50
PROVINSI SULAWESI TENGAH PROVINSI SULAWESI TENGA KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN SULAWESI TENGAH Triwulan II 2020 Penyusun: Penanggung Jawab: Irfa Ampri Ketua Tim: Eko Kusdaryanto Editor: Eko Kusdaryanto Desain Grafis: Aditya Dimas S Anggota: Dedy Wahyu Winoto, Bayu Kusuma Putra, Sulamto Singgih Partono Maria Lolongan, Aditya Dimas S. Rahman S. Halim, Aditya Dimas S

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL ......Desember 2018 sampai dengan Juni 2019. Penduduk miskin Sulawesi Tengah pada Maret 2020 mencapai 12,97 persen dari total jumlah penduduk,

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PROVINSI SULAWESI TENGAH

    PROVINSI SULAWESI TENGA

    KEMENTERIAN KEUANGAN

    DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

    KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN SULAWESI TENGAH

    Triwulan II

    2020

    Penyusun: Penanggung Jawab: Irfa Ampri Ketua Tim: Eko Kusdaryanto Editor: Eko Kusdaryanto Desain Grafis: Aditya Dimas S Anggota: Dedy Wahyu Winoto, Bayu Kusuma Putra, Sulamto Singgih Partono Maria Lolongan, Aditya Dimas S. Rahman S. Halim, Aditya Dimas S

  • .

    SCAN

    Untuk mendapatkan pengalaman membaca yang nyaman, serta dapat mengakses dengan mudah melalui smarthphone, scan kode QR dsamping untuk mendapatkan versi digital flipbook dari KFR.

  • Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam Sejahtera bagi kita semua.

    Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa

    yang dengan rahmat dan karunia-Nya Kajian Fiskal Regional Triwulan II

    Tahun 2020 dapat disusun dan selesai tepat waktu.

    Kajian Fiskal Regional Tahun ini merupakan output dari pelaksanaan tugas

    dan fungsi Kantor Direktorat Jenderal Perbendaharaan di bidang

    pengelolaan fiskal sebagai bagian dari Monev pelaksanaan anggaran pusat

    dan daerah yang menghubungkan antara implementasi kebijakan fiskal

    dengan perkembangan makro ekonomi dan kesejahteraan masyarakat

    Provinsi Sulawesi Tengah. Dalam proses penyusunan kajian ini, kami

    menggunakan data yang diperoleh dari berbagai pihak, antara lain

    pemerintah provinsi/kabupaten/kota di Sulawesi Tengah, BPS Provinsi

    Sulawesi Tengah, BI perwakilan Sulawesi Tengah, satuan kerja vertikal

    maupun daerah, Ekonom Kementerian Keuangan Sulawesi Tengah dan

    sumber-sumber lainnya yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Oleh

    karenanya kepada semua pihak yang tersebut kami mengucapkan

    terimakasih dan semoga kerjasama dan hubungan baik ini dapat

    ditingkatkan dimasa yang akan datang.

    Dengan selesainya penyusunan Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun

    2020 ini, kami berharap kajian tersebut dapat menjadi salah satu media

    informasi terkini yang bernilai strategis bagi mitra kerja Kantor Wilayah

    Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tengah, baik

    satuan kerja kementerian/lembaga, pemerintah provinsi/kabupaten/kota di

    Sulawesi Tengah, pemangku kepentingan lainnya.

    Kami menyadari bahwa Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2020

    masih belum sempurna dan masih membutuhkan banyak masukan

    membangun guna penyempurnaan hasil kajian dimasa yang akan datang.

    Wassalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Palu, Agustus 2020

    Kepala Kanwil DJPb Provinsi

    Sulawesi Tengah

    Irfa Ampri

    KATA PENGANTAR

  • i DAFTAR ISI

    ii DAFTAR GRAFIK

    III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

    iii DAFTAR TABEL

    iv EXECUTIVE SUMMARY

    14 Pendapatan Daerah

    18 Belanja Daerah

    19 Prognosis Realisasi APBD sampai dengan Akhir Tahun 2020

    I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

    EKONOMI REGIONAL

    1 Produk Domestik Regional Bruto

    3 Indikator Kesejahteraan

    IV

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

    19 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian

    22 Pendapatan Konsolidasian

    II PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

    PELAKSANAAN APBN

    24 Belanja Konsolidasian

    Analisis Kontribusi Daerah dalam PDRB

    7 Pendapatan Negara

    10 Belanja Negara

    14 Prognosis Realisasi APBN sampai dengan Akhir Tahun 2020

    V

    BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH

  • i

    DAFTAR GRAFIK:

    1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah, Sulampua, dan Indonesia per

    Triwulan Tahun 2016 - 2020

    1

    1.2 Perkembangan Inflasi Bulanan Kota Palu dan Luwuk 2

    1.3 Perkembangan Inflasi Bulanan Sulawesi Tengah 2

    1.4 Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan Sulawesi Tengah 4

    1.5 Persentase Penduduk Miskin Sulteng dan Sulampua 4

    1.6 Gini Ratio Sulawesi Tengah Maret 2014-Maret 2020 5

    1.7 Persentase Distribusi Pengeluaran Sulawesi Tengah 5

    2.1 Realisasi Penerimaan PPh Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah

    s.d. Triwulan II Tahun 2020

    7

    2.2 Realisasi Penerimaan PPN Kabupaten/Kota

    Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. Triwulan II Tahun 2020

    8

    2.3 Penerimaan Bea Masuk dan Keluar Kabupaten/Kota

    Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. Triwulan II Tahun 2020

    8

    2.4 Realisasi PNBP BLU Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d.

    Triwulan II Tahun 2020

    9

    2.5 Tren Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, dan Belanja

    Bantuan Sosial Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. TW II Tahun 2020

    10

    2.6 Tren Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah

    s.d. TW II Tahun 2020

    10

    2.7 Realisasi Penyalurah KUR dan UMi di Sulawesi Tengah 12

    3.1 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Sulawesi

    Tengah Triwulan II Tahun 2020

    15

    3.2 Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi

    Sulawesi Tengah Triwulan II Tahun 2020

    16

    3.3 Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Berdasarkan Rasio PAD Terhadap Total

    Pendapatan Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah Triwulan II Tahun 2020

    17

    3.4 Realisasi Pendapatan Transfer Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah Triwulan II

    Tahun 2020

    17

    3.5 Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Berdasarkan Rasio Dana Transfer

    Terhadap Total Pendapatan Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah Triwulan II Tahun

    2020

    18

    3.6 Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal

    Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. Triwulan II Tahun 2020

    18

    3.7 Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Urusan (Lima Urusan Tertinggi) Lingkup

    Provinsi Sulawesi Tengah s.d. Triwulan II Tahun 2020

    19

    4.1 Proporsi Pemerintah Pusat dan Pemda dalam Penerimaan Pajak dan PNBP 20

    4.2 Proporsi Pajak dan PNBP Konsolidasian 20

    4.3 Proporsi Sumber Penerimaan Pajak Konsolidasian Triwulan II 2019 & Triwulan II 21

    4.4 Struktur Belanja Konsolidasian Triwulan II Tahun 2020 22

    4.5 Proporsi Belanja Pemerintah Konsolidasian 22

    4.6 Perubahan Realisasi Per-Jenis Belanja Triwulan II Tahun 2020 23

  • ii

    Daftar Tabel:

    2.1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah Triwulan II Tahun

    2019 dan Tahun 2020

    6

    2.2 Profil Badan Layanan Umum Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah Triwulan II

    Tahun 2020

    11

    2.3 Penerusan Pinjaman Provinsi Sulteng Tahun 2020 11

    2.4 Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. Triwulan IV

    Tahun 2020

    12

    3.1 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. Akhir Triwulan II Tahun

    2019 dan Tahun 2020

    13

    3.2 Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah

    s.d. Triwulan IV Tahun 2020

    19

    4.1 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Sulawesi

    Tengah s.d.Triwulan II Tahun 2020

    19

    4.2 Realisasi Pendapatan Konsolidasian Pempus dan Pemda di Wilayah Provinsi

    Sulawesi Tengah Triwulan II Tahun 2019 dan 2020

    22

    4.3 Target dan Realisasi Indikator Ekonomi Regional Triwulan II Tahun 2020

    22

    4.4 Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Wilayah Provinsi Sulawesi

    Tengah Triwulan II Tahun 2020

    24

  • iii

    DAFTAR BOKS:

    3.1 Realisasi Pendapatan APBD Sulteng Jauh Dibawah Target 19

  • V

    EXECUTIVE SUMMARY

    Perkembangan Indikator Ekonomi Makro dan Kesejahteraan

    Pandemi Covid-19 yang berlangsung sepanjang Semester I Tahun 2020

    mengubah drastis pola dan perilaku ekonomi dan sosial masyarakat dan institusi publik

    di tingkat nasional dan regional. Ekonomi mengalami kelesuan, bahkan kontraksi, dan

    interaksi sosial menjadi sangat terbatas.

    Untuk menanggulangi dampak Pandemi Covid-19, Pemerintah telah proaktif

    melakukan berbagai intervensi kebijakan melalui pengalokasian dan refocusing

    anggaran untuk mengatasi krisis kesehatan, perlindungan sosial, dan program-program

    Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Berbagai program PEN seperti perlindungan

    sosial, dukungan dunia usaha, restrukturisasi usaha, dan relaksasi usaha mikro, kecil

    dan menengah (UMKM) diharapkan dapat memitigasi dampak negatif dari pandemic

    dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

    Kinerja perekonomian di Sulawesi Tengah (Sulteng) pada Semester I Tahun

    2020 tidak luput mengalami dampak negatif dari Covid-19. Pertumbuhan pada Triwulan

    II tumbuh hanya 0,71 persen (q-to-q) atau terkontraksi sebesar -4,49 persen bila

    dibanding periode yang sama pada triwulan sebelumnya. Namun, pertumbuhan Sulteng

    masih lebih baik bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Nasional yang

    terkontraksi sebesar -5,32 persen dan rata-rata wilayah regional Sulawesi Ambon,

    Maluku dan Papua (Sulampua) sebesar -0,73 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan

    tertinggi dicapai oleh Industri Pengolahan sebesar 18,59 persen, sedangkan dari sisi

    pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen Ekspor sebesar 27,65

    persen.

    Laju inflasi di Sulawesi Tengah pada Triwulan II Tahun 2020 sebesar 0,85

    persen sedangkan tingkat inflasi dari tahun ke tahun (y-on-y) adalah-1,92 persen,lebih

    rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 yang sebesar 6,33

    persen. Inflasi utamanya disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok

    Transportasi dan Makanan dan minuman.

    Kesejahteraan masyarakat Sulteng membaik pada Triwulan II Tahun 2020

    dibanding periode sebelumnya. Angka ketimpangan ekonomi (Gini Ratio) sedikit

    menurun, dan trend yang sama terjadi pada jumlah penduduk miskin.

  • vi

    Perkembangan dan pengaruh fiskal di daerah (APBN dan APBD)

    Pandemi berdampak pada tidak tercapainya target Penerimaan Negara pada

    Triwulan II Tahun 2020. Realisasi Pendapatan Negara sampai dengan Semester I hanya

    Rp2,10 triliun, turun sebesar 0,93 persen dibandingkan periode yang sama Tahun 2019.

    Penurunan penerimaan terjadi pada hampir seluruh jenis pajak dalam negeri (terkecuali

    Penerimaan Bea dan Cukai) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

    Dari sisi Belanja Negara, realisasinya sebesar Rp10.45 triliun atau mencapai

    50,16 persen dari pagu, mengalami penurunan sebesar 7,66 persen bila dibanding

    tahun 2019. Defisit pada periode ini tercatat sebesar Rp8,39 triliun, atau meningkat 8,95

    persen bila dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Realisasi Transfer ke Daerah

    dan Dana Desa (TKDD) mencapai Rp8.03 triliun (57,65 persen), turun sebesar 4,35

    persen bila dibanding periode yang sama tahun 2019. Penurunan realisasi Belanja dan

    TKDD disebabkan antara lain oleh transisi yang cukup lama atas waktu yang dibutuhkan

    Pemda untuk perubahan mekanisme penyaluran Dana Desa yang langsung ditransfer

    ke rekening desarefocusing belanja untuk menanggulangi Covid-19.

    Realisasi anggaran pemerintah daerah (APBD) di Sulteng pada Triwulan II

    Tahun 2020 mengalami penurunan pada sisi Penerimaan dan Belanja. Realisasi

    pendapatan hanya Rp7,91 triliun atau 43,31 persen dari pagu, atau turun 15,84 persen

    jika dibanding periode yang sama tahun 2019. Realisasi Belanja dan Transfer sebesar

    Rp6,78 triliun, atau sebesar 30,72 persen dari pagu, dan masih mengalami kenaikan

    sebesar 6,16 persen bila dibanding periode yang sama Tahun 2019. Realisasi Belanja

    Bansos naik signifikan sebesar Rp1,03 triliun bila dibanding Tahun 2019.

    Dengan melihat perkembangan terkonfirmasi Covid-19 yang masih tinggi,

    diperkirakan pandemi masih akan berlanjut hingga akhir tahun. Dengan bercermin pada

    pencapaian Semester I, diperkirakan terdapat risiko yang tinggi untuk tercapainya target

    pertumbuhan, APBN, dan APBD Sulteng pada Tahun 2020. Pencapaian target sangat

    bergantung pada akselerasi penyerapan dana oleh satuan kerja K/L dan Pemda, dan

    pulihnya perekonomian Sulteng.

  • Pada Triwulan II 2020 ini Ekonomi Sulteng mengalami pertumbuhan sebesar 0,71

    persen (q-to-q), namun terkontraksi sebesar -0,06 persen dibanding Triwulan yang

    sama tahun lalu (y-on-y). Ekonomi Sulteng tumbuh 2,36 persen secara semesteran (c-

    to-c) dan secara spasial masih lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata

    pertumbuhan ekonomi wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) semester I

    yang tumbuh sebesar 1,52 persen (c-to-c).

    Inflasi gabungan pada dua kota di Sulteng (Palu dan Luwuk) pada bulan Juni 2020

    sebesar 0,43 persen, naik sebesar 0,37 persen dibanding bulan sebelumnya namun

    jika dilihat dari laju pertahun kalender sejak Desember 2019 sampai Juni 2020, inflasi

    tercatat sebesar 0,6 persen dan terjadi penurunan sebesar -1,51 persen jika dibanding

    Desember 2018 sampai dengan Juni 2019.

    Penduduk miskin Sulawesi Tengah pada Maret 2020 mencapai 12,97 persen dari total

    jumlah penduduk, turun sebesar -0,26 persen atau sebanyak 45.700 orang penduduk

    dibanding September 2019. Capaian penurunan tersebut merupakan yang tertinggi di

    Kawasan Sulawesi pada periode ini.

  • 1

    A. Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto

    Sesuai prediksi pada Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan I, pandemi covid-19

    berpengaruh lebih dalam terhadap kinerja pertumbuhan ekonomi baik nasional

    maupun regional Sulawesi Tengah pada Triwulan II Tahun 2020. Namun demikian

    pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah pada Triwulan II Tahun 2020 masih

    tumbuh sebesar 0,71 persen (q-to-q), sedangkan secara tahunan (y-to-y)

    terkontraksi sebesar -0,06 persen.

    Perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah Triwulan II-2020 yang diukur berdasarkan

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku adalah sebesar

    Rp40,23 triliun dan PDRB atas dasar harga konstan adalah sebesar Rp27,70 triliun.

    Struktur perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah menurut lapangan usaha Triwulan

    II Tahun 2020 masih didominasi oleh empat lapangan usaha utama yaitu: Pertanian,

    Kehutanan dan Perikanan (27,09 persen); Pertambangan dan Penggalian (14,47

    persen); Industri Pengolahan (13,80 persen); serta Konstruksi (12,09 persen).

    Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah dan Indonesia

    per Triwulan Tahun 2016 – 2020

    Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)

    Berdasarkan lapangan usaha, sektor yang mengalami pertumbuhan untuk periode

    triwulanan (q-to-q) adalah sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan

    jaminan social (17,65 persen), pertanian, kehutanan, dan perikanan 3,08 persen),

    dan informasi dan komunikasi (3,01 persen). Sedangkan sektor yang mengalami

    kontraksi adalah transportasi dam pergudangan (-48,80 persen), akomodasi dan

    makan minum (-40,51 persen), dan pengadaan air (-9,19 persen).

    Sedangkan berdasarkan pengeluaran, komponen yang mendukung laju

    pertumbuhan Triwulan II dibanding Triwulan I Tahun 2020 (q-to-q) adalah

    pengeluaran konsumsi pemerintah (94,10 persen), impor (26,93 persen), pembentuk

    4,92

    2,36

    4,92

    2,97

    -5,32

    0,71

    -7,5

    -5

    -2,5

    0

    2,5

    5

    7,5

    10

    12,5

    15

    17,5

    Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

    2016 2017 2018 2019 2020

    Sulteng c-to-c Sulteng y-on-y Nasional y-to-y Sulteng q-to-q

  • 2

    modal tetap bruto (15,01 persen), dan ekspor (14,32 persen). Sumber pertumbuhan

    pada triwulan ini antara lain adalah pertumbuhan eskpor (13,47 persen),

    pembentukan modal tetap bruto (5,16 persen), serta pengeluaran konsumsi

    pemerintahan (5,05 persen).

    Sebagaimana ditampilkan pada Grafik 1.1, sejak awal tahun ekonomi Sulteng jika

    dilihat baik secara c-to-c maupun y-on-y terus melambat dan mengalami

    pertumbuhan terendah dalam 3 (tiga) tahun terakhir walaupun masih lebih tinggi jika

    dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional pada periode yang sama.

    Secara spasial jika dibandingkan dengan regional lain dalam Kawasan Sulampua,

    pertumbuhan ekonomi Sulteng pada Triwulan II ini (y-to-y) merupakan yang terbaik

    ketiga setelah Papua (4.52 persen) dan Papua Barat (0.53 persen).

    Inflasi

    Inflasi gabungan pada dua kota di Sulteng pada bulan Juni tahun 2020 sebesar 0,43

    persen, naik sebesar 0,37 persen dibanding bulan Mei 2020. Jika dilihat dari laju per-

    tahun kalender dari Desember 2019 sampai bulan Juni 2020 inflasi tercatat sebesar

    0,60 persen, terjadi penurunan sebesar 1,51 persen dibanding periode yang sama

    tahun sebelumnya. Sedangkan inflasi tahun ke tahun dari Juni 2019 hingga Juni

    2020 tercatat sebesar 1,07 persen. Dibanding Triwulan sebelumnya laju inflasi terjadi

    kenaikan sebesar 0,85 persen, dan laju Triwulan tahun ke tahun (y-on-y) naik

    sebesar 1,92 persen. Detail laju inflasi dapat dilihat pada grafik 1.2 dan 1.3 dibawah.

    Secara spasial, jika dilihat dari inflasi masing-masing kota penyumbang angka inflasi,

    terjadi kenaikan inflasi baik di Palu maupun di Luwuk. Laju Inflasi di Palu pada

    Triwulan II tercatat sebesar 0,66 persen, naik dibanding triwulan sebelumnya

    sebesar 0.72 persen. Sementara itu laju inflasi di Luwuk juga naik dari -0,34 persen

    di TW1 menjadi 0,92 di TW II. Secara tahun kalender, inflasi di Palu tercatat sebesar

    Grafik 1.2 Perkembangan Inflasi Bulanan Kota

    Palu dan Luwuk

    Grafik 1.3 Perkembangan Inflasi Bulanan

    Sulawesi Tengah

    Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)

    0,150,34

    -0,39

    0,77

    -1 -0,5 0 0,5 1

    Jan

    Feb

    Maret

    April

    Mei

    Juni

    Luwuk Palu 1,89

    0,96

    0,06

    0,43

    -1,50

    -1,00

    -0,50

    0,00

    0,50

    1,00

    1,50

    2,00

    2,50

    Jan

    Ma

    ret

    Me

    i

    Juli

    Sep

    t

    No

    v

    Jan

    Ma

    ret

    Me

    i

    Juli

    Sep

    t

    No

    v

    Jan

    Ma

    ret

    Me

    i

    2018 2019 2020

  • 3

    0,6 sedangkan di Luwuk sebesar 0,58. Meskipun inflasi Kab. Luwuk lebih rendah,

    namun karena perhitungan persentase Kota Palu dalam inflasi gabungan lebih besar

    maka perhitungan inflasi Sulteng tahun kalender Bulan 2020 hanya sebesar 0.51

    persen.

    Kenaikan inflasi pada bulan Juni 2020 utamanya dipengaruhi oleh naiknya indeks

    harga pada kelompok transportasi sebesar 1,35 persen. Kenaikan pada kelompok

    inflasi pada kelompok transportasi disebabkan antara lain adanya kebijakan

    mencabut larangan bepergian antar-wilayah berdasarkan Surat Edaran (SE) Gugus

    Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 nomor 7 Tahun 2020 tanggal 8 Juni

    2020.

    B. Indikator Kesejahteraan

    1. Tingkat Kemiskinan dan Indeks Kedalaman-Keparahan Kemiskinan

    Jumlah penduduk miskin Provinsi Sulawesi Tengah sejak September 2017 terus

    menurun dengan rata-rata penurunan sebesar 1.67 persen atau sekitar 6700

    orang per semester. Pada Maret 2020 jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak

    398.73 ribu orang atau 12,98 persen dari total jumlah penduduk, berkurang 5,30

    ribu orang dibanding September 2019. Angka penurunan kemiskinan tersebut

    sekaligus merupakan pencapaian terbaik di kawasan Sulawesi. Namun tingkat

    kemiskinan di Sulteng tercatat masih lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata

    kemiskinan di provinsi lintas Sulawesi yang berada pada angka 11.06 persen.

    Seperti diketahui bersama, pada periode Mei-September 2019 Provinsi Sulawesi

    Tengah mengalami tingkat indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan

    terparah dalam 5 (lima) tahun terakhir. Berkat kerja keras dan program-progam

    yang terukur oleh pemerintah indeks tersebut kemudian dapat diturunkan, namun

    Grafik 1.5 Persentase Penduduk Miskin Sulteng

    dan Regional Sulawesi

    Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)

    Grafik 1.4 Kedalaman dan Keparahan

    Kemiskinan Sulawesi Tengah

    2,33

    3,19

    2,58

    0,63

    1,15

    0,77

    0

    1

    2

    3

    4

    Kedalaman Keparahan

    13,48 13,18 12,92

    0

    5

    10

    15

    20

    Sep-17 Maret-18 Sep-18 Maret-19 Sep-19 Maret-20Sulut Sulteng Sulsel Sultra Gorontalo Sulbar

  • 4

    pencapaian tersebut tetap harus terus ditingkatkan mengingat dalam beberapa

    tahun terakhir Provinsi Sulawesi Tengah merupakan langganan daerah dengan

    tingkat kedalaman dan keparahan terburuk jika dibanding dengan provinsi lain di

    Sulawesi.

    Indeks kedalaman kemiskinan Provinsi Sulawesi Tengah pada Bulan Maret 2020

    mengalami kenaikan sebesar 0.25 poin dari level 2.33 per Maret 2019 ke level

    2.58, namun mengalami penurunan signifikan sebesar 0.61 poin jika dibanding

    dengan indeks September 2019 sebesar 3.19. Indeks keparahan juga

    mengalami sedikit kenaikan sebesar 0.14 poin dari level 0.63 per Maret 2019 ke

    level 0.77 per Maret 2020, namun juga mengalami penurunan sebesar 0.38 jika

    dibanding indeks bulan September 2019 sebesar 1.15.

    2. Ketimpangan (Gini Ratio)

    Tingkat Ketimpangan pengeluaran penduduk Provinsi Sulawesi Tengah jika

    dilihat dari Gini Ratio mengalami penurunan tipis pada Maret 2020. Gini Ratio

    Sulawesi Tengah berada pada nilai 0.326 atau turun sebesar 0.001 poin

    dibanding bulan Maret 2019 dan turun sebesar 0.003 poin dibanding September

    2019. Selama periode Maret 2014–Maret 2020 tingkat ketimpangan pengeluaran

    terus mengalami fluktuasi namun secara tren cenderung menurun walaupun

    belum bisa beranjak dari kategori sedang menurut kriteria Oshima.

    Kondisi ini menunjukkan bahwa selama periode tersebut terjadi perbaikan

    pemerataan pengeluaran di Sulawesi Tengah. Sama seperti tahun-tahun

    sebelumnya tingkat ketimpangan pengeluaran Sulawesi Tengah merupakan

    yang terendah jika dibandingkan dengan provinsi lain di Sulawesi, bahkan pada

    Maret 2020 tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk di Sulawesi Tengah

    masuk kedalam 10 besar terendah di Indonesia (BPS, 2020).

    Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)

    Grafik 1.6 Gini Ratio Sulawesi Tengah Maret

    2014-Maret 2020

    Grafik 1.7 Persentase Distribusi Pengeluaran

    Sulawesi Tengah

    0,260,28

    0,30,320,340,360,38

    0,40,420,44

    Mar

    et-1

    4

    Sep

    t-14

    Mar

    et-1

    5

    Sep

    t-15

    Mar

    et-1

    6

    Sep

    t-16

    Mar

    et-1

    7

    Sep

    t-17

    Mar

    et-1

    8

    Sep

    t-18

    Mar

    et-1

    9

    Sep

    t-19

    Mar

    et-2

    0

    PERKOTAAN PERDESAAN KOTA + DESA

    17,50

    19,50

    21,50

    23,50

    0,0010,0020,0030,0040,0050,00

    Mar

    et-1

    5

    Sep

    t-15

    Mar

    et-1

    6

    Sep

    t-16

    Mar

    et-1

    7

    Sep

    t-17

    Mar

    et-1

    8

    Sep

    t-18

    Mar

    et-1

    9

    Sep

    t-19

    Mar

    et-2

    0

    40% Tengah 20% Atas 40% Bawah

  • 5

    Berdasarkan ukuran Bank Dunia, sebagaimana tampak pada grafik, pada Maret

    2020 distribusi pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah

    mencapai 20.62 persen, naik sebesar 0.34 persen dibanding Maret 2019 dan

    naik sebesar 0.14 persen jika dibanding September 2019. Kenaikan tersebut

    dipicu oleh kenaikan signifikan kelompok penduduk dengan penghasilan 40

    persen bawah di perkotaan yang mengalami kenaikan sebesar 0.47 persen,

    dari yang sebelumnya berjumlah 18.68 persen pada Maret 2019 menjadi 19.15

    persen pada Maret 2020. Artinya pengeluaran penduduk masih berada pada

    kategori tingkat ketimpangan rendah.

    Boks I Inflasi Gabungan Rendah Bukan Pertanda Ekonomi Sulteng Baik

    Inflasi gabungan dua kota di Sulawesi Tengah pada bulan Mei 2020 sebagaimana dirilis BPS Sulteng

    menunjukkan relatif sangat rendah, yakni 0,06 persen. Rinciannya, inflasi Kota Palu sebesar 0,15

    persen sedangkan kota Luwuk mengalami deflasi sebesar 0,39 persen.

    Menurut Kepala Bidang Statistik BPS Sulteng, G.A Naser, rendahnya angka inflasi tersebut belum

    tentu pertanda baik bagi Sulteng karena rendahnya angka tersebut bisa saja malah mengindikasikan

    melemahnya permintaan masyarakat yang berujung pada lesunya perekonomian.

    Turunnya daya beli kemudian diikuti oleh kapasitas produksi yang juga menurun, indikator tersebut

    salah satunya dapat dilihat dari turunnya pengguna hotel berbintang di Palu pada pertengahan masa

    awal Triwulan II ini dimana perkembangan jumlah tamu hotel berbintang di Sulteng menunjukkan

    bahwa pada Maret 2020 sebesar 38,94 persen, sedangkan pada Bulan April 2020 sebesar 17,66

    persen. Artinya, terjadi penurunan sebesar 50, 73 persen. Begitupula rata-rata lama menginap hotel

    berbintang mengalami penurunan dari 2,1 hari menjadi 1,69 hari atau turun sebesar 0,41 persen.

    Indikator lainnnya adalah banyaknya meningkatnya angka penangguran karena banyak fasilitas

    produksi (industri) dihentikan sementara. Belum lagi kebijakan pemerintah yang mengalihkan

    beberapa belanja modal dan belanja barang untuk mendukung program penanganan darurat Covid-

    19. Sisi ekspor pun mengalami penurunan sebesar 12,16 persen. Pada periode Maret 2020 sebesar

    US$ 641,27 Juta sedangkan pada April 2020 sebesar US$ 563,30 Juta.

    Sumber: paluekspress/2020/04/06/inflasi-gabungan-rendah-bukan-pertanda-ekonomi-sulteng-baik/,

    4 Agustus 2020

  • 4

    Alokasi belanja APBN yang dialokasikan di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah pada

    tahun 2020 sebesar Rp20,83 triliun, terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat sebesar

    Rp6,89 triliun dan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp13,93 triliun.

    Alokasi ini mengalami penurunan bila dibanding dengan alokasi pada awal tahun

    anggaran sebesar -6,61 persen yang disebabkan oleh adanya kebijakan realokasi

    anggaran dan refocusing anggaran untuk menanggulangi pandemi Covid-19. Bila

    dibanding dengan alokasi tahun 2019 juga mengalami penurunan sebesar -14,91.

    Persen.

    Sampai dengan triwulan II-2020, realisasi Pendapatan Negara adalah sebesar Rp2,06

    triliun, mengalami penurunan sebesar -0,93 persen bila dibandingkan periode yang

    sama pada tahun 2019 (c-to-c). Sedangkan untuk belanja, telah terealisasi sebesar

    Rp10,45 triliun atau 50,16 persen dari pagu. Realisasi belanja ini mengalami penurunan

    sebesar -7,66 persen (c-to-c). Defisit untuk periode triwulan II tahun 2020 sebesar

    Rp8,39 triliun, meningkat 8,95 persen bila dibandingkan dengan defisit pada periode

    yang sama tahun 2019. Secara rinci hal ini dapat kita lihat pada tabel 2.1.

    Tabel 2.1. Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah

    Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2020 (miliar rupiah)

    Uraian Tahun 2019 Tahun 2020

    Pagu Realisasi Pagu Realisasi

    A. PENDAPATAN NEGARA 4.532 2.103 5.880 2.061

    I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 4.532 2.103 5.880 2.061

    1. Penerimaan Pajak 4.127 1.837 5.171 1.790

    2. PNBP 405 265 709 270

    B. BELANJA NEGARA 24.488 11.318 20.836 10.451

    I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 7.312 2.918 6.898 2.416

    1. Belanja Pegawai 2.157 1.118 2.481 1.097

    2. Belanja Barang 2.913 1.272 2.842 882

    3. Belanja Modal 2.231 525 1.567 437

    4. Belanja Bantuan Sosial 11 2 8 0

    II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 17.175 8.400 13.938 8.035

    1. Transfer ke Daerah 15.608 7.463 12.348 7.157

    a. Dana Perimbangan 15.409 7.322 12.038 6.965

    1) Dana Alokasi Umum 9.936 5.791 9.067 5.433

    2) Dana Bagi Hasil 967 374 519 182

    3) Dana Alokasi Khusus 4.506 1.157 2.451 1.351

    b. Dana Insentif Daerah 199 141 310 192

    2. Dana Desa 1.568 937 1.590 878

    C. SURPLUS DEFISIT -19.955 -9.216 -14.956 -8.391

    Sumber : GFS Preleminary Triwulan II Tahun 2020 Kanwil DJPb Provinsi Sulteng, OM SPAN, SIMTRADA DJPK (diolah)

    A. Pendapatan Pemerintah Pusat di Daerah

    Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat untuk tingkat regional di Sulawesi Tengah

    sampai dengan Triwulan II Tahun 2020 sebesar Rp2,06 triliun terdiri dari

    Penerimaan Pajak sebesar Rp1,79 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak

    (PNBP) sebesar Rp270,12 miliar. Pendapatan perpajakan masih mendominasi

  • 5

    besaran struktur penerimaan Negara di wilayah Sulawesi Tengah sebesar 87,95

    persen dari seluruh pendapatan.

    1. Penerimaan Perpajakan

    Penerimaan perpajakan meliputi semua penerimaan negara yang terdiri dari

    pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional. Sampai dengan

    Triwulan II Tahun 2020 realisasi penerimaan perpajakan adalah sebesar Rp1,79

    triliun, mengalami penurunan sebesar -2,56 persen dibandingkan dengan

    penerimaan periode yang sama tahun 2019 (c-to-c).

    a. Pajak Penghasilan (PPh)

    Realisasi penerimaan PPh sampai dengan Triwulan II tahun 2020 adalah

    sebesar Rp803,19 miliar atau 44,86 persen dari jumlah penerimaan

    perpajakan sebesar Rp1,79 triliun. Kabupaten Morowali mendominasi

    penerimaan PPh di seluruh provinsi Sulawesi tengah. Sebagaimana

    tergambar pada grafik di 2.1, Kabupaten Morowali memberikan kontribusi

    sebesar Rp420,52 miliar atau sebesar 52,36 persen dari seluruh penerimaan

    PPh di Sulawesi Tengah. Tingginya angka realisasi pajak di Kabupaten

    Morowali tidak lepas dari aktifitas kawasan industri Morowali sebagai

    kawasan bisnis yang bergerak pada industri hulu sampai hilir produk nikel.

    Grafik 2.1. Realisasi Penerimaan PPh Kabupaten/Kota

    Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. Triwulan II Tahun 2020 (Juta Rupiah)

    Sumber: GFS Preleminary Triwulan II-2020 Kanwil DJPb Provinsi Sulteng, OM SPAN ,KPP di wilayah

    Prov.Sulawesi Tengah (diolah)

    b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

    Sampai dengan Triwulan II Tahun 2020 realisasi PPN di Sulawesi Tengah

    adalah sebesar Rp465,80 miliar atau 26,02 persen dari jumlah penerimaan

    perpajakan sebesar Rp1,79 triliun. Realisasi penerimaan PPN mengalami

    penurunan sebesar 36,02 persen jika dibandingkan penerimaan pada periode

    -

    20.000

    40.000

    60.000

    80.000

    100.000

    Januari Febr Maret April Mei Juni

    Mill

    ion

    s

  • 6

    yang sama tahun 2019 sebesar Rp633,57 miliar (c-to-c). Penurunan angka ini

    menunjukkan adanya penurunan aktifitas transaksi keuangan di masyarakat

    atau penurunan daya beli masyarakat. Hal ini disebabkan oleh adanya

    kebijakan pembatasan aktifitas masyarakat karena pandemik covid-19.

    Berdasarkan grafik realisasi penerimaan PPN Kabupaten/Kota di bawah,

    realisasi penerimaan PPN di kabupaten Morowali menempati posisi tertinggi

    dengan porsi sampai dengan 33,69 persen dari seluruh penerimaan PPN di

    Sulawesi Tengah.

    Grafik 2.2. Realisasi Penerimaan PPN Kabupaten/Kota

    Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. Triwulan II Tahun 2020 (dalam Juta Rp)

    Sumber: GFS Preleminary Triwulan II-2020 Kanwil DJPb Provinsi Sulteng, OM SPAN ,KPP di wilayah Prov.Sulawesi Tengah (diolah)

    c. Penerimaan Bea Masuk dan Keluar

    Penerimaan Bea Masuk dan Bea Keluar sampai triwulan II-2020 sebesar

    Rp263,45 miliar. Berdasarkan grafik di bawah, penerimaan terbesar diperoleh

    dari wilayah KPBC Poso mencapai 94,23 persen dari seluruh penerimaan Bea

    Masuk dan Bea Keluar, dan realisasi penerimaan terbesar terdapat pada

    Kabupaten Morowali.

    Grafik 2.3. Penerimaan Bea Masuk dan Keluar Kabupaten/Kota

    Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. Triwulan II Tahun 2020 (dalam Juta Rp)

    Sumber: GFS Preleminary Triwulan II-2020 Kanwil DJPb Provinsi Sulteng, KPBC di wilayah Provinsi Sulawesi

    Tengah (diolah)

    10.285

    24.523

    12.314

    7.332 7.811

    24.101

    -

    5.000

    10.000

    15.000

    20.000

    25.000

    30.000

    Januari Febr Maret April Mei Juni

    Mill

    ion

    s

    Kota Palu Banggai Morowali

  • 7

    2. Penerimaan Negara Bukan Pajak

    Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sampai Triwulan II Tahun 2020 adalah

    sebesar Rp270,11 miliar, mengalami kenaikan sebesar 1,74 persen dibanding

    penerimaan pada periode yang sama Tahun 2019 yang sebesar Rp265,50 miliar.

    a. Penerimaan PNBP BLU

    Sulawesi Tengah mengelola tiga BLU yaitu Universitas Tadulako, Rumah

    Sakit Umum (RSU) Bhayangkara dan Bandara Mutiara Sis Aljufri, yang

    seluruhnya berada di wilayah Palu. Penerimaan PNBP BLU sampai dengan

    Triwulan II-2020 adalah sebesar Rp203,48 miliar atau sebesar 56,96 persen

    dari target penerimaan BLU tahun 2020 sebesar Rp357,24 miliar.

    Berdasarkan grafik di bawah, tren realisasi penerimaan per bulan relatif sama

    dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

    Grafik 2.4. Realisasi PNBP BLU Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah

    s.d. Triwulan II Tahun 2020 (dalam Juta Rp)

    Sumber: OM SPAN (diolah)

    b. Penerimaan PNBP Lainnya

    Penerimaan PNBP Lainnya sampai dengan Triwulan II Tahun 2020 telah

    terealisasi sebesar Rp152,58 miliar, atau mencapai 119,73 persen, melebihi

    dari target penerimaan PNBP Lainnya tahun 2020 sebesar Rp127,43 miliar.

    B. Belanja Negara

    Realisasi belanja Negara lingkup Provinsi Sulteng pada Triwulan II Tahun 2020

    adalah sebesar Rp10,45 triliun yang terdiri dari belanja Pemerintah Pusat Rp2,42

    triliun dan TKDD sebesar Rp8,04 triliun.

    1. Belanja Pemerintah Pusat

    Realisasi belanja Pemerintah Pusat sampai dengan Triwulan II Tahun 2020

    sebesar 35,03 persen mengalami penurunan -17,20 persen dibandingkan

    periode yang sama tahun 2019 (c-to-c). Seperti pada grafik dibawah, realisasi

    terbesar terjadi pada belanja pegawai, dan yang terendah belanja bantuan

    sosial. Realisasi belanja barang mengalami penurunan dibandingkan dengan

    -

    50.000

    100.000

    150.000

    Jan Feb Maret April Mei Juni

    Mill

    ion

    s

    Universitas Tadulako Rumkit Bhayangkara Bandara Mutiara Palu

  • 8

    tahun yang lalu yang disebabkan oleh pembatasan aktifitas perjalanan dinas,

    kegiatan rapat, sosialisasi dan aktifitas perkantoran secara tatap muka akibat

    pandemic covid-19.

    Grafik 2.5. Tren Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, dan Belanja Bantuan

    Sosial Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. TW II Tahun 2020 (dalam Juta Rupiah)

    Sumber: GFS Preleminary Triwulan II 2020 Kanwil DJPb Provinsi Sulteng, OMSPAN

    2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa

    Realisasi Penyaluran TKDD sampai dengan triwulan II 2020 sebesar Rp8,03

    triliun (57,65 persen) menurun -4,35 persen bila dibandingkan dengan periode

    yang sama tahun 2019.

    Grafik 2.6. Tren Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa

    Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. TW II Tahun 2020 (dalam Miliar Rupiah)

    Sumber: GFS Preleminary Triwulan II-2020 Kanwil DJPb Provinsi Sulteng, OMSPAN,DJPK (diolah)

    Sebagaimana grafik diatas, realisasi DAK, yang terdiri dari DAK Fisik dan Non

    Fisik masih berada di bawah realisasi dari DAU. Realisasi DAK sebesar Rp1,35

    triliun atau sebesar 55,11 persen dari pagu, menurun -16,72 persen bila

    dibanding tahun lalu dikarenakan adanya penghentian pengadaan barang/jasa

    pada akhir Maret 2020 dalam rangka penanggulangan Covid-19.

    Realisasi Dana Desa mencapai Rp878,43 miliar atau sebesar 55,24 persen dari

    pagu tahun 2020, menurun sebesar -6,27 persen dari periode yang sama tahun

    2019 yang disebabkan antara lain oleh perubahan mekanisme penyaluran per

    desa yang langsung disalurkan ke rekening desa, perubahan prioritas

    penggunaan dana desa dari bersifat cash for work menjadi bantuan langsung

    tunai (BLT) Desa, serta penyaluran BLT yang dilakukan bertahap setiap bulan.

    127 154 169

    68

    274

    176

    -

    100

    200

    300

    Januari Pebruari Maret April Mei Juni

    Bill

    ion

    s

    Bel.Pegawai Bel.Barang Bel.Modal Bel.Bansos

    -

    500

    1.000

    1.500

    2.000

    Januari Pebruari Maret April Mei Juni

    Bill

    ion

    s

    DBH DAU DAK Fisik DAK Non Fisik Dana Desa DID

  • 9

    3. Pengelolaan BLU

    BLU di Sulawesi Tengah yang mengelola aset sebesar Rp6,39 triliun (tabel 2.2).

    Berdasarkan komposisi pagu belanja BLU dibanding Rupiah Murni (RM) yang

    merefleksikan tingkat kemandiriannya, BLU Bandara Mutiara Palu dan Rumkit

    Bhayangkara masuk katagori cukup mandiri dengan nilai komposisi sebesar

    66,33 persen dan 62,33 persen.

    Tabel 2.2. Profil Badan Layanan Umum Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah

    Triwulan II Tahun 2020 (dalam Juta Rp)

    No. Nama BLU Jenis Layanan Aset Pagu 2020

    2019 RM BLU

    Universitas Tadulako Pendidikan 2.777.279 240.309 136.432

    Rumkit Bhayangkara Kesehatan 44.149 10.942 18.103

    Bandara Mutiara Palu Barang dan Jasa Lainnya

    3.575.943 24.260

    47.840

    Jumlah 6.397.370 275.512 202.375

    Sumber: BLU lingkup Kanwil DJPb Provinsi Sulteng, 2020 (diolah)

    4. Manajemen Investasi Pusat

    a. Penerusan Pinjaman

    Sampai dengan Triwulan II Tahun 2020, pada Provinsi Sulawesi Tengah

    terdapat dua kabupaten penerima pinjaman dari Pemerintah Pusat dengan

    hak tagih sebesar Rp19,14 miliar. Detil pinjaman tercermin pada table 2.3.

    Tabel 2.3 Penerusan Pinjaman Provinsi Sulteng Tahun 2020

    No LOAN ID Nama SLA Penerima SLA Hak Tagih Tingkat

    Bunga (%)

    4 2180201 SLA-1203/DP3/2006 Pemkab. Parimo 5.148.492.354,65 08.29 5 2198001 SLA-1241/DSMI/2011 Pemkab. Morowali 13.993.705.732,05 08.29

    Jumlah 19.142.198.086,70 Sumber: Direktorat SMI, 2020 (diolah)

    b. Kredit Program

    Adanya pandemi covid-19 berpengaruh terhadap pelaku usaha. Namun

    demikian pihak perbankan masih memberikan layanan penyaluran Kredit

    Program. Sebagaimana ditampilkan pada Grafik 2.7, realisasi KUR sampai

    Triwulan II-2020 adalah sebesar Rp684,50 miliar yang telah disalurkan

    kepada 18.599 debitur dengan detail penyaluran per kabupaten tercermin

    pada grafik 2.8. Untuk penyaluran kredit Ultra Mikro (UMi) sampai dengan

    Triwulan II Tahun 2020 kredit telah disalurkan kepada 253 debitur dengan

    nilai realisasi sebesar Rp1,61 miliar.

  • 10

    Grafik 2.7. Realisasi Penyalurah KUR dan UMi di Sulawesi Tengah

    Sumber: Direktorat SMI, 2020 (diolah)

    C. Prognosis Realisasi APBN

    Perkiraan realisasi pendapatan negara dan belanja negara sampai dengan akhir

    tahun 2020 dalam lingkup Provinsi Sulawesi Tengah sebagai berikut:

    Tabel 2.4. Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah

    s.d. Triwulan IV Tahun 2020 (dalam Juta Rp)

    Proyeksi realisasi pendapatan dan belanja negara sampai akhir Tahun 2020 dengan

    menggunakan analisis tren dalam kurun waktu tahun 2015 s.d 2019, masing-masing

    sebesar Rp5,47 triliun dan Rp20,01 triliun. Defisit diperkirakan sebesar Rp14,54

    triliun. Proyeksi ini memperhitungkan pula adanya dampak pandemi covid-19

    terhadap perekonomian yang diperkirakan masih terjadi pada Triwulan III dan

    Triwulan IV Tahun 2020.

    Uraian

    Realisasi s.d. Triwulan II Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan IV

    Pagu Realisasi % Realisasi Terhadap

    Pagu Rp

    % Perkiraan Realisasi Terhadap Pagu

    Pendapatan Negara 5.880.121 2.060.501 35,04% 5.470.972 95,04%

    Belanja Negara 20.835.670 10.451.150 50,16% 20.008.962 96,03%

    Surplus/Defisit -14.955.549 -8.390.649 56,10% -14.537.990 96,63%

  • 11

    Pandemi Covid-19 menjadi pemicu (trigger) perubahan Anggaran Pendapatan Belanja

    Daerah (APBD). Sebagaimana diatur dalam PMK nomor 35/PMK.07/2020, target

    pendapatan mengalami penurunan menjadi Rp18,26 triliun atau -6,22 persen dari pagu

    awal. Pagu Belanja dan Transfer mengalami koreksi menjadi sebesar Rp22,07 triliun

    atau turun sebesar -5,47 persen.

    Tabel 3.1. Realisasi APBD Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah

    s.d. Akhir Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2020 (dalam Miliar Rp)

    Uraian Tahun 2019 Tahun 2020

    Pagu Realisasi Pagu Realisasi

    PENDAPATAN 21.299 9.399 18.262 7.910

    Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2.413 809 1.406 896

    Pendapatan Pajak Daerah 1.254 519 395 565

    Hasil Retribusi 249 77 261 100

    Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 41 41 26 0

    Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 870 171 724 231

    Pendapatan Transfer 18.235 8.456 16.231 6.988

    Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 15.448 7.327 14.096 6.486

    Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan pajak 1.006 364 469 180

    Dana Alokasi Umum 9.936 5.831 9.588 5.409

    Dana Alokasi Khusus 4.506 1.132 4.039 897

    Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 2.415 1.055 1.724 327

    Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 2.415 1.055 1.724 327

    Transfer Pemerintah Provinsi 371 74 392 156

    Pendapatan Bagi Hasil Pajak 371 74 392 156

    Transfer Bantuan Keuangan 261 26 19 19

    Bantuan Keuangan dari Provinsi/Kabupaten/Kota lain 261 26 19 19

    Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 650 134 624 26

    Pendapatan Hibah 384 12 410 12

    Pendapatan lainnya 5 96 214 14

    BELANJA 17.944 5.424 19.195 6.179

    Belanja Pegawai 8103 3259 8047 3300

    Belanja Barang dan Jasa 4562 1251 4119 997

    Belanja Bunga 3 1 2 1

    Belanja Subsidi 1 0 2 0

    Belanja hibah 735 361 1451 312

    Belanja Bantuan Sosial 45 6 1934 1028

    Belanja Batuan Keuangan 6 0 0 0

    Belanja Modal 4459 536 3474 469

    Belanja tidak terduga 32 11 166 72

    TRANSFER BANTUAN KEUANGAN 2.913 965 2.879 604

    Transfer Bantuan Keuangan ke Desa 780 80 443 152

    Transfer Bantuan Keuangan lainnya 2133 885 2436 452

    JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER 20.857 6.389 22.075 6.783

    SURPLUS/DEFISIT 442 3.011 -3.813 1.127

    Sumber: GFS Preliminary Triwulan II Tahun 2020

    Sebagaimana disajikan pada Tabel 3.1., realisasi Pendapatan sampai dengan Triwulan II

    Tahun 2020 mencapai Rp7,91 triliun atau 43,31 persen dari target, dan turun 15,84

    persen dibanding periode yang sama tahun 2019. Realisasi Belanja dan Transfer

    mencapai Rp6,78 triliun, atau 30,73 persen dari pagu, naik 6,17 persen dibanding

    periode yang sama tahun 2019.

  • 12

    A. Pendapatan Daerah

    1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

    Realisasi PAD seluruh Pemda di Sulteng hinggaTriwulan II mencapai Rp895,63

    miliar atau, 63,65 persen dari target PAD Tahun 2020. Realisasi ini mengalami

    kenaikan sebesar Rp86,7 miliar atau 10,71 persen dibanding periode yang

    sama tahun 2019. Realisasi PAD memberikan kontribusi sekitar 11,31 persen

    dari pendapatan daerah periode ini.

    a) Penerimaan Pajak Daerah

    Penerimaan pajak daerah pada Semester I mencapai Rp564,24 miliar, atau

    tumbuh sebesar 8,67 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019.

    Tren penerimaan pajak daerah atas seluruh per kabupaten/kota di Sulteng

    tersaji pada Grafik 3.1.

    Grafik 3.1. Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten/Kota

    Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah Triwulan II Tahun 2020 (dalam Juta Rp)

    Sumber: SIKD, DJPK Kemenkeu (diolah)

    Pendapatan pajak daerah di tingkat provinsi berkontribusi sekitar 76,32

    persen dari total pajak daerah, dan setelahnya Kota Palu dengan kontribusi

    sebesar 9,22 persen. Terdapat peningkatan pendapatan yang signifikan di

    Bulan April yang berasal dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

    (BBNKB).

    b) Penerimaan Retribusi Daerah

    Realisasi retribusi daerah hingga Triwulan II sebesar Rp100,34 miliar, atau

    38,31 persen dari target Tahun 2020. Capaian ini tumbuh 29,67 persen

    dibanding periode yang sama Tahun 2019.

    (20.000)

    -

    20.000

    40.000

    60.000

    80.000

    100.000

    120.000

    140.000

    Januari Februari Maret April Mei Juni

    Mill

    ion

    s

    Pemprov

    Banggai

    Bangkep

    Buol

    Tolitoli

    Donggala

    Morowali

    Poso

    Palu

    Parimo

  • 13

    Grafik 3.2. Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota

    Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah Triwulan II Tahun 2020 (dalam Juta Rp)

    Sumber: SIKD, DJPK Kemenkeu (diolah)

    Tren penerimaan retribusi daerah setiap kabupaten/kota tercermin pada

    Grafik 3.2. Kabupaten Morowali memberikan kontribusi tertinggi, atau

    sebesar 45,35 persen, di Sulteng. Terdapat peningkatan pendapatan yang

    signifikan di Bulan April yang berasal dari Retribusi Perizinan Tertentu.

    c) Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

    Penerimaan hasil kekayaan daerah yang dipisahkan sampai dengan

    Triwulan II hanya Rp22 juta, atau 0,08 persen dari target tahun 2020.

    Kontribusi penerimaan berasal dari 2 (dua) daerah y, yaitu Kabupaten Toli-

    Toli dan Kabupaten Donggala. Sedangkan realisasi pada 12 pemerintah

    daerah lainnya masih nihil.

    d) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

    Penerimaan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sampai dengan

    Triwulan II adalah Rp231,02 miliar, atau 31,91 persen dari target, dan .

    tumbuh35,08 persen jika dibandingkan penerimaan pada periode yang

    sama pada tahun 2019 sebesar Rp171 miliar. Kota Palu memberikan

    kontribusi tertinggi sebesar Rp75,15 miliar (32,19 persen) yang bersumber

    dari Pendapatan BLU Daerah.

    2. Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah (PAD terhadap Total Pendapatan)

    Tingkat kemandirian keuangan pemda pada Triwulan II Tahun 2020 yang

    diukur dari rasio realisasi PAD terhadap total pendapatan seluruh pemda di

    Sulteng hanya sekitar 11,32 persen, atau naik 2,43 persen jika dibandingkan

    triwulansebelumnya.

    Tingkat kemandirian tertinggi berturut-turut dicapai oleh Pemprov Sulteng

    (28,17 persen), Kota Palu (22,73 persen), dan Kabupaten Morowali (16,73

    (10.000)

    (5.000)

    -

    5.000

    10.000

    15.000

    20.000

    Januari Februari Maret April Mei Juni

    Juta

    Rp

    Pemprov Banggai Bangkep Buol Tolitoli

    Donggala Morowali Poso Palu Parimo

    Touna Sigi Banglut Morut

  • 14

    persen).Tanpa ketiga pemda tersebut, 11 pemda lainnya hanya memiliki , rata-

    rata kemandirian keuangan daerah hanya 4,48 persen. Kemandirian keuangan

    daerah dijelaskan pada Grafik 3.3.

    Grafik 3.3. Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Berdasarkan Rasio PAD Terhadap Total

    Pendapatan Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah Triwulan II Tahun 2020

    Sumber: GFS Preliminary Triwulan II Tahun 2020

    3. Pendapatan Transfer

    Realisasi Pendapatan Transfer pada Semester I adalah Rp6,98 triliun, atau

    43,10 persen dari targetTahun 2020.. Realisasi periode ini lebih rendah 17,36

    persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang salah satu faktornya

    terkait dengan kebijakan penghematan dan refocusing anggaran dalam

    penanggulangan Pandemi Covid-19.

    Pendapatan transfer memberikan kontribusi tertinggi bagi pendapatan daerah,

    yaitu sebesar 88,10 persen. Grafik 3.4. menyajikan realisasi pendapatan

    transfer terhadap pagu transfer pada lingkup Pemerintah Daerah Provinsi

    Sulawesi Tengah.

    Grafik 3.4. Realisasi Pendapatan Transfer Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah

    Triwulan II Tahun 2020

    Sumber: GFS Preliminary Triwulan II Tahun 2020

    28,17%

    1,66%

    5,80%3,42%

    4,67%

    0,76%

    16,73%

    4,39%

    8,07%6,98%

    4,89% 4,30%3,16%

    22,73%

    11,32%

    0,00%

    5,00%

    10,00%

    15,00%

    20,00%

    25,00%

    30,00%

    Rasio PAD terhadap Pendapatan Rata-rata Rasio

    42,73%

    15,46%

    70,89%

    0%

    20%

    40%

    60%

    80%

    100%

    -

    3.000

    6.000

    9.000

    12.000

    15.000

    18.000

    Dana Perimbangan Transfer Pemerintah Pusat -Lainnya

    Transfer Pemerintah Provinsi

    Mili

    ar R

    p

    Pagu Realisasi Persentase

  • 15

    4. Tingkat Kemandirian Pemerintah Daerah (Dana Perimbangan terhadap

    Pendapatan)

    Sebagaimana dijelaskan sebelumnya pada butir 2 di atas, kontribusi PAD

    Sulteng cukup rendah dan sangat bergantung kepada dana transfer. Rasio

    perbandingan pendapatan transfer dengan total pendapatan daerah disajikan

    pada Grafik 3.5.

    Grafik 3.5. Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Berdasarkan Rasio Dana Transfer Terhadap

    Total Pendapatan Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah Triwulan II Tahun 2020

    Sumber: GFS Preliminary Triwulan II Tahun 2020

    5. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

    Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sampai dengan Triwulan II

    adalah Rp26,59 miliar, atau 4,17 persen dari target. Lima pemda tidak memiliki

    pendapatan ini ataurealisasinya masih nihil, yaitu Donggala, Morowali, Banggai

    Laut, Morowali Utara, dan Kota Palu.

    B. Belanja Daerah

    1. Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal

    Realisasi Belanja dan Transfer hingga Triwulan II Tahun 2020 mencapai

    Rp6,78 triliun, atau 30,73 persen dari alokasi belanja yang sebesar Rp22,07

    triliun. Jika dibandingkan triwulan terdahulu, realisasinya tumbuh 198,67

    persen atau sebesar Rp4,51 triliun.

    Grafik 3.6. Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal

    Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. Triwulan II Tahun 2020

    Sumber: GFS Preliminary Triwulan II Tahun 2020

    71,73%

    97,69% 94,20%95,81%

    94,64%98,68%

    83,27%

    95,00% 91,68%92,63%94,14% 95,70%

    96,84%

    77,27%

    88,34%

    0,00%

    20,00%

    40,00%

    60,00%

    80,00%

    100,00%

    120,00%Rasio Dana Transfer terhadap Pendapatan Rata-rata Rasio

    40,65%

    21,08%11,37%

    -10%

    10%

    30%

    50%

    -

    5.000

    10.000

    Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal

    Mili

    ar R

    p

    Pagu Realisasi Persentase

  • 16

    Grafik 3.6. menyajikan penyerapan Belanja atas setiap belanja. Rendahnya

    realisasi Belanja tidak terlepas dari rendahnya penyerapan Belanja Barang

    (21,08%) dan Modal (11,37%). Jika dibandingkan dengan periode yang sama

    Tahun 2019R, ealisasi Belanja paruh pertama Tahun 2020 mengalami kontraksi

    -5,52 persen. Belanja Barang dan Modal berturut-turut berkontraksi sebesar -

    20,25 persen dan -12,38 persen.

    2. Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan

    Alokasi dan capaian realisasi Belanja untuk 5 urusan yang memperoleh pagu

    tertinggi pada Triwulan II Tahun 2020 disajikan dalam Grafik 3.7.

    Grafik 3.7. Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Urusan (Lima Urusan Tertinggi)

    Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. Triwulan II Tahun 2020

    Realisasi penyerapan (nominal) tertinggi berturut-turut adalah urusan Otonomi

    Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah dan

    Kepegawaian sebesar 32,82 persen Pendidikan (31,80 persen), Kesehatan

    (24,25 persen), Pekerjaan Umum (16,2 persen), dan Pertanian (26,13 persen).

    C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2020

    Tabel 3.2. mempresentasikan Perkiraan APBD di Sulteng sampai dengan akhir

    tahun 2020.

    Tabel 3.2. Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah

    s.d. Triwulan IV Tahun 2020 (dalam Miliar Rp)

    Uraian Pagu

    Realisasi s.d. Triwulan II Perkiraan Realisasi

    s.d. Triwulan IV

    Rp (T) Realisasi

    Terhadap Pagu (%) Rp (T)

    Perkiraan Realisasi Terhadap Pagu (%)

    Pendapatan Daerah 18,262 7,910 43,31 16,521 90,47

    Belanja Daerah 22,075 6,783 30,73 18,920 85,71

    Surplus/Defisit -3,813 1,127 - -2,399 -

    Sumber: GFS Preliminary Triwulan II Tahun 2020

  • 17

    Perkiraan realisasi pendapatan daerah dan belanja daerah ditentukan dengan

    menggunakan analisis trend dalam kurun waktu tahun 2015 s.d 2019 serta

    mempertimbangkan Pandemi Covid-19 yang masih berlanjut hingga akhir Tahun

    2020. Hasil analisis memperkirakan Pendapatan Daerah sebesar Rp16,52 triliun

    (90,47 persen) dan capaian belanja daerah sebesar Rp18,92 triliun (85,71 persen).

    Boks I Realisasi APBD Sulteng di Bawah Target

    Menindaklanjuti Rapat Paripurna Penyampaian Nota Pengantar Kebijakan Umum APBD dan

    Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA PPAS) oleh Wakil Gubernur Sulteng, Komisi II DPRD

    Sulteng yang membidangi ekonomi dan keuangan menggelar rapat bersama dengan Bappeda,

    Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) dan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda)

    Provinsi Sulteng terkait realisasi APBD 2020 pada Semester I Tahun 2020.

    Dalam pertemuan tersebut, Komisi II mempersoalkan anjloknya pendapatan dan belanja yang

    baru mencapai 40,52% dan 27,38%. Kepala Bappeda Sulteng menyatakan bahwa merebaknya

    Covid-19 dan refocusing anggaran serta perubahan sejumlah aturan dan kebijakan berkontribusi

    kepada rendahnya realisasi APBD.

    Menanggapi penjelasantersebut, Komisi II meminta agar disisa waktu yang ada, baik belanja

    maupun pendapatan hendaknya dapat digenjot untuk tercapainya target.

    Sumber: metrosulawesi.id/2020/08/01/, 4 Agustus 2020

  • 18

    A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian

    Tabel 4.1. menguraikan Laporan Keuangan Konsolidasian. Sampai dengan

    Triwulan II Tahun 2020, realisasi Pendapatan Pemerintahan Umum (General

    Government Revenue) atau Pendapatan Konsolidasian Tingkat Wilayah Sulteng

    adalah Rp3,17 triliun, atau naik 3,9 persen dibandingkan periode yang sama Tahun

    2019. Dari sisi Belanja konsolidasian, realisasinya mencapai Rp10,43 triliun, dan

    naik 11,51 persen dibandingkan dengan periode yang sama Tahun 2019 (c-to-c).

    Defisit pada Semester I Tahun 2020 menjadi Rp7,26 triliun, naik 14,82 persen

    dibanding periode yang sama tahun 2019.

    Tabel 4.1. Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah

    s.d.Triwulan II Tahun 2020 (dalam Juta Rupiah)

    Uraian 2020 2019

    Naik/Turun Pusat Daerah Konsolidasi Konsolidasi

    a Pendapatan Negara 2,060,501 7,757,979 3,167,341 3,043,708 3,90

    Pendapatan Perpajakan 1,790,385 564,238 2,354,624 2,356,402 -0,08

    Pendapatan Bukan Pajak 270,116 7,193,741 812,717 687,306 15,43

    Pendapatan SDA 0 0 0 3 -100,00

    Pendapatan Hasil Pengelolaan

    Kekayaan Negara yang

    dipisahkan

    0 22 22 41,076 -186608,57

    PNPB Lainnya 152,581 100,342 252,923 203,925 19,37

    Lain-lain PAD yang sah 0 231,026 231,026 171,285 25,86

    Pendapatan Transfer 0 6,651,139 184,616 23,651 87,19

    Lain Pendapatan Daerah yang

    sah 0 14,205 14,205 95,979 -575,67

    Pendapatan Hibah 0 12,391 12,391 12,440 -0,40

    Pendapatan BLU 117,535 117,535 138,948 -18,22

    b Belanja Negara 10,451,150 6,631,249 10,431,259 9,230,884 11,51

    Belanja Pemerintah 2,416,119 6,179,822 8,595,941 8,341,836 2,96

    Transfer 8,035,031 451,427 1,835,318 889,048 51,56

    c Surplus/(Defisit) -8,390,649 1,126,730 -7,263,918 -6.187.175 14,82

    d Pembiayaan 0 2,215,678 2,215,678 689,487 68,88

    Penerimaan Pembiayaan

    Daerah 0 2,219,622 2,219,622 696,939 68,60

    Pengeluaran Pembiayaan

    Daerah 0 3,943 3,943 7,452 -88,97

    e Sisa Lebih (Kurang)

    Pembiayaan Anggaran -8,390,649 3,342,408 -5,048,240 -5.497.688 -8,90

    Sumber: LKPK Kanwil DJPb Prov. Sulawesi Tengah (diolah) Catatan: *) Seluruh Pengeluaran Transfer pemerintah pusat dieliminasi dengan Penerimaan Transfer Pemerintah Daerah

  • 19

    B. Pendapatan Konsolidasian

    1. Analisis Proporsi dan Perbandingan Sumber Pendapatan Konsolidasian

    Struktur Pendapatan Konsolidasian pemda di Sulteng pada Semester I Tahun 2020

    didominasi oleh Pendapatan Pajak sebesar 74 persen dengan nilai RP2,36 triliun.

    Sementara sisanya (26 persen) atau Rp687 miliar disumbangkan oleh pendapatan

    dari sektor PNBP (Grafik 4.2). Dalam hal Penerimaan Perpajakan Konsolidasian,

    kontribusi Pemerintah Pusat lebih besar daripada pemda dengan perbandingan

    86,89 : 7,27. Sebaliknya pada pendapatan PNBP konsolidasian, kontribusi pemda

    lebih besar daripada pemerintah pusat dengan perbandingan persentase 92,73 :

    13,11 (Grafik 4.1).

    Pajak Dalam Negeri masih menjadi andalan penyumbang pendapatan perpajakan

    dengan proporsi 95,88 persen, sedangkan sisanya (4,12 persen) berasal dari pajak

    perdagangan internasional. Penyumbang terbesar di antara delapan jenis

    komponen pembentuk PNBP Sulteng adalah komponen PNBP lainnya dengan

    proporsi mencapai 31,12 persen atau senilai Rp 252 miliar.

    2. Analisis Perubahan Penerimaan Perpajakan

    Penerimaan Perpajakan Konsolidasian sampai dengan Triwulan II Tahun 2020

    mengalami penurunan sebesar Rp1,77 miliar, atau 0,08 persen jika dibanding

    periode yang sama tahun sebelumnya. Turunnya penerimaan perpajakan

    disebabkan oleh menurunnya penerimaan pajak perdagangan internasional.

    Sebagaimana dijelaskan oleh Grafik 4.3., pada Semester Itahun 2020 terjadi

    penurunan penerimaan pajak perdagangan internasional sebesar 43,16 persen

    dibanding periode yang sama tahun yang lalu. Penurunan tersebut utamanya

    Grafik 4.1 Proporsi Pemerintah Pusat dan Pemda

    dalam Penerimaan Pajak dan PNBP

    Grafik 4.2 Proporsi Pajak dan PNBP Konsolidasian

    Sumber: LKPK Kanwil DJPb Prov. Sulawesi Tengah (diolah)

  • 20

    dikarenakan adanya penurunan pada

    komponen Pendapatan Bea Keluar

    sebesar sebesar 82 persen dan

    pendapatan dari Denda Administrasi

    Pabean sebesar 98,97 persen.

    Khusus untuk Bea Keluar, pada Triwulan

    II Tahun 2020 ini Pemerintah Provinsi

    (Pemprov) Sulteng membukukan

    penerimaan sebesar Rp 10,92 miliar.

    Capaian tersebut melebihi target tahunan

    yang telah ditetapkan sebesar Rp 4,47

    miliar atau mencapai 223 persen. Hal tersebut sekaligus mengonfirmasi berbagai

    pernyataan yang menyatakan bahwa COVID-19 tidak mengganggu ekspor di KEK

    Palu.

    3. Analisis Perubahan Penerimaan Perpajakan dan Pertumbuhan Ekonomi

    Pada Triwulan II Tahun 2020, Produk Domestik Regional Brutto (PDRB)

    berdasarkan ADHB (Atas Dasar Harga Berlaku) mencapai Rp40,23 triliun dengan

    pertumbuhan ekonomi Sulteng 0,06 persen. Bila dibandingkan dengan PDRB

    periode yang sama Tahun 2019, terjadi penurunan Rp-1,51 Triliun atau turun

    sebesar 3,62 persen, dan penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar -5.68 persen.

    Tabel 4.2 menunjukkan rasio pertumbuhan ekonomi terhadap kenaikan

    Pendapatan Konsolidasian hingga Triwulan II Tahun 2020. Pada periode yang

    sama, pendapatan yang diterima Pemerintah Pusat dan Pemda sebesar Rp3,17

    triliun, atau naik sebesar 3,9 persen(y-on-y). Dari informasi yang tersaji pada tabel

    tersebut, dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan Pendapatan Konsolidasian meskipun

    pertumbuhan ekonomi melambat bila dibandingkan periode yang sama tahun

    sebelumnya.

    Tabel 4.2. Realisasi Pendapatan Konsolidasian Pempus dan Pemda di Wilayah Provinsi Sulawesi

    Tengah Triwulan II Tahun 2019 dan 2020 Uraian 2020 2019 Kenaikan /

    Penurunan Realisasi Realisasi

    Pendapatan

    Perpajakan 2,354,623,886,716 2,356,402,418,460 -0.08%

    Pendapatan Bukan

    Pajak 812.716.949.217 687.305.877.259 15.43%

    Total 3,167,340,835,933 3,043,708,295,719 3.90%

    PDRB/Pert. Ekonomi 40,23T/-0,06% 41,74T/5,62% -3,62%/-101,07 %

    Sumber: BPS Sulteng, LKPK Kanwil DJPb Prov. Sulawesi Tengah, (diolah)

    Grafik 4.3 Proporsi Sumber Penerimaan Pajak

    Konsolidasian Triwulan II 2019 & Triwulan II 2020

    Sumber: LKPK Kanwil DJPb Prov. Sulawesi Tengah (diolah)

  • 21

    Grafik 4.5 Proporsi Belanja Pemerintah

    Konsolidasian

    Grafik 4.4 Struktur Belanja Konsolidasian Triwulan

    II Tahun 2020

    C. Belanja Konsolidasian

    1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

    Struktur Belanja Konsolidasian pemda Sulteng sampai dengan Triwulan II Tahun

    2020 didominasi oleh Belanja Pemerintah sebesar 82,41 persen sedangkan

    sisanya sebesar 17,59 persen disumbangkan oleh Belanja Transfer. Grafik 4.5

    menunjukkan porsi Belanja Konsolidasian dimana Belanja Pegawai

    menyumbangkan porsi paling besar (51,15 persen) diikuti oleh Belanja Barang

    (21,86), dan Belanja Bantuan Sosial (11,96).

    Pada sisi Belanja Transfer Konsolidasian, Belanja Transfer Pemerintah Pusat ke

    Pemerintah Daerah menjadi kontributor utama(75,4 persen) dibanding Belanja

    Transfer antar Pemerintah Daerah (24,60). Belanja Transfer Pemerintah Pusat ke

    Pemerintah Daerah mencakup 3 (tiga) komponen belanja, yaitu Dana Desa (60,64

    persen), Transfer Dana Perimbangan (38,1), serta Dana Insentif Daerah (1,26).

    Sedangkan Belanja Transfer antar Pemerintah Daerah hanya berupa Transfer

    Bantuan Keuangan Konsolidasian.

    2. Analisis Perubahan

    Jika dibandingkan realisasi per jenis belanja

    antara Triwulan II tahun 2020 dengan periode

    yang sama tahun 2019, realisasi hampir

    seluruh jenis Belanja Pemerintah

    Konsolidasian pada semua komponen

    relatifmeningkat pada Tahun 2020 (Grafik

    4.3.). Terdapat satu belanja yang mengalami

    kenaikan secara signifikan yaitu realisasi

    Sumber: LKPK Kanwil DJPb Prov. Sulawesi Tengah (diolah)

    Grafik 4.6 Perubahan Realisasi Per-Jenis Belanja

    Triwulan II Tahun 2020

    Sumber: LKPK Kanwil DJPb Prov. Sulawesi Tengah

    (diolah)

  • 22

    Belanja Bantuan Sosial Konsolidasi yang pada Semester Itahun lalu sebesar Rp60

    miliar naik menjadi sebesar Rp1,02 triliun pada periode yang sama Tahun 2020.

    3. Analisis Dampak Kebijakan Fiskal kepada Indikator Ekonomi Regional

    Seperti telah dijelaskan pada Bab 1, bahwa pertumbuhan ekonomi Sulteng pada

    Triwulan II Tahun 2020 adalah 0,06 persen. Kontribusi pengeluaran pemerintah

    terhadap pertumbuhan ekonomi Triwulan II tahun 2020 sebesar 12,97 persen di

    Sulawesi Tengah relatif sama

    dengan periode yang sama

    tahun sebelumnya yaitu

    sebesar 12,73 persen. hal ini

    menunjukkan bahwa

    pengeluaran pemerintah

    beserta komponen pembentuk

    pertumbuhan ekonomi yang

    lainnya memberikan kontribusi

    yang relatif sama dengan

    tahun yang lalu.

    D. Analisis Dampak Kebijakan Fiskal Agregat

    Ringkasan Laporan Operasional merupakan salah satu komponen Laporan

    Statistik Keuangan Pemerintah Tk. Wilayah Prov. Sulteng Triwulan II-2020 seperti

    tersaji dalam Tabel 4.4 dibawah ini:

    Tabel 4.4. Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah

    Triwulan II Tahun 2020 Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto

    Pendapatan: 13.611.671.706.061

    a. Pajak 2.353.812.051.123

    b. Kontribusi sosial -

    c. Hibah 190.187.522.771

    d. Pendapatan Lain 11.067.672.132.167

    Beban: 9.518.389.541.320

    a. Kompensasi Pegawai 4.421.997.665.895

    b. Penggunaan Barang dan Jasa 613.789.982.982

    c. Konsumsi Aset Tetap -

    d. Bunga 898.013.892

    e. Subsidi 250.000.000

    f. Hibah 2.113.096.157.122

    g. Manfaat Sosial 1.028.723.424.309

    h. Beban Lainnya 272.853.233.196

    Keseimbangan operasi neto/bruto 4.093.282.164.740

    Grafik 4.7. Pertumbuhan PDRB Triwulan II Menurut

    Pengeluaran (q-to-q)

    Sumber : BPS Sulteng

  • 23

    Transaksi Aset Non Keuangan Neto 906.050.977.645

    a. Aset Tetap 830.275.386.948

    b. Persediaan

    c. Barang Berharga

    d. Aset Non Produksi 75.775.590.697

    Net Lending/Borrowing 3.187.231.187.095

    Transaksi Aset Keuangan dan Kewajiban

    a. Akuisisi Neto Aset Keuangan 3.185.911.703.728

    - Domestik b. Keterjadian Kewajiban -1.335.483.366

    Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 5.035.787.648.877 Kontribusi Belanja Pemerintah terhadap PDRB 12,50%

    Kontribusi Investasi Pemerintah terhadap PDRB 2,06%

    Sumber: LKPK Kanwil DJPb (diolah)

    Kontribusi belanja pemerintah terhadap PDRB-ADHB adalah sebesar 12,50 persen

    sedangkan kontribusi Investasi Pemerintah yang diproxikan dengan Pengeluaran

    Modal Tetap Bruto (PMTB) mempunyai kontribusi sebesar 2,06 persen. Capaian

    tersebut menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 yang

    sebesar 16.53 persen. Demikian juga kontribusi Pemerintah terhadap PDRB yang

    menunjukkan penurunan jika dibanding tahun lalu yang mencapai 5,49 persen. Dari

    perhitungan tersebut diketahui bahwa kontribusi belanja pemerintah lebih besar

    daripada investasi pemerintah sebesar sebesar 6,06 kali lipat. Mengingat pandemik

    Covid-19 diperkirakan masih terus berlangsung sampai dengan akhir tahun,

    kedepan diperkirakan pertumbuhan ekonomi masih akan tergantung salah satunya

    dari belanja pemerintah daripada investasi.

  • 24

    A. Covid-19 Tidak Ganggu Ekspor di KEK Palu

    Kegiatan produksi dan pengiriman produk ke sejumlah negara dari Kawasan

    Ekonomi Khusus (KEK) Palu tidak terpengaruh dengan merebaknya wabah

    COVID-19. Direktur Investasi dan Kerjasama PT Bangun Palu Sulawesi Tengah

    menyatakan bahwa ditengah merebaknya Pandemi Covid-19 di sejumlah negara

    termasuk Indonesia, kegiatan ekspor di Sulteng masih tetap berjalan seperti biasa

    ke berbagai negara.

    Selama ini Sulteng dikenal sebagai pengekspor Nikel, namun beberapa sektor lain

    dalam kurun waktu tiga tahun terakhir mulai berkembang, dan menjadi potensi

    ekspor baru. Sebagai contoh adalah Getah Pinus. Hingga Bulan Juni 2020 telah

    dilakukan ekspor bahan Getah Pinus ke negara-negara tujuan, yaitu Tiongkok dan

    India. Ekspor berupa 22 kontainer Getah Pinus tersebut dilakukan oleh PT. Hong

    Thai Internasional, salah satu perusahaan pengolah Getah Pinus di KEK Palu yang

    telah melakukan ekspor Getah Pinus ke Tiongkok sejak Tahun 2017.

    Sulteng juga memiliki potensi yang besar di sektor Kelautan, yaitu ekspor Tuna

    Yellowfin. Pada Bulan Juni Tahun 2020, Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhi

    Prabowo secara langsung meresmikan ekspor perdana Tuna Yellowfin ke Jepang.

    Gubernur Sulteng, Longki Djanggola, menyatakan bahwa potensi perikanan

    tangkap masih sangat besar mengingat tahun 2019 produksi perikanan tangkap

    Sulteng menembus lebih dari 196 ribu ton, dan produksi perikanan budidaya lebih

    dari 964 ribu ton. Sulteng juga menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang

    dikelilingi 5 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP).

    Saat ini Sulteng tengah mengajukan status Bandara Sis Al-Jufri di Kota Palu untuk

    menjadi bandara internasional. Perubahan status ini diharapkan memperlancar

    kegiatan ekspor melalui udara. Selain itu berbagai upaya juga dilakukan agar

    ekspor dapat dilakukan langsung dari Pelabuhan Laut Pantoloan mengingat

    selama ini ekspor hasil produksi Sulteng dilakukan melalui Pelabuhan Tanjung

    Perak Surabaya dinilai kurang efektif dan efisien. Satu hal yang akan tetap menjadi

    perhatian utama adalah dalam situasi merebaknya wabah dan kewaspadaan

    terhadap Corona, otoritas KEK tetap menerapkan standar pemeriksaan kesehatan

    sesuai protokol Covid19.

    Sumber: www.sultengraya.com dan sulteng.antaranews.com, Mei-Juni 2020

    http://www.sultengraya.com/

  • 25

    B. Geliat Ekspor Sulawesi Tengah Ditengah Kelesuan Ekonomi Akibat Pandemi

    Ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah Semester I Tahun 2020 tumbuh 2,36

    persen dibanding Semester I Tahun 2019. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh

    Ekspor pada sisi pengeluaran sebesar 27,65 persen dan sektor Industri pada sisi

    produksi dengan nilai sebesar 18,59 persen. Pertumbuhan ekonomi Triwulan II

    mengalami kelesuan dengan pertumbuhan sebesar 0,06 persen dibanding periode

    yang sama tahun lalu, namun masih tetap tumbuh sebesar 0,71 persen bila

    dibanding Triwulan I Tahun 2020. Hal tersebut sangat berarti mengingat banyak

    pihak sebelumnya memprediksi bahwa ekonomi utamanya sektor ekspor Sulteng

    akan terguncang karena pandemi Covid-19.

    Pada bulan Juni 2020, total ekspor Sulteng mencapai nilai US$486,20 juta atau

    turun sebesar 18,41 persen dibanding bulan Mei namun naik sebesar 12,76 persen

    bila dibanding Juni 2019. Bila dianalisis penerimaan ekspor secara triwulanan,

    penerimaan ekspor Triwulan II Tahun 2020 adalah senilai US$1,64 milyar turun

    sebesar 7,7 persen jika dibanding Triwulan I Tahun 2020. Namun demikian,

    walaupun terjadi penurunan secara triwulanan namun jika dibandingkan secara

    semesteran, terjadi kenaikan sebesar 28,22 persen atau senilai US$745 juta jika

    dibanding Semester I Tahun 2019. dari sudut pandang penerimaan negara Tidak

    terganggunya ekspor di Sulteng menghasilkan peningkatan penerimaan pajak Bea

    Keluar Semester I Tahun 2020 sebesar Rp10,57 miliar. Perolehan tersebut

    melebihi target tahunan yang dicanangkan oleh Kantor Pelayanan Bea Cukai

    Pantoloan dengan surplus sebesar 231 persen.

    Tiongkok masih menjadi negara tujuan utama ekspor Sulteng dalam 5 (lima) tahun

    terakhir. Selama Semester I Tahun 2020, total nilai ekspor dengan tujuan ke

    Tiongkok adalah sebesar US$1,85 milyar. Besi dan baja masih mendominasi

    komoditi andalan ekspor Sulteng, sementara komiditi lain yang memiliki potensi

    dan terus menunjukkan perkembangan adalah kakao. Pada semester I tahun 2020

    penjualan kakao mencatatkan angka penjualan ekspor sebesar Rp1,24 milyar

    dengan laju pertumbuhan sebesar 78 persen.

    Kegiatan ekspor yang relatif stabil selama masa Pandemi Covid-19 memunculkan

    optimisme ekonomi Sulteng diyakini masih mampu bertahan dan secara gradual

    meningkat. Peningkatan ekspor dimungkinkan bila kuantitas dan kualitas barang

    ekspor, utamanya hasil sumber daya alam, dapat memenuhi persyaratan

    permintaan dari pasar di manca negara. .

  • 1. Badan Pusat Statistik (2020). Berita Resmi Statistik Berbagai Topik Tahun 2020

    2. GFS Preliminary Kantor Wilayah Sulawesi Tengah Triwulan II Tahun 2020

    3. Oshima, H.T., “Perspective on Trends in Asian Household Income Distribution: An

    Overview with Special Reference to Indonesia”, March 1982

    4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 35/PMK.07/2020 Pengelolaan Transfer Ke

    Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran 2020 Dalam Rangka Penanganan Pandemi

    Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Menghadapi Ancaman yang

    Membahayakan Perekonomian Nasional

    5. Aplikasi SIKD diakses Tanggal 1-11 Agustus 2020

    6. Aplikasi OM SPAN diakses Tanggal 1-11 Agustus 2020

    7. https://paluekspres.fajar.co.id/42776/inflasi-gabungan-rendah-bukan-pertanda-

    ekonomi-sulteng-baik/ diakses tanggal 7 Agustus 2020

    8. https://palu.tribunnews.com/2019/07/05/hingga-akhir-juni-2019-realisasi-pendapatan-

    apbd-sulteng-jauh-di-bawah-target diakses tanggal 7 Agustus 2020

    https://paluekspres.fajar.co.id/42776/inflasi-gabungan-rendah-bukan-pertanda-ekonomi-sulteng-baik/https://paluekspres.fajar.co.id/42776/inflasi-gabungan-rendah-bukan-pertanda-ekonomi-sulteng-baik/https://palu.tribunnews.com/2019/07/05/hingga-akhir-juni-2019-realisasi-pendapatan-apbd-sulteng-jauh-di-bawah-targethttps://palu.tribunnews.com/2019/07/05/hingga-akhir-juni-2019-realisasi-pendapatan-apbd-sulteng-jauh-di-bawah-target

  • Kritik, saran, dan masukan dapat disampaikan kepada:

    Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II

    Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tengah

    Jalan Tanjung Dako Nomor 15, Palu

    Telepon : (0451) - 422924

    Faxsimile : (0451) - 422936

    Email : [email protected]

    Website : www.djpbn.kemenkeu.go.id/kanwil/sulteng