Upload
vokhue
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
a2
XEPAIA I(AI{TOR TESEHATAT{ PEI.ABUHAI{ KEIAS t SURABAYAr{oMoR I P1R.ot.0tl t.zl 4397 I 2O1S
TENTAT{GPERUBAHAN SURAT XEPUruSAN
KEPAU KAI{TOR KESEHATAN PETABUHAN XEI.AS I SURABAYAI{OMOR : Ht(.03.0slv[.s/ 6332 l2ots
RENCANA A|(sI KEGIATAT{ (RAK)TAHUN 2015.2019
IGNTOR XESEHATAN PEIABUHAN KEI.AS l SURABAYA
Menimbang
5
DIREICORAT JENDERAL PENCEGAHANDAN PENGENDALIAN PENYAKTT
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS 1 SURABAYAPORT HEALTH OFFICE SURABAYA
Jalan Raya Juanda Blok 2 8.2 Sedati Agung Sidoarjo 61253Telpon :(031) 99683747,99684014 Fakimile (031) 99684315
Website : www.kkp-surabaya.comEmall : [email protected]. [email protected]
Mengingat
Peraturan Presiden Republik lndonesia Nomor 2 Tahun 2015tentang Rencana pembangunan Jangka Menentah Nasional2015-2019;
I
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Bahwa sebagai penjabaran dari Rencana Aksi programPengendalian penyakit dan penyehatan Ungkungan Tahun2015-2019 Direktorat Jenderal pencegahan dan pengendalianPenyakit, perlu disusun Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2015-2019 Kantor Kesehatan pelabuhan Kelas I Surabaya yangditetapkan dengan Keputusan Kepala Kantor KesehatanPelabuhan Kelas I Surabaya;
1. Undang-Undang Nomor l Tahun 1962 tenbng K€rantina Lauq
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1962 tentang KarantinaUdara;
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 20011 tentang SistemPerencanaan pembangunan Nasional;
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RencanaPembangunan Jangka panjang Nasional Tahun 2ctr/S:zOZS,
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2OOg tentang KesehaEn;
6. Peraturan pemerintah Rl No.39 Tahun 2fi)6 tentang Tata CaraPengendalian dan Evaluasi pelaksanaan RencanaPembangunan;
7.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Rl Nomor 35G/ Menkes/ perl lyl2008 jo Nomor 2348/ Menkes/ per/ Xtl 2011 tentangOrganisasi dan Tatakerja Kantor Kesehatan pelabuhan;
11. Peraturan Menteri Keuangan Rt No.249/pMK. O2IZOIL tentangPengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas pelakanaan RencanaKerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
12. Permenkes Rt Nomor 2416/MENKES/PER/Xfi/ZOLL tentangPetunjuk pelaksanaan penetapan Kinerja dan pelaporanAkuntabilitas Kiner.ia Kementerian Kesehatan;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2014 tentangKlasifikasi Kantor Kesehatan pelabuhan;
9. lnternational Health Regulation (lHR) Tahun 2005;
14.
15
8.
16. Keputusan Menteri KesehatanMENKES/52I2015 tentang RencanaKesehatan 20I5-2Ot9;
Peraturan Menteri Negara pendayagunaan Aparatur Negaradan dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentangPetunjuk Teknis perjanjian Kerja, pelaporan Kinerja dan TataCara Reviu Atas Laporan Kinerja lnstansi pemerintah;
Keputusan Menteri Kesehatan Rl Nomor 375/Menkes/SK/V/2009 tentang Rencana pembangunan Jangka panjang BidangKesehatan 2$S-20ZS:
Rl Nomor HK.02.02/Strategis Kementerian
17.
18.
MEMUTUSKAN
KEPUTUSAN KEPALA KANTOR KESEHATANSURABAYA TENTANG PERUBAHAN SURAT
Keputusan Menteri Kesehatan Rt Nomor 1314/MENKES/SK/IXI2010 tentang pedoman standarisasi sumber daya manusia,sarana, dan prasarana di lingkungan Kantor KesehatanPelabuhan;
Keputusan Direktur Jenderal pengendalian penyakit danPenyehatan Lingkungan Nomor HK. O2.O3/Otlt.y2OB8/2OLstentang Rencana Aksi program pengendalian penyakit danPenyehatan Lingkungan Tahun 2015-2019 Direktorat JenderalPengendalian penyakit dan penyehatan Lingkungan;
PELABUHAN KETAS I
KEPUTUSAN KEPALA
Menetapkan
lnstruki Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang pedomanPenyusunan Sistem Akuntabilitas Kinerja lnstansi pemerintah;
Kesatu
Kedua
Ketiga
Keempat
Kelima
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I SURABAYA NOMOR :
HK.O3.O5/YII.5/ 6332 I2OL5 RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN 2015-2016 KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS ISURABAYA;
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Tahun 2015-2019 Kantor KesehatanPelabuhan Kelas I Surabaya merupakan dokumen perencanaanProgram Pencegahan dan Pengendalian Penyakit selama lima tahunyang berisikan upaya yang akan dilakukan Kantor KesehatanPelabuhan Kelas I Surabaya untuk mencapai indikator program dankegiatan yang telah ditetapkan dalam kurun waktu lima tahun(201s-2019);
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Tahun 2015-2019 Kantor KesehatanPelabuhan Kelas I Surabaya digunakan sebagai salah satu pedomandalam penyusunan Perjanjian Kinerja;
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Tahun 2015-2019 Kantor KesehatanPelabuhan Kelas I Surabaya digunakan sebagai salah satu pedomandalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga(RKAKL);
Rencana Aki Kegiatan (RAK) Tahun 2015-2019 Kantor KesehatanPelabuhan Kelas I Surabaya digunakan sebagai salah satu pedomanpenilaian Akuntabilitas Kinerja;
Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, danapabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan iniakan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.
Kepala Kantor
dr, H. Mu ammad Budi Hidayat, M,Kes
Tembusan:
1. Direktur Jenderal p2p Kementerian Kesehatan Rl
2. Sekretaris Direktorat Jenderal p2p Kementerian Kesehatan Rl
3. Kepala Bagian Pt Ditjen p2p Kementerian Kesehatan Rt
4. Kepala Bagian Hukormas Ditjen p2p Kementerian Kesehatan Rt
5. Kepala Bagian Keuangan Ditjen p2p Kementerian Kesehatan Rl
6. Kepala Bagian Kepegawaian dan Umum Ditjen p2p (ementerian Kesehatan Rl
Ditetapkan diPada tanggal
: Surabaya: 20 Desember 2018
NrP. 197110032005011002
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya i
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
KATA PENGANTAR
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap Satuan Kerja harus
menyusun Rencana Aksi Kegiatan (RAK) untuk periode lima tahun. Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya sebagai satuan kerja setingkat eselon II
dalam menyusun Rencana Aksi Kegiatan mengacu pada Visi, Misi, dan Nawacita
Presiden yang ditetapkan pada Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019.
Pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun
2015-2019, perlu dijabarkan lebih lanjut ke dalam suatu Rencana Aksi Program
(RAP) pada unit organisasi Eselon I dan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) pada unit
organisasi setingkat eselon II sesuai dengan tugas Pokok dan fungsinya.
Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas I Surabaya mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
2015-2019 dan Rencana Aksi Program (RAP) Ditjen Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan. Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas I Surabaya merupakan dokumen negara yang berisi upaya-upaya
mendukung Program Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan di Pintu
Masuk Negara yang dijabarkan dalam bentuk kegiatan, sasaran, indikator, target,
sampai dengan kerangka pendanaan.
Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya
Tahun 2015-2019 ini digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan dalam kurun waktu 2015-2019. Rencana Aksi Kegiatan ini
menjadi dasar dalam penyelenggaraan tugas melaksanakan pencegahan masuk
dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilance epidemiologi,
kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan
kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan
penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan
pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat
negara.
Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam
penyusunan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Surabaya Tahun 2015-2019. Pada kesempatan ini pula saya mengajak kepada
semua pihak untuk saling bersinergi dalam menyelenggarakan pembangunan
kesehatan guna tercapainya sasaran pembangunan kesehatan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhai Rencana Aksi Kegiatan Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas lSurabaya Tahun 2015-2019 ini, Aamiin.
Surabaya, 20 Desember 2018
Kepala Kantor Kesehatan PelabuhanKelas I Surabaya
dr. H. uhammad Budi Hidayat, M.Kes
NrP. 19711003200s011002
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya iii
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ . i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Kondisi Umum ........................................................................................ 4
C. Isu Strategis ............................................................................................ 24
D. Lingkungan Startegis ............................................................................... 27
II VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
A. Visi .......................................................................................................... 30
B. Misi ........................................................................................................ 31
C. Tujuan ..................................................................................................... 33
D. Sasaran Startegis .................................................................................... 36
III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. Arah Kebijakan ........................................................................................ 38
B. Strategi .................................................................................................. 41
IV TARGET KINERJA DAN PENDANAAN KEGIATAN
A. Target Kinerja ......................................................................................... 48
B. Pendanaan Kegiatan ............................................................................... 50
V PEMANTAUAN, PENILAIAN DAN PELAPORAN
A. Pemantauan ........................................................................................... 51
B. Penilaian ................................................................................................ 52
C. Pelaporan ................................................................................................ 56
VI PENUTUP .................................................................................................... 60
LAMPIRAN
1. Matriks Target Kinerja
2. Matriks Pendanaan Kegiatan
1
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada
perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta
pengutamaan dan manfaat.
Sesuai dengan UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, telah ditetapkan arah RPJMN
Tahap III ialah perlunya memantapkan pembangunan secara menyeluruh di
berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif
berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat.
Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan
(RPJPK) 2005-2025 dalam tahapan ke–3 (2015–2019), kondisi pembangunan
kesehatan diharapkan telah mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat
yang ditunjukkan dengan membaiknya berbagai sasaran pembangunan
Sumber Daya Manusia, seperti (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu
dan anak; (2) meningkatnya pengendalian penyakit; (3) meningkatnya akses
dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah
terpencil, tertinggal dan perbatasan; (4) meningkatnya cakupan pelayanan
kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan
SJSN Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan
vaksin; serta (6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015–
2019, telah ditetapkan dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015.
2
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
Pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dari Pembangunan
Nasional tercantum dalam Bab II RPJMN, dalam Bidang Pembangunan Sosial
Budaya dan Kehidupan Beragama.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka sebagai salah satu pelaku
pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana
Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/MENKES/52/2015. Renstra Kementerian Kesehatan merupakan
dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat program-
program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan langsung oleh
Kementerian Kesehatan maupun dengan mendorong peran aktif masyarakat
untuk kurun waktu tahun 2015-2019. Lima pendekatan perencanaan yang
dipergunakan dalam penyusunan Renstra Kementerian Kesehatan adalah:
(1) pendekatan politik, (2) pendekatan teknokratik, (3) pendekatan
partisipatif, (4) pendekatan atas-bawah (top-down), dan (5) pendekatan
bawah-atas (bottom-up).
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma
sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional: 1) pilar
paradigma sehat di lakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam
pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2)
penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses
pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan
intervensi berbasis risiko kesehatan; 3) sementara itu jaminan kesehatan
nasional dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta
kendali mutu dan kendali biaya.
Dalam pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan
Tahun 2015-2019, perlu dijabarkan lebih lanjut ke dalam suatu Rencana Aksi
3
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
Program (RAP) pada unit organisasi Eselon I dan Rancana Aksi Kegiatan (RAK)
pada unit organisasi setingkat eselon II sesuai dengan tugas Pokok dan
fungsinya. Salah satu Eselon I di Kementerian Kesehatan yaitu Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan.
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan
standardisasi teknis di bidang pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan. Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan menyelenggarakan fungsi: penyiapan
perumusan kebijakan di bidang imunisasi dan karantina, pengendalian
penyakit menular langsung, pengendalian penyakit bersumber binatang,
pengendalian penyakit tidak menular, dan penyehatan lingkungan;
pelaksanaan kebijakan di bidang imunisasi dan karantina, pengendalian
penyakit menular langsung, pengendalian penyakit bersumber binatang,
pengendalian penyakit tidak menular, dan penyehatan lingkungan
penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di
bidang imunisasi dan karantina, pengendalian penyakit menular langsung,
pengendalian penyakit bersumber binatang, pengendalian penyakit tidak
menular, dan penyehatan lingkungan; pemberian bimbingan teknis dan
evaluasi; pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.
Rencana Aksi Program (RAP) Pengendalian Penyakit & Penyehatan
Lingkungan, ditindak lanjuti dengan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Program
Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan di Pintu Gerbang Negara
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya 2015 s/d 2019, sebagaimana
Permenkes RI Nomor 356 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Permenkes Nomor 2348 Tahun 2011
tentang Perubahan Atas 356 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Kesehatan Pelabuhan, bahwa Kantor Kesehatan Pelabuhan yang
selanjutnya disebut KKP adalah unit pelaksana teknis di lingkungan
4
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
Departemen Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan dengan tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya
penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan,
pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan,
pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan
penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan
pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas
darat negara.
B. Kondisi Umum
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut.
b. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara.
c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
d. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
e. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
f. Peraturan Pemerintah RI No.39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
g. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019.
h. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pedoman
Penyusunan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
i. International Health Regulation (IHR) Tahun 2005
j. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 356/ Menkes/ Per/ IV/ 2008
jo Nomor 2348/ Menkes/ Per/ XI/ 2011 tentang Organisasi dan
Tatakerja Kantor Kesehatan Pelabuhan.
5
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
k. Peraturan Menteri Keuangan RI No.249/PMK.02/2011 tentang
Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
l. Permenkes RI Nomor 2416/MENKES/PER/XII/2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan
m. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Klasifikasi Kantor Kesehatan Pelabuhan.
n. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah
o. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 375/Menkes/SK/V/2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan
2005-2025.
p. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015
tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019.
q. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1314/MENKES/SK/IX/2010
tentang pedoman standarisasi sumber daya manusia, sarana, dan
prasarana di lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan
r. Keputusan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Nomor HK. 02.03/D1/I.1/2088/2015 tentang Rencana
Aksi Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Tahun 2015-2019 Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan
2. Tupoksi dan Struktur Organisasi
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 356/ Menkes/ Per/ IV/
2008 jo Nomor 2348/ Menkes/ Per/ XI/ 2011 tentang Organisasi dan
Tatakerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas
6
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
I Surabaya dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggungjawab kepada
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
a. Tugas Pokok dan Fungsi
1) Tugas Pokok
KKP mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan
keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilance
epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta
pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul
kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan
radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas
darat negara.
2) Fungsi
a) Pelaksanaan kekarantinaan;
b) Pelaksanaan pelayanan kesehatan;
c) Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
d) Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah
penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali;
e) Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion,
biologi, dan kimia;
f) Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi
sesuai penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas nasional,
regional, dan internasional;
g) Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan
penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana
bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk
penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk;
7
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
h) Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di
lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
i) Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan
muatannya;
j) Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan diwilayah kerja
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
k) Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang
kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas batras darat
negara;
l) Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
m) Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko
lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan;
n) Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
o) Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.
8
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
b. Struktur Organisasi :
3. Hasil Kegiatan
Gambaran kondisi umum dipaparkan berdasarkan dari hasil pencapaian
program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Kinerja
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya dalam Melaksanakan Tugas
Pokok dan Fungsinya diukur berdasarkan tingkat penggunaan anggaran
(Input), tingkat pencapaian kegiatan keluaran (output), serta pencapaian
kinerja hasil (outcome).
WILKER 1. Juanda 2. Gresik 3. Tuban 4. Kalianget
KEPALA KANTOR
BAGIAN TATA USAHA
SUBBAGIAN PROGRAM &
LAPORAN
SUBBAGIAN KEUANGAN &
UMUM
KELOMPOK JABFUNG
1.Epidemiologi 2.Entomologi 3.Sanitarian 4.Dokter
SEKSI SANITASI DAN DAMPAK RISIKO
LINGKUNGAN
SEKSI PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG
PENULAR PENYAKIT
BIDANG PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN
BIDANG UPAYA KESEHATAN DAN LINTAS WILAYAH
SEKSI PENCEGAHAN DANPELAYANAN KESEHATAN
SEKSI KESEHATAN MATRA DAN LINTAS WILAYAH
BIDANG PENGENDALIAN KARANTINA DAN
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
SEKSI PENGENDALIAN KARANTINA
SEKSI SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
INSTALASI 1. Klinik Rawat
Jalan Kesja & Isolasi
2. OMKABA 3. Lab Air &
Limbah 4. Makanan
Minuman 5. Lab Rodent 6. Klinik VCT 7. Lab Diagnostik
9
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
a. Capaian Kinerja anggaran (Input)
Capaian indikator input adalah realisasi penggunaan dana
dibandingkan dengan pagunya. Berikut adalah pagu dan realisasi
anggaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya TA. 2010 s/d
2014.
Tabel 1.1 Pagu dan Realisasi Anggaran TA.2010 s/d 2014
TAHUN PAGU REALISASI %
2010 15.659.365.000
13.808.079.610 88,18%
2011 13.307.175.000
9.798.629.337 73,63%
2012 11.516.841.000
10.082.290.604 87,54%
2013 17.640.730.000
11.439.307.895
64,85%
2014 19.104.073.000
17.339.962.235
90,77%
Gambar 1.1
Pagu dan Realisasi Anggaran TA.2010 s/d 2014
10
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
Dari tabel 1.1 dan gambar 1.1 di atas dapat diketahui bahwa pagu dan
realisasi anggaran selama lima tahun cenderung turun naik. Akan tetapi
persentase realisasi yang paling tinggi ada pada tahun 2014 (90,77%). Jika
dibandingkan dengan tahun 2013 realisasi anggaran mengalami kenaikan
sebesar Rp.5.900.654.340,00 (51,58%).
b. Capaian kegiatan keluaran (output)
Output merupakan prestasi kerja berupa barang atau jasa yang
dihasilkan oleh suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan.
Pencapaian kinerja output pelaksanaan kegiatan pada Program
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan pada Tahun 2010-
2015 telah mencapai hasil yang memuaskan, rata-rata pertahun sebagai
berikut:
1) Tahun 2010 sebesar 94,98% (22 output)
2) Tahun 2011 sebesar 89,92% (37 output)
3) Tahun 2012 sebesar 97,76% (33 output)
4) Tahun 2013 sebesar 104,49% (36 output)
5) Tahun 2014 sebesar 106,13% (40 ouput)
c. Capain kinerja hasil (outcome)
Kinerja kegiatan merupakan integrasi hasil/pencapaian berbagai
pelaksana kegiatan, baik pelaksana program maupun berbagai lintas
program dan lintas sektor yang terlibat serta saling berhubungan. Kinerja
yang akan diukur merupakan indikator sasaran di bidang pencegahan dan
pemberantasan penyakit serta bidang kesehatan lingkungan.
Data indikator sasaran didapatkan dari hasil survei yang dilakukan dalam
interval waktu tertentu (1 tahunan, 3 tahunan, atau 5 tahunan)
tergantung jenis indikator keberhasilan yang akan diukur.Outcome (hasil)
merupakan prestasi kerja yang berupa sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya output dari kegiatan dalam suatu program.
11
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
1) Indikator Persentase faktor resiko potensial PHEIC yang terdeteksi
dipintu negara
Faktor resiko petensial PHEIC yang terdeteksi di pintu negara melalui
pemeriksaan kapal dan pesawat.
Dokumen kekarantinaan yang diberikan kepada kapal yang datang
dari luar negeri dan atau dari dalam negeri terjangkit (under
surveilans). Kapal tersebut berlabuh/angker di luar dermaga dan atau
sandar di dermaga. Dinyatakan dalam satuan dokumen Certificate of
pratique (COP).
General Declaration (GENDEC) adalah dokumen yang diterbitkan oleh
pilot pesawat tentang kondisi pesawat. Salah satu bagian GENDEC
adalah Health Part of General Declaration (HPoGD) berisi tentang
keterangan penumpang sakit dan tindakan penyehatan pesawat.
Capaian indikator selama 5 tahun terakhir dapat disajikan pada
gambar berikut ini.
Gambar 1.2 Perbandingan Indikator Persentase faktor resiko potensial PHEIC
yang terdeteksi dipintu negara Tahun 2010-2014
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa selama tahun 2010-2013
Persentase faktor resiko potensial PHEIC yang terdeteksi dipintu
negara selalu tercapai 100%, bahkan di tahun 2014 dapat tercapai
121,84%.
Indikator ini dapat dicapai dengan upaya :
1) Pemeriksaan kapal dan pesawat dari dalam dan luar negeri
2) Analisis
12
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
3) Penerbitan Sertifikat Free Pratique dan GENDEC
Kendala yang dihadapi dalam kegiatan ini adalah belum ada sanksi
untuk kapal yang tidak melakukan in/ out clearance akibat revisi
undang-undang kekarantinaan yang sampai sekarang belum
disahkan. Sementara undang-undang yang lama yaitu Undang-
Undang No.1 tahun 1962 tentang Karantina Laut Undang-Undang
No.2 tahun 1962 tentang Karantina Udara sudah tidak sesuai lagi
dengan kondisi sekarang.
2) Indikator Persentase terlaksananya penanggulangan faktor resiko
dan pelayanan kesehatan pada wilayah kondisi matra
Penanggulangan faktor resiko dan pelayanan kesehatan pada wilayah
kondisi matra, antara lain: kesehatan haji, arus mudik lebaran,natal
dan tahun baru.
Capaian indikator selama 5 tahun terakhir dapat disajikan pada
gambar berikut ini.
Gambar 1.3 Perbandingan Indikator Persentase terlaksananya penanggulangan factor resiko dan pelayanan kesehatan pada wilayah kondisi matra
Tahun 2010-2014
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa selama tahun 2010-2013
Persentase faktor resiko potensial PHEIC yang terdeteksi dipintu
negara selalu tercapai 100%, bahkan di tahun 2014 dapat tercapai
125%.
Upaya yang dilaksanakan dalam mencapai indikator ini:
13
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
1) Penyusunan rencana kegiatan kesehatan haji, matra idul fitri,
natal dan tahun baru.
2) Melaksanakan koordinasi/ jejaring lintas sektor melalui
pertemuan/ rapat.
3) Melaksanakan kegiatan kesehatan embarkasi debarkasi haji,
posko matra idul fitri, posko natal dan tahun baru.
4) Melaksanakan evaluasi kegiatan kesehatan embarkasi debarkasi
haji, matra idul fitri, natal dan tahun baru
3) Indikator Persentase Penanggulangan KLB < 24 jam
Investigasi dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) <24 jam.
KLB yang diantisipasi adalah Mers Cov.
Capaian indikator selama 5 tahun terakhir dapat disajikan pada
gambar berikut ini.
Gambar 1.4 Perbandingan Indikator Persentase Penanggulangan
KLB < 24 jam Tahun 2010-2014
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa selama tahun 2010-2014
Indikator Persentase Penanggulangan KLB < 24 jam selalu tercapai
100%.
Indikator ini dapat dicapai dengan upaya:
1) Dibentuk Tim Gerak Cepat (TGC)
2) Disusun SOP penanggulangan KLB
3) Dilakukan simulasi penanganan KLB dengan lintas sektor terkait
4) Mengikuti pelatihan Tim Gerak Cepat (TGC)
Kendala yang dihadapi:
14
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
1) Tidak tersedianya ruang isolasi/ karantina di pelabuhan/bandara
yang memenuhi standart/kriteria.
2) Tidak semua rumah sakit memiliki ruang isolasi/ karantina yang
sesuai standart. Jikapun ada jumlah ruang, fasilitas, dan logistik
tidak memadai.
4) Persentase kasus zoonosa yang ditemukan, ditangani sesuai standar
Tindakan yang dilakukan dalam rangka mengendalikan kasus zoonosa
yang terjadi di area pelabuhan/bandara.
Capaian indikator selama 5 tahun terakhir dapat disajikan pada
gambar berikut ini.
Gambar 1.5 Perbandingan Indikator kasus zoonosa yang ditemukan, ditangani
sesuai standar Tahun 2010-2014
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa selama tahun 2010-
2013 Indikator Persentase kasus zoonosa yang ditemukan,
ditangani sesuai standar selalu tercapai 100%. Bahkan di tahun
2014 tercapai 111,11%.
Indikator ini dapat dicapai dengan upaya:
1) Melaksanakan kegiatan pengendalian lalat dan kecoa mulai
dari survei kepadatan sampai dengan
pemberantasan/spraying
2) Melaksanakan kegiatan pengendalian lalat dan kecoa di
lingkungan pelabuhan/bandara baik daerah perimeter
15
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
maupun buffer di seluruh wilayah induk maupun wilayah kerja
KKP Kelas I Surabaya
3) Melaksanakan kegiatan tikus dan pinjal secara rutin di wilayah
pelabuhan/bandara
4) Mengawasi indeks pinjal khusus < 1 dan indeks pinjal umum <
2 di wilayah pelabuhan
Kepadatan lalat dan kecoa sangat tergantung dari perilaku hidup
bersih dan sehat komunitas pelabuhan terkait dengan
penanganan pembuangan sampah yang baik.
5) Jumlah kasus Diare per 1.000 penduduk
Tindakan yang dilakukan dalam rangka mengendalikan jumlah kasus
diare di area pelabuhan.
Tempat pengelolaan makanan adalah suatu tempat dimana makanan
diolah, sedangkan penjamah makanan adalah orang yang secara
langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari
tahap persiapan, pembersihan, pengolahan pengangkutan sampai
penyajian.
Tempat pengelolaan makanan, tempat – tempat umum dan
penjamah makanan memiliki peran penting dalam hal kualitas
makanan/minuman.
Capaian indikator selama 5 tahun terakhir dapat disajikan pada gambar berikut ini.
Gambar 1.6 Jumlah kasus Diare per 1.000 penduduk Tahun 2010-2014
16
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa selama tahun 2010-2013
Indikator Jumlah kasus Diare per 1.000 penduduk tidak ada.
sedangkan di tahun 2014 tercapai 114,74%.
Upaya yang dilaksanakan dalam mencapai indikator ini:
1) Melaksanakan kegiatan pengawasan tempat pengelolaan
makanan di wilayah induk dan wilayah kerja secara rutin
2) Melaksanakan kegiatan pengawasan kualitas makanan/minuman
dengan parameter organoleptik dan bakteriologis
3) Melaksanakan persiapan dengan koordinasi dengan pihak pemilik
restoran/ rumah makan
4) Melaksanakan pemeriksaan kesehatan pada penjamah makanan
5) Melaksanakan penerbitan dokumen/ sertifikat laik sehat
6) Melaksanakan kegiatan pengawasan tempat-tempat umum baik di
wilayah pelabuhan/bandara yang meliputi gedung/bangunan dan
alat angkut
7) Melaksanakan tindakan sanitasi alat angkut apabila ditemukan
adanya vektor atau faktor risiko penyakit yang lain
Pemeriksaan kualitas makanan/minuman secara bakteriologis
dilakukan di laboratorium kesehatan lingkungan seperti BBTKL & PP
Surabaya, BLK Surabaya atau laboratorium kesehatan lingkungan di
kabupaten/kota terdekat, sehingga beberapa wilayah kerja yang di
Kabupaten/Kota tidak mempunyai laboratorium kesehatan lingkungan
tidak bisa melaksanakan pemeriksaan kualitas makanan/minuman.
6) Indikator Persentase (%) Provinsi Yang Melakukan Pembinaan
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular (SE,
deteksi dini, KIE dan penanganan kasus)
Provinsi yang melakukan pembinaan pencegahan dan
penanggulangan PTM adalah Provinsi yang melakukan pembinaan
17
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
pencegahan penanggulangan PTM kepada kab/kota di wilayah
provinsi tersebut.
Ruang lingkup pencegahan dan penanggulangan PTM adalah
deteksi dini penanganan kasus, KIE, dan Surveilans.
Pembinaan pencegahan dan penanggulangan PTM yang dimaksud
ada memberikan dukungan dalam melaksanakan program PPTM,
sehinngga kab/kota di wilayah provinsi tersebut dapat melaksanakan
program PPTM.
Persentase Provinsi yang melakukan pembinaan pencegahan dan
penanggulangan PTM adalah jumlah Provinsi yang melakukan
pembinaan pencegahan dan penanggulangan PTM terhadap jumlah
provinsi di Indonesia.
Namun karena kantor kesehatan pelabuhan tidak berbasis wilayah
maka yang dijadikan perhitungan indikator adalah kegiatan yang
berhubungan dengan pembinaan PTM, yaitu pelatihan BHD dan AED
bagi masyarakat pelabuhan/bandara, tatalaksana PTM masyarakat
pelabuhan/bandara, pengendalian PTM pada jamaah haji dan umroh
ke Kab/Kota.
Capaian indikator selama 5 tahun terakhir dapat disajikan pada
gambar berikut ini.
Gambar 1.7 Perbandingan Indikator Indikator Persentase (%) Provinsi Yang
Melakukan Pembinaan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular (SE, deteksi dini, KIE dan penanganan kasus)Tahun
2010-2014
18
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa selama tahun 2010-2013
tidak ada Indikator Persentase (%) Provinsi Yang Melakukan
Pembinaan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
(SE, deteksi dini, KIE dan penanganan kasus). Dan di tahun 2014 telah
tercapai 100%.
Upaya yang dilaksanakan dalam mencapai indikator ini:
1) Pelatihan BHD dan AED bagi masyarakat pelabuhan/bandara,
2) Pelatihan tatalaksana PTM masyarakat pelabuhan/bandara,
3) Sosialisasi pengendalian PTM pada jamaah haji dan umroh ke
Kab/Kota.
7) Indikator Persentase (%) Kualitas Air Minum yang Memenuhi Syarat
Pemantauan kualitas air bersih secara rutin di area pelabuhan.
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat
diminum apabila telah dimasak.
Pengawasan kualitas air dilakukan untuk mecegah penurunan
kualitas dan penggunaan air yang dapat mengganggu dan
mebahayakan kesehatan, serta meningkatkan kualitas air.
Capaian indikator selama 5 tahun terakhir dapat disajikan pada
gambar berikut ini.
Gambar 1.8 Persentase (%) Kualitas Air Minum yang Memenuhi Syarat
Tahun 2010-2014
19
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa selama tahun 2010-
2014 Indikator Persentase Penanggulangan KLB < 24 jam selalu
tercapai 100%.
Upaya yang dilaksanakan dalam mencapai indikator ini:
1) Melaksanakan kegiatan pengawasan air bersih secara rutin di
wilayah induk dan wilayah kerja
2) Melaksanakan kegiatan pengawasan kualitas air bersih dengan
parameter fisika, kimia dan bakteriologis
Peralatan pemeriksaan air bersih yang dimiliki KKP Kelas I Surabaya
adalah parameter kimia sederhana yaitu pH dan Sisa Chlor sedangkan
pemeriksaan kimia lengkap dan bakteriologis dilakukan di
laboratorium kesehatan lingkungan seperti BBTKL & PP Surabaya, BLK
Surabaya atau laboratorium kesehatan lingkungan di kabupaten/kota
terdekat.
Laboratorium kesehatan lingkungan tidak selalu ada di wilayah
Kabupaten/Kota dimana Wilayah Kerja KKP Kelas I Surabaya berada,
sehingga untuk wilayah kerja tersebut pemeriksaan kualitas air bersih
hanya mencakup parameter fisik dan kimia sederhana.
8) Indikator Jumlah Upt Vertikal yang Ditingkatkan Sarana dan
Prasarananya
Jumlah UPT vertikal Ditjen PP dan PL yang ditingkatkan sarana dan
prasaranya, dalam hal ini adalah Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Surabaya.
Peningkatan jumlah sarana dan sarana yang dimiliki baik secara
kualitas maupun kuantitas.
Capaian indikator selama 5 tahun terakhir dapat disajikan pada
gambar berikut ini.
20
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
Gambar 1.9 Perbandingan Indikator Jumlah Upt Vertikal yang Ditingkatkan
Sarana dan Prasarananya Tahun 2010-2014
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa selama tahun 2010-2013
Indikator Jumlah Upt Vertikal yang Ditingkatkan Sarana dan
Prasarananya) selalu mencapai 100%. Dan di tahun 2014 telah
tercapai 142,86%.
Upaya yang dilaksanakan dalam mencapai indikator ini:
1) Pengembangan sistem informasi pelaporan kegiatan
2) Pembangunan gedung wilker gresik
3) Pemeliharaan gedung kantor Wilker Juanda
4) Pemeliharaan gudang kantor Induk
5) Pengadaan kendaraan/ mobil khusus
6) Pengadaan kendaraan operasional roda 4 dan 2
7) Pengadaan perangkat pengolah data
8) Pengadaan meubeler kantor
9) Pengadaan sarana penunjang perkantoran
10) Pengadaan fasilitas perkantoran
Kantor Kesehatan Pelabuhan tidak dapat membangun gedung kantor
induk yang sudah tidak lagi memenuhi ketentuan berdasarkan
Permenkes 1314/MENKES/SK/IX/2010 standardisasi sarana dan
prasarana. Karena gedung yang ditempati sekarang berada di atas
lahan milik PT. Pelindo III.
21
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
4. Permasalahan
Berdasarkan uraian di atas, kinerja KKP dalam rangka pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan di Pintu Gerbang Negara pada periode
2010-2014 masih menghadapi berbagai tantangan akan menjadi input
dalam menentukan arah kebijakan dan strategi Kementerian Kesehatan,
antara lain:
a. Regulasi
Undang-Undang No.1 tahun 1962 tentang Karantina Laut Undang-
Undang No.2 tahun 1962 tentang Karantina Udara sudah tidak sesuai
lagi dengan kondisi sekarang. Sedangkan revisi undang-undang
kekarantinaan sampai sekarang belum disahkan. Sehingga belum ada
sanksi yang tegas bagi pelanggarnya, misal belum ada sanksi untuk
kapal yang tidak melakukan in/ out clearance.
Pengurusan Health Certificate dan surat keterangan impor masih dicari
kejelasan pihak yang berwenang menerbitkan. Dalam National Single
Window (NSW) portal Bea Cukai hanya disyaratkan surat ekspor dan
impor yang diterbitkan BPOM. Sehingga dalam kasus pengembalian
barang ekspor, health certificate tidak berlaku.
b. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia yang dimiliki Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Surabaya dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi sejumlah 106
orang. Sedangkan berdasarkan Kepmenkes 1314/MENKES/SK/IX/2010
tahun 2010 standarisasi jumlah pegawai untuk KKP Kelas 1 dengan 4
wilker berjumlah 122 pegawai. Jadi jumlah pegawai di KKP Kelas I
Surabaya masih kurang 16 orang.
Sedangkan berdasarkan Analisa Beban Kerja (ABK) yang telah disusun
jumlah kebutuhan pegawai dengan 5 wilker berjumlah 176 pegawai. Jadi
jumlah pegawai di KKP Kelas I Surabaya masih kurang 70 orang.
Keterbatasan sumber daya manusia ini menyebabkan:
22
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
1) Ada beberapa pelabuhan yang berada di Wilayah Kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya yang belum terawasi secara
optimal seperti Brondong, Pacitan, Branta, Paciran. Hal ini karena
lokasinya yang jauh dari Kantor Wilayah Kerja, sehingga harus
dibuka pos-pos baru.
2) Untuk Pelabuhan Bawean pelayanan kekarantinaan belum dapat
diselenggarakan.
3) Tidak semua kapal dapat diperiksa hanya memprioritaskan
pemeriksaan sanitasi kapal pada kapal-kapal tertentu sebagai
berikut : kapal yang datang dari luar negeri, kapal yang akan
melakukan perpanjangan sertifikat sanitasi kapal, kapal yang sedang
mengalami kejadian khusus sehingga berpotensi menyebabkan
penularan penyakit dan kapal-kapal lain yang dilakukan secara
sampling.
4) Masih ada 8% jumlah pesawat datang dari luar negeri yang tidak
terawasi dan tidak diketahui kondisi kesehatannya serta faktor
risiko di dalamnya. Pesawat tersebut tidak terawasi karena jadwal
kedatangannya tidak diketahui oleh petugas KKP Kelas I Surabaya.
Pesawat yang tidak terawasi merupakan pesawat carteran atau
pesawat militer, dan atau pesawat komersial yang kedatangannya
jam 22.00 sampai dengan 08.00 WIB.
5) Sebanyak 100% pesawat domestik tidak diawasi secara aktif.
c. Sarana dan Prasarana
1) Gedung Kantor
Untuk gedung kantor, dari 5 gedung yang dipakai hanya 2 gedung
saja yang milik sendiri yaitu: Wilker Kalianget (1984) dan Wilker
Gresik (2014). Sedangkan lainnya merupakan sewa: Wilker Juanda
(dari Lanudal), Wilker Tuban (dari masyarakat).
23
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
Bahkan gedung Induk masih sewa dari PT.Pelindo III. Gedung tidak
memenuhi ketentuan berdasarkan Kepmenkes
1314/MENKES/SK/IX/2010 standardisasi sarana dan prasarana. Salah
satunya adalah ruang rapat yang kapasitasnya hanya cukup untuk 20
orang saja, sehingga apabila peserta rapat lebih dari itu harus
diadakan di luar kantor. Akan tetapi gedung tersebut tidak dapat
dibangun lagi karena sesuai peraturan yang ada apabila ingin
membangun di lahan milik pihak ketiga harus ada kepastian bahwa
gedung dapat dipergunakan dalam jangka waktu 30 tahun,
sedangkan PT. Pelindo III tidak dapat mengeluarkan surat
rekomendasi tersebut. Sehingga satu-satunya jalan adalah dengan
membeli lahan baru.
2) Peralatan penunjang Tupoksi
a) Peralatan pemeriksaan air bersih yang dimiliki KKP Kelas I
Surabaya adalah parameter kimia sederhana yaitu pH dan Sisa
Chlor sedangkan pemeriksaan kimia lengkap dan bakteriologis
dilakukan di laboratorium kesehatan lingkungan seperti BBTKL &
PP Surabaya, BLK Surabaya atau laboratorium kesehatan
lingkungan di kabupaten/kota terdekat.
b) Kegiatan pengendalian vektor terutama pemasangan perangkap
tikus belum optimal karena tidak ada kendaraan operasional di
wilayah kerja Juanda, Gresik, Tuban dan Kalianget.
d. Jejaring Kemitraan
1) Tidak tersedianya ruang isolasi/ karantina di pelabuhan/bandara yang
memenuhi standart/kriteria.
2) Tidak semua rumah sakit memiliki ruang isolasi/ karantina yang
sesuai standart. Jikapun ada jumlah ruang, fasilitas, dan logistik tidak
memadai.
24
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
3) Kepadatan lalat dan kecoa sangat tergantung dari perilaku hidup
bersih dan sehat komunitas pelabuhan terkait dengan penanganan
pembuangan sampah yang baik
4) Pemeriksaan kualitas makanan/minuman secara bakteriologis
dilakukan di laboratorium kesehatan lingkungan seperti BBTKL & PP
Surabaya, BLK Surabaya atau laboratorium kesehatan lingkungan di
kabupaten/kota terdekat, sehingga beberapa wilayah kerja yang di
Kabupaten/Kota tidak mempunyai laboratorium kesehatan
lingkungan tidak bisa melaksanakan pemeriksaan kualitas
makanan/minuman.
5) Laboratorium kesehatan lingkungan tidak selalu ada di wilayah
Kabupaten/Kota dimana Wilayah Kerja KKP Kelas I Surabaya berada,
sehingga untuk wilayah kerja tersebut pemeriksaan kualitas air
bersih hanya mencakup parameter fisik dan kimia sederhana.
6) Ketersediaan data penyakit di Puskesmas terlambat
7) Luas area pelaksanaan fogging belum memenuhi target yang
ditetapkan. Hal ini disebabkan ada wilayah tertentu di lingkungan
pelabuhan/bandara yang tidak diperkenankan untuk difogging.
8) Penerbitan buku pelaut dan Medical Check Up (MCU) yang
merupakan salah satu tupoksi KKP sampai saat ini masih
dilaksanakan di RS PHC (Port Health Center).
9) Masih rendahnya kesadaran pemilik kapal Indonesia khususnya
pengusaha kapal menengah kebawah, untuk melengkapi
persediaaan Obat/P3K.
C. Isu Strategis
1. Transisi epidemiologi
Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sedang kita hadapi saat
ini dalam pembangunan kesehatan adalah beban ganda penyakit, yaitu
disatu pihak masih banyaknya penyakit infeksi yang harus ditangani,
25
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
dilain pihak semakin meningkatnya penyakit tidak menular. Demikian
pula re-emerging dan new emerging diseases, yang berpotensi
menimbulakan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan dan pandemi. Penyakit
yang berpotensi menjadi ancaman internasional (PHEIC) semakin nyata,
sehingga diperlukan pula kesiapan semua lini baik jajaran kesehatan dari
pusat, provinsi dan kabupaten/kota termasuk pintu-pintu masuk
(bandara, pelabuhan, lintas darat) dalam mencegah keluar masuknya
penyakit.
2. Transisi demografi
Meningkatnya umur harapan hidup menyebabkan proporsi penduduk
usila semakin meningkat, sehingga menyebabkan perubahan pola
penyakit dan gangguan kesehatan.
3. Transisi lingkungan
Ditandai dengan banyaknya terjadi bencana alam, perubahan iklim
global, berkurangnya lahan pangan, dan lain-lain. Perubahan iklim di
dunia (climate cahange) diyakini akan sangat berpengaruh terhadap pola
penyebaran penyakit terutama penyakit bersumber binatang, penyakit
tidak menular, kejadian kecelakaan, dan gangguan kesehatan akibat
perubahan lingkungan.
4. Perubahan sosial budaya
Adanya perubahan gaya hidup (lifestyle) yang cenderung menjadi tidak
sehat, laju modernisasi yang cepat, dan berkembangnya nilai-nilai baru.
5. Perubahan keadaan politik
Adanya reformasi dan desentralisasi dimana daerah mempunyai
wewenang untuk mengelola daerahnya sendiri.
6. Perubahan keadaan ekonomi
Adanya globaisasi dan pasar bebas
26
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
7. Perubahan keadaan keamanan
Perubahan keadaan keamanan dengan adanya berbagai macam konflik
skala global dan regional, terjadinya perang, dan terorisme termasuk
bioterorisme.
8. Kondisi kesehatan lingkungan
Proporsi masyarakat yang memiliki akses ke sarana sanitasi dasar dan air
bersih yang memenuhi syarat masih terbatas dan lingkungan
pemukiman dan perumahan yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
Kondisi ini diperberat dengan jumlah penduduk yang besar yang
menyebabkan daya dukung lingkungan semakin menurun. Salah satu hal
yang harus diadaptasi adalah adanya perubahan iklim (climate change).
Peningkatan muka air laut menyebabkan semakin luasnya breeding
places vektor penular penyakit, ancaman penyediaan sumber air bersih
dari sumur gali, dan kenaikan suhu menyebabkan adaptasi vektor
penular penyakit ke area yang lebih luas.
9. Perilaku masyarakat
Salah satu faktor kunci untuk menekan angka kesakitan penyakit
menular dan tidak menular adalah perilaku pola hidup bersih dan sehat
yang disertai upaya penyehatan lingkungan. Masih terbatasnya
kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat dapat dilihat dari
masih tingginya prevalensi merokok di masyarakat, kurangnya aktifitas
fisik, konsumsi gizi yang tidak seimbang. Kecenderungan meningkatnya
jumlah penderita HIV/AIDS dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika,
dan zat adiktif (NAPZA), serta tingginya kecacatan dan kematian akibat
kecelakaan.
10. Kinerja pelayanan kesehatan
Kinerja pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam
membuka kesempatan masyarakat memperoleh status kesehatan yang
lebih baik. Pelayanan kesehatan yang diberikan ke masyarakat telah
27
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
mengalami perbaikan dari waktu ke waktu, namun masih dirasakan
belum memadai. Hal ini terlihat dari beberapa indikator diantaranya
proporsi bayi yang mendapatkan imunisasi campak, dan proporsi
penemuan kasus (case detection rate) TB paru, penemuan kasus baru
kusta, cakupan pengobatan massal filariasis dan lainnya.
11. Keterbatasan, kesenjangan dan distribusi SDM kesehatan
Sumber daya manusia dalam upaya pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan adalah tenaga fungsional seperti sanitarian,
epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan pada sarana kesehatan
maupun tenaga masyarakat, kader desa, juru malaria desa, jumantik,
juru imunisasi. Sampai saat ini kebutuhan dan distribusi tenaga
fungsional tersebut diatas masih belum terpenuhi secara merata,
demikian pula tenaga masyarakat banyak yang kurang aktif.
D. Lingkungan Strategis
Seiring dengan Revisi International Health Regulation (IHR) tahun 2005 yang
diberlakukan 15 Juni Tahun 2007 dengan perhatian kepada Public Health
Emergency Of International Concern /PHEIC (masalah kedaruratan kesehatan
masyarakat yang menjadi perhatian global) memberikan perhatian khusus
untuk wilayah pelabuhan dengan menetapkan persyaratan kapasitas inti
bagi bandara, pelabuhan dan perlintasan darat agar setiap saat (a)
menyediakan akses pada (i) pelayanan kesehatan yang memadai termasuk
fasilitas diagnostic dilokasi yang dekat sehingga memungkinkan penilaian
cepat dan perawatan bagi pelaku perjalanan yang sakit dan (ii) staf,
peralatan dan lingkungan kerja yang memadai; (b) menyediakan akses
terhadap peralatan dan personel untuk pengiriman pelaku perjalanan yang
sakit ke fasilitas kesehatan yang memadai; (c) menyediakan SDMl yang
terlatih dan kompeten di bidangnya untuk pemeriksaan alat angkut; (d)
menjamin lingkungan yang aman bagi para pelaku perjalanan yang
menggunakan fasilitas yang ada di pintu masuk, termasuk pengadaan air
28
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
minum, tempat makanan, fasilitas catering pesawat udara, Toilet umum,
fasilitas pembuangan sampah cair dan padat yang memadai, dan area yang
berpotensi risiko lainnya, dengan melaksanakan pemeriksaan secara berkala;
dan (e) sejauh dapat dilakukan menyediakan SDM terlatih pada program
pengendalian vektor dan penyakit bersumber binatang didalam dan disekitar
pintu masuk.
Selanjutnya IHR juga mempersyaratkan agar pelabuhan, bandara dan
perlintasan darat dapat merespons kejadian yang dapat menimbulkan PHEIC
dengan kapasitasnya: (a) menyediakan respon emergensi kesehatan
masyarakat yang memadai dengan menetapkan dan memantapkan rencana
kontingensi emergensi kesehatan masyarakat, termasuk penunjukan
koordinator dan contact-point yang berhubungan dengan pintu masuk,
layanan kesehatan masyarakat dan layanan agen lainnya; (b) melakukan
penilaian dan perawatan bagi pelaku perjalanan atau hewan yang terjangkit
oleh pengaturan yang tepat pada fasilitas medis dan kesehatan hewan
setempat dalam pengisolasian, pengobatan dan layanan pendukung lainnya
yang diperlukan; (c) menyediakan ruangan yang memadai, dan dipisahkan
dari pelaku perjalanan lain, untuk mewawancarai orang yang terjangkit atau
tersangka; (d) menyediakan sarana diagnosis dan, bila perlu, karantina
terhadap pelaku perjalanan yang diduga, lebih baik bila di sarana kesehatan
yang jauh dari pintu masuk; (e) menerapkan tindakan yang
direkomendasikan bila perlu untuk hapus serangga (desinseksi), hapus tikus
(deratisasi), hapus kuman (desinfeksi), dekontaminasi atau penanganan
bagasi, kargo, peti kemas, alat angkut, barang dan paket pos, di lokasi
khusus yang ditunjuk dan dilengkapi untuk keperluan ini. (f) menerapkan
pengawasan masuk dan keluarnya pelaku perjalanan; dan (g) menyediakan
akses berupa peralatan yang dirancang khusus dan personel terlatih dengan
alat pelindung diri yang memadai, dalam merujuk pelaku perjalanan yang
membawa atau terkontaminasi penyakit menular.
29
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
Keberhasilan pencapaian sasaran kinerja KKP semata-mata tidak ditentukan
oleh kemampuan dan hasil kerja yang dilaksanakan, namun juga dipengaruhi
oleh mitra kerja dengan segala kontribusinya yang bersinergi secara dinamis
dalam mempercepat pencapaian tujuan dan sasaran.
Dalam pelaksanaan pengedalian penyakit dan penyehatan lingkungan di
pintu gerbang negara tidak seluruh program atau kegiatan menjadi tanggung
jawab dan berada di bawah kendali sektor kesehatan, namun juga dukungan
dari berbagai sektor terkait, termasuk kondisi sosial ekonomi dan budaya
maupun partisipasi masyarakat dan swasta. Pemberdayaan terhadap
masyarakat sebagai basis dalam pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan juga sangat penting, mengingat masyarakat bukan saja sebagai
obyek tetapi juga sekaligus sebagai subyek, sementara pemerintah dalam
hal ini sektor kesehatan bertindak sebagai fasilitator, regulator, dan
dinamisator.
Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan di pintu gerbang negara
sebagai salah satu pilar pembangunan bidang kesehatan, perlu mencermati
isu-isu strategis, dinamika wilayah, pola dan penyebaran penyakit, serta
kecenderungan menurunnya kualitas kesehatan lingkungan sebagai dampak
pembangunan dan fenomena alam.
30
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS
A. Visi
Visi Presiden Republik Indonesia untuk pembangunan nasional tahun 2015-
2019 yang adalah “ Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian berlandaskan gotong-royong”.
Visi Presiden ini menjadi visi seluruh kementerian yang ada di kabinet
Indonesia bersatu.
Untuk mendukung terwujudkan visi di atas maka Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas I Surabaya menyusun visi yang sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya yaitu “ Terwujudnya Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Surabaya yang Tangguh, Profesional Serta Amanah Dalam Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit di Pintu Masuk Negara Indonesia” (Revisi ke-3/ 2017)
Adapun Motto yang di usung adalah “ Handal dalam Pencegahan, Unggul
dan Prima dalam Pelayanan”. (Revisi ke-3/ 2017)
Nilai – nilai dari Visi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya yang
disusun tersebut, di tekankan dalam beberapa aspek berikut :
1) K (Kerja Keras)
Bekerja dengan usaha yang lebih gigih dan disiplin untuk
memberikan hasil yang terbaik bagi diri sendiri dan organisasi.
2) A (Akuntabel)
Harus tunduk dan berkewajiban untuk melaporkan, menjelaskan dan
bertanggungjawab atas pekerjaannya.
3) R (Responsif)
Cepat dan tanggap dalam pencegahan dan pengendalian penyakit
serta faktor risiko di wilayah pelabuhan dan bandara.
4) I (Inovatif)
Memberikan hal baru bagi peningkatan mutu pelayanan agar
organisasi tumbuh, berubah, berkembang, dan berhasil.
31
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
5) E (Etika)
Setiap pegawai harus menjunjung tinggi moralitas, sopan santun, dan
ramah di lingkungan kerja dan masyarakat selama menjalankan
tugasnya.
6) B (Bersih)
Menyelenggarakan program kesehatan yang transparan, akuntabel,
dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepoteisme (KKN).
Ke enam nilai yang ada tersebut, untuk memudahkan di ingat
disingkat dengan istilah “KARIEB” (Revisi ke-3/ 2017)
B. Misi
Upaya untuk mewujudkan visi “ Terwujudnya Indonesia yang berdaulat,
mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong” ini adalah
melalui 7 Misi Pembangunan yaitu:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan
sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia
sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri
sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan
sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,
kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA
CITA yang ingin diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni:
32
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-
daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar
Internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-
sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia.
Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan berkonstribusi dalam
tercapainya seluruh Nawa Cita terutama terutama dalam meningkatkan
kualitas hidup manusia Indonesia.
Untuk program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit peran dan
kontribusinya melalui upaya preventif dan promotif.
Misi Upaya preventif dan promotif yang ada dalam program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit diturunkan menjadi misi Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas I Surabaya sebagai berikut:
1) Melaksanakan kegiatan cegah tangkal penyakit potensial wabah,
new-emerging dan re-emerging disease di bandara dan pelabuhan.
2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas surveilans epidemiologi dan
kekarantinaan kesehatan sesuai dengan perundangan yang berlaku
dan perkembangan kesehatan dunia.
33
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
3) Meningkatkan kualitas dan aksesbilitas pelayanan kesehatan, respon
kegawatdaruratan dan sistem rujukan serta mengikuti perkembangan
IPTEK dalam pelayanan kepada masyarakat.
4) Mewujudkan lingkungan bandara dan pelabuhan yang sehat dengan
pengendalian risiko lingkungan sesuai peraturan perundangan yang
berlaku.
5) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang menuju “good
governance”.
(Revisi ke-3/ 2017)
C. Tujuan
Terdapat dua tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu:
1) meningkatnya status kesehatan masyarakat dan; 2) meningkatnya daya
tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko
sosial dan finansial di bidang kesehatan.
Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum
siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja,
kelompok usia kerja, maternal, dan kelompok lansia.
Tujuan indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak (impact atau
outcome). dalam peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator yang
akan dicapai adalah:
1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup
(SP 2010), 346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000
kelahiran hidup.
3. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.
4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan
preventif.
5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
34
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap (responsiveness)
dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di
bidang kesehatan, maka ukuran yang akan dicapai adalah:
1. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan
kesehatan setelah memiliki jaminan kesehatan, dari 37% menjadi 10%
2. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan
dari 6,80 menjadi 8,00.
Dukungan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terhadap
Kementerian Kesehatan dalam meningkatkan upaya promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan
preventif diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan pencapaian tujuan Ditjen
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yaitu “Terselenggaranya
pengendalian penyakit secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam
mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang
setinggitingginya” melalui :
1) Kegiatan Surveilans dan Karantina Kesehatan
2) Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan
Zoonotik
3) Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
4) Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
5) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Adapun yang menjadi tujuan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya
yang selaras dengan tujuan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
seperti yang tersebut di atas adalah “Terlaksananya Kegiatan Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit di Pintu Masuk Negara” melalui :
a. Melaksanakan surveilans epidemiologi penyakit potensial wabah,
penyakit baru, penyakit muncul kembali, dan faktor risiko di seluruh
35
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
Wilayah Kerja KKP Kelas I Surabaya dengan memanfaatkan aplikasi
teknologi informasi secara rutin selama 2015-2019.
b. Melaksanakan pengawasan alat angkut (kapal dan pesawat), orang dan
muatan OMKABA di seluruh Wilayah Kerja KKP Kelas I Surabaya secara
rutin selama 2015-2019.
c. Melaksanakan pengawasan sanitasi dan dampak risiko lingkungan di
seluruh Wilayah Kerja KKP Kelas I Surabaya secara rutin selama 2015-
2019.
d. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian vektor dan binatang
penular penyakit di seluruh Wilayah Kerja KKP Kelas I Surabaya secara
rutin selama 2015-2019.
e. Melaksanakan vaksinasi dan penerbitan sertifikat vaksinasi
internasional, pengawasan pengangkutan orang sakit dan jenazah,
kesehatan matra, kesehatan haji, perpindahan penduduk,
penanggulangan bencana, pelayanan kesehatan terbatas, rujukan gawat
darurat medik di seluruh Wilayah Kerja KKP Kelas I Surabaya secara rutin
selama 2015-2019.
f. Melaksanakan pengawasan kesehatan nahkoda dan ABK, pengujian
kesehatan penjamah makanan, pengawasan persediaan obat/P3K di
kapal, advokasi dan sosialisasi kesehatan kerja di seluruh Wilayah Kerja
KKP Kelas I Surabaya secara rutin selama 2015-2019.
g. Melaksanakan jejaring kerja dan kemitraan dengan lintas program dan
lintas sektor terkait pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di seluruh
Wilayah Kerja KKP Kelas I Surabaya secara rutin selama 2015-2019.
h. Melaksanakan/mengikutsertakan kegiatan pendidikan dan pelatihan
bagi SDM di KKP Kelas I Surabaya selama 2015-2019.
i. Memenuhi dukungan manajemen di KKP Kelas I Surabaya selama 2015-
2019. (Revisi ke-4/ 2018)
36
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
D. Sasaran Strategis
Sasaran Strategis Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya dalam
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) merupakan sasaran strategis dalam Renstra
Kemenkes dan Rencana Aksi Program (RAP) Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan yang disesuaikan dengan
tugas, pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya yaitu
“Meningkatnya Pengendalian Penyakit di Pintu Masuk Negara”
Dukungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya terhadap
pencapaian tujuan Ditjen PP dan PL yaitu terselenggaranya
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan secara berhasil guna
dan berdaya guna dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan
Pelabuhan Sehat melalui :
a. Terlaksananya surveilans epidemiologi penyakit potensial wabah,
penyakit baru, penyakit muncul kembali dengan memanfaatkan aplikasi
teknologi informasi, surveilans alat angkut setiap bulan, dan surveilans
matra di 5 Wilayah Kerja KKP Kelas I Surabaya selama 2015-2019 serta
surveilans OMKABA di Kantor Induk KKP Kelas I Surabaya selama 2015-
2019.
b. Terlaksananya pengawasan alat angkut (kapal dan pesawat), orang dan
muatan OMKABA serta diterbitkannya dokumen kekarantinaan kesehatan
sebagai hasil pengawasan di seluruh Wilayah Kerja KKP Kelas I Surabaya
secara rutin selama 2015-2019.
c. Terwujudnya pelabuhan/bandara di seluruh wilayah kerja KKP Kelas I
Surabaya yang memenuhi syarat-syarat sanitasi dalam kurun waktu 2015-
2019 dengan cara : melakukan pengawasan kualitas air bersih/minum,
pengawasan TPM, pengawasan tempat-tempat umum, pengawasan alat
angkut, pengawasan pencemaran lingkungan pelabuhan/bandara dan
pengawasan pestisida.
37
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
d. Terwujudnya pelabuhan/bandara yang bebas vektor di seluruh wilayah
kerja KKP Kelas I Surabaya dalam kurun waktu 2015 - 2019 dengan cara
melaksanakan pengawasan dan pengendalian vektor penyakit pes, vektor
demam berdarah, vektor malaria dan vektor diare.
e. Terlaksananya pelayanan vaksinasi internasional dan penerbitan sertifikat
vaksinasi internasional, pengawasan pengangkutan orang sakit dan
jenazah, kesehatan matra idul fitri, kesehatan matra natal dan tahun
baru, kesehatan haji, perpindahan penduduk (TKI Bermasalah),
penanggulangan bencana, pelayanan kesehatan terbatas (pos kesehatan
di pelabuhan dan bandara), rujukan gawat darurat medik di seluruh
Wilayah Kerja KKP Kelas I Surabaya secara rutin selama 2015-2019.
f. Terlaksananya pengawasan kesehatan nahkoda dan ABK, pengujian
kesehatan penjamah makanan di pelabuhan/ bandara serta jasa boga
haji, pengawasan persediaan obat/P3K di kapal, deteksi dini/screening
dan sosialisasi PML (HIV ,Kusta, dan TB), pengawasan PTM (pembentukan
KTR dan Posbindu), advokasi dan sosialisasi kesehatan kerja di lingkungan
pelabuhan/ bandara di seluruh Wilayah Kerja KKP Kelas I Surabaya selama
2015-2019.
g. Terlaksananya jejaring kerja dan kemitraan dengan lintas program dan
lintas sektor terkait pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di seluruh
Wilayah Kerja KKP Kelas I Surabaya secara rutin selama 2015-2019
h. Terlaksananya kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi SDM di KKP Kelas I
Surabaya selama 2015-2019.
i. Terpenuhinya dukungan manajemen (anggaran, sarana dan prasarana) di
KKP Kelas I Surabaya selama 2015-2019. (Revisi ke-4/ 2018)
38
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. Arah Kebijakan
Arah kebijakan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya dalam program
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan di pintu gerbang negara
didasarkan pada arah kebijakan Rencana Aksi Program (RAP) Ditjen PP dan PL
dan Rencana Stretegis (Renstra) Kementerian Kesehatan yang merupakan
penjabaran dari arah kebijakan nasional sebagaimana yang tercantum dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019:
1. Peningkatan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan dalam
hal cegah tangkal penyakit potensial wabah/ KKMD di pintu masuk
negara (Pelabuhan/Bandara).
Upaya yang dilakukan:
a. Pemeriksaan kapal dan pesawat dari dalam dan luar negeri
b. Melaksanakan kegiatan kesehatan embarkasi debarkasi haji, posko
matra idul fitri, posko natal dan tahun baru
c. Melaksanakan pengawasan tindakan sanitasi alat angkut apabila
ditemukan adanya vektor atau faktor risiko penyakit yang lain
d. Penguatan jejaring kemitraan surveilans epidemiologi
e. Pemeriksaan barang komoditi dan rujukan pemeriksaan sampel
OMKABA
f. Pelaksanaan vaksinasi dan penerbitan ICV
g. Pelaksanaan SKD penyakit PHEIC di pelabuhan/bandara
2. Peningkatan deteksi dini penyakit menular langsung di wilayah
Pelabuhan/Bandara.
Upaya yang dilakukan:
a. Dibentuk Tim Gerak Cepat (TGC)
39
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
b. Disusun SOP penanggulangan KLB
c. Dilakukan simulasi penanganan KLB dengan lintas sektor terkait
d. Melaksanakan kegiatan pengawasan tempat pengelolaan makanan di
wilayah induk dan wilayah kerja secara rutin
e. Melaksanakan kegiatan surveilans migrasi malaria
f. Melaksanakan kegiatan pengawasan kualitas makanan/minuman
dengan parameter organoleptik dan bakteriologis
g. Melaksanakan persiapan dengan koordinasi dengan pihak pemilik
restoran/ rumah makan
h. Melaksanakan pemeriksaan kesehatan pada penjamah makanan
i. Melaksanakan penerbitan dokumen/ sertifikat laik sehat
j. Melaksanakan deteksi dini HIV/AIDS melalui VCT dan sosialisasi
k. Melaksanakan pengendalian TB melalui sosialisasi
3. Peningkatan deteksi dini penyakit tidak menular di wilayah
Pelabuhan/Bandara.
Upaya yang dilakukan:
a. Pelatihan BHD dan AED bagi masyarakat pelabuhan/bandara
b. Pelatihan tatalaksana PTM masyarakat pelabuhan/bandara melalui
deteksi dini dan sosialisasi
c. Sosialisasi pengendalian PTM pada jamaah haji dan umroh ke
Kab/Kota
d. Pelaksanaan pengawasan kesehatan kerja di lingkungan
pelabuhan/bandara melalui sosialisasi dan koordinasi dengan lintas
sektor
4. Peningkatan pengendalian vektor penyakit bersumber binatang di
wilayah Pelabuhan/Bandara.
Upaya yang dilakukan:
a. Melaksanakan kegiatan pengendalian lalat dan kecoa mulai dari
survei kepadatan sampai dengan pemberantasan/spraying
40
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
b. Melaksanakan kegiatan pengendalian nyamuk di lingkungan
pelabuhan/bandara baik daerah perimeter maupun buffer di seluruh
wilayah induk maupun wilayah kerja KKP Kelas I Surabaya
c. Melaksanakan kegiatan pengendalian tikus dan pinjal secara rutin di
wilayah pelabuhan/bandara
5. Terwujudnya Pelabuhan/Bandara Sehat.
Upaya yang dilakukan:
a. Melaksanakan kegiatan pengawasan tempat-tempat umum baik di
wilayah pelabuhan/bandara yang meliputi gedung/bangunan dan
alat angkut
b. Melaksanakan kegiatan pengawasan tempat-tempat pengolahan
makanan
c. Melaksanakan kegiatan pengawasan kualitas air bersih dengan
parameter fisika, kimia dan bakteriologis
d. Pengawasan kualitas lingkungan di pelabuhan/bandara
e. Pengawasan radiasi di pelabuhan/bandara
f. Mengendalikan vektor dan binatang penular penyakit
6. Terpenuhi dan tercukupinya sumber daya manusia yang berkualitas
serta sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi.
Upaya yang dilakukan:
a. Pengajuan usul penambahan pegawai melalui rekrutmen CPNS
b. Pemenuhan kekurangan tenaga melalui penambahan tenaga
outsorching yang dibiayai melalui APBN
c. Peningkatan kopetensi SDM melalui pelatihan-pelatihan baik
pelatihan managerian maupun fungsional teknis
d. Melakukan bimbingan teknis dalam rangka supervisi dan sharing
pengetahuan sehingga pelaksanaan kegiatan di Wilayah Kerja sesuai
prosedur dan terakomodir dengan baik
41
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
e. Melakukan rapat/konsultasi ke pusat guna mendapatkan informasi
terbaru dan dan solusi-solusi terhadap permasalahan yang dihadapi
f. Pengadaan tanah untuk gedung kantor induk
g. Pembangunan gedung Kantor Induk dan Wilker Tuban
h. Pemeliharaan gedung kantor dan fasilitas perkantoran
i. Pengadaan kendaraan operasional roda 4 dan 2
j. Pengadaan perangkat pengolah data dan informasi
k. Pengadaan meubeler kantor
l. Pengadaan sarana penunjang perkantoran
m. Pengadaan fasilitas perkantoran
n. Pengadaan bahan dan alat kesehatan
7. Terwujudnya akuntabalitas dan transparansi pencapaian kinerja secara
kuantitatif dan kualitatif
Upaya yang dilakukan:
a. Penyusunan dokumen perencanaan dan anggaran (RPD, RPK, RKT,
RKAKL, Perjanjian Kinerja, dan RAK)
b. Penyusunan dokumen data dan informasi (Pengelolaan Website,
Pengelolaan Buletin, Pengelolaan Aplikasi SIMKESPEL)
c. Penyusunan dokumen evaluasi dan pelaporan (Laporan Tahunan,
Laporan Kinerja, Laporan E-Monev Online)
d. Melaksanakan evaluasi kegiatan secara berkala baik bulanan,
triwulanan, semesteran, dan tahunan
e. Penyusunan laporan keuangan
f. Penyusunan Laporan Aset Negara (BMN)
g. Melaksanakan sertifikasi ISO
B. Strategi
Berdasarkan arah kebijakan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya
dalam pengelolaan program pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan dipintu gerbang negara, dikembangkan strategi sebagai berikut:
42
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
1. Melaksanakan NSPK (Norma Standar Prosedur dan Kriteria)
Norma, standar, prosedur dan kriteria dalam pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas I Surabaya berdasarkan pada Permenkes Nomor 356/ Menkes/ Per/
IV/ 2008 jo Permenkes RI Nomor 2348/ Menkes/ Per/ XI/ 2011, yang
didalamnya telah mengatur tentang organisasi dan tata kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan.
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi
a. Advokasi
Pendekatan kepada para pimpinan atau penentu/pembuat peraturan
perundang-undangan agar dapat memberikan dukungan,
kemudahan, perlindungan pada berbagai upaya pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan yang dilaksanakan dalam
berbagai bentuk kegiatan advokasi baik formal maupun informal.
1) Adanya peraturan perundang-undangan (Surat Edaran/Instruksi/
konvensi internasional/surat keputusan dan perundangundangan
lainnya
2) Terlaksananya peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan,
kesehatan matra, kesehatan kerja dan OMKABA
3) Tersedianya anggaran dari pemerintah dan sumber pembiayaan
yang sah sesuai ketentuan yang berlaku.
b. Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi meliputi KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi),
dukungan/bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat dalam
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
1) Penyuluhan (KIE)
a) Tersedia dan terdistribusinya media KIE
43
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
b) Terlaksananya KIE tentang faktor risiko penyakit dan
penyehatan lingkungan serta ancaman lainnya
2) Bina suasana
Kelompok sasaran diarahkan pada stake holder dan masyarakat
dipelabuhan, bandara, dilintas batas darat.
3) Pemberdayaan Masyarakat
Melaksanakan sosialisasi guna menumbuhkan potensi
masyarakat secara optimal dalam pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan serta berperan sebagai fasilitator
kegiatan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
berbasis masyarakat.
3. Melaksanakan intensifikasi, akselerasi, ekstensifikasi dan inovasi
program
Melaksanakan intensifikasi, akselerasi, ekstensifikasi dan inovasi program
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan sesuai dengan
kemajuan teknologi dan kondisi daerah setempat (local area specific)
melalui perencanaan terpadu dan kegiatan terkoordinasi.
4. Mengembangkan (investasi) sumberdaya manusia
Mengembangkan (investasi) sumber daya manusia, antara lain
dengan melaksanakan pelatihan teknis sesuai dengan kebutuhan dalam
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
5. Meperkuat jejaring kerja
Memfasilitasi terbentuknya jejaring kerja yang terkait dengan
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
Upaya melibatkan berbagai sektor, kelompok masyarakat, lembaga
pemerintah untuk bekerjasama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip
dan peranan masing-masing dalam pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan. Upaya tersebut diwujudkan dengan membentuk
jejaring, baik lokal, nasional maupun internasional :
44
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
a. Bidang Kesehatan
a) RS Dr Soetomo, RS Pelabuhan, RS Al Irsyad, RS Kapal TNI AL, RS
Lanudal Juanda
- Sarana rujukan medik pelayanan kesehatan, kegawatdaruratan
dan rujukan keahlian dalam pelaksanaan program UKLW dan
PKSE.
b) RS Dr Soetomo, RS Haji dan RS Bhayangkara
- Sarana rujukan medik pelayanan kesehatan, kegawatdaruratan
dan rujukan keahlian dalam pelayanan kesehatan haji
c) Dinas Kesehatan Propinsi/Kab Kota/ BBLK/BBTKL-PPM/ Lab. Kimia
Farma/ Lab. Mitra Husada
- Sebagai mitra dan koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan
pelayanan kesehatan dan program kegiatan UKLW, PKSE dan
PRL di lingkungan pelabuhan/bandara.
- Sebagai mitra dalam pelaksanaan penyelenggaraan haji,
surveilans risti pra haji dan evaluasi K3JH.
d) Poliklinik Perusahaan / Instansi Pemerintah di lingkungan
Pelabuhan / Bandara.
- Sebagai mitra dalam upaya pelayanan kesehatan
kegawatdaruratan di lingkungan bandara / pelabuhan
- Sebagai mitra dalam pembinaan kesehatan kerja di lingkungan
bandara/pelabuhan
- Sumber data status kesehatan pekerja di lingkungan
bandara/pelabuhan.
e) Puskesmas terdekat di wilayah kerja
- Sebagai mitra dalam upaya pelayanan kegawatdaruratan,
kejadian luar biasa, UKLW, PKSE dan PRL di lingkungan
bandara/pelabuhan.
45
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
b. Lintas Sektor
1. Kementerian Perhubungan (Otpel/Otban/Angkasa Pura/Pelindo/
ASDP)
- Sebagai mitra dalam setiap kegiatan di lingkungan bandara /
pelabuhan.
- Koordinator dalam setiap kegiatan UKLW, PKSE dan PRL
dilingkungan bandara/pelabuhan
2. TIM QIC (Quarantine, Imigrasi, Custom)
- Mitra dalam penanganan alat angkut dari negara asing
- Mitra dalam penanganan penumpang dan barang yang datang
dari negara terjangkit/non terjangkit.
3. Polairud, Polresta Pelabuhan/Bandara
- Mitra dalam penanganan alat angkut dari negara asing
- Mitra dalam penanganan setiap kegiatan pelayanan kesehatan
dan program kegiatan UKLW, PKSE dan PRL di lingkungan
pelabuhan/bandara.
4. Kementerian Agama
- Mitra dalam pelayanan kesehatan haji/umroh
- Mitra dalam pelaksanaan pemberian ICV pada jamaah
haji/umroh
5. Basarda
- Mitra dalam pelaksanaan penanganan kegawatdaruratan dan
kecelakaan alat angkut di lingkungan bandara/pelabuhan
- Perbantuan sarana dan prasarana penanganan
kegawatdaruratan lapangan.
6. Disnaker
- Mitra dalam penanganan tenaga kerja indonesia yang
berangkat kenegara lain.
- Pemberian ICV bagi TKI dengan negara tujuan terjangkit
46
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
7. BPJS
- Mitra dalam pembiayaan pelayanan kesehatan bagi pekerja
dilingkungan bandara/pelabuhan
- Mitra dalam promosi kesehatan keselamatan kerja
h) MOU (Memorandum of Understanding)
- Mitra dalam pendidikan dan pelatihan
c. Instansi BUMN & Swasta
(Maskapai penerbangan/pelayaran, agen perjalanan, penyalur jasa
tenaga kerja indonesia, RM/Restoran, perusahaan dilingkungan
bandara/pelabuhan, kefarmasian) :
- Mitra dalam kegiatan travel health, kesehatan hyperbarik, ICV,
kesehatan kerja, UKLW, PKSE dan PRL
- Mitra dalam kegiatan kefarmasian, alat kesehatan, dan
laboratorium
6. Memperkuat logistik, distribusi dan manajemen
Memperkuat logistik peralatan deteksi dini faktor risiko, diagnostik dan
penanggulangan penyakit bersifat massal di masyarakat dan di fasilitas
kesehatan baik ketersediaan (sesuai dengan kebutuhan) maupun
manajemennya.
7. Memperkuat surveilans epidemiologi dan aplikasi teknologi
Melaksanakan deteksi/diagnosis dini dan penanganan kasus (penderita),
SKD KLB, surveilans epidemiologi dan pengembangan sistem informasi:
a. Melaksanakan deteksi/diagnosis dini aktif pada masyarakat umum.
b. Melaksanakan deteksi/diagnosis dini aktif pada kelompok masyarakat
umum.
c. Melaksanakan deteksi/diagnosis dini pasif di fasilitas kesehatan.
d. Melaksanakan penanganan kasus (penderita) sesuai standar.
e. Melaksanakan surveilans epidemilogi faktor risiko dan kasus
terintegrasi dengan surveilans epidemiologi nasional termasuk
47
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
surveilans epidemiologi faktor risiko berbasis masyarakat. Kegiatan
tersebut bertujuan memperoleh informasi yang esensial serta dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan dalam upaya pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan
f. Mengembangkan dan meningkatkan sistem informasi manajemen
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan menggunakan
teknologi informasi internet website.
8. Melaksanakan supervisi/bimbingan teknis, monitoring, dan evaluasi
Melaksanakan supervisi/bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan diwilayah kerjanya.
9. Mengembangkan dan memperkuat sistem pembiayaan
Mengembangkan dan memperkuat sistem pembiayaan pengendalian
penyakit dan penyahatan lingkungan (APBN dan sumber dana lainnya).
48
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
BAB IV
TARGET KINERJA DAN PENDANAAN KEGIATAN
A. Target Kinerja
Target kinerja merupakan penilaian dari pencapaian program yang diukur
secara berkala dan dievaluasi pada akhir tahun 2019. Sasaran kinerja dihitung
secara kumulatif selama lima tahun dan berakhir pada tahun 2019.
Sasaran Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dalam
Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya
ditetapkan dengan merujuk pada sasaran yang ditetapkan dalam Rencana Aksi
Program Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan serta
memperhatikan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Surabaya. Sasaran yang ditetapkan tersebut adalah :
Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang melaksanakan kebijakan
kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat
yang berpotensi wabah sebesar 100 %.
Untuk mencapai target tersebut, maka kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a. Surveilans dan Karantina Kesehatan
Sasaran kegiatan ini adalah Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan
kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan
respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya
KLB
Indikator pencapaian sasaran untuk Program ini adalah sebagai berikut :
a) Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
b) Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana
di wilayah layanan KKP
c) Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya
penyakit
d) Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus
49
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
e) Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan
kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan
masyarakat yang berpotensi wabah
f) Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang
diterbitkan
g) Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat
sanitasi
b. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
Sasaran kegiatan ini adalah Meningkatnya pencegahan dan pengendalian
penyakit tular vector dan zoonotik.
Indikator pencapaian sasaran untuk Program ini adalah sebagai berikut :
- Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah
perimeter dan buffer area
c. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Sasaran kegiatan ini adalah Menurunnya penyakit menular langsung.
Indikator pencapaian sasaran untuk Program ini adalah sebagai berikut :
- Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung
d. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Sasaran kegiatan ini adalah Menurunnya angka kesakitan dan kematian
akibat penyakit tidak menular; Meningkatnya pencegahan dan
penanggulangan penyakit tidak menular.
Indikator pencapaian sasaran untuk Program ini adalah sebagai berikut :
a) Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan Posbindu
b) Jumlah tempat kerja yang melaksanakan implementasi KTR di wilayah
kerja KKP
e. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
50
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
Sasaran kegiatan adalah Meningkatnya Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit.
Indikator pencapaian sasaran untuk Program ini adalah sebagai berikut :
a) Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
b) Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P
c) Jumlah pengadaan sarana prasarana
(Revisi ke-3/ 2017)
B. Pendanaan kegiatan
Kerangka pendanaan meliputi peningkatan pendanaan dan efektifitas
pendanaan. Peningkatan pendanaan kesehatan dilakukan melalui peningkatan
proporsi anggaran kesehatan secara signifikan sehingga mencapai 5% dari APBN
pada tahun 2019.
Sumber pendanaan kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya
dalam kurun 5 tahun mendatang masih bertumpu pada APBN (rupiah murni)
disertai dengan optimalisasi pemanfaatan anggaran bersumber PNBP.
Peningkatan pendanaan juga melalui dukungan dana tarif dan jumlah
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Karena sumber dana berasal dari
Rupiah Murni dan PNBP (86% dari penerimaan).
Dalam upaya meningkatkan efektifitas pembiayaan maka pendanaan
diutamakan untuk pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi. Selama tahun 2015-
2019 jumlah dana yang dianggarkan sebesar 179,354 milyar,- (Rincian Alokasi
Dana Terlampir)
51
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
BAB V
PEMANTAUAN, PENILAIAN DAN PELAPORAN
A. Pemantauan
Pemantauan dimaksudkan untuk mensinkronkan kembali keseluruhan
proses kegiatan agar sesuai dengan rencana yang ditetapkan dengan
perbaikan segera agar dapat dicegah kemungkinan adanya penyimpangan
ataupun ketidaksesuaian yang berpotensi mengurangi bahkan menimbulkan
kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran.
Pemantauan di arahkan guna mengidentifikasi jangkauan pelayanan, kualitas
pengelolaan, permasalahan yang terjadi serta dampak yang ditimbulkannya.
Mekanisme dan jadwal pemantauan progres pencapaian target indikator
kinerja program:
1. Mekanisme
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.39 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
menyebutkan bahwa Pimpinan Kementerian/Lembaga melakukan
pemantauan pelaksanaan Renja-KL, meliputi: realisasi penyerapan
dana, realisasi pencapaian target keluaran (output), dan kendala yang
dihadapi.
2. Jadwal
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No.249/PMK.02/2011
tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga pemantauan
dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
Sedangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.39 Tahun 2006
tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan menyebutkan bahwa pemantauan minimal dilakukan
secara triwulanan.
52
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
Akan tetapi agar hasil pemantauan progres pencapaian target indikator
kinerja program dapat digunakan untuk menilai hasil kinerja,
mengetahui kendala dan dapat dipergunakan untuk pengambilan
keputusan dan mencari solusi pemantauan dilakukan setiap 1 (satu)
bulan sekali.
B. Penilaian
Penilaian Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Surabaya bertujuan untuk menilai keberhasilan penyelenggaraan kegiatan di
seluruh wilayah kerja KKP Kelas I Surabaya
Penilaian dimaksud untuk memberikan bobot atau nilai terhadap hasil yang
dicapai dalam keseluruhan pentahapan kegiatan, untuk proses pengambilan
keputusan apakah suatu kegiatan diteruskan, dikurangi, dikembangkan atau
diperkuat. Untuk itu penilaian diarahkan guna mengkaji efektifitas dan
efisiensi pengelolaan kegiatan.
Penilaian kinerja program pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan dilaksanakan berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan
dalam pencapaian sasaran.
Definisi operasional indikator kinerja program serta cara penilaian progres
pencapaian target indikator kinerja:
1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
Definisi Operasional: Jumlah pemeriksaan alat angkut sesuai dengan
standar kekarantinaan Kesehatan dalam periode satu tahun
Cara Perhitungan: Akumulasi jumlah hasil sertifikat PHQC, SSCEC dalam
satu tahun
2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di
wilayah layanan KKP
Definisi Operasional: Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang
direspon kurang dari 24 jam dibandingkan dengan jumlah SKD KLB
dalam periode satu tahun
53
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
Cara Perhitungan: Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang
direspon kurang dari 24 jam dibagi jumlah SKD KLB dikali 100%
3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya
penyakit
Definisi Operasional: Jumlah deteksi dini yang dilaksanakan di
pelabuhan dan di klinik layanan lainnya dalam rangka cegah tangkal
masuk dan keluarnya penyakit dalam periode satu tahun
Cara Perhitungan: Akumulasi jumlah sertifikat COP, Gendec dan hasil
pemeriksaan surveilans rutin di klinik layanan lainnya dalam satu tahun
4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus
Definisi Operasional: Jumlah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
pada saat situasi khusus tertentu seperti lebaran, natal, tahun baru dan
lain - lain dalam periode satu tahun
Cara Perhitungan: Akumulasi jumlah posko yang melakukan pelayanan
kesehatan pada saat lebaran, natal, tahun baru dan lainnya dalam satu
tahun
5. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan
kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan
masyarakat yang berpotensi wabah
Definisi Operasional: Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD yang
memiliki kebijakan kesiapsiagaan berupa dokumen rencana kontijensi
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi
wabah
Cara Perhitungan: Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD yang memiliki
kebijakan kesiapsiagaan berupa dokumen rencana kontijensi
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi
wabah
54
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang
diterbitkan
Definisi Operasional: Jumlah sertifikat yang diterbitkan berdasarkan
permintaan/permohonan yang diterima dalam periode satu tahun
Cara Perhitungan: Akumulasi jumlah sertifikat izin laik terbang,
sertifikat izin angkut orang sakit, sertifikat izin angkut jenazah, jumlah
penerbitan/legalisasi ICV dalam satu tahun
7. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat
sanitasi
Definisi Operasional: Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memiliki
sanitasi tempat-tempat umum dengan kriteria baik, TPM memenuhi
syarat layak/laik hygiene, tempat penyediaan air bersih memenuhi
syarat kesehatan
Cara Perhitungan: Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang
mempunyai TPM memenuhi syarat layak/laik hygiene, tempat
penyediaan air bersih memenuhi syarat kesehatan
8. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah
perimeter dan buffer area
Definisi Operasional: Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai
indeks pinjal ≤ 1, HI perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak ditemukan larva
anopheles, kepadatan kecoa rendah dan kepadatan lalat < 6
Cara Perhitungan: Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan
nilai indeks pinjal ≤ 1, HI perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak ditemukan
larva anopheles, kepadatan kecoa rendah dan kepadatan lalat < 6 dalam
satu tahun
9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung
Definisi Operasional: Jumlah orang yang melaksanan skrining penyakit
menular meliputi penyakit TB, HIV/AIDS dan lainnya
55
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
Cara Perhitungan: Akumulasi jumlah orang yang melaksanan skrining
penyakit menular meliputi penyakit TB, HIV/AIDS dan lainnya dalam
satu tahun
10. Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan Posbindu
Definisi Operasional: Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan Posbindu
Cara Perhitungan: Akumulasi jumlah wilayah kerja yang melaksanakan
Posbindu dalam satu tahun
11. Jumlah tempat kerja yang melaksanakan implementasi KTR di wilayah
kerja KKP
Definisi Operasional: Jumlah tempat kerja yang melaksanakan
implementasi KTR di wilayah kerja KKP
Cara Perhitungan: Akumulasi jumlah tempat kerja yang melaksanakan
implementasi KTR di wilayah kerja KKP dalam satu tahun
12. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
Definisi Operasional: Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen pada
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebanyak 11 jenis
Dokumen antara lain RKAKL/DIPA, Laporan Tahunan, Laporan Keuangan,
Laporan BMN, Lakip, Profil, Proposal PNBP, Dokumen Kepegawaian, e
monev DJA, e monev Bappenas, LEB dalam periode satu tahun
Cara Perhitungan: Akumulasi jumlah dokumen sebanyak 40 dokumen
terdiri dari RKAKL/DIPA (awal dan revisi) 2 dok, Laptah 1 dok, Laporan
Keuangan 2 dok, Laporan BMN 2 dok, Lakip 1 dok, Profil 1 dok, Proposal
PNBP 1 dok, dokumen kepegawaian 2 dok (kontrak dan penilaian), e
monev DJA 12 dok, e monev Bappenas 4 dok, LEB 12 dok
13. Jumlah pengadaan sarana prasarana
Definisi Operasional: Jumlah pengadaan tanah, gedung, alat kesehatan,
fasilitas penunjang perkantoran, kendaraan dalam satu tahun
56
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
Cara Perhitungan: Akumulasi jumlah pengadaan tanah, gedung, alat
kesehatan, fasilitas penunjang perkantoran, kendaraan dalam satu
tahun
14. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P
Definisi Operasional: Jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P
yang diikuti oleh SDM B/BTKLPP dalam kurun waktu satu tahun
Cara Perhitungan: Akumulasi jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang
P2P yang diikuti oleh SDM B/BTKLPP dalam kurun waktu satu tahun
(Revisi ke-3/ 2017) C. Pelaporan
Pelaporan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting di dalam
proses pembangunan. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan informasi
yang cepat, tepat, dan akurat kepada pemangku kepentingan sebagai bahan
pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi yang terjadi serta penentuan
kebijakan yang relevan.
Mekanisme, jadwal, dan format pelaporan progres pencapaian target
indikator kinerja program dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Mekanisme
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.39 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
pelaksanaannya kegiatan pelaporan dilakukan secara berjenjang.
Berjenjang dimaksudkan adalah dari satu unit kerja paling bawah dalam
suatu organisasi sampai kepada pucuk pimpinan organisasi, misalnya dari
penanggungjawab kegiatan kepada penanggungjawab program dan
penanggungjawab program
kepada pimpinan kementerian/lembaga. Berjenjang juga mengandung
arti dari satu tingkat pemerintahan kepada tingkat pemerintahan yang
lebih tinggi, misalnya dari kabupaten/kota kepada provinsi, dan
selanjutnya kepada pemerintah pusat.
57
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
Di samping itu, pelaporan juga harus dilakukan kepada masyarakat baik
dilakukan secara aktif maupun pasif. Pelaporan secara aktif dimaksudkan
agar setiap unit organisasi menyebarluaskan informasi kepada
masyarakat luas melalui media cetak/elektronik. Sedangkan pelaporan
secara pasif dimaksudkan agar setiap organisasi perlu mengembangkan
media penyebarluasan informasi melalui situs informasi sehingga dapat
diakses oleh masyarakat luas.
Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pedoman
Penyusunan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
Akuntabilitas kinerja adalah pewujudan kewajiban suatu instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-
sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara
periodik.
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Laporan kinerja merupakan bentuk
akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan
kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal
terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah
pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara
memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.
Selain itu dalam rangka memenuhi kewajiban setiap satuan kerja di
lingkungan Kementerian Kesehatan untuk menyampaikan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), sebagaimana
diamanatkan Permenkes RI Nomor 2416/MENKES/PER/XII/2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Kementerian Kesehatan.
58
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
2. Jadwal
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.39 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
menyebutkan bahwa kegiatan pelaporan dilakukan secara berkala.
Berkala di sini dimaksudkan adalah setiap 3 (tiga) bulan (triwulan), dan 6
(enam) bulan (semester) atau tahunan.
Hasil pemantauan disusun dalam bentuk triwulanan. Laporan harus
disampaikan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah triwulan
yang bersangkutan berakhir kepada : Menteri, Menteri Keuangan, dan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.
Selain itu berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI
No.249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas
Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
menteri/ pimpinan lembaga menyampaikan laporan hasil evaluasi kinerja
untuk setiap program kementerian/lembaga kepada menteri keuangan
dan menteri perencanaan paling lambat pada tanggal 1 April.
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya adalah unit pelaksana
teknis (UPT) di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan. Oleh karena itu, Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas I Surabaya memiliki kewajiban menyusun Laporan yang
bertujuan untuk memberikan gambaran pencapaian secara menyeluruh
tentang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas I Surabaya.
3. Format
Untuk mendapatkan hasil yang dapat memberikan informasi secara
maksimal, diperlukan bentuk format pelaporan yang memadai. Format
laporan harus dapat menampung informasi yang cukup relevan untuk
diketahui sehingga dapat memberikan petunjuk atau informasi yang
59
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
memadai untuk melakukan tindakan korektif atau untuk merumuskan
perencanaan periode berikutnya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No.249/PMK.02/2011
tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga menteri/ pimpinan lembaga
Satuan Kerja setiap bulan menyampaikan laporan realisasi fisik melalui
aplikasi E-Monev Online Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) .
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.39 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Satuan Kerja setiap triwulan menyampaikan laporan melalui aplikasi E-
Monev Online Bappenas meliputi realisasi anggaran, realisasi fisik, dan
hambatan yang dihadapi.
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No.249/PMK.02/2011
tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga menteri/ pimpinan lembaga
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah format Sistematika Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah:
Bab I Pendahuluan
Bab II Perencanaan Kinerja
Bab III Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi
B. Realisasi Anggaran
Bab IV Penutup
Lampiran:
1) Perjanjian Kinerja
2) Lain-lain yang dianggap perlu
60
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) 2015-2019
BAB VI
PENUTUP
Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya Th. 2015 -
2019 disusun untuk mejawab dan memfokuskan upaya pengendalian penyakit
dan penyehatan lingkungan di pintu masuk negara (Pelabuhan dan bandara)
dalam menghadapi tantangan strategis di masa depan dan merupakan acuan
dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan kegiatan, pemantauan dan
penilaian dalam kurun waktu 5 tahun.
Diharapkan melalui penyusunan Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas I Surabaya Th. 2015 – 2019 ini, upaya pengendalian penyakit
dan penyehatan lingkungan di pintu masuk negara (Pelabuhan dan bandara)
memberikan kontribusi yang bermakna dalam pembangunan kesehatan
khususnya untuk menurunkan angka kematian, kesakitan dan kecacatan akibat
penyakit serta pencapaian sasaran program berdasarkan komitmen nasional,
internasional dan target pembangunan millenium tahun 2015.
Pada kesempatan ini pula kami selaku pimpinan Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas I Surabaya mengucapkan terima kasih kepada Team Penyusun yang telah
bekerja tanpa mengenal lelah , para Kepala bidang serta Kepala seksi dan Kepala
bagian tata usaha serta Kepala sub bagian serta semua pihak yang telah memberi
dukungan dan bantuannya sehingga penyusunan Rencana Aksi Kegiatan Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya Th. 2015 - 2019 berjalan dengan lancar.
Kami menyadari bahwa Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas I Surabaya Th. 2015 - 2019 ini masih banyak kekurangan yang perlu adanya
perbaikan. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan demi kesempurnaan Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas I Surabaya di masa yang akan datang.
2015 2016 2017 2018 2019
A. Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra
Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, peningkatan surveilans, karantina kesehatan, dan kesehatan matra
1. Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspons sebesar 100%
%
Respon terhadap informasi/kejadian yang berpotensi menimbulkan wabah/KKMMD
Jumlah Respon yang dilakukan dibagi Jumlah informasi yang diterima x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang PKSE
2. Persentase alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan sebesar 100%
%Alat angkut yang diperiksa (kapal/pesawat) sesuai dengan SOP
Jumlah alat angkut yang sesuai dengan standar kekarantinaan dibagi dengan jumlah alat angkut yang diperiksa x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang PKSE
3. Persentase upaya pengendalian faktor risiko pada wilayah dengan kondisi matra Lapangan sebesar 100%
%
Upaya yang dilakukan untuk peningkatan kesehatan matra situasi khusus (embarkasi haji, nataru dan lebaran)
Rata-rata dari hasil perhitungan indikator antara berikut ini:
100% 100% 100% 0% 0%Bidang UKLW, PRL, PKSE
a) Jumlah JCH yang diperiksa dibagi seluruh jumlah JCH x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang UKLW
b) Jumlah TTU yang diperiksa dibagi jumlah TTU yang ada x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
c) Jumlah TPM yang diperiksa dibagi jumlah TPM yang ada x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
d) Jumlah reservoir yang diperiksa dibagi jumlah reservoir yang ada x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
e) Jumlah jamaah yang discreening suhu dibagi seluruh jumlah jamaah datang x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang PKSE
f) Jumlah laporan SE harian dibagi jumlah hari pelaksanaan x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang PKSE
UNIT ORGANISASI PELAKSANA
TARGET
MATRIKS TARGET KINERJARENCANA AKSI KEGIATAN (RAK)
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I SURABAYATAHUN 2015-2017
CARA PERHITUNGANKEGIATAN SASARAN INDIKATOR SATUAN DO
2015 2016 2017 2018 2019
UNIT ORGANISASI PELAKSANA
TARGETCARA PERHITUNGANKEGIATAN SASARAN INDIKATOR SATUAN DO
g) Jumlah kasus nataru dan lebaran yang dilayani dibagi jumlah kasus nataru dan lebaran akibat kondisi matra x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang UKLW
4. Persentase alat angkut/orang/barang di Pelabuhan/bandara/PLBD yang diberikan dokumen karantina kesehatan sesuai dengan ketentuan sebesar 100 %
%
Perbandingan kapal/pesawat/penumpang kapal dan pesawat/crew/ABK/komoditi omkaba ekspor yang diberikan dokumen karantina kesehatan dengan kapal/pesawat/penumpang kapal dan pesawat/crew/ABK/komoditi omkaba ekspor yang diawasi oleh KKP
Rata-rata dari hasil perhitungan indikator antara berikut ini:
100% 100% 100% 0% 0%Bidang UKLW, PRL, PKSE
a) Jumlah dokumen CoP yang diterbitkan dibagi seluruh kapal asing yang masuk dari luar negeri x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang PKSE
b) Jumlah kapal yang diberikan PHQC dibagi seluruh kapal yang berlayar dari KKP Surabaya x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang PKSE
c) Jumlah komoditi omkaba ekspor yang diberikan HC dibagi seluruh permohonan penerbitan HC x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang PKSE
d) Jumlah analisis status Gendec dibagi seluruh kedatangan pesawat dari luar negeri x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang PKSE
2015 2016 2017 2018 2019
UNIT ORGANISASI PELAKSANA
TARGETCARA PERHITUNGANKEGIATAN SASARAN INDIKATOR SATUAN DO
e) Jumlah penumpang kapal dan pesawat/crew/ABK yang diawasi dibagi jumlah seluruh penumpang / crew / ABK yang datang dan berangkat dari seluruh wilayah KKP Surabaya x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang PKSE
f) Jumlah dokumen ICV yang diterbitkan dibagi jumlah pemohon ICV x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang UKLW
g) Jumlah dokumen ijin angkut jenazah yang diterbitkan dibagi jumlah jenazah yang diperiksa x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang UKLW
h) Jumlah sertifikat obat dan alat P3K yang diterbitkan dibagi jumlah kapal yang diperiksa x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang UKLW
B. Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit bersumber binatang
Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan pengendalian vektor terpadu sebesar 100 %
%
Persentase pelabuhan / bandara yang melakukan pengendalian vektor (lalat, kecoa, tikus, nyamuk) terpadu
Jumlah pelabuhan/bandara yang melakukan pengendalian vektor terpadu dibagi pelabuhan/bandara yang ada x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
Indikator Pendukung:
a) Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan pengendalian nyamuk aedes aegepty 100%
%
Jumlah pelabuhan/bandara di seluruh wilayah kerja yang melakukan pengendalian nyamuk aedes aegepty
Jumlah pelabuhan/ bandara yang melakukan pengendalian nyamuk aedes aegepty dibagi jumlah semua pelabuhan/bandara di wilayah kerja KKP Kelas I Surabaya x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
b) Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan pengendalian nyamuk anopheles 100%
%
Jumlah pelabuhan/bandara di seluruh wilayah kerja yang melakukan pengendalian nyamuk anopheles
Jumlah pelabuhan/ bandara yang melakukan pengendalian nyamuk anopheles dibagi jumlah semua pelabuhan/bandara harus dilakukan survey nyamuk anopheles di wilayah kerja KKP Kelas I Surabaya x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
2015 2016 2017 2018 2019
UNIT ORGANISASI PELAKSANA
TARGETCARA PERHITUNGANKEGIATAN SASARAN INDIKATOR SATUAN DO
c) Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan pengendalian tikus dan pinjal 100%
%
Jumlah pelabuhan/bandara di seluruh wilayah kerja yang melakukan pengendalian tikus dan pinjal
Jumlah pelabuhan/ bandara yang melakukan pengendalian tikus dan pinjal dibagi jumlah semua pelabuhan/bandara di wilayah kerja KKP Kelas I Surabaya x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
d) Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan pengendalian lalat 100%
%Jumlah pelabuhan/bandara di seluruh wilayah kerja yang melakukan pengendalian lalat
Jumlah pelabuhan/ bandara yang melakukan pengendalian lalat dibagi jumlah semua pelabuhan/bandara di wilayah kerja KKP Kelas I Surabaya x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
e) Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan pengendalian kecoa 100%
%Jumlah pelabuhan/bandara di seluruh wilayah kerja yang melakukan pengendalian kecoa
Jumlah pelabuhan/ bandara yang melakukan pengendalian kecoa dibagi jumlah semua pelabuhan/bandara di wilayah kerja KKP Kelas I Surabaya x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
C. Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular langsung
Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung 100 %
%Jumlah kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung di pelabuhan/bandara
Jumlah kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung di pelabuhan/bandara dibagi jumlah wilker melakukan deteksi dini penyakit menular langsung x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang PKSE
D. Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular
Persentase Pelabuhan/bandara/PLBD yang melaksanakan kegiatan skrining penyakit tidak menular sebesar 100%
%Jumlah kegiatan screening penyakit tidak menular di pelabuhan/bandara
Jumlah kegiatan screening penyakit tidak menular di pelabuhan/bandara dibagi jumlah wilker melakukan screening penyakit tidak menular x 100%
0% 100% 100% 0% 0% Bidang UKLW
E. Penyehatan Lingkungan Meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan
1. Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan sebesar 100%
%Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan di lingkungan pelabuhan/bandara
Jumlah sarana air minum yang dilakukan pengawasan dibagi jumlah seluruh sarana air minum di pelabuhan/bandara x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
2015 2016 2017 2018 2019
UNIT ORGANISASI PELAKSANA
TARGETCARA PERHITUNGANKEGIATAN SASARAN INDIKATOR SATUAN DO
2. Persentase Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 100%
%
a) Persentase TTU ( alat angkut) yang ada di pelabuhan/bandara yang diperiksa dan memenuhi syarat kesehatan
Jumlah TTU (alat angkut) yang ada di pelabuhan/bandara yang memenuhi syarat kesehatan dibagi TTU TTU (alat angkut) yang diperiksa x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
b) Persentase TTU (gedung/bangunan) yang ada di pelabuhan/bandara yang diperiksa dan memenuhi syarat kesehatan
Jumlah TTU (gedung/bangunan) yang ada di pelabuhan/bandara yang memenuhi syarat kesehatan dibagi TTU (gedung/bangunan) yang diperiksa x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
3. Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 100%
%
Persentase TPM yang ada di pelabuhan/bandara yang diperiksa dan memenuhi syarat kesehatan
Jumlah TPM yang ada di pelabuhan/bandara yang memenuhi syarat kesehatan dibagi TPM yang diperiksa x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
4. Persentase pelabuhan/bandara/PLBDN sehat sebesar 100 %
%Persentase pelabuhan / bandara yang dinyatakan sehat
Jumlah pelabuhan/bandara yang dinyatakan sehat dibagi pelabuhan/bandara yang ada x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bidang PRL
F. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
1. Persentase Satker Program PP dan PL yang memperoleh penilaian SAKIP dengan hasil minimal AA sebesar 95%
%Persentase Hasil Penilaian SAKIP KKP Kelas I Surabaya oleh Tim Itjen dengan nilai AA
Persentase Hasil Penilaian SAKIP KKP Kelas I Surabaya oleh Tim Itjen dengan nilai AA
Nilai AA (92%)
Nilai AA (93%)
Nilai AA (94%)
0 0 Bagian TU
Indikator Pendukung:
a) Persentase anggaran tanpa blokir pada DIPA induk sebesar 100 %
%Persentase Jumlah anggaran yang tidak diblokir di awal tahun
Jumlah anggaran yang tidak diblokir di awal tahun dibagi total anggaran yang disetujui x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bagian TU
b) Persentase laporan program Ditjen PP PL terverifikasi disampaikan tepat waktu sebesar 100 %
%
Persentase Jumlah laporan (laporan tahunan, laporan kinerja, laporan simkespel, laporan e-monev dja dan bappenas) yang disampaikan tepat waktu
Jumlah laporan yang disampaikan tepat waktu dibagi jumlah keseluruhan laporan yang seharusnya disampaikan x 100%
100% 100,00% 100,00% 0,00% 0,00% Bagian TU
2015 2016 2017 2018 2019
UNIT ORGANISASI PELAKSANA
TARGETCARA PERHITUNGANKEGIATAN SASARAN INDIKATOR SATUAN DO
c) Persentase Satker Program PP dan PL yang menerapkan manajemen pengelolaan data dan informasi sebesar 100 %
%
Persentase Jumlah sistem informasi yang diterapkan dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi (aplikasi RKAKL, E-Monev DJA, E-Monev Bappenas, Simkespel, E-Renggar, SAIBA, Persediaan, SIMAK, SIMAN, SIMANTAP, SAS, SIMKA, SIMPONI, TRPNBP, SIMPAN,konfimasi validasi setoran,Tata Persuratan, GPP, SILK,aplikasi pajak PPh 21)
Jumlah sistem informasi yang diterapkan dibagi jumlah keseluruhan sistem informasi yang ada di satker x 100%
100,00% 100,00% 100,00% 0,00% 0,00% Bagian TU
d) Persentase layanan administrasi kepegawaian sebesar 100%
%
Persentase Jumlah layanan kepegawaian yang diusulkan (bezetting,pengadaan CPNS, usulan PNS,karpeg, karsu/karis,taspen,ujian dinas, ujian penyesuaian, kenaikan pangkat, jabfung,KGB, diklat, penghargaan,cuti,rekap absensi, dan tunkin)
Jumlah layanan kepegawaian yang diusulkan dibagi layanan kepegawaian yang seharusnya x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bagian TU
e) Persentase layanan ketatausahaan dan gaji sebesar 100%
%
Persentase Jumlah layanan administrasi persuratan yang sesuai SOP dan gaji (gaji induk, uang makan, penerbitan SKPP dan uang lembur) yang terlaksana tepat waktu
Jumlah layanan administrasi persuratan yang sesuai SOP dan gaji yang terlaksana tepat waktu dibagi jumlah administrasi dan gaji yang seharusnya x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bagian TU
f) Persentase Layanan Kerumahtanggaan, pengelolaan BMN dan ULP sebesar 100%
%
Persentase Jumlah layanan kerumahtanggan, pengelolaan BMN dan ULP yang terlaksana sesuai SOP
Jumlah layanan kerumahtanggan, pengelolaan BMN dan ULP yang terlaksana sesuai SOP dibagi jumlah layanan kerumahtanggan, pengelolaan BMN dan ULP yang seharusnya x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bagian TU
2015 2016 2017 2018 2019
UNIT ORGANISASI PELAKSANA
TARGETCARA PERHITUNGANKEGIATAN SASARAN INDIKATOR SATUAN DO
g) Presentase Satker yang menyusun Laporan Keuangan yang tepat waktu sesuai dengan ketentuan sebesar 100%
%
Persentase Jumlah laporan keuangan yang disusun tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan
Jumlah laporan keuangan yang tersusun tepat waktu dan sesuai ketentuan dibagi jumlah laporan keuangan yang seharusnya x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bagian TU
h) Persentase Satker yang menyusun Laporan Realisasi Penggunaan PNBP yang sesuai dengan aturan yang berlaku sebesar 100%
%Persentase Jumlah laporan realisasi penggunaan PNBP yang sesuai dengan aturan
Jumlah laporan realisasi penggunaan PNBP yang dikirim dibagi jumlah laporan laporan realisasi penggunaan PNBP yang sesuai dengan aturan x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bagian TU
i) Persentase Satker yang menyusun Dokumen perbendaharaan sesuai ketentuan yang berlaku sebesar 100%
%
Persentase Jumlah dokumen berbendaharaan (dokumen anggaran, dokumen dasar belanja, dokumen pembayaran, dokumen perpajakan atas belanja negara, dan dokumen pelaporan) sesuai ketentuan yang berlaku
Jumlah dokumen berbendaharaan sesuai ketentuan yang berlaku dibagi jumlah laporan keuangan yang seharusnya x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bagian TU
j) Persentase UPT yang kinerja klasifikasinya sesuai standar sebesar 100 %
%Persentase realisasi kinerja satker yang dilaksanakan sesuai standar klasifikasi
Realisasi kinerja dibagi standar klasifikasi x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bagian TU
k) Jumlah UPT yang memperoleh predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) sebesar 100 %
%
Persentase upaya yang dilakukan KKP Kelas I Surabaya dalam rangka memperoleh Predikat WBK
Upaya yang dilakukan dibagi standar kriteria WBK x 100%
60% 80% 100% 0% 0% Bagian TU
l) Jumlah UPT yang memperoleh predikat Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) sebesar 100 %
%
Persentase upaya yang dilakukan KKP Kelas I Surabaya dalam rangka memperoleh Predikat WBBM
Upaya yang dilakukan dibagi standar kriteria WBBM x 100%
60% 80% 100% 0% 0% Bagian TU
m) Jumlah peraturan perundang-undangan Program PP dan PL yang disosialisasikan sebesar 100%
%Persentase Tersosialisasinya peraturan perundang-undangan program PP dan PL (2015 - 2019)
Jumlah Peraturan yang disosialisasi dibagi keseluruhan jumlah peraturan PP dan PL (2015-2019)
100% 100% 100% 0% 0% Bagian TU
2015 2016 2017 2018 2019
UNIT ORGANISASI PELAKSANA
TARGETCARA PERHITUNGANKEGIATAN SASARAN INDIKATOR SATUAN DO
n) Persentase pengaduan masyarakat yang ditangani sebesar 100 %
%Persentase Tertanganinya aduan yang masuk
Jumlah aduan yang selesai ditangani dibagi jumlah aduan yang ada x 100%
100% 100% 100% 0% 0% Bagian TU
0) Jumlah media informasi Program PP dan PL sebanyak 10 media
Jenis
Tersedianya media informasi (web, buletin, brosur/leaflet/banner, Audio visual yang diletakkan di pelabuhan/bandara dalam rangka promosi kesehatan) program KKP Surabaya
Jumlah media informasi 4 6 8 0 0 Bagian TU
2. Persentase Satker Pusat dan Daerah yang ditingkatkan sarana / prasarananya untuk memenuhi standar sebesar 90%
%Persentase Peningkatan sarana/prasarana untuk memenuhi standar
Jumlah sarana/prasarana yang dimiliki dibagi sarana dan prasarana sesuai Kepmenkes Nomor 1314/MENKES/SK/IX/ 2010 tentang Pedoman Standarisasi SDM, sarana, dan prasarana di lingkungan kantor kesehatan pelabuhan
51% 66% 73% 0% 0% Bagian TU
Indikator Pendukung:
a) Persentase Satuan Kerja UPT yang memiliki aset tanah milik Kemenkes sebesar 100% %
Persentase Jumlah Aset tanah kantor yang memiliki SHM milik Kemenkes dan dimanfaatkan oleh KKP
Jumlah Aset tanah kantor yang memiliki SHM milik Kemenkes dan dimanfaatkan oleh KKP dibagi jumlah aset tanah yang dibutuhkan berdasarkan Permenkes Nomor 2348/MENKES/PER/XI/2011 tentang perubahan atas permenkes Nomor 356/MENKES/PER/IV/2008 tentang Organisasi dan tata kerja kantor kesehatan pelabuhanx 100%
33% 67% 67% 0% 0% Bagian TU
2015 2016 2017 2018 2019
UNIT ORGANISASI PELAKSANA
TARGETCARA PERHITUNGANKEGIATAN SASARAN INDIKATOR SATUAN DO
b) Persentase Satuan Kerja UPT yang memiliki gedung milik Kemenkes sebesar 100%
%
Persentase Jumlah Gedung Kantor yang dimiliki oleh Kemenkes dan dimanfaatkan oleh KKP
Jumlah Gedung Kantor yang dimiliki oleh Kemenkes dan dimanfaatkan oleh KKP dibagi jumlah gedung kantor yang dibutuhkan berdasarkan Permenkes Nomor 2348/MENKES/PER/XI/2011 tentang perubahan atas permenkes Nomor 356/MENKES/PER/IV/2008 tentang Organisasi dan tata kerja kantor kesehatan pelabuhanx 100%
50% 67% 83% 0% 0% Bagian TU
c) Persentase Satuan Kerja UPT yang memiliki alat kesehatan penunjang tupoksi sebesar 70 %
%
Persentase Jumlah alat kesehatan penunjang tupoksi yang dimiliki oleh Kemenkes dan dimanfaatkan oleh KKP
Jumlah alkes dibagi jumlah alkes sesuai Kepmenkes Nomor 1314/MENKES/SK/IX/ 2010 tentang Pedoman Standarisasi SDM, sarana, dan prasarana di lingkungan kantor kesehatan pelabuhan x 100%
50% 55% 60% 0% 0% Bagian TU
d) Persentase Satuan Kerja UPT yang memiliki fasilitas pendukung perkantoran sebesar 90 %
%
Persentase Jumlah fasilitas pendukung perkantoran yang dimiliki oleh Kemenkes dan dimanfaatkan oleh KKP
Jumlah fasilitas pendukung perkantoran dibagi jumlah fasilitas pendukung perkantoran sesuai Kepmenkes Nomor 1314/MENKES/SK/IX/ 2010 tentang Pedoman Standarisasi SDM, sarana, dan prasarana di lingkungan kantor kesehatan pelabuhan x 100%
70% 75% 80% 0% 0% Bagian TU
Revisi ke - 4 (2018)
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Defenisi Operasional Cara Perhitungan2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
Jumlah pemeriksaan alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan Kesehatan dalam periode satu tahun
Akumulasi jumlah hasil sertifikat PHQC, SSCEC dalam satu tahun
0 0 0 26.400 sertifikat
26.400 sertifikat
Bidang PKSE
Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP
Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang direspon kurang dari 24 jam dibandingkan dengan jumlah SKD KLB dalam periode satu tahun
Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang direspon kurang dari 24 jam dibagi jumlah SKD KLB dikali 100%
0% 0% 0% 100% 100% Bidang PKSE
Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit
Jumlah deteksi dini yang dilaksanakan di pelabuhan dan di klinik layanan lainnya dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit dalam periode satu tahun
Akumulasi jumlah sertifikat COP, Gendec dan hasil pemeriksaan surveilans rutin di klinik layanan lainnya dalam satu tahun
0 0 0 7.060 sertifikat
7.060 sertifikat
Bidang PKSE
Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus
Jumlah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pada saat situasi khusus tertentu seperti lebaran, natal, tahun baru dan lain - lain dalam periode satu tahun
Akumulasi jumlah posko yang melakukan pelayanan kesehatan pada saat lebaran, natal, tahun baru dan lainnya dalam satu tahun
0 0 0 17 posko 17 posko Bidang UKLW
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD yang memiliki kebijakan kesiapsiagaan berupa dokumen rencana kontijensi penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD yang memiliki kebijakan kesiapsiagaan berupa dokumen rencana kontijensi penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
0 0 0 2 dokumen renkon
3 dokumen renkon
Bidang PKSE
Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan
Jumlah sertifikat yang diterbitkan berdasarkan permintaan/permohonan yang diterima dalam periode satu tahun
Akumulasi jumlah sertifikat izin laik terbang, sertifikat izin angkut orang sakit, sertifikat izin angkut jenazah, jumlah penerbitan/legalisasi ICV dalam satu tahun
0 0 0 60.339 sertifikat
83.891 sertifikat
Bidang UKLW
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memiliki sanitasi tempat-tempat umum dengan kriteria baik, TPM memenuhi syarat layak/laik hygiene, tempat penyediaan air bersih memenuhi syarat kesehatan
Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai TPM memenuhi syarat layak/laik hygiene, tempat penyediaan air bersih memenuhi syarat kesehatan
0 0 0 5 pelabuhan/ bandara
5 pelabuhan/ bandara
Bidang PRL
Matriks Target KinerjaRencana Aksi Kegiatan
Kantor Kesehatan PelabuhanTahun 2018-2019
TARGET UNIT ORGANISASI
Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Defenisi Operasional Cara Perhitungan2015 2016 2017 2018 2019
TARGET UNIT ORGANISASI
Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai indeks pinjal ≤ 1, HI perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak ditemukan larva anopheles, kepadatan kecoa rendah dan kepadatan lalat < 6
Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai indeks pinjal ≤ 1, HI perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak ditemukan larva anopheles, kepadatan kecoa rendah dan kepadatan lalat < 6 dalam satu tahun
0 0 0 2 pelabuhan/ bandara
3 pelabuhan/ bandara
Bidang PRL
Menurunnya penyakit menular langsung Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung
Jumlah orang yang melaksanan skrining penyakit menular meliputi penyakit TB, HIV/AIDS dan lainnya
Akumulasi jumlah orang yang melaksanan skrining penyakit menular meliputi penyakit TB, HIV/AIDS dan lainnya dalam satu tahun
0 0 0 500 orang 2000 orang Bidang UKLW
Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan Posbindu
Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan Posbindu
Akumulasi jumlah wilayah kerja yang melaksanakan Posbindu dalam satu tahun
0 0 0 5 wilayah kerja
- Bidang UKLW
Jumlah tempat kerja yang melaksanakan implementasi KTR di wilayah kerja KKP
Jumlah tempat kerja yang melaksanakan implementasi KTR di wilayah kerja KKP
Akumulasi jumlah tempat kerja yang melaksanakan implementasi KTR di wilayah kerja KKP dalam satu tahun
0 0 0 5 tempat kerja - Bidang UKLW
Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebanyak 11 jenis Dokumen antara lain RKAKL/DIPA, Laporan Tahunan, Laporan Keuangan, Laporan BMN, Lakip, Profil, Proposal PNBP, Dokumen Kepegawaian, e monev DJA, e monev Bappenas, LEB dalam periode satu tahun
Akumulasi jumlah dokumen sebanyak 40 dokumen terdiri dari RKAKL/DIPA (awal dan revisi) 2 dok, Laptah 1 dok, Laporan Keuangan 2 dok, Laporan BMN 2 dok, Lakip 1 dok, Profil 1 dok, Proposal PNBP 1 dok, dokumen kepegawaian 2 dok (kontrak dan penilaian), e monev DJA 12 dok, e monev Bappenas 4 dok, LEB 12 dok
0 0 0 40 dokumen 40 dokumen Bagian Tata Usaha
Jumlah pengadaan sarana prasarana
Jumlah pengadaan tanah, gedung, alat kesehatan, fasilitas penunjang perkantoran, kendaraan dalam satu tahun
Akumulasi jumlah pengadaan tanah, gedung, alat kesehatan, fasilitas penunjang perkantoran, kendaraan dalam satu tahun
0 0 0 8 Unit 51 Unit Bagian Tata Usaha
Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P
Jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh SDM B/BTKLPP dalam kurun waktu satu tahun
Akumulasi jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh SDM B/BTKLPP dalam kurun waktu satu tahun
0 0 5 Jenis 8 Jenis Bagian Tata Usaha
Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular
2015 2016 2017 2018 2019
A. Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra
Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, peningkatan surveilans, karantina kesehatan, dan kesehatan matra
1. Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspons sebesar 100%
2.349.852 4.711.829 4.943.144 - -
2. Persentase alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan sebesar 100%
3. Persentase upaya pengendalian faktor risiko pada wilayah dengan kondisi matra Lapangan sebesar 100%
4. Persentase alat angkut/orang/barang di Pelabuhan/bandara/PLBD yang diberikan dokumen karantina kesehatan sesuai dengan ketentuan sebesar 100 %
B. Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit bersumber binatang
Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan pengendalian vektor terpadu sebesar 100 %
402.400 724.392 759.961 - -
Indikator Pendukung:
a) Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan pengendalian nyamuk aedes aegepty 100%
MATRIKS PENDANAANRENCANA AKSI KEGIATAN (RAK)
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I SURABAYATAHUN 2015-2017
KEGIATAN SASARAN INDIKATORALOKASI (Rp. ribuan)
2015 2016 2017 2018 2019KEGIATAN SASARAN INDIKATOR
ALOKASI (Rp. ribuan)
b) Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan pengendalian nyamuk anopheles 100%
c) Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan pengendalian tikus dan pinjal 100%
d) Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan pengendalian lalat 100%
e) Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan pengendalian kecoa 100%
C. Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular langsung
Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung100 %
180.908 810.640 850.957 - -
D. Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular
Persentase Pelabuhan/bandara/PLBD yang melaksanakan kegiatan skrining penyakit tidak menular sebesar 100 %
371.615 352.678 370.433 - -
E. Penyehatan Lingkungan Meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan
1. Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan sebesar 100%
408.722 - - - -
2. Persentase Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 100%
2015 2016 2017 2018 2019KEGIATAN SASARAN INDIKATOR
ALOKASI (Rp. ribuan)
3. Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 100%
4. Persentase pelabuhan/bandara/PLBDN sehat sebesar 100 %
F. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
1. Persentase Satker Program PP dan PL yang memperoleh penilaian SAKIP dengan hasil minimal AA sebesar 95%
51.738.348 40.775.050 17.688.566 - -
Indikator Pendukung:
a) Persentase anggaran tanpa blokir pada DIPA induk sebesar 100 %
b) Persentase laporan program Ditjen PP PL terverifikasi disampaikan tepat waktu sebesar 100 %
c) Persentase Satker Program PP dan PL yang menerapkan manajemen pengelolaan data dan informasi sebesar 100 %
d) Persentase layanan administrasi kepegawaian sebesar 100%
2015 2016 2017 2018 2019KEGIATAN SASARAN INDIKATOR
ALOKASI (Rp. ribuan)
e) Persentase layanan ketatausahaan dan gaji sebesar 100%
f) Persentase Layanan Kerumahtanggaan, pengelolaan BMN dan ULP sebesar 100%
g) Presentase Satker yang menyusun Laporan Keuangan yang tepat waktu sesuai dengan ketentuan sebesar 100%
h) Persentase Satker yang menyusun Laporan Realisasi Penggunaan PNBP yang sesuai dengan aturan yang berlaku sebesar 100%
i) Persentase Satker yang menyusun Dokumen perbendaharaan sesuai ketentuan yang berlaku sebesar 100%
j) Persentase UPT yang kinerja klasifikasinya sesuai standar sebesar 100 %
k) Jumlah UPT yang memperoleh predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) sebesar 100 %
l) Jumlah UPT yang memperoleh predikat Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) sebesar 100 %
2015 2016 2017 2018 2019KEGIATAN SASARAN INDIKATOR
ALOKASI (Rp. ribuan)
m) Jumlah peraturan perundang-undangan Program PP dan PL yang disosialisasikan sebesar 100 %
n) Persentase pengaduan masyarakat yang ditangani sebesar 100 %
0) Jumlah media informasi Program PP dan PL sebanyak 10 media
2. Persentase Satker Pusat dan Daerah yang ditingkatkan sarana / prasarananya untuk memenuhi standar sebesar 90%
Indikator Pendukung:
a) Persentase Satuan Kerja UPT yang memiliki aset tanah milik Kemenkes sebesar 100%
b) Persentase Satuan Kerja UPT yang memiliki gedung milik Kemenkes sebesar 100%c) Persentase Satuan Kerja UPT yang memiliki alat kesehatan penunjang tupoksi sebesar 70 %
d) Persentase Satuan Kerja UPT yang memiliki fasilitas pendukung perkantoran sebesar 90 %
Revisi ke - 4 (2018)
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Defenisi Operasional Cara Perhitungan2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
Jumlah pemeriksaan alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan Kesehatan dalam periode satu tahun
Akumulasi jumlah hasil sertifikat PHQC, SSCEC dalam satu tahun
- - - 95.436.000 326.458.000 Bidang PKSE
Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP
Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang direspon kurang dari 24 jam dibandingkan dengan jumlah SKD KLB dalam periode satu tahun
Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang direspon kurang dari 24 jam dibagi jumlah SKD KLB dikali 100%
- - - 143.239.000 1.209.911.000 Bidang PKSE
Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit
Jumlah deteksi dini yang dilaksanakan di pelabuhan dan di klinik layanan lainnya dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit dalam periode satu tahun
Akumulasi jumlah sertifikat COP, Gendec dan hasil pemeriksaan surveilans rutin di klinik layanan lainnya dalam satu tahun
- - - 364.697.000 66.528.000 Bidang PKSE
Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus
Jumlah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pada saat situasi khusus tertentu seperti lebaran, natal, tahun baru dan lain - lain dalam periode satu tahun
Akumulasi jumlah posko yang melakukan pelayanan kesehatan pada saat lebaran, natal, tahun baru dan lainnya dalam satu tahun
- - - 3.232.799.000 2.155.757.000 Bidang UKLW
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD yang memiliki kebijakan kesiapsiagaan berupa dokumen rencana kontijensi penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD yang memiliki kebijakan kesiapsiagaan berupa dokumen rencana kontijensi penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
- - - 63.206.000 623.356.000 Bidang PKSE
Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan
Jumlah sertifikat yang diterbitkan berdasarkan permintaan/permohonan yang diterima dalam periode satu tahun
Akumulasi jumlah sertifikat izin laik terbang, sertifikat izin angkut orang sakit, sertifikat izin angkut jenazah, jumlah penerbitan/legalisasi ICV dalam satu tahun
- - - 176.355.000 156.895.000 Bidang UKLW
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memiliki sanitasi tempat-tempat umum dengan kriteria baik, TPM memenuhi syarat layak/laik hygiene, tempat penyediaan air bersih memenuhi syarat kesehatan
Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai TPM memenuhi syarat layak/laik hygiene, tempat penyediaan air bersih memenuhi syarat kesehatan
- - - 170.022.000 330.093.000 Bidang PRL
Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB
Matriks PendanaanRencana Aksi Kegiatan
Kantor Kesehatan PelabuhanTahun 2018-2019
Alokasi UNIT ORGANISASI
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Defenisi Operasional Cara Perhitungan2015 2016 2017 2018 2019
Alokasi UNIT ORGANISASI
Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai indeks pinjal ≤ 1, HI perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak ditemukan larva anopheles, kepadatan kecoa rendah dan kepadatan lalat < 6
Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai indeks pinjal ≤ 1, HI perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak ditemukan larva anopheles, kepadatan kecoa rendah dan kepadatan lalat < 6 dalam satu tahun
- - - 1.024.000.000 797.900.000 Bidang PRL
Menurunnya penyakit menular langsung Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung
Jumlah orang yang melaksanan skrining penyakit menular meliputi penyakit TB, HIV/AIDS dan lainnya
Akumulasi jumlah orang yang melaksanan skrining penyakit menular meliputi penyakit TB, HIV/AIDS dan lainnya dalam satu tahun
- - - 279.200.000 340.165.000 Bidang UKLW
Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan Posbindu
Jumlah wilayah kerja yang melaksanakan Posbindu
Akumulasi jumlah wilayah kerja yang melaksanakan Posbindu dalam satu tahun
- - - 11.382.000 - Bidang UKLW
Jumlah tempat kerja yang melaksanakan implementasi KTR di wilayah kerja KKP
Jumlah tempat kerja yang melaksanakan implementasi KTR di wilayah kerja KKP
Akumulasi jumlah tempat kerja yang melaksanakan implementasi KTR di wilayah kerja KKP dalam satu tahun
- - - 56.912.000 - Bidang UKLW
Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebanyak 11 jenis Dokumen antara lain RKAKL/DIPA, Laporan Tahunan, Laporan Keuangan, Laporan BMN, Lakip, Profil, Proposal PNBP, Dokumen Kepegawaian, e monev DJA, e monev Bappenas, LEB dalam periode satu tahun
Akumulasi jumlah dokumen sebanyak 40 dokumen terdiri dari RKAKL/DIPA (awal dan revisi) 2 dok, Laptah 1 dok, Laporan Keuangan 2 dok, Laporan BMN 2 dok, Lakip 1 dok, Profil 1 dok, Proposal PNBP 1 dok, dokumen kepegawaian 2 dok (kontrak dan penilaian), e monev DJA 12 dok, e monev Bappenas 4 dok, LEB 12 dok
- - - 22.325.502.000 22.194.740.000 Bagian Tata Usaha
Jumlah pengadaan sarana prasarana
Jumlah pengadaan tanah, gedung, alat kesehatan, fasilitas penunjang perkantoran, kendaraan dalam satu tahun
Akumulasi jumlah pengadaan tanah, gedung, alat kesehatan, fasilitas penunjang perkantoran, kendaraan dalam satu tahun
- - - 455.565.000 6.670.296.000 Bagian Tata Usaha
Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P
Jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh SDM B/BTKLPP dalam kurun waktu satu tahun
Akumulasi jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh SDM B/BTKLPP dalam kurun waktu satu tahun
- - 5.318.337.000 1.033.832.000 Bagian Tata Usaha
Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular
Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit