22
TEKNIK LAS DAN FABRIKASI 1 (K3L) By: Riswan Eko W. S., S.Pd., M.T POLITEKNIK KEDIRI 2014 1 KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN Setiap pekerjaan hendaknya selalu mengutamakan Keselamatan Kesehatan Kerja dan lingkungan. Di zaman moderinasi perlu suatu tatanan dan aturan tentang keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan hal ini dikarenakan baik secara

KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN · 4) Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan padanya. 5) Mental dan fisik yang belum siap

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN · 4) Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan padanya. 5) Mental dan fisik yang belum siap

TEKNIK LAS DAN FABRIKASI 1 (K3L)

By: Riswan Eko W. S., S.Pd., M.T POLITEKNIK KEDIRI 2014 1

KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN

LINGKUNGAN

Setiap pekerjaan hendaknya selalu mengutamakan

Keselamatan Kesehatan Kerja dan lingkungan. Di zaman

moderinasi perlu suatu tatanan dan aturan tentang keselamatan

kesehatan kerja dan lingkungan hal ini dikarenakan baik secara

Page 2: KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN · 4) Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan padanya. 5) Mental dan fisik yang belum siap

TEKNIK LAS DAN FABRIKASI 1 (K3L)

By: Riswan Eko W. S., S.Pd., M.T POLITEKNIK KEDIRI 2014 2

langsung atau tidak langsung selalu mengancam keselamatan dan

kesehatan jiwa manusia. Cepat atau lambat kemajuan itu akan

menghancurkan kehidupan manusia itu sendiri.

Untuk menghindari atau mengeliminir terjadinya kecelakaan

perlu penguasaan pengetahuan keselamatan kesehatan kerja dan

mengetahui tindakan tindakan yang harus diambil agar

keselamatan kesehatan kerja dapat berperan dengan baik. Untuk

membahas hal tersebut faktor yang paling dominan adalah

kecelakaan, perbuatan yang tidak aman, dan kondisi yang tidak

aman.

1. Kecelakaan

Faktor yang paling banyak terjadi dilingkungan kerja adalah

adanya kecelakaan, dimana kecelakaan merupakan :

1) Kejadian yang tidak diinginkan yang dapat menimbulkan cidera

fisik seseorang bahkan fatal sampai kematian / cacat seumur

hidup dan kerusakan harta milik

2) Kecelakaan biasanya akibat kontak dengan sumber energi

diatas nilai ambang batas dari badan atau bangunan

3) Kejadian yang tidak diinginkan yang mungkin dapat

menurunkan efisiensi operasional suatu usaha

Hal-hal dalam kecelakaan dapat meliputi :

1) Kecelakaan dapat terjadi setiap saat ( 80 % Kecelakaan akibat

kelalaian )

2) Kecelakaan tidak memilih cara tertentu untuk terjadi

3) Kecelakaan selalu dapat menimbulkan kerugian.

4) Kecelakaan selalu menimbulkan gangguan

Page 3: KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN · 4) Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan padanya. 5) Mental dan fisik yang belum siap

TEKNIK LAS DAN FABRIKASI 1 (K3L)

By: Riswan Eko W. S., S.Pd., M.T POLITEKNIK KEDIRI 2014 3

5) Kecelakaan selalu mempunyai sebab

6) Kecelakaan dapat dicegah / dieliminir

2. Perbuatan tidak aman (berbahaya)

1) Tidak memakai APD (Alat Pelindung Diri) standard yaitu : Helm

dengan tali, sabuk pengaman, stiwel dan sepatu tahan pukul,

pakaian kerja, sarung tangan kerja dan APD sesuai

2) kondisi bahaya kerja yang dihadapi saat bekerja pengelasan.

3) Melakukan tindakan ceroboh / tidak mengikuti prosedur kerja

yang berlaku bidang pengelasan.

4) Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai

dengan pekerjaan yang dibebankan padanya.

5) Mental dan fisik yang belum siap untuk tugas-tugas yang

diembannya

3. Kondisi tidak aman (berbahaya)

1) Lokasi kerja yang kumuh dan kotor

2) Alokasi personil / pekerja yang tidak terencana dengan baik,

sehingga pada satu lokasi dipenuhi oleh beberapa pekerja.

Sangat berpotensi bahaya

3) Fasilitas / sarana kerja yang tidak memenuhi standard

minimal, seperti scafolding/perancah tidak aman, pada proses

pekerjaan dalam tangki tidak tersedia exhaust blower

4) Terjadi pencemaran dan polusi pada lingkungan kerja, misal

debu, tumpahan oli, minyak dan B3 (bahan berbahaya dan

beracun)

Page 4: KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN · 4) Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan padanya. 5) Mental dan fisik yang belum siap

TEKNIK LAS DAN FABRIKASI 1 (K3L)

By: Riswan Eko W. S., S.Pd., M.T POLITEKNIK KEDIRI 2014 4

Aman / selamat merupakan : Kondisi yang tidak ada kemungkinan

malapetaka

Tindakan tidak aman merupakan :Suatu pelanggaran terhadap

prosedur keselamatan yang memberikan peluang terhadap

terjadinya kecelakaan

Kondisi tidak aman merupakan : Kondisi fisik atau keadaan yang

berbahaya yang mungkin dapat langsung mengakibatkan

terjadinya kecelakaan.

4. Waspadai kondisi berbahaya sebagai berikut :

1) Saat berada didalam ruang tertutup / tangki waspadailah gas

hasil pengelasan;

2) Gas mulia / Inert gas : gas yang mendesak oksigen sehingga

kadar oksigen berkurang dibawah 19,5 % sehingga berbahaya

bagi pernapasan manusia. Gas tersebut yaitu; Argon (Ar) hasil

las TIG, Co2 hasil las FCAW.

A. Keselamatan kerja

Cara-cara menjaga keselamatan waktu bekerja sangat

penting diketahui dan dilaksanakan oleh seorang operator las,

karena dalam pekerjaan mengelas banyak sekali kemungkinanan

timbulnya bahaya, jika tidak hati-hati dan tidak memperhatikan

peraturan keselamatan kerja

Page 5: KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN · 4) Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan padanya. 5) Mental dan fisik yang belum siap

TEKNIK LAS DAN FABRIKASI 1 (K3L)

By: Riswan Eko W. S., S.Pd., M.T POLITEKNIK KEDIRI 2014 5

1. Pencegahan Bahaya Waktu Bekerja

Penggunaan kaca mata Las untuk melindungi mata dari

sinar tajam, percikan bunga api, sehingga dapat melihat

benda kerja saat proses pengelasan

Merapikan pakaian kerja, seperti mengacingkan leher

baju, saku, dan lipatan baju agar tidak kemasukan bunga

api

Menggunakan perlengkapan keselamatan seperti, baju las

(apron), sarung tangan, topi, dan perlengkapan lainnya.

Pergunakan korek api las untuk menyalakanpembakar,

janganlah menggunakan korek api biasa atau rokok.

Hati-hati saat menyalakan pembakar jangan diarahkan

pada orang atau benda yang mudah terbakar.

Matikan pembakar atau holder apabila tidak dipakai dan

diletakkan ditempat yang aman

Janganlah menggantung pembakar yang menyala pada

botol gas

Page 6: KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN · 4) Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan padanya. 5) Mental dan fisik yang belum siap

TEKNIK LAS DAN FABRIKASI 1 (K3L)

By: Riswan Eko W. S., S.Pd., M.T POLITEKNIK KEDIRI 2014 6

Tutuplah katup botol gas apabila pengelasan selesai

waktu istirahat

Jagalah selalu kebersihan bengkel dan amankan benda-

benda yang mudah terbakar.

2. Pencegahan Bahaya kejutan Listrik

Sebab utama kejutan listrik

Sebab-sebab utama terjadinya

kejutan listrik

Karena perlu menyalakan kembali dan

menjaga kestabilan busur las maka

tegangan listrik AC pada mesin las busur

listrik harus dijaga agar tetap tinggi

Isolasi yang tidak efektif karena adanya

kerusakan pada pembungkus kabel las

Isolasi yang tidak efektif dari mesin las

busur listrik dan terbukanya bidang

pengisian pada terminal penghubung

kabel mesin las

Isolasi yang tidak efektif pada gagang

batang las

Page 7: KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN · 4) Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan padanya. 5) Mental dan fisik yang belum siap

TEKNIK LAS DAN FABRIKASI 1 (K3L)

By: Riswan Eko W. S., S.Pd., M.T POLITEKNIK KEDIRI 2014 7

Apabila seorang pekerja mengalami kejutan listrik, maka

matikanlah sumber tenaga listrik sesegera mungin dan

panggillah dokter atau ambulan. Jangan pernah mencoba

mengangkat korban, karena Anda pun dapat terkena kejutan

listrik

Pengelasan busur listrik pada lokasi yang

dikelilingi oleh material konduksi

Cara-cara untuk mencegah kejutan

listrik selama pengelasan dengan

busur listrik

Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)

seperti pakaian kerja yang kering, sarung

tangan kulit yang kering dan sepatu karet

yang seluruhnya terisolasi

Memastikan mesin las busur listrik AC

harus memiliki alat penurun tegangan

otomatis, sedangkan mesin las busur

listrik DC tegangannya harus relatif

rendah

Memastikan tidak adanya kebocoran arus

listrik.

Page 8: KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN · 4) Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan padanya. 5) Mental dan fisik yang belum siap

TEKNIK LAS DAN FABRIKASI 1 (K3L)

By: Riswan Eko W. S., S.Pd., M.T POLITEKNIK KEDIRI 2014 8

3. Pencegahan Bahaya Gas dan Sinar Las

Jika sejumlah besar volume asap las diisap, maka gejala

penyakit akut yang disebut “demam logam” dapat

terjangkit, ditandai dengan sakit kepala, demam,

menggigil, dan kelelahan yang terjadi dalam waktu

singkat. Gejala-gejala ini terlihat apabila digunakan batang

elektrode las hidrogen rendah. Walaupun demikian, ini

hanyalah gejala penyakit sesaat, dan pasien akan pulih

kembali kesehatannya setelah beberapa jam. Namun

apabila asap las itu diisap dalam waktu lama, maka

partikel-partikel murni akan terakumulasi di dalam paru-

paru dan dapat menyebabkan kondisi kronis yang disebut

“pneumokoniosis” (radang paru-paru)

Sinar yang ada pada las busur listrik kebanyakan adalah

sinar ultraviolet, sedangkan nyala api las memancarkan

sinar infrared. Sinar ultraviolet dan sinar infrared

menimbulkan kerusakan pada mata

Alat – alat pelindung dari sinar yang berbahaya antara

lain:

Kaus tangan, masker pelindung wajah sejenis helm

dan kaca mata pelindung dengan plat-plat baja anti-

cahaya

Layar pelindung cahaya

Page 9: KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN · 4) Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan padanya. 5) Mental dan fisik yang belum siap

TEKNIK LAS DAN FABRIKASI 1 (K3L)

By: Riswan Eko W. S., S.Pd., M.T POLITEKNIK KEDIRI 2014 9

Pakaian kerja lengan panjang dan menutupi leher �

Pekerja harus merawat kedua matanya dengan

meneteskan obat tetes mata dan menggunakan

kompres pendingin

4. Pencegahan Bahaya Api

Kebakaran sering terjadi bukan karena nyala api las, tetapi

karena percikan bunga api yang berloncatan. Oleh karena

itu bersihkan selalu tempat mengelas dari benda-benda

yang mudah terbakar dalam radius 8 m.

Tempatkan alat pemadam kebakaran di dalam bengkel las

Bila terpaksa mnegelas diatas lantai papan maka

lindungilah papan dengan asbes atau pelat logam dan

tampunglah sisa-sisa las.

5. Nyala Balik dan Nyala Letup

Nyala balik merupakan nyala api yang masuk kedalam

pembakar. Nyala balik dapat juga terjadi didalam selang

las atau regulator bahkan sampai di botol gas. Agar nyala

balik yang terjadi tidak mencapai selang las maka antara

selang dan pembakar harus dipasang katup anti nyala

balik.

Sebab-sebab terjadi nyala balik Tekanan kerja salah, tidak sesuai dengan

ukuran mulut pembakar yang digunakan

Mulut pembakar, injektor atau pencampur

longgar atau lepas sama sekali

Selang las terkilir atau terjepit, sehingga

aliran gas terganggu

Page 10: KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN · 4) Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan padanya. 5) Mental dan fisik yang belum siap

TEKNIK LAS DAN FABRIKASI 1 (K3L)

By: Riswan Eko W. S., S.Pd., M.T POLITEKNIK KEDIRI 2014 10

Nyala letup terjadi pada las gas

6. Mengelas Tangki atau Drum

Janganlah berani mengelas atau memotong tangki,

sebelum yakin benar bahwa tidak akan terjadi kebakaran

atau ledakan. Yakinkan bekas apa tangki itu, sebab sedikit

saja ada gas atau minyak didalamnya, akan

mengakibatkan ledakan

Bila tangki itu bekas gas atau minyak yang larut dalam air,

maka bersihkanlah tangki dengan air kemudian isilah air

sebatas

Bila tangki itu bekas gas atau minyak yang tidak larut

dalam air, maka bersihkan seluruhnya dengan uap atau

Pembakar las kotor dan berminyak

Cara mengatasi nyala balik Tutuplah keran-keran pada pembakar.

Barkan gas habis dalam pembakar

Bila pembakaran sampai keselang atau

regilator, tutuplah segera katup-katup

pada botol gas

Sebab-sebab terjadi nyala letup Tekanan kerja asetilin terlalu kecil, tidak

sesuai dengan mulut pembakar yang

digunakan

Mulut pembakar terlalu panas karena

terlalu lama dipakai atau terlalu dekat

degan kawah las

Mulut pembakar tersumbat oleh kotoran

yang membara didalam lubang mulut

Cara mengatasi nyala balik Naikkan tekanan kerja

Dinginkan dan bersihkan mulut pembakar

Page 11: KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN · 4) Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan padanya. 5) Mental dan fisik yang belum siap

TEKNIK LAS DAN FABRIKASI 1 (K3L)

By: Riswan Eko W. S., S.Pd., M.T POLITEKNIK KEDIRI 2014 11

soda sabun, dimana uap digunakan untuk membersihkan

bahan-bahan yang mudah menguap, sedang soda sabun

untuk membersihkan minyak, gemuk dan pelumas.

Isilah tangki dengan gas asam arang, walaupun sudah

dibersihkan, karena minyak dan pelumas pada sela-sela

sambungan sulit dibersihkan

Page 12: KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN · 4) Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan padanya. 5) Mental dan fisik yang belum siap

TEKNIK LAS DAN FABRIKASI 1 (K3L)

By: Riswan Eko W. S., S.Pd., M.T POLITEKNIK KEDIRI 2014 12

B. Lingkungan Hidup :

Kesatuan ruang dengan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan

perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makluk hidup

lainnya

2. Sistim Manajemen Lingkungan

Bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang mencakup

struktur organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab,

praktik, prosedur, proses dan sumberdaya untuk

mengembangkan, melaksanakan, mencapai, mengkaji dan

memelihara kebijakan lingkungan.

Page 13: KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN · 4) Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan padanya. 5) Mental dan fisik yang belum siap

TEKNIK LAS DAN FABRIKASI 1 (K3L)

By: Riswan Eko W. S., S.Pd., M.T POLITEKNIK KEDIRI 2014 13

3. Tujuan pengelolaan lingkungan hidup

(1) Tercapainya keselarasan hubungan antara manusia dan

lingkungan hidup

(2) Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara

bijaksana.

(3) Terwujudnya manusia sebagai pembina lingkungan hidup.

(4) Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan.

(5) Terlindunginya negara terhadap dampak kegiatan negara

lain yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran

lingkungan

4. Pencemaran lingkungan hidup

Pencemaran lingkungan hidup sangat mempengaruhi

kesehatan, untuk itu perlu diwaspadai dan dicegah hal-hal sebagai

perikut :

(1) Pengaruh perubahan pada Lingkungan hidup yang

diakibatkan oleh suatu usaha dan / atau kegiatan

(2) Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,

energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan

hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun

sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan

hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

Page 14: KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN · 4) Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan padanya. 5) Mental dan fisik yang belum siap

TEKNIK LAS DAN FABRIKASI 1 (K3L)

By: Riswan Eko W. S., S.Pd., M.T POLITEKNIK KEDIRI 2014 14

Page 15: KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN · 4) Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan padanya. 5) Mental dan fisik yang belum siap

TEKNIK LAS DAN FABRIKASI 1 (K3L)

By: Riswan Eko W. S., S.Pd., M.T POLITEKNIK KEDIRI 2014 15

Page 16: KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN · 4) Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan padanya. 5) Mental dan fisik yang belum siap

TEKNIK LAS DAN FABRIKASI 1 (K3L)

By: Riswan Eko W. S., S.Pd., M.T POLITEKNIK KEDIRI 2014 16

Page 17: KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN · 4) Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan padanya. 5) Mental dan fisik yang belum siap

TEKNIK LAS DAN FABRIKASI 1 (K3L)

By: Riswan Eko W. S., S.Pd., M.T POLITEKNIK KEDIRI 2014 17

Page 18: KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN · 4) Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan padanya. 5) Mental dan fisik yang belum siap

TEKNIK LAS DAN FABRIKASI 1 (K3L)

By: Riswan Eko W. S., S.Pd., M.T POLITEKNIK KEDIRI 2014 18

PROSEDUR KESELAMATAN KERJA

Page 19: KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN · 4) Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan padanya. 5) Mental dan fisik yang belum siap

TEKNIK LAS DAN FABRIKASI 1 (K3L)

By: Riswan Eko W. S., S.Pd., M.T POLITEKNIK KEDIRI 2014 19

Page 20: KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN · 4) Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan padanya. 5) Mental dan fisik yang belum siap

TEKNIK LAS DAN FABRIKASI 1 (K3L)

By: Riswan Eko W. S., S.Pd., M.T POLITEKNIK KEDIRI 2014 20

PROSEDUR KESELAMATAN KERJA

LAS GAS

Pergunakan sarung tangan dan pelindung

badan (appron) yang kering dan utuh.

Nyala dan percikan logam cair pada lasOxy-

acetylene memancarkan sinar ultraviolet dan

infra merah.Sinar ini membahayakan pada

mata.Pakailah kacamata las / googles agar

terhindar darinya lapijar api las.

Selama mengelas, adakalanya lubang moncong

brander kotor atau tersumbat oleh endapan

karbon atau terak. Kotoran-kotoran tersebut

akan mengganggu pekerjaan mengelas dan

dapat mengurangi kualitas lasan.

Katup pengaman mempunyai fungsi sama

dengan kunci air, yaitu untuk menahan nyala

balik. Katup pengaman harus dipasang pada

Acetylene tabung tunggal yang digunakan

untuk melayani langsung satu pembakar tanpa

kunci air.

Menyalakan apilas pada brander dianjurkan

tidak memakai korek api

Biasa karena tangan dapat saja tersembur api

las, yang dapat mengakibatkan lukabakar.

Page 21: KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN · 4) Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan padanya. 5) Mental dan fisik yang belum siap

TEKNIK LAS DAN FABRIKASI 1 (K3L)

By: Riswan Eko W. S., S.Pd., M.T POLITEKNIK KEDIRI 2014 21

Untuk menyalakan api las dapat

Menggunakan korek api las yang bertangkai

panjang Korek api las tidak memerlukan bahan

bakar.

Terak (flux) yang

melekatpadasambunganlasandapatdihilang-kan

denganmudahselagibendakerjadanterakdalamk

eadaanpanas. untuk

membersihkanterakdiperlukanpaluterakdansikat

kawatbaja,

disampingitujugadiperlukan tang

penjepituntukmengambildan

memegangbendakerja.

Asap pengelasan dapat membahayakan

kesehatan. Pada saat mengelas, usahakan

jangan menghirup asap pengelasan. Lakukan

pengelasan pada area kerja yang berventilasi

cukup, atau bila perlu tambahkan instalasi

penghisap asap pengelasan pada tempat kerja.

Proses pengelasan berpotensi menimbulkan

Kebakaran ataupun ledakan.

Page 22: KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN · 4) Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan padanya. 5) Mental dan fisik yang belum siap

TEKNIK LAS DAN FABRIKASI 1 (K3L)

By: Riswan Eko W. S., S.Pd., M.T POLITEKNIK KEDIRI 2014 22

Percikan nyala las dapat menyebabkan

kebakaran. Selalu sediakan alat pemadam

kebakaran di area kerja. Pastikan alat tersebut

selalu dalam kondisi siap pakai.

Jangan melakukan pengelasan di dekat material

Yang mudah terbakar. Jarak minimal posisi

Pengelasan dengan material yang mudah

Terbakar adalah 35 feet (11 meter). Lakukan

pengelasan di tempat lain, atau pindahkan

material yang mudah terbakar tersebut.

Jangan melakukan pengelasan pada drum,

tangki, atau pun wadah tertutup lainnya tanpa

persiapan dan pemeriksaan keamanannya

terlebihdahulu.

Benda kerjadanperlengkapan mengelas yang

Panas dapat mengakibatkan rasa terbakar.

Jangan menyentuh benda kerja yang masih

Panas setelah proses pengelasan dengan

tangan kosong. Pergunakan alat penjepit benda

kerja yang sesuai untuk memindahkan benda

kerja. Biarkan benda kerja maupun

perlengkapan mengelas mengalami proses

pendinginan sebelum dipindahkan ataupun

digunakan lagi.