32

KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan
Page 2: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

-

6 -

Provinsi Banten

KEMENTERIAN KEUANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KAJIAN

FISKAL

REGIONAL

Triwulan II

2018

Penyusun: Penanggung Jawab:Tardin Hidayat

Ketua Tim: Syafrial I Editor: Erwin AOS I Desain Grafis: Royana Dewi I

Anggota: Santun S. I Henie SR I Tri Winarti I Siti Fatimah

Page 3: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

RealisasiPAD : 35,04%Belanja : 26,77%

RealisasiPAD : 16,69%Belanja : 30,25

RealisasiPAD : 35,22%Belanja : 26.07%

RealisasiPAD : 29,66%Belanja : 32,57%

RealisasiPAD : 38.94%Belanja : 31,34%

RealisasiPAD : 41,15%Belanja : 27,51%

RealisasiPAD : 40,99%Belanja : 33,32%

RealisasiPAD : 56,12%Belanja : 35,09%

Realisasi Provinsi BantenPAD : 60,99%

Belanja : 31,80%

Page 4: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

i-

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL ......................... 1 A. Produk Domestik Regional Bruto ........................................................... 1 B. Inflasi ...................................................................................................... 2 C. Indikator Kesejahteraan ......................................................................... 3

II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN ........................ 5 A. Pendapatan Negara ............................................................................... 6 1. Penerimaan Perpajakkan ................................................................ 6 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak ................................................... 8 3. Pendapatan Hibah .......................................................................... 9 B. Belanja Negara ....................................................................................... 9 1. Belanja Pemerintah Pusat ............................................................... 9 2. Transfer Ke Daerah dan Dana Desa ............................................... 10 3. Pengelolaan Badan Layanan Umum .............................................. 10 4. Manajemen Investasi Pusat ............................................................ 11 C. Prognosis Realisasi APBN ..................................................................... 11

III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD ........................ 12 A. Pendapatan Daerah ............................................................................... 13 1. Pendapatan Asli Daerah ................................................................. 13 2. Pendapatan Transfer ...................................................................... 15 3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah ......................................... 16 B. Belanja Daerah ....................................................................................... 16 1. Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal dan Belanja

Bantuan Sosial ................................................................................ 16

2. Belanja Daerah berdasarkan Klasifikasi Urusan ............................. 17 C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2017 ............. 17

IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD) .........................................................

18

A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasi .......................................... 18 B. Pendapatan Konsolidasian ..................................................................... 18 1. Analisis Proporsi dan Perbandingan ............................................... 19 2. Analisis Perubahan ......................................................................... 20 3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kenaikan Realisasi

Pendapatan Konsolidasian .............................................................. 20

C. Belanja Konsolidasian ............................................................................ 21 1. Analisis Proporsi dan Perbandingan ............................................... 21 2. Analisis Perubahan ......................................................................... 21 3. Dampak Kebijakan Fiskal kepada Indikator Ekonomi Regional ...... 22 D. Analisis Kontribusi Pemerintah dalam Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) ................................................................................................... 22

V. BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH ................................................ 24 A. Progres Pembangunan KEK Tanjung Lesung Lambat, Benarkah? ......... 24 B. Upaya Pengentasan Kemiskinan Di Provinsi Banten .............................. 25

LAMPIRAN 1 ......................................................................................................... ii

LAMPIRAN 2 ......................................................................................................... iii

Page 5: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018

- 1 -

I. ANALISIS EKONOMI REGIONAL

A. Produk Domestik Regional Bruto

Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar

5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan I 2018 yang tumbuh sebesar

5,90 persen (yoy) akan tetapi lebih tinggi dibanding periode yang sama triwulan II

tahun 2017 (5,53 persen). Pertumbuhan PDRB Banten juga lebih tinggi dibanding

pertumbuhan ekonomi Nasional yang tumbuh 5,27 persen( yoy). Pertumbuhan ini

juga terlihat pada ekonomi Banten secara triwulanan (q to q) tumbuh sebesar 1,99

persen sedangkan pertumbuhan ekonomi nasional (0.26 persen) grafik berikut ini:

Grafik 1.1. PDRB dan Pertumbuhan PDRB Provinsi Banten per Triwulan Tahun 2017 dan 2018 (q to q)

Sumber : BPS Provinsi Banten, BI

Dalam nominal PDRB ADHK dan ADHB triwulan II 2018 masing- masing sebesar

Rp107,29 triliun dan Rp151,80 triliun. PDRB ADHB Banten berada di peringkat ke

5 dari 6 Provinsi di Jawa dengan kontribusi 6,98 persen dan 4,06 persen kontribusi

PDB masing-masing turun 0,06 poin dan 0,04 poin dari triwulan sebelumnya, hal ini

mencerminkan meskipun perekonomian Banten triwulan II 2018 menunjukkan

peningkatan akan tetapi masih berada di bawah rata-rata regional. Laju

pertumbuhan ekonomi Banten 5,59 persen (yoy) masih di bawah target RPJMD (6,8

- 7,0 persen).

Grafik 1.2. Sumber Pertumbuhan PDRB Banten Menurut Sektor Triwulan I 2018 (q to q)

Sumber: BPS Provinsi Banten

Page 6: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018

- 2 -

Dari sisi penawaran pertumbuhan ekonomi Banten (yoy) didukung oleh semua

lapangan usaha kecuali pertanian, kehutanan dan perikanan yang mengalami

kontraksi (2,26 persen). Pertumbuhan tertinggi dicapai transportasi dan

pergudangan (8,72 persen) yang merupakan dampak dari momentum hari Raya

Iedul Fitri dan liburan sekolah sehingga menyebabkan peningkatan penggunaan

seluruh moda transportasi, dan pelaksanaan pilkada meningkatkan produk industri

makanan dan minuman, administrasi pemerintahan, jasa kesehatan dan kegiatan

sosial serta jasa lain. Di lihat dari sumber pertumbuhan triwulan II 2017(yoy) masih

didominasi Industri pengolahan. Sedangkan secara triwulanan (q to q) sektor

konstruksi memiliki sumber pertumbuhan tertinggi, hal ini didorong oleh

terealisasinya percepatan proyek infrastruksur pemerintah terlihat pada grafik 1.2.

Dari sisi Permintaan strukture PDRB masih didominasi oleh Pengeluaran Konsumsi

Rumah Tangga (PKRT), dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) disusul Total

Net Ekspor masing-masing 52,31 persen, 31,01 persen dan 12,23 persen (lampiran

1). Dilihat dari sumber pertumbuhan (yoy) masih didominasi PKRT (2,62 persen)

pertumbuhan didukung oleh peningkatan penghasilan karena pemerintah

memberikan tunjangan hari raya.

B. Inflasi

Perkembangan harga barang dan jasa di Banten secara umum pada triwulan II

tahun 2018 mengalami penurunan, rata-rata inflasi bulanan Provinsi Banten pada

triwulan II 2018 sebesar 0,26 persen (mtm) lebih rendah dibanding triwulan I 2018

(0,29 persen). Perkembangan inflasi Banten jika dibandingkan dengan rata-rata

historisnya selama 3 tahun terakhir menunjukkan fluktuasi.

Grafik 1.3. Tingkat Inflasi Bulanan (mtm) Grafik 1.4 Perkembangan Inflasi

Kabupaten Kota ,Provinsi Banten dan (mtm) per sub kelompok

Nasional (mtm) Januari- Juni 2018 Barang bulan Januari- Juni 2018

Sumber : BPS, BI Sumber : BPS, BI

Page 7: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018

- 3 -

Secara umum melambatnya inflasi pada triwulan II 2018 merupakan dampak dari

strategi pemerintah untuk menjaga harga pangan bergejolak cukup baik sehingga

inflasi Mei yang bertepatan pada Ramadan bisa terkendali. Dari tiga kota inflasi,

pada triwulan II penurunan tekanan inflasi terjadi pada Kota Serang dan Kota

Tangerang sedangkan tekanan tertinggi di Kota Cilegon terlihat pada grafik 1.3

diatas. Andil terbesar inflasi triwulan II pada bulan Juni adalah Transpor dan jasa

berkenaan dengan hari raya Iedul Fitri.

C. Indikator Kesejahteraan

Pada periode Februari 2018 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun dibanding

dengan periode sebelumnya Agustus 2017 semula (9,28 persen) menjadi 7,75

persen. Angka tersebut masih di atas angka pengangguran Nasional (5,13 persen).

Sejak Februari 2016 angka pengangguran Banten menunjukkan tren angka yang

lebih tinggi dari Nasional. Hal ini juga tercermin pada TPT Banten berada pada

peringkat ke-2 tertinggi di indonesia. Tingginya TPT antara lain disebabkan Provinsi

Banten sebagai kota Industri banyak lapangan pekerjaan yang menarik migran,

tingginya migran yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan industri menyebabkan

warga Banten kalah bersaing mendapatkan pekerjaan, dan migran yang tidak

terserap oleh pasar kerja akan menambah jumlah pengangguran. Selain itu

penyebab tingginya pengangguran karena industri di Banten banyak yang padat

modal sehingga kurang menyerap tenaga kerja. TPT Banten belum mencapai target

RPJMD (8,24 persen) dan masih jauh dari target RKP (5,0- 5,3 persen).

Grafik 1.5. Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Banten dan Nasional

Februari 2016 – Februari 2018

Sumber : BPS Provinsi Banten

Penurunan TPT juga berpengaruh pada Jumlah dan persentase penduduk miskin

di Banten seperti tersaji pada grafik 1.6. Jumlah penduduk miskin periode Maret

2018 mengalami penurunan dari Periode September 2017 dengan penduduk miskin

699,83 ribu ( 5,59 persen) menjadi 661,36 (5,24 persen) terjadi penurunan sebanyak

Page 8: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018

- 4 -

38,47 ribu orang. Selama kurun waktu 2013-2018 komposisi penduduk miskin

Banten jika dilihat dari jumlahnya lebih besar di perkotaan, akan tetapi apabila dilihat

dari persentase maka penduduk miskin lebih besar di pedesaan daripada di

perkotaan. Hal ini kemungkinan disebabkan ketersediaan lapangan kerja di

pedesaan lebih kecil dari pada di perkotaan. Penduduk miskin periode Maret 2018

mencapai 5,24% turun 0.35 poin dari semester sebelumnya periode Maret 2017-

September 2018. Penurunan tingkat kemiskinan Banten dipengaruhi beberapa

faktor yang antara lain: Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Triwulan I 2018 (5,90

persen) lebih tinggi dibanding LPE Triwulan III, Nilai Tukar Petani (NTP) Maret 2018

diatas 100 yang menunjukkan tingkat kesejahteraan petani lebih baik, kenaikan

upah nominal buruh tani per hari pada bulan Maret 2018 sebesar 20.95 persen

dibanding September 2017. Sejalan dengan itu upah riil buruh tani per hari juga

mengalami kenaikan sehingga meningkatkan kesejahteraan petani.

Grafik 1.6. Jumlah dan Prosentase Penduduk Miskin di Provinsi Banten Tahun 2013-2018 (ribu jiwa)

Sumber : BPS Provinsi Banten

Meningkatnya kesejahteraan Banten juga tercermin dari Indek Pembangunan Manusia

(IPM) yang merupakan indikator kesejahteraan penduduk di seluruh provinsi dan

nasional, selama lima tahun terakhir apabila dibandingkan dengan IPM Nasional dari

tahun 2013 sampai dengan 2017, IPM Banten selalu di atas IPM Nasional, hal ini

menunjukkan bahwa pembangunan manusia di Provinsi Banten sudah di atas rata-rata

provinsi di Indonesia. IPM 2017 naik menjadi 71,42 dibanding tahun sebelumnya 70.96.

Page 9: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018

- 5 -

II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan

pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN

berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan

pengeluaran negara selama satu tahun anggaran.

Tabel 2.1. Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Banten

s.d. Akhir Triwulan II Tahun 2017 dan Tahun 2018

Pendapatan Negara triwulan II 2018 meningkat dan lebih baik dibandingkan periode

yang sama tahun lalu. Realisasi Pendapatan Negara triwulan II 2018 sebesar Rp22,44

triliun, naik 2,03 persen dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu.

Senada dengan pendapatan negara, penyerapan Belanja Negara triwulan II 2018 juga

meningkat dan lebih baik secara prosentase meskipun lebih lebih rendah secara nominal

dari periode yang sama tahun lalu. Penyerapan Belanja Negara triwulan II 2018 sebesar

Rp11,99 triliun atau 46,19 persen dari pagu anggaran. Sedangkan tahun lalu

penyerapan belanja sebesar Rp12,03 triliun atau 43,42 persen.

Target/Pagu Realisasi Target/Pagu Realisasi

A. PENDAPATAN NEGARA 41,590.52 22,001.62 37,827.14 22,448.35

I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 41,590.52 22,001.62 37,827.14 22,448.35

1.  Penerimaan Perpajakan 39,863.83 21,039.36 36,246.10 21,522.09

2.  PNBP 1,726.69 962.26 1,581.04 926.26

II. HIBAH 0.00 0.00 0.00 0.00

1.  Hibah Luar Negeri 0.00 0.00 0.00 0.00

2.  Hibah Langsung Dalam Negeri 0.00 0.00 0.00 0.00

B. BELANJA NEGARA 27,706.47 12,031.33 25,963.57 11,992.75

I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 10,303.91 3,471.72 10,038.98 3,581.66

1. Belanja Pegawai 3,511.40 1,562.32 3,603.66 1,629.12

2. Belanja Barang 4,320.02 1,320.56 4,786.72 1,656.08

3. Belanja Modal 2,399.58 579.39 1,639.61 293.33

4. Belanja Bantuan Sosial 72.91 9.44 8.99 3.12

5. Belanja Lain-lain 0.00 0.00 0.00

II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 17,402.56 8,559.61 15,924.58 8,411.09

1. Transfer ke Daerah 16,393.06 7,955.06 14,983.67 7,849.07

a. Dana Perimbangan 16,312.45 7,899.76 14,835.67 7,775.07

1)  Dana Alokasi Umum 8,221.81 4,845.98 8,263.04 4,786.47

2)  Dana Bagi Hasil 3,418.01 1,044.29 1,836.58 727.22

3)  Dana Alokasi Khusus 4,672.64 2,009.49 4,736.05 2,261.38

b. Dana Otonomi Khusus 0.00 0.00 0.00 0.00

c. Dana Insentif Daerah 80.60 55.30 148.00 74.00

d. Dana Transfer Lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00

2. Dana Desa 1,009.51 604.55 940.92 562.02

C. SURPLUS DEFISIT 13,884.05 9,970.29 11,863.57 10,455.60

Sumber : LKPK/GFS, Simtrada & MEBE (diolah)

UraianTahun 2017 Tahun 2018

(dalam miliar Rp)

Page 10: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018

- 6 -

A. Pendapatan Negara

1. Penerimaan Perpajakan

Penerimaan perpajakan merupakan semua penerimaan negara yang terdiri atas

pendapatan pajak dalam negeri dan pendapatan pajak internasional.

a) Pajak Penghasilan (PPh)

Realisasi penerimaan PPh triwulan II 2018 di Provinsi Banten sebesar Rp8,58

triliun, realisasi ini turun Rp1,07 triliun atau 11,12 persen dibanding periode

yang sama tahun 2017. Sebanyak 76,29 persen penerimaan PPh di Provinsi

Banten bersumber dari 3 (tga) daerah yaitu Kota Tangerang, Kabupaten

Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Hal tersebut tidaklah mengejutkan,

karena daerah tersebut merupakan pusat perkantoran, bisnis dan industri.

Grafik 2.1. Realisasi Penerimaan PPh Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Banten Triwulan II 2018 (dalam Miliar Rp)

Sumber: Kanwil DJP Provinsi Banten (diolah)

b) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Realisasi penerimaan PPN Triwulan II 2018 di Provinsi Banten sebesar Rp8,74

triliun, tumbuh 3,27 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sebanyak 77,22 persen penerimaan PPN di Provinsi Banten disumbangkan

oleh 3 (tiga) daerah yang merupakan pusat industri penghasil barang/jasa yaitu

Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Kota Cilegon.

Grafik 2.2. Realisasi Penerimaan PPN Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Banten Triwulan II 2018 (dalam Miliar Rp)

Sumber: Kanwil DJP Provinsi Banten (diolah)

Page 11: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018

- 7 -

c) Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

Realisasi penerimaan PPnBM triwulan II 2018 untuk Provinsi Banten sebesar

Rp10,17 miliar, turun 40,09 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Salah satu penyebabnya adalah pelaku industri otomotif masih menunggu

kebijakan Pemerintah yang akan menurunkan PPnBM atas mobil sedan dan

sport utility vehicle (SUV).

Grafik 2.3. Realisasi Penerimaan PPnBM Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Banten Triwulan II 2018 (dalam Juta Rp)

Sumber: Kanwil DJP Provinsi Banten (diolah)

d) Penerimaan Cukai

Penerimaan cukai di wilayah Provinsi Banten triwulan II 2018 tumbuh 19,03

persen. Penerimaan cukai triwulan II 2018 di Provinsi Banten sebesar Rp738,61

miliar, naik sebesar Rp118,08 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu.

Pendapatan cukai terbesar berasal dari pendapatan cukai minuman

mengandung ethyl alkohol sebesar 97,75 persen, dimana terdapat 7

perusahaan besar produsen minuman beralkohol di Tangeran

Grafik 2.4. Penerimaan Cukai

Lingkup Provinsi Banten Triwulan II 2018 (dalam Miliar Rp)

Sumber : OMSPAN (diolah)

"Penerimaan perpajakan semester I tumbuh 14,3 persen, karena meningkatnya aktivitas

ekonomi dan kepatuhan Wajib Pajak telah berdampak positif," ujar Sri Mulyani.

Penerimaan perpajakan pada semester I-2018 telah mencapai Rp653,5 triliun yang terdiri

atas penerimaan pajak nonmigas Rp551,5 triliun, kepabeanan dan cukai Rp72 triliun dan

Pajak Penghasilan dari Migas Rp30,1 triliun. https://banten.antaranews.com/

Page 12: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018

- 8 -

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) merupakan seluruh penerimaan

pemerintah pusat yang bukan berasal dari penerimaan perpajakan. Berikut

beberapa data PNBP wilayah Provinsi Banten :

a) Pendapatan Jasa Pelayanan Pendidikan

Pendapatan jasa pelayanan pendidikan triwulan II 2018 di Provinsi Banten lebih

baik dari periode sebelumnya tahun lalu, dengan realisasi sebesar Rp555,5

miliar atau tumbuh 2,02 persen. Pendapatan tersebut diperoleh Badan Layanan

Umum (BLU) bidang pendidikan yang berlokasi di daerah Kota Serang,

Kab.Tangerang, Kota Tangerang dan Provinsi Banten.

Grafik 2.5. Realisasi Pendapatan Jasa Pelayanan Pendidikan Provinsi Banten Triwulan II 2017 & 2018 (dalam miliar Rp)

Grafik.2.6. Kotribusi PNBP Pendapatan Jasa Pendidikan Per-Daerah (Triwulan II 2018)

Sumber : LKPK/GFS (diolah) Sumber : LKPK/GFS (diolah)

b) Pendapatan Jasa Kepelabuhanan

Penerimaan PNBP Pendapatan Jasa Kepelabuhanan triwulan II 2018 di

Provinsi Banten sebesar Rp44,48 miliar yang berasal dari Kabupaten Serang

sebesar 90,66 persen dan Kabupaten Pandeglang sebesar 9,34 persen.

Pelabuhan Merak menyumbang 95,28 persen di Kabupaten Serang.

Grafik 2.7. Realisasi Pendapatan Jasa Kepelabuhanan di Banten Triwulan II 2018 (dalam miliar Rp)

Grafik.2.8. Kotribusi Pendapatan Jasa Kepelabuhanan di Banten (Triwulan II 2018)

Sumber : LKPK/GFS (diolah) Sumber : LKPK/GFS (diolah)

Mendekati akhir semester I-2018, realisasi PNBP telah mencapai setengah dari pagu yang

ditargetkan pemerintah. Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat, realisasi PNBP hingga

akhir Mei 2018 sebesar Rp 145 triliun atau 52,7% dari target. https://nasional.kontan.co.id/

Page 13: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018

- 9 -

c) Pendapatan Hibah

Pendapatan hibah merupakan salah satu komponen APBN sebagai bagian dari

pendapatan/penerimaan negara yang harus dipertanggungjawabkan melalui

mekanisme APBN, baik hibah langsung maupun hibah tidak langsung.

Tabel 2.2. Monitoring Penerbitan Register Hibah Langsung Triwulan II 2018

Sumber : DJPPR

B. Belanja Negara

Belanja Negara merupakan salah satu alat bagi pemerintah untuk melakukan

stimulus fiskal, berupa tambahan belanja pemerintah (increased spending) dalam

mendukung pertumbuhan ekonomi dan untuk membantu sektor riil.

1. Belanja Pemerintah Pusat

Penyerapan anggaran belanja pemerintah pusat triwulan II 2018 lebih baik dari

periode yang sama tahun lalu. Penyerapan anggaran mencapai 35,68 persen

atau Rp3,58 triliun dari total pagu anggaran Rp10,03 triliun, tetapi masih

dibawah target penyerapan nasional sebesar 40 persen.

Grafik 2.9. Tren Realisasi Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan Triwulan II 2018 (Prosentase)

Grafik 2.10. Perbandingan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Triwulan II 2017 & 2018 (dalam prosentase)

Sumber: LKPK/GFS (diolah) Sumber: LKPK/GFS (diolah)

No Nama Satker Pemberi Hibah Bentuk Hibah JUMLAH

1 Polres Lebak Pemkab Lebak Uang 1,500,000,000

2 Polre Serang Pemkab Serang Barang 3,234,463,758

3 Polres Metro Tangerang Kota Pemkab Tangerang Uang 2,800,000,000

4 Polres Kota Tangerang Pemkab Tangerang Uang 4,000,000,000

5 Korem 052/Wijayakrama Pemkab Tangerang Uang 6,000,000,000

6 Polres Kota Tangerang Pemkab Tangerang Uang 248,400,000

7 KPU Kab. Serang Pemkab Serang Uang 1,391,970,000

8 KPU Kota Cilegon Pemkot Cilegon Uang 250,000,000

9 Kemenag Kab. Tangerang Pemkab Tangerang Uang 100,000,000

10 Pengadilan Tinggi Banten Individu Barang 54,240,000

11 MTsN Tigaraksa Individu Barang 1,626,500,000

12 Kemenag Kota Cilegon Pemkot Cilegon Uang 15,876,000,000

13 MTsN 4 Kab. Tangerang Pemkab Tangerang Barang 300,000,000

14 Korem 064/Siliwangi Pemprov Banten Uang 2,000,000,000

15 Bidkeu Polda Banten Pemprov Banten Uang 9,000,000,000

16 Korem 052/Wijayakrama Pemprov Banten Uang 1,500,000,000

49,881,573,758 JUMLAH

Page 14: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018

- 10 -

Dari grafik 2.10 terlihat hal yang menggembirakan adalah kenaikan penyerapan

belanja bantuan sosial yang tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu,

tetapi hal sebaliknya terjadi pada penyarapan belanja modal yang masih rendah

dibanding periode yang sama tahun lalu.

2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)

Transfer ke Daerah dan Dana Desa adalah bagian dari Belanja Negara yang

dialokasikan dalam APBN kepada daerah dan desa dalam rangka mendanai

pelaksanaan urusan yang telah diserahkan kepada daerah dan desa. TKDD

yang dalam APBN 2018 di wilayah Provinsi Banten sebesar Rp15,68 triliun,

Realisasi TKDD triwulan II 2018 sebesar Rp8,41 triliun atau 53,64 persen.

Grafik 2.11. Tren Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa Lingkup Provinsi Banten Triwulan I 2018

Sumber: OMSPAN (diolah)

Realisasi DAK Fisik triwulan II 2018 masih rendah sebesar 5,58 persen yang

disebabkan belum berakhirnya batas waktu penyaluran DAK Fisik Tahap I 2018

yaitu tanggal 23 Juli 2018

3. Pengelolaan BLU

Pada Provinsi Banten terdapat 7 satker BLU yaitu Universitas Terbuka (UT),

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), UIN Sultan Maulana Hasanuddin

Banten (UIN SMB), RS Kusta Sitanala, Sekolah Tinggi PenerbanganIndonesia

(STPI), Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Mauk

Tangerang, dan Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (BP3) Curug.

Grafik 2.12. Kinerja Pendapatan BLU di Banten sampai dengan Triwulan II 2018

Grafik 2.13. Realisasi Belanja BLU di Banten sampai dengan Triwulan II 2018

Sumber: LKPK/GFS (diolah) Sumber: LKPK/GFS (diolah)

Page 15: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018

- 11 -

Dari grafik 2.12 terlihat UT memiliki target pendapatan yang tinggi dibanding

BLU lain, tetapi secara persentase kinerja pendapatan BLU tertinggi adalah

Untirta (68,06 persen), disusul UIN SMB (59,30 persen). Pada sisi belanja BLU,

secara nominal pagu dan realisasi UT tertinggi sedangkan secara persentase

realisasi tertinggi adalah UIN SMB (35,91 persen), disusul STPI (32,94 persen)

sebagaimana terlihat pada grafik 2.13.

4. Manajemen Investasi Pusat

Realisasi akad KUR di Propinsi Banten triwulan II 2018 sebesar Rp970,06 miliar

yang tersebar pada 30.272 debitur. Sebanyak 57,08 persen penyaluran KUR

terdapat di 3 (tiga) daerah yaitu : Kota Tangerang, Kab. Tangerang dan Kota

Tangerang Selatan. Ketiga daerah tersebut adalah daerah yang berbatasan

dengan Provinsi DKI Jakarta dan memiliki UMKM terbanyak .

Tabel 2.3. Realisasi Penyaluran Berdasarkan Wilayah Di Provinsi Banten, Triwulan II 2018

Sumber : SIKP (diakses 3 Juli 2018)

C. Prognosis Realisasi APBN

Berdasarkan trend analysis atas data periode Januari s/d Juni 2018, perkiraan

pendapatan negara, belanja negara dan surplus/defisit sampai dengan triwulan III

2018 di wilayah Provinsi Banten adalah :

Tabel 2.4. Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Banten s.d. Triwulan II Tahun 2018 (dalam miliar rupiah)

Uraian Pagu

Realisasi s.d. Trw II Perkiraan Realisasi

s.d. Triwulan III

Rp % Realisasi Terhadap

Pagu Rp

% Perkiraan Realisasi

Terhadap Pagu

Pendapatan Negara 37.827,14 22.448,35 59,34% 33.788,97 89,32%

Belanja Negara 25.963,57 11.992,75 46,19% 17.938,14 69,09%

Surplus/Defisit 11.863,57 10.455,60 88,13% 15.850,83 133,61%

Page 16: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018

- 12 -

III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

Tingkat penyerapan APBD sampai dengan triwulan II tahun 2018 realisasi agregat

pemerintah daerah di Banten sudah mencapai 44,35%. Namun demikian dibandingkan

periode yang sama tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 1,75% atau yang

terealisasi tahun 2017 sebesar 46,11%.

Tabel 3.1. Realisasi APBD Lingkup Provinsi Banten s.d. Triwulan II Tahun 2017 dan Tahun 2018 (dalam miliar rupiah)

Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah

Secara agregat wilayah Provinsi Banten mengandalkan 53,84% sumber pendapatan

yang berasal dari pendapatan transfer untuk membiayai belanja daerah, sedangkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya sebesar 46,13%. Hal ini mencerminkan masih

tingginya ketergantungan daerah terhadap dana transfer dari pemerintah pusat.

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

PENDAPATAN ASLI DAERAH 12,325.71 5,763.93 13,861.31 6,742.66 Pendapatan Pajak Daerah 9,761.62 4,609.94 10,927.65 6,032.99 Pendapatan Retribusi Daerah 422.26 162.40 390.13 153.55 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 162.36 54.64 172.89 95.47 Lain-lain PAD yang sah 1,979.46 936.95 2,370.65 460.65

PENDAPATAN TRANSFER 18,388.64 7,902.35 18,454.70 7,868.25 Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 15,236.94 6,993.36 14,827.49 6,732.09

Dana Bagi Hasil Pajak 1,640.85 810.71 1,805.43 671.58 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) 25.11 16.12 23.30 5.73 Dana Alokasi Umum 8,779.25 4,207.98 8,262.71 3,995.55 Dana Alokasi Khusus 4,791.73 1,958.54 4,791.73 1,958.54 Dana Alokasi Khusus Non Fisik 327.55 44.30 135.30 -

Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 984.44 522.95 1,087.01 482.78 Dana Otonomi Khusus 282.02 172.21 52.50 26.25 Dana Penyesuaian 702.41 350.74 1,034.51 456.53

Transfer Pemerintah Provinsi 2,027.26 386.04 2,280.21 634.38 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 2,027.26 386.04 2,201.91 618.72 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya - - 78.30 15.66

Transfer Bantuan Keuangan 140.00 - 260.00 19.00 Bantuan Keuangan dari Pemerintah Daerah Provinsi Lainnya 140.00 - 260.00 19.00 Bantuan Keuangan dari Pemerintah Daerah Kabupaten - - - - Bantuan Keuangan dari Pemerintah Daerah Kota - - - -

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 25.67 507.15 636.16 4.36 Pendapatan Hibah 25.67 2.88 636.16 4.36 Pendapatan Dana Darurat - - - - Pendapatan Lainnya - 504.28 - -

BELANJA OPERASI 21,949.80 8,090.61 24,067.32 8,953.80 Belanja Pegawai 10,096.78 4,162.32 11,095.65 4,653.46 Belanja Barang 8,418.85 2,577.43 10,003.17 2,752.57 Belanja Bunga - - - - Belanja Subsidi - - - - Belanja Hibah 2,847.52 1,127.25 2,824.17 1,538.32 Belanja Bantuan Sosial 208.09 8.57 144.34 9.45 Belanja Bantuan Keuangan 378.55 215.04 - -

BELANJA MODAL 7,828.90 1,018.84 8,253.23 976.45 Belanja Tanah 2,340.54 352.39 1,399.60 155.45 Belanja Perlatan dan Mesin 763.59 122.42 1,064.64 144.67 Belanja Gedung dan Bangunan 1,890.98 141.36 2,384.36 220.32 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 2,684.02 396.45 3,173.83 450.24 Belanja Aset Tetap Lainnya 90.26 5.62 105.90 3.97 Belanja Aset Lainnya 16.01 0.59 31.72 1.79 Belanja Modal Dana BOS 43.50 - 92.29 - Belanja Modal PPK BLUD - - 0.90 -

BELANJA TIDAK TERDUGA 83.63 13.85 91.97 7.57 Belanja Tidak Terduga 83.63 13.85 91.97 7.57

TRANSFER PEMERINTAH DAERAH 3,990.76 1,127.66 4,333.67 2,511.90 Transfer Bagi Hasil Kepada Prov/Kab/Kota dan PemDesa 2,283.27 559.73 2,421.41 1,280.24 Transfer Bantuan Keuangan Kepada Prov/Kab/Kota dan PemDesa 1,402.43 408.58 1,671.96 798.47 Transfer Bantuan Keuangan Lainnya 305.05 159.35 240.31 433.19

(3,113.06) 3,922.48 (3,794.02) 2,165.56

BELANJA 29,862.32 9,123.30 32,412.53 9,937.82

PENDAPATAN 30,740.02 14,173.44 32,952.17 14,615.27

SURPLUS / (DEFISIT)

URAIANTRIWULAN II 2017 TRIWULAN II 2018

Page 17: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018

- 13 -

A. Pendapatan Daerah

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Realisasi penerimaan PAD di Banten secara agregat s.d triwulan II 2018 sebesar

Rp6,74 triliun atau 48,64% dari target. Realisasi penerimaan PAD tersebut lebih

besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu, baik dari sisi total penerimaan

maupun capaian terhadap target lebih besar 1,88%. Penyebabnya antara lain

meningkatnya capaian pendapatan pajak daerah.

a) Penerimaan Pajak Daerah

Realisasi penerimaan pajak daerah di wilayah Banten triwulan II 2018 sebesar

Rp6,03 triliun atau 55,21% dari target, dibandingkan dengan periode yang sama

tahun 2017, nilai nominal realisasi ini naik 7,98%.

Grafik 3.1. Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Banten Triwulan II Tahun 2018 (dalam juta rupiah)

Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah

Realisasi pajak daerah terbesar berasal dari Pemda Provinsi Banten sebesar

Rp3.620 miliar, disusul Kab. Tangerang sebesar Rp808,61 miliar. Sumber

tertinggi pajak daerah Kab. Tangerang adalah Pajak PBB dan BPHTB.

Kabupaten Lebak merupakan daerah dengan realisasi terendah sebesar

28,95 miliar, penyebabnya antara lain menurunnya kontribusi Pajak Mineral

Bukan Logam dan Batuan .

b) Penerimaan Retribusi Daerah

Realisasi penerimaan retribusi daerah di wilayah Banten s.d triwulan II 2018

sebesar Rp153,55 miliar atau 39,36% dari target. dibandingkan dengan

periode yang sama tahun 2017, nilai nominal realisasi ini turun 0,90%.

Realisasi penerimaan retribusi daerah tertinggi adalah Kab. Tangerang baik

secara nilai nominal sebesar Rp60,27 miliar, yang didukung oleh Retribusi

IMB, dan capaian terhadap target yaitu 53,31%, yang didukung oleh Retribusi

IMB dan Retribusi Perpanjangan Ijin Mempekerjakan Tenaga Asing.

Page 18: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018

- 14 -

Sedangkan Realisasi penerimaan retribusi terendah adalah Kota Serang

dengan capaian sebesar 19,48% atau sebesar Rp2,62 miliar yang didukung

dengan menurunnya kontribusi retribusi IMB dan Ijin Trayek Pribadi.

Grafik 3.2. Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Banten Triwulan II Tahun 2018 (dalam juta rupiah)

Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah

c) Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Realisasi hasil kekayaan daerah yang dipisahkan s.d. triwulan II 2018

sebesar Rp95,47 miliar atau 55,22% dari target. Capaian tersebut lebih besar

21,57% dibandingkan periode yang sama tahun 2017.

Grafik 3.3. Realisasi Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Lingkup Provinsi Banten Triwulan II Tahun 2018 (dalam juta rupiah)

Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah

Provinsi Banten merupakan daerah dengan realisasi nominal tertinggi sebesar Rp47,85

miliar atau 87,58%. Ditinjau dari capaian terhadap target daerah Kab. Lebak merupakan

daerah dengan capaian tertinggi yaitu 123,32%.

Realisasi PAD di wilayah Banten secara agregat s.d. triwulan II 2018 sebesar Rp6,74

triliun atau 48,64% dari target, lebih besar 1,88% dibandingkan dengan periode yang

sama tahun 2017. Realisasi tertinggi Provinsi Banten dari sisi nominal sebesar Rp3,77

triliun dan dari sisi capaian realisasi terhadap target sebesar 61%. Realisasi terendah

Kab. Pandeglang sebesar 16,7%.

Page 19: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018

- 15 -

Grafik 3.4. Realisasi PAD Agregat dan Daerah Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Banten Triwulan II Tahun 2018 (dalam Juta Rp dan %)

Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah

Grafik 3.5. Menunjukkan tingkat desentralisasi fiskal masing-masing Pemda. Kab.

Serang mempunyai tingkat kemandirian sangat baik (100%) sedangkan Kabupaten

Pandeglang sangat kurang (5,71%).

Grafik 3.5. Derajat Desentralisasi Fiskal Daerah Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Banten Triwulan II Tahun 2018 (dalam persen)

Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah

2. Pendapatan Transfer

Pendapatan transfer lingkup Provinsi Banten per Kabupaten/Kota adalah

sebagai berikut :

Grafik 3.6. Realisasi Pendapatan Transfer Daerah Kabupaten/Kota

Lingkup Provinsi Banten Triwulan II Tahun 2018 (dalam miliar dan %)

Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah

www.kabar-banten.com (07/04/18) - “Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang membuka loket

pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB) pada Sabtu dan Ahad mulai pertengahan April 2018,” kata

Kepala Sub Bidang Pendataan pada Badan Pendapatan Daerah (Bependa) Pemkab Tangerang, Mardani.

Pemkab Tangerang optimistis, target penerimaan PBB pada 2018 sebesar Rp 314 miliar tercapai, karena wajib

pajak sudah mendapatkan kemudahan dalam pembayarannya.

Page 20: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018

- 16 -

Pendapatan transfer sampai dengan triwulan II 2018 mencapai Rp7,86 triliun atau

42,64% dari target dan lebih rendah 0,43% dibandingkan dengan dengan periode

yang sama tahun 2017. Pendapatan transfer terbesar dari Dana Perimbangan yang

terdiri dari DBH (10,12%), DAU (60,25%), DAK (29,53%). Pendapatan transfer

tertinggi adalah Kota Tangerang Selatan (54,37%), Kota Tangerang (53,86%), dan

Kota Cilegon (53,66%).

3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Total realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Lingkup Provinsi Banten

Rp4,35 miliar, dengan rincian Provinsi Banten Rp4,02 miliar (pendapatan hibah) dan

Kota Tangerang Selatan Rp0,33 miliar (pendapatan hibah).

B. Belanja Daerah

1. Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal dan Belanja Bansos

Penyerapan belanja di wilayah Provinsi Banten s.d triwulan II 2018 secara agregat

masih rendah sebesar 28,45%. Penyerapan tertinggi belanja pegawai, diikuti

belanja barang dan jasa, belanja modal dan belanja bansos. Penyerapan belanja

tertinggi adalah Kabupaten Lebak (33%) sedangkan penyerapan terendah adalah

Provinsi Banten (24%). Hal ini dapat mengakibatkan program infrastuktur dan

multiplier effect pada perekonomian berjalan lambat.

Grafik 3.7. Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai, Barang, Modal dan Bansos Lingkup Provinsi Banten s.d. Triwulan II Tahun 2018 (dalam miliar dan %)

Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

BelanjaPegawai

Belanja Barang Belanja Modal Belanja Bansos

Pagu

Realisasi

%

www.kabar-banten.com (26/07/2018) - Realisasi investasi Kabupaten Lebak pada triwulan I (Januari-Maret

2018) melalui izin prinsip dan non fasilitas Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) serta Penanaman

Modal Asing (PMA) mencapai Rp 273.611 miliar. “Nilai investasi di Kabupaten Lebak terus mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Sementara jumlah keseluruhan rencana investasi di Lebak sejak tahun 2009

sampai Maret 2018 sebesar Rp 36.483 triliun atau 862.382.100 dolar Amerika Serikat,” Kata Plt Kepala Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Lebak, Jajuli Jaka

Page 21: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018

- 17 -

2. Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan

Berdasarkan urusan dalam wilayah Provinsi Banten terdapat lima besar urusan

dengan alokasi pagu tertinggi, dengan persentase penyerapan masing-masing yaitu

Keuangan (26,23%), Pendidikan (21,54%), Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

(14,49%), Kesehatan (9,59%) dan Penunjang Lainnya (6,36%).

Dari grafik 3.8. terlihat alokasi belanja untuk pelayanan dasar dan sifatnya fisik lebih

mendominasi. Kebijakan anggaran yang terarah pada pengelolaan sumber-sumber

unggulan, selaras dengan RPJMD 2012-2017 yaitu “Peningkatan pembangunan

infrastruktur wilayah mendukung pengembangan wilayah/kawasan berwawasan

lingkungan” dan “Peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang sehat, cerdas,

religius dan berdaya saing dalam kerangka penguatan NKRI”.

Grafik 3.8. Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Urusan

(Lima Tertinggi) Lingkup Prov. Banten s.d. triwulan II Tahun 2018

(dalam miliar dan %)

Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah

C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2018

Dengan menggunakan tren 2014-2017, maka dapat diperoleh rata-rata kenaikan

pendapatan (11,4%) dan belanja (15,3%). Prognosa yang dihasilkan pada

pendapatan terjadi kenaikan yang cukup signifikan, namun untuk belanja terjadi

penurunan, artinya tingkat kemandirian Pemerintah Daerah semakin membaik.

Tabel 3.2. Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Banten s.d. Triwulan IV Tahun 2018

(dalam miliar rupiah)

Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah

0%5%10%15%20%25%30%35%40%

- 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000

Keuangan Pendidikan PekerjaanUmum danPenataan

Ruang

Kesehatan PenunjangLainnya

Pagu Realisasi %

Realisasi % Rp

% Realisasi

Terhadap

Pagu

Pendapatan Daerah 32,952.17 14,615.27 44% 35,837.22 109%

Belanja Daerah 36,746.20 11,218.06 31% 36,393.65 99%

Surplus/Defisit (3,794.02) 3,397.21 -90% (556.42) 15%

Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan IV

Uraian Pagu

TW II 2018

Page 22: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018

- 18 -

IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasi

Pendapatan negara konsolidasi triwulan II 2018 sebesar Rp29.199 triliun, naik 3,28

persen dibarengi dengan kenaikan Belanja Negara konsolidasian sebesar Rp15,35

triliun, naik 11,87 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017.

Tabel 4.1. Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Banten s.d. Triwulan II Tahun 2018 (miliar rupiah)

Sumber: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Banten (diolah)

Penerimaan transfer konsolidasian sebesar Rp8.75 miliar merupakan penerimaan

transfer berupa hibah dari pemerintah DKI Jakarta kepada Kabupaten Tangerang.

Kenaikan belanja transfer konsolidasian sebesar 222,54 persen disebabkan

outstanding dana transfer, dimana belanja transfer Pemerintah pusat belum semua

dicatat sebagai penerimaan Pemda yang hanya dicatat sebesar Rp7,22 triliun

sehingga ada selisih dalam pencatatan sebesar Rp1.83 triliun.

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran triwulan II 2018 turun sebesar 3,26 persen

dibanding periode yang sama tahun 2017.

Realisasi pendapatan Pemda pada Tabel 3.1 adalah sebesar Rp14,62 triliun

berbeda dengan realisasi Pendapatan Pemda pada LRA konsolidasian Tabel 4.1

sebesar Rp13,97 triliun. Selisih ini antara lain disebabkan Tabel 14.1 sudah

memperhitungkan eliminasi transfer Pendapatan Bagi Hasil pajak dari Pemprov ke

Pemkot/Pemkab

2017

Pusat Daerah Eliminasi Konsolidasi Kenaikan Konsolidasi

Pendapatan Negara 22.448,35 13.970,41 7.219,00 29.199,76 3,28 28.272,71

Pendapatan Perpajakan 21.522,09 6.032,99 0,00 27.555,08 7,43 25.649,30

Pendapatan Bukan Pajak 926,26 709,67 0,00 1.635,93 -37,57 2.620,53

Hibah 0,00 0,00 0,00 0,00 -100,00 2,88

Transfer 0,00 7.227,75 7.219,00 8,75 0,00 0,00

Belanja Negara 11.992,75 10.577,56 7.219,00 15.351,30 11,87 13.722,68

Belanja Pemerintah 3.581,66 9.937,82 0,00 13.519,48 2,77 13.154,75

Belanja Pegawai 1.629,12 4.653,46 0,00 6.282,58 9,75 5.724,63

Belanja Barang 1.656,08 2.752,57 0,00 4.408,65 -1,10 4.457,73

Belanja Modal 293,33 976,45 0,00 1.269,78 -20,55 1.598,23

HIbah 0,00 1.538,32 0,00 1.538,32 36,47 1.127,25

Bantuan Sosial 3,12 9,45 0,00 12,58 -94,60 233,05

Belanja Lain-lain 0,00 7,57 0,00 7,57 -45,34 13,85

Transfer 8.411,09 639,74 7.219,00 1.831,82 222,54 567,93

Surplus (Defisit) 10.455,60 3.392,86 0,00 13.848,46 -4,82 14.550,03

Pembiayaan 0,00 2.226,58 0,00 2.226,58 7,71 2.067,18

Penerimaan Pembiayaan Daerah 0,00 2.267,10 0,00 2.267,10 7,80 2.103,13

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 0,00 40,53 0,00 40,53 12,74 35,95

Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan

Anggaran10.455,60 5.619,43 0,00 16.075,04 -3,26 16.617,21

2018Uraian

Page 23: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018

- 19 -

B. Pendapatan Konsolidasian

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Grafik 4.1. Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian di Provinsi Banten Triwulan II Tahun 2017 dan Tahun 2018

Sumber: LKPK Kanwil DJPB Prov. Banten (diolah)

Proporsi komposisi pendapatan konsolidasian tahun 2017 dan 2018 dengan

kontribusi tertinggi masih didominasi pendapatan perpajakan (94,37 persen) diikuti

pendapatan bukan pajak (5,60 persen). Tingginya porsi pendapatan perpajakan

antara lain disebabkan wilayah Banten merupakan kota industri dan perkantoran.

Grafik 4.2. Perbandingan Penerimaan Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap Penerimaan Konsolidasian Provinsi Banten Triwulan II Tahun 2018

Sumber: LKPK Kanwil DJPB Prov. Banten (diolah)

Penerimaan Pempus triwulan II tahun 2018 sebesar Rp22,45 triliun berkontribusi

terhadap Penerimaan Konsolidasian sebesar 61,64 persen, sedangkan penerimaan

pemda sebesar Rp13,97 triliun hanya berkontribusi 38,36 persen. Penerimaan

Pempus tertinggi diperoleh dari pendapatan perpajakan sebesar Rp21,52 triliun

sedangkan penerimaan pemda tertinggi diperoleh dari transfer Rp7,23 triliun.

Pendapatan pajak pusat untuk PPh dan PPN tertinggi diperoleh di daerah industri

dan perkantoran yaitu Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Cilegon.

Pendapatan transfer masih mendominasi pendapatan pemda yang menunjukkan

ketidakmadirian/ketergantungan pemda terhadap pemerintah pusat. Untuk

mengurangi ketergantungan, Pemda diharapkan dapat lebih mengoptimalkan

penerimaan PNBP

Page 24: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018

- 20 -

2. Analisis Perubahan

Pada tabel 4.1. Pendapatan konsolidasian triwulan II 2018 mengalami kenaikan

tidak signifikan (3,28 persen) hal ini disebabkan kenaikan pendapatan perpajakan

(7,43 persen) tidak sebanding dengan penurunan Pendapatan Bukan Pajak (-37,57

persen). Kenaikan perpajakan dengan porsi kenaikan Pajak Dalam Negeri (6,59

persen) dan Pajak Perdagangan Internasional (15,46 persen) dibandingkan dengan

periode yang sama tahun 2017.

Grafik 4.3. Perbandingan Penerimaan Perpajakan Konsolidasian Provinsi Banten Triwulan II Tahun 2017 dan Tahun 2018

Sumber: LKPK Kanwil DJPB Prov. Banten (diolah)

3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kenaikan Realisasi Pendapatan

Konsolidasian

PDRB Provinsi Banten (ADHK) triwulan II 2018 mencapai Rp107,56 triliun dengan

pertumbuhan ekonomi sebesar 5,59 persen.

Tabel 4.2. Realisasi Pendapatan Konsolidaian Pempus dan Pemda di wilayah Provinsi Banten Triwulan II Tahun 2017 dan 2018

Sumber: LKPK Kanwil DJPB Prov. Banten (diolah)

Dari tabel di atas sampai dengan triwulan II 2018 terdapat peningkatan realisasi

pendapatan Banten sebesar 3,29 persen dibanding periode yang sama tahun

2017, sementara pertumbuhan ekonomi tumbuh dari 5,53 persen pada triwulan II

2017 menjadi 5,59 persen di periode yang sama tahun 2018 dan sampai dengan

semester I pertumbuhan ekonomi Banten sebesar 5,75 persen. Dengan adanya

kenaikan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan pendapatan tersebut,

menunjukkan adanya pengaruh yang positif pertumbuhan ekonomi terhadap

kenaikan pendapatan konsolidasian. Sehingga kebijakan fiskal di Banten telah

mendorong roda pertumbuhan ekonomi meskipun kesejahteraan belum merata.

Realisasi Realisasi Kenaikan

Penerimaan Perpajakan 25,649,298,254,654.00 27,555,079,573,153.00 7.43%

PNBP 2,620,533,584,911.44 1,644,678,091,976.00 -37.24%

Total 28,269,831,839,565.40 29,199,757,665,129.00 3.29%

PRDRB/Pert.Ekonomi Tw II 101,605,715,140,792.00 107,285,939,440,610.00 5.59%

PRDRB/Pert.Ekonomi Smt I 200,936,127,461,543.00 212,480,267,801,717 5.75%

Uraian 2017 2018

Page 25: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018

- 21 -

C. BELANJA KONSOLIDASIAN

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Grafik 4.4. Perbandingan Belanja dan Transfer Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terhadap Belanja dan Transfer Konsolidasian

pada Provinsi BantenTahun 2018

Sumber: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Banten (diolah)

Realisasi Belanja operasi Pempus dan Pemda triwulan II 2018 sebesar Rp12,25

triliun atau 90,61 persen dari total belanja konsolidasian, sedangkan belanja modal

sebesar Rp1,27 trilliun atau 9,39 persen dari total belanja konsolidasian. Belanja

dan transfer Pempus sebesar Rp11,99 triliun atau 53,14 persen, dan Pemda

sebesar Rp10,56 triliun atau 46,86 persen dari belanja dan transfer konsolidasian.

Dilihat dari belanja, porsi terbesar berasal dari belanja transfer pemerintah pusat hal

ini mencerminkan pemda dalam pembiayaan pemerintahannya masih

mengandalkan dana transfer. Porsi kedua terbesar adalah belanja pegawai hal ini

mengindikasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masih bertumpu pada

pengeluaran belanja pegawai, yang mendorong pertumbuhan ekonomi tumbuh 5,59

persen (yoy), 5,75 persen (c to c) dan 1,99 persen (q to q).

2. Analisis Perubahan

Realisasi belanja konsolidasian s.d. triwulan II tahun 2018 dibandingkan dengan

periode yang sama tahun 2017 tumbuh sebesar Rp1,63 triliun (11,87 persen).

Grafik 4.5. Komposisi Belanja Konsolidasian Provinsi Triwulan II Tahun 2017 Triwulan II Tahun 2018

Sumber: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Banten (diolah)

Page 26: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018

- 22 -

Komponen belanja pemerintah yang menyumbang kenaikan belanja konsolidasian

triwulan II 2018 antara lain hibah (36,47 persen), belanja pegawai (9,75 persen),

dan transfer (222,54 persen). Tingginya kenaikan belanja transfer disebabkan

outstanding dana transfer pemerintah pusat yang belum di catat oleh pemerintah

daerah. Komposisi belanja konsolidasian triwulan II 2017 dan triwulan II 2018 masih

didominasi belanja pegawai diikuti belanja barang dan modal (grafik 4.5).

3. Analisis Dampak Kebijakan Fiskal Kepada Indikator Ekonomi Regional

Kebijakan fiskal Pemerintah Banten tertuang dalam alokasi anggaran 2018

dimaksudkan untuk mempengaruhi perekonomian makro yang ditunjukkan pada

pertumbuhan PDRB, Indeks Pembangunan Manusia, dan Tingkat Kemiskinan.

Tabel 4.3. Ratio Indikator Ekonomi Makro Provinsi Banten Tahun 2018

Sumber: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Banten dan BPS (diolah)

Belanja Pemerintah tahun 2018 mengalami kenaikan (11,87 persen), peningkatan

belanja pemerintah berpengaruh pada penurunan kemiskinan di Banten -0,21 poin

menjadi 5,24 persen dibanding tahun 2017 sebesar 5,45 persen. Peningkatan

belanja sebesar 11,87 persen pada triwulan II 2018 masih belum valid disebabkan

beberapa pemda belum mencatat dalam LRA sebagai penerimaan transfer dari

pemerintah pusat. Meskipun demikian perekonomian Banten secara agregat naik,

hal ini terlihat dengan kenaikan PDRB ADHB maupun ADHK Provinsi Banten.

Triwulan II 2018 PDRB meningkat sebesar 5,59 persen semester I (5,75 persen)

diikuti perbaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang naik 0,65 persen

menjadi 71,42.

D. ANALISIS KONTRIBUSI PEMERINTAH DALAM PRODUK DOMESTIK

REGIONAL BRUTO (PDRB)

PDRB Provinsi Banten pada triwulan II 2018 (ADHB) Rp.151,80 triliun. Dilihat dari

Laporan Operasional GFS konsumsi pemerintah (G) sebesar Rp14,08 triliun,

kontribusi belanja pemerintah, sedangkan nilai investasi pemerintah dicerminkan

dari nilai Pembentukan Modal Tetap Bruto atau Nilai Transaksi Aset Non Keuangan

Netto pada LO yaitu sebesar Rp1,23 triliun.

Uraian 2017 2018Ratio

PerbandingaKeterangan

Belanja 13.722,68 15.351,30 11,87% dalam miliar rupiah

PDRB Triwulan II 2018 101,61 107,29 5,59% dalam triliun rupiah

PDRB Semester I 2018 200,94 212,48 5,75% dalam triliun rupiah

IPM 70,96 71,42 0,65% Indeks IPM 2017 rilis Juli 2018

Kemiskinan 5,45 5,24 -0,21 poindata angka kemiskinan Maret 2017 &

Maret 2018

Page 27: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018

- 23 -

Tabel 4.4. Ringkasan Laporan Operasional Provinsi Banten Triwulan II Tahun 2018

Sumber: LKPK Kanwil DJPB Prov.Banten (diolah)

Berdasarkan tabel 4.4, dapat diperhitungkan kontribusi Pemerintah terhadap PDRB,

terutama belanja Pemerintah (G) dan Investasi (I) seperti dalam tabel berikut :

Tabel 4.5. Kontribusi Belanja Pemerintah dan Investasi Terhadap PDRB Triwulan II 2018

Sumber: LKPK Kanwil DJPB Prov.Banten & BPS(diolah)

Kontribusi belanja dan investasi pemerintah Provinsi Banten terhadap PDRB

sampai dengan triwulan II 2017 relatif kecil masing-masing sebesar 4,71 persen dan

sebesar 0,42 persen, meskipun kontribusi belanja dan investasi pemerintah tetapi

pengeluaran tersebut menjadi trigger dan memiliki multiplier effect bagi komponen

pembentuk PDRB. PDRB sampai dengan triwulan II 2018 tumbuh 5,75% banyak

dipengaruhi oleh Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi Swasta dengan

proposional Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (52,31 persen) dan PMTB

(31,01 persen) masing-masing sebesar Rp155,98 triliun dan Rp92,55 triliun.

41.192.504.712.624

Pajak 27.547.398.040.958

Kontribusi Sosial -

Hibah 8.750.000.000

Pendapatan lain 13.636.356.671.666

14.081.524.092.595

Kompensasi pegawai 6.428.848.777.837

Penggunaan barang dan jasa 4.152.482.490.902

Konsumsi aset tetap 0

Bunga 0

Subsidi 0

Hibah 2.941.038.447.766

Manfaat sosial 12.576.162.500

Beban lainnya 546.578.213.590

27.110.980.620.029

1.269.775.795.140

Aset tetap 1.208.328.279.410

Persediaan 0

Barang berharga 0

Aset nonproduksi 61.447.515.730

Net Lending/Borrowing 25.841.204.824.888

Transaksi Aset Keuangan dan Kewajiban 25.841.204.824.888

Akuisisi Neto Aset Keuangan 25.841.204.824.888

-Domestik 25.841.204.824.888

-Luar Negeri -

Keterjadian Kewajiban -

-Domestik -

-Luar Negeri 0

Beban:

Transaksi yang mempengaruhi kekayaan

neto Pendapatan:

a.

b.

c.

d.

b.

a.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

Keseimbangan operasi bruto/neto

Transaksi Aset Non Keuangan Neto

a.

c.

d.

a.

b.

Uraian Nilai Kontribusi terhadap

PDRB

Belanja Pemerintah (G) 14.081.524.092.595 4,71%

PMTB/Investasi (I) 1.269.775.795.140 0,42%

PDRB semester I 2018 (ADHB) 299.275.367.070.879

Page 28: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018

- 24 -

V. BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH

A. Progres Pembangunan KEK Tanjung Lesung Lambat, Benarkah?

Badan Pusat Statistik Provinsi Banten telah merilis Berita Resmi Statistik (BRS)

terkait perkembangan pariwisata di Provinsi Banten kondisi Juni 2018 yaitu :

• Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang Banten pada Juni 2018

mencapai 45,09 persen, sementara bila dibandingkan bulan yang sama tahun

lalu mengalami penurunan 6,32 poin.

• Rata-rata lama menginap tamu (RLMT) gabungan (asing dan Indonesia) pada

hotel berbintang selama Juni 2018 tercatat sebesar 1,36 hari, sedangkan

dibandingkan bulan yang sama tahun lalu mengalami penurunan 0,15 poin.

Kondisi penurunan TPK dan RLMT Juni 2018 tersebut diatas, secara langsung

maupun tidak langsung dihubungkan dengan keberadaan KEK Tanjung Lesung dan

menimbulkan pertanyaan apakah keberadaan KEK Tanjung Lesung tidak

berpengaruh terhadap geliat pariwisata di Banten.

KEK Tanjung Lesung belum berjalan sesuai yang diharapkan dan terkesan lambat,

penyebabnya antara lain investor belum banyak merealisasikan investasi,

sebagaimana diungkap Kepala Bappeda Banten, Investasi hingga September2017

baru sekitar Rp600 miliar dari target Rp2 triliun pada tahun ini (https://www.kabar-

banten.com). Kurangnya promosi, dukungan publikasi yang sangat minim, sehingga

investor belum mengetahui informasi KEK Tanjung Lesung.

Upaya Pemerintah pusat untuk mempercepat perkembangan KEK Tanjung Lesung

terus dilakukan antara lain : membangun infrastruktur Jalan Tol Serang- Panimbang,

Pembukaan trayek Damri Bandara Soetta-Tanjung Lesung untuk mempermudah

investor/wisatawan menuju Tanjung Lesung dari bandara atau sebaliknya.

Revitalisasi pembangunan jalur kereta api Rangkasbitung-Labuan yang rencana

akan beroperasi pada tahun 2021, yang kemudian akan dilanjutkan hingga ke

Panimbang. Pemerintah Daerah berperan mempersiapkan sumber daya manusia

dengan memberdayakan masyarakat sekitar melalui pelatihan bahasa dan

menyelam untuk dipersiapkan menjadi pemandu wisata dan penyelam,

memperbanyak kalender wisata sejenis Festival Tanjung Lesung dan lain-lain.

Sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah diharapkan dapat mempercepat

perkembangan KEK Tanjung Lesung, sehingga peningkatan penerimaan Devisa,

peningkatan pendapatan langsung dan tidak langsung daerah, penciptaan lapangan

kerja, dan pengembangan ekonomi lokal cepat terwujud.

Page 29: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI BANTEN TRIWULAN II 2018

- 25 -

B. Upaya Pengentasan Kemiskinan Di Provinsi Banten

Pada bulan Maret 2018, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran

per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Banten mencapai 661,36 ribu

orang (5,24 persen), berkurang sebanyak 38,47 ribu orang dibandingkan dengan

kondisi September 2017 yang sebesar 699,83 ribu orang (5,59 persen). Persentase

penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2017 sebesar 4,69 persen

turun menjadi 4,38 persen pada Maret 2018. Sementara persentase penduduk

miskin di daerah perdesaan pada September 2017 sebesar 7,81 persen turun

menjadi 7,33 persen pada Maret 2018 (Berita Resmi Statistik, BPS). Persentase

penduduk miskin 5,24 persen menjadikan Banten di posisi ke-5 terendah dibawah

DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan selama periode

September 2017– Maret 2018 antara lain adalah :

1. Laju pertumbuhan ekonomi banten yang terus positif diatas 5 persen

2. Inflasi yang selalu terjaga sebesar 1,92 persen selama periode September

2017–Maret 2018.

3. Bantuan sosial tunai dari pemerintah tumbuh 87,6 persen pada Triwulan I 2018,

lebih tinggi dibanding Triwulan I 2017 yang hanya tumbuh 3,39 persen.

4. Program Beras Sejahtera (Rastra) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

pada Triwulan I telah tersalurkan sesuai jadwal.

5. Nilai Tukar Petani (NTP) pada Maret 2018 101,94 di atas angka 100.

Upaya pengentasan kemiskinan telah dan akan terus dilakukan oleh pemerintah

pusat dan daerah, upaya tersebut antara lain :

1. Pengendalian tingkat inflasi yang dilakukan Tim Pengendali Inflasi Daerah

2. Program bantuan sosial Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat.

3. Program Bekerja atau Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera dimana setiap

rumah tangga miskin akan menerima bantuan 50 ekor ayam, 3 ekor kambing/

domba, 5 ekor kelinci beserta kandang dan pakan selama 6 bulan. Selain itu,

bantuan pemberian bibit unggul tanaman.

4. Program Keluarga Harapan (PKH), untuk 300 ribu keluarga penerima manfaat

(KPM) senilai kurang lebih Rp 300 miliar. Sebesar Rp 50 milyar dari dana

tersebut, merupakan dana cost sharing dari APBD Provinsi untuk tahun 2018.

5. Kebijakan Dana Desa yang setiap tahun semakin meningkat, dengan program

padat karya diharapkan akan mempercepat pembangunan di desa.

6. Pembiayaan untuk UKM melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Ultra Mikro.

Page 30: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

ii-

Lampiran 1 Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2018

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Propinsi Banten

Tabel 1.1 Struktur/ Distribusi PDRB ADHB Provinsi Banten Tahun 2017 s.d 2018

Sumber BPS Provinsi Banten

Tabel 1,2 PDRB (ADHK) Banten Triwulanan Tahun 2017-2018

Sumber BPS Provinsi Banten

DISTRIBUSI PDRB ADH BERLAKU 2017Q1 2017Q2 2017Q3 2017Q4 T 2017 2018Q1 2018Q2

1. PKRT 52,77 52,50 51,55 51,14 51,97 51,92 52,31

2. LNPRT 0,45 0,45 0,44 0,45 0,45 0,45 0,46

3. PEMERINTAH 3,44 3,94 4,02 5,77 4,32 3,33 3,91

4. PMTB 30,44 30,34 30,24 31,34 30,59 30,83 31,01

5. INVENTORI 0,08 0,09 (0,16) 0,06 0,02 0,07 0,08

6. TOTAL EKSPOR NETTO 12,82 12,68 13,90 11,24 12,65 13,40 12,23

a. TOTAL EKSPOR 77,28 74,29 73,77 73,9 74,77 72,77 73,05

b. TOTAL IMPOR 64,46 61,61 59,87 62,66 62,12 59,37 60,82

TOTAL 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

KATEGORI Q1-2017 Q2-2017 Q3-2017 Q4-2017 2017 Q1-2018 Q2-2018

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5.963.247,50 5.898.598,85 6.144.304,67 5.028.708,36 23.034.859,38 5.771.532,68 5.765.510,47

B. Pertambangan dan Penggalian 728.347,68 696.282,36 717.442,24 708.773,26 2.850.845,54 722.889,12 716.169,81

C. Industri Pengolahan 35.512.929,90 35.812.039,85 36.093.732,67 36.800.443,91 144.219.146,33 37.150.855,73 37.185.927,23

D. Pengadaan Listrik dan Gas 1.007.009,12 1.039.822,67 1.053.225,76 1.079.521,36 4.179.578,91 1.095.107,50 1.108.192,92

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 95.540,64 98.860,13 100.924,55 101.590,15 396.915,47 102.130,48 104.111,58

F. Konstruksi 8.967.175,92 9.395.342,52 10.125.044,66 10.736.459,21 39.224.022,32 9.670.258,38 10.069.236,91

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor13.229.431,16 13.544.324,15 13.881.133,51 13.996.354,47 54.651.243,29 14.249.711,38 14.526.991,63

H. Transportasi dan Pergudangan 6.469.543,16 6.764.697,20 6.935.380,51 7.116.749,11 27.286.369,97 6.981.456,59 7.354.880,05

I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2.394.834,29 2.470.055,48 2.501.850,15 2.557.955,13 9.924.695,06 2.572.561,63 2.656.595,61

J. Informasi dan Komunikasi 5.499.841,06 5.767.887,94 5.946.235,78 5.959.752,66 23.173.717,45 5.967.580,39 6.256.876,04

K. Jasa Keuangan dan Asuransi 2.927.087,64 2.973.558,45 3.011.803,49 3.101.369,19 12.013.818,77 3.106.170,99 3.103.771,41

L. Real Estate 8.238.443,19 8.552.408,36 8.828.478,91 8.919.412,07 34.538.742,52 8.930.009,85 9.234.240,97

M,N. Jasa Perusahaan 1.011.254,14 1.036.438,57 1.062.537,72 1.071.789,97 4.182.020,41 1.075.814,03 1.103.797,14

O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib1.724.485,54 1.790.918,55 1.799.308,09 1.811.268,03 7.125.980,21 1.805.404,95 1.891.286,56

P. Jasa Pendidikan 2.924.402,92 3.054.130,92 3.077.362,60 3.141.210,48 12.197.106,93 3.145.525,81 3.279.526,89

Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.180.339,32 1.212.858,97 1.239.663,06 1.270.138,00 4.902.999,36 1.272.021,54 1.307.758,11

R,S,T,U. Jasa lainnya 1.456.499,15 1.497.490,16 1.532.799,03 1.570.843,85 6.057.632,18 1.575.297,33 1.621.066,10

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 99.330.412,32 101.605.715,14 104.051.227,41 104.972.339,22 409.959.694,09 105.194.328,36 107.285.939,44

Page 31: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

iii-

Lampiran 2 Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2018

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Propinsi Banten

Tabel Ringkasan PDRB Provinsi Triwulan II 2018

Sumber: Website BPS DIY

Page 32: KEMENTERIAN KEUANGANA. Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan II 2018 tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Banten Jl. K.H. Abdul Fatah Hasan No.33

Serang 42118 Situs: www.djpbn.kemenkeu.go.id/kanwil/banten