KEPUTUSAN BUPATI LAMPUNG TENGAH - Biro … TENGAH... · Web viewBadan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang

LEMBARAN DAERAHKABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Nomor 08 Tahun 2011 Seri D Nomor 01

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

NOMOR 08 TAHUN 2011

T E N T A N G

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH NOMOR 12 TAHUN

2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN

LAMPUNG TENGAH

DITERBITKAN OLEH BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN

LAMPUNG TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Nomor 08 Tahun 2011 Seri D Nomor 012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAHNOMOR 08 TAHUN 2011

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG

PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAMPUNG TENGAH,

Menimbang : a. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lampung Tengah sebagai implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, setelah dilakukan evaluasi kelembagaan perlu dilakukan peninjauan kembali sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. bahwa dari hasil evaluasi dan peninjauan kembali sebagaimana dimaksud huruf a di atas, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lampung Tengah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1091) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821);

2. Undang-Undang Nomor 08 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemeritahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4660);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4018) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4194);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5055);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42 Tambahan Lembaran Negara Repulik Indonesia Nomor 4828);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 06 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 09, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5094);

15. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2010;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Propinsi dan Kabupaten/kota;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Pengurus Korp Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia Propinsi dan Kabupaten Kota;

20. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah Nomor 11 Tahun 2007 tentang Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Tengah (Lembaran Daerah Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2007 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lampung Tengah Nomor 03).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

danBUPATI LAMPUNG TENGAH

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lampung Tengah, diubah sebagai berikut :

1. Ketentuan Pasal 3 diubah, sehingga seluruhnya menjadi berbunyi sebagai berikut :

Pasal 3

Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 terdiri dari:

a. Sekretariat Daerah;

b. Sekretariat DPRD;

c. Dinas Daerah, terdiri dari :

1. Dinas Pendidikan;2. Dinas Kesehatan;3. Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan

Hortikultura;

4. Dinas Peternakan dan Perikanan;

5. Dinas Kehutanan dan Perkebunan;

6. Dinas Perindustrian dan Perdagangan;

7. Dinas Koperasi dan UKM;

8. Dinas Pasar;

9. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

10. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

11. Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata;

12. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;

13. Dinas Bina Marga;

14. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang;

15. Dinas Pengairan;

16. Dinas Pendapatan Daerah;

17. Dinas Pertambangan dan Energi.

d. Lembaga Teknis Daerah terdiri dari:

1. Inspektorat;2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;3. Badan Kepegawaian Daerah;4. Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah;5. Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak;6. Badan Pemberdayaan Masyarakat

Kampung/Kelurahan;7. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah;8. Badan Lingkungan Hidup;9. Badan Ketahanan Pangan;

10. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik;11. Rumah Sakit Umum Daerah Demang Sepulau

Raya;12. Satuan Polisi Pamong Praja;13. Kantor Arsip dan Perpustakaan.

e. Staf Ahli Bupati

f. Lembaga Lain sebagai Bagian dari Perangkat Daerah, terdiri dari:1. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan

Perizinan Terpadu;

2. Sekretariat Dewan Pengurus Korps Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia;

3. Badan Penanggulangan Bencana Daerah;4. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian,

Perikanan dan Kehutanan;

2. Ketentuan Bab III Paragraf 1 Pasal 5 ayat (1) diubah, sehingga seluruhnya menjadi berbunyi sebagai berikut:

Pasal 5

(1) Susunan Organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari:a. Sekretaris Daerah:b. Asisten Bidang Pemerintahan, membawahi :

1. Bagian Tata Pemerintahan, membawahi :

a) Sub Bagian Tata Pemerintahan Umum;

b) Sub Bagian Otonomi Daerah;c) Sub Bagian Pengembangan Daerah;

2. Bagian Hukum, membawahi:a) Sub Bagian Perundang-Undangan; b) Sub Bagian Bantuan Hukum;c) Sub Bagian Dokumentasi Hukum.

3. Bagian Pertanahan, membawahi:

a) Sub Bagian Administrasi dan Pendataan Tanah;

b) Sub Bagian Penyelesaian Permasalahan Tanah.

c. Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan, membawahi:1. Bagian Administrasi Pembangunan,

membawahi:a) Sub Bagian Penyusunan Program;b) Sub Bagian Pengendalian Program;c) Sub Bagian Pelaporan.

2. Bagian Perekonomian, membawahi:a) Sub Bagian Ekonomi Kerakyatan dan

Kemitraan; b) Sub Bagian Jasa Produksi; c) Sub Bagian Sarana Perekonomian.

d. Asisten Bidang Kesejahteraan Rakyat, membawahi:1. Bagian Kesejahteraan Rakyat,

membawahi:a) Sub Bagian Kesejahteraan Rakyat;b) Sub Bagian Agama, Pendidikan dan

Kebudayaan;c) Sub Bagian Pemuda dan Olahraga.

2. Bagian Organisasi, membawahi:a) Sub Bagian Ketatalaksanaan;b) Sub Bagian Kelembagaan;c) Sub Bagian Analisis Jabatan dan

Kepegawaian.

3. Bagian Protokol, membawahi:a) Sub Bagian Tata Usaha Pimpinan; b) Sub Bagian Acara dan Perjalanan

Dinas.

e. Asisten Bidang Administrasi, membawahi:1. Bagian Tata Usaha Keuangan Sekretariat

Daerah, membawahi:a) Sub Bagian Anggaran; b) Sub Bagian Perbendaharaan dan

Belanja Pegawai;c) Sub Bagian Pembukuan.

2. Bagian Administrasi Perlengkapan Sekretariat Daerah, membawahi :a) Sub Bagian Pengadaan dan

Standarisasi;b) Sub Bagian Penyimpanan dan

Distribusi; c) Sub Bagian Penilaian Aset.

3. Bagian Umum, membawahi : a) Sub Bagian Tata Usaha;b) Sub Bagian Pemeliharaan Gedung dan

Peralatan; c) Sub Bagian Pengelolaan Kendaraan.

4. Bagian Hubungan Masyarakat , membawahi:a) Sub Bagian Pemberitaan dan

Komunikasi;b) Sub Bagian Sandi;

c) Sub Bagian Pengumpulan Informasi dan Dokumentasi;

f. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai bidang keahlian dan keterampilannya.

(2) Asisten-Asisten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,c,d dan e masing-masing dipimpin oleh seorang Asisten yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris Daerah.

(3) Bagian-bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,c,d dan e masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Asisten Sekretaris Daerah yang bersangkutan.

(4) Sub Bagian-Sub Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,c,d dan e, masing-masing dipimpin seorang kepala Sub Bagian, yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian yang bersangkutan.

(5) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior sebagai ketua kelompok dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Daerah.

(6) Bagan Struktur Organisasi Sekretariat Daerah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.


Pasal 10

(1) Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, terdiri dari :

a. Kepala Dinas.b. Sekretariat, membawahi:

1) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan; 2) Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan;3) Sub Bagian umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Sarana dan Fasilitas Pendidikan, membawahi:1) Seksi Sarana dan Fasilitas Pendidikan;2) Seksi Pengumpulan, Pengolahan Data dan

Penyajian Informasi;3) Seksi Monitoring dan Evaluasi.

d. Bidang Pendidikan Dasar, membawahi:1) Seksi TK/SD/ SDLB;2) Seksi SMP/SMPLB;3) Seksi Kurikulum dan Mutu Pembelajaran.

e. Bidang Pendidikan Menengah, membawahi:1) Seksi SMA/SMALB;2) Seksi SMK;3) Seksi Kurikulum dan Mutu Pembelajaran.

f. Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Non

Formal dan Informal, membawahi:1) Seksi Pendidikan Anak Usia Dini;2) Seksi Kesetaraan dan Keaksaraan;3) Seksi Pendidikan Masyarakat dan

Kelembagaan.

g. Unit Pelaksana Teknis Dinas

h. Kelompok Jabatan Fungsional

(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dipimpin oleh seorang Sekretaris Dinas

yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

(3) Bidang-Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,d dan e masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(4) Sub Bagian-Sub Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, masing-masing dipimpin seorang kepala Sub Bagian, yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas.

(5) Seksi-Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,d dan e masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepala Bidang yang bersangkutan.


(7) Bagan Struktur Organisasi Dinas Pendidikan sebagaimana tercantum pada Lampiran III Peraturan Daerah ini.


Pasal 12

(1) Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, membawahi :

a. Kepala Dinas.

b. Sekretariat, membawahi: 1) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan;2) Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan;3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi:1) Seksi Kesehatan Keluarga;2) Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat;3) Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan

Rujukan.

d. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, membawahi:1) Seksi Pengendalian Wabah dan Bencana;2) Seksi Pengendalian dan Pemberantasan

Penyakit;3) Seksi Penyehatan Lingkungan dan

Kesehatan Matra.

e. Bidang Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat, membawahi:1) Seksi Promosi Kesehatan; 2) Seksi Pemberdayaan Masyarakat Sehat;3) Seksi Pengembangan Tenaga Kesehatan.

f. Bidang Obat dan Perbekalan Kesehatan, membawahi:

1) Seksi Farmasi;2) Seksi Pengawasan Obat dan Makanan Minuman;3) Seksi Alat Kesehatan.

g. Unit Pelaksana Teknis Dinas.

h. Kelompok Jabatan Fungsional.



(3) Bidang-Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,c,d dan e masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.




(7) Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan sebagaimana tercantum pada Lampiran IV Peraturan Daerah ini.


Pasal 14

(1) Susunan Organisasi Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura, terdiri dari:


1) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan;2) Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan;3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Tanaman Pangan membawahi:1) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi;2) Seksi Budidaya dan Perlindungan;3) Seksi Pengolahan dan Pemasaran.

d. Bidang Bina Usaha Pertanian, membawahi:1) Seksi Kelembagaan Usaha Pertanian;2) Seksi Pengolahan Hasil dan Pemasaran;3) Seksi Pengembangan Usaha dan

Permodalan.

e. Bidang Hortikultura, membawahi:1) Seksi Perbenihan dan sarana Produksi; 2) Seksi Budidaya dan Perlindungan;3) Seksi Pengolahan dan Pemasaran.

f. Bidang Rehabilitasi dan Pengembangan Lahan, membawahi:1) Seksi Perlindungan Tanaman; 2) Seksi Perluasan Areal dan Rehabilitasi

Lahan;3) Seksi P3A.

g. Unit Pelaksana Teknis Dinas








(7) Bagan Struktur Organisasi Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.


Pasal 16

(1) Susunan Organisasi Dinas Peternakan dan Perikanan, terdiri dari :

a. Kepala Dinas.

b. Sekretariat, membawahi: 1) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan; 2) Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan;3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Bina Produksi Peternakan, membawahi:1) Seksi Pengembangan dan Budidaya;2) Seksi Pembibitan dan Teknologi;3) Seksi Kesehatan Hewan.

d. Bidang Bina Usaha Peternakan, membawahi:1) Seksi Sumberdaya Ternak;2) Seksi Kesmavet;3) Seksi Sarana dan Pelayanan Kesehatan Hewan.

e. Bidang Bina Produksi Perikanan, membawahi:1) Seksi Budidaya Perikanan; 2) Seksi Pengendalian Sumber Daya Perikanan;3) Seksi Kesehatan Ikan.

f. Bidang Bina Usaha Perikanan, membawahi :1) Seksi Sumber Daya Perikanan;2) Seksi Pelayanan Usaha;3) Seksi Agribisnis.



(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dipimpin oleh seorang Sekretaris Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.





(7) Bagan Struktur Organisasi Dinas Peternakan dan Perikanan sebagaimana tercantum pada Lampiran VI Peraturan Daerah ini.

7. Ketentuan Pasal 18 diubah, sehingga seluruhnya menjadi berbunyi sebagai berikut:

Pasal 18

(1) Susunan Organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan, terdiri dari:

a. Kepala Dinas.

b. Sekretariat, membawahi :


c. Bidang Perlindungan, membawahi:1) Seksi Pengamatan Hutan, Hasil Hutan dan

Kebun;2) Seksi Pengendalian Organisme Pengganggu

Tanaman (OPT).

d. Bidang Rehabilitasi Hutan dan Lahan, membawahi :1) Seksi Penataan dan Pengelolaan kawasan

Hutan;2) Seksi Penghijauan;3) Seksi Perhutanan Sosial.

e. Bidang Perkebunan, membawahi:1) Seksi Penyiapan Lahan, Pembenihan dan

Pembibitan;2) Seksi Intensifikasi, Ekstensifikasi dan

Diversifikasi Tanaman;3) Seksi Saprodi dan Mesin.

f. Bidang Bina Usaha, membawahi:1) Seksi Pengolahan, Peredaran, dan Pemasaran

Hasil;2) Seksi Kemitraan dan Aneka Usaha.








(7) Bagan Struktur Organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan sebagaimana tercantum pada Lampiran VII Peraturan Daerah ini.

8. Ketentuan Sub Bagian Keenam, Pasal 19 dan Pasal 20 diubah, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut :

Sub Bagian KeenamDinas Perindustrian Dan Perdagangan

Paragraf 1Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 19(1) Dinas Perindustrian dan Perdagangan merupakan

unsur pelaksana tugas Bupati, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintahan di bidang Perindustrian dan Perdagangan

berdasarkan asas otonomi yang menjadi kewenangan, dan tugas pembantuan.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis di bidang Perindustrian dan Perdagangan;

b. penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Perindustrian dan Perdagangan;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Perindustrian dan Perdagangan;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati di bidang Perindustrian dan Perdagangan;

e. pelayanan administratif.

Paragraf 2

Susunan Organisasi

Pasal 20

(1) Susunan Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan, terdiri dari :a. Kepala Dinas.b. Sekretariat, membawahi:

1) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan; 2) Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan;3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Industri Agro Kimia, membawahi :1) Seksi Sarana Industri Agro Kimia;2) Seksi Bina Usaha dan Produksi Industri Agro

Kimia;

3) Seksi Hukum dan Iklim Usaha.

d. Bidang Industri Kecil / Rumah Tangga, membawahi :1) Seksi Sarana Industri Logam dan Aneka;2) Seksi Bina Usaha Industri Kecil / Rumah

Tangga;3) Seksi Promosi, Informasi dan Kerjasama

Industri.

e. Bidang Bina Usaha Perdagangan, membawahi ;1) Seksi Pendaftaran Perusahaan;2) Seksi Usaha dan Sarana Perdagangan;3) Seksi Perdagangan Produk Dalam Negeri.

f. Bidang Perlindungan Konsumen dan Pengawasan Barang Beredar, membawahi :1) Seksi Pengadaan dan Penyaluran Barang dan

Jasa;2) Seksi Pengawasan dan Penyuluhan Barang

Beredar;3) Seksi Perlindungan Konsumen dan

Kemetrologian.




(3) Bidang-Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,d dan e masing-masing dipimpin oleh seorang

Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.




(7) Bagan Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan sebagaimana tercantum pada Lampiran VIII Peraturan Daerah ini.


Pasal 22

(1) Susunan Organisasi Dinas Koperasi dan UKM, terdiri dari :

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat, membawahi:

1) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan

2) Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan

3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

c. Bidang Kelembagaan Koperasi , membawahi :

1) Seksi Organisasi dan Badan Hukum Koperasi

2) Seksi Ketatalaksanaan Koperasi

3) Seksi Pengendalian dan Akuntabilitas Koperasi

d. Bidang Usaha Koperasi, membawahi :

1) Seksi Bina Usaha Produksi dan Aneka Jasa Koperasi

2) Seksi Pemasaran dan Jaringan Usaha Koperasi

3) Seksi Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Koperasi

e. Bidang Fasilitasi Pembiayaan Koperasi, membawahi :

1) Seksi Pengembangan dan Pengendalian Koperasi Jasa Keuangan Pola Konvensional

2) Seksi Pengembangan dan Pengendalian Koperasi Jasa Keuangan Pola Syariah.

3) Seksi Fasilitasi Permodalan dan Pembiayaan Usaha Koperasi

f. Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, membawahi :

1) Seksi Tatalaksana Usaha Kecil dan Menengah;

2) Seksi Bina Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;

3) Seksi Pendanaan dan Pengendalian Usaha Kecil dan Menengah.






(5) Seksi-Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,c,d dan e masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepala Bidang yang bersangkutan.


(7) Bagan Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan UKM sebagaimana tercantum pada Lampiran IX Peraturan Daerah ini.

10. Ketentuan Sub Bagian Kedelapan, Pasal 23 dan 24 diubah, sehingga seluruhnya menjadi berbunyi sebagai berikut :

Sub Bagian Kedelapan

Dinas Pasar

Paragraf 1

Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 23

(1) Dinas Pasar merupakan unsur pelaksana tugas Bupati mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintahan di bidang Pasar berdasarkan asas otonomi yang menjadi kewenangan, dan tugas pembantuan.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Dinas Pasar mempunyai fungsi:a. perumusan kebijakan teknis di bidang Pasar; b. penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan

pelayanan umum di bidang Pasar; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Pasar; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati

di bidang Pasar; e. pelayanan administratif.

Paragraf 2Susunan Organisasi

Pasal 24

(1) Susunan Organisasi Dinas Pasar, terdiri dari :



c. Bidang Ketentraman, Ketertiban dan Pembinaan Pedagang, membawahi:1) Seksi Ketentraman dan Ketertiban Pasar;2) Seksi Pembinaan Pedagang.

d. Bidang Pembangunan dan Pemeliharaan, membawahi:1) Seksi Pembangunan Pasar;

2) Seksi Pemeliharaan Bangunan.e. Bidang Pendapatan, membawahi:

1) Seksi Pendataan dan Penetapan Retribusi; 2) Seksi Penagihan Retribusi.3) Seksi Pembukuan dan Pelaporan.

f. Bidang Kebersihan Pasar, membawahi:1) Seksi Pemeliharaan dan Pembinaan Petugas

Kebersihan Pasar;2) Seksi Sarana dan Prasarana Kebersihan Pasar.








(7) Bagan Struktur Organisasi Dinas Pasar sebagaimana tercantum pada Lampiran X Peraturan Daerah ini.


Pasal 26

(1) Susunan Organisasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, terdiri dari :

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat, membawahi: 1) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan 2) Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

c. Bidang Kesejahteraan Sosial , membawahi:1) Seksi Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial 2) Seksi Bantuan dan Jaminan Sosial3) Seksi Pengembangan dan Pemberdayaan Sosial

d. Bidang Penempatan dan Pelatihan Tenaga Kerja, membawahi:1) Seksi Informasi dan Penempatan Tenaga Kerja2) Seksi Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja3) Seksi Perluasan Kerja

e. Bidang Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan, membawahi:1) Seksi Pengawasan Norma Ketenagakerjaan2) Seksi Pengawasan Norma Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan3) Seksi Pembinaan dan Mediasi Perselisihan

Hubungan Industrial

f. Bidang Transmigrasi, membawahi:1) Seksi Pengerahan, Pendaftaran dan Seleksi 2) Seksi Pendidikan, Pelatihan dan Pemindahan








(7) Bagan Struktur Organisasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagaimana tercantum pada Lampiran XI Peraturan Daerah ini.

12. Ketentuan Sub Bagian Kesepuluh, Pasal 27 dan Pasal 28 diubah, sehingga seluruhnya menjadi berbunyi sebagai berikut:

Sub Bagian KesepuluhDinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil


Pasal 27

(1) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksana tugas Bupati mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintahan di bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil berdasarkan asas otonomi yang menjadi kewenagan, dan tugas pembantuan.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis di bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

b. penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati di bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil;


Paragraf 2

Susunan Organisasi

Pasal 28

(1) Susunan Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, terdiri dari :

a. Kepala Dinas

b. Sekretaris, membawahi:

1) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan;

2) Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan;

3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Pendaftaran Penduduk, membawahi:

1) Seksi Identitas Penduduk;

2) Seksi Perpindahan Penduduk;

3) Seksi Penduduk Rentan.

d. Bidang Catatan Sipil, membawahi:

1) Seksi Pencatatan Kelahiran dan Kematian;

2) Seksi Pencatatan Perkawinan dan Perceraian;

3) Seksi Perubahan dan Mutasi Data Akta.

e. Bidang Pengolahan Data dan Informasi Kependudukan, membawahi:

1) Seksi Dukungan Teknis;

2) Seksi Pengembangan Aplikasi;

3) Seksi Analisa Data dan Pelayanan Informasi.

f. Bidang Penyuluhan, Pengawasan, Pengusutan dan Dokumen, membawahi:1) Seksi Penyuluhan; 2) Seksi Pengawasan dan Pengusutan;3) Seksi Pengelolaan Dokumen.






(5) Seksi-Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, d dan e masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepala Bidang yang bersangkutan.


(7) Bagan Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lampung Tengah

sebagaimana tercantum pada Lampiran XII Peraturan Daerah ini.

13.Ketentuan Sub Bagian Kesebelas, Pasal 29 dan Pasal 30 diubah, sehingga seluruhnya menjadi berbunyi sebagai berikut :

Sub Bagian Kesebelas

Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan Dan Pariwisata

Paragraf 1


Pasal 29

(1) Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata merupakan unsur pelaksana tugas Bupati, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintahan di bidang Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata berdasarkan asas otonomi yang menjadi kewenangan, dan tugas pembantuan.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis di bidang Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata;

b. penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati di bidang Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata;


Paragraf 2

Susunan OrganisasiPasal 30

(1) Susunan Organisasi Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata terdiri dari :

a. Kepala Dinas


c. Bidang Pemuda dan Olahraga, membawahi: 1) Seksi Kepemudaan;2) Seksi Olah Raga;3) Seksi Sarana dan Prasarana Olah Raga.

d. Bidang Pemasaran dan Penyuluhan Pariwisata, membawahi:

1) Seksi Pemasaran dan Promosi Wisata; 2) Seksi Bimbingan dan Penyuluhan Wisata;3) Seksi Pelayanan Informasi dan Usaha Wisata.

e. Bidang Pengembangan Pariwisata, membawahi: 1) Seksi Obyek Wisata2) Seksi Sarana dan Akomodasi Wisata3) Seksi Atraksi Wisata dan Hiburan Umum

f. Bidang Seni Budaya, membawahi:

1) Seksi Seni Budaya2) Seksi Sarana dan Prasarana Seni Budaya3) Seksi Nilai Sejarah, Nitra, Muskala, Bahasa dan

Sastra








(7) Bagan Struktur Organisasi Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata sebagaimana tercantum pada Lampiran XIII Peraturan Daerah ini.

14. Ketentuan Sub Bagian Keduabelas, Pasal 31 dan Pasal 32 diubah, sehingga seluruhnya menjadi berbunyi sebagai berikut :

Sub Bagian Keduabelas

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Paragraf 1


Pasal 31

(1) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika merupakan unsur pelaksana tugas Bupati, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintahan di bidang Perhubungan, Komunikasi dan Informatika berdasarkan asas otonomi yang menjadi kewenangan, dan tugas pembantuan.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika mempunyai fungsi :a. perumusan kebijakan teknis di bidang

Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; b. penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan

dan pelayanan umum di bidang Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati di bidang Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;


Pasal 32

(1) Susunan Organisasi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika terdiri dari :

a. Kepala Dinas.


c. Bidang Perhubungan Darat, membawahi: 1) Seksi Lalu Lintas 2) Seksi Angkutan3) Seksi Pengendalian Operasional

d. Bidang Teknik Sarana dan Prasarana, membawahi: 1) Seksi Teknik Sarana2) Seksi Teknik Prasarana3) Seksi Keselamatan Transportasi

e. Bidang Komunikasi dan Informatika, membawahi: 1) Seksi Pos dan Telekomunikasi;2) Seksi Aplikasi Telematika;3) Seksi Sarana Komunikasi dan Diseminasi

Informatika;

f. Bidang Perhubungan Sungai dan Udara, membawahi :1) Seksi Sarana Angkutan Perairan;2) Seksi Pelayanan Kepelabuhanan Sungai;3) Seksi Perhubungan Udara.








(7) Bagan Struktur Organisasi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika sebagaimana tercantum pada Lampiran XIV Peraturan Daerah ini.


Pasal 34

(1) Susunan Organisasi Dinas Bina Marga, terdiri dari :



c. Bidang Pembangunan, membawahi:1) Seksi Pembangunan Jalan; 2) Seksi Peningkatan Jalan;3) Seksi Pembangunan Jembatan.

d. Bidang Pemeliharaan, membawahi:1) Seksi Pemeliharaan Jalan;2) Seksi Pemeliharaan Jembatan;3) Seksi Pemanfaatan dan Perizinan Jalan.

e. Bidang Jalan Kota, membawahi:1) Seksi Pembangunan Jalan Kota;2) Seksi Pemeliharaan Jalan Kota;3) Seksi Peningkatan Jalan Kota.

f. Bidang Pengendalian Operasional, membawahi:1) Seksi Penyuluhan dan Program;2) Seksi Perancangan Teknis;3) Seksi Pengujian Tanah, Bahan dan Leger Jalan.








(7) Bagan Struktur Organisasi Dinas Bina Marga sebagaimana tercantum pada Lampiran XV Peraturan Daerah ini.

16. Ketentuan Sub Bagian Keempatbelas, Pasal 35 dan Pasal 36 diubah, sehingga seluruhnya menjadi berbunyi sebagai berikut :

Sub Bagian Keempatbelas

Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang

Paragraf 1


Pasal 35

(1) Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang merupakan unsur pelaksana tugas Bupati mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintahan di bidang Cipta Karya dan Tata Ruang berdasarkan asas otonomi yang menjadi kewenangan, dan tugas pembantuan.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Cipta Karya dan Tata Ruang;

b. Penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Cipta Karya dan Tata Ruang;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Cipta Karya dan Tata Ruang;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati di bidang Cipta Karya dan Tata Ruang;

e. Pelayanan administratif.

Paragraf 2

Susunan Organisasi

Pasal 36

(1) Susunan Organisasi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang terdiri dari :

a. Kepala Dinas


c. Bidang Perumahan dan Permukiman, membawahi:1) Seksi Perumahan; 2) Seksi Penyehatan Lingkungan;3) Seksi Operasional dan Pengendalian.

d. Bidang Tata Bangunan, membawahi:1) Seksi Pengaturan dan Pengendalian Bangunan;2) Seksi Pembangunan Gedung;3) Seksi Pemeliharaan Gedung.

e. Bidang Kebersihan dan Pertamanan, membawahi:1) Seksi Kebersihan Pemukiman;2) Seksi Pertamanan; 3) Seksi Pemakaman.

f. Bidang Tata Ruang, Perkotaan dan Air Bersih membawahi:

1) Seksi Tata Ruang;2) Seksi Tata Kota;3) Seksi Pengelolaan Air Bersih.








(7) Bagan Struktur Organisasi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang sebagaimana tercantum pada Lampiran XVI Peraturan Daerah ini.

17. Ketentuan Sub Bagian Kelimabelas, Pasal 37 dan Pasal 38 diubah, sehingga seluruhnya menjadi berbunyi sebagai berikut :

Sub Bagian Kelimabelas

Dinas Pengairan

Paragraf 1


Pasal 37

(1)Dinas Pengairan merupakan unsur pelaksana tugas Bupati mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintahan di bidang Pengairan berdasarkan asas otonomi yang menjadi kewenangan, dan tugas pembantuan.

(2)Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Dinas Pengairan mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pengairan;

b. Penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Pengairan;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Pengairan;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati di bidang Pengairan;


Paragraf 2

Susunan Organisasi

Pasal 38

(1) Susunan Organisasi Dinas Pengairan, terdiri dari :

a. Kepala Dinas


c. Bidang Operasi dan Pemeliharaan Irigasi, membawahi:

1) Seksi Perencanaan Operasi dan Pemeliharaan; 2) Seksi Operasi Irigasi;3) Seksi Pemeliharaan Irigasi.

d. Bidang Pengembangan dan Pembangunan Irigasi, membawahi:1) Seksi Perencanaan Teknik Irigasi2) Seksi Pembangunan dan Peningkatan Irigasi3) Seksi Rehabilitasi Irigasi

e. Bidang Sumber Daya Air, membawahi:1) Seksi Perencanaan Sumber Daya Air2) Seksi Pengembangan dan Pembinaan Daerah

Rawa3) Seksi Pembangunan dan Pengamanan Sumber

Daya Air








(7) Bagan Susunan Organisasi Dinas Pengairan sebagaimana tercantum dalam lampiran XVII Peraturan Daerah ini

18. Ketentuan Sub Bagian Keenambelas, Pasal 39 dan Pasal 40 diubah, sehingga seluruhnya menjadi berbunyi sebagai berikut :

Sub Bagian Keenambelas

Dinas Pendapatan Daerah

Paragraf 1


Pasal 39(1) Dinas Pendapatan Daerah merupakan unsur pelaksana

tugas Bupati, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintahan di bidang Pendapatan Daerah berdasarkan asas otonomi yang menjadi kewenangan, dan tugas pembantuan.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Dinas Pendapatan Daerah mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pendapatan Daerah ;

b. Penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Pendapatan Daerah ;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Pendapatan Daerah;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati di bidang Pendapatan Daerah;


Paragraf 2

Susunan Organisasi

Pasal 40

(1) Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah, terdiri dari :

a. Kepala Dinas.


c. Bidang Pajak dan Retribusi membawahi:1) Seksi Pajak; 2) Seksi Retribusi;3) Seksi Analisis Evaluasi dan Pengembangan

Potensi PAD. d. Bidang Pendaftaran dan Pendataan, membawahi:

1) Seksi Pendaftaran; 2) Seksi Pendataan;3) Seksi Pengolahan Data dan Dokumentasi.

e. Bidang Penetapan dan Penagihan, membawahi:1) Seksi Penetapan; 2) Seksi Penagihan;3) Seksi Perhitungan, Angsuran dan Penerbitan.

f. Bidang Pembukuan, membawahi:1) Seksi Pembukuan dan Penerimaan;2) Seksi Pelaporan;3) Seksi Pembukuan Persediaan Benda Berharga

dan Penerimaan Lain-Lain.








(7) Bagan Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah sebagaimana tercantum pada Lampiran XVIII Peraturan Daerah ini.

19. Ketentuan Sub Bagian Ketujuhbelas, Pasal 41 dan Pasal 42 diubah, sehingga seluruhnya menjadi berbunyi sebagai berikut :

Sub Bagian KetujuhbelasDinas Pertambangan Dan Energi


Pasal 41

(1) Dinas Pertambangan dan Energi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan Daerah di bidang Pertambangan dan Energi.

(2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Dinas Pertambangan dan Energi melaksanakan fungsi :a. perumusan kebijakan teknis di bidang

Pertambangan dan Energib. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan

pelayanan umum di bidang Pertambangan dan Energi

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Pertambangan dan Energi

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati di bidang Pertambangan dan


Paragraf 2

Susunan Organisasi

Pasal 42

(1) Susunan Organisasi Dinas Pertambangan dan Energi, terdiri dari :

a. Kepala Dinas



c. Bidang Migas dan Ketenagalistrikan membawahi:1) Seksi Ketenagalistrikan; 2) Seksi Migas.

d. Bidang Pertambangan, terdiri dari:1) Seksi Pengusahaan Pertambangan; 2) Seksi Pengawasan Pertambangan.

e. Bidang Geologi dan Sumberdaya Mineral, terdiri dari :1) Seksi Geologi Umum dan Pemetaan;2) Seksi Sumberdaya Mineral.


h. Kelompok Jabatan Fungsional.(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

b dipimpin oleh seorang Sekretaris Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.





(7) Bagan Susunan Organisasi Dinas Pertambangan dan Energi sebagaimana tercantum dalam lampiran XIX Peraturan Daerah ini

20.Ketentuan Pasal 45 diubah, sehingga seluruhnya menjadi berbunyi sebagai berikut :

Pasal 45

(1) Susunan Organisasi Inspektorat, terdiri dari:

a. Inspektur.

b. Sekretariat membawahi: 1) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan.2) Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan.3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Inspektur Pembantu Wilayah I, membawahi:1) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang

Pembangunan 2) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang

Pemerintahan3) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang

Kemasyarakatan

d. Inspektur Pembantu Wilayah II, membawahi:1) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang

Pembangunan

2) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan

3) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan

e. Inspektur Pembantu Wilayah III, membawahi:1) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang

Pembangunan 2) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang

Pemerintahan3) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang

Kemasyarakatan

f. Inspektur Pembantu Wilayah IV, membawahi:1) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang

Pembangunan; 2) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang

Pemerintahan;3) Seksi Pengawas Pemerintah Bidang

Kemasyarakatan.

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Inspektur Kabupaten.

(3) Inspektorat Pembantu Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,d,e dan f masing-masing dipimpin oleh seorang Inspektur Pembantu yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Inspektur.

(4) Sub Bagian-Sub Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, masing-masing dipimpin seorang kepala Sub Bagian, yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Inspektorat.

(5) Seksi-Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,c,d dan e masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepala Inspektorat Pembantu yang bersangkutan.


(7) Bagan Struktur Organisasi Inspektorat sebagaimana tercantum pada Lampiran XX Peraturan Daerah ini.


Pasal 47

(1) Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, terdiri dari:

a. Kepala Badan.

b. Sekretariat, membawahi:1) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan;2 Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan;3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Sarana dan Prasarana, membawahi :1) Sub Bidang Perhubungan dan Kebinamargaan. 2) Sub Bidang Pengairan dan Keciptakaryaan.

d. Bidang Perekonomian, membawahi :1) Sub Bidang Agribisnis;2) Sub Bidang Industri dan Sumberdaya Alam.

e. Bidang Sosial dan Budaya, membawahi :1) Sub Bidang Kependudukan dan Sumberdaya

Manusia;2) Sub Bidang Kesejahteraan Rakyat dan

Kebudayaan.

f. Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pembangunan, membawahi :1) Sub Bidang Pengendalian Pembangunan dan

Statistik 2) Sub Bidang Pemantauan Pembangunan dan

Pelaporan

g. Bidang Penelitian dan Pengembangan:1) Sub Bidang Pemerintahan dan Kemasyarakatan;2) Sub Bidang SDA, Teknologi Pengembangan

Perekonomian dan Keuangan.

h. Unit Pelaksana Teknis

i. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala BAPPEDA.

(3) Bidang-Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,d,e dan f masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BAPPEDA.

(4) Sub Bagian-Sub Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, masing-masing dipimpin seorang kepala Sub Bagian, yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris BAPPEDA.

(5) Sub Bidang-Sub Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,c,d dan e masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepala Kepala Bidang yang bersangkutan.

(6) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior sebagai ketua kelompok dan bertanggung jawab kepada Sekretaris BAPPEDA.

(7) Bagan Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagaimana tercantum pada Lampiran XXI Peraturan Daerah ini.


Pasal 49

(1) Susunan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah, terdiri dari :

a. Kepala Badan.b. Sekretariat, membawahi:


c. Bidang Pengadaan dan Mutasi Pegawai, membawahi : 1) Sub Bidang Pengadaan dan Penempatan

Pegawai; 2) Sub Bidang Kepangkatan dan Penggajian.

d. Bidang Pengembangan Pegawai, membawahi:1) Sub Bidang Promosi Jabatan;

2) Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai.

e. Bidang Dokumentasi dan Informasi Kepegawaian, membawahi :1) Sub Bidang Data dan Dokumentasi

Kepegawaian;2) Sub Bidang Penyajian, Pelaporan Data dan

Informasi Pegawai.

f. Bidang Pembinaan dan Pemberhentian Pegawai, membawahi 1) Sub Bidang Pembinaan Disiplin dan

Kesejahteraan Pegawai;2) Sub Bidang Pemberhentian dan Pensiun

Pegawai.

g. Unit Pelaksana Teknis


(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan.

(3) Bidang-Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,d,e dan f masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.

(4) Sub Bagian-Sub Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, masing-masing dipimpin seorang kepala Sub Bagian, yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Badan.


(6) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior sebagai ketua kelompok dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Badan.

(7) Bagan Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah sebagaimana tercantum pada Lampiran XXII Peraturan Daerah ini.


Pasal 51

(1) Susunan Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah, terdiri dari :

a. Kepala Badan.



c. Bidang Penjenjangan, membawahi:1) Sub Bidang Penjenjangan Umum dan Dasar;

2) Sub Bidang Penjenjangan Menengah.

d. Bidang Pendidikan dan Pelatihan Fungsional dan Teknis membawahi:1) Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan

Fungsional Pemerintahan dan Teknis Subtantif;2) Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan

Fungsional Umum, Teknis Umum dan Administrasi/Manajemen.

e. Bidang Sarana dan Hubungan Antar Lembaga, membawahi:

1) Sub Bidang Pengelolaan Sarana;2) Sub Bidang Kerjasama dan Penyelenggaraan.

f. Unit Pelaksana Teknis







(7) Bagan Struktur Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah sebagaimana tercantum pada Lampiran XXIII Peraturan Daerah ini.

24. Ketentuan Sub Bagian Kelima, Pasal 52 dan Pasal 53 diubah, sehingga seluruhnya menjadi berbunyi sebagai berikut :

Sub Bagian Kelima

Badan Keluarga Berencana , Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Paragraf 1


Pasal 52

(1) Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang keluarga berencana, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

(2) dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mempunyai fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis di bidang Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan di bidang Badan Keluarga Berencana , Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati di bidang Badan Keluarga Berencana , Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;


Paragraf 2

Susunan Organisasi

Pasal 53

(1) Susunan Organisasi Badan Keluarga Berencana , Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,terdiri dari:a. Kepala Badan.

b. Sekretariat membawahi:1) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan;2) Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan;3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Keluarga Sejahtera, membawahi:1) Sub Bidang Pemberdayaan Ekonomi dan

Ketahanan Keluarga;

2) Sub Bidang Institusi, Komunikasi dan Edukasi.

d. Bidang Keluarga Berencana, membawahi:1) Sub Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi Remaja;2) Subbid Peningkatan Partisipasi Keluarga dan

Perlindungan Reproduksi.

e. Bidang Pengarusutamaan Gender, membawahi:1) Sub Bidang Kelembagaan Pengarusutamaan

Gender; 2) Sub Bidang Pelaksanaan Pengarusutamaan

Gender.

f. Bidang Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak, membawahi:1) Sub Bidang Urusan Pendidikan, Kesehatan dan

Ekonomi Perempuan2) Sub Bidang Perlindungan Tindak Kekerasan

Perempuan dan Anak








(7) Bagan Struktur Organisasi Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebagaimana tercantum pada Lampiran XXIV Peraturan Daerah ini.

25. Ketentuan Sub Bagian Keenam, Pasal 54 dan Pasal 55 diubah, sehingga seluruhnya menjadi berbunyi sebagai berikut :

Sub Bagian Keenam

Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung/Kelurahan

Paragraf 1

Tugas Pokok dan fungsi

Pasal 54

(1) Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung/Kelurahan, merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang pemberdayaan masyarakat kampung/kelurahan.

(2) Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung/Kelurahan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat kampung/kelurahan.

(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung/Kelurahan mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pemberdayaan Masyarakat Kampung/Kelurahan.

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan di bidang Pemberdayaan Masyarakat Kampung/Kelurahan.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Pemberdayaan Masyarakat Kampung/Kelurahan.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati di bidang Pemberdayaan Masyarakat Kampung/Kelurahan.

e. Pelayanan administratif

Paragraf 2

Susunan Organisasi

Pasal 55

(1) Susunan Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung/Kelurahan, terdiri dari :

a. Kepala Badan

b. Sekretariat, membawahi :1) Subbag Perencanaan dan Pelaporan2) Subbag Keuangan dan Perlengkapan3) Subbag Umum dan Kepegawaian

c. Bidang Pemberdayaan Masyarakat, membawahi :1) Subbid Pemberdayaan Masyarakat, Pendataan dan

Evaluasi

2) Subbid Pengembangan Potensi Masyarakat dan Kemiskinan

d. Bidang Sosial Budaya Masyarakat, membawahi :1) Subbid Pembinaan Kelembagaan Masyarakat dan

Pembangunan Partisipatif2) Subbid Pengembangan Sumber Daya Manusia dan

Sumber Daya Alam

e. Bidang Pengembangan Perekonomian Masyarakat, membawahi :

1) Subbid Usaha Ekonomi Masyarakat2) Subbid Pemasyarakatan dan Pemanfaatan

Teknologi Tepat Guna

f. Bidang Pemerintahan Kampung/Kelurahan

1) Subbid Tata Pemerintahan dan Adm. Kampung/Kelurahan

2) Subbid Pengembangan Potensi Kampung/Kelurahan


h. Kelompok Jabatan Fungsional .






(7) Bagan Struktur Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung/Kelurahan sebagaimana tercantum pada Lampiran XXV Peraturan Daerah ini.

26.Setelah Ketentuan Pasal 55 ditambahkan Sub Bagian Kedelapan, Sub Bagian Kesembilan dan 4 Pasal, Pasal 55.A, 55.B, 55.C, dan 55.D, yang berbunyi sebagai berikut:

Sub Bagian Kedelapan

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Paragraf 1


Pasal 55.A

(1) Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

(2) Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Daerah di bidang Pengelolaan Keuangan dan Aset.

(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis di bidang Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan di bidang Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati di bidang Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

e. pelayanan administratif

Paragraf 2

Susunan Organisasi

Pasal 55.B

(1) Susunan Organisasi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, terdiri dari :a. Kepala Badan

b. Sekretariat, membawahi :1) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan

2) Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

c. Bidang Anggaran, membawahi : 1) Sub Bidang Penyusunan Anggaran 2) Sub Bidang Pelaksanaan dan Pengendalian Anggaran

d. Bidang Perbendaharaan dan Belanja Pegawai, membawahi : 1) Sub Bidang Perbendaharaan 2) Sub Bidang Belanja Pegawai

e. Bidang Akuntansi dan Verifikasi, membawahi : 1) Sub Bidang Akuntansi, Pelaporan dan

Pertanggungjawaban Keuangan 2) Sub Bidang Verifikasi Pendapatan dan Belanja

f. Bidang Aset, membawahi :1) Sub Bidang Penatausahaan dan Pemanfaatan

Aset Daerah; 2) Sub Bidang Mutasi dan Pengawasan Aset

Daerah.








(7).Bagan Struktur Organisasi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sebagaimana tercantum pada Lampiran XXV A Peraturan Daerah ini.

Bagian Kesembilan

Badan Lingkungan Hidup

Paragraf 1


Pasal 55.C

(1) Badan Lingkungan Hidup merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang Lingkungan Hidup.

(2) Badan Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Lingkungan Hidup

(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi:a. Perumusan kebijakan teknis di bidang

Lingkungan Hidup b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan

pemerintahan di bidang Lingkungan Hidup c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang

Lingkungan Hidupd. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati

di bidang Lingkungan Hidup.e. Pelayanan administratif

Paragraf 2

Susunan Organisasi

Pasal 55.D

(1) Susunan Organisasi Badan Lingkungan Hidup, terdiri dari :

a. Kepala Badan

b. Sekretariat, membawahi :1) Subbag Perencanaan dan Pelaporan2) Subbag Keuangan dan Perlengkapan3) Subbag Umum dan Kepegawaian

c. Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan, membawahi :1) Subbid. Amdal2) Subbid. Pembinaan dan Penegakan Hukum LH

d. Bidang Pengawasan dan Penanggulangan Pencemaran, membawahi :1) Subbid. Pengawasan Pencemaran dan Perusakan

LH2) Subbid. Penanggulangan Pencemaran

e. Bidang Pengelolaan Kualitas Lingkungan, membawahi :1) Subbid. Pelaksanaan Pengelolaan Kualitas

Lingkungan2) Subbid. Konservasi dan Rehabilitasi LH




(3) Bidang-Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,d dan e masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.


(5) Sub Bidang-Sub Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,d, dan e masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepala Kepala Bidang yang bersangkutan.


(7) Bagan Susunan Organisasi Badan Lingkungan Hidup sebagaimana tercantum dalam lampiran XXV B Peraturan Daerah ini

27. Ketentuan Sub Bagian Ketujuh diubah menjadi Sub Bagian kesepuluh, Pasal 56 dan Pasal 57 diubah, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut :

Sub Bagian Kesepuluh

Badan Ketahanan Pangan

Paragraf 1


Pasal 56

(1) Badan Ketahanan Pangan merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah.

(2) Badan Ketahanan Pangan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian.

(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Badan Ketahanan Pangan menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Ketahanan Pangan

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan lingkup tugasnya

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya

d. Pembinaan terhadap UPT Badan; dan

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsi lainnya

Paragraf 2

Susunan Organisasi

Pasal 57

(1) Susunan Organisasi Badan Ketahanan Pangan, terdiri dari :

a. Kepala Badan

b. Sekretariat, terdiri dari : 1) Subbag Perencanaan dan Pelaporan; 2) Subbag Keuangan dan Perlengkapan; 3) Subbag Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, terdiri dari :1) Subbid Ketersediaan dan Cadangan Pangan; 2) Subbid Kerawanan Pangan.

d. Bidang Distribusi dan Harga Pangan, terdiri dari :1) Subbid Distribusi Pangan; 2) Subbid Harga dan Akses Pangan.

e. Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan, terdri dari :1) Subbid Konsumsi Pangan;2) Subbid Penganekaragaman Pangan.

f. Bidang Mutu dan Keamanan Pangan, terdiri dari :1) Subbid Mutu Pangan dan Gizi; 2) Subbid Keamanan Pangan.






(5) Sub Bidang-Sub Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,d, e dan f masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepala Kepala Bidang yang bersangkutan.


(7) Bagan Susunan Organisasi Badan Ketahanan Pangan sebagaimana tercantum dalam lampiran XXVI Peraturan Daerah ini

28. Ketentuan Sub Bagian Kedelapan diubah menjadi Sub Bagian Kesebelas, Pasal 58 dan Pasal 59 diubah, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut :

Sub Bagian Kesebelas

Kantor Kesatuan Bangsa Dan Politik

Paragraf 1


Pasal 58

(1) Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik merupakan Unsur pendukung tugas Bupati di bidang Kesatuan Bangsa dan Politik.

(2) Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Kesatuan Bangsa dan Politik.

(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Kesatuan Bangsa dan Politik.

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan di bidang Kesatuan Bangsa dan Politik.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Kesatuan Bangsa dan Politik.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati di bidang Kesatuan Bangsa dan Politik.


Paragraf 2

Susunan Organisasi

Pasal 59

(1) Susunan Organisasi Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik, terdiri dari :

a. Kepala Kantor

b. Subbag Tata Usaha

c. Seksi Kesatuan Bangsa, Demokrasi dan Politik.

d. Seksi Penanganan dan Penanggulangan Konflik

e. Seksi Pengkajian Bidang Politik, Pemerintahan, Ekonomi dan Sosial Budaya

f. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Sub Bagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Kantor.

(3) Seksi-Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,d dan e masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Kantor.

(4) Bagan Struktur Organisasi Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik sebagaimana tercantum pada Lampiran XXVII Peraturan Daerah ini.

29. Ketentuan Sub Bagian Kesembilan diubah menjadi Sub Bagian Keduabelas, Pasal 60 dan 61 diubah, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut :

Sub Bagian Keduabelas

Rumah Sakit Umum Daerah Demang Sepulau Raya

Paragraf 1


Pasal 60

(1) Rumah Sakit Umum Daerah Demang Sepulau Raya merupakan Unsur pendukung tugas Bupati di bidang pelayanan kesehatan.

(2) Rumah Sakit Umum Daerah Demang Sepulau Raya mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Pelayanan Kesehatan Rujukan.

(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Rumah Sakit Umum Daerah Demang Sepulau Raya mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pelayanan Kesehatan Rujukan

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan di bidang Pelayanan Kesehatan Rujukan.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Pelayanan Kesehatan Rujukan.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati di bidang Pelayanan Kesehatan Rujukan


Paragraf 3

Susunan Organisasi

Pasal 61

(1) Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Demang Sepulau Raya, terdiri dari :a. Direkturb. Bagian Tata Usaha, membawahi :

1) Subbag Perencanaan dan Pelaporan2) Subbag Keuangan dan Perlengkapan3) Subbag Umum dan Kepegawaian

c. Bidang Pelayanan, membawahi :1) Seksi Pelayanan Medik 2) Seksi Keperawatan

d. Bidang Penunjang dan Rekam Medik, membawahi:1) Seksi Penunjang Medik dan Non Medik2) Seksi Data dan Rekam Medik

e. Bidang Pengembangan SDM dan Promkes RS, membawahi :1) Seksi Pengembangan SDM2) Seksi Promosi Kesehatan Rumah Sakit.

f. Komite Medis g. Kelompok Jabatan Fungsional(2) Bagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf b dipimpin oleh seorang Kepala Bagian Tata Usaha yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur.

(3) Bidang-Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,d dan e masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur.

(4) Sub Bagian-Sub Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, masing-masing dipimpin seorang kepala Sub Bagian, yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha.

(5) Seksi-Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,d, dan e masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepala Kepala Bidang yang bersangkutan.


(7) Bagan Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Demang Sepulau Raya sebagaimana tercantum pada Lampiran XXVIII Peraturan Daerah ini.

30. Ketentuan Sub Bagian Kesepuluh diubah menjadi Sub Bagian Ketigabelas, Pasal 62 dan 63 diubah, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut :

Sub Bagian Ketigabelas

Satuan Polisi Pamong Praja Paragraf 1

Tugas Pokok dan FungsiPasal 62

(1) Satuan Polisi Pamong Praja merupakan Unsur pendukung tugas Bupati di bidang ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat.

(2) Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas pokok memelihara dan menyelenggarakan Ketentraman, Ketertiban Umum, menegakkan Peraturan Daerah dan Perlindungan Masyarakat.

(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai fungsi:a. penyusunan program dan pelaksanaan penegakan

peraturan daerah, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat;

b. pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, penegakan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah;

c. pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di daerah.

d. pelaksanaan koordinasi penegakan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat dengan Kepolisian Negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan atau aparatur lainnya.

e. pengawasan terhadap masyarakat, aparatur atau badan hukum agar mematuhi dan mentaati peraturan daerah dan peraturan kepala daerah;

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati;

g. pelayanan administratif

Paragraf 3

Susunan Organisasi

Pasal 63

(1) Susunan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja, terdiri dari :

a. Kepala Satuan.

b. Sekretariat, membawahi:1) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan2) Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Pembinaan Umum dan Ketertiban, membawahi:1) Sub Bidang Pengembangan Kapasitas

Operasional;2) Sub Bidang Ketertiban dan Penegakan

Peraturan Perundang-undangan.

d. Bidang Pembinaan dan Operasional, membawahi:1) Sub Bidang Pembinaan dan Pengamanan;2) Sub Bidang Operasional dan Pengawalan.

e. Bidang Perlindungan Masyarakat, membawahi:1) Sub Bidang Kesiagaan;2) Sub Bidang Penanggulangan.

f. Kelompok Jabatan Fungsional.(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

b dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan.

(3) Bidang-Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,d dan e masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan.

(4) Sub Bagian-Sub Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, masing-masing dipimpin seorang kepala Sub Bagian, yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.


(6) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior sebagai ketua kelompok dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Satuan.

(7)Bagan Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja sebagaimana tercantum pada Lampiran XXIX Peraturan Daerah ini.

31. Ketentuan Sub Bagian Kesebelas diubah menjadi Sub Bagian Ketigabelas, Pasal 64 dan Pasal 65 diubah, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut :

Sub Bagian Ketigabelas

Kantor Arsip Dan Perpustakaan


Pasal 64

(1) Kantor Arsip dan Perpustakaan merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah.

(2) Kantor Arsip dan Perpustakaan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Arsip dan Perpustakaan.

(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kantor Arsip dan Perpustakaan menyelenggarakan fungsi :a. perumusan kebijakan teknis di bidang Arsip dan

Perpustakaan;b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan

pemerintahan sesuai dengan lingkup tugasnya;c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan

lingkup tugasnya;d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati

sesuai dengan tugas dan fungsi lainnya.

Paragraf 2

Susunan Organisasi

Pasal 65

(1) Susunan Organisasi Kantor Arsip dan Perpustakaan, terdiri dari :

a. Kepala Kantor

b. Sub Bagian Tata Usaha

c. Seksi Pelayanan Kearsipan

d. Seksi Tata Kearsipan

e. Seksi Perpustakaan

f. Kelompok Jabatan Fungsional

(2) Sub Bagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Kantor.

(3) Seksi-Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,d dan e masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Kantor.

(4)Bagan Struktur Organisasi Kantor Arsip dan Perpustakaan sebagaimana tercantum pada Lampiran XXX Peraturan Daerah ini.

32. Ketentuan Sub Bagian Keduabelas, Pasal 66 dan Pasal 67 dihapus

33. Ketentuan Pasal 68 diubah, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut :

Pasal 68

(1) Staf Ahli merupakan unsur pelaksana yang mempunyai tugas memberikan telaahan bidang hukum dan politik, bidang pemerintahan, bidang pembangunan, bidang kemasyarakatan dan sumber daya manusia dan bidang ekonomi dan keuangan.

(2) Staf Ahli bertanggungjawab kepada Bupati dan dalam melaksanakan tugasnya secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah.

(3) Staf Ahli terdiri dari: a. Staf Ahli Bidang Hukum dan Politikb. Staf Ahli Bidang Pemerintahanc. Staf Ahli Bidang Pembangunan d. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber daya

Manusiae. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan

(4) Staf Ahli sebagaimana dimaksud ayat (3) dijabat oleh seseorang yang mampu sesuai dengan Bidang keahliannya.

(5) Untuk memperlancar pelaksanaan tugas dan fungsi Staf Ahli Bupati dapat dibentuk oleh unsur staf yang mempunyai tugas memberikan pelayanan administratif.

(6) Tugas Pokok dan Fungsi Staf Ahli ditetapkan oleh Bupati diluar tugas dan fungsi perangkat daerah.

(7) Bagan Struktur Organisasi Staf Ahli sebagaimana tercantum pada Lampiran XXXII Peraturan Daerah ini.

34. Ketentuan Bagian Keenam Pasal 69, Sub Bagian Pertama, Pasal 70 dan Pasal 71 diubah, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut :

Bagian Keenam

Lembaga Lain sebagai Bagian dari Perangkat Daerah

Pasal 69

(1) Lembaga Lain sebagai dari Perangkat Daerah merupakan unsur pelayanan tugas Pemerintah Daerah di bidang masing-masing yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

(2) Lembaga Lain sebagai dari Perangkat Daerah mempunyai tugas melaksanakan koordinasi lintas sektoral dalam penyelenggaraan bidang tertentu untuk terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.

(3) Dalam menyelenggarakan tugas Lembaga Lain sebagai dari Perangkat Daerah, mempunyai fungsi :a. perumusan kebijakan sesuai lingkup tugasnya;b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan

pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;


Sub Bagian Pertama

Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

Paragraf 1


Pasal 70

(1) Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu merupakan Unsur pendukung tugas Bupati di bidang Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu.

(2) Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu.

(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu.

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan di bidang Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu .

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati di bidang Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu.

Paragraf 3

Susunan Organisasi

Pasal 71

(1) Susunan Organisasi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu, terdiri dari:

a. Kepala Badan.

b. Sekretariat, membawahi:1) Sub Bagian Perencanaan.2) Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Penanaman Modal, membawahi:1) Sub Bidang Pengkajian dan Pengembangan

Penanaman Modal2) Sub Bidang Pengawasan Penanaman Modal.

d. Bidang Perizinan, membawahi:1) Sub Bidang Pendaftaran dan Pemrosesan.2) Sub Bidang Penetapan dan Penerbitan

e. Bidang Informasi dan Pengaduan, membawahi:1) Sub Bidang Informasi dan Publikasi, 2) Sub Bidang Pengaduan.








(7) Bagan Struktur Organisasi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu sebagaimana tercantum pada Lampiran XXXIII Peraturan Daerah ini.

35. Ketentuan Sub Bagian Kedua, Pasal 72 dan Pasal 73 diubah, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut :

Sub Bagian Kedua

Sekretariat Dewan Pengurus Korpri

Paragraf 1


Pasal 72

(1) Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI, merupakan bagian dari satuan kerja perangkat daerah (SKPD), secara teknis operasional bertanggunmg jawab kepada Dewan Pengurus KORPRI dan secara Teknis administratif bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah,

(2) Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI dipimpin oleh seorang Sekretaris.

(3) Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI, mempunyai tugas melaksanakan dukungan teknis operasional dan administrasi pada Pengurus KORPRI dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, serta pembinaan terhadap seluruh unsur dalam lingkungan sekretariat pengurus KORPRI;

(4) Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI, dalam melaksanakan tugas sebagimana dimaksud ayat (1), mempunyai fungsi ;

a. penyelenggaraan pengelolaan administrasi umum dan kerjasama,

b. penyelenggaraan kegiatan pembinaan olehraga, seni, budaya, mental dan rohani;

c. penyelenggaraan kegiatan usaha dan bantuan sosial,d. pengkoordinasian dan fasilitasi penyelenggaraan

Sekretariat Pengurus KORPRI;e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh

Sekretaris Daerah dan Ketua Pengurus KORPRI,

Paragraf 3

Susunan Organisasi

Pasal 73

(1) Susunan Organisasi Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI, terdiri dari ;

a. Sekretaris;

b. Sub Bagian Umum dan Kerjasama;

c. Sub Bagian Olahraga, Seni, Budaya, Mental dan Rohani;

d. Sub Bagian Usaha, Bantuan Hukum dan Sosial;

e. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Sub Bagian-Sub Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,c dan d dipimpin oleh seorang Kepala Sub bagian yang berada dibawah dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris DP KORPRI.

(3) Bagan Struktur Organisasi Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI sebagaimana tercantum pada Lampiran XXXIV Peraturan Daerah ini.

36. Ketentuan Sub Bagian Ketiga, Pasal 74 diubah, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut :

Sub Bagian Ketiga

Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Paragraf 1


Pasal 74

(1) Badan Penanggulangan Bencana Daerah merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang Penanggulangan Bencana Daerah

(2) Badan Penanggulangan Bencana Daerah dipimpin oleh Kepala Badan secara ex-officio dijabat oleh Sekretaris Daerah,

(3) Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada Bupati.

(4) Badan Penanggulangan Bencana Daerah mempunyai tugas pokok:a. menetapkan pedoman dan pengarahan sesuai

dengan kebijakan pemerintah daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana terhadap usaha penanggulangan bencan yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara;

b. menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencan berdasarkan peraturan perundang-undangan;

c. menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana

d. menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana;

e. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada kepala daerah setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana;

f. mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang;

g. mempertanggung jawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan

h. melaksanakan kewajiban lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(5) Penetapan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a, sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

37. Diantara ketentuan Pasal 74 dan Pasal 75 disisipkan 4 Pasal, Pasal 74.A, Pasal 74.B, Pasal 74.C, Pasal 74.D, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut :

Pasal 74.A

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 Badan Penanggulangan Bencana Daerah mempunyai fungsi :a. perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan

bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien;

b. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh;

Paragraf 2

Organisasi

Pasal 74.B

(1) Susunan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah terdiri dari ;

a. Kepala;b. Unsur Pengarah; danc. Unsur Pelaksana.

Paragraf 3

Unsur Pengarah

Pasal 74.C

(1) Unsur Pengarah Badan Penanggulangan Bencana Daerah terdiri dari pejabat pemerintah daerah, anggota masyarakat profesional dan ahli;

(2) Unsur Pengarah sebagaimana dimaksud ayat (1), diatur lebih lanjut dengan peraturan Bupati berdasarkan peraturan perundang – undangan;

Paragraf 4

Unsur Pelaksana

Pasal 74.D

(1) Unsur Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah dipimpin Kepala Pelaksana yang membantu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi unsur pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah sehari-hari,

(2) Unsur Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah mempunyai tugas melaksanakan penanggulanagan bencana secara terintegrasi meliputi prabencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana,

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) unsur pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah, menyelenggarakan fungsi:

a. pengkoordinasian dengan satuan kerja perangkat daerah lainnya, instansi vertikal yang ada di daerah, lembaga usaha, dan atau pihak lain yang diperlukan pada tahap pra bencana dan pasca bencana;

b. pengkomandoan, melalui pengerahan sumber daya manusia, peralatan, logistik dari satuan kerja perangkat daerah lainnya, instansi vertikal yang ada di daerah serta langkah-langkah lain yang diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana;

c. pelaksana dilakukan secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan satuan kerja perangkat daerah lainnya, instansi vertikal dengan memperhatikan kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

38. Ketentuan Pasal 75 diubah, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut:

Paragraf 5

Susunan Organisasi Unsur Pelaksana

Pasal 75

(1) Susunan Organisasi unsur Pelaksana terdiri dari:

a. Kepala Pelaksana.

b. Sekretariat, membawahi:1) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan,2) Sub Bagian Keuangan dan perlengkapan,3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian,

c. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, membawahi:1) Seksi Pencegahan;2) Seksi Kesiapsiagaan.

d. Bidang Kedaruratan dan Logistik, membawahi: 1) Seksi Kedaruratan dan Logistik;2) Seksi Pemadam Kebakaran.

e. Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi, membawahi :1) Seksi Rehabilitasi;2) Seksi Rekonstruksi.

f. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Pelaksana.

(3) Bidang-Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,d dan e masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pelaksana.


(5) Seksi-Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,d, dan e masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepala Kepala Bidang yang bersangkutan.

(6) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior sebagai ketua kelompok dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Pelaksana Badan.

(7) Bagan Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana sebagaimana tercantum pada Lampiran XXXV Peraturan Daerah ini.

39.Diantara ketentuan Pasal 75 dan Pasal 76 disisipkan 2 Bab, Bab III.A dan Bab III.B, serta 4 Pasal, Pasal 75.A, Pasal 75.B, Pasal 75.C, Pasal 75.D sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut :

Sub Bagian Keempat

Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan KehutananParagaraf 1


Pasal 75.A

(1) Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

(2) Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Penyuluh dan Ketahanan Pangan.

(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mempunyai fungsi :a. perumusan kebijakan teknis di bidang Penyuluhan

Pertanian, Perikanan dan Kehutanan,b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan

pemerintahan daerah dibidang Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan,

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan,

d. pembinaan terhadap Balai Pelaksana Penyuluhan.e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati

dibidang Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

Pasal 75.B

(1) Susunan Organisasi Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, terdiri dari :

a. Kepala Badan.

b. Sekretariat, membawahi:1) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan;2) Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan;3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Kelembagaan Penyuluhan membawahi:1) Sub Bidang Kelembagaan Penyuluhan;2) Sub Bidang Kelembagaan Petani.

d. Bidang Ketenagaan Penyuluhan, membawahi:1) Sub Bidang. Peningkatan Sumber Daya Manusia;

2) Sub Bidang. Sarana dan Prasarana Penyuluhan.

e. Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan, membawahi:1) Sub Bidang Program dan Programa Penyuluhan;2) Sub Bidang Metode dan Materi Penyuluhan.

f. Bidang Kerjasama dan Kemitraan, membawahi:1) Sub Bidang Kerjasama Penyuluhan;2) Sub Bidang Kemitrausahaan.

g. Unit Pelaksana Teknis.







(7) Bagan Struktur Organisasi Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan sebagaimana tercantum pada Lampiran XXXVI Peraturan Daerah ini.

BAB III.A

UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS/BADAN

Pasal 75.C

(1) Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan, terdiri dari :a. Kepala;b. Sub Bagian Tata Usaha;c. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

(3) Agar Dinas dapat berdaya guna dan berhasil guna dalam melaksanakan tugas operasional, Bupati berdasarkan Peraturan perundang-undangan yang berlaku dapat :a. Membentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan sesuai

dengan kebutuhan;b. Menghapus Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan, bila

tidak diperlukan;c. Menggabungkan Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan,

untuk memperoleh efisiensi.

BAB III.B

BALAI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN

Pasal 75.D(1) Untuk mendukung pelaksanaan tugas operasional Badan

Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan agar dapat berdaya guna dan berhasil guna, Bupati

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dapat ;a. Membentuk Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan dan

Kehutanan Sesuai dengan kebutuhan;b. Menghapus Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan dan

Kehutanan, bila diperlukan;c. Menggabungkan Badan Penyuluh Pertanian, Perikanan

dan Kehutanan, untuk memperoleh efisiensi.

(2) Organisasi dan Tata Kerja Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

40. Ketentuan Pasal 76 diubah dan ditambah 1 Bab, Bab IV.A, 5 Pasal, Pasal 76.A, Pasal 76.B, Pasal 76.C, Pasal 76.D, Pasal 76.E, sehingga seluruhnya berbunyi :

Pasal 76

(1) Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan Pemerintah Daerah mempunyai tugas sesuai dengan keahliannya.

(2) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dalam jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai keahliannya.

Pasal 76.A

(1) Kelompok Jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada Pasal 76, dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior selaku ketua kelompok, yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Daerah/Sekretaris DPRD, Kepala Dinas/Badan Inspektur, Kepala Kantor, Kepala Satuan dan Direktur, dan Sekretaris pada OPD lainnya.

(2) Jumlah Jabatan Fungsional dibentuk berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(3) Jenis dan Jenjang Jabatan Fungsional tersebut diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB IV.A

PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN

Pasal 76.B(1) Sekretaris Daerah diangkat dan diberhentikan oleh

Gubernur atas usul Bupati dari Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi syarat sesuai peraturan perundang-undangan.

(2) Sekretaris DPRD diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas persetujuan Pimpinan DPRD dari pegawai negeri sipil yang telah memenuhi syarat sesuai peraturan perundang-undangan.

(3) Asisten dan Staf Ahli diangkat dan diberhentikan oleh Bupati dari pegawai negeri sipil yang telah memenuhi syarat sesuai peraturan perundang-undangan.

(4) Kepala Bagian pada Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD diangkat dan diberhentikan oleh Bupati dari pegawai negeri sipil yang telah memenuhi syarat sesuai peraturan perundang-undangan.

(5) Kepala Sub Bagian pada Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD diangkat dan diberhentikan oleh Bupati dari pegawai negeri sipil yang telah memenuhi syarat sesuai peraturan perundang-undangan.

(6) Pengangkatan dan pemberhentian dalam Jabatan Struktural dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan.

Pasal 76.C

(1) Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Sekretaris Daerah dari Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi syarat sesuai peraturan perundang-undangan.

(2) Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Sekretaris Daerah dari Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi syarat sesuai peraturan perundang-undangan.

(3) Pengangkatan dan pemberhentian dalam Jabatan Struktural dilakukan sesuai Peraturan Perundang-Undangan.

Pasal 76.D

(1) Inspektur, Kepala Badan, Kepala Kantor, Kepala Satuan dan Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Sekretaris Daerah dari Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi syarat sesuai peraturan perundang-undangan.

(2) Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Sub Bidang dan Kepala Seksi diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Sekretaris Daerah dari Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi syarat sesuai peraturan perundang-undangan.


Pasal 76.E

(1) Kepala Badan, Kepala Kantor diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Sekretaris Daerah dari Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi syarat sesuai peraturan perundang-undangan.

(2) Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Sub Bidang dan Kepala Seksi diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Sekretaris Daerah dari Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi syarat sesuai peraturan perundang-undangan.


41. Ketentuan Pasal 84 dilengkapi dan ditambah, sehingga seluruhnya berbunyi:

Pasal 84

(1) Rincian tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Bupati dan disampaikan kepada DPRD Kabupaten.

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan daerah ini sepanjang mengenai pelaksanannya ditetapkan dengan Peraturan Bupati dan disampaikan kepada DPRD Kabupaten.

Pasal II

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lampung Tengah tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diterbitkannya Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah ini.

Pasal III

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lampung Tengah.

Ditetapkan di Gunung Sugih pada tanggal 2011BUPATI LAMPUNG TENGAH,

A. P A I R I NDiundangkan di Gunung Sugihpada tanggal 2011SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN

LAMPUNG TENGAH

SYARIP ANWAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2011 NOMOR 08

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAHNOMOR TAHUN 2011

TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS

PERATURAN DAERAH NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

I. UMUM

Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan, namun tidak berarti bahwa setiap penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri.

Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, Bupati dibantu oleh perangkat daerah yang terdiri dari unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi, diwadahi dalam sekretariat, unsur pengawas yang diwadahi dalam bentuk badan, unsur pendukung tugas Bupati dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik, diwadahi dalam lembaga teknis daerah, serta unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam dinas daerah dan dalam melaksanakan tugasnya Bupati dpat dibantu staf ahli.

Dalam rangka mewadahi dan mengoptimalkan penanganan tugas – tugas pemerintahan umum yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah maka Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah Nomor

12 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lampung Tengah perlu diubah sesuai dengan perkembangan peraturan perundang - undangan.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 3

Cukup jelas

Pasal 5

Cukup jelas

Pasal 10

Cukup jelas

Pasal 12

Cukup jelas

Pasal 14

Cukup jelas

Pasal 16

Cukup jelas

Pasal 18

Cukup jelas

Pasal 19

Cukup jelas

Pasal 20

Cukup jelas

Pasal 22

Cukup jelas

Pasal 23

Cukup jelas

Pasal 24

Cukup jelas

Pasal 26

Cukup jelas

Pasal 27

Cukup jelas

Pasal 28

Cukup jelas

Pasal 29

Cukup jelas

Pasal 30

Cukup jelas

Pasal 32

Cukup jelas

Pasal 34

Cukup jelas

Pasal 35

Cukup jelas

Pasal 36

Cukup jelas

Pasal 38

Cukup jelas

Pasal 39

Cukup jelas

Pasal 40

Cukup jelas

Pasal 41

Cukup jelas

Pasal 42

Cukup jelas

Pasal 45

Cukup jelas

Pasal 47

Cukup jelas

Pasal 49

Cukup jelas

Pasal 51

Cukup jelas

Pasal 52

Cukup jelas

Pasal 53

Cukup jelas

Pasal 54

Cukup jelas

Pasal 55

Cukup jelas

Pasal 55

Cukup jelas

Pasal 55.A

Cukup jelas

Pasal 55.B

Cukup jelas

Pasal 55.C

Cukup jelas

Pasal 55.D

Cukup jelas

Pasal 56

Cukup jelas

Pasal 57

Cukup jelas

Pasal 58

Cukup jelas

Pasal 59

Cukup jelas

Pasal 60

Cukup jelas

Pasal 61

Cukup jelas

Pasal 62

Cukup jelas

Pasal 63

Cukup jelas

Pasal 64

Cukup jelas

Pasal 65

Cukup jelas

Pasal 68

Cukup jelas

Pasal 69

Cukup jelas

Pasal 70

Cukup jelas

Pasal 71

Cukup jelas

Pasal 72

Cukup jelas

Pasal 73

Cukup jelas

Pasal 74

Cukup jelas

Pasal 74.A

Cukup jelas

Pasal 74.B

Cukup jelas

Pasal 74.C

Cukup jelas

Pasal 74.D

Cukup jelas

Pasal 75

Cukup jelas

Pasal 75.A

Cukup jelas

Pasal 75.B

Cukup jelas

Pasal 75.C

Cukup jelas

Pasal 75.D

Cukup jelas

Pasal 76

Cukup jelas

Pasal 76.A

Cukup jelas

Pasal 76.B

Cukup jelas

Pasal 76.C

Cukup jelas

Pasal 76.D

Cukup jelas

Pasal 76.E

Cukup jelas

Pasal 84

Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH NOMOR 07

Documents

KEPUTUSAN BUPATI LAMPUNG TENGAH - Biro … TENGAH... · Web viewBadan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang