Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PROVINSI SULAWESI TENGAH
PROVINSI SULAWESI TENGA
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN SULAWESI TENGAH
Triwulan II
2020
Penyusun: Penanggung Jawab: Irfa Ampri Ketua Tim: Eko Kusdaryanto Editor: Eko Kusdaryanto Desain Grafis: Aditya Dimas S Anggota: Dedy Wahyu Winoto, Bayu Kusuma Putra, Sulamto Singgih Partono Maria Lolongan, Aditya Dimas S. Rahman S. Halim, Aditya Dimas S
.
SCAN
Untuk mendapatkan pengalaman membaca yang nyaman, serta dapat mengakses dengan mudah melalui smarthphone, scan kode QR dsamping untuk mendapatkan versi digital flipbook dari KFR.
Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam Sejahtera bagi kita semua.
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
yang dengan rahmat dan karunia-Nya Kajian Fiskal Regional Triwulan II
Tahun 2020 dapat disusun dan selesai tepat waktu.
Kajian Fiskal Regional Tahun ini merupakan output dari pelaksanaan tugas
dan fungsi Kantor Direktorat Jenderal Perbendaharaan di bidang
pengelolaan fiskal sebagai bagian dari Monev pelaksanaan anggaran pusat
dan daerah yang menghubungkan antara implementasi kebijakan fiskal
dengan perkembangan makro ekonomi dan kesejahteraan masyarakat
Provinsi Sulawesi Tengah. Dalam proses penyusunan kajian ini, kami
menggunakan data yang diperoleh dari berbagai pihak, antara lain
pemerintah provinsi/kabupaten/kota di Sulawesi Tengah, BPS Provinsi
Sulawesi Tengah, BI perwakilan Sulawesi Tengah, satuan kerja vertikal
maupun daerah, Ekonom Kementerian Keuangan Sulawesi Tengah dan
sumber-sumber lainnya yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Oleh
karenanya kepada semua pihak yang tersebut kami mengucapkan
terimakasih dan semoga kerjasama dan hubungan baik ini dapat
ditingkatkan dimasa yang akan datang.
Dengan selesainya penyusunan Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun
2020 ini, kami berharap kajian tersebut dapat menjadi salah satu media
informasi terkini yang bernilai strategis bagi mitra kerja Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tengah, baik
satuan kerja kementerian/lembaga, pemerintah provinsi/kabupaten/kota di
Sulawesi Tengah, pemangku kepentingan lainnya.
Kami menyadari bahwa Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2020
masih belum sempurna dan masih membutuhkan banyak masukan
membangun guna penyempurnaan hasil kajian dimasa yang akan datang.
Wassalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Palu, Agustus 2020
Kepala Kanwil DJPb Provinsi
Sulawesi Tengah
Irfa Ampri
KATA PENGANTAR
i DAFTAR ISI
ii DAFTAR GRAFIK
III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD
iii DAFTAR TABEL
iv EXECUTIVE SUMMARY
14 Pendapatan Daerah
18 Belanja Daerah
19 Prognosis Realisasi APBD sampai dengan Akhir Tahun 2020
I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS
EKONOMI REGIONAL
1 Produk Domestik Regional Bruto
3 Indikator Kesejahteraan
IV
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)
19 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian
22 Pendapatan Konsolidasian
II PERKEMBANGAN DAN ANALISIS
PELAKSANAAN APBN
24 Belanja Konsolidasian
Analisis Kontribusi Daerah dalam PDRB
7 Pendapatan Negara
10 Belanja Negara
14 Prognosis Realisasi APBN sampai dengan Akhir Tahun 2020
V
BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH
i
DAFTAR GRAFIK:
1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah, Sulampua, dan Indonesia per
Triwulan Tahun 2016 - 2020
1
1.2 Perkembangan Inflasi Bulanan Kota Palu dan Luwuk 2
1.3 Perkembangan Inflasi Bulanan Sulawesi Tengah 2
1.4 Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan Sulawesi Tengah 4
1.5 Persentase Penduduk Miskin Sulteng dan Sulampua 4
1.6 Gini Ratio Sulawesi Tengah Maret 2014-Maret 2020 5
1.7 Persentase Distribusi Pengeluaran Sulawesi Tengah 5
2.1 Realisasi Penerimaan PPh Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah
s.d. Triwulan II Tahun 2020
7
2.2 Realisasi Penerimaan PPN Kabupaten/Kota
Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. Triwulan II Tahun 2020
8
2.3 Penerimaan Bea Masuk dan Keluar Kabupaten/Kota
Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. Triwulan II Tahun 2020
8
2.4 Realisasi PNBP BLU Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d.
Triwulan II Tahun 2020
9
2.5 Tren Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, dan Belanja
Bantuan Sosial Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. TW II Tahun 2020
10
2.6 Tren Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah
s.d. TW II Tahun 2020
10
2.7 Realisasi Penyalurah KUR dan UMi di Sulawesi Tengah 12
3.1 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Sulawesi
Tengah Triwulan II Tahun 2020
15
3.2 Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi
Sulawesi Tengah Triwulan II Tahun 2020
16
3.3 Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Berdasarkan Rasio PAD Terhadap Total
Pendapatan Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah Triwulan II Tahun 2020
17
3.4 Realisasi Pendapatan Transfer Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah Triwulan II
Tahun 2020
17
3.5 Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Berdasarkan Rasio Dana Transfer
Terhadap Total Pendapatan Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah Triwulan II Tahun
2020
18
3.6 Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal
Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. Triwulan II Tahun 2020
18
3.7 Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Urusan (Lima Urusan Tertinggi) Lingkup
Provinsi Sulawesi Tengah s.d. Triwulan II Tahun 2020
19
4.1 Proporsi Pemerintah Pusat dan Pemda dalam Penerimaan Pajak dan PNBP 20
4.2 Proporsi Pajak dan PNBP Konsolidasian 20
4.3 Proporsi Sumber Penerimaan Pajak Konsolidasian Triwulan II 2019 & Triwulan II 21
4.4 Struktur Belanja Konsolidasian Triwulan II Tahun 2020 22
4.5 Proporsi Belanja Pemerintah Konsolidasian 22
4.6 Perubahan Realisasi Per-Jenis Belanja Triwulan II Tahun 2020 23
ii
Daftar Tabel:
2.1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah Triwulan II Tahun
2019 dan Tahun 2020
6
2.2 Profil Badan Layanan Umum Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah Triwulan II
Tahun 2020
11
2.3 Penerusan Pinjaman Provinsi Sulteng Tahun 2020 11
2.4 Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. Triwulan IV
Tahun 2020
12
3.1 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. Akhir Triwulan II Tahun
2019 dan Tahun 2020
13
3.2 Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah
s.d. Triwulan IV Tahun 2020
19
4.1 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Sulawesi
Tengah s.d.Triwulan II Tahun 2020
19
4.2 Realisasi Pendapatan Konsolidasian Pempus dan Pemda di Wilayah Provinsi
Sulawesi Tengah Triwulan II Tahun 2019 dan 2020
22
4.3 Target dan Realisasi Indikator Ekonomi Regional Triwulan II Tahun 2020
22
4.4 Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Wilayah Provinsi Sulawesi
Tengah Triwulan II Tahun 2020
24
iii
DAFTAR BOKS:
3.1 Realisasi Pendapatan APBD Sulteng Jauh Dibawah Target 19
V
EXECUTIVE SUMMARY
Perkembangan Indikator Ekonomi Makro dan Kesejahteraan
Pandemi Covid-19 yang berlangsung sepanjang Semester I Tahun 2020
mengubah drastis pola dan perilaku ekonomi dan sosial masyarakat dan institusi publik
di tingkat nasional dan regional. Ekonomi mengalami kelesuan, bahkan kontraksi, dan
interaksi sosial menjadi sangat terbatas.
Untuk menanggulangi dampak Pandemi Covid-19, Pemerintah telah proaktif
melakukan berbagai intervensi kebijakan melalui pengalokasian dan refocusing
anggaran untuk mengatasi krisis kesehatan, perlindungan sosial, dan program-program
Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Berbagai program PEN seperti perlindungan
sosial, dukungan dunia usaha, restrukturisasi usaha, dan relaksasi usaha mikro, kecil
dan menengah (UMKM) diharapkan dapat memitigasi dampak negatif dari pandemic
dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kinerja perekonomian di Sulawesi Tengah (Sulteng) pada Semester I Tahun
2020 tidak luput mengalami dampak negatif dari Covid-19. Pertumbuhan pada Triwulan
II tumbuh hanya 0,71 persen (q-to-q) atau terkontraksi sebesar -4,49 persen bila
dibanding periode yang sama pada triwulan sebelumnya. Namun, pertumbuhan Sulteng
masih lebih baik bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Nasional yang
terkontraksi sebesar -5,32 persen dan rata-rata wilayah regional Sulawesi Ambon,
Maluku dan Papua (Sulampua) sebesar -0,73 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan
tertinggi dicapai oleh Industri Pengolahan sebesar 18,59 persen, sedangkan dari sisi
pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen Ekspor sebesar 27,65
persen.
Laju inflasi di Sulawesi Tengah pada Triwulan II Tahun 2020 sebesar 0,85
persen sedangkan tingkat inflasi dari tahun ke tahun (y-on-y) adalah-1,92 persen,lebih
rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 yang sebesar 6,33
persen. Inflasi utamanya disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok
Transportasi dan Makanan dan minuman.
Kesejahteraan masyarakat Sulteng membaik pada Triwulan II Tahun 2020
dibanding periode sebelumnya. Angka ketimpangan ekonomi (Gini Ratio) sedikit
menurun, dan trend yang sama terjadi pada jumlah penduduk miskin.
vi
Perkembangan dan pengaruh fiskal di daerah (APBN dan APBD)
Pandemi berdampak pada tidak tercapainya target Penerimaan Negara pada
Triwulan II Tahun 2020. Realisasi Pendapatan Negara sampai dengan Semester I hanya
Rp2,10 triliun, turun sebesar 0,93 persen dibandingkan periode yang sama Tahun 2019.
Penurunan penerimaan terjadi pada hampir seluruh jenis pajak dalam negeri (terkecuali
Penerimaan Bea dan Cukai) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Dari sisi Belanja Negara, realisasinya sebesar Rp10.45 triliun atau mencapai
50,16 persen dari pagu, mengalami penurunan sebesar 7,66 persen bila dibanding
tahun 2019. Defisit pada periode ini tercatat sebesar Rp8,39 triliun, atau meningkat 8,95
persen bila dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Realisasi Transfer ke Daerah
dan Dana Desa (TKDD) mencapai Rp8.03 triliun (57,65 persen), turun sebesar 4,35
persen bila dibanding periode yang sama tahun 2019. Penurunan realisasi Belanja dan
TKDD disebabkan antara lain oleh transisi yang cukup lama atas waktu yang dibutuhkan
Pemda untuk perubahan mekanisme penyaluran Dana Desa yang langsung ditransfer
ke rekening desarefocusing belanja untuk menanggulangi Covid-19.
Realisasi anggaran pemerintah daerah (APBD) di Sulteng pada Triwulan II
Tahun 2020 mengalami penurunan pada sisi Penerimaan dan Belanja. Realisasi
pendapatan hanya Rp7,91 triliun atau 43,31 persen dari pagu, atau turun 15,84 persen
jika dibanding periode yang sama tahun 2019. Realisasi Belanja dan Transfer sebesar
Rp6,78 triliun, atau sebesar 30,72 persen dari pagu, dan masih mengalami kenaikan
sebesar 6,16 persen bila dibanding periode yang sama Tahun 2019. Realisasi Belanja
Bansos naik signifikan sebesar Rp1,03 triliun bila dibanding Tahun 2019.
Dengan melihat perkembangan terkonfirmasi Covid-19 yang masih tinggi,
diperkirakan pandemi masih akan berlanjut hingga akhir tahun. Dengan bercermin pada
pencapaian Semester I, diperkirakan terdapat risiko yang tinggi untuk tercapainya target
pertumbuhan, APBN, dan APBD Sulteng pada Tahun 2020. Pencapaian target sangat
bergantung pada akselerasi penyerapan dana oleh satuan kerja K/L dan Pemda, dan
pulihnya perekonomian Sulteng.
Pada Triwulan II 2020 ini Ekonomi Sulteng mengalami pertumbuhan sebesar 0,71
persen (q-to-q), namun terkontraksi sebesar -0,06 persen dibanding Triwulan yang
sama tahun lalu (y-on-y). Ekonomi Sulteng tumbuh 2,36 persen secara semesteran (c-
to-c) dan secara spasial masih lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata
pertumbuhan ekonomi wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) semester I
yang tumbuh sebesar 1,52 persen (c-to-c).
Inflasi gabungan pada dua kota di Sulteng (Palu dan Luwuk) pada bulan Juni 2020
sebesar 0,43 persen, naik sebesar 0,37 persen dibanding bulan sebelumnya namun
jika dilihat dari laju pertahun kalender sejak Desember 2019 sampai Juni 2020, inflasi
tercatat sebesar 0,6 persen dan terjadi penurunan sebesar -1,51 persen jika dibanding
Desember 2018 sampai dengan Juni 2019.
Penduduk miskin Sulawesi Tengah pada Maret 2020 mencapai 12,97 persen dari total
jumlah penduduk, turun sebesar -0,26 persen atau sebanyak 45.700 orang penduduk
dibanding September 2019. Capaian penurunan tersebut merupakan yang tertinggi di
Kawasan Sulawesi pada periode ini.
1
A. Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto
Sesuai prediksi pada Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan I, pandemi covid-19
berpengaruh lebih dalam terhadap kinerja pertumbuhan ekonomi baik nasional
maupun regional Sulawesi Tengah pada Triwulan II Tahun 2020. Namun demikian
pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah pada Triwulan II Tahun 2020 masih
tumbuh sebesar 0,71 persen (q-to-q), sedangkan secara tahunan (y-to-y)
terkontraksi sebesar -0,06 persen.
Perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah Triwulan II-2020 yang diukur berdasarkan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku adalah sebesar
Rp40,23 triliun dan PDRB atas dasar harga konstan adalah sebesar Rp27,70 triliun.
Struktur perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah menurut lapangan usaha Triwulan
II Tahun 2020 masih didominasi oleh empat lapangan usaha utama yaitu: Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan (27,09 persen); Pertambangan dan Penggalian (14,47
persen); Industri Pengolahan (13,80 persen); serta Konstruksi (12,09 persen).
Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah dan Indonesia
per Triwulan Tahun 2016 – 2020
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)
Berdasarkan lapangan usaha, sektor yang mengalami pertumbuhan untuk periode
triwulanan (q-to-q) adalah sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan
jaminan social (17,65 persen), pertanian, kehutanan, dan perikanan 3,08 persen),
dan informasi dan komunikasi (3,01 persen). Sedangkan sektor yang mengalami
kontraksi adalah transportasi dam pergudangan (-48,80 persen), akomodasi dan
makan minum (-40,51 persen), dan pengadaan air (-9,19 persen).
Sedangkan berdasarkan pengeluaran, komponen yang mendukung laju
pertumbuhan Triwulan II dibanding Triwulan I Tahun 2020 (q-to-q) adalah
pengeluaran konsumsi pemerintah (94,10 persen), impor (26,93 persen), pembentuk
4,92
2,36
4,92
2,97
-5,32
0,71
-7,5
-5
-2,5
0
2,5
5
7,5
10
12,5
15
17,5
Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2016 2017 2018 2019 2020
Sulteng c-to-c Sulteng y-on-y Nasional y-to-y Sulteng q-to-q
2
modal tetap bruto (15,01 persen), dan ekspor (14,32 persen). Sumber pertumbuhan
pada triwulan ini antara lain adalah pertumbuhan eskpor (13,47 persen),
pembentukan modal tetap bruto (5,16 persen), serta pengeluaran konsumsi
pemerintahan (5,05 persen).
Sebagaimana ditampilkan pada Grafik 1.1, sejak awal tahun ekonomi Sulteng jika
dilihat baik secara c-to-c maupun y-on-y terus melambat dan mengalami
pertumbuhan terendah dalam 3 (tiga) tahun terakhir walaupun masih lebih tinggi jika
dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional pada periode yang sama.
Secara spasial jika dibandingkan dengan regional lain dalam Kawasan Sulampua,
pertumbuhan ekonomi Sulteng pada Triwulan II ini (y-to-y) merupakan yang terbaik
ketiga setelah Papua (4.52 persen) dan Papua Barat (0.53 persen).
Inflasi
Inflasi gabungan pada dua kota di Sulteng pada bulan Juni tahun 2020 sebesar 0,43
persen, naik sebesar 0,37 persen dibanding bulan Mei 2020. Jika dilihat dari laju per-
tahun kalender dari Desember 2019 sampai bulan Juni 2020 inflasi tercatat sebesar
0,60 persen, terjadi penurunan sebesar 1,51 persen dibanding periode yang sama
tahun sebelumnya. Sedangkan inflasi tahun ke tahun dari Juni 2019 hingga Juni
2020 tercatat sebesar 1,07 persen. Dibanding Triwulan sebelumnya laju inflasi terjadi
kenaikan sebesar 0,85 persen, dan laju Triwulan tahun ke tahun (y-on-y) naik
sebesar 1,92 persen. Detail laju inflasi dapat dilihat pada grafik 1.2 dan 1.3 dibawah.
Secara spasial, jika dilihat dari inflasi masing-masing kota penyumbang angka inflasi,
terjadi kenaikan inflasi baik di Palu maupun di Luwuk. Laju Inflasi di Palu pada
Triwulan II tercatat sebesar 0,66 persen, naik dibanding triwulan sebelumnya
sebesar 0.72 persen. Sementara itu laju inflasi di Luwuk juga naik dari -0,34 persen
di TW1 menjadi 0,92 di TW II. Secara tahun kalender, inflasi di Palu tercatat sebesar
Grafik 1.2 Perkembangan Inflasi Bulanan Kota
Palu dan Luwuk
Grafik 1.3 Perkembangan Inflasi Bulanan
Sulawesi Tengah
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)
0,150,34
-0,39
0,77
-1 -0,5 0 0,5 1
Jan
Feb
Maret
April
Mei
Juni
Luwuk Palu 1,89
0,96
0,06
0,43
-1,50
-1,00
-0,50
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
Jan
Ma
ret
Me
i
Juli
Sep
t
No
v
Jan
Ma
ret
Me
i
Juli
Sep
t
No
v
Jan
Ma
ret
Me
i
2018 2019 2020
3
0,6 sedangkan di Luwuk sebesar 0,58. Meskipun inflasi Kab. Luwuk lebih rendah,
namun karena perhitungan persentase Kota Palu dalam inflasi gabungan lebih besar
maka perhitungan inflasi Sulteng tahun kalender Bulan 2020 hanya sebesar 0.51
persen.
Kenaikan inflasi pada bulan Juni 2020 utamanya dipengaruhi oleh naiknya indeks
harga pada kelompok transportasi sebesar 1,35 persen. Kenaikan pada kelompok
inflasi pada kelompok transportasi disebabkan antara lain adanya kebijakan
mencabut larangan bepergian antar-wilayah berdasarkan Surat Edaran (SE) Gugus
Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 nomor 7 Tahun 2020 tanggal 8 Juni
2020.
B. Indikator Kesejahteraan
1. Tingkat Kemiskinan dan Indeks Kedalaman-Keparahan Kemiskinan
Jumlah penduduk miskin Provinsi Sulawesi Tengah sejak September 2017 terus
menurun dengan rata-rata penurunan sebesar 1.67 persen atau sekitar 6700
orang per semester. Pada Maret 2020 jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak
398.73 ribu orang atau 12,98 persen dari total jumlah penduduk, berkurang 5,30
ribu orang dibanding September 2019. Angka penurunan kemiskinan tersebut
sekaligus merupakan pencapaian terbaik di kawasan Sulawesi. Namun tingkat
kemiskinan di Sulteng tercatat masih lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata
kemiskinan di provinsi lintas Sulawesi yang berada pada angka 11.06 persen.
Seperti diketahui bersama, pada periode Mei-September 2019 Provinsi Sulawesi
Tengah mengalami tingkat indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan
terparah dalam 5 (lima) tahun terakhir. Berkat kerja keras dan program-progam
yang terukur oleh pemerintah indeks tersebut kemudian dapat diturunkan, namun
Grafik 1.5 Persentase Penduduk Miskin Sulteng
dan Regional Sulawesi
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)
Grafik 1.4 Kedalaman dan Keparahan
Kemiskinan Sulawesi Tengah
2,33
3,19
2,58
0,63
1,15
0,77
0
1
2
3
4
Kedalaman Keparahan
13,48 13,18 12,92
0
5
10
15
20
Sep-17 Maret-18 Sep-18 Maret-19 Sep-19 Maret-20Sulut Sulteng Sulsel Sultra Gorontalo Sulbar
4
pencapaian tersebut tetap harus terus ditingkatkan mengingat dalam beberapa
tahun terakhir Provinsi Sulawesi Tengah merupakan langganan daerah dengan
tingkat kedalaman dan keparahan terburuk jika dibanding dengan provinsi lain di
Sulawesi.
Indeks kedalaman kemiskinan Provinsi Sulawesi Tengah pada Bulan Maret 2020
mengalami kenaikan sebesar 0.25 poin dari level 2.33 per Maret 2019 ke level
2.58, namun mengalami penurunan signifikan sebesar 0.61 poin jika dibanding
dengan indeks September 2019 sebesar 3.19. Indeks keparahan juga
mengalami sedikit kenaikan sebesar 0.14 poin dari level 0.63 per Maret 2019 ke
level 0.77 per Maret 2020, namun juga mengalami penurunan sebesar 0.38 jika
dibanding indeks bulan September 2019 sebesar 1.15.
2. Ketimpangan (Gini Ratio)
Tingkat Ketimpangan pengeluaran penduduk Provinsi Sulawesi Tengah jika
dilihat dari Gini Ratio mengalami penurunan tipis pada Maret 2020. Gini Ratio
Sulawesi Tengah berada pada nilai 0.326 atau turun sebesar 0.001 poin
dibanding bulan Maret 2019 dan turun sebesar 0.003 poin dibanding September
2019. Selama periode Maret 2014–Maret 2020 tingkat ketimpangan pengeluaran
terus mengalami fluktuasi namun secara tren cenderung menurun walaupun
belum bisa beranjak dari kategori sedang menurut kriteria Oshima.
Kondisi ini menunjukkan bahwa selama periode tersebut terjadi perbaikan
pemerataan pengeluaran di Sulawesi Tengah. Sama seperti tahun-tahun
sebelumnya tingkat ketimpangan pengeluaran Sulawesi Tengah merupakan
yang terendah jika dibandingkan dengan provinsi lain di Sulawesi, bahkan pada
Maret 2020 tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk di Sulawesi Tengah
masuk kedalam 10 besar terendah di Indonesia (BPS, 2020).
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)
Grafik 1.6 Gini Ratio Sulawesi Tengah Maret
2014-Maret 2020
Grafik 1.7 Persentase Distribusi Pengeluaran
Sulawesi Tengah
0,260,28
0,30,320,340,360,38
0,40,420,44
Mar
et-1
4
Sep
t-14
Mar
et-1
5
Sep
t-15
Mar
et-1
6
Sep
t-16
Mar
et-1
7
Sep
t-17
Mar
et-1
8
Sep
t-18
Mar
et-1
9
Sep
t-19
Mar
et-2
0
PERKOTAAN PERDESAAN KOTA + DESA
17,50
19,50
21,50
23,50
0,0010,0020,0030,0040,0050,00
Mar
et-1
5
Sep
t-15
Mar
et-1
6
Sep
t-16
Mar
et-1
7
Sep
t-17
Mar
et-1
8
Sep
t-18
Mar
et-1
9
Sep
t-19
Mar
et-2
0
40% Tengah 20% Atas 40% Bawah
5
Berdasarkan ukuran Bank Dunia, sebagaimana tampak pada grafik, pada Maret
2020 distribusi pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah
mencapai 20.62 persen, naik sebesar 0.34 persen dibanding Maret 2019 dan
naik sebesar 0.14 persen jika dibanding September 2019. Kenaikan tersebut
dipicu oleh kenaikan signifikan kelompok penduduk dengan penghasilan 40
persen bawah di perkotaan yang mengalami kenaikan sebesar 0.47 persen,
dari yang sebelumnya berjumlah 18.68 persen pada Maret 2019 menjadi 19.15
persen pada Maret 2020. Artinya pengeluaran penduduk masih berada pada
kategori tingkat ketimpangan rendah.
Boks I Inflasi Gabungan Rendah Bukan Pertanda Ekonomi Sulteng Baik
Inflasi gabungan dua kota di Sulawesi Tengah pada bulan Mei 2020 sebagaimana dirilis BPS Sulteng
menunjukkan relatif sangat rendah, yakni 0,06 persen. Rinciannya, inflasi Kota Palu sebesar 0,15
persen sedangkan kota Luwuk mengalami deflasi sebesar 0,39 persen.
Menurut Kepala Bidang Statistik BPS Sulteng, G.A Naser, rendahnya angka inflasi tersebut belum
tentu pertanda baik bagi Sulteng karena rendahnya angka tersebut bisa saja malah mengindikasikan
melemahnya permintaan masyarakat yang berujung pada lesunya perekonomian.
Turunnya daya beli kemudian diikuti oleh kapasitas produksi yang juga menurun, indikator tersebut
salah satunya dapat dilihat dari turunnya pengguna hotel berbintang di Palu pada pertengahan masa
awal Triwulan II ini dimana perkembangan jumlah tamu hotel berbintang di Sulteng menunjukkan
bahwa pada Maret 2020 sebesar 38,94 persen, sedangkan pada Bulan April 2020 sebesar 17,66
persen. Artinya, terjadi penurunan sebesar 50, 73 persen. Begitupula rata-rata lama menginap hotel
berbintang mengalami penurunan dari 2,1 hari menjadi 1,69 hari atau turun sebesar 0,41 persen.
Indikator lainnnya adalah banyaknya meningkatnya angka penangguran karena banyak fasilitas
produksi (industri) dihentikan sementara. Belum lagi kebijakan pemerintah yang mengalihkan
beberapa belanja modal dan belanja barang untuk mendukung program penanganan darurat Covid-
19. Sisi ekspor pun mengalami penurunan sebesar 12,16 persen. Pada periode Maret 2020 sebesar
US$ 641,27 Juta sedangkan pada April 2020 sebesar US$ 563,30 Juta.
Sumber: paluekspress/2020/04/06/inflasi-gabungan-rendah-bukan-pertanda-ekonomi-sulteng-baik/,
4 Agustus 2020
4
Alokasi belanja APBN yang dialokasikan di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah pada
tahun 2020 sebesar Rp20,83 triliun, terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat sebesar
Rp6,89 triliun dan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp13,93 triliun.
Alokasi ini mengalami penurunan bila dibanding dengan alokasi pada awal tahun
anggaran sebesar -6,61 persen yang disebabkan oleh adanya kebijakan realokasi
anggaran dan refocusing anggaran untuk menanggulangi pandemi Covid-19. Bila
dibanding dengan alokasi tahun 2019 juga mengalami penurunan sebesar -14,91.
Persen.
Sampai dengan triwulan II-2020, realisasi Pendapatan Negara adalah sebesar Rp2,06
triliun, mengalami penurunan sebesar -0,93 persen bila dibandingkan periode yang
sama pada tahun 2019 (c-to-c). Sedangkan untuk belanja, telah terealisasi sebesar
Rp10,45 triliun atau 50,16 persen dari pagu. Realisasi belanja ini mengalami penurunan
sebesar -7,66 persen (c-to-c). Defisit untuk periode triwulan II tahun 2020 sebesar
Rp8,39 triliun, meningkat 8,95 persen bila dibandingkan dengan defisit pada periode
yang sama tahun 2019. Secara rinci hal ini dapat kita lihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah
Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2020 (miliar rupiah)
Uraian Tahun 2019 Tahun 2020
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
A. PENDAPATAN NEGARA 4.532 2.103 5.880 2.061
I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 4.532 2.103 5.880 2.061
1. Penerimaan Pajak 4.127 1.837 5.171 1.790
2. PNBP 405 265 709 270
B. BELANJA NEGARA 24.488 11.318 20.836 10.451
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 7.312 2.918 6.898 2.416
1. Belanja Pegawai 2.157 1.118 2.481 1.097
2. Belanja Barang 2.913 1.272 2.842 882
3. Belanja Modal 2.231 525 1.567 437
4. Belanja Bantuan Sosial 11 2 8 0
II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 17.175 8.400 13.938 8.035
1. Transfer ke Daerah 15.608 7.463 12.348 7.157
a. Dana Perimbangan 15.409 7.322 12.038 6.965
1) Dana Alokasi Umum 9.936 5.791 9.067 5.433
2) Dana Bagi Hasil 967 374 519 182
3) Dana Alokasi Khusus 4.506 1.157 2.451 1.351
b. Dana Insentif Daerah 199 141 310 192
2. Dana Desa 1.568 937 1.590 878
C. SURPLUS DEFISIT -19.955 -9.216 -14.956 -8.391
Sumber : GFS Preleminary Triwulan II Tahun 2020 Kanwil DJPb Provinsi Sulteng, OM SPAN, SIMTRADA DJPK (diolah)
A. Pendapatan Pemerintah Pusat di Daerah
Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat untuk tingkat regional di Sulawesi Tengah
sampai dengan Triwulan II Tahun 2020 sebesar Rp2,06 triliun terdiri dari
Penerimaan Pajak sebesar Rp1,79 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) sebesar Rp270,12 miliar. Pendapatan perpajakan masih mendominasi
5
besaran struktur penerimaan Negara di wilayah Sulawesi Tengah sebesar 87,95
persen dari seluruh pendapatan.
1. Penerimaan Perpajakan
Penerimaan perpajakan meliputi semua penerimaan negara yang terdiri dari
pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional. Sampai dengan
Triwulan II Tahun 2020 realisasi penerimaan perpajakan adalah sebesar Rp1,79
triliun, mengalami penurunan sebesar -2,56 persen dibandingkan dengan
penerimaan periode yang sama tahun 2019 (c-to-c).
a. Pajak Penghasilan (PPh)
Realisasi penerimaan PPh sampai dengan Triwulan II tahun 2020 adalah
sebesar Rp803,19 miliar atau 44,86 persen dari jumlah penerimaan
perpajakan sebesar Rp1,79 triliun. Kabupaten Morowali mendominasi
penerimaan PPh di seluruh provinsi Sulawesi tengah. Sebagaimana
tergambar pada grafik di 2.1, Kabupaten Morowali memberikan kontribusi
sebesar Rp420,52 miliar atau sebesar 52,36 persen dari seluruh penerimaan
PPh di Sulawesi Tengah. Tingginya angka realisasi pajak di Kabupaten
Morowali tidak lepas dari aktifitas kawasan industri Morowali sebagai
kawasan bisnis yang bergerak pada industri hulu sampai hilir produk nikel.
Grafik 2.1. Realisasi Penerimaan PPh Kabupaten/Kota
Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. Triwulan II Tahun 2020 (Juta Rupiah)
Sumber: GFS Preleminary Triwulan II-2020 Kanwil DJPb Provinsi Sulteng, OM SPAN ,KPP di wilayah
Prov.Sulawesi Tengah (diolah)
b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Sampai dengan Triwulan II Tahun 2020 realisasi PPN di Sulawesi Tengah
adalah sebesar Rp465,80 miliar atau 26,02 persen dari jumlah penerimaan
perpajakan sebesar Rp1,79 triliun. Realisasi penerimaan PPN mengalami
penurunan sebesar 36,02 persen jika dibandingkan penerimaan pada periode
-
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
Januari Febr Maret April Mei Juni
Mill
ion
s
6
yang sama tahun 2019 sebesar Rp633,57 miliar (c-to-c). Penurunan angka ini
menunjukkan adanya penurunan aktifitas transaksi keuangan di masyarakat
atau penurunan daya beli masyarakat. Hal ini disebabkan oleh adanya
kebijakan pembatasan aktifitas masyarakat karena pandemik covid-19.
Berdasarkan grafik realisasi penerimaan PPN Kabupaten/Kota di bawah,
realisasi penerimaan PPN di kabupaten Morowali menempati posisi tertinggi
dengan porsi sampai dengan 33,69 persen dari seluruh penerimaan PPN di
Sulawesi Tengah.
Grafik 2.2. Realisasi Penerimaan PPN Kabupaten/Kota
Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. Triwulan II Tahun 2020 (dalam Juta Rp)
Sumber: GFS Preleminary Triwulan II-2020 Kanwil DJPb Provinsi Sulteng, OM SPAN ,KPP di wilayah Prov.Sulawesi Tengah (diolah)
c. Penerimaan Bea Masuk dan Keluar
Penerimaan Bea Masuk dan Bea Keluar sampai triwulan II-2020 sebesar
Rp263,45 miliar. Berdasarkan grafik di bawah, penerimaan terbesar diperoleh
dari wilayah KPBC Poso mencapai 94,23 persen dari seluruh penerimaan Bea
Masuk dan Bea Keluar, dan realisasi penerimaan terbesar terdapat pada
Kabupaten Morowali.
Grafik 2.3. Penerimaan Bea Masuk dan Keluar Kabupaten/Kota
Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. Triwulan II Tahun 2020 (dalam Juta Rp)
Sumber: GFS Preleminary Triwulan II-2020 Kanwil DJPb Provinsi Sulteng, KPBC di wilayah Provinsi Sulawesi
Tengah (diolah)
10.285
24.523
12.314
7.332 7.811
24.101
-
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
Januari Febr Maret April Mei Juni
Mill
ion
s
Kota Palu Banggai Morowali
7
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sampai Triwulan II Tahun 2020 adalah
sebesar Rp270,11 miliar, mengalami kenaikan sebesar 1,74 persen dibanding
penerimaan pada periode yang sama Tahun 2019 yang sebesar Rp265,50 miliar.
a. Penerimaan PNBP BLU
Sulawesi Tengah mengelola tiga BLU yaitu Universitas Tadulako, Rumah
Sakit Umum (RSU) Bhayangkara dan Bandara Mutiara Sis Aljufri, yang
seluruhnya berada di wilayah Palu. Penerimaan PNBP BLU sampai dengan
Triwulan II-2020 adalah sebesar Rp203,48 miliar atau sebesar 56,96 persen
dari target penerimaan BLU tahun 2020 sebesar Rp357,24 miliar.
Berdasarkan grafik di bawah, tren realisasi penerimaan per bulan relatif sama
dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Grafik 2.4. Realisasi PNBP BLU Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah
s.d. Triwulan II Tahun 2020 (dalam Juta Rp)
Sumber: OM SPAN (diolah)
b. Penerimaan PNBP Lainnya
Penerimaan PNBP Lainnya sampai dengan Triwulan II Tahun 2020 telah
terealisasi sebesar Rp152,58 miliar, atau mencapai 119,73 persen, melebihi
dari target penerimaan PNBP Lainnya tahun 2020 sebesar Rp127,43 miliar.
B. Belanja Negara
Realisasi belanja Negara lingkup Provinsi Sulteng pada Triwulan II Tahun 2020
adalah sebesar Rp10,45 triliun yang terdiri dari belanja Pemerintah Pusat Rp2,42
triliun dan TKDD sebesar Rp8,04 triliun.
1. Belanja Pemerintah Pusat
Realisasi belanja Pemerintah Pusat sampai dengan Triwulan II Tahun 2020
sebesar 35,03 persen mengalami penurunan -17,20 persen dibandingkan
periode yang sama tahun 2019 (c-to-c). Seperti pada grafik dibawah, realisasi
terbesar terjadi pada belanja pegawai, dan yang terendah belanja bantuan
sosial. Realisasi belanja barang mengalami penurunan dibandingkan dengan
-
50.000
100.000
150.000
Jan Feb Maret April Mei Juni
Mill
ion
s
Universitas Tadulako Rumkit Bhayangkara Bandara Mutiara Palu
8
tahun yang lalu yang disebabkan oleh pembatasan aktifitas perjalanan dinas,
kegiatan rapat, sosialisasi dan aktifitas perkantoran secara tatap muka akibat
pandemic covid-19.
Grafik 2.5. Tren Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, dan Belanja Bantuan
Sosial Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. TW II Tahun 2020 (dalam Juta Rupiah)
Sumber: GFS Preleminary Triwulan II 2020 Kanwil DJPb Provinsi Sulteng, OMSPAN
2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Realisasi Penyaluran TKDD sampai dengan triwulan II 2020 sebesar Rp8,03
triliun (57,65 persen) menurun -4,35 persen bila dibandingkan dengan periode
yang sama tahun 2019.
Grafik 2.6. Tren Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa
Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. TW II Tahun 2020 (dalam Miliar Rupiah)
Sumber: GFS Preleminary Triwulan II-2020 Kanwil DJPb Provinsi Sulteng, OMSPAN,DJPK (diolah)
Sebagaimana grafik diatas, realisasi DAK, yang terdiri dari DAK Fisik dan Non
Fisik masih berada di bawah realisasi dari DAU. Realisasi DAK sebesar Rp1,35
triliun atau sebesar 55,11 persen dari pagu, menurun -16,72 persen bila
dibanding tahun lalu dikarenakan adanya penghentian pengadaan barang/jasa
pada akhir Maret 2020 dalam rangka penanggulangan Covid-19.
Realisasi Dana Desa mencapai Rp878,43 miliar atau sebesar 55,24 persen dari
pagu tahun 2020, menurun sebesar -6,27 persen dari periode yang sama tahun
2019 yang disebabkan antara lain oleh perubahan mekanisme penyaluran per
desa yang langsung disalurkan ke rekening desa, perubahan prioritas
penggunaan dana desa dari bersifat cash for work menjadi bantuan langsung
tunai (BLT) Desa, serta penyaluran BLT yang dilakukan bertahap setiap bulan.
127 154 169
68
274
176
-
100
200
300
Januari Pebruari Maret April Mei Juni
Bill
ion
s
Bel.Pegawai Bel.Barang Bel.Modal Bel.Bansos
-
500
1.000
1.500
2.000
Januari Pebruari Maret April Mei Juni
Bill
ion
s
DBH DAU DAK Fisik DAK Non Fisik Dana Desa DID
9
3. Pengelolaan BLU
BLU di Sulawesi Tengah yang mengelola aset sebesar Rp6,39 triliun (tabel 2.2).
Berdasarkan komposisi pagu belanja BLU dibanding Rupiah Murni (RM) yang
merefleksikan tingkat kemandiriannya, BLU Bandara Mutiara Palu dan Rumkit
Bhayangkara masuk katagori cukup mandiri dengan nilai komposisi sebesar
66,33 persen dan 62,33 persen.
Tabel 2.2. Profil Badan Layanan Umum Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah
Triwulan II Tahun 2020 (dalam Juta Rp)
No. Nama BLU Jenis Layanan Aset Pagu 2020
2019 RM BLU
Universitas Tadulako Pendidikan 2.777.279 240.309 136.432
Rumkit Bhayangkara Kesehatan 44.149 10.942 18.103
Bandara Mutiara Palu Barang dan Jasa Lainnya
3.575.943 24.260
47.840
Jumlah 6.397.370 275.512 202.375
Sumber: BLU lingkup Kanwil DJPb Provinsi Sulteng, 2020 (diolah)
4. Manajemen Investasi Pusat
a. Penerusan Pinjaman
Sampai dengan Triwulan II Tahun 2020, pada Provinsi Sulawesi Tengah
terdapat dua kabupaten penerima pinjaman dari Pemerintah Pusat dengan
hak tagih sebesar Rp19,14 miliar. Detil pinjaman tercermin pada table 2.3.
Tabel 2.3 Penerusan Pinjaman Provinsi Sulteng Tahun 2020
No LOAN ID Nama SLA Penerima SLA Hak Tagih Tingkat
Bunga (%)
4 2180201 SLA-1203/DP3/2006 Pemkab. Parimo 5.148.492.354,65 08.29 5 2198001 SLA-1241/DSMI/2011 Pemkab. Morowali 13.993.705.732,05 08.29
Jumlah 19.142.198.086,70 Sumber: Direktorat SMI, 2020 (diolah)
b. Kredit Program
Adanya pandemi covid-19 berpengaruh terhadap pelaku usaha. Namun
demikian pihak perbankan masih memberikan layanan penyaluran Kredit
Program. Sebagaimana ditampilkan pada Grafik 2.7, realisasi KUR sampai
Triwulan II-2020 adalah sebesar Rp684,50 miliar yang telah disalurkan
kepada 18.599 debitur dengan detail penyaluran per kabupaten tercermin
pada grafik 2.8. Untuk penyaluran kredit Ultra Mikro (UMi) sampai dengan
Triwulan II Tahun 2020 kredit telah disalurkan kepada 253 debitur dengan
nilai realisasi sebesar Rp1,61 miliar.
10
Grafik 2.7. Realisasi Penyalurah KUR dan UMi di Sulawesi Tengah
Sumber: Direktorat SMI, 2020 (diolah)
C. Prognosis Realisasi APBN
Perkiraan realisasi pendapatan negara dan belanja negara sampai dengan akhir
tahun 2020 dalam lingkup Provinsi Sulawesi Tengah sebagai berikut:
Tabel 2.4. Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah
s.d. Triwulan IV Tahun 2020 (dalam Juta Rp)
Proyeksi realisasi pendapatan dan belanja negara sampai akhir Tahun 2020 dengan
menggunakan analisis tren dalam kurun waktu tahun 2015 s.d 2019, masing-masing
sebesar Rp5,47 triliun dan Rp20,01 triliun. Defisit diperkirakan sebesar Rp14,54
triliun. Proyeksi ini memperhitungkan pula adanya dampak pandemi covid-19
terhadap perekonomian yang diperkirakan masih terjadi pada Triwulan III dan
Triwulan IV Tahun 2020.
Uraian
Realisasi s.d. Triwulan II Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan IV
Pagu Realisasi % Realisasi Terhadap
Pagu Rp
% Perkiraan Realisasi Terhadap Pagu
Pendapatan Negara 5.880.121 2.060.501 35,04% 5.470.972 95,04%
Belanja Negara 20.835.670 10.451.150 50,16% 20.008.962 96,03%
Surplus/Defisit -14.955.549 -8.390.649 56,10% -14.537.990 96,63%
11
Pandemi Covid-19 menjadi pemicu (trigger) perubahan Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah (APBD). Sebagaimana diatur dalam PMK nomor 35/PMK.07/2020, target
pendapatan mengalami penurunan menjadi Rp18,26 triliun atau -6,22 persen dari pagu
awal. Pagu Belanja dan Transfer mengalami koreksi menjadi sebesar Rp22,07 triliun
atau turun sebesar -5,47 persen.
Tabel 3.1. Realisasi APBD Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah
s.d. Akhir Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2020 (dalam Miliar Rp)
Uraian Tahun 2019 Tahun 2020
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
PENDAPATAN 21.299 9.399 18.262 7.910
Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2.413 809 1.406 896
Pendapatan Pajak Daerah 1.254 519 395 565
Hasil Retribusi 249 77 261 100
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 41 41 26 0
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 870 171 724 231
Pendapatan Transfer 18.235 8.456 16.231 6.988
Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 15.448 7.327 14.096 6.486
Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan pajak 1.006 364 469 180
Dana Alokasi Umum 9.936 5.831 9.588 5.409
Dana Alokasi Khusus 4.506 1.132 4.039 897
Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 2.415 1.055 1.724 327
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 2.415 1.055 1.724 327
Transfer Pemerintah Provinsi 371 74 392 156
Pendapatan Bagi Hasil Pajak 371 74 392 156
Transfer Bantuan Keuangan 261 26 19 19
Bantuan Keuangan dari Provinsi/Kabupaten/Kota lain 261 26 19 19
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 650 134 624 26
Pendapatan Hibah 384 12 410 12
Pendapatan lainnya 5 96 214 14
BELANJA 17.944 5.424 19.195 6.179
Belanja Pegawai 8103 3259 8047 3300
Belanja Barang dan Jasa 4562 1251 4119 997
Belanja Bunga 3 1 2 1
Belanja Subsidi 1 0 2 0
Belanja hibah 735 361 1451 312
Belanja Bantuan Sosial 45 6 1934 1028
Belanja Batuan Keuangan 6 0 0 0
Belanja Modal 4459 536 3474 469
Belanja tidak terduga 32 11 166 72
TRANSFER BANTUAN KEUANGAN 2.913 965 2.879 604
Transfer Bantuan Keuangan ke Desa 780 80 443 152
Transfer Bantuan Keuangan lainnya 2133 885 2436 452
JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER 20.857 6.389 22.075 6.783
SURPLUS/DEFISIT 442 3.011 -3.813 1.127
Sumber: GFS Preliminary Triwulan II Tahun 2020
Sebagaimana disajikan pada Tabel 3.1., realisasi Pendapatan sampai dengan Triwulan II
Tahun 2020 mencapai Rp7,91 triliun atau 43,31 persen dari target, dan turun 15,84
persen dibanding periode yang sama tahun 2019. Realisasi Belanja dan Transfer
mencapai Rp6,78 triliun, atau 30,73 persen dari pagu, naik 6,17 persen dibanding
periode yang sama tahun 2019.
12
A. Pendapatan Daerah
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Realisasi PAD seluruh Pemda di Sulteng hinggaTriwulan II mencapai Rp895,63
miliar atau, 63,65 persen dari target PAD Tahun 2020. Realisasi ini mengalami
kenaikan sebesar Rp86,7 miliar atau 10,71 persen dibanding periode yang
sama tahun 2019. Realisasi PAD memberikan kontribusi sekitar 11,31 persen
dari pendapatan daerah periode ini.
a) Penerimaan Pajak Daerah
Penerimaan pajak daerah pada Semester I mencapai Rp564,24 miliar, atau
tumbuh sebesar 8,67 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
Tren penerimaan pajak daerah atas seluruh per kabupaten/kota di Sulteng
tersaji pada Grafik 3.1.
Grafik 3.1. Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten/Kota
Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah Triwulan II Tahun 2020 (dalam Juta Rp)
Sumber: SIKD, DJPK Kemenkeu (diolah)
Pendapatan pajak daerah di tingkat provinsi berkontribusi sekitar 76,32
persen dari total pajak daerah, dan setelahnya Kota Palu dengan kontribusi
sebesar 9,22 persen. Terdapat peningkatan pendapatan yang signifikan di
Bulan April yang berasal dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
(BBNKB).
b) Penerimaan Retribusi Daerah
Realisasi retribusi daerah hingga Triwulan II sebesar Rp100,34 miliar, atau
38,31 persen dari target Tahun 2020. Capaian ini tumbuh 29,67 persen
dibanding periode yang sama Tahun 2019.
(20.000)
-
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
140.000
Januari Februari Maret April Mei Juni
Mill
ion
s
Pemprov
Banggai
Bangkep
Buol
Tolitoli
Donggala
Morowali
Poso
Palu
Parimo
13
Grafik 3.2. Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota
Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah Triwulan II Tahun 2020 (dalam Juta Rp)
Sumber: SIKD, DJPK Kemenkeu (diolah)
Tren penerimaan retribusi daerah setiap kabupaten/kota tercermin pada
Grafik 3.2. Kabupaten Morowali memberikan kontribusi tertinggi, atau
sebesar 45,35 persen, di Sulteng. Terdapat peningkatan pendapatan yang
signifikan di Bulan April yang berasal dari Retribusi Perizinan Tertentu.
c) Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Penerimaan hasil kekayaan daerah yang dipisahkan sampai dengan
Triwulan II hanya Rp22 juta, atau 0,08 persen dari target tahun 2020.
Kontribusi penerimaan berasal dari 2 (dua) daerah y, yaitu Kabupaten Toli-
Toli dan Kabupaten Donggala. Sedangkan realisasi pada 12 pemerintah
daerah lainnya masih nihil.
d) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Penerimaan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sampai dengan
Triwulan II adalah Rp231,02 miliar, atau 31,91 persen dari target, dan .
tumbuh35,08 persen jika dibandingkan penerimaan pada periode yang
sama pada tahun 2019 sebesar Rp171 miliar. Kota Palu memberikan
kontribusi tertinggi sebesar Rp75,15 miliar (32,19 persen) yang bersumber
dari Pendapatan BLU Daerah.
2. Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah (PAD terhadap Total Pendapatan)
Tingkat kemandirian keuangan pemda pada Triwulan II Tahun 2020 yang
diukur dari rasio realisasi PAD terhadap total pendapatan seluruh pemda di
Sulteng hanya sekitar 11,32 persen, atau naik 2,43 persen jika dibandingkan
triwulansebelumnya.
Tingkat kemandirian tertinggi berturut-turut dicapai oleh Pemprov Sulteng
(28,17 persen), Kota Palu (22,73 persen), dan Kabupaten Morowali (16,73
(10.000)
(5.000)
-
5.000
10.000
15.000
20.000
Januari Februari Maret April Mei Juni
Juta
Rp
Pemprov Banggai Bangkep Buol Tolitoli
Donggala Morowali Poso Palu Parimo
Touna Sigi Banglut Morut
14
persen).Tanpa ketiga pemda tersebut, 11 pemda lainnya hanya memiliki , rata-
rata kemandirian keuangan daerah hanya 4,48 persen. Kemandirian keuangan
daerah dijelaskan pada Grafik 3.3.
Grafik 3.3. Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Berdasarkan Rasio PAD Terhadap Total
Pendapatan Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah Triwulan II Tahun 2020
Sumber: GFS Preliminary Triwulan II Tahun 2020
3. Pendapatan Transfer
Realisasi Pendapatan Transfer pada Semester I adalah Rp6,98 triliun, atau
43,10 persen dari targetTahun 2020.. Realisasi periode ini lebih rendah 17,36
persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang salah satu faktornya
terkait dengan kebijakan penghematan dan refocusing anggaran dalam
penanggulangan Pandemi Covid-19.
Pendapatan transfer memberikan kontribusi tertinggi bagi pendapatan daerah,
yaitu sebesar 88,10 persen. Grafik 3.4. menyajikan realisasi pendapatan
transfer terhadap pagu transfer pada lingkup Pemerintah Daerah Provinsi
Sulawesi Tengah.
Grafik 3.4. Realisasi Pendapatan Transfer Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah
Triwulan II Tahun 2020
Sumber: GFS Preliminary Triwulan II Tahun 2020
28,17%
1,66%
5,80%3,42%
4,67%
0,76%
16,73%
4,39%
8,07%6,98%
4,89% 4,30%3,16%
22,73%
11,32%
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
25,00%
30,00%
Rasio PAD terhadap Pendapatan Rata-rata Rasio
42,73%
15,46%
70,89%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
-
3.000
6.000
9.000
12.000
15.000
18.000
Dana Perimbangan Transfer Pemerintah Pusat -Lainnya
Transfer Pemerintah Provinsi
Mili
ar R
p
Pagu Realisasi Persentase
15
4. Tingkat Kemandirian Pemerintah Daerah (Dana Perimbangan terhadap
Pendapatan)
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya pada butir 2 di atas, kontribusi PAD
Sulteng cukup rendah dan sangat bergantung kepada dana transfer. Rasio
perbandingan pendapatan transfer dengan total pendapatan daerah disajikan
pada Grafik 3.5.
Grafik 3.5. Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Berdasarkan Rasio Dana Transfer Terhadap
Total Pendapatan Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah Triwulan II Tahun 2020
Sumber: GFS Preliminary Triwulan II Tahun 2020
5. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sampai dengan Triwulan II
adalah Rp26,59 miliar, atau 4,17 persen dari target. Lima pemda tidak memiliki
pendapatan ini ataurealisasinya masih nihil, yaitu Donggala, Morowali, Banggai
Laut, Morowali Utara, dan Kota Palu.
B. Belanja Daerah
1. Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal
Realisasi Belanja dan Transfer hingga Triwulan II Tahun 2020 mencapai
Rp6,78 triliun, atau 30,73 persen dari alokasi belanja yang sebesar Rp22,07
triliun. Jika dibandingkan triwulan terdahulu, realisasinya tumbuh 198,67
persen atau sebesar Rp4,51 triliun.
Grafik 3.6. Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal
Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. Triwulan II Tahun 2020
Sumber: GFS Preliminary Triwulan II Tahun 2020
71,73%
97,69% 94,20%95,81%
94,64%98,68%
83,27%
95,00% 91,68%92,63%94,14% 95,70%
96,84%
77,27%
88,34%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
120,00%Rasio Dana Transfer terhadap Pendapatan Rata-rata Rasio
40,65%
21,08%11,37%
-10%
10%
30%
50%
-
5.000
10.000
Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal
Mili
ar R
p
Pagu Realisasi Persentase
16
Grafik 3.6. menyajikan penyerapan Belanja atas setiap belanja. Rendahnya
realisasi Belanja tidak terlepas dari rendahnya penyerapan Belanja Barang
(21,08%) dan Modal (11,37%). Jika dibandingkan dengan periode yang sama
Tahun 2019R, ealisasi Belanja paruh pertama Tahun 2020 mengalami kontraksi
-5,52 persen. Belanja Barang dan Modal berturut-turut berkontraksi sebesar -
20,25 persen dan -12,38 persen.
2. Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan
Alokasi dan capaian realisasi Belanja untuk 5 urusan yang memperoleh pagu
tertinggi pada Triwulan II Tahun 2020 disajikan dalam Grafik 3.7.
Grafik 3.7. Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Urusan (Lima Urusan Tertinggi)
Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. Triwulan II Tahun 2020
Realisasi penyerapan (nominal) tertinggi berturut-turut adalah urusan Otonomi
Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah dan
Kepegawaian sebesar 32,82 persen Pendidikan (31,80 persen), Kesehatan
(24,25 persen), Pekerjaan Umum (16,2 persen), dan Pertanian (26,13 persen).
C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2020
Tabel 3.2. mempresentasikan Perkiraan APBD di Sulteng sampai dengan akhir
tahun 2020.
Tabel 3.2. Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah
s.d. Triwulan IV Tahun 2020 (dalam Miliar Rp)
Uraian Pagu
Realisasi s.d. Triwulan II Perkiraan Realisasi
s.d. Triwulan IV
Rp (T) Realisasi
Terhadap Pagu (%) Rp (T)
Perkiraan Realisasi Terhadap Pagu (%)
Pendapatan Daerah 18,262 7,910 43,31 16,521 90,47
Belanja Daerah 22,075 6,783 30,73 18,920 85,71
Surplus/Defisit -3,813 1,127 - -2,399 -
Sumber: GFS Preliminary Triwulan II Tahun 2020
17
Perkiraan realisasi pendapatan daerah dan belanja daerah ditentukan dengan
menggunakan analisis trend dalam kurun waktu tahun 2015 s.d 2019 serta
mempertimbangkan Pandemi Covid-19 yang masih berlanjut hingga akhir Tahun
2020. Hasil analisis memperkirakan Pendapatan Daerah sebesar Rp16,52 triliun
(90,47 persen) dan capaian belanja daerah sebesar Rp18,92 triliun (85,71 persen).
Boks I Realisasi APBD Sulteng di Bawah Target
Menindaklanjuti Rapat Paripurna Penyampaian Nota Pengantar Kebijakan Umum APBD dan
Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA PPAS) oleh Wakil Gubernur Sulteng, Komisi II DPRD
Sulteng yang membidangi ekonomi dan keuangan menggelar rapat bersama dengan Bappeda,
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) dan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda)
Provinsi Sulteng terkait realisasi APBD 2020 pada Semester I Tahun 2020.
Dalam pertemuan tersebut, Komisi II mempersoalkan anjloknya pendapatan dan belanja yang
baru mencapai 40,52% dan 27,38%. Kepala Bappeda Sulteng menyatakan bahwa merebaknya
Covid-19 dan refocusing anggaran serta perubahan sejumlah aturan dan kebijakan berkontribusi
kepada rendahnya realisasi APBD.
Menanggapi penjelasantersebut, Komisi II meminta agar disisa waktu yang ada, baik belanja
maupun pendapatan hendaknya dapat digenjot untuk tercapainya target.
Sumber: metrosulawesi.id/2020/08/01/, 4 Agustus 2020
18
A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian
Tabel 4.1. menguraikan Laporan Keuangan Konsolidasian. Sampai dengan
Triwulan II Tahun 2020, realisasi Pendapatan Pemerintahan Umum (General
Government Revenue) atau Pendapatan Konsolidasian Tingkat Wilayah Sulteng
adalah Rp3,17 triliun, atau naik 3,9 persen dibandingkan periode yang sama Tahun
2019. Dari sisi Belanja konsolidasian, realisasinya mencapai Rp10,43 triliun, dan
naik 11,51 persen dibandingkan dengan periode yang sama Tahun 2019 (c-to-c).
Defisit pada Semester I Tahun 2020 menjadi Rp7,26 triliun, naik 14,82 persen
dibanding periode yang sama tahun 2019.
Tabel 4.1. Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah
s.d.Triwulan II Tahun 2020 (dalam Juta Rupiah)
Uraian 2020 2019
Naik/Turun Pusat Daerah Konsolidasi Konsolidasi
a Pendapatan Negara 2,060,501 7,757,979 3,167,341 3,043,708 3,90
Pendapatan Perpajakan 1,790,385 564,238 2,354,624 2,356,402 -0,08
Pendapatan Bukan Pajak 270,116 7,193,741 812,717 687,306 15,43
Pendapatan SDA 0 0 0 3 -100,00
Pendapatan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Negara yang
dipisahkan
0 22 22 41,076 -186608,57
PNPB Lainnya 152,581 100,342 252,923 203,925 19,37
Lain-lain PAD yang sah 0 231,026 231,026 171,285 25,86
Pendapatan Transfer 0 6,651,139 184,616 23,651 87,19
Lain Pendapatan Daerah yang
sah 0 14,205 14,205 95,979 -575,67
Pendapatan Hibah 0 12,391 12,391 12,440 -0,40
Pendapatan BLU 117,535 117,535 138,948 -18,22
b Belanja Negara 10,451,150 6,631,249 10,431,259 9,230,884 11,51
Belanja Pemerintah 2,416,119 6,179,822 8,595,941 8,341,836 2,96
Transfer 8,035,031 451,427 1,835,318 889,048 51,56
c Surplus/(Defisit) -8,390,649 1,126,730 -7,263,918 -6.187.175 14,82
d Pembiayaan 0 2,215,678 2,215,678 689,487 68,88
Penerimaan Pembiayaan
Daerah 0 2,219,622 2,219,622 696,939 68,60
Pengeluaran Pembiayaan
Daerah 0 3,943 3,943 7,452 -88,97
e Sisa Lebih (Kurang)
Pembiayaan Anggaran -8,390,649 3,342,408 -5,048,240 -5.497.688 -8,90
Sumber: LKPK Kanwil DJPb Prov. Sulawesi Tengah (diolah) Catatan: *) Seluruh Pengeluaran Transfer pemerintah pusat dieliminasi dengan Penerimaan Transfer Pemerintah Daerah
19
B. Pendapatan Konsolidasian
1. Analisis Proporsi dan Perbandingan Sumber Pendapatan Konsolidasian
Struktur Pendapatan Konsolidasian pemda di Sulteng pada Semester I Tahun 2020
didominasi oleh Pendapatan Pajak sebesar 74 persen dengan nilai RP2,36 triliun.
Sementara sisanya (26 persen) atau Rp687 miliar disumbangkan oleh pendapatan
dari sektor PNBP (Grafik 4.2). Dalam hal Penerimaan Perpajakan Konsolidasian,
kontribusi Pemerintah Pusat lebih besar daripada pemda dengan perbandingan
86,89 : 7,27. Sebaliknya pada pendapatan PNBP konsolidasian, kontribusi pemda
lebih besar daripada pemerintah pusat dengan perbandingan persentase 92,73 :
13,11 (Grafik 4.1).
Pajak Dalam Negeri masih menjadi andalan penyumbang pendapatan perpajakan
dengan proporsi 95,88 persen, sedangkan sisanya (4,12 persen) berasal dari pajak
perdagangan internasional. Penyumbang terbesar di antara delapan jenis
komponen pembentuk PNBP Sulteng adalah komponen PNBP lainnya dengan
proporsi mencapai 31,12 persen atau senilai Rp 252 miliar.
2. Analisis Perubahan Penerimaan Perpajakan
Penerimaan Perpajakan Konsolidasian sampai dengan Triwulan II Tahun 2020
mengalami penurunan sebesar Rp1,77 miliar, atau 0,08 persen jika dibanding
periode yang sama tahun sebelumnya. Turunnya penerimaan perpajakan
disebabkan oleh menurunnya penerimaan pajak perdagangan internasional.
Sebagaimana dijelaskan oleh Grafik 4.3., pada Semester Itahun 2020 terjadi
penurunan penerimaan pajak perdagangan internasional sebesar 43,16 persen
dibanding periode yang sama tahun yang lalu. Penurunan tersebut utamanya
Grafik 4.1 Proporsi Pemerintah Pusat dan Pemda
dalam Penerimaan Pajak dan PNBP
Grafik 4.2 Proporsi Pajak dan PNBP Konsolidasian
Sumber: LKPK Kanwil DJPb Prov. Sulawesi Tengah (diolah)
20
dikarenakan adanya penurunan pada
komponen Pendapatan Bea Keluar
sebesar sebesar 82 persen dan
pendapatan dari Denda Administrasi
Pabean sebesar 98,97 persen.
Khusus untuk Bea Keluar, pada Triwulan
II Tahun 2020 ini Pemerintah Provinsi
(Pemprov) Sulteng membukukan
penerimaan sebesar Rp 10,92 miliar.
Capaian tersebut melebihi target tahunan
yang telah ditetapkan sebesar Rp 4,47
miliar atau mencapai 223 persen. Hal tersebut sekaligus mengonfirmasi berbagai
pernyataan yang menyatakan bahwa COVID-19 tidak mengganggu ekspor di KEK
Palu.
3. Analisis Perubahan Penerimaan Perpajakan dan Pertumbuhan Ekonomi
Pada Triwulan II Tahun 2020, Produk Domestik Regional Brutto (PDRB)
berdasarkan ADHB (Atas Dasar Harga Berlaku) mencapai Rp40,23 triliun dengan
pertumbuhan ekonomi Sulteng 0,06 persen. Bila dibandingkan dengan PDRB
periode yang sama Tahun 2019, terjadi penurunan Rp-1,51 Triliun atau turun
sebesar 3,62 persen, dan penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar -5.68 persen.
Tabel 4.2 menunjukkan rasio pertumbuhan ekonomi terhadap kenaikan
Pendapatan Konsolidasian hingga Triwulan II Tahun 2020. Pada periode yang
sama, pendapatan yang diterima Pemerintah Pusat dan Pemda sebesar Rp3,17
triliun, atau naik sebesar 3,9 persen(y-on-y). Dari informasi yang tersaji pada tabel
tersebut, dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan Pendapatan Konsolidasian meskipun
pertumbuhan ekonomi melambat bila dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya.
Tabel 4.2. Realisasi Pendapatan Konsolidasian Pempus dan Pemda di Wilayah Provinsi Sulawesi
Tengah Triwulan II Tahun 2019 dan 2020 Uraian 2020 2019 Kenaikan /
Penurunan Realisasi Realisasi
Pendapatan
Perpajakan 2,354,623,886,716 2,356,402,418,460 -0.08%
Pendapatan Bukan
Pajak 812.716.949.217 687.305.877.259 15.43%
Total 3,167,340,835,933 3,043,708,295,719 3.90%
PDRB/Pert. Ekonomi 40,23T/-0,06% 41,74T/5,62% -3,62%/-101,07 %
Sumber: BPS Sulteng, LKPK Kanwil DJPb Prov. Sulawesi Tengah, (diolah)
Grafik 4.3 Proporsi Sumber Penerimaan Pajak
Konsolidasian Triwulan II 2019 & Triwulan II 2020
Sumber: LKPK Kanwil DJPb Prov. Sulawesi Tengah (diolah)
21
Grafik 4.5 Proporsi Belanja Pemerintah
Konsolidasian
Grafik 4.4 Struktur Belanja Konsolidasian Triwulan
II Tahun 2020
C. Belanja Konsolidasian
1. Analisis Proporsi dan Perbandingan
Struktur Belanja Konsolidasian pemda Sulteng sampai dengan Triwulan II Tahun
2020 didominasi oleh Belanja Pemerintah sebesar 82,41 persen sedangkan
sisanya sebesar 17,59 persen disumbangkan oleh Belanja Transfer. Grafik 4.5
menunjukkan porsi Belanja Konsolidasian dimana Belanja Pegawai
menyumbangkan porsi paling besar (51,15 persen) diikuti oleh Belanja Barang
(21,86), dan Belanja Bantuan Sosial (11,96).
Pada sisi Belanja Transfer Konsolidasian, Belanja Transfer Pemerintah Pusat ke
Pemerintah Daerah menjadi kontributor utama(75,4 persen) dibanding Belanja
Transfer antar Pemerintah Daerah (24,60). Belanja Transfer Pemerintah Pusat ke
Pemerintah Daerah mencakup 3 (tiga) komponen belanja, yaitu Dana Desa (60,64
persen), Transfer Dana Perimbangan (38,1), serta Dana Insentif Daerah (1,26).
Sedangkan Belanja Transfer antar Pemerintah Daerah hanya berupa Transfer
Bantuan Keuangan Konsolidasian.
2. Analisis Perubahan
Jika dibandingkan realisasi per jenis belanja
antara Triwulan II tahun 2020 dengan periode
yang sama tahun 2019, realisasi hampir
seluruh jenis Belanja Pemerintah
Konsolidasian pada semua komponen
relatifmeningkat pada Tahun 2020 (Grafik
4.3.). Terdapat satu belanja yang mengalami
kenaikan secara signifikan yaitu realisasi
Sumber: LKPK Kanwil DJPb Prov. Sulawesi Tengah (diolah)
Grafik 4.6 Perubahan Realisasi Per-Jenis Belanja
Triwulan II Tahun 2020
Sumber: LKPK Kanwil DJPb Prov. Sulawesi Tengah
(diolah)
22
Belanja Bantuan Sosial Konsolidasi yang pada Semester Itahun lalu sebesar Rp60
miliar naik menjadi sebesar Rp1,02 triliun pada periode yang sama Tahun 2020.
3. Analisis Dampak Kebijakan Fiskal kepada Indikator Ekonomi Regional
Seperti telah dijelaskan pada Bab 1, bahwa pertumbuhan ekonomi Sulteng pada
Triwulan II Tahun 2020 adalah 0,06 persen. Kontribusi pengeluaran pemerintah
terhadap pertumbuhan ekonomi Triwulan II tahun 2020 sebesar 12,97 persen di
Sulawesi Tengah relatif sama
dengan periode yang sama
tahun sebelumnya yaitu
sebesar 12,73 persen. hal ini
menunjukkan bahwa
pengeluaran pemerintah
beserta komponen pembentuk
pertumbuhan ekonomi yang
lainnya memberikan kontribusi
yang relatif sama dengan
tahun yang lalu.
D. Analisis Dampak Kebijakan Fiskal Agregat
Ringkasan Laporan Operasional merupakan salah satu komponen Laporan
Statistik Keuangan Pemerintah Tk. Wilayah Prov. Sulteng Triwulan II-2020 seperti
tersaji dalam Tabel 4.4 dibawah ini:
Tabel 4.4. Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah
Triwulan II Tahun 2020 Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto
Pendapatan: 13.611.671.706.061
a. Pajak 2.353.812.051.123
b. Kontribusi sosial -
c. Hibah 190.187.522.771
d. Pendapatan Lain 11.067.672.132.167
Beban: 9.518.389.541.320
a. Kompensasi Pegawai 4.421.997.665.895
b. Penggunaan Barang dan Jasa 613.789.982.982
c. Konsumsi Aset Tetap -
d. Bunga 898.013.892
e. Subsidi 250.000.000
f. Hibah 2.113.096.157.122
g. Manfaat Sosial 1.028.723.424.309
h. Beban Lainnya 272.853.233.196
Keseimbangan operasi neto/bruto 4.093.282.164.740
Grafik 4.7. Pertumbuhan PDRB Triwulan II Menurut
Pengeluaran (q-to-q)
Sumber : BPS Sulteng
23
Transaksi Aset Non Keuangan Neto 906.050.977.645
a. Aset Tetap 830.275.386.948
b. Persediaan
c. Barang Berharga
d. Aset Non Produksi 75.775.590.697
Net Lending/Borrowing 3.187.231.187.095
Transaksi Aset Keuangan dan Kewajiban
a. Akuisisi Neto Aset Keuangan 3.185.911.703.728
- Domestik b. Keterjadian Kewajiban -1.335.483.366
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 5.035.787.648.877 Kontribusi Belanja Pemerintah terhadap PDRB 12,50%
Kontribusi Investasi Pemerintah terhadap PDRB 2,06%
Sumber: LKPK Kanwil DJPb (diolah)
Kontribusi belanja pemerintah terhadap PDRB-ADHB adalah sebesar 12,50 persen
sedangkan kontribusi Investasi Pemerintah yang diproxikan dengan Pengeluaran
Modal Tetap Bruto (PMTB) mempunyai kontribusi sebesar 2,06 persen. Capaian
tersebut menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 yang
sebesar 16.53 persen. Demikian juga kontribusi Pemerintah terhadap PDRB yang
menunjukkan penurunan jika dibanding tahun lalu yang mencapai 5,49 persen. Dari
perhitungan tersebut diketahui bahwa kontribusi belanja pemerintah lebih besar
daripada investasi pemerintah sebesar sebesar 6,06 kali lipat. Mengingat pandemik
Covid-19 diperkirakan masih terus berlangsung sampai dengan akhir tahun,
kedepan diperkirakan pertumbuhan ekonomi masih akan tergantung salah satunya
dari belanja pemerintah daripada investasi.
24
A. Covid-19 Tidak Ganggu Ekspor di KEK Palu
Kegiatan produksi dan pengiriman produk ke sejumlah negara dari Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) Palu tidak terpengaruh dengan merebaknya wabah
COVID-19. Direktur Investasi dan Kerjasama PT Bangun Palu Sulawesi Tengah
menyatakan bahwa ditengah merebaknya Pandemi Covid-19 di sejumlah negara
termasuk Indonesia, kegiatan ekspor di Sulteng masih tetap berjalan seperti biasa
ke berbagai negara.
Selama ini Sulteng dikenal sebagai pengekspor Nikel, namun beberapa sektor lain
dalam kurun waktu tiga tahun terakhir mulai berkembang, dan menjadi potensi
ekspor baru. Sebagai contoh adalah Getah Pinus. Hingga Bulan Juni 2020 telah
dilakukan ekspor bahan Getah Pinus ke negara-negara tujuan, yaitu Tiongkok dan
India. Ekspor berupa 22 kontainer Getah Pinus tersebut dilakukan oleh PT. Hong
Thai Internasional, salah satu perusahaan pengolah Getah Pinus di KEK Palu yang
telah melakukan ekspor Getah Pinus ke Tiongkok sejak Tahun 2017.
Sulteng juga memiliki potensi yang besar di sektor Kelautan, yaitu ekspor Tuna
Yellowfin. Pada Bulan Juni Tahun 2020, Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhi
Prabowo secara langsung meresmikan ekspor perdana Tuna Yellowfin ke Jepang.
Gubernur Sulteng, Longki Djanggola, menyatakan bahwa potensi perikanan
tangkap masih sangat besar mengingat tahun 2019 produksi perikanan tangkap
Sulteng menembus lebih dari 196 ribu ton, dan produksi perikanan budidaya lebih
dari 964 ribu ton. Sulteng juga menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang
dikelilingi 5 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP).
Saat ini Sulteng tengah mengajukan status Bandara Sis Al-Jufri di Kota Palu untuk
menjadi bandara internasional. Perubahan status ini diharapkan memperlancar
kegiatan ekspor melalui udara. Selain itu berbagai upaya juga dilakukan agar
ekspor dapat dilakukan langsung dari Pelabuhan Laut Pantoloan mengingat
selama ini ekspor hasil produksi Sulteng dilakukan melalui Pelabuhan Tanjung
Perak Surabaya dinilai kurang efektif dan efisien. Satu hal yang akan tetap menjadi
perhatian utama adalah dalam situasi merebaknya wabah dan kewaspadaan
terhadap Corona, otoritas KEK tetap menerapkan standar pemeriksaan kesehatan
sesuai protokol Covid19.
Sumber: www.sultengraya.com dan sulteng.antaranews.com, Mei-Juni 2020
http://www.sultengraya.com/
25
B. Geliat Ekspor Sulawesi Tengah Ditengah Kelesuan Ekonomi Akibat Pandemi
Ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah Semester I Tahun 2020 tumbuh 2,36
persen dibanding Semester I Tahun 2019. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh
Ekspor pada sisi pengeluaran sebesar 27,65 persen dan sektor Industri pada sisi
produksi dengan nilai sebesar 18,59 persen. Pertumbuhan ekonomi Triwulan II
mengalami kelesuan dengan pertumbuhan sebesar 0,06 persen dibanding periode
yang sama tahun lalu, namun masih tetap tumbuh sebesar 0,71 persen bila
dibanding Triwulan I Tahun 2020. Hal tersebut sangat berarti mengingat banyak
pihak sebelumnya memprediksi bahwa ekonomi utamanya sektor ekspor Sulteng
akan terguncang karena pandemi Covid-19.
Pada bulan Juni 2020, total ekspor Sulteng mencapai nilai US$486,20 juta atau
turun sebesar 18,41 persen dibanding bulan Mei namun naik sebesar 12,76 persen
bila dibanding Juni 2019. Bila dianalisis penerimaan ekspor secara triwulanan,
penerimaan ekspor Triwulan II Tahun 2020 adalah senilai US$1,64 milyar turun
sebesar 7,7 persen jika dibanding Triwulan I Tahun 2020. Namun demikian,
walaupun terjadi penurunan secara triwulanan namun jika dibandingkan secara
semesteran, terjadi kenaikan sebesar 28,22 persen atau senilai US$745 juta jika
dibanding Semester I Tahun 2019. dari sudut pandang penerimaan negara Tidak
terganggunya ekspor di Sulteng menghasilkan peningkatan penerimaan pajak Bea
Keluar Semester I Tahun 2020 sebesar Rp10,57 miliar. Perolehan tersebut
melebihi target tahunan yang dicanangkan oleh Kantor Pelayanan Bea Cukai
Pantoloan dengan surplus sebesar 231 persen.
Tiongkok masih menjadi negara tujuan utama ekspor Sulteng dalam 5 (lima) tahun
terakhir. Selama Semester I Tahun 2020, total nilai ekspor dengan tujuan ke
Tiongkok adalah sebesar US$1,85 milyar. Besi dan baja masih mendominasi
komoditi andalan ekspor Sulteng, sementara komiditi lain yang memiliki potensi
dan terus menunjukkan perkembangan adalah kakao. Pada semester I tahun 2020
penjualan kakao mencatatkan angka penjualan ekspor sebesar Rp1,24 milyar
dengan laju pertumbuhan sebesar 78 persen.
Kegiatan ekspor yang relatif stabil selama masa Pandemi Covid-19 memunculkan
optimisme ekonomi Sulteng diyakini masih mampu bertahan dan secara gradual
meningkat. Peningkatan ekspor dimungkinkan bila kuantitas dan kualitas barang
ekspor, utamanya hasil sumber daya alam, dapat memenuhi persyaratan
permintaan dari pasar di manca negara. .
1. Badan Pusat Statistik (2020). Berita Resmi Statistik Berbagai Topik Tahun 2020
2. GFS Preliminary Kantor Wilayah Sulawesi Tengah Triwulan II Tahun 2020
3. Oshima, H.T., “Perspective on Trends in Asian Household Income Distribution: An
Overview with Special Reference to Indonesia”, March 1982
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 35/PMK.07/2020 Pengelolaan Transfer Ke
Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran 2020 Dalam Rangka Penanganan Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Menghadapi Ancaman yang
Membahayakan Perekonomian Nasional
5. Aplikasi SIKD diakses Tanggal 1-11 Agustus 2020
6. Aplikasi OM SPAN diakses Tanggal 1-11 Agustus 2020
7. https://paluekspres.fajar.co.id/42776/inflasi-gabungan-rendah-bukan-pertanda-
ekonomi-sulteng-baik/ diakses tanggal 7 Agustus 2020
8. https://palu.tribunnews.com/2019/07/05/hingga-akhir-juni-2019-realisasi-pendapatan-
apbd-sulteng-jauh-di-bawah-target diakses tanggal 7 Agustus 2020
https://paluekspres.fajar.co.id/42776/inflasi-gabungan-rendah-bukan-pertanda-ekonomi-sulteng-baik/https://paluekspres.fajar.co.id/42776/inflasi-gabungan-rendah-bukan-pertanda-ekonomi-sulteng-baik/https://palu.tribunnews.com/2019/07/05/hingga-akhir-juni-2019-realisasi-pendapatan-apbd-sulteng-jauh-di-bawah-targethttps://palu.tribunnews.com/2019/07/05/hingga-akhir-juni-2019-realisasi-pendapatan-apbd-sulteng-jauh-di-bawah-target
Kritik, saran, dan masukan dapat disampaikan kepada:
Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tengah
Jalan Tanjung Dako Nomor 15, Palu
Telepon : (0451) - 422924
Faxsimile : (0451) - 422936
Email : [email protected]
Website : www.djpbn.kemenkeu.go.id/kanwil/sulteng