Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
IDENTIFIKASI DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN HEMODIALISADI RUANG HEMODIALISA RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikkan Pendidikan Program
Studi Diploma III Keperawatan Pada Politeknik Kesehatan Kendari
ABDUL RAHMANNIM : P00320014051
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN2017
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Abdul Rahman
Nim : P00320014051
Tempat dan Tgl, Lahir : Andowia, 28 Desember 1996
Suku/bangsa : Tolaki/Indonesia
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat : Kelurahan Andowia Kecamatan Andowia
Kabupaten Konawe Utara.
B. JenjangPendidikan
1. SD Negeri 2 Andowia , tamat tahun 2008
2. SMP Negeri 1Asera, tamat tahun 2011
3. SMA Negeri 1 Asera, tamat tahu 2014
4. Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan sampai 2017.
MOTTO
Jadilah seperti karang di lautan yang kuat di hantam ombak danKerjakanlah hal yang bermamfaat untuk diri sendiri dan orang lain,Karena hidup hanya sekali, ingat hanya pada allah apapun dan dimanapun kita berada Dialah tempat meminta dan memohon.
Waktu memang tidak menunggu, tapi kehidupan bias menyegerakanPencapaian impian anda, jika anda segera memulai tidak ada kataterlambat untuk Memulai pencapaian impian anda.
Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalahu ntukmencoba,Karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajarmembangun Kesempatan untuk berhasil..
Orang-orang yang berhenti belajar akan mejadi pemilik masalalu danOrang-orang yang masih terus belajar akan menjadi pemilik masa depan.
Kupersembahkan karya tulis ilmiah ini kepada kedua orang tuaku,saudaraku, agama, bangsa, Negara dan almamaterku.
Abdul Rahman
ABSTRAK
Abdul Rahman (P00320014051). “Identifikasi Dukungan Keluarga Pada PasienHemodialisa di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Bahteramas ProvinsiSulawesi Tenggara”. Dibawah Bimbingan Ibu Lena Atoy, SST.,M.PH dan IbuAsminarsih Zainal Prio M.Kep., Sp.Kom (xii + 54 Halaman + 8 Tabel + 14Lampiran). Dukungan keluarga sebagai bagian dari dukungan sosial dalammemberikan dukungan ataupun pertolongan dan bantuan pada anggota keluargayang memerlukan terapi hemodialisa sangat diperlukan. Dukungan keluargadibutuhkan pasien yang menjalani terapi hemodialisa untuk mendapatkanperhatian dari keluarganya dan juga dukungan harga diri. Bentuk dukungan iniberupa penghargaan positif terhadap individu, pemberian semangat, persetujuanterhadap pendapat individu, perbandingan yang positif dengan individu lain.Tujuan penelitian ini untuk Mengidentifikasi Dukungan Keluarga Pada PasienHemodialisa di Ruang Hemodialisa RSU Bahteramas. Dukungan keluarga adalahsikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Varibel yang diteliti adalah dukungan penilaian, dukungan instrumental, dukungan informasionaldan dukungan emosional. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 28 Julis.d 7 Agustus 2017 dengan metode penelitian deskriptif. Sampel sebanyak 69orang dengan menggunakan teknik Total Sampling. Hasil penelitian yangmenunjukan bahwa dukungan instrumental keluarga pasien hemodialisa diperolehhasil yaitu baik 68 responden (99%) sedangkan yang kurang adalah 1 responden(1%) dukungan infrormasional keluargapasien hemodialisa diperoleh yaitu baik67 responden (97%) sedangkan yang kurang adalah 2 responden (3%), dukunganemosional keluargapasien hemodialisa diperoleh yaitu baik 67 responden (97%)sedangkan yang kurang adalah 2 responden (3%). Disarankan kepada petugaskeluarga untuk tetap mempertahankan dukungan keluarga pada pasien yangmenjalani hemodialisa.
Kata Kunci : Keluarga, Dukungan Penilaian, Dukungan Instrumental,Dukungan Informasional Dan Dukungan Emosional
DaftarPustaka :9 Literatur (1999-2017) dan 5 dari Internet.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahn-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian dengan judul “Identifikasi Dukungan Keluarga Pada Pasien
Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Batheramas Provinsi
Sulawesi Tenggara ”. Penelitian ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Diploma III ( D III) pada
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan.
Rasa hormat, terima kasih dan penghargaan yang sebesar – besarnya
kepada bapak dan ibu tercinta atas semua bantuan moral maupun material,
motivasi daukungan dan cinta kasih yang tulus serta doanya demi kesuksesan
studi yang penulis jalani selama menuntut ilmu sampai selesainya karya tulis ini.
Proses penulisan karya tulis ini telah melewati perjalanan panjang dan
penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis juga menghantarkan rasa terima kasih
kepada Ibu Lena Atoy. SST., MPH selaku pembimbing I dan Ibu Asminarsih
Zainal Prio, M.Kep.,Sp.Kom selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, kesabaran dalam membimbing dan atas segala pengorbanan waktu
dan pikiran selama menyusun karya tulis ini. Ucapan terima kasih penulis juga
ditujukan kepada :
Rasa hormat, terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada
Ayahanda dan Ibunda tercinta atas semua bantuan moril maupun material,
motivasi, dukungan, dan cinta kasih yang tulus serta doa yang tiada henti
dipanjatkan demi kesuksesan studi yang penulis jalani selama menuntut ilmu
sampai selesainya karya tulis ini.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan rasa terima kasih kepada
ibu Lena Atoy, SST., MPH selaku pembimbing I dan ibu Asminarsih Zainal Prio,
M.Kep., Sp.Kom selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,
kesabaran dalam membimbing dan atas segala pengorbanan waktu dan pikiran
selama menyusun karya tulis ini. Ucapan terima kasih penulis juga tujukan
kepada:
1. Bapak Petrus, SKM.,M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Kendari
2. Kepala Kantor Badan Riset Sultra yang telah memberikan izin
penelitian kepada penulis dalam penelitian ini.
3. Ibu Ramla selaku Kepala Ruangan Poli Penyakit Daam yang telah
memberikan izin penelitian.
4. Bapak Muslimin L, A.Kep.,S.Pd.,M.Si selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari
5. Tim penguji (Ibu Reni Devianti Usman, M.Kep, Sp.KMB, Ibu Hj. Siti
Nurhayani, S.Kep, Ns., M.Kep, Dan Bapak Sahmad , S.Kep, Ns.,
M.Kep)
6. Bapak dan Ibu Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan
Keperawatan serta seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan
pelayanan akademik yang diberikan selama penulis menuntut ilmu.
7. Rekan-rekan mahasiswa poltekkes Kemenkes Kendari Khususnya
angkatan 2014 tingkat A dan B yang senantiasa menyemangati saat
proses perkuliahan dan penulisan KTI.
Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan
keterbatasn yang ada pada penulis, sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah
ini masih jauh dari kesempurnaan dan masuh terdapat kekeliruan, dan
kekurangan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan karya tulis ini.
Akhir kata, semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.
Karya ini merupakan tugas akhir yang wajib dilewati dari masa studi yang telah
penulis tempuh, semoga menjadi awal yang baik bagi penulis amin..
Kendari, .............. 2017
Penulis
DAFTAR ISIHalaman
HALAMAN JUDUL ...................... ................................................................ iHALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iiHALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iiiDAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... ivMOTTO .......................................................................................................... vABSTRAK ..................................................................................................... viKATA PENGANTAR.................................................................................... viiDAFTAR ISI .................................................................................................. xDAFTAR TABEL .......................................................................................... xiDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUANA. LatarBelakang ....................................................................................... 1B. RumusanMasalah .................................................................................. 5C. TujuanPenelitian.................................................................................... 5D. ManfaatPenelitian.................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. TinjauanTentangKonsep Keluarga........................................................ 7B. TinjauanTentangDukungan Keluarga ................................................... 11C. TinjauanTentangGagal Ginjal Kronik................................................... 19D. TinjauanTentangHemodialisa ............................................................... 25
BAB III KERANGKA KONSEPA. DasarPemekiran..................................................................................... 30B. Bagan Kerangka Konsep ....................................................................... 31C. Variabel Penelitian ................................................................................ 31D. Definisi Operasional.............................................................................. 31
BAB IV METODE PENELITIANA. Jenis Penelitian ..................................................................................... 35B. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 35C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 35D. Jenis Data .............................................................................................. 36E. Instrumen Penelitian.............................................................................. 36F. Pengolahan Dan Analisa Data ............................................................... 37G. Analisa Data .......................................................................................... 38H. Penyajian Data....................................................................................... 38
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. HasilPenelitian....................................................................................... 40B. Pembahasan ........................................................................................... 48
BAB VI PENUTUPA. Kesimpulan............................................................................................ 54
B. Saran ...................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Teks Halaman
Tabel5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur KeluargaPada Pasien Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa................. 44
Tabel5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin KeluargaPada Pasien Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa................. 45
Table 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan KeluargaPada Pasien Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa……......... 45
Table 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan PenilaianKeluarga Pada Pasien Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa.. ..46
Tabel5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan InstrumentalKeluarga Pada Pasien Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa.. ..46
Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan InformasionalKeluarga Pada Pasien Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa.. ..47
Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan EmosionalKeluarga Pada Pasien Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa.. ..47
Tabel 5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan KeluargaPada Pasien Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa ...................48
LAMPIRAN
1. Surat Permintaan Menjadi Responden2. Surat Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden3. Lembar Kuesioner Penelitian4. Variabel Penelitian Dukungan Keluarga5. Variabel Penelitian Dukungan Penilaian Keluarga6. Variabel Penelitian Dukungan Instrumental Keluarga7. Variabel Penelitian Dukungan Informasional Keluarga8. Variabel Penelitian Dukungan Emosional Keluarga9. Master Tabel Penelitian10. Surat Pengantar Izin Penelitian11. Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Poltekkes Kemnekes Kendari12. Surat Izin Penelitian Dari Badan Pengembangan dan Penelitian Provinsi
Sulawesi Tenggara13. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian14. Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penderita gagal ginjal kronik menurut estimasi World Health
Organization (WHO) secara global lebih dari 500 juta orang dan sekitar 1,5
juta orang harus menjalani hemodialisis. Populasi penderita gagal ginjal di
Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Berdasarkan data yang
dikeluarkan oleh PT. Askes, pada tahun 2009 jumlah pasien gagal ginjal
kronik sebanyak 70 ribu orang lalu pada tahun 2010 jumlah pasien gagal
ginjal kronik adalah 17.507 orang dan meningkat lagi pada tahun 2011
sekitar lima ribu. Pada tahun 2011 ke 2012 terjadi peningkatan yakni 24.141
pasien.
Data di Indonesia menurut Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia (YGDI),
pada tahun 2007 terdapat sekitar 100.000 orang pasien gagal ginjal namun
hanya sedikit saja yang mampu melakukan hemodialisis, sedangkan survey
PERNEFRI 2 (Persatuan Nefrorogi Indonesia) menunjukkan Indonesia
termasuk negara dengan tingkat penderita gagal ginjal kronik yang cukup
tinggi, menurut prevalensinya mencapai 200 – 250 perjuta penduduk
(anonim, 2008)
Di Indonesia penatalaksanaan pada pasien gagal ginjal yang paling
seringdilakukan adalah terapi pengganti.Terapi pengganti yang sering
digunakan adalahhemodialisis, sebanyak 78% dibanding terapi pengganti
lainnya (Pernefri, 2012).
Terapi hemodialisis akan mencegah kematian meski demikian terapi
ini tidakdapat menyembuhkan atau memulihkan penyakit dan tidak mampu
mengimbangihilangnya aktivitas metabolik atau endokrin yang dilakukan
ginjal. Biasanyapasien akan menjalani terapi hemodialisis seumur hidup yang
biasanya dilakukansebanyak tiga kali seminggu selama 3-4 jam per kali
terapi (Brunner & Suddarth,2008).
Pasien gagal ginjal kronik (GGK) yang menjalani hemodialisis dapat
mengalami penurunan kualitas hidup dan meningkatkan resiko morbiditas
dan mortalitas.Resiko morbiditas dan mortalitas dapat berkurang jika pasien
berada dalam keadaan yang baik saat menjalani terapi hemodialisis
(Rakhmayanti, 2011).
Pada pasien GGK terdapat tiga pilihan untuk mengatasi masalah yang
ada yaitu; tidak diobati, dialisis kronis (hemodialisa), serta transplantasi.
Pilihan tidak diobati pasti dipertimbangkan tetapi jarang dipilih, kebanyakan
orang memilih untuk mendapatkan pengobatan dengan hemodialisa atau
transplantasi dengan harapan dapat mempertahankan hidupnya (Hudak,
Gallo, Fontaine, & Morton, 2006)
Gagal Ginjal Kronik merupakan penyakit degeneratif dimana pada
penderita penyakit tersebut akan mengalami tahapan-tahapan dalam
penerimaan penyakitnya yaitu penyangkalan (denial), marah (anger),
menawar (bargaining), deperesi (depression), dan penerimaan (acceptance).
Pasien selayaknya sadar bahwa tahapan-tahapan tersebut akan lewat dengan
sendirinya dan pada akhirnya tahapan "Penerimaan" (Acceptance) akan
dicapai. Namun kebanyakan orang tidak siap menghadapi duka, karena
seringkali, tragedi terjadi begitu cepat, dan tanpa peringatan. Pasien harus
bekerja keras melalui proses tersebut hingga akhirnya sampai pada tahap
Penerimaan. Selama proses tersebut berlangsung, dukungan keluarga sangat
penting terhadap kondisi pasien GGK karena pada umumnya klien GGK
yang menjalani terapi hemodialisa membutuhkan dukungan dalam proses
pengobatan dan terapi hemodialisa. (Santrock, J. W 2007)
Dukungan keluarga dibutuhkan pasien yang menjalani terapi
hemodialisa untuk mendapatkan perhatian dari keluarganya dan juga
dukungan harga diri. Bentuk dukungan ini berupa penghargaan positif
terhadap individu, pemberian semangat, persetujuan terhadap pendapat
individu, perbandingan yang positif dengan individu lain. Bentuk dukungan
ini membantu individu dalam membangun harga diri dan kompetensi.
Sebaliknya apabila keluarga tidak memahami kebutuhan anggota keluarganya
yang sakit, maka akan memperburuk keadaan pasien dengan tidak
mendapatkan perhatian dan dukungan yang semestinya diberikan oleh
keluarganya (Taylor, 1999).
Melakukan Hemodialisa tepat waktu dan mengingatkan kepada klien
jadwal hemodilisa adalah perhatian kecil yang bisa membuat klien merasa
diperhatikan. Selalau memberi dukungan kapada klien dapat membuat klien
semangat untuk bisa sembuh, selain itu juga membuat klien tidak bosan
dengan keadaan saat ini juga hal yang tidak boleh dilupakan. Dengan terus
memberi dukungan pada klien maka klien merasa diperhatikan.
Dukungan keluarga sebagai bagian dari dukungan sosial dalam
memberikan dukungan ataupun pertolongan dan bantuan pada anggota
keluarga yang memerlukan terapi hemodialisa sangat diperlukan. Orang bisa
memiliki hubungan yang mendalam dan sering berinteraksi, namun dukungan
yang diperlukan hanya benar-benar bisa dirasakan bila ada keterlibatan dan
perhatian yang mendalam (Smeltzer &Bare, 2001)
Berdasarkan data yang diperoleh di RSU Bahtermas Provinsi Sulawesi
Tenggra pada tahun 2015 jumlah Pasien Gagal Ginjal Kronik berjumlah 73
orang. Pada tahun 2016 pasien gagal ginjal kronik berjumlah 142 kunjungan,
Pada tahun 2017 periode Januari sampai Mei Pasien Gagal Ginjal Kronik
(GGK) yang melakukan hemodialisa berjumlah 69 orang.
RSU Bahteramas memiliki Ruang Hemodialisa yang di fungsikan sejak
bulan November 2016. Pasien yang menjalani terapi hemodialisa datang
seminggu 2x, jika tingkat keperahan berbeda maka dijadwal hemodialisa
menjadi 3x seminggu.
Pada setiap minggu pasien menjalani hemodialisa sebanyaak 25 orang.
dengan frekuensi 2 x 1 per 5 jam yaitu dilakukuan hemodialisa pada pagi hari
dan sore hari. Sedangkan dengan pasien yang tingkat keparahan tinggi
dilakukan hemodilaisa 3 x 1 per 5 jam yaitu pada pagi, siang dan malam hari.
Observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di RSU Bahteramas dari
10 orang yang menjalani tindakan hemodialisa, 4 orang mengatakan
dukungan keluarga karena merupakan tanggung jawab keluarga untuk
mendampingi pasien yang menjalani hemodialisa, 4 orang lagi mengatakan
tidak mendapat dukungan keluarga untuk menjalani hemodialisa yang
merupakan rutinitas yang membosankan dan 2 orang mengatakan kadang-
kadang keluarga tidak mendukung untuk hemodialisa karena mempunyai
kesibukan masing-masing.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka dapat dirumuskan
suatu masalah yaitu “Bagaimanakah Dukungan Keluarga Pada Pasien
Hemodialisa di Ruang HemodialisaRSU Bahteramas?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Untuk Mengidentifikasi Dukungan Keluarga Pada Pasien Hemodialisa di
Ruang Hemodialisa RSU Bahteramas.
2. Tujuan Khusus
a. MengidentifikasiDukungan Penilaian Keluarga Pada Pasien
Hemodialisa di Ruang HemodialisaRSU Bahteramas.
b. Mengidentifikasi Dukungan Instrumental KeluargaPada Pasien
Hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSU Bahteramas.
c. Mengidentifikasi Dukungan Informasional Keluarga Pada
PasienHemodialisa di Ruang Hemodialisa RSU Bahteramas.
d. Mengidentifikasi Dukungan Emosional Keluarga Pada Pasien
Hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSU Bahteramas.
3. Manfaat
a. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan memperkaya khasanah ilmu
keperawatan dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan
berhubungan dengan pasien GGK dengan Hemodialisa.
b. Praktis
1) Bagi Institusi
Hasil penelitian ini menembah wawasan dan menambah
pengetahuan serta memberikan pengalaman langsung dalam
melakukan penelitianselanjutnya.
2) Bagi rumah sakit
Hasil penelitian ini sebagai acuan bagi perawat agar
meningkatkan dukungan keluarga pasien gagal ginjal kronik
yangmenjalani terapi hemodialisa.
3) Bagi Keluarga pasien
Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat agar memberikan
dukungan bagi keluarga yang sedang menjalani terapi hemodialisa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjaun Tentang Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena
ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan
pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian
dari keluarga (Friedman 2010).
Keluarga adalah kumpulan dua individu atau lebih yang terikat
oleh darah perkawinan atau adopsi yang tinggal dalam satu rumah atau
jika terpisah tetap memperhatikan satu sama lain. Keluarga juga
merupakan suatu sistem. Sebagai sistem keluarga mempunyai anggota
yaitu : ayah, ibu dan anak atau semua individu yang tinggal di dalam
rumah tangga tersebut. Anggota keluarga tersebut saling berinteraksi,
intelerasi, dan interdepensi untuk mencapai tujuan bersama (Abi
Muhlisin, 2012).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Dalam
penyelesaian kesehatan, keluarga sebagai pengambil keputusan. Keluarga
pada akhirnya yang menentukan apakah masalah kesehatan akan
dihilangkan, dibiarkan, atau bahkan mendatangkan masalah kesehatan
yang lain, sehingga dalam hal ini kita penting untuk mempengaruhi
keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat terhadap masalah
kesehatan yang dialami (Depkes RI, 1988 dalam buku keperawatan
keluarga oleh Padila tahun 2012).
2. Tipe Keluarga
a. Tipe keluarga tradisional, yaitu :
1) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri
ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau
adopsinya atau keduanya.
2) Keluarga besar (extendend family) adalah keluarga inti di tambah
anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah
(kakek, nenek, paman, bibi).
3) Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adalah keluarga baru
yang terbentuk dari pasangannya. Keadaan ini di Indonesia
menjadi tren karena adanya pengaruh gaya hidup barat yang pada
zaman dahulu jarang sekali ditemui sehingga seorang yang telah
cerai atau ditinggal pasangannya cenderung hidup sendiri untuk
membesarkan anak-anaknya.
4) Orang tua tunggal (single parents family) adalah keluarga yang
terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat
perceraian atau ditinggal pasangannya.
5) Orang dewasa (laki-laki/perempuan) yang tinggal sendiri tanpa
menikah (the single adult living alone). Kecenderungan di
Indonesia juga meningkat dengan dalih tidak mau direpotkan
dengan pasangan atau dengan anaknya kelak jika telah menikah
(Sri Setyowati, 2008).
3. Fungsi Pokok Keluarga
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak
melalui keluarga yang bahagia. Komponen yang perlu dipenuhi oleh
keluarga untuk memenuhi fungsi afektif adalah :
1) Saling mengasih, cinta kasih kehangatan, saling menerima dan
mendukung. Setiap anggota keluarga yang mendapat kasih sayang dan
dukungan, maka kemampuannya untuk memberi akan meningkat
sehingga tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung.
2) Saling menghargai, dengan mempertahankan iklim yang positif
dimana setiap anggota keluarga baik orang tua maupun anak diakui
dan dihargai keberadaan dan haknya.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dialami
individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial. Fungsi sosialisasi yaitu tempat untuk melatih anak-anak
bersosialisasi dan menggembangkan kemampuannya untuk berhubungan
dengan orang lain diluar rumah.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga
berencana, maka fungsi ini sedikit dapat terkontrol. Namun disisi lain
banyak kelahiran yang tidak diharapkan atau diluar ikatan perkawinan
sehingga keluarga baru dengan satu orang tua (single parent).
d. Fungsi Ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan,
pakaian dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi
ini sulit dipenuhi oleh keluarga dibawah garis kemiskinan. Riawayat
berkontribusi untuk mencari sumber-sumber di masyarakat yang dapat
digunakan keluarga meningkatkan status kesehatan mereka.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi lain keluarga adalah fungsi perawatan kesehatan. Selain
keluarga menyediakan makanan, pakaian, dan rumah, keluarga juga
berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap anggotanya baik untuk
mencegah terjadinya gangguan maupun merawat anggota yang sakit.
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan keperawatan,
yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat
anggota keluarga yang sakit (Abi Muhlisin, 2012).
Berikut ini dijelaskan fungsi perawatan kesehatan dalam merawat
anggota keluarga yang sakit. Friedman membagi 5 tugas keluarga dalam
bidang kesehatan yang harus dilakukan yaitu :
a) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya. Perubahan sekecil
apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi
perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari
adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa
yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.
b) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk
mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,
dengan pertimbangkan siapa diantara keluarga maka segera melakukan
tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau
bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyoganya
meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.
c) Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda.
Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga memiliki
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau
kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar
masalah yang lebih parah tidak terjadi.
d) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).
B. Tinjauan Tentang Dukungan Keluarga
1. Pengertian Dukungan Keluarga
Friedman (2010) menyatakan dukungan keluarga adalah sikap, tindakan
dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya.Anggota keluarga dipandang
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan keluarga.Anggota
keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap
memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.
2. Fungsi Keluarga
Berdasarkan UU No.10 tahun 1992 PP No.21 tahun 1994 tertulis fungsi
keluarga dalam delapan bentuk yaitu :
a. Fungsi Keagamaan
1) Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan tujuan
hidup seluruh anggota keluarga.
2) Menerjemahkan agama kedalam tingkah laku hidup sehari-hari
kepada seluruh anggota keluarga.
3) Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam
pengamalan dari ajaran agama.
4) Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang
keagamaan yang kurang diperolehnya diseko lah atau masyarakat.
5) Membina rasa, sikap, dan praktek kehidupan keluarga beragama sebagai
pondasi menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
b. Fungsi Budaya
1) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan
norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin
dipertahankan.
2) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma
dan budaya asing yang tidak sesuai.
3) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya mencari
pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif globalisasi dunia.
4) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya dapat
berpartisipasi berperilaku yang baik sesuai dengan norma bangsa
Indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi.
5) Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan seimbang dengan
budaya masyarakat atau bangsa untuk menjunjung terwujudnya norma
keluarga kecil bahagia sejahtera.
c. Fungsi Cinta Kasih
1) Menumbuhkembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar anggota
keluarga ke dalam simbol-simbol nyata secara optimal dan terus-menerus.
2) Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar keluarga secara
kuantitatif dan kualitatif.
3) Membina praktek kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan ukhrowi dalam
keluarga secara serasi, selaras dan seimbang.
4) Membina rasa, sikap dan praktek hidup keluarga yang mampu memberikan
dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil
bahagia sejahtera.
d. Fungsi Perlindungan
1) Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman
yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga.
2) Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk
ancaman dan tantangan yang datang dari luar.
3) Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal
menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
e. Fungsi Reproduksi
1) Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat
baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya.
2) Memberikan contoh pengamalan kaidah-kaidah pembentukan keluarga
dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental.
3) Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan dengan
waktu melahirkan, jarak antara dua anak dan jumlah ideal anak yang
diinginkan dalam keluarga.
4) Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang
kondusif menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
f. Fungsi Sosialisasi
1) Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai
wahana pendidikan dan sosialisasi anak pertama dan utama.
2) Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai
pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai konflik dan
permasalahan yang dijumpainya baik di lingkungan seko lah maupun
masyarakat.
3) Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang
diperlukan untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan (fisik dan
mental), yang kurang diberikan oleh lingkungan sekolah maupun
masyarakat.
4) Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga
sehingga tidak saja bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga bagi orang
tua, dalam rangka perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju
keluarga kecil bahagia sejahtera.
g. Fungsi Ekonomi
a) Melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di dalam lingkungan
keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan
kehidupan keluarga.
b) Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan dan
keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga.
c) Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar rumah dan
perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras dan
seimbang.
d) Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk
mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
h. Fungsi Pelestarian Lingkungan
1) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan internal
keluarga.
2) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan eksternal
keluarga.
3) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan yang
serasi, selaras dan seimbang dan antara lingkungan keluarga dengan
lingkungan hidup masyarakat sekitarnya.
4) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan hidup
sebagai pola hidup keluarga menuju keluarga kecil bahagia sejahtera
(Setiadi, 2008).
Friedman (1998) dikutip dari Setiadi (2008) membagi 5 tugas
keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan yaitu:
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya. Kesehatan
merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena
tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena
kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga
habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-
perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun
yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi
perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari
adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan
apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kesehatan yang
tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama
untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan
keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang
mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan
keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga
diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan
teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dapat meminta
bantuan kepada orang di lingkungan sekitar keluarga.
c. Memberikan keperawatan anggota keluarga yang sakit atau yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu
muda. Perawatan ini dapat dilakukan di rumah apabila keluarga
memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk memperoleh
tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.
d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga. Keluarga memainkan
peran yang bersifat mendukung anggota keluarga yang sakit. Dengan
kata lain perlu adanya sesuatu kecocokan yang baik antara kebutuhan
keluarga dan asupan sumber lingkungan bagi pemeliharaan kesehatan
anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada). Hubungan yang
sifatnya positif akan memberi pengaruh yang baik pada keluarga
mengenai fasilitas kesehatan. Diharapkan dengan hubungan yang
positif terhadap pelayanan kesehatan akan merubah setiap perilaku
anggota keluarga mengenai sehat sakit
3. Bentuk Dukungan Keluarga
Keluarga memiliki beberapa bentuk dukungan (Friedman, 2010) yaitu:
a. Dukungan Penilaian
Dukungan ini meliputi pertolongan pada individu untuk memahami
kejadian depresi dengan baik dan juga sumber depresi dan strategi koping
yang dapat digunakan dalam menghadapi stressor.Dukungan ini juga
merupakan dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif
terhadap individu.Individu mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara
tentang masalah mereka, terjadi melalui ekspresi pengaharapan positif
individu kepada individu lain, penyemangat, persetujuan terhadap ide-ide
atau perasaan seseorang dan perbandingan positif seseorang dengan orang
lain, misalnya orang yang kurang mampu.Dukungan keluarga dapat
membantu meningkatkan strategi koping individu dengan strategi-strategi
alternatif berdasarkan pengalaman yang berfokus pada aspek-aspek yang
positif.
b. Dukungan Instrumental
Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti
pelayanan, bantuan finansial dan material berupa bantuan nyata (instrumental
support material support), suatu kondisi dimana benda atau jasa akan
membantu memecahkan masalah praktis, termasuk di dalamnya bantuan
langsung, seperti saat seseorang memberi atau meminjamkan uang, membantu
pekerjaan sehari-hari, menyampaikan pesan, menyediakan transportasi,
menjaga dan merawat saat sakit. ataupun mengalami depresi yang dapat
membantu memecahkan masalah. Dukungan nyata paling efektif bila dihargai
oleh individu dan mengurangi depresi individu.Pada dukungan nyata keluarga
sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis dan tujuan nyata.
c. Dukungan Informasional
Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab
bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah, memberikan
nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh
seseorang. Keluarga dapat menyediakan informasi dengan menyarankan
tentang dokter, terapi yang baik bagi dirinya dan tindakan spesifik bagi
individu untuk melawan stresor. Individu yang mengalami depresi dapat
keluar dari masalahnya dan memecahkan masalahnya dengan dukungan dari
keluarga dengan menyediakan feed back. Pada dukungan informasi ini
keluarga sebagai penghimpun informasi dan pemberi informasi.
d. Dukungan Emosional
Selama depresi berlangsung, individu sering menderita secara
emosional, sedih, cemas dan kehilangan harga diri. Jika depresi mengurangi
perasaan seseorang akan hal yang dimiliki dan dicintai. Dukungan emosional
memberikan individu perasaan nyaman, merasa dicintai saat mengalami
depresi, bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian
sehingga individu yang menerimanya merasa berharga.Pada dukungan
emosional ini keluarga menyediakan tempat istirahat dan memberikan
semangat.
C. Tinjauan Tentang Gagal Ginjal Kronik (GGK)
1. Definisi
Ginjal adalah sepasang organ retroperitoneal yang integral dengan
homeostasis tubuh dalam mempertahankan keseimbangan fisika dan
kimia.Ginjal menyekresi hormon dan enzim yang membantu pengaturan
produksi eritrosit, tekanan darah serta metabolisme kalsium dan
fosfor.Ginjal membuang sisa metabolism dan menyesuaikan ekskresi air
daan pelarut.Ginjal mengatur cairan tubuh, asiditas, dan elektrolit
sehingga mempertahankan komposisi cairan yang normal. (Mary
Baradero, 2008 : 1)
2. Etiologi
a. Menurut Doengoes penyebab gagal ginjal kronis antara lain :
1) Glomerulonefritis
2) Infeksi Kronis
3) Penyakit Vaskular ( Nefrosklerosis)
4) Proses obstruksi (Kalkuli)
5) Penyakit Kolagen ( luris sistemik)
6) Agen Nefrotik ( amino glikorida)
7) Penyakit Endokrin (Diabettes Mellitus)
b. Menurut Price penyebab gagal ginjal kronis antara lian:
1) Infeksi : Pielonefritis kronis
2) Penyakit peradangan misalnya Glomerulonefritis
3) Penyakit vascular hipersensitif misalnya nefroklerosis benigna,
nefroklerosis maligna, stenosis, arteria renalis
4) Gangguan jaringan penyambung misalnya Lupus eritmatosus
system, asidosis tubulus ginjal
5) Gangguan congenital dan herediter misalnya penyakit ginjal
polikistik, asidosis tubulus ginjal
6) Penyakit metabolic misalnya DM, Gout, Hyperparathyroidisma,
amiloidosis
7) Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesic, nefropati
timbale
8) Nefropati obstruksi misalnya saluran kemih bagian atas,
neoplasma fibrosis, netroperitoneal saluran kemih bagian bawah
: hipertrofi prostat, striktur uretra, anomaly congenital.
3. Klasifikasi Gagal Ginjal Kronis
a. Stadium I : Fungsi Ginjal Berkurang, LFG 80 – 150 Ml/Mnt,
Asimptomatik.
b. Stadium II : Ringan, LFG 50 – 30 Ml/Mnt, Hipertensi, Asimtomatik
Sekunder
c. Stadium III : Sedang, LFG 10 – 29 Ml/Mnt, Sama Dengan Stadium II
Ditambah Dengan Anemia.
d. Stadium IV : Berat, LFG < 10 Ml/Mnt Gejala Sama Dengan Stadium III
Ditambah Dengan Retensi Air Dan Garam Serta Mual Dan Muntah
e. Stadium V : Terminal,LFG < 5 Ml/Mnt, Gejala Sama Dengan Stadium
IV Ditambah Dengan Edema paru, koma, kejang, asidosis metabolic,
hiperkalemia, dan kelelahan.
4. Patofisiologi
Penyebab sistemik ginjal penyebab Gagal Ginjal Kronis (GGK)
menyebabkan terjadinya penurunan fungsi ginjal yang menyebabkan
produksi akhir metabolism protein tidak dapat diekskresikan melalui urine
sehingga tertimbun di dalam darah. (Uremia)
Penurunan laju filtrasi glomerolus (GFR) mengakibatkan klirens
kreatinin akan menurun sehingga kreatinin darah meningkat dan biasanya
diikuti oleh peningkatan kadar BUN kreatinin serum merupakan indicator
yang digunakan untuk mengetahui fungsi ginjal karena substansi ini
diproduksi secara konstan oleh tubuh sementara BUN tidak hanya
dipengaruhi oleh penyakit ginjal tapi juga oleh masukan protein dalam diet
katabolisme jaringan medika seperti steroid. Ginjal juga tidak mampu
mengencerkan urine secara normal dan sering terjadi retensi natrium dan
cairan sehingga meningkatkan resiko terjadinya edema, gagal jantung
kongestif, dan hipertensi. Hipertensi juga dapat terjadi akibat aktivasi system
rennin angiotensin aldosteron. Asidosis sering terjadi akibat ketidakmampuan
ginjal mengeluarkan ion H+ (muatan basa) yang berlebihan, ketidakmampuan
mengekskresikan ammonia (NH3+ dan mengobservasi Bicarbonat HCO3-)
Anemia terjadi akibat sekresi eritropoetin yang tidak adekuat,
memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi da kecenderungan
untuk mengalami perdarahan akibat status uremic terutama dari saluran
gastrointestinal. Penurunan GFR juga mengakibatkan peningkatan kadar
fosfat serum sehingga terjadi penurunan kadar serum/kalsium serum.
Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan sekresi kadar Parathormon,
terjadi respon abnormal sehingga kalsium dalam tulang menurun
menyebabkan penyakit tulang dan klasifikasi metastastastik. Dengan tingkat
keparahan penyakit GGK tersebut sehingga diambil tindakan hemodialisa
5. Manifestasi Klinis
a. GejalaKardiovaskularHipertensi, kelebihan volume cairan, perikarditis
uremic, gagal jantung,edema periorbital, dan pembesaran vena jugularis,
b. Gejala IntegumenPruritus/gatal, kulit bersisik, ekimosis, kuku tipis dan
rapuh, rambut tipis dan kasar.
c. Gejala GastrointestinalPerdarahan pada mulut, nausea, anoreksia, nafas
berbau, ammonia, konstipasi/diare,perdarahan pada saluran GI.
d. Gejala NeurologiKelemahan dan keletihan, confusion, kontraksi
menurun, rasa panas pada telapak kaki, kejang, kelemahan pada tungkai.
e. Gejala MuskuloskeletalKram otot, fraktur, foot drop, kekuatan otot
hilang.
f. Gangguan Urologi Nokturia, nyeri.
g. Gangguan HematologiAnemia, trombositopenia, ganggguan fungsi
leukosit, gangguan fungsi trombosit.
h. Gangguan ReproduksiPenurunan libido, amenoria, ereksi menurun,
fertilitas menurun.
i. Gangguan/ Gejala PulmonerKrekels, nafas dangkal dan kusmaul, sputum
kental.
6. Komplikasi
a. Hiperkalemia
b. Perikarditis
c. Hipertensi
d. Anemia
e. Penyakit Tula
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboraturium
1) Laboraturium Darah :
BUN, Kreatinin, Elektrolit, (Na, K, Ca, Phospat), Hematologi (Hb,
trombosit, Ht, leukosit), Protein antibody (kehilangan protein dan
imunoglobulin)
2) Pemeriksaan Urine :
Warna, PH, BJ, Kekeruhan, Volume, Glukosa, Protein, Sedimen, SDM,
Keton, SDP, TKK/CCT.
b. Pemeriksaan EKG
Untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel kiri, tanda perikarditis, aritmia, dan
gangguan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)
c. Pemeriksaan USG
Menilai berat dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan parenkim
ginjal, anatomi sistem pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih, serta
prostat.
d. Pemeriksan Radiologi
Renogram, Intravenosus, Pyelography, Retrograde Pyelography, Renal
Arteriografi, dan Venografi, CT scan, MRI, Renal Biopsi, Pemeriksaan
Rontgen Dada, Pemeriksaan Rotgen Tulang, Foto Polos Abdomen.
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan terhadap gagal ginjal meliputi :
a. Retriksi konsumsi cairan, protein, dan fosfat.
b. Obat-obatan : Diuretik untuk meningkatkan urinasi
Alumunium hidroksida untuk terapi hiperfostamia
Anti hipertensi untuk terapi hipertensi
Serta diberi obat yang dapat menstimulasi produksi RBC
seperti Apoetin Alfa bila terjadi anemia
c. Dialisis
d. Transpolantasi ginjal (Reeves, Roux, Lockhart, 2011)
9. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul akibat gagal ginjal kronis antara lain :
a. Hiperkalemia
b. Perikarditis
c. Hipertensi
d. Anemia
e. Penyakit Tulang(Smeltzer & Bare, 2010)
D. Tinjauan Tentang Hemodialisa
1. Definisi
Terapi hemodialisa adalah suatu teknologi tinggi sebagai terapi
pengganti untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu
dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hidrogen, urea,
kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permeabel
sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi
proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi (Setyawan, 2001).
2. Tujuan Hemodialisis
Hemodialisis bertujuan untuk mengambil zat-zat nitrogen yang toksik
dari dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan, pada hemodialisis
aliran darah yang penuh dengan toksik dan limbah nitrogen dialihkan dari
dalam tubuh ke dialiser tempat darah tersebut dibersihkan dan kemudian
dikembalikan ke dalam tubuh.
3. Indikasi Hemodialisis
Pasien yang memerlukan hemodialisa adalah pasien GGK dan GGA apabila
terdapat indikasi :
a. Hiperkalemia ( K > 6 mEq/l)
b. Asidosis
c. Kadar ureum/kreatinin tinggi dalam darah
d. Kelebihan cairan.
e. Perikarditis dan konfusi yang berat.
f. Hiperkalsemia dan hipertensi.
4. Prinsip Hemodialisa
Prinsip mayor/proses hemodialisa
a. Akses Vaskuler :
Seluruh dialysis membutuhkan akses ke sirkulasi darah pasien.Kronik
biasanya memiliki akses permanent seperti fistula atau graf sementara.Akut
memiliki akses temporer seperti vascoth.
b. Membran semi permeable
Hal ini ditetapkan dengan dialyser actual dibutuhkan untuk mengadakan
kontak diantara darah dan dialisat sehingga dialysis dapat terjadi.
c. Difusi
Dalam dialisat yang konvesional, prinsip mayor yang menyebabkan
pemindahan zat terlarut adalah difusi substansi. Berpindah dari area yang
konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah. Gradien konsentrasi
tercipta antara darah dan dialisat yang menyebabkan pemindahan zat pelarut
yang diinginkan. Mencegah kehilangan zat yang dibutuhkan.
d. Konveksi
Saat cairan dipindahkan selama hemodialisis, cairan yang dipindahkan akan
mengambil bersama dengan zat terlarut yang tercampur dalam cairan tersebut.
e. Ultrafiltrasi
Proses dimana cairan dipindahkan saat dialysis dikenali sebagai ultrafiltrasi
artinya adalah pergerakan dari cairan akibat beberapa bentuk tekanan. Tiga
tipe dari tekanan dapat terjadi pada membrane :
1) Tekanan positip merupakan tekanan hidrostatik yang terjadi akibat cairan dalam
membrane. Pada dialysis hal ini dipengaruhi oleh tekanan dialiser dan resisten
vena terhadap darah yang mengalir balik ke fistula tekanan positip “mendorong”
cairan menyeberangi membrane.
2) Tekanan negative merupakan tekanan yang dihasilkan dari luar membrane oleh
pompa pada sisi dialisat dari membrane tekanan negative “menarik” cairan
keluar darah.
3) Tekanan osmotic merupakan tekanan yang dihasilkan dalam larutan yang
berhubungan dengan konsentrasi zat terlarut dalam larutan tersebut. Larutan
dengan kadar zat terlarut yang tinggi akan menarik cairan dari larutan lain
dengan konsentrasi yang rendah yang menyebabkan membrane permeable
terhadap air.
4) Perangkat Hemodialisa
Perangkat khusus
a) Mesin hemodialisa
b) Ginjal buatan (dializer) yaitu : alat yang digunakan untuk mengeluarkan sisa
metabolisme atau zat toksin laindari dalam tubuh.
c) Blood lines : selang yang mengalirkan darah dari tubuh ke dializer dan
kembali ke tubuh. Mempunyai 2 fungsi : untuk mengeluarkan dan
menampung cairan serta sisa-sisa metablolisme serta untuk mencegah
kehilangan zat-zat vital dari tubuh selama dialysis.
Alat-alat kesehatan :
i. Tempat tidur fungsional
ii. Timbangan BB
iii. Pengukur TB
iv. Stetoskop
v. Termometer
vi. Peralatan EKG
vii. Set O2 lengkap
viii. Suction dan Meja tindakan.
5. Obat-obatan dan cairan :
a. Obat-obatan hemodialisa : heparin, frotamin, lidocain untuk anestesi.
b. Cairan infuse : NaCl 0,9%, Dex 5% dan Dex 10%.
c. Dialisat
d. Desinfektan : alcohol 70%, Betadin, Sodium hypochlorite 5%
e. Obat-obatan emergency.
6. Pedoman Perawatan Hemodialisa
a. Persiapan sebelum hemodialisa
b. Sambungkan selang air dari mesin hemodialisa.
c. Kran air dibuka.
d. Pastikan selang pembuka air dan mesin hemodialisis sudah masuk keluar
atau saluran pembuangan.
e. Sambungkan kabel mesin hemodialisis ke stop kontak.
f. Hidupkan mesin.
g. Pastikan mesin pada posisi rinse selama 20 menit.
h. Matikan mesin hemodialisis.
i. Masukkan selang dialisat ke dalam jaringan dialisat pekat.
j. Sambungkan slang dialisat dengan konektor yang ada pada mesin
hemodialisis.
k. Hidupkan mesin dengan posisi normal (siap).
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
Pasien hemodialisa dilakukan pada penderita gagal ginjal akut (GGA)
maupun gagal ginjal Kronik (GGK) untuk mengeluarkan sisa metabolisme atau
racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium,
hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain
Dukungan Keluarga Adalah Sikap, Tindakan Dan Penerimaan Keluarga
Terhadap Anggotanya. Anggota keluarga dipandang sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Anggota keluarga memandang bahwa
orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan
jika diperlukan
Bentuk dukungan keluarga yang dimaksud anatara lain: (1) dukungan
penilaian meliputi pertolongan pada individu untuk memahami kejadian depresi
untuk menghadapi stressor, (2) dukungan instrumental meliputi penyediaan
dukungan jasmaniah seperti financial dan material, (3) dukungan informasional
meliputi komunikasi dan tanggung jawab bersama seperti memberikan solusi,
saran, nasehat dan pengarahan, (4) dukungan emosional meliputi perasaan
nyaman, merasa di kepada keluarga yang menjalani hemodialisa.
B. Bagan Kerangka Konsep
Keterangan : Variabel Yang diteliti
C. Variable Penelitian
1. Variabel Independent
Variabel Independent dalam penelitian adalah dukungan keluarga terdiri
dari Dukungan Penilaian, Dukungan Instrumental, Dukungan Informasional,
dan Dukungan Emosinal.
2. Varibel Terikat Dependent
Variabel Dependent dalam penelitian adalah Pasien Hemodialisa.
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain.
2. Hemodialisa adalah suatu teknologi tinggi sebagai sebagai terapi penganti
untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau tacun tertentu dari peredaran
darah manusia seperti air, natrium, kalium, , hidrogen, urea, kreatinin, asam
urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permeabel sebagai pemisah darah
Dukungan Keluarga Pasien Hemodialisa
Dukungan Penilaian
Dukungan Emosional
Dukungan Informasional
Dukungan Instrumental
dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis
dan ultra filtrasi
3. Pasien hemodialisa adalah seseorang yang menjalani hemodialisa
4. Dukungan keluarga dalam penelitian ini adalah kemampuan responden
memberi dukungan pada pasien yang menjalani hemodialisa:
Kriteria Objektif :
a. Baik :Jika responden menjawab dengan benar ≥63,5%
b. Kurang :Jika responden menjawab dengan benar <63,5%
Dukungan Keluarga yang dimaksud antara lain:
5. Dukungan Penilaian pada pasien Gagal Ginjal Kronik yang meliputi:
pertolongan pada individu untuk memahami kejadian depresi dengan baik dan
juga sumber depresi dan strategi koping yang dapat digunakan dalam
menghadapi stressor.Identifikasi responden tentang Dukungan Penialaian
diukur dengan menggunakan skala likert dengan pertanyaan sebanyak5 item.
Bila responden menjawab Selalu diberi skor 4 (SL), Sering (SR) diberi skor 3,
Kadang-Kadang (KD) diberi skor 2, tidak pernah (TP) diberi skor 1, Kriteria
Objektif :
a. Baik :Jika responden menjawab dengan benar ≥63,5%
b. Kurang :Jika responden menjawab dengan benar <63,5%
6. Dukungan Instrumental pada pasien Gagal Ginjal Kronik yang meliputi: penyediaan
dukungan jasmaniah seperti pelayanan, bantuan finansial dan material berupa
bantuan nyata (instrumental support material support), suatu kondisi dimana
benda atau jasa akan membantu memecahkan masalah praktis, termasuk di
dalamnya bantuan langsung, seperti saat seseorang memberi atau meminjamkan
uang, membantu pekerjaan sehari-hari, menyampaikan pesan, menyediakan
transportasi, menjaga dan merawat saat sakit. ataupun mengalami depresi yang
dapat membantu memecahkan masalah. Identifikasi responden tentang Dukungan
instrumental diukur dengan menggunakan skala likert dengan pertanyaan
sebanyak 5 item. Bila responden menjawab Sering (SR) diberi skor 4,
Kadang-Kadang (KD) diberi skor 3, jarang (JR) diberi skor 2, tidak pernah
(TP) diberi skor 1.
Kriteria Objektif :
a. Baik :Jika responden menjawab dengan benar ≥63,5%
b. Kurang :Jika responden menjawab dengan benar <63,5%
7. Dukungan Informasional pada pasien Gagagl Ginjal Kronik yang meliputi:jaringan
komunikasi dan tanggung jawab bersama, termasuk di dalamnya memberikan
solusi dari masalah, memberikan nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik
tentang apa yang dilakukan oleh seseorang. Keluarga dapat menyediakan
informasi dengan menyarankan tentang dokter, terapi yang baik bagi dirinya dan
tindakan spesifik bagi individu untuk melawan stresor. Individu yang mengalami
depresi dapat keluar dari masalahnya dan memecahkan masalahnya dengan
dukungan dari keluarga dengan menyediakan feed back.Identifikasi responden
tentang dukungan informasiona diukur dengan menggunakan skala likert dengan
pertanyaan sebanyak 5 item. Bila responden menjawab Sering (SR) diberi
skor 4, Kadang-Kadang (KD) diberi skor 3, jarang (JR) diberi skor 2, tidak
pernah (TP) diberi skor 1
Kriteria Objektif :
a. Baik :Jika responden menjawab dengan benar ≥63,5%
b. Kurang :Jika responden menjawab dengan benar <63,5%
8. Dukungan Emosional pada pasien Gagal Ginjal Kronik yang meliputi:Dukungan
emosional memberikan individu perasaan nyaman, merasa dicintai saat
mengalami depresi, bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya,
perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa berharga. Pada dukungan
emosional ini keluarga menyediakan tempat istirahat dan memberikan
semangat.Identifikasi responden tentang dukungan emosional diukur dengan
menggunakan skala likert dengan pertanyaan sebanyak 5 item. Bila responden
menjawab Sering (SR) diberi skor 4, Kadang-Kadang (KD) diberi skor 3,
jarang (JR) diberi skor 2, tidak pernah (TP) diberi skor 1, Kriteria Objektif :
a. Baik :Jika responden menjawab dengan benar ≥63,5%
b. Kurang :Jika responden menjawab dengan benar <63,5%
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian dekskritif yang dimaksud
mendekskripsikan atau menguraikanDukungan Keluarga Pada Pasien
Hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSU Bahteramas.
B. Tempat dan waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini akan dilakukan di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara.
2. Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan setelah Ujian Seminar Proposal dan
dikeluarkannya Surat Penelitian.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti
(Nursalam, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah semuaKeluarga Pasien
yang Berkunjung pada periode Januari – Mei 2017 di RSU Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggaradengan total jumlah pasien sebesar 69 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih dengan sampling
tertentu untuk bisa memenuhi/mewakili populasi (Nursalam, 2013).
a. Besar Sampel
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah semua Keluarga Pasien
Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisa. pengambilan sampel
yang digunakan yaitu Total sampling.Total samplingadalah keseluruhan
dari populasi di jadikan sebagai sampel.
Adapun Sampel dalam penelitian ini berjumlah 69 keluarga pasien yang
menjalani hemodialisa (setiadi, 2007).
D. Jenis Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini dikelompokkan menjadi data primer dan
data sekunder yaitu :
1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari kuesioner penelitian yang telah
dirancang dan disiapkan oleh peneliti dan disiapkan oleh peneliti dan
kemudian disebarkan kepada responden yang terpilih. Kuesioner dibagikan
kepada para respondenyang berada RSU Bahteramas. Calon responden yang
bersedia diminta untuk menandatangani lembar persetujan.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari RSU Bahteramasmengenai
gambaran lokasi penelitian dan jumlah pasien hemodialisa.
E. Instrumen Penelitian
Penggumpulan data pada penelitian ini menggunakan lembar Kuesioner
pada responden yang disusun berdasarkan konsep penelitian.Kuesioner
merupakan lembar atau daftar pertanyaan yang berupa angket. Lembar kuesioner
ini akan dibagikan kepada setiap responden untuk diisi (setiadi, 2007).
F. Pengelolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan proses yang sangat penting dalam
penelitian ini. Oleh karena itu harus dilakukan dengan baik dan
benar.Kegiatan-kegiatan dalam pengolahan data :
a. Mengkode Data (Koding)
Pada tahap ini, peneliti memberikan kode-kode tertentu pada data-data
yang sudah dikumpul dengan tujuan memudahkan pengelolahan data
selanjutnya.
b. Mengedit Data (Editing)
Editing digunakan untuk meneliti setiap daftar pertanyaan yang sudah
diisi.
c. Memberi Skor (Skoring)
Skoring adalah perhitungan secara manual dengan menggunakan
kalkulator untuk mengetahui presentase dari setiap hal yang di teliti.
d. Tabulation
Tabulasi data merupakan lanjutan dari pengkodean pada proses
pengolahan. Dalam hal ini setelah data tersebut dikoding kemudian
ditabulasi agar lebih mempermudah penyajian data dalam bentuk distribusi
frekuensi. (Arikunto, 2013).
G. Analisa Data
Setelah melakukan observasi pengisisan kuesioner kemudian dilakukan
analisis univariat dengan cara menampilkan distribusi dan persentase frekuensi
variable yang di teliti dari suatu populasi dan hasil observasi tersebut di
persentasikan dalam bentuk distribusi tabel dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Rumus yang digunakan adalah :
fX = x K
nKeterangan :
X : Persentase hasil yang di capai
f : Frekuensi variabel yang diamati
n : Jumlah sampel penelitian
K : Konstanta 100%
H. Penyajian Data
Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi Frekuensi yang
dipersentasikan dan diuraikan secara Narasi.
I. Etika Penelitian
Ada beberapa prinsip-prinsip etika penelitian yang harus diperhatikan oleh
peneliti menurut Joel (2005) yaitu sebagai berikut:
1. Autonomy yang berhubungan dengan hak dari responden untuk membuat
keputusan bagi dirinya, dalam hal ini penelitian harus menghormati hak
responden untuk menentukan apakah dia bersedia atau tidak menjadi bagian
dari penelitian dan sewaktu-waktu boleh berhenti dari proses penelitian.
2. Veracity berkaitan dengan kewajiban untuk mengatakan sesuatu dengan
benar tidak berbohong apalagi menipu, dalam hal ini peneliti harus
menjelaskan tentang proses dalam penelitiannya dengan benar dan jujur.
3. Konfidensialitas yaitu berkaitan dengan rahasia, dalam penelitian ini maka
peneliti harus merahasiakan identitas responden dan data-data
yangdidapatkan dari responden hanya diperlukan untuk penelitian
saja.Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin
kepada direktur.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penenlitian
1. Visi rumah sakit umum Bahteramas
Visi pembangunan pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara adalah “
pembangun Kesejahteraan Sulawesi Tenggara Tahun 2013” atau yang lebih
dikenal dengan “ Bank Sejahtera”. Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi
Tenggara dalam memberikan Pelayanan kepada masyarakat mengacu kepada
Visi dan Misi Pemerintah Daerah dan Visi Pembangun Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tenggara.Visi Rumah Sakit Umum Bahteramas Povinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013”.
2. Misi Rumah Sakit Umum Bahteramas
Untuk mencapai Visi yang teah ditetapkan tersebut Rumah Sakit
Bahteramas mempunyai Misi sebagai berikut :
a. Meningkatkan pelayanan kesehatan prima berlandaskan etika profesi
b. Menyelenggarakan pendidikan Profesi dokter, Pendidikan Kesehatan
lainnya serta pelatihan dan penelitian.
c. Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan.
3. Letak Geografis
Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara, sejak tangga 21
November 2012 pindah lokasi dari di jalan Dr. Ratulangi No. 151 Kelurahan
Kemaraya Kecamatan Mandongan ke jalan Kapt. Piere Tendean No. 40
Baruga. Lokasi ini sangat strategi karena mudah dijangkau dengan kendaraan
umum dengan batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kantor Pengadilan Agama
b. Sebelah Timur : Kantor Polsek Baruga
c. Sebelah Selatan : Perumahan Penduduk
d. Sebelah Barat : Balai Pertanian Provinsi Sulawesi tenggara
4. Lingkungan Fisik
Rumah Sakit Umum Bahteramas berdiri diatas atas seluas 17,5 Ha.
Luas seluruh bangunan 53,269 m2, Luas bangunan yang terealisasi sampai
dengan akhir tahun 2015 dan 35,410 m2.Bangunan yang ada mempunyai
tingkat aktivitas yang sangat tinggi.Pengelompokkan ruangan berdasarkan
fungsinya sehingga menjadi empat kelompok, yaitu kelompok kegiatan
pelayanan rumah sakit, kelompok kegiatan penunjang medis, kelompok
kegiatan penunjang non medis, dan kelompok kegiatan administrasi.
5. Sejarah Dan Status Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara yang di bangun
secara bertahap pada tahun anggaran 1969/1970 dengan sebutan “ Perluasan
Rumah Sakit Kendari” adalah milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
dengan klasifikasi type C berdasarkan SK Menkes No. 51/Menkes/II/1979
tanggal 22 Februari 1979. Susunan Struktur Organisasi adalah berdasarkan
SK Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara No. 77 tahun 1983 tanggal 28
Maret 1983.
Pada tanggal 21 Desember 1998, Rumah Sakit Umum Provinsi
Sulawesi Tenggara meningkat menjadi Type B (Non Pendidikan) sesuai
dengan SK Menkes No.1482/Menkes/SK/XII/1998, dan ditetapkan dengan
perda No. 3 tahun 1999 tanggal 8 Mei 1999.Kedudukan Rumah Sakit secara
teknis berada dibawah Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dan
taktis operasional berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur.
Sejak tanggal 18 Januari 2005, Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi
Tenggara telah terakreditas untuk 5 pelayanan yaitu Administrasi
Manajemen, Pelayanan Medik, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan
Keperawatan dan Rekam Medis sesuai dengan SK Dirjen Yanmed No.
HK.00.06.3.5.139. Akreditasi 12 Pelayanan, yaitu Administrasi dan
Manajemen, Pelayanan Medik,Pelayanan Gawat Darurat,Pelayanan
Keperawatan,Pelayanan Rekam Medis,Pelayanan Radiologi,Pelayanan
Farmasi,Pelayanan Laboratorium,Pelayanan Peristi, Pelayanan Kamar
Operasi, Pelayanan Pencegahan Infeksi, Pelayanan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja sesuai dengan SK Dirjen Yanmed No. HK.00.06.3.5.139.
tanggal 31 Desember 2010.
Sesuai dengan Undang – Undang Rumah Sakit No. 44 Tahun 2009
dan untuk meningkatkan mutu pelayanan, maka Rumah Sakit Umum Provinsi
Sulawesi Tenggara telah menjadi Badan Layanan Umum Daerah yang di
tetapkan melalui Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 653
Tahun 2010 tanggal 15 Oktober 2010.
Di akhir tahun 2012, tepatnya tanggal 21 November 2012 Rumah
Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara pindah lokasi dan berubah nama
menjadi Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara (RSU
Bahteramas Prov. Sultra), yang diresmikan penggunaannya oleh Menteri
Koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan RI, Ir. H. Hata Rajasa dan
Gubernur Sulawesi Tenggara, H. Nur Alam SE.
6. Sarana Dan Prasarana
a. Bangunan Fisik
RSU Bahteramas memiliki sarana dan prasarana yang terdiri dari
bangunan fisik seluas 35.410 m2.
b. Prasarana
1) Listrik dari PLN tersedia 1400 KVA dibantu dengan 2 unit genset (2x
250 KVA).
2) Air yang digunakan di RSU Bahteramas berasal sumur dalam, sumur
bor dan PDAM
3) Sarana komunikasi berupa jaringan PABX dan jaringan internet
4) Sentral instalasi oksigen cair untuk ruangan yang membutuhkan
5) Sytem alarm kebakaran, hidrant, dan tabung pemadam kebakaran di
semua gedung
6) Pembuangan limbah.
7. Luas Lahan dan Bangunan
RSU Bahteramas berdiri di atas tanah seluas 17 Ha, memiiki 17 Ha
bangunan fisik, yang sampai saat ini masih terus menerus ditambah sesuai
dengan master plan pembangunan rumah sakit Luas seluruh bangunan
adalah 22.577,38 m2. Halaman parkir seluas ± 1.500 m2.Semua bangunan
mempunyai tingkat aktivitas yang sangat tinggi. Disamping kegiatan
pelayanan kesehatan kepada pasien, kegiatan yang kalah pentingnya
adalah kegiatan administrasi, pengolahan makanan, pemeliharaan atau
perbaikan instalasi listrik dan air, kebersihan dan lain – lain.
8. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia (SDM) di RSU Provinsi Sultra hingga 31
Desember 2012 berjumah 703 rang Pegawai Negeri Sipil (PNS) terdiri
atas tenaga medis, paramedis, dan non medis. Tenaga kontrak berjumlah
80 0rang.
Jumlah keseluruhan tenaga masih belum memenuhi standar jumlah
tenaga minimal untuk Rumah Sakit Umum Kelas B. Beberapa tenaga
dengan keterampilan tertentu masih sangat di perlukan pada saat ini,
sehingga di samping permintaan tambahan tenaa, perlu juga pelatihan dan
pendidikan formal lanjutan untuk staf RSU Provinsi Sulawesi Tenggara.
B. Karakteristik Responden
1. Umur
Tabel 5.1Distribusi Responden Berdasarkan Umur Keluarga Pada Pasien
Hemodialisa di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum BahteramasProvinsi Sulawesi Tenggara
No Umur Frekuensi Persentase1 17 – 24 22 32
2 25 – 33 26 38
3 34 – 42 13 19
4 43 – 51 3 4
5 52 – 60 4 6
6 61 – 69 1 1
Jumlah 69 100%Sumber: data primer 2017
Tebeldiatas menunjukan bahwa frekuensi tertinggi umur keluarga pada
pasien hemodialisa yaitu di usia 25 – 33 tahun berjumlah 26responden (38%)
sedangkan rentang usia terendah adalah 61-69 yaitu 1 responden (1%).
2. Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dengan
jumlah sampel 69 orang di dapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 5.2Distribusi Responden Berdasarkan Jenis KelaminKeluarga PadaPasien Hemodialisa di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum
Bahteramas Provinsi Sulawesi TenggaraNo Jenis Kelamin Frekuensi Persentase1 Laki-Laki 38 552 Perempuan 31 45
69 100%Sumber: data primer 2017
Tebeldiatas menunjukan bahwa frekuensi tertinggi Jenis Kelamin
keluarga pada pasien hemodialisa yaitu Laki-Lakiberjumlah 38 responden
(55%) sedangkan yang terendah adalah Perempuanberjumlah31 responden
(45%).
3. Pendidikan
Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dengan jumlah
sampel 69 orang di dapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 5.3Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat PendidikanKeluarga Pada
Pasien Hemodialisa di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit UmumBahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
No Pendidikan Frekuensi Persentase1 SD 2 3
2 SMP 6 9
3 SMA 41 59
4 S1 17 25
5 S2 3 4
Jumlah 69 100%Sumber: data primer 2017
Dari data tebel diatas menunjukan bahwa frekuensi tingkat pendidikan
tertinggi keluarga pada pasien hemodialisa adalah SMA yang berjumlah 41
responden (59%) sedangkan yang paling rendah adalah SD sebanyak 2
responden (3%).
4. Variabel Penelitian
Tabel 5.4Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan PenilaianKeluarga Pada
Pasien Hemodialisa di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit UmumBahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
No Dukungan Penilaian Frekuensi Persentase1 Baik 68 992 Kurang 1 1
Jumlah 69 100%Sumber: data primer 2017
Tabel diatas menunjukan bahwa dukungan penilaian keluarga pada pasien
hemodialisa yang tertinggi yaitu baik68 responden (99%) sedangkan yang
kurangadalah 1 responden (1%).
Tabel 5.5Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan InstrumentalKeluargaPada Pasien Hemodialisa di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum
Bahteramas Provinsi Sulawesi TenggaraNo Dukungan Instrumental Frekuensi Persentase1 Baik 68 99
2 Kurang 1 1
Jumlah 69 100%Sumber: data primer 2017
Tabel diatas menunjukan bahwa dukungan instrumental keluarga pada
pasien hemodialisa yang tertinggi yaitu baik68 responden (99%) sedangkan
yang kurangadalah 1 responden (1%).
Tabel 5.6Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan InformasionalKeluargaPada Pasien Hemodialisa di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum
Bahteramas Provinsi Sulawesi TenggaraNo Dukungan Informasional Frekuensi Persentase1 Baik 67 97
2 Kurang 2 3
Jumlah 69 100%Sumber: data primer 2017
Tabel diatas menunjukan bahwa dukungan instrumental keluarga pada
pasien hemodialisa yang tertinggi yaitu baik67 responden (97%) sedangkan
yang kurangadalah 2 responden (3%).
Tabel 5.7Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan EmosionalKeluarga Pada
Pasien Hemodialisa di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit UmumBahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
No Dukungan Emosional Frekuensi Persentase1 Baik 67 97
2 Kurang 2 3
Jumlah 69 100%Sumber: data primer 2017
Tabel diatas menunjukan bahwa dukungan emosional keluarga pada
pasien hemodialisa yang tertinggi yaitu baik67 responden (97%) sedangkan
yang kurangadalah 2 responden (3%).
Tabel 5.8Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga Pada PasienHemodialisa di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Bahteramas
Provinsi Sulawesi TenggaraNo Dukungan Keluarga Frekuensi Persentase1 Baik 67 97
2 Kurang 2 3
Jumlah 69 100%Sumber: data primer 2017
Tabel diatas menunjukan bahwa dukungan instrumental keluarga pada
pasien hemodialisa yang tertinggi yaitu baik67 responden (97%) sedangkan yang
kurangadalah 2 responden (3%).
C. Pembahasan
1. Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga
terhadap anggotanya.Anggota keluarga dipandang sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dalam lingkungan keluarga.Anggota keluarga memandang bahwa
orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan
bantuan jika diperlukan.
Dari wawancara selama penelitian responden mengatakandukungan
keluarga karena merupakan tanggung jawab keluarga untuk mendampingi
pasien yang menjalani hemodialisa, tidak mendapat dukungan keluarga untuk
menjalani hemodialisa yang merupakan rutinitas yang membosankan dan
keluarga mengatakan kadang-kadang keluarga tidak mendukung untuk
hemodialisa karena mempunyai kesibukan masing-masing.
Menurut teori bomar (2006) dukungan keluarga adalah bentuk prilaku
melayani yang dilakukan oleh keluarga baik dalam bentuk dukungan
emosional (perhatian, kasih sayang, empati), dukungan informasi (saran,
nasihat, informasi), dukungan intrumental (tenaga, dana, dan waktu).
Berdasarkan hasil penelitian tentang dukungan keluarga pada pasien
hemodialisa di ruang hemodialisa rumah sakit umum bahteramas provinsi
sulawesi tenggara sebagian besar mempunyai dukungan keluarga yang baik
sebanyak 67 responden (97 %). Sesuai dengan pengamatan peneliti, umumnya
ketika menjalani terapi hemodialisa selalu ditemani oleh keluarga (suami,
Istri, ataupun anggota keluarga lainnya) sehingga pasien merasa tetap ada
yang memberikan perhatian, kasih sayang atau peduli kepadanya walau dalam
keadaan sakit.
Penelitian ini diperkuat oleh penelitian surmeli (2015) lebih dari separuh
dukungan yang diberikan oleh keluarga kepada responden yang menjalani
terapi hemodialisa adalah cukup positif sebanyak 53 orang (50,5%) artinya
dapat diasumsikan bahwa keluarga sudah melaksanakan fungsi tugas
kesehatan keluarga. Berdasarkan pengamatan peneliti rata-rata keluarga
mendampingi pasien yang menjalani terapi hemodialisa.
2. Dukungan Penilaian
Dukungan ini meliputi pertolongan pada individu untuk memahami
kejadian depresi dengan baik dan juga sumber depresi dan strategi koping
yang dapat digunakan dalam menghadapi stressor.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dukungan penilaian keluarga pada
pasien hemodialisa yang tertinggi yaitu baik68 responden (99%). Hal tersebut
terjadi karena dukungan keluarga pendamping selama proses hemodialisa,
keluarga dapat dijadikan sebagai sumber penyemangat, keluarga dapat diajak
bicara tentang masalah atau penyakit pasien dan keluarga dalam membantu
menyelesaikan masalah pasien.
Keluarga bertindak sebagai penengah dalam pemecahan masalah dan
juga sebagai fasilitator dalam pemecahan masalah yang sedang dihadapi.
Dukungan dan perhatian dari keluarga merupakan bentuk penghargaan positif
yang diberikan kepada individu. Dukungan keluarga merupakan suatu sistem
pendukung yang berasal dari keluarga untuk anggota keluarga, dalam
memberikan informasi kepada anggota keluarga yang sakit mencakup
menerima informasi yang berkaitan dengan sakitnya yaitu dalam upaya
menghilangkan kecemasan karena ketidakpastian. Juga kemampuan pasien
menggunakan sumber teknologi secara efektif (Smeltzer & Bare, 2002).
3. Dukungan Instrumental
Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti
pelayanan, bantuan finansial dan material berupa bantuan nyata (instrumental
support material support), suatu kondisi dimana benda atau jasa akan
membantu memecahkan masalah praktis, termasuk di dalamnya bantuan
langsung, seperti saat seseorang memberi atau meminjamkan uang, membantu
pekerjaan sehari-hari, menyampaikan pesan, menyediakan transportasi,
menjaga dan merawat saat sakit. ataupun mengalami depresi yang dapat
membantu memecahkan masalah.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dukungan penilaian keluarga pada
pasien hemodialisa yang tertinggi yaitu baik68 responden (99%). Hal tersebut
terjadi karena keluarga membantu dalam segi ekonomi dalam menjalani
hemodialisa seperti membantu biaya dalam pengobatan maupun menantar
maupun menemani keluarga saat menjalani hemodialisa.
Dukungan instrumental adalah bentuk dukungan untuk mendapatkan
sumber pertolongan praktis dan nyata yang bersumber dari keluarga untuk
menyelesaikan masalah.
Dukungan instrumental sesuai dengan fungsi keluarga menurut
Friedman (2014) yang menyatakan dukungan instrumental ini sesuai dengan
fungsi ekonomi dimana keluarga sebagai sumber finansial, materi serta
alokasi waktu untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarganya. Dukungan
instrumental berupa bantuan secara langsung, memberi fasilitas, memberi
pinjaman materi (uang), memberi makanan, memberi bantuan finansial juga
waktu, membiayai hidup, dan dapat memberi pekerjaan yang menghasilkan
uang yang disesuaikan dengan kondisi sakit anggota keluarganya.Keluarga
merupakan sebuah sumber pertolongan dalam hal pengawasan, kebutuhan
individu.Keluarga mencarikan solusi yang dapat membantu individu dalam
melakukan kegiatan.
4. Dukungan Informasional
Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab
bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah, memberikan
nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh
seseorang. Keluarga dapat menyediakan informasi dengan menyarankan
tentang dokter, terapi yang baik bagi dirinya dan tindakan spesifik bagi
individu untuk melawan stresor. Individu yang mengalami depresi dapat
keluar dari masalahnya dan memecahkan masalahnya dengan dukungan dari
keluarga dengan menyediakan feed back.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dukungan instrumental keluarga
pada pasien hemodialisa yang tertinggi yaitu baik67 responden (97%). Hal
tersebut terjadi karena keluarga membantu pasien yang menjalani hemodialisa
dalam mencari dan memberi informasi yang terkait pengobatan dalam
menjalani hemodialiasa diantaranya yaitu terapi diet dan terapi cairan.
Keluarga berfungsi sebagai penyebar dan pemberi informasi.Disini
diharapkan bantuan informasi yang disediakan keluarga dapat digunakan oleh
individu dalam mengatasi persoalanpersoalan yang sedang dihadapi.
5. Dukungan Emosional
Selama depresi berlangsung, individu sering menderita secara emosional,
sedih, cemas dan kehilangan harga diri. Jika depresi mengurangi perasaan
seseorang akan hal yang dimiliki dan dicintai. Dukungan emosional
memberikan individu perasaan nyaman, merasa dicintai saat mengalami
depresi, bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian
sehingga individu yang menerimanya merasa berharga.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dukungan emosional keluarga pada
pasien hemodialisa yang tertinggi yaitu baik67 responden (97%). Hal tersebut
terjadi karena pasien yang menjalani hemodialisa sering menganggu sikap
pasien maka sikap yang tidak menyalahkan sangat penting untuk
memudahkan pasien dalam mendiskusikan pilihan dan ungkapan perasaan
mereka.
Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk bersistirahat dan
juga menenangkan pikiran.Setiap orang pasti membutuhkan bantuan dari
keluarga. Individu yang menghadapi persoalan atau masalah akan merasa
terbantu kalau ada keluarga yang mau mendengarkan dan memperhatikan
masalah yang sedang
dihadapi.keluarga memberi perhatian terhadap pasien dan pasien merasa
percaya pada keluargannya, keluarga menyediakan tempat istirahat dan pasien
merasa mencintai keluargannya.
Dukungan emosional dari keluarga dalam kualitas hidup termasuk
dalam parameter kualitas hidup domain psikologis, dimana dalam domain
psikologis meliputi aspek perasaan negatif dan positif pasien, penerimaan
terhadap bentuk dan tampilan diri selama pasien menderita CKD dan
menjalani hemodialisa di sisa hidupnya.
Penelitian di RSUD Moewardi didapatkan responden yang mendapat
dukungan emosional dari keluarga 45 orang mempersepsikan kualitas
hidupnya baik dan hanya 5 orang yang kualitas hidupnya kurang.Pada saat
penelitian di dapatkan responden dengan antusias mengungkapkan perasaan
tentang sakitnya dan hal-hal yang sudah dilakukan keluarga dalam
memberikan ungkapan rasa kasih sayang, perhatian dan sikap menerima
keluarga terhadap kondisinya serta pendampingan selama hemodialisa yang
cukup lama dalam setiap terapi.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yaitu Mengidentifikasi Dukungan Keluarga
Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) Terhadap Hemodialisa di Ruang Poli
Penyakit Dalam RSU Bahteramas yang telah dilaksanakan pada tanggal 28 Juli -
7Agustus 2017dari 69 responden diperoleh bahwa dukungan instrumental
keluarga pada pasien hemodialisa yang tertinggi yaitu baik67 responden (97%)
sedangkan yang kurang adalah 2 responden (3%). Sedangkan dukungan penilaian,
dukungan instrumental, dukungan informasional dan dukungan emosional antara
lain:
1. Dukungan penilaian keluarga pasien hemodialisa diperoleh hasil bahwa
dukungan penilaian keluarga pada pasien hemodialisa yang tertinggi yaitu
baik 68 responden (99%) sedangkan yang kurang adalah 1 responden (1%).
2. Dukungan instrumental keluargapasien hemodialisa diperoleh hasil bahwa
dukungan instrumental keluarga pada pasien hemodialisa yang tertinggi yaitu
baik 68 responden (99%) sedangkan yang kurang adalah 1 responden (1%).
3. Dukungan infrormasional keluargapasien hemodialisa diperoleh bahwa
dukungan instrumental keluarga pada pasien hemodialisa yang tertinggi yaitu
baik 67 responden (97%) sedangkan yang kurang adalah 2 responden (3%).
4. Dukungan emosional keluargapasien hemodialisa diperoleh bahwa dukungan
emosional keluarga pada pasien hemodialisa yang tertinggi yaitu baik 67
responden (97%) sedangkan yang kurang adalah 2 responden (3%).
B. Saran
c. Disarankan kepada pihak RSU Bahteramas agar tetap mempertahankan
dan meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan berhubungan dengan
pasien yang menjalanihemodialisa.
d. Kepada peneliti selanjutnyadijadikan sebagai referensi serta diharapkan
mampu menambah wawasan mengenai penelitian dan varibel-variabel
lainnya.
e. Disarankan kepada perawat agar tetap memfasilitasi dan memberi
informasi tentang dukungan keluargapada yang menjalani terapi
hemodialisa.
f. Disarankan kepada keluarga anggota keluarga untuk mempertahankan
dukungan keluarga dan fungsi perawatan keluarga pada pasien yang
menjalani terapi hemodialisa.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008. Yayasan Ginjal Diatrans Indinesia.Di akses pada Tanggal 30 juni2017 pukul 19:53 wita
Brunner & Suddarth,2008). Buku Ajar Keperawatan Mdikal Bedah. Jakarta: EGC
Friedman,2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Teori & Praktek. Jakarta: EGC
Hudak dkk, 2006. Medical Surgical Nursing Clinical Management For PositifeOutcomes. Singapore: Elsevier
Notoadmojo, 2007.IlmuKesehatanMasyrakat&Seni.RinekaCipta: Jakarta
Nursalam,2008.KonsepdanPenerapanMetodologiPenelitianIlmuKeperawatan.SalembaMedika: Jakarta
Pernefri, 2012.4thI Indonesia Of Indonesiaan Renal Registry. Di akses pada Tanggal30 juni 2017 pukul 18:23 wita
Rakhmayanti, 2011.Gagal Ginjal Kronik & Hemodialisa. Di akses pada Tanggal 30juni 2017 pukul 15:23 wita
Santoso, 2008.Terapi Hemodialisa.Di akses pada Tanggal 30 juni 2017 pukul 19:23wita
Santrock, J. W 2007. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:EGC
Setiadi. 2008.KonsepdanPenulisanRisetKeperawatan. GrahaIlmu: Yogyakarta
Sugiyono, 2011. Metodologi Penelitian. Bandung: Alfabeta
Taylor, 1999.Dukungan Keluarga.Di akses pada Tanggal 30 juni 2017 pukul 19:29wita
LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN
KepadaYth, Ibu/Saudara (i) ………
Di –Tempat ……………
Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kendari Jurusan Keperawatan, saya akan melakukan penelitian tentang
“IDENTIFIKASI DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN HEMODIALISA
DI RUANG HEMODIALISA RSU BAHTERAMAS”. Untuk keperluan tersebut
saya mohon kesediaan ibu/saudara (i) untuk menjawab pertanyaan yang saya ajukan
dengan kejujuran dan apaa danya.
Demikian permohonan ini, atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan
terima kasih.
Kendari, ……………..2017
Peneliti
Abdul Rahman
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONCENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan tidak keberatan untuk
menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan dengan:
Nama : Abdul Rahman
Nim : P00320014051
Judul :”Dukungan Keluarga Pada Pasien Hemodialisa di Ruang
Hemodialisa RSU Bahteramas”
Saya memahami bahwa data ini bersifat rahasia. Demikian pernyataaan ini
dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun semoga dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Kendari, …...Juni 2017
Responden
KUESIONER PENELITIAN
IDENTIFIKASI DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIENHEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA
RSU BAHTERAMAS
A. Identitas
No.Kuesioner :
Inisial :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan
Tanggal Mulai Terapi :
Lama menjalani Hemodialisa :
B. DukunganKeluarga
Isilah Kuesioner Ini Dengan Memberi Tanda Centang (√) Pada Kolom Yang
Sudah Di Sediakan Sesuai Dengan Keadaan Anda.
Nilai 4 : Sering (SR)
Nilai 3 : Kadang-Kadang (KD)
Nilai 2 : Jarang (JR)
Nilai 1 : Tidak Pernah (TP)
KUESINOER DUKUNGAN KELUARGA
NO PERNYATAAN SR KD JR TPA Dukungan Penilaian:
1. Keluarga peduli tentang keluarga yang menjalani hemodialisa2. Keluarga member dukungan agar selalu melakukan hemodialisa3. Keluarga sebagai tempat curhat terahadap masalah yang dialami4. Ketika terjadi suatu masalah keluarga memberi support5. Keluarga sebagai penyemangat pada keluarga yang melakukan
hemodialisa
B Dukungan Instrumental1. Keluarga membantu mengatasi masalah perekonomian2. Keluarga member uang terkait dengan pengobatan3. Keluarga membantu pekerjaan sehari-hari4. Keluarga selalu merawat anggota keluarga yang sakit5. Keluarga selalu menemani dan menjenguk keluarga yang sakit
C Dukungan Informasional1. Keluarga selalu member solusi dalam menghadapi suatu masalah2. Keluarga selalu member nasehat3. Keluarga membantu dalam mencari informasi tentang pengobatan4. Keluarga memberi saran terkait dengan pengobatannya5. Keluarga member kekuatan untuk mengatasi rasa takut
D Dukungan Emosional1. Keluarga member semangat untuk tetap mengikuti terapi heodialisa2. Keluarga memberikan suasananyaman di rumah3. Keluarg tidaka membiarkan pasien bersedih4. Keluarga tidak melarang untuk menjalin hubungan dengan
lingkungan5. Keluarga memberi semangat dalam melakukan aktivitas sehari-hari