pendidik dan Peserta didik bersama-sama
menghitung point yang diperoleh setiap
kelompok.
Pendidik memberikan penghargaan kepada setiap
kelompok.
10’
Kreatif
Mandiri
Kerja Keras
Tanggung-jawab
F. PENILAIAN
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrume
n
Contoh
Instrumen
Mampu membuat garis
horizon , garis vertikal,
titik hilang serta mampu
menentukan titik dan
menarik garis skets 9 kubus
Mampu membuat gambar 9
kubus dengan teknik
perspektif 1 titik hilang
berdasarkan skets bidang
kubus
Tes
praktik/
kinerja
Uji Petik
Kerja
Buatlah gambar 9 kubus 3
dimensi menggunakan teknik
perspektif 1 titik hilang
dengan ketentuan sebagai
berikut:
Gambar dibuat pada kertas
gambar ukuran kwarto
menggunakan penggaris
minimal 30 Cm dan pensil
2B serta penghapus
Titik hilang tepat di
tengah-tengah kertas
gambar
Lebar sisi kubus boleh
3 Cm, 4 Cm, 5 Cm
3 kubus di atas garis
horizon, 3 kubus lurus
dengan garis horizon dan
3 kubus di bawah garis
horizon sehingga kubus
berjumlah 9 buah
Setiap kubus sejajar
dengan kubus kiri, kanan,
atas atau bawahnya
tentukan sendiri lebar
kubus 3 dimensinya
Setiap sudut kubus ditarik
garis menuju titik hilang
Garis kubus di buat jelas
dan sama tebal jejak
pensilnya
Garis-garis horizon, garis
vertikal dan garis-garis
proyeksi dihapus bersih
Gambar harus bersih
Mampu membuat garis horizon , garis vertikal, 2
titik hilang serta mampu
menentukan titik dan
menarik garis skets
Buatlah gambar bangunan menggunakan perspektif 2
titik hilang dengan ketentuan
sebagai berikut:
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrume
n
Contoh
Instrumen
bangunan sehingga
komposisi gambar sangat
baik
Mampu membuat gambar
bangunan menggunakan
teknik perspektif 2 titik
hilang dan bangunan
tersebut memiliki pintu-
pintu dalam ruangan serta
menambahkan variasi
bentuk sesuai
kemampuannya
Gambar dibuat pada kertas
gambar ukuran kwarto
menggunakan penggaris
minimal 30 Cm dan pensil
2B serta penghapus
Titik hilang tepat di kiri
kanan ujung garis
horizontal (tepi kertas)
Tinggi, lebar dan panjang
bangunan sesuaikan
dengan bidang kertas
gambar
Ada pintu masuk ke
gedung tersebut dan di
dalam gedung ada banyak
pintu
Ada variasi gambar
bangunan misalnya jendela
dan sebagainya
Garis benda bangunan di
buat jelas dan sama tebal
jejak pensilnya
Garis-garis horizon, garis
vertikal dan garis-garis
proyeksi dihapus bersih
Gambar harus bersih
G. FORMAT PENILAIAN
Nama Peserta Didik :
Kelas :
N
o Aspek Penilaian
Rentang Nilai (65-85)
Baik sekali Baik Cukup Kurang
80-85 75-79 70-74 65-69
1 Penempatan garis horizontal
dan garis vertikal pada bidang
kertas
2 Ketepatan ukuran sisi kubus
yang satu dengan kubus yang
lainnya/ Komposisi gambar
gedung pada bidang gambar
3 Ketepatan tarikan garis
proyeksi ke titik hilang/
Ketepatan tarikan garis
proyeksi ke titik hilang
sehingga ada kesan jauh dan
dekat
4 Kualitas garis benda kubus
5 Kebersihan gambar
Rata-rata Nilai
LEMBAR KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTAIF TIPE STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISION
PERTEMUAN : PERTAMA
HARI/ TANGGAL :
MATERI :
OBSERVER :
No. Aktivitas Guru Keterlaksanaan
0 1 2 3 4
1. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa
2. Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
3. Guru mengkomunikasikan tujuan belajar dan hasil belajar yang
diharapkan akan dicapai siswa.
4. Guru memotivasi peserta didik dengan diminta menjelaskan
tentang gambar perspektif
5. Guru memberikan informasi tentang tujuan pembelajaran yang
meliputi pengertian menggambar teknik/ perspektif, macam-
macam gambar perspektifi, ide/gagasan dalam menggambar
perspektif, bahan dan alat yang digunakan, dan pendidikan
karakter yang diharapkan
6. Guru membagi siswa kedalam kelopompok yang heterogen
7. Guru mempresentasikan materi menggambar proyeksi
8. Guru menunjukkan pembagian gambar perspektif melalu media
presentase
9. Melalu media presentasi, guru menunjukkan semua inti materi.
10. Peserta didik secara berkelompok menyelesaikan LKPD dan
menyimpulkan materi pembelajaran yang mencakup: pengertian
menggambar perspektif, macam- macam gambar perspektif dan
bidang- bidang perspektif
11. Guru memberikan tugas individu kepada peserta didik untuk
menggambar perspektif satu titik hilang.
Keterangan:
0= tidak terlaksana.
1= kurang terlaksana dengan baik.
2=cukup terlaksana dengan baik.
3=terlaksana dengan baik.
4=terlaksana dengan sangat baik.
LEMBAR KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTAIF TIPE STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISION
PERTEMUAN : KEDUA
HARI/ TANGGAL :
MATERI :
OBSERVER :
No. Aktivitas Guru Keterlaksanaan
0 1 2 3 4
1. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa
2. Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
3. Guru mengkomunikasikan tujuan belajar dan hasil belajar yang
diharapkan akan dicapai siswa.
4. Guru mengumpulkan tugas gambar perspektif satu titik hilang
dan dua titik hilang yang ditugaskan pada pertemuan
sebelumnya sebagai tugas individu.
5. Guru memotivasi peserta didik dengan diminta menjelaskan
pengertian, macam- macam dan bidang-bidang gambar
perspektif
6. Guru memberikan gambaran manfaat gambar perspektif dalam
gambar teknik ; misalnya bastek atau desain arsitektur
7. Guru membagi siswa kedalam kelompok yang heterogen.
8. Guru membuka media presentase gambar perspektif pertemuan
ke 2
9. Guru memberikan pertanyaan kepada setiap kelopmpok terkait
materi perspektif yang telah dijelaskan pada pertemuan
sebelumnya. Pertanyaan disajikan dalam slide powerpoint.
10. Guru mengemukakan pertanyaan yang akan dijawab oleh siswa
11. Guru dan Peserta didik bersama-sama menghitung point yang
diperoleh setiap kelompok.
12. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
memiliki point terbanyak.
13. Guru memberikan tugas individu kepada peserta didik untuk
menggambar perspektif dua titik hilang.
LEMBAR KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTAIF TIPE STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISION
PERTEMUAN : PERTAMA
HARI/ TANGGAL :
MATERI :
OBSERVER :
No. Aktivitas Guru Keterlaksanaan
0 1 2 3 4
1. Siswa menjawab salam dan berdoa dan bersiap untuk belajar.
2. Siswa mengikuti kegiatan pembelajaran.
3. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran.
4. Siswa mendengarkan, memperhatikan, memahami, dan merespon penjelasan guru.
5. Siswa membaca, mengamati, dan memahami masalah kontekstual pada LKS.
6. Siswa berkumpul dengan teman sekelompoknya.
7. Siswa mendengarkan, merespon, dan memperhatikan penjelasan guru tentang langkah-langkah penyelesaian pada LKS.
8. Siswa mendiskusikan dan menyelesaikan masalah atau menemukan cara penyelesaian masalah pada LKS.
9. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan kembali bertanya tentang hal yang belum dimengerti.
10. Siswa menyiapkan hasil pemecahan masalah yang telah diberikan
11. Siswa mencatat tugas yang akan diselesaikan di rumah.
12. Siswa mencatat topik yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
13. Siswa membalas salam guru dan mengakhiri pembelajaran
Keterangan:
0= tidak terlaksana.
1= kurang terlaksana dengan baik.
2=cukup terlaksana dengan baik.
3=terlaksana dengan baik.
4=terlaksana dengan sangat baik.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
SITTI HARMAWATIH, S. Pd., Lahir di Palopo pada
tanggal 30 September 1964. Anak pertama dari delapan
bersaudara yang merupakan buah kasih sayang Harfin
Pawalla dan Sitti Pati.
Penulis merupakan guru mata pelajaran Seni Budaya di SMP
Negeri 1 Tombolopao. Penulis menempuh pendidikan di
Madrasah Ibtidayah Negeri Ambon tahun. Penulis
melanjutkan pendidikan lagi ke jenjang Sekolah Menengah
Pertama di SMP Negeri 1 Ambon, lulus pada tahun 1981. Penulis melanjutkan pendidikan ke
Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Ambon dan lulus tahun 1984. Penulis mengambil
Pendidikan Guru Sekolah Menengah Tingkat Pertama( PGSMTP) , dan lulus pada tahun 1985.
Pendidikan terakhir penulis yaitu Strata 1 pada jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar dan lulus pada tahun 2004. Saat ini penulis sedang
mengikuti pendidikan Strata 1 konversi pada Program Studi Pendidikan Seni rupa Universitas
Muhammadiyah Makassar sejak tahun 2015. Selain memenuhi tanggung jawabnya sebagai guru
dan mahasiswa, penulis juga merupakan seorang istri dan ibu. Pada tahun 1989, penulis menikah
dengan Abbas T., S.Pd, dari pernikahan tersebut lahir 4 orang anak yaitu Abdul
Rahman,S.Farm.Apt., Fachruddin.,S.Pd., Dewi Sartika,S.Pd., dan Ashabul Kahfi. Menjadi
professional bukan hanya sekedar datang kesekolah setiap hari dan memenuhi seluruh jam
mengajar. Guru mengemban amanah dari Negara dalam rangka mencerdaskan anak bangsa.
Untuk memperoleh anak bangsa yang cerdas, guru harusnya bisa lebih cerdas. Oleh karena itu,
guru harus mampu menyeimbangkan kecerdasan dan tanggung jawabnya. Dalam hal ini, guru
haruslah menjadi professional. Untuk menjadi professional, guru juga perlu belajar. Hal ini
melandasi penulis yang juga merupakan seorang guru untuk mengambil pendidikan diusia yang
tidak muda.