Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN
KINERJA GURU DI MTs. N 8 JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh
SAIPULLOH
106018200782
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
LEMBAR PENGESAIIAN PENGUJI
Skripsi yang berjudul: "Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan KinerjaGuru Di MTs N 8 Jakarta" disusun oleh Saipulloh, NIM 106018200782, diajukan kepada
Fakultas Ihnu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah
dinyatakan LULUS dalam Ujian Munaqasah pada tanggalfu; Feb - ZOt+ dihadapan dewan
penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Sl (S.Pd) dalam Program Sudi
Manajemen Pendidikan.
Jakarta, 28 Februari 2014
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal
(Ketua Program Studi)
Dr. Hasyim Asy'ari. M.Pd.NrP. 19661009 199303 I 004
Tanda Tangan
W+3"'
18l/o
o'Y
Penguji I
Dr. Hasyim Asy'ari" M.Pd.NIP. 19661009 199303 1 004
Penguji II
Drs. H. Masirhuri AM. M.PdNiP. r 9s00s1 81 98700302
Jsl../o.y
9at9tl
Mengetahui,Dekan Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah
Dra. Nu{ena Rifa'I, MA..Ph.D19s91020 198603 2 001
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU(STUDIMTS.NSJAKARTA)
Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
Saipulloh106018200782
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAMJURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGTJRUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
i bawah Bimbingan
II. Mu'arif SAM. M.NIP. 1 9650 7 t7 199 4031005
STJRAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
Tempat/Tgl Lahir
NIM
Jurusan/Prodi
Judul Skripsi
Dosen Pembimbing
Saipulloh
Tangerang,25 Marct 1987
10601 8200782
KI- Manaj emen Pendidikan
"Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan
Kinerja Guru (Studi di MTs.N 8 Jakarta)"
Drs. Mua'arif SAM, M. Pd
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata Satu (s1) di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
3. Jika kemudian hari saya terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
' - 'Jakarta,27 Januari2}l4METERAI Ma-/TEMPEI, W..,a",.,-i.";,: w I nk-|ili"if![li"is-ffinfvpffiWww,ffi;;J;;["
NIM. 106018200782
ii
ABSTRAK
Saipulloh, NIM: 106018200782. Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah
Dengan Kinerja Guru di MTs. N 8 Jakarata. Skripsi Jurusan KI-Manajemen
Pendidikan Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta.
Penelitian bertujuan untuk menganalisis permasalahan pokok yaitu adakah
hubungan/ keterkaitan gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru
di MTs N 8 Jakarta. Lokasi penelitian di MTs N 8 Jakarta, karena belum ada
penelitian dengan menganggakat permasalahan di atas.
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah
instrumen angket sebagai metode utama, dan didukung dengan metode observasi.
Sedangkan responden penelitian adalah 30 guru di MTs N 8 Jakarta, dengan
kolerasi kuantitatif.
Selanjutnya, berdasarkan analisa yang lelah dilakukan dan dan hasil
perhitungan sebelumnya dapat dijelaskan bahwa angka korelasi yang didapatkan
antara variabel X yaitu kepemimpinan kepala sekolah dan variabel Y yaitu
kinerja guru, hasilnya tidak bertanda negatif, berarti terdapat korelasi yang positif
di antara variabel-variabel tersebut.
Dalam hal ini, kepemimpinan kepala sekolah memiliki hubungan atau
korelasi, yang bersifat positif terhadap kinerja guru. Dari hasil yang didapat
besarnya korelasi antara variabel tersebut adalah sebesar 0.4269, menunjukkan
adanya korelasi yang bersilat positif. Namun, walaupun korelasinya bersifat
positif tapi termasuk korelasi, yang sedang atau cukup dikarenakan dengan
melihat harga r hitung 0,4269 maka interpretasinya ke dalam kelompok-kelompok
antara 0.400 - 0.700 kategori mi termasuk korelasi, yang sedang alau cukup.
Maka disarankan agar kepala sekolah hendaknya melaksanakan komitmen
peningkatan kerja sama yang harmonis sehingga perkembangan sumber daya
manusia (guru) dapat berjalan secara efektif dan berhasil.
Kata Kunci : Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kinerja Guru
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulliah segala puji bagi Allah dan rasa syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat, taufik, hidayah,
nikmat dan karuninya, shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para
sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis bersyukur karena berkat rahmat dan hidayahnya, penulis dapat
menyelesaikan penelitian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pendidikan Islam di Universitas Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Disamping itu, penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini telah
banyak menerima bimbingan dan dorongan semangat dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya
terutama terhormat:
1. Dra. Nurlena, MA, Ph.d, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari M.Pd, selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan
yang telah meluangkan waktu untuk kelancaran proses akademis ini.
3. Drs. Mua’rif SAM, M.Pd, selaku pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan,
arahan, dan nasihat yang sangat berarti dalam penulisan skripsi ini.
4. Para dosen dan staf UIN Jakarta yang telah mengajar di Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, khususnya yang mengajar di Jurusan KI-
Manajemen Pendidikan, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas
ilmu yang telah diberikan selama penulis kuliah di kampus ini.
5. Kepala sekolah serta bapak/ibu guru MTs. Negeri 8 Jakarta yang telah
membantu penulis dalam melaksanakan penelitian skripsi ini.
iv
6. Teman-teman seperjuang semasa kuliah KI-MP khususnya kelas MP B
angkatan 2006. Khususnya teman seperjuangan dakwah islam Ust.
Hasan Aryanto S.Pd semoga ukhwah (persaudaraan kita tidak putus
setelah wisuda) dan pertemanan kita kekal hingga akhir zaman.
7. Kepada seluruh keluarga besarku (Kedua Orang tuaku, Abah dan Umi),
yang telah memberikan dukungan moril dan materil, dan khususnya
kepada Istriku Tercinta Ismarti Ningsih dan anakku M. Giaz Al-Fawwaz
yang selalu mendukung dan mendo’akan penulis baik sempit atau
lapang waktu, dengan hadirnya buah hati anak kami tercinta menjadi
pacuan untuk kami agar mendapatkan kehidupan yang mumpuni kelak.
Jakarta, 27 Januari 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI
COVER
ABSTRAK ...…………………………………………………………................... ..... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .……………………………………………………………............. ....... v
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 5
D. Perumusan Masalah .................................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS ........... 6
A. Hakikat kinerja guru ................................................................................. 6
1. Pengertian Guru .................................................................................... 6
2. Peran dan tugas guru ............................................................................. 9
3. Pengertian Kinerja Guru ..................................................................... 12
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru .................................. 14
5. Manfaat Penilaian Kinerja Guru ......................................................... 17
B. Hakikat Kepemimpinan ........................................................................... 18
1. Pengertian kepemimpinan kepala sekolah .......................................... 18
2. Sifat-sifat kepemimpinan Kepala Sekolah .......................................... 21
3. Fungsi kepimpinan kepala sekolah ..................................................... 23
4. Tipe kepemimpinan kepala sekolah .................................................... 28
C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 31
D. Pengajuan Hipotesis Penelitian............................................................ .. 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………… ... 33
A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………. ..... 33
B. Tujuan Penelitian ……………………………………………………. ... 34
vi
C. Metode Penelitian ………………………………………………........ ... 34
D. Variabel Penelitian …………………………………………………….. 35
E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 35
1. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (Variabel X) ..................... 35
2. Kisi-kisi Instrument Kepemimpinan Kepala Sekolah ........................ 36
3. Variabel Kinerja Guru (Variabel Y) ................................................... 36
4. Kisi-kisi Instrument Kinerja Guru (Variabel Y) ................................. 37
F. Populasi dan Sampel ............................................................................... 36
G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 40
H. Teknik Analisa Data ............................................................................... 41
I. Teknik Interpretasi Data…………………………………………….... .... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................... 45
A. Gambaran Umum MTs.N 8 Jakarta ………………………………... ..... 45
1. Sejarah MTs. Negeri 8 Jakarta …………………………………... ..... 45
2. Biodata Kepala Sekolah MTs N 8 Jakarta……………………... ......... 47
3. Visi dan Misi ………………………………………………………. .. 48
4. Struktur Organisasi………………………………………………. ..... 49
5. Jumlah Guru …………………………………………………… ........ 55
6. Jumlah Siswa …………………………………………………… ...... 56
7. Keadaan Sarana dan Prasarana ………………………………. .......... 57
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ……………………………………… .. 58
C. Analisis Data ………………………………………………………….. . 61
D. Interpretasi Hasil Penelitian ………………………………………… .... 65
E. Keterbatasan Penelitian ……………………………………………... .... 65
BAB V PENUTUP ……………………………………………………………… .. 66
A. Kesimpulan ………………………………………………………….. ... 66
B. Saran …………………………………………………………………. .. 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu institusi yang berperan menyiapkan
sumber daya manusia, agar sejalan dengan perkembangan zaman. Tantangan
yang dihadapi sistem pendidikan semakin meningkat baik kualitas, kuantitas
maupun relevansinya. Perkembangan masyarakat yang diikuti dengan
perkembangan kebutuhannya memunculkan jenis-jenis dan bentuk-bentuk
pekerjaan baru yang memerlukan penyesuaian spesifikasi kemampuan dan
persyaratan dari tenaga kerjanya.
Arus globalisasi menimbulkan tantangan daya saing terhadap produk
barang dan jasa. Sistem pendidikan yang bermutu akan mampu meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Pada akhirnya kualitas produk barang dan jasa
menjadi meningkat sehingga diharapkan mampu menjadi tuan rumah di
negerinya dan dapat bersaing di pasar global.
Guru merupakan pendidikan utama dalam pembentukan kualitas siswa
dan juga upaya pencapaian tujuan pendidikan. Dalam proses pendidikan
efektif di sekolah diperlukan kinerja guru yang tinggi, proses pembelajaran
yang menyenangkan, semangat yang tinggi dalam melakukan perkejaan serta
berkemampuan yang meliputi penguasaan materi pelajaran, penguasaan
profesional keguruan dan pendidikan, penguasaan cara-cara penyesuaian diri
2
dan berkepribadian untuk melaksanakan tugasnya, disamping itu guru harus
merupakan pribadi yang berkembang dan bersifat dinamis.
Hal ini sesuai dengan yang tertuang dalam Undang –undang No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan dan tenaga
kependidikan berkewajiban (1) menciptakan suasana pendidikan yang
bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis, (2) mempunyai
komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan dan (3)
memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.1
Dengan demikian kinerja yang dilaksanakan oleh guru akan membawa
dampak yang berarti dalam pembelajaran dan akhirnya akan mencapai hasil
sesuai dengan yang diharapkan oleh senua pihak. Kinerja guru tampak pada
pengelolaan kelas, baik secara administrative maupun fungsional.
Kinerja guru yang tinggi diwujudkan manakala kepala sekolah
memahami hakikat tentang pendekatan kepemimpinan. Karena dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sehari-hari berfungsi sebagai
pemimpin pendidikan di sekolah.
Sebagai organisator dan koordinator, selain tanggung jawab terhadap
atasan juga bertanggung jawab terhadap kelompok guru yang dipimpinya.
Adapun pendekatan kepemimpinan yang perlu dipahami oleh kepala
sekolah antara lain (1) pendekatan sifat, (2) pendekatan prilaku, dan (3)
pendekatan situsional. Pendidikan sifat adalah pendekatan yang mengandung
arti bahwa seorang menjadi pemimpin karna sifat-sifatnya yang dibawa sejak
lahir dan bukan menjadi pemimpin karena di buat atau di latih , lain halnya
dengan pendekatan prilaku yang mengandung bahwa kepemimpinan dapat
dipelajari dari pola tingkahlaku dan bukan dari sifat-sifat pemimpin.
Sedangkan pendekatan situsional berpandangan bahwa keefektifan
kepemimpinan tergantung kepada kecocokan antara pribadi, tugas, kekuasaan,
sikap dan persepsi.
1 Undang –undang No. 20 tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional
3
Dalam hubungan dengan kepemimpinan pendidikan , ketiga macam
pendekatan tersebut merupakan variabel-variabel pokok yang dapat
mempengaruhi keberhasilan dalam pendidikan. Tetapi tidak hanya ketiga
pendekatan tersebut yang berhubungan dengan kepemimpinan kepala sekolah
namun kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah juga sangat mempengaruhi
kinerja guru.2
Namun banyak faktor penghambat tercapainya kualitas
keprofesionalan kepemimpinan kepala sekolah seperti proses
pengangkatannya tidak transparan, rendahnya mental kepala sekolah yang
ditandai dengan kurangnya motivasi dan semangat serta kurangnya disiplin
dalam melakukan tugas, dan seringnya datang terlambat, wawasan kepala
sekolah yang masih sempit, serta banyak faktok penghambat lainnya yang
menghambat tumbuhnya kepala sekolah yang profesional untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Ini mengimplikasikan rendahnya produktivitas kerja
kepala sekolah yang berimplikasi juga pada mutu (input, proses, dan output).
Selain itu juga gaya kepemimpinan kepala sekolah juga sangat
mempengaruhi kinerja guru. Kegagalan dan keberhasilan sekolah banyak
ditentukan oleh kepala sekolah, karena kepala sekolah merupakan pengendali
dan penentu arah yang hendak ditempuh untuk mencapai tujuannya.3
Kepala sekolah yang efektif harus menggunakan gaya kepemimpinan
berbeda dalam situasi yang berbeda, tidak tergantung pada satu gaya untuk
semua situasi. Sehingga seorang pemimpin mampu menentukan gaya
kepemimpinannya sesuai dengan situasi tertentu, serta mampu menggunakan
gaya kepemimpinan secara benar.
Kepemimpinan efektif adalah kepemimpinan yang pemimpin
menerjemahkan fungsinya dengan perilaku. Efektifitasnya bukan seruan yang
membuat telinga tuli, atau teriakan yang memekakan dan menggema dimana-
2Ngalim Purwanto, Administrasi dan supervisi pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya2004,hal31-38 3 Mulyasa, Menjadi kepala Sekolah Profesional, bandung: PT Remaja Rosdakarya,2005,hal,159
4
mana, menerjemahkan tugas kepemimpinan dalam suasana penuh kehati-
hatian dan ketenagan. Selanjutnya sehingga target dapat dicapai4
Kinerja guru yang diharapkan dapat mendongkrak kualitas pendidikan,
dalam hal implementasinya di lapangan tergantung dari banyak faktor yang
mempengaruhinya dan saling berkaitan, misalnya faktor kepemimpinan kepala
sekolah dan iklim kerja.
Fenomena kurang optimalnya kinerja guru seperti di atas sangat
menarik, mengingat guru adalah faktor kunci didalam proses pembelajaran
yang sangat menentukan kulitas sumber daya manusia.
Tinggi rendah kinerja guru sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik
faktor yang berasal dari guru itu sendiri maupun dari luar. Motivasi, kecintaan
terhadap profesi, memandang kinerja sebagai ibadah, merupakan berasal dari
guru itu sendiri. Sedangkan factor dari luar adalah Kepemimpinan kepala
sekolah, relasi teman sejawat.
Faktor-faktor utama penyebab rendahnya kinerja guru harus diungkap
dan diatasi. Berdasarkan gambaran tersebut di atas, penulis ingin mengetahui
lebih jauh mengenai kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan
kinerja guru. Maka dipilihnya sekolah MTs N 8 JAKARTA sebagai objek
penelitian yang berjudul “Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah
Dengan Kinerja Guru (Studi Di MTs N 8 JAKARTA).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari hal-hal yang tersebut di atas, dapat diidentifikasikan
masalah-masalah sebagai berikut;
1. Masih terdapat kepala sekolah yang belum mengerti tentang
kepemimpinan
2. Kepala sekolah belum mampu menggunakan gaya kepemimpinan dengan
maksimal
3. Kinerja guru belum optimal
4 Mahdhi, Jamal,Menjadi Pemimpin Yang Efektif dan Berpengaruh,Bandung:2001.PT.Syaamil
Cipta Media.Hal.3
5
C. Pembatasan Masalah
Dari masalah-masalah yang telah teridentifikasi di atas, dalam penelitian
ini permasalahan dibatasi pada “hubungan kepemimpinan kepala sekolah
dengan kinerja guru (studi di MTs N 8 JAKARTA).
D. Perumusan Masalah
Setelah melakukan pembatasan masalah tersebut, penulis berusaha
merumuskan masalah penelitian yaitu „Apakah terdapat hubungan antara
kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru?”
E. Tujuan Penelitian
Sesuai pembatasan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk
1. Mendeskripsikan tujuan kinerja guru di MTs N 8 Jakarta
2. Mendeskripsikan kemampuan kepemimpinan kepala sekolah di MTs N 8
Jakarta
3. Mendeskripsikan hubungan antara kepala sekolah dengan guru
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi kepala sekolah: sebagai bahan masukan dalam memenej bawahan
agar mau bekerja tanpa ada paksaan serta meningkatkan kinerjanya.
2. Bagi guru: diharapkan dapat memahami berbagai gaya kepemimpinan dan
dapat bekerja sama dengan kepala sekolah.
3. Bagi penulis: menambah wawasan serta kemampuan dalam memahami
tentang pemimpin dan kepemimpinan kepala sekolah, serta kinerja guru.
6
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A. Hakikat Kinerja Guru
1. Pengertian Guru
Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang
peran penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah
dunia pendidikan figur guru mesti terlibat dalam agenda pembicaraan terutama
yang menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah. Pendidik atau guru
merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Hal tersebut tidak dapat disangkal
karena lembaga pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru. sebagai besar
waktu guru ada di sekolah, sisanya ada di rumah dan di masyarakat.
Guru menurut UU.No 20/2003 tentang SPN
- Tenaga kependidikan
- Anggota masyarakat
- Mengabdikan diri
- Di angkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan
Guru merupakan elemen kunci dalam sistem pendidikan, khususnya di
sekolah. Semua komponen lain, mulai dari kurikulum, sarana-prasarana, biaya,
dan sebagainya tidak akan banyak berarti apabila esensi pembelajaran ya-itu
7
interaksi guru dengan peserta didik tidak berkualitas. Semua komponen lain,
terutama kurikulum akan “hidup” apabila dilaksanakan oleh guru.
Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam
pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa guru sering dijadikan tokoh
teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Di sekolah guru merupakan unsur
yang sangat mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan selain unsur murid dan
fasilitas lainnya. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan
kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar
mengajar. Namun demikian posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil
pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional guru dan mutu
kinerjanya.
Guru merupakan ujung tombak pendidikan sebab secara langsung
berupaya mempengaruhi, membina dan mengembangkan peserta didik, sebagai
ujung tombak, guru dituntut untuk memiliki kemampuan dasar yang diperlukan
sebagai pendidik, pembimbing dan pengajar dan kemampuan tersebut tercermin
pada kompetensi guru. Berkualitas tidaknya proses pendidikan sangat
tergantung pada kreativitas dan inovasi yang dimiliki guru. Gunawan
mengemukakan bahwa Guru merupakan perencana, pelaksana sekaligus sebagai
evaluator pembelajaran di kelas, maka peserta didik merupakan subjek yang
terlibat langsung dalam proses untuk mencapai tujuan pendidikan1.
Kehadiran guru dalam proses pembelajaran di sekolah masih tetap
memegang peranan yang penting. Peran tersebut belum dapat diganti dan diambil
alih oleh siapapun. Hal ini disebabkan karena masih banyak unsur-unsur
manusiawi yang tidak dapat diganti oleh unsur lain. Guru merupakan faktor yang
sangat dominan dan paling penting dalam pendidikan formal pada umumnya
karena bagi siswa guru sering dijadikan tokoh teladan bahkan menjadi tokoh
identifikasi diri2.
1Gunawan, 1996. Administrasi Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
2 Wijaya, C. Dan Rusyan A.T, 1994. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
8
Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan
merealisasikan harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat umum
yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik. Dalam
meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam
melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk
mencapai keberhasilan pendidikan. Secara umum mutu pendidikan yang baik
menjadi tolok ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukkan guru. Menurut
UU. No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen: mendidik, mengajar, membibing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
Guru sebagai pekerja harus berkemampuan yang meliputi penguasaan
materi pelajaran, penguasaan profesional keguruan dan pendidikan, penguasaan
cara-cara menyesuaikan diri dan berkepribadian untuk melaksanakan tugasnya,
disamping itu guru harus merupakan pribadi yang berkembang dan bersifat
dinamis. Hal ini sesuai dengan yang tertuang dalam Undang-undang No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidik dan tenaga
kependidikan berkewajiban (1) menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis, (2) mempunyai komitmen secara
profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan dan (3) memberi teladan dan
menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan
yang diberikan kepadanya. Harapan dalam Undang-Undang tersebut
menunjukkan adanya perubahan paradigma pola mengajar guru yang pada
mulanya sebagai sumber informasi bagi siswa dan selalu mendominasi kegiatan
dalam kelas berubah menuju paradigma yang memposisikan guru sebagai
fasilitator dalam proses pembelajaran dan selalu terjadi interaksi antara guru
dengan siswa maupun siswa dengan siswa dalam kelas. Kenyataan ini
mengharuskan guru untuk selalu meningkatkan kemampuannya terutama
memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran.
Menurut Pidarta bahwa setiap guru adalah merupakan pribadi yang
berkembang. Bila perkembangan ini dilayani, sudah tentu dapat lebih terarah dan
mempercepat laju perkembangan itu sendiri, yang pada akhirnya memberikan
9
kepuasan kepada guru-guru dalam bekerja di sekolah sehingga sebagai pekerja,
guru harus berkemampuan yang meliputi unjuk kerja, penguasaan materi
pelajaran, penguasaan profesional keguruan dan pendidikan, penguasaan cara-cara
menyesuaikan diri dan berkepribadian untuk melaksanakan tugasnya3.
Guru pada prinsipnya memiliki potensi yang cukup tinggi untuk berkreasi
guna meningkatkan kinerjanya. Namun potensi yang dimiliki guru untuk berkreasi
sebagai upaya meningkatkan kinerjanya tidak selalu berkembang secara wajar dan
lancar disebabkan adanya pengaruh dari berbagai faktor baik yang muncul dalam
pribadi guru itu sendiri maupun yang terdapat diluar pribadi guru. Tidak dapat
dipungkiri bahwa kondisi dilapangan mencerminkan keadaan guru yang tidak
sesuai dengan harapan seperti adanya guru yang bekerja sambilan baik yang
sesuai dengan profesinya maupun diluar profesi mereka, terkadang ada sebagian
guru yang secara totalitas lebih menekuni kegiatan sambilan dari pada kegiatan
utamanya sebagai guru di sekolah. Kenyataan ini sangat memprihatinkan dan
mengundang berbagai pertanyaan tentang konsistensi guru terhadap profesinya.
Disisi lain kinerja guru pun dipersoalkan ketika memperbicangkan masalah
peningkatan mutu pendidikan. Kontroversi antara kondisi ideal yang harus
dijalani guru sesuai harapan Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional
No. 20 Tahun 2003 dengan kenyataan yang terjadi dilapangan merupakan suatu
hal yang perlu dan patut untuk dicermati secara mendalam tentang faktor
penyebab munculnya dilema tersebut, sebab hanya dengan memahami faktor yang
berpengaruh terhadap kinerja guru maka dapat dicarikan alternatif pemecahannya
sehingga faktor tersebut bukan menjadi hambatan bagi peningkatan kinerja guru
melainkan mampu meningkatkan dan mendorong kinerja guru kearah yang lebih
baik sebab kinerja sebagai suatu sikap dan perilaku dapat meningkat dari waktu ke
waktu.
2. Peran dan Tugas Guru
Guru memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam membentuk
watak bangsa serta mengembangkan potensi siswa. Kehadiran guru tidak
3 Pidarta 1999. Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: PT. Bina Aksara.
10
tergantikan oleh unsur yang lain, lebih-lebih dalam masyarakat kita yang
multikultural dan multidimensional, dimana peranan teknologi untuk
menggantikan tugas-tugas guru sangat minim.
Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan pendidikan. Guru yang profesional diharapkan menghasilkan lulusan
yang berkualitas. Profesionalisme guru sebagai ujung tombak di dalam
implementasi kurikulum di kelas yang perlu mendapat perhatian4.
Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong,
membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan.
Guru mempunyai tanggung jawab uuntuk melihat segala sesuatu yang terjadi
dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi
pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar
sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan
siswa.
Secara lebih terperinci tugas guru berpusat pada:
a. Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motifasi pencapaian tujuan
baik jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang
memadai.
c. Membantu perkembangan aspek – aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai, dan
penyusuaian diri, demikianlah dalam proses belajar mengajar guru tidak
terbatas sebagai penyampai ilmu pengetahuan akan tetapi lebih dari itu ia
bertanggung jawab akan keseluruhan perkembangan kepribadian siswa ia
harus mampu menciptakan proses belajar yang sedemikian rupa sehingga
dapat merangsang siswa muntuk belajar aktif dan dinamis dalam memenuhi
kebutuhan dan menciptakan tujuan.5
4Depdiknas, 2005. Pembinaan Profesionalisme Tenaga pengajar (Pengembangan
Profesionalisme Guru). Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan dasar dan Menengah Direktorat
Pendidikan Lanjutan Pertama Depdiknas 5 Slemato. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
11
Begitu pentingya peranan guru dalam keberhasilan peserta didik maka
hendaknya guru mampu beradaptasi dengan berbagai perkembangan yang ada dan
meningkatkan kompetensinya sebab guru pada saat ini bukan saja sebagai
pengajar tetapi juga sebagai pengelola proses belajar mengajar. Sebagai orang
yang mengelola proses belajar mengajar tentunya harus mampu meningkatkan
kemampuan dalam membuat perencanaan pelajaran, pelaksanaan dan pengelolaan
pengajaran yang efektif, penilain hasil belajar yang objektif, sekaligus
memberikan motivasi pada peserta didik dan juga membimbing peserta didik
terutama ketika peserta didik sedang mengalami kesulitan belajar.
Salah satu tugas yang dilaksanakan guru disekolah adalah memberikan
pelayanan kepada siswa agar mereka menjadi peserta didik yang selaras dengan
tujuan sekolah. Guru mempengaruhi berbagai aspek kehidupan baik sosial,
budaya maupun ekonomi. Dalam keseluruhan proses pendidikan, guru merupakan
faktor utama yang bertugas sebagai pendidik. Guru harus bertanggung jawab atas
hasil kegiatan belajar anak melalui interaksi belajar mengajar. Guru merupakan
faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar dan karenya guru
harus menguasai prinsip-prinsip belajar di samping menguasai materi yang
disampaikan dengan kata lain guru harus menciptakan suatu konidisi belajar yang
sebagik-baiknya bagi poeserta didik, inilah yang tergolong kategori peran guru
sebagai pengajar.
Disamping peran sebagai pengajar, guru juga berperan sebagai
pembimbing artinya memberikan bantuan kepada setiap individu untuk mencapai
pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuan
diri secara maksimal terhadap sekolah. melakukan penyesuaian diri secara
maksimal terhadap sekolah, keluarga serta masyarakat.
Sehubungan dengan perananya sebagai pembimbing, seorang guru harus:
a. Mengumpulkan data tentang siswa.
b. Mengamati tingkah laku siswa dalam situasi sehari-hari.
c. Mengenal para siswa yang memerlukan bantuan khusus.
12
d. Mengadakan pertemuan atau hubungan dengan orang tua siswa, baik secara
individu maupun secara kelompok, untuk memperoleh saling pengertian
tentang pendidikan anak.
e. Bekerjasama dengan masyarakat dan lembaga-lembaga lainya untuk
membantu memecahkan masalah siswa.
f. Membuat catatan pribadi siswa serta menyiapkannya dengan baik.
g. Menyelenggarakan bimbingan kelompok atau individu.
h. Bekerjasama dengan petugas-petugas bimbingan lainnya untuk membantu
memecahkan masalah siswa.
i. Menyusun program bimbingan sekolah bersama-sama dengan petugas
bimbingan lainnya.
j. Meneliti kemajuan siswa, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Peran guru sebagai pengajar dan sebagai pembing memiliki keterkaitan
yang sangat erat dan keduanya dilaksanakan secara berkesinambungan dan
sekaligus berinterpenetrasi dan merupakan keterpaduan antara keduanya
3. Pengertian Kinerja Guru
Setiap individu yang diberi tugas atau kepercayaan untuk bekerja pada
suatu organisasi tertentu diharapkan mampu menunjukkan kinerja yang
memuaskan dan memberikan konstribusi yang maksimal terhadap pencapaian
tujuan organisasi tersebut.
Kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai
tujuan dan standar yang telah ditetapkan6. Sedangkan Ahli lain berpendapat
bahwa Kinerja merupakan hasil dari fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu yang
di dalamnya terdiri dari tiga aspek yaitu: Kejelasan tugas atau pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya: Kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan
6 Sulistyorini, 2001. Hubungan antara Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah dan
Iklim Organisasi dengan Kinerja Guru. Ilmu Pendidikan: 28 (1) 62-70
13
atau fungsi: Kejelasan waktu yang diperlukan untuk menyelesikan suatu pekerjaan
agar hasil yang diharapkan dapat terwujud7.
Mengenai definisi kinerja banyak para ahli mendefinisikan, seperti
dikemukakan oleh W .J. S Poerwodarminto dalam kamus bahasa Indonesia,
kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan
kerja.8
Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada juga yang memberi
pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Menurut Amstrong
dan Barron, Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang memiliki hubungan kuat
dengan tujuan strategi organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi
kepada ekonomi.9
Menurut Muh. Uzer Usman “Guru adalah jabatan atau profesi yang
memiliki keahlian mendidik, mengajar dan melatih siswa dimana dalam
mengembangkan dirinya ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.10
Syaiful Bakhri Djamrah mengatakan guru adalah orang yang memberikan
ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah
orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti
dilembaga pendidikan formal, tetapi bias juga dimasjid, mushola, rumah dan lain-
lain.11
Kinerja guru adalah hasil kerja guru dalam melaksanakan tugasnya dalam
mengelola pembelajaran, mempersiapkan bahan ajar/media, sistem pengajaran
dan pelaksanaan evaluasi dalam mengajar dan mendidik siswa disekolah.
Sehubungan dengan profesinya sebagai guru, mereka dituntut untuk
memiliki beberapa kemampuan dan menjalankan tugasya, hal ini senada dengan
pendapat Hermawan yang mengatakan bahwa “ sebuah profesi dalam pengertian
umum adalah bidang pengajaran dan pengabdian tertentu yang karena hakekat dan
7 Tempe, A. Dale., 1992. Kinerja. Jakarta : PT. Gramedia Asri Media’
8 Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 1993) ed. Kedua, h.503
9 Wibowo, Manajemen Kinerja, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, ed, 2, hal. 17
10
Muh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990,
hal. 4
11
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaks Edukatif, Jakarta:
rineka cipta, 2005, hal, 31
14
sifatnya membutuhkan persyaratan dasar”. Bagi seorang guru, persyaratan dasar
ini adalah kemampuan dalam menyusun program pengajaran, pengelolaan
program pengajaran dan melaksanakan penilaian terhadap program yang telah
terlaksana.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah hasil kerja guru dalam
melaksanakan tugasnya dalam mengelola pembelajaran, mempersiapkan bahan
ajar, media pengajaran, dan pelaksaan evaluasi dalam mengajar dan mendidik
siswa untuk sekolah.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan dan dianggap
sebagai orang yang berperanan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan yang
merupakan percerminan mutu pendidikan. Keberadaan guru dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya tidak lepas dari pengaruh faktor internal maupun faktor
eksternal yang membawa dampak pada perubahan kinerja guru. Beberapa faktor
yang mempengaruhi kinerja guru yang dapat diungkap tersebut antara lain:
a) Tingkat Pendidikan Guru
Kinerja guru akan sangat dipengaruhi baik tidaknya tingkat pendidikan guru,
kemampuan sering sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Melalui
pendidikan inilah seorang mengalami proses belajar dari tidak tahu menjadi
tahu, dari tidak bisa menjadi biasa, selama menjalani pendidikannya seseorang
akan menerima manyak masukan baik berupa ilmu pengetahuan maupun
keterampilan yang akan mempengaruhi pola berpikir dalam prilakunya ini.
Berarti jika tingkat pendidikan seseorang lebih tinggi maka makin banyak
pengetahuan serta keterampilan yang diajukan kepadanya, sehingga besar
kemungkinan kinerjanya akan baik karena didukung oleh bekal keterampilan
dan pengetahuan yang diperoleh.
b) Supervisi Pengajaran.
Supervisi pengajaran adalah serangkaian kegiatan yang membantu guru dalam
mengembangkan kemampuannya. Kepala sekolah bertugas memberi bimbingan,
bantuan, pengawasan dan pelatihan pada masalah-masalah yang berhubungan
15
dengan pengembangan pengajaran, berupa perbaikan program dan kegiatan
belajar mengajar yang meningkatkan terjadinya tujuan pendidikan yang optimal.
c) Program Penataan
Untuk memiliki kinerja guru yang baik, guru dituntut untuk memiliki
kemampuan akademik yang memadai dan dapat mengaplikasiakn ilmu yang
dimilikinya kepada para siswa untuk kemajuan hasil belajar siswa. Hal ini
menentukan kemampuan guru dalam menentukan cara penyampaian materi dan
pengelolaan interaksi belajar mengajar. Untuk itu guru perlu mengikuti program
penataan.
d) Iklim yang kondusif disekolah
Ini juga akan mempengaruhi pada kinerja guru diantaranya: pengelolaan kelas
yang baik yang menunjukan pada pengaturan orang (siswa), maupun pengaturan
pasilitas (vertilasi, penerangan, tempat duduk dan media pengajaran), selain itu
hubungan antara pribadi yang baik antara kepala sekolah, guru, siswa, dan
karyawan sekolah, akan membuat suasana sekolah menyenangkan dan
merupakan salah satu sumber semangat guru dalam melaksanakan tugasnya.
e) Kondisi Fisik dan Mental Guru
Agar guru memiliki kenerja yang baik maka harus didukung oleh kondisi fisik
dan mental yang baik pula. Guru yang sehat akan dapat menyelesaikan tugas-
tugasnya dengan baik, oleh karenanya factor kesetahan harus benar-benar
diperhatikan, begitu pula kondisi mental guru, bila kondisi mentyalnya baiok dia
akan mengajar dengan baik pula.
f) Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan dapat mempengaruhi kinerja guru. Agar guru benar-benar
berkonsentrasi mengajar disuatu sekolah maka harus diperhatikan tingkat
pendapatannya dan jaminan kesejahtraan lainnya, seperti pemberian insentif,
kenaikan pangkat atau gaji, asuransi kesehatan dan lain-lain.12
g) Disiplin Kerja Yang Keras
12 Suhani, Pengaruh Supervisi Pendidikan Terhadap Guru di LABSCHOOL. Jakarta,
Skripsi FIP UNJ, Tahun 2007, hal 33-35
16
Kita sebagai manusia biasanya mempunyai sifat ego yang tinggi, antara lain
tidak ingin dikekang oleh suatu peraturan atau tata tertib yang ketat. Demikian
pula para pekerja biasanya merekamerasa enggan akan disiplinkerka yang keras
dari sekolah ataupun perusahaan diman dia bekerja (guru) yang akan
mengakibatkan rasa tudak nyaman dalam melaksankan suatu pekerjaan.13
h) Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah
Peningkatan kinerja guru dapat dicapai apabila guru bersikap terbuka, kreatif
dan memiliki semangat kerja yang tinggi, suasana kerja yang demikian
ditentukan oleh gaya kepemimpinan kepala sekolah yaitu cara kepala sekolah
melaksanakan kepemimpinan disekolahnya.
i) Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah
Kemampuan manajerial kepala sekolah akan mempunyai peran dalam
meningkatkan kinerja guru. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal
merupakan suatu pola kerasama antara manusia yang saling melibatkan diri
dalam satu unit kerja (kelembagaan), dalam proses mencapai tujuan pendidikan,
tidak bias terlepas dari kegiatan administrasi. Kegiatan administrasi sekolah
mencakup pengaturan proses belajar mengajar, kesiswaan, personalia, peralatan
pengajaran, gedung dan perlengkapan, keuangan serta humas. Dalam proses
administrasi terdapat kegiatan manajemen yang meliputi kemampuan membuat
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan. Bila kepala sekolah
memiliki kemampuan dan sumber daya pendidikan disekolah akan baik. Ini akan
mendukung pelaksanaan tugas guru dan meningkatkan kinerjanya.
Diriwatkan, Busra Lember dan Sukarno membagi factor-faktor yang
mempengaruhi kinerja kedalam dua kategori yakni: faktor eksternal dan internal.14
Faktor internal yaitu faktor yang berasal dalam diri seseorang yang dapat
mempengaruhi kinerja seseorang dalam menjalankan pekerjaanya. Sedangkan
factor eksternal yaitu faktor yang datang dari luar diri seseorang yang dapat
mempengaruhi kinerjanya.
13
Pandji Anoraga, Psikologi Kerja, Jakarta: Rineka Cipta, 1992, hal. 60 14
Durawat, Bursa Lembar dan Sukarto. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta:
Badan Penerbit Alda, 1984
17
Kinerja guru akan menjadin optimal, bilamana diintegrasikan dengan
komponen sekolah baik kepala sekolah, fasilitas kerja, guru, keryawan, maupun
anak didik.
Berdasarkan pendapat ahli diatas jelaskan bahwa faktor kemampuan dapat
mempengaruhi kinerja karena dengan kemampuan yang tinggi maka kinerja
pegawaipun akan tercapai, sebaliknya bila kemampuan pegawai rendah atau tidak
sesuai dengan keahliannya maka kinerjapun tidak akan tercapai. Begitu juga
dengan faktor motivasi yang merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai
untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal.
5. Manfaat Penilaian Kinerja Guru
Menurut Sondang P. Sinaga manfaat penilaian prestasi kerja adalah
sebagai berikut:
a. mendorong peningkatan prestasi kerja
b. sebagai bahan pengambilan keputusan
c. untuk kepentingan mutasi pegawai
d. guna menyusun program pendidikan dan pelatihan
e. membantu para pegawai menentukan rencana karir15
Hani Handoko mengemukakan manfaat atau kegunaan penilaian prestasi
kerja adalah sebagai berikut:
a. Perbaikan prestasi kerja
b. Penyesuaian kompensasi
c. Keputusan-keputusan penempatan
d. Kebutuhan latihan dan pengambangan
e. Perencanaa dan pengembangan karir
f. Kesempatan kerja yang adil
g. Tantangan eksternal16
15 Sondang P. Sinaga, Manajemen Personalia Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara,
2008, cet 15, hal. 227-228
16
T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:
BPFE, 2001, cet, 15 hal, 135-137
18
Demikian pentingnya penilaian kinerja, terlihat jelas bahwa penilaian
kinerja tidak sekedar menilai yaitu mencari aspek apakah guru kurang atau lebih
dalam bekerja tetapi lebih halus lagi membantu pegawai untuk mencapai kinerja
yang diharapkan oleh organisasi maupun sekolah dan berorientasi pada
pengembangan pegawai/organisasi.
Yang mendasari penilaian kinerja adalah
a. Tingkat kepatuhan guru
b. Kelancaran mekanisme kerja
c. Pelaksanaan dan dampak manfaat terhadap tujuan program umum
B. Hakikat Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah pemimpin yang mempunyai peranan yang sangat
besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah. Berkembangnya
semangat kerja, kerja sama yang humoris, minat terhadap perkembangan
pendidikan, suasana yang menyenangkan dan perkembangan mutu professional
diantara para guru banyak ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala sekolah,
berkembanng atau tidaknya suatu sekolah sangat ditentukan oleh peranan kepala
sekolah.
Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sebenarnya sangat berat.
Walaupun telah membagi-bagikan tugas dan tanggung jawab kepada para staff
dan bagian lain sebagai sejumlah komponen kegiatan yang ada di sekolahnya, ia
akan menjadi orang pertama dalam memikul tanggung jawab untuk
menyelamatkan anak didiknya sampai pada tujuan.
Boardman menyatakan bahwa tugas utama kepala sekolah dan guru adalah
mensukseskan pendidikan dan pengajaran. Akan tetapi, kepala sekolah sebagai
pemimpin sekolah hendaknya memimpin guru, para pegawai, dan orang tua
murid. Oleh karena itu, ia harus memiliki kemampuan untuk mengorganisasi dan
membantu para guru dalam merumuskan program agar pengajaran disekolahnya
maju.Di samping itu, ia harus menciptakan iklim saling mempercayai dalam
19
kalangan guru dan perasaan aman dalam melakukan kerja sama untuk
mengembangkan program supervisi serta mendorong mereka berpartisipasi aktif
dalam pencapain tujuan pendidikan di sekolah17
.
Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah harus dapat memimpin
suatu sekolah secara efektif , artinya kepala sekolah tidak hanya beorientasi pada
tugas saja tanpa memperhatikan bawahan. Sebab, kepemimpinan kepala yang
efektif adalah berorientasi kepada keduanya, tentunya hal ini juga harus
disesuaikan dengan kondisi atau situasi yang ada di sekolah tersebut. Sehingga,
kepala sekolah dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan para guru dapat
menjalankan tugasnya di sekolah dengan senang hati karena iklim kerja yang
menyenangkan.
Agar tujuan pendidikan di suatu sekolah dapat cepat terwujud dengan baik,
hal ini membutuhkan figure seorang pemimpin pendidikan yang memahami
dengan baik apa fungsi kepemimpinan dalam suatu sekolah, tugas, serta tanggung
jawab dari seorang pemimpin pendidikan.
Ada beberapa mengenai pengertian kepemimpinan diantaranya:
1. Charles W, marriedfield berpendapat bahwa: kepemimpinan adalah
menyangkut koordinasi motof-motif dan kesetiaan serta menstimulasi,
memobilisasi dan mengarahkan orang-orang yang terlibat dalam suatu usaha
bersama secara sukarela.
2. George R. Terry mengatakan kepemimpinan adalah kegiatan untuk
mempengaruhi orang agar bekerja secara sukarelawan untuk mencapai tujuan
bersama.
3. Menururt Sarwono Prawiraharjo yang dikutif oleh sri wahyuni kepemimpinan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar mereka memberikan
kerjasama dalam mencapai suatu tujuan yang menurut pertimbangan mereka
adalah perlu dan bermanfaat.18
17
Soekarto Indrafachrudi, Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif,(jakarta:Ghalia
Indonesia,2006), Cet.2 hal. 65
18
Sri wahyuni, pemimpin dan kepemimpinan (makalah), Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial
Dan Politik Universitas Nasional 2003, hal 88
20
4. Menurut Ordway Tead dalam bukunya “The Art Leadership” menyatakan
bahwa kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mau
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.19
5. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan suatu
kelompok yang diorganisasi menuju kepada penentuan dan pencapaian
tujuan.20
6. Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau
seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok.21
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar mereka memberikan kerjasama
dalam mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
Kemampuan yang dimaksud terdiri dari kemampuan merencanakan dan
menyusun program, memberi bimbingan dan pengarah kepada guru, kemampuan
mengambil keputusan, memberi dorongan motivasi dan kemampuan menjalin
komunikasi.22
Dalam rangka memberikan motivasi, kepala sekolah hendaknya
mampu menerapkan pemberian reward and punishment bagi yang membutuhkan.
Pemberian motivasi kerja, berupa reward, berdasarkan kepada kemampuan
sekolah, jenis tugas dan hasil kerja, serta peraturan-peraturan pelaksanaannya.
Serta pemberian punishment disesuaikan dengan bentuk norma-norma yang
dilanggar.
Cara dalam mengimplementasikan kemampuannya terhadap bawahan
mencerminkan gayanya dalam memimpin yang kemudian menjadi penilaian gaya
kepemimpinan seperti apa yang dipakai untuk seorang kepala sekolah.
19
Kartini Kartono, Pemimpin Dan Kepemimpinan, Jakarta:Rajawali,1991, hal,49 20
Ngalim purwanto, Administrasi Dan Supervise pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya 2004,hal.27
21
Miftah Toha, Perilaku Organisasi Konsep dan Aplikasinya, Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada, 2003, hal,262
22
E. Mulyasa, MenjadiKepala Sekolah Profesional, Bandung: Rosda Karya, 2004,
hal,101,107,115
21
Sedangkan menurut Subagio Admodiwiro menuliskan kepala sekolah
adalah seorang guru (jabatan fungsional) yang diangkat untuk menduduki jabatan
structural disekolah yang bertugas untuk mengelola sekolah.23
Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan dapat timbul kapan dan di
manapun ada unsur-unsur tertentu:
a. ada orang yang dipengaruhi atau anggota bawahan, pengikut, kelompok orang
yang diperintah, dikomandokan.
b. ada orang yang mempengaruhi atau pemimpin, pemberi komando,
pembimbing.
c. ada pengarahan dengan suatu tujuan oleh orang yang mempengaruhi atau
pemimpin.
Jadi, kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuan kepala sekolah
dalam memimpin para bawahannya (guru, staf, siswa dan komponen sekolah
lainnya) untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan pendidikan.
2. Sifat-Sifat Kepemimpinan Kepala Sekolah
Banyak pendapat mengenai sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin. A. Abduracman mengelompokan sifat-sifat kepemimpinan menjadi
lima yaitu:
a. Adil
b. Suka melindungi
c. Penuh inisiatif
d. Penuh daya tarik
e. Penuh kepercayaan pada diri sendiri24
Menurut Ordway Tead mengemukakan 10 sifat yang harus dimiliki
seorang pemimpin yaitu:
23 Subagio Admodiwiro, Mnajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: PT Ardadizya Jaya,
2000, cet, pertama hal.161
24
Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 2004, hal,53
22
1. Berbadan sehat, kuat dan penuh energy
Hampir setiap pribadi pemimpin memiliki tenaga jasmani dan rohani yang
luar biasa, mempunyai daya tahan, keuletan, kekuatan seakan tidak pernah
habis. Hal ini ditambah dengan kekuatan mental berupa semangat juang,
motivasi kerja, disiplin, kesabaran dan kemauan yang luar biasa untuk
mengatasi semua permasalahan yang dihadapi.
2. Kesadaran akan tujuan dan arah.
Memiliki keyakinan yang teguh akan kebenaran dan keteguhan dari semua
prilaku yang dikerjakan. Dia tau persis kemana arah yang akan dituju, serta
memberikan kemanfaatan bagi diri sendiri maupun kelompok yang
dipimpinnya. Tujuan tersebut harus disadari benar, menarik, dan sangat
berguna bagi pemenuhan kebutuhan hidup bersama.
3. Antusiasme
Pekerjaan yang dilakukan dan tujuan yang akan dicapai harus sehat, berarti,
bernilai, memberi harapan yang menyenangkan, memeberikan sukses. Semua
ini membangkitkan antusiasme, optimisme dan semangat pada pribadi
pemimpin maupun para anaggota kelompok.
4. Keramahan dan kecintaan
Adanya ramah seorang pemimpin terhadap kelompoknya maka akan
membuat kelompoknya tidak merasa kaku dalam menjalankan suatu
pekerjaan. Rasa cinta, sayang, simpatik terhadap kelompoknya akan membuat
mereka senang, bahagia dan sejahtera. Sikap pemimpin bias menjadi tenaga
gerak positif untuk melakukan perbuatan yang menyenagkan bagi semua
pihak
5. Integritas (kejujuran/ketulusan hati)
Pemimpin harus bersifat terbuka terhadap kelompok atau pengikutnya, karena
akan membuat pengikut merasa percaya dengan kepemimpinannya. Dan
ketulusan
Menurut Wahjosumijo cirri-ciri atau karakter yang harus dimiliki oleh
seorang kepala sekolah yaitu:
23
1. Kepribadian
2. Keahlian dasar
3. Pengalaman dan pengetahuan professional diklat dan keterampilan
professional
4. Pengetahuan administrasi dan pengawasan kompetensi kepala sekolah
5. Kecakapan dan sikap terhadap pengajaran dan teknik-teknik mengajar.25
Dapat disimpulkan bahwa pendapat yang talah dikemukakan oleh para ahli
mengenai sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin pada dasarnya ada kesamaan,
bahwa kepemimpinan bukan hanya memerlukan kesanggupan dan kemampuan
saja, tetapi lebih-lebih lagi kemauan dan kesedian dalam menjalankan tugasnya
sebagai pemimpin yang baik.
3. Fungsi Kepimpinan Kepala Sekolah
Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi social dalam
kehidupan kelompok/organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa
setiap pemimpin berada didalam dan bukan diluar situasi itu. Fungsi
kepemimpinan merupakan sebuah gejala social, karena harus diwujudkan dalam
interaksi antar individu didalam situasi social suatu kelompok/organisasi. Secara
oprasional menurut Veitzal Rivai fungsi kepemimpinan kepala sekolah dapat
dibedakan dalam lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:
a. Fungsi Instruksi; Fungsi ini bersifat komunikasi suatu arah, Pemimpin sebgai
komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilaman dan
dimana perintah itudikerjakan agar keputusan dapat dilaksankan secara efektif.
Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk mengarahkan
kemampuan untuk menggerakan dan memotivasi orang lain agar mau
melaksanakan perintah.
b. Konsultasi; Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama
menetapkan keputusan, pemimpin kerap kali memerlukan bahan
pertimbagan , yang mengharuskannya berkomunikasi dengan orang-orang yang
25 Wahjosumijo, Kepemimpinan kepala, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, hal,
110
24
dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang
diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari
pemimpin dari orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan
ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk
memperoleh masukan berupa umpan balik (fead back) untuk memperbaiki dan
menyempurnakan keputusan pimpinan.
c. Fungsi Partisipasi; Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha
mengaktifkan orang- orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan
mengambil keputusan maupun dalam melaksakannya. Partisipasi tidak berarti
bebas berbuat semuanya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa
kerjasama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain.
Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan
pelaksanaan
d. Fungsi Delegasi; Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan
wewenang membuat/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan dari
pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang
penerima delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang
memiliki kesamman prinsip, persepsi, dan aspirasi.
e. Fungsi Pengendalian; Fungsi pendalian bermaksud bahwa kepemimpinanyang
sukses/efektif maupun mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam
koordinasi yang efektif, sehinggamemungkinkan tercapainya tujuan bersama
secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan
bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan. 26
Menurut Gross (1961) yang dikutip oleh Burhanuddin didalam bukunya
mengajukan beberapa fungsi kepemimpinan yaitu:
1. Menenetukan tujuan
2. Menjelaskan
3. Melaksanakan
4. Memilih cara yang tepat
26 Veitzal Rivai, Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, Jakarta:PT Raja Grafindo
persada hal. 53-55
25
5. Mmeberikan dan mengkoordinasikan tugas
6. Memotivasi
7. Menciptakan kepuasan
8. Mewakili kelompok
9. Merangsanga para anggota untuk bekerja
Menurut Schuetz, pemimpin memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Menetapkan dan memantapakan tingkatan tujuan dan nilai-nilai kelompok
2. Menetapkan dan menintegrasikan bermacam –macam corak pikiran (kognisi)
yang ada didalam kelompok
3. Mengoptimasikan penggunaan/pemanfaatan kemampuan anggota kelompok
4. Membantu para anggota memecahkan masalah yang berhubungan dengan
penyesuaian diri dengan kebutuhan interpersonal.27
Dari fungsi tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 3 fungsi pokok
kepemimpinan pendidikan yakni:
a. Fungsi yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai.
b. Fungsi yang berkaitan dengan pengarahan pelaksanaan setiap kegiatan, dalam
rangka mencapai tujuan kelompok.
c. Fungsi yang berhubungan dengan penciptaan suasana kerja yang mendukung
proses kegietan administrasi berjalan dengan lancer, penuh semangat, sehat dan
kreativitas yang tinggi.
Dapat disimpulkan bahwa semua usaha dalam merealisasikan fungsi
kepemimpinan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mempengaruhi,
mendorong mengarahkan kelompok agar mereka agar mau bekerja, penuh
semangat, dan kepercayaan diri dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
bersama.
Dalam hal ini, Kepala Sekolah mendapat tanggung jawab kepemimpinan
dengan fungsi EMASLIM sebagai pengelola dan penyelenggaraan organisasi di
sekolah.
27
Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan,
Jakarta: Bumi Aksara, 1994, hal, 66-67
26
1. Sebagai Pendidik (Educator)
Sebagai Pendidik, Kepala Sekolah mempunyai kewajiban untuk melakukan
pembinaan terhadap Guru dan Tata Usaha agar mereka dapat tumbuh dan
berkembang secara professional.
Berbagai aspek yang harus dikuasai oleh Kepala Sekolah dalam rangka menilai
kinerja sekolah perlu diperhatikan beberapa aspek penilaian beserta scoring
penilaiannyam yaitu menyangkut :
a. Aspek prestasi sebagai Guru
b. Aspek kemampuan bimbingan guru
c. Aspek kemampuan membimbing karyawan (TU, Laboratorium, dan
sebagainya)
d. Aspek kemampuan membimbing siswa
e. Aspek kemampuan mengembangkan staf.
Aspek kemampuan belajar mengikuti perkembangan Iptek.
2. Sebagai Pengelola (Manager)
Sebagai Pengelola/manajer, Kepala Sekolah dapat mengamankan pelaksanaan
rencana kerja yang telah disusun sebelumnya, menggerakkan semua guru dan Tata
Usaha, untuk dapat bekerja optimal. Kepala Sekolah juga berkewajiban
melakukan pemantauan apakah pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana dan
peraturan yang berlaku. Berbagai aspek yang harus dikuasai oleh Kepala Sekolah
Dasar adalah sebagai berikut :
a. Aspek Kemampuan Menyusun Program
b. Aspek kemampuan menyusun organisasi/ kepegawaian di sekolah
c. Aspek kemampuan menggerakan staf
d. Aspek kemampuan mengoftimalkan sumber daya sekolah
3. Sebagai Administrator (Pengurus)
Sebagai seorang administrator, kepala sekolah melakukan Fungsi-fungsi
merancang perencanaan kegiatan sekolah, menggerakkan kegiatan melalui
pemberian dorongan kepada Guru dan staf, melakukan komunikasi kepada
27
instansi lain demi tercapainya tujuan secara efektif dan efisien. Berbagai aspek
yang harus dikuasai Kepala SD adalah sebagai berikut :
a. Aspek kemampuan mengelola administrasi KBM dan BK
b. Aspek kemampuan mengelola administrasi Kesiswaan
c. Aspek kemampuan mengelola administrasi Ketenagaan
d. Aspek kemampuan mengelola administrasi Keuangan
e. Aspek kemampuan mengelola administrasi Sarana/ Prasarana
f. Aspek kemampuan mengelola administrasi Persuratan
4. Penyelia (Supervisor)
Sebagai supervisor, seorang Kepala Sekolah harus melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada guru, khususnya berkaitan dengan kegiatan belajar dan
mengajar di kelas, agar berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan serta dapat
dicapai secara efektif dan efisien.
Berbagai aspek yang harus dikuasai Kepala Sekolah Dasar adalah sebagai
berikut :
a. Aspek kemampuan menyusun program supervisi pendidikan
b. Aspek kemampuan melaksanakan supervisi pendidikan
c. Aspek kemampuan memanfaatkan hasil Supervisi.
5. Pemimpin (Leader)
Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi dan menggerakkan semua personil sekolah agar dapat melakukan
tugas secara efektif. Sebagai pemimpin Kepala Sekolah juga harus berfikir
menerobos batas, artinya melahirkan pemikiran-pemikiran kreatif untuk
membawa Sekolah kepada kondisi yang lebih maju. Pemikiran seorang pemimpin
tidak sebatas pada rencana dan aturan-aturan yang telah ada, tetapi melompat
kepada perubahan – perubahan ke depan, yang kadang-kadang belum dipikirkan
oleh personil sekolah lainnya. Berbagai aspek yang harus dikuasai Kepala Sekolah
Dasar adalah sebagai berikut :
28
a. Aspek Kepribadian Yang Kuat
b. Aspek Kemampuan Mengenal Anak Buah
c. Aspek Pemahaman terhadap Visi dan Misi Sekolah
d. Aspek Kemampuan mengambil keputusan
e. Aspek Kemampuan Komunikasi
6. Pembaharu (Inovator)
Sebagai pembaharu, Kepala Sekolah harus berfikir dinamis, Peka terhadap segala
perubahan yang terjadi di masyarakat yang terjadi di masyarakat, Kepala Sekolah
harus adaptif terhadap perubahan yang terjadi, sehingga mampu menyesuaikan
dengan perubahan – perubahan tersebut. Dimungkinkan Kepala Sekolah menjadi
pemimpin dalam Pembaharuan tersebut berbagai aspek yang harus dikuasai
Kepala Sekolah Dasar adalah sebagai berikut :
a. Aspek kemampuan mencari/menemukan gagasan baru.
b. Aspek kemampuan melakukan pembaharuan di Sekolah
7. Pengerak (Motivator)
Sebagai penggerak, Kepala Sekolah memiliki teknik yang cukup untuk dapat
menggerakan dan memberikan motivasi kepada guru dan staf, agar mereka dapat
dan mampu melakukan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan sekolah secara
efektif dan efisien. Berbagai aspek yang harus dikuasai Kepala SD adalah sebagai
berikut :
a. Aspek kemampuan mengatur lingkungan kerja (Fisik)
b. Aspek kemampuan mengatur suasana kerja (non fisik)
c. Aspek kemampuan menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman
4. Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah
Dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan, akan berlanghsung
aktivitas kepemimpinan. Apabila aktivitas tersebut dipilah-pilih, akan terlihat
gaya kepemimpinan dengan polanya masing-masing. Gaya kepemimpinan
29
tersebut merupakan dasar dalam mengklasifikasikan tipe kepemimpinan. Gaya
kepemimpinan memiliki tiga pola dasar:, yaitu:
▪ Gaya kepemimpinan yang berpola pada pelaksanaan tugas.
▪ Gaya kepemimpinan yang berpola pada pelaksanaan hubungan kerja
▪ Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan hasil yang dicapai
Berdasarkan tiga pola dasar tersebut terbentuk prilaku kepemimpinan yang
berwujud pada kategori kepemimpinan yang terdiri dari tiga tipe pokok
kepemimpinan menurut Veitzal Rival , yaitu:
1. Tipe Kepemimpinan Otoriter
Tipe kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan ditangan satu orang.
Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Kedudukan dan tugas anak
buah semata-mata hanya sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan bahkan
kehendak pemimpin. Pemimpin memandang dirinya lebih dalam segala hal,
dibandingkan dengan bawahanya. Kemampuan bawahan selalu dipandang
rendah, sehingga dianggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa diperintahkan.
2. Tipe Kepemimpinan Kendali Bebas
Tipe kepemimpinan ini merupakan kelebihan dari tipe kepemimpinan
otoriter. Pemimpin berkedudukan sebagai symbol. Kepemimpinan dijalankan
dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam
mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut kehendak dan
kepentingan masing-masing, baik secra perorangan maupun kelompok-
kelompok kecil. Pemimpin hanya memfungsikan dirinya sebagai penasehat.
3. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai factor utama dan
terpenting dalam setiap kelompok/organisasi. Pemimpin memandang dan
menempatkan orang-orang yang dipimpinnya sebagai subjek yang memiliki
kepribadian dengan berbagai aspeknya, seperti: dirinya juga, kemauan,
kehendak, kemampuan, buah pikiran, pendapat kreativitas, inisiatif yang
berbeda-beda dan dihargai disalurkan secara wajar.
Tipe pemimpin ini berusaha untuk memanfaatkan setiap orang yang
dipimpin. Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis,
30
dan terarah. Kepemimpinan tipe ini adalah mengammbil keputusan sangat
mementingkan musyawarah, yang diwujudkan pada setiap jenjang dan di dalam
unit masing-masing.28
Sementara Kartini Kartono menambahkan tipe-tipe kepemimpinan antara
lain:
1. Tipe Kharismatik
Tipe pemimpin ini memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawa yang
luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut
yang sangat besar jumlahnya dan pegawai-pegawai yang bias dipercaya. Tipe
ini banyak memiliki inspirasi, keberanian dan berkeyakinan teguh pada
pendirian sendiri. Totalitas kepribadian pemimpin ini memancarkan pengaruh
dan daya tarik yang teramat besar.
2. Tipe Peternalistic
Tipe kepemimpinan kebapakan, dengan sifat-sifat antara lain sebagai berikut:
a. menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau
anak sendiri yang perlu dikembangkan
b. bersikap terlalu melindungi
c. jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil
keputusan sendiri.
d. tidak pernah memberikankesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif.
e. tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan imajinasinya dan daya kreatifitas mereka sendiri.
Dari berbagai uraian dapat disimpulkan bahwa dari berbagai macam tipe
ataupun gaya kepemimpina yang akan dipimpin, tipe ataupun gaya kepemimpina
yang akan digunakan oleh seorang pemimpin harus disesuaikan dengan situasinya
sehingga akan menghasilkan kepemimpinan yang efektif.
28 Veitzal Rivai, Kepemimpinan Dan Organisasi…hal, 56-58
31
C. Kerangka Berfikir
Dalam kegiatan belajar mengajar kinerja guru sangatlah penting guna
menghasilkan lulusan yang berkualitas. Oleh karena itu, dibutuhkan usaha yang
sungguh-sungguh dari para guru agar kinerja mereka maksimal dalam mendidik
siswa.
Kinerja guru disekolah ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor internal ini berkaitan dengan individu guru itu sendiri, seperti
kemampuan mengajar, pengetahuan yang luas, kemampuan memotivasi diri dan
siswa. Sedangkan faktor eksternal berhubungan dengan kondisi lingkungan
tempat guru mengajar, seperti hubungan dengan teman seprofesi, suasana yang
kondusif, kebijakan dari pimpinan dalam lembaga pendidikan yaitu kepala
sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan kemampuan dari seorang
kepala sekolah dalam mempengaruhi dan menggerakan bawahan dalam suatu
organisasi atau lembaga pendidikan guna mencapai kegiatan sekolah. Seorang
pemimpin mengelola dan menjalankan proses kegiatan bukanlah suatu pekerjaan
yang mudah dan ini sangat membutuhikan keahlian yang tinggi. Tuntutan lain dari
seorang kepala sekolah sebagai pemimpin selain harus memiliki kualifikasi
pribadi yang baik, memiliki pengetahuan dan keterampilan profesional seperti
mampu membuat rencana yang rasional dan matang, mampu memberikan
pengarahan dan motivasi kepada guru. Mampu mengambil keputusan dan
menjalin komunikasi yang baik, juga mampu menciptakan suasana kerja yang
kondusif yang memungkinkan setiap guru dan pegawai dapat menjalankan tugas
dan fingsinya dari pelayanan siswa.
Pemimpin yang dapat menciptakan suasana nyaman dalam organisasi
disekolah akan mendorong kinerja yang baik bagi para anggotanya, yaitu para
guru. Dengan demikian kepemimpinan dari kepala sekolah sangat menentukan
kinerja guru disekolah.
Dengan kata lain kepemimpinan yang baik dari kepala sekolah akan
mendorong guru untuk meningkatkan kinerjanya. Sehingga, akan meningkatkan
kinerja guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai tenaga
32
didik. Begitu juga sebaliknya, jika kepemimpinan kepala sekolah buruk, maka
kinerja guru akan rendah. Peran kepala sekolah dalam mewujudkan kinerja guru
sangatlah besar, mengingat dengan kepemimpinan yang baik. Kepala sekolah
diharapkan mampu mempengruhi dan menggerakan para guru guna meningkatkan
kinerjanya.
D. Pengujian Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan suatu gambaran awal dari masalah yang diperoleh
atau jawaban sementara dari permasalahan yang perlu dibuktikan kebenarannya
melalui penelitian. Dari pokok yang penulis uraikan sebelumnya, maka penulis
membuat hipotesis sebagai berikut: “Terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru”. Maka hasil
uji hipotesis dapat diperoleh sebagai berikut:
Ho = tidak ada hubungan antara variable X (kepemimpinan kepala sekolah)
dengan variable Y (kinerja guru).
Ha = ada hubungan antara variable X (kepemimpinan kepala sekolah) dengan
variable Y (kinerja guru).
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang penulis jadikan objek dalam penelitian ini berlokasi di MTs
Negri 8 JAKARTA sedangkan waktu penelitian direncanakan mulai pada bulan
Juni s/d bulan agustus 2013
Jadwal Kegiatan Penelitian dan Penyelesaian
No Kegiatan Waktu
1
2
3
Persiapan
a. Menentukan objek penelitian
b. Menyusun perangkat / instrumen
penelitian
Pelaksanaan
a. Penyebaran perangkat /
instrumen penelitian
b. Pengumpulan perangkat /
instrumen penelitian (data
01 Juni 2013
26 Juni 2013
1 Juli 2013
25 Agustus 2013
27 Agustus 2013
34
penelitian)
c. Pengolahan data
Penyelesaian
a. Pengolahan laporan
b. Penyelesaian akhir
Pengambilan bukti surat penelitian
dari sekolah
5 September 2013
15 Oktober 2013
28 Oktober 2013
12 Februari 2014
B. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang di jabarkan di atas, maka tujuan
penelitian yang hendak dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan, kepemimpinan kepala sekolah
dengan kinerja guru di MTs N 8 Jakarta.
2. Untuk mengetahui usaha yang dilakukan kepala sekolah dalam memberikan
motivasi kinerja guru
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi kuantitatif,
karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan yang dihadapi
sekarang. Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk berupaya memecahkan
atau menjawab permasalahan yang dihadapi pada situasi sekarang, maka dengan
metode ini konsekuensi penulis harus mampu menganalisa data yang terhimpun
sehingga pada kesimpulan yang logis dan realitas, di samping itu penggunaan
metode ini pun diarahkan pada usaha usaha mengambarkan atau menuliskan serta
menjelaskan besar kecilnya korelasi kepemimpinan kepala sekolah (variabel X)
dengan kinerja guru (variabel Y).
35
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian.1 Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel kepemimpinan kepala sekolah di simbolkan dengan huruf X.
2. Variabel kinerja guru disimbolkan dengan huruf Y.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
berbentuk kuisioner. Untuk memberikan balasan yang jelas dalam penyusunan
instrumen berikut ini dikemukakan definsi konspetual dan definisi operasional
setiap variabel yang digunakan.
1. Variabel kepemimpinan kepala sekolah (Variabel X)
a. Definisi konsep
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan segi atau proses mempengaruhi
orang lain sedemikian rupa sehingga mereka mau melakukan usaha atau
keinginan untuk bekerja dalam rangka perumusan tujuan atau pencapaian
tujuan sekolah dalam satu rumpun yang sama.
b. Definisi operasional
Kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuan dan keterampilan yang
dimiliki kepala sekolah untuk dapat melaksanakan manajemen seperti
perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan di sekolah.
Adapun indikator dari variabel ini meliputi:
(1) merencanakan.
(2) mengorganisasikan.
(3) memimpin, dan
(4) mengendalikan.
1Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1996), Cet. Ke-10, h. 99
36
2.Kisi-kisi Instrument Kepemimpinan Kepala Sekolah
Sebelum membuat angket pada variabel kepemimpinan kepala sekolah ini
dan menyebarkannya, maka terlebih dahulu dibuatkan kisi-kisi berdasarkan pada
indikator yang ada.
Konsep akhir untuk variabel iklim kerja sekolah meliputi 30 butir dan
rincian seperti tertera pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah
Variabel Indikator Butir Soal
Kepemimpinan
Kepala Sekolah
1. Mempengaruhi terhadap
bawahan
2. menggerakkan bawahan.
3. Memberikan pujian dan
hukuman (rewards and
punishment).
4. Merumuskan dan menjalankan
visi-misi organisasi.
5. Mendorong semangat kerja
bawahan
6.Berkepribadian yang dapat
diteladani
1,2, 3, 4, 5, 6, 7
8, 9, 10, 11,
12,13
14, 15, 16, 17
18, 19, 20, 21,22
23,24,25, 26
27, 28, 29, 30
37
Skala yang digunakan dalam variabel kepemimpinan kepala sekolah yaitu
dengan skala Likert. Kuisioner pendapatan menyediakan empat alternatif jawaban
yakni:
1) Selalu
2) Sering
3) Kadang-kadang
4) Pernah
5) Tidak pernah
Karena datanya bersifat kuantitatif, untuk menganalisanya jawaban
kuisioner diberi skor 5,4,3,2,1 untuk pertanyaan positif, sedangkan 1,2,3,4,5 untuk
pernyataan yang bersifat negatif.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Table.3.2
Skala Penilaian
No. Alternatif Jawaban Bobot Skor(+) Bobot Skor(-)
1. Selalu 5 1
2. Sering 4 2
3. Kadang-kadang 3 3
4. Pernah 2 4
5. Tidak pernah 1 5
3. Variabel kinerja guru (Variabel Y)
a. Definisi konsep
Kinerja guru merupakan hasil dari fungsi pekerjaan atau kegiatan
tertentu yang di dalamnya terdiri dari tiga aspek yaitu: Kejelasan tugas
atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya; Kejelasan hasil yang
diharapkan dari suatu pekerjaan atau fungsi: Kejelasan waktu yang
38
diperlukan untuk menyelesikan suatu pekerjaan agar hasil yang diharapkan
dapat terwujud.
b. Definisi operasional
kinerja guru secara oprasional adalah hasil kerja guru dalam melaksanakan
tugasnya dalam mengelola pembelajaran, mempersiapkan bahan ajar,
media pengajaran, dan pelaksaan evaluasi dalam mengajar dan mendidik
siswa untuk sekolah.
4. Kisi-kisi Instrument Kinerja Guru (Variabel Y)
Sebelum membuat angket pada variabel kepuasan kerja guru ini dan
menyebarkannya, maka terlebih dahulu dibuatkan kisi-kisi berdasarkan pada
indicator yang ada.
Konsep akhir untuk variabel kepuasan kerja guru meliputi 30 butir dan
rincian seperti tertera pada tabel berikut:
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Variabel Kinerja Guru
Variabel Indikator Butir Soal
Kinerja Guru 1. Kemampuan membuat
administrasi pelaksanaan
pembelajaran
1, 2, 3, 4, 5, 6
2. Kemampuan melaksanakan proses
pembelajaran.
7, 8 9, 10, 11, 12,
13
3. Kemampuan mengelola kelas. 14, 15, 16, 17,
4. Kemampuan melakukan evaluasi
5. Kemampuan bekerja sama dengan
rekan kerja.
18, 19, 20, 21, 22
23, 24, 25
6. Kemampuan mengembangkan
profesi.
26, 27, 28, 29, 30
39
Skala yang digunakan dalam variabel kinerja guru yaitu dengan skala
likert. Kuisioner pendapatan menyediakan empat alternatif jawaban yakni:
1) Selalu
2) Sering
3) Kadang-kadang
4) Pernah
5) Tidak pernah
Karena datanya yang diperoleh bersifat kuantitatif, untuk menganalisanya
jawaban kuisioner diberi skor 5,4,3,2,1 untuk pertanyaan positif, sedangkan
1,2,3,4,5 untuk pernyataan yang bersifat negatif.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel.3.4
Skala Penilaian
No. Alternatif Jawaban Bobot Skor(+) Bobot Skor(-)
1. Selalu 5 1
2. Sering 4 2
3. Kadang-kadang 3 3
4. Pernah 2 4
5. Tidak pernah 1 5
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Adapun populasi di dalam penelitian ini adalah semua guru yang ada di
MTs N 8 Jakarta yang berjumlah 30 orang.
2. Sampel
Dalam penelitian ini penulis mengambil seluruh populasi sebagai sampel.
40
Penelitian korelasi tidak memerlukan sampel yang besar. Diasumsikan
jika ada pertama, maka akan merupakan bukti bahwa sampel yang
digunakan adalah mewakili populasi yang kita selidiki dan instrumen
yang digunakan dapat dipercaya dan sahih.
Adapun pengambilan sampel penelitian ini dilakukan dengan cara sampel
bertujuan atau purposive sample. Sampel bertujuan ini dilakukan dengan
cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah
tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Adapun tujuan yang
dimaksud adalah untuk mengetahui secara langsung korelasi
kepemimpinan kepala sekolah dalam memotivasi kerja guru di MTs N 8
Jakarta.
G. Teknik Pengumpulan Data
Data adalah hasil pencatatan penelitian baik yang berupa fakta ataupun
angka. Didalam pengumpulan data sangat dibutuhkan adanya teknik yang tepat
dan relevan dengan jenis data yang ingin dicari. Adapun diperlukan dalam
penulisan ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi, adalah suatu tekhnik yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan pada objek yang diteliti secara seksama serta melakukan
pencatatan secara sistematis. Dalam melakukan obervasi, penulis
melakukannya dengan cara mengamati lingkungan sekolah dan mencatat
apabila ada hal-hal yang dianggap penting dalam melakukan penelitian ini.
2. Angket
Metode angket dalam penelitian ini, penulis lakukan untuk mengetahui
tanggapan guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah sekaligus untuk
mengetahui kinerja para guru tersebut.
Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket langsung
yang bersifat tertutup dengan menggunakan Skala Liker.
41
H. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data merupakan suatu cara yang di gunakan untuk
menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar data-data
tersebut dapat dipahami, bukan saja oleh orang sang mengumpulkan data. akan
tetapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil dari penelitian itu.
Regresi sederhana (hubungan konsep antara satu variable dengan variable
lainnya.
r =
[ ( )– ] –
Keterangan:
rxy : Angka Indeks Korelasi “r” product moment
N : Number of Cases
x1x : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y
x1 : Jumlah seluruh skor x
x : Jumlah skor x
Kegiatan selanjutnya adalah langkah perhitungan terhadap data- data yang
sudah diberikan skor. dengan menggunakan rumus “r” product moment untuk
mencari titik nilai korelasi antara variabel kepemimpinan kepala sekolah dan
variabel kinerja guru.
Adapun rumus “r” product moment tersebut ad alah sebagai berikut:
rxy =
– –
Keterangan:
rxy : Angka Indeks Korelasi “r” product moment
N : Number of Cases
xy : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y
42
x : Jumlah keseluruhan skor x
y : Jumlah keseluruhan skor y
I. Teknik interpretasi data
Untuk menginterpretasikan hasil analisa data langkah-langkahnya ialah
sebagai berikut:
a. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi "r" product moment.
Terhadap angka indeks korelasi yang telah diperoleh dan perhitungan dapat
diberikan penafsiran tertentu. Dalam hubungan ini ada 2 macam cara yang
penulis tempuh yaitu: (1) interpretasi terhadap angka indeks korelasi "r"
product moment yang lelah dilakukan dengan cara kasar atau sederhana, dan
(2) interpretasi dengan terlebih dahulu berkonsultasi pada nilai "r" product
moment.
1) Memberikan inierpretasi angka indeks korelasi “r" product moment, secara
kasar (sederhana). Dalam memberikan interpretasi dengan cara ini. penulis
mempergunakan pedoman atau ancar- ancar sebagai berikut:
Tabel 3.5
Interpretasi Data
Besar "r"product
moment (rxy)
Interpretasi
0.00 - 0.20 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi
akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah
sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada
korelasi di antara variabel X dan variabel Y)
0.20 - 0.40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
lemah atau rendah
0.40 - 0.70 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi
yang sedang atau cukupan
0.70 -0.90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
43
kuat atau tinggi
0.90- 1.00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
sangat kuat atau sangat tinggi
2) Interpretasi dengan terlebih dahulu berkonsultasi pada nilai "r'"
product moment.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a) Merumuskan hipotesa allernatif (Ha) dan Hipotesa nihil (Hc)
b) Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesa yang lelah
diajukan dengan jalan membandingkan besarnya "r" yang telah
diperoleh dalam perhitungan atau "r" observisi (ro) dengan
besarnya "r" yang tercantum dalam tabel nilai "r", dengan
terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degree of
freedomnya (df) yang rumusnya sebagai berikut:
df=N-nr
Dimana:
df : degrees of freedom (derajat bebas)
N : Number of cases (responden)
nr : banyaknya variabel yang dikorelasikan (2)
df =N-nr
= 30 - 2
= 28
Dengan diperoleh (db) alau (df) maka dapal dicari besarnya '”r" yang
tercantum dalam tabel nilai "r" product moment, baik pada taraf signifikan 5%
maupun pada taraf signifikan 1%.
44
Jika (ro) sama dengan atau lebih besar dari (rt). maka (Ha) diterima atau
disetujui alau terbukti kebenarannya. Berarti memang benar antan variabel X dan
variabel Y terdapat hubungan positif yang signifikan. Sebaliknya, jika (Но) tidak
disetujui atau tidak diterima atau tidak terbukti kebenarannya. Ini berarti bahwa
(Но) yang mengatakan tidak adanva hubungan antara variabel X dan variabel Y
itu salah. Sebaliknya jika (ro) lebih kecil dari (rt) maka (Ha) ditolak dan (Но)
diterima.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs N 8 Jakarta
1. Sejarah MTs N 8 Jakarta
Pada tanggal 18 April tahun 1972, Presiden Soeharto mengeluarkan
Keputusan Presiden No. 34 tahun 1972 tentang “ Tanggung-Jawab Fungsional
Pendidikan dan Latihan.” Dua tahun berikutnya, Keppres itu dipertegas dengan
Instruksi Presiden No. 15 tahun 1974 yang mengatur realisasinya. Bagi
Departemen Agama yang mengelola pendidikan Islam, termasuk madrasah.
Dalam Tap MPRS No. 27 tahun 1966 dinyatakan bahwa agama merupakan salah
satu unsur mutlak dalam pencapaian tujuan Nasional. Selain itu, dalam Tap
MPRS No. 2 tahun 1960 ditegaskan bahwa madrasah adalah lembaga pendidikan
otonom di bawah pengawasan Menteri Agama.
Berdasarkan ketentuan ini, maka Departemen Agama sebagai
penyelenggara pendidikan madrasah tidak saja yang bersifat keagamaan dan
umum, tetapi juga yang bersifat kejuruan. Dengan Keppres No. 34 tahun 1972 dan
Inpres No. 15 tahun 1974 itu, penyelenggaran umum dan kejuruan menjadi
sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab Departemen Pendidikan dan
46
Kebudayaan. Secara implisit ketentuan ini mengharuskan penyelenggaraan
pendidikan madrasah yang telah menggunakan kurikulum nasional kepada
kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sejalan dengan upaya meningkatkan mutu pendidikan madrasah inilah,
maka pada tanggal 24 Maret 1975 dikeluarkan kebijakan berupa Surat Keputusan
Bersama (SKB) 3 Menteri yang ditandatangani oleh Menteri Agama (Prof. Dr.
Mukti Ali), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Letjen. TNI Dr. Teuku Syarif
Thayeb) dan Menteri Dalam Negeri (Jend. TNI Purn. Amir Machmud).
Atas Dasar inilah momentum perubahan status Pendidikan Guru Agama 4
Tahun di Jakarta Barat (skrg, SMU Al-Huda) diarahkan untuk menyesuaikan diri
menjadi Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 8 Jakarta Barat didasarkan SK.
Menteri Agama RI No. 16, 17 dan 48/1978 pada tanggal 16 Maret 1978. Maka
kelas 1, 2 dan 3 PGAN
Tahun berubah menjadi MTs. Negeri 8 Jakarta. Tepatnya hari Jumat, 29
Juni 1979 secara resmi diperingati sebagai hari lahirnya MTs. Negeri 8 Jakarta.
Pada tahun 1984, MTs N 8 membangun kelas jauh yang berlokasi di Kalimati dan
Kresek. Tahun 1994, Kelas-kelas jauh tersebut dinegerikan. Kelas Jauh yang
berlokasi di Kresek menjadi MTsN 8, sedangkan yang di Jelambar menjadi MTsN
10, dan yang berlokasi di Kalimati menjadi MTsN 11.
Pada tahun 2005-2009, sehubungan dengan pembangunan gedung MTs N
8 yang lebih berkualitas. MTs N 8 merelokasi diri dan menempati gedung
sementara di kawasan Semanan hingga membuka kembali membangun kelas jauh
47
(Gedung B). Pada Tahun 2010, Kelas Jauh MTs N 8 tersebut dinegerikan dan
sekarang menjadi MTs N 40 Jakarta.
Berdasarkan SKB tiga mentri (Mentri Pendidikan dan Kebudayaan, Mentri
Agama, dan Mentri Dalam Negri) tanggal 24 maret tahun 1975 dan SK. Mentri
Agama No. 15, 16, 17 tahun 1978 tentang status perubahan dari PGA 4 tahun
Cengkareng menjadi Madrasah Stanawiyah Negeri 8 Cengkareng dengan masa
pendidikan selama 3 tahun. 29 Juni 1978 adalah hari lahir MTs N 8 Jakarta
Pada Tahun 1984, MTs N 8 Membangun kelas jauh yang berlokasi di
Kalimati dan Kresek. Tahun 1994, kelas-kelas jauh tersebut dinegerikan. Kelas
jauh yang berlokasi di Kresek menjadi MTs N 8, sedangkan yang di Jelambar
menjadi MTs 10, dan yang di Kalimati menjadi MTs N 11.
2. Biodata Kepala Sekolah MTs N 8 Jakarta
IDENTITAS KEPALA SEKOLAH
a. Nama : Drs. H. A. MAWARDI, MM
1. NIP : 19631001 198803 1005
2. Tempat Lahir : TANGERANG
3. Tanggal Lahir : 1 OKTOBER 1963
b. Alamat Rumah
1. Jalan : Pufan NO.40 RT.005/08
2. Kelurahan : Pondok Pinang
3. Kecamatan : Kebayoran Lama
4. Kota : Jakarta Selatan
c. Status Kepegawaian
1. PNS / Non PNS : PNS
2. TMT CPNS : 1 Maret 1988
3. Golongan Terakhir : IV-B
48
d. TMT Gol. Terakhir : April 2009
1. Jabatan : Guru
2. Tugas Tambahan : Kepala Madrasah
3. JENIS GURU : Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
4. Jumlah Jam Mengajar : 26 JAM
5. Tempat Tugas : MTSN. 8 JAKARTA
6. Alamat Tempat Tugas : Jl. Seruni Komp. KPR BTN Kresek Indah
Duri Kosambi Cengkareng Jakarta Barat
Telp. : 021-5451883
e. NUPTK : 2333 7416 4320 0063
f. Sertifikasi (Sudah/Belum) : Sudah
g. Mapel : Bahasa Indonesia
h. Lulus Tahun : 2007
i. No. NRG : 0217 3538 2004
j. TMT PPJG : -
k. Pendidikan Terakhir
1. Jenjang Pendidikan : S2
2. Fakultas : Manajemen
3. Jurusan : Manajemen SDM
4. Tahun Lulus : 2000
3. Visi dan Misi
VISI
Berprestasi, Islami dan Populis
MISI
1. Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan
2. Mengaplikasikan pendekatan pembelajaran contextual, teaching dan
learning
3. Menciptakan suasana pembelajaran aktif, inovatif,a kreatif, efektif dan
menyenangkan
49
4. Mengembangkan model-model pembelajaran yang berbasis IT
5. Mengembangkan proses belajar mengajar bernuansa islami
6. Menjadikan agama islam sebagai ruh dan sumber nilai pengembangan
madrasah
7. Menjalin kerjasama dengan masyarakat, lingkungan dan instansi yang
concern terhadap masalah
8. Menjadikan orang tua peserta didik dan masyarakat sebagai mitra
4. Struktur Organisasi
a. Struktur organisasi pada MTs. N 8 Jakarta sebagai berikut:
1. Kepala Madrasah
2. Komite Madrasah
3. Kepala Urusan Tata Usaha
4. Waka Bid. Kurikulum
5. Waka Bid.Kesiswaan
6. Waka Bid. Sarana Dan Prasarana
7. Waka Bid. Pengembangan Mutu
8. Koordinator / Pembina
9. Wali Kelas
10. Guru Mata Pelajaran
50
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
KMA 28/2013
b. Keterangan Koordinator/Pembina
1. Koordinator Perpustakaan
2. Koordinator Lab. Bahasa
3. Koordinator Lab. Ipa
4. Koordinator Lab. Komputer
5. Koordinator Mgmp
6. Koordinator Ekskul
7. Koordinator Keagamaan
8. Koordinator Bk
Kepala Madrasah
Komite Madrasah
Kepala Urusan Tata Usaha
Tata Usaha
Wakil Kepala KESISWAAN
Wakil Kepala PENG.MUTU
Wakil Kepala KURIKULUM
Wakil Kepala SARANA &
PRASARANA
Guru Mata Pelajaran
Koordinator/ Pembina
Wali Kelas
Peserta Didik
51
c. Penjelasan Struktur Organisasi
1. Kepala Madrasah
a) Kepala madrasah adalah seorang yang ditujuk , diangkat, dan
diberhentikan oleh instansi yang berwenang
b) Masa jabatan kepala madrasah disesuaikan dengan peraturan yang
berlaku dalam lingkungan Departemen Agama (lihat keputusan Dirjen
Bimbingan Islam tentang Pedoman Pengangkatan Kamad No. E/101
tahun 2001)
c) Kepala Madrasah bekerja sesuai dengan amanat dan tugas dari Kanwil
Depag DKI Jakarta
d) Kepala Madrasah harus melaksanakan program kerja yang telah
diputuskan dalam raker MTsN. 8
e) Kinerja Kepala Madrasah berada di bawah tanggung jawab Kepala
Bidang MAPENDA KANWIL KEMENAG DKI Jakarta
f) Secara strktural Kepala MadrasahTsanawiyah bertanggung jawab
kepada Kepala KANDEPAG dan secara teknis dan edukatif di bawah
KASI MAPENDA
g) Secara moral Kepala Madrasah bertanggung jawab kepada guru,
karyawan dan komite MTsN 8
h) Kepala Madrasah dapat mengambil kebijakan –kebijakan yang
dipandang perlu dalam meningkatkan mutu/kualitas MTsN.8
i) Untuk memperlancar tugas-tugasnya, Kepala Madrasah dibantu oleh
tiga orang wakil Kepala dan satu orang Kepala Tata Usaha
j) Kepala Madrasah bukan jabatan structural melainkan guru yang
mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Madrasah
52
2. Komite Madrasah
a. Pengertian komite madrasah adalah sebuah lembaga permusyawaratan
madrasah terdiri dari wakil para guru, wakil orang tua didik, tokoh
pendidik, tokoh masyarakat yang bertanggung jawab menetapkan
kebijakan madrasah
b. Komite madrasah ditunjuk melalui pemilihan oleh perwakilan orang
tua peserta didik
c. Kebijakan yang ditetapkan komite madarasah harus berdasarkan
keputusan yang disepakati oleh seluruh pengurus komite madrasah
yang terpilih
d. Masa jabatan komite madrasah satu periode yaitu tiga tahun
e. Pengurus komite adalah orang-orang yang mau berkerja keras, peduli
terhadap dunia pendidikan dan berjiwa sosial yang tinggi
f. Komite madrasah merupakan badan yang bersifat mandiri dan tidak
mempunyai hubungan hierarkis dengan madrasah maupun lembaga
pemerintah lainnya, tetapi tetap sebagai mitra yang harus saling
bekerja sama sejalan dengan konsep manajemen berbasis sekolah
(MBS)
g. Tujuan dibentuknya komite madrasah sebagai suatu organisasi
masyarakat madrasah adalah sebagai berikut:
Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat
dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan
di stuan pendidikan
Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan
Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel dan
demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan
bermutu
53
Adapun peran yang dijalankan komite madrasah adalah sebagai
berikut.
Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan
pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan
Pendukung (supporting agency) , baik yang berwujud financial,
pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan
Pengontrol (controlling agency) dalama rangka transparansi dan
akuntabilitas penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan di
satuan pendidikan
Mediator antara MTsN 8 dengan orang tua murid dan masyarakat
untuk kelancaran pelaksanaan pendidikan
3. Kepala Urusan Tata Usaha
a. Kepala Urusan Tata Usaha (Kaur TU) adalah seorang yang
ditunjuk,diangkat dan diberhentikan oleh lembaga atau instansi yang
berwenang
b. Kepala Urusan Tata Usaha adalah pejabat eselon V.a yang ditunjuk
oleh Menteri Agama yang di SK-kan oleh KANWIL KEMENAG
Provinsi DKI
c. Masa jabatan Kaur TU disesuaikan dengan ketentuan dan peraturan
yang berlaku dalam lembaga terkait
d. Untuk kelancaran tugas-tugasnya Kaur TU dibantu oleh staf Tata
Usaha
e. Bertanggung jawab terhadap urusan Kehumasan dan Staf Tata Usaha
f. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelayanan administrasi umum,
kepegawaian, keuangan, sarana, dan prasarana.
54
4. Wakil kepala madrasah (wakamad)
Tugas wakil kepala madrasah :
a) Wakil kepala madrasah dipilih langsung melalui rapat dewan guru dan
disahkan oleh kepala madrasah
b) Wakil kepala madrasah harus memenuhi kreteria sebagai berikut:
Sehat jasmani dan rohani
Mampu membaca dan menulis al qur’an
Pendidikan minimal sarjana (S1)
Pengalaman mengajar sekurang-kurangnya lima tahun di MTsN 8
Mampu bekerja sama dengan pimpinan, pengawas, komite serta
warga madrasah
Pangkat/Gol IIIc
c) Wakil kepala madrasah terdiri dari :
Wakil kepala bidang (wakabid) kurikulum
Wakil kepala bidang (wakabid) kesiswaan
Wakil kepala bidang (wakabid) sarana dan prasarana
Wakil kepala bidang (wakabid) pengembang mutu
d) Masa jabatan wakil kepala madrasah tiga tahun
e) Masa jabatan maksimal dua periode
f) Apabila belum habis masa jabatan para wakil melakukan pelanggaran
atau dinilai kurang cakap dan kurang mampu malaksanakan tugas,
sehingga mengganggu kelancaran pendidikan, ketenangan dan
kenyamanan, maka surat keputusan (SK) pengangkatan dapat ditinjau
kembali, dengan mengeluarkan SK pemberhentian dan digantikan oleh
pejabat yang melaksanakan tugas(PYMT) yang ditunjuk langsung oleh
kepala madrasah.
55
5. Jumlah Guru
a. Jumlah Guru dan Status
Sebagai penunjang kelancaran kegiatan pembelajaran, perlu didukung oleh
tenaga pengajar yang kompeten dan sesuai dengan bidangnya. Adapun tenaga
pengajar yang terdapat di MTs. Negeri 8 Jakarta berjumlah 37 orang guru, dengan
bentuk iklim organisasi terbuka dan familiar sehingga keadaan guru MTs. Negeri
8 Jakarta adalah baik, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel. 4.1
Jumlah guru Tetap MTs. Negeri 8 Jakarta
Tahun Pelajaran 2013/2014
No NAMA GURU/BIDANG STATUS
1. Drs. H. A. Mawardi, MM Bahasa Indonesia PNS
2. Suridi, S.Pd.I Bhs. Arab PNS
3. Dra. Asmawiyah Bahasa Indonesia PNS
4. Dra. Tuti Sutianah IPA PNS
5. Dra. Rina Nova Bahasa Inggris PNS
6. Sri Suwanti, M.Pd Matematika PNS
7. Drs. Achmad Damiri Qur’an Hadits PNS
8. Drs. Sahidin Bahasa Indonesia PNS
9. Hj. Titi Sumartini, S.Ag Aqidah .Akhlak PNS
10. Ahmad Baihaki, S.Pd Bahasa Indonesia PNS
11. Hj. Basnah, S.Ag Bahasa Arab PNS
12. Nur Afnidar, S.Pd Matematika PNS
13. Estri Atutwuri H, S.Pd IPS PNS
14. Hj. Ika Faiqah, S.Pd. I. Akhlak/SKI PNS
15. Lilis Komariyah, S.Pd Matematika PNS
16. Nur Alamsyah, S.Pd IPS/PKn PNS
17. Rudy Hartono, S.Pd Bahasa Inggris PNS
56
18. Jainudin, S.Pd PKn PNS
19. Drs. Amsari IPS PNS
20. Diah Elisa Fy, S. Pd MTK/IPA PNS
21. Kholillullah, S. Pd Penjaskes PNS
22. Indah Kusuma Dewi, S Pd Hafalan Qur’an PNS
23. Dasahri. M.Pd PKn/IPS PNS
24. Habibillah, S. Kom TIK PNS
25. Heni, S Pd B. Inggris PNS
26. Siti Umiyati, S. Pd B. Inggris PNS
27. Evi Lutfiah, S.Pd IPA PNS
28. Trisakti Ayu Kusuma BK PNS
29. Sugiyardi, Mm BK PNS
30. Dra. Arifatun M. SBK PNS
Status PNS semua guru yang ada pada MTs N 8 Jakarta tersebut,
menjadikan guru fokus dalam sekolah tersebut dan tidak bisa mengajar ke lain
tempat sehingga dapat menjalankan tugas-tugas profesinya secara baik serta dapat
meningkatkan kinerjanya dalam mengajar secara optimal.
6. Jumlah Siswa
Jumlah siswa MTs. Negeri 8 Jakarta Tahun Pelajaran 2013-2014
berjumlah 425 siswa, dengan perincian diantaranya kelas, VII, VIII, dan IX.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut:
57
Tabel. 4.2
Jumlah Siswa Tahun Pelajaran 2013-2014
Data Kelas Jumlah
Rombel Jumlah Siswa
Laki-laki Perempuan Jumlah
Kelas VII 6 88 68 156
Kelas VIII 6 78 78 156
Kelas IX 5 65 75 140
7. Keadaan Sarana dan Prasarana
Dalam suatu lembaga pendidikan formal maupun nonformal, sarana dan
prasarana berperan penting dalam proses belajar mengajar, karena sarana dan
prasarana merupakan kebutuhan primer bagi lembaga pendidikan, bahkan sarana
dan prasarana merupakan salah satu dari komponen proses belajar mengajar yang
turut menentukan tercapainya tujuan pendidikan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, maka penulis dapat kemukakan
mengenai sarana dan prsarana yang ada di MTs. Negeri 8 Jakarta, sebagai berikut:
Tabel. 4.3
Keadaan Sarana dan Prasarana
No. Ruangan Jumlah Ket.
1. Ruang Belajar 20 Baik
2. Ruang Guru 3 Baik
3. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
4. Ruang Tata Usaha 1 Baik
5. Ruang Perpustakaan 1 Baik
6. Ruang Serba Guna 1 Baik
58
7. Ruang BK/ BP 1 Baik
8. Ruang UKS/ PMR 1 Baik
9. Ruang Kesenian 1 Baik
10. Ruang Osis/ Pramuka 1 Baik
11. Ruang Laboratorium 1 Baik
12. Ruang Komputer 2 Baik
13. Ruang Ibadah/ Masjid 1 Baik
14. Pos Satpam 1 Baik
15. Kantin/ Koperasi Sekolah 1 Baik
16. WC Guru/ Kepala Sekolah 2 Baik
17. WC Siswa 2 Baik
Guru merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan
pada umumnya, karena guru memegang peranan dalam proses pembelajaran, di
mana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan Dengan keadaan sarana dan prasarana yang baik akan menjadikan
keberhasilan kinerja guru dalam meningkatkan kualitas mengajar.
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Langkah awal dalam menganalisa data adalah memberi nilai terhadap
jawaban angket mengenai kepemimpinan kepala sekolah ( Variabel X ) dan
kinerja guru ( Variabel Y ). Setiap responden menjawab angket tersebut dan
ketika terkumpul kemudian penulis memberikan skor pada tiap-tiap jawaban
angket.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kepemimpinan kepala sekolah
terhadap kinerja guru. penulis melakukan analisa data secara kuantitatif. Dalam
penelitian ini data kuantitatif dari variabel kepemimpinan kepala sekolah penulis
peroleh dari hasil isian angket sejumlah 30 guru MTs Negri 8 JAKARTA. Jumlah
seluruh isian pertanyaan adalah 30 buah.
Jumlah pertanyaan dalam bentuk angket untuk variabel kepemimpinan
kepala sekolah adalah 30, sehingga skor terendah dari keseluruhan jawaban adalah
30. dan skor tertinggi adalah 150. Sedangkan untuk Variabel kinerja guru
59
sebanyak 30, sehingga skor terendah dari keseluruhan jawaban adalah 15 dan skor
tertinggi adalah 150.
Untuk mempermudah proses analisis data penulis kemudian menyamakan
penulisan skala antara dua variabel tersebut ke dalam skala 1 - 100
Sebelum langkah perhitungan data dari dua variabel dilaksanakan, terlebih
dahulu rkan penulis kemukakan kriteria dari angka-angka yang ditunjukkan oleh
masing-masing variabel dengan berdasarkan kepada skor tertinggi dan skor
terendah yang dicapai oleh kedua variabel tersebut, sebagai berikut:
a. Untuk variabel kepemimpinan kepala sekolah:
1) Skor 121 - 150 menunjukkan kepala sekolah mempunyai tingkat
kepemimpinan yang sangat tinggi/maksimum.
2) Skor 91 - 120 menunjukkan kepala sekolah mempunyai tingkat
kepemimpinan yang tinggi.
3) Skor 61 - 90 menunjukkan kepala sekolah mempunyai tingkat
kepemimpinan yang sedang.
4) Skor 31 - 60 menunjukkan kepala sekolah mempunyai tingkat
kepemimpinan yang rendah.
5) Skor 1 - 30 menunjukkan kepala sekolah mempunyai tingkat
kepemimpinan yang amal rendah,
b. Untuk-variabel kinerja guru:
1) Skor 121 - 150 Baik sekali
2) Skor 91 - 120 Baik
3) Skor 61 - 90 Cukup
4) Skor 31 - 60 Kurang
5) Skor 1 - 30 Sangat kurang
Untuk menyajikan data yang telah penulis peroleh melalui penelitian
dengan menyebarkan angket, penulis sajikan data tersebut dalam bentuk tabel skor
hasil pengisian. Berikut ini paparan mengenai skor masing-masing variabel:
60
Tabel. 4.4
Skor hasil pengisian angket dari guru mengenai kepemimpinan kepala
No. Subjek (X) Skor No. Subjek (X) Skor
1 140 16 146
2 147 17 149
3 148 18 140
4 136 19 I45
5 141 20 145
6 137 21 137
7 137 22 146
8 131 23 145
9 124 24 136
10 124 25 147
11 118 26 148
12 133 27 139
13 143 28 140
14 172 29 143
15 142 30 144
= 4198
Tabel di atas memberikan informasi mengenai hasil рengisian angket guru
mengenai kepemimpinan kepala sekolah. Berikutnya penulis menyajikan tabel
skor hasil pengisian angket dari guru mengenai kinerja guru mereka. Berikut ini
adalah tabelnya:
Tabel. 4.5
Skor hasil pengisian angket dari guru mengenai kinerja guru
No. Subjek (X) Skor No. Subjek (X) Skor
1 141 16 142
2 142 17 144
61
3 144 18 137
4 139 19 139
5 138 20 140
6 13.7 21 138
7 137 22 139
8 136 23 140
9 132 24 142
10 134 25 142
11 128 26 140
12 142 27 139
13 146 28 138
14 144 29 143
15 142 30 141
= 4186
C. Analisis Data
Setelah penulis mengolah data dan mengklasifikasikannya ke dalam
bentuk tabel, langkah yang penting selanjutnya yaitu menganalisa data
sebagaimana yang lelah penulis ungkapkan sebelumnya, bahwa dalam penelitian
ini penulis menggunakan teknik analisis korelasi product moment dengan
melakukan analisa korelatif dari hasil 2 (dua) angket yang disebarkan mengenai
kepemimpinan kepala sekolah sebagai variabel (X) terhadap kinerja guru guru
sebagai variabel (Y) nya.
Tahap-tahap perhitungannya adalah sebagai berikut:
a. Menentukan skor responden yaitu hasil pengisian 2 (dua) angket oleh guru
mengenai kepemimpinan kepala sekolah dan juga nilai kinerja guru oleh guru:
Data ini diolah penulis berdasarkan hasil penelitian.
62
Tabel. 4.6
Hasil skor responden Terhadap Angket Kepemimpinan Kepala Sekolah dan
kinerja Guru
No.
Respon
Skor
kepemimpinan
Kepala
Sekolah (X)
Skor
Kinerja
Guru (Y)
No.
Respon
Skor
kepemimpinan
Kepala
Sekolah (X)
Skor
Kinerja
Guru (Y)
1 140 141 16 146 142
2 147 142 17 149 144
3 148 144 18 140 137
4 136 139 19 45 139
5 141 138 20 145 140
6 137 137 21 137 138
7 137 137 22 146 139
8 131 136 23 145 140
9 124 132 24 136 142
10 124 134 25 147 142
1 I 118 128 26 148 14
12 133 142 27 139 139
13 143 146 28 140 138
14 147 144 29 143 143
15 142 142 30 144 141
X = 4198 Y = 4186
b. Membuat perhitungan yang terdiri dari 6 (enam) kolom sebagai berikut:
Kolom 1 : Subjek (Responden)
Kolom 2 : Skor variabel X
Kolom 3 : Skor variabel Y
63
Kolom 4 : Hasil kuadrat variabel X yaitu X2 (dijumlahkan)
Kolom 5 : Hasil kuadrat variabel Y yaitu Y2 (dijumlahkan)
Kolom 6 : Hasil perkalian skor variabel X dan variabel Y atau XY.
Tabel. 4.7
Tabel Perhitungan
No.
Responden
X Y X2 Y2 XY
1 140 141 19600 19881 19740
2 147 142 21609 20164 20874
3 148 144 21904 20736 21312
4 136 139 18496 19321 18904
5 141 138 19881 19044 19458
6 137 137 18769 18769 18769
7 137 137 18769 18769 18769
8 131 136 171-61 18496 17816
9 124 132 15376 17424 16368
10 124 134 15376 19044 16616
11 118 128 13924 16384 15104
12 133 142 17689 20164 18886
13 143 146 20449 21316 20878
14 147 144 21609 20736 21168
15 142 142 20164 20164 20164
16 146 142 21316 20164 20732
17 149 144 22201 20736 21456
18 140 137 19600 18769 19180
19 145 139 21025 19321 20155
20 145 140 21025 19600 20300
21 137 138 18769 19041 18906
22 146 139 21316 19321 20294
64
23 145 140 21025 19600 20300
24 136 142 18496 20164 19312
25 147 142 21609 20164 20874
26 148 140 21904 19600 20720
27 139 139 19321 19321 19321
28 140 138 19600 19044 19320
29 143 143 20449 20449 20449
30 144 I4l 20736 19881 20304
Y 4198 4186 589168 585590 586449
3. Mencari angka korelasi
Setelah menentukan hasil perhitungan. maka untuk selanjutnya mencari
angka korelasi yang signifikan antara variabel X dan Y dengan menggunakan
rumus koefisien product moment sebagai berikut:
rxy = Y)²(-²X)²(-²
))((
YNXN
YXXYN
= }(4186) - 585590){(30x }(4198 - 589168 x {(30
86)(4198).(41 - 586449) x (30
22
= 17522596)} -(17567700 17623204) -{(17675040
17572828 - 17593470
= (45104) (51836)
20642
= 2338010944
20642
= 48352.9827
20642
= 0.4269
65
D. Interpretasi Hasil Penelitian
Selanjutnya, berdasarkan analisa yang lelah dilakukan dan dan hasil
perhitungan sebelumnya dapat dijelaskan bahwa angka korelasi yang didapatkan
antara variabel X yaitu kepemimpinan kepala sekolah dan variabel Y yaitu
kinerja guru, hasilnya tidak bertanda negatif, berarti terdapat korelasi yang positif
di antara variabel-variabel tersebut.
Dalam hal ini, kepemimpinan kepala sekolah memiliki hubungan atau
korelasi, yang bersifat positif terhadap kinerja guru. Dari hasil yang didapat
besarnya korelasi antara variabel tersebut adalah sebesar 0. 4269, menunjukkan
adanya korelasi yang bersilat positif. Namun, walaupun korelasinya
bersifat positif tapi termasuk korelasi, yang sedang atau cukup dikarenakan
dengan melihat harga r hitung 0,4269 maka interpretasinya ke dalam kelompok-
kelompok antara 0.400 - 0.700 kategori mi termasuk korelasi, yang sedang alau
cukup.
Bila diinterpretasikan dengan menggunakan tabel nilai “r” pada taraf
signifikasi 5 % diperoleh r, = 0.361. Harga r hitung jauh lebih besar dan pada r.
(0.4269 > 0.361). Berarti dari hasil perhitungan untuk menguji hipotesis
didapatkan bahwa Но dengan menyatakan tidak adanya pengaruh kepemimpinan
kepala sekolah terhadap kinerja guru ditolak, karena koefisien korelasi r hitung
jauh lebih besar daripada rt. dan Ha yang menyatakan adanya pengaruh kepala
sekolah terhadap kinerja guru diterima.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa “pada taraf signifikan 5%,
ada pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru”.
E. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak sepenuhnya pada tingkat
kebenaran secara mutlak dikerenakan keterbatasan-keterbatasan dan masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan yang secara tidak langsung berpengaruh
terhadap hasil penelitian ini.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan mengenai korelasi kepemimpinan
kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs N 8 Jakarta dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut
1. Hasil pengujian hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kinerja guru dengan mengggunakan rumus product moment terdapat kolerasi
sedang atau cukup. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil hitung rxy yakni
sebesar 0.4269 dan dapat dilihat dari interpretasi secara kasar atau sederhana
angkat 0. 4269 berada pada ancar-ancar 0.40-0.70 ini berarti bahwa terdapat
korelasi sedang atau cukup antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap
motivasi kerja guru.
2. Kepala sekolah MTs N 8 Jakarta dalam memotivasi kinerja guru untuk
meningkatkan kerja mereka dalam mengajar adalah dengan memberikan
semangat yang tinggi dan mengikutsertakan para guru dalam pelatihan-
pelatihan untuk meningkatkan profesionalisme guru.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru di antaranya adalah dengan
memberikan penghargaan kepada guru-guru yang berprestasi, mendengarkan
aspirasi mereka, mengikutsertakan dalam berbagai pelatihan.
67
B. Saran-saran
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Perlu adanya perhatian dan kepala sekolah terhadap para guru dalam rangka
untuk meningkatkan kinerja guru.
2. Perlu adanya pertalian dari pihak sekolah untuk lebih mengembangkan lagi
Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini adalah para guru di MTs N 8
Jakarta hingga dapat meningkatkan kinerja guru
3. Perlu adanya dukungan, baik dan pemerintah maupun masyaraka, dalam
memajukan pendidikan. Partisipasi tersebut bisa berupa bantuan moril dan
materil.
DAFTAR PUSTAKA
Admodiwiro, Mnajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: PT Ardadizya Jaya, 2000
Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaks Edukatif, Jakarta: rineka
cipta, 2005
Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan,
Jakarta: Bumi Aksara, 1994
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta: Balai Pustaka, 1993) ed. Kedua
Depdiknas, 2005. Pembinaan Profesionalisme Tenaga pengajar (Pengembangan
Profesionalisme Guru). Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan dasar dan
Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Depdiknas
Durawat, Bursa Lembar dan Sukarto. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan,
Jakarta: Badan Penerbit Alda
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Rosda Karya, 2004
Subagio
Gunawan,. Administrasi Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Kartini Kartono, Pemimpin Dan Kepemimpinan, Jakarta:Rajawali,1991
Mahdhi, Jamal, Menjadi Pemimpin Yang Efektif dan Berpengaruh, Bandung:
2001. PT.Syaamil Cipta Media.
Miftah Toha, Perilaku Organisasi Konsep dan Aplikasinya, Jakarta:PT Raja
Grafindo Persada, 2003
Muh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya,
1990
Mulyasa, Menjadi kepala Sekolah Profesional, bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2005
Ngalim Purwanto, Administrasi dan supervisi pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya 2004
Pidarta 1999. Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: PT. Bina Aksara
Pandji Anoraga, Psikologi Kerja, Jakarta: Rineka Cipta, 1992
Slemato. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Soekarto Indrafachrudi, Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif, (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 2006)
Sondang P. Sinaga, Manajemen Personalia Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara,
2008
Sri Wahyuni, Pemimpin dan Kepemimpinan (makalah), Jakarta: Fakultas Ilmu
Sosial Dan Politik Universitas Nasional 2003
Suhani, Pengaruh Supervisi Pendidikan Terhadap Guru di LABSCHOOL. Jakarta,
Skripsi FIP UNJ, Tahun 2007
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1996)
Sulistyorini, 2001. Hubungan antara Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah
dan Iklim Organisasi dengan Kinerja Guru. Ilmu Pendidikan
Tempe, A. Dale., 1992. Kinerja. Jakarta : PT. Gramedia Asri Media’
T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,
Yogyakarta: BPFE
Veitzal Rivai, Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, Jakarta:PT Raja Grafindo
persada
Wahjosumijo, Kepemimpinan kepala, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007
Wijaya, C. Dan Rusyan A.T, 1994. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses
Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
L
A
M
P
I
R
A
N
TABEL UJI RE,FERENSISKRIPSI HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DENGAN KINERJA GURU(Studi di MTs.N 8 Jakarta)
No.No.
FootnoteBuku Referensi/Ruj u kan
Halaman
Skripsi
Halaman
Referensi
Paraf
Pembimbing
BAB I
I 1
Ngalim Purwanto, Administr as idan supervis i pendidikan,
Bandung: PT Remaja
Ro s dakary a20 0 4,hal3 I -3 8
J 31-38
22
Mulyasa, Menjadi kepala Sekolah
Pr ofe s i onal, bandung: PTRemaj a Ro sdakary a,200 5,hal,I 59
a-)
/r59
3aJ
Mahdhi, Jamal,Menjadi
Pemirnpin Yang Efedf dan
B e r p e n gar uh,B andurrg : 2 0 0 1 . PT.
Syaamil Cipta Media.Hal.3
4 aJ I
-=J
BAB II
4 4Gunawan, 1996. AdministrasiSekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
7('l
5 5
Wijaya, C. Dan Rusyan A.T,1994. Kemampuan Dasar Guru
dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
7
6 6
Pidarta 1999. Pemikiran tentang
Sup ervi s i P e ndi di knn. J akarta:
PT. Bina Aksara.9
7 7
Depdiknas, 2005. Pembinaan
P r ofe s i onal i s me T enaga
p e n gaj ar (P enge mb an gan
P r ofe s i o nal i s m e G ur u) . J akarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan
dasar dan Menengah Direktorat
Pendidikan Lanj utan Pertama
Depdiknas
10 Artikel
\
8 8
Slemato. 1995. Belajar dan
Faktor-faktor yang
memp e ngaruhiny a. Edisi Revisi.
10
Jakarta: PT. Rineka Cipta A
9 9
Sulistyorini, 200 I . Hubun ganant ar a Ke t e r ampil an Manaj er ialKepala Sekolah dan lklimOrganisasi dengan Kinerja Guru.Ilmu Pendidikan: 28 (l) 62-70
l2 62-70
10 10
Tempe, A. Dale., 1992. Kinerja.Jakarta: PT. Gramedia AsriMedia
I2
11 l1
Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaa n, Kamus Be sarBahasa Indonesia (Jakarta: BalaiPustaka, 1993) ed. Kedua, h.503
13 503
t2 I2Wibowo, Manaj emen Kinerj a,
Jakarta: Rajawali Pers, 2009, ed,
2,hal.1713 T7
13 13
Muh. Uzer Usman, MenjadiGur u P r ofe s i onal, Bandung :
Remaj a Rosdakary a, 1990, haI. 4
l3 4
t4 l4
Syaiful Bahri Djamarah, GuruDan Anak Didik Dalam InteraksEdukatif Jakarta: rineka cipta,2005, hal,31
13 31
15 15
Suhani, Pengaruh Supervisi
Pendidikan Terhadap Guru diLA B SC HO O L. J akarta, SkripsiFIP LINJ, Tahun 2007,hal33-35
15 33-3s
l6 I6Pandji Anoraga, Psikologi Kerjo,
Jakarta: Rineka Cipta, 1992,
hal.60
T6 60
17 T7
Durawat, Bursa Lembar dan
Sukarto. Pengantar
Kepemimpinan P endidikan,
Jakarla: Badan Penerbit Alda,1984
t6
18 t8
Sondang P. Sinaga, ManajemenP ersonalia Daya Manusia,Jakarta Bumi Aksara, 2008, cet15" hal. 227-228
l7 227-228
t9 29S oekarto Indrafachrudi, t8 65 J
Bagaimana Memimpin Sekolahy an g Efe kt if,Q akafia:GhaliaIndonesia,2006), Cet.2 hal. 65 \
20 20
Sri wahyuni, pemimpin danke p e m i m p i n an (makalah),
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial DanPolitik Universitas Nasional2003, hal 88
l9 88
2t 21Kartini Kartono, Pemimpin DanKepemimpinan,Jakarta:Ral awali, 1 99 1, hal.49
t9 49
22 22
Ngalim purwanto, Administr as iD an Sup erv i s e p e ndidikan,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
2004.hal.27
20 27
23 z5
Miftah Toha, Perilaku
Organisasi Konsep dan
Aplikasinya, Jakarta:PT Raj a
Grafindo Persada, 2003, hal,262
20 262\
24 24
E. Mulyasa, Menj adiKepalaS e kol ah P r ofe s i onaf Bandung :
Rosda Karya,2004,haI,101,107,115
20101,107,
115
7< 25
Subagio Admodiwiro, Mnaj emen
P e ndi di kan Indone s i a, Jakarta:
PT Ardadizya J aya, 2000, cet,
perlama hal.161
20 161
26 26
Ngalim Purwanto, A dmini s tr a s iDan Supervisi P endidikan,
Bandung:PT Remaja Rosdakarya,
2004, hal,53
21 53
)1 27Wahj osumijo, Kepemimpinan
kepalo, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007, hal, 110
22 110
28 28
Y eitzal Rivai, Ke p emimpinan
dan Prilaku Organisasi,
Jakarta:PT Raja Grafindo persada
hal. 53-55
24 s3-55
29 29 Burhanuddin, Analisis
Administrasi Manaj emen Dan25 66-67
Kepemimpinan P endidikan,Jakarta: Bumi Aksara, l994,hal,66-67
Y eitzal Rivai, Ke p e mimp in anDan Or gani s as i ...hal, 56-5 8
Suharsimi Arikunto, ProsedurP enelitian Suatu P endekatan
Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,1996), Cet. Ke-10,h.99
Untuk memenuhi validasi skripsi yang berjudul Hubungan Kepemimpinan
Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru, maka perlu pengujian daftar referensi
untuk mengetahui sumber data yang diperoleh.
Drs. Mua'rif SAM. M.PdNrP. 1 9650 7 t7 199 403t00s
J akarta, 27 J anuari 20I 4Dosen Pebimbing Skripsi
ANGKET KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
Identitas Responden
1. Mata Pelajaran yang di pegang : ………………………………..
2. Pendidikan terakhir : ………………………………..
Petunjuk pengisian
Bacalah pertanyaaan dibawah ini dan berilah tanda ceklist (√) pada kolom
jawaban sesuai dengan pendapat anda.
Alternatif jawaban yang disediakan adalah sebagai berikut:
SL : Selalu
Sr : Sering P : Pernah
Kd : Kadang-kadang TP : Tidak Pernah
Kepemimpinan Kepala Sekolah
DAFTAR PERNYATAAN
No Pernyataan Pilihan
SL Sr Kd P TP
1. Kepala Sekolah berbicara dengan penuh
wibawa
2. Kepala Sekolah memberi instruksi kepada
bawahan dengan tegas
3. Kepala Sekolah berperilaku baik kepada
bawahan
4. Kepala Sekolah memberi arahan tentang
tugas pokok guru
5. Kepala Sekolah melakukan monitoring
kehadiran guru
6. Kepala Sekolah berupaya melengkapi
sarana-prasarana pembelajaran
7. Kepala Sekolah mengatur pembagian
tugas mengajar guru
8. Kepala Sekolah bertindak mengambil
keputusan dengan cermat
9. Kepala Sekolah menginstruksikan bawahan
Lampiran 1
agar bekerja tepat waktu
10. Kepala Sekolah menginstruksikan guru agar
memberikan layanan prima kepada siswa
11. Kepala Sekolah menginstruksikan bawahan
agar membuat dan menyelesaikan program
kerja
12. Kepala Sekolah melakukan pembinaan
secara rutin.
13. Kepala Sekolah membagi kewenangan
kepada para wakil kepala sekolah.
14. Kepala Sekolah memberi peringatan kepada
guru yang mangkir mengajar
15. Kepala Sekolah memberi pujian kepada guru
yang membuat administrasi pembelajaran
lengkap
16. Kepala Sekolah menghargai hasil kerja guru
17. Kepala Sekolah memberi pujian kepada guru
yang bekerja dengan giat.
18. Kepala Sekolah merumuskan visi misi
dengan melibatkan warga sekolah.
19. Kepala Sekolah memimpin rapat dengan
arif dan bijaksana.
20. Kepala Sekolah menjalankan visi-misi
sekolah dengan konsisten.
21. Kepala Sekolah mensosialisasikan visi-misi
sekolah ke seluruh warga sekolah.
22. Kepala Sekolah berupaya keras dalam
pencapaian visi-misi sekolah
23. Kepala Sekolah memberi semangat
bawahan untuk melanjutkan jenjang
pendidikan.
24. Kepala Sekolah memberkan perhatian
kepada guru untuk berkembang melalui
diklat
25. Kepala Sekolah merespon ide-ide guru
26. Kepala Sekolah datang ke sekolah lebih
awal.
27. Kepala Sekolah bijaksana dalam
menyelesaikan masalah.
28. Kepala Sekolah tegas dan demokratis dalam
memimpin rapat.
29. Kepala Sekolah tepat waktu dalam memulai
acara rapat.
30. Kepala Sekolah transparan dalam mengelola
keuangan sekolah.
ANGKET KINERJA GURU
DAFTAR PERNYATAAN
No Pernyataan Pilihan
SL Sr Kd P TP
1. Sqaya membuat Program Tahunan dan Semester.
2. Saya melakukan persiapan materi bahan ajar
dengan baik.
3. Saya membuat analisa tingkat kedalaman materi
pada setiap kompetensi dasar.
4. Saya menganalisis SK dan KD dalam penentuan
alokasi waktu.
5. Saya membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), sebelum KBM berlangsung
6. Saya membuat program remedial dan pengayaan
7. Saya menggunakan metode pembelajaran secara
bervariasi, dalam melaksanakan KBM
8. Saya melayani siswa yang mengalami kesulitan
belajar
9. Saya mengajar menggunakan alat peraga.
10. Saya menggunakan bahasa yang santun saat
KBM berlangsung
11. Saya menguasai materi pembelajaran dengan baik
12. Saya mengajar sesuai dengan latar belakang
pendidikan yang diampu
13. Saya merespon pertanyaan siswadengan baik.
14. Saya bersikap adil terhadap semuasiswa saat
KBM berlangsung
Lampiran 2
15. Saya bertindak tegas sesuai peraturan saat
mengajar.
16. Saya melakukan pengabsenan sebelum KBM
berlangsung.
17. Saya menunjukkan perhatian terhadap
kebersihan ruang kelas saat KBM berlangsung
18. Saya melakukan evaluasi hasilbelajar
19. Saya memberikan pretest dan posttest
20. Guru membuat soal ulangan sesuai dengan SK dan
KD
21. Saya memberi siswa tugas pekerjaan rumah
22. Saya melakukan remedial teaching
bagi siswa yang belum mencapai nilai minimal
23. Saya menggantikan tugas mengajar rekan kerja
jika di minta oleh kepala sekolah.
24. Saya memelihara kekompakkan dengan rekan
kerja.
25. Guru melakukan konsultasi dengan rekan kerja
tentang perkembangan belajar para siswa
26. Guru membuatkan analisis butir soal pada rekan
kerja yang belum paham
27. Saya menyusun buku bahan ajar.
28. Saya membuat alat peraga atau alat teknologi
tepat guna
29. Saya ikut serta dalam berorganisasi
30. Saya giat dalam mengikuti ajang lomba
kreativitas guru
HASIL ANGKET KINERJA GURU
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jumlah
1 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 141
2 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 142
3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 144
4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 139
5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 138
6 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 137
7 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 137
8 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 136
9 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 132
10 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 134
11 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 128
12 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 142
13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 146
14 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 144
15 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 142
16 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 142
17 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 144
18 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 137
19 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 139
20 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 140
21 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 138
22 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 139
23 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 140
24 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 142
25 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 142
26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 140
27 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 139
28 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 138
29 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 143
30 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 141
150 144 143 137 137 140 138 138 140 139 133 138 137 140 137 143 137 141 136 137 135 142 134 138 134 137 135 141 134 135 4186
Lam
piran
3
Hasil Angk Angket Mengenai Kepemimpinan Kepala Sekolah
NO.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jumlah
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 140
2 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 147
3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 148
4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 136
5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 141
6 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 137
7 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 137
8 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 130
9 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 124
10 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 124
11 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 119
12 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 3 4 4 4 3 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 133
13 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 143
14 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 147
15 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 142
16 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 146
17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 149
18 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 140
19 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 145
20 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 145
21 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 137
22 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 146
23 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 145
24 5 5 5 4 4 3 4 4 4 3 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 136
25 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 147
26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 148
27 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 139
28 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 140
29 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 143
30 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 144
149 144 142 136 139 141 139 139 141 141 136 137 138 141 138 144 139 142 136 138 139 141 137 140 136 139 139 144 138 145 4198
Lam
piran
4
Visi dan Misi Satuan Pendidikan
Madrasah Tsanawiah Negeri 8 Jakarta
Tahun Pelajaran 2013-2014
VISI
Berprestasi, Islami dan Populis
MISI
1. Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan
2. Mengaplikasikan pendekatan pembelajaran contextual, teaching dan
learning
3. Menciptakan suasana pembelajaran aktif, inovatif,a kreatif, efektif dan
menyenangkan
4. Mengembangkan model-model pembelajaran yang berbasis IT
5. Mengembangkan proses belajar mengajar bernuansa islami
6. Menjadikan agama islam sebagai ruh dan sumber nilai pengembangan
madrasah
7. Menjalin kerjasama dengan masyarakat, lingkungan dan instansi yang
concern terhadap masalah
8. Menjadikan orang tua peserta didik dan masyarakat sebagai mitra
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
:, .a%iwze %
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081
Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
No. Revisi: : 01
Hal 1t1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Nomor : Un.0 1/F. 1 /I(M .Al 3 / ..........12011Lamp" : -Hal : Bimbingan Skripsi
Tembusan:
1. Dekan FITK2. Mahasiswa ybs.
Saipulloh
1060 r 8200782
KI-Manaj ernen Pendidikan
Xru..HU
B UNG,{N KEPEM IMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN
Jakarta,l 9 Desernber 2012
Kepada Yth.
Drs. H. Mua'rif SAM. M.PdPembirnbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanU IN Syarif HidayatullahJakarta.
As s alamu' alaikwm wtw b.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing llll(materi/teknis) penulisan skipsi mahasiswa:
Nama
NIM
Jurusan
Semestel
Judul Skripsi
KTNER.TA GURU (STUDI DI MTS. NEGERI B JAKARTA)".
Judrrl tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 23 November2012 ,
abstraksiloatline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut.
Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pernbimbing menghubungi Jurusan
terlebih dahulu,
Birnbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang
selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja santa Saudara, kami ucapkan terima kasili.
ll/as s al amu' al ai ku m w r. w b.
I-Manaj emen Pendi dikan;,;; ,;
w"*-' tfif SAN41 71 99403005
ffi
KEMENTERIAN AGAMAMADRASAH TSANAWIYAH NEGERI B IAKARTA
(MTs. N B)
Jl. SeruniKomp. BTN Kresek Indah Kel. Duri Kosambi Kec. Cengkareng fakarta Barat 11750E-M@IL : [email protected]
Telp. (021) 545 1883NSM. 121.131.730.001
Faks. [021) 545 1883NPSN.20178153
NomorSifatLamp.
Hal
MTs. 09.4.8ff L.00 t 0, ( t201 4Penting
Pelaksanaan Penelitian
Kepada
Dekan Fakultas llmu Tarbiyah dan KependidikanUnivenitas lslam NegeriJakarta
Assalamu'alaikumWr. Wb
Yang bertandatangan dibawah ini:
Jakarta, 12 F ebruari 2014
Nama
NIP.
PangkaU GolJabatan
Unit Kerja
Dengan ini menerangkan bahwa:
NamaNIM
Jurusan
Semestcir
: Drs. H. A. MAWARDI, MM
:19631001 198803 1 005: Pembina Tk. 1/ lV.B; Kepala Madrasah: MTs NegeriS Cengkareng Jakarta Barat
:SAIPULLOH:16018200782: K1-Manajemen Pendidikan
: lV (empat belas )
Telah melakukan penelitian pada Madrasah Tsanawiyah Negeri 8 Cengkareng Jakarta
Baratdengan Judul"Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Knerja Guru
Studi di Madrasah Tsanawiyah Negeri I Cengkarcng JakartaBaraf.sejak tanggal,20
Agustus s.d. 28 Oktober 2013.
Demikian, Keterangan ini dibuat dengan sebenamya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
NrP. 19631001 198803 1 005
'6(!ll
trl)a
Jl oil(o
\trF{€
mt-{c)N2&
hlrEtn<z*F
lc'o-U)
o
,
- --f--*-
7'
-1
z(5
tllF(nfrlFizlrl.1 LJlraLl4&es93.Soa4
?ff=Fl/4z9<trGz,caEHIn.
aFsz
\-t
cr)
Oc{:f-?tr)
cgc$(!-)
rooOcoc)@@O)
OOrco(o.o)
/.: I.iol\i
)i
:1i;jl
+';:.:l
.e.l
!qaci(!E3o\l(0E
^A