Upload
hasrul
View
2.969
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS FUNGSI KAWASAN DAN KESESUAIAN LAHAN
KABUPATEN KULON PROGO
MATA KULIAH METODOLOGI DAN TEKHNIK PENELITIAN I
DOSEN PENGASUH : PROF. SURATMAN WOROSUPROJO
MAHASISWA : HASRUL
Pendahuluan
Ruang sebagai salah satu aspek kehidupan penting dalam pembangunan, secara mutlak memiliki
keterkaitan erat dengan manusia dan aktifitasnya, kesalahan dalam menerapkan fungsi ruang
sebagaimana mestinya secara langsung maupun tak langsung akan memberikan pengaruh pada setiap
bagian yang mengisi ruang tersebut, hal ini tentunya menuntut kita untuk dapat menempatkan fungsi
ruang sesuai dengan peruntukkannya. Saat ini ruang memegang peranan penting bukan hanya pada
pembangunan namun juga guna mendukung dan menjamin kelangsungan hidup manusia, realita yang
kita hadapi saat ini, ketersediaan ruang ternyata sangat tidak berbanding dengan pertumbuhan
penduduk, tingginya prosentase pertambahan penduduk mengakibatkan kebutuhan ruang untuk
menampung kehadiran manusia juga semakin tinggi, bukan hanya untuk menampung manusia ruang pun
harus tersedia untuk mencukupi kebutuhan manusia dibidang pangan dan ekonomi.
Satu kunci menghadapi kompleksitas problematika pembangunan ini adalah dengan
mendayagunakan lahan sesuai dengan peruntukkannya agar kemampuan lahan untuk tetap dapat
digunakan secara berkelanjutan dapat terjaga.
Tugas A
1. Buat interprestasi data fisik lahan (tabel)
2. Buat kriteria lahan pertanian & non pertanian (tabel)
3. Analisis matching data fisik lahan dan kriteria kesesuaian lahan
Tugas B
1. Determinasi kriteria fungsi kawasan
2. Analisa fungsi kawasan dengan media peta kemiringan
3. Analisa kawasan fungsi ruang tiap kecamatan
Tugas C
1. Hitung luas kawasan lahan pertanian
2. Hitung produksi 1 tahun untuk pangan
3. Hitung daerah swasembada pangan dan daderah kritis pangan
Magister Perencanaan Kota & Daerah UGM Angkatan 35
Magister Perencanaan Kota & Daerah UGM Angkatan 35
Gambar. 1
Peta Administrasi Kabupaten Kulonprogo
Tabel. 1 Penafsiran data fisik lahan tiap unit lereng
Unit LerengData Fisik
Tanah Air Bencana Alam ElevasiNo Unit Lahan
Landai Datar Subur Tersedia Sedikit 0 – 3 % IMiring Miring Subur Tersedia Sedikit 3 – 8 % IISangat Miring Miring Tidak Terlalu Subur Tersedia Sedikit Cukup Rawan 8 – 25 % IIICuram Curam Subur Kurang Rawan 25 – 40 % IVSangat Curam Curam Subur Sangat Kurang Sangat Rawan > 40% V
Tabel. 2 Kriteria lahan pertanian dan non pertanian
FungsiSyarat Kesesuaian
Tanah Air Bencana ElevasiPertanian Lahan Basah I I I IPertanian Lahan Kering II II II IIPemukiman II II II II, IIIIndustri II II II II, IIIHutan IV, V IV, V IV, V IV, V
Tabel. 3 Kesesuaian Lahan
FungsiSyarat Kesesuaian
LahanDatar Miring
Sangat Miring
CuramSangat Curam
Pertanian Lahan Basah S1 S2 S3 N N DatarPertanian Lahan Kering S2 S1 S2 N N MiringPemukiman S3 S1 S2 N N MiringIndustri S3 S1 S1 N N Sangat MiringHutan N S3 S3 S2 S1 Sangat Curam
a) Kelas Sangat Sesuai (S1)
Kelas ini adalah lahan yang tidak mempunyai pembatas yang berat untuk suatu
penggunaan tertentu atau lahan yang hanya mempunyai pembatas yang kurang berarti dan
tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksi lahan tersebut, serta tidak akan
menambah masukan dari yang biasa dilakukan dalam pengusahaan lahan tersebut.
b) Kelas Cukup Sesuai (S2)
Yaitu lahan dengan pembatas agak berat untuk suatu penggunaan tertentu dimana
Pembatas tersebut akan mengurangi produktifitas lahan dan keuntungan yang diperoleh,
serta meningkatkan masukan untuk mengusahakan lahan tersebut.
Magister Perencanaan Kota & Daerah UGM Angkatan 35
c) Kelas Kurang Sesuai (S3)
Yaitu lahan yang mempunyai pembatas sangat berat apabila digunakan untuk suatu
penggunaan tertentu yang lestari. Pembatas yang ada sifatnya akan mengurangi
produktifitas ataupun keuntungan yang diperoleh dan perlu menaikkan masukan untuk
mengusahakan lahan tersebut.
d) Kelas Tidak Sesuai (N)
Yaitu lahan yang mempunyai pembatas sangat berat sehingga tidak mungkin digunakan
untuk suatu penggunaan tertentu.
Tabel 4. Fungsi lahan berdasarkan kelas kemiringan per kecamatan
Fungsi Kawasan Kecamatan
Kawasan Budidaya Pertanian
Galur, Girimulyo, Kalibawang, Kokap, Lendah, Nanggulan, Panjatan, Pengasih, Samigaluh, Sentolo, Temon, Wates
Kawasan Budidaya Nonpertanian
Girimulyo, Kalibawang, Kokap, Lendah, Pengasih, Samigaluh, Sentolo, Temon
Kawasan Lindung Girimulyo, Kalibawang, Kokap, Nanggulan, Pengasih, Samigaluh, Sentolo,
Kriteria Fungsi Kawasan
Hutan Lindung
Definisi : Kawasan yang memiliki sifat yang mempau memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta pemelihara kesuburan tanah.
Tujuan Perlindungan
Mencegah terjadinya erosi, bencana banjir, sedimentasi dan menjaga fungsi hidrolik tanah untuk menjamin ketersediaan air tanah, unsure hara dan air tanah permukaan
Magister Perencanaan Kota & Daerah UGM Angkatan 35
Kriteria
Kawasan hutan dengan faktor lereng lapangan, jenis tanah dan curah hujan yang melebihi skor 175 menurut SK Menteri Pertanian NO. 837/Kpts/Um/11/1980
Kawasan hutan dengan lereng lapangan 40 % atau lebih
Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian di atas permukaan air laut 2000 m atau lebih
Pertanian Lahan Basah
Definisi : Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan lahan basah dimana pengairannya dapat
diperoleh secara alamiah maupun tekhnis
Kriteria
Kawasan yang sesuai untuk pertanian lahan basah adalah yang mempunyai sistem dan atau potensi
pengembangan pengairan yang memiliki ketinggian < 1000 m, elevasi < 40 %,dan kedalaman efektif
lapisan tanah atas > 30 cm
Pertanian Lahan Kering
Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan lahan kering untuk tanaman palawija, horitkultura
atau tanaman pangan
Kriteria
Kawasan yang tidak memiliki sistem atau potensi pengembangan pengairan yang memiliki ketinggian
< 1000m, elevasi < 40 %, dan kedalaman efektif lapisan tanah atas > 30 cm
Pemukiman
Definisi : Kawasan yang diperuntukkan bagi pemukiman
Kriteria :
Kesesuaian lahan dengan masukan tekhnologi yang ada
Ketersediaan air terjamin
Lokasi terkait dengan kawasan hunian yang telah ada
Tidak terletak di kawasan tanaman pangan lahan basah
Magister Perencanaan Kota & Daerah UGM Angkatan 35
Industri
Definisi : Kawasan yang diperuntukkan bagi industry berupa tempat kegiatan pemusatan industri
Kriteria
Kawasan yang memenuhi persyaratan lokasi industry
Tersedia sumber air baku yang cukup
Adanya sistem pembuangan limbah
Tidak menimbulkan dampak social negatif yang berat
Tidak terletak di kawasan tanaman pangan lahan basah yang beririgasi dan yang berpotensi untuk
pengembangan irigasi
Tabel. 4 Analisis fungsi lahan tiap kecamatan
Kecamatan
Analisis fungsi lahan
PLB PLK Pemukiman IndustriHutan
Lindung
Galur S1 N N N NPanjatan S1 N N N NTemon S1 N N N NLendah S2 S1 S1 S3 NSentolo S2 S1 S1 S2 NWates S1 S2 S2 N NKokap N N N N S1Pengasih S2 S2 S2 S2 S2Girimulyo N N N N S1Nanggulan N S2 S2 S2 S2Samigaluh N N N N S1Kalibawang N S2 S2 S2 S1
Magister Perencanaan Kota & Daerah UGM Angkatan 35
Magister Perencanaan Kota & Daerah UGM Angkatan 35
Gambar. 2
Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Kulonprogo
Gambar. 3
Peta Ketinggian Kabupaten Kulonprogo
Tabel. 5 Luas lahan berdasarkan kelas elevasi tiap kecamatan
KecamatanLuas (Ha) Berdasarkan Kelas Lereng
Jumlah 0 - 3% 3 - 8% 8 - 25% 25 - 40% > 40%
Galur 2809.4 0 18.9 0 0 2828.3Girimulyo 0 383.7 1870.5 325.9 2884.8 5464.9Kalibawang 619.2 1422 1326.6 548.2 1153.9 5069.9Kokap 712.4 110.3 1072 2198 2922.5 7015.2Lendah 1852.7 0 1881.6 42.1 0 3776.4Nanggulan 968.4 317.3 2321.3 0 88.8 3695.8Panjatan 3879.7 0 383.7 0 0 4263.4Pengasih 1554.8 73.5 2616.3 230.1 1164.8 5639.5Samigaluh 0 14.3 1211.4 1434 3337.2 5996.9Sentolo 1245.4 52.5 4475.621 62.2 165.8 6001.521Temon 3386.346 0 84 2.2 0 3472.546Wates 2835.305 0 279.6 0 0 3114.905
C. ANALISIS PANGAN
Dalam perhitungan produktifitas tanaman pangan (padi) digunakan asumsi-asumsi sebagai berikut :
S1 : 7 Ton/Ha
S2 : 5 Ton/Ha
Panen dilakukan 3 kali dalam setahun
Penyusutan dari gabah menjadi beras 30% per tahun
Konsumsi 240 kg/orang/tahun
Tabel. 6 Luas panen dan produksi
KecamatanJml Penduduk
( Jiwa )Luas Panen
( Ha )Produksi( Ton )
Kebutuhan Beras per
tahun( Kg )
Keterangan
Temon 23058 1821 10.248,59 5.533.920 SurplusWates 41329 1343 6.850,64 9.918.960 KrisisPanjatan 31294 1850 11.100.00 7.510.560 SurplusGalur 27920 2786 16.359,39 6.700.800 SurplusLendah 34528 1049 6.480.72 8.286.720 KrisisSentolo 42126 1963 12.133,30 10.110.240 SurplusPengasih 42868 1057 6.502,66 10.288.320 KrisisKokap 32074 128 608,38 7.697.760 KrisisGirimulyo 22828 657 3.108,92 5.478.720 KrisisNanggulan 25769 2980 17.880 6.184.560 SurplusKalibawang 26882 1151 6.906 6.451.680 SurplusSamigaluh 25261 947 5.209,45 6.062.640 Krisis
Magister Perencanaan Kota & Daerah UGM Angkatan 35
Tabel diatas mengambarkan analisa ketahanan pangan, di ukur dari jumlah kebutuhan akan
pangan seluruh penduduk tiap kecamatan berbanding dengan total produksi gabah kering giling yang di
hasilkan ditiap kecamatan.
Rekomendasi
1. Semakin maraknya kegiatan konversi lahan pertanian menjadikan luas areal lahan pertanian di
kabupaten kulonprogo semakin berkurang etiap tahunnya, kondisi ini mengancam struktur
ketahanan pangan di wilayah tersebut, sehingga perlu ada peraturan yang mampu menjaga
keberadaan keberlangsungan lahan pertanian.
2. Intensifikasi lahan oleh petani perlu di lakukan, dengan memaksimalkan fungsi lahan untuk
meningkatkan produksi pertanian
3. Pelatihan dan penyuluhan yang dilakukan kepada petani agar dapat mengelola pertanian dengan
cara yang lebih modern memanfaatkan kecanggihan tekhnologi di bidang pertaian, sehingga
dapat menigkatkan produktivitas petani
4. Konsistensi pemerintah daerah dalam pemanfaatan tata guna lahan perlu di lakukan agar
penempatan tiap – tiap sektor sesuai dengan kondisi lahan.
5. Perencanaan tata ruang wilayah yang perlu memperhatikan keberlangsungan sektor pertanian
perlu di lakukan guna mencegah terjadi krisis pangan
Magister Perencanaan Kota & Daerah UGM Angkatan 35