Upload
silvi-anita-uslatu-r
View
31
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
keperawatan
Citation preview
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Riset Keperawatan dengan dosen pengampu Ns. Tantut Susanto, M.Kep, Sp.Kep.Kom
oleh:
Silvi Anita Uslatu RodyahNIM 112310101035
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER
2014
Tugas
Mohon untuk masing-masing mahasiswa membuat Latar belakang masalah
penelitian (MSKS), kemudian membuat kerangka teori, kerang ka konsep, tujuan
umum dan khusus penelitian, judul penelitian, dan manfaat penelitian.
1. Latar belakang
Masalah: F1 & F2
Fakta 1 : Masyarakat bertanggung jawab terhadap upaya penyelenggaraan
pelayanan kesehatan berbasis masyarakat. Sedangkan faktanya
masyarakat pengidap kusta masih kurang aktif dalam mengikuti
Kelompok perawatan diri (KPD)
Fakta 2 : Kader kesehatan mempunyai peran besar meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan kesehatan
Masalah : peran kader kesehatan terhadap motivasi pasien kusta untuk
mengikuti kelompok perawatan diri (KPD)
Rumusan masalah : apakah ada hubungan peran kader kesehatan dengan motivasi
keaktifan mengikuti kelompok perawatan diri (KPD) pada pasien
kusta?
LATAR BELAKANG
Masyarakat bertanggung jawab terhadap upaya penyelenggaraan pelayanan
kesehatan berbasis masyarakat. Dalam upaya mencapai keberhasilan
pembangunan dilakukan dengan mengembangkan pengertian kesadaran,
kemampuan dan prakarsa masyarakat, yang berarti bahwa masyarakat berperan
serta aktif dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kesehatan (Depkes RI,
2000).
Berdasarkan kebijakan pemerintah tantang program pengendalian penyakit
kusta dapat dilakukan dengan dengan kelompok perawatan diri (KPD). Ada 14
kabupaten di Jawa Timur yang telah mendirikan KPD, yaitu Kabupaten Jember,
Situbondo, Probolinggo, Pasuruan, Malang, Blitar, Lamongan, Madiun, Ngawi,
Gresik, Bangkalan, Sampang, Bojonegoro, dan Lumajang. Umumnya, KPD
didirikan di pedesaan sebab kecenderungan stigma terhadap penderita kusta dan
mantan penderita kusta lebih besar daripada di perkotaan. Dalam upaya
perwujudan program ini diperlukan peran aktif masyarakat, akan tetapi faktanya
masyarakat pengidap kusta masih kurang aktif dalam mengikuti Kelompok
perawatan diri (KPD).
Salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat adalah
dengan memberdayakan masyarakat. Salah satu upaya pemberdayaan yaitu
dengan mengikutsertakan anggota masyarakat atau kader yang bersedia secara
sukarela terlibat dalam masalah-masalah kesehatan (Kemenkes RI, 2011).
Kader Kesehatan adalah perwujudan peran aktif masyarakat dalam pelayanan
terpadu (DepKes RI, 2007). Keaktifan merupakan suatu kegiatan atau kesibukan
(Dediknas, 2008). Keaktifan kader kesehatan dapat diasumsikan bahwa kader
kesehatan yang aktif melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya, maka kader kesehatan tersebut termasuk
dalam kategori yang aktif. Namun, apabila kader kesehatan tidak mampu
melaksanakan tugasnya maka mereka tergolong yang tidak aktif. Keaktifan kader
kesehatan diharapkan akan membantu keberhasilan program desa siaga (DepKes
RI, 2007; Depdiknas, 2008).
Kader kesehatan mempunyai peran besar meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pembangunan kesehatan. Dalam program kelompok perawatan mandiri
diperlukan adanya peran aktif dari masyarakat pula, dan untuk menggerakkannya
diperlukan peran aktif dari masyarakat. Sehingga penulis ingin meneliti tentang
peran serta kader dalam meningkatkan motivasi masyarakat untuk ikut serta
dalam upaya penyelenggaraan kesehatan diperlukan agar upaya kesehatan
masyarakat dapat terwujud.
2. Kerangka Teori
KUSTA
1. Definisi2. Penyebab3. Cara penularan4. Tipe kusta5. Tanda dan gejala6. Program penanggulangan
penyakit kusta
Kelompok perawatan diri (KPD)
MOTIVASIDefinisi
Tujuan motivasi
Proses motivasi
Teknik motivasi
Macam motivasi
Ciri motivasi
JenisBaik
Cukupkurang
KADER KESEHATAN
Definisi
Kriteria kader
Faktor-faktor yang mempengaruhi peran serta kader
1. Usia2. Pekerjaan3. Lamanya menjadi kader4. Tingkat pendidikan5. Pemberian insentif6. Pelatihan7. Dukungan perugas kesehatan
Peran kader
Baik
Cukup
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
a. Intrinsik1. Kebutuhan (Need)2. Harapan
(Expectancy)3. Minat
b. Ekstrinsik1. Dorongan
keluarga2. Lingkungan3. media
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasia. Intrinsik
1. Kebutuhan (Need)2. Harapan (Expectancy)3. Minat
b. Ekstrinsik1. Dorongan keluarga2. Lingkungan3. media
3. Kerangka Konsep
Peran kader
Baik
Cukup
Motivasi
Baik
Cukup
kurang
4. Tujuan penelitian
a. Tujuan umum
Menganalisis hubungan peran kader kesehatan dengan motivasi keaktifan
mengikuti kelompok perawatan diri (KPD) pada penderita kusta
b. Tujuan khusus
1) Mengidentifikasi peran kader kesehatan di kecamatan X Kabupaten
Jember
2) Mengidentifikasi motivasi keaktifan mengikuti kelompok perawatan diri
(KPD) pada penderita kusta di kecamatan X Kabupaten Jember
3) Menganalisis hubungan peran kader kesehatan dengan motivasi keaktifan
mengikuti kelompok perawatan diri (KPD) pasien kusta X Kabupaten
Jember
5. Judul penelitian
Hubungan peran kader kesehatan dengan motivasi keaktifan mengikuti
kelompok perawatan diri (KPD) kecamatan X Kabupaten Jember
6. Manfaat
1) Bagi peneliti
Untuk mengetahui apakah ada hubungan peran kader kesehatan dengan
motivasi keaktifan mengikuti kelompok perawatan diri (KPD)
2) Bagi keperawatan
Untuk memberikan wawasan kepada perawat bahwa peran kader
kesehatan berpengaruh terhadap motivasi keaktifan penderita kusta untuk
mengikuti kelompok perawatan diri (KPD)
3) Bagi masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat bahwa peran kader sangat penting
dalam meningkatkan motivasi keaktifan penderita kusta dalam mengikuti
kelompok perawatan diri (KPD), sehingga masyarakat dapat secara aktif
untuk menjadi kader kesehatan dalam membantu penderita kusta di
wilayahnya