113

Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019
Page 2: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

i Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

KATA PENGANTAR

Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019 diawali dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Perkebunan, yangselanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kinerja

Tahunan,Perjanjian Kinerja dan diakhiri dengan penyusunan Laporan Kinerja (LAKIN). Laporan Kinerja merupakan pertanggungjawaban kinerja suatu instansi/organisasi dalam

mencapai tujuan atau sasaran strategis instansi. Beberapa aturan yang mendasari Laporan Kinerja yaitu Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Instansi

Pemerintah, Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2016

tentang Pedoman Pengelolaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian dan Peraturan MenPAN & RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Capaian kinerja Ditjen Perkebunan berdasarkan IKSP dalam PK Dirjen Perkebunan Tahun

2019 adalah sebagai berikut: 1) Produksi gula tebu mencapai 2,258 juta ton (75,27%); 2) Pertembuhan ekspor produk perkebunan meningkat 5,66% (148,17%); 3) Rasio pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk industri dalam negeri mencapai 199,83%; 4) Ketersediaan alat dan mesin pertanian (alsintan) berdasarkan kebutuhan (pasca panen

perkebunan) mencapai 100,00%; 5) rasio luas serangan OPT terkendali dan area terkena DPI tertanggulangi terhadap luas lahan terserang OPT dan berpotensi terkena DPI sebesar 1,60% atau mencapai 99,81%; 6) Nilai AKIP Direktorat Jenderal Perkebunan berdasarkan penilaian Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian (Skor Nilai SAKIP) sebesar83,39%

atau mencapai 99,27%; 7) Nilai Kinerja (NK) (berdasarkan PMK 249 tahun 2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lemabaga) sebesar 84,52% atau mencapai 91,87%; 8)Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Direktorat Jenderal Perkebunan (Nilai

Skala Likert 1-4) sebesar 3,58 atau mencapai 119,33%; 9) Nilai pemeringkatan informasi publik Direktorat Jenderal Perkebunan (Skor Nilai) sebesar 78,36% atau mencapai 104,49%.

Realisasi anggaran Direktorat Jenderal Perkebunan pada Tahun 2019 adalah sebesar Rp. 1.072.741.473.213,- atau mencapai 96,09% dari pagu DIPA/POK dengan total anggaran sebesar Rp.1.116.345.160.000,-dengan capaian fisik sebesar 99,27%.

Pelaksanaan Pembangunan perkebunan tidak terlepas dari permasalahan, hambatan dan kendala, namun dengan upaya percepatan dan penanganan serta langkah-langkah

strategis permasalahan tersebut dapat diminimalisir dampaknya bagi pembangunan perkebunan. Hal ini bertujuan agar kegiatan pembangunan perkebunan dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, akuntabel dan tranparan.

Dokumen Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019 ini

tersusun berkat dukungan dan kerjasama yang sinergis dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, semoga dokumen ini menjadi pertanggungjawaban kinerjaDirektorat Jenderal Perkebunan yang memadai.

Jakarta, Februari 2020 Direktur Jenderal Perkebunan

Dr. Ir. Kasdi Subagyono, M.Sc NIP. 196405211990031001

Page 3: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

ii Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ........................................................ i DAFTAR ISI ................................................................. ii DAFTAR TABEL ............................................................. v DAFTAR LAMPIRAN ........................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN ................................................. 1 1.1. Latar Belakang ........................................... 1 1.2. Organisasi................................................. 3 1.3. Aspek Strategis Organisasi.............................. 10

1.3.1. Tantangan Pembangunan Perkebunan Dalam Ruang Lingkup Global ................ 11 1.3.2. Tantangan Pembangunan Perkebunan Dalam Ruang Lingkup Sektor Pertanian .... 11 1.3.3. Tantangan Pembangunan Perkebunan Dalam Ruang Lingkup Sub Sektor Perke- bunan ............................................ 10

1.4. Aspek Sumberdaya Manuasia .......................... 13

BAB II PERENCANAAN KINERJA ....................................... 14 2.1. Perencanaan Strategis Direktorat Jenderal

Perkebunan Tahun 2015 – 2019 ....................... 14 2.1.1. Visi Direktorat Jenderal Perkebunan

Tahun 2015-2019 ............................... 16 2.1.2. Misi Direktorat Jenderal Perkebunan

Tahun 2015-2019 ............................... 16 2.1.3. Tujuan Direktorat Jenderal Perkebunan

Tahun 2015-2019 ............................... 17 2.1.4. Arah Kebijakan Direktorat Jenderal Perke-

bunan Tahun 2015-2019 ....................... 17 2.1.5. Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Perke-

Bunan ............................................. 19 2.1.6. Program Direktorat Jenderal Perkebunan

Tahun 2015-2019 ............................... 21 2.1.7. Agenda Prioritas NAWACITA Tahun 2015-

2019 .............................................. 22 2.1.8. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan

Tahun 2015-2019 ............................... 24 2.1.9. Kaitan Kegiatan Dengan Fokus

Kegiatan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015-2019 ........................................ 25

2.2. RencanaKinerja Tahunan (RKT) Tahun 2019....... 29 2.2.1. Sasaran Kegiatan Direktorat Jenderal Per-

kebunan Tahun 2019 ........................... 30 2.3. Perjanjian Kinerja Tahun 2019 …………………………… 32

Page 4: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

iii Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ..................................... 35

3.1. Capaian Kinerja Organisasi .......................... 35 3.2. Evaluasi dan Analisis Ukuntabilitas Kinerja 38

3.2.1. Produksi gula tebu ............................. 39 3.2.2. Pertumbuhan volume ekspor untuk produksi

perkebunan ..................................... 47 3.2.3. Rasio pemenuankebutuhan komoditas

perkebunan untukindustri dalam negeri ... 53 3.2.4. Rasio pengajuan Alat Mesin Pertanian

(Alsintan) pascapanen dan penolahan hasilperkebunanyang dapatdipenuhi terhadap seluruh permintaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pascapanen dan pengolahan hasilperkebunan ................. 55

3.2.5. Rasio luas serangan OPT Terkendali dan Area terkena DPI Tertanggulangiterhadap Luas Lahan terserang OPT dan Berpotensi Terkena DPI ..................................... 60

3.2.6. Nilai AKIP Direktorat Jenderal Perkebunan Berdasarkan Penilaian Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian ........................ 63

3.2.7. Nilai Kinerja (NK) berdasarkan PMK 249 tahun 2011 (perubahan menjadi PMK 214 tahun 2017) Tentang Pengukuran Kinerja dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian / Lembaga ......................................... 65

3.2.8 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas Layanan Publik Direktorat Jenderal Perkebunan ...................................... 68

3.2.9 Nilai Pemeringkatan Informasi Publik Direktorat Jenderal Perkebunan ............. 71

3.3. Realisasi Anggaran ....................................... 73 3.3.1 Realisasi Anggaran Berdasarkan Kegiatan

Utama ............................................ 73 3.3.2 Penyerapan Anggaran Berdasarkan Jenis

Belanja ........................................... 74 3.3.3 Realisasi Anggaran Berdasarkan Output

Kegiatan Ditjen. Perkebunan ................. 75 3.3.4 Realisasi Anggaran Berdasarkan Satker

Lingkup Ditjen. Perkebunan .................. 77 3.3.5 Permasalahan Umum Realisasi Anggaran

Tahun 2019 ...................................... 78

Page 5: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

iv Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

BAB IV PENUTUP ........................................................ 81 4.1. Kesimpulan Umum ...................................... 81 4.2. Rencana Tindak Strategis .............................. 86

Page 6: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

v Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

DAFTAR TABEL Tabel 1 : Distribusi Pegawai Berdasar Golongan .................. 13

Tabel 2 : Pegawai berdasarkan Gender / Jenis Kelamin ......... 13

Tabel 3 : Pegawai Berdasar Pendidikan ............................ 13

Tabel 4 : Sasaran program, Indikator Kinerja Sasaran Program (IKSP) dan Target Kinerja Tahun 2015-2019 ............ 21

Tabel 5 : Kegiatan Utama Ditjen Perkebunan dan Dukungan Anggaran Tahun 2019 ...................................... 30

Tabel 6 : Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019 ................................... 33

Tabel 7 : Capaian Kinerja Ditjen Perkebunan Tahun 2018 berdasarkan Perjanjian Kerja ........................... 36

Tabel 8 : Analisis Realisasi Produksi Gula Tebu Tahun 2015-2019 ................................................................. 39

Tabel 9 : Rekomendasi dan Solusi Akar Permasalahan terkait Gula Tebu ................................................... 43

Tabel 10 : Analisis Efisiensi Atas Penggunaan Sumberdaya Kegiatan Mendukung Dalam Mencapai Produksi Gula Tebu Tahun 2019 ........................................... 45

Tabel 11 : Capaian Kinerja Peningkatan Volume Ekspor Komoditas Strategis Komoditas Perkebunan ........... 48

Tabel 12 : Realisasi Kinerja Volume Ekspor Komoditas Perkebunan Tahun 2019 dibanding Tahun lalu dan beberapa tahun sebelumnya .............................. 49

Tabel 13 : Analisis Akar Permasalahan Turunnya Volume Ekspor Komoditas Perkebunan Tahun 2019 … ................... 51

Tabel 14 : Analisis Efisiensi Atas Penggunaan Sumberdaya Kegiatan Pendukung Dalam Mencapai Sasaran Kegiatan dan Indikator Sasaran Kegiatan Pertumbuhan Volume Ekspor Untuk Produk Perkebunan Tahun 2019 ......... 52

Tabel 15 : Evaluasi dan Analisis Rasio Pemenuhan Kebutuhan Komoditas Perkebunan Untuk Kebutuhan Dalam Negeri Tahun 2019 .................................................. 54

Tabel 16 : Evaluasi dan Analisis Terhadap Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Rasio Pengajuan Alat Mesin Pertanian

Page 7: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

vi Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

(Alsintan) Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Perkebunan .................................................. 56

Tabel 17 : Analisis Efisiensi Atas Penggunaan Sumberdaya Kegiatan Pendukung Dalam Mencapai Sasaran Kegiatan dan Indikator Sasaran Kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2019 ......... 59

Tabel 18 : Evaluasi dan Analisis Rasio Serangan OPT Terkendali dan Area Terkenan DPI tertanggulangi terhadap Luas Lahan terserang OPT dan Berpotensi Terkena DPI Tahun 2019 .................................................. 60

Tabel 19 : Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumberdaya (penggunaan anggaran) dan analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Capaian ataupun kegagalan .......... 62

Tabel 20 : Evaluasi dan Analisis Realisasi Nilai AKIP yang diberikan oleh Itjen Kementerian Pertanian pada Tahun 2015–2019……………………………………………… 63 Tabel 21 : Evaluasi dan Analisis Nilai Kinerja (NK) Ditjen

Perkebunan Tahun 2015-2019 ............................ 66 Tabel 22 : Evaluasi dan Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat

(IKM) Atas layanan Publik Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019 ............................ 68

Tabel 23 : Analisis Efisiensi Atas Penggunaan Sumberdaya

Kegiatan Utama dalam Mencapai target Indikator Kinerja Kegiatan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Atas Pelayanan Publik Ditjen Perkebunan ............. 70

Tabel 24 : Evaluasi dan Analisis NPIP Ditjen Perkebunan Tahun

2015-2019 .................................................... 71 Tabel 25 : Realisasi dan Capaian Fisik Kegiatan Ditjen

Perkebunan Tahun 2019 Berdasarkan Kegiatan Utama 72 Tabel 26 :Serapan dan Capaian Fisik Kegiatan Ditjen Perkebunan

Tahun 2019 Berdasarkan Jenis Belanja ................. 73

Page 8: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

vii Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Struktur Organisasi Ditjen Perkebunan .......... 87

Lampiran 2 : Perjanjian Kinerja Ditjen Perkebunan ........... 91

Lampiran 3 :Indikator Sasaran Program (SP) dan Indikator Kinerja Sasaran Program (IKSP) .................. 92

Lampiran 4 : Realisasi Berdasarkan Output Kegiatan Ditjen Perkebunan Tahun 2019 ............................ 94

Lampiran 5 : Realisasi Berdasarkan Satker Lingkup Ditjen Perkebunan Tahun 2019 ............................ 96

Lampiran 6 : Hasil Reviu Lakin Ditjen. Perkebunan Tahun 2019 ................................................... 104

Page 9: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

1 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan perkebunan sebagai bagian integral dari pembangunan

pertanian dan pembangunan nasional merupakan salah satu potensi

strategis dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Oleh karenanya pengelolaannya harus diselaraskan dengan upaya

pengelolaan sumber daya alam dan pemeliharaan daya dukungnya agar

bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke-

generasi. Pada Tahun 2015-2019, sub sektor perkebunan masih menjadi

sub sektor penting dalam peningkatan perekonomian nasional. Peran

strategis sub sektor perkebunan baik secara ekonomis, ekologis maupun

sosial budaya ini digambarkan melalui kontribusinya dalampenyumbang

PDB; nilai investasi yang tinggi dalam membangun perekonomian

nasional; berkontribusi dalam menyeimbangkan neraca perdagangan

komoditas pertanian nasional; sumber devisa negara dari komoditas

ekspor; berkontribusi dalam peningkatan penerimaan negara dari cukai,

pajak ekspor dan bea keluar; penyediaan bahan pangan dan bahan baku

industri; penyerap tenaga kerja; sumber utama pendapatan masyarakat

pedesaan, daerah perbatasan dan daerah tertinggal; pengentasan

kemiskinan; penyedia bahan bakar nabati dan bioenergy yang bersifat

terbarukan, berperan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca serta

berkontribusi dalam pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup

dengan mengikuti kaidah-kaidah konservasi. Sejalan dengan berbagai

kontribusi sub sektor perkebunan tersebut maka segala bentuk usaha

budidaya perkebunan harus mengedepankan keseimbangan pengelolaan

sumber daya alam, sumber daya manusia dan alat/sarana prasarana input

produksi melalui kegiatan penyelenggaraan perkebunan yang memenuhi

kaidah pelestarian lingkungan hidup. Hal tersebut dijelaskan dalam

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan.

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014, juga menyatakan bahwa

perkebunan adalah segala kegiatan pengelolaan sumber daya alam,

sumber daya manusia, sarana produksi, alat dan mesin, budidaya, panen,

pengolahan dan pemasaran terkait tanaman perkebunan. Dengan

pengertian yang luas tersebut, penyelenggaraan perkebunan mengemban

amanat yang berat dalam mendukung pembangunan nasional. Amanat

tersebut mengharuskan penyelenggaraan perkebunan ditujukan untuk (1)

meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat; (2) meningkatkan

Page 10: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

2 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

sumber devisa negara; (3) menyediakan lapangan kerja dan kesempatan

berusaha; (4) meningkatkan produksi, produktivitas, kualitas, nilai

tambah, daya saing dan pangsa pasar; (5) meningkatkan dan memenuhi

kebutuhan konsumsi serta bahan baku industri dalam negeri; (6)

memberikan perlindungan pada pelaku usaha perkebunan dan

masyarakat; (7) mengelola dan mengembangkan sumber daya perkebunan

secara optimal, bertanggung jawab dan lestari, dan (8) meningkatkan

pemanfaatan jasa perkebunan.

Dalam era otonomi daerah dan desentralisasi fiskal perencanaan dan

penganggaran diamanatkan mengikuti pembagian kewenangan pusat dan

daerah sesuai UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Pemerintah pusat dan daerah memiliki kewenangan dan tanggung jawab

masing-masing dalam pembangunan.

Undang-undang tersebut memasukkan bidang-bidang terkait sub sektor

perkebunan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah seperti tenaga

kerja, statistik, pemberdayaan masyarakat dan desa, pangan, lingkungan

hidup dan pertanahan sebagai urusan wajib yang tidak terkait pelayanan.

lmplikasi penetapan urusan pertanian sebagai urusan pemerintah bersifat

pilihan khususnya sub sektor perkebunan yang memiliki kekhasan

komoditas sesuai potensi unggulan daerah adalah akan membuka peluang

negosiasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk

menentukan pembagian kewenangan sub sektor perkebunan yang tepat

dan disesuaikan dengan kebijakan program, anggaran dan regulasi yang

efektif dan efisien.

Pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi serta pengelolaan

sumberdaya, kebijakan dan program bagi instansi pemerintah,

diwujudkan melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP) yang memadai. SAKIP yang memadai harus mengandung unsur

Perencanaan Kinerja (Renstra, RKT, PK), Pengukuran Kinerja, Laporan

Kinerja dan Evaluasi Pemanfaatan Informasi Kinerja. Hal ini tertuang di

dalamPeraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014, tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

Laporan Kinerja (LAKIN) sebagai salah satu unsur penting dalam SAKIP

disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi (MENPAN &RB) Nomor 53 Tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata

Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dengan Format yang

terdiri dari: 1) Bab I Pendahuluan; 2) Bab II Perencanaan Kinerja; 3) Bab

Page 11: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

3 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

III Akuntabilitas Kinerja yang meliputi: (a) Capaian Kinerja Organisasi

sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi dengan melakukan

analisis capaian kinerja; (b) Realisasi Anggaran yang digunakan dan telah

digunakan sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja; 4) Bab IV Penutup

dan Lampiran. Didalam Bab III diwajibkan membahas 1) capaian terhadap

target tahun ini; 2) capaian kinerja dibandingkan dengan tahun

lalu/beberapa tahun sebelumnya; 3) capaian kinerja terhadap Rentra dan

PK; 4) membandingkan capaian kinerja dengan standar Nasional; 5)

analisis keberhasilan dan penyebab kegagalan; analisis atas efesiensi

penggunaan sumberdaya; 7) analisis program/kegiatan yang menunjang

keberhasilan pencapaian kinerja.

1.2. Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri PertanianNomor:

43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 3Agustus 2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kemeterian Pertanian terkait nomenklatur organisasi

Direktorat Jenderal Perkebunan, dalam melaksanakan tugasnya,

Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai tugas “perumusan dan

pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi dan produktivitas

tebu dan tanaman perkebunan standarisasi teknis di bidang

perkebunan”. Untuk pelaksanaan tugas tersebut, Direktorat Jenderal

Perkebunan menyelenggarakan fungsi:

1) Perumusan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan,

dan pascapanen perkebunan, pengolahan, pemasaran hasil,

pengembangan bahan baku bio energi, pembinaan usaha perkebunan

berkelanjutan, serta pengendalian hama penyakit dan perlindungan

perkebunan;

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya,

perlindungan, dan pascapanen perkebunan, pengolahan, pemasaran

hasil, pengembangan bahan baku bio energi, pembinaan usaha

perkebunan berkelanjutan, serta pengendalian hama penyakit dan

perlindungan perkebunan;

3) Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, di bidang

perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen perkebunan,

pengolahan, pemasaran hasil, pengembangan bahan baku bio energi,

pembinaan usaha perkebunan berkelanjutan, serta pengendalian

hama penyakit dan perlindungan perkebunan;

4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan,

budidaya, perlindungan, dan pascapanen perkebunan, pengolahan,

Page 12: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

4 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

pemasaran hasil, pengembangan bahan baku bio energi, pembinaan

usaha perkebunan berkelanjutan, serta pengendalian hama penyakit

dan perlindungan perkebunan;

5) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perkebunan;

6) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri

Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Perkebunan terdiri dari

Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat Perbenihan, Direktorat

Tanaman Semusim dan Rempah, Direktorat Tanaman Tahunan dan

Penyegar, Direktorat Perlindungan Perkebunan dan Direktorat

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan. Struktur organisasi Ditjen

perkebunan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 1.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian tersebut maka tugas dan fungsi

dari masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut:

1) Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan, mempunyai tugas

memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit

organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Perkebunan. Dalam

melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal

Perkebunan menyelenggarakan fungsi:

a. Koordinasi, penyusunan rencana dan program, anggaran, serta

kerjasama di bidang perkebunan;

b. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan;

c. Evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan

urusan kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan

perundang-undangan, dan pelaksanaan hubungan masyarakat

serta informasi publik;

d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan serta pemberian

layanan rekomendasi di bidang perkebunan;

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Direktur Jenderal

Perkebunan.

2) Direktorat Perbenihan Perkebunan mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

peningkatan penyediaan benih tebu dan tanaman perkebunan lain.

Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Perbenihan Perkebunan

menyelenggarakan fungsi:

a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penilaian varietas dan

pengawasan mutu benih, peningkatan penyediaan benih tanaman

semusim dan rempah, tanaman tahunan dan penyegar serta

penguatan kelembagaan benih;

Page 13: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

5 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

b) Pelaksanaan kebijakan di bidang penilaian varietas dan

pengawasan mutu benih, peningkatan penyediaan benih tanaman

semusim dan rempah, tanaman tahunan dan penyegar, serta

penguatan lembaga benih;

c) Menyusun norma, standar, prosedur, dan kreteria di bidang

penilaian varietas dan pengawasan mutu benih, peningkatan

penyediaan benih tanaman semusim dan rempah, tanaman

tahunan dan penyegar, serta penguatan lembaga benih;

d) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penilaian

varietas dan pengawasan mutu benih, peningkatan penyediaan

benih tanaman semusim dan rempah, tanaman tahunan dan

penyegar, serta penguatan lembaga benih;

e) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang penilaian

varietas dan pengawasan mutu benih, peningkatan penyediaan

benih tanaman semusim dan rempah, tanaman tahunan dan

penyegar, serta penguatan lembaga benih;

f) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbenihan Perkebunan.

3) Direktorat Tanaman Semusim dan rempah, mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan

dibidang peningkatan produksi tanaman tebu, semusim dan rempah

lain. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Tanaman

Semusim menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan produksi,

tanaman tebu dan pemanislainnya, serat dan atsiri, lada, paladan

cengkeh, serta rempah dan semusim lainnya;

b. Pelaksanan kebijakan di bidang peningkatan produksi, tanaman

tebu dan pemanis lainnya, serat dan atsiri, lada, pala dan

cengkeh, serta rempah dan semusim lainnya;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, di bidang

peningkatan produksi, tanaman tebu dan pemanis lainnya, serat

dan atsiri, lada, pala dan cengkeh, serta rempah dan semusim

lainnya;

d. Pengembangan bahan baku bio energi tanaman tebu;

e. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan

produksi, tanaman tebu dan pemanis lainnya, serat dan atsiri,

lada, pala dan cengkeh, serta rempah dan semusim lainnya;

f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

peningkatan produksi, tanaman tebu dan pemanis lainnya, serat

Page 14: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

6 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

dan atsiri, lada, pala dan cengkeh, serta rempah dan semusim

lainnya; dan

g. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Tanaman Semusim dan

rempah.

4) Direktorat Tanaman Tahunan dan Penyegar, mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di

bidang peningkatan produksi tanaman tahunan dan penyegar. Dalam

melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Tanaman Tahunan dan

Penyegar menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan produksi

tanaman karet dan tanaman tahunan lain, tanaman kelapa sawit,

tanaman kelapa dan palma lain, serta tanaman penyegar;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi tanaman

karet dan tanaman tahunan lain, tanaman kelapa sawit, tanaman

kelapa dan palma lain, serta tanaman penyegar;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, di bidang

peningkatan produksi tanaman karet dan tanaman tahunan lain,

tanaman kelapa sawit, tanaman kelapa dan palma lain, serta

tanaman penyegar;

d. Pengembangan bahan baku bio energi kelapa sawit;

e. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan

produksi tanaman karet dan tanaman tahunan lain, tanaman

kelapa sawit, tanaman kelapa dan palma lain, serta tanaman

penyegar;

f. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Tanaman Tahunan dan

Penyegar.

5) Direktorat Perlindungan Perkebunan, mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di

bidang pengendalian hama penyakit dan perlindungan perkebunan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Perlindungan

Perkebunan menyelenggarakan fungsi :

a. Pengelolaan data dan informasi organisme pengganggu tumbuhan;

b. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengendalian organisme

pengganggu tumbuhan;

c. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengendalian organisme

pengganggu tumbuhan tanaman semusim dan rempah, tanaman

tahunan dan penyegar, serta penanggulangan gangguan usaha,

dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran;

Page 15: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

7 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

d. Pelaksanan kebijakan di bidang pengendalian organisme

pengganggu tumbuhan tanaman semusim dan rempah, tanaman

tahunan dan penyegar, serta penanggulangan gangguan usaha,

dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran;

e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, di bidang

pengendalian organisme pengganggu tumbuhan tanaman semusim

dan rempah, tanaman tahunan dan penyegar, serta

penanggulangan gangguan usaha, dampak perubahan iklim dan

pencegahan kebakaran;

f. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengendalian

organisme pengganggu tumbuhan tanaman semusim dan rempah,

tanaman tahunan dan penyegar, serta penanggulangan gangguan

usaha, dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran;

g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan dibidang

pengendalian organisme pengganggu tumbuhan tanaman semusim

dan rempah, tanaman tahunan dan penyegar, serta

penanggulangan gangguan usaha, dampak perubahan iklim dan

pencegahan kebakaran;

h. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan

Perkebunan.

6) Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, mempunyai

tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan di bidang peningkatan pasca panen, pengolahan dan

pemasaran hasil perkebunan. Dalam melaksanakan tugas tersebut,

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan

menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan pasca

panen, pengolahan, standardisasi, penerapan standar mutu, dan

pembinaan usaha, serta pemasaran hasil perkebunan;

b. Pelaksanan kebijakan di bidang peningkatan pasca panen,

pengolahan, standardisasi, penerapan standar mutu, dan

pembinaan usaha, serta pemasaran hasil perkebunan;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

peningkatan pasca panen, pengolahan, standardisasi, penerapan

standar mutu, dan pembinaan usaha, serta pemasaran hasil

perkebunan;

d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan

pasca panen, pengolahan, standardisasi, penerapan standar mutu,

dan pembinaan usaha, serta pemasaran hasil perkebunan;

Page 16: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

8 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

peningkatan pasca panen, pengolahan, standardisasi, penerapan

standar mutu, dan pembinaan usaha, serta pemasaran hasil

perkebunan;

f. Koordinasi perumusan dan harmonisasi standar, serta penerapan

standar mutu di bidang perkebunan; dan

g. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Perkebunan.

7) UPT Pusat yang berada di daerah sebanyak 4 UPT sesuai dengan Surat

Keputusan Menteri Pertanian Nomor:08,09,10,11/Permentan

/OT.140/2/2008, tanggal 9 Pebruari 2008 yaitu: BBPPTP Surabaya,

BBPPTP Medan, dan BBPPTP Ambon. yang statusnya setara Eselon II.b

dan BPTP Pontianak statusnya setara Eselon III.a.

Kedudukan dari Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman

Perkebunan (BBPPTP) adalah sebagai unit pelaksana teknis Direktorat

Jenderal Perkebunan berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Direktur Jenderal Perkebunan, pembinaan teknis bidang

perbenihan dilaksanakan oleh Direktur Tanaman Semusim dan

rempah, Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar, dan bidang

proteksi dilaksanakan oleh Direktur Perlindungan Perkebunan.

Sedangkan untuk Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) adalah

sebagai unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Perkebunan berada

di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal

Perkebunan, pembinaan teknis dilaksanakan oleh Direktur

Perlindungan Perkebunan.

Tugas pokok BBPPTP Surabaya, Medan, dan Ambon adalah

melaksanakan pengawasan, pengembangan pengujian mutu benih,

dan analisis teknis dan pengembangan proteksi tanaman perkebunan,

serta pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen

mutu dan laboratorium. Sedangkan BPTP Pontianak mempunyai tugas

pokok melaksanakan analisis teknis dan pengembangan proteksi

tanaman perkebunan.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut diatas,

BBPPTP Surabaya, Medan, dan Ambon menyelenggarakan fungsi

sebagai berikut:

a. Pengawasan pelestarian plasma nutfah tingkat nasional;

b. Pelaksanaan pengujian mutu benih perkebunan introduksi, eks

impor, dan yang akan di ekspor, serta rekayasa genetika;

Page 17: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

9 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

c. Pelaksanaan pengujian adaptasi (observasi) benih perkebunan

dalam rangka pelepasan varietas;

d. Pelaksanaan penilaian pengujian manfaat dan kelayakan benih

perkebunan dalam rangka penarikan varietas;

e. Pelaksanaan pengujian mutu dan sertifikasi benih perkebunan

dalam rangka pemberian sertifikat layak edar;

f. Pelaksanaan pemantauan benih perkebunan yang beredar lintas

provinsi;

g. Pelaksanaan pengembangan teknik dan metode pengujian mutu

benih perkebunan dan uji acuan (referee fest);

h. Pelaksanaan identifikasi organisme pengganggu tumbuhan (OPT)

perkebunan;

i. Pelaksanaan analisis data serangan dan perkembangan situasi

OPT serta faktor yang mempengaruhi;

j. Pelaksanaan analisis data gangguan usaha perkebunan dan

dampak anomali iklim serta faktor yang mempengaruhi;

k. Pengembangan teknik surveillance OPT penting;

l. Pelaksanaan pengembangan metode pengamatan, model

peramalan taksasi kehilangan hasil, dan teknik pengendalian OPT

perkebunan;

m. Pelaksanaan eksplorasi dan iventarisasi musuh alami OPT

perkebunan;

n. Pelaksanaan pengembangan teknologi perbanyakan , penilaian

kualitas, dan pelepasan agens hayati OPT perkebunan;

o. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi agens hayati OPT

perkebunan;

p. Pelaksanaan pengembangan teknologi proteksi perkebunan yang

berorientasi pada implementasi pengendalian hama terpadu;

q. Pelaksanaan pengujian dan analisis residu pestisida;

r. Pemberian pelayanan teknik kegiatan perbenihan dan proteksi

tanaman perkebunan;

s. Pengelolaan data dan informasi kegiatan perbenihan dan

proteksi tanaman perkebunan;

t. Pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu

dan manajemen laboratorium perbenihan dan proteksi tanaman

perkebunan;

u. Pelaksanaan pengembangan jaringan dan kerjasama

laboratorium perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan;

v. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan

rumah tangga Balai Besar.

Page 18: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

10 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Sedangkan BPTP Pontianak dalam melaksanakan tugasnya,

menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan identifikasi organisme pengganggu tumbuhan (OPT)

perkebunan;

b. Pelaksanaan analisis data serangan dan perkembangan situasi

OPT serta faktor yang mempengaruhi;

c. Pelaksanaan analisis data gangguan usaha perkebunan dan

dampak anomali iklim serta faktor yang mempengaruhi;

d. Pelaksanaan pengembangan teknologi perbanyakan dan

pelepasan agens hayati OPT perkebunan;

e. Pelaksanaan pengembangan metode pengamatan, model

peramalan taksasi kehilangan hasil, dan teknik pengendalian OPT

perkebunan;

f. Pelaksanaan eksplorasi dan iventarisasi musuh alami OPT

perkebunan;

g. Pelaksanaan pengembangan teknologi perbanyakan, penilaian

kualitas, dan pelepasan agens hayati OPT perkebunan;

h. Pelaksanaan pengembangan teknologi proteksi perkebunan yang

berorientasi pada implementasi pengendalian hama terpadu;

i. Pelaksanaan pengujian dan pemanfaatan pestisida nabati;

j. Pemberian pelayanan teknik kegiatan analisis teknis dan

pengembangan proteksi tanaman perkebunan;

k. Pengelolaan data dan informasi kegiatan analisis teknis dan

pengembangan proteksi tanaman perkebunan;

l. Pelaksanaan pengembangan jaringan dan kerjasama

laboratorium perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan;

m. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan

rumah tangga Balai.

1.3. Aspek Strategis Organisasi

Mencermati isu-isu strategis sebagaimana diungkapkan dalam Rancangan

Teknokratik RPJMN 2015-2019 yang meliputi bidang ekonomi, sumber

daya alam dan lingkungan hidup, kesejahteraan rakyat, kewilayahan dan

kedaerahan serta bidang politik, hukum, pertahanan dan keamanan,

maka tantangan ke depan yang akan dihadapi dalam membangun

perkebunan secara garis besar dikelompokkan menjadi 1) tantangan

pembangunan perkebunan dalam ruang lingkup global; 2) tantangan

pembangunan perkebunan dalam ruang lingkup sektor pertanian dan 3)

tantangan pembangunan perkebunan dalam ruang lingkup sub sektor

perkebunan.

Page 19: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

11 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

1.3.1. Tantangan Pembangunan Perkebunan dalam Ruang Lingkup

Global

Tantangan yang akan dihadapi pembangunan perkebunan ke depan dalam

ruang lingkup global terutama berkaitan dengan liberalisasi pasar global

yang dapat diklasifikasikan yaitu:

1. Liberalisasi perdagangan global (implikasi pertemuan WTO, APEC, G20

dan kerjasama bilateral/multilateral/regional lainnya);

2. Kondisi perekonomian global yang menimbulkan gejolak harga

dunia (implikasi negatif era pasar bebas ASEAN/AEC 2015);

3. Tuntutan terhadap atribut mutu/kualitas produk (implikasi dari

tuntutan daya saing komoditas);

4. Perubahan iklim akibat pemanasan global (implikasi terhadap

munculnya bencana alam dan peningkatan serangan 0PT);

5. Dukungan terhadap optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam dan

lingkungan hidup (implikasi terhadap pembangunan perkebunan

berkelanjutan yang berwawasan lingkungan);

6. Tingginya tingkat permintaan akibat ledakan jumlah penduduk dan

urbanisasi (implikasi terhadap ketersediaan bahan baku);

7. Aspek distribusi/pengangkutan dan pemasaran (implikasi dari

globalisasi produksi dan pasar)

1.3.2. Tantangan Pembangunan Perkebunan dalam Ruang Lingkup

Sektor Pertanian

Tantangan yang akan dihadapi pembangunan perkebunan ke depan dalam

ruang lingkup sektor pertanian terutama berkaitan dengan kondisi

pertanian secara umumdapat diklasifikasikan yaitu:

1. Kondisi keberlangsungan kelembagaan petani/pekebun (implikasi

lemahnya posisi tawar lembaga petani/pekebun);

2. Penurunan minat generasi muda terhadap budidaya pertanian/

perkebunan (implikasi terbatasnya sumber daya insani (SOl)

pertanian/perkebunan);

3. Kondisi permodalan dan akses kredit usaha (implikasi

pengembangan usaha agribisnis pertanian/ perkebunan);

4. Dukungan ketersediaan infrastruktur dan sarana prasarana pertanian/

perkebunan (implikasi terhadap daya dukung usaha agribisnis

pertanian/ perkebunan);

5. Penurunan kehilangan hasil (implikasi penanganan pascapanen yang

baik);

Page 20: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

12 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

6. Kecukupan pangan bergantung impor (implikasi kebijakan

ketahanan dan kedaulatan pangan);

7. Desentralisasi pengembangan pertanian/ perkebunan (implikasi dari

pemusatan pembangunan pertanian/ perkebunan di Pulau Jawa);

8. Tuntutan atas penerapan otonomi daerah (implikasi terhadap

pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah pusat, pemerintah

daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota);

9. Ketidaksinambungan kebijakan/regulasi serta koordinasi lintas

sektoral dan daerah (implikasi tumpang tindih kebijakan/regulasi

lintas sektor).

1.3.3. Tantangan Pembangunan Perkebunan dalam Ruang Lingkup

Sub Sektor Perkebunan

Tantangan yang akan dihadapi pembangunan perkebunan ke depan dalam

ruang lingkup sub sektor perkebunan terutama berkaitan dengan kondisi

perkebunan secara khusus dari aspek hulu dan hilirdapat diklasifikasikan

yaitu:

1. Ketersediaan benih dan sarana produksi (implikasi peningkatan

produksi dan produktivitas tanaman perkebunan berkelanjutan);

2. Keterbatasan, penurunan kualitas, status kepemilikan, persaingan

pemanfaatan, degradasi dan konversi/ alih fungsi lahan (implikasi

permasalahan umum sumber daya lahan berkelanjutan);

3. Pemberdayaan pekebun (implikasi peningkatan kemampuan

pekebun dalam usaha agribisnis perkebunan);

4. Kondisi pertanaman perkebunan (implikasi banyaknya tanaman tua

dan tanaman dengan produktivitas rendah);

5. Anomali Iklim sebagai penyebab tidak stabilnya jadwal tanam dan

jadwal panen.

5. Tuntutan penerapan konsep pembangunan perkebunan

berkelanjutan yang berwawasan lingkungan (implikasi dari

pemberlakuan ISPO);

6. Tuntutan pengaturan perizinan usaha perkebunan (implikasi

reformasi birokrasi perizinan dalam era otonomi daerah);

7. Konflik dan gangguan usaha perkebunan (implikasi keamanan,

kenyamanan berusaha serta penciptaan minat dan iklim investasi).

Page 21: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

13 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

1.4. Aspek Sumber Daya Manusia

Pegawai Direktorat Jenderal Perkebunan sampai dengan 30 Desember 2019

berjumlah sebanyak 963 orang yang tersebar pada 6 unit kerja eselon II di

Kantor Pusat dan 4 Unit Pelaksana Teknis (3 BBPPTP& 1 BPTP). Data

pegawai didasarkan pada Golongan Kepangkatan, didasarkan pada

Gender/Jenis Kelamin dan didasarkan pada Pendidikanbeserta

persebarannya dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1. Distribusi Pegawai Berdasar Golongan

Tabel 2. Pegawai berdasar Gender/Jenis Kelamin

Tabel 3. Pegawai Berdasar Pendidikan

Page 22: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

14 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1. Perencanaan Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019

Rencana Strategis (Renstra) Ditjen. Perkebunan Tahun 2015-2019 disusun

dengan mengacu pada arah dan kebijakan pembangunan nasional

sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2015-2019 sesuai amanat

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019. Arah kebijakan umum

pembangunan nasional Tahun 2015-2019 adalah 1) meningkatkan

pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan; 2) meningkatkan

pengelolaan dan nilai tambah sumber daya alam yang berkelanjutan; 3)

mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan

pemerataan; 4) meningkatkan kualitas lingkungan hidup, mitigasi

bencana alam dan penanganan perubahan iklim; 5) penyiapan landasan

pembangunan yang kokoh; 6) meningkatkan kualitas sumber daya

manusia dan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan; dan 7)

mengembangkan dan memeratakan pembangunan daerah. Untuk

mewujudkan hal tersebut, pemerintah menetapkan 9 Agenda Prioritas

NAWACITA sebagai jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat

secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam

kebudayaan.

Amanat pembangunan nasional dalam 9 Agenda Prioritas NAWACITA yang

wajib dilaksanakan Ditjen. Perkebunan dalam pengembangan perkebunan

Tahun 2015-2019 sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2015-2019

mencakup 2 agenda prioritas diantaranya 1) meningkatkan produktivitas

rakyat dan daya saing di pasar Internasional dengan sub agenda prioritas

akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan

agroindustri berbasis komoditas perkebunan; dan 2) mewujudkan

kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis

ekonomi domestik dengan sub agenda peningkatan kedaulatan pangan.

Selain itu agenda prioritas terkait membangun Indonesia dari pinggiran

dengan memperkuat daerah-daerah (perbatasan, daerah tertinggal dan

daerah kawasan timur Indonesia) dan desa dalam kerangka negara

kesatuan menjadi salah satu arah kebijakan yang akan diprioritaskan

Ditjen. Perkebunan melalui kegiatan sistematik.

Page 23: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

15 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Sasaran pokok sub agenda prioritas peningkatan agroindustry adalah

peningkatan produksi komoditas andalan dan prospektif ekspor

perkebunan seperti kelapa sawit, karet, kakao, teh, kopi dan kelapa

serta mendorong berkembangnya agroindustri di perdesaan. Sedangkan

sasaran pokok sub agenda prioritas peningkatan kedaulatan pangan

adalah tercapainya peningkatan ketersediaan pangan dari tebu yang

bersumber dari produksi dalam negeri untuk memenuhi konsumsi gula

rumah tangga dan industri rumah tangga.

Secara umum pengembangan komoditas perkebunan difokuskan pada 16

komoditas unggulan yaitu Tebu, Kelapa Sawit, Karet, Kelapa, Kakao,

Kopi, Lada, Teh, Pala, Cengkeh, Jambu Mete, Sagu, Kemiri Sunan, Kapas,

Tembakau dan Nilam. Penentuan komoditas tersebut sesuai dengan

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 511/Kpts/PD.310/9/2006 tentang

jenis komoditas tanaman binaan Direktorat Jenderal Perkebunan,

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal

Hortikultura serta Keputusan Menteri Pertanian

Nomor3399/Kpts/PD.310/10/2009 tentang perubahan lampiran I dari

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 511/Kpts/PD.310/9/2006. Arah

pengembangan komoditas-komoditas tersebut dicapai melalui program

peningkatan produksi dan produktivitas dengan implementasi kegiatan

seperti rehabilitasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi yang

didukung oleh penyediaan benih bermutu, pemberdayaan pekebun dan

penguatan kelembagaan, pembangunan dan pemeliharaan kebun sumber

benih, penanganan pascapanen, pembinaan usaha, pengolahan produksi,

pemasaran produksi dan perlindungan perkebunan serta pemberian

pelayanan berkualitas dibidang manajemen dan kesekretariatan.

Komoditas-komoditas unggulan perkebunan yang masih dalam tahap

inisiasi tetap dikembangkan dan difasilitasi Ditjen. Perkebunan yang

diarahkan untuk pemenuhan standar pelayanan minimum (SPM) yang

meliputi penyediaan benih/ varietas unggul, pembangunan/

pemeliharaan kebun sumber benih (demplot, kebun induk, kebun entres

dan lain-lain), pengendalian OPT, pasca panen, pengolahan dan

pemasaran, pemberdayaan pekebun, peningkatan kapasitas sumber daya

insani (SDI) dan penguatan kelembagaan.

Sasaran strategis Ditjen. Perkebunan Tahun 2015-2019 yang selaras

dengan kebijakan Kementerian Pertanian sebagaimana tertuang dalam

Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019 adalah mendukung: 1)

peningkatan produksi gula; 2) pengembangan komoditas bernilai tambah;

3) penyediaan bahan baku bioindustri dan bio energi; 4) peningkatan

Page 24: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

16 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

sumberdaya insani; 5) peningkatan kualitas aparatur dan layanan

kelembagaan pertanian; 6) peningkatan akuntabilitas kinerja

Kementerian Pertanian; 7) peningkatan pendapatan petani.

2.1.1. Visi Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019

Dalam rangka mendukung Visi Pembangunan Nasional Tahun 2015- 2019

yaitu "Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian

Berlandaskan Gotong-Royong" dan Visi Kementerian Pertanian Tahun

2015-2019 yaitu terwujudnya kedaulatan pangan dan kesejahteraan

petani maka Direktorat Jenderal Perkebunan menetapkan Visi Direktorat

Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019 yaitu "Menjadi Direktorat Jenderal

yang profesional dalam mewujudkan peningkatan produksi komoditas

perkebunan secara optimal, berdaya saing dan bernilai tambah tinggi

untuk kesejahteraan pekebun”.

2.1.2. Misi Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019

Mengacu pada misi pembangunan nasional dan Kementerian Pertanian

maka misi pembangunan perkebunan ditetapkan sebagai berikut:

1) Mewujudkan peningkatan produksi tanaman perkebunan secara

berkelanjutan.

2) Mewujudkan pelayanan prima dan berkualitas dibidang manajemen

dan kesekretariatan.

3) Mewujudkan peningkatan penyediaan teknologi dan penerapan pasca

panen dan pengolahan hasil perkebunan secara berkelanjutan.

4) Menyediakan fasilitas pembinaan dan penanganan usaha perkebunan

berkelanjutan serta penanganan gangguan usaha dan konflik

perkebunan.

5) Mewujudkan sistem perlindungan perkebunan dan penanganan dampak

perubahan iklim yang terpadu, terintegrasi dan berkelanjutan.

6) Mewujudkan integrasi antar pelaku usaha budidaya tanaman

perkebunan dengan pendekatan kawasan.

7) Mendorong upaya pemberdayaan petani dan penumbuhan

kelembagaan petani.

8) Mendorong upaya penerapan budidaya tanaman perkebunan dengan

baik dan berwawasan lingkungan.

9) Mewujudkan sistem pertanian bio-industry berbasis pengembangan

komoditas perkebunan.

Page 25: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

17 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

10)Mendorong pengembangan produk perkebunan di tataran domestik

dan internasional yang berkualitas dan berdaya saing.

2.1.3. Tujuan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019

Mengacu pada sasaran utama serta analisis yang hendak dicapai serta

mempertimbangkan lingkungan strategis dan tantangan-tantangan yang

akan dihadapi bangsa Indonesia kedepan, maka tujuan pembangunan

nasional diimplementasikan ke dalam arah kebijakan umum untuk

mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional dan pembangunan

pertanian pada periode jangka menengah Tahun 2015- 2019, maka

Direktorat Jenderal Perkebunan menetapkan tujuan Direktorat Jenderal

Perkebunan dalam pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019 yang

akan dicapai sesuai dengan penetapan Visi, Misi serta tugas dan fungsi

organisasi sebagai berikut :

1) Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan melalui

rehabilitasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi yang

didukung oleh penyediaan benih unggul, bermutu dan bersertifikat,

sarana produksi dan alat mesin pertanian/pengolahan/pascapanen

serta pembangunan kebun sumber benih tanaman perkebunan.

2) Memberikan pelayanan perencanaan, program, anggaran, kerjasama

teknis, administrasi keuangan, aset, umum, organisasi, tata laksana,

kepegawaian, hukum, humas, administrasi perkantoran, evaluasi

pelaksanaan kegiatan dan penyediaan data serta informasi yang

berkualitas.

3) Melakukan pengembangan komoditas perkebunan sumber bio-energi,

sistem pertanian polikultur serta penerapan integrasi tanaman

perkebunan dalam mendukung pengembangan sistem pertanian bio-

industry melalui pendekatan zero waste management.

4) Melakukan pengembangan pemasaran produk unggulan perkebunan

yang berdaya saing dan bernilai tambah tinggi yang meliputi bidang

informasi, pemantauan dan stabilitas harga, sarana dan kelembagaan

pasar, jaringan pemasaran, analisis, dan pengembangan ekspor,

pemasaran bilateral/regional/multilateral dan kerjasama komoditas.

2.1.4. Arah Kebijakan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019

Arah kebijakan Pembangunan Perkebunan ditetapkan Dalam rangka

mendukung arah kebijakan Pembangunan Nasional Tahun 2015-2019

dankebijakan Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019.Arah kebijakan

Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019 sebagai dasar

Page 26: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

18 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

pelaksanaan strategi, program dan kegiatan Direktorat Jenderal

Perkebunan Tahun 2015-2019 ditetapkan menjadi Arah Kebijakan Umum

dan Arah Kebijakan Khusus.

Arah kebijakan umum ditetapkan dalam rangka mendukung program

Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019 yaitu peningkatan

produksi komoditas perkebunan berkelanjutan, Arah kebijakan umum

Pembangunan Perkebunan Tahun 2015-2019 yaitu:

1. Pengembangan komoditas perkebunan strategis

a. Kebijakan penerapan budidaya yang abaik (GAP)

b. Kebijakan perkaretan Internasional (ITRC)

c. Kebijakan sinergitas BPDP kelapa sawit dan peremajaan kelapa

sawit rakyat

d. Kebijakan moratorium Alih Fungsi Hutan Alam dikonversi menjadi

lahan perkenbunan kelapa sawit

e. Kebijakan penanganan standarisasi mutu dan pembinaan usaha

perkebunan.

f. Kebijakan pengembangan potensi produk/komoditas perkebunan

ter-indikasi geografis (IG)

2. Pengembangan kawasan berbasis komoditas unggulan perkebunan

3. Pengembangan dan penguatan sistem pembiayaan perkebunan

4. Pengembangan sarana prasarana dan infrastruktur pendukung usaha

agribisnis prkebunan

5. Perlindungan, pelestarian, pemanfaatan dan pengelolaan lingkungan

hidup

6. Peningkatan upaya adaptasi, mitigasi bencana, perubahan iklim dan

perlindungan perkebunan

7. Peningkatan penerapan dan penanganan pascapanen, pengolahan dan

fasilitasi pemasaran komoditas perkebunan

8. Dukungan pengelolaan dan pelaksanaan program tematik

pembangunan perkebunan

9. Penguatan tata kelola kepemerintahan yang baik dan reformasi

birokrasi sebagai dasar pelayanan prima.

Arah kebijakan khusus adalah arah kebijakan pembangunan perkebunan

Tahun 2015-2019 yang ditetapkan dalam rangka mendukung pencapaian

sasaran strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019 yaitu:

1. Pemenuhan penyediaan bahan baku tebu dalam rangka peningkatan

produksi gula nasional.

2. Peningkatan komoditas perkebunan bernilai tambah dan berorientasi

ekspor dalam mewujudkan daya saing sub sektor perkebunan.

Page 27: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

19 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

3. Pemenuhan penyediaan bahan baku bio-energy dan pengembangan

fondasi sistem pertanian bio-industry.

4. Pengembangan sumber daya insani (SDI) perkebunan.

5. Penguatan kelembagaan pekebun dan kemitraan usaha perkebunan.

6. Akuntabilitas kinerja aparatur pemerintahan yang baik.

7. Peningkatan pendapatan keluarga pekebun.

2.1.5. Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan

Dalam RPJMN Tahun 2015-2019 ditetapkan 9 agenda prioritas NAWACITA

yang menunjukkan sasaran prioritas pembangunan nasional dalam

mewujudkan jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara

politik, mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam

kebudayaan. Perumusan agenda prioritas NAWACITA yang menjadi tugas

dan fungsi Direktorat Jenderal Perkebunan adalah mewujudkan

kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor strategis ekonomi

domestik melalui peningkatan kedaulatan pangan dengan sasaran

produksi gula Tahun 2019 mencapai 3,00 juta ton. Selain itu agenda

prioritas terkait akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional melalui

peningkatan agroindustri berbasis komoditas perkebunan dengan sasaran

produksi Tahun 2019 untuk komoditas kelapa sawit sebesar36,42 juta ton

CPO; komoditas karet sebesar 3,81 juta ton karet kering; komoditas

kakao sebesar 961 ribu ton biji kering; komoditas teh sebesar 162,7 ribu

ton daun kering; komoditas kopi sebesar 778 ribu ton kopi berasan; dan

komoditas kelapa sebesar 3,49 juta ton setara kopra.

Untuk mendukung pencapaian sasaran strategis nasional dan sasaran

strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019, sesuai tugas dan

fungsinya, Direktorat Jenderal Perkebunan menetapkan sasaran

strategisnya untuk periode 2015-2019 yang difokuskan pada peningkatan

produksi dan produktivitas 16 komoditas strategis yangmenjadi

unggulan nasional perkebunan. Implementasi dukungan Direktorat

Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019 dalam pencapaian 7 sasaran

strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019 yaitu:

a. Meningkatnya pendapatan petani

b. Meningkatnya ketahanan pangan nasional

c. Meningkatnya nilai tambah dan daya saing komoditas pertanian

nasional

d. Terpenihinya kebutuhan pangan strategis nasional

e. Terjaminnya kualitas dan keamanan pangan sytrategis nasional

f. Stabilnya harga komoditas pertanian strategis

Page 28: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

20 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

g. Dimanfaatkannya inovasi teknologi

h. Tersedianya infrastruktur pertanian yang sesuai kebutuhan

i. Terkendalinya penyebaran OPT dan DPI pada tanaman

j. Meningkatnya penerapan pengelolaan pertanian terpadu di pedesaan

k. Meningkatnya kualitas kelembagaan petani nasional

l. Terwujudnya reformasi birokrasi di lingkungan Kementan.

Strategi pelaksanaan program dan kegiatan terhadap pencapaian arah

dan kebijakan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019 yang

ditetapkan Direktorat Jenderal Perkebunan. Strategi pembangunan

perkebunan 5 tahun mendatang dapat dibagi menjadi Strategi Umum dan

Strategi Khusus.

Strategi umum pembangunan perkebunan 5 tahun mendatang adalah:

1) Strategi pengembangan komoditas perkebunan strategis;

2) Strategi pengembangan kawasan berbasis komoditas perkebunan

unggulan nasional;

3) Strategi pengembangan dann penguatan sistem pembiayaan

perkebunan;

4) Strategi pengembangan sarana prasarana dan infrastruktur

pendukung usaha perkebunan;

5) Strategi perlindungan, pelestarian, pemanfaatan dan pengelolaan

lingkungan hidup;

6) Strategi peningkatan upaya adaptasi, mitigasi bencana, perubahan

iklim dan perlindungan perkebunan;

7) Strategi peningkatan penerapan dan penanganan pascapanen,

pengolahan dan fasilitasi pemasaran komoditas perkebunan

8) Strategi dukungan pengelolaan dan pelaksanaan program tematik

pembangunan perkebunan;

9) Strategi penguatan tata kelola kepemerintahan yang baik dan

reformasi birokrasi sebagai dasar petayanan prima;

10) Stategi pemenuhan penyediaan bahan baku tebu dalam rangka

peningkatan produksi gula nasional

11) Strategi peningkatan komoditas perkebunan bernilai tambah dan

berorientasi ekspor dalam mewujudkan daya saing komoditas

perkebunan

12) Strategi pemenuhan penyediaan bahan baku bio-energy dan

pengembangan fondasi system pertanian bio-industry

13) Strategi pengembangan sumberdaya insani perkebunan (SDI)

14) Strategi penguatan kelembagaan pekebun dan kemitraan usaha

perkebunan

Page 29: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

21 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

15) Strategi akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang baik

16) Strategi peningkatan pendapatan keluarga pekebun

Strategi khusus pembangunan perkebunan 5 tahun mendatang adalah:

1) Strategi pemenuhan penyediaan bahan baku Tebu dalam rangka

peningkatan produksi gula nasional;

2) Strategi peningkatan komoditas perkebunan bernilai tambah dan

berorientasi ekspor dalam mewujudkan daya saing komoditas

perkebunan;

3) Strategi pemenuhan penyediaan bahan baku bio-energy dan

pengembangan fondasi sistem pertanian bio-industry;

4) Strategi pengembangan sumberdaya insani pekebunan (SDI);

5) Strategi penguatan kelembagaan pekebun dan kemitraan usaha

perkebunan;

6) Strategi akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang baik;

7) Strategi peningkatan pendapatan keluarga pekebun.

2.1.6. Program Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2017-2019

Sesuai hasil analisis terhadap potensi, permasalahan, peluang dan

tantangan pembangunan perkebunan ditetapkan bahwa program

pembangunan perkebunan Tahun 2017-2019 yang menjadi tanggung

jawab Direktorat Jenderal Perkebunan adalah "peningkatan produksi

tanaman perkebunan berkelanjutan" dengan 9 Indikator Kinerja

Sasaran Program (IKSP) sebagaimana tabel 4.

Tabel 4. Sasaran Program, Indikator Kinerja Sasaran Program (IKSP) Dan Target Kinerja Tahun 2017-2019.

NO. SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA SASARAN PROGRAM (IKSP) TARGET RENSTRA

2017 2018 2019

1 Terpenuhinya Kebutuhan Pangan Strategis

Produksi Gula Tebu (Juta Ton GKP) 2,40 2,80 3,00

2 Meningkatnya Nilai Tambah dan Daya Saing Komoditas Pertanian Perkebunan

Pertumbuhan Volume Ekspor untuk Produk Perkebunan (%) 6,06 4,57 3,82

Rasio Pemenuhan Komoditas Perkebunan untuk Industri Dalam Negeri (%)

30,00 35,00 40,00

3 Tersedian Infrastruktur Pertanian Pasca Panen

Rasio Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanan (ALSINTAN) Berdasarkan Kebutuhan (Pasca Panen Perkebunan %)

100,00 100,00 100,00

4 Terkendalinya Penyebaran OPT dan Tertanggulangi DPI pada Tanaman Perkebunan

Rasio Luas Serangan OPT Terkendali dan Area Terkena DPI Tertanggulangi terhadap Luas Lahan Terserang OPT Berpotensi Terkena DPI

1,05 1,60 1,60

5 Terwujudnya Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Linkungan Direktorat Jenderal Perkebunan

Nilai AKIP Direktorat Jenderal Perkebnan Berdasarkan Penilaian Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian (Skore Nilai SAKIP)

82,00 83,00 84,00

Nilai Kinerja (NK) (berdasarkan PMK 249/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga) (%)

85,00 90,00 92,00

6 Meningkatnya Kualitas Layanan dan Informasi Publik Direktorat Jenderal Perkebunan

Indeks Kepuasan Masyrakat (IKM) atas Layanan Publik Direktorat Jenderal Perkebunan (Nilai Skala Likert 1-4)

3,00 3,00 3,00

Nilai Pemeringkatan Informasi Publik Direktorat Jenderal Perkebuna (Skore Nilai)

65,00 70,00 75,00

Sumber: Renstra Ditjen Perkebunan Tahun 2015-2019.

Page 30: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

22 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Untuk mencapai proyeksi tersebut, program Direktorat Jenderal

Perkebunan Tahun 2017-2019 lebih diprioritaskan untuk meningkatkan

produksi dan produktivitas tanaman unggulan perkebunan melalui

intensifikasi, rehabilitasi, ekstensifikasi dan diversifikasi yang didukung

oleh penyediaan benih bermutu, pemberdayaan petani dan penguatan

kelembagaan, pembangunan/ pemeliharaan kebun sumber benih,

penanganan pascapanen, pembinaan usaha dan perlindungan perkebunan

serta pemberian pelayanan berkualitas.

Fasilitasi dan pembinaan baik dukungan kegiatan, pembinaan/

pengawalan/pendampingan, regulasi dan pendanaan didaerah perlu

didukung oleh Pemerintah Daerah setempat melalui SKPD

yangmembidangi perkebunan di provinsi dan kabupaten/kota terhadap

komoditas spesifik dan potensial di wilayahnya masing masing selain

dukungan terhadap pengembangan 16 komoditas unggulan perkebunan

yang ditetapkan dalam Renstra ini yaitu Karet, Kelapa Sawit, Kelapa,

Kakao, Kopi, Lada, Teh, Pala, Tebu dan Cengkeh, Jambu Mete, Sagu,

Kemiri Sunan, Kapas, Tembakau dan Nilam.

2.1.7. Agenda Prioritas NAWACITA Tahun 2015-2019

NAWACITA sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2015-2019

mengamanatkan Kementerian Pertanian untuk berkewajiban dan

bertanggungjawab terhadap pencapaian sasaran pokok sub agenda

prioritas peningkatan kedaulatan pangan dan peningkatan agroindustri

Tahun 2015-2019.

Dari Agenda Prioritas NAWACITA sebagaimana diketahui yang dijabarkan

lebih lanjut kedalam kegiatan prioritas dimana Ditjen. Perkebunan

mendapat amanat untuk melaksanakan kegiatan prioritas Tahun 2015-

2019 sebagai berikut:

1) Pengembangan 150 desa pertanian organik berbasis komoditas

perkebunan

Sasaran kegiatan prioritas ini adalah tercapainya 150 desa pertanian

pertanian organik berbasis komoditas perkebunan yang berhasil

tersertifikasi sampai dengan Tahun 2019 oleh Lembaga Sertifikasi Organik

yang terakreditasi. Berdasarkan hal tersebut, mulai Tahun 2016, Ditjen.

Perkebunan memprioritaskan kegiatan desa organik ini pada tahap awal

dengan melakukan pembinaan pada kelompok tani tentang bagaimana

melakukan budidaya tanaman perkebunan organik sampai dengan

Page 31: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

23 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

fasilitasi sertifikasi organik berbasis kelompok tani pada lahan

perkebunan tertentu.

2) Perluasan areal perkebunan 150.000 hektar di lahan kering

Perluasan areal perkebunan di lahan kering bertujuan untuk

mengembangkan komoditas perkebunan dilahan-lahan bukaan baru yang

sesuai dengan agroekosistemnya dan dilahan-lahan sub optimal.

Komoditas perkebunan yang diproyeksikan sampai dengan tahun 2019

seluas 150.000 hektar adalah komoditas cengkeh, kakao, kopi, lada, pala,

tebu, jambu mete, karet, kelapa, kelapa sawit dan kemiri sunan.

3) Pengembangan food estate

Pengembangan food estate bertujuan untuk menciptakan pusat-pusat

pertumbuhan/sentra pangan berbasis komoditas pertanian dalam rangka

mewujudkan kedaulatan pangan, agar Indonesia sebagai bangsa dapat

mengatur dan memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya secara berdaulat.

Pengembangan food estate dilaksanakan di daerah yang belum dapat

dikategorikan sebagai daerah lumbung-lumbung pangan dan belum secara

mandiri memenuhi pangan masyarakatnya. Pelaksanaan food estate

bersamaan dalam mendukung kegiatan pengembangan 1 juta hektar

kawasan pangan Merauke dan pengembangan rice estate dengan di

Provinsi Kalimantan Barat (8 Kabupaten/Kota) seluas 120.000 hektar;

Provinsi Kalimantan Tengah (14 Kabupaten/Kota) seluas 180.000 hektar;

Provinsi Kalimantan Utara (Kabupaten Bulungan) seluas 10.000 hektar

dan Provinsi Maluku (Kab. Kepulauan Aru) seluas 190.000 hektar.

4) Pengembangan kelapa sawit di wilayah perbatasan

Sasaran kegiatan ini adalah pengembangan perkebunan kelapa sawit

rakyat pada areal eksisting dan perluasan areal perkebunan kelapa sawit

seluas 1 juta hektar di perbatasan negara terutama di Provinsi

Kalimantan Barat, Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur melalui pola

PIR (perkebunan inti rakyat). Diharapkan melalui kegiatan ini dapat

menarik investor untuk membangun industri hilir kelapa sawit di daerah

perbatasan.

5) Pengembangan tebu dan inisiasi pembangunan pabrik gula baru

Pengembangan tebu dimaksudkan dalam mendukung pemenuhan bahan

baku tebu untuk peningkatan produksi gula nasional 3,82 juta ton pada

Tahun 2019 (pemenuhan gula Kristal putih/ GKP) melalui perluasan areal

tebu 500.000 hektar di Provinsi Sulawesi Tenggara, sedangkan kegiatan

Page 32: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

24 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

inisiasi pembangunan pabrik gula baru dilakukan dengan

merekomendasikan Kementerian/Lembaga terkait (BUMN, Kementerian

Perindustrian dan Kementerian Perdagangan) dalam hal pemanfaatan

lahan pengembangan tebu yang belum dilengkapi pabrik gula dengan

target membangun/rehabilitasi 14 PG baru di Jawa & Luar Jawa.

6) lntegrasi tanaman perkebunan dengan ternak sapi di lahan

perkebunan kelapa sawit dan integrasi tanaman pangan di lahan

perkebunan kelapa sawit

2.1.8. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019

Sebagai penjabaran dari program, masing-masing unit eselon II lingkup

Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai 1 (satu) kegiatan. Dengan

demikian di lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan terdapat 9(sembilan)

kegiatan pembangunan perkebunan sesuai Peraturan Menteri Pertanian

Nomor : 43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 3 Agustus 2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian yaitu:

(1) Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah dengan kegiatan

pengembangan tanaman semusim dan rempah;

(2) Direktorat Tanaman Tahunan dan Penyegar dengan kegiatan

pengembangan tanaman tahunan dan penyegar;

(3) Direktorat Perbenihan Perkebunan dengan kegiatan dukungan

perbenihan tanaman perkebunan;

(4) Direktorat Pengolahan dan Pemasaran hasil Perkebunan dengan

kegiatan dukungan pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan;

(5) Direktorat Perlindungan Perkebunan dengan kegiatan dukungan

perlindungan perkebunan;

(6) Sekretariat Ditjen. Perkebunan dengan kegiatan dukungan

manajemen dan dukungan teknis lainnya;

(7) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP)

Medan dengan kegiatan dukungan pengujian dan pengawasan mutu

benih serta penyiapan teknologi proteksi tanaman perkebunan;

(8) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP)

Surabaya dukungan pengujian dan pengawasan mutu benih serta

penyiapan teknologi proteksi tanaman perkebunan;

Page 33: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

25 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

(9) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP)

Ambon dukungan pengujian dan pengawasan mutu benih serta

penyiapan teknologi proteksi tanaman perkebunan.

2.1.9. Kaitan Kegiatan Dengan Fokus Kegiatan Pembangunan

Perkebunan Tahun 2015-2019

Kaitan antara kegiatan pembangunan perkebunan yang menjadi tanggung

jawab masing-masing Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan

dengan fokus kegiatan yang ditetapkan tercantum dalam Renstra Eselon II

Lingkup Ditjen Perkebunan sebagai berikut:

A. Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah

Prioritas pengembangan tanaman semusim dan rempah difokuskan pada 7

komoditas unggulan perkebunan yaitu Tebu, Lada, Pala, Cengkeh, Kapas,

Tembakau dan Nilam. Selain itu difasilitasi pengembangan komoditas

spesifik lokal seperti tanaman pemanis lain, tanaman serat, tanaman

atsiri, tanaman rempah dan semusim lainnya. Sasaran peningkatan

produksi tanaman semusim dan rempah adalahterlaksananya

pengembangan tanaman semusim dan rempah dengan fokus kegiatan

pengembangan Tahun 2015-2019 adalah:

1) Pengembangan areal produktif tanaman tebu, yang menjadi tugas

pokok dan fungsi dari Sub Direktorat Tanaman Tebu dan Pemanis

Lain;

2) Pengembangan areal produktif tanaman rempah (Lada, Pala,

Cengkeh, tanaman rempah dan tanaman atsiri lainnya), yang menjadi

tugas dan fungsi dari Sub Direktorat Tanaman Lada, Pala dan

Cengkeh; Sub Direktorat Tanaman Rempah dan Semusim Lain; dan

Sub Direktorat Tanaman Serat dan Atsiri.

3) Pengembangan areal produktif tanaman semusim lainnya (kapas,

tembakau, nilam, tanaman pemanis lain, tanaman serat dan semusim

lain); yang menjadi tugas dan fungsi dari Sub Direktorat Tanaman

Tebu dan Pemanis Lain; Sub Direktorat Tanaman Rempah dan

Semusim Lain; dan Sub Direktorat Tanaman Serat dan Atsiri.

4) Perluasan tanaman semusim dan rempah di lahan kering; yang

menjadi tugas dan fungsi dari Sub Direktorat Tanaman Tebu dan

Pemanis Lain; Sub Direktorat Tanaman Rempah dan Semusim Lain;

Sub Direktorat Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh; dan Sub Direktorat

Tanaman Serat dan Atsiri.

Page 34: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

26 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

5) Fasilitasi teknis pengembangan tanaman semusim dan rempah, yang

menjadi tugas dan fungsi dari Sub Direktorat Tanaman Tebu dan

Pemanis Lain; Sub Direktorat Tanaman Rempah dan Semusim Lain;

Sub Direktorat Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh; Sub Direktorat

Tanaman Serat dan Atsiri; dan Sub Bagian Tata Usaha serta kelompok

jabatan fungsional.

B. Pengembangan Tanaman Tahunan dan Penyegar

Prioritas pengembangan tanaman tahunan dan penyegar difokuskan pada

9 komoditas unggulan perkebunan yaitu kelapa sawit, karet, kelapa,

jambu mete, kemiri sunan, sagu, kakao, kopi dan teh. Selain itu

difasilitasi pengembangan komoditas spesifik lokal seperti tanaman palma

lain, tanaman penyegar lain dan tanaman tahunan lainnya. Sasaran

peningkatan produksi tanaman tahunan dan penyegar adalah

terlaksananya pengembangan tanaman tahunan penyegar dengan fokus

kegiatan pengembangan Tahun 2015-2019 adalah:

1) Pengembangan areal produktif tanaman kakao; yang menjadi tugas

dan fungsi dari Sub Direktorat Tanaman Penyegar.

2) Pengembangan areal produktif tanaman tahunan (Kelapa Sawit,

Karet, Kelapa, Jambu Mete, Kemiri sunan dan Sagu); yang menjadi

tugas dan fungsi dari Sub Direktorat Tanaman Karet dan Tanaman

Tahunan lainnya; Sub Direktorat Tanaman Kelapa Sawit; dan Sub

Direktorat Tanaman Kelapa dan Palma lain.

3) Pengembangan areal produktif tanaman penyegar lainnya (Kopi dan

Teh); yang menjadi tugas dan fungsi dari Sub Direktorat Tanaman

Penyegar.

4) Perluasan tanaman tahunan dan penyegar di lahan kering; yang

menjadi tugas dan fungsi dari Sub Direktorat Tanaman Karet dan

Tanaman Tahunan lainnya; Sub Direktorat Tanaman Kelapa Sawit; Sub

Direktorat Tanaman Penyegar dan Sub Direktorat Tanaman Kelapa

dan Palma lain.

5) Fasilitasi teknis pengembangan tanaman tahunan dan penyegar, yang

menjadi tugas dan fungsi dari Sub Direktorat Tanaman Karet dan

Tanaman Tahunan lainnya; Sub Direktorat Tanaman Kelapa Sawit; Sub

Direktorat Tanaman Penyegar; Sub Direktorat Tanaman Kelapa dan

Palma lain; Sub Bagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional.

Page 35: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

27 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

C. Dukungan Perbenihan Tanaman Perkebunan

Sasaran kegiatan dukungan perbenihan tanaman perkebunan adalah

terlaksananya penyediaan benih unggul tanaman perkebunan dengan

fokus kegiatan pengembangan Tahun 2015-2019 adalah;

1) Pengembangan sumber benih unggul tanaman perkebunan, yang

menjadi tugas dan fungsi dari Sub Direktorat Benih Tanaman Semusim

dan Rempah; dan Sub Direktorat Benih Tanaman Tahunan dan

Penyegar.

2) Pengawasan mutu benih tanaman perkebunan, yang menjadi tugas

dan fungsi dari Sub Direktorat Penilaian Varietas dan Pengawasan

Mutu Benih.

3) Pengembangan Kelembagaan Perbenihan Tanaman Perkebunan, yang

menjadi tugas dan fungsi dari Sub Direktorat Kelembagaan Benih.

4) Fasilitasi Teknis Penyediaan Benih Tanaman Perkebunan, yang

menjadi tugas dan fungsi dari Sub Direktorat Benih Tanaman Semusim

dan Rempah; Sub Direktorat Benih Tanaman Tahunan dan Penyegar;

Sub Direktorat Penilaian Varietas dan Pengawasan Mutu Benih; Sub

Direktorat Kelembagaan Benih, Sub Bagian Tata Usaha dan Kelompok

Jabatan Fungsional.

D. Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan

Sasaran kegiatan dukungan pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan

adalah terlaksananya pengembangan pengolahan dan pemasaran hasil

perkebunan dengan fokus kegiatan pengembangan Tahun 2015-2019

adalah:

1) Pengembangan Pascapanen Komoditas Perkebunan, yang menjadi

tugas dan fungsi dari Sub Direktorat Pascapanen.

2) Pengembangan Pengolahan Hasil Perkebunan, yang menjadi tugas dan

fungsi dari Sub Direktorat Pengolahan.

3) Pembinaan usaha perkebunan, yang menjadi tugas pokok dan fungsi

dari Sub Direktorat Standarisasi, Mutu dan Pembinaan Usaha.

4) Pembinaan penerapan standar dan sistem jaminan mutu keamanan

pangan bagi pelaku usaha perkebunan, yang menjadi tugas dan fungsi

dari Sub Direktorat Standarisasi, Mutu dan Pembinaan Usaha.

5) Pengembangan pemasaran hasil perkebunan, yang menjadi tugas

pokok dan fungsi dari Sub Direktorat Pemasaran Hasil.

6) Fasilitasi Teknis Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Perkebunan, yang menjadi tugas dan fungsi dari Sub Direktorat

Page 36: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

28 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Pascapanen; Sub Direktorat Pengolahan; Sub Direktorat Standarisasi,

Mutu dan Pembinaan Usaha; Sub Direktorat Pemasaran Hasil; Sub

Bagian Tata Usaha dan kelompok jabatan fungsional.

E. Dukungan Perlindungan Perkebunan

Sasaran kegiatan dukungan perlindungan perkebunan adalah Menurunnya

Luas Areal yang Terserang OPT dan Terfasilitasinya Pencegahan

Kebakaran Lahan dan Kebun, Bencana Alam, Dampak Perubahan Iklim

dan Gangguan/ Konflik Usaha Perkebunan dengan fokus kegiatan

pengembangan Tahun 2015-2019 adalah:

1) Penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) perkebunan;

yang menjadi tugas dan fungsi dari Sub Direktorat Pengendalian OPT

Tanaman Semusim dan Rempah; dan Sub Direktorat Pengendalian OPT

Tanaman Tahunan dan Penyegar.

2) Pemberdayaan perangkat perlindungan perkebunan; yang menjadi

tugas dan fungsi dari Sub Direktorat Data dan Kelembagaan

Pengendalian OPT.

3) Antisipasi dampak perubahan iklim; yang menjadi tugas dan fungsi

dari Sub Direktorat Gangguan Usaha, Dampak Perubahan Iklim dan

Pencegahan Kebakaran.

4) Kesiapsiagaan pencegahan kebakaran lahan dan kebun, yang menjadi

tugas dan fungsi dari Sub Direktorat Gangguan Usaha, Dampak

Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran.

5) SL-PHT tanaman perkebunan; yang menjadi tugas dan fungsi dari Sub

Direktorat Data dan Kelembagaan Pengendalian OPT.

6) Pembinaan dan sertifikasi desa pertanian organik berbasis komoditas

perkebunan; yang menjadi tugas dan fungsi dari Sub Direktorat Data

dan Kelembagaan Pengendalian OPT.

7) Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik Perkebunan, yang menjadi

tugas dan fungsi dari Sub Direktorat Gangguan Usaha, Dampak

Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran.

8) Fasilitasi Teknis Dukungan Perlindungan Perkebunan, yang menjadi

tugas dan fungsi dari Sub Direktorat Data dan Kelembagaan

Pengendalian OPT; Sub Direktorat Pengendalian OPT Tanaman

Semusim dan Rempah; Sub Direktorat Pengendalian OPT Tanaman

Tahunan dan Penyegar; Sub Direktorat Gangguan Usaha, Dampak

Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran; Sub bagian Tata Usaha

dan kelompok jabatan fungsional.

Page 37: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

29 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

F. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya

Sasaran kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya adalah Terlaksananya Pelayanan Teknis dan Administrasi Seluruh Unit Organisasi di Lingkungan Direktorat Jenderal Perkebunan dengan fokus kegiatan pengembangan Tahun 2015-2019 adalah: 1) Jumlah Dokumen Perencanaan, Keuangan dan Perlengkapan, Umum,

serta Evaluasi dan Layanan Rekomendasi, yang menjadi tugas dan fungsi dari Bagian Perencanaan; Bagian Keuangan dan Perlengkapan; Bagian Evaluasi dan Layanan Rekomendasi; dan Bagian Umum.

2) Dukungan kegiatan manajemen dan teknis lainnya, yang menjadi tugas dan fungsi dari Bagian Perencanaan; Bagian Keuangan dan Perlengkapan; Bagian Evaluasi dan Layanan Rekomendasi; dan Bagian Umum.

G. Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta Penyiapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan, Surabaya dan Ambon

Sasaran kegiatan dukungan pengujian dan pengawasan mutu benih serta penyiapan teknologi proteksi tanaman perkebunan (BBPPTP) Medan, Surabaya dan Ambon adalah terlaksananya pengawasan dan pengujian mutu benih tanaman perkebunan dan penyiapan teknologi proteksi tanaman perkebunan dengan fokus kegiatan pengembangan Tahun 2015-2019 adalah:

1) Sertifikasi dan pengujian mutu benih tanaman perkebunan; 2) Pembangunan kebun contoh, uji dempot dan uji koleksi tanaman

perkebunan; 3) Rakitan teknologi spesifik lokasi proteksi tanaman perkebunan; 4) Eksplorasi, pemanfaatan, pengembangan, pengujian agensia

pengendali hayati tanaman perkebunan; 5) Fasilitasi teknis dukungan pengawasan dan pengujian mutu benih dan

teknologi proteksi tanaman perkebunan. Sedangkan sasaran kegiatan dukungan penyiapan teknologi proteksi tanaman perkebunan (BPTP) Pontianak adalah terlaksananyapenyiapan teknologi proteksi tanaman perkebunan dengan fokus kegiatan pengembangan Tahun 2015-2019 adalah 1) rakitan teknologi spesifik lokasi proteksi tanaman perkebunan; dan 2) eksplorasi, pemanfaatan, pengembangan, pengujian agensia pengendali hayati tanaman perkebunan.

2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2019 Program Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019 merupakan bagian dari program Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019 yaitu: “Peningkatan produksitanaman perkebunan berkelanjutan”.

Page 38: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

30 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

2.2.1. Sasaran Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Sasaran Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019 adalah Terwujudnya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan secara optimal serta pengembangan sistem pertanian bioindustry berkelanjutan. Dalam mencapai sasaran Program Ditjen Perkebunan, sasaran Kegiatan utama Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019,sebagaimana tabel 5, sedangkan sasaran kegiatan per output kegiatan sebagaimana pada lampiran 4.

Tabel 5. Kegiatan Utama Ditjen Perkebunan dan Dukungan Anggaran Tahun 2019

NO KODE / KEGIATAN PAGU (Rp.)

1 1777|Pengembangan Tanaman Tahunan dan Penyegar 378.905.183.000

2 1779|Dukungan Perlindungan Perkebunan 55.999.089.000

31780|Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya

Ditjen Perkebunan212.928.730.000

41781|Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih

Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan81.002.915.000

5 5888|Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah 246.982.139.000

65889|Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Perkebunan83.047.667.000

7 5890|Dukungan Perbenihan Tanaman Perkebunan 57.479.437.000

JUMLAH 1.116.345.160.000

Program peningkatan produksi dan produkstivitas tanaman perkebunan

berkelanjutan Tahun 2019 didukung oleh alokasi anggaran sebesar Rp.

1.116.345.160.000,-.

Kegiatan Utama Ditjen Pekebunan dan dukungan anggaran Tahun 2019

tersebut dapat dijelaskan bahwa:

1. Kegiatan pengembangan tanaman tahunan dan penyegar dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 378.905.183.000,-. Dengan output

kegiatan sebagai berikut:

a. Pengembangan tanaman kopi seluas 11.830 ha;

b. Pengembangan tanaman kakao seluas 7.730 ha;

c. Pengembangan tanaman karet seluas 16.010 ha;

d. Pengembangan tanaman kelapa seluas 14.125 ha;

e. Pengembangan tanaman tahunan dan penyegar lainnya seluas

1.800 ha;

Page 39: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

31 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

f. Pengembangan tanaman tahunan dan penyegar di Papua dan

Papua Barat seluas 540 ha;

g. Fasilitasi teknis dukungan pengembangan tanaman tahunan dan

penyegar selama 12 bulan.

2. Kegiatan dukungan perlindungan perkebunan dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 55.999.089.000,-. Dengan output kegiatan sebagai

berikut:

a. Penanganan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman

perkebunan seluas 7.350 ha;

b. Penanganan dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran

lahan dan kebun sebanyak 7 kelompok tani;

c. Pengembangan desa pertanian orgnaik berbasis komoditas

perkebunan sebanyak 155 desa;

d. Fasilitasi teknis dukungan perlindungan perkebunan selama 12

bulan;

e. Penanganan gangguan dan konflik usaha perkebunan sebanyak 20

provinsi.

3. Kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 212.928.730.000,-. Dengan output

kegiatan sebagai berikut:

a. Layanan dukungan manajemen selama 12 bulan;

b. Layanan internal (overhead) selama 12 bulan;

c. Layanan perkantoran selama 12 bulan.

4. Kegiatan dukungan pengujian dan pengawasan mutu benih serta

penyiapan teknologi proteksi tanaman perkebunan (BBPPTP) dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 81.002.915.000,-. Dengan output

kegiatan sebagai berikut:

a. Pengawasan dan pengujian mutu benih tanaman perkebunan

sebanyak 88.734.620 batang;

b. Pengembangan teknologi proteksi tanaman perkebunan sebanyak

39 teknologi;

c. Fasilitasi teknis dukungan pengujian dan pengawasan mutu benih

serta penyiapan teknologi proteksi tanaman perkebunan selama

12 bulan;

d. Layanan dukungan manajemen sebanyak 4 layanan;

e. Layanan sarana dan prasarana internal 4 layanan;

f. Lyanan perkantoran sebanyak 4 layanan.

Page 40: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

32 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

5. Kegiatan pengembangan tanaman semusim dan rempah dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 246.982.139.000,-. Dengan output

kegiatan sebagai berikut:

a. Pengembangan tanaman tebu seluas 15.250 ha;

b. Pengembangan tanaman rempah seluas 46.256 ha;

c. Pengembangan tanaman semusim lainnya seluas 1.617 ha;

d. Pengembangan tanaman semusim dan rempah di Papua dan

papua Barat seluas 700 ha;

e. Fasilitasi teknis dukungan pengembangan tanaman semusim

lainnya selama 12 bulan.

6. Kegiatan dukungan pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 83.047.667.000,-. Dengan output

kegiatan sebagai berikut:

a. Fasilitasi pasca panen tanaman perkebunan sebanyak 106 KT;

b. Fasilitasi teknis dukungan pengembangan pengolahan dan

pemasaran hasil perkebunan selama 12 bulan;

c. Fasilitasi pengolahan hasil perkebunan sebanyak 136 unit;

d. Pengembangan penerapan standarisasi mutu dan pembinaan

usaha perkebunan sebanyak 36 KT;

e. Pembinaan usaha perkebunan berkelanjutan sebanyak 30 KT;

f. Pengembangan pemasaran hasil perkebunan sebanyak 1 (satu)

KT;

g. Pengolahan sagu papua dan Papua Barat sebanyak 6 unit.

7. Kegiatan Dukungan Perkebenihan Tanaman Perkebunan dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 57.479.437.000,-. Dengan output

kegiatan sebagai berikut:

a. Penyediaan benih unggul tanaman perkebunan sebanyak 4.008

ha;

b. Fasilitasi teknis dukungan penyediaan benih unggul tanaman

perkebunan selama 12 bulan.

2.3. Perjanjian Kinerja

Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) merupakan suatu dokumen pernyataan

kinerja/kesepakatan kinerja/penetapan kinerja antara atasan dengan

bawahan dalam mewujudkan suatu capaian kinerja pembangunan dari

sumber daya alam yang tersedia melalui target sasaran kinerja serta

indikator kinerja kegiatan yang menggambarkan keberhasilan

pencapaiannya yang berupa hasil (outcomes) maupun keluaran (output).

Page 41: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

33 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

sebagai penjabaran dari Rencana strategis Direktorat Jenderal

Perkebunan setiap tahunnya dan telah mengikuti Pedoman Permen-PAN

dan RB Nomor 53 Tahun 2014. PK Direktorat Jenderal Perkebunan

ditandatangani oleh Direktur Jenderal Perkebunan dan Menteri Pertanian

pada bulan Februari2019. PK Ditjen Perkebunan ditandatangi pada

tanggal 05 Februari 2019.

Sebagai dukungan terhadap pencapaian kinerja pada PK, pada Tahun

2018 Direktorat Jenderal Perkebunan mendapat alokasi dana yang

tertuang dalam DIPA/POK yang dikeluarkan pada tanggal 05 Februari

2018dengan total anggaran sebesar Rp. 1.114.218.315.000,-. Selanjutnya

pada bulan September 2018 melalui refokusing anggaran bertambah

menjadi Rp. 1.116.345.160.000,-.

Anggaran tersebut diterima oleh 102 satker lingkup Ditjen Perkebunan

terdiri 1 (satu) satker Pusat Ditjen Perkebunan, 4 Satker UPT Pusat Ditjen

Perkebunan, 66 Satker (DK dan TP) Provinsi yang menangani perkebunan

dan 31 Satker Kabupaten yang menangani perkebunan di seluruh

Indonesia.

Sasaran Program (SP) dan Indikator Kinerja Sasaran Kegitan (IKSP) serta

target yang telah disusun dalam Format Perjanjian Kinerja(PK)

Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019dapat dilihat pada Tabel.6,

sedangkan PK, SP dan IKSP dapat dilihat dilampiran 2.

Tabel 6. Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Jenderal Perkebunan

Tahun 2019

No Sasaran Indikator Kinerja Target

1 Terpenuhinya kebutuhan pangan

strategis

Produksi gula tebu (Ton) 3.000.000

Pertumbuhan volume ekspor untuk produk perkebunan (%) 3,82

Rasio pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk

industri dalam negeri

40,00

3 Tersedianya infrastruktur pertanian pasca

panen

Rasio ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan)

berdasarkan kebutuhan (pasca panen perkebunan) (%)

100,00

4 Terkendalinya penyebaran OPT dan

tertanggulangi DPI pada tanaman

perkebunan

Rasio luas serangan OPT terkendali dan area terkena DPI

tertanggulangi terhadap luas lahan terserang OPT dan

berpotensi terkena DPI

1,60

Nilai AKIP Direktorat Jenderal Perkebunan berdasarkan

penilaian Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian (Skor

84,00

Nilai Kinerja(NK) (berdasarkan PMK 249 tahun 2011 tentang

Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan

Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian

92,00

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik

Direktorat Jenderal Perkebunan (Nilai Skala Likert 1-4)

3,00

Nilai pemeringkatan informasi publik Direktorat Jenderal

Perkebunan (Skor Nilai)

75,00

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

6 Meningkatnya kualitas layanan dan

informasi publik Direktorat Jenderal

Perkebunan

2 Meningkatnya nilai tambah dan daya

saing komoditas pertanian perkebunan

5 Terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah di lingkungan Direktorat

Jenderal Perkebunan

Sumber : Ditjen Perkebunan, 2019.

Berdasarkan pada Tabel 6 diatas dapat diuraikan bahwa:

Page 42: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

34 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

1) Sasaran terpenuhinya kebutuhan pangan strategis Ditjen Perkebunan

dengan indikator kinerja produksi gula tebu sebesar 3.000.000 ton;

2) Sasaran program meningkatnya nilai tambah dan daya saing

komoditas perkebunan dengan indikator kinerja kegiatan sebagai

berikut:

a. Pertumbuhan volume ekspor untuk produk perkebunan sebesar

3,82%

b. Rasio pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk

industry dalam negeri sebesar 40%;

3) Sasaran program tersedianya infrastruktur pertanian perkebunan

pasca panen dengan indikator kinerja kegiatan rasio ketersediaan alat

dan mesin pertanian (Alsintan) berdasarkan kebutuhan (pasca panen

perkebunan) sebesar 100%;

4) Terkendalinya penyebaran OPT dan tertanggulanginya DPI pada

tanaman perkebunan dengan indicator kinerja kegiatan rasio

serangan OPT terkendali dan area terkena DPI tertanggulangi

terhadap luas lahan terserang OPT dan berpotensi terkena DPI,

sebesar 1,6%;

5) Terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di lingkungan

Direktorat Jenderal Perkebunan dengan indikator kinerja kegiatan

sebagai berikut:

a. Nilai AKIP Direktorat Jenderal Perkebunanberdasarkan penilaian

Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian sebesar 84 (Skor Nilai

AKIP);

b. Nilai Kinerja (NK) berdasarkan PMK 249 tahun 2011 (sekarang PMK

214 2017) tentang Pengukuran Kinerja dan Evaluasi Kinerja atas

Pelaksanaan Rencana Kerta dan Anggaran Kementerian

Negara/lembaga sebesar 92,00;

6) Miningkatknya kualitas layanan dan informasi publik Direktorat

Jenderal Perkebunan dengan indikator kinerja kegiatan sebagai

berikut:

a. Indeks kepuasan masyarakat (IKM) atas layanan publik Direktorat

Jenderal Perkebunan sebesar 3,00 (skala Likert 1-4);

b. Nilai peningkatan informasi publik Direktorat Jenderal Perkebunan

sebesar 75,00 (Skor nilai)

Dalam upaya keseragaman, konsistensi dan ketepatan serta akurasi

dalam pengukuran capaian kinerja sasaran program (SP) dan Indikator

Kinerja Sasaran Program (IKSP) digunakan petunjuk cascading dan manual

IKSP sebegaimana pada lampiran 3.

Page 43: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

35 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Capaian Kinerja

Capaian kinerja organisasi disajikan sebagai pertanggungjawaban

pimpinan atas nama organisasi untuk setiap perjanjian kinerja sasaran

strategis organissasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja dengan

menggunakan analisis yang realistis dan formal sesuai aturan yang

berlaku.

Pengukuran kinerja dilakukan dalam rangka menjamin adanya

peningkatan dalam pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas

dengan melakukan klarifikasi output dan outcome yang akan dan

seharusnya dicapai untuk memudahkan terwujudnya organisasi yang

akuntabel. Setiap akhir tahun anggaran dan berakhirnya kegiatan,

instansi harus melakukan pengukuran kinerja untuk mengetahui

pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian

Kinerja. Hal ini sesuai yang diamanatkan dalam permen-PAN dan RB

Nomor 53 Tahun 2014.

Secara nasional ukuran Capaian unit instansi Pemerintah bisa diukur

dengan mengunakan kriteria capaian Sub Sektor tertentu. Ditjen

perkebunan dalam hal ini menggunakan indikator makro dan indikator

mikro serta kriteria lainnya yang relevan dengan target yang telah di

tetapkan dalam PK. Tingkat kinerja ini, tidak bisa di klaim sebagai

capaian secara substantif karena banyak pihak yang turut berperan dalam

pencapaiannya. Namun demikian Ditjen Perkebunan memiliki peran yang

sangat besar dalam pencapaian indikator tersebut khususnya sub sektor

perkebunan. Peran tersebut harus dilakukan sesuai dengan tugas dan

fungsi sebagai fasilitator dan penggerak pembangunan sesuai dengan

kewenangannya.

Capaian Kinerja Ditjen Perkebunan Tahun 2019, sesuai perjanjian kinerja

antara Dirjen Perkebunan dengan Menteri Pertanian dapat dilihat pada

tabel 7. sebagai berikut:

Page 44: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

36 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Tabel 7. Capaian Kinerja Ditjen Perkebunan Tahun 2019, Berdasarkan Perjanjian Kinerja

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%) Kriteria Keberhasilan

1 Terpenuhinya kebutuhan pangan strategis Produksi gula tebu Ton 3.000.000 2.258.133 75,27 Cukup Berhasil

Pertumbuhan volume ekspor untuk produk perkebunan % 3,82 5,66 148,17 Sangat Berhasil

Rasio pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk industri dalam

negeri

% 40,00 79,93 199,83 Sangat Berhasil

3 Tersedianya infrastruktur pertanian pasca panen Rasio ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) berdasarkan kebutuhan

(pasca panen perkebunan)

% 100,00 100,00 100,00 Berhasil

4 Terkendalinya penyebaran OPT dan

tertanggulangi DPI pada tanaman perkebunan

Rasio luas serangan OPT terkendali dan area terkena DPI tertanggulangi

terhadap luas lahan terserang OPT dan berpotensi terkena DPI

% 1,60 1,60 99,81 Berhasil

Nilai AKIP Direktorat Jenderal Perkebunan berdasarkan penilaian Inspektorat

Jenderal Kementerian Pertanian

Skor nilai

SAKIP

84,00 83,39 99,27 Berhasil

Nilai Kinerja(NK) (berdasarkan PMK 249 tahun 2011 tentang Pengukuran dan

Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian

Negara/Lemabaga)

% 92,00 84,45 91,79 Berhasil

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Direktorat Jenderal

Perkebunan

Skol Skala

Likert 1-4

3,00 3,58 119,33 Sangat Berhasil

Nilai pemeringkatan informasi publik Direktorat Jenderal Perkebunan Skor 75,00 78,36 104,48 Sangat Berhasil

Terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah di lingkungan Direktorat Jenderal

Perkebunan

Meningkatnya nilai tambah dan daya saing

komoditas pertanian perkebunan

Meningkatnya kualitas layanan dan informasi

publik Direktorat Jenderal Perkebunan

2

5

6

Sumber: Ditjen Perkebunan 2019.

Berdasarkan Tabel 7. tersebut diatas, capaian kinerja Ditjen Perkebunan

dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Sasaran terpenuhinya kebutuhan pangan strategis dengan indikator

kinerja produksi gula mencapai 75,27% dengan kategori cukup

berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan perbandingan antara

capaian produksi tahun 2019 (evaluasi akhir giling) sebesar 2.258.133

ton Gula Kristal Putih (GKP) dibandingkan dengan target 3.000.000

ton GKP;

2. Capaian sasaran meningkatnya nilai tambah dan daya saing komoditas

perkebunan sesuai dengan indikator sebagai berikut:

a) Pertumbuhan ekspor untuk produk perkebunan mencapai 148,21%

dengan kategori sangat berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan

perbandingan antara capaian rata-rata ekspor komoditas

perkebunan Tahun 2019 sebesar 5,66% dibandingkan dengan

target 3,82%;

b) Rasio pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk industri

dalam negeri mencapai 199,83% dengan katagori sangat berhasil.

perbandingan antara besarnya pemenuhan sebesar 49.686.460 ton

dibanding kebutuhan 62.160.211 ton atau terpenuhi 79,93%

dibandingkan dengan target pemenuhan 40% untuk lima komoditas

unggulan (kelapa sawit, karet, kakao, kopi dan tebu).

Page 45: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

37 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

3. Capaian sasaran tersedianya infrastruktur pertanian pasca panen

terpenuhinya kebutuhan pangan strategis dengan indikator kinerja

ketersediaan alat dan mesin pertanian (alsintan) berdasarkan

kebutuhan (pasca panen perkebunan) mencapai 100%. Dihitung

berdasarkan realisasi ketersediaan alsintan sebesar 255 Unit dari 255

unit yang ditargetkan;

4. Capaian sasaran terkendalinya penyebaran OPT dan tertanggulanginya

DPI pada tanaman perkebunan dengan indikator kinerja rasio luas

serangan OPT terkendali dan area terkena DPI tertanggulangi

terhadap luas lahan terserang OPT dan berpotensi terkena DPI

sebesar 1,597% atau mencapai 99,81% dengan katagori cukup

berhasil. Dihitung berdasarkan luas serangan OPT terkendali dan area

DPI tertanggulangi seluas 7.490 Ha dibandingkan dengan luas

terserang OPT dan berpotensi terkena DPI seluas 468.923 Ha atau

tertanggulangi sebesar 1,597%. Adapun populasi perhitungan secara

keseluruhan adalah 11.515.907 ha.

5. Capaian sasaran kinerja terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah dilingkungan Direktorat Jenderal Perkebunan sesuai

indikator kinerja sebagai berikut:

a) Nilai AKIP Direktorat Jenderal Perkebunan berdasarkan penilaian

Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian (Skor Nilai SAKIP)

mencapai 83,89% atau 99,97% masuk dalam katagori berhasi.

Dihitung berdasarkan capaian nilai SAKIP sebesar 83,89 dibanding

target 84,00.

b) Nilai Kinerja(NK) (berdasarkan PMK 214 tahun 2017 tentang

Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja

dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga) sebesar 84,45 atau

91,75% dari target 92 masuk dalam katagori berhasil. Dihitung

berdasarkan nilai kinerja yang ada dalam aplikasi on line SMART

PMK 214 Tahun 2017 yang diisi oleh semua satker lingkup Ditjen

Perkebunan.

6. Capaian sasaran kinerja meningkatnya kualitas layanan dan informasi

publik Direktorat Jenderal Perkebunan sebagai berikut:

a) Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Direktorat

Jenderal Perkebunan (Nilai Skala Likert 1-4) sebesar 3,58 atau

mencapai 119,33% masuk dalam katagori sangat berhasil. Dihitung

berdasarkan realisasi rata-rata Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

atas layanan publik Direktorat Jenderal Perkebunan (Nilai Skala

Page 46: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

38 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Likert 1-4) dari 4 Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pusat lingkup Ditjen

Perkebunan.

b) Nilai pemeringkatan informasi publik Direktorat Jenderal

Perkebunan (Skor Nilai) sebesar 78,36% atau mencapai 104,48%

masuk dalam katagori sangat berhasil. Dihitung berdasarkan hasil

penilaian dari Biro Hukum dan Hubungan masyarakat Setjen

Kementerian Pertanian.

Capaian kinerja setiap sasaran kinerja tersebut dianalisis sesuai

PermenPAN&RB nomor 53 Tahun 2014 pada subab berikutnya.

3.2. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja Sesuai yang diamanahkan dalam PermenPAN&RB Tahun 2014, Laporan Kinerja pelaksanaan anggaran lingkup Instansi Pemerintah diwajibkan mengevaluasi dan menganalisis kinerja berdasarkan aspek sebagai berikut: 1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini; 2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun

ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir; 3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan

target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada);

5. Analisis penyebab capaian/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan;

6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran);

7. Analisis program/kegiatan yang menunjang capaian ataupun kegagalan pencapaian perjanjian kinerja.

Untuk mengukur setiap indikator kinerja sasaran program (IKSP) dalam perjanjian kinerja (PK) berpedoman pada manual iku yang ditetapkan pada saat penyusunan IKSP lingkup Kementerian Pertanian. Sedangkan Untuk mengukur efisiensi (E) di gunakan formula berdasarkan PMK 214 Tahun 2017, sebagai berikut:

Sedangkan untuk mengukur nilai efisiensi (NE) digunakan formula berikut:

Page 47: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

39 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Dari formula tersebut berarti suatu kegiatan di katakan efisien jika memiliki nilai efisiensi lebih besar sama dengan 50% dan jika lebih besar dari 100% dikatakan efisien tetapi perlu penjelasan lebih lanjut karena dianggap anomali.

3.2.1. Produksi Gula Tebu

Gula tebu merupakan salah satu komoditas strategis Kementerian Pertanian. Sebagai salah satu indikator capaian kinerja Ditjen Perkebunan gula berbasis tebu mendapat perhatian khusus lingkup Ditjen Perkebunan.

Produksi gula tebu merupakan IKSP dari sasaran kinerja terpenuhinya kebutuhan pangan strategis perkebunan. Data produksi gula yang digunakan bersumber dari BPS dan atau data statistik komoditas perkebunan yang dikelola oleh Ditjen Perkebunan.

Formula yang digunakan dalam menghitung produksi gula tebu adalah produktivitas gula tebu dikalikan dengan luas panen gula tebu.

Evaluasi dan analisis realisasi kinerja dan capaian produksi Gula tebu dapat dilihat pada tabel 8 dibawah ini.

Tabel 8.Analisis realisasi kinerja dan capaian produksi Gula tebu

Tahun 2015-2019

Tahun Target (Ton) Realisasi (Ton) Capaian (%) Realisasi Capaian

2015 2.972.000 2.497.997 84,05 90,40 89,55

2016 3.270.000 2.204.619 67,42 102,43 111,65

2017 2.400.000 2.121.671 88,40 106,43 85,15

2018 2.800.000 2.174.400 77,66 103,85 96,93

2019 3.000.000 2.258.133 75,27

Produksi gula tebuIK-1 2019 Dibandingkan dengan tahun

sebelumnya

Terpenuhinya kebutuhan pangan strategis perkebunan

Sumber: LAKIN Direktorat Tanaman Semusim, 2019.

A. Target dan realisasi kinerja tahun ini

Realisasi Kinerja produksi gula tebu Tahun 2019 adalah sebesar 2.258.133

ton atau mencapai 75,27% dari target sebesar 3.000.000 ton dan masuk

dalam kategori cukup berhasil.

Page 48: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

40 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir

Berdasarkan tabel 8. diatas dapat dijelaskan bahwa realisasi kinerja dan capaian kinerja Tahun 2019 jika dibandingkan dengan Tahun lalu dan beberapa tahun sebelumnya yaitu:

1. Dibanding Tahun 2018

Realisasi kinerja produksi gula tebu mengalami kenaikan sebesar 3,85% atau mencapai 103,85% dari produksi gula tebu Tahun 2018. (realisasi produksi gula tebu tahun 2019 sebesar 2.258.133 ton dibanding realisasi produksi gula tebu Tahun 2018 sebesar 2.174.400 ton).

Capaian kinerja produksi gula tebu mencapai 96,93% atau mengalami penurunan sebesar 2,39% (Capaian kinerja produksi gula tebu Tahun 2019 mencapai 75,27% dibanding capaian kinerja produksi gula tebu Tahun 2018 sebesar 77,66%).

2. Dibanding Tahun 2017

Realisasi kinerja produksi gula tebu mengalami kenaikan sebesar 4,97% atau mencapai 106,43% dari produksi gula tebu Tahun 2017. (realisasi produksi gula tebu tahun 2019 sebesar 2.258.133 ton dibanding realisasi produksi gula tebu Tahun 2017 sebesar 2.121.671 ton).

Capaian kinerja produksi gula tebu mencapai 85,15% atau mengalami penurunan sebesar 13,13% (Capaian kinerja produksi gula tebu Tahun 2019 mencapai 75,27% dibanding capaian kinerja produksi gula tebu Tahun 2017 sebesar 88,40%).

3. Dibanding Tahun 2016

Realisasi kinerja produksi gula tebu mengalami kenaikan sebesar 1,02% atau mencapai 102,43% dari produksi gula tebu Tahun 2016. (realisasi produksi gula tebu tahun 2019 sebesar 2.258.133 ton dibanding realisasi produksi gula tebu Tahun 2016 sebesar 2.204.619 ton).

Capaian kinerja produksi gula tebu mencapai 111,65% atau mengalami peningkatan sebesar 7,85% (Capaian kinerja produksi gula tebu Tahun 2019 mencapai 75,27% dibanding capaian kinerja produksi gula tebu Tahun 2016 sebesar 67,42%).

4. Dibanding Tahun 2015

Realisasi kinerja produksi gula tebu mengalami penurunan sebesar 10,60% atau mencapai 90,40% dari produksi gula tebu Tahun 2015. (realisasi produksi gula tebu tahun 2019 sebesar 2.258.133 ton

Page 49: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

41 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

dibanding realisasi produksi gula tebu Tahun 2015 sebesar 2.497.997 ton).

Capaian kinerja produksi gula tebu sebesar 89,55% atau mengalami penurunan sebesar 8,78% (Capaian kinerja produksi gula tebu Tahun 2019 mencapai 75,27% dibanding capaian kinerja produksi gula tebu Tahun 2015 sebesar 84,05%).

C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 75,27% dari target 3.000.000 ton gula tebu.

D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis karena tidak ada standar nasional produksi gula tebu.

E. Analisis penyebab capaian/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan.

Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa produksi

gula tebu Tahun 2019 masuk dalam katagori cukup berhasil.

Permasalahan tidak tercapainya produksi gula tebu dikelompokkan ke

dalam 11 (sebelas) domain permasalahan, yaitu perubahan iklim atau

anomali ilkim, Inovasi teknologi budidaya terbarukan belum optimal,

terbatasnya varietas unggul baru yang adatif di lahan kering, dukungan

pengolahan belum optimal, petani meragukan transparansi rendemen,

dukungan Kebijakan dan regulasi belum tepat, distabilitas Harga petani,

minimnya kuantitas dan kualitas SDM pertebuan, Sumber Daya Alam (SDA)

terbatas untuk tebu, Minimnya investasi terhadap industri gula berbasis

tebu.

1. Perubahan iklim atau anomali ilkim, menyebabkan petani tidak

memiliki pola tanam yang tetap berakibat pada masa tanam,

pemeliharaan dan panen tidak sesuai standar teknis, pertumbuhan

tebu stagnan dan kering. Hal ini terjadi karena usaha tani tebu

mayoritas (90%) di lahan kering sulit pengairan sehingga waktu

tanam, pemeliharaan dan panen tidak sesuai dengan pola tanam yang

direkomendasikan.

2. Inovasi teknologi budidaya tebu terbarukan belum optimal,

menyebabkan sebagian besar petani masih menggunakan teknologi

yang belum tepat guna (rendemen dan produktivitas masih rendah),

akibatnya penerapan inovasi teknologi budidaya tebu belum optimal,

pengelolaan lahan tebu sempit dan terpencar, dan modernisasi

melalui mekanisasi pertanian belum diterapkan secara optimal.

Page 50: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

42 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

3. Terbatasnya varietas unggul baru yang adaptif di lahan kering,

menyebabkan produktivitas tebu dan rendemen rendah. Akibatnya

petani menanam tebu dengan varietas asalan atau varietas unggul

yang tidak sesuai spesifikasi lokasi.

4. Dukungan Pengolahan belum Optimal, menyebabkan sistem pasar

belum berjalan dengan baik, kehilangan produksi karena rendahnya

efisiensi industri pengolahan, persaingan industri kurang sehat dan

lain-lain. Hal ini disebabkan kondisi PG di Indonesia rata-rata sudah

berumur tua, dengan kapasitas giling kecil di bawah 3.000 TCD,

sehingga berdampak pada kinerja PG untuk menghasilkan rendemen

gula tidak optimal.

5. Petani meragukan transparansi rendemen, menyebabkan minat petani

untuk meningkatkan rendemen lebih kecil dan lebih besar

kemungkinan berminat meningkatkan berat tebu, hal ini berakibat

pada sistem budidaya yang kurang spesifik meningkatkan

produktivitas.

6. Dukungan Kebijakan dan regulasi belum tepat, antara lain kebijakan

alih fungsi lahan tebu ke lahan marginal/lahan kering, tanpa

dukungan kebijakan lanjutan khusus tebu, kebijakan harga masih

belum menguntungkan petani, stakeholders gula tebu sangat

heterogen.

7. Distabilitas Harga petani disebabkan sistem pasar gula misalnya

dengan beredarnya gula kristal putih impor, distorsi gula rafinasi di

pasaran, harga Patokan Petani (HPP) yang ditentukan oleh

Kementerian Perdagangan masih di bawah Biaya Pokok Produksi (BPP)

yang ditentukan Kementerian Pertanian. Hal ini menyebabkan kurang

menariknya pengembangan tebu, sehingga existing tanaman tebu

tidak bertambah bahkan sebaliknya. Jika hal ini dibiarkan maka

luasan areal tebu akan semakin berkurang.

8. Minimnya kuantitas dan kualitas SDM pertebuan, menyebabkan

sulitnya memperoleh tenaga kerja baik petani/pengusaha tebu,

penyuluh/pembina pertebuan dan SDM lainnya yang menangani

langsung gula berbasis tebu di Indonesia hal ini tercermin dari

pengelolaan pertanian di daerah dilakukan secara desentralisasi,

banyak petugas teknis pertanian yang ditugaskan tidak sesuai dengan

bidang teknis keahliannyadankurangnya jumlah petugas penyuluh

tanaman tebu, sehingga menyebabkan budidaya tebu tidak sesuai

standar teknis.

9. Sumber Daya Alam (SDA) terbatas untuk tebu, karena tebu sangat

cocok di daerah berpengairan yang cukup maka alam yang sesuai

Page 51: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

43 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

adalah iklim yang stabil, daerah cukup air dan atau daerah

berpengairan modern. Hal ini sulit di temukan jika dilakukan oleh

petani secara spot-spot dan harus di lahan hamparan yang sudah sulit

ditemukan di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh persaingan

komoditas, ketersediaan lahan dan minat petani/pengusaha itu

sendiri.

10. Minimnya minat investasi terhadap industri gula berbasis tebu,

menyebabkan pengembangan tebu tidak konsisten. Hal ini tercermin

dari banyaknya rencana pengembangan industri gula berbasis tebu

oleh investor yang mengalami kesulitan bahkan mengakhiri niatnya

tanpa hasil, padahal kunci pengembangan tebu adalah tersedianya

pabrik Gula (PG). Hal ini disebabkan investasi di industri gula berbasis

tebu relatif besar sementara dukungan regulasi, sarana infrastruktur

dan sosial ekonomi kemasyarakatan masih sangat kurang.

11. Manajemen pengelolaan pengembangan tebu dan faktor

pendukungnya baik hulu dan hilir belum sinergi dan belum maksimal.

Hal ini disebabkan komitmen terhadap pembangunan pertebuan

belum ada persepsi yang sama dari semua stakehorders.

Permasalahan tersebut di atas sangat berpengaruh besar terhadap

eksistabilitas pergulaan nasional. Oleh karena itu, solusi dan

rekomendasinya adalah terselesaikannya permasalahan yang sangat

komplek tersebut.

Berdasarkan analisis akar permasalahan yang telah dilakukan terkait

permasalahan tidak tercapainya produksi gula tebu, maka rekomendasi

solusi perbaikan kinerja yang diberikan berdasarkan akar permasalahan

tersebut secara ringkas disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Rekomendasi Solusi Akar Permasalahan Produksi Gula Tebu

No Akar masalah Rekomendasi solusi 1 Pengembangan Tebu 90% di

lahan Kering/marginal 1. Penyediaan sumur dalam,

embung, sumur dangkal, permukaan

2 Sistem Budidaya belum Optimal

2. Meningkatkan pembinaan, pendampingan dan penyuluhan

3. Rehabilitasi Tanaman melalui bongkar ratoon dan rawat ratoon

4. Adopsi inovasi terbarukan dari studi banding, penelitian dan percontohan atau demplot.

3 Sulitnya memperoleh benih unggul tepat waktu (sesuai pola tanam)

5. Koordinasi dan kerjasama dengan lembaga penelitian dan sumber benih

6. Pembangunan benih unggul secara berjenjang dan terencana

4 Rendemen tidak Optimal 7. Revitalisasi PG 8. Penataan varietas 9. Sistem budidaya sesuai rekomendasi teknis 10. Memperbaiki manajemen tebang muat angkut

Page 52: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

44 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

No Akar masalah Rekomendasi solusi 5 Transparansi rendemen 11. Fasilitasi pengawas rendemen

12. Membentuk Tim Transparansi Rendemen 13. Pengawalan rendemen melibatkan petani, dinas

terkait, Perguruan tinggi dan PG 14. Pengukuran rendemen individu menggunakan Core

Sampler

6 Sulit melakukan perluasan areal tebu

15. Meningkatkan Koordinasi dengan K/L terkait dengan pembebasan lahan

16. Meningkatkan animo masyarakat untuk mengembangkan tanaman tebu

17. Perluasan di lahan pengembangan

7 Lahan sempit dan terpencar 18. Melakukan regrouping lahan minimal 10 ha, bekerja sama dengan pemda dan BPN

8 Harga ditingkat petani relative tidak stabil

19. Menekan biaya produksi dengan full mekanisasi, regrouping lahan, manajemen tebang muat angkut, subsidi pupuk, insentif produksi gula tebu dan profesionalitas petani tebu

20. Membentuk Tim pengawasan pasar gula 21. Penguatan lembaga pemasaran bentukkan petani/klp

tani tebu 22. Mengupayakan aturan yang dapat melindungi atau

menstabilkan harga gula di tingkat petani.

9 Minimnya kuantitas dan kualitas SDM pertebuan

23. Melatih tenaga kerja pertebuan 24. Meningkatan kapabilitas SDM petugas teknis dan

penyuluh dan petani tebu melalui pelatihan/traning 25. Profesionalisasi kelembagaan petani melalui pelatihan

dan training 26. Asosiasi tebu Indonesia di optimalkan

10 Terbatasnya SDA 27. Optimalisasi lahan 28. Optimalisasi penggunaan sumber daya air 29. Memanfaatkan iklim sebagai sumberdaya yang efisien 30. Menggunakan sarana dan prasarana yang mendukung

11 Dukungan lembaga riset pengembangan tebu kurang

31. Pemberdayaan lembaga riset tebu yang sudah ada secara optimal

12 Minimnya investasi 32. Sosialisasi dan koordinasi dengan investor 33. Meningkatkan koordinasi sinergi dengan pihak-pihak

terkait 34. Memfasilitasi investor baik secara administrasi maupun

insfrastruktur

13 Menyatukan persepsi yang sama terhadap kemajuan pembangunan pergulaan Nasional

35. Sosialisasi kepada seluruh stakeholders pergulaan dalam menyatukan persepsi.

36. Meningkatkan kebersamaam lembaga/instansi/organisasi terkait

37. Meningkatkan pemberdayaan petani/kelompoktani/koperasi/asosiasi pertebuan Indonesia

Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan, 2019.

Secara keseluruhan terdapat 13 akar masalah yang perlu diselesaikan

secara sinergisitas baik lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan, lingkup

Kementerian Pertanian dan Kementerian/Lembaga terkait. Hal ini

disebabkan produksi gula tebu sangat terkait dengan stakeholders

pergulaan secara luas. Masing-masing akar permasalahan telah

dirumuskan rekomendasi solusi yang sesuai dan relevan dengan konteks

akar masalah yang dihadapi, dimana dihasilkan 37 rekomendasi solusi

tindak lanjut upaya perbaikan kinerja ke depan.

Page 53: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

45 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Dalam upaya pencapaian target kinerja, pada Tahun 2019 Direktorat

Jenderal Perkebunan melakukan kegiatan pembinaan, koordinasi dan

pengembangan tanaman tebu yang tersentral di 16 provinsiyaitu Jawa

Barat, D.I. Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Riau,

Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi

Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Bali, Maluku dan

Maluku Utara.

F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis program/kegiatan yang menunjang capaian ataupun kegagalan;

Pada Tahun 2019, untuk mendukung kinerja pencapaian target produksi

gula tebu, Ditjen Perkebunan melakukan kegiatan utama peningkatan

produksi dan produktivitas tanaman semusin dan rempah melalui

kegiatan pengembangan tebu seperti pada Tabel 10.

Tabel 10. Analisis Efesiensi atas penggunaan sumber daya kegiatan

Pendukung dalam mencapai produksi gula tebu Tahun 2019

VOLUME SAT VOLUME SAT %

1 Pengembagan Tanaman Tebu 86.348.507 82.021.421 94,99 1,03 56,69 11 Prov 39 Kab

a Perluasan Tanaman Tebu 8.764.127 1.045 ha 7.489.643 85,46 945 ha 90,43 1,06 63,75 2 Prov 3 Kab

b Rawat Ratoon 60.940.627 14.055 ha 59.513.823 97,66 14.055 ha 100,00 1,02 55,85 8 Prov 39 Kab

c Pembangunan KBD 3.745.000 150 ha 2.680.287 71,57 103 ha 68,67 0,96 39,43 1 Kab

d Pengadaan Alsin (Traktor) 850.000 1 Unit 847.550 99,71 1 Unit 100,00 1,00 50,72 7 Prov 8 Kab

e Pengadaan Sumber air (Pompa) 3.866.351 105 Pkt 3.819.875 98,80 105 Pkt 100,00 1,01 53,01 1 Prov 2 Kab

d Peningkatan Kapabilitas 791.840 2 Pkt 764.489 96,55 2 Pkt 100,00 1,04 58,64 9 Prov 5 Kab

f Pengawalan dan pendampingan 3.958.682 13 Keg 3.752.767 94,80 13 Keg 100,00 1,05 63,00 1 Prov 1 Kab

g penyusunan masterplan 346.000 1 Pkt 339.958 98,25 1 Keg 100,00 1,02 54,37 1 Prov

h Pertemuan Koordinasi (TKP) 347.000 1 Pkt 347.000 100,00 1 Pkt 100,00 1,00 50,00 9 Prov 39 Kab

i Penerapan Varietas Tebu Adaptif 2.738.880 8 keg 2.466.029 90,04 8 keg 100,00 1,11 74,91 1 Prov 1 Kab

2 Dukungan Perlindungan

Perkebunan

875.700 844.966 1,04 58,77 2 Prov 5 Kab

a Gerakan pengendalian OPT tebu 875.700 400 ha 844.966 96,49 400 ha 100,00 1,04 58,77 2 Prov 5 Kab

3 Dukungan Perbenihan Perkebunan 1.212.574 620.594 51,18 1,63 146,66 2 Prov 2 Kab

a Pemeliharaan KBD tebu 2019 1.212.574 157 ha 620.594 51,18 131 ha 83,44 1,63 146,66 2 Prov 2 Kab

TOTAL/RATA-RATA 88.436.781 83.486.981 94,40 1,04 55,39 -

LOKASI

NILAI

EFISIENSI

(%)

KEUANGAN

Rp.(000)

FISIK KEUANGAN

Rp.(000) (%)

FISIK EFESIENSI

(%) NO KEGIATAN

TARGET REALISASI

SSumber: Lakin Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah 2019.

Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja

kegiatan pengembangan tebu Tahun 2019 di atas, dapat dijelaskan nilai

efisiensi per kegiatan diperoleh efisiensi sebesar 1,04% dan nilai efisiensi

rata-rata sebesar 54,78% (Efisien), dengan rincian pencapaian kegiatan

sebagai berikut:

1. Kegiatan pengembangan tebu dilaksanakan secara efisien dengan

nilai efisiensi sebesar 56,07% dengan rincian sebagai berikut:

Page 54: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

46 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Perluasan Tanaman tebu seluas 945 ha (90,43%) dengan

penyerapan anggaran sebesar 85,46% dari pagu anggaran, dengan

nilai efisiensi sebesar 63,75% (efisien). Namun terdapat kegiatan

yang tidak terlaksana sebesar 9,57% atau seluas 100 ha di

kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara.

Rawat ratoon seluas 14.055 ha (100,00%) dengan penyerapan

anggaran sebesar 97,66% dari pagu anggaran, dengan nilai

efisiensi sebesar 55,85% (efisien).

Pembangunan KBD seluas 103 ha (68,67%) dengan penyerapan

anggaran sebesar 71,57% dari pagu anggaran, dengan nilai

efisiensi sebesar 39,43% (tidak efisien). Tidak mencapai target

disebabkan tidak tersedianya benih sedangkan tidak efisien

dikarenakan terdapat penambahan item pekerjaan diluar unit cost

pembangunan KBD yaitu penambahan pupuk dan biaya tebang

muat angkut benih.

Pengadaan Alsintan sebanyak 1 Unit (100%) dengan penyerapan

anggaran sebesar 99,71%, dengan nilai efisiensi sebesar 50,72%

(efisien).

Pengadaan sumber air (pompa) sebanyak 105 Unit (100%) dengan

penyerapan anggaran sebesar 98,80%, dengan nilai efisiensi

sebesar 53,01% (efisien).

Peningkatan kapabilitas petugas dan petani tebu sebesar 2 paket

kegiatan (100,00%), dengan penyerapan sebesar 96,55%, dengan

nilai efisiensi sebesar 58,64% (efisien).

Pengawalan dan pendampingan tanaman tebu sebesar 13 kegiatan

(100%), dengan penyerapan sebesar 94,80% dan nilai efisiensi

sebesar 63% (efisien).

Penyusunan masterplan sebanyak 1 paket (100%) dengan

penyerapan anggaran sebesar 98,25% dan nilai efisiensi sebesar

54,37% (efisien).

Pertemuan koordinasi TKP-PLPTKP sebanyak 1 paket (100%)

dengan penyerapan anggaran 100% dan nilai efisiensi 50,00%

(efisien).

Penerapan varietas tebu adaptif di wilayah pengembangan

sebesar 8 paket (100%) dengan penyerapan anggaran sebesar

90,04% dan nilai efisiensi sebesar 74,91% (efisien).

2. Dukungan perlindungan perkebunan dengan gerakan pengendalian

OPT tebu sebesar 400 ha (100%) dengan penyerapan anggaran

sebesar 96,49% dan nilai efisiensi sebesar 58,77% (efisien).

Page 55: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

47 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

3. Dukungan perbenihan yaitu pemeliharaan Kebun Benih Datar (KBD)

seluas 112 ha (71,34%) dengan penyerapan anggaran sebesar 51,18%

dan nilai efisiensi sebesar 120,64% (anomaly). Tidak tercapai target

seluas 45 ha disebabkan: KBD tidak lolos sertifikasi 25 ha (NTB dan

Sulawesi Tenggara) dan secara teknis tidak siap salur/rusak

sebanyak 20 Ha (NTB dan Sulawesi tenggara).

3.2.2. Pertumbuhan volume ekspor untuk produks perkebunan Ekspor merupakan indikator yang paling strategis dalam pencapaian

kinerja pembangunan komoditas perkebunan. Hal ini disebabkan dengan

adanya ekspor berarti ada beberapa indikator kinerja yang dicapai oleh

institusi yaitu:

1. Terpenuhinya kebutuhan dalam negeri

2. Pemasukan Devisa negara yang mampu menopang kebutuhan

anggaran pembangunan perkebunan

3. Memberikan nilai tambah terhadap produk yang dihasilkan sehingga

berdampak kepada kesejahteraan petani/pekebun.

4. Menjamin kestabilan harga komoditas perkebunan.

5. Meningkatkan promosi dagang ke luar negeri

6. Memperluas pasar bagi produk Indonesia

7. Kemajuan pembangunan perkebunan komoditas andalan dan unggulan

Pertumbuhan volume ekspor untuk produk perkebunan merupakan IKSP

dari sasaran program meningkatnya nilai tambah dan daya saing

komoditas pertanian perkebunan. IKSP ini dihitung dengan menggunakan

formula sebagai berikut:

Evaluasi dan analisis capaian peningkatan volume ekspor Komoditas Strategis Ditjen Perkebunan adalah sebagai berikut:

A. Target dan realisasi kinerja tahun ini

Realisasi kinerja volumen ekspor komoditas perkebunan pada tahun 2018 berdasarkan perjanjian kinerja Direktur Jenderal perkebunan dapat ditunjukkan pada tabel 11.

Volume ekspor produk perkebunan (t) - Volume ekspor komoditas perkebunan (t-1)

Volume ekspor komoditas perkebunan (t-1)

æ

èç

ö

ø÷x100%

Page 56: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

48 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Tabel 11. Capaian Kinerja peningkatan volume ekspor komoditas Strategis komoditas Perkebunan

1 Lada 47.620 51.708 8,58

2 Pala 20.207 19.957 (1,24)

3 Cengkeh 20.246 25.990 28,37

4 Jambu Mete 58.391 90.541 55,06

5 Kopi 279.961 359.147 28,28

6 Kelapa Sawit 34.602.284 35.593.500 2,86

7 karet 2.954.367 2.582.684 (12,58)

8 kakao 380.830 341.519 (10,32)

9 Kelapa 1.985.192 1.878.925 (5,35)

10 Teh 49.038 43.120 (12,07)

11 Nilam 10.718 7.962 (25,71)

12 Serai Wangi 1.768 1.676 (5,22)

13 Tembakau 32.310 33.266 2,96

14 Vanili 204 261 28,01

15 Gambir 18.016 18.608 3,29

TOTAL/RATA_RATA 40.461.151 41.048.864 5,66

TARGET PK 3,82

CAPAIAN KINERJA 148,21

NoKOMODITAS

STRATEGIS

PERTUMBUHAAN (%)

2018 2019 2019/2018

Sumber: Pusat Data dan Sistem Informasi Kementan, 2020 (Diolah)

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pertumbuhan

volume ekpor komoditas perkebunan meningkat rata-rata 5,66% atau

mencapai 148,21% dari target Tahun 2019 sebesar 3,82%. Kenaikan

tertinggi pada jambu mete (55,06%) sedang yang terendah nilam (-

25,71%).

B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan

dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir

Keragaan volume ekspor komoditas perkebunan beberapa tahun

terakhir dibandingkan dengan capaian Tahun 2019 sebagaimana pada

Tabel 12.

Page 57: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

49 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Tabel 12. Realisasi Kinerja Volume Ekspor Komoditas Perkebunan Tahun 2019 dibanding dengan Tahun lalu dan Beberapa Tahun Sebelumnya

Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan, 2019.

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dalam periode taahun

2015-2019 volume ekspor komoditas perkebunan mengalami

pertumbuhan pertumbuhan rata-rata sebesar 52,85%. realisasi kinerja

Tahun 2019 ini, jika dibandingkan dengan Tahun lalu dan beberapa tahun

sebelumnya yaitu:

1) Dibanding Tahun 2018, volume ekspor komoditas perkebunan

mengalami kenaikan sebesar 5,66%.

2) Dibanding Tahun 2017, volume ekspor komoditas perkebunan

mengalami peningkatan sebesar 54,98%.

3) Dibanding Tahun 2016, volume ekspor komoditas perkebunan

mengalami peningkatan sebesar 40,61%.

4) Dibanding Tahun 2015, volume ekspor komoditas perkebunan

mengalami peningkatan sebesar 52,85%.

C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 281,04% dari total target Pertumbuhan volume ekspor komoditas perkebunan sejak tahun 2016 sebesar 14,45%.

D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis karena belum ada target berdasarkan standar nasional terkait realisasi volume ekspor komoditas perkebunan.

E. Analisis penyebab capaian/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan.

1 Lada 58.075,05 53.099,62 42.690,77 47.619,80 51.707,76 (8,11) 8,58 21,12 (2,62) (10,96)

2 Pala 17.027,10 15.842,35 19.936,38 20.206,99 19.957,25 9,89 (1,24) 0,10 25,97 17,21

3 Cengkeh 12.888,87 12.754,38 9.078,76 20.246,35 25.990,12 20,26 28,37 186,27 103,77 101,65

4 Jambu Mete 104.654,65 70.325,57 62.811,44 58.390,78 90.541,04 (1,86) 55,06 44,15 28,75 (13,49)

5 Kopi 502.020,68 414.651,16 467.790,12 279.960,74 359.147,41 (1,27) 28,28 (23,22) (13,39) (28,46)

6 Kelapa Sawit 32.543.312,32 28.493.069,24 33.519.211,16 34.602.284,10 35.593.499,71 6,57 2,86 6,19 24,92 9,37

7 karet 2.630.313,17 2.578.790,69 3.276.336,17 2.954.366,91 2.582.684,20 5,99 (12,58) (21,17) 0,15 (1,81)

8 kakao 355.320,83 330.029,48 354.752,34 380.829,84 341.518,64 1,09 (10,32) (3,73) 3,48 (3,88)

9 Kelapa 1.826.309,77 1.564.260,45 1.878.834,27 1.985.191,96 1.878.925,46 5,70 (5,35) 0,00 20,12 2,88

10 Teh 61.915,30 51.319,02 54.187,17 49.038,02 43.120,02 (6,95) (12,07) (20,42) (15,98) (30,36)

11 Nilam 926,82 1.232,79 1.259,95 10.718,00 7.962,00 190,58 (25,71) 531,93 545,85 759,07

12 Serai Wangi 2.181,17 28.561,50 938,95 1.768,31 1.676,00 (436,50) (5,22) 78,50 (94,13) (23,16)

13 Tembakau 30.675,47 28.005,21 29.134,04 32.309,77 33.265,74 3,26 2,96 14,18 18,78 8,44

14 Vanili 354,60 606,21 294,81 203,75 260,81 (22,23) 28,01 (11,53) (56,98) (26,45)

15 Gambir 14.019,84 15.446,13 15.215,44 18.015,77 18.608,07 7,21 3,29 22,30 20,47 32,73

TOTAL/RATA_RATA 38.159.995,63 33.657.993,79 39.732.471,78 40.461.151,08 41.048.864,24 (15,09) 5,66 54,98 40,61 52,85

2019Rata2

Pertumbuhan (%)2019/2018 2019/2017 2019/2016 2019/2015

No

KOMODITAS

STRATEGIS

PERKEBUNAN

REALISASI VOLUME EKSPOR KOMODITAS PERKEBUNAN/TAHUN/KOMODITAS (T0N) REALISASI KINERJA (%)

2015 2016 2017 2018

Page 58: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

50 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa

realisasi pertumbuhan volume ekspor komoditas perkebunan

mengalami peningkatan sebesar 5,66% atau mencapai 148,21% dari

target 3,82%, dan masuk dalam katagori sangat berhasil.

Capaian indikator kinerja ini dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai

berikut :

1. Peran pemerintah dalam memfasilitasi promosi produk

perkebunan unggulan, sehingga meningkatkan akses pasar produk

tersebut;

2. Meningkatnya kesadaran akan peningkatan kualitas dan jaminan

mutu sesuai standar negara tujuan ekspor;

3. Adanya peningkatan pangsa pasar produk perkebunan Indonesia di

negara mitra tujuan ekspor dibandingkan dengan kompetitornya;

4. Adanya peningkatan ekspor produk perkebunan Indonesia di

negara mitra (tujuan ekspor);

5. Rasio volume komoditas perkebunan yang memenuhi standar mutu

terhadap volume hasil pascapanen di kelompok tani binaan;

6. Jumlah pelaku usaha perkebunan yang memenuhi kualifikasi untuk

sertifikasi meningkat;

7. Rasio akses pasar ekspor komoditas perkebunan yang

dimanfaatkan terhadap akses pasar ekspor yang terbangun.

Sedangkan beberapa komoditas yang mengalamani penurunan volume

ekspordipengaruhi oleh beberapa permasalahan/kendala/hambatan

antara lain:

1. Pala, permasalahan: belum terpenuhinya kualitas produk dan

masih minimnya promosi produk ke manca negara.

2. Sereh wangi, permasalahan: promosi belum intensif, kualitas

produk masih masih belum popular di kalangan pengusaha dan

petani.

3. Kelapa, permasalahan: produksi kelapa relatif kurang stabil,

kualitas produk kalah bersaing dengan produk luar negeri.

4. Kakao, permasalahan: penurunan luas lahan, pasokan terbatas,

permintaan dalam negeri tinggi.

5. Teh, permasalahan: oversupply teh dunia, permintaan China

menurun, penurunan luas areal perkebunan teh, kurangnya share

produk olahan teh Indonesia kepasar global

6. Karet, permasalahan: oversupply karet alam dunia, penurunan

permintaan China, Jepang dan USA, kompetisi dengan karet

sintetis, penurunan harga minyak dunia.

Page 59: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

51 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

7. Nilam, permasalahan: produksi relatif rendah dan produk turunan

relatif kurang dikenal masyarakat, kurangnya investor baik secara

budidaya maupun ekspor produk.

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, analisis akar permasalahan dan rekomendasi solusi yang dapat dilakukan dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Analisis Akar Permasalahan Turunnya Volume Ekspor Komoditas Perkebunan Tahun 2019

No Akar masalah Rekomendasi solusi 1 Peningkatan produksi,

produktivitas tanaman perkebunan masih belum optimal

1. Fasilitasi pengembangan komoditas perkebunan ditingkatkan

2. Penyediaan benih unggul bermutu 3. Peningkatan penanganan OPT 4. Pengembangan teknologi budidaya

2 Perubahan Iklim 5. Peningkatan penanganan dampak perubahan iklim

3 penanganan pasca panen kurang memenuhi persyaratan ekspor

6. Perbaikan penanganan pasca panen komoditas perkebunan

3 Penurunan harga minyak dunia

7. Koordinasi pengendalian harga komoditas 8. Pengawalan komoditas dalam menghadapi gejolak

ekonomi dunia

4 Tidak seimbangnya supply and demand

9. Fasilitasi penjaminan pasokan bahan baku untuk industri dalam negeri masih belum optimal

F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis program/kegiatan yang menunjang capaian ataupun kegagalan;

Kegiatan yang menunjang dalam meningkatkan voleme ekspor Tahun

2019 adalah seluruh kegiatan yang dialokasikan dalam DIPA/POK Ditjen

Perkebunan baik Tahun 2019 dianalisis pada Tabel 14.

Page 60: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

52 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Tabel 14.Analisis efisiensi atas penggunaan sumber daya kegiatan pendukung dalam mencapai sasaran kegiatan dan indikator sasaran kegiatan Pertumbuhan volume ekspor untuk produk perkebunan Tahun 2019

KEUANGAN KEUANGAN

Rp. VOL SAT Rp. VOL SAT (%)

1 Fasilitaspascapanen

tanamanperkebunan21.233.772.000 106 KT 20.375.460.111 95,96 106 KT 100,00 4,04 60,11

25SatkerProv

dan10satker

2 Fasilitasteknis

dukunganpengolahan

danpemasaranhasil

12.076.493.000 12 Bulan 11.758.594.151 97,37 12 Bulan 100,00 2,63 56,5832Satker

Provinsi

3 FasilitasPengolahan

HasilPerkebunan44.466.772.000 136 Unit 43.323.766.285 97,43 136 Unit 100,00 2,57 56,43

19SatkerProv

dan6satker

4 PenerapanStandarisasi

danMutuHasil1.321.000.000 36 KT 1.283.613.400 97,17 36 KT 100,00 2,83 57,08 9SatkerProv

5 Pembinaanusaha

perkebunan1.035.800.000 30 KT 989.715.183 95,55 30 KT 100,00 4,45 61,12 2SatkerProv

6 Pengembangan

PemasaranHasil11.980.000 1 Keg 11.980.000 100,00 1 Keg 100,00 0,00 50,00 1SatkerProv

7 PengolahanSagu

PapuadanPapuaBarat 2.901.850.000 6 Unit 2.861.850.000 98,62 6 Unit 100,00 1,38 53,452SatkerProv

dan1satker

KabTOTAL/RATA-RATA 83.047.667.000 80.604.979.130 97,06 56,39

KETERANGANFISIK(%)

FISIK

Volumeekspor

komoditas

perkebunan

KEGIATANINDIKATOR

KINERJA(IKK)

TARGET REALISASIEFISIENSI

NILAI

EFISIEN

SI(%)

Sumber : LAKIN Dirat PPHBUN 2019.

Analisis efisiensi atas penggunaan sumber daya kegiatan pendukung

dalam mencapai sasaran kegiatan dan indikator sasaran kegiatan

pertumbuhan volume ekspor untuk produk perkebunan Tahun 2019di atas

pada tabel 11, dapat dijelaskan bahwa nilai efisiensi kegiatan dukungan

pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan adalah sebesar 56,39%,

dengan rincian pencapaian kegiatan sebagai berikut :

1. Kegiatan pengembangan pascapanen komoditas perkebunan target 106

kelompok tani terealisasi 106 kelompok tani dengan penyerapan

anggaran sebesar 95,96% dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi

sebesar 60,11% (efisien). Kegiatan pengembangan pascapanen

komoditas perkebunan dilaksanakan di 25 Satker provinsi dan 10

Satker Kabupaten.

2. Kegiatan fasilitasi pengolahan hasil perkebunan target 136 unit

terealisasi 136 unit dengan penyerapan anggaran sebesar 97,43 % dari

pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 56,43 % (efisien).

Kegiatan pengembangan pengolahan hasil perkebunan dilaksanakan di

32 satker provinsi.

3. Kegiatan pemasaran hasil perkebunan target 1 kegiatan terealisasi 1

kegiatan dengan penyerapan anggaran sebesar 100% dari pagu

Page 61: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

53 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 50% (efisien). Kegiatan

pengembangan pemasaran hasil perkebunan dilaksanakan di 1

provinsi.

4. Kegiatan Pengembangan Penerapan Standarisasi, Mutu dan Pembinaan

Usaha Perkebunantarget 36 KT terealisasi 36 KT dengan penyerapan

anggaran sebesar 97,17% dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi

sebesar 57,08 % (efisien). Kegiatan Pengembangan Penerapan

Standarisasi, Mutu dan Pembinaan Usaha Perkebunan dilaksanakan di 9

provinsi.

5. Kegiatan fasilitasi teknis dukungan pengolahan dan pemasaran hasil

perkebunan target 12 bulan terealisasi 12 bulan dengan penyerapan

anggaran sebesar 97,37% dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi

sebesar 56,58% (efisien). Kegiatan fasilitasi teknis dukungan

pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan terdiri dari 32 kegiatan

yang dilaksanakan di pusat.

6. Pembinaan usaha perkebunan berkelanjutan, target 30 KT terealisasi

30 KT dengan penyerapan anggaran sebesar 95,55% dari pagu anggaran

dengan nilai efisiensi sebesar 61,12% (efisien). Kegiatan ini

dilaksanakan di 2 provinsi.

7. Pengolahan sagu Papua dan Papua Barat terealisasi 6 Unit (100%)

dengan serapan anggaran sebesar 98,62 dan nilai efisiensi 53,45% yang

dilaksanakan di 2 satker Provinsi dan 1 satker kabupaten.

3.2.3. Rasio pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk industri dalam negeri

Salah satu indikator dari peningkatan pengolahan dan pemasaran hasil

perkebunan untuk komoditas ekspor adalah tercapainya target rasio

pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk industri dalam

negeri yang akan menghasilkan produk olahan yang selain untuk konsumsi

dalam negeri, dapat juga diekspor ke luar negeri. Evaluasi dan analisis

rasio pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk industri dalam

negeri dapat dilihat pada Tabel 15.

Page 62: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

54 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Tabel 15.Evaluasi dan Analisis Rasio Pemenuhan Kebutuhan Komoditas Perkebunan untuk Industri dalam Negeri Tahun 2015-2019

IK-2 Meningkatnya Nilai Tambah dan Daya Saing Komoditas Perkebunan

Rasio Pemenuhan Kebutuhan Komoditas Perkebunan untuk Industri Dalam Negeri

Capaian 2019 Dibandingkan Tahun Sebelumnya

Tahun Kebutuhan (Ton) Pemenuhan (Ton)

Pemenuhan (%)

Target (%)

Capaian (%)

2015 - - - - - -

2016 61.505.654 38.689.930 62,90 - 62,90 81,98

2017 61.515.470 44.982.169 73,12 30,00 73,12 81,98

2018 61.451.670 47.829.732 77,83 35,00 77,83 89,86

2019 62.160.211 49.686.460 79,93 40,00 79,93

sumber : Dirat PPHBUN, diolah (2020)

A. Target dan realisasi kinerja tahun ini

Realisasi Kinerja rasio pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan

untuk industri dalam negeri sebesar 79,93% atau mencapai 199,83% dari

target 40% dan masuk dalam katagori Sangat Berhasil.

B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan

dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir

Berdasarkan tabel.15diatas dapat dijelaskan bahwa realisasi kinerja serta

capaian kinerja pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk

industri dalam negeri tahun 2019 yaitu:

1. Realisasi kinerja Tahun 2019 dibandingkan dengan Tahun 2018

adalah sebesar 102,70% dan Capaian kinerja Tahun 2019

dibandingkan dengan Tahun 2018 adalah sebesar 89,86%

2. Realisasi kinerja Tahun 2019 dibandingkan dengan Tahun 2017

adalah sebesar 109,31% dan Capaian kinerja Tahun 2019

dibandingkan dengan Tahun 2017 adalah sebesar 81,98%

3. Realisasi kinerja tahun 2019 dibandingkan dengan Tahun 2016adalah

sebesar 127,07% dan Capaian kinerja Tahun 2019 dibandingkan

dengan Tahun 2016 adalah sebesar 81,98%.

C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis Ditjen Perkebunan sesuai dengan Tabel 15. adalah sebesar 199,83% dari target 40%.

D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis karena tidak ada standar nasional untuk rasio pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk industri dalam negeri.

E. Analisis penyebab capaian/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.

Page 63: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

55 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa rasio

pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk industri dalam

negeri Tahun 2019 masuk ke dalam kategori sangat berhasil. Capaian

indikator kinerja ini dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut :

1. Meningkatnya produksi perkebunan

2. Meningkatnya kualitas bahan baku yang dihasilkan petani yang difasilitasi dan dibina oleh Direktorat Jenderal Perkebunan sehingga dapat meningkatkan volume ketersediaan bahan baku untuk industri dalam negeri.

3. Kebijakan pemerintah atas pemanfaatan sumberdaya dan bahan baku dalam negeri untuk kebutuhan bahan baku industri dalam upaya meningkatkan kesejahteraan pekebun

4. Banyaknya investasi yang menfasilitasi peningkatan mutu produk perkebunan.

F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis program/kegiatan yang menunjang capaian ataupun kegagalan;

Pembahasan pada sub unsur ini sama sebagaimana tabel 15 dan penjelasannya, dikarenakan termasuk indikator yang menjadi tanggung jawab Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan.

3.2.4. Rasio pengajuan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pasca panen

dan pengolahan hasil perkebunan yang dapat dipenuhi terhadap seluruh permintaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pasca panen dan pengolahan hasil perkebunan.

Alsintan pasca panen dan pengolahan hasil merupakan kebutuhan

strategis dalam meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu

komoditas perkebunan. Permintaan alsintan pascapanen dan pengolahan

diasumsikan jumlah alsin yang difasilitasi dari dana Tugas Pembantuan.

Asumsi ini didasarkan atas ketersediaan dana dan ketepatan penerima

fasilitasi.

Evaluasi dan analisis terjadap realisasi kinerja dan capaian kinerja Rasio

pengajuan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pasca panen dan pengolahan

hasil perkebunan yang dapat dipenuhi terhadap seluruh permintaan Alat

Mesin Pertanian (Alsintan) pasca panen dan pengolahan hasil perkebunan

Tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 16.

Page 64: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

56 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Tabel. 16. Evaluasi dan analisis terjadap realisasi kinerja dan capaian kinerja Rasio pengajuan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pasca panen dan pengolahan hasil perkebunan

IK-2

Tersedianya Infrastruktur Pertanian Perkebunan Pasca Panen

Rasio Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian (ALSINTAN) berdasarkan Kebutuhan (Pasca Panen Perkebunan)

Capaian 2019 Dibandingkan Tahun Sebelumnya

Tahun Kebutuhan (Unit)

Ketersediaan (Unit)

Pemenuhan (%)

Target (%)

Capaian (%)

2015 298 298 100,00 100,00 100,00 97,25

2016 192 192 100,00 100,00 100,00 97,25

2017 301 300 99,67 100,00 99,67 97,58

2018 253 252 99,60 100,00 99,60 97,64

2019 255 248 97,25 100,00 97,25

Total/Rata-Rata 1.299 1.290 99,30 100,00 99,30

Sumber: LAKIN Dirat PPHBUN, 2019.

A. Target dan realisasi kinerja tahun ini Capaian Kinerja rasio pengajuan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pasca

panen dan pengolahan hasil perkebunan yang dapat dipenuhi terhadap

seluruh permintaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pascapanen dan

pengolahan hasil perkebunanTahun 2019 mencapai 97,25% dari target 255

unit% dan masuk dalam katagori Berhasil.

B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir

Berdasarkan Tabel 16. diatas dapat dijelaskan bahwa realisasi

kinerja dan capaian kinerja Tahun 2019 jika dibandingkan dengan

Tahun lalu dan beberapa tahun sebelumnya yaitu:

1. Dibanding Tahun 2018

Realisasi kinerja mengalami penurunan sebesar 1,59% atau

mencapai 98,41% dari ketersediaan alat mesin pertanian

(Alsintan) pascapanen dan pengolahan hasil perkebunan Tahun

2019 sebesar 248 Unit dibanding realisasi jumlah alat mesin

pertanian (Alsintan) pascapanen dan pengolahan hasil

perkebunan Tahun 2018 sebesar 252 Unit.

Capaian kinerja mengalami penurunan sebesar 2,36 % atau

mencapai 97,64 % dari capaian kinerja ketersediaan alat mesin

pertanian (Alsintan) pascapanen dan pengolahan hasil

perkebunan Tahun 2019 sebesar 97,25% dibanding capaian

kinerja ketersediaan alat mesin pertanian (Alsintan)

pascapanen dan pengolahan hasil perkebunan Tahun 2018

sebesar 99,60 %.

2. Dibanding tahun 2017

Realisasi kinerja mengalami kenaikan sebesar 17,33 % atau

mencapai 82,67% dari ketersediaan alat mesin pertanian

Page 65: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

57 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

(Alsintan) pascapanen dan pengolahan hasil perkebunan Tahun

2019 sebesar 248 Unit dibanding realisasi jumlah alat mesin

pertanian (Alsintan) pascapanen dan pengolahan hasil

perkebunan Tahun 2017 sebesar 300 Unit.

Capaian kinerja mengalami penurunan sebesar 2,42% atau

mencapai 84,56 % dari capaian kinerja ketersediaan alat mesin

pertanian (Alsintan) pascapanen dan pengolahan hasil

perkebunan Tahun 2019 sebesar 97,25% dibanding capaian

kinerja ketersediaan alat mesin pertanian (Alsintan)

pascapanen dan pengolahan hasil perkebunan Tahun 2017

sebesar 99,67%.

3. Dibanding Tahun 2016

Realisasi kinerja mengalami peningkatan sebesar 29,17% atau

mencapai 129,17% dari ketersediaan alat mesin pertanian

(Alsintan) pascapanen Tahun 2019 sebesar 248 Unit dibanding

realisasi jumlah alat mesin pertanian (Alsintan) pascapanen

Tahun 2016 sebesar 192 Unit.

Capaian kinerja mengalami penurunan sebesar 0,40 % atau

mencapai 99,60 % dari capaian kinerja ketersediaan alat mesin

pertanian (Alsintan) pascapanen Tahun 2018 sebesar 99,60 %

dibanding capaian kinerja ketersediaan alat mesin pertanian

(Alsintan) pascapanen Tahun 2016 sebesar 100,00 %.

4. Dibanding Tahun 2015

Realisasi kinerja mengalami penurunan sebesar 2,75% atau

mencapai 97,25% dari ketersediaan alat mesin pertanian

(Alsintan) pascapanen Tahun 2019 sebesar 248 Unit dibanding

realisasi jumlah alat mesin pertanian (Alsintan) pascapanen

Tahun 2015 sebesar 298 Unit.

Capaian kinerja mengalami penurunan sebesar 2,75% atau

mencapai 97,25% dari capaian kinerja ketersediaan alat mesin

pertanian (Alsintan) pascapanen Tahun 2019 sebesar 97,25 %

dibanding capaian kinerja ketersediaan alat mesin pertanian

(Alsintan) pascapanen Tahun 2015 sebesar 100,00%.

C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan

target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi adalah sebesar 99,30% yaitu telah terpenuhi sebanyak 1.290 unit dari total target Tahun 2015-2019 sebanyak 1.299 unit

Page 66: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

58 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis karena tidak ada standar nasional untuk pengajuan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pascapanen dan pengolahan hasil perkebunan yang dapat dipenuhi terhadap seluruh permintaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pasca panen dan pengolahan hasil perkebunan.

E. Analisis penyebab capaian/kegagalan atau peningkatan/ penurunan

kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.

Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa rasio

pengajuan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pasca panen dan pengolahan

hasil perkebunan yang dapat dipenuhi terhadap seluruh permintaan Alat

Mesin Pertanian (Alsintan) pascapanen dan pengolahan hasil

perkebunanTahun 2019 masuk dalam kategori Berhasil. Capaian indikator

kinerja ini dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut :

1. Bantuan alat mesin pertanian yang diberikan berdasarkan peta

kawasan komoditas;

2. Bantuan alat mesin pertanian yang diberikan sesuai dengan

permintaan/pengajuan proposal dari provinsi/kabupaten;

3. Kelompok tani sasaran yang ditetapkan sebagai penerima alat mesin

pertanian dan bangunan adalah kelompok tani yang sudah terbentuk

(bukan kelompok tani yang baru)

4. Adanya pembinaan terhadap petugas dinas provinsi/kabupaten serta

pelaku usaha melalui bimbingan teknis

5. Adanya perencanaan yang tepat dan matang sehingga kegiatan dapat

dilaksanakan secara baik dan tepat waktu;

6. Makin meningkatnya minat pekebun dalam pemahaman tentang

penanganan pascapanen komoditas perkebunan dan pengolahan hasil

perkebunan;

7. Kebutuhan sarana pascapanen, dan pengolahan hasil perkebunan telah

terpenuhi;

8. Koordinasi yang optimal dan terencana antara satker provinsi dan

kabupaten sehingga kegiatan bisa terlaksana dengan baik;

9. Adanya SDM yang handal dalam penguasaan teknologi yang

memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan

Permasalahan yang dihadapi antara lain:

1. Keterbatasan kelompok tani dalam penguasaan teknologi pasca panen

dan pengolahan.

2. Pelaksanaan kegiatan atau penggunaan anggaran yang tidak mengikuti

ROPAK sehingga proses pengadaan tidak dapat dilaksaan.

Page 67: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

59 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

3. Gagal lelang pengadaan alsintan.

F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis program/kegiatan yang menunjang capaian ataupun kegagalan

Untuk mendukung kinerja pencapaian target dari sasaran kegiatan dan indikator kinerja sasaran kegiatanDirektorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan melakukan kegiatan utama Dukungan Pengolahan dan Pemasaran melalui kegiatan : (i) pengembangan pascapanen komoditas perkebunan; (ii) pengembangan pengolahan hasil perkebunan; (iii) pengembangan penerapan standardisasi, mutu dan pembinaan usaha perkebunan; (iv) pengembangan pemasaran hasil perkebunan; dan (v) fasilitasi teknis dukungan pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya kegiatan pendukung dalam mencapai sasaran kegiatan dan indikator sasaran kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemsaran Hasil Perkebunan dapat dilihat seperti pada Tabel 17. Tabel 17.Analisis efisiensi atas penggunaan sumber daya kegiatan

pendukung dalam mencapai sasaran kegiatan dan indikator sasaran kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2019

KEUANGAN KEUANGAN

Rp. VOLUME SAT Rp. VOLUME SAT (%)

1 Fasilitaspascapanentanaman

perkebunan21.233.772.000 106 KT 20.375.460.111 95,96 106 KT 100,00 4,04 60,11

25SatkerProvdan

10satkerKab

2 Fasilitasteknisdukungan

pengolahandanpemasaranhasil

perkebunan

12.076.493.000 12 Bulan 11.758.594.151 97,37 12 Bulan 100,00 2,63 56,58 32SatkerProvinsi

3 FasilitasPengolahanHasil

Perkebunan44.466.772.000 136 Unit 43.318.796.285 97,42 136 Unit 100,00 2,58 56,45

19SatkerProvdan6

satkerKab

4 PengolahanSaguPapuadanPapua

Barat2.901.850.000 6 Unit 2.861.850.000 98,62 6 Unit 100,00 1,38 53,45

2SatkerProvdan1

satkerKab

TOTAL/RATA-RATA 83.047.667.000 80.600.009.130 97,05 54,73

KETERANGANFISIK(%)

FISIK

Tabel1.PengukuranEfisiensiKegiatanDukunganPengolahandanPemasaranHasilPerkebunanTahun2019

NO KEGIATAN

TARGET REALISASI

EFISIENSI

NILAI

EFISIENSI

(%)

Sumber :LAKIN Dirat PPHBUN, 2019.

Analisis efisiensi atas penggunaan sumber daya kegiatan pendukung

dalam mencapai sasaran kegiatan dan indikator sasaran kegiatan

dukungan pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan Tahun 2019di atas

pada Tabel 17. dapat dijelaskan bahwa nilai efisiensi kegiatan dukungan

pengolahan pemasaran hasil perkebunan adalah sebesar 54,73 %, dengan

rincian pencapaian kegiatan sebagai berikut :

1. Kegiatan pengembangan pascapanen komoditas perkebunan target

106 kelompok tani terealisasi 106 kelompok tani dengan penyerapan

anggaran sebesar 95,96 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi

sebesar 60,11 % (efisien). Kegiatan pengembangan pascapanen

Page 68: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

60 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

komoditas perkebunan dilaksanakan di 25 satker provinsi dan 5

satker kabupaten.

2. Kegiatan pengembangan pengolahan hasil perkebunan target 136

unit terealisasi 136 unit dengan penyerapan anggaran sebesar 100%

dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 56,45 % (efisien).

Kegiatan pengembangan pengolahan hasil perkebunan dilaksanakan

di 19 satker provinsi dan 6 satker kabupaten.

3. Pengolahan sagu di Papua dan Papua Barat target 6 Unit terealisasi 6

Unit atau 100% dengan realisasi anggaran sebesar 98,62% dan nilai

efisiensi sebesar 53,45%.

3.2.5. Rasio Luas Serangan OPT Terkendali dan Area Terkena DPI Tertanggulangi terhadap Luas Lahan Terserang OPT dan Berpotensi Terkena DPI

Rasio Luas Serangan OPT Terkendali dan Area Terkena DPI Tertanggulangi

terhadap Luas Lahan Terserang OPT dan Berpotensi Terkena DPI diukur

berdasarkan formula sebagai berikut:

∑ =𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑂𝑃𝑇 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑙𝑖

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑂𝑃𝑇𝑥100%

Evaluasi dan analisis Rasio Luas Serangan OPT Terkendali dan Area

Terkena DPI Tertanggulangi terhadap Luas Lahan Terserang OPT dan

Berpotensi Terkena DPI Tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Evaluasi dan analisis Rasio Luas Serangan OPT Terkendali dan Area Terkena DPI Tertanggulangi terhadap Luas Lahan Terserang OPT dan Berpotensi Terkena DPI Tahun 2015-2019

Realisasi Capaian

2015 36.413 1.028.624 3,54 - - 44,26 -

2016 7.584 897.963 0,84 - - 185,50 -

2017 1.000 648.212 0,15 1,01 15,27 1.015,52 641,05

2018 8.525 544.155 1,57 1,60 97,92 100,00 101,94

2019 7.490 469.003 1,60 1,60 99,81

Realisas

i (%)

Target

rasio

(%)

Capaian

(%)

IK-4

Terkendalinya penyebaran OPT dan tertanggulanginya DPI pada tanaman perkebunanRasio luas serangan OPT terkendali dan area DPI

tertanggulangi terhadap luas terserang OPT dan berpotensi

terkena DPI2018 dibandingkan

tahun sebelumnya dan

2019Luas serangan

OPT terkendali

dan area DPI

tertanggulangi

Luas terserang

OPT dan

berpotensi

terkena DPI

Sumber: Direktorat Perlinbun, 2019

A. Target dan Realisasi Kinerja Tahun ini

Realisasi rasio luas serangan OPT terkendali dan area terkena DPI tertanggulangi terhadap luas lahan terserang OPT dan berpotensi

Page 69: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

61 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

terkena DPI Tahun 2019 adalah sebesar 1,60 atau mencapai 100,00% dari target 1,60%. Capaian ini masuk dalam katagori berhasil.

B. Realisasi Kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan Tahun Lalu dan Beberapa Tahun terakhir

Dibanding Tahun 2018, Realisasi rasio luas serangan OPT

terkendali dan area terkena DPI tertanggulangi terhadap luas

lahan terserang OPT dan berpotensi terkena DPI Tahun 2018

meningkat sangat signifikan sebesar 171,18% atau meningkat

71,18%, sedangkan capaian nya mengalami peningkatan sebesar

8,06% atau mengalami kenaikan sebesar 108,06%.

Dibanding Tahun 2017, Realisasi rasio luas serangan OPT

terkendali dan area terkena DPI tertanggulangi terhadap luas

lahan terserang OPT dan berpotensi terkena DPI Tahun 2018

meningkat sangat signifikan sebesar 171,18% atau meningkat

71,18%, sedangkan capaian nya mengalami peningkatan sebesar

8,06% atau mengalami kenaikan sebesar 108,06%.

Dibanding Tahun 2016, Realisasi rasio luas serangan OPT

terkendali dan area terkena DPI tertanggulangi terhadap luas

lahan terserang OPT dan berpotensi terkena DPI Tahun 2018

meningkat sangat signifikan sebesar 138,51% atau meningkat

sebesar 38,51%.

C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi adalah sebesar 97,92%.

D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional

tidak dapat dianalisis karena tidak ada standar nasional untuk

Realisasi rasio luas serangan OPT terkendali dan area terkena DPI

tertanggulangi terhadap luas lahan terserang OPT dan berpotensi

terkena DPI

E. Analisis penyebab capaian/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan.

Realisasi rasio luas serangan OPT terkendali dan area terkena DPI

tertanggulangi terhadap luas lahan terserang OPT dan berpotensi

terkena DPI mencapai target karena beberapa hal antara lain:

Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara intensif;

Identifikasi dan pengendalian Serangan OPT di lakukan secara

terkoodinasi antara pusat, daerah dan kelompoktani/pekebun;

Page 70: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

62 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Untuk mempertahankan/meningkatkan capaian tersebut diatas,

beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain:

Meningkatan anggaran kegiatan pengendalian OPT dan

penanggulangan DPI

Menyiapkan sarana prasarana dan inprastruktur

Menyiakan SDM melalui sosialisasi, pelatihan dan pendidikan.

F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis program/kegiatan yang menunjang capaian ataupun kegagalan

Beberapa kegiatan penunjangcapaianatas luas serangan OPT

terkendali dan area terkena DPI tertanggulangi terhadap luas lahan

terserang OPT dan berpotensi terkena DPI,seperti berikut:

Tabel 19.Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis program/kegiatan yang menunjang capaian ataupun kegagalan

Vol Sat Vol Sat %

1

Penanganan Organisme

Pengganggu Tanaman

Perkebunan

23,270,228 8325 Ha 21,934,644 94.26 8,325 Ha 100 64.35

2

Penanganan Dampak

Perubahan Iklim dan

Pencegahan Kebakaran

Lahan/Kebun

5,905,875 25 KT 5,591,465 94.68 25 KT 100 63.31

3

Pengembangan Desa

Pertanian Organik

Berbasis Komoditas

Perkebunan

28,671,420 155 Desa 27,997,156 97.65 155 Desa 100 55.88

4

Fasilitasi Teknis

Dukungan Perlindungan

Perkebunan

36,702,475 12 Bulan 34,555,843 94.15 12 Bulan 100 64.62

TOTAL/RATA-RATA 94,549,998 90,079,108 95.11 61.88

Nilai

Efisiensi

(%)

Keuangan

Rp.(000)

Fisik Keuangan

Rp.(000) (%)

Fisik No Kegiatan

Target Realisasi

Sumber: Dirat Perlindungan Perkebunan, 2019

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa kegiatan yang

menunjang rasio luas serangan OPT terkendali dan area terkena DPI

tertanggulangi terhadap luas lahan terserang OPT dan berpotensi terkena

DPI adalah sebesar Rp. 90.079.108.000,- atau 95,11% dari pagu anggaran

dengan nilai efisiensi 61,88 (efisien) dengan rincian sebagai berikut:

a. Kegiatan penanganan OPT tanaman perkebunan Tahun 2018 dengan

serapan anggaran 94,26 dan capaian fisik 100% serta nilai efisiensi

64,35% (Efisien)

Page 71: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

63 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

b. Kegiatan DPI dan pencegahan kebakaran lahan/kebun dengan serapan

sebesar 94,68% dan capaian fisik sebesar 100% serta nilai efisiensi

63,31% (efisien)

c. Pengembangan desa organik berbasis perkebunan dengan serapan

sebesar 97,65% dan serapan fisik sebesar 100% serta nilai efisiensi

55,88% (efisiensi)

d. Kegiatan fasilitasi teknis dukungan perlindungan perkebunan dengan serapan sebesar 94,15% dan capaian fisik sebesar 100% serta nilai efisiensi 64,62% (efisien)

3.2.6. Nilai AKIP Direktorat Jenderal Perkebunan Berdasarkan

Penilaian Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian

Nilai AKIP Ditjen Perkebunan merupakan IKSP dari sasaran program

terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilingkungnan

Ditjen Perkebunan. Komponen nilai AKIP terdiri dari aspek nilai

perencanan, nilai pengukuran kinerja, nilai pelaporan kinerja, nilai

evaluasi internal dan nilai capaian kinerja.

Tabel 20. Evaluasi dan Analisis Realisasi Nilai AKIP yang diberikan oleh Itjen Kementerian Pertanian pada Tahun 2015-2019

TahunTarget

Nilai AKIP

Realisasi

Nilai AKIP

Capaian Nilai

AKIP (%)Realisasi Capaian

2015 - 77,98 - 107,58 -

2016 - 78,62 - 106,70 -

2017 79,49 79,49 100,00 105,54 99,87

2018 83,00 82,96 99,95 101,12 99,92

2019 84,00 83,89 99,87

IK-5.1

Terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di Lingkungan

Direktorat Jenderal Perkebunan

Nilai AKIP Direktorat Jenderal

Perkebunan berdasarkan penilaian

Inspektorat Jenderal Kementerian

Pertanian

2019 Dibandingkan dengan

tahun sebelumnya

Sumber: Ditjen Perkebunan, 2019

A. Target dan Realisasi Kinerja Tahun ini

Realisasi IKSP nilai AKIP Tahun 2019 adalah sebesar 83,89 atau

mencapai 99,97% dari target 84. Nilai AKIP ini merupakan hasil

evalusi AKIP yang dilakukan pada tahun 2019 atas Kinerja Tahun 2018

dengan rincian nilai terdiri dari aspek perencanaan 26,19%; aspek

pengukuran kinerja 21,25%; aspek pelaporan kinerja 14,16%; aspek

evaluasi internal 6,69%; dan aspek pencapaian kinerja 14,68%.

B. Realisasi Kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir

Page 72: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

64 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Berdasarkan Tabel 20 diatas dapat dijelaskan bahwa realisasi kinerja

serta capaian kinerja tahun ini dibanding dengan tahun lalu dan

beberapa tahun terakhir yaitu:

Dibanding Tahun 2018, nilai AKIP Ditjenbun Tahun 2019

mengalami peningkatan sebesar 1,12% atau mencapai 101,12% dan

capaian Tahun 2019 masih lebih kecil dari tahun 2018 atau

sebesar 99,92%;

Dibanding Tahun 2017, nilai AKIP Ditjenbun Tahun 2019

mengalami peningkatan sebesar 5,54% atau mencapai 105,54% dan

capaian Tahun 2019 masih lebih kecil dari tahun 2017 atau

sebesar 99,87%;

Dibanding Tahun 2016, nilai AKIP Ditjenbun Tahun 2019

mengalami peningkatan sebesar 6,70% atau mencapai 106,7%;

Dibanding Tahun 2015, nilai AKIP Ditjen Perkebunan Tahun 2019

mengalami peningkatan sebesar 7,58% atau mencapai 107,58%.

C. Realisasi Kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan Target Jangka Menengah Yang terdapat dalam Dokumen Rentra adalah sebesar 99,87% atau dengan katagori berhasil.

D. Realisasi Kinerja Tahun ini dibandingkan dengan Standar Nasional, yaitu 82,96% (dengann asumsi standar nasional adalah 100).

E. Analisis Penyebab Capaian/Kegagalan atau Peningakatan/Penurunan Kinerja serta Alternatif Solusi yang telah Dilakukan

Sesuai dengan kreteria nilai SAKIP Ditjen Perkebunan “A” yaitu sangat

baik dapat diambil kesimpulan bahwa pencapaian nilai SAKIP Ditjen

Perkebuan Tahun 2019 mengalami capaian dan terus meningkat

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan:

Komitmen pimpinan Ditjen Perkebunan dalam meningkatkan

akuntabilitas kinerja semakin besar;

Komitmen aparatur sipil negara (ASN) Ditjen Perkebunan

meningkatkan akuntabilitas kinerja semakin besar;

Capaian kinerja semakin meningkat

Capaian dari pembinaan yang dilakukan oleh semua pihak terkait

dalam peningkatan akuntabilitas kinerja Ditjen Perkebunan.

Beberapa hal yang harus menjadi perhatian dalam upaya

meningkatkan nilai AKIP Ditjen Perkebunan yaitu:

Keselarasan Rentra Ditjen Perkebunan dengan Renstra

Kementerian Pertanian dan Renstra Eselon II di bawahnya;

Page 73: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

65 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Menindaklanjut sebagian besar atau seluruhnya hasil

rekomenedasi dalam LAKIN untuk perbaikan kinerja ditahun

setelahnya;

Meningkatkan kinerja serapan maupun fisik kegiatan untuk

mendukung peningkatan kinerja program;

Meningkatkan keterlibatan pimpinan dalam proses

penyelenggaraan pembangunan perkebunan;

Meningkatkan nilai efesiensi secara optimal dengan

memperhatikan kaidah yang berlaku untuk menghindari

peningkatan LHA/P.

F. Analisis Efesiensi Penggunaan Sumberdaya dan Analisis Program/Kegiatan yang menunjang Capaian/Kegagalan

Kegiatan yang menunjang nilai AKIP Ditjen perkebunan merupakan

seluruh kegiatan yang melekat dalam APBN Ditjen Perkebunan Tahun

2019 yang dialokasikan kepada 38 satker lingkup Ditjen Perkebunan

baik Satker Pusat maupun daerah.

3.2.7. Nilai Kinerja (NK) Berdasarkan PMK 214 Tahun 2011 (perubahan menjadi PMK 214 2017) Tentang Pengukuran Kinerja Dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga

Sesuai dengan manual iku Ditjen Perkebunan pengukuran Nilai Kinerja

(NK) Berdasarkan PMK 249 Tahun 2011 (perubahan menjadi PMK 214

2017) Tentang Pengukuran Kinerja Dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan

Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga. Formula yang

digunakan yaitu:

NK = (I X WI)+(CH X WCH); Dimana I = (P X WP)+(K X WK) PK X WPK)+NE X WE

• I = Nilai aspek implementasi • WI= Bobot aspek implements'

• CH = Capaian hasil • P = Penyerapan anggaran

• WP= Bobot penyerapan anggaran

• K = Konsistensi antara perencanaan dan implementasi

• PK = Pencapaian keluaran

• WPK = Bobot pencapaian

keluaran

• NE = Nilai efisiensi • WE = Bobot efisiensi

• WK = Bobot konsistensi antara

perencanaan dan implementasi

Page 74: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

66 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Grafik Nilai Kinerja pada aplikasi SMART 2019

Evaluasi dan analisis realisasi dancapaian nilai AKIP tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 21. berikut: Tabel 21. Evaluasi dan analisis Nilai Kinerja (NK) Ditjen Perkebunan Tahun 2015-2019

IK – 5.2

Terwujudnya Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkunan Direktorat Jenderal Perkebunan

Nilai Kinerja (NK) berdasarkan PMK 249 Tahun 2011 tentang Pengukuran Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga

Tahun 2019 dibandingkan dengan Tahun Sebelumnya

Tahun Target Nilai Realisasi Nilai Kinerja

Capaian Nilai Kinerja (%)

Realisasi Capaian

2015 - - - - -

2016 - 81,19 - 102,43 -

2017 85,00 90,05 105,94 92,35 85,32

2018 90,00 75,10 83,44 110,73 108,33

2019 92,00 84,45 91,75

Sumber : Ditjen. Perkebunan, 2020 (diolah)

A. Target dan Realisasi Kinerja Tahun ini

Berdasarkan aplikasi SMART Kementerian Keuangan diperoleh realisasi

nilai kinerja (NK) Ditjen Perkebunan Tahun 2019 sebesar 84,45 atau

mencapai 91,75% dan masuk dalam kategori berhasil.

B. Realisasi Kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan

dengan Tahun Lalu dan Beberapa Tahun terakhir

Realisasi dan capaian nilai kinerja (NK) Ditjen Perkebunan Tahun 2019

dibandingkan dengan realisasi NK tahun lalu dan beberapa Tahun

sebelumnya yaitu:

Dibanding dengan Tahun 2018 realisasi NK Tahun 2019 mengalami

peningkatan 9,35% dan capaian NK meningkat 8,35%.

Page 75: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

67 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Dibanding dengan Tahun 2017 realisasi NK Ditjen Perkebunan

Tahun 2018 terjadi penurunan sebesar 5,60%, sedangkan capaian

NK 2019 mengalami penurunan 14,15%;

Dibanding dengan Tahun 2016, NK Ditjen Perkebunan Tahun 2019

mengalami peningkatan sebesar 3,26%.

C. Capaian Kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan Target Jangka Menengah Yang terdapat dalam Dokumen Renstra adalah mencapai 91,79%.

D. Capaian Kinerja Tahun ini dibandingkan dengan Standar Nasional adalah 84,45% (dengan asumsi nilai tertinggi 100%).

E. Analisis Penyebab Capaian/Kegagalan atau Peningakatan/ Penurunan Kinerja serta Alternatif Solusi yang telah Dilakukan

Nilai Kinerja (NK) Ditjen perkebunan tidak mencapai target 92% atau

disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:

Konsistensi penyerapan anggaran terhadap perencanaan sudah

meningkat dibanding Tahun 2018 namun belum maksimal yaitu

84,63%;

Rata-rata nilai Satker yang diukur dengan prosentasi pencapaian

kinerja relatif rendah, dimana baru mencapai 74,91%;

Dengan permasalahan tersebut diharapkan dapat melakukan

perbaikan kinerja, sebagai berikut:

Menyusun rencana kerja/jadwal pelaksanaan kegiatan (timeline)

secara terinci dengan mengacu besaran target penyerapan per

triwulan yang ditetapkan Menteri Pertanian;

Mematuhi apa yang sudah menjadi jadwal kegiatan dan jadwal

penyerapan yang termaktub dalam timeline diatas;

Meningkatkan monitoring, evaluasi dan pembinaan terhadap

pelaksanaan kegiatan dan pelaporan sesuai peraturan yang ada;

Meningkatkan dukungan anggaran dan efektifitas kegiatan

monitoring, evaluasi dan pelaporan.

3.2.8. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas LayananPublik Direktorat Jenderal Perkebunan

Indeks kepuasan masyarakat (IKM) atas pelayanan publik Direktorat Jenderal Perkebunan diukur dengan menggunakan formula sebagaimana berikut:

Page 76: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

68 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Responden terdiri dari pengusaha, petani, kelompok tani, mahasiswa, dan lain-lain. Pengolahan dan Hasil Pengukuran IKM atas layanan Publik Direktorat Jenderal perkebunan seperti pada table berikut:

Tabel.22 Evaluasi dan Analisis Indeks Kepuasan masyarakat (IKM)

atas LayananPublik Direktorat Jenderal PerkebunanTahun 2015-2019

TahunTarget

Nilai

Realisasi

Nilai Kinerja

Capaian Nilai

Kinerja (%)Realisasi Capaian

2015 - - - - -

2016 - 3,36 - 106,55 -

2017 3,00 3,41 113,67 104,99 104,99

2018 3,00 3,50 116,67 102,29 102,29

2019 3,00 3,58 119,33

IK-6-1

Meningkatnya kualitas layanan dan informasi publik Direktorat Jenderal Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas

layanan publik Direktorat Jenderal

Perkebunan

2019 Dibandingkan dengan

tahun sebelumnya

Sumber: Ditjen Perkebunan, 2019

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Direktorat

Jenderal Perkebunan merupakan nilai rata-rata empat belas (14) unsur

layanan lingkup Unit Pelaksana Teknis Pusat (BBPPTP Medan, BBPPTP

Surabaya, BBPPTP Ambon dan BPTP Pontianak) meliputi: Prosedur

pelayanan, Persyaratan pelayanan, Kejelasan pelaksana pelayanan,

Kedisiplinan pelaksana pelayanan, Tanggung jawab pelaksana pelayanan,

Kemampuan pelaksana pelayanan, Keadilan mendapatkan pelayanan,

Kecepatan pelayanan, Kesopanan dan keramahan pelaksana, Kewajaran

biaya pelayanan, Kepastian jadwal pelayanan, Kenyamanan lingkungan,

dan Keamanan pelayanan.

A. Target dan Realisasi Kinerja Tahun ini Realisasi Indeks kepuasan masyarakat (IKM) atas pelayanan publik Direktorat Jenderal Perkebunan pada tahun 2019 sebesar 3,58 (Nilai skala Likert 1-4) atau mencapai 119,33% dibanding target dengan kategori sangat berhasil.

B. Realisasi Kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan Tahun Lalu dan Beberapa Tahun terakhir

Nilai IKM BBPTP Surabaya + Nilai IKM BBPTP Medan +

Nilai IKM BBPTP Ambon + Nilai IKM BBPTP Pontianak

4

æ

è

çççç

ö

ø

÷÷÷÷

x100%

Page 77: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

69 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

dari tabel dapat dijelaskan Indeks kepuasan masyarakat (IKM) atas pelayanan publik Direktorat Jenderal Perkebunan ralisasi kinerja dan capaian kinerja dibandingkan tahun 2019 sebagai berikut:

dibanding Tahun 2018 realisasi kinerja mengalami peningkatan sebesar 2,29%;

dibanding Tahun 2017 realisasi kinerja mengalami peningkatan sebesar 4,99%;

sedangkan dibanding capaian kinerja Tahun 2016 mencapai 106,55%.

C. Realisasi Kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan Target Jangka Menengah Yang terdapat dalam Dokumen Rentra.

Realisasi Indeks kepuasan masyarakat (IKM) atas pelayanan publik Direktorat Jenderal Perkebunan pada tahun 2019 dibanding target jangka menengah yangterdapat dalam dokumen renstra mencapai 119,33%.

D. Realisasi Kinerja Tahun ini dibandingkan dengan Standar Nasional

Tidak dapat dianalisis karena tidak ada standar nasional untukIndeks kepuasan masyarakat (IKM) atas pelayanan publik Direktorat Jenderal Perkebunan

E. Analisis Penyebab Capaian/Kegagalan atau Peningakatan/Penurunan Kinerja serta Alternatif Solusi yang telah Dilakukan

Adanya komitmen penanggung jawab indikator kinerja aktivitas yaitu kepala bidang proteksi dan kepala bidang perbenihan pada Unit Pelaksana Teknis Pusat lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan (BBPPTP Medan, BBPPTP Surabaya, BBPPTP Ambon dan BPTP Pontianak), dan diturunkan ke level eselon IV yaitu seksi pelayanan teknik dan informasi proteksi dan seksi jaringan laboratorium proteksi, seksi pelayanan teknik dan informasi perbenihan dan seksi jaringan laboratorium perbenihan untuk melakukan pelayanan publik sesuai dengan SOP pelayanan baik pelayanan di bidang proteksi maupun pelayanan di bidang perbenihan sehinga Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas pelayanan publik dapat mencapai kategori sangat berhasil.

F. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumberdaya(penggunaan anggaran) dan analisis program/kegiatan yang menunjang capaian

Untuk mendukung pencapaian target sasaran meningkatnya kualitas layanan dan informasi publik Direktorat Jenderal Perkebunan dan indikator kinerja kegiatan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas pelayanan publik Direktorat Jenderal Perkebunan maka analisis efisiensi penggunaan sumberdaya kegiatan utama Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan (BBPPTP

Page 78: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

70 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Medan, BBPPTP Surabaya, BBPPTP Ambon dan BPTP Pontianak) berupa dukungan pengujian dan pengawasan mutu benih serta penyiapan teknologi proteksi tanaman perkebunan seperti berikut.

Tabel.23Analisis efisiensi atas penggunaan sumber daya kegiatan

utama dalam mencapai target indikator kinerja kegiatan Indeks kepuasan masyarakat (IKM) atas pelayanan publik Direktorat Jenderal Perkebunan

KEUANGAN KEUANGAN

Rp. VOLUME SAT Rp. VOLUME SAT (%)

1 PengawasandanPengujian

MutuBenihTanaman

Perkebunan

3.374.207.000 88.734.620 Batang 3.166.734.382 93,85 71.205.317 Batang 80,25 -16,96 7,61

2 PengembanganTeknologi

ProteksiTanamanPerkebunan 4.274.561.000 39 PktTek 4.189.679.634 98,01 39 PktTek 100,00 1,99 54,96

3 FasilitasTeknisDukungan

PengujiandanPengawasan

MutuBenihsertaPenyiapan

TeknologiProteksiTanaman

Perkebunan

12.626.991.000 12 Bulan 11.611.283.205 91,96 12 Bulan 100,00 8,04 70,11

4 LayananDukungan

ManajemenEselonI6.098.388.000 4 Layanan 5.963.070.804 97,78 4 Layanan 100,00 2,22 55,55

5 LayananSaranadan

PrasaranaInternal4.455.371.000 4 Layanan 4.086.539.087 91,72 4 Layanan 100,00 8,28 70,70

6 LayananPerkantoran 50.173.397.000 4 Layanan 49.179.745.800 98,02 4 Layanan 100,00 1,98 54,95

TOTAL/RATA-RATA 81.002.915.000 78.197.052.912 96,54 2,50 56,25

(%)FISIK

Tabel1.PengukuranEfisiensiKegiatanDukunganPengolahandanPemasaranHasilPerkebunanTahun2019

NO KEGIATANTARGET REALISASI

EFISIENSINILAI

EFISIEN

SI(%)

FISIK

Sumber : LAKIN UPT Lingkup Ditjen Perkebunan, 2019 Analisis efisiensi atas penggunaan sumber daya kegiatan utama dalam

mencapai target indikator kinerja kegiatan Indeks Kepuasan Masyarakat

(IKM) atas pelayanan publik Direktorat Jenderal Perkebunan diatas pada

Tabel 19dapat dijelaskan bahwa kegiatan dukungan pengujian dan

pengawasan mutu benih serta penyiapan teknologi proteksi tanaman

perkebunan didukung dengan anggaran 81,002 milyar dengan realisasi

sebesar 96,54%, efisiensi 2,5 dan nilai efisiensi sebesar 56,25% (Efisien).

3.2.9. Nilai Pemeringkatan Informasi Publik Direktorat Jenderal Perkebunan.

Nilai pemeringkatan informasi publik (NPIP) merupakan IKSP dari sasaran

program meningkatnya kualitas layanan dan informasi publik Ditjen

Perkebunan. Pengukuran dilakukan oleh Biro Hukum dan Hubungan

Masyarakat Setjen Kementerian Pertanian mengikuti Peraturan Komisi

Informasi Publik Nomor 5 Tahun 2016 tentang Metode dan Teknik Evaluasi

Keterbukaan Informasi Badan Publik. Evaluasi dan analisis NPIP Ditjen

Perkebunan Tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 24.

Page 79: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

71 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Tabel 24. Evaluasi dan analisis NPIP Ditjen Perkebunan Tahun 2015- 2019

TahunTarget

Nilai

Realisasi

Nilai Kinerja

Capaian Nilai

Kinerja (%)Realisasi Capaian

2015 - - - - -

2016 - 60,07 - 127,15 -

2017 65,00 67,82 104,34 112,62 97,61

2018 70,00 70,59 100,84 108,20 100,99

2019 75,00 76,38 101,84

IK-5-2

Meningkatnya kualitas layanan dan Informasi publik Ditjen Perkebunan

Nilai Pemerinkatan Infotmasi publik Ditjen

Perkebunan

2019 Dibandingkan dengan

tahun sebelumnya

Sumber: Ditjen Perkebunan, 2019

A. Target dan Realisasi Kinerja Tahun ini

Skor nilai Pemeringkatan Informasi Publik Direktorat Jenderal

Perkebunan Tahun 2019 dengan target 75.00 dan realisasi 76.38

sehingga capaian di tahun 2018 dibanding target sebesar 101.84%

dengan kriteria sangat berhasil.

B. Realisasi Kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan

dengan Tahun Lalu dan Beberapa Tahun terakhir sebagai berikut:

Dibanding Tahun 2018, NPIP Ditjen Perkebunan Tahun 201

mengalami peningkatan sebesar 1,84 sedangkan capaian kinerja

2019 mengalami peningkatansebesar 0,99%;

Dibanding Tahun 2017, NPIP Ditjen Perkebunan Tahun 2019

mengalami peningkatan cukup signifikan yaitu sebesar 12,62;

Dibanding Tahun 2016, NPIP Ditjen Perkebunan Tahun 2019

mengalami peningkatan cukup signifikan yaitu sebesar 27,15;

C. Realisasi Kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan

Target Jangka Menengah Yang terdapat dalam Dokumen Rentra adalah mencapai 101,84% masuk dalam katagori berhasil;.

D. Realisasi Kinerja Tahun ini dibandingkan dengan Standar Nasional

adalah sebesar 101,84% dengan asumsi nilai maksimal 100.

E. Analisis Penyebab Capaian/Kegagalan atau Peningakatan/

Penurunan Kinerja serta Alternatif Solusi yang telah Dilakukan

Keberhasilan mencapai target NPIP disebabkan oleh beberapa hal sebagai

berikut:

Page 80: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

72 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Komitmen pimpinan dan petugas dalam upaya melakukan pelayanan

yang memadai sesuai SOP yang telah ditetapkan;

Upaya yang dilakukan secara terus menerus untuk perbaikan sistem

dan konten informasi yang disajikan;

Menjaga kualitas informasi yang disajikan untuk pembangunan

perkebunan berkelanjutan yang menjadi konsumsi publik;

Meningkatnya upaya perbaikan tata kelola situs Web;

Kelengkapan data dan informasi yang disajikan dan sistem aplikasi;

Keragaman akses dan pemanfaatan aplikasi.

F. Analisis Efesiensi Penggunaan Sumberdaya dan Analisis

Program/Kegiatan yang menunjang Capaian/Kegagalan

Kegiatan yang menunjang pencapaian target adalah layanan perkantoran

dan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya yang yang

dilokasikan dama DIPA Ditjen Perkebunan Tahun 2019.

3.3. Realisasi Anggaran

Pada Tahun 2019 Direktorat Jenderal Perkebunan mendapat alokasi

anggaran yang tertuang dalam DIPA/POK dengan total anggaran sebesar

Rp. 1.116.345.100.000,-.Realisasi anggaran Direktorat Jenderal

Perkebunan pada Tahun 2019 adalah sebesar Rp. 1.072.741.473.213,-

atau 96,09% dengan capaian fisik sebesar 99,27%. Realisasi anggaran ini

dapat dilihat berdasarkan kegiatan Utama dan Kegiatan (output) Eselon II

lingkup Ditjen Perkebunan, berdasarkan jenis belanja, berdasarkan

kewenangan dan berdasarkan satker lingkup Ditjen Perkebunan.

3.3.1 Realisasi Anggaran Berdasarkan Kegiatan Utama

Realisasi anggaran berdasarkan kegiatan utama Direktorat Jenderal Perkebunan dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Realisasi dan Capaian Fisik Kegiatan Ditjen Perkebunan Tahun 2019 Berdasarkan Kegiatan Utama

NO KODEJB NAMAJENISKEGIATAN PAGU(RP) REALISASI(RP) % %FISIK

1 1777 PENGEMBANGANTANAMANTAHUNANDANPENYEGAR 378.905.183.000 366.489.880.476 96,72 97,54

2 1779 DUKUNGANPERLINDUNGANPERKEBUNAN 55.999.089.000 55.146.855.560 98,48 98,86

3 1780 DUKUNGANMANAJEMENDANDUKUNGANTEKNISLAINNYADITJENPERKEBUNAN 212.928.730.000 203.611.296.879 95,62 96,72

4 1781 DUKUNGANPENGUJIANDANPENGAWASANMUTUBENIHSERTAPENERAPANTEKNOLOGIPROTEKSI

TANAMANPERKEBUNAN

81.002.915.000 78.197.052.912 96,54 97,40

5 5888 PENGEMBANGANTANAMANSEMUSIMDANREMPAH 246.982.139.000 239.396.437.342 96,93 97,70

6 5889 DUKUNGANPENGOLAHANDANPEMASARANHASILPERKEBUNAN 83.047.667.000 80.601.959.130 97,06 97,79

7 5890 DUKUNGANPERBENIHANTANAMANPERKEBUNAN 57.479.437.000 49.297.990.914 85,77 89,32

TOTAL 1.116.345.160.000 1.072.741.473.213 96,09 97,07Sumber: OM-SPAN Kemenkeu, 2020 (diolah)

Page 81: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

73 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Berdasarkan Tabel 25 dapat dijelaskan bahwa capaian serapan Ditjen Perkebunan dikelompokkan berdasarkan kegiatan utama adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan Tanaman Tahunan dan Penyegar dengan penyerapan

anggaran sebesar 96,72% dan capaian fisik sebesar 97,54%.

2. Dukungan Perlindungan Perkebunan dengan penyerapan anggaran

sebesar 98,48% dan capaian fisik sebesar 98,86%.

3. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya dengan

penyerapan anggaran sebesar 95,62% dan capaian fisik sebesar

96,72%.

4. Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penyiapan

Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan dengan penyerapan

anggaran sebesar 96,54% dan capaian fisik sebesar 97,40%.

5. Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah dengan penyerapan

anggaran sebesar 96,93% dan capaian fisik sebesar 97,70%.

6. Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan dengan

penyerapan sebesar 97,06% dan capaian fisik sebesar 97,79%.

7. Dukungan Perbenihan Tanaman Perkebunan dengan serapan anggaran

sebesar 85,77% dan capaian fisik sebesar 89,32%.

3.3.2 Penyerapan Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja

Penyerapan anggaran berdasarkan jenis belanja dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu belanja pegawai, belanja barang, belanja modal dan belanja sosial . Realisasi keuangan dan fisik kegiatan berdasarkan jenis belanja dapat dilihat pada Tabel 26.

Tabel 26. Serapan dan Capaian Fisik Kegiatan Ditjen Perkebunan Tahun 2019 Berdasarkan Jenis Belanja

NO JENISKEWENANGAN PAGU(RP) REALISASI(RP) % %FISIK

1 BelanjaPegawai 69.380.234.000 68.679.699.000 98,99 99,24

2 BelanjaBarang 1.033.162.714.000 990.986.709.636 95,92 96,94

3 BelanjaModal 13.802.212.000 13.075.064.131 94,73 96,05

4 BelanjaBantuanSosial - - - -

TOTAL 1.116.345.160.000 1.072.741.472.767 96,09 97,07Sumber: SMART/OM-SPAN Kemenkeu, 2020 (diolah)

Capaian serapan berdasarkan jenis belanja dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Belanja Pegawai terealisasi sebesar 98,99% dengan capaian fisik

sebesar 99,24%.

2. Belanja Barang terealisasi sebesar 95,92% dengan capaian fisik

sebesar 96,94%.

Page 82: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

74 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

3. Belanja Modal terealisasi sebesar 94,73% dengan capaian fisik

sebesar 96,05%.

3.3.3 Realisasi Anggaran Berdasarkan Output Kegiatan Ditjen Perkebunan

Realisasi Anggaran berdasarkan output kegiatan mencerminkan Indikator

Kinerja Kegiatan (IKK) perioritas utama Eselon II Lingkup Ditjen

Perkebunan. Realisasi berdasarkan Output Kegiatan secara terinci

dijelaskan pada Lampiran 4. Secara umum capaian output kegiatan Ditjen

Perkebunan adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan Tanaman Tahunan dan Penyegar

Realisasi keuangan dan capaian fisik kegiatan pengembangan

Tanaman Tahunan dan Penyegar yaitu:

a. Pengembangan Tanaman Kopi dengan serapan sebesar 96,09% dan

capaian fisik 100%.

b. Pengembangan Tanaman Kakao dengan serapan sebesar 98,57%

dan capaian fisik 100%.

c. Pengembangan Tanaman Karet dengan penyerapan sebesar 95,53%

dan capaian fisik sebesar 99,06%.

d. Pengembangan Tanaman Kelapa dengan serapan sebesar 97,17%

dan capaian fisik sebesar 100%.

e. Pengembangan Tanaman Tahunan dan Penyegar Lainnya dengan

serapan sebesar 97,20% dan capaian fisik sebesar 100%.

f. Pengembangan Perkebunan di Daerah Perbatasan dengan serapan

sebesar 96,53% dan capaian fisik sebesar 100%.

g. Fasilitasi teknis dukungan pengembangan tanaman tahunan dan

penyegar dengan serapan sebesar 95,36% dan realisasi fisik

sebesar 100%.

2. Dukungan Perlindungan Perkebunan

Realisasi keuangan dan capaian fisik kegiatan dukungan perlindungan

perkebunan antara lain yaitu:

a. Penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman

Perkebunan dengan serapan sebesar 97,99% dan capaian fisik 100%.

b. Penanganan Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran

Lahan dan Kebun dengan serapan sebesar 98,15% dan capaian fisik

100%.

c. Pengembangan Desa Pertanian Organik Berbasis Komoditas

Perkebunan dengan serapan sebesar 98,44% dan capaian fisik 100%.

Page 83: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

75 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

d. Fasilitasi teknis dukungan perlindungan perlindungan Perkebunan

dengan serapan sebesar 99,35% dan capaian fisik 100%.

e. Dukungan Perlindungan Perkebunan dengan serapan sebesar 95,75%

dan capaian fisik 100%.

3. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Realisasi keuangan dan capaian fisik kegiatan Dukungan Manajemen dan

Dukungan Teknsi Lainnya yaitu:

a. Layanan Dukungan Manajemen Eselon I dengan serapan sebesar

95,18% dan capaian fisik 100%.

b. Layanan Internal dengan serapan sebesar 96,46% dan capaian fisik

100%.

c. Layanan Perkantoran dengan serapan sebesar 97,72% dan capaian

fisik 100%.

4. Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan

Realisasi keuangan dan capaian fisik kegiatan Pengujian dan Pengawasan

Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan

yaitu:

a. Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan

dengan serapan sebesar 93,85% dan capaian fisik 80,25%;

b. Pengembangan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan dengan

serapan sebesar 98,01% dan capaian fisik 100%;

c. Fasilitasi Teknis Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih

serta Penyiapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan dengan

serapan sebesar 91,96% dan capaian fisik 100%;

d. Layanan Dukungan Manajemen Eselon I dengan serapan sebesar

97,78% dan capaian fisik 100%.

e. Layanan Internal (Overhead) dengan serapan sebesar 91,72% dan

capaian fisik 100%;

f. Layanan Perkantoran dengan serapan sebesar 98,02% dan capaian

fisik 100%.

5. Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah Realisasi keuangan dan capaian fisik kegiatan Pengembangan Tanaman

Semusim dan Rempah yaitu:

a. Pengembangan Tanaman tebu dengan serapan sebesar 94,49% dan

capaian fisik 99,34%;

Page 84: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

76 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

b. Pengembangan Tanaman Rempah dengan serapan sebesar 98,55%

dan capaian fisik 100%

c. Pengembangan Tanaman Semusim Lainnya dengan serapan sebesar

95,32% dan capaian fisik 98,08%.

d. Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah di Papua dan Papua

Barat dengan serapan sebesar 95,38% dan capaian fisik 100%;

e. Fasilitasi Teknis Dukungan Pengembangan Tanaman Semusim dan

Rempah dengan serapan sebesar 96,70% dan capaian fisik 100%.

6. Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Realisasi keuangan dan capaian fisik kegiatan Dukungan Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Perkebunan yaitu:

a. Fasilitasi pasca panen tanaman perkebunan dengan serapan sebesar

94,49% dan capaian fisik 99,34%;

b. Fasilitasi Teknis Dukungan Pengembangan Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Perkebunan dengan serapan sebesar 97,34% dan

capaian fisik 100%;

c. Fasilitasi Pengolahan Hasil Perkebunan dengan serapan sebesar

97,43% dan capaian fisik 100%;

d. Penerapan Standarisasi Mutu dan Pembinaan Usaha Perkebunan

dengan serapan sebesar 97,17% dan capaian fisik 100%;

e. Pembinaan usaha perkebunan berkelanjutan dengan serapan

sebesar 95,55% dan capaian fisik 100%;

f. Pengembangan Pemasaran Hasil Perkebunan dengan serapan

sebesar 100% dan capaian fisik 100%;

g. Pengolahan sagu Papua dan Papua Barat dengan serapan sebesar

98,62 dan capaian fisik 100%.

7. Dukungan Perbenihan Tanaman Perkebunan Realisasi keuangan dan capaian fisik kegiatan Dukungan Perbenihan

Tanaman Perkebunan yaitu:

1. Penyediaan Benih Unggul Tanaman Perkebunan dengan serapan

sebesar 81,98% dan capaian fisik 83,61%;

2. Fasilitasi Teknis Dukungan Penyediaan Benih Unggul Tanaman

Perkebunan dengan serapan sebesar 94,36% dan capaian fisik 100%.

3.3.4 Realisasi Anggaran Berdasarkan Satker Lingkup Ditjen Perkebunan

Sebagaimana diketahui bahwa jumlah kabupaten dan kota di seluruh

Indonesia sebanyak 514 yang tersebar di 34 provinsi. Dengan

keterbatasan APBN, untuk memenuhi rasa keadilan dan

Page 85: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

77 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

ketidakberpihakan kepada kebupaten/kota yang ingin melaksanakan

pembangunan perkebunan, maka pada Tahun 2019 Satker yang

mengelolaan dana APBN baik Dekonsentrasi maupun Tugas Pembantuan

di kelola oleh Dinas Provinsi yang menangani Perkebunan. Oleh karena itu

pada Tahun 2019 penyelenggaraan pembangunan perkebunan

dilaksanakan oleh satuan kerja (satker) lingkup Direktorat Jenderal

Perkebunan yang berjumlah 38 satker yang terdiri atas Satker Direktorat

Jenderal Perkebunan (Pusat), Satker UPT Pusat (4 satker) dan Satker

Dinas Provinsi (33 satker).

Kinerja Ditjen Perkebunan sangat tergantung pada kinerja satker-

satkernya, oleh karena itu upaya percepatan dan pencapaian target terus

dilakukan dengan cara koordinasi, sinkronisasi dan sosialisasi. Dengan

didukung oleh Tim Monev lingkup Ditjen Perkebunan baik pusat dan

daerah dan dengan berpedoman pada Pedoman Pelaksanaan Monitoring

dan Evaluasi Pembangunan Perkebunan Tahun 2016 telah mampu

diperoleh informasi secara up to date setiap bulanan sehingga setiap

perkembangan pelaksanaan kegiatan terinfo ke pimpinan Ditjen

Perkebunan.

Capaian Satker tersebut dilakukan evaluasi dan analisis sehingga seecara

sederhana diperoleh prestasi satker yang secara triwulanan disampaikan

kepada Gubernur sebagai penaggungjawab daerah dan para Unit Eselon II

lingkup Ditjen Perkebunan sebagai penanggungjawab kegiatan.

Capaian keuangan per satker lingkup Ditjen Perkebunan dapat dilihat

lampiran 5.

3.3.5 Permasalahan Umum Realisasi Anggaran Tahun 2019 Dalam mendukung capaian pembangunan perkebunan ke depan

diperlukan Analisis Permasalahan dan mengidentifikasi isue strategis

dalam pelaksanaan pembangunan perkebunan.

Permasalahan secara umum pelaksanaan program dan kegiatan

pembangunan perkebunan adalah sebagai berikut:

1. Keragunan dalam pelaksanaan kontrak karena waktu yang sangat

terbatas;

2. Perubahan pola tanam menyesuaikan anomali iklim, menyebabkan

pelaksanaan kegiatan harus dilakukan secara hati-hati karena di

khawatirkan gagal tanam;

3. CP/CL yang telah dipersiapkan telah menggunakan lahannya untuk

kegiatan tanaman semusim lainnya disebabkan petani membutuhkan

pekerjaan dan pendapatan dari lahan pertanian yang diwilikinya;

Page 86: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

78 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

4. Pengadaan alat pertanian melalui e-katalog kekurangan stok di

tingkat produsen;

5. Ketersedian benih tidak sesuai dengan spesifikasi kegiatan misalnya

umur benih yang masih kurang atau lewat umur;

6. Pihak ketiga mengajukan MOU penyediaan benih yang sama dengan

pihak ketiga lainnya sehingga disaat pelaksanaan kekurangan benih

siap salur;

7. Keterbatasan pihak ketiga yang memiliki keahlian teknis sesuai

spesifikasi yang di minta;

8. Beberapa Regulasi yang menjadi penghambat percepatan

pelaksanaan kegiatan khususnya dalam kegiatan perbenihan

perkebunan atau kegiatan yang membutuhkan benih dalam

spesifikasinya;

9. Kegiatan swakelola khususnya penyediaan benih siap salur masih

terdapat beberapa kendala antara lain pedomannya terlambat

diterima, ketersediaan sumber benih, waktu sangat terbatas

khususnya APBN-P, kesiapan penangkar dll;

10. Keterbatasan dan perubahan SDM di Satker;

11. Koordinasi antar lini lingkup satker masih belum solid dan kurang

akomodatif, sehingga persiapan pelaksanaan kegiatan sering

terlambat;

12. Belum adanya sinergi yang baik antara Dinas dengan Unit Layanan

Pengadaan (ULP) dan antara pusat dengan pelaksana di Satker

daerah/antara Dinas Provinsi dengan Dinas Kabupaten atau Kota

(khususnya TP Provinsi);

13. Pelelangan yang terpusat di ULP Pemprov/Pemkab/Pemkot masih

memprioritaskan kegiatan bersumber dari APBD dan infrastruktur

sehingga pelaksanaan kegiatan Dinas yang membidangi perkebunan

mengantri dalam waktu yang lama;

14. Pelaksana kegiatan atau penggunaan anggaran yang tidak mengikuti

ROPAK;

15. Terjadinya reorganisasi dalam tubuh dinas yang membidangi

perkebunan Provinsi/Kabupaten/Kota, yang berdampak pada kurang

optimalnya manajemen pelaksanaan kegiatan;

16. Sebagian besar kegiatan pengembangan perkebunan tergantung

pada musim tanam/iklim. Perubahan iklim global mengakibatkan

ketidakjelasan rencana penanaman (menunggu musim);

17. Penentuan kegiatan dalam usulan proposal belum sepenuhnya

memperhatikan arus bawah secara berjenjang dan koordinasi dalam

penentuan kegiatan kurang optimal;

Page 87: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

79 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

18. Unit cost yang terlalu kecil dan terlalu besar untuk daerah-daerah

tertentu;

19. Pimpinan, penanggungjawab dan petugas/pelaksana kegiatan belum

sepenuhnya memahami Pedoman Teknis dan Pedoman-Pedoman

lainnya;

20. Rencana kegiatan belum didukung oleh kebun induk sebagai sumber

bahan untuk benih sebar/siap tanam;

21. Sistem Informasi dan Dokumentasi belum baik;

22. Terjadinya alih fungsi pemanfaatan lahan;

23. Kurangnya pendampingan pada petani yang telah mendapatkan

pelatihan Pemberdayaan;

24. Implementasi Teknologi belum sepenuhnya diterapkan dan belum

tersosialisasi dengan baik;

25. Pengetahuan dan keterampilan sebagian besar petani belum

memadai;

26. Tim SPI belum optimal dalam melakukan pengawasan dan

pengendalian terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan

perkebunan.

Page 88: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

80 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan Umum

Laporan Kinerja merupakan implementasi dari Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun

2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan

Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemenrintah, sebagai

tindaklanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja

juga disusun berdasarkan atas Peratutan Menteri Pertanian Nomor 50

Tahun 2016 tentang pengelolaan akuntabilitas kinerja Kementerian

Pertanian dan PMK 214 Tahun 2017 tentang Pengukuran dan Evaluasi

Kinerja atas pelaksanaan RKA-KL.

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019 yang disusun

merupakan salah satu pertanggungjawaban penyelenggaraan tugas dan

fungsi yang dilaksanakan pada tahun ke-5 (lima) pada periode

Pembangunan Perkebunan Tahun 2015-2019. Dan secara khusus

melaporkan capaian kinerja dari target yang di perjanjikan pada tahun

2019 melalui perjanjian kinerja Direktur Jenderal Perkebunan dengan

Menteri Pertanian pada Tahun 2019 atau dalam periode jangka

menenagah. Kesemuanya itu merupakan penjabaran dari

penyelenggaraan program kerja Kementerian Pertanian yang dituangkan

dalam Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun

2015-2019 dalam Pembangunan Perkebunan yang dilaksanakan pada

Tahun 2019.

Capaian kinerja Ditjen Perkebunan berdasarkan PK Ditjen Perkebunan

adalah sebagai berikut:

1. Sasaran terpenuhinya kebutuhan pangan strategis dengan indikator

kinerja produksi gula mencapai 75,27% dengan kategori cukup

berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan perbandingan antara

capaian produksi Tahun 2019 sebesar 2.258.133 ton gula tebu

dibandingkan dengan target 3.000.000 ton gula tebu;

2. Capaian sasaran meningkatnya nilai tambah dan daya saing komoditas

perkebunan sesuai dengan indikator sebagai berikut:

c) Pertumbuhan ekspor untuk produk perkebunan mencapai 148,17%

dengan kategori sangat berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan

Page 89: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

81 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

perbandingan antara capaian rata-rata ekpsor komoditas

perkebunan Tahun 2019 sebesar 5,66% dibandingkan dengan

target 3,82%;

d) Rasio pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk industri

dalam negeri mencapai 199,83% dengan katagori sangat berhasil.

perbandingan antara besarnya pemenuhan sebesar 49.686.460 ton

dibanding kebutuhan 62.160.211 ton atau terpenuhi 79,93%

dibandingkan dengan target pemenuhan 40% untuk lima komoditas

unggulan (kelapa sawit, karet, kakao, kopi dan tebu).

3. Capaian Sasaran Tersedianya infrastruktur pertanian pasca panen

terpenuhinya kebutuhan pangan strategis dengan indikator kinerja

ketersediaan alat dan mesin pertanian (alsintan) berdasarkan

kebutuhan (pasca panen perkebunan) mencapai 100%. Dihitung

berdasarkan realisasi ketersediaan alsintan sebesar 255 Unit dari 255

unit yang ditargetkan;

4. Capaian sasaran terkendalinya penyebaran OPT dan tertanggulanginya

DPI pada tanaman perkebunan dengan indikator kinerja rasio luas

serangan OPT terkendali dan area terkena DPI tertanggulangi

terhadap luas lahan terserang OPT dan berpotensi terkena DPI

sebesar 1,597% atau mencapai 99,81% dengan katagori cukup

berhasil. Dihitung berdasarkan luas serangan OPT terkendali dan area

DPI tertanggulangi seluas 7.490 Ha dibandingkan dengan luas

terserang OPT dan berpotensi terkena DPI seluas 468.923Ha atau

tertanggulangi sebesar 1,597%. Adapun populasi perhitungan secara

keseluruhan adalah 11.515.907 ha.

5. Capaian sasaran kinerja terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah dilingkungan Direktorat Jenderal Perkebunan sesuai

indikator kinerja sebagai berikut:

c) Nilai AKIP Direktorat Jenderal Perkebunan berdasarkan penilaian

Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian (Skor Nilai SAKIP)

mencapai 83,39% atau 99,27% masuk dalam katagori berhasil.

Dihitung berdasarkan capaian nilai SAKIP sebesar 83,39 dibanding

target 84,00.

d) Nilai Kinerja(NK) (berdasarkan PMK 214 tahun 2017 tentang

Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja

dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga) sebesar 84,52 atau

91,87% dari target 92 masuk dalam katagori berhasil. Dihitung

Page 90: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

82 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

berdasarkan nilai kinerja yang ada dalam aplikasi on line SMART

PMK 214 Tahun 2017 yang diisi oleh semua satker lingkup Ditjen

Perkebunan.

6. Capaian sasaran kinerja meningkatnya kualitas layanan dan informasi

publik Direktorat Jenderal Perkebunan sebagai berikut:

c) Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Direktorat

Jenderal Perkebunan (Nilai Skala Likert 1-4) sebesar 3,58 atau

mencapai 119,33% masuk dalam katagori sangat berhasil. Dihitung

berdasarkan realisasi rata-rata Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

atas layanan publik Direktorat Jenderal Perkebunan (Nilai Skala

Likert 1-4) dari empat Unit Pelayanan Teknis (UPT) pusat lingkup

Ditjen Perkebunan.

d) Nilai pemeringkatan informasi publik Direktorat Jenderal

Perkebunan (Skor Nilai) sebesar 78,36% atau mencapai 104,48%

masuk dalam katagori sangat berhasil. NPIP ini diperoleh

berdasarkan hasil penilaian dari Biro Hukum dan Hubungan

Masyarakat Setjen Kementerian Pertanian mengikuti Peraturan

Komisi Informasi Publik Nomor 5 Tahun 2016 tentang Metode dan

Teknik Evaluasi Keterbukaan Informasi Badan Publik

Dalam rangka menunjang pencapaian PK 2019, Direktorat Jenderal

Perkebunan melaksanakan program “Peningkatan produksi tanaman

perkebunan berkelanjutan”. Program tersebut dilaksanakan dalam

kegiatan peningkatan produksi dan produktivitas tanaman semusim dan

rempah, tanaman tahunan dan penyegar, perlindungan perkebunan,

pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan, perbenihan perkebunan,

dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Perkebunan,

serta dukungan pengujian dan pengawasan mutu benih serta penerapan

teknologi proteksi tanaman.

Realisasi anggaran Direktorat Jenderal Perkebunan pada Tahun 2019

adalah sebesar Rp. 1.072.741.473.213,- atau mencapai 96,09% dari pagu

DIPA/POK dengan total anggaran sebesar Rp. 1.116.345.100.000,-dengan

capaian fisik sebesar 99,27%.

Capaian serapan Ditjen Perkebunan berdasarkan kegiatan utama adalah

sebagai berikut:

1. Pengembangan Tanaman Tahunan dan Penyegar dengan penyerapan

anggaran sebesar 96,72% dan capaian fisik sebesar 97,54%.

2. Dukungan Perlindungan Perkebunan dengan penyerapan anggaran

sebesar 98,48% dan capaian fisik sebesar 98,86%.

Page 91: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

83 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

3. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya dengan

penyerapan anggaran sebesar 95,62% dan capaian fisik sebesar

96,72%.

4. Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penyiapan

Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan dengan penyerapan

anggaran sebesar 96,54% dan capaian fisik sebesar 97,40%.

5. Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah dengan penyerapan

anggaran sebesar 96,93% dan capaian fisik sebesar 97,70%.

6. Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan dengan

penyerapan sebesar 97,06% dan capaian fisik sebesar 97,79%.

7. Dukungan Perbenihan Tanaman Perkebunan dengan serapan anggaran

sebesar 85,77% dan capaian fisik sebesar 89,32%.

Sedangkan capaian serapan berdasarkan jenis belanja dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Belanja Pegawai terealisasi sebesar 98,99% dengan capaian fisik

sebesar 99,24%.

2. Belanja Barang terealisasi sebesar 95,92% dengan capaian fisik

sebesar 96,94%.

3. Belanja Modal terealisasi sebesar 94,73% dengan capaian fisik

sebesar 96,05%.

Permasalahan secara umum pelaksanaan program dan kegiatan

pembangunan perkebunan adalah sebagai berikut:

1. Keragunan dalam pelaksanaan kontrak karena waktu yang sangat

terbatas;

2. Perubahan pola tanam menyesuaikan anomali iklim, menyebabkan

pelaksanaan kegiatan harus dilakukan secara hati-hati karena di

khawatirkan gagal tanam;

3. CP/CL yang telah dipersiapkan telah menggunakan lahannya untuk

kegiatan tanaman semusim lainnya disebabkan petani membutuhkan

pekerjaan dan pendapatan dari lahan pertanian yang diwilikinya;

4. Pengadaan alat pertanian melalui e-katalog kekurangan stok di

tingkat produsen;

5. Sebagian ketersedian benih belum sesuai dengan spesifikasi kegiatan

misalnya umur benih yang masih kurang atau lewat umur;

6. Pihak ketiga mengajukan MOU penyediaan benih yang sama dengan

pihak ketiga lainnya sehingga disaat pelaksanaan kekurangan benih

siap salur;

7. Keterbatasan pihak ketiga yang memiliki keahlian teknis sesuai

spesifikasi yang di minta;

Page 92: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

84 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

8. Kegiatan swakelola khususnya penyediaan benih siap salur masih

terdapat beberapa kendala antara lain pedomannya terlambat

diterima, ketersediaan sumber benih, waktu sangat terbatas

khususnya APBN-P, kesiapan penangkar dll;

9. Keterbatasan dan perubahan SDM di Satker;

10. Koordinasi antar lini lingkup satker masih belum solid dan kurang

akomodatif, sehingga persiapan pelaksanaan kegiatan sering

terlambat;

11. Belum adanya sinergi yang baik antara Dinas dengan Unit Layanan

Pengadaan (ULP) dan antara pusat dengan pelaksana di Satker

daerah/antara Dinas Provinsi dengan Dinas Kabupaten atau Kota

(khususnya TP Provinsi);

12. Pelelangan yang terpusat di ULP Pemprov/Pemkab/Pemkot masih

memprioritaskan kegiatan bersumber dari APBD dan infrastruktur

sehingga pelaksanaan kegiatan Dinas yang membidangi perkebunan

mengantri dalam waktu yang lama;

13. Pelaksana kegiatan atau penggunaan anggaran yang tidak mengikuti

ROPAK;

14. Terjadinya reorganisasi dalam tubuh dinas yang membidangi

perkebunan Provinsi/Kabupaten/Kota, yang berdampak pada kurang

optimalnya manajemen pelaksanaan kegiatan;

15. Sebagian besar kegiatan pengembangan perkebunan tergantung

pada musim tanam/iklim. Perubahan iklim global mengakibatkan

ketidakjelasan rencana penanaman (menunggu musim);

16. Penentuan kegiatan dalam usulan proposal belum sepenuhnya

memperhatikan arus bawah secara berjenjang dan koordinasi dalam

penentuan kegiatan kurang optimal;

17. Unit cost yang terlalu kecil dan terlalu besar untuk daerah-daerah

tertentu;

18. Pimpinan, penanggungjawab dan petugas/pelaksana kegiatan belum

sepenuhnya memahami Pedoman Teknis dan Pedoman-Pedoman

lainnya;

19. Rencana kegiatan belum didukung oleh kebun induk sebagai sumber

bahan untuk benih sebar/siap tanam;

20. Sistem Informasi dan Dokumentasi belum baik;

21. Terjadinya alih fungsi pemanfaatan lahan;

22. Kurangnya pendampingan pada petani yang telah mendapatkan

pelatihan Pemberdayaan;

23. Implementasi Teknologi belum sepenuhnya diterapkan dan belum

tersosialisasi dengan baik;

Page 93: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

85 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

24. Pengetahuan dan keterampilan sebagian besar petani belum

memadai;

25. Tim SPI Satker belum optimal dalam melakukan pengawasan dan

pengendalian terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan

perkebunan.

4.2.Rencana Tindak Strategis

Laporan ini diharapkan menjadi dokumen yang aspiratif dalam

mendukung penilaian kinerja Ditjen perkebunan. Oleh karena diharapkan

mampu dijadikan sebagai acuan dalam meningkatkan kinerja dimasa

yanga akan datang. Rencana tindak strategis yang harus dilakukan untuk

meningkatkan mutu laporan dan subtansinya khususnya capaian kinerja

adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan produksi gula tebu dengan program peningkatan

produksi tebu dengan perluasan, bongkar ratoon, rawat ratoon,

penyediaan benih unggul bersertifikat, penyediaan alsintan, fasilitasi

pemberdayaan petani, peningkatan rendemen, fasilitasi revitalisasi

pengalahan gula berbasis tebu, fasilitasi dalam menjaga stabilisasi

harga dan lain-lain.

2. Meningkatkan volume ekspor dengan program kegiatan peningkatan

produksi, pasca panen, pemasaran hasil perkebunan dan koordinasi

dengan instansi terkait.

3. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan komoditas perkebunan untuk

industri dalam negeri dengan peningakatn produksi komoditas

perkebunan dan pendataan yang informatif.

4. Fasilitasi dan penyediaan alat dan mesin pertanian.

5. Meningkatkan pengendalian OPT dan penaggulangan terhadap DPI

6. Meningkatkan nilai SAKIP lingkup Ditjen Perkebunan diharapkan

mampu menginspirasi penaggungjawab kegiatan untuk meningkatkan

kinerja dari perencanaan, pelaksanaan sampai kepada

pertanggungjawaban kegiatan.

7. Meningkatkan NK dengan fasilitasi terhadap kegiatan monitoring,

evaluasi dan pelaporan ke seluruh satker lingkup Ditjen Perkebunan

8. Meningkatkan IKM dan NPIP dengan fasilitasi dan pembinaan kepada

ASN lingkup Ditjen perkebunan dan pembinaan manajemen serta

teknis lainnya

9. Selain permasalahan teknis, permasalahan umum yang sifatnya isu

stratragis hendaknya menjadi acuan dalam mencari solusi dan upaya

tindaklanjut, sehingga kinerja dapat ditingkatkan.

Page 94: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

86 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

10. Laporan ini sebagai rangkuman dari kinerja dibawahnya hendaknya

dijadikan sebagai acuan dalam meningkatkan kinerja kegiatan. Hal

ini disebabkan kinerja program merupakan dampak dari kinerja

kegiatan-kegiatan yang mendukungnya.

11. Indikator kinerja hendaknya menjadi daya dorong dan acuan dalam

merumuskan jalannya pelaksanaan kegiatan sehingga titik kritis-titik

kritisnya dapat terindentifikasi secara dini dan up to date sehingga

upaya penyelesaian dapat segera dilakukan.

Page 95: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

87 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Lampiran 1

Page 96: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

88 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Page 97: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

89 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Page 98: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

90 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Page 99: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

91 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Lampiran 2

Page 100: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

92 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

SASARAN PROGRAM (SP) DAN

INDIKATOR KINERJA SASARAN PROGRAM (IKSP)

Sasasaran Program IKSP SAT Capaian

2016

Target

2017 2018 2019

SP01

Terpenuhinyakebutu

han

panganstrategis

perkebunan

01

Produksi gula tebu

Juta

Ton

-

-

2,6

3

SP02

Meningkatnyanilai

tambahdandayas

aing

komoditaspertania

n perkebunan

02

Pertumbuhanvolume eksporuntuk

produk perkebunan

%

-

6,06

4,57

3,82

03

Rasio pemenuhan

kebutuhankomoditas

perkebunanuntuk industri

dalamnegeri

%

-

TBD

TBD

TBD

SP03

Tersedianyainfrastru

ktur

pertanianperkebuna

n pasca panen

04

RasioketersediaanAlat dan

MesinPertanian(Alsintan)

berdasarkankebutuhan

(pascapanenperkebunan)

%

100

100

100

100

SP04

Terkendalinya

penyebaranOPTdanD

PI padatanaman

perkebunan

05

RasioseranganOPTdan

DPIterhadapluastanam

tanamanperkebunan

%

-

TBD

TBD

TBD

Terwujudnya

06

NilaiAKIPDirektoratJenderal

Perkebunanberdasarkan

penilaianInspektorat

JenderalKementerian Pertanian

Nilai

79,69

82

83

84

Lampiran 3

Page 101: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

93 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Sasasaran Program IKSP SAT Capaian

2016

Target

2017 2018 2019

SP5

akuntabilitas kinerja

instansi

pemerintahdi

lingkunganDirektora

t

JenderalPerkebuna

n

07

NilaiKinerja(NK)

(berdasarkanPMK249tahun 2011)

Nilai

81,19

85

90

92

SP6

Meningkatnyakualita

s layanan

daninformasi

publikDirektorat

JenderalPerkebunan

0078

Indeks KepuasanMasyarakat

(IKM)ataslayanan publik

DirektoratJenderal Perkebunan

Nilai

IKM

3

3

3

3

9

Nilaipemeringkataninformasi

publikDirektoratJenderal Perkebunan

Nilai

60,07

65

70

75

Page 102: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

94 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Realisasi Berdasarkan Output Kegiatan Ditjen Perkebunan Tahun 2019

Pagu Realisasi Realisasi Target Realisasi Realisasi

(Rp.) (Rp.) (%) (Volume) (Volume) (%)

1 1777001|Pengembangan Tanaman Kopi Ha 106.628.626.000 102.455.622.305 96,09 11.830 11.830 100,00

2 1777002|Pengembangan Tanaman Kakao Ha 99.628.967.000 98.208.080.330 98,57 7.730 7.730 100,00

3 1777003|Pengembangan Tanaman Karet Ha 99.559.523.000 95.111.808.872 95,53 16.010 15.860 99,06

4 1777004|Pengembangan Tanaman Kelapa Ha 39.187.295.000 38.077.391.899 97,17 14.125 14.125 100,00

5 1777005|Pengembangan Tanaman Tahunan dan Penyegar Lainnya Ha 11.555.535.000 11.232.016.245 97,20 1.800 1.800 100,00

6 1777006|Pengembangan Tanaman Tahunan dan Penyegar di Papua dan Papua Barat Ha 8.325.608.000 8.036.410.300 96,53 540 540 100,00

7 1777007|Fasilitas Teknis Dukungan Pengembangan Tanaman Tahunan dan Penyegar Bulan 14.019.629.000 13.368.550.525 95,36 12 12 100,00

Total Pengembangan Tanaman Tahunan dan Penyegar 378.905.183.000 366.489.880.476 96,72 99,75

6 1779001|Penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman Perkebunan Ha 16.031.690.000 15.708.821.927 97,99 7.350 7.350 100,00

7 1779002|Penanganan Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran Lahan dan Kebun KT 2.161.825.000 2.121.820.326 98,15 7 7 100,00

8 1779003|Pengembangan Desa Pertanian Organik Berbasis Komoditas Perkebunan Desa 20.328.020.000 20.010.315.858 98,44 155 160 103,23

9 1779004|Fasilitas Teknis Dukungan Perlindungan Perkebunan Bulan 15.863.104.000 15.760.092.936 99,35 12 12 100,00

10 1779006|Penanganan Gangguan dan Konflik Usaha Provinsi 1.614.450.000 1.545.804.513 95,75 20 20 100,00

Total Dukungan Perlindungan Perkebunan 55.999.089.000 55.146.855.560 98,48 101,17

11 1780950|Layanan Dukungan Manajemen Eselon I Layanan 173.507.307.000 165.148.348.901 95,18 109 109 100,00

12 1780951|Layanan Sarana dan Prasarana Internal Layanan 4.828.768.000 4.657.618.700 96,46 1 1 100,00

13 1780994|Layanan Perkantoran Layanan 34.592.655.000 33.805.329.278 97,72 1 1 100,00

Total Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan 212.928.730.000 203.611.296.879 95,62 100,00

14 1781001|Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan Batang 3.374.207.000 3.166.734.382 93,85 88.734.620 71.205.317 80,25

15 1781002|Pengembangan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan Pkt Tek 4.274.561.000 4.189.679.634 98,01 39 39 100,00

16

1781003|Fasilitas Teknis Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta Penyiapan Teknologi Proteksi

Tanaman Perkebunan Bulan 12.626.991.000 11.611.283.205

91,96 12 12 100,00

17 1781950|Layanan Dukungan Manajemen Eselon I Layanan 6.098.388.000 5.963.070.804 97,78 4 4 100,00

18 1781951|Layanan Sarana dan Prasarana Internal Layanan 4.455.371.000 4.086.539.087 91,72 4 4 100,00

19 1781994|Layanan Perkantoran Layanan 50.173.397.000 49.179.745.800 98,02 4 4 100,00

No Kode/Nama Output Satuan

Keuangan Fisik

Lampiran 4

Page 103: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

95 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Page 104: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

96 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Realisasi Berdasarkan Satker Ditjen Perkebunan Tahun 2019

Lampiran 5

Page 105: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

97 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Page 106: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

98 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Page 107: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

99 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Page 108: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

100 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Page 109: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

101 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Page 110: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

102 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Page 111: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

103 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

Page 112: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019

Kementerian Pertanian

104 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2019

PERNYATAAN TELAH DI REVIU

Page 113: Kementerian Pertanianditjenbun.ppid.pertanian.go.id/doc/16/LAPORAN KINERJA 2019 PDF … · Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2015-2019