23
1 Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan

  • Upload
    others

  • View
    23

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan

1

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021

Page 2: Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan

2

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021

A. Latar Belakang

Pembangunan wilayah pesisir adalah pembangunan seluruh

wilayah perairan Indonesia dengan segenap sumber daya alam yang

terkandung di dalamnya untuk kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia.

Alasan ini membawa implikasi bahwa kebijakan dan strategi yang

diterapkan harus bersifat menyeluruh dan terpadu antara sumber daya

alam dan sumber daya manusianya. Pembangunan pada hakekatnya

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui suatu

rangkaian dan tahapan program kegiatan pada berbagai sektor.

Keberhasilan suatu pembangunan banyak tergantung

bagaimana kebijakan perencanaan dan implementasinya, artinya

bahwa seberapa jauh suatu instansi/lembaga/daerah yang

bersangkutan mampu memobilisasi dan mengalokasikan sumberdaya

yang dimiliki untuk dapat mendorong tercapainya tujuan dan sasaran

secara seimbang dan progresif. Untuk dapat menetapkan dan

menerapkan suatu kebijakan, program dan perencanaan dengan baik

perlu mengenali dan memahami status potensi yang dimiliki. Dalam era

globalisasi dan makin terbatasnya sumber pembiayaan, setiap instansi

dituntut untuk dapat mengelola organisasinya secara lebih efektif dan

efisien sehingga tercapai daya guna dan hasil guna yang optimal

dalam rangka tugas umum pemerintahan dan pembangunan serta

pemberian pelayanan umum kepada masyarakat.

Secara geografis Jawa Tengah memiliki luasan perairan dengan

panjang pantai 741,488 km yang terbentang di pantai utara sepanjang

546,888 km dan pantai selatan sepanjang 194,6 km dengan jumlah

desa/kelurahan pesisir sekitar 454 desa/kelurahan yang tersebar di

pantai utara sekitar 362 desa/kelurahan dan di pantai selatan sekitar 92

desa/kelurahan. Potensi pesisir dan laut tersebut mengandung berbagai

Bagian 1

Pendahuluan

Page 3: Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan

3

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021

sumberdaya hayati maupun sumberdaya non hayati yang dapat

dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kendati

demikian, ironis sekali bahwa masyarakat pesisir masih berada pada

kondisi miskin secara struktural.

Sektor Perikanan dan Kelautan Jawa Tengah mempunyai potensi

yang sangat besar. Pembangunan di sektor Perikanan dan Kelautan

diharapkan mampu menumbuhkan sentra-sentra kegiatan usaha

ekonomi yang secara langsung mampu mendorong pertumbuhan

ekonomi secara nasional, sekaligus mendorong proses pemerataan

pembangunan bagi masyarakat perikanan dan kelautan.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia

membuat program yang diarahkan pada pemberdayaan petani garam

untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan petani

garam dan keluarga. Program Pemberdayaan Usaha Garam (PUGAR)

diberikan kepada kelompok tani garam, diversifikasi metode usaha tani

garam dengan teknologi geoisolator dan Rumah Tunnel . KKP akan terus

berkoordinasi dengan instansi - instansi terkait untuk meminimalisir impor

garam dan lebih mengutamakan penggunaan garam produksi dalam

negeri. Gudang Garam Nasional (GGN) Sistem Resi Gudang (SRG)

merupakan salah satu komponen bantuan dalam Program Usaha

Garam Rakyat (PUGAR), dimana KKP yang diwakili oleh Dirjen PRL akan

mengintegrasi lahan garam di Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang,

Banten. Dengan bertambahnya fasilitas gudang garam nasional ini,

petambak garam rakyat dapat bekerjasama dalam pengelolaan hasil

produksinya. Koperasi yang telah diamanahkan dalam pengelolaan

gudang ini dapat dimanfaatkan dengan baik, dirawat dan dilakukan

perbaikan secara swadaya dan harus mempunyai dampak positif.

Program pembangunan sektor perikanan dan kelautan di Jawa

Tengah diantaranya dilaksanakan melalui Dinas Kelautan dan Perikanan

Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2021, diarahkan untuk

mendukung Program Pemberdayaan Usaha Petambak Garam yang

Page 4: Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan

4

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021

sudah dijalankan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut,

Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dipadukan dengan

kebijakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Tengah sesuai

dengan kondisi dan potensi yang ada. Dinas Kelautan dan Perikanan

Provinsi Jawa Tengah, sebagai representasi KKP didaerah bertugas

melakukan koordinasi, sosialisasi, monitoring dan evaluasi serta

pelaporan.

Kerangka acuan kerja ini diharapkan dapat menjadi pedoman

dalam pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil Dimana pada kegiatan ini terdiri dari Pemberdayaan

Usaha Petambak Garam, Pemberdayaan Usaha Perempuan Pesisir, dan

Pemberdayaan Usaha Taruna Pesisir.

a) Kerangka Pikir Kegiatan

Kerangka pikir Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021 sebagaimana dasar pelaksanaan tersebut

di atas adalah :

(1) Program : Pengelolaan Ruang Pesisir dan Laut.

(2) Kegiatan : Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-

Pulau Kecil.

(3) Masukan : dana yang tersedia sebesar Rp. 7.500.000.000,-

(4) Keluaran :

Terlaksananya Rakor Usaha Petambak Garam Rakyat sebanyak

2 (dua) kali .

Terlaksananya Temu Bisnis usaha petambak garam rakyat

dilaksanakan sebanyak 1(satu) kali.

Terlaksananya Pertemuan pemberdayaan Usaha Petambak

Garam di 6 lokasi Kab / Kota.

Terlaksananya Pertemuan Pemberdayaan Usaha Perempuan

Pesisir dengan di 8 (delapan ) lokasi Kab /Kota .

Terlaksananya Pemberdayaan Usaha Taruna Pesisirdi 2 (dua )

lokasi Kab /Kota.

Terlaksananya 10 paket pembangunan Gudang Garam

Collecting Point di 6 lokasi kab/kota.

Terlaksananya pengadaan 10 paket peralatan kerja petambak

garam (geoisolator) di 6 lokasi kab/kota .

Page 5: Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan

5

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021

Terlaksananya pembangunan 8 paket rumah tunnel di 5 lokasi

kab/kota.

Terlaksananya bantuan revitalisasi saluran tersier untuk irigasi

tambak garam sebanyak 7 paket di 5 lokasi Kab/Kota.

Terlaksananya pemberian bantuan peralatan usaha perempuan

pesisir sebanyak 15 paket di 9 lokasi Kab/ Kota.

Terlaksananya pemberian bantuan peralatan usaha taruna

pesisir sebanyak 3 paket di 3 lokasi Kab / Kota.

(5) Hasil :

Tolok ukur dan target kinerja :

Terlaksananya Rakor Pemberdayaan Usaha Petambak Garam

dengan melakukan pertemuan sebanyak 2 (dua) kali.

Terlaksananya Pertemuan Pemberdayaan Usaha Petambak

Garam di 6 lokasi.

Terlaksananya pertemuan temu bisnis usaha petambak garam

sebanyak 1 (satu) kali.

Terlaksananya Pertemuan Pemberdayaan Usaha Perempuan

Pesisir dengan melakukan sosialisasi/pelatihan dan penyerahan

bantuan hibah di 8 (delapan ) lokasi.

Terlaksananya Pemberdayaan Usaha Taruna Pesisir dengan

melakukan sosialisasi/pelatihan dan penyerahan bantuan di 2

(dua ) lokasi.

Terlaksananya pembangunan 10 paket Gudang Garam

Collecting Poin.

Terlaksananya pengadaan 10 paket peralatan kerja petambak

garam (geoisolator).

Terlaksananya pembangunan 4 paket rumah tunnel.

Terlaksananya bantuan revitalisasi saluran tersier untuk irigasi

tambak garam sebanyak 7 paket.

Terlaksananya pemberian bantuan peralatan usaha perempuan

pesisir sebanyak 15 paket .

Terlaksananya pemberian bantuan peralatan usaha taruna

pesisir sebanyak 3 paket.

Page 6: Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan

6

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021

(6) Manfaat

Meningkatkan produktivitas lahan dan kualitas garam dengan

penerapan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Untuk kualitas

garam dilakukan dengan uji laboratorium terhadap hasil produksi

garam.

Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan untuk istri

nelayan/Perempuan Pesisir untuk menghasilkan produk hasil

perikanan dan meningkatkan nilai ekonomis hasil perikanan dan

kelautan.

Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pemuda pesisir

agar dapat menciptakan diversifikasi usaha perikanan kelautan.

(7) Dampak

Meningkatkan produksi dan produktivitas lahan garam rakyat

dengan kualitas garam yang sesuai dengan yang dibutuhkan

industri.

Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petambak

garam, Perempuan Pesisir dan taruna pesisir.

(8) Kondisi sebelum kegiatan dilaksanakan :

Masih rendahnya kualitas dan produktivitas lahan garam rakyat

yang dihasilkan

Kurangnya pendapatan petambak garam, Perempuan Pesisir

dan taruna pesisir.

b) Tujuan Kegiatan

Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Tahun 2021 bertujuan :

(a) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petambak garam,

Perempuan Pesisir dan taruna pesisir serta memberikan informasi

terhadap akses permodalan untuk usaha garam rakyat.

(b) Meningkatkan komunikasi, koordinasi dan membantu pemecahan

permasalahan yang muncul pada mekanisme produksi garam

rakyat.

Page 7: Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan

7

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021

c) Sasaran

Sasaran Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-

Pulau Kecil Tahun 2020 adalah :

1. Kelompok Usaha Petambak garam di 8 (delapan) lokasi kegiatan

yaitu Kab. Brebes, Demak, Jepara, Pati, Rembang, Purworejo,

Kebumen, dan Cilacap.

2. Kelompok Usaha Perempuan Pesisir di 9 (sembilan ) lokasi kegiatan

yaitu Kab. Brebes, Cilacap, Pemalang, Batang, Demak, Kebumen,

Rembang, Pati, Purworejo.

3. Kelompok Usaha Taruna Pesisir di 3 (tiga ) lokasi di Kab.Kendal ,

Kab.Pati, Kab.Kebumen.

d) Lokasi Kegiatan

Lokasi Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-

Pulau Kecil Tahun 2020 adalah :

Rakor Usaha Petambak Garam Rakyat sebanyak 2 (dua) kali di

Kota Semarang. .

Terlaksananya Temu Bisnis usaha petambak garam rakyat

dilaksanakan sebanyak 1(satu) kali di Kota Semarang.

Terlaksananya Pertemuan pemberdayaan Usaha Petambak

Garam di 6 lokasi yaitu di Kab.Rembang, Pati, Demak, Jepara,

Brebes, Kebumen.

Terlaksananya Pertemuan Pemberdayaan Usaha Perempuan

Pesisir dengan di 8 (delapan ) lokasi yaitu di Kab /Kota di

Kab.Batang, Kab.Brebes, , Kebumen, Demak , Jepara,

Kab.Pekalongan, Pati, Rembang.

Terlaksananya Pemberdayaan Usaha Taruna Pesisir di 2 (dua )

lokasi yaitu di Kab.Kebumen dan Kab.Kendal .

Terlaksananya 10 paket pembangunan Gudang Garam

Collecting Poin di 6 lokasi yaitu di Kab.Brebes, Kab.Demak,

Kab.Kebumen, Pati, Rembang, Jepara.

Terlaksananya pengadaan 10 paket peralatan kerja petambak

garam (geoisolator) di 5 lokasi yaitu di Kab.Brebes, Demak,

Jepara, Pati, Rembang .

Terlaksananya pembangunan 8 paket rumah tunnel di 5 lokasi

yaitu di Kab Cilacap, Kebumen, Purworejo, Brebes, Rembang.

Terlaksananya bantuan revitalisasi saluran tersier untuk irigasi

tambak garam sebanyak 7 paket di 5 lokasi yaitu di

Kab.Rembang, Demak, Pati, Jepara, Brebes.

Page 8: Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan

8

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021

Terlaksananya pemberian bantuan peralatan usaha perempuan

pesisir sebanyak 15 paket di 9 lokasi yaitu di Kab.Batang, Brebes,

Cilacap, Demak, Jepara, Kebumen, Kab Pekalongan, Rembang,

Pati.

Terlaksananya pemberian bantuan peralatan usaha taruna

pesisir sebanyak 3 paket di 3 lokasi yaitu di Kab Kendal, Pati,

Kebumen.

e) Pembiayaan

Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2021 sesuai dengan DPA SKPD

Nomor 0076/DPA/2021dengan total anggaran sebesar Rp.

7.500.000.000,- (Tujuh milyar lima ratus juta Rupiah), meliputi :

a. Belanja Hibah Rp. 6.098.000.000,-

Terdiri dari

- Belanja Hibah Barang Kepada Badan/ Lembaga yang Berbadan

Hukum Indonesia

b. Belanja Barang dan Jasa Rp. 1.402.000.000,-

Terdiri dari :

- Belanja ATK

- Belanja Dekorasi/ Dokumentasi/ Publikasi

- Belanja Bahan Peraga

- Belanja Penggandaan

- Belanja Makanan dan Minuman Peserta/ Petugas/Panitia

- Belanja Jasa Tim Pelaksanaan Kegiatan

- Belanja Jasa Narasumber/ Moderator

- Belanja Jasa Petugas Penunjang Kegiatan Kantor

- Belanja Asuransi Kesehatan

- Belanja Sewa Gedung/ Tempat/Kantor

- Belanja Jasa Pengujian Laboratorium

- Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan

- Belanja Jasa Konsultansi Teknologi Informasi

- Belanja Jasa Konsultasi Pengawasan

- Belanja Sosialisasi

- Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah

- Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah

- Belanja Pemberian Uang Yang diberikan kepada masyarakat

Page 9: Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan

9

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021

A. Rencana Pelaksanaan Pembiayaan

1) Pengelolaan Anggaran

Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

yang dibiayai oleh APBD Provinsi Jawa Tengah TA. 2021 mengelola

anggaran sebesar Rp. 7.500.000.000,- (Tujuh Milyar Lima Ratus Juta

Rupiah), yang terhitung sejak 1 Januari – 31 Desember 2021.

2) Rencana Kemajuan Pembiayaan

Mengenai gambaran target kemajuan pembiayaan selama 1

(satu) tahun anggaran pelaksanaan (Januari s/d Desember 2021) seperti

tertera pada tabel 1 berikut :

No. Bulan Target (Rp.) Persentase (%)

1. Januari

2. Februari 61.500.000 0,8

3. Maret 75.750.000 1,03

4. April 208.500.000 2,78

5. Mei 255.000.000 4,68

6. Juni 351.000.000 9,5

7. Juli 715.500.000 8,33

8. Agustus 621.750.000 3,45

9. September 1.293.750.000 17,2

10. Oktober 1.772.250.000 23,6

11. Nopember 1.826.250.000 24,38

12. Desember 318.750.000 4,25

TOTAL 7.500.000.000 100

B. Pelaksanaan Fisik

1. Rencana Kemajuan Fisik

Sampai dengan 31 Desember 2021 (satu tahun pelaksanaan),

realisasi kemajuan fisik yang akan dicapai adalah 100 %. Jadi seluruh

kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana secara keseluruhan

dengan baik.

Bagian 2

Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Page 10: Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan

10

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021

2. Gambaran Target Kemajuan Fisik

Gambaran target kemajuan fisik secara keseluruhan selama tahun

anggaran pelaksanaan (Januari s/d Desember 2021) seperti tertera

pada tabel 2 berikut :

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

- 0,82 1,01 2,78 4,68 9,54 8,29 3,40 17,25 23,63 24,35 4,25

0,82 1,83 4,60 9,28 18,82 27,12 30,52 47,77 71,40 95,75 100

Page 11: Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan

11

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021

A. Persiapan

Pada tahap persiapan, disusun Kerangka Acuan Kerja, Rencana

Kerja Operasional, Jadwal Kegiatan, dan Surat Keputusan, sebagai

perangkat lunak kegiatan untuk mempermudah arah kegiatan selama

kegiatan berlangsung. Disamping itu juga dilakukan penunjukan personil

pelaksanaan kegiatan dan koordinasi dengan Dinas/ Kantor/ Subdin/

Bagian yang membidangi Kelautan dan Perikanan Kab/Kota lokasi

kegiatan.

B. Rencana Teknis Kegiatan

1) Pemberdayaan Usaha Petambak Garam

Jawa Tengah dengan panjang Pantai Utara 742,21 km

mempunyai luas tambak garam 6.608,78 Ha yang tersebar di 5

(lima) Kabupaten yaitu Jepara, Pati, Rembang, Demak dan Brebes.

Pada empat tahun terakhir tren produksinya cenderung meningkat.

Terlihat tahun 2016-2019 pada angka 26.150 ton, 307.249 ton, 762.381

ton dan 793.435 ton. Pada tahun 2018 produksi garam meningkat

cukup signifikan dibandingkan tahun 2017 karena pengaruh El Nino

yang membuat suhu permukaan air laut di menurun sehingga

berakibat pada berkurangnya pembentukan awan yang membuat

curah hujan menurun. Pada tahun 2020 target produksi garam

berdasarkan rencana strategis DKP Tahun 2018-2023 adalah 338.742

ton. Sedangkan persentase peningkatan produksi garam sebagai

target kinerja adalah 5% atau 874.761 ton.

Peningkatan produksi komoditi strategis untuk konsumsi dan

industri ini dapat dilakukan melalui berbagai upaya seperti

optimalisasi lahan garam potensial, membangun kemitraan, dan

memperkuat kapasitas kelembagaan antar instansi. Peran

pemerintah daerah sangat penting, karena swasembada garam

tidak bisa dijalankan dengan bergantung pada pemerintah pusat.

Pada tahun 2021, kegiatan pemberdayaan difokuskan untuk

peningkatan produksi dan mutu garam yang dihasilkan. Didukung

Bagian 3 Rencana Teknis

Kegiatan

Page 12: Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan

12

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021

dengan pengujian laboratorium hasil produksi garam rakyat

terutama untuk mengetahui kandungan NaCl dan Kadar Air.

Melihat kondisi usaha petambak garam rakyat saat ini, luas

areal, teknologi, produksi, dan mutu produksinya belum sesuai yang

diharapkan untuk dijadikan garam konsumsi dan garam industri,

maka Dinas Perikanan dan Kelautan akan melakukan upaya –

upaya pembinaan dan transfer teknologi, dengan harapan sedikit

demi sedikit produksi dan kualitas garam rakyat dapat ditingkatkan,

sehingga kebutuhan garam terpenuhi atau dapat melebihi, yang

pada akhirnya diharapkan Indonesia bukan menjadi pengimpor,

tetapi merupakan pengekspor garam berkualitas.

Penyelenggaraan kegiatan Pelatihan Pemberdayaan Usaha

Petambak Garam diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

teknis usaha tambak garam untuk meningkatkan produksi dan mutu

garam, maupun peningkatan pengetahuan, pamahaman, dan

kepedulian terhadap kelestarian lingkungan pesisir, laut dan pulau-

pulau kecil.

Tujuan kegiatan ini adalah :

Untuk Meningkatkan pendapatan dan Kesejahteraan petani

garam di Jawa Tengah.

Meningkatkan produktivitas lahan dan kualitas garam dengan

penerapan ilmu pengetahuan dan tehnologi.

Membentuk kelompok dan meningkatkan Kemampuan Usaha

Kelompok Masyarakat petani garam.

Spesifikasi teknis pekerjaan pemberdayaan usaha petambak

garam adalah:

1. Pertemuan pemberdayaan usaha petambak garam (6 lokasi)

Lokasi pekerjaan : di Kab. Brebes, Demak, Jepara, Pati,

Rembang dan Kebumen .

Materi : Kebijakan pemerintah dalam mendukung usaha

pergaraman, Penerapan teknologi produksi garam untuk

peningkatan produktivitas lahan dan kualitas garam, dan

kawasan ekonomi garam mandiri .

Lama pekerjaan : 1 (satu) hari kalender di setiap lokasi

kegiatan.

Peserta : 30 orang (petambak garam dan/atau penyuluh

perikanan dan/atau tokoh masyarakat dan/atau PPB)

Seminar kit : bloknote/ pulpen/ kaos/ tas/ tumbler/ flasdisk dan

lain-lain.

Waktu pelaksanaan : Triwulan I dan III

Page 13: Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan

13

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021

2. Rapat Koordinasi usaha petambak garam (2 kali)

Lokasi pekerjaan : Semarang.

Materi : Evaluasi capaian kinerja tahun sebelumnya atau

semester 1, Program dan rencana bidang pergaraman,

Kebijakan pemerintah dalam mendukung usaha pergaraman,

Penerapan teknologi produksi garam untuk peningkatan

produktivitas lahan dan kualitas garam, dan rantai ekonomi

usaha garam rakyat.

Lama pekerjaan : 1 (satu) hari kalender di setiap pelaksanaan.

Peserta : 30 orang (petambak garam dan/atau perwakilan

dinas Kab/Kota dan/atau akademisi)

Seminar kit : bloknote/ pulpen/ kaos/ tas/ tumbler/ flasdisk dan

lain-lain.

Waktu pelaksanaan : Triwulan 1 dan Triwulan IV

3. Temu Bisnis Usaha Petambak Garam Rakyat

Lokasi pekerjaan : Kota Semarang

Materi : Pengembangan Usaha Garam Rakyat di Jawa

Tengah pada skala Yang Lebih Luas

Lama pekerjaan : 1 (satu) hari kalender di setiap

pelaksanaan.

Peserta : 50 orang (petambak garam dan/atau perwakilan

dinas Kab/Kota dan/atau akademisi)

Seminar kit : bloknote/ pulpen/ kaos/ tas/ tumbler/ flasdisk

dan lain-lain.

Waktu Pelaksanaan : Triwulan II

4. Pembangunan rumah tunnel

Lokasi pekerjaan : Kab. Purworejo, Kebumen, Cilacap, Brebes,

Rembang.

Penerima : Kelompok masyarakat (minimal) sesuai dengan

ketentuan dalam Peraturan Gunernur Jawa Tengah Nomor 83

tahun 2018.

Lama pekerjaan : 60 (enam puluh) hari kalender.

Spesifikasi : merupakan bangunan sederhana berbentuk

setengah lingkaran, dengan alas LDPE ketebalan 250 mikron

dan atap plastik Ultra Violet ketebalan 200 mikron.

*)setiap tunnel memiliki spesifikasi yang berbeda, dengan

memperhatikan kondisi lahan, luasan lahan dan arah angin

serta beberapa faktor lainnya.

Pelaksanaan pemeriksaan pekerjaan dan penyerahan barang

dilaksanakan sesuai batas akhir SPK (Surat Perintah Kerja).

Page 14: Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan

14

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021

Pada akhir kegiatan akan dilakukan penyerahan hasil

pekerjaan dari Kuasa Pengguna Anggaran / Pengguna

Anggaran kepada Kelompok petambak garam di lokasi.

Waktu Pelaksanaan : Triwulan III sd Triwulan IV

5. Pembangunan gudang garam collecting point

Lokasi pekerjaan : Kab.Brebes, Demak, Jepara, Pati, Rembang,

Brebes, Kebumen.

Penerima : Kelompok masyarakat (minimal) sesuai dengan

ketentuan dalam Peraturan Gunernur Jawa Tengah Nomor 83

tahun 2018.

Lama pekerjaan : 90 (sembilan puluh ) hari kalender.

Spesifikasi : merupakan bangunan baru, untuk bangunan

mengikuti syarat umum dan syarat teknis gudang garam kelas

C dalam SNI 8446-2017 tentang gudang komoditas garam

serta disesuaikan dengan pagu anggaran.

*)setiap gudang memiliki spesifikasi yang berbeda, dengan

memperhatikan kondisi lahan, luasan lahan serta beberapa

faktor lainnya.

Pelaksanaan pemeriksaan pekerjaan dan penyerahan barang

dilaksanakan sesuai batas akhir SPK (Surat Perintah Kerja).

Pada akhir kegiatan akan dilakukan penyerahan hasil

pekerjaan dari Kuasa Pengguna Anggaran / Pengguna

Anggaran kepada Kelompok petambak garam di lokasi.

Waktu Pelaksanaan : Triwulan III dan IV

6. Pengadaan peralatan kerja petambak garam (geoisolator)

Lokasi pekerjaan Kab. Brebes, Demak, Jepara, Pati , Rembang

dan Kebumen .

Penerima : Kelompok masyarakat (minimal) sesuai dengan

ketentuan dalam Peraturan Gunernur Jawa Tengah Nomor 83

tahun 2018.

Lama pekerjaan : 60 (enam puluh) hari kalender.

Spesifikasi : minimal LDPE dengan ketebalan 250 mikron.

Pelaksanaan pemeriksaan pekerjaan dan penyerahan barang

dilaksanakan sesuai batas akhir SPK (Surat Perintah Kerja).

Pada akhir kegiatan akan dilakukan penyerahan hasil

pekerjaan dari Kuasa Pengguna Anggaran / Pengguna

Anggaran kepada Kelompok petambak garam di lokasi.

Waktu Pelaksanaan : Triwulan II dan III

Page 15: Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan

15

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021

7. Bantuan Revitalisasi saluran tersier untuk irigasi tambak garam

Lokasi pekerjaan Kab. Brebes, Demak, Jepara, Pati , Rembang.

Penerima : Kelompok masyarakat (minimal) sesuai dengan

ketentuan dalam Peraturan Gunernur Jawa Tengah Nomor 83

tahun 2018.

Lama pekerjaan : 60 (enam puluh) hari kalender.

Pelaksanaan pemeriksaan pekerjaan dan penyerahan barang

dilaksanakan sesuai batas akhir SPK (Surat Perintah Kerja).

Pada akhir kegiatan akan dilakukan penyerahan hasil

pekerjaan dari Kuasa Pengguna Anggaran / Pengguna

Anggaran kepada Kelompok petambak garam di lokasi.

Waktu Pelaksanaan : Triwulan II dan III

2) Pemberdayaan Usaha Perempuan Pesisir

Masyarakat pesisir menggantungkan hidupnya dari upaya

mengelola sumberdaya alam yang tersedia di lingkungannya.

Sumberdaya perikanan, baik itu perikanan tangkap dan budidaya

merupakan penunjang kelangsungan hidup masyarakat pesisir.

Dilain pihak, kelangsungan hidup keluarga masyarakat pesisir kini tak

lagi hanya mengandalkan kaum pria, kaum Perempuan Pesisir mau

tak mau juga menjadi penopang ekonomi keluarga. Perempuan

Pesisir menjadi tumpuan mengatasi persoalan-persoalan ekonomi

lokal dan pemenuhan kebutuhan hidup rumah tangganya.

Seiring dengan perkembangan dunia perikanan, merebak pula

berbagai permasalahan baik itu mengenai lingkungan maupun

sosial ekonomi. Lingkungan yang makin hari terus mengalami

kerusakan sekaligus terjadi kelangkaan sumberdaya perikanan.

Masalah sosial mencakup isu kemiskinan. Sedangkan masalah

ekonomi desa pesisir adalah kurangnya kemampuan manajemen

dan permodalan usaha.

Salah satu masalah yang dipandang krusial adalah kemiskinan.

Faktor kemiskinan merupakan pencetus banyak permasalahan

ikutan, diantaranya kerusakan ekosistem pesisir. Program untuk

memerangi kemiskinan masyarakat perlu terus dilakukan agar dapat

mendukung pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir secara adil

berkelanjutan.

Nelayan sebagai tulang punggung nafkah keluarga. Akan

tetapi menurunnya hasil tangkapan menuntut peran bantu dari para

istri nelayan. Hasil tangkapan akan bertambah nilainya apabila

mampu diolah menjadi lebih menarik dan bermanfaat. Para istri

nelayan dapt membantu menambah pendapatan keluarga melalui

Page 16: Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan

16

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021

kegiatan pengolahan hasil tangkapan ikan, dengan memanfaatkan

bantuan peralatan yang telah diterima.

Kegiatan Pelatihan Pemberdayaan Usaha Perempuan Pesisir

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan teknis usaha

pengolahan produk hasil perikanan untuk meningkatkan

pengetahuan, wawasan, ketrampilan teknik pengolahan produk

perikanan dan tetap memperdulikan kelestarian lingkungan pesisir

dan pulau-pulau kecil.

Tujuan kegiatan adalah:

Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan untuk istri

nelayan/Perempuan Pesisir untuk menghasilkan produk hasil

perikanan dan meningkatkan nilai ekonomis hasil perikanan dan

kelautan.

Menambah pendapatan keluarga masyarakat pesisir.

Membantu pemecahan masalah yang muncul pada kelompok

Perempuan Pesisir.

Spesifikasi teknis pekerjaan adalah:

1. Pertemuan pemberdayaan usaha perempuan pesisir (8 lokasi)

Lokasi pekerjaan : di Kab. Batang, Brebes, Kebumen, Demak,

Jepara, Kab Pekalongan, Pati, Rembang.

Materi : Kebijakan pemerintah dalam mendukung

pemberdayaan usaha perempuan pesisir, Penerapan

teknologi komoditas yang sudah ada dan diharapkan oleh

kelompok, dan strategi pengembangan usaha perempuan

pesisir.

Lama pekerjaan : 1 (satu) hari kalender di setiap lokasi

kegiatan.

Peserta : 30 orang (kelompok perempuan di pesisir dan/atau

penyuluh perikanan dan/atau tokoh masyarakat dan/atau

PPB)

Seminar kit : bloknote/ pulpen/ kaos/ tas/ tumbler/ flasdisk dan

lain-lain.

Waktu pelaksanaan : Triwulan II, III dan IV

2. Hibah barang peralatan kerja usaha perempuan pesisir

Lokasi pekerjaan : di Kab. Batang, Brebes, Cilacap, Demak,

Jepara, Kebumen, Kab. Pekalongan, Rembang, Pati.

Lama pekerjaan adalah 60 (enam puluh) hari kalender.

Penerima : Kelompok masyarakat (minimal) sesuai dengan

ketentuan dalam Peraturan Gunernur Jawa Tengah Nomor 83

tahun 2018.

Page 17: Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan

17

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021

Spesifikasi meliputi:

a. Kelompok Usaha Pengolahan Hasil Perikanan, berupa:

Alat pengolahan seperti cool box, keranjang basket,

blung balut, Freezer, wajan, dandang, timbangan, alat

pengepres kemasan platik/hand sealer, dan peralatan

lainnya yang relevan untuk mendukung produksi

pengolahan hasil perikanan

b. Kelompok Usaha Pengolahan Garam, berupa:

Wajan rebus untuk perebusan garam, basket, blung

plastik, kukusan bambu, cempon bambu, bak plastik,

ember plastik dan peralatan lainya yang relevan untuk

mendukung produksi perebusan garam.

c. Kelompok Usaha Kerajinan, berupa:

Peralatan usaha kerajinan/ketrampilan yang digunakan

untuk mengolah sumberdaya pesisir menjadi sesuatu

yang bernilai ekonomis bagi kelompok, seperti peralatan

batik mangrove dan peralatan lainya yang relevan untuk

mendukung produksi kerajinan/ketrampilan.

Pelaksanaan pemeriksaan pekerjaan dan penyerahan barang

dilaksanakan sesuai batas akhir SPK (Surat Perintah Kerja).

Pada akhir kegiatan akan dilakukan penyerahan hasil

pekerjaan dari Kuasa Pengguna Anggaran / Pengguna

Anggaran kepada Kelompok Perempuan Pesisir di lokasi.

Waktu Pelaksanaan : Triwulan III dan IV

3) Pemberdayaan Usaha Taruna Pesisir

Masyarakat pesisir menggantungkan hidupnya dari upaya

mengelola sumberdaya alam yang tersedia di lingkungannya.

Sumberdaya perikanan, baik itu perikanan tangkap dan budidaya

merupakan penunjang kelangsungan hidup masyarakat pesisir.

Dibutuhkan suatu ketrampilan dan difersifikasi usaha agar sumber

daya yang ada dapat diolah dan menjadi terbarukan. Taruna pesisir

sebagai generasi yang melanjutkan estafet pengelolaan pesisir

hendaknya membekali diri dengan berbagai ketrampilan dan

aplikasi teknologi tepat guna agar paling tidak dapat tumpuan

mengatasi persoalan-persoalan ekonomi lokal dan turut memajukan

lingkungan di sekitarnya.

Seiring dengan perkembangan dunia perikanan dan kelautan

merebak pula berbagai permasalahan baik itu mengenai

lingkungan maupun sosial ekonomi. Lingkungan yang makin hari

terus mengalami kerusakan sekaligus terjadi kelangkaan

Page 18: Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan

18

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021

sumberdaya perikanan. Masalah social mencakup isu kemiskinan.

Sedangkan masalah ekonomi desa pesisir adalah kurangnya

kemampuan manajemen dan permodalan usaha.

Salah satu masalah yang dipandang krusial adalah kemiskinan.

Faktor kemiskinan merupakan pencetus banyak permasalahan

ikutan, diantaranya kerusakan ekosistem pesisir. Program untuk

memerangi kemiskinan masyarakat perlu terus dilakukan agar dapat

mendukung pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir secara adil

berkelanjutan.

Taruna pesisir adalah generasi muda pesisir yang mengemban

tugas meregenerasi dan meningkatkan kapabilitas sumberdaya

manusia pesisir. Pengetahuan dan ketrampilan yang hendaknya

dimiliki tidaklah hanya ketrampilan seperti generasi sebelumnya,

akan tetapi dituntut untuk bisa menyediakan ikan sendiri melalui

budidaya perikanan dan bukan hanya tinggal mengambil dari laut.

Generasi masa kini dituntut lebih melek informasi dan memahami

dunia global.

Kegiatan Pemberdayaan Usaha Taruna Pesisir diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan teknis usaha perbengkelan nelayan dan

pembudidayaan perikanan tanpa melupakan kelestarian

sumberdaya lingkungan itu sendiri.

Tujuan kegiatan adalah:

Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pemuda pemudi

pesisir agar dapat menciptakan diversifikasi usaha perikanan

kelautan.

Menciptakan generasi penerus yang berpengetahuan luas dan

peduli pada wilayah pesisir.

Membantu pemecahan masalah yang muncul pada kelompok

taruna pesisir.

Spesifikasi teknis pekerjaan adalah:

1. Pertemuan pemberdayaan usaha taruna pesisir (2 lokasi)

Lokasi pekerjaan : di Kab. Kendal dan Kebumen.

Materi : Kebijakan pemerintah dalam mendukung

pemberdayaan usaha taruna pesisir, Penerapan teknologi

komoditas yang sudah ada dan diharapkan oleh kelompok,

dan strategi pengembangan usaha taruna pesisir.

Lama pekerjaan : 1 (satu) hari kalender di setiap lokasi

kegiatan.

Peserta : 30 orang (kelompok taruna di pesisir dan/atau

penyuluh perikanan dan/atau tokoh masyarakat dan/atau

PPB)

Page 19: Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan

19

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021

Seminar kit : bloknote/ pulpen/ kaos/ tas/ tumbler/ flasdisk dan

lain-lain.

Waktu pelaksanaan : Triwulan II

2. Hibah barang peralatan kerja usaha taruna pesisir

Lokasi pekerjaan : di Kab. Kendal, Pati dan Kebumen.

Lama pekerjaan adalah 60 (enam puluh) hari kalender.

Penerima : Kelompok masyarakat (minimal) sesuai dengan

ketentuan dalam Peraturan Gunernur Jawa Tengah Nomor 83

tahun 2018.

Waktu pelaksanaan : Triwulan IV

Spesifikasi meliputi:

a. Kelompok Usaha Perbengkelan, berupa :

Mesin diesel, mesin kompresor, dinamo las, topeng las,

gerinda tangan, bor tangan dan peralatan lainnya yang

relevan untuk mendukung usaha perbengkelan.

b. Kelompok Usaha Kepariwisataan

Mesin cuci kendaraan, kamera, tripod, printer dan

perlengkapan lainnya yang relevan untuk mendukung

fotografi dan kepariwisataan serta menjaga lingkungan.

Pelaksanaan pemeriksaan pekerjaan dan penyerahan barang

dilaksanakan sesuai batas akhir SPK (Surat Perintah Kerja).

Pada akhir kegiatan akan dilakukan penyerahan hasil

pekerjaan dari Kuasa Pengguna Anggaran / Pengguna

Anggaran kepada Kelompok taruna pesisir di lokasi.

Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan (Monevpel) merupakan salah

satu bagian dari unsur pengendalian yang dalam pelaksanaannya

sangat diperlukan dan berfungsi sebagai kontrol dan tolok ukur setiap

program/kegiatan yang dilaksanakan. Monevpel adalah suatu cara,

sistem dan pola penyajian informasi formal yang obyektif dan teratur

Bagian 4 Monitoring, Evaluasi

dan Pelaporan

Page 20: Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan

20

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021

dengan dukungan fakta yang tersusun dalam bentuk yang tertata dan

terstruktur. Dengan pengertian tersebut, maka Monevpel mampu

menyajikan semua informasi yang berkaitan dengan perkembangan

pelaksanaan kegiatan secara obyektif sehingga dapat dilakukan

tindakan koreksi secara cepat dan tepat apabila dalam

pelaksanaannya ditemui permasalahan yang diperkirakan dapat

mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran program/kegiatan

yang telah ditetapkan.

Berkaitan dengan pelaksanaan program/kegiatan di bidang

Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kepala Seksi selaku pelaksana

teknis kegiatan secara berkala berkewajiban melaporkan hasil

pelaksanaannya kepada Kepala Bidang.

A. Monitoring

Monitoring dapat diartikan sebagai usaha terus menerus atau

berkala mengamati/mempelajari mengenai indikator kinerja (input,

output, outcome) dan proses pelaksanaan terhadap pencapaian

tujuan dari program/kegiatan.

Dalam rangka mencapai efektifitas dan efisiensi, pembagian

peranan dan tanggung jawab pelaksanaan monitoring dalam lingkup

Bidang Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dilakukan secara

berjenjang mulai pelaksana teknis lapangan kabupaten/kota sampai

tingkat Kepala Bidang dan Kepala Dinas.

Kepala seksi sebagai pelaksana teknis kegiatan akan selalu

berkoordinasi dengan petugas Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten lokasi kegiatan

Selanjutnya akan melaporkan secara berkala ke Kepala Bidang

sebagai Kuasa Pengguna Anggaran / Barang.

Kepala Bidang sebagai Kuasa Pengguna Anggaran / Barang akan

melaporkan kepada Pengguna Anggaran dalam Rapat

Pelaksanaan Operasional Kegiatan yang secara rutin diadakan.

Monitoring dimulai sejak masa persiapan, masa pelaksanaan

dan masa paska kegiatan untuk melihat indikator kinerja (input, output

dan outcome) yang dicapai, proses pembinaan dan pemeliharaan

output sampai dengan dihasilkannya outcome dari setiap kegiatan dan

program.

Page 21: Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan

21

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021

Monitoring dapat dilakukan dengan 2 (dua) metode yaitu

monitoring secara tidak langsung dan monitoring langsung.

1. Monitoring tidak langsung

Dilakukan melalui laporan hasil pelaksanaan monitoring secara

berkala oleh petugas teknis lapangan di kabupaten yang

disampaikan melalui surat, faximili, telpon, sms, e-mail, dll.

2. Monitoring langsung

Monitoring langsung adalah monitoring yang dilakukan melalui

peninjauan ke lapangan (on the spot) secara berkala agar

kegiatan dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

B. Evaluasi

Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan relevansi,

efisiensi, efektivitas dan dampak program/kegiatan sesuai dengan

tujuan yang akan dicapai secara sistematik dan obyektif. Evaluasi ini

berupaya menerangkan “mengapa” output, efek, maupun dampak

kegiatan tercapai atau tidak. Kegiatan evaluasi utama adalah untuk

melihat secara menyeluruh pelaksanaan dan dampak dari suatu

kegiatan sebagai landasan bagi penyusunan kebijaksanaan dan

rancangan kegiatan yang akan datang.

Evaluasi dilakukan bertujuan untuk dapat mengetahui dengan

pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai

dalam pelaksanaan rencana pembangunan dapat dinilai dan dipelajari

untuk perbaikan pelaksanaan rencana pembangunan di masa yang

akan datang.

Evaluasi dilakukan terhadap hasil monitoring pelaksanaan

kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahap pra pelaksanaan, tahap

pelaksanaan, dan tahap paska pelaksanaan untuk menilai

tercapainya efisiensi dan efektifitas setiap kegiatan.

C. Pelaporan

Laporan merupakan cerminan pertama dan utama yang secara

cepat dapat menjawab pertanyaan apakah sebuah unit kerja telah

menjalankan fungsinya dengan baik, apakah sebuah unit kerja telah

melaksanakan tertib administrasi, apakah sasaran dan tujuan unit kerja

telah tercapai, dengan kata lain laporan merupakan barometer

pertama yang dengan mudah dilihat oleh pihak luar dalam

mengevaluasi sebuah satker. Apabila laporan yang disajikan oleh

sebuah unit kerja dapat dilakukan tepat waktu, akurat, lengkap, realistis

Page 22: Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan

22

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021

dan akuntabel maka dapat dipastikan satker tersebut telah

menjalankan fungsinya dengan baik, namun apabila laporan tidak ada,

tidak lengkap atau terlambat tentu ini sudah merupakan sebuah

indikator yang menunjukkan unit kerja tersebut belum optimal dalam

menjalankan fungsinya.

Oleh sebab itu setiap unit kerja diharapkan dapat menyiapkan

dan menyajikan laporan secara tepat waktu, karena keterlambatan

pengiriman laporan dari salah satu unit kerja akan mengakibatkan

keterlambatan konsolidasi laporan dan mempengaruhi kinerja DKP.

Fungsi pemantauan, evaluasi dan pelaporan adalah saling terkait

dan saling mendukung satu dengan lainnya. Dalam pelaksanaannya,

ketiga aktivitas tersebut tidak dapat dipisahkan karena merupakan

suatu kesatuan sistematis sebagai bagian dari fungsi pengendalian

dalam organisasi. Laporan yang disusun harus dapat menyajikan semua

informasi faktual yang terkait dengan hasil pelaksanaan monitoring atau

evaluasi yang telah dilaksanakan sebelumnya. Beberapa tujuan dan

fungsi pelaporan adalah:

Sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan program,

kegiatan dan anggaran kepada pemangku kepentingan yang lebih

tinggi

Untuk memberikan data dan Informasi setiap pelaksanaan

program/kegiatan, termasuk tingkat pencapaian dan permasalahan

yang dihadapi secara periodik dengan menyajikan laporan cepat,

tepat, akurat dan akuntabel

Sebagai media komunikasi antar pihak yang berkepentingan

Sebagai alat kontrol agar pelaksanaan program/kegiatan tetap

pada jalur yang benar, sesuai dengan sasaran dan tujuan yang

telah ditetapkan

Sebagai umpan balik bagi penyusunan rancangan

program/kegiatan serta anggaran tahun berikutnya

Sebagai bahan konsolidasi penyusunan laporan pada tingkatan

yang lebih tinggi.

Sebagai bahan pengambilan keputusan pimpinan.

Page 23: Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan

23

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021

Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan

Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang dibiayai melalui APBD

Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2021 ini dalam rangka

meningkatkan koordinasi antar semua pihak yang terkait untuk

pemberdayaan masyarakat kelautan, pesisir, dan pulau-pulau kecil

sesuai visi dan misi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah.

Dengan adanya Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini, diharapkan

dapat menjadi pedoman untuk meningkatkan efektifitas pencapaian

tujuan dan sasaran program dan kegiatan dalam pengembangan

bidang kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil di daerah sesuai target

yang telah ditetapkan.

Bagian 5 Penutup