Upload
tranquynh
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Oleh :Hery Kurniawan
Sumardi
KESESUAIAN LAHAN UNTUK MENDUKUNG
TATA RUANG PENGEMBANGAN CENDANA
DI PULAU SUMBA
LATAR BELAKANG
• Cendana merupakan tanaman penting di Provinsi NTT
• Populasinya terus mengalami penurunan
• Salah satu luaran RPI Konservasi Flora, Fauna, Mikroorganismeadalah data dan informasi biofisik habitat jenis-jenis terancampunah
• Upaya pengembangan dan pemulihan populasi mulai dilakukansecara sistematis dan terencana dengan telah dirumuskannya“Master Plan dan Rencana Aksi Pengembangan dan PelestarianCendana di Propinsi NTT“
• Perlu dukungan data dan informasi luasan dan lokasi lahanpotensial utk pengembangan cendana dalam bentuk peta
Belum ada peta digital tentang kesesuaian lahan untuk
Pengembangan dan budidaya cendana di Provinsi NTT
PERUMUSAN MASALAH
Sasaran• Mendapatkan peta lahan potensial utk budidaya cendana
• Mendapatkan distribusi luasan lahan potensial untuk pengembanganbudidaya cendana
• Tersampaikannya data dan informasi kepada pengguna
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat peta digital lahan optimal
untuk budidaya cendana guna perencanaan pengembangan budidaya
cendana di Pulau Sumba.
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan WaktuPulau Sumba meliputi 4 (empat) kabupaten, yaitu Kabupaten Sumba Timur,
Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian adalah dari Bulan Maret sampaidengan Bulan November 2012.
Kegiatan• Pengambilan sampel tanah
• Pengambilan data biofisik lahan
• Penelusuran data sekunder pendukung
KERANGKA PIKIR PENELITIAN
Lahan
Analisis kimia dan fisika
tanah.
Analisis dan kompilasi
data biofisik lahan.
Data dan informasi hasil
analisis kimia dan fisika
tanah.
Data dan informasi
kondisi biofisik lahan.
Peta digital lahan potensial budidaya cendana
untuk perencanaan pengembangan budidaya
cendana
Optimalisasi pemanfaatan peta digital lahan potensial budidaya cendana dalam
perencanaan pengembangan budidaya cendana
Strategi dan perencanaan yang matang dengan target lokasi pengembangan
budidaya cendana yang lebih terarah
Analisa Data
Analisis Fisik dan Kimia Tanah
kondisi pH tanah, kandungan N (Nitrogen) total, C-organik dalam tanah, kandungan P2O5 dalam tanah, dan tekstur tanah.
Analisis Overlay Kondisi Biofisik Lahan
Data kondisi biofisik yang di gunakan antara lain data kelerengan, tutupan dan penggunaan lahan, curah hujan, dan tanah
Data kondisi biofisik yang didapatkan di tabulasi dan dijadikan sebagaisumber data untuk melakukan overlay masing-masing parameter padamasing-masing wilayah
Indikator dan Pengukur
No Indikator Pengukur
I Sifat Kimia
a. Kandungan N
b. Kandungan P2O5
c. K/Ca ratio
II Sifat Fisik
a. Kandungan
Bahan Organik
b. Tekstur Tanah
Gambar 1. Skema tahapan-tahapan penilaian menggunakan AMK (Mendoza et.al., 1999)
Tabel 2. Skala perbandingan berpasangan dalam penilaian elemen-elemen suatu hierarki
Intensitas
pentingnyaDefinisi
1 Kedua elemen yang dibandingkan sama pentingya
3Elemen yang satu sedikit lebih penting dibanding elemen
yang lain
5 Elemen yang satu sangat penting daripada elemen lainnya
7 Satu elemen jelas lebih penting daripada elemen lainnya
9 Satu elemen mutlak lebih penting dibanding elemen lainnya
2,4,6,8Nilai-nilai antara diantara dua pertimbangan yang
berdekatan
Kebalikan
Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan
dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila
dibandingkan dengan i
Hasil Pembobotan
No Indikator PengukurBobot
Level I
Bobot
Level IIReferensi
I Sifat Kimia 0,6 Doran and Parkin (1994)
a. Kandungan N 0,5 Iyengar (1960); Barret&Fox
(1996); Doran and Parkin
(1994); Winarso (2005);
FAO (2002); Kurniawan
(2010), Rahayu et al.
(2002); Nowakowski (1971)
b. Kandungan
P2O5
0,3 Anonim (2010), Iyengar,
(1960); Rangaswamy, Jain
and Parthasarthi (1986);
Barret&Fox (1996); Doran
and Parkin (1994); FAO
(2002); Winarso (2005)
c. K/Ca ratio 0,2 Rangaswamy, Jain and
Parthasarthi, (1986);
Struthers et al., (1986);
Barret&Fox (1996); Doran
and Parkin (1994); Stewart
and Press (1990); Winarso
(2005); FAO (2002)
II Sifat Fisik 0,4 Doran and Parkin (1994);
Rama-Rao (1911)
a. Kandungan
Bahan Organik
0,6 Doran and Parkin (1994);
Winarso (2005);
Kurniawan (2010)
b. Tekstur Tanah 0,4 Kurniawan (2010); Fox dan
Surata (1990)
Hasil dan Pembahasan
• Kelompok I : jenis tanah Aluvial, Regosol dan Regosol Utrik. Serta tutupan lahanyang meliputi : Pertanian Lahan Kering (PLK), Pertanian Lahan Kering Sekunder(PLKS), Semak Belukar (SB), Savana (Sv) dan Hutan Lahan Kering Sekunder (HLKS).
• Kelompok II : Kambisol Distrik (KD), Kambisol Eutrik (KE), Latosol Distrik (LaD), Podsolik (P) dan Renzina (Rz). Sedangkan tutupan lahannya meliputi Sv, SB, HLKP, HLKS, PLK.
• Kelompok III : Latosol Distrik (LaD), Renzina (Rz), Gleisol (Gl), KD, KE. Tutupanlahannya meliputi : SB, Sv, PLKS, HLKP, HLKS, PLK.
• Kelompok IV (barat) : jenis tanah Aluvial, Gleisol, Kambisol Distrik, Kambisol Eutrikdan Mediteran Haplik. Serta tutupan lahan yang meliputi : Pertanian Lahan Kering(PLK), Pertanian Lahan Kering Sekunder (PLKS), Semak Belukar (SB), Hutan LahanKering Sekunder (HLKS) dan Hutan Lahan Kering Primer (HLKP).
Hasil Skoring
Kode Sampel
Indikator
Total Skor Jns TanahRata-rata / Jenis
tanah
Kimia (0,6) Fisik (0,4)
Pengukur Pengukur
N (0,5) P2O5 (0,3) K/Ca (0,2) BO (0,6) Tekstur (0,4)1 0.033 8.973 0.006 0.18 12.16 21.352 Al/PLK 25.61
2 0.057 19.5984 0.006 0.0216 8.7472 28.4302 Al/PLKS
3 0.036 30.2472 0.0036 0.1872 9.0672 39.5412 Al/Sv
34 0.063 1.5786 0.0096 0.9 10.56 13.1112 Al/Sb
4 0.03 29.0466 0.0024 0.0288 8.2128 37.3206 Gl/Sb 29.72
5 0.033 29.7576 0.0024 0.1056 9.7072 39.6058 Gl/Sv
6 0.027 17.4528 0.0024 0.1824 11.6272 29.2918 Gl/Sv
35 0.021 3.3354 0.0036 0.1008 12.3728 15.83 Gl/HLKS
36 0.057 18.9036 0.006 0.3504 7.2528 26.57 Gl/PLK
7 0.084 29.9376 0.0084 2.1672 11.7328 43.93 KD/PLKS 35.47
8 0.114 29.7612 0.0084 2.9376 11.52 44.3412 KD/PLKS
9 0.069 25.398 0.0108 1.2864 8.64 35.4042 KD/Sb
10 0.276 25.5546 0.0072 3.7776 11.4128 41.0282 KD/Sv
37 0.081 3.9744 0.012 0.0216 8.5328 12.6218 KD/HLKP
11 0.105 26.7372 0.0072 1.7232 6.5072 35.0798 KE/Sb 32.92
12 0.057 23.0022 0.0036 0.7608 6.9328 30.7564 KE/Sv
13 0.072 28.0728 0.0084 0.876 2.0272 31.0564 LaD/HLKP 37.42
14 0.111 31.032 0.0072 0.8376 9.8128 41.8006 LaD/HLKS
15 0.039 30.5136 0.0036 0.8448 7.4672 38.8682 LaD/PLK
16 0.087 26.1468 0.0084 1.5072 9.3872 37.1366 LaD/Sb
17 0.051 30.2922 0.0048 1.1904 6.72 38.2584 LaD/Sv
18 0.144 26.0352 0.0072 1.4472 10.1328 37.7664 P/HLKP 39.16
19 0.156 30.663 0.0072 0.0216 9.7072 40.555 P/Sv
20 0.033 12.2184 0.0024 0.624 11.7328 24.6106 Rg/PLK 28.35
21 0.03 16.2756 0.0024 0.2688 11.2 27.7768 Rg/PLKS
22 0.042 15.9354 0.0024 1.0416 9.1728 26.1942 Rg/Sb
23 0.081 29.322 0.0072 1.3752 12.16 42.9454 Rg/Sv
24 0.054 10.8558 0.0024 0.5088 7.68 19.101 Rg/Sw
25 0.018 8.3988 0.0024 0.4584 7.2528 16.1304 RgU/PLK
26 0.075 17.2818 0.0072 1.3464 10.24 28.9504 RgU/PLKS
27 0.291 17.415 0.0072 3.66 9.8128 31.186 RgU/Sb
28 0.072 25.695 0.0084 1.308 11.2 38.2834 RgU/Sv
29 0.036 29.4624 0.0036 2.8872 11.52 43.9092 Rz/HLKP 39.49
30 0.219 29.5794 0.0084 2.412 10.7728 42.9916 Rz/HLKS
31 0.252 28.2924 0.0084 2.8272 10.56 41.94 Rz/PLK
32 0.105 28.9044 0.0084 1.5816 8.96 39.5594 Rz/Sb
33 0.015 18.3708 0.0024 0.4272 10.24 29.0554 Rz/Sv
38 0.033 4.8726 0.0036 0.6864 2.6672 8.2628 MH/PLKS 8.34
39 0.084 4.7592 0.0108 0.684 2.88 8.418 MH/Sv
Kabupaten Sesuai I
(Ha)
Sesuai II
(Ha)
Sesuai IV
(Ha)
Total
(Ha)
Kab. Sumba Timur 473573.1 68606.18 1492.32 543671.6
Kab. Sumba Barat 60454.14 3552.87 3080.91 67087.92
Kab. Sumba Barat Daya 125387 1699.65 422.18 127508.8
Kab. Sumba Tengah 121871 2049.01 - 123920
Grand Total 781285.2 75907.71 4995.41 862188.4
Tabel 2. Distribusi Luas lahan potensial untuk pengembangan cendana
berdasarkan kelas kesesuaian di Pulau Sumba
Keterangan : Skor sesuai IV : 0-<10; sesuai III : 10-<20; sesuai II : 20-<30; sesuai I : >30
Gambar 3. Persentase Distribusi LuasLahan Berdasarkan Kelas Kesesuaian
Gambar 4. Persentase Distribusi LuasLahan Pada Tiap Kabupaten
Hasil dan Pembahasan (Lanjutan….)
Hasil dan Pembahasan (Lanjutan….)
Di dunia, genus Santalum terdapat pada kisaran kondisi tempat tumbuh
yang lebar yaitu pada ketinggian 0-1.800 mdpl, curah hujan 500-3.000 ,
suhu 0-400C, pada berbagai tipe tanah. Sebaran alami (geografis) pohon
cendana yang dikenal sebagai S.album Linn terdapat di kepulauan
propinsi NTT, Maluku, Timor Timur, dan Jawa Timur (Siregar, 2006)
Pulau Timor, Sumba dan kawasan NTT pada umumnya merupakan
pusat penyebaran alami cendana di dunia sehingga kondisi ekologi telah
terbukti sangat mendukung bagi pertumbuhan cendana. Berdasarkan
wilayah administrasi pemerintahan, habitat alami cendana banyak
terdapat secara sporadic tumbuh di 9 kabupaten yaitu Kupang, TTS,
TTU, Belu, Sumba Barat, Sumba Timur, Manggarai, Alor dan Solor
(anonim, 2010).
Gambar 5. Distribusi kelas kesesuaian lahan untuk pengembangan cendana di Pulau Sumba
Gambar 5. Distribusi kelas kesesuaian lahan untuk pengembangan cendana di Pulau Sumba
Hasil dan Pembahasan (Lanjutan….)
PENELITIAN SEBELUMNYA
• Kajian spasial lahan untuk pengembangan cendana di Pulau Timor (Kemenristek, 2011)
• Eksplorasi habitat, populasi dan sebaran cendana di Kabupaten TTS, Kabupaten TTU dan Kabupaten Belu (2010)
PENELITIAN SEBELUMNYA
• Diperolehnya peta sebaran populasi, potensi pohon benih dan permudaan padalahan masyarakat di Kabupaten TTS, Kabupaten TTU dan Kabupaten Belu.
• Potensi cendana pada lahan masyarakat 11 desa yang disurvei di KabupatenTimor Tengah Selatan adalah sebanyak : 76 pohon; 188 tiang; 255 sapihan dan308 semai. Dengan nilai rata-ratanya adalah : 7 pohon, 17 tiang, 23 sapihan dan 61 semai.
• Potensi cendana pada lahan masyarakat 10 desa yang disurvei di KabupatenTimor Tengah Utara adalah sebanyak : 6 pohon; 29 tiang; 156 sapihan dan 1303 semai. Dengan nilai rata-ratanya adalah : 1 pohon, 3 tiang, 16 sapihan dan 130 semai.
• Potensi cendana pada lahan masyarakat 8 desa yang disurvei di Kabupaten Beluadalah sebanyak : 12 pohon; 47 tiang; 140 sapihan dan 428 semai. Dengan nilairata-ratanya adalah : 2 pohon, 6 tiang, 18 sapihan dan 54 semai.
Kesimpulan
1. Tata ruang pengembangan cendana berdasarkan hasil penelitian ini untukkelas kesesuaian I adalah 781.285,2 ha, untuk kelas kesesuaian II adalah75.907,71 ha dan untuk kelas kesesuaian IV adalah 4.995,41 ha.
2. Kabupaten dengan luasan lahan untuk kelas kesesuaian I berturut turutdari yang paling besar adalah Kabupaten Sumba Timur dengan luasan473.573,1 ha, Kabupaten Sumba Barat Daya 125.387 ha, KabupatenSumba Tengah 121.871 ha, dan Kabupaten Sumba Barat 60.454,14 ha.
3. Beberapa lokasi yang masuk dalam kelas sesuai I (tertinggi) secaraadministratif meliputi 219 desa di seluruh Pulau Sumba. Untuk kelaskesesuaian II terdapat 83 desa yang masuk di dalamnya, sedangkan untukkelas kesesuaian IV meliputi 20 desa.
Saran
1. Pendekatan kesesuaian lahan untuk tata ruang pengembangan cendanadapat digunakan dengan memperhatikan aspek kepentingan lainnya, sesuai dengan perencanaan pengembangan wilayah di suatu daerah.
2. Pada lokasi yang masuk dalam kategori sesuai I dapat diprioritaskansebagai lokasi pengembangan cendana.
3. Pada tataran aksi pengembangan cendana, perlu dilakukan perencanaanlebih detail terkait skala peta, agar tingkat kesalahan di lapangan dapatdiminimalkan.
Terima Kasih