Kerusakan Ginjal Relative Sering Terjadi Pada Trauma Abdomen Terutama Terjadi Pada Trauma Tumpul Dan Jarang Terjadi Trauma Penetrasi (Repaired)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

INTERVENSI RADIOLOGI PADA TRAUMA GINJALAndrew P WillisAbstrakKerusakan ginjal relatif sering terjadi pada trauma abdomen terutama terjadi pada trauma tumpul dan jarang terjadi pada trauma penetrasi. Cedera iatrogenik adalah penyebab tambahan dimana kerusakan pembuluh darah ginjal penting untuk diketahui. Multidetektor computed tomography (CT) adalah modalitas pencitraan acuan pada pasien dengan dugaan trauma tumpul, dengan penetrasi atau cedera iatrogenik. Hal ini memungkinkan diagnosis yang cepat, mengetahui derajat trauma, serta untuk mengetahui adanya cedera pada organ lain. Ulasan ini membahas gejala klinis yang pasien yang akan dilakukan pencitraan, klasifikasi cedera, dan tatalaksana dari trauma ginjal dengan fokus utama pada peran penting tim intervensi radiologi, khususnya dalam menghentikan perdarahan yang mengancam jiwa dengan teknik embolisasi.Kata Kunci: Ginjal, trauma, intervensi radiologi, embolisasi, computed tomography, perdarahanPengantarKerusakan ginjal relatif sering terjadi pada trauma abdomen, berkisar sampai 10% kasus. Trauma ginjal yang sering terjadi diakibatkan oleh trauma tumpul dibandingkan dengan penetrasi yang sering terjadi bersamaan dengan kerusakan organ lain. Trauma iatrogenik pada ginjal adalah salah satu penyebab cedera vaskuler ginjal yang penting untuk dipertimbangkan. Multidetector computed tomography (CT) adalah modalitas pencitraan pilihan untuk mengetahui tingkatan cedera. Derajat kerusakan ginjal biasanya mengacu pada skala Asosiasi Amerika untukBedah Trauma (AAST) ginjal sekaligus memberikan pedoman penatalaksanaan pada masing-masing tingkatan cedera namun tidak bisa memberikan petunjuk penting tentang tanda yang langsung dan tak langsung yang bisa terdeteksi oleh CT-Scan. Temuan ini termasuk ukuran dari perirenal haematoma dan ekstravasasi kontras yang aktif. Mayoritas cedera diklasifikasikan sebagai cedera minor. Cedera minor dan menengah bisa dikelola tanpa intervensi operasi. Tantangan untuk tim emergensi adalah ketika ditemukan cedera ginjal yang berat yang membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat serta dilakukannya tindakan operasi atau melakukan intervensi radiologi (IR).Perdarahan tetap menjadi penyebab utama awal kematian pada pasien trauma dan tim IR dapat menawarkan kontrol definitif perdarahan pembuluh darah ginjal dalam banyak kasus. Konsep menghentikan perdarahan ginjal dengan transkateter embolisasi bukanlah hal yang baru dengan seri kasus kecil menggunakan bekuan darah autologous yang mengacu pada tahun 1970-an.Sejak itu telah ada kecenderungan umum diperawatan trauma terhadap manajemen kurang invasif. Hal ini, disertai dengan kemajuan signifikan dalam IR teknik dan teknologi dan didukung oleh. Bertambahnya kejadian trauma ginjal mengakibatkan berubahnya penangan menjadi bedah terbuka jika dibandingkan transkateter embolisasi bahkan dalam menghadapi ketidakstabilan hemodinamik. Insiden dan Mekanisme TraumaInsiden trauma ginjal terjadi antara 1% dan 3% dari semua kasus trauma (Santucci et al., 2004). Kerusakan ginjal pada trauma tumpul maupun trauma tajam abdomen cukup sering terjadi walaupun termasuk organ retroperitoneal dan banyak organ yang melindunginya dimana insidensinya sekitar 10% (McAninch dan Santucci, 2002). Sebagian besar kasus (sekitar 90%) diakibatkan oleh trauma tumpul, kecelakaan lalu lintas dan jatuh, luka tembus terutama tusukan dan yang jarang adalah karena tertembak (Santucci et al, 2004). Ini tidak termasuk kelompok cedera yang diakibatkan karena tindakan medis seperti biopsy ginjal, nefrektomi parsial, atau prosedur yang melibatkan ginjal. Cedera ginjal yang diakibatkan oleh trauma tumpul paling banyak terjadi namun jika cederanya kecil bisa sembuh dengan sendirinya (Santucci et al, 2004).Gambaran Klinis Hematuria merupakan tanda penting pada trauma ginjal yang biasanya ada pada 95% kasus (McAninch dan Santucci, 2002). Namun derajat keparahan hematuria tidak selalu berkorelasi dengan derajat keparahan trau

Citation preview

INTERVENSI RADIOLOGI PADA TRAUMA GINJALAndrew P Willis

AbstrakKerusakan ginjal relatif sering terjadi pada trauma abdomen terutama terjadi pada trauma tumpul dan jarang terjadi pada trauma penetrasi. Cedera iatrogenik adalah penyebab tambahan dimana kerusakan pembuluh darah ginjal penting untuk diketahui.Multidetektor computed tomography (CT) adalah modalitas pencitraan acuan pada pasien dengan dugaan trauma tumpul, dengan penetrasi atau cedera iatrogenik. Hal ini memungkinkan diagnosis yang cepat, mengetahui derajat trauma, serta untuk mengetahui adanya cedera pada organ lain. Ulasan ini membahas gejala klinis yang pasien yang akan dilakukan pencitraan, klasifikasi cedera, dan tatalaksana dari trauma ginjal dengan fokus utama pada peran penting tim intervensi radiologi, khususnya dalam menghentikan perdarahan yang mengancam jiwa dengan teknik embolisasi.

Kata Kunci: Ginjal, trauma, intervensi radiologi, embolisasi, computed tomography, perdarahan

PengantarKerusakan ginjal relatif sering terjadi pada trauma abdomen, berkisar sampai 10% kasus. Trauma ginjal yang sering terjadi diakibatkan oleh trauma tumpul dibandingkan dengan penetrasi yang sering terjadi bersamaan dengan kerusakan organ lain.Trauma iatrogenik pada ginjal adalah salah satu penyebab cedera vaskuler ginjal yang penting untuk dipertimbangkan. Multidetector computed tomography (CT) adalah modalitas pencitraan pilihan untuk mengetahui tingkatan cedera. Derajat kerusakan ginjal biasanya mengacu pada skala Asosiasi Amerika untukBedah Trauma (AAST) ginjal sekaligus memberikan pedoman penatalaksanaan pada masing-masing tingkatan cedera namun tidak bisa memberikan petunjuk penting tentang tanda yang langsung dan tak langsung yang bisa terdeteksi oleh CT-Scan. Temuan ini termasuk ukuran dari perirenal haematoma dan ekstravasasi kontras yang aktif. Mayoritas cedera diklasifikasikan sebagai cedera minor. Cedera minor dan menengah bisa dikelola tanpa intervensi operasi.Tantangan untuk tim emergensi adalah ketika ditemukan cedera ginjal yang berat yang membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat serta dilakukannya tindakan operasi atau melakukan intervensi radiologi (IR).Perdarahan tetap menjadi penyebab utama awal kematian pada pasien trauma dan tim IR dapat menawarkan kontrol definitif perdarahan pembuluh darah ginjal dalam banyak kasus.Konsep menghentikan perdarahan ginjal dengan transkateter embolisasi bukanlah hal yang baru dengan seri kasus kecil menggunakan bekuan darah autologous yang mengacu pada tahun 1970-an.Sejak itu telah ada kecenderungan umum diperawatan trauma terhadap manajemen kurang invasif. Hal ini, disertai dengan kemajuan signifikan dalam IR teknik dan teknologi dan didukung oleh. Bertambahnya kejadian trauma ginjal mengakibatkan berubahnya penangan menjadi bedah terbuka jika dibandingkan transkateter embolisasi bahkan dalam menghadapi ketidakstabilan hemodinamik.

Insiden dan Mekanisme TraumaInsiden trauma ginjal terjadi antara 1% dan 3% dari semua kasus trauma (Santucci et al., 2004).Kerusakan ginjal pada trauma tumpul maupun trauma tajam abdomen cukup sering terjadi walaupun termasuk organ retroperitoneal dan banyak organ yang melindunginya dimana insidensinya sekitar 10% (McAninch dan Santucci, 2002). Sebagian besar kasus (sekitar 90%) diakibatkan oleh trauma tumpul, kecelakaan lalu lintas dan jatuh, luka tembus terutama tusukan dan yang jarang adalah karena tertembak (Santucci et al, 2004). Ini tidak termasuk kelompok cedera yang diakibatkan karena tindakan medis seperti biopsy ginjal, nefrektomi parsial, atau prosedur yang melibatkan ginjal. Cedera ginjal yang diakibatkan oleh trauma tumpul paling banyak terjadi namun jika cederanya kecil bisa sembuh dengan sendirinya (Santucci et al, 2004).

Gambaran KlinisHematuria merupakan tanda penting pada trauma ginjal yang biasanya ada pada 95% kasus (McAninch dan Santucci, 2002). Namun derajat keparahan hematuria tidak selalu berkorelasi dengan derajat keparahan trauma ginjal yang pertama kali dijelaskan oleh Terang et al pada tahun 1978. Hal ini disebabkan karena hematuria tidak selalu ada pada pasien dengan kerusakan pelvic ginjal atau pelvicureter junction. Hematuria makroskopik mungkin tidak ada atau memang sementara, namun analisis urin tetap perlu dilakukan untuk melihat adanya hematuria mikroskopik. Identifikasi yang akurat dari mekanisme cedera, dan evaluasi hemodinamik tetap harus dilakukan.

PencitraanIndikasiKeputusan untuk melakukan pencitraan didasarkan atas anamnesis mekanisme cedera, pemeriksaan fisik, status hemodinamik pasien, dan hasil laboratorium. Di lembaga kami, semua pasien dengan trauma abdomen yang memiliki riwayat cedera yang parah atau hemodinamik yang tidak stabil, atau dari pemeriksaan fisik ditemukan kelainan di abdomen dan mengalami penurunan kesadaran akan menjalani CT-Scan. Cara ini membantu dalam mengurangi kasus trauma ginjal yang dilakukan pencitraan karena persyaratan untuk dilakukan CT-Scan adalah pasien dengan trauma tumpul yang mengalami hematuria makroskopik dan syok (tekanan sistolik