11
ANALISIS FUNGSI KAWASAN DAN KESESUAIAN LAHAN KABUPATEN KULON PROGO MATA KULIAH METODOLOGI DAN TEKHNIK PENELITIAN I DOSEN PENGASUH : PROF. SURATMAN WOROSUPROJO MAHASISWA : HASRUL Pendahuluan Ruang sebagai salah satu aspek kehidupan penting dalam pembangunan, secara mutlak memiliki keterkaitan erat dengan manusia dan aktifitasnya, kesalahan dalam menerapkan fungsi ruang sebagaimana mestinya secara langsung maupun tak langsung akan memberikan pengaruh pada setiap bagian yang mengisi ruang tersebut, hal ini tentunya menuntut kita untuk dapat menempatkan fungsi ruang sesuai dengan peruntukkannya. Saat ini ruang memegang peranan penting bukan hanya pada pembangunan namun juga guna mendukung dan menjamin kelangsungan hidup manusia, realita yang kita hadapi saat ini, ketersediaan ruang ternyata sangat tidak berbanding dengan pertumbuhan penduduk, tingginya prosentase pertambahan penduduk mengakibatkan kebutuhan ruang untuk menampung kehadiran manusia juga semakin tinggi, bukan hanya untuk menampung manusia ruang pun harus tersedia untuk mencukupi kebutuhan manusia dibidang pangan dan ekonomi. Satu kunci menghadapi kompleksitas problematika pembangunan ini adalah dengan mendayagunakan lahan sesuai dengan peruntukkannya agar kemampuan lahan untuk tetap dapat digunakan secara berkelanjutan dapat terjaga. Tugas A 1. Buat interprestasi data fisik lahan (tabel) 2. Buat kriteria lahan pertanian & non pertanian (tabel) 3. Analisis matching data fisik lahan dan kriteria kesesuaian lahan Tugas B Magister Perencanaan Kota & Daerah UGM Angkatan 35

kesesuaian lahan

  • Upload
    hasrul

  • View
    2.969

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: kesesuaian lahan

ANALISIS FUNGSI KAWASAN DAN KESESUAIAN LAHAN

KABUPATEN KULON PROGO

MATA KULIAH METODOLOGI DAN TEKHNIK PENELITIAN I

DOSEN PENGASUH : PROF. SURATMAN WOROSUPROJO

MAHASISWA : HASRUL

Pendahuluan

Ruang sebagai salah satu aspek kehidupan penting dalam pembangunan, secara mutlak memiliki

keterkaitan erat dengan manusia dan aktifitasnya, kesalahan dalam menerapkan fungsi ruang

sebagaimana mestinya secara langsung maupun tak langsung akan memberikan pengaruh pada setiap

bagian yang mengisi ruang tersebut, hal ini tentunya menuntut kita untuk dapat menempatkan fungsi

ruang sesuai dengan peruntukkannya. Saat ini ruang memegang peranan penting bukan hanya pada

pembangunan namun juga guna mendukung dan menjamin kelangsungan hidup manusia, realita yang

kita hadapi saat ini, ketersediaan ruang ternyata sangat tidak berbanding dengan pertumbuhan

penduduk, tingginya prosentase pertambahan penduduk mengakibatkan kebutuhan ruang untuk

menampung kehadiran manusia juga semakin tinggi, bukan hanya untuk menampung manusia ruang pun

harus tersedia untuk mencukupi kebutuhan manusia dibidang pangan dan ekonomi.

Satu kunci menghadapi kompleksitas problematika pembangunan ini adalah dengan

mendayagunakan lahan sesuai dengan peruntukkannya agar kemampuan lahan untuk tetap dapat

digunakan secara berkelanjutan dapat terjaga.

Tugas A

1. Buat interprestasi data fisik lahan (tabel)

2. Buat kriteria lahan pertanian & non pertanian (tabel)

3. Analisis matching data fisik lahan dan kriteria kesesuaian lahan

Tugas B

1. Determinasi kriteria fungsi kawasan

2. Analisa fungsi kawasan dengan media peta kemiringan

3. Analisa kawasan fungsi ruang tiap kecamatan

Tugas C

1. Hitung luas kawasan lahan pertanian

2. Hitung produksi 1 tahun untuk pangan

3. Hitung daerah swasembada pangan dan daderah kritis pangan

Magister Perencanaan Kota & Daerah UGM Angkatan 35

Page 2: kesesuaian lahan

Magister Perencanaan Kota & Daerah UGM Angkatan 35

Gambar. 1

Peta Administrasi Kabupaten Kulonprogo

Page 3: kesesuaian lahan

Tabel. 1 Penafsiran data fisik lahan tiap unit lereng

Unit LerengData Fisik

Tanah Air Bencana Alam ElevasiNo Unit Lahan

Landai Datar Subur Tersedia Sedikit 0 – 3 % IMiring Miring Subur Tersedia Sedikit 3 – 8 % IISangat Miring Miring Tidak Terlalu Subur Tersedia Sedikit Cukup Rawan 8 – 25 % IIICuram Curam Subur Kurang Rawan 25 – 40 % IVSangat Curam Curam Subur Sangat Kurang Sangat Rawan > 40% V

Tabel. 2 Kriteria lahan pertanian dan non pertanian

FungsiSyarat Kesesuaian

Tanah Air Bencana ElevasiPertanian Lahan Basah I I I IPertanian Lahan Kering II II II IIPemukiman II II II II, IIIIndustri II II II II, IIIHutan IV, V IV, V IV, V IV, V

Tabel. 3 Kesesuaian Lahan

FungsiSyarat Kesesuaian

LahanDatar Miring

Sangat Miring

CuramSangat Curam

Pertanian Lahan Basah S1 S2 S3 N N DatarPertanian Lahan Kering S2 S1 S2 N N MiringPemukiman S3 S1 S2 N N MiringIndustri S3 S1 S1 N N Sangat MiringHutan N S3 S3 S2 S1 Sangat Curam

a) Kelas Sangat Sesuai (S1)

Kelas ini adalah lahan yang tidak mempunyai pembatas yang berat untuk suatu

penggunaan tertentu atau lahan yang hanya mempunyai pembatas yang kurang berarti dan

tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksi lahan tersebut, serta tidak akan

menambah masukan dari yang biasa dilakukan dalam pengusahaan lahan tersebut.

b) Kelas Cukup Sesuai (S2)

Yaitu lahan dengan pembatas agak berat untuk suatu penggunaan tertentu dimana

Pembatas tersebut akan mengurangi produktifitas lahan dan keuntungan yang diperoleh,

serta meningkatkan masukan untuk mengusahakan lahan tersebut.

Magister Perencanaan Kota & Daerah UGM Angkatan 35

Page 4: kesesuaian lahan

c) Kelas Kurang Sesuai (S3)

Yaitu lahan yang mempunyai pembatas sangat berat apabila digunakan untuk suatu

penggunaan tertentu yang lestari. Pembatas yang ada sifatnya akan mengurangi

produktifitas ataupun keuntungan yang diperoleh dan perlu menaikkan masukan untuk

mengusahakan lahan tersebut.

d) Kelas Tidak Sesuai (N)

Yaitu lahan yang mempunyai pembatas sangat berat sehingga tidak mungkin digunakan

untuk suatu penggunaan tertentu.

Tabel 4. Fungsi lahan berdasarkan kelas kemiringan per kecamatan

Fungsi Kawasan Kecamatan

Kawasan Budidaya Pertanian

Galur, Girimulyo, Kalibawang, Kokap, Lendah, Nanggulan, Panjatan, Pengasih, Samigaluh, Sentolo, Temon, Wates

Kawasan Budidaya Nonpertanian

Girimulyo, Kalibawang, Kokap, Lendah, Pengasih, Samigaluh, Sentolo, Temon

Kawasan Lindung Girimulyo, Kalibawang, Kokap, Nanggulan, Pengasih, Samigaluh, Sentolo,

Kriteria Fungsi Kawasan

Hutan Lindung

Definisi : Kawasan yang memiliki sifat yang mempau memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta pemelihara kesuburan tanah.

Tujuan Perlindungan

Mencegah terjadinya erosi, bencana banjir, sedimentasi dan menjaga fungsi hidrolik tanah untuk menjamin ketersediaan air tanah, unsure hara dan air tanah permukaan

Magister Perencanaan Kota & Daerah UGM Angkatan 35

Page 5: kesesuaian lahan

Kriteria

Kawasan hutan dengan faktor lereng lapangan, jenis tanah dan curah hujan yang melebihi skor 175 menurut SK Menteri Pertanian NO. 837/Kpts/Um/11/1980

Kawasan hutan dengan lereng lapangan 40 % atau lebih

Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian di atas permukaan air laut 2000 m atau lebih

Pertanian Lahan Basah

Definisi : Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan lahan basah dimana pengairannya dapat

diperoleh secara alamiah maupun tekhnis

Kriteria

Kawasan yang sesuai untuk pertanian lahan basah adalah yang mempunyai sistem dan atau potensi

pengembangan pengairan yang memiliki ketinggian < 1000 m, elevasi < 40 %,dan kedalaman efektif

lapisan tanah atas > 30 cm

Pertanian Lahan Kering

Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan lahan kering untuk tanaman palawija, horitkultura

atau tanaman pangan

Kriteria

Kawasan yang tidak memiliki sistem atau potensi pengembangan pengairan yang memiliki ketinggian

< 1000m, elevasi < 40 %, dan kedalaman efektif lapisan tanah atas > 30 cm

Pemukiman

Definisi : Kawasan yang diperuntukkan bagi pemukiman

Kriteria :

Kesesuaian lahan dengan masukan tekhnologi yang ada

Ketersediaan air terjamin

Lokasi terkait dengan kawasan hunian yang telah ada

Tidak terletak di kawasan tanaman pangan lahan basah

Magister Perencanaan Kota & Daerah UGM Angkatan 35

Page 6: kesesuaian lahan

Industri

Definisi : Kawasan yang diperuntukkan bagi industry berupa tempat kegiatan pemusatan industri

Kriteria

Kawasan yang memenuhi persyaratan lokasi industry

Tersedia sumber air baku yang cukup

Adanya sistem pembuangan limbah

Tidak menimbulkan dampak social negatif yang berat

Tidak terletak di kawasan tanaman pangan lahan basah yang beririgasi dan yang berpotensi untuk

pengembangan irigasi

Tabel. 4 Analisis fungsi lahan tiap kecamatan

Kecamatan

Analisis fungsi lahan

PLB PLK Pemukiman IndustriHutan

Lindung

Galur S1 N N N NPanjatan S1 N N N NTemon S1 N N N NLendah S2 S1 S1 S3 NSentolo S2 S1 S1 S2 NWates S1 S2 S2 N NKokap N N N N S1Pengasih S2 S2 S2 S2 S2Girimulyo N N N N S1Nanggulan N S2 S2 S2 S2Samigaluh N N N N S1Kalibawang N S2 S2 S2 S1

Magister Perencanaan Kota & Daerah UGM Angkatan 35

Page 7: kesesuaian lahan

Magister Perencanaan Kota & Daerah UGM Angkatan 35

Gambar. 2

Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Kulonprogo

Gambar. 3

Peta Ketinggian Kabupaten Kulonprogo

Page 8: kesesuaian lahan

Tabel. 5 Luas lahan berdasarkan kelas elevasi tiap kecamatan

KecamatanLuas (Ha) Berdasarkan Kelas Lereng

Jumlah 0 - 3% 3 - 8% 8 - 25% 25 - 40% > 40%

Galur 2809.4 0 18.9 0 0 2828.3Girimulyo 0 383.7 1870.5 325.9 2884.8 5464.9Kalibawang 619.2 1422 1326.6 548.2 1153.9 5069.9Kokap 712.4 110.3 1072 2198 2922.5 7015.2Lendah 1852.7 0 1881.6 42.1 0 3776.4Nanggulan 968.4 317.3 2321.3 0 88.8 3695.8Panjatan 3879.7 0 383.7 0 0 4263.4Pengasih 1554.8 73.5 2616.3 230.1 1164.8 5639.5Samigaluh 0 14.3 1211.4 1434 3337.2 5996.9Sentolo 1245.4 52.5 4475.621 62.2 165.8 6001.521Temon 3386.346 0 84 2.2 0 3472.546Wates 2835.305 0 279.6 0 0 3114.905

C. ANALISIS PANGAN

Dalam perhitungan produktifitas tanaman pangan (padi) digunakan asumsi-asumsi sebagai berikut :

S1 : 7 Ton/Ha

S2 : 5 Ton/Ha

Panen dilakukan 3 kali dalam setahun

Penyusutan dari gabah menjadi beras 30% per tahun

Konsumsi 240 kg/orang/tahun

Tabel. 6 Luas panen dan produksi

KecamatanJml Penduduk

( Jiwa )Luas Panen

( Ha )Produksi( Ton )

Kebutuhan Beras per

tahun( Kg )

Keterangan

Temon 23058 1821 10.248,59 5.533.920 SurplusWates 41329 1343 6.850,64 9.918.960 KrisisPanjatan 31294 1850 11.100.00 7.510.560 SurplusGalur 27920 2786 16.359,39 6.700.800 SurplusLendah 34528 1049 6.480.72 8.286.720 KrisisSentolo 42126 1963 12.133,30 10.110.240 SurplusPengasih 42868 1057 6.502,66 10.288.320 KrisisKokap 32074 128 608,38 7.697.760 KrisisGirimulyo 22828 657 3.108,92 5.478.720 KrisisNanggulan 25769 2980 17.880 6.184.560 SurplusKalibawang 26882 1151 6.906 6.451.680 SurplusSamigaluh 25261 947 5.209,45 6.062.640 Krisis

Magister Perencanaan Kota & Daerah UGM Angkatan 35

Page 9: kesesuaian lahan

Tabel diatas mengambarkan analisa ketahanan pangan, di ukur dari jumlah kebutuhan akan

pangan seluruh penduduk tiap kecamatan berbanding dengan total produksi gabah kering giling yang di

hasilkan ditiap kecamatan.

Rekomendasi

1. Semakin maraknya kegiatan konversi lahan pertanian menjadikan luas areal lahan pertanian di

kabupaten kulonprogo semakin berkurang etiap tahunnya, kondisi ini mengancam struktur

ketahanan pangan di wilayah tersebut, sehingga perlu ada peraturan yang mampu menjaga

keberadaan keberlangsungan lahan pertanian.

2. Intensifikasi lahan oleh petani perlu di lakukan, dengan memaksimalkan fungsi lahan untuk

meningkatkan produksi pertanian

3. Pelatihan dan penyuluhan yang dilakukan kepada petani agar dapat mengelola pertanian dengan

cara yang lebih modern memanfaatkan kecanggihan tekhnologi di bidang pertaian, sehingga

dapat menigkatkan produktivitas petani

4. Konsistensi pemerintah daerah dalam pemanfaatan tata guna lahan perlu di lakukan agar

penempatan tiap – tiap sektor sesuai dengan kondisi lahan.

5. Perencanaan tata ruang wilayah yang perlu memperhatikan keberlangsungan sektor pertanian

perlu di lakukan guna mencegah terjadi krisis pangan

Magister Perencanaan Kota & Daerah UGM Angkatan 35