93
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KEDIIPLINAN SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 8 MUARO JAMBI SKRIPSI TOPIK TK 151180 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KEDIIPLINAN …repository.uinjambi.ac.id/2323/1/TK151180_TOPIK_MPI - zakaria Bina… · KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KEDIIPLINAN SISWA

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP

    KEDIIPLINAN SISWA DI SEKOLAH

    MENENGAH ATAS NEGERI 8

    MUARO JAMBI

    SKRIPSI

    TOPIK

    TK 151180

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2019

  • PERSEMBAHAN

    Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya yang tercinta

    Ayah Iwan dan Ibunda Maria yang telah mengasuh saya mulai dari lahir hingga

    dewasa sekarang ini, semoga kedua orang tua saya selalu mendapat rahmat dari

    Allah SubhanahuwaTa’ala , Aamiin.

    Saya Topik juga ingin berterimakasih kepada sahabat-sahabat saya yang

    tercinta yakni Nurmalinda Hasan dan Zakaria yang tak kenal lelah menemaniku

    disaat sulitku, serta penyemangat di saat lelah, dan seluruh keluarga ku yang telah

    memberi dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini.

    Terimakasih atas dukungan dan do‟a kalian sehingga saya dapat

    menyelesaikan studi pendidikan di perguruan tinggi ini, Terimakasih untuk semua

    yang telah membantuku dalam penyelesaian skripsi ini, semoga Allah

    SubhanahuwaTa’ala selalu memberi taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua.

    Aamiin yaa Robbal „Alamin.

  • MOTTO

    ِهنُكنۡۖۡ َفِئن ٱلَۡأهِۡرَوُأْوِلي ٱلرَُّسىَلَوَأِطيُعىْا ٱللََّوَءاَهُنىَْٰٓا َأِطيُعىْا ٱلَِّذيَن َي ََٰٓأيَُّها

    ٱلَۡيىِۡمَو ٱللَِّوِإن ُكنُتنۡ ُتؤِۡهُنىَن ِب ٱلرَُّسىِلَو ٱللَِّوَفُردُّوُه ِإَلى َٖتَن َزعُۡتنۡ ِفي َشيۡء

    ٩٥َتأِۡويًلا ُنَوَأحَۡس َٖذ ِلَك َخيۡر ٱلۡأَِٰٓخِرِۚ

    “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil

    amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,

    maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnah-Nya), jika

    kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu

    lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S. An-Nisa:59)

  • KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah puji syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rabb yang

    Maha „Alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkan-Nya, atas

    iradah-Nya hingga skripsi ini dapat dirampungkan. Shalawat dan salam atas Nabi

    Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, pembawa risalah pencerahan bagi

    manusia.

    Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

    akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah

    dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari

    sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah

    memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini

    Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

    1. Prof. Dr. Su‟aidi Asy‟ari, MA,.Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi

    2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

    Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    3. Ibu Rusmini, S.Ag. M.Pd.I dan Bapak Aris Dwi Nugroho, M.Pd.I selaku ketua

    dan sekretaris jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan

    Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    4. Bapak Prof. Dr. H. Lias Hasibuan, MA selaku Dosen Pembimbing I dan bapak

    Dr. Drs. Khairunnas, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah

    meluangkan waktu dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis

    dalam menyelesaikan skripsi ini.

    5. Bapak Bahari T, S.Pd.,M.Pd.I selaku kepala sekolah SMA Negeri 8 Muaro

    Jambi yang telah memberikan kemudahan kepada Penulis dalam memperoleh

    data di lapangan.

    6. Sahabat-sahabat mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan Islam yang

    telah menjadi partner diskusi dalam penyusunan skripsi ini.

  • 7. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi tiada henti hingga

    menjadi kekuatan pendorong bagi Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

    8. Sahabat-sahabatku MPI B angkatan tahun 2015

    Akhirnya semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala berkenan membalas segala

    kebaikan dan amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini

    bermanfaat bagi pengembangan ilmu.

    Jambi, 17 Oktober 2019

    Penulis,

    TOPIK

    TK 151835

  • ABSTRAK

    Topik. (TK151180). Kepemimpinan Kepala Sekoalah Terhadap

    Kedisiplinan Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Muaro Jambi.

    Skripsi ini membahas tentang Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah,

    faktor penghambat kedisiplinan, dan upaya yang dilakukan Kepala Sekolah

    Terhadap Kedisiplinan Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Muaro

    Jambi.

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Peran,

    Faktor, dan Upaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kedisiplinan

    Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Muaro Jambi. Pendekatan yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Terdapat tiga

    instrument dalam pengumpulan data diantaranya adalah wawancara, observasi,

    dan dokumentasi.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran kepala sekolah terhadap

    kedisiplinan siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Muaro Jambi kurang

    terlaksana dan masih adanya juga pelanggaran-pelanggaran terhadap peraturan-

    peraturan yang telah ditetapkan sekolah yang masih dilanggar oleh siswa dan

    faktor penghambat yang mempengaruhi kedisiplinan siswa di Sekolah Menengah

    Atas Negeri 8 Muaro Jambi yaitu: (1) Kesadaran siswa terhadap tata tertib sekolah

    (2) Pergaulan siswa (3) Kurangnya motivasi didalam diri siswa. Adapun upaya

    yang dilakukan sekolah dalam pengawasan guru terhadap kedisiplinan siswa di

    Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Muaro Jambi dengan meningkatkan koordinasi

    antara kepala sekolah dan guru dalam mengatasi berbagai perilaku kedisiplinan,

    bekerjasama secara intensif dengan pihak wali murid, melakukan pembiasaan dan

    nasehat yang baik serta menjelaskan pentingnya disiplin kepada iswa.

    Kata Kunci : Kepemimpinan, Kepala Sekolah, Disiplin, Siswa.

  • ABSTRACT

    Topik. (TK151180). Leadership in Improving Student Discipline in the State

    Senior High Schools 8 Muaro Jambi.

    This thesis discusess the Role of the Pricipal‟s Leadrship, inhibiting

    factors for discipline, and the efforts made by the Pricipal in Improving Student

    Discipline in Muro Jambi State 8 Senior High Schools.

    The purpose of this study is to find out how the Role, Factors, and

    Leadership Efforts of School Principals in Improving Student Discipline in Muaro

    Jambi 8 State Senior High Schools. The approach used in this study is a

    descriptive qualitative method. There are three instruments in data collection

    including interviews, observation, and documentation.

    The result of study indicate that the principal‟s role in the student

    discipline in Muaro Jambi 8 State Senior High School is less implemented and

    thereare still violations of the rules set by the school that are still violated by

    student and the inhibiting factors that influence student disclipine in Schools

    Secondary State 8 Muaro Jambi, namely: (1) Student awareness of school rules

    (2) Student association (3) Lack of motivation within students. The efforts

    undertaken by the school in teacher supervision of student discipline at Muaro

    Jambi 8 Public High Schools by increasing coordination between shool principals

    and teachers in overcoming various discilpinary behaviors, working intensively

    with student guardians, making good habits and advice and explaining the

    importance discipline to students.

  • Keywords : Pricipal Leadership, discipline, Students.

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

    NOTA DINAS .......................................................................................................... ii

    PENGESAHAN ....................................................................................................... iv

    PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................................... v

    PERSEMBAHAN .................................................................................................... vi

    MOTTO .................................................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii

    ABSTRAK ................................................................................................................ x

    ABSTRACT ............................................................................................................... xi

    DAFTAR ISI. ........................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah. .............................................................................. 1 B. Fokus penelitian ............................................................................................ 7 C. Rumusan Masalah. ...................................................................................... 7 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.. ................................................................. 7

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kajian Teori .................................................................................................. 9 B. Studi Relavan ............................................................................................... 24

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Pendekatan penelitan ..................................................................................... 27 B. Situasi sosial dan subjek penelitian ............................................................... 27 C. Jenis dan sumber data .................................................................................... 27 D. Teknik dan pengumpulan data ....................................................................... 29 E. Teknik dan analisi data .................................................................................. 29 F. Tekik Keabsahan Pemeriksaan Data.............................................................. 31 G. Jadwal Penelitian ........................................................................................... 32

  • BAB VI TEMUAN DAN PEMBAHASAN

    A. Temuan Umum................................................................................................ 33 B. Deskripsi Analisis Data ................................................................................. 40

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ................................................................................................... 59 B. Saran ............................................................................................................. 60

    DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

    LAMPIRAN

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

    NOTA DINAS .......................................................................................................... ii

    PENGESAHAN ....................................................................................................... iv

    PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................................... v

    PERSEMBAHAN .................................................................................................... vi

    MOTTO .................................................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii

    ABSTRAK ................................................................................................................ x

    ABSTRACT ............................................................................................................... xi

    DAFTAR ISI. ........................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    E. Latar Belakang Masalah. .............................................................................. 1 F. Fokus penelitian ............................................................................................ 7 G. Rumusan Masalah. ...................................................................................... 7 H. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.. ................................................................. 7

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    C. Kajian Teori .................................................................................................. 9 D. Studi Relavan ............................................................................................... 24

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    H. Pendekatan penelitan ..................................................................................... 27 I. Situasi sosial dan subjek penelitian ............................................................... 27 J. Jenis dan sumber data .................................................................................... 27 K. Teknik dan pengumpulan data ....................................................................... 29 L. Teknik dan analisi data .................................................................................. 29 M. Tekik Keabsahan Pemeriksaan Data.............................................................. 31 N. Jadwal Penelitian ........................................................................................... 32

  • BAB VI TEMUAN DAN PEMBAHASAN

    C. Temuan Umum...................................................................................... 33 D. Deskripsi Analisis Data ................................................................................. 40

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    C. Kesimpulan ................................................................................................... 59 D. Saran ............................................................................................................. 60

    DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

    LAMPIRAN

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Jadwal Penelitian................................................................... 32

    Tabel 2 Struktur Organisasi ............................................................... 37

    Tabel 3 Data Keadaan Guru ............................................................... 38

    Tabel 4 Data Sarana dan Prasarana .................................................... 40

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Instrumen Pengumpulan Data (IPD)

    Lampiran 2 Daftar Informen Dan Responden

    Lampiran 3 Kartu Konsultasi

    Lampiran 4 Dokumentasi

    Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae)

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LatarBelakang Masalah

    Pendidikan merupakan hal utama yang dilakukan oleh setiap bangsa untuk

    mencapai kemajuan. Semakin berkualitas suatu bangsa itu maka semakin

    memberikan efek positif bagi kemajuan bangsa dan negaranya. Disamping itu

    pendidikan merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengembangkan sikap

    tingkah laku dan membantu dalam pembentukan karakter serta mencerdaskan

    setiap individu. (Ali Mudlofir, 2016:250)

    Pendidikan adalah pengalaman belajar yang terprogram dalam bentuk

    pendidikan formal dan nonformal serta informasi disekolah maupun luar sekolah

    yang berlangsung seumur hidup bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan

    individu agar kemudian hari dapat memainkan peran hidup secara tepat

    (Mudhaharjo, 2002:35)

    Pendidikan dapat memberikan pengetahuan tentang manusia itu sendiri

    dan tempat mereka hidup. Adapun ungkapan yang dikemukakan oleh Zakiah

    Darajat bahwa, “ pendidikan adalah usaha sadar yang dijalankan oleh seorang atau

    kelompok orang agar menjadi dewasa atau menjadi tingkatan penghidupan yang

    lebih tinggi dalam arti mental”. (Zakiah Darajat, 1992:28)

    Tujuan pendidikan adalah usaha untuk memanusiakan manusia, yakni

    upaya pembelajaran untuk membentuk pribadi dan karakter manusia mulia dan

    berkesadaran sebagai makhluk dalam hubungannya dengan sesama manusia,

    lingkungan dan Sang Penciptanya. Salah satu hal yang sangat urgen untuk

    diperhatikan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran adalah strategi

  • pembelajaran. Strategi pembelajaran akan berpengaruh terhadap sikap dan respon

    peserta didik dalam menerima pelajaran. (Zainal Aqib, 2017:5)

    Beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwasanya pendidikan

    adalah usaha sadar terprogram yang dijalankan oleh seorang atau kelompok dan

    berlangsung seumur hidup untuk mencapai mutu kehidupan yang lebih baik.

    Pendidikan harus direncanakan dengan matang mulai dari kepala sekolah, guru,

    metode belajar, bahkan mengenai budaya kedisiplinan di lingkungan sekolah, agar

    terwujud suasana belajar dan mengajar yang aktif dan efektif.

    Kepala sekolah merupakan pimpinan tunggal di sekolah yang mempunyai

    tanggung jawab untuk mengajar dan mempengaruhi semua pihak yang terlibat

    dalam kegiatan pendidikan di sekolah untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan

    sekolah. (Mulyasa, 2013:181)

    Seorang pemimpin juga harus berperan sebagai pengelola. Dilihat dari

    fungsi-fungsi manajemen, yakni planning (perencanaan), organizing

    (pengorganisasian) dan controling (pengawasan), maka kepala sekolah harus

    berperan pula sebagai supervisor pengajaran serta sebagai evaluator program

    sekolah.

    Kepala sekolah memilki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan

    kualitas sekolahnya. Melihat fungsinya sebagai manajer ia adalah orang yang akan

    merencanakan visi, misi, tujuan dan kebijakan sekolah; mengorganisasikan,

    mengarahkan, mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan di sekolah. Saat

    menjalankan fungsinya, pemimpin dilembaga pendidikan hendaknya memilki

    tanggung jawab besar ketika menjalankan instituisinya dan mengarahkan semua

    elemen dalam mendukungnya menuju pencapaian kualitas yang lebih baik.

    (Helmawati, 2014:215)

    Greenberg (2005) menyatakan sebagai pemimpin, kepala sekolah atau

    kepala sekolah atau kepala madrasah memilki tanggung jawab besar untuk

  • menjalankan institusinya dan mengarahkan semua aspek untuk mendukung

    pencapaian kualitas yang lebih baik.

    Pemimpin pendidikan dituntut untuk mewujudkan pendidikan yang

    bermutu tentu dalam perjalanannya banyak dipengaruhi oleh berbagai macam

    faktor baik eksternal maupun internal. Faktor internal terdiri dari: politik,

    ekonomi, sosial-budaya, sejarah dan ideologi. Dan faktor yang tak kalah

    pentingnya yaitu faktor internal, berupa: wawasan, keterampilan, dan sikap positif

    (norma atau keyakinan) yang dimiliki pemimpin (Tilaar, 2006:204)

    Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi banyak orang melalui

    banyak komunikasi untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan merupakan sebuah

    kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin dalam menggerakkan

    seluruh sumber daya organisasi terutama sumber daya manusiannya untuk

    melakukan apa yang diharapkan. Kemampuan inilah yang akan menentukan

    bahwa seorang pemimpin tersebut baik tidaknya. Kepemimpinan merupakan inti

    dari manajemen (Kompri, 2015: 308).

    Tugas kewajiban seorang pemimpin, disamping mengatur jalannya

    sekolah, juga harus dapat bekerja sama dan berhubungan erat dengan masyarakat.

    Kepala Sekolah juga berkewajiban membangkitkan semangat bawahannya

    disekolah untuk bekerja lebih baik, membangun dan memelihara kekeluargaan,

    kekompakan dan persatuan,mengembangkan kurikulum sekolah, mengetahui

    rencana sekolah dan tahu bagaimana menjalankannya, memperhatikan dan

    mengusahakan kesejahteraan guru-guru dan pegawai-pegawainya dan sebagainya.

    Semua ini merupakan tugas pemimpin yang merupakan bagian dari fungsi-fungsi

    pengawasan yang menjadi kewajibannya sebagai pemimpin dalam sebuah

    lembaga pendidikan. Pengawasan sangat perlu dilakukan agar aktifitas sekolah

    dapat berjalan dengan baik.

    Segala aktifitas yang dilakukan oleh siswa di sekolah, kedisiplinan

    memegang peranan yang sangat penting dalam sekolah, apabila tidak ada

    kedisiplinan dalam suatu sekolah maka sekolah tidak akan dapat berjalan dengan

    efektif dan efisien. Untuk melaksanakan tugas pengawasan terhadap kedisiplinan

  • tersebut sudah tentu kepala sekolah tidak dapat mengerjakan semua kewajiban di

    sekolah tanpa bantuan dan sejauh bantuan itu tersedia, kepala sekolah

    menyerahkan tanggung jawab tentang siswa kepada para bawahannya: wakil

    kepala sekolah, guru kelas, penyuluh, juru rawat dan personil lain (Oteng Sutisna,

    1993: 65).

    Aspek penting yang dapat menciptakan suasana yang kondusif dalam

    proses pembelajaran di sekolah yaitu proses pengaplikasian ketaatan dan

    kedisplinan siswa dalam menjalankan fungsi siswa selaku peserta didik di

    lingkungan sekolah. Hal ini sejalan dengan pengertian kedisplinan bahwa

    “Kedisiplinan siswa dalam belajar perlu diupayakan oleh kepala sekolah selaku

    pimpinan pendidik.” Sekolah yang disiplin akan melahirkan kondisi yang baik,

    nyaman, tentram dan teratur. Istilah disiplin berasal dari kata yang sama dengan

    “disciple” yang artinya seorang yang belajar dari atau secara sukarela mengikuti

    seorang pemimpin.

    Disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan

    mereka belajar, Disiplin yang meliputi ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata

    tertib dan sebagainya. Disiplin dalam bentuk perilaku atau tingkah laku yang

    sesuai dengan ketentuan yang berlaku baik yang di tetapkan secara individu

    atupun kelompok sejak aturan itu diterapkan atau diberlakukan (Kompri,

    2014:59).

    Perilaku negatif sebagian remaja, pelajar, dan peserta didik pada akhir-akhir

    ini telah melampaui batas kewajaran karena telah menjurus pada tindak melawan

    hukum, melanggar tata tertib, melanggar moral agama, kriminal, dan telah

    membawa akibat yang sangat merugikan masyarakat. Kenakalan remaja dapat

    dikatakan wajar, jika prilaku itu dilakukan dalam rangka mencari identitas diri,

    serta tidak membawa akibat yang membahayakan kehidupan orang lain dan

    masyarakat.

    Dengan demikian dapat disimpulkan disiplin itu merupakan kesediaan

    atau ketaatan seseorang untuk mematuhi aturan, tata tertib, norma yang telah

    dibuat oleh pemimpin dan guru nyang dilandasi oleh kesadaran dan kesediaan

    dalam diri setiap siswa.

  • Masalah kedisiplinan siswa menjadi sangat berarti bagi kemajuan sekolah.

    Disekolah yang tertib akan selalu menciptakan proses pembelajaran yang baik.

    Sebaliknya, disekolah yang tidak tertib kondisinya akan jauh berbeda dari sekolah

    yang disiplin. Pelanggaran-pelanggaran yang terjadi sudah dianggap barang biasa

    dan untuk meperbaiki keadaan demikian tidaklah mudah. Hal ini diperlukan kerja

    keras dari berbagai pihak untuk menubahnya, terutama kepala sekolah yang

    sangat berperan sekali dalam mendisiplinkan siswa.

    Salah satu cara mengukur kemampuan kepala sekolah dalam memimpin

    sekolahnya adalah dalam mendisiplinkan siswa. Bahkan berhasil tidaknya suatu

    sekolah dalam persoalan disiplin sangat tergantung kepada kepala sekolah sebagai

    orang yang bertanggung jawab dalam lembaga pendidikan tersebut. Oleh

    karenanya, disiplin dapat digunakan sebagai barometernya dan kepala sekolah

    memiliki andil yang sangat besar dalam menjalankan dan melaksanakan setiap

    peraturan yang dibuat dengan sebaik-baiknya.

    Peran disiplin disuatu sekolah bertujuan agar semua siswa bersedia dengan

    rela memenuhi dan mentaati segala peraturan dan tata tertib yang berlaku tanpa

    ada paksaan. Kemudian, aturan tersebut diterapkan melalui guru-guru kepada

    siswa, apabila guru-guru mampu melaksanakan aturan yang telah ditetapkan oleh

    kepala sekolah, seharusnya setiap siswa dapat mengendalikan diri dan memenuhi

    semua norma yang berlaku, maka hal ini dapat dijadikan sebagai modal untuk

    menentukan pencapaian dalam pencapaian tujuan.

    Berdasarkan hasil pengamatan awal di SMA Negeri 8 Muaro Jambi ada

    beberapa masalah yang sering dilanggar oleh para siswa, Pelanggaran tersebut

    seperti:

    1. Masih adanya siswa yang berkeliaran di luar sekolah dengan waktu yang lama

    pada saat jam pelajaran berlangsung.

    2. Masih adanya siswa yang kurang menghiraukan masalah kerapian yang

    ditetapkan oleh sekolah seperti tidak memanjangkan rambut bagi siswa laki-

    laki.

    3. Masih adanya siswa yang makan-makan di kantin pada saat jam belajar.

  • 4. Masih ada siswa yang berani membawa Handphone dan mengaktifkannya saat

    jam pelajaran berlangsung.

    5. Masih adanya siswa yang datang terlambat.

    Seperti kita ketahui bersama bahwa akhir-akhir ini disiplin siswa

    mengalami beberapa penurunan. Penurunan disiplin pada para siswa ini dapat

    terjadi karena adanya beberapa faktor. Seperti masih terdapatnya guru yang tidak

    mencontohkan sikap disiplin disekolah, faktor keluarga, faktor lingkungan atau

    faktor pergaulan. Selain itu juga banyaknya media yang dengan mudah dijumpai

    atau dimiliki siswa dapat menjadi salah satu penyebab menurunnya disiplin pada

    siswa.

    Adanya internet selain mempunyai pengaruh posistif juga mempunyai

    pengaruh negative. Hal ini dapat terlihat dari antusias anak menggunakan internet

    sebagai sarana bermain dari pada untuk sarana belajar. Akibatnya disiplin belajar

    hilang karena terlalu asyik menikmati internet dan kurangnya kesadaran dari

    dalam dirinya untuk mengontrol prilakunya. Berprilaku tidak Disiplin juga

    berpengaruh banyak terhadap menurunnya prestasi siswa.

    Selain faktor lingkungan disiplin juga biasanya mengalami penurunan

    karena faktor teman dekat, seperti karena kita terlalu menghargai teman sehingga

    sering menghabiskan waktu untuk mengobrol bersama-sama, ketimbang belajar.

    Padahal keesokan harinya akan menghadapi ujian atau ada tugas sekolah yang

    harus dikerjakan. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan prestasi sekolah

    menurun, yang nantinya akan membuat guru, dan orang tua menjadi kecewa.

    Kelalaian atau ketidak disiplinan dalam menyimak dan mengulang pelajaran

    seringkali membuat kita mengambil jalan pintas, menyontek pada waktu ulangan.

    Padahal ini hanya akan memperkeruh keadaan, menimbulkan persoalan baru

    seperti sanksi dari guru atau semakin tidak mengertinya siswa terhadap suatu

    pembelajaran.

    Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Muaro Jambi, telah menjalankan tugasnya

    dengan baik sesuai dengan tugas dan fungsi sebagai pemimpin. Tetapi masih

    kurang dalam hal kordinasi dengan para guru. Sehingga masih cukup tingginya

  • pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh para siswa. Jadi, sudah sepatutnya

    kepala sekolah harus mempunyai kordinasi yang baik dengan guru. Untuk bisa

    meminimalisir setiap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh para siswa

    dan para guru juga harus mempunyai pendekatan yang baik pula dengan para

    murid, supaya guru memgetahui apa saja penyebab para siswa tersebut

    melanggaran peraturan.

    Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwasanya, dalam hal kedisplinan, siswa

    harus mematuhi tata tertib yang telah ada sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang

    berlaku. Untuk mencapai tujuan itu semua, maka perlu adanya kepatuhan

    sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan. Kedisiplinan seorang siswa bukan

    hanya sekedar datang belajar dan pulangnya tepat waktu, akan tetap lebih dari itu

    dituntut juga perilaku, sikap dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan tertulis

    baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Peran seorang pemimpin sangatlah

    penting terhadap kedisiplinan sekolah. Kepala sekolah haruslah menerapkan tata

    tertib yang telah ditetapkan di sekolah agar kedisplinan siswa tetap terjaga.

    Berdasarkan latar belakang dan gejala di atas, maka penulis merasa tertarik

    untuk melakukan penelitian dengan judul ”Kepemimpinan Kepala Sekolah

    terhadap Kedisiplinan Siswa di SMA Negeri 8 Muaro Jambi ”

    B. Fokus penelitian

    Agar pembahasan yang dipaparkan oleh penulis lebih terfokus, maka

    penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti, peneliti hanya akan mengkaji

    permasalahan Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kedisiplinan siswa

    di SMA 8 Muaro Jambi.

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, permaslahan yang

    akan diteliti dalam penelitian ini adalah

    1. Bagaimana Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kedisiplinan siswa di SMA

    Negeri 8 Muaro Jambi?

  • 2. Apa saja faktor penghambat Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kedisiplinan

    siswa di SMA Negeri 8 Muaro Jambi?

    3. Apa upaya Kepemimpinan yang dilakukan Kepala sekolah terhadap kedisiplinan

    siswa di SMA Negeri 8 Muaro Jambi?

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    Sesuai dengan permasalahan yang dijabarkan di atas maka tujuan

    penelitian yang hendak di capai adalah :

    1. Untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kedisiplinan siswa di

    SMA Negeri 8 Muaro Jambi.

    2. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat Kepemimpinan Kepala Sekolah

    terhadap kedisiplinan siswa di SMA 8 Muaro Jambi.

    3. Untuk mengetahui upaya Kepemimpinan yang dilakukan Kepala sekolah terhadap

    kedisiplinan siswa di SMA 8 Muaro Jambi.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kajian teori

    1. Peran Kepemimpinan Kepala sekolah

    a. Pengertian Peran Kepemimpinan

    Pengertian peranan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seorang

    dalam peristiwa tertentu. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu

    yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Peran merupakan aspek dinamis

    kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai

    dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. (Soerjono Soekanto,

    2002:243).

    Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain untuk

    mengambil langkah-langkah atau tindakan menuju suatu sasaran bersama. Karena

    itu kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar mau bekerja

    untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. (Sri Purwanti, 2013:212)

    Kepemimpinan adalah cara atau teknik, gaya yang digunakan pemimpin

    dalam mempengaruhi pengikut atau bawahannya dalam melakukan kerja sama

    mencapai tujuan yang telah ditentukan. (Harbani Pasolong, 2008:5)

    Kepemimpinan mempunyai beberapa teori yang menjadi dasar dari

    kepemimpinan itu sendiri yakni :

    1) Teori Orang Hebat (Great Man Theory). Teori ini berasumsi bahwa sifat

    kepemimpinan dan bakat-bakat kepemimpinan ini dibawa dari sejak orang

    tersebut dilahirkan.

  • 2) Teori Sifat Kepribadian (Trait Theory). Teori ini mempercayai bahwa orang

    yang dilahirkan atau dilatih dengan kepribadian tertentu akan menjadikan

    mereka unggul dalam peran kepemimpinan.

    3) Teori Perilaku (Behavioral Theory). Teori ini berfokus pada perilaku para

    pemimpin daripada karakteristik mental, fisik dan sosial mereka.

    4) Teori Kongtingensi (Congtingency Theory). Yakni beranggapan bahwa tidak

    ada cara yang paling baik untuk memimpin dan menyatakan bahwa setiap gaya

    kepemimpinan harus didasarkan pada situasi dan kondisi tertentu.

    Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur‟an Surah An.Nisa‟ ayat 59 :

    ِهنُكنۡۖۡ َفِئن َتَن َزعُۡتنۡ ِفي ٱلَۡأهِۡرَوُأْوِلي ٱلرَُّسىَلَوَأِطيُعىْا ٱللََّوَءاَهُنىَْٰٓا َأِطيُعىْا ٱلَِّذيَن َي ََٰٓأيَُّها

    َٖذ ِلَك َخيۡر ٱلۡأَِٰٓخِرِۚ ٱلَۡيىِۡمَو ٱللَِّوِإن ُكنُتنۡ ُتؤِۡهُنىَن ِب ٱلرَُّسىِلَو ٱللَِّوَفُردُّوُه ِإَلى َٖشيۡء

    ٩٥َتأِۡويًلا ُنَوَأحَۡس

    “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),

    dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang

    sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnah-

    Nya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang

    demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S. An-Nisa:59)

    Ayat 59 ini memerintahkan agar kaum muslimin taat dan patuh kepada-

    Nya, kepada rasul-Nya dan kepada orang yang memegang kekuasaan diantara

    mereka agar tercipta kemaslahatan umum. Untuk kesempurnaan pelaksanaan

    amanat dan hukum yang sebaik-baiknya dan seadil-adilnya.

    Jadi, kata “memimpin” mempunyai arti memberikan bimbingan,

    menuntun, mengarahkan dan berjalan didepan. Sebagaimana telah dijelaskan juga

    sebelumnya bahwa yang dimaksud dengan kepemimpinan secara umum

    merupakan pengaruh atau kiat memengaruhi orang lain sehingga mereka dengan

    penuh kemauan berusaha untuk mencapai tujuan organisasi. Kepala sekolah

    selaku seorang pemimpin harus mampu memengaruhi, membujuk dan

    menyakinkan para bawahannya yaitu guru-guru dan karyawan agar mereka

    dengan penuh kemauan serta sesuai dengan kemampuan secara maksimal

  • berusaha mencapai tujuan organisasi. Kepala sekolah merupakan contoh teladan

    dalam setiap perilaku bagi semua bawahan dalam lingkungannya.

    b. Pengertian Kepala Sekolah

    Kepala Sekolah terdiri dari dua kata yaitu Kepala dan Sekolah. Kata

    kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah

    lembaga. Sedang sekolah adalah sebuah lembaga di mana menjadi tempat

    menerima dan memberi pelajaran. Dengan demikian, secara sederhana kepala

    sekolah dapat didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi

    tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses

    pembelajaran, atau tempat di mana interaksi antara guru yang memberi pelajaran

    dan murid yang menerima palajaran. (Kompri, 2015:1)

    Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang

    tanpa didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan. Siapa pun yang akan diangkat

    menjadi kepala sekolah harus ditentukan melalui prosedur serta persyaratan

    tertentu seperti latar belakang, pendidikan, pengalaman, usia, pangkat, dan

    integritas. (Wahjosumidjo, 2010:84)

    Pengertian kepala sekolah ialah salah satu personel sekolah/madrasah yang

    membimbing dan memiliki tanggung jawab bersama anggota lain untuk mencapai

    tujuan. Kepala sekolah atau kepala madrasah secara resmi diangkat oleh pihak

    atasan. Kepala sekolah atau kepala madrasah ini disebut pemimpin resmi atau

    official leader. (Helmawati, 2014:17)

    Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan tingkat satuan

    pendidikan, yang harus mempunyai dasar kepemimpinan yang kuat serta

    bertanggung jawab terhadap maju mundurnya sekolah yang dipimpinnya.

    (Mulyasa, 2013:16)

    Kepala sekolah merupakan seorang yang diberi tugas oleh bawahannya

    untuk memimpin suatu sekolah/madrasah di mana di dalam sekolah

    diselenggarakan proses belajar mengajar. Didala menjalankan tugas-tugasnya

    kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kualitas sumber daya manusia yang

  • ada. Hal ini bertujuan agar mereka mampu menjalankan tugas-tugasnya yang telah

    diberikan kepada mereka.

    Sekolah adalah sebuah lembaga yang bersifat kompleks dan unik, bersifat

    kompleks karena sekolah sebagai organisasi di dalamnya terdapat berbagai

    dimensi yang satu sama lain saling berkaitan dan saling menetukan. Sedangkan

    sifat unik, menunjukkan bahwa sekolah sebagai organisasi memiliki ciri-ciri

    tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasi-organisasi lain. Ciri-ciri yang

    menempatkan sekolah karakteristik tersendiri di mana terjadi proses belajar

    menagajar, tempat terselenggaranya pembudayaan kehidupan umat manusia.

    Karena sifatnya komplek dan unik tersebutlah sekolah sebagai organisasi

    memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Keberhasilan sekolah adalah

    keberhasilan kepala sekolah.

    Peran kepala sekolah dalam mengerakan kehidupan sekolah untuk

    mencapai tujuannya adalah peran yang sangat penting. Ada dua hal yang perlu

    diperhatikan dalam rumusan tersebut.

    a. Kepala sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi kekuatan

    penggerak kehidupan sekolah.

    b. Kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsi mereka demi keberhasilan

    sekolah serta memiliki kepedulian pada staf dan siswa.

    Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang

    lain tanpa disadari oleh pertimbangan-pertimbangan. Siapa pun yang akan

    diangkat menjadi kepala sekolah harus ditentukan melaui proses serta persyaratan-

    persayaratan tertentu seperti: Latar belakang pendidikan, penagalaman, usia

    pangkat, dan integritas. Oleh karena itu, kepala sekolah pada hakikatnya adalah

    pejabat formal sebab pengangkatannya melalui proses dan prosedur yang

    didasarkan atas peraturan yang berlaku.

    Berdasarkan paparan diatas, dapat di ambil kesimpulan bahwasanya peran

    kepemimpinan kepala sekolah sangatlah penting dalam semua jenjang dan jenis

    pendidikan, agar mereka mampu dan dapat melaksanakan tugas dan fungsinya

    sebagai kepala sekolah. Sesuai dengan ciri-ciri sekolah sebagai organisasi yang

  • bersifat Kompleks dan unik, tugas dan fungsi kepala sekolah dapat dipandang sebagai

    pejabat formal, sedang dari sisi lain kepala sekolah dapat berperan sebagai pemimpin

    (leader), sebagai manajer, sebagai pendidik (educator), sebagai supervisor dan kepala

    sekolah juga berperan sebagai staf.

    Sebagaimana dijelaskan di atas, dapat diketahui bahwa betapa luasnya makna

    dan rumusan pengertian kata pemimpin dan banyaknya variabel berarti yang

    terkandung atau kepemimpinan tersebut memberikan indikasi betapa luasnya pula

    peran kepala sekolah sebagai seorang pemimpin organisasi sekolah yang bersifat

    kompleks dan unik. Adapun beberapa Peran Kepala Sekolah adalah sebagai berikut :

    a. Kepala sekolah sebagai pejabat Formal

    Menurut schermerhon yang dikutip oleh Qomari Anwar (2002;99) bahwa

    di dalam lingkungan organisasi kepemimpinan terjadi melalui dua bentuk:

    1) Kepemimpinan formal (formal leadership) yang biasanya dipilih melalui

    seleksi dengan persyaratan tertentu dan kriteria tertentu yang menjadi bahan

    pertimbangan yang harus diperhatikan betul seperti latar belakang,

    pengalaman, usia, kepangkatan, pembinaan karier, masa jabatan atau

    golongan, integritas, kepribadian atau harga diri.

    2) Kepemimpinan informal yang biasanya diakui karena seseorang memiliki

    kemampuan tertentu untuk membantu memecahkan berbagai persoalan yang

    muncul di tengah masyarakat.

    Jadi kepemimpinan formal terjadi, apabila di lingkungan organisasi

    jabatan otoritas formal dalam organisasi tersebut diisi oleh orang-orang yang

    ditunjuk atau dipilih melalui seleksi. Sedangkan informal terjadi di mana

    kedudukan pemimpin dalam satu organisasi diisi oleh orang-orang yang muncul

    karena mempunyai pengaruh atau kecakapan di tengah-tengah organisasi.

    Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang

    lain tanpa disadari oleh pertimbangan-pertimbangan. Siapa pun yang akan

    diangkat menjadi kepala sekolah harus ditentukan melaui proses serta persyaratan-

    persayaratan tertentu seperti: Latar belakang pendidikan, penagalaman, usia

    pangkat, dan integritas. Oleh karena itu, kepala sekolah pada hakikatnya adalah

  • pejabat formal sebab pengangkatannya melalui proses dan prosedur yang

    didasarkan atas peraturan yang berlaku.

    b. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin (Leader)

    Peran Kepemimpinan (leadership) sebagai pemimpin mencerminkan

    tanggung jawab sekolah untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di

    sekolah, sehingga lahir kerja dan produktivitas yang tinggi.

    Kata “memimpin” mempunyai arti memberikan bimbingan, menuntun,

    mengarahkan dan berjalan didepan. Sebagaimana telah dijelaskan juga

    sebelumnya bahwa yang dimaksud dengan kepemimpinan secara umum

    merupakan pengaruh atau kiat memengaruhi orang lain sehingga mereka dengan

    penuh kemauan berusaha untuk mencapai tujuan organisasi.

    Kepala sekolah selaku seorang pemimpin harus mampu memengaruhi,

    membujuk dan menyakinkan para bawahannya yaitu guru-guru dan karyawan

    agar mereka dengan penuh kemauan serta sesuai dengan kemampuan secara

    maksimal berusaha mencapai tujuan organisasi. Kepala sekolah merupakan

    contoh teladan dalam setiap perilaku bagi semua bawahan dalam lingkungannya.

    c. Kepala Sekolah Sebagai Pendidik. (Educator)

    Arti dari definisi pendidik dapat digali dari berbagai sumber di antaranya

    dalam kemampuan individu, kamus besar bahasa indonesia pendidik adalah orang

    yang mendidik. Sedangkan mendidik diartikan memberikan latihan (ajaran,

    pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran, sehingga pendidikan dapat

    diartikan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang

    dalam rangka mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

    Salah satu fungsi selaku kepala sekolah adalah sebagai pendidik. Dan jika

    di hubungkan dengan definisi dari berbagai sumber di atas, peran kepala sekolah

    sebagai pendidik merupakan peran yang sangat berat dan sekaligus mulia. Suatu

    hal yang harus diperhatikan oleh sikap kepala sekolah terhadap peranannya sebagai

  • pendidik, mencakup dua hal pokok yaitu: sasaran atau kepada siapa prilaku sebagai

    pendidik itu diarahkan dan bagaimana peranan sebagai pendidik itu dilaksanakan.

    d. Kepala sekolah sebagai manajer

    Seorang manajer atau seorang kepala sekolah pada hakikatnya adalah

    seorang perencana, organisator, pemimpin, dan seorang pengendali. Keberadaan

    manajer suatu organisasi sangat diperlukan, sebab organisasi sebagai alat

    mencapai tujuan organisasi di mana di dalamnya berkembang berbagai macam

    pengetahuan, serta organisasi yang menjadi tempat untuk membina dan

    mengembangkan karier-karier sumberdaya manusia, memerlukan manajer yang

    mampu untuk merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan

    agar organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    e. Kepala sekolah sebagai Administrator

    Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan bertanggung jawab

    terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya. Oleh

    karena itu, untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik kepala sekolah

    hendaknya memahami, menguasai dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan

    yang berkenaan dengan fungsinya sebagai administrasi pendidikan.

    f. Kepala sekolah sebagai supervisor

    Supervisi adalah salah satu tugas pokok dalam administrasi pendidikan

    bukan hanya merupakan tugas pekerjaan para inspektur maupun pengawas saja

    melainkan juga tugas pekerjaan kepala sekolah terhadap pegawai-pegawai

    sekolahnya, yang termasuk kategori supervisor dalam pendidikan adalah kepala

    sekolah, pemilik sekolah, dan para pengawas di tingkat kabupaten/kota madya serta

    staf kantor bidang yang ada di tiap provinsi.

    Oleh karena itu, salah satu fungsi kepemimpinan kepala sekolah adalah fungsi

    supervisor terhadap guru-guru dan pegawai lainnya. Kegiatan pengawasan kepala

    sekolah dalam keseluruhan proses pendidikan merupakan bagian yang integral

    terhadap keseluruhan proses kegiatan pendidikan lainnya, sehingga tujuan pendidikan

    yang telah ditetapkan oleh pemerintah dapat tercapai dengan efektif dan efisien

    melalui kegiatan guru-guru sebagai para pelaksananya. (Daryanto, 2011:84)

    2. Kedisiplinan Siswa

  • a. Pengertian Kedisiplinan

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disiplin diartikan dengan

    tata tertib dan ketataan atau kepatuhan terhadap peraturan atau tata tertib. Kata

    disiplin sendiri sebenarnya berasal dari bahasa latin, yaitu disciplina dan

    discipulus yang berarti perintah dan peserta didik. Jadi, disiplin dapat diartikan

    sebagai perintah seorang guru kepada peserta didiknya. (Kamus Besar Bahasa

    Indonesia, 2003:268)

    Andre E. Sikula dalam Syarif Hidayat (2012) mengemukakan bahwa

    disiplin diartikan sebagai kondisi atau suatu usaha untuk membentuk perilaku

    melalui penerapan penghargaan (reward) maupun hukuman (punishment).

    Menurut Henry Clay Lindgren (1980: 426), disiplin merupakan proses

    pengawasan ketaatan atau perilaku secara teratur melalui pelatihan dan terdapat

    adanya hukuman bagi siapa yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan. Agar

    disiplin dapat tumbuh dan terpelihara dengan baik maka terdapat 3 (tiga) faktor

    yang sangat perlu diperhatikan yaitu (1) kesadaran; (2) keteladanan, dan (3)

    penegakan peraturan. Kesadaran adalah faktor utama dalam tegaknya disiplin.

    Menurut The Liang Gie mengartikan disiplin sebagai suatu keadaan tertib

    yang mana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada

    peraturan-peraturan yang telah ada dengan senang hati. Sementara Goods‟s dalam

    Dictionary of Education mengartikan disiplin sebagai proses atau hasil

    pengamatan atau pengendalian keinginan, motivasi, atau kepentingan guna

    mencapai maksud atau untuk mencapai tindakan yang lebih efektif. (Ali Imron,

    2011: 172)

    Sedangkan Ibnu Suwandi dan Anno D. sanjari menjelaskan secara rinci

    mengenai pengertian disiplin sebagai berikut:

    a. Latihan yang memperkuat

    Disiplin dikaitkan dengan latihan yang memperkuat, terutama ditekankan

    pada pikiran dan watak untuk menghasilkan kendali diri, kebiasaan untuk patuh

    dan sebagainya. Latihan-latihan dalam rangka menghasilkan kebiasaan patuh

    dapat dilihat pada penanaman disiplin dikalangan Angkatan Bersenjata. Ibadah

  • puasa dapat di golongkan sebagai suatu latihan dalam arti peneneman disiplin

    yang tujuannya untuk mempertinggi daya kendali diri.

    b. Koreksi dan sanksi

    Arti disiplin dalam kaitannya dengan koreksi dan snksi terutama di

    perlukan dalam suatu lembaga yang telah mempunyai tata tertib yang baik. Bagi

    yang melanggar tata tertib dapat dilakukan dua macam tindakan, yaitu berupa

    koreksi untuk memperbaiki kesalahan dan snksi. Keduanya harus dilaksanakan

    secara konsisten untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan pelanggaran

    terhadap norma dan kaidah yang telah disepakati bersama.

    c. Kendali atau terciptanya ketertiban dan keteraturan

    Orang-orang yang disiplin adalah orang-orang yang mampu

    mengendalikan dirinya. Demikian ketertiban masyarakat, pembinaan disiplin

    harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan teknologi dan tingkat

    perkembangan masyarakat perpaduan antara ketertiban dan keteraturan

    menghasilkan suatu aturan tata laku.

    d. Sistem aturan dan tata laku

    Setiap kelompok manusia (masyarakat) atau bangsa selalu terikat pada

    berbagai peraturan yang mengatur hubungan sesama anggotanya maupun

    masyarakat, bangsa atau negara. Jika ingin masyarakat atau bangsa iitu disebut

    disiplin, dalam setiap peraturan harus melihat perkembangan teknologi dan

    perkembangan masyarakat. Karena disiplin tidak dapat ditanamkan dalam waktu

    yang singkat, karena pembinaan generasi yang dimulai dari lingkungan keluarga

    khusunya pada masa anak-anak adalah masa yang paling peka bagi pembentukan

    watak manusia. Berdasarkan prinsip ini maka pembinaan disiplin melalui

    pemanfaatan lembaga formal maupun non formal sangat penting artinya. (M

    Yusuf, 173 : 2016)

    Disiplin sangat penting artinya bagi peserta didik. Karena itu, ia harus di

    tanamkan secara terus menerus maka disiplin tersebut akan menjadi kebiasaan

    bagi peserta didik. Orang-orang yang berhasil dalam bidangnya masing-masing

    umumnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi. Sebaliknya orang yang gagal,

    umumnya tidak disiplin.

  • Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut kiranya jelas, bahwa disiplin

    adalah suatu keadaan di mana sesuatu itu berada dalam keadaan tertib, teratur dan

    semestinya, serta tidak ada suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung

    atau tidak langsung.

    Ada tiga macam disiplin. Pertama, disiplin yang dibangun berdasarkan

    konsep otoritarian. Menurut kacamata konsep ini, peserta didik di sekolah

    dikatakan mempunyai disiplin tinggi manakala mau duduk tenang sambil

    memperhatikan uraian guru ketika sedang mengajar. Peserta didik diharuskan

    mengiyakan saja terhadap apa yang dikehendaki guru, dan tidak boleh dibantah.

    Dengan demikian, guru bebas memberikan tekanan kepada peserta didik, dan

    memang harus menekan peserta didik. Dengan demikian, peserta didik takut dan

    terpaksa mengikuti apa yang diingini oleh guru.

    Kedua, disiplin yang di bangun berdasarkan konsep permissive. Menurut

    konsep ini, peserta didik haruslah diberikan kebebasan seluas-luasnya di dalam

    kelas dan sekolah. Aturan-aturan di sekolah di longgarkan dan tidak perlu

    mengikat kepada peserta didik. Peserta didik dibiarkan berbuat apa saja sepanjang

    itu menurutnya baik. Konsep permissive ini merupakan antitesa dari konsep

    otoritarian. Keduanya sama-sama berada dalam kutub ekstrim.

    Ketiga, disiplin yang dibangun berdasarkan konsep kebebasan yang

    terkendali atau kebebasan yang bertanggung jawab. Disiplin demikian,

    memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk berbuat apa

    saja, tetapi konsekuensi dari perbuatan itu, haruslah ia tanggung. Konsep ini

    merupakan konvergensi dari konsep otoritarian dan permissive di atas. (Ali Imron,

    2011: 173)

    Dari berbagai pengertian diatas maka dalam konteks manajemen kelas,

    disiplin dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan oleh guru sebagai manajer

    kelas untuk menjadikan peserta didiknya memiliki kemampuan guna

    mengendalikan diri dan berperilaku sesuai dengan tertib kelas.

    b. Fungsi Disiplin

    Menurut Singgih Gunarsa dalam Syarif Hidayat (2012) Dalam bahwa

    fungsi utama disiplin adalah untuk mengajarkan bagaimana mengendalikan diri

  • dengan mudah,menghormati dan mematuhi otoritas atau peraturan yang ada.

    Pemberian sanksi terhadap mereka yang telah melakukan pelanggaran harus

    ditetapkan berdasarkan dan atau sesuai dengan peraturan yang berlaku. Rumusan

    sanksi berat-ringan nya hukuman harus terlebih dahulu mendapat pertimbangan

    logis dan adil.

    Fungsi disiplin menurut Tu‟u Dalam Harniyati R (2017) adalah:

    1. Menata kehidupan bersama

    Disiplin sekolah berguna untuk menyadarkan siswa bahwa dirinya

    perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi peraturan

    yang berlaku, sehingga tidak akan merugikan pihak lain dan hubungan

    dengansesama menjadi baik dan lancar.

    2. Membangun kepribadian

    Disiplin yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari memberi

    dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Oleh karena itu, dengan

    disiplin seseorang akanterbiasa mengikuti, mematuhi aturan yang berlaku dan

    kebiasaan itu lama kelamaan masuk ke dalam dirinya.

    3. Melatih kepribadian

    Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin

    terbentuk melalui latihan. Demikian juga dengan kepribadian yang tertib,

    teratur dan patuh perlu dibiasakan dan dilatih.

    4. Pemaksaan

    Disiplin dapat terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar,

    misalnya ketika seseorang siswa yang kurang disiplin masukke satu sekolah

    yang berdisiplin baik, terpaksa harus mematuhi tata tertib yang ada di sekolah

    tersebut.

    5. Hukuman

    Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau hukuman

    bagi yang melanggar tata tertib tersebut.

    6. Menciptakan lingkungan yang kondusif

  • Disiplin berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan

    pendidikan agar berjalan lancar dan memberi pengaruh bagi terciptanya

    sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif bagi kegiatan

    pembelajaran.

    c. Bentuk-Bentuk Kedisiplinan

    Disiplin yang ada didalam diri tidaklah terbentuk dengan sendirinya, akan

    tetapi melalui proses, yaitu dengan melakukan suatu kegiatan (disiplin) secara

    berulang-ulang sehingga yang melakukan menjadi terbiasa melakukannya

    sehingga menjadi suatu kebiasaan dan pada akhirnya menjadi suatu sifat atau

    kepribadian. Ada beberapa bentuk Kedisiplinan, sebagai berikut :

    1) Disiplin Waktu

    Hal yang paling mendasar daripada bentuk kedisiplinan yang pertama

    adalah disiplin waktu, dan sebagai contoh dari disiplin waktu ini dapat ditemukan

    pada kegiatan kita sehari-hari, seperti halnya shalat tepat pada waktunya, itu dapat

    membentuk kedisiplinan anak. Dan untuk membiasakan hal itu harus dilatih sejak

    kecil. Kewajiban shalat yang harus dikerjakan lima kali dalam sehari itu harus

    dirasakan oleh seorang anak sebagai suatu tanggung jawab yang harus dikerjakan,

    sehingga jika tidak dikerjakan maka akan menjadi suatu beban, karena didalam

    menerapkan disiplin ada suatu alat yang digunakan agar berjalannya disiplin

    tersebut, dan alat tersebut adalah hukuman dan ganjaran. Sehingga bagi orang

    yang melanggar disiplin tersebut akan diberikan sangsi, seperti hukuman. Dan

    pada akhirnya mau tidak mau orang yang menjalaninya akan berpikir banyak jika

    mau melanggar. Dari kegiatan (shalat) yang pada awalnya dilakukan karena takut

    akan sangsi atau hukuman, tetapi karena sudah terbiasa pada akhirnya akan

    menjadi suatu kebiasaan bahkan menjadi suatu kebutuhan, karena ia akan

    merasakan ada sesuatu yang hilang jika tidak dikerjakan.

    2) Disiplin Belajar

    Menuntut ilmu sangat penting bagi umat manusia umumnya dan juga

    menjadi wajib bagi umat Islam khususnya, meskipun kita berada dalam keadaan

  • perang.Ini berarti kedudukan ilmu sangat penting bagi manusia. Dan menuntut

    ilmu itu juga salah satu cara lain untuk berjihad selain pergi ke medan perang.

    Agar dalam belajar atau menuntut ilmu berjalan dengan baik, teratur dan terarah,

    maka disiplin belajar dibutuhkan. Sehingga kita dapat belajar semaksimal

    mungkin.

    Dengan disiplin belajar akan menimbulkan kesadaran diri untuk belajar

    tanpa didorong oleh other-imposed atau faktor dariluar. Meskipun kita pada

    awalnya belajar bedasarkan dorongan dari luar, namun pada akhirnya keinginan

    belajar akan timbul dari dirinya sendiri. Karena jika ia tidak melaksanakan

    disiplin belajar itu, ia akan merasa rugi karena kehilangan waktu yang ia buang.

    Sehingga dia dapat mengatakan bahwa waktu adalah belajar.

    Jadi, pada dasarnya disiplin belajar itu selain dapat membentuk etos

    belajar yang baik juga dapat membentuk kepribadian yang baik pula. Dan salah

    satu lembaga pendidikan yang menerapkan disiplin belajar secara intensif itu

    adalah pondok pesantren. Karena segala aktivitas disana selalu dimotori, dan jika

    ada yang melanggar disiplin akan diberikan sangsi. Selain disiplin waktu disiplin

    belajar juga menjadi hal yang utama di sana. (Ali Imron, 2011: 178)

    3) Disiplin Bertingkah Laku

    Selain dua disiplin yang sudah dibahas di atas, sekarang disiplin

    bertingkah laku yang akan penulis bahas. Yang dimaksud disiplin bertingkah laku

    disini adalah disiplin dalam bersikap, dalam perkataan maupun perbuatan yang

    disesuaikan dengan ajaran agama Islam, sebagaimana sabda Rasulullah SAW

    bersabda: “Bertaqwalah kamu kepada Allah di mana saja, iringilah kejahatan

    dengan kebaikan, maka terhapuslah kejahatan itu dan pergaulilah manusia dengan

    budi pekerti yang baik.” (H. R. Thabrani dari Abi Zarr).

    Maksud dari hadits tersebut adalah agar Peserta didik tidak salah memilih

    dalam bergaul, Peserta didik dengan yang lainnya, sehingga akan terjalin

    hubungan yang baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.

    Dari uraian di atas, yaitu mengenai disiplin waktu, disiplin belajar, dan

    disiplin bertingkah laku dapat dilakukan dengan baik dan secara kontinu, maka

    ketiga disiplin itu akan menjadi suatu bagian dari dirinya, sehingga jika ia

  • melanggar salah satu disiplin tersebut ia akan merasa rugi, karena ketiga disiplin

    tersebut telah menjadi suatu kebutuhan (Jihad, 2011).

    d. Indikator Disiplin

    Menurut Wijaya dan Rusyan dalam buku Kemampuan Dasar Guru dalam

    Proses Belajar Mengajar, (1994: 18-19) disiplin mengandung ciri-ciri sebagai

    berikut:

    a) Melaksanakan tata tertib dengan baik, baik guru atau siswa karena tata tertib

    yang berlaku merupakan aturan dan ketentuan yang harus ditaati oleh siapapun

    demi kelancaran proses pendidikan tersebut meliputi:

    1. Patuh terhadap aturan sekolah atau lembaga pendidikan.

    2. Mengindikasikan petunjuk-petunjuk yang berlaku di sekolah atau satu

    lembaga pendidikan.

    3. Tidak membangkang pada peraturan yang berlaku.

    4. Tidak membohong.

    5. Tingkah laku yang menyenangkan.

    6. Rutin dalam belajar mengajar.

    7. Tidak suka malas daalam belajar mengajar.

    8. Tidak menyuruh orang belajar demi dirinya.

    9. Tepat waktu dalam belajar mengajar.

    10. Tidak pernah keluar dalam belajar mengajar.

    11. Tidak pernah membolos dalam belajar mengajar.

    b) Taat terhadap kebijaksanaan yang berlaku:

    1. Menerima, menganalisis, dan mengakaji berbagai pembaharuan pendidikan.

    2. Berusaha menyesuaikan diri derngan siiiiituasi dan kondisi pendidikan yang

    ada.

    3. Menguasai dan introspeksi diri.

    Penegakan tata tertib di sekolah sangat penting dilakukan. Hal ini

    dikarenakan dengan melakukan implementasi tata tertib di sekolah dapat

  • mengurangi tindakan-tindakan negatif dari siswa seperti terlambat datang sekolah

    atau kebiasaan membolos. Dengan melakukan penegakan disiplin yang ketat

    melalui implementasi tata tertib dapat menjadikan siswa untuk terbiasa bersikapp

    disiplin sehingga pelanggaran-pelanggaran di sekolah dapat dikurangi. Oleh

    karena itu, sekolah harus menjalankan tata tertib dengan konsisten baik guru

    maupun siswa sehingga mampu meningkatkan kualitas tingkah laku siswa.

    Adapun kendala yang mempengaruhi tata tertib sekolah:

    1) Kurangnya kesadaran siswa terhadap kedisplinan.

    2) Lingkungan pergaulan.

    3) Kurangnya motivasi terhadap siswa

    Faktor penghambat dalam menciptakan budaya disiplin :

    a. Faktor lingkungan keluarga

    Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama

    dan utama dalam menetukan perkembangan pendidikan seseorang., dan tentu saja

    merupakan faktor peratama dan utama pula dalam menentukan belajar seseorang.

    b. Faktor lingkungan sekolah

    Sekolah adalah lembaga formal terjadinya proses belajar mengajar. Selain

    pendidikan dalam keluarga, pendidikan di sekolah diperoleh seseorang secara

    teratur, sistematis, bertingkat mulai dari tTK hingga perguruan tinggi.

    c. Faktor lingkungan masyarakat

    1) Kegiatan siswa dala masyarakat, yakni kegiatan siswa dalam masyarakat dapat

    menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi kalau kegiatan

    siswa terlalu banyak maka akan terganggu belajarnya, karena ia tidak bisa

    mengatur waktu.

    2) Teman bergaul. Pengaruh ini siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya. Dari

    pada yang kita duga. Teman yang baik membawa kebaikan, seperti membawa

    belajar bersama, dan teman teman pergaulan yang kurang baik adalah yang

    suka begadang, pecandu rokok, dan sebagainya maka berpengaruh sifat

    buruknya.

  • 3) Bentuk kehidupan masyarakat, yakni apabila kehidupan masyarakat yang

    terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata

    bersekolah tinggi dan moralnya baik. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang

    tidak terpelajar, pejudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak

    baik, akan berpengaruh jelek kepada anak yang berada di lingkungan itu.(Leli

    Siti Hardianti, 9: 2003)

    e. Penanggulangan Kedisiplinan

    Dalam menanamkan disiplin, guru bertanggung jawab mengarahkan,

    berbuat baik, menjadi contoh, sabar dan penuh pengertian. Guru harus mampu

    mendisiplinkan peserta didik dengan kasih sayang, terutama disiplin diri (self-

    discipline). Untuk kepentingan tersebut, guru harus mampu melakukan hal-hal

    sebagai berikut:

    a. Membantu peserta didik mengembangkan pola prilaku untuk dirinya.

    b. Membantu peserta didik meningkatkan standar prilakunya.

    c. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk menegakkan disilin. (M

    Yusuf, 172 : 2016)

    Banyak faktor yang harus diperhatikan dalam menanamkan kedisiplinan,

    seperti kedisiplinan saat belajar mengajar. Karena disiplin belajar merupakan

    salah satu faktor pendukung proses belajar mengajar dengan baik. Sardiman

    menegaskan bahwa disiplin dalam pendidikan sangat diperlukan untuk menjaga

    suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar serta menciptakan pribadi

    yang kuat bagi peserta didik. Disiplin dapat mengajarkan anak untuk melakukan

    yang baik dan benar serta menghindari perbuatan yang tidak baik sehingga dapat

    menjadi investasi atau berdampak seumur hidup.

    Ada berbagai cara yang dapat di tempuh guru dalam menanggulangi

    pelanggaradisiplin. Cara tersebut antara lain :

    1. Pengenalan Peserta Didik

    Makin banyak guru mengenal peserta didik akan besar kemungkinan guru

    mencegah terjadinya pelanggaran disiplin. Siswa yang frustasi mungkin terjadi

    siswa tersebut melanggar disiplin sekolah.Siswa yang tidak diperhatikan orang tua

  • dan gurunya kurang mengontrol dirinya sendiri biasanya kurang menghargai

    otoritas dan mereka tidak menyukai dan membencinya. Ada beberapa cara yang

    dapatdilakukan oleh guru dalam hal ini:

    a. Interest Inventory, merupakan cara sederhana yang dapat dibuat guru, alat

    ini berupa sejumlah pertanyaan, misalnya tentang buku yang disenangi,

    hobby, favorit, aktivitas yang dikerjakan siswa, acara yang disenangi dari

    sistem televisi, dan sebagainya.

    b. Sosiogram, untuk melihat bagaimana persepsi para siswa dalam rangka

    hubungan sosial psikologis dengan teman-temannya.

    c. Feedback Letter, siswa diminta untuk membuat satu karangan atau surat

    tentang perasaan mereka terhadap sekolahnya, apa yang disukai pada saat

    pertama masuk sekolah, pada saat pelajaran berlangsung, pada saat

    istirahat dan lain sebagainya.

    2. Melakukan Tindakan Korektif

    Guru yang bersangkutan dituntut untuk berbuat sesuatu dalam

    menghentikan perbuatan siswa secepat mungkin. Guru harus segera mengingatkan

    siswa terhadap peraturan dan konsekuensinya, kemudian melaksanakan sangsi

    yang seharusnya berlaku. Dalam kegiatan menegakkan kedisiplinan dibutuhkan

    kegiatan monitoring, maksudnya untuk menemukan peraturan mana dan alternatif

    mana secara empiris merupakan alat yang efektif dalam mengatasi masalah

    disiplin.

    3 . Melakukan Tindakan Penyembuhan

    Pelanggaran yang sudah terlanjur dilakukan peserta didik atau sejumlah

    pesertadidik perlu ditanggulangi dengan tindakan penyembuhan baik secara

    individual maupun secara kelompok.

    Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam tindakan penyembuhan antara

    lain:

    a. Mengidentifikasi para siswa yang mendapat kesulitan untuk menerima dan

    mengikuti tata tertib atau konsekuensi daripelanggaran yang dibuatnya.

  • b. Membuat rencana yang diperkirakan paling tepat tentang langkah-langkah

    yang akan ditempuh dalam mengadakan kontak dengan siswa semacam

    ini.

    c. Menetapkan waktu pertemuan dengan siswa tersebut disetujui bersama

    oleh guru dan siswa yang bersangkutan.

    d. Bila saatnya bertemu dengan siswa jelaskan maksudnya pertemuantersebut

    serta manfaat yang diperoleh bagi siswa maupun sekolah.

    e. Tunjukkan kepada peserta didik bahwa guru pun bukan orang yang

    sempurna dan tidak terlepas dari kekurangan, kelemahan dalam berbagai

    hal. Akan tetapi tetapi yang penting antara guru dan peserta didik harus

    ada kesadaran untuk bersama-sama belajar saling memperbaiki diri, saling

    mengigatkan bagi kepentingan bersama.

    f. Bila ada pertemuan yang diadakan dan siswa tidak meresponsitif maka

    guru dapat mengajak peserta didik untuk melaksanakan diskusi pada saat

    lain tentang masalah yang dihadapi.

    g. Pertemuan guru dan peserta didik harus sampai kepada pemecahan

    masalah dan sampai kepada “kontak individual” yang diterima peserta

    didik dalam rangka memperbaiki tingkah laku peserta didik tentang

    pelanggaran yang dibuatnya.

    h. Melakukan kegiatan tindak lanjut(Rohani, 2004: 141).

    4. Melakukan Pembinaan disiplin peserta didik.

    Seorang kepala sekolah, para guru, dan tenaga fungsional yang lain,

    menyadari bahwa titik pusat tujuan sekolah adalah menyediakan program

    pendidikan yang direncanakan untuk memenuhi kebutuahan hal-hal yang

    berkaitan dengan pendidikan, pribadi dan kebutuhan masyarakat serta kepentingan

    individu siswa.

    Para siswa merupakan klien utama yang harus dilayani, oleh sebab itu para

    siswa harus dilibatkan secara aktif dan tepat, tidak hanya di dalam proses belajar

    mengajar, melainkan juga dalam kegiatan sekolah. Langkah tepat harus diambil

    kepala sekolah dan para guru yakni mengembangkan pengertian yang lebih besar

    dari dan memahami isi hati para siswa, untuk melibatkan para siswa secara aktif

    di dalam berbagai keputusan, seperti kegiatan-kegiatan di luar kurikuler atau

    kegiatan ekstrakurikuler.

  • Tanggung jawab legal kepada kepala sekoah dalam hal ini mengadakan

    pengendalian kehadiran para siswa, penerapan disiplin, kebebasan mengemukakan

    pendapat dan menghormati proses hak-hak seluruh siswa secara tepat.

    (Wahyusumidyo, 2007: 239)

    B. Studi Relevan

    Berhubung dengan bahasan penelitian yang penulis kerjakan, terdapat

    beberapa penelitian yang pernah dilakukan. Hasil penelitian ini penulis jadikan

    bahan kajian awal dengan maksud agar tidak ada tumpang tindih ataupun

    pengulangan yang berarti dari apa yang telah dibahas sebelumnya diantara hasil

    penelitian tersebut adalah :

    1) Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Erlenda Aswati tahun 2005 mengenai

    peranan kepala sekohlah sebagai pemimpin dalam menegakkan disiplin di

    Sekolah Dasar Negeri No. 012 Sipungguk Bangkinang Barat dengan hasil yang

    baik yaitu 84,61%, artinya kepala sekolah mempunyai peranan yang baik

    dalam menegakkan disiplin di sekolah.

    2) Penelitian yang dilakukan oleh M. Kadri tahun 2006 tentang strategi kepala

    sekolah dalam meningkatkan disiplin belajar siswa SMU Muhammadiyah

    Pekanbaru. Dengan hasil terlaksana mencapai nilai 83%, sedangkan yang tidak

    terlaksana 17%, jadi hasilnya dapat disimpulkan bahwa strategi kepala sekolah

    dalam meningkatkan belajar siswa SMU Muhammadiyah Pekanbaru mencapai

    nilai 83%. Maka hasil obervasi dapat dikategorikan optimal dengan ketetapan

    76%.

    Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa penilitian di atas

    memberikan suatu gambaran bahwa kedisiplinan siswa di atas sudah disiplin akan

    tetapi perlu ditingkatkan, sedangkan penelitian penulis lakukan siswa belum

    disiplin maka, apa tindakan kepala sekolah dalam mendisiplinkan siswa serta

    faktor pendukung dan penghambat peran kepala sekolah mendisiplinkan siswa di

    SMA Negeri 8 Muaro jambi.

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Desain Penelitian

    Penelitian ini adalah penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan

    menggunakan metode penelitian deskriptif dengan mengkaji tentang Peran

    Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kedisiplinan di SMA Negeri 8 Muaro

    Jambi. Metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

    mengahasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

    perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2011: 4).

    B. Setting dan Subjek Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 8 Muaro Jambi, mengenai Peran

    Kepala Sekolah terhadap Kedisiplinan siswa.

    Subyek yang akan diteliti adalah kepala sekolah, guru, peserta didik.

    Penelitian ini menggunakan teknik " purposive sampling" yaitu teknik yang di

    anggap mempunyai hubungan erat dengan masalah yang diteliti (Hadi dan

    Haryono, 1998: 122).

    C. Jenis dan Sumber Data

    1. Jenis data

    a. Data primer

    Data primer adalah data yang dihimpun langsung oleh peneliti umumnya

    dari hasil observasi terhadap situasi sosial dan atau diperoleh dari tangan pertama

    atau subjek (informan) melalui proses wawancara (Moleong, 2011: 100).

  • b. Data sekunder

    Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung Peneliti,

    tapi telah berjenjang melalui sumber tangan kedua atau ketiga. Data sekunder juga

    dikenal sebagai data-data pendukung atau pelengkap data utama yang dapat

    digunakan oleh peneliti.Jenis data sekunder ini dapat berupa gambar-gambar,

    dokumentasi, grafik, manuserif, tulisan-tulisan tangan, dan berbagai dokumentasi

    lainnya (Moleong, 2011: 100).

    Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diambil mengenai

    gambaran umum tentang Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap

    Kedisiplinan Siswa di SMA Negeri 8 Muaro Jambi, Seperti :

    1) Historis dan Geografis

    2) Struktur Organisasi

    3) Keadaan guru, karyawan dan peserta didik

    4) Keadaan sarana dan prasarana

    2 . Sumber Data

    Sumber data adalah dimana data diperoleh. Sumber data primer dan data

    sekunder dalam penelitian ini meliputi hasil wawancara kepada kepala sekolah,

    guru, dan peseta didik dari SMA Negeri 8 Muaro Jambi.

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Penelitian menggunakan teknik pengumpulan data primer yaitu data yang

    diperoleh dengan melakukan penelitian langsung ke lokasi penelitian sesuai

    dengan masalah yang diteliti. Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian

    ini adalah:

    1. Observasi

    Observasi adalah sebagai suatu aktivitas yang sempit, yakni

    memperhatikan sesuatu dengan mata, atau pula dengan pengamatan yang meliputi

    kegiatan pemuata, perhatian terhadap suatau objek dengan menggunakan seluruh

    alat indera, dan dapat dikatakan sebagai pengamatan langsung terhadap masalah

    yang akan diteliti (Suharsimi, 2009: 156).

  • Observasi yang dilakukan dengan menggunakan panduan observasi yang

    disiapkanDalam penelitian ini yang penulis observasi adalah pengawasanguru

    terhadap kedisiplinan siswa di SMA Negeri 8 Muaro Jambi.

    2. Wawancara

    Wawancara adalah sebuah dialog yang dilaksanakan oleh pewawancara

    untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Suharsimi, 2009: 155).

    Wawancara tidak terstruktur penulis gunakan sebagai instrumen pelengkap

    observasi untuk mengumpulkan data dilapangan tentang Penerapan Starategi

    Pembelajaran Guru Akidah Akhlak dalam Membina Akhlak Peserta Didik di SMP

    Baiturrahim Kota Jambi. , seperti :

    a. Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kedisiplina Siswa di SMA

    Negeri 8 Muaro Jambi.

    b. Faktor Penghambat yang dihadapi Kepala Sekolah terhadap Kedisiplinan

    Siswa di SMA Negeri 8 Muaro Jambi.

    c. Upaya mengatasi kesulitan dalam kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap

    Kedisplinan Siswa di SMA Negeri 8 Muaro Jambi.

    3. Dokumentasi

    Dokumen sebagai cara mencari data mengurai hal-hal atau varibel-variabel

    yang merupakan catatan manuskrip, buku, surat kabar, majalah, natulen rapat,

    prasasti, legger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi, 2009: 231).

    Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat

    penelitian, meliputi peraturan-peraturan, foto kegiatan dan lain sebagainya yang

    menyangkut penelitian.

    E. Teknik Analisis Data

    Dalam pelaksanaan penelitian kualitatif ini peneliti menggunakan tiga

    komponen analisis yang saling berkaitan dan berinteraksi, dan tak bisa

    dipisahkan dari kegiatan pengumpulan data, tiga komponen tersebut adalah

    reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan dengan verifikasinya. Proses

  • analisis dilakukan di lapangan bersamaan dengan proses pengumpulan data,

    sebelum peneliti meninggalkan lapangan studinya.

    Secara sederhana oleh Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2012: 337)

    dinyatakan bahwa” terdapat dua model pokok dalam melaksanakan analisis di

    dalam penelitian kualitatif, yaitu (1) model analisis jalinan atau mengalir (flow

    model of analysis) dan (2) model analisis interaktif”.

    Proses analisis dengan tiga komponen analisis yang dilakukan yaitu

    saling menjalin dan dilakukan secara terus menerus di dalam proses

    pelaksanaan pengumpulan data, dengan demikian proses analisis tersebut

    merupakan model analisis mengalir.

    Untuk menganalisa data dalam masalah ini peneliti menggunakan logika

    deduksi,dengan membandingkan teori yang melatar belakangi permasalahan.

    Data yang diperoleh dari lapangan akan diolah dengan cara mengumpulkan

    semua data yang ada. Data yang ada dikelompokan, diseleksi dan selanjutnya

    dianalisis. Metode yang digunakan dalamanalisis datakualitatif yaitu

    menganalisa data yang didasarkan pada kualitas data yang digunakan untuk

    memecahkan permasalahan pokok penelitian, kemudian diuraikan dalam bahasa

    deskriptif.

    Data yang diperoleh dari penelitian dianalisis dengan menggunakan

    metode kualitatif, artinya mengelompokan dan menyeleksi data yang diperoleh

    dari penelitian beradasarkan kualitas kebenaranya kemudian menggambarkan

    dan menyimpulkan hasilnya untuk menjawab permasalahan yang ada.

    Penelitian kualitatif prosesnya berlangsung dalam bentuk siklus. Penelitian ini

    melalui tahap-tahap sebagai berikut:

    1. Reduksi data

    Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,memfokuskan

    pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang

    telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

  • peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

    diperlukan.

    2. Penyajian data

    Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian data.

    Dalam proses penyajian data, peneliti berusaha menyusun data sehingga

    memperoleh informasi yang dapat disimpulkandan diperoleh makna tertentu.

    Prosesnya dilakukan dengan cara memaknai apa yang sebenarnya terjadi dalam

    hubungan antara fenomena dan menentukan apa yang perlu ditindak lanjuti untuk

    mencapai tujuan pendidikan.

    3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi

    Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif adalah menarik

    kesimpulan berdasarkan data yang ditemukan dan melakukan verifikasi data.

    Kesimpulan awal dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung

    pengumpulan data berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti inilah yang

    disebut verifikasi data. Jika kesimpulan awal yang diperoleh sama bukti yang kuat

    dalam arti konsistendengan kondisi yang ditemukan saat peneliti kembali ke

    lapangan, maka kesimpulan yang diperoleh adalah kesimpulan yang kredibel.

    F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

    Keabsahan data adalah penyajian data yang didapatkan dalam penelitian

    untuk mengetahui apakah data tersebut kebenarannya dapat

    dipertanggungjawabkan atau tidak. Adapun dalam keabsahan data yang digunakan

    dalam penelitian adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode.

    Triangulasi sumber merupakan cara menggali beberapa sumber data yang

    berbeda, dengan demikian apa yang diperoleh dari sumber data yang satu dapat

    teruji kebenarannya bila dibandingkan dengan data lain. Triangulasi ini dimaksud

    untuk membandingkan dan mengecek kembali tingkat kepercayaan suatu

    informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dengan

    menggunakan metode kualitatif.

    Menurut Patton dalam buku Moleong hal tersebut dapat dicapai dengan

    cara diantaranya 1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

  • wawancara. 2) Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang

    berkaitan (Moleong, 2004: 330).

    Berdasarkan penjelasan teknik Triangulasi tersebut diatas, maka teknik ini

    digunakan untuk mengecek keabsahan data dengan membandingkan antara

    informasi yang diperoleh dari subjek dan informan dalam mengamati pelaksanaan

    pengawasanguru terhadap kedisiplinan siswa di SMA Negeri 8 Muaro Jambi.

    G. Jadwal Penelitian

    Agar penelitian ini lebih terarah dari sisi waktu dan kegiatan, maka

    peneliti membuat jadwal ini sewaktu-waktu dapat berubah.

  • Tabel 1.1. Jadwal Penelitian

    Kegiatan Tahun 2019

    Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    Pengajuan

    Judul

    x

    Pengajuan

    Dosen

    Pembimbing

    x

    Bimbingan

    Proposal x x x x x

    Pengajuan

    Seminar

    Proposal

    x

    Seminar

    Proposal x

    Perbaikan

    proposal x

    Pengajuan izin

    riset x

    Pengumpulan

    data x x

    Pengolahan dan

    analisis data x

    Konsultasi

    dengan dosen

    pebimbing

    x

    Penulisan

    skripsi x

  • Daftar siding

    skripsi

    Ujian Skripsi

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum SMA Negeri 8 Muaro Jambi

    Berikut ini merupakan profil objek penelitian di SMA Negeri 8 Muaro

    Jambi diantaranya:

    1. Profil dan Letak Geografis

    a. Identitas Sekolah

    1) Nama Sekolah : SMA Negeri Muaro Jambi

    2) Kepala Sekolah : Bahari T, S.Pd., M.Pd.I

    3) NPSN : 10502799

    4) Status : Negeri

    5) Bentuk Pendidikan : SMA

    6) Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah

    7) SK Pendirian Sekolah : No. 155 Th. 2004

    8) Tanggal SK Pendirian : 2004-09-15

    9) SK Izin Operasional : No. 155 Th. 2004

    10) Tanggal SK Izin Operasional : 2004-09-15

    11) Berdiri : 1985

    12) Kurikulum : Kurikulum 2013

    13) Akreditas : A

    14) Alamat : Jln. Lintas Timur KM. 21, Rengas

    Bandung, Kec. Jambi Luar Kota,

    Kab. Muaro Jambi Prov. Jambi

    15) Nomor tlp/fax : +62 7414 1328

  • b. Keadaan Sekolah

    1) Guru : 53

    2) Siswa Laki-laki : 239

    3) Siswa Perempuan : 393

    4) Rombongan Belajar : 22

    5) Penyelenggaraan : Sehari penuh/5h

    6) Daya Listrik : 1,000

    7) Luas Tanah : 17 M2

    8) Ruang Kelas : 21

    9) Laboratorium : 2

    10) Perpustakaan : 1

    11) Sanitasi Siswa : 2

    2. Sejarah Sekolah SMA Negeri 8 Muaro Jambi

    SMA Negeri (SMAN) 8 muaro jambi, merupakan salah satu Sekolah

    Menegah Atas Negeri yang berada di Provinsi Jambi, Indonesia. Beralamat di

    JLN. Lintas Timur KM.21, Desa Rengas Bandung RT. 02/ RW. 01, kec. Jambi

    Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, memiliki luas tanah 1000 m2 dan memiliki

    empat bangunan tunggal dan lima kelas, pada tahun 2004. SMA Negeri 8 muaro

    Jambi sama dengan SMA pada umumnya di Indonesia, masa pendidikan sekolah

    di SMAN 8 Muaro Jambi di tempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari

    kelas X sampai XII.

    SMAN 8 Muaro Jambi didirikan pada tanggal 8 oktober tahun 2004, dan

    di resmikan langsung oleh bupati Muaro Jambi, bapak As‟ad Syam, dan

    ditandakan peresmianya dengan penandatanganan batu. Kepala sekolah pertama

    yaitu bapak Drs. Helmi dengan masa bakti tahun 2004 sampai 2009, kepala

  • sekolah yang kedua, bapak Jesman Gultom ,S.Pd.M.Pd dengan masa bakti tahun

    2009 sampai 2014, dan yang ketiga Plt kepala sekolah yaitu Bapak Drs, Afrizal,

    S.Pd, dengan masa bakti 2014 sampai 2015, dan yang terakhir bapak Bahari T,

    S.Pd, M.Pd. masa bakti 2015 sampai sekarang.

    Awal terbentuknya SMAN 8 Muaro Jambi jumlah guru SMA Negeri 8

    Muaro Jambi hanya sembilan orang yaitu:

    1. Drs, Helmi, Kepala Sekolah sekaligus Guru Bahasa Ingris

    2. Tabroni, S.Ag. M.Pd.I Guru Agama Islam

    3. Siti Aisyah, S.Pd. Guru Bahasa Indonesia

    4. Kustiarti, S.Pd Guru Kimia

    5. Halim Mustakim,SPd Bimbingan Konseling

    6. Fitriyah S.Pd Guru Ekonomi

    7. Rusmala S.Pd Guru Matematika

    8. RM, Zuhri SH Guru PKN

    9. Suaibatul Islamiyah M.Pd. Guru Bahasa Arab.

    3. Visi & Misi SMA Negeri 8 Muaro Jambi

    a. Visi Sekolah

    “ Mewujudkan Peserta Didik yang Beriman Berbudaya Lingkungan Sehat

    dan Berprestasi “

    b. Misi

    1) Memfasilitasi peserta didik dalam menjalankan ibadah sesuai dengan

    agama dan kepercayaan masing-masing

    2) Menyelenggarakan perayaan hari besar islam

    3) Menyelenggarakan pesantren kilat setiap tahun

    4) Meningkatkan prestasi aka demik kelulusan

    5) Meningkatkan prestasi ekstrakurikuler

    6) Menumbuhkan minat baca

    7) Meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris

  • 8) Meningkatkan wawasan kepedulian terhadap lingkungan dan budaya

    lokal

    9) Menumbuhkan kesadaran warga sekolah dalam upaya

    mengembangkan, menyelamatkan dan melestarikan lingkungan

    10) Memberdayakan lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran dalam

    mewujudkan wawasan Wiyata Mandala

    11) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga

    sekolah, masyarakat penentu kebijakan

    12) Terpenuhi dan terlaksananya Standar Nasional Pendidikan

    4. Visi & Misi Bimbingan Dan Konseling SMAN 8 Muaro Jambi

    a. Visi

    “ Terwujudnya Kehidupan Kemanusiaan Yang Membahagiakan”

    b. Misi

    1) Misi pendidikan yaitu, memfasilitasi pengembangan didik, melalui

    pembentukan perilaku efektif normatif dalam kehidupan kesehatan dan

    masa depan.

    2) Misi pengembangan yaitu, memfasilitasi pengembangan potensi dan

    kompetensi didalam lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

    3) Misi pengentasan masalah yaitu, memfasilitasi pengentasan masalah

    peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.

    4) Misi bimbingan dan konseling disekolah adalah menunjang

    pengembangan diri siswa secara optimal dan memandirikan siswa untuk

    dapat menyelenggarakan kehidupan sehari-hari secara efektif.

    5. Budaya Mutu SMAN 8 Muaro Jambi

    Yakinkan Bahwa:

    1. Cara berpakaian kita rapi dan bersih

    2. Meja belajar kita rapi dan bersih

    3. Ruang kerja kita rapi dan bersih

  • 4. Ruang kelas dan lingkungan rapi dan bersih

    Pastikan Bahwa :

    1. Jadwal kedatangan dan pulang kita sesuai jam kerja

    2. Waktu masuk dan keluar dari kelas sesuai alokasi waktu

    3. Kita mempunyai program dan melaksanakannya dengan baik

    4. Selalu mengikuti upacara, senam, kegiatan sekolah dan rapat dinas dengan

    baik

    5. Berpakaian sesuai aturan kedinasan

    6. Jika tidak dapat melaksanakan tugas karena sakit atau ada halangan,

    meminta izin atau melaporkan kepada atasan

  • 6. Struktur organisasi SMAN 8 Muaro Jambi

    KEPALA SEKOLAH

    Bahari T, S.Pd,M.Pd.I

    TATA USAHA

    KOORDINATOR/BENDAHARA

    SULAIMAN

    STAF TU

    LASMINI

    SITI ZUBAIDAH, A.MA

    SAPANI, A.MA

    MINCE ANGGRAINI

    RTS. JULIANTI, SE

    NURVIANA, A.MA

    HERIYANTO

    PELAYANAN KHUSUS

    ELI ZURAINI

    ROHMI

    PAINI

    SATPAM

    ABDUL SOMAD

    DEDI ASMARA

    WK. KURIKULUM

    RINA MARLINA,

    S.Pd.,M.Pd

    WK. KESISWAAN

    H.IRAWAN,

    S.Ag.,M.Pd.I

    WK. SAPRAS/HUMAS

    LENDRIADI, S.Pd., M.Pd

    KEPALA PUSTAKA

    SITI ASIYAH, S.Pd

    STAFF

    SUDIANA, S.Pd