88
KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN SISTEM JAJAR LEGOWO DI DESA BODDIA KECAMATAN GALESONG KABUPATEN TAKALAR RAIS NUR 105960101311 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI

DENGAN SISTEM JAJAR LEGOWO DI DESA

BODDIA KECAMATAN GALESONG

KABUPATEN TAKALAR

RAIS NUR

105960101311

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 2: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI

DENGAN SISTEM JAJAR LEGOWO DI DESA

BODDIA KECAMATAN GALESONG

KABUPATEN TAKALAR

RAIS NUR

105960101311

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 3: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …
Page 4: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …
Page 5: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman padi (Oryza sativa) merupakan komoditas yang strategis di

Indonesia karena pada umumnya penggunaan beras sebagai bahan konsumsi

makanan pokok bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan pertumbuhan penduduk di

Indonesia yang terus pesat dengan cepat, maka akan berdampak pada kebutuhan

masyarakat terhadap pangan semakin besar juga salah satunya pada padi. Karena

masyarakat Indonesia sering menkonsumsi beras yang mengandung sumber

karbohidrat sangat besar yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.Padi dibudidayakan

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat karena tanaman padi merupakan makanan

pokok masyarakat Indonesia sehingga pentingnya kemandirian petani untuk

meningkatkan hasil produksi tanaman padi melalui sistem tanam jajar legowo.

Kemandirian petani yaitu dimana seseorang mampu bertindak bebas

melakukan sesuatu atas dorongan sendiri tanpa bantuan orang lain, maupun

berpikir dan bertindak secara original/kreatif yang mampu menemukan hal-hal

yang baru. Petani yang mandiri juga mampu mengolah lahan pertaniannya dengan

sendirinya tanpa bantuan dari orang lain.

Kemandirian petani harus timbul dari keinginan petani itu sendiri. Penyuluh

pertanian hanya membantu mendampingi dan menjadi fasilitator dalam proses

petani tersebut menjadi mandiri sehingga petani mampu mengambil keputusan

sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan para petani, mampu bertindak sesuai

dengan keadaan yang ada tanpa bantuan orang lain kemudian melaksanakan

Page 6: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

2

sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhan sendiri tanpa ada bantuan dari

orang lain. ( Syawal, 2001).

Tabel 1. Data produksi, luas panen dan produktivitas padi di Indonesia

No Tahun Produksi (Ton) Luas panen (Ha) Produktivitas (ton/ha)

1 2009 64.398.890 12.883.576 49,99

2 2010 66.469.394 13.213.450 50,15

3 2011 65.756.904 13.203.643 49,80

4 2012 69.056.126 13.445.524 51,36

5 2013 70.866.571 13.769.913 51,46

Sumber :Badan pusat statistik dan direktorat jendral tanaman pangan 2009-2013

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa terjadi kenaikan produksi padi

pada tahun 2013 sebesar 70,866.571 ton. Peningkatan produksi padi terjadi

disebabkan karena perluasan panen sebesar 13,769.913 ha, dan produktivitas padi

sebesar 51,46 ton/ha.

Sistem tanam secara konvensional hanya menghasilkan produksi padi 4,25

ton/ha sedangkan untuk sistem tanam dengan menggunakan jajar legowo

menghasilkan produksi padi 6,25 ton/ha. Menurut Pahruddin (2004), jajar legowo

merupakan perubahan teknologi jarak tanam padi yang dikembangkan dari sistem

tanam tegel yang telah berkembang di masyarakat. Istilah legowo diambil dari

Bahasa Jawa, Banyumas, terdiri atas kata lego dan dowo; lego berarti luas dan

dowo berarti memanjang. Prinsip dari sistem tanam jajar legowo adalah

pemberian kondisi pada setiap barisan tanam padi untuk mengalami pengaruh

sebagai tanaman pinggir. Secara umum, tanaman pinggir menunjukkan hasil lebih

Page 7: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

3

tinggi daripada tanaman yang ada di bagian dalam barisan. Tanaman pinggir juga

menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik karena persaingan tanaman antar

barisan dapat dikurangi. Penerapan cara tanam sistem legowo memiliki beberapa

kelebihan yaitu, sinar matahari dapat dimanfaatkan lebih banyak untuk proses

fotosintesis, pemupukan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman

menjadi lebih mudah dilakukan di dalam lorong-lorong. Selain itu, cara tanam

padi sistem legowo juga meningkatkan populasi tanaman.

Triny et al. (2004) mengemukakan bahwa dengan perbaikan teknologi

budidaya, penerapan sistem tanam berbeda dengan kebiasaan petani yang

biasanya digunakan menggunakan jarak tanam 20 x 20 cm. Penerapan sistem

tanam jajar legowo diharapkan dapat meningkatkan produktivitas padi. hasil

penelitian sistem tanam jajar legowo 2 : 1 memberikan hasil gabah tertinggi

sebesar 6,25 ton per hektar, meningkat sebesar 18,1%. Penerapan sistem tanam

jajar legowo yaitu dengan pengaturan jarak tanam yang tepat dan teknik yang

benar diharapkan produktivitas padi meningkat melalui peningkatan populasi

tanaman, disamping itu efisiensi dan efektivitas pertanaman ditingkat petani dapat

tercapai.

Permasalahan yang sering terjadi di Desa Boddia Kecamatan Galesong

Kabupaten Takalar yaitu rendahnya produksi padi yang disebabkan petani belum

mengaplikasikan budidaya tanaman padi sesuai dengan anjuran pemerintah.

Masalah yang sering terjadi pada tanaman padi di daerah galesong yaitu serangan

hama penyakit dan gulma, kurangnya air irigasi, dan pemakaian pupuk kimia

secara terus-menurus sehingga menyebabkan tanah menjadi padat. Dengan adanya

Page 8: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

4

terobosan teknologi dengan sistem tanam jajar legowo diharapkan dapat

meningkatkan produksi padi petani sehingga permasalahan yang dihadapi petani

dapat terantisipasi. Teknologi legowo merupakan rekayasa teknik tanam padi

dengan mengatur jarak antar rumpun dan antar barisan sehingga terjadi pemadatan

rumpun padi dalam barisan dan lebar jarak antar barisan diharapkan dapat

memudahkan dalam pemeliharaan seperti penyiangan, pemupukan, pengendalian

hama penyakit dan gulma serta pengairan lebih efisien sehingga permasalahan

yang dihadapi para petani dapat terealisasikan secara maksimal .

Langkah yang akan dicapai pada penelitian ini adalah Kemandirian petani

dalam budidaya tanaman padi dengan sistem tanam jajar legowo Di Desa Boddia

Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. Untuk mencapai kemandirian yang

dimaksud, sangat tergantung pada rencana tindak lanjut petani itu sendiri dalam

mengelolah dengan baik lahan pertaniannya. Sistem tanam jajar legowo mulai

diterapkan dua tahun terakhir oleh petani sejak adanya penyuluhan memberikan

informasi mengenai jajar legowo. Sistem tanam jajar legowo ini yang

diperkenalkan penyuluh mampu merubah pola tanam yang biasanya dilakukan

para petani pada umumnya yang ada di desa boddia. Dengan diperkenalkannya

sistem tanam jajar legowo oleh penyuluhan pertanian, petani mengaplikasikan

sendiri sistem tanam jajar legowo tanpa didampingi penyuluh.

Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian mengenai

“Kemandirian Petani Dalam Budidaya Padi Dengan Sistem Tanam Jajar

Legowo Di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar”.

1.2. Rumusan Masalah

Page 9: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

5

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diataspermasalahannya

yaitubagaimana Kemandirian Petani dalam budidaya padi dengan sistem tanam

jajar legowo di Desa Boddia, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar.

1.3. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran petani dalam

kemandiriannya melakukan budidayapadi dengan sistem tanam jajar legowodi

Desa Boddia, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar.

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu bagaimana kemandirian petani

dalam budidaya padi dengan sistem tanam jajar legowo dan Sebagai bahan

referensi bagi peneliti selanjutnya terkait kemandirian petani dalam budidaya padi

dengan sistem tanam jajar legowo.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Page 10: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

6

2.1. Pengertian Kemandirian

Kemandirian merupakan karakteristik dari kepribadian yang sehat (healthy

personality). Kemandirian individu tercermin dalam cara berpikir dan bertindak,

mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri, serta

menyesuaikan diri secara konstruktif dengan norma yang berlaku di

lingkungannya. ( Syamsu, 2008 ).

Kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang

untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk

kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maupun berpikir dan

bertindak original/kreatif, dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan

mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh kepuasan dari usahanya. Pengertian

mandiri berarti mampu bertindak sesuai keadaan tanpa meminta tanpa tergantung

pada orang lain. Mandiri adalah dimana seseorang mau dan mampu mewujudkan

kehendak/keinginan dirinya yang terlihat dalam tindakan/perbuatan nyata guna

menghasilkan sesuatu (barang/jasa) demi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan

sesamanya.

Petani yang mandiri dan tangguh adalah hal yang diinginkan sejak dahulu.

Keinginan tersebut yang menjadikan dasar bagi pengembangan suatu sistem

pendidikan pertanian untuk petani yang lazim disebut penyuluhan pertanian.

Dalam perjalanan waktu penyelenggaraan penyuluhan pertanian belum

dapatsepenuhnya direalisasikan oleh petani sehingga perlu mewujudkan pertanian

yang mempertahankan kemurniannya sebagai mitra petani untuk mengembangkan

kemampuan sesuai keinginan dan kesempatannya menuju kemandirian sebagai

Page 11: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

7

subjek. Terdapat kesamaan pandangan dari beberapa teori yang mengemukakan

tentang ciri pemberdayaan dalam menciptakan kemandirian petani. Dari beberapa

teori yang dikemukakan tersebut, dapat kita ambil tiga ciri pemberdayaan yang

membedakannya dengan penyuluhan, yaitu otoritas, kemandirian danswadaya.

Dalam pemberdayaan masyarakat tani pelaku utama (petani) dan pelaku usaha

diupayakan untuk mempunyai otoritas, kemandirian dan keswadayaan dalam

menentukan jenis, volume dan sistem usahataninya serta kegiatan-kegiatan dalam

organisasi yang dibentuknya. Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa sebagian

besar petani yang ada sekarang telah dibentuk (bukan terbentuk) pada masa lalu

dan menjadi warisan untuk para penyuluh pertanian pada masa sekarang. Hal ini

menyebabkan masih banyak seorang petani yang tingkat kemandiriannya rendah

dan masih tergantung pada intervensi program pemerintah (Marsuki, 2001).

Petani yang mandiri adalah seorang petani yang mampu mengambil

keputusan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan para petani itu sendiri.

Kemampuan mengambil keputusan dalam setiap aspek kegiatan harus didukung

oleh kemampuan para anggota petani dalam pengelolaan komponen organisasi

yang ada. Kenyataan di lapangan masih banyak penyuluhan pertanian melihat

tugasnya sebagai orang yang meningkatkan kemampuan petani dalam mengambil

keputusan agar tujuan penyuluhan tercapai dengan memuaskan. Tetapi ada juga

penyuluh pertanian yang menginginkan agar petani dapat mengambil

keputusannya sendiri dalam rangka memperbaiki kehidupannya. (Deptan, 2007).

Kemandirian adalah sikap dan perilaku seseorang yang mencerminkan

perbuatan yang cenderung individual (mandiri), tanpa bantuan dan pertolongan

Page 12: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

8

dari orang lain. Kemandirian identik dengan kedewasaan, berbuat sesuatu tidak

harus ditentukan atau diarahkan sepenuhnya oleh orang lain. kemandirian

diartikan sebagai kemampuan untuk tetap eksis atas dasar segala keterbatasan

yang menyertainya. Dalam kemandirian tercermin makna keberlanjutan dan

memiliki kemampuan untuk menjaga sumber daya alam. Kemandirian kelompok

tani erat kaitannya dengan prinsip dasar penyuluhan pertanian. Prinsip penyuluhan

pertanian adalah bekerja bersama sasaran (klien) bukan bekerja untuk sasaran.

Sasaran penyuluhan adalah kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda dan

dimulai dari apa yang diketahui dan dimiliki oleh sasaran. Dalam melaksanakan

pekerjaan harus berkoordinasi dengan organisasi pembangunan lainnya.

Selanjutnya, informasi yang disampaikan harus dua arah dan masyarakat harus

ikut dalam semua aspek kegiatan pendidikan dan penyuluhan tersebut.

Kemandirian petani adalah salah satu komponen yang mendasari penumbuhan

kelompok tani dan erat kaitanya dengan pemberdayaan kelompok tani,

kemandirian petani adalah kunci utama suksesnya pembangunan pertanian.

Ciri-ciri kemandirian menurut (Antonius, 2002) mengemukakan bahwa

ciri-ciri mandiri adalah sebagai berikut: 1). Percaya diri, 2). Mampu bekerja

sendiri, 3). Menguasai keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan kerjanya, 4).

Menghargai waktu, 5). Tanggung jawab.

2.2 Pengertian Petani

Page 13: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

9

Definisi petani seakan memiliki pengertian terbatas dalam orang yang

melakukan produksi pertanian menanam komuditas tani menjual ke pasar disisi

lain presfektif petani ternyata mengandung pengertian yang berbeda dan tingkah

laku baik sosiologi dan ekonomi yang berbeda. Petani adalah orang yang

melakukan kegiatan bercocok tanam hasil bumi atau memelihara ternak dengan

tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatannya itu. Petani sebagai

pengelola usahatani berarti ia harus mengambil berbagai keputusan di dalam

memanfaatkan lahan yang dimiliki untuk kesejahteraan hidup keluarga. petani

kecil tradisional ( Peaseant ) dan pengusaha pertanian ( farmers), peaseant dalam

hal ini tidak melakukan usaha pertanian dalam artian ekonomi maksudnya ia

bukanlah sebuah perusahan petanian melainkan merujuk pada rumah tangga

pertanian berbeda dengan hal farmers ia mengkombinasikan faktor-faktor

produksi untuk menuju laba sebagai suatu perusahan pertanian. jika dilihat dari

ciri-cirinya ( Rodjak, 2006 ).

Istilah “petani” dari banyak kalangan akademis sosial akan memberikan

pengertian dan defenisi yang beragam. Sosok petani ternyata mempunyai banyak

dimensi sehingga berbagai kalangan member pandangan sesuai dengan cirri-ciri

yang dominan. Moore mencatat tiga karakteristik petani, yaitu : subordinasi legal,

kekhususan cultural dan pemilikan de facto atas tanah. Wolf memberikan istilah

peasants untuk petani yang dicirikan: penduduk yang secara eksintensial terlibat

dalam cocok tana dan membuat keputusan otonom tentanng proses cocok tanam

(Lansberger et,al. 2004).

Page 14: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

10

Petani adalah mereka yang sementara waktu atau tetap menguasai

sebidang tanah pertanian, menguasai suatu cabang usahatani atau beberapa cabang

usahatani dan mengerjakan sendiri maupun dengan tenaga bayaran. Petani adalah

setiap orang baik laki-laki dan perempuan yang melakukan kegiatan mengolah

tanah untuk pertanian dan mengerjakannya dalam satu kesatuan rumah tangga

guna menghidupi diri sendiri dan keluarganya. Oleh karena itu dilahan tersebut

petani bekerja dan menghasilkan bahan pangan untuk dikonsumsi dan dijual ke

pasar.petani sangat tergantung kepada lahan pertanian yang dikerjakannya karena

tanah merupakan tempat atau wadah dalam proses pembudidayaan tanaman yang

sangat penting. Dalam konteks perkembangan bangsa-bangsa atau budaya

sebelum industri, kebanyakan petani mempraktekkan pertanian subsistem yang

kecil dengan sebuah pertanian organik sederhana, memanfaatkan rotasi tanaman,

memotong dan membakar. Selanjutnya, kehidupan petani selalu berhubungan dan

bahkan atau teknik lain untuk memaksimalkan efisiensi saat menemui kebutuhan

rumah tangga atau masyarakat, menggunakan teknik pekerja dilapangan yang

disebut buruh. Kemungkinan lain, satu yang merangsang metode-metode dengan

properti atau berlawanan secara ironis. Dari skala agribisnis mungkin menjadi

sebuah pertemuan petani organik untuk melihat konsumen di pasarlokal. Menurut

sejarah, satu penghidupan dalam cara ini diketahui seperti seorang petani.

Petani adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam pada tanah

pertanian. petani juga dapat dikatakan sebagai orang yang melakukan cocok

tanam dari lahan pertaniannya atau memelihara ternak dengan tujuan untuk

memperoleh kehidupan dari kegiatan itu.

Page 15: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

11

Status kepemilikan lahan petani dalam usahatani menjadi empat, yaitu :

a. Petani pemilik

Petani pemilik adalah petani yang memiliki tanah dan secara

langsung mengusahakan dan menggarapnya. Semua faktor-faktor produksi, baik

berupa tanah, peralatan, dan sarana produksi yang digunakan adalah milik

petani sendiri.

b. Petani penyewa

Petani penyewa adalah petani yang mengusahakan tanah orang lain, dengan

cara menyewa karena tidak memiliki tanah sendiri. Besarnya sewa

dapat berbentuk produksi fisik atau sejumlah uang yang sudah ditentukan

sebelum penggarapan dimulai. Dalam sistem sewa, resiko usaha tani hanya

ditanggung oleh penyewa. Pemilik tanah hanya menerima sewa tanahnya tanpa

dipengaruhi oleh resiko usaha taninya.

c. Petani penggarap

Petani penyakap adalah petani yang mengusahakan tanah orang lain dengan

sistem bagi hasil. Resiko usaha tani ditanggung bersama dengan pemilik tanah

dan penyakap dalam sistem bagi hasil. Besar bagi hasil tidak sama untuk setiap

daerah. Biasanya bagi hasil ini ditentukan oleh tradisi daerahnya masingmasing.

d. Buruh tani

Buruh tani adalah orang yang bekerja untuk sawah orang lain, yang nantinya

akan memperoleh upah dari pemilik sawah. Hidupnya sangat bergantung pada

pemilik sawah yang mempekerjakannya.

Page 16: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

12

2.3 Budidaya Tanaman Padi

Padi termasuk jenis Oryza (Oriza sativa L.). padi merupakan salah satu

tanaman terpenting dalam peradaban manusia. Padi juga merupakan tanaman

berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian ini berasal dari dua benua yaitu

Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa

penanaman padi di Zhejiang (cina)sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir

padi dan gabah ditemukan di hastinapur uttar pradesh india sekitar 100-800 SM.

Selain cina dan India, beberapa wilayah asal padi adalah Bangladesh utara,

Burma, Thailand, Laos dan Vietnam (Anonim, 2013).

Padi dibudidayakan dengan tujuan mendapatkan hasil yang setinggi-

tingginya dengan kualitas sebaik mungkin. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai

harapan maka tanaman yang akan ditanam harus sehat dan subur. Tanaman yang

sehat ialah tanaman yang tidak mudah terserang oleh hama dan penyakit, tidak

mengalami difisiensi hara, baik unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar

maupun dalam jumlah kecil. Sedangkan tanaman yang subur ialah yang

pertumbuhan dan perkembangannya tidak terhambat, entah oleh kondisi biji atau

kondisi lingkungan. Menanam padi dapat dilakukan di sawah dengan pengairan

sepanjang musim dan ada juga ditanam di tanah tegalan (tanah kering). Terdapat

beberapa teknik dalam melakukan budidaya tanaman padisalah satunya dengan

cara sistem tanam jajar legowo. Berdasarkan balai pengkajian teknologi pertanian

(2009) bahwa cara tanam jajar legowo 2:1 adalah cara berselang seling 2 baris dan

satu baris dan satu baris dikosongkan. Cara ini banyak telah banyak diterapkan

oleh petani karena memberikan beberapa keuntungan antara lain: (1). Semua

Page 17: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

13

barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir yang biasanya member hasil

lebih tinggi (efek tanaman pinggir), (2). Jumlah rumpun padi meningkat sampai

33% ha, (3). Meningkatkan produktivitas padi 12-22%, (4). Pengendalian hama,

penyakit dan gulma lebih mudah, (5). Terdapat ruang kosong untuk pengaturan

air, pengumpulan keong mas untuk mina padi, (6). Penggunaan pupuk lebih

efisien, (7). Dapat meningkatkan pendapatan usaha tani sampai 30-50%

Padi merupakan tanaman yang cocok ditanam di lahan tergenang, akan

tetapi padi juga baik ditanam di lahan tanpa genangan, asal kebutuhan airnya

tercukupi. Oleh karena itu, padi dapat tumbuh baik di daerah tropis maupun

subtropis dengan dua jenis lahan utama, yaitu lahan basah (sawah) dan lahan

kering (ladang).

Padi termasuk golongan tanaman semusim atau tanaman muda yaitu

tanaman yang biasanya berumur pendek, kurang dari satu tahun dan hanya satu

kali berproduksi dan setelah berproduksi akan mati atau dimatikan. Tanaman padi

berakar serabut, batang yang beruas-ruas dengan tinggi 1-1,5 m tergantung pada

jenisnya. Ruas batang padi berongga dan bulat, diantara ruas batang padi terdapat

buku, pada tiap- tiap buku terdapat sehelai daun. Bunga padi merupakan bunga

telanjang dan berkelamin dua, bentuk bulir padi panjang dan ramping.

(Anonim, 2008).

iklim merupakan faktor penting untuk pertumbuhan tanaman padi.

Tanaman padi tumbuh baik di daerah berhawa panas dan tempatnya terbuka serta

banyak sinar matahari, terutama padi pada masa berbunga. Temperatur optimum

untuk pertumbuhan dan perkembangannya adalah antara 20-30 C. padi

Page 18: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

14

memerlukan curah hujan rata-rata 200 mm/bulan atau lebih. Curah hujan yang

cocok untuk padi bisa tumbuh dengan baik adalah 1500-2000 mm/tahun. Tanah

yang baik untuk tanaman padi sawah adalah berstruktur lemah dan mengandung

liat. Tanah lapisan atas antara 15-30 cm harus merupakan lumpur yaitu suatu

struktur butir tanah yang serba sama dan dapat menahan air (AAK, 2003).

Adapun tahapan dalam budidaya khususnya padi sawah maka tahapan-

tahapan dalam penanaman padi harus dilakukan dengan baik. Tahapan-tahapan

tersebut yaitu :

1. Persiapan Bibit

Kebutuhan benih untuk lahan per ha yaitu 25 – 30 kg/ha. Bibit yang

dijadikan sebagai benih termasuk faktor penentu keberhasilan pembudiyaan

tanaman, penggunaan bibit yang bermutu tinggi akan dapat mengurangi resiko

kegagalan usahatani (Sutopo, 2004). Dalam memproduksi bibit, perlu

diperhatikan kualitas bibit antara lain kemurnian, daya kecambah, kotoran, bebas

dari hama dan penyakit, serta kadar air.

2. Persemaian

Persemaian harus terlebih dahulu dilakukan sebelum tanaman padi ditanam.

Penyemaian dilakukan setelah benih mengalami proses perendaman dan

pemeraman selama masing-masing 48 jam. Perendaman bertujuan untuk

mendapatkan bibit yang baik dan gabah yang menyerap air yang cukup untuk

kepeluan perkecambahan. Pemeraman bertujuan agar bibit dapat berkecambah.

Page 19: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

15

Bibit yang sudah berkecambah kemudian disebar di atas lahan persemaian yang

sebelumnya telah dipupuk dengan pupuk kandang dan disemprot dengan

insektisida sebanyak dua kali. Umur bibit yang ditanam pada teknologi sistem

tanam legowo ini adalah sekitar 10-15 hari. Hal ini memungkinkan bagi tanaman

untuk tumbuh lebih baik dengan jumlah anakan cenderung lebih banayak.

Perakaran bibit berumur<15 hari lebih cepat beradaptasi dan lebih cepat pulih dan

stress akibat dipindahkan dari persemaian kelahan pertanaman, apalagi pada

kondisi tanah macak-macak dengan irigasi berselang dan diberi pupuk organik.

(Sutopo, 2004).

3. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah adalah suatu usaha untuk mempersiapkan lahan bagi

pertumbuhan tanaman dengan cara memperbaiki tekstur tanah untuk menciptakan

kondisi tanah yang yang siap tanam. Tujuan dari pengolahan tanah yaitu untuk

mempermudah atau memepercepat siklus udara dalam tanah. Pengolahan tanah

dapat dilakukan dengan cara dibajak atau dicangkul. Pengolahan tanah dapat

mematikan gulma yang kemudian akan membusuk menjadi humus dan aerasi

tanah menjadi lebih baik.

4. Penanaman

Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan pencabutan bibit di

pesemaian.Bibit yang akan dicabut adalah bibit yang sudah berumur 10-15hari

(tergantung jenisnya), berdaun 5-7 helai. Sebelum pesemaian 2 atau 3 hari tanah

digenangi air agar tanah menjadi lunak dan memudahkan pencabutan. Caranya, 5-

Page 20: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

16

10 batang bibit kita pegang menjadi satu kemudian ditarik ke arah badan kita,

usahakan batangnya jangan sampai putus. Ciri-ciri bibit yang baik antara lain:a)

Umurnya tidak lebih dari 15 hari, b). Tingginya kurang lebih 25 cm. d). Berdaun

5-7 helai, e). Batangnya besar dan kuat, f). Bebas dari hama dan penyakit.

Bibit yang telah dicabut lalu diikat dalam satu ikatan besar untuk

memudahkan pengangkutan. Bibit yang sudah dicabut harus segera ditanam,

jangan sampai bermalam. Penanaman padi yang baik harus menggunakan larikan

ke kanan dan ke kiri dengan jarak 25 x 25 cm, hal ini untuk memudahkan

pemeliharaan, baik penyiangan atau pemupukan dan memungkinkan setiap

tanaman memperoleh sinar matahari yang cukup dan zat-zat makanan secara

merata. Dengan berjalan mundur tangan kiri memegang bibit, tangan kanan

menanam, tiap lubang 2 atau 3 batang bibit, dalamnya kira-kira3 atau 4 cm.

Usahakan penanaman tegak lurus jangan sampai miring. Usahakan penanaman

bibit tidak terlalu dalam ataupun terlalu dangkal. Bibit yang ditanam terlalu dalam

akan menghambat pertumbuhan akar dan anakannya sedikit. Bibit yang ditanam

terlalu dangkal akan menyebabkan mudah reba atau hanyut oleh aliran air.

Dengan demiikian jelas bahwa penanaman bibit yang terlalu dalam maupun

terlalu dangkal akan berpengaruh pada hasil produksi. (Anonim, 2013)

5. Pemeliharaan

Setelah penanaman, tanaman padi perlu diperhatikan secara cermat dan

rutin. Pemeliharaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk merawat dan

memberikan perlakuan terhadap suatu tanaman, Pemeliharaan terhadap tanaman

padi sangat mempengaruhi terhadap produksi dan produktivitas tanaman padi,

Page 21: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

17

pemeliharaan yang efisien dan efektif sangat bergantung pada tingkat pengetahuan

petani dalam memelihara tanaman padi tersebut. Pemeliharaan padi antara lain

meliputi :

A. Pengairan

Air merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan tanaman padi sawah. Saat

pengairan tanaman padi di sawah dalamnya air harus diperhatikan dan disesuaikan

dengan umur tanaman. Tujuan pengairan yaitu untuk memenuhi kebutuhan air

yang diperlukan tanaman dalam proses metabolisme sehingga pertumbuhan dan

perkembangan tanaman menjadi optimal.

B. Penyulaman dan penyiangan

Penyulaman bertujuan agar populasi tanaman per satuan luas tanam tidak

berkurang dengan mengganti rumpun-rumpun yang mati dan dilakukan 5-7 hari

setelah tanam, Penyiangan dilakukan agar tanaman utama bebas dari gulma.

Penyiangan biasanya dilakukan dua kali. Penyiangan pertama dilakukan setelah

padi berumur 3 minggu dan yang kedua dilakukan setelah padi berumur 6

minggu.Penyiangan tidak hanya dilakukan dengan mencabut gulma saja

melainkan sekaligus menggemburkan tanah agar akar tanaman dapat berkembang

dengan baik.

C. Pemupukan

pemupukan dasar berupa pupuk Urea sebanyak 1/3 dosis/ha, sedangkan

pupuk TSP dan KCl diberikan seluruh dosis. Jadi bila dalam satu hektar sawah

akan dipupuk dengan dosis 300 kg Urea, 100 kg TSP, dan 100 kg KCl maka

Page 22: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

18

pupuk dasar yang diberikan 100 kg Urea, 100 kg TSP, dan 100 kg KCl.

Pemupukan dilakukan dengan cara tabur. Orang yang melakukan pemupukan

berada padabarisan kosong di antara 2 barisan legowo. Pupukditabur ke kiri dan

ke kanan dengan merata,sehingga 1 kali jalan dapat melalukan pemupukan2

barisan legowo. Khusus cara pemupukan padalegowo 2 : 1 boleh dengan cara

ditabur ditengah alur dalam barisan legowonya (Nurul,2008).

Pemupukan untuk tanaman padi perlu diberikan dalam jenis dan jumlah yang

sesuai dengan kebutuhan tanaman sehingga tanaman dapat menyerap unsur hara

dalam tanah sesuai dengan kebutuhan suatu tanaman dan untuk mengetahu tingkat

kesuburan tanah yang didapatkan melalui uji tanah. Penetapan dosis pupuk

berdasar uji tanah membutuhkan data status N,P,dan K tanah yang ditetapkan

sebelum mulai tanam.Pemupukan disesuaikan dengan rekomendasi hasil uji tanah

pada lahan becocok tanam dan hasil penelitian varietas padi yang akan digunakan.

Tanaman tumbuh membutuhkan karbondioksida, mineral-mineral, air dan cahaya

matahari. Pertumbuhan yang baik diperlukan hara tanaman tersebut terus menerus

dan mencukupi.

Beberapa unsur hara diserap oleh tanaman dalam jumlah yang besar dan

disebut sebagai unsur makro. Termasuk didalam unsur makro merupakan unsur

hara yang banyak dibutuhkan tanaman adalah nitrogen (N), phospor (P), kalium

K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan sulfur (S). Suatu ciri dari unsur hara

makro yaitu apabila tersedianya sangat kurang akan menunjukkan gejala kelapran

dan menurunkan hasil, sedangkan dalam keadaan berlebihan tidak akan meracun

tanaman atau mengurangi hasil. Makanan atau unsur hara tanaman C, H dan O

Page 23: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

19

diperoleh dari udara, sedangkan N, P, K, Ca, Mg, dan S serta unsur hara mikro

lainnya diperoleh dari tanah. Aktivitas produksi pertanian intensif pada suatu

bidang tanah tertentu telah mengakibatkan penurunan kandungan hara pada tanah

yang bersangkutan. Untuk mendukung produksi pertanian yang relatif tetap tinggi

dibutuhkan penambahan hara tersebut melalui “pemupukan”. Pemupukan

merupakan upaya penambahan kekurangan hara tanah dalam jumlah, waktu dan

cara yang tepat.

Memahami pemupukan bagi tanaman padi harus mengetahui umur tanaman

padi terlebih dahulu sehingga tanaman tidak kelebihan dosis pupuk, kelbihan

dosis suatu tanaman dapat mempengaruhi produksi dan produktivitas tanaman

padi. Beberapa tahap pemberian pupuk sebagai berikut:

1. Pupuk dasar

Dosis pupuk yang digunakan pada pemupukan dasar yaitu 100 kg Urea, 50

kg Kcl. Sewaktu bibit pindah tanam, bibit perlu waktu sekitar 8-12 hari setelah

tanaman atau rata-rata 10 hst untuk dapat memperkokoh perakaran. Saat inilah,

sebaiknya pemupukan pertama dilakukan. Sebab pada saat itu daun dan akar

tanaman padi sudah mulai berkembang, dengan demikian akan maksimal

menyerap unsur hara.Jangan diberikan pada waktu 0-5 hst, sebab daun dan akar

tanaman padi belum berkembang dan masih dalam kondisi stres, artinya akar

belum siap menerima pupuk. Bila kita berikan akan sia-sia, apalagi kita berikan

pupuk urea dalam jumlah yang tinggi. Sebab pupuk urea mudah menguap dan

bersifat higroskopis. Pada waktu pemberian sebaiknya memperhatikan kondisi air

(Maharani et, al. 2013).

Page 24: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

20

2. Pupuk susulan kedua

Dosis pupuk yang digunakan untuk pupuk susulan pertama yaitu 100

kg/haDiberikan sekitar pekan ke tiga atau sekitar 21-25 hstditandai setelah para

petani melakukan pengoyosan, saat inilah pemupukan dilakukan. Sewaktu

pengoyosan dilakukan maka akar tanaman padi akan putus. Dengan putusnya

akar, tanaman akan membentuk anakan baru. Pada kondisi ini seperti ini,

tanaman dapat maksimal penyerap unsur hara yang diberikan. Dengan demikian,

tanaman padi akan menghasilkan jumlah anakan yang maksimal ke

depannya.(Maharani et, al. 2013).

3. Pupuk susulan ketiga

Dosis pupuk yang diberikan yaitu Urea 75 kg/ha, Kcl 75 kg. Diberikan

sekitar umur tanaman mencapai pekan ke lima atau sekitar 30-40 hst. Masa ini

adalah peralihan dari fase vegetatif ke generatif. Dalam kondisi ini tanaman

sedang membutuhkan nutrisi yang tinggi. Hal ini ditandai dengan keluarnya daun

bendera atau padi bunting, artinya malai padi akan segera keluar. Pada umur

tersebut adalah saat yang tepat pemupukan tahap ke-3 diberikan. Dengan

demikian, tanaman padi akan menghasilkan malai yang optimal. (Maharani et, al.

2013).

D. Pengendalian hama dan penyakit

Pada pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan alat semprot

atau handsprayer, posisi orang berada pada barisan kosong di antara 2 barisan

legowo. Penyemprotan diarahkan ke kiri dan ke kanan dengan merata, sehingga 1

kali jalan dapat melakukan penyemprotan 2 barisan legowo.

Page 25: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

21

Tanaman padi sering dirugikan karena adanya gangguan hama dan penyakit.

Hama yang sering menyerang tanaman padi adalah wereng, penggerek batang,

walang sangit, ulat grayak, kepik hijau, tikus sawah, dan burung. Penyakit yang

sering menyerang tanaman padi adalah penyakit yang umumnya disebabkan oleh

jamur, bakteri, virus, dan nematoda. Pengendalian hama dan penyakit dapat

dilakukan dengan menerapkan pengendalian hama dan penyakit secara terpadu.

Pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara penggunaan varietas unggul yang

tahan terhadap hama dan penyakit, melakukan penanaman serempak, melakukan

pergiliran tanaman, dan penyemprotan dengan pestisida yang efektif dan

bijaksana. ( Sembel, 2012 )

6. Panen

Panen merupakan tahapan akhir penanaman padi sawah. Waktu panen

berpengaruh terhadap jumlah produksi, mutu gabah dan mutu beras yang akan

dihasilkan. Proses pemasakan butir padi ada empat stadia yaitu stadia masak susu,

stadia masak kuning, stadia masak penuh, stadia masak mati. Panen dapat

dilakukan pada stadia masak kuning yaitu pada saat butir padi 95% telah

menguning atau sekitar 33-36 hari setelah berbunga dan bagian bawah malai

masih terdapat sedikit gabah hijau. (AAK, 2003).

Panen dapat dilakukan dengan menggunakan sabit. Caranya dengan

memotong batang kira-kira 20 cm di atas permukaan tanah. Setelah panen,

selanjutnya gabah dirontokkan. Perontokan dapat dilakukan dengan cara manual

maupun dengan menggunakan alat. Cara manual, gabah dipukul atau

dihempaskan pada bambu atau kayu. Alat perontok yang dapat digunakan antara

Page 26: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

22

lain pedal d`an power thresher. Pembersihan dilakukan setelah gabah

dirontokkan. Pembersihan dimaksudkan untuk menghilangkan benda asing, butir

hampa, dan kotoran lainnya. Cara yang biasa digunakan adalah menggunakan

ayak atau menampih (AAK, 2003).

2.4 Sistem Tanam Jajar Legowo

Upaya pencapaian target program Peningkatan Produksi Beras Nasional

(P2BN) pemerintah dalam hal ini Departemen Pertanian melalui Badan

Pengembangan dan Penelitian telah banyak mengeluarkan rekomendasi untuk

diaplikasikan oleh petani. Salah satu rekomendasi ini adalah penerapan sistem

tanam yang benar dan baik melalui pengaturan jarak tanam yang dikenal dengan

sistem tanam jajar legowo.

Melaksanakan usaha tanam padi ada bebarapa hal yang menjadi tantangan

salah satunya yaitu bagaimana upaya ataupun cara yang harus dilakukan untuk

mendapatkan hasil produksi padi yang tinggi. Namun untuk mewujudkan upaya

tersebut masih terkendala karena jika diperhatikan masih banyak petani yang

belum mau melaksanakan anjuran sepenuhnya. Sebagai contoh dalam hal sistem

tanam masih banyak petani yang bertanam tanpa jarak tanam yang beraturan.

Padahal dengan pengaturan jarak tanam yang tepat dan teknik yang benar dalam

hal ini adalah sistem tanam jajar legowo maka akan diperoleh efisiensi dan

efektifitas pertanaman serta memudahkan tindakan kelanjutannya.

Sistem tanam legowo merupakan sistem tanam tandur jajar dimana

diantaranya barisan tanaman padi terdapat lorong kosong yang lebih lebar dan

memanjang sejajar dengan barisan tanaman padi. Bagaimanapun juga upaya untuk

Page 27: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

23

meningkatkan hasil panen padi per satuan luas, juga harus diiringi dengan

keberlanjutan teknologi yang dikenal serta bergantung pada faktor-faktor yang

mempengaruhi adopsi teknologi pada petani. Oleh karena itu, sangat penting

untuk dimengerti model dan peran dalam mempengaruhi putusan petani dalam

menerapkan teknologi budidaya padi dengan sistem tanam legowo agar dapat

meningkatkan pendapatan dan tingkat efisiensi ekonomi para petani lebih baik

untuk menunjang kehidupannya.

Tanam jajar legowo merupakan rekayasa teknologi yang ditunjukkan untuk

memperbaiki produktivitas usahatani padi. Teknik ini merupakan perubahan dari

teknik jajar tanam simestri (tandur jajar) menjadi tanam jajar “legowo”.

Lego artinya luas, dan dowo artinya memanjang, diantara kelompok barisan

tanaman padi terdapat lorong yang luas dan memanjang sepanjang barisan.

Teknologi legowo merupakan rekayasa teknik tanam dengan mengatur jarak

tanam antar rumpun dan antar barisan sehingga terjadi pemadapatan rumpum padi

dalam barisan dan melebar jarak antar barisan sehingga seolah-olah rumpung padi

berada dibarisan pinggir dari pertanaman yang memperoleh manfaat border effect

(Nazam, 2007).

Salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan petani dari usahatani lahan

sawah yang nilai produktivitasnya sudah mencapai optimal adalah dengan

rekayasa teknologi system tanam legowo. Inovasi teknologi untuk meningkatkan

produksi padi terus dilakukan untuk mendapatkan paket teknologi yang spesifik

diantaranya dengan sistem tanam legowo 2:1. Berdasarkan hasil penelitian

terbukti dapat meningkatkan produksi padi. Paket teknologi yang sudah dihasilkan

Page 28: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

24

ini tidak sepenuhnya diterapkan oleh petani, seperti pemupukan berimbang,

karena sangat tergantung pada kemanpuan ekonomi, tetapi kalau komponen

teknologi tersebut tidak memerlukan tambahan dana dan memberikan dana

tambah, cepat diadopsi dan berkembang, (Ratna dan Wahyuni 2002).

Rekayasa teknik tanam padi dengan cara tanam jajar legowo 2:1,

berdasarkan hasil penilitian terbukti dapat meningkatkan produksi padi sebesar

12-22%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas rata-rata padi dengan

cara tanam legowo 2:1 dapat mencapai 5,36 t/ha atau meningkat 8,7% dibanding

produksi padi dengan tandur jajar biasa (jajar tegel), yaitu 4,93 t/ha. Pada

pengkajian minapadi legowo, produktivitas padi dengan cara tanam jajar legowo

2:1 tidak menurunkan produktivitas padi di banding produktivitas padi tahun

sebelumnya dan masih lebih tinggi dibanding dengan cara tanam jajar biasa

(Daniel,2007).

Jajar legowo (2 : 1) adalah cara tanam padi dimana setiap dua baris tanaman

diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman

antar baris sedangkan jarak tanaman dalam barisan adalah setengah kali jarak

tanam antar barisan. Dengan demikian jarak tanam pada sistem jajar legowo (2 :

1) adalah 20 cm (antar barisan) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan

kosong). Dengan sistem jajar legowo (2 : 1) seluruh tanaman dikondisikan seolah-

olah menjadi tanaman pinggir.

Modifikasi jarak tanam pada cara tanam legowo bisa dilakukan dengan

berbagai pertimbangan. Secara umum, jarak tanam yang dipakai adalah 20 cm dan

bisa dimodifikasi menjadi 22,5 cm atau 25 cm sesuai pertimbangan varietas padi

Page 29: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

25

yang akan ditanam atau tingkat kesuburan tanahnya. Jarak tanam untuk padi yang

sejenis dengan varietasIR-64, seperti varietas Ciherang cukup dengan jarak 20cm,

sedangkan untuk varietas padi yang punyapenampilan lebih lebat dan tinggi perlu

diberi jaraktanam yang lebih lebar misalnya antara 22,5 - 25 cm.Kelebihan

varietas Ciherang yaitu memiliki anakan produktif terbanyak karena tahan

terhadap penyakit hawar daun dan serangan wereng, menghasilkan beras yang

pulen dan enak, umurnya relatif singkat, malai yang banyak serta bulirnya yang

banyak pula sedangkan kelemahannya yaitu belum mempunyai gen ketahanan

lestari sehingga masih mudah terserang hama wereng. (Puji,2010).

Demikian juga pada tanah yang kurang suburcukup digunakan jarak tanam

20 cm, sedangkan padatanah yang lebih subur perlu diberi jarak tanam yanglebih

lebar misalnya 22,5 cm atau pada tanah yangsangat subur jarak tanamnya 25 cm.

Pemilihan ukuranjarak tanam bertujuan agar mendapat hasil yang optimal.

Tipe sistem tanam jajar legowo (2 : 1) dipilih sebagai anjuran kepada petani

untuk diterapkan dalam rangka peningkatan produksi padi karena berdasarkan

hasil penilitian yang telah dilakukan dengan melihat serta mempertimbangkan

tingkat efisiensi dan efektifitas biaya produksi dalam penggunaan pupuk dan

benih serta pengaruhnya terhadap hasil produksi tanaman padi.

Disamping itu sistem jajar legowo yang memberikan ruang yang luas

(lorong) sangat cocok untuk dikombinasikan dengan pemeliharaan ikan

(minapadi legowo). Implementasi sistem tanam tanam jajar legowo dalam

usahatani minapadi memberikan beberapa keuntungan antara lain: terdapat uang

terbuka sampai 50% diantara baris tanamam padi berumur menjelang panen.

Page 30: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

26

Usahatani minapadi dengan menggunakan sistem jajar legowo 2 baris tersedia

waktu pemeliharaan yang lebih lama (60 - 95 hari) sebaliknya pada cara tanam

sistem tegal (tandur jajar) hanya dapat dipelihara sampai umur 45 hari setelah

tanam padi karena pada saat itu kanopi tanaman padi sudah menutup rapat seluruh

permukaan tanah sehingga ikan tidak leluasa lagi bergerak (Anonim, 2008).

Selain itu sistem tanam tersebut juga memanipulasi lokasi tanaman sehingga

seolah-olah tanaman padi dibuat menjadi taping (tanaman pinggir) lebih banyak.

Seperti kita ketahui tanaman padi yang berada dipinggir akan menghasilkan

produksi lebih tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik hal ini disebabkan karena

tanaman tepi akan mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak.

2.5Kerangka Pikir

Pencapaian kemandirian petani dalam budidaya padi ditentukan beberapa

faktor, dan faktor yang utama adalah sumberdaya manusia petani itu sendiri.

Selain faktor utama tersebut yang tak kala pentingnya adalah informasi inovasi

teknologi di bidang pertanian secara umum. Sumber informasi utama diharapkan

diperoleh dari penyuluh pertanian yang merupakan komunikasi langsung,

pelatihan, demplot,brosur, kemudian media massa elektronik, maupun cetak.

Selain itu didalam kerangka pikir ini akan dibahas tentang bagaimana

kemandirian petanidalam melaksanakan atau mengaplikasikan dalam hal

membudidayakan tanaman padi, baik itu dari tahapan persiapan benih,

persemaian, pengolahan tanah dan pemupukan dasar, penanamanpadi,

pemeliharan tanaman dan yang terakhir panen. Untuk lebih jelasnyadapat dilihat

pada bagan kerangka pikir gambar 1 dibawah ini.

Page 31: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

27

KERANGKA PIKIR

Gambar 1. Kerangka pikir kemandirian petani dalam budidaya padi dengan sistem

tanam jajar legowo Di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten

Takalar

Budidaya tanaman padi

Peningkatan kemandirian petani

dengan sistem tanam jajar legowo

budidaya padi

Sistem tanam jajar legowo

tipe 2 : 1

Kemandirian petani

Persiapan bibit

Persemaian

Pengolahan Tanah

Penanaman Pemeliharaan

Pemupukan

Panen

Page 32: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

28

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Boddia Kecamatan Galesong

Kabupaten Takalar, Penetapan lokasi penelitian dengan mempertimbangkan

bahwa Desa Boddia merupakan salah satu daerah sentra produksi padi sawah.

Waktu penelitian dilakukan bulan juli sampai september 2015.

3.2Teknik Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini seluruh petani padi yang ada di Desa Boddia

yang terdiri dari 126 orang yang menggunakan sistem jajar legowo, yang menjadi

sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 15% dari populasi atau 18 orang

yang diambil secara metode acak sederhana (random sampling) teknik

pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi

nomor urut yang telah ditentukan(Sugiyono, 2010).

3.3 Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan data

kuantitatif :

a. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari kelompok tani dalam bentuk

informasi baik lisan maupun tertulis, yang menggambarkan situasi langsung

dalam pengembangan usaha tani padi.

Page 33: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

29

b. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari instansi pemerintah dalam

bentuk angka-angka, seperti data kelompok tani

2. Sumber Data

Sumber data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder:

a. Data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan dari responden. Data ini

diperoleh dari hasil observasi dan wawancara langsung dengan responden

melalui daftar pertanyaan ( kuesioner).

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi.

Periode waktu data ini berupa laporan data misalnya data produksi, laporan,

catatan yang ada kaitannya dengan penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

cara:

1. Observasi yaitu, pengambilan data yang dilakukan melalui pengamatan

langsung pada petani padi di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten

Takalar.

2. Wawancara yaitu, pengambilan data yang dilakukan melalui interview

langsung dengan setiap petani yang ada di Desa Boddia Kecamatan

Galesong Kabupaten Takalar. Untuk memudahkan dalam proses interview

digunakan kuesioner/daftar pertanyaan yang diberikan kepada setiap petani.

3. Dokumentasi yaitu, teknik ini dilakukan melalui pencacatan data yang

diperlukan baik dari responden maupun dari instansi terkait yang ada

hubungannya dengan penelitian ini.

Page 34: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

30

3.5. Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk menjadi permasalahan penelitian adalah

dengan analisis deskriptif kuantitatif, yaitu dapat diartikan sebagai pemilihan

pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan

subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain – lain) yang

telah berlangsung pada saat penelitian untuk memeriksa sebab-sebab dari suatu

gejala yang diteliti serta dikumpulkan berupa kata-kata, gambar. Data tersebut

berasal dari responden, catatan lapangan, dokumen pribadi, observasi dan

dokumen resmi lainnya.

Tiap variabel yang diukur terdiri dari tiga pilihan jawaban yang masing-

masing bernilai skor 3 bila menjawab ya, skor 2 jika kadang-kadang, dan skor 1

bila tidak pernah, selanjutnya digunakan rumus interval masing-masing kriteria.

Jawaban responden tersebut akan akan dikategorikan kedalam beberapa katerogi

menurut alternatif jawaban. Kategori variabel tersebut akan ditentukan dengan

skala interval dengan rumus sebagai berikut ( Sugiyono, 2005 ).

Jawaban responden masing-masing variable dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

1. Skor untuk kategori Tinggi : 2,34 – 3,00

2. Skor untuk kategori Sedang : 1,67 – 2,33

3. Skor untuk kategori Rendah: 1,00 – 1,66

Page 35: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

31

3.6. Definisi Operasional

1. Kemandirian petani adalah suatu perilaku yang mampu mengambil,

bertindak, dan melaksanakan sesuatu keputusan atas dorongan sendiri dan

untuk kebutuhan sendiri dengan perkembangan dan kebutuhan para petani.

2. Petani adalah orang yang terlibat dalam kegiatan usahatani dan menetapkan

keputusan atas apa yang diusahakan.

3. Budidaya tanaman padi merupakan suatu tahap atau proses pada tanaman

mulai dari persemaian sampai pasca panen.

4. Padi merupakan sejenis tanaman yang berakar serabut yang sering ditanam

dilahan berlumpur.

5. Sistem tanam jajar legowo adalah sistem yang diberi jarak dimana diantara

barisan tanaman padi terdapat lorong kosong yang lebih lebar dan

memanjang sejajar dengan barisan tanaman padi.

Page 36: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

32

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Kondisi Geografis

Desa boddia adalah desa yang merupakan letak ibu kota kecamatan

Galesong yang sebagaian wilayahnya adalah dataran rendah, sebagaian

persawahan dan sebagian daerah pesisir. Kondisi geokrafis Desa Boddia memiliki

luas wilayah 357,00 Ha, desa boddia berbatasan langsung dengan :

a) Sebelah utara : Desa Galesong

b) Sebelah selatan : Desa Bontoloe

c) Sebelah timur : Pattinoang

d) Sebelah barat : Selat Makassar

Jarak desa boddia dengan ibu kota kecamatan berbatasan langsung di

sebelah utara, jarak antara ibu kota kecamatan dengan ibu kota kabupaten adalah

± 35 km, sedangkan jarak antara ibu kota kabupaten dengan ibu kota propinsi

adalah ± 65 km.

Secara administratif, Desa Boddia memiliki lingkungan, yaitu: lingkungan

manjalling, lingkungan bura’ne, lingkungan Paramboddong, lingkungan

Tarembang dan lingkungan Boddia.

4.2. Keadaan Iklim Dan Tanah

Kondisi topografi wilayah Kecamatan Galesong pada umumnya dataran

rendah dengan ketinggian ± 50 meter diatas permukaan permukaan air laut.

Kecamatan galesong beriklim tropis sehingga memiliki dua jenis musim yaitu

musim hujan dan musim kemarau. Musim kemarau terjadi pada bulan April-

Page 37: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

33

September dan musim hujan terjadi pada bulan Oktober-Maret. Suhu udara rata-

rata 32ºC dengan curah hujan rata-rata mencapai 142 mm/bln. Tanah terdiri atas

dua jenis yaitu alluvial dan latosol pembentukannya terdiri dari endapan liat

berpasir yang berwarna kelabu serta alluvialyang terdapat disepanjang pesisir

pantai dengan pH tanah berkisar antara 5-5,5 ( Badan Pusat Statistik Kabupaten

Takalar, 2012).

4.3. Kondisi Demografis

Penduduk adalah banyaknya orang bertempat tinggal pada suatu daerah

tertentu. Berikut adalah jumlah penduduk di Desa Boddia Kecamatan Galesong

Kabupaten Takalar tahun 2015 terlihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Lingkungan Di Desa Boddia Kecamatan

Galesong Kabupaten Takalar

No Lingkungan Laki-Laki

(Jiwa)

Perempuan

(Jiwa)

Jumlah Jumlah

KK

1.

2.

3.

4.

5.

Boddia

Manjalling

Paramboddong

Bura’ne

Tarembang

637

589

405

413

321

629

615

371

391

330

1266

1204

776

804

650

328

323

216

232

161

Total 2.365 2.336 4.700 1.260

Sumber : Data Sekunder Desa Boddia, 2014

Desa Boddia berpenduduk sebanyak 4.700 jiwa yang terdiri dari laki-laki

sebanyak 2.365 jiwa dan perempuan sebanyak 2.336 jiwa dengan jumlah

keseluruhan KK yang ada di Desa Boddia sebanyak 1.260 KK.

Page 38: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

34

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbanyak

menurut lingkungan ada pada lingkungan Boddia sebanyak 1.204 yang terdiri

dari laki-laki sebanyak 637 jiwa dan perempuan sebanyak 629 jiwa dengan jumlah

1.260 KK.

4.3.1Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pembangunan pendidikan dititik beratkan pada peningkatan mutu dan

perluasan kesempatan belajar disemua jenjang pendidikan mulai dari taman

kanak-kanak sampai pada perguruan tinggi. Upaya penigkatan pendidikan yang

ingin dicapai tersebut agar menghasilkan manusia yang berkualitas, sedangkan

perluasan kesempatan belajar dimaksudkan agar penduduk usai sekolah setiap

tahunnya mengalami peningkatan sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk.

Tingkat pendidikan di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten

Takalar umunya meratadari tingkat pendidikan rendah sampai tingkat pendidikan

tinggi. Hal ini disebabkan karena banyak diantara mereka yang menyadari betapa

pendidikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk lebih jelasnnya table 3 berikut ini

akan diuraikan komposisi tingkat pendidikan penduduk Desa Boddia Kecamatan

Galesong Kabupaten Takalar secara rinci.

Page 39: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

35

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Desa Boddia

Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Tidak Sekolah

Belum Tamat SD

TK

SD

SMP

SMA

D3

S1

S2

620

275

41

385

250

75

52

20

3

36,02

15,97

2,38

22,37

14,52

4,35

3,02

1,16

0,17

Jumlah 1.721 100,00

Sumber : Data Sekunder Desa Boddia, 2014

Tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk di Desa Boddia

Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar dengan Persentase Teebesar adalah

36,02 % yaitu tidak sekolah sedangkan persentase terkecil adalah 0,17 % yaitu

tingkat pendidikan S2.

Kondisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan tersebut pada dasarnya

masih tergolong rendah, karena umumnya masih banyak penduduk tidak sekolah.

Minimnya tingkat pendidikan di desa boddia disebabkan karena keterbatas biaya.

4.3.2Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk merupakan sumber pendapatan utama bagi

masyarakat, dimana umunya penduduk di Desa Boddia dalam memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari mereka senantiasa melaksanakan berbagai aktivitas,

baik sector pertanian, perikanan, industri kecil maupun jasa. Untuk mengetahui

lebih lanjut mengenai keadaan penduduk berdasarkan mata pencaharian penduduk

di Desa Boddia dapat dilihat pada table 4 berikut.

Page 40: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

36

Tabel 4. Jumlah penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Di Desa Boddia

Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

Petani

Buruh Tani

Nelayan

Pedagang

Pengusaha

Karyawan

Pengrajin

Montir

PNS

TNI/POLRI

Buruh Bangunan

Tukang Batu

375

210

345

89

15

45

25

7

53

20

42

55

29,27

16,39

26,93

6,94

1,17

3,51

1,95

0,54

4,13

1,56

3,27

4,29

Jumlah 1.281 100

Sumber : Data Sekunder Desa Boddia, 2014

Tabel 4 menunjukkan bahwa jenis mata pencaharian penduduk di Desa

Boddia yaitu pada sektor pertanian mencapai 375 orang dari total penduduk atau

setara dengan 29,27 % . hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan penduduk di

desa boddia mengandalkan sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya.

4.4 Sarana Dan Prasarana

Sarana adalah alat yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan,

sedangkan prasarana adalah jembatan untuk menuju ketingkat sarana. Aktivitas

dan kegiatas suatu desa tergantung dari sarana dan prasarananya. Oleh sebab itu,

sarana dan prasarana social ekonomi merupakan salah satu faktor penentu

keberhasilan dalam bidang pembangunan di suatu desa. Untuk lebih jelasnya

sarana dan prasarana yang ada di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten

Takalar dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.

Page 41: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

37

Tabel 5 . Jumlah Sarana Dan Prasarana Yang Ada Di Desa Boddia Kecamatan

Galesong Kabupaten Takalar

No Jenis Sarana Dan Prasarana Jumlah (Buah) Persentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Traktor

candu

penggiling padi

penyemprot/sprayer

Pompa Air

TK

SD

SMP

SMK

Kantor Desa

Kantor Danramil

Kantor Camat

Perkuburan

Mesjid

37

2

9

31

42

1

3

2

1

1

1

1

5

7

25,87

1.39

6,29

21,67

29,37

0,69

2,09

1,39

0,69

0,69

0,69

0,69

3,49

4,89

Jumlah 143 100

Sumber : Data sekunder Desa Boddia, 2014

Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di Desa

Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar terdiri dari sarana dan prasarana

berkaitan dengan fasilitas yang ada. Sehingga jumlah jenis sarana dan prasarana di

Desa Boddia merupakan salah satu faktor pendukung bagi masyarakat yang ikut

dalam membangun pertanian.

4.5 Kondisi Pertanian

Pertanian dalam pengertian luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan

pemnafaatan makhluk hidup untuk kepentingan manusia, dalam arti sempit

pertanian juga diartikan juga sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk

membudidayakan jenis tanaman tertentu.

Page 42: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

38

Semua kegiatan petanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga

memerlukan dasar-dasar yang sama akan pengelolaan tempat usaha. Dua ciri

penting pertanian selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses

produksi memliki resiko yang cukup tinggi.

Pertanian tanaman pangan merupakan salah satu sektor dimana tanaman

pangan yang dihasilkan menjadi kebutuhan hidup masyarakat. Kabupaten takalar

sebagian tanahnya merupakan tanah pertanian yang memiliki potensi yang cukup

baik bagi perkembangan tanaman pangan, hortikultur dan agro industri.

4.5.1.Luas Lahan Pertanian

Kecenderungan penggunaan lahan di setiap daerah berbeda, spesifikasi

pemanfaatan lahan lebih banyak ditentukan oleh tingkat daya dukung lahan dan

sangat tergantung pada tingkat pengetahuan manusia, serta dapat pula disebabkan

oleh orientasi sosial masyarakat. Pola penggunaan lahan dapat dilihat pada Tabel

6 dibawah ini.

Tabel 6. Pola Penggunaan Lahan Pertanian di Desa Boddia Kecamatan Galesong

Kabupaten Takalar, 2015

No Jenis Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

1.

2.

Sawah

Tadah Hujan

Irigasi Teknis

Ladang

136,10

18

1,5

87,46

11,56

0,96

Jumlah 155,6 100

Sumber : Data Sekunder Desa Boddia, 2014

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa desa boddia termasuk wilayah

yang berpotensi dalam pengembangan bidang pertanian karena memiliki luas

lahan tadah hujan seluas 136,10 Ha atau Setara dengan 87,46 %.

Page 43: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

39

Dengan kondisi wilayah yang mendukung untuk pertanian khususnya untuk

tanaman pangan baik di lahan tadah hujan, irigasi tehnis atau lading maka perlu

pengembangan lebih lanjut guna untuk meningkatkan hasil produksi pertanian

dengan mengadopsi inovasi baru yang dinilai dapat memberikan keuntungan.

Dengan memperhatikan alokasi tata guna lahan yang ada, maka kabupaten takalar

terkhusus di desa boddia berpotensi untuk mengembangkan komoditas tanaman

pangan (padi) karena memiliki luas lahan yang relatif luas.

4.5.2 Kelembagaan Petani

Kelembagaan petani merupakan lembaga yang ditumbuh kembangkan dari,

oleh dan untuk petani guna memperkuat kerjasama dalam meperjuangkan

kepentingan petani dalam bentuk kelompok tani (Poktan) dan gabungan kelompok

tani (Gapoktan). Selain itu, kelompok tani dengan lembaga petani mempunyai

peran penting dan strategis dalam pertumbuhan ekonomi diwilayah pedesaan.

Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar mempunyai satu orang

penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan satu orang babingsa sebagai pendamping

penyuluh dan Sembilan kelompok tani dimana setiap kelompok tani berjumlah 25

anggota.

Page 44: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

40

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden

Petani adalah setiap orang yang melaukan usaha untukmemenuhi sebagian

atau seluruh kebutuhan hidupnya dibidang pertanian dalam arti luas meliputi

usahatani pertanian, peternakan (termasuk penangkapan ikan), dan penmungutan

hasil laut.

Identitas responden menggambarkan suatu kondisi atau keadaan serta status

dari responden tersebut. Identitas seseorang responden dapat memberikan

informasi tentang keadaan usaha taninya, terutama kemandirian petani

dalambudidaya padi dengan sistem tanam jajar legowo. Informasi-informasi

mengenai identitas responden sangat penting untuk diketahui karena merupakan

salah satu hal yang dapat memperlancar proses penelitian. Berikut ini identitas

responden yang berhasil dikumpulkan di lapangan.

5.1.1.Umur Responden

Umur atau yang biasa disebut usia adalah satuan waktu yang mengukur

waktu keberadaan suatu nakhluk atau benda, baik dalam keadaan hidup maupun

mati. Umur sangat berpengaruh dalam aktivitas dan pekerjaan seseorang, begitu

juga dalam melakukan aktivitas tani, umumnya umur mempengaruhi kekuatan

fisik dan pola fikir seseorang.

Pada umunya petani yang berusia lebih muda memiliki kemampuan fisik

yang lebih kuat dibanding petani yang telah berusia lanjut dan tua, (Anonim ,

2013). Umur sangat mempengaruhi seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-

Page 45: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

41

hari, serta berhubungan dengan ketahanan fisik tubuhnya, pengalaman dalam

bekerja dan pengalaman dalam berfikir. Pada umumnya seseorang yang berusia

muda dan sehat mempunyai ketahanan fisik yang lebih besar dan kuat jika

dibanding dengan seseorang yang usianya sudah tua, tapi jika dilihat dari aspek

pengalaman yang lebih tua mempunyai pengalaman lebih banyak dan hal ini

sangat berpengaruh terhadapar pola pikir seseorang (Patong, 2006).

Responden yang diamati dalam penelitian ini adalah Petani yang ada di

Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. Berikut umur responden

petani dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini.

Tabel 7. Jumlah dan Persentase Responden Berdasaran Tingkat Umur, di Desa

Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 2015.

No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

27-34

35-42

43-50

51-58

59-66

9

4

2

-

3

50

22,22

11,12

-

16,66

Jumlah 18 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014.

Berdasarkan Tabel 7 di atas, terlihat bahwa umur responden 27 - 34 tahun

sebanyak 9 orang atau 50%, kemudian Petani yang berumur 35 - 42 sebanyak 4

orang atau 22,22 %, yang berumur 43 - 50 tahun sebanyak 2 orang atau 11,12%,

sedangkan yang berumur 51 - 58 tidak ada, dan terakhir yang berumur 59 - 66

sebanyak 3 orang atau 16,66 % Jadi persentase yang paling tertinggi adalah umur

27 - 34 tahun sebanyak 9 orang atau 50 % sedangkan persentase yang

terendahadalah umur 51 - 58. Hal ini menunjukkan bahwa responden dalam

Page 46: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

42

penelitian ini memiliki usia yang berbeda-beda, sehingga petani dapat menerima

pengetahuan dan informasi tentang kemandirian petani dalam budidaya padi

dengan sistem tanam jajar legowo pada tanaman padi.

5.1.2.Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan responden sangat mempengaruhi cara berfikir serta

bertindak dalam pengambilan keputusan seseorang dalam menjalankan

pekerjaannya. Secara umum tingkat pendidikan yang lebih tinggi yang ditunjang

berbagai pengalaman akan dapat mempengaruhi pula peningkatan peningkatan

dalam memperoleh hidup yang layak. Pendidikan yang lebih tinggi akan

mempengaruhi cara berfikir yang lebih agresif, mudah memahami dan menerima

inovasi baru serta terbuka dalam menerima perubahan.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan patong (2004), bahwa Pendidikan

pada umumnya akan mempengaruhi car berfikir seseorang. Pendidikan yang

relatif tinggi menyebabkan seseorang lebih dinamis dalam menerima teknologi

baru. Semakin koopertif petani dalam menerima dan menerapkan inovasi atau

teknologi baru, maka secara langsung akan berpengaruh terhadap peningkatan

produksi usahatani.

Menyangkut tingkat pendidikan responden, hasil penelitian menunjukkan

bahwa tingkat pendidikan petani responden terbagi atas tiga, yaitu SD, SMP, dan

SMA . Karakteristik tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 9.

Page 47: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

43

Tabel 8. Tingkat Pendidikan Responden di Desa Boddia Kecamatan Galesong

Kabupaten Takalar, 2015.

No Tingkat Pendidikan Jumlah Reponden

(Orang)

Persentase (%)

1.

2.

3.

4.

Tidak Sekolah

SD

SMP

SMA

3

6

5

4

16,66

33,34

27,77

22,23

Jumlah 18 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014.

Tabel 8 di atas, menunjukkan bahwa petani responden yang memiliki

pendidikan rendah. Dimana 6 orang atau 33,34% dari total jumlah responden

mempunyai tingkat pendidikan Sekolah Dasar, SMP/sederajat sebanyak 5 orang

atau 27,77 % dan SMA/sederajat sebanyak 4 orang atau 22,23% bahkan

diantaranya ada yang tidak pernah sekolah sebanyak 3 orang atau 16,66% .

Melihat pemaparan berdasarkan tingkat pendidikan responden diatas pada

tabel 8, bahwa responden mempunyai tingkat pendidikan lebih tinggi mempunyai

pengetahuan lebih luas dalam menerima informasi teknologi lebih cepat dibanding

dengan responden yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Namun pendidikan

formal bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan petani tahu, mampu dan

menerapkan teknologi tetapi sangat bergantung pada tingkat kemandirian petani

tersebut dalam mengelolah usahataninya, luas lahan dan jumlah tanggungan

keluarga yang memaksa petani responden untuk berupaya dalam meningkatkan

produksi dan pendapatan usahataninya.

Page 48: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

44

5.1.3.Jumlah Tanggungan Keluarga Responden

Jumlah tanggungan keluarga merupakan salah satu potensi sumberdaya

manusia yang dapat menunjang kegiatan usahatani namun dapat pula menjadi

beban ekonomi dari kepala keluarga yang bersangkutan jika memiliki sumber

daya modal dan lahan yang terbatas, untuk memanfaatkan sumber daya manusia

tersebut secara produktif. Hal ini berakibat pada rendahnya tingkat kesejahteraan

keluarga, karena disatu sisi sumber pendapatan yang terbatas sebagai akibat dari

keterbatasan kepemilikan sumberdaya, dan disisi lain anggota keluarga yang

ditanggung jumlahnya besar berimplikasi pada besarnya pula biaya untuk menuhi

kebutuhan hidupnya.

Penggambaran tentang jumlah anggota keluarga petani bertujuan untuk

melihat seberapa besar tanggungan keluarga tersebut. Keluarga petani terdiri dari

petani itu sendiri sebagai kepala keluarga, istri, anak dan tanggungan lainnya yang

berstatus tinggal bersama dalam satu keluarga. Sebahagian besar petani yang ada

di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar menggunakan tenaga

kerja yang berasal dari anggota keluarga sendiri yang secara tidak langsung

merupakan tanggungjawab kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan

keluarganya. Tanggungan keluarga petani responden dapat disajikan pada tabel 10

berikut ini.

Page 49: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

45

Tabel 9. Identitas Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di Desa

BoddiaKecamatan Galesong Kabupaten Takalar, 2015.

No Jumlah Tanggungan

Keluarga (Orang)

Jumlah Responden

(Orang)

Persentase

(%)

1.

2.

3.

1 – 2

3 - 4

5 – 6

4

10

4

22,22

55,56

22,22

Jumlah 18 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014.

Tabel 9 diatas menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga responden

antara 1-2 sebanyak 4 orang atau 22,22%, kemudian 3-4 sebanyak 10 orang atau

55,55%, dan 5-6 orang sebanyak 4 orang atau 22,22%, jumlah tanggungan

keluarga paling banyak adalah 3-4 yaitu 10 orang atau 55,56%. Keadaan demikian

sangat mempengaruhi terhadap tingkat kemandirian petani untuk

mensejahterahkan keluarganya dan untuk meningkatkan produksi dalam

memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, seorang petani dengan beban

tanggungan keluarga yang cukup besar, akan selalu berupaya memaksimalkan

kegiatan usahataninya untuk mendapatkan produksi tinggi yang berdampak pada

tingkat pendapatan dan kesejahteraan keluarga. Hal ini sesuia dengan pendapat

mubyanto (2005), menyatakan bahwa berusahatani sebagian besar tenaga kerja

berasal dari keluarga petani itu sendiri atas ayah sebagai kepala rumah tangga,

istri dan anak. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani memegang peranan

penting dan merupakan sumbangan keluarga pada produksi secara keseluruhan.

Page 50: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

46

5.1.4.Luas Lahan

Luas lahan merupakan media tumbuh suatu tanaman, tempat hewan dan

manusia melakukan aktivitas kehidupannya. Luas lahan sangat mempengaruhi

petani dalam mengambil keputusan dan kebijakan dalam hal penggunaan bibit,

pupuk, obat-obatan dan peralatan. Oleh karena itu, lahan merupakan salah satu

faktor penting dalam usahatani. Luas lahan petani akan mempengaruhi efisien

atau tidaknya suatu usahatani, karena erat hubungannya dengan biaya yang

dikeluarkan dan produksi yang diterima. Semakin luas lahan dan biaya produksi

yang dikeluarkan biasanya tidak seimbang dengan produksi yang diperoleh. Luas

lahan berdasarkan tingkat kepemilikan lahan rata-rata di Desa Boddia Kecamatan

Galesong Kabupaten Takalar, disajikan pada tabel 11 sebagai berikut:

Tabel 10. Luas Lahan Responden Di Desa Boddia Kecamatan

GalesongKabupaten Takalar, 2015.

No Luas Lahan

(Ha)

Jumlah Responden

(Orang)

Persentase

(%)

1.

2.

3.

4.

5.

0,32 – 0,43

0,44 - 0,55

0,56 – 0,67

0,68 - 0,79

0,80 - 0,91

3

6

1

3

5

16,67

33,33

5,55

16,67

27,78

Jumlah 18 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014

Tabel 10 diatas, menunjukkan bahwa Petani responden yang memiliki luas

lahan 0,32-0,43 Ha sebanyak 3 Orang atau 16,67 %, dan petani responden yang

memiliki luas lahan 0,44 -0,55 Ha sebanyak 6 Orang atau 33,33 %, kemudian

yang memilik luas lahan 0,56-0,67 Ha sebanyak 1 orang atau 5,55% sedangkan

petani responden yang memiliki luas lahan 0,68 - 0,79 sebanyak 3 orang atau

Page 51: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

47

16,67% dan terakhir petani responden yang memiliki luas lahan 0,80-0,91

sebanyak 5 orang atau 27,78%. Jadi persentase yang paling tertinggi adalah 0,44 -

0,55 Ha sebanyak 6 orang atau 33,33%. Dengan demikian pemilihan lahan

tersebut di atas sangat memunkinkan untuk di tanami padi dengan sistem jajar

legowo oleh petani, sehingga petani diharapkan dapat memanfaatkan lahan secara

optimal untuk meningkatkan produksi dan pendapatan serta kesejahteraan bagi

petani. Demikian juga kemandirian petani sangat berperan serta dalam

meningkatkan produksi padi tersebut.

5.1.5 Pengalaman Usaha Tani

Pengalaman dapat dilihat dari lamanya seorang petani menekuni suatu

usahatani. Semakin lama petani melakukan usahanya maka semakin besar

pengalaman yang dimiliki. Dengan pengalaman yang cukup besar akan

berkembang suatu keterampilan dan keahlian dalam menentukan cara yang lebih

tepat secara efektif dan efisien. Pengalamam usaha tani responden di Desa

Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar sebagai berikut :

Tabel 11. Indentitas responden berdasarkan Pengalaman Usaha Tani di Desa

Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 2015.

No Pengalaman Usahatani

(Tahun)

Jumlah Responden

(Orang)

Persentase

(%)

1.

2.

3.

4.

5.

5-12

13-20

21-28

29-36

37-44

6

4

4

2

2

33,33

22,22

22,22

11,11

11,11

Jumlah 18 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015

Page 52: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

48

Tabel 11 dapat dijelaskan bahwa pengalaman usahatani petani responden 5

-12 tahun sebanyak 33,33 %, 13 – 20 tahun sebanyak 22,22%, 21 – 28 sebanyak

22,22%, kemudian 29 – 36 tahun sebanyak 11,11%, danumur 37 – 44 tahun

sebanyak 11,11%. Pengalaman berusahatani sangat erat hubungannya dengan

keinginan petani mengembangkan usahataninya, khususnya berhubungan dengan

keinginan petani mengetahui informasi yang lebih banyak yang berhubungan

dengan pengembangan usahatani padi dengan sistem jajar legowo melalui

penyuluhan pertanian. Sesuai dengan pendapat soekartawi (2006), bahwa

pengalaman berusahatani yang cukup lama menjadikan petani lebih matang dan

lebih hati-hati dalam mengambil keputusan terhadap usahataninya. Kegagalan

dimasa lalu dapat dijadikan pelajaran sehingga ia lebih berhati-hati dalam

bertindak sedangkan petani yang kurang berpengalaman umunya lebih cepat

dalam mengambil keputusankarena lebih berani menaggung resiko.

5.2. Kemandirian Petani dalam budidaya padi

5.2.1 Kemandirian Petani

Petani yang mandiri adalah hal yang diinginkan sejak dahulu. Keinginan

tersebut yang menjadikan dasar bagi pengembangan suatu sistem pendidikan

pertanian untuk petani yang lazim disebut penyuluhan pertanian. Dalam

perjalanan waktu penyelenggaraan penyuluhan pertanian belum dapat

mempertahankan kemurniannya sebagai mitra petani untuk mengembangkan

kemampuan sesuai keinginan dan kesempatannya menuju kemandirian. Untuk

menunjang pengembangan potensi dan kemandirian petani maka perlu

Page 53: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

49

perencanaan pembangunan yang terarah dan terpadu, termasuk membuat rencana

kerja penyuluhan pertanian yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam

melakasanakan penyuluhan pertanian, termasuk pula didalamnya meningkatkan

efektivitas kerja setiap petaniyang berada didaerah tersebut.

Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar merupakan salah

satu daerah pengembangan agraris atau tanaman pangan yang diarahkan kepada

upaya yang dapat ditempuh dalam rangka melakukan budidaya padi diantaranya

intensifikasi pertanian yaitu pengolahan lahan yang ada dengan sebaik-baiknya

seperti dalam rangka persiapan benih, persemaian, pengolahan tanah dan

pemupukan dasar, penanaman, pemeliharaan, pemupukan susulan pengendalian

hama dan penyakit dan yang terakhir panen. apakah dalam melakukan budidaya

padi dengan sitem jajar legowo tersebut petani sudah mandiri atau belum. Mandiri

diartikan sebagai suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak

bebas, melakukan sesuau atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhan sendiri

tanpa bantuan dari orang lain, maupun berpikir dan bertindak orginal/kreatif, dan

penuh inisiatif mampu mempengaruhi lingkungan mempunyai rasa percaya diri

dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

Adanya petani yang berperan aktif dalam setiap kegiatannya dapat

menunjang kemandirian petani tersebut dalam membudidayakan padi disuatu

lahan garapannya. Setelah dilakukannya penelitiaan bahwa petani yang ada di

Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar pada kenyataannya dapat

dikatakan mandiri karena kemampuannya dalam mengambil keputusan sesuai

dengan perkembangan dan kebutuhan para petani, kemudian bertindak sesuai

Page 54: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

50

keadaan yang ada tanpa bantuan dari orang lain, dan yang terakhir melaksanakan

atau melakukan atas dorongan diri sendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Tabel 12Berikut ini.

Tabel 12. Identifikasi Responden Terhadap Kemandirian Petani Dalam Budidaya

PadiDi Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, 2015

No. Uraian Nilai Kategori

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Persiapan Bibit

Persemaian

Pengolahan Tanah

Penanaman Padi

Pemupukan Dasar

Pemeliharaan Tanaman Padi

Panen

2,53

2,51

2,33

2,42

2,46

2,46

2,24

Mandiri

Mandiri

Sedang

Mandiri

Mandiri

Mandiri

Sedang

Jumlah 16,95

Rata-Rata 2,42 Mandiri

Sumber : Data Primer setelah diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 12 diatas menunjukkan bahwa kemandirian petani

dalam budidaya padi dengan sistem jajar legowo terkhusus dalam persiapan benih

dari hasil pengamatan dilapangan sudah bisa dikategorikan sebagai petani yang

mandiri dengan nilai yang telah diolah 2,53 masuk dalam kategori mandiri, hal ini

disebabkan karena petani sendiri yang melakukan persiapan benih dengan cara

menyiapakan benih padi setelah waktu panen. Petani biasanya menyimpan benih

untuk penanaman padi berikutnya, kemudian petani itu sendiri yang menyediakan

benih tanpa adanya kontribusi atau bantuan dari orang lain dalam melakukan

persiapan benih. bibit Petani yang mandiri adalah petani yang mampu memilih

mana benih yang berkualitas dan tidak berkualitas untuk dijadikan sebagai benih,

sebelum persemaian petani melakukan perendaman benih padi dalam suatu wadah

atau baskom. Perendaman berfungsi untuk mengetahui benih yang memiliki isi

Page 55: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

51

dan tidak memiliki isi (kosong), perendaman benih ini dilakukan selama satu hari.

Setelah perendaman selama satu hari, benih ditiriskan dan dimasukkan ke dalam

karung. Kegiatan ini dilakukan untuk mempermudah dalam proses

perkecambahan benih. Berdasarkan hasil penelitian terhadap persiapan benih,

petani tidak mengalami kendala dan dibantu oleh orang lain berarti petani tersebut

bisa diklasifikasikan sebagai petani yang mandiri dalam hal persiapan benih.

Berdasarkan penelitian hasil olah data dalam hal budidaya padi khususnya

ditahap persemaian benih pada tabel 12 dengan nilai 2,51 masuk dalam kategori

mandiri, hal ini menunjukan bahwa tingkat kemandirian petani dalam bertindak,

mengambil keputusan dan melakukan persemaian benih sudah dapat dikatakan

mandiri karena sebelum disemaikan petani telah menyiapakan tempat atau lahan

untuk persemaian dengan cara membuat lahan dalam bentuk petakan sesuai

dengan luas lahan yang akan ditanami. Petakan yang sudah dibentuk diolah

tanhnya hingga gembur, proses selanjutnya yaitu pemberian air ke dalam petakan

agar tekstur tanahnya berlumpur. Hal ini dilakukan untuk mempermudah benih

yang ditabur bisa langsung melekat pada permukaan tanah, kemudian juga untuk

mempermudah dalam pencabutan apabila sudah siap untuk dicabut atau

dipindahkan dalam bentuk siap tanam. Tahap ini dilakukan petani itu sendiri tanpa

adanya bantuan dari orang lain begitupun dalam pengambilan keputusan alasanya

karena petani itu yang bertindak melakukan persemaian atas dorongan sendiri

serta tanpa bantuan orang lain seperti menentukan berapa banyak atau jumlah

(kilo) benih yang akan disemaikan. Petani terkadang mengalami kendala dalam

melakukan persemaian seperti serangan hama yaitu burung, tikus dan keong

Page 56: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

52

masbiasanya datang memakan benih tersebut namun hal itu bisa ditangani oleh

tingkat kemandirian petani itu sendiri dalam menangani suatu masalah yang

dihadapinya. Oleh karena itu, kemandirian petani sangat bermanfaat terhadap

kegiatan persemaian benih.

Berdasarkan hasil penelitian di Desa Boddia Kecamatan Galesong

Kabupaten Takalar dalam hal budidaya padi dengan sistem jajar legowo terkhusus

tahapan pengolahan tanah dari hasil olah data pada tabel 12 dengan nilai 2,33

masuk dalam kategori sedang mandiri. Hal ini disebabkan para petani masih

bergantung pada bantuan orang lain, dalam melakukan pengolahan tanah petani

masih menggunakan tenaga kerja bantuan keluarga dan tenaga kerja bayaran.

Petani akan mengolah tanahnya apabila ada keputusan dari tenaga kerja bantuan

dari keluarga dan tenaga kerja bayaran sehingga pengolahan tanah dapat

terealisasikan sesuai dengan keinginan petani. Petani biasanya membutuhkan

tenaga kerja bantuan dari keluarga dan tenaga kerja bayaran karena hal ini

berhubungan dengan luas lahan petani yang relatif luas yang menyebakan petani

belum mampu melakukan pengolahan tanah sendiri tanpa bantuan dari orang lain,

kemudian kendala yang dialami petani dalam pengolahan tanah yaitu masih

minimnya pengadaan traktor yang digunakan untuk mengolah tanah sehingga

menyebabkan petani memakai atau menyewa traktor orang lain untuk mengolah

lahan pertaniannya

Kemandirian petani dalam melakukan budidaya tanaman padi dengan

tahapan penanaman tanaman padi, setelah melakukan penelitian di Desa Boddia

dari hasil olah data pada tabel 12 dengan nilai 2,42 masuk dalam kategori mandiri.

Page 57: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

53

Petani menanam padi atas dorongan diri sendiri dan untuk kebutuhan sendiri,

petani dalam melakukan penanaman selalu mengambil keputusan sesuai dengan

perkembangan para petani. Petani sebelum melakukan penanaman padi dengan

sistem jajar legowo 2:1, petani merancang atau membuat suatu alat untuk

mempermudah proses penanaman jajar legowo. Alat yang digunakan itu sudah

diukur jarak dan lebarnya sehingga tanaman padi terlihat rapi pada saat

penanaman. Penanaman padi dengan jajar legowo dilakukan petani dengan cara

bekerjasama melalui bantuan tenaga kerja keluarga karena penanaman padi

dengan jajar legowo relatif rumit, tingkat kesulitan menanam jajar legowo yaitu

membutuhkan waktu yang lama dan alatnya dipindah-pindahkan setelah

penanaman sampai pada pinggir pematangan sawah. Terkadang petani biasa

mengalami kendala dalam proses penanaman tapi kendala yang dihadapi oleh

petani harus dikemukenali dan diantisipasi sesuai dengan pengetahuan,

pengalaman dan tingkat kemandirian petani itu sendiri dalam melakukan

penanaman padi , petani yang mandiri mampu keluar dari suatu permasalahan

tanpa adanya bantuan dari orang lain, bertindak dan berani mengambil keputusan

sehingga suatu petani bisa dikategorikan sebagai petani yang mandiri dalam hal

penanaman padi dengan sistem jajar legowo 2:1.

Petani di Desa Boddia setelah dilakukan penelitian pada budidaya padi

pada tahapan pemupukan dasar dari hasil olah data tabel 12 dengan nilai 2,46

masuk dalam kategori mandiri. Petani bertindak melakukan pemupukan dasar

serta mengambil keputusan sesuai dengan kebutuhan, pemupukan dasar

direalisasikan setelah penanam 12 sampai 15 hari setelah tanam (Hst). Hal ini

Page 58: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

54

disebabkan karena petani itu sendiri yang menyiapkan pupuk yang akan

digunakan dalam pemupukan dasar tanpa dibantu orang lain, pemupukan dasar

dilakukan oleh petani itu sendiri juga tanpa bantuan orang lain dan atas dorongan

sendiri begitupun dalam mengambil keputusan responden tersebut yang

menentukan jenis pupuk apa yang digunakan dalam pemupukan dasar serta

menentukan waktu pemupukan. Hal ini ada kaitannya dengan tingkat pendidikan

petani, mereka berpendapat bahwa menggunakan tenaga kerja orang lain dapat

mengeluarkan biaya yang banyak kemudian cara kerjanya kurang maksimal jadi

petani sendiri yang mengerjakan dan mengambil keputusan sendiri dalam

melakukan pemupukan dasar. Terkadang petani menemukan suatu kendala dalam

pemupukan dasar karena tidak tahu berapa jumlah pupuk yang akan dipakai

dengan luas lahan relatif luas tapi kendala itu dapat dikemukenali petani melalui

pengalaman dan tingkat kemandirian petani itu sendiri. pemupukan dasar dengan

menggunakan sistem jajar legowo, petani lebih mudah dan leluasa melakukan

pemupukan dasar karena memiliki jarak antar barisan yang relatif luas dibanding

dengan jarak tanam biasa.

Berbagai tahapan yang dilakukan dalam budiaya padi salah satunya yaitu

pemeliharaan tanaman padi, setelah melakukan penelitian di Desa Boddia

berdasarkan hasil olah data dengan nilai 2,46 masuk dalam kategori mandiri.

Kategori mandiri baik dalam bertindak dalam pemeliharaan tanaman padi serta

melakukan pemeliharaan tanaman padi terlebih lagi dalam pengambilan

keputusan, alasannya karena petani itu sendiri yang melakukan pemeliharaan

tanaman padi mulai dari penanggulangan hama dan penyakit, mengatur keluar

Page 59: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

55

masuknya air pada tanaman padi, melakukan penyulaman terhadap padi yang

tumbuh atau mati, membersihkan gulma sekitar area tanaman padi, serta

melakukan pemupukan dan semua itu dilakukan sendiri tanpa adanya bantuan dari

orang lain. Kemudian dalam pengambilan tindakan dan keputusan petani itu juga

melakunnya sendiri dengan hal menentukan jenis pestisida yang digunakan untuk

memberantas hama dan penyakit, kemudian jenis pupuk apa yang digunakan

untuk pemeliharaan tanaman padi serta menentukan kapan waktu dilakukannya

pemberantasan hama, penyakit dan waktu pemupukan tanaman padi supaya

produksi tanaman padi dapat meningkat secara signifikan sesuai dengan keinginan

dan kebutuhan para petani. Hal ini berhubungan dengan pengalaman petani itu

sendiri karena petani bisa karena biasa melakukan sendiri atau dalam bentuk

kerjasama karena dari pengalaman-pengalaman yang telah dialaminya, petani juga

pintar mencari informasi tentang pertanian dalam hal budidaya padi atau sesame

petani yang lebih berpengalaman sehingga responden tersebut mampu melakukan

sendiri tanpa bantuan dari orang lain sehingga mengurangi biaya dalam

pemeliharaan tanaman padi.

Berdasarkan Tabel 12 menunjukkan bahwa kemandirian petani dalam

budidaya padi dengan sistem jajar legowo tekhusus dalam panen dari hasil

pengamatan dilapangan di Desa Boddia sudah bisa dikategorikan sebagai petani

yang sedang mandiri dengan nilai yang telah diolah 2,24 masuk dalam kategori

sedang mandiri baik dalam pengambilan keputusan, bertindak serta melakukan

panen. Hal ini disebabkan para petani dalam pengambilan keputusan tidak bisa

menentukan sendiri melaikan harus mendatangi tenaga kerja bantuan keluarga dan

Page 60: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

56

tenaga kerja lainnya. Waktu panen petani memberitahukan kepada tenaga kerja

yang melakukan panen agar sekiranya ada persetujuan antar dua belah pihak,

antara pemilik lahan dan tenaga kerja yang bertindak melakukan panen. Alat yang

digunakan petani biasa ditentukan oleh petani itu sendiri, pada saat panen petani

mendatangkan mesin pemotong padi ketika tidak ada tenaga kerja bayaran dan

petani yang ada di Desa boddia biasanya memanen padinya menggunakan tenaga

bantuan keluarga dengan mengunakan alat secara tradisional yaitusabit untuk

memotong batang padi .

Page 61: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

57

V1. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kemandirian petani

khususnya dalam budidaya padi dengan sistem jajar legowo kategori tinggi,

sedang dan rendah. Untuk kategori tingkat kemandirian yang sedang mandiri

dalam hal budididaya padi yaitu diantaranya dalam tahapan pengolahan tanah

2,33, dan panen 2,24. Sedangkan untuk kategori dengan tingkat kemandirin

masuk kategori tinggi atau mandiri dalam hal budidaya padi diantaranya yaitu

dalam tahapan persiapan benih 2,53, persemaian 2,51, penanaman padi 2,42,

pemupukan dasar 2,46, dan yang terakhir pemeliharaan tanaman padi 2,46.

Sehingga jika dirata-ratakan dari kategori rendah, sedang dan tinggi maka hasil

yang didapatkan masuk kategori tinggi atau sudah mandiri dalam melakukan

budidaya padi dengan sistem jajar legowo.

6.2. Saran

Dengan mandirinya seseorang petani di Desa Boddia Kecamatan Galesong

Kabupaten Takalar kiranya penyuluh datang memberikan informasi terkait dalam

budidaya padi dengan sistem jajar sehingga kemandirian petani semakin

meningkat, kepada pihak terkait baik intansi atau lembaga supaya memberikan

materi-materi penyuluhan pertanian yang baik dan benar kepada petani, dan

sebagai tambahan referensi terkait kemandirian petani dalam budidaya padi

dengan sistem jajar legowo.

Page 62: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

58

DAFTAR PUSTAKA

Aksi Agraris Kansius. 2003. Budidaya tanaman padi. Kanisius, Yogyakarta.

Anonim A, 2008.Metode-Meningkatkan-Produksi-

Pertanianhttp://andreasdamanik14.wordpress.com/2012/12/04/.Diakses pa

da tanggal 14 april 2014

B, 2008.Penerapan sistem tanam legowo pada tanaman padi. Direktorat

tanaman pangan. Depeartemen pertanian. Jakarta

C. 2013.http:// petunjuk budidaya Padi. /2013/01/budidaya-tanaman

padi sawah.html.Diakses tanggal 5 April 2014

D.2013.Tanaman padi sistem tanam jajar legowo. Diakses melalui

http://sekarmadjapahit.wordpress.com/2012/01/30/tanaman-padi-sistem-

jajar-legowo/ pada tanggal 13 oktober 2013

E. 2013. Teknik budidaya tanaman padi. Diakses melalui

http://newfachrulislami.com/2013/10/teknik-budidaya-tanaman-padi.html

pada tanggal 25 Mei 2015

Anantanyu, S. 2004. Gambaran kemiskinan petani dan alternatif pemecahan

masalahnya. Alfabeta. Jakarta

Antonius 2002. Pengaruh Kemandirian Terhadap Interaksi Sosial Pada Remaja.

Skripsi (Tidak Terbit) Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang.

BPS, 2012. Badan pusat statistik. Kabupaten takalar

BPS dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2013. Statistik pertanian2013.

Jakarta.

Balai pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian (BP2TP). Cara tanam

jajar legowo. Bogor.2009. diakses melalui Http://www.pustakadeptan.go.id

10 september 2010, pukul 10.00 wib

Daniel, 2007. Analisis Strategi Pemberdayaan Petani Dalam Minapadi Lahan

Sawah Irigasi.Balai pengkajian Teknologi Pertanian, Medan.

Danje T. Sembel, B. 2012. Dasar-dasar Perlindungan tanaman. Penerbit Andy

Yogyakarta.

Page 63: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

59

Landsberger, Henry A. dan Alexandrov, Yu.G. 2004. Pergolakan Petani Dan

Perubahan Sosial. Diterjemahkan Oleh Aswab Mahsani. Jakarta:Cv.

Rajawali

Maharani Puspita, Nining Rahayu, Novialita Herlina, Novita Chrisna. 2013.

Pengolahan Tanah, Penanaman Dan Pemupukan Pada Tanaman Padi.

Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Marsuki S, 2001. Pengertian Kelembagaan Kemandirian Penyuluhan. Peneliti

Hukum. Org/tag. Diakses pada Tanggal 5 November 2013

Mubyanto, 2005. Pola Pikir Dalam Berusahatani. PT. Gramedia Pustaka Umum,

Jakarta

Nazam M, 2007. Mina Padi Legowo. Rekomendasi Teknologi Pertanian,

BPTPMataram.

Nurul Aisyah, 2008. Budidaya Tanaman Padi Sawah. Diakses

MelaluiHttp://nurulaisyah2.mywapblog.com/Laporan-Budidaya-Tanaman-

Padi-Sawah. pada tanggal 12 0tober 2015.

Patong, 2006. Pola Pikir Petani. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Pahruddin, A, Maripul dan Rido, P. 2004. Cara Tanam Padi Sistem Legowo

Mendukung Usaha Tani di Desa Bojong, Cikembar Sukabumi. Buletin

Teknik Pertanian 9 (1).

Puji Wibowo, 2010. Pertumbuhan Dan Produktivitas Galur Harapan Padi (

Oryza Sativa L.) Hibrida. Fakultas Pertanian, Jurusan Agronomi,

Universitas Sebelas Maret.,Surakata.

Ratna, D. dan S.Wahyuni 2002.peningkatan produksi adopsi teknologi SU lebak

tanaman pangan. Pusat pengembangan tanaman pangan, Bogor.

Rodjak, 2006. Manajemen Usaha Tani.Pustaka Gitaguna, Bandung

Soekartawi, 2003. Agribisnis Dan Teori Aplikasinya. PT. Raja Grafindo

Persada.Jakarta

Sutopo, L. 2004. Teknologi Benih. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.s

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Penerbit Alfabeta, Bandung

Syawal. 2001 Proses Pembentukan Potensi Kemandirian Petani. jurnal Sosil

Ekonomi Pertanian

Page 64: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

60

Yusuf, Syamsu, 2008. Psikologi Perkembangan anak dan Remaja. PT Remaja

Rosdakarya. Bandung

Page 65: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

61

LAMPIRAN I.

KUISIONER PENELITIAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Nomor responden :

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Luas lahan garapan :

Pengalaman usaha tani :

Jml tgn keluarga :

Status Lahan : * Pemilik * Penggarap * Sewa

Persiapan Bibit

1. Berapa kali bapak melakukan persiapan bibit selama dua tahun terakhir,

apakah bapak selalu melaksanakan sendiri dalam persiapan bibit atas

dorongan sendiri dan tanpa bantuan orang lain ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak Pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

2. Apakah selama melakukan persiapan bibit bapak selalu bertindak sesuai

dengan keadaan yang ada tanpa bantuan orang lain ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

3. Selama mempersiapkan bibit apakah bapak selalu mengambil keputusan

sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan petani ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

Page 66: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

62

4. Apakah selama persiapan bibit, bapak mengalami kendala dalam persiapan

bibit ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

5. Selama persiapan bibit, Apakah ada orang lain yang mengajari bapak

melakukan persiapan bibit ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

6. Dalam persiapan bibit, Apakah bapak memperhatikan kualitas bibit yang

akan bapak gunakan ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

Persemaian

1. Berapa kali bapak melakukan Persemain selama dua tahun terakhir,

apakah bapak selalu melaksanakan persemaian atas dorongan diri sendiri

dan untuk kebutuhan sendiri ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

2. Apakah selama, melakukan persemain bapak selalu bertindak sesuai

dengan keadaan yang ada tanpa bantuan dari oran lain ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

Page 67: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

63

3. Selama persemaian, apakah bapak selalu mengambil keputusan sesuai

dengan perkembangan dan kebutuhan para petani ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak Pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

4. Apakah selama persemaian bibit, bapak mempersiapkan lahan khusus

untuk persemaian bibit ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

5. Selama persemaian bibit, Apakah ada orang lain yang membantu dan

mengajari bapak melakukan persemaian bibit ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

6. Dalam persemaian bibit, Apakah bapak mengalami kendala selama

persemaian ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

Pengolahan Tanah .

1. Berapa kali bapak melakukan Pengolahan Tanah selama tiga tahun

terakhir, apakah bapak selalu melaksanakan pengolahan tanah atas

dorongan diri sendiri dan tanpa bantuan orang lain ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

Page 68: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

64

2. Apakah selama melakukan pengolahan tanah bapak selalu bertindak sesuai

dengan keadaan yang ada tanpa bantuan dari oran lain ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

3. Selama pengolahan tanah, selama dua tahun terakhir apakah bapak selalu

mengambil keputusan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan para

petani ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak Pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

4. Apakah selama pengolahan tanah, bapak mengalami kendala dalam

mengolah tanah ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

5. Selama pengolahan tanah, Apakah ada orang lain yang mengajari bapak

melakukan pengolahan tanah ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

6. Dalam pengolahan tanah, bapak menggunakan alat secara manual atau

secara modern ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

Page 69: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

65

Penanaman Padi.

1. Menurut bapak, selama dua tahun terakhir berapa kalikah bapak

melakukan Penanaman padi, apakah bapak selalumelaksanakan

penanaman padi atas dorongan diri sendiri dan untuk kebutuhan sendiri ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

2. Apakah selama melakukan penanaman padi, bapak selalu bertindak sesuai

dengan keadaan yang ada tanpa bantuan dari oran lain ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

3. Selama penanaman padi, apakah bapak selalu mengambil keputusan

sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan para petani ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak Pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

4. Apakah selama penanaman padi, bapak mengalami kendala dalam

menanam padi ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

5. Selama penanaman padi, apakah ada orang lain yang mengajari bapak

melakukan penanaman padi dengan sistem jajar legowo ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

Page 70: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

66

6. Dalam penanaman padi, apakah bapak menggunakan alat untuk mengatur

jarak tanam sehingga memudahkan bapak melakukan penanaman ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

Pemupukan Dasar (Pertama)

1. Menurut bapak, selama dua tahun terakhir berapa kalikah bapak

melakukan pemupukan dasar, apakah bapak selalu melaksanakan

pemupukan dasar atas dorongan diri sendiri dan tanpa bantuan orang lain.

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

2. Apakah selama, melakukan pemupukan dasar bapak selalu bertindak

sesuai dengan keadaan yang ada tanpa bantuan dari oran lain ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

3. Selama pemupukan dasar, apakah bapak selalu mengambil keputusan

sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan para petani ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

4. Apakah selama pemupukan, bapak mengalami kendala dalam melakukan

pemupukan ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

Page 71: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

67

5. Selama pemupukan, Apakah tanaman padi dengan sistem jajar legowo

membutuhkan suplay pupuk dalam jumlah yang banyak ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

6. Dalam pemupukan dasar dengan menggunakan jajar legowo, bapak lebih

mudah melakukan pemupukan dibanding dengan tanam biasa (Tegel) ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

Pemeliharaan Tanaman Padi

1. Apakah selama dua tahun terakhir berapa kali bapak melakukan

pemeliharaan tanaman padi, apakah selama bapak selalu melaksanakan

pemeliharaan tanaman padi atas dorongan diri sendiri dan untuk kebutuhan

sendiri ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

2. Apakah selama melakukan pemeliharaan tanaman padi bapak selalu

bertindak sesuai keadaan yang ada tanpa bantuan dari orang lain ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah `(1)

b. Kadang-kadang (2)

3. Selama pemeliharaan tanaman padi, apakah bapak selalu mengambil

keputusan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan para petani ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak Pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

Page 72: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

68

4. Apakah selama pemeliharaan padi, bapak mengalami kendala dalam

pemeliharaan padi ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

5. Selama pemeliharaan, Apakah ada orang lain yang mengajari bapak

melakukan pemeliharaan padi ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

6. Dalam pemeliharaan tanaman padi dengan sistem tanam jajar legowo

dibanding dengan sistem tanam biasa, apakah ada perbedaan ketika

penanggulangan hama penyakit, pemupukan, penanggulangan gulma dan

pemakaian air ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

Panen

1. Berapa kali bapak melakukan panen selama dua tahun terakhir. Apakah

bapak selalu melaksanakan panen atas dorongan diri sendiri dan untuk

kebutuhan sendiri ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

2. Apakah selama melakukan panen bapak selalu bertindak sesuai keadaan

yang ada tanpa bantuan dari orang lain ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang – kadang (2)

Page 73: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

69

3. Selama panen, apakah bapak selalu mengambil keputusan sesuai dengan

perkembangan dan kebutuhan para petani ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah.` (1)

b. Kadang – kadang (2)

4. Apakah selama panen, bapak mengalami kendala ketika panen ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah.` (1)

b. Kadang – kadang (2)

5. Selama panen, apakah ada orang lain yang berpartisipasi ikut dalam

membantu bapak melakukan pemanenan ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

6. Apakah ketika panen, bapak menggunakan alat secara manual atau secara

modern ?

Jawab.

a. Ya (3) c. Tidak pernah (1)

b. Kadang-kadang (2)

Page 74: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

70

Lampiran 2. Gambar peta lokasi penelitian

Gambar 1. Peta lokasi penelitian di desa boddia kecamatan galesong kabupaten

takalar terdiri dari 5 dusun masing-masing diberi tanda kotak warna

putih orange.

Page 75: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

71

Lampiran 3. Identitas Responden

No Nama Petani Umur

(Tahun)

Pendidikan

Terakhir

Jumlah

Tang.

Keluarga

( Orang )

Luas

Lahan (ha

)

Pengalama

n usahatani

( Tahun )

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17

18

Muddin Tompo

Teta Beta

Dg Bakkarang

Sutte

Rauf Sijaya

Burhan Nakku

Yusuf Pasang

Dg Boting

Rahmat lewa

Mansyur dg Ngeppe

Rama Bella

Jafar Bella

Salam Sijaya

Jufri Lira

Basir Dg Ngitung

Jumadi

Dg Mone

Suaib Pasang

37

27

64

33

28

34

30

66

40

28

39

31

47

39

49

33

59

28

SMP

SMA

SD

SMP

SMA

SMA

SMP

SD

SMA

SMA

SD

SMP

SD

SMP

SMP

SD

SD

SMP

4

2

6

4

3

4

3

5

2

2

5

3

4

3

3

5

3

2

0,84

0,32

0.91

0,63

0,49

0,72

0,50

0,82

0,37

0,48

0,80

0,48

0,75

0,43

0,85

0,52

0,73

0,53

28

5

44

12

5

16

17

40

10

6

23

23

33

17

35

19

26

9

Page 76: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

72

Lampiran 4. Data Kemandirian Petani Dalam Budidaya Padi Dengan Sistem

Jajar Legowo Tipe 2:1 Pada Tahap Persiapan Bibit

NO Nama Responden Persiapan Bibit

I II III IV V VI

1. Muddin Tompo 3 2 3 1 2 3

2. Teta Beta 3 3 2 2 1 3

3. Dg Bakkarang 3 3 3 1 2 3

4. Sutte 3 2 2 3 2 2

5. Rauf Sijaya 3 3 3 1 3 3

6. Burhan Nakku 2 3 3 2 2 2

7. Yusuf Pasang 3 2 3 1 1 3

8. Dg Boting 3 3 2 2 1 3

9. Rahmat Lewa 3 3 3 2 3 3

10. Mansyur 2 3 3 3 2 3

11. Rama Bella 3 2 2 3 2 3

12. Jafar bella 3 3 3 1 1 3

13. Salam Sijaya 3 3 3 2 2 2

14. Jufri Lira 3 3 3 1 1 3

15. Basir Dg Ngitung 3 2 2 3 1 2

16. Jumadi 3 3 3 1 2 3

17. Dg Mone 2 3 3 2 2 3

18. Suaib Pasang 3 2 2 2 1 3

Jumlah 51 50 48 44 31 50

2,83 2,77 2,66 2,44 1,72 2,77

Rata-rata 2,53

Ketegori Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi

Keterangan

1. 1,00-1,66 = Rendah (Belum Mandiri)

2. 1,67-2,33 = Sedang

3. 2,34-3,00 = Tinggi (Mandiri)

Page 77: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

73

Lampiran 5.Data Kemandirian Petani Dalam Budidaya Padi Dengan Sistem Jajar

Legowo Tipe 2:1 Pada Tahap Persemaian

NO Nama Responden Persemaian

I II III IV V VI

1. Muddin Tompo 3 2 3 2 3 3

2. Teta Beta 3 3 2 2 2 3

3. Dg Bakkarang 3 2 3 3 2 3

4. Sutte 2 3 3 2 2 3

5. Rauf Sijaya 2 3 2 2 3 2

6. Burhan Nakku 3 2 3 3 1 3

7. Yusuf Pasang 2 3 2 3 2 3

8. Dg Boting 3 2 3 2 1 2

9. Rahmat Lewa 3 3 3 3 3 3

10. Mansyur 3 3 2 3 1 2

11. Rama Bella 3 2 2 2 2 3

12. Jafar bella 2 3 3 3 2 3

13. Salam Sijaya 3 3 2 2 1 3

14. Jufri Lira 2 3 3 2 3 3

15. Basir Dg Ngitung 3 2 2 2 1 2

16. Jumadi 3 3 3 3 2 3

17. Dg Mone 3 2 2 3 3 3

18. Suaib Pasang 3 3 3 3 1 3

Jumlah 49 47 46 45 35 50

2,72 2,61 2,55 2,5 1,94 2,77

Rata-rata 2,51

Ketegori Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi

Keterangan

4. 1,00-1,66 = Rendah (Belum Mandiri)

5. 1,67-2,33 = Sedang

6. 2,34-3,00 = Tinggi (Mandiri)

Page 78: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

74

Lampiran 6.Data Kemandirian Petani Dalam Budidaya Padi Dengan Sistem Jajar

Legowo Tipe 2:1 Pada Tahap Pengolahan Tanah

NO Nama Responden

Kemandirian petani dalam budidaya padi

Pengolahan Tanah

I II III IV V VI

1. Muddin Tompo 3 3 2 2 1 3

2. Teta Beta 3 2 3 2 1 3

3. Dg Bakkarang 3 3 2 2 2 3

4. Sutte 3 3 3 2 1 3

5. Rauf Sijaya 2 2 1 3 2 3

6. Burhan Nakku 3 3 3 2 1 3

7. Yusuf Pasang 2 3 2 2 1 2

8. Dg Boting 3 2 3 1 1 3

9. Rahmat Lewa 3 3 2 3 2 3

10. Mansyur 3 2 3 2 1 2

11. Rama Bella 2 3 2 1 3 3

12. Jafar bella 3 3 1 2 2 3

13. Salam Sijaya 3 2 3 1 2 3

14. Jufri Lira 2 2 2 3 1 3

15. Basir Dg Ngitung 3 3 1 2 1 3

16. Jumadi 3 3 2 1 3 3

17. Dg Mone 3 2 3 2 1 3

18. Suaib Pasang 3 3 2 3 1 3

Jumlah 50 47 40 42 27 51

2,77 2,61 2,22 2,05 1,5 2,83

Rata-rata 2,33

Ketegori Tinggi Tinggi sedang Sedang Rendah Tinggi

Keterangan

1. 1,00-1,66 = Rendah (Belum Mandiri)

2. 1,67-2,33 = Sedang

3. 2,34-3,00 = Tinggi (Mandiri)

Page 79: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

75

Lampiran 7.Data Kemandirian Petani Dalam Budidaya Padi Dengan Sistem Jajar

Legowo Tipe 2:1 Pada Tahap Penanaman Padi

NO Nama Responden Penanaman Padi

I II III IV V VI

1. Muddin Tompo 3 2 3 1 3 3

2. Teta Beta 3 2 3 2 1 3

3. Dg Bakkarang 3 3 2 1 2 3

4. Sutte 3 3 3 1 1 2

5. Rauf Sijaya 3 2 3 2 2 3

6. Burhan Nakku 2 3 2 3 2 3

7. Yusuf Pasang 2 3 3 2 2 2

8. Dg Boting 3 2 2 2 2 3

9. Rahmat Lewa 2 2 3 1 1 3

10. Mansyur 3 3 3 1 1 3

11. Rama Bella 3 2 2 1 1 3

12. Jafar bella 2 3 3 2 1 3

13. Salam Sijaya 2 3 3 2 1 3

14. Jufri Lira 3 2 3 3 2 3

15. Basir Dg Ngitung 2 3 3 2 3 3

16. Jumadi 3 3 2 2 1 3

17. Dg Mone 3 2 2 1 2 2

18. Suaib Pasang 3 2 2 2 1 3

Jumlah 48 45 47 31 40 51

2,66 2,5 2,61 1,72 2,22 2,83

Rata-rata 2,42

Ketegori Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi

Keterangan

1. 1,00-1,66 = Rendah (Belum Mandiri)

2. 1,67-2,33 = Sedang

3. 2,34-3,00 = Tinggi (Mandiri)

Page 80: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

76

Lampiran 8.Data Kemandirian Petani Dalam Budidaya Padi Dengan Sistem Jajar

Legowo Tipe 2:1 Pada Tahap Pemupukan Dasar

NO Nama Responden Pemupukan Dasar

I II III IV V VI

1. Muddin Tompo 3 2 3 1 2 3

2. Teta Beta 3 3 2 3 2 3

3. Dg Bakkarang 2 2 3 1 3 2

4. Sutte 3 3 3 2 2 3

5. Rauf Sijaya 3 3 3 1 2 3

6. Burhan Nakku 3 2 3 1 2 3

7. Yusuf Pasang 3 2 3 3 2 2

8. Dg Boting 3 3 2 2 3 2

9. Rahmat Lewa 2 3 3 1 3 3

10. Mansyur 3 3 2 1 1 2

11. Rama Bella 2 3 3 1 2 3

12. Jafar bella 3 2 3 3 3 3

13. Salam Sijaya 3 3 2 1 3 3

14. Jufri Lira 3 3 3 2 1 3

15. Basir Dg Ngitung 3 2 2 2 2 3

16. Jumadi 3 3 3 3 3 2

17. Dg Mone 2 3 3 1 2 3

18. Suaib Pasang 3 2 3 2 2 3

Jumlah 50 47 49 31 40 50

2,77 2,61 2,72 1,72 2,22 2,77

Rata-rata 2,46

Ketegori Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Rendah Tinggi

Keterangan

1. 1,00-1,66 = Rendah (Belum Mandiri)

2. 1,67-2,33 = Sedang

3. 2,34-3,00 = Tinggi (Mandiri)

Page 81: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

77

Lampiran 9.Data Kemandirian Petani Dalam Budidaya Padi Dengan Sistem Jajar

LegowoTipe 2:1 Pada Tahap Pemeliharaan Tanaman Padi

NO Nama Responden Pemeliharaan Tanaman Padi

I II III IV V VI

1. Muddin Tompo 3 3 3 1 3 3

2. Teta Beta 3 2 3 2 1 3

3. Dg Bakkarang 3 3 2 1 2 1

4. Sutte 3 3 3 1 2 1

5. Rauf Sijaya 3 2 3 3 1 3

6. Burhan Nakku 3 2 3 2 3 2

7. Yusuf Pasang 3 3 3 2 3 2

8. Dg Boting 3 3 3 3 1 2

9. Rahmat Lewa 3 3 3 2 2 3

10. Mansyur 3 2 3 1 3 3

11. Rama Bella 3 3 2 2 2 3

12. Jafar bella 3 3 3 3 1 3

13. Salam Sijaya 2 3 3 2 1 1

14. Jufri Lira 3 3 3 1 1 3

15. Basir Dg Ngitung 2 2 3 2 2 2

16. Jumadi 3 3 2 3 2 3

17. Dg Mone 3 3 3 2 2 3

18. Suaib Pasang 3 3 3 1 1 2

Jumlah 52 49 51 35 34 46

2,88 2,72 2,83 1,94 1,88 2,55

Rata-rata 2,46

Ketegori Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi

Keterangan

1. 1,00-1,66 = Rendah (Belum Mandiri)

2. 1,67-2,33 = Sedang

3. 2,34-3,00 = Tinggi (Mandiri)

Page 82: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

78

Lampiran 10.Data Kemandirian Petani Dalam Budidaya Padi Dengan Sistem

Jajar Legowo tipe 2:1 Pada Tahap Panen

NO Nama Responden Panen

I II III IV V VI

1. Muddin Tompo 3 2 3 2 3 2

2. Teta Beta 2 3 2 1 3 3

3. Dg Bakkarang 2 2 2 2 3 2

4. Sutte 3 2 2 1 3 1

5. Rauf Sijaya 2 3 2 3 3 1

6. Burhan Nakku 2 3 3 2 2 2

7. Yusuf Pasang 2 3 2 2 3 2

8. Dg Boting 3 2 2 3 1 2

9. Rahmat Lewa 3 3 2 2 2 2

10. Mansyur 2 2 3 3 2 1

11. Rama Bella 3 2 3 3 1 3

12. Jafar bella 3 2 2 2 3 2

13. Salam Sijaya 2 3 2 1 3 1

14. Jufri Lira 2 3 3 1 2 2

15. Basir Dg Ngitung 2 3 3 2 2 2

16. Jumadi 3 2 3 1 1 2

17. Dg Mone 3 2 3 3 3 1

18. Suaib Pasang 2 2 3 1 3 2

Jumlah 44 44 45 35 43 33

2,44 2,44 2,5 1,94 2,38 1,83

Rata-rata 2,24

Ketegori Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang

Keterangan

1. 1,00-1,66 = Rendah (Belum Mandiri)

2. 1,67-2,33 = Sedang

3. 2,34-3,00 = Tinggi (Mandiri)

Page 83: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

79

Lampiran 11. Dokumentasi penelitian

Gambar 1. Wawancara petani responden di

Tarembang

Gambar 2. Dokumentasi Pada petani responden di Boddia

Page 84: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

80

Gambar 3.Persemaian bibit

Gambar 4. Pencabutan bibit10-15 hari

Page 85: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

81

Gambar5. pengolahan lahan dengan menggunakana traktor

Gambar6. Penanaman padi dengan sistem jajar legowo 2:1

Page 86: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

82

Gambar 7. Pemeliharaan tanaman padi

Gambar 8. Pemupukan tanaman padi pada legowo 2:1 sekitar 21-25 Hst

Page 87: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

83

Gambar 9. Panen Pada tanaman padi

Page 88: KEMANDIRIAN PETANI DALAM BUDIDAYA PADI DENGAN …

84

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bura’ne tanggal 12 Agustus 1992

dari ayahanda Basri Dg Lewa dan ibunda Suttaria Dg

Ngutta Penulis merupakan anak pertama dari 3

bersaudara.Pendidikan formal yang dilalui penulis

adalah di SD Inpres Bura’ne Galesong dan lulus tahun

2005 kemudian penulis melanjutkan pendidikan di

SMP Negeri 2 Galesong dan lulus tahun 2008. Pada tahun yang sama, penulis

melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Galesong dan lulus pada tahun 2011.

selanjutnya, penulis lulus seleksi masuk dan terdaftar sebagai mahasiswa di

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Penulis pernah ikut serta dalam organisasi Hmj Pertanian, PC.pemuda

Muhammadiyah Galesong, Pramuka. Tugas akhir dalam pendidikan tinggi

diselesaikan dengan menulis Skripsi yang berjudul “Kemandirian petani dalam

budidaya padi dengan sistem jajar legowo di Desa Boddia Kecamatan Galesong

Kabupaten Takalar”.

85