15
1 KEPEMIMPINAN 1. Definisi Kepemimpinan Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka. Sebagaimana didefinisikan oleh Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995), kepemimpinan adalah the process of directing and influencing the task related activities of group members. Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan. Lebih jauh lagi, Griffin (2000) membagi pengertian kepemimpinan menjadi dua konsep, yaitu sebagai proses, dan sebagai atribut. Sebagai proses, kepemimpinan difokuskan kepada apa yang dilakukan oleh para pemimpin, yaitu proses di mana para pemimpin menggunakan pengaruhnya untuk memperjelas tujuan organisasi bagi para pegawai, bawahan, atau yang dipimpinnya, memotivasi mereka untuk mencapai tujuan tersebut, serta membantu menciptakan suatu budaya produktif dalam organisasi. Adapun dari sisi atribut, kepemimpinan adalah kumpulan karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Oleh karena itu, pemimpin dapat didefinisikan sebagai seorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain tanpa menggunakan kekuatan, sehingga orang-orang yang dipimpinnya menerima dirinya sebagai sosok yang layak memimpin mereka. Selain itu banyak juga pendapat dari para tokoh mengenai arti dari kepemimpinan ini, yaitu: 1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu. (Tannenbaum, Weschler, & Massarik, 1961:24) 2. Kepemimpinan adalah pembentukkan awal serta pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi (Stogdill, 1974:411). 3. Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan rutin organisasi ( Katz & Kahn, 1978:528).

kepemimpinan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

g

Citation preview

Page 1: kepemimpinan

1

KEPEMIMPINAN

1. Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan

para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka.

Sebagaimana didefinisikan oleh Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995), kepemimpinan

adalah the process of directing and influencing the task related activities of group

members. Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para

anggota dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan. Lebih jauh lagi, Griffin

(2000) membagi pengertian kepemimpinan menjadi dua konsep, yaitu sebagai proses,

dan sebagai atribut. Sebagai proses, kepemimpinan difokuskan kepada apa yang

dilakukan oleh para pemimpin, yaitu proses di mana para pemimpin menggunakan

pengaruhnya untuk memperjelas tujuan organisasi bagi para pegawai, bawahan, atau

yang dipimpinnya, memotivasi mereka untuk mencapai tujuan tersebut, serta membantu

menciptakan suatu budaya produktif dalam organisasi. Adapun dari sisi atribut ,

kepemimpinan adalah kumpulan karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang

pemimpin. Oleh karena itu, pemimpin dapat didefinisikan sebagai seorang yang memiliki

kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain tanpa menggunakan kekuatan,

sehingga orang-orang yang dipimpinnya menerima dirinya sebagai sosok yang layak

memimpin mereka.

Selain itu banyak juga pendapat dari para tokoh mengenai arti dari kepemimpinan

ini, yaitu:

1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi

tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau

beberapa tujuan tertentu. (Tannenbaum, Weschler, & Massarik, 1961:24)

2. Kepemimpinan adalah pembentukkan awal serta pemeliharaan struktur dalam

harapan dan interaksi (Stogdill, 1974:411).

3. Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan berada

di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan rutin organisasi ( Katz & Kahn,

1978:528).

Page 2: kepemimpinan

2

4. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas sebuah kelompok yang

diorganisasi kea rah pencapaian tujuan ( Rauch & Behling, 1984:46)

5. Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti)

terhadap usaha kolektif dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan

usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran ( Jacob&Jacques, 1990:281)

6. Para pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberi kontribusi yang

efektif terhadap orde social dan yang diharapkan dan dipersepsikan

melakukannya (Hosking, 1988:153)

7. Kepemimpinan sebagai sebuah proses pengaruh social yang dalam hal ini

pengaruh yang sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk

menstruktur aktifitas-aktifitas serta hubungan-hubungan sebuah kelompok atau

organisasi (Yukl, 1994:2).

2. Perkembangan kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan hasil daripada organisasi sosial yang telah terbentuk

atau sebagai hasil dinamika daripada interaksi sosial. Sejak mula kala terbentuknya suatu

kelompok sosial, seseorang atau beberapa orang di antara warga-warganya melakukan

peranan yang lebih aktif daripada rekan-rekannya, sehingga orang tadi atau beberapa

orang tampak lebih menonjol daripada yang lainnya. Itulah asal mula timbulnya

kepemimpinan, yang kebanyakan timbul dan berkembang dalam struktur sosial yang

kurang stabil. Munculnya seorang pemimpin sangat diperlukkan dalam keadaan –

keadaan di mana tujuan daripada kelompok sosial yang bersangkutan terhalang atau

apabila kelompok tadi mengalami ancaman- ancaman dari luar. Dalam keadaan

demikianlah, agak sulit bagi warga – warga kelompok yang bersangkutan untuk

menentukkan langkah – langkah yang harus diambil dalam mengatasi kesulitan yang

dihadapinya.

Munculnya seorang pemimpin merupakkan hasil dari suatu proses yang dinamis

yang sesuai dengan kebutuhan – kebutuhan kelompok tersebut. Apabila dalam saat

tersebut muncul seorang pemimpin, maka kemungkinan besar kelompok tersebut akan

mengalami suatu disintegrasi. Tidak munculnya pemimpin tadi adalah mungkin karena

seorang individu yang diharapkan menjadi pimpinan, ternyata tidak berhasil membuka

Page 3: kepemimpinan

3

jalan bagi kelompoknya untuk mencapai tujuan dan bahwa kebutuhan warganya tidak

terpenuhi.

3. Fungsi Kepemimpinan

1. Pemimpin sebagai eksekutif ( executive Leader)

Sering kali disebut sebagai administrator atau manajer. Fungsinya adalah

menerjemahkan kebijaksanaan menjadi suatu kegiatan, dia memempin dan mengawasi

tindakan orang-orang yang menjadi bawahannya. Dan membuat keputusan-keputusan

yang kemudian memerintahkannya untuk dilaksanakan. Kepemimpinan ini banyak

ditemukan didalam masyarakat dan biasanya bersifat kepemerintahan, mulai dari pusat

sampai ke daerah-daerah memerlukkan fungsi tersebut.

2. Pemimpin sebagai penengah

Dalam masyarakat modern, tanggung jawab keadilan terletak di tangan pemimpin

dengan keahliaanya yang khas dan ditunjuk secara khusus. Ini dikenal dengan

pengadilan. Dan bidang lainnya, umpamanya dalam bidang olahraga, terdapat wasit yang

mempunyai tugas sebagai wasit.

3. Pemimpin sebagai penganjur

Sebagai propagandis, sebagai juru bicara, atau sebagai pengarah opini

merupakkan orang-orang penting dalam masyarakat. Mereka bergerak dalam bidang

komunikasi dan publistik yang menguasai ilmu komunikasi.

Penganjur adalah sejenis pemimpin yang memberi inspirasi kepada orang lain.

Seringkali ia merupakkan orang yang pandai bergaul dan fasih berbicara.

4. Pemimpin sebagai ahli

Pemimpin sebagai ahli dapat dianalogikan sebagai instruktur atau seorang juru

penerang, berada dalam posisi yang khusus dalam hubungannya dengan unit sosial

dimana dia bekerja. Kepemimpinannya hanya berdasarkan fakta dan hanya pada bidang

dimana terdapat fakta. Termasuk dalam kategori ini adalah guru, petugas sosial, dosen,

dokter, ahli hukum, dan sebagainya yang mencapai dan memelihara pengaruhnya karena

mereka mempunyai pengetahuan untuk diberikkan kepada orang lain

5. Pemimpin diskusi

Page 4: kepemimpinan

4

Tipe pemimpin yang seperti ini dapat dijumpai dalam lingkungan kepemimpinan

yang demokratis dimana komunikasi memegang peranan yang sangat penting. Seseorang

yang secara lengkap memenuhi kriteria kepemimpinan demokratis ialah orang yang

menerima peranannya sebagai pemimpin diskusi.

4. Tipe – tipe kepemimpinan

1. Tipe Otokratik

Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seorng yang

sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menunjuukkan sikap yang

menonjol ”keakuannya”, antara lain dalam bentuk:

• Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat

lain ddalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang

menghargai harkat dan martabat mereka.

• Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa

mengaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para

bawahannya.

• Pengabaian peran para bawahan dalam proses pemgambilan keputusan.

Gaya kepemimpinan yang dipergunakan adalah:

• Menuntut ketaatan penuh dari bawahannya.

• Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya.

• Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi.

• Menggunakan pendekatan punitif dalam hal terjaduinya penyimpangn

oleh bawahan.

2. Tipe Paternalistik

Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat dilingkungan masyarakat yang

bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama

masyarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para

anggota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin

seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tokoh-

tokoh adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap

kebersamaan.

3. Tipe Kharismatik

Page 5: kepemimpinan

5

Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria

kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu

daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang

jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang

kharisnatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para

pengikut tersebut tidk selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang

tersebut dikagumi.

4. Tipe Laissez Faire

Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar

dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri ari orang-orang yang

sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-

sasaran apa yang ingin dicapai, tugas yang harus ditunaikan oleh masing-masing

anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.

5. Tipe Demokratis

a. Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku

koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi.

b. Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian rupa

sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang tidak

bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan.

c. Melihat kecenderungan adanya pembagian peranan sesuai dengan tingkatnya.

d. Memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung harkat

dan martabat manusia.

5. Ciri – cirri Kepemimpinan

Banyak ciri-ciri pemimpin dan kepemimpinan yang ditampilkan oleh para pakar

yang meliputi ciri-ciri fisik, ciri-ciri intelektual, dan ciri-ciri kepribadian. Dr.W.A.

Gerungan telah mengetengahkan ciri-ciri yang dimiliki oleh kebanyakan pemimpin yang

baik dan dijadikan perhatian para penilai ketika sedang melaksanakan penyaringan

terhadap calon-calon pemimpin dalam latihan-latihan kader kepemimpinan.

Penjelasannya sebagai berikut:

Page 6: kepemimpinan

6

1. Persepsi Sosial

Persepsi sosial dapat diartikan sebagai kecakapan dalam melihat dan memahami

perasaan, sikap dan kebutuhan anggota-anggota kelompok. Kecakapan ini sangat

dibutuhkan untuk memenuhi tugas kepemimpinan. Persepsi sosial ini terutama

diperlukkan oleh seorang pemimpin untuk dapat melaksanakan tugasnya dalam

memberikan pandangan dan patokkan yang menyeluruh dari keadaan-keadaan didalam

dan diluar kelompok.

2. Kemampuan berpikir abstrak

Kemampuan berpikir abstrak dapat menjadikkan indikasi bahw seseorang

mempunyai kecerdasan yang tinggi. Kemampuan abstrak yang sebenarnya merupakan

salah satu segi dari struktur intelegensi, khusus dibutuhkan oleh seorang pemimpin untuk

dapat menafsirkan kecenderungan-kecenderungan kegiatan di dalam kelompok dan

keadaan umum diluar kelompok dalam hubungannya degan tujuan kelompok.

Ini berarti bahwa ketajaman persepsi dan kemampuan menganalisis didampingi

oleh kemampuan abstrak dan mengintegrasikan fakta-fakta interaksi sosial didalam dan

diluar kelompok. Kemampuan tersebut memerlukan taraf intelegensia yang tinggi pada

seorang pemimpin yang harus diarahkan oleh persepsi sosial yang telah diterangkan

diatas.

3. Keseimbangan emosional

Merupakan faktor paling penting dalam kepemimpinan. Jelasnya, pada diri

seorang pemimpin harus terdapat kematangan emoional yang berdasarkan kesadaran

yang mendalam akan kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, cita-cita, dan alam

perasaan, serta pengintegrasian kesemuanya itu kedalam suatu kepribadian yang

harmonis. Dan ini bukanlah suatu kepribadian harmoni yang beku dan statis, melainkan

suatu harmoni dalam ketegangan-ketegangan emosional, suatu keseimbangan yang

dinamis, yang dapat bergerak kemana-mana, tetapi mempunyai dasar yang matang dan

stabil. Kematangan emosional ini diperlukkan oleh seorang pemimpin untuk dapat turut

merasakan keinginan dan cita-cita anggota kelompok dalam rangka melaksanakan tugas

kepemimpinan dengan sukses.

Page 7: kepemimpinan

7

6. Teori Kepemimpinan

Teori kepemimpinan membicarakan bagaimana seseorang menjadi pemimpin atau

bagaimana timbulnya seorang pemimpin. Ada beberapa teori tentang kepemimpinan, di

antaranya ialah :

1. Teori Genetie

Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan "leaders are born and not made".

bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah

dilahirkan dengan bakat pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan

pada suatu waktu ia akan menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir

telah menetapkan ia menjadi pemimpin.

2. Teori Sosial

Jika teori genetis mengatakan bahwa "leaders are born and not made", make

penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu :

"Leaders are made and not born".

Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi

pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.

3. Teori Ekologis

Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial.

Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi

pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat

kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur

dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih

lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.

Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori sosial

dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan. Namun

demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat

mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai

pemimpin yang baik.

Page 8: kepemimpinan

8

7. Hambatan dalam kepemimpinan

1. Fakor internal

Kurangnya motivasi dari pemimpin itu sendir, emosi yang tidak stabil, tidak

percata diri, takut dalam mengambil resiko, terbatasnya kecakapan pemimpin.

2. Fakor eksternal

Tidak adanya dukungan dari orang terdekat, tidak adanya dukungan dari

bawahan, terlalu banyak tekanan.

8. Syarat pemimpin yang baik

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa seorang yang tergolong sebagai

pemimpin adalah seorang yang pada waktu lahirnya yang berhasil memang telah

diberkahi dengan bakat-bakat kepemimpinan dan karirnya mengembangkan bakat

genetisnya melalui pendidikan pengalaman kerja.

Pengembangan kemampuan itu adalah suatu proses yang berlangsung terus

menerus dengan maksud agar yang bersangkutan semakin memiliki lebih banyak ciri-ciri

kepemimpinan.

Walaupun belum ada kesatuan pendapat antara para ahli mengenai syarat-syarat

ideal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, akan tetapi beberapa di antaranya yang

terpenting adalah sebagai berikut :

a) Memiliki inteligensi yang tinggi dan pendidikan umum yang luas

b) Bersifat ramah tamah dalam tutur kata, sikap, dan perbuatan

c) Berwibawa dan memiliki daya tarik

d) Sehat jasmaniah maupun rohaniah (fisik maupun mental)

e) Kemampuan analistis

f) Memiliki daya ingat yang kuat

g) Mempunyai kapasitas integratif

h) Keterampilan berkomunikasi

i) Keterampilan mendidik

j) Personalitas dan objektivitas

k) Jujur (terhadap diri sendiri, atasan, bawahan, sesama pegawai)

Page 9: kepemimpinan

9

B. PERUBAHAN SOSIAL

1. Definisi perubahan sosial

Willian F. Ogburn berusaha memberikkan sesuatu pengertian tertentu, walaupun

dia tidak memberi definisi tentang perubahan – perubahan sosial tersebut. Dia terutama

mengemukakan bahwa ruang lingkup perubahan – perubahan sosial mencakup unsur –

unsur kebudayaan baik yang materiil maupun non- materiil, dengan terutama

menekankan pengaruh yang besar dari unsur-unsur kebudayaan yang materiil terhadap

kebudayaan immateriil. Kingsley Davis mengartikkan perubahan – perubahan sosial

sebagai perubahan – perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.

Misalnya timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat-masyarakat kapitalistis,

menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan antara buruh dengan majikan yang

kemudian menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik.

Gillin dn Gillin mengatakan bahwa perubahan sosial adalah suatu variasi dari

cara-cara hidup yang telah diterima, yang disebabkan baik karena perubahan –perubahan

geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi, maupun karena adanya

difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat tersebut. Secara singkat

Samuel Koenig mengatakan bahwa perubahan-perubahan sosial menunjuk pada

modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-

modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab yang intern maupun sebab-sebab yang

ekstern.

Definisi yang lain adalah dari Selo Soemardjan, yang menyatakan bahwa

perubahan-perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga

kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya,

termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, pola-pola perikelakuan di antara kelompok-

kelompok dalam masyarakat.

Wilbert Moore memandang perubahan sosial itu sebagai ”perubahan struktur

sosial, pola perilaku dan interaksi sosial”. Setiap perubahan yang terjadi dalam struktur

masyarakat atau perubahan dalam organisasi sosial disebut perubahan sosial. Perubahan

sosial berbeda dengan perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan mengarah pada

perubahan unsur-unsur kebudayaan yang ada. Contoh perubahan sosial : perubahan

peranan seorang istri dalam keluarga modern, perubahan kebudayaan contohnya : adalah

Page 10: kepemimpinan

10

penemuan baru seperti radio, televisi, komputer, yang mempengaruhi lembaga-lembaga

sosial.

Perubahan sosial itu bersifat umum meliputi perubahan berbagai aspek dalam

kehidupan masyarakat, sampai pada pergeseran persebaran umum, tingkat pendidikan,

dan hubungan antar warga. Dari perubahan aspek-aspek tersebut terjadi perubahan

struktur masyarakat serta hubungan sosial.

Perubahan sosial tidak dapat dilepaskan dari perubahan kebudayaan. Hal ini

disebabkan kebudayaan merupakan hasil dari adanya masyarakat, sehingga tidak akan

ada kebudayaan apabila tidak ada masyarakat yang mendukungnya dan tidak ada

satupun masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan.

Perubahan sosial yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam

hubungan interaksi, yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Sebagai akibat adanya

dinamika anggota masyarakat, dan yang telah didukung oleh sebagian besar anggota

masyarakat, merupakkan tuntutan kehidupan untuk mencari kestabilannya.

Cara yang paling sederhana untuk memahami terjadinya perubahan sosial dan

budaya adalah membuat rekapitulasi dari semua perubahan yang terjadi dalam

masyarakat sebelumnya. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat dapat dianalisis dari

berbagai segi :

� Ke arah mana perubahan dalam masyarakat bergerak bahwa perubahan tersebut

meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi setelah meninggalkan faktor

tersebut, mungkin perubahan itu bergerak kepada sesuatu yang baru sama sekali,

akan tetapi mungkin pula bergerak kearah suatu bentuk yang sudah ada pada

waktu yang lampau.

� Bagaimana bentuk dari perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan yang terjadi

dalam masyarakat.

Perubahan sosial bisa terjadi dengan cara :

1. Direncanakan (planned) atau/dan tidak direncanakan.

2. menuju kearah kemajuan atau/dan kemunduran.

3. bersifat positif atau negatif.

Menurut Prof.Dr.Soerjono Soekanto bentuk-bentuk perubahan sosial dapat terjadi

dengan beberapa cara yaitu:

Page 11: kepemimpinan

11

1. Perubahan yang terjadi secara lambat dan perubahan yang terjadi secara cepat.

a. Perubahan secara lambat disebut evolusi, pada evolusi perubahan terjadi dengan

sendirinya, tanpa suatu rencana atau suatu kehendak tertentu. Perubahan terjadi

karena usha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan,

keadaan, dan kondisi-kondisi baru yang timbal dengan pertumbuhan masyarakat.

b. Perubahan secara cepat disebut revolusi. Dalam revolusi, perubahan yang terjadi

direncanakan terlebih dahulu maupun tanpa rencana.

2. Perubahan yang pengaruhnya besar atau kecil.

a. Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan pada unsur struktur social

yang tidak bisa membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi

masyarakat.

b. Perubahan yang pengaruhnya besar seperti proses industrialisasi pada masyarakat

agraris.

3. Perubahan yang dikehendaki ataupun perubahan yang tidak dikehendaki.

a. Perubahan yang dikehendaki hádala bila seseorang mendapat kepercayaan sebagai

pemimpin.

b. Perubahan social yang tidak dikehendaki merupakkan perubahan yang terjadi

tanpa dikehendaki serta berlangsung dari jangkauan pengawasan masyarakat dan

dapat menyebabkan timbulnya akibat yang tidak diinginkan.

2. Teori- teori tentang perubahan sosial

Teori mengenai perubahan sosial pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam dua

kelompok, yaitu : teori klasik dan teori modern.

a. Teori Klasik Perubahan Sosial

Pemikiran para tokoh klasik tentang perubahan sosial dapat digolongkan ke dalam

beberapa pola, perubahan sosial pola linear, perubahan sosial pola siklus, dan perubahan

sosial pola gabungan.

1. Pola Linear

Perubahan sosial mengikuti pola linear seperti yang dikemukakan oleh Auguste

Comte. Dia mengatakan bahwa kemajuan progresif peradaban manusia mengikuti suatu

jalan yang alami, pasti, sama, dan tak terelakkan. Perubahan selalu berubah dari yang

Page 12: kepemimpinan

12

sederhana ke arah yang lebih kompleks, selalu berubah menuju ke kemajuan. Terdapat

hukum tiga tahap, yaitu:

a. Tahap teologis dan Militer, yaitu suatu tahapan dimana hubungan sosial bersifat

militer, masyarakat senantiasa bertujuan untuk menundukkan masyarakat lainnya.

b. Tahap metafisik dan religius, yaitu suatu tahapan dimana dalam masyarakat sudah

terjadi adanya suatu hubungan atau jembatan pemikiran yang menghubungkan

masyarakat militer dan industri.

c.Tahap Ilmu Pengetahuan dan Industri, yaitu suatu tahapan dimana industri

mendominasi hubungan sosial dan produksi menjadi tujuan utama masyarakat.

2. Pola Siklus

Menurut pola siklus, masyarakat berkembang laksana sebuah roda. Pada suatu

saat ada di atas dan saat lain ada di bawah. Masyarakat mengalami kemajuan dalam

peradabannya, namun suatu saat akan mengalami kemunduran bahkan mungkin

mengalami suatu kemusnahan. Perjalanan peradaban manusia laksana sebuah perjalanan

gelombang, bisa muncul tiba-tiba, brkembang dan kemudian lenyap. Bisa juga

diibaratkan seperti perkembangan seorang manusia mengalami masa muda, masa dewasa,

masa tua dan kemudian punah.

3. Gabungan beberapa Pola

Teori ni menggabungkan pola linear dan juga pola siklus. Perubahan sosial dalam

masyarakat bisa berbentuk pola siklus dan linear. Contoh perubahan linear, dicontohkan

oleh pemikiran Marx, menurut Marx, masyarakat berubah dari masyarakat komunis

tradisional menjadi modern. Menurutnya perkembangan pesat kapitalisme akan memicu

konflik antar buruh dengan kaum borjuis yang akan dimenangkan oleh kaum buruh

kemudian akan membentuk masyarakat komunis. Pemikiran siklis Marxterlihat dari

pandangannya bahwa sejarah manusia adalah sejarah perjuangan terus menerus antara

kelas-kelas dalam masyarakat. Setelah satu kelas menguasai kelas lainnya siklus akan

berulang lagi.

b. Teori Modern Perubahan Sosial

Pada umumnya para penganut teori modern perubahan sosial melihat perubahan

sosial pad negara-negara berkembang berjalan secara linear (bergerak dari tradisionil ke

modernisasi) dan evolusioner (bergerak lambat). Di lain pihak ada pandangan penganut

Page 13: kepemimpinan

13

teori konflik, yaitu mereka yang melihat bahwa sebenarnya perubahan itu tidak

memberikan dapak kemajuan bagi negara-negara berkembang. Yang terjadi sebaliknya,

negara-negara berkembang menjadi negara yang terbelakang dan menciptakan

ketergantungan negara berkembanga kepada negara-negara industri maju di Barat.

Berikut ini adalah beberapa pandangan teori modern perubahan sosial :

1. Teori Modernisasi

Teori ini berpandangan bahwa negara-negara terbelakang akan meniru seperti apa yang

telah dilakukan oleh negara-negara industri maju. Dengan meniru negara-negara maju

mereka akan menjadi negara yang berkembang melalui proses modernisasi.

2. Teori Ketergantungan (dependencia)

Teori ini berpandangan bahwa berdasarkan pengalaman kepada newgara-negara Amerika

Latin telah terjadi perkembangn dunia yang tidak merata. Di satu pihak negara-negara

maju mengalami perkembangan, di lain pihak secara bersamaan negara-negara dunia

ketiga mengalami kolonialisme dan neo-kolonialisme bahkan justru menjadi semakin

terbelakang, dunia ketiga tidak nengalami tahap ”tinggal landas”. Keadaan ini

menciptakan negara dunia ketiga yang ekonominya berbasis kepada sumber daya alam

selalu tergantung pada negara industri maju.

3. Teori sistem dunia

Teori ini berpandangan, seperti dicetuskan oleh pendirinya Immanuel Wallerstein, bahwa

perekonomian kapitalis dunia terbagi atas tiga jenjang, yaitu: negara-negar inti, negara-

negara semi periferi, dan dan negara-negara periferi.

3. Faktor yang menyebabkan perubahan sosial

Interelasi dan interaksi sosial masyarakat mendorong perkembangan berpikir dan

reaksi emosional para anggotanya. Hal ini mendorong masyarakat untuk mengadakan

berbagai perubahan. Perkembangan kualitas dan kuantitas anggota masyarakat juga

mendorong perubahan sosial.

Prof.Dr.Soejono Soekanto menyebutkan adanya faktor intern dan ekstern yang

menyebabkan perubahan sosial dalam masyarakat, yaitu:

1. Faktor intern

• Bertambah dan berkurangnya penduduk.

• Pemberontakkan dalam tubuh masyarakat.

Page 14: kepemimpinan

14

• Adanya penemuan-penemuan baru

• Konflik dalam masyarakat.

2. Faktor Ekstern

• Faktor alam yang ada disekitar manusia yang berubah, seperti bencana alam.

• Pengaruh kebudayaan lain dengan melalui adanya kontak kebudayaan antara

dua masyarakat atau lebih yang memiliki kebudayaan yang berbeda.

Page 15: kepemimpinan

15

KESIMPULAN

Teori kepemimpinan membicarakan mengenai bagaimana seseorang menjadi

pemimpin, atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin, dan teori tentang

kepemimpinan itu diantaranya adalah teori kelebihan, teori sifat, teori keturunan, teori

kharismatis, teori bakat dan teori sosial

Tipe kepemimpinan adalah gaya atau corak kepemimpinan yang dibawakan oleh

seorang pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya. Gaya seorang pemimpin

dalam menjalankan kepemimpinan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain faktor

pendidikan, pengalaman, usia, karakter tabiat atau sifat yang ada pada diri pemimpin

tersebut. Orang yang ambisius untuk menguasai setiap situasi apabila menjadi pemimpin

cenderung akan bersifat otoriter. Orang yang mempunyai sifat kebapakan apabila

menjadi pemimpin cenderung akan menjalankan kepemimpinan yang bertipe

paternalistik sedangkan pemimpin yang tidak menguasai bidang tugas yang menjadi

wewenangnya akan menyerahkan segala sesuatunya pada bawahan sehingga gaya

kepemimpinannya cenderung bersifat laisser faire.

Perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam fungsi dan struktur

masyarakat. Perubahan-perubahan sosial dikatakan sebagai perubahan dalam hubungan

sosial atau sebagai perubahan tehadap keseimbangan hubungan sosial tersebut. Setiap

perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat atau perubahan dalam organisasi sosial

disebut perubahan sosial.