103
KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PERUSAHAAN FINANCIAL TECHNOLOGY SYARIAH DENGAN FATWA DSN-MUI DAN PERUNDANG-UNDANGAN (STUDI KASUS PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Oleh : AZWAR ANAS 1116049000333 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M/1441 H

KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA

PERUSAHAAN FINANCIAL TECHNOLOGY SYARIAH DENGAN FATWA

DSN-MUI DAN PERUNDANG-UNDANGAN

(STUDI KASUS PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh :

AZWAR ANAS

1116049000333

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M/1441 H

Page 2: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

i

Page 3: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur
Page 4: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

iii

Page 5: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

iv

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis praktik pembiayaan murabahah

berdasarkan fatwa DSN-MUI, dan peraturan perundang-undangan lainnya seperti

KHES, P-OJK, dan UU-ITE pada perusahaan fintech syariah tepatnya di PT.Syarfi

Teknologi Finansial. Perusahaan Fintech dalam menyalurkan pembiayaan hanya

sebagai fasilitator dan membutuhkan banyak pihak yang masing-masing diantara

pihak mempunyai hubungan hukum tersendiri, para pihak tersebut meliputi Otoritas

Jasa Keuangan (OJK), Bank ,Penyedia barang, Pemilik dana dan Pengguna dana.

PT.Syarfi Teknologi Finansial dalam menyalurkan pembiayaan murabahah hanya

dilakukan kepada karyawan (pengguna dana) dari perusahaan-perusahaan yang

sudah bekerjasama dengan PT.Syarfi Teknologi Finansial dengan menggunakan

skema potong gaji.

Jenis penelitian Penulis adalah dengan menggunakan metode deskriptif dan

kualitatif, berdasarkan pendekatan hukum empiris normatif dan sumber data berupa

data primer dan data sekunder, yang merupakan hasil wawancara dan pengambilan

data di PT.Syarfi Teknologi Finansial.

Penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan pembiayaan murabahah yang

dilakukan oleh PT.Syarfi Teknologi Finansial belum sesuai dengan fatwa DSN-MUI

dan peraturan-peraturan mengenai fintech. Dalam pelaksanaan mekanisme alur

pembiayaan murabahah terjadi kontradiksi dengan fatwa DSN-MUI yaitu alur

mekanisme akadnya terjadi sebelum PT.Syarfi Teknologi Finansial menyalurkan

dana dari Pemilik Dana kepada Penyedia Barang untuk membeli barang pesanan

Pengguna Dana, hal ini dapat berakibat pada obyek murabahahnya belum dapat

dimilki oleh Penyelenggara yakni PT.Syarfi Teknologi Finansial.

Kata Kunci: Fintech, Murabahah, Peraturan Perundang-undangan

Page 6: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil „alamin, segala puja dan puji syukur kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan berbagai macam nikmat terutama nikmat iman, islam,

dan keluangan waktu dan shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi

Besar Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya hingga akhir zaman.

Meskipun ditengah-tengah pandemi covid-19, berkat pertolongan Allah SWT

dan berbagai pihak yang telah membantu penulisan skripsi Penulis, Penulis dapat

menyelesaikannya dengan judul “Kesesuaian Praktik Pembiayaan Murabahah Pada

Perusahaan Financial Technology Syariah Dengan Fatwa DSN-MUI Dan

Perundang-undangan (Studi Kasus PT.Syarfi Teknologi Finansial)”.

Penulis ingin menyamapaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya

kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skrispi Penulis terutama

kepada:

1. Bapak Dr. Ahmad Tholabi, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A., dan Bapak Dr. Abdurrauf, Lc., M.A.,

selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Hukum Ekonomi Syariah

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Muh. Fudhail Rahman, Lc., M.A., selaku Dosen

Pembimbing skripsi yang sangat membantu penulisan skrispi Penulis.

4. Seluruh Dosen yang telah memberikan waktunya untuk mengajar

Penulis dengan penuh rasa sabar dan penuh dengan dedikasi tinggi.

5. Kepada pihak PT.Syarfi Teknologi Finansial, terutama kepada Bpk

Krisna S Gunawan selaku CEO dari PT.Syarfi Teknologi Finansial

Page 7: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

vi

yang telah meluangkan waktunya untuk melancarkan dan

mentuntaskan skrispi Penulis.

6. Kepada semua keluarga terutama kedua orang tua Penulis, Papah

(Rohman) dan Mamah (Siti Maimunah) yang telah mencurahkan

segala pengorbanannya demi terwujudanya impian Penulis untuk

mendapatkan gelar sarjana.

7. Seluruh teman-teman Hukum Ekonomi Syariah angkatan 2016, yang

telah banyak membantu, mendukung dan memberikan informasi

kepada Penulis selama menempuh pendidikan di kampus tercinta.

Penulis tidak bisa membalas kebaikan itu semua hanya ucapan sebuah

doa “Jazakumullah ahsanal jaza”, terima kasih atas semua bantuan dan

dukungannya yang telah diberikan kepada Penulis. Penulis yang jauh dari

kata sempurna tentunya sangat menyadari kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini. Dan harapan Penulis semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat luas kepada Penulis dan para pembaca. Amiin.

Jakarta, 09 Juni 2020

Penulis

Page 8: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

vii

DAFTAR ISI

Table of Contents ABSTRAK ................................................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR..................................................................................................................... v

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... vii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1

A.Latar Belakang Masalah .................................................................................................... 1

B.Identifikasi Masalah .......................................................................................................... 6

C.Pembatasan Masalah ........................................................................................................ 6

D.Perumusan Masalah ......................................................................................................... 7

E.Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................................................... 7

F.Kerangka Teori dan Konseptual ........................................................................................ 8

G.Metode Penelitian .......................................................................................................... 10

H.Review Studi Terdahulu .................................................................................................. 13

BAB II ...................................................................................................................................... 17

PERJANJIAN MURABAHAH BERBASIS FINTECH DI LIHAT DARI ASPEK PERUNDANG-

UNDANGAN DAN FATWA DSN-MUI ....................................................................................... 17

A.Financial Technology ...................................................................................................... 17

B.Undang-undang Informasi Dan Transaksi Elektronik (UU-ITE) ....................................... 23

C.Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (P-OJK) ..................................................................... 26

D.Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) .................................................................... 33

E.Fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia (DSN-MUI) .............................. 37

BAB III ..................................................................................................................................... 45

SKEMA PRODUK DAN JENIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PT.SYARFI TEKNOLOGI

FINANSIAL .............................................................................................................................. 45

Page 9: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

viii

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 45

B. Skema Produk-produk Pada PT.Syarfi Teknologi Finansial ........................................ 49

C. Jenis Pembiayaan Dan Underwriting Criteria ............................................................... 52

D.Pola Pembiayaan Murabahah Di PT.Syarfi Teknologi Finansial................................... 69

E.Mitigasi Resiko ............................................................................................................... 74

F.Simulasi Perhitungan Pembiayaan HP Di Sadaya.co.id ................................................. 75

BAB IV ..................................................................................................................................... 77

MEKANISME PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ............ 77

A. Penerapan Fatwa DSN-MUI NO.117/DSN-MUI/II/2018 Pada Mekanisme Pembiayaan

Pengadaan Barang Murabahah PT.Syarfi Teknologi Finansial ........................................... 77

B. Kontradiksi Antara Akad Murabahah Di PT.Syarfi Teknologi Finansial Dengan Fatwa

DSN-MUI Dan Perundang-undangan ................................................................................. 80

BAB V ...................................................................................................................................... 87

PENUTUP ................................................................................................................................ 87

A. Kesimpulan ................................................................................................................. 87

B. Rekomendasi .............................................................................................................. 88

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 90

LAMPIRAN ........................................................................................................................... 92

PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL

............................................................................................................................................... 92

Page 10: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Teknologi merupakan salah satu segmen terpenting dalam perkembangan

pertumbuhan ekonomi dunia, dengan menggunakan teknologi dapat memberikan

berbagai kemudahan dalam menjalankan perekonomian, terbukti banyak sekali

perusahaan bermunculan berbasis platform yang mempunyai daya kreatif dan

inovatif tinggi untuk menarik konsumen agar bergabung dan bermitra denganya.

Perkembangan teknologi dan informasi ini telah mempengaruhi industri keuangan

dunia, sebut saja layanan keuangan berbasis teknologi atau disebut fintech, data

menunjukan ada lebih dari 9.000 fintech providers di dunia.1

Adanya perusahaan fintech di Indonesia baik fintech syariah maupun fintech

konvensional turut mewarnai industri keuangan non bank, dengan berbasis teknologi

informasi dan menghasilkan berbagai produk, fintech dapat mendorong pertumbuhan

ekonomi dalam negri, dan memberikan dampak positif bagi stabilitas moneter serta

stabilitas keuangan. Adapun fintech secara umum mempunyai beberapa kategori,

antara lain; a.Sistem pembayaran, b.Pinjaman,pembiayaan, sementara itu pada

fintech syariah, memiliki beberapa akad untuk menyalurkan pembiayaan, yaitu; akad

jual-beli, ijaroh, musyarakah, mudharabah, qord, wakalah, dan wakalah bil-ujroh.

Pertumbuhan teknologi finansial di Indonesia setiap tahunnya mengalami

kenaikan yang sangat signifikan, baik dari jumlah perusahaan maupun penggunanya,

namun perlu juga diwaspadai keberadaanya, karna banyak sekali perusahaan fintech

tersebut yang tidak mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per- maret

2020 satuan tugas penanganan dugaan tindakan melawan hukum dibidang

1 Berdasarkan data dari Crunchbase setidaknya sekarang ada lebih dari 9.000 fintech service dan

9.807 pendiri start-ups diseluruh dunia.Untuk informasi lebih lanjut lihat https://www.crunchbase.com/hub/fintech-companies#section-overview

Page 11: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

2

penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi atau satgas waspada

investasi (SWI) menghentikan 388 entitas yang melakukan kegiatan fintech peer to

peer lending ilegal yang tidak terdaftar di OJK. Total Fintech Lending ilegal yang

telah ditangani satgas waspada investasi (SWI) sejak tahun 2018 sampai maret 2020

sebanyak 2406 entitas.2Perkembangan fintech ilegal ini cukup memprihatinkan,

jenis-jenis pelanggaran hukum yang dilakukan fintech ilegal beragam, bisa berupa

penagihan yang kasar hingga pelecehan seksual. Selain itu tingginya bunga pinjaman

hingga pencurian data pribadi melalui telepon seluler konsumen yang dilakukan

perusahaan fintech menimbulkan dampak buruk terhadap konsumen.3Sementara itu,

pertama kali hadir hingga saat ini perusahaan fintech baik konvensional ataupun

syariah yang terdaftar dan berizin di OJK sebanyak 164 perusahaan per januari

2020.4

Semakin marak dan banyaknya entitas ilegal terkait fintech lending atau

pinjaman kredit secara online, maka semakin bertambah permasalahan di lembaga

keuangan non bank ini, permasalahan utama adalah belum adanya landasan hukum

yang kuat, belum adanya perundang-undangan yang membahas kejelasan fintech,

selama ini cuma mengandalakan peraturan otoritas jasa keuangan (P-OJK) No.77

Tahun 2016, P-OJK ini belum bisa menindak fintech ilegal yang belum terdaftar di

OJK.5Apalagi untuk fintech yang berbasis syariah yang sampai saat ini belum ada

peraturan atau perundangan yang mengakomodir kebutuhan penyelenggara fintech

syariah itu sendiri, sehingga pada penerapan praktik-praktik yang terjadi pada fintech

syariah-pun masih banyak ditemukan ketidaksesuaian dengan peraturan dan fatwa

yang ada. Sebut saja pada praktik pembiayaan dengan menggunakan akad

2 https://www.ojk.go.id, berdasarkan Siaran Pers 14 Maret 2020, diakses pada hari senin, 16 Maret

2020, pukul 21.35 WIB. 3 https://m.hukumonline.com, Perkembangan dan Permasalahn Hukum Fintech, diakses pada hari

jum’at, pukul 20.45 WIB. 4 https://www.ojk.go.id, Perkembangan Fintech Lending (Pendanaan Gotong Royong Online)

5 https://keuangan.kontan.co.id, Perjelas landasan hukum, OJK dorong pembentukan UU Fintech,

diakses pada hari juma’at, pukul 21:09 WIB.

Page 12: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

3

murabahah, yang mana dalam pembelian barang kepada pihak ketiga, perusahaan

mewakilkannya kepada borrower (penerima pembiayaan), meskipun diperbolehkan

didalam fatwa akad wakalah tersebut, namun pada praktiknya antara akad wakalah

yang diberikan pihak penerima pembiayaan dan akad murabahah dilakukan secara

bersamaan6, kemudian permasalahan terkait dengan konsep hukumnya,

pengaturannya, hubungan hukum para pihak, mekanisme pinjaman online, dan

keabsahan perjanjian pinjaman kredit secara online ini menurut hukum perjanjian

dan hukum positif di Indonesia7, serta bagaimana menurut fatwa DSN-MUI

mengatur tentang pembiayaan berbasis teknologi informasi ini.

Praktik murabahah menurut mayoritas Ulama, pilar yang pertama jual-beli

adalah ijab dan qobul yang merupakan ikatan antara penjual dan pembeli seperti

yang ditunjukan oleh pertukaran barang atau sesuatu yang bernilai, Ijab qobul bisa

diucapkan dengan jelas atau tidak. Pilar kedua adalah mereka yang memiliki niat

(subjek) yaitu ada 2 pihak bai’ (penjual) dan musytari (pembeli). Pilar ketiga adalah

ma‟qud alaih (objek), yang merupakan barang yang bermanfaat sesuai dengan

perspektif syara’. Pilar keempat adalah nilai tukar ini adalah barang pengganti

dengan sesuatu yang memenuhi tiga kondisi, yaitu penyimpan nilai, dapat nilai atau

harga suatu barang (unit akun) dan dapat digunakan sebagai media pertukaran.8

Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia (DSN-MUI) telah

mengeluarkan fatwa untuk fintech syariah yaitu fatwa No.117/DSN-MUI/II/2018

Tentang Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip

Syariah, dengan diterbitkannya fatwa ini maka semakin banyak pula perusahaan

fintech syariah yang bermunculan, tercatat data per 31 Januari 2020 yang terdaftar

6 Nadia Qatrunnada&Indra Marzuki, “Analisis Akad Murabahah Dan Wakalah Bil Ujrah Pada

Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi (FINTECH)”, Al-Mizan, Vol.3, No.2, (Agustus 2019), h.1-130 7 http://journal.unmasmataram.ac.id/index.php.GARA, Ari Rahmad Hakim BF, I Gusti Agung

Wisudawan, Yudi Setiawan, Pengaturan Bisnis Pinjaman Secara Online Atau Fintech Menurut Hukum Positif Di Indonesia, Vol.14, No.1, (Maret 2020), h.465 8 Muh. Fudhail Rahman & Aida Humaira, “Position And Role Of Sharia Banks On Murabahah Contract

Implementation”, Madania, Vol.23, No. 2, (Desember 2019), h.220.

Page 13: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

4

atau berizin di OJK berjumlah 12 perusahaan, selain itu Ketua Umum Asosiasi

Fintech Syariah (AFSI) Ronald Yusuf Wijaya mengatakan saat ini ada 120 fintech

syariah yang ada dan bergabung dengan AFSI.9

Seiring berkembangnya fintech syariah maka harus juga memperhatikan sisi

keseuaian dengan fiqih muamalah agar benar-benar bahwa fintech syariah ini

menjalankan praktiknya dengan prinsip syariah, hal ini untuk menjelaskan dan

memperlihatkan kepada masyarakat bahwa fintech syariah berbeda dengan fintech

pada umumnya yang acap kali menimbulkan kerisauan. Al-qur’an dan hadits sangat

memperhatikan kegiatan muamalah, agar dapat memberikan kemaslahatan dan

kebaiakan umat manusia, Allah SWT berfirman didalam Q.S. Al-Nisa’ ayat 29 “Hai

orang-orang beriman! Janganlah kalian memakan (mengambil) harta orang lain

secara batil, kecuali jika berupa perdagangan yang dilandasi atas sukarela di

antara kalian”, dan H.R. Bukhari dan Muslim “Mudahkanlah, jangan mempersulit

dan membikin manusia lari (dari kebenaran) dan saling membantulah (dalam

melaksanakan tugas) dan jangan berselisih”, dari ayat dan hadits tersebut dapat

diambil kesimpulan bahwa praktik-praktik muamalah itu semestinya dapat

memberikan kedamaian, ketentraman, kebaikan dan kemudahan, hal ini sejalan

dengan beberapa qoidah fiqhiyah yang harus dipakai ke dalam pengaplikasian fintech

di antaranya adalah “Pada dasarnya segala bentuk muamalat diperbolehkan kecuali

ada dalil yang mengharamkannya”, “Di mana terdapat kemaslahatan, di sana

terdapat hukum Allah”, dan “Jika tidak didapati seluruhnya, jangan tinggalkan

seluruhnya”, qoidah-qoidah tersebut mengarahkan bahwa kegiatan muamalat yang

dilakukan perusahaan fintech diperbolehkan selama ada unsur-unsur kemaslahatan di

dalamnya. Begitu pula didalam fatwa DSN-MUI menyebutkan bahwa penyelenggara

layanan pembiayaan tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah yang antara

lain terhindar dari riba, gharar, maisir, dan lain sebagainya, serta akad baku yang

9 https://money.kompas.com selasa,14 Januari 2020, 21.17 WIB

Page 14: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

5

dibuat penyelenggara wajib memenuhi prinsip keseimbangan, keadilan, dan

kewajaran sesuai syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kesesuaian praktik dengan fatwa DSN-MUI dan peraturan perundang-

undangan yang ada ini sangat diperlukan, dikarnakan fintech merupakan industri

keuangan yang terbilang masih baru, maka untuk menjaga kepercayaan masyarakat,

perusahaan fintech dan asosiasinya harus melihat secara detail produk-produk yang

diluncurkan, implementasinya harus dapat sejalan atau sekoridor dan patuh terhadap

prinsip dan ketentuan syariah yang terdapat di dalam fatwa DSN-MUI, bertendensi

pada hukum positif serta ketentuan standar syariah Internasional, agar tidak terjadi

permasalahan-permasalahan yang mengakibatkan keberlangsungan fintech tidak

bertahan lama.

Dari latar belakang ini, penulis ingin menelisik lebih lanjut kesesuaian praktik

pembiayaan murabahah di fintech syariah, tepatnya di PT.Syarfi Teknologi Finansial

yang telah terdaftar di OJK pada bulan april 2019. PT.Syarfi sudah menyalurkan

pembiayaan murabahah kepada 350 pengguna dana sebesar Rp. 1 milyar lebih10

,

Penulis memilih PT.Syarfi Teknologi Finansial sebagai obyek penelitian, karena

PT.Syarfi Teknologi Finansial salah satu perusahaan fintech yang menerapkan akad

murabahah dan merupakan perusahaan baru dibidang peer to peeer lending, tentunya

masih ada celah dan kekurangan dalam penerapan akad murabahah, apalagi

pembiayaan murabahah ini di terapkan di lembaga jasa keuangan non-bank yang

tergolong baru, kekurangan tersebut misalnya terlihat dalam skema pembiayaan

murabahah PT.Syarfi Teknologi Finansial, akad murabahah dilaksanakan sebelum

PT.Syarfi Teknologi Finansial menyalurkan dana untuk pembeliaan barang dari

Pemilik dana kepada Penyedia barang11

, hal ini dapat menyebabkan barang

10

Wawancara Penulis kepada CEO PT.Syarfi Teknologi Finansial, pada hari Jum’at, tanggal 24 April 2020, Pukul 10.00 WIB. 11

Skema pembiayaan jual beli barang menggunakan akad murabahah di PT.Syarfi Teknologi Finansial, Syarfi – Biz Process – KSG edit – 08022020, data dari PT.Syarfi Teknologi Finansial yang Penulis dapatkan.

Page 15: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

6

murabahanya (mabi‟) belum dapat dimiliki seratus persen (milkuttam) oleh pihak

PT.Syarfi Teknologi Finansial, meskipun barang murabahah ini akan dimiliki oleh

PT.Syarfi Teknologi Finansial sebelum diserahterimakan kepada pengguna dana.

Atas dasar inilah apakah akad murabahah di PT.Syarfi Teknologi Finansial sudah

sesuai atau belum dengan fatwa DSN-MUI dan perundang-undangan yang terkait

dengan pembiayaan di perusahaan fintech syariah.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis mengidentifikasikan

masalah-masalah, di antaranya:

1. Bagaimanakah implementasi praktik pendanaan barang yang dilakukan oleh

PT.Syarfi Teknologi Finansial?

2. Apakah praktik murabahah itu sesuai dengan fatwa DSN-MUI No.117/2018

tentang layanan pembiayaan berbasis teknologi informasi berdasarkan prinsip

syariah?

3. Bagaimanakah kesesuaian praktik pembiayaan murabahah dengan fatwa

DSN-MUI No.111 tentang akad jual-beli murabahah?

4. Bagaimanakah kesesuaian praktik pembiayaan murabahah dengan

perundang-undangan yakni KHES, P-OJK, dan UU-ITE?

C.Pembatasan Masalah

Agar lebih memudahkan penelitian yang dilaksanakan Penulis dari bulan

maret hingga bulan juni tahun 2020, Penulis memberikan batasan terhadap penelitian

ini yaitu masalah pembiayaan pengadaan barang menggunakan akad murabahah pada

peraktiknya, sehingga penulis dapat menganalisis dan membahas tentang kesesuaian

praktik dengan fatwa DSN-MUI No.1172018 tentang layanan pembiayaan berbasis

teknologi informasi berdasarkan prinsip syariah, dan fatwa No.111/2017 tentang

akad jual beli murabahah, serta melihat dari sisi perundang-undangannya yaitu dari

Page 16: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

7

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES), Undang-undang Informasi dan

Transaksi Elektronik (UU-ITE), dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (P-OJK),

perundang-undangan ini dimaksud untuk lebih menguatkan dasar hukum bagi

perusahaan fintech syariah dalam menjalankan usahanya.

D.Perumusan Masalah

PT.Syarfi Teknologi Finansial merupakan lembaga jasa keuangan berbasis

fintech yang mempunyai beberapa produk, diantaranya pendanaan barang dengan

menggunakan akad murabahah.Adapun penulis akan meneliti praktik penadanaan

barang dengan menggunakan akad murabahah, adanya penelitian terdahulu yang

membahas tentang akad murabahah di fintech, mendorong penulis untuk meneliti

lebih lanjut praktik pembiayaan tersebut, oleh karnanya penulis akan paparkan

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah mekanisme pelaksanaan pembiayaan murabahah di PT.Syarfi

Teknologi Finansial ?

2. Apakah praktik pembiayaan akad murabahah yang dilakukan oleh PT.Syarfi

Teknologi Finansial sesuai dengan fatwa DSN-MUI dan Perundang-

undangan?

E.Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menganalisa mekanisme pelaksanaan pembiayaan

murabahah di PT.Syarfi Finansial Teknologi

2. Untuk menganalisis kesesuaian praktik akad pembiayaan murabahah dengan

fatwa DSN-MUI dan Perundang-undangan terkait

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, antara lain adalah:

1. Sebagai barometer penelitian selanjutnya tentang akad murabahah berbasis

fintech syariah

Page 17: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

8

2. Memberikan masukan atau saran kepada para pelaku usaha atau platform

untuk lebih memperhatikan aspek-aspek kesesuian dengan prinsip syariah

dan perundang-undangan terkait pembiayaan murabahah

3. Sebagai kontribusi kepustakaan bagi mahasiswa Fakultas Syariah Dan

Hukum Program Studi Hukum Ekonomi Syariah

4. Mendorong instansi terkait untuk memberikan legal hukum yang jelas tentang

fintech syariah

F.Kerangka Teori dan Konseptual

Kerangka teori adalah prinsip atau konsep ilmiah yang digunakan dalam

penelitian sebagai dasar analisis data. Adapun kerangka teori yang digunakan pada

penelitian Penulis terdiri dari dua teori, yaitu teori pembiayaan dan teori perjanjian

yang digunakan kedalam peer to peer lending perusahaan fintech berdasarkan

ketentuan dan landasan hukum fintech:

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pembiayaan adalah segala

sesuatu yang berhubungan dengan biaya. Pembiayaan secara luas berarti

financing atau pembelanjaan yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk

mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri

maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam arti sempit pembiayaan dipakai

untuk mendifinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan,

seperti bank syariah kepada nasabah.12

Sedangkan menurut Undang-undang

No.21/2008 Tentang Perbankan Syariah menyebutkan pembiayaan adalah

penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:

a.transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah, b.transaksi

sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah

muntahiya bittamlik, c.transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang

12

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2002) Edisi 1, h.304.

Page 18: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

9

qard, dan transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi

multijasa, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah

dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan /atau

diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu

tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil. Kemudian peer

to peer lending pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan berbasis fintech,

POJK NO.77/POJK.01/2016 menyebutkan layanan pinjam meminjam uang

berbasis teknologi informasi adalah penyelenggaraan layanan jasa keuangan

untuk mempertemukan pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman dalam

rangka melakukan perjanjian pinjam meminjam dalam mata uang rupiah

secara langsung melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan

internet.

2. Perjanjian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah persetujuan

(tertulis atau dengan lisan) yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing-

masing bersepakat akan menaati apa yang tersebut dalam persetujuan itu.

Menurut Subekti perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji

kepada seorang lain, atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk

melaksanakan sesuatu hal. Dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata

(KUHPerdata) buku III, Pasal 1313 perjanjian adalah suatu perbuatan dengan

mana satu orang atau lebih dengan mengikatkan dirinya terhadap satu orang

atau lebih. Perjanjian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perjanjian

murabahah antara perusahaan fintech dengan penerima pembiayaan

(borrower).

3. Landasan hukum dalam pengoprasian produk-produk pembiayaan di fintech

syariah yang menjadi acuan utamanya adalah POJK NO.77/2016 Tentang

Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, POJK

NO.13/POJK.02/2018 Inovasi Keuangan Digital Di Sektor Jasa Keuangan,

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) dan Fatwa DSN-MUI

No.117/DSN-MUI/II/2018 Tentang Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi

Page 19: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

10

Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah, serta Undang–undang Informasi dan

Transaksi Elektronik (UU-ITE) sebagai Undang-undang penguat dalam

pengoprasian transaksi berdasarkan teknologi informasi.

G.Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penulis dalam penelitian ini menggunakan penedekatan secara

empiris, dengan cara melakukan observasi ke objek penelitian sehingga

mendapatkan data-data secara langsung dan untuk lebih melihat detailnya

pelaksanaan pembiayaan murabahah di perusahaan fintech syariah.

2. Jenis Penelitian

Dalam melakukan penelitian, Penulis memilih jenis penelitian

normatif yakni penelitian perpustakaan, ini merupakan penelitian yang

mengkaji studi dokumen, yakni menggunakan berbagai data sekunder seperti

peraturan perundang-undangan, keputusan pengadilan, teori hukum, dan

dapat berupa pendapat para sarjana. Dan juga Penulis memakai jenis

penelitian Deskriptif Kualitatif yaitu penelitian yang tujuannya untuk

menyajikan gambaran lengkap mengenai setting social atau dimaksudkan

untuk ekplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan

social, sedangkan kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat

deskriptif dan cenderung menggunakan analisis.13

Jadi penulis dengan jenis penelitian yang telah diuraikan diatas,

Penulis melihat sumber-sumber hukum baik itu primer maupun sekunder,

kemudian dialanjutkan dengan penelitian secara deskriptif kualitatif yang

mana Penulis dapatkan dilapangan mengenai obyek penelitian Penulis.

13

https://m.liputan6.com, diakses pada minggu, 31 mai 2020, pukul 22.42 WIB

Page 20: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

11

3. Data Penelitian

Data penelitian yang digunakan penulis adalah kontrak pembiayaan

murabahah dan skema pembiayaan murabahah di PT.Syarfi Finansial

Teknologi, sumber data yang digunakan adalah :

a. Data primer, ini berupa data lapangan dengan cara melihat dan

membaca dokumen serta melakukan wawancara kepada CEO

PT.Syarfi Teknologi Finansial

b. Data sekunder, data yang bersumber dari kepustakaan yakni

jurnal-jurnal, skripsi, peraturan perundang-undangan dan

bahan bacaan lainnya yang berkaitan dengan akad murabahah.

4. Sumber Bahan Hukum

Sumber bahan hukum ini adalah POJK No.77//POJK.01/2016

Tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi,

Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU-ITE) NO.11 Tahun

2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, Kompilasi Hukum

Ekonomi Syariah (KHES), Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama

Indonesia (DSN-MUI) NO.111/DSN-MUI/IX/2017 Tentang Akad Jual Beli

Murabahah, NO.117/DSN-MUI/II/2018 Tentang Layanan Pembiayaan

Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah. Dan data,

dokumen yang diberikan oleh pihak PT.Syarfi Teknologi Finansial kepada

Penulis serta Penulis melakukan wawancara kepada CEO PT.Syarfi.

5. Metode dan Teknik Analisis Bahan Hukum

a. Studi pustaka, studi untuk mendapatkan segala macam informasi dari

berbagai sumber baik dari jurnal maupun literatur lainnya untuk

dipelajari dan dituangkan kedalam penulisan skripsi

Page 21: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

12

b. Studi lapangan, studi yang dilakukan penulis secara langsung untuk

mendapatkan data premier dan dokumen dari obyek penelitian

Penulis, dengan menggunakan metode wawancara kepada pihak

PT.Syarfi Teknologi Finansial selaku salah satu perusahaan fintech

syariah di Indonesia.

6. Objek Penelitian

Obyek penelitian Penulis adalah PT.Syarfi Teknologi Finansial,

perusahaan pembiayaan berbasis teknnologi informasi yang menarapkan

produk pembiayaan murabahah berbasis teknologi informasi, yang

berkedudukan di Sinpasa Commercial Block C No.7 Summarecon Kota

Bekasi, Jawa Barat 17143 Indonesia.

7. Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan Penulis adalah dengan cara

mengolah data kualitatif kedalam susunan yang rapih dan menyeleksi data

kepustakaan yang akan dikutip, serta mengolah data hasil wawancara

kedalam kalimat-kalimat yang tersusun dan saling terhubung.

8. Metode Analisis Data

Metode analisis data, karena data yang digunakan Penulis adalah data

kualitatif, maka metode analisis data yang dipakai adalah analisis nonstatistik,

dengan mnganalisis data-data yang ada kemudian dikaitkan dengan perturan-

peraturan.

9. Metode Penulisan

Penyusunan penelitian ini, Penulis mengikuti panduan pada buku

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah Dan Hukum 2017, Universitas

Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

Page 22: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

13

H.Review Studi Terdahulu

Penulis mengambil beberapa penelitian sebelumnya, baik dari skripsi maupun

jurnal yang membahas tentang pembiayaan di perusahaan fintech syariah, hal ini

sebagai pembanding dengan skripsi penulis, diantaranya;

Skrispi yang berjudul “Analisis Kesesuaian Praktik Pembiayaan Murabahah

Berbasis Fintech Syariah Di Syarq.Com Dengan Fatwa DSN-MUI No.117/DSN-

MUI/II/2018”(2019), skripsi yang ditulis oleh Muhammad Nur Firdaus Patria Rizky,

dalam skripsi ini membahas tentang kesesuaian praktik murabahah di Syarq.Com

yang berbasis sistem teknologi informasi dengan menggunakan transaksi yang sesuai

dengan syariah. Dalam skripsi ini menyebutkan, bahwa penerapan akad murabahah

pada Syarq.Com telah menjalankan pembiayaan sesuai dengan yang tertera pada

fatwa DSN-MUI No.117/DSN-MUI/II/2018 tentang pembiayaan berbasis teknologi

informasi berdasarkan prinsip syariah, bab pembiayaan pengadaan barang pesanan

(purchase order) pihak ketiga dengan melaksanakan semua ketentuan-ketentuan

umum dari mekanisme pelaksanaan fatwa tersebut.14

Persamaan dengan penelitian

penulis adalah kesesuaian praktik pembiayaan murabahah dengan fatwa DSN-MUI,

sedengkan perbedaanya dengan penelitian penulis adalah penelitian penulis tidak

hanya kesesuaian dengan fatwa, melainkan dengan perundang-undangan terkait yang

mengatur kegiatan di perusahaan fintech syariah sebagai payung untuk beroprasi dan

landasan terkuat bagi transaksi-transaksi di fintech syariah, dan juga penelitian

penulis dilakukan pada perusahaan yang sudah terdaftar di OJK.

Kemudian jurnal “Analisis Akad Murabahah Dan Wakalah Bil-UJrah Pada

Pembiayaan Berbasis Teknologi”(2019), yang ditulis oleh Nadia Qatrunnada dan

Indra Marzuki atas studi kasus PT.Dana Syariah Indonesia, penerapan akad-akad

pada pelaksanaan pembiayaannya dan kesesuaian praktik dalam pembiayaan syariah

14

Muhammad Nur Firdaus Patria Rizky, “Analisis Kesesuian Praktik Pembiayaan Murabahah Berbasis Fintech Syariah Di Syarq.Com Dengan Fatwa DSN-MUI NO:117/DSN-MUI/II/2018”. (Skripsi S-1 Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia, 2019), h.61.

Page 23: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

14

berbasis teknologi informasi dengan fatwa No.117/DSN-MUI/II/2018, dari jurnal ini

dapat disimpulkan bahwa pada penerapan akad pembiayaan antara penerima

pembiayaan (borrower) atas dasar akad murabahah di PT.Dana Syariah Indonesia

berdasarkan fatwa No.04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah telah memenuhi

rukun dan syarat murabahah. Namun, hanya saja dalam praktiknya antara akad

wakalah yang diberikan pihak penerima pembiayaan dan akad murabahah dilakukan

secara bersamaan, sedangkan dalam fatwa dijelaskan bahwa akad murabahah dapat

terjadi setelah barang dimiliki pihak bank/penyelenggara secara prinsip, karena fatwa

lebih bersifat hati-hati.15

Persamaan dengan penelitian penulis adalah adalah penulis

membahas tentang murabahah yang merupakan salah satu pembiayaan yang

ditawarkan oleh perusahaan fintech syariah dan kesesuian praktiknya dengan fatwa

DSN-MUI, sedangkan perbedannya adalah penulis akan lebih membahas kesesuaian

tidak hanya dari fatwa akan tetapi melihat dan menganalisis dari perundang-

undangan yang terkait dengan pembiayaan, perjanjian, perundang-undangannya

anatara lain yaitu Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES), Undang-undang

Informasi Dan Transaksi Elektronik (UU-ITE), dan Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan (P-OJK).

Yang terakhir adalah jurnal yang berjudul “Kredit Online Melalui Teknologi

Finansial Menurut Peraturan OJK Nomor 77/POJK.01/2016” oleh Mohammad

Taufik Abdulhalim, isi dari jurnal ini adalah POJK NO.77 tentang layanan pinjam

meminjam uang berbasis teknologi informasi, yang ditetapkan pada tanggal 28

Desember 2016 serta diundangkan pada tanggal 29 Desember 2016, pada

penjelasannya, menjelaskan antara lain bahwa, layanan pinjam meminjam uang

berbasis teknologi informasi sangat membantu dalam meningkatkan akses

masyarakat terhadap produk jasa keuangan secara online baik dengan berbagai pihak

tanpa perlu saling mengenal. Keunggulan utama dari layanan pinjam meminjam uang

15

Nadia Qatrunnada&Indra Marzuki, “Analisis Akad Murabahah Dan Wakalah Bil Ujrah Pada Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi (FINTECH)”, Al-Mizan, Vol.3, No.2, (Agustus 2019), h.72.

Page 24: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

15

berbasis teknologi informasi antara lainnya tersediannya dokumen perjanjian dalam

bentuk elektronik secara online untuk keperluan para pihak, tersediannya kuasa

hukum untuk mempermudah transaksi secara online, penilaian risiko terhadap para

pihak secara online, pengiriman informasi tagihan (collection) secara online,

penyediaan escrow account dan virtual account di perbankan kepada para pihak,

sehingga seluruh pelaksanaan pembayaran dana berlangsung dalam sistem

perbankan. Kesimpulan dari jurnal ini ialah fintech yang menyelenggarakan kredit

online semakin bermasalah, oleh karna statusnya yang tidak jelas, tidak terdaftar

serta tidak memiliki izin dari OJK.16

Persamaan dengan penelitian penulis adalah

membahas pembiayaan online menurut P-OJK, dan perbedaanya adalah penelitian

penulis melihat peraturan-peraturan lain yang membahas tentang pembiayaan secara

online.

I.Sistematika Penelitian

Penulisan karya ilmiah ini terdiri dari lima bab, yang mana dari masing-

masing bab tersebut saling berkaitan, agar memudahkan penulis dan pembaca untuk

mengetahui gambaran dari skripsi ini dan agar lebih terarah serta sistematis, susunan

tulisan ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi gambaran umum tentang penelitian yang berada di latar

belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review

studi terdahulu dan sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Membahas mengenai fintech, pengertian fatwa dan fatwa DSN-MUI,

pengertian murabahah, membahas akad di Kompilasi Hukum

16

Mohammad Taufik Abdulhalim, “Kredit Online Melalui Teknologi Finansial Menurut Peraturan OJK nomor 77/POJK.01/2016”, Lex Privatum, Vol.VII/No.5 (Mei, 2019), h.83

Page 25: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

16

Ekonomi Syariah, peraturan-peraturan terkait murabahah pada fintech

syariah yaitu peraturan otoritas jasa keuangan (POJK), undang-

undang informasi dan transaksi elektronik (UU-ITE).

BAB III SKEMA PRODUK DAN JENIS PEMBIAYAAN PADA

PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL

Berisikan tentang profil PT.Syarfi Teknologi Finansial, latar

belakang, visi-misi, produk-produk dan skema murabahah pada

PT.Syarfi Teknologi Finansial

BAB IV PEMBAHASAN

Kesesuaian mekanisme pembiayaan murabahah dan praktik akad

pembiayaan murabahah pada PT.Syarfi Teknologi Finansial dengan

peraturan-peraturan terkait pembiayaan berbasis teknologi informasi

BAB V KESIMPULAN

Berisi kesimpulan hasil penelitian yang menjawab perumusan

masalah dan rekomendasi atas penelitian yang telah dilakukan Penulis

di PT.Syarfi Teknologi Finansial.

Page 26: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

17

BAB II

PERJANJIAN MURABAHAH BERBASIS FINTECH DI LIHAT DARI

ASPEK PERUNDANG-UNDANGAN DAN FATWA DSN-MUI

A.Financial Technology

1. Pengertian

Dalam beberapa literatur di temukan pengertian fintech (financial

technology) atau tekfin (teknologi finansial), ada yang menggunakan arti sempit

maupun luas, secara etimologi fintech di ambil dari bahasa inggris, yang terdiri

dari dua suku kata, yaitu: financial yang berarti keuangan dan technology yang

berarti teknologi, sedangkan pengertian secara terminologi fintech berdasarkan

National Digital Research Center (NDRC) mendifinisikan sebagai istilah yang

dapat digunakan untuk menyebut inovasi dalam bidang jasa keuangan atau

finansial. Inovasi yang dimaksud adalah inovasi finansial yang diberikan

sentuhan teknologi modern.17

Pengertian fintech syariah menurut Mukhlisin (2017) adalah kombinasi,

inovasi yang ada dalam bidang keuangan dan teknologi yang memudahkan

proses transaksi dan investasi berdasarkan nilai-nilai syariah.18

Beberapa

pengertian didalam peraturan yang membicarakan tentang fintech, yaitu

Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/12/PBI/2017 Tentang Penyelenggaraan

Teknologi Finansial, dalam pasal 1 menyebutkan, Teknologi Finansial adalah

penggunaan teknologi dalam sistem keuangan yang menghasilkan produk,

layanan, teknologi, dan/atau model bisnis baru serta dapat berdampak pada

stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan/atau efisiensi, kelancaran,

17

https://www.online-pajak.com, Fintech:Pengertian, jenis, hingga regulasinya di Indonesia, oleh:Rani Maulida, November 23, 2019. Diakses pada selasa, 24 Maret 2020, pukul 22.03 18

Dodi Yarli, “Analisis Akad Tijarah Pada Transaksi Fintech Syariah Dengan Pendekatan Maqhasid”, Yudisia,Vol.9, No.2. (Juli-Desember,2018),h.246.

Page 27: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

18

keamanan, dan keandalan sistem pembayaran. Sedangkan menurut Otoritas Jasa

Keuangan (OJK), fintech adalah sebuah inovasi pada industri jasa keuangan yang

memanfaatkan penggunaan teknologi.Produk fintech biasanya berupa suatu

sistem yang dibangun guna menjalankan mekanisme transaksi keuangan yang

spesifik.19

Sementara itu, terdapat pengertian tersendiri dalam katagori pinjam

meminjam berbasis teknologi, dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (P-OJK)

Nomor 77/POJK.01/2016 menyebutkan pengertian dari layanan pinjam

meminjam uang berbasis teknologi informasi adalah penyelenggaraan layanan

jasa keuangan untuk mempertemukan pemberi pinjaman dengan penerima

pinjaman dalam rangka melakukan perjanjian pinjam meminjam dalam mata

uang rupiah secara langsung melalui sistem elektronik dengan menggunakan

jaringan internet. Dalam pinjam meminjam berbasis fintech syariah Fatwa DSN

MUI Nomor.117/DSN-MUI/II/2018 memberikan definisinya, yaitu

penyelenggaraan layanan jasa keuangan berdasarkan prinsip syariah yang

mempertemukan atau menghubungkan pemberi pembiayaan dengan penerima

pembiayaan dalam rangka melakukan akad pembiayaan melalui sistem elektronik

dengan menggunakan jaringan internet.

2. Tujuan Dan Manfaat Fintech

Pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik, disebutkan

didalam pasal 4 Undang-undang No.11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan

Transaksi Elektronik, tujuannya adalah untuk:

a. Mencerdasakan kehidupan bangsa sebagai bagian dari

masyarakat informasi dunia;

b. Mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

19

FAQ Fintech Lending :Kategori Umum “Otoritas Jasa Keuangan”

Page 28: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

19

c. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik;

d. Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap orang

untuk memajukan pemikiran dan kemampuan dibidang

penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi seoptimal

mungkin dan bertanggung jawab;dan

e. Memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi

pengguna dan penyelenggara teknologi informasi.

Perkembangan fintech (financial technology) menimbulkan beberapa

manfaat diantaranya:20

1) Manfaat bagi konsumen:

a. Perluasan pilihan produk

b. Peningkatan kualitas layanan

c. Penurunan harga

2) Manfaat bagi pelaku bisnis

a. Memperpendek rantai transaksi

b. Meningkatkan efesiensi modal dan resiliensi

operasional

c. Meningkatkan inklusi keuangan

d. Memperlancar arus informasi

3) Manfaat bagi ekonomi

a. Mempercepat transmisi kebijakan moneter

b. Meningkatkan kecepatan uang beredar

c. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi

3. Klasifikasi Dan Jenis Fintech

20

Bank Indonesia, “Financial Technologi Perkembangan dan Respon Kebijakan Bank Indonesia”, Bank Indonesia-Fintech office,hal.11.

Page 29: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

20

Peraturan Bank Indonesia telah mengklasifikasikan fintech,

disebutkan didalam peraturan tersebut No.19/12/PBI/2017 Tentang

Penyelenggaraan Teknologi Finansial, tepatnya di pasal 3 bahwa

penyelenggara teknologi finansial dikategorikan ke dalam:

a. sistem pembayaran;

b. pendukung pasar;

c. manajemen investasi dan manajemen risiko;

d. pinjaman, pembiayaan, dan penyediaan modal; dan

e. jasa finansial lainnya;

Penjelasan pasal tersebut, sebagai berikut; a.Sistem pembayaran,

mencangkup otorisasi, kliring, penyelesaian akhir, dan pelaksanaan

pembayaran, contoh penyelenggaraan teknologi finansial pada kategori

sistem pembayaran antara lain penggunaan teknologi blackhain atau

distributed ledger untuk penyelenggaraan transfer dana, uang elektronik,

dompet elektronik, dan mobile payments, b.Pendukung pasar, adalah

teknologi finansial yang menggunakan yang menggunakan teknologi

informasi dan/atau teknologi elektronik untuk memfasilitasi pemberian

informasi yang lebih cepat dan lebih murah terkait dengan produk dan/atau

layanan jasa keuangan kepada masyarakat, contoh penyelenggaraan teknologi

finansial pada kategori pendukung pasar (market support) antara lain

penyediaan data perbandingan informasi produk atau layanan jasa keuangan,

c.Manajemen investasi dan manajemen risiko, contoh penyelenggaraan

teknologi finansial pada kategori manajemen investasi dan manajemen risiko

antara lain penyediaan produk investasi online dan asuransi online,

d.Pinjaman, pembiayaan, dan penyediaan modal, contoh penyelenggaraan

teknologi finansial pada kategori pinjaman (lending), pembiayaan (financing

atau funding), dan penyediaan modal (capital raising) antara lain layanan

pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi (peer-to-peer lending)

Page 30: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

21

serta pembiayaan atau penggalangan dana berbasis teknologi informasi

(crwd-funding), e.Jasa finansial lainnya, adalah teknologi finansial selain

kategori sistem pembayaran, pendukung pasar, manajemen investasi dan

manajemen risiko, serta pinjaman, pembiayaan, dan penyediaan modal.

Perusahaan starup dibidang fintech, mempunyai beberapa jenis model

fintech yang tujuannya untuk menarik banyak investor sebagai lahan untuk

berinvestasi, jenis-jenis tersebut adalah;

a. Manajemen Aset, kesibukan operasional perusahaan, seperti penggajian,

pengelolaan karyawan, sistem pembiayaan, dan lain-lain, sekarang ini

banyak startup yang melihat hal itu sebagai peluang untuk membuka

bidang usaha.

b. Crowd Funding, kegiatan penggalangan dana, beramal, dan kegiatan

social lainnya sekarang sudah bisa pula melalui startup yang bergerak di

bidang crowd funding. Lebih tepatnya, crowd funding adalah startup yang

menyediakan platform penggalangan dana untuk disalurkan kembali

kepada orang-orang yang membutuhkan, seperti korban bencana alam,

korban perang, mendanai pembuatan karya, dan sebagainya.

Penggalangan dana tersebut tersebut dilakukan secara online.

c. E-Money atau uang elektronik, sebagaimana namanya, adalah uang yang

dikemas ke dalam dunia digital, sehingga dapat dikatakan dompet

elektronik. Uang ini umumnya bisa digunakan untuk berbelanja,

membayar tagihan, dan lain-lain melalui sebuah aplikasi.

d. Insurance, jenis startup yang bergerak di bidang insurance ini cukup

menarik. Karena biasanya asuransi yang kita ketahui selama ini

merupakan asuransi konvensioanl, dimana kita mensisihkan sejumlah

uang perbulan sebagai iuran wajib untuk mendapatkan manfaat dari

asuransi tersebut di masa depan, jenis asuransi startup tidak semua

berjalan demikian. Ada pula startup asuransi layanan kepada

Page 31: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

22

penggunanya berupa informasi rumah sakit terdekat, dokter terpercaya,

referensi rumah sakit, dan sebgainya

e. P2P Lending, Peer to peer (P2P) lending adalah startup yang

menyediakan platform pinjaman secara online. Urusan permodalan yang

sering dianggap bagian paling vital untuk membuka usaha, melahirkan

ide banyak pihak untuk mendirikan startup jenis ini. Dengan demikian,

bagi orang-orang yang membutuhkan dana untuk membuka atau

membutuhkan usahanya, sekarang ini bisa menggunakan jasa startup

yang bergerak dibidang p2p lending.

f. Payment Gateway, bertumbuhnya perusahaan e-commerce memicu pula

semakin banyak didirikannya startup yang menjadi jembatan penghubung

antara e-commerce dengan pelanggan, terutama dalam hal sistem

pembayaran. Layanan yang disediakan startup untuk e-commerce ini

disebut dengan layanan payment gateway. Payment gateway

memungkinkan masyarakat memilih beragam metode pembayaran

berbasis digital (digital payment gateway) yang dikelola oleh sejumlah

startup, dengan demikian akan meningkatkan volume penjualan e-

commerce.

g. Remittance, remittance adalah jenis startup yang khusus menyediakan

layanan pengiriman uang antar negara. Banyak didirikannya starup

remittance ini dalam rangka membantu masyarakat yang tidak memiliki

akun atau akses perbankan. Adanya startup jenis ini sangat membantu

para TKI atau siapa saja yang mungkin salah satu anggota keluargannya

berada di luar negeri, karena proses pengiriman yang mudah dan biaya

lebih murah.

Page 32: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

23

h. Securities, dapat dikatakan sebagai jenis startup yang menyediakan

platform untuk berinvestasi saham secara online.21

B.Undang-undang Informasi Dan Transaksi Elektronik (UU-ITE)

Perkembangan teknologi informasi memberikan dampak positif bagi

pertumbuhan ekonomi khususnya di Indonesia, dengan memanfaatkan teknologi para

pelaku usaha maupun konsumen dapat merasakan kemudahan teknologi ini, sehingga

pada saat ini banyak transaksi perdagangan yang menggunakan media elektronik,

istilahnya adalah electronic commerce (e-commerce) atau transaksi perdagangan.22

Agar dapat memberikan rasa nyaman dan aman dalam bertransaksi online dan agar

tidak ada kekosongan hukum untuk mengatur perputaran ekonomi berbasis informasi

teknologi, pemerintah membuat undang-undang yang diberi nama undang-undang

informasi dan transaksi elektronik.

Salah satu transaksi elektronik yang berkembang saat ini adalah model

transaksi pinjam meminjam lewat teknologi finansial atau yang disebut peer to peer

lending (P2PL), perkembangan fintech lending data per 31 januari 2020 total

akumulasi penyaluran pinjaman secara nasional mengalami kenaikan sejumlah 88,37

triliun (naik 239,85%). Pesatnya pertumbuhan pengguna transaksi fintech pada

model peer to peer lending (P2PL) ini berbanding lurus dengan banyaknya

pelanggaran-pelanggaran yang dapat merugikan pihak debitur maupun kreditur, dan

adanya sejumlah tantangan-tantangan yang muncul dari pengembangan fintech di

Indonesia, tantangannya mulai dari mitigasi kemungkinan penyalahgunaan data

21

Apa itu fintech dan jenis startup di Indonesia, Duniafintech.com/2017/07/28, https://www.duniafintech.com/pengertian-dan-jenis-startup-fintech-di-inonesia/ Diakses pada tanggal 26/03/2020, pukul 23:10 WIB. 22

Ariella Gitta Sari, Achmad Bahroni, Harry Murty, “Perlindungan Bagi Konsumen Pada Transaksi Jual Beli Secara Elektronik Ditinjau Dari Hukum Positif”, Jurnal Transparansi Hukum, Vol 3, No 1 (2020), h.3.

Page 33: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

24

pribadi pengguna layanan dan juga perkembangan fintech yang rentan akan risiko

pencucian uang.23

Untuk melindungi para pelaku usaha fintech dan para penerima dana, perlu

kiranya melihat Undang-undang Informasi Transaksi Elektronik, semenjak

diundangkannya pada tanggal 21 april 2008 dan telah diubah denga Undang-undang

No.19 Tahun 2016, kiranya undang-undang inilah yang memayungi segala produk-

produk perusahan fintech selain peraturan-peraturan lainnya, dalam undang-undang

ini disebutkan pada BAB 1 Ketentuan Umum pasal 1, beberapa pengertian mengenai

transaksi-transaksi melalui media elektronik, diantarnya adalah informasi elektronik,

transaksi elektronik, teknologi informasi, dokumen elektronik, sistem elektronik,

penyelenggaraan sistem elektronik, jaringan sistem elektronik, agen elektronik, tanda

tangan elektronik dan lain sebagainya.

Setiap transaksi elektronik yang digunakan perusahaan fintech dari berbagai

model atau penyaluran dana, hal ini tentunya menimbulkan kontrak atau perjanjian

didalamnya, oleh karena itu dilihat dari kontennya perjanjian yang dilakukan didalam

kontrak elektronik sama saja dengan perjanjian pada umumnya. Ketika melihat teori

dari perdata, sesungguhnya suatu transaksi merupakan tindakan hukum yang

melibatkan dua belah pihak yang membutuhkan satu sama lain yang mana memiliki

nilai ekonomi tertentu.24

Pasal 17 ayat (2) dan pasal 18 ayat (1) UU-ITE menyebutkan

“Para pihak yang melakukan Transaksi Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) wajib beriktikad baik dalam melakukan interaksi dan/atau pertukaran Informasi

Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik selama transaksi berlangsung”, dan

“Transaksi Elektronik yang dituangkan ke dalam Kontrak Elektronik mengikat para

pihak”.

23

Terus bertumbuh, berikut tantangan perkembangan fintech di Indonesia, Kontan.co.id, https://keuangan.kontan.co.id/2019/09/04 di akses pada tanggal 30 maret 2020, pukul 00.20 WIB. 24

Ariella Gitta Sari, Achmad Bahroni, Harry Murty, “Perlindungan Bagi Konsumen Pada Transaksi Jual Beli Secara Elektronik Ditinjau Dari Hukum Positif”, h.6.

Page 34: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

25

Transaksi elektronik yang dituangkan ke dalam kontrak elektronik mengikat

para pihak, sebagaimana diatur dalam pasal 18 ayat (1). Para pihak memiliki

kewenangan untuk memilih hukum yang berlaku bagi transaksi elektronik

internasional yang dibuatnya (pasal 18 ayat 2). Jika para pihak tidak melakukan

pilihan hukum dalam transaksi elektronik internasional hukum yang berlaku

disesuaikan pada asas hukum perdata internasional (pasal 18 ayat (3). Para pihak

memiliki kewenangan untuk menetapkan ke pengadilan, arbitrase, atau lembaga

penyelesaian sengketa alternatif lainnya, yang bisa berwenang menangani sengketa

yang mungkin timbul dari transaksi elektronik internasional yang dilakukannya

(pasal 18 ayat 4).25

Rujukan utama dalam perjanjian adalah Kitab Undang-undang Hukum

Perdata (KUHPerdata), pasal 1320 menyebutkan syarat sahnya perjanjian, yang

mana persyaratan ini harus dipenuhi agar menjadi perjanjian atau kontrak yang dapat

dinyatakan sah dimata hukum, syarat tersebut adalah: 1.Sepakat mereka yang

mengikatkan diri, 2.Kecakapan untuk membuat suatu perikatan, 3.Suatu hal tertentu,

dan 4.Suatu sebab yang halal. Tentunya dalam melakukan perjanjian menggunakan

elektronik, inipun harus terjadi kesepakatan diantara kedua belah pihak, pasal 19

UU-ITE “Para pihak yang melakukan Transaksi Elekktronik harus menggunakan

Sistem Elektronik yang disepakati”.

Dalam kaitannya dengan syarat sahnya perjanjian elektronik dan/atau

transaksi elektronik, undang-undang No.82 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan

Sistem Dan Transaksi Elektronik, peraturan pemerintah ini juga mengatur syarat

sahnya perjanjian dan menjadi penguat dasar hukum dalam bertransaksi secara

online atau menggunakan media elektronik, pasal 47 menyebutkan “Kontrak

elektronik dianggap sah apabila: a,terdapat kesepakatan para pihak; b.dilakukan

oleh subjek hukum yang cakap atau yang berwenang mewakili sesuai dengan

25

Laporan akhir penelitian hukum tentang efektifitas UU NO.11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, Badan Pembinaan Nasional Kementrian Hukum Dan Ham RI, 2010

Page 35: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

26

ketentuan peraturan perundang-undangan; c.terdapat hal tertentu; dan d.objek

transaksi tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan,

kesusilaan, dan ketertiban umum”. Kemudian pasal 48, kontrak elektronik yang

dibuat dengan klausula baku harus sesuai dengan ketentuan mengenai klausula baku

sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, kontrak elektronik paling

sedikit memuat: a.data identitas para pihak; b.objek dan spesifikasi; c.persyaratan

Transaksi Elektronik; d.harga dan biaya; e.prosedur dalam hal terdapat pembatalan

oleh para pihak; f.ketentuan yang memberikan hak kepada pihak yang dirugikan

untuk dapat mengembalikan barang dan/atau meminta penggantian produk jika

terdapat cacat tersembunyi; g.pilihan hukum penyelesaian Transaksi

Elektronik.26

Sepanjang suatu kontrak elektronik memenuhi syarat yang sah, maka

transaksi tersebut dinyatakan sah oleh hukum, sebagaimana ketetapan yang terdapat

pada pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata), yang

berbunyi “Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang

bagi mereka yang membuatnya”.27

C.Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (P-OJK)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan lembaga yang dibentuk

berdasarkan Undang-undang No.21 Tahun 2011, Otoritas Jasa Keuangan adalah

lembaga independen dan bebas dari campur tangan pihak lain yang mempunyai

fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan

sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 21 tersebut.28

Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan (P-OJK) adalah peraturan tertulis yang ditetapkan oleh

26

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Sistem Dan Transaksi Elektronik, pasal 47,48. 27

Ariella Gitta Sari, Achmad Bahroni, Harry Murty, “Perlindungan Bagi Konsumen Pada Transaksi Jual Beli Secara Elektronik Ditinjau Dari Hukum Positif”, h.12. 28

FAQ Otoritas Jasa Keuangan, https://www.ojk.go.id diakses pada tanggal 31 Maret 2020, pukul:21:40 WIB, dan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan.

Page 36: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

27

Dewan Komisioner, mengikat secara umum, dan diundangkan dalam Lembaran

Negara Republik Indonesia.

1. Fungsi OJK

Pasal 5, Otoritas Jasa Keuangan berfungsi menyelenggarakan sistem

pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan

di dalam sector jasa keuangan.

2. Tugas OJK

Otoritas Jasa Keuangan melaksanakan tugas pengaturan dan

pengawasan terhadap:

a. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan;

b. Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal; dan

c. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun,

Lembaga Pembiayaan, Dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.

3. Wewenang OJK

Otoritas Jasa Keuangan mempunyai wewenang untuk melaksanakan

tugas pengaturan dan pengawasan di sektor Perbankan, Pasar Modal,

Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa

Keuangan Lainnya.Dalam sektor perbankan Otoritas Jasa Keuangan

mempunyai wewenang tersendiri.

a. Wewenang dalam tugas pengaturan sebagai berikut:

1) menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-undang ini;

2) menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa

keuangan;

3) menetapkan peraturan dan keputusan OJK;

Page 37: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

28

4) menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa

keuangan;

5) menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;

6) menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah

tertulis terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;

7) menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola

statute pada Lembaga Jasa Keuangan;

8) menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta

mengelola, memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan

kewajiban; dan

9) menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di

sektor jasa keuangan.

b. Wewenang dalam tugas pengawasan, sebagai berikut:

1) menetapkan kebijakan oprasional pengawasan terhadap

kegiatan jasa keuangan;

2) mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan

oleh Kepala Eksekutif;

3) melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan,

perlindungan konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga

Jasa Keuangan sebagaimana, pelaku, dan/atau penunjang

kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam

peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;

4) memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan

dan/atau pihak tertentu;

5) melakukan penunjukan pengelola statuter;

6) menetapkan pengguna pengelola statute;

Page 38: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

29

7) menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang

melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-

undangan di sektor jasa keuangan; dan

8) memberikan dan/atau mencabut:

a) izin usaha;

b) izin orang perseorangan;

c) efektifnya pernyataan pendaftaran;

d) surat tanda terdaftar

e) persetujuan melakukan kegiatan usaha;

f) pengesahan;

g) persetujuan atau penetapan pembubaran; dan

h) penetapan lain

4. Asas-asas OJK

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya Otoritas Jasa Keuangan

berlandaskan asas-asas sebagai berikut:

a. Asas indepedensi, yakni independen dalam pengambilan

keputusan dan pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang OJK,

dengan tetap sesuai peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

b. Asas kepastian hukum, yakni asas dalam negara hukum yang

mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan dan

keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan Otoritas Jasa

Keuangan;

c. Aasas kepentingan hukum, yakni asas yang membela dan

melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat serta

memajukan kesejahteraan umum;

d. Asas keterbukaan, yakni asas yang membuka diri terhadap hak

masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur,

Page 39: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

30

dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan Otoritas Jasa

Keuangan, dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak

asasi pribadi dan golongan, serta rahasia negara, termasuk

rahasia sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-

undangan;

e. Asas profesionalitas, yakni asas yang mengutamakan keahlian

dalam pelaksanaan tugas dang wewenang Otoritas Jasa

Keuangan, dengan tetap berlandaskan pada kode etik dan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

f. Asas integritas, yakni asas yang berpegang teguh pada nilai-

nilai moral dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil

dalam penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan;

g. Asas akuntabilitas, yakni asas yang menentukan bahwa setiap

kegiatan dan hasil akhir dari setiap kegiatan penyelenggaraan

Otoritas Jasa Keuangan harus dapat dipertanggungjawabkan

kepada publik.

5. POJK NO.77/POJK.01/2016

Salah satu wewenang Otoritas Jasa Keuangan adalah membuat

peraturan–peraturan mengenai lembaga jasa keuangan baik bank maupun

non-bank, untuk mengawasi pergerakan pernyelenggara keuangan berbasis

fintech, pada tanggal 29 Desember 2016 OJK telah resmi mengeluarkan P-

OJK N0.77/POJK.01/2016 tentang layanan pinjam meminjam uang berbasis

teknologi informasi.Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (P-OJK) ini

merupakan respon dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai payung hukum

atas berkembang dan maraknya perusahaan fintech ilegal, dalam P-OJK ini

diatur tentang fintech jenis p2p lending atau pinjam-meminjam uang berbasis

teknologi informasi.

Page 40: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

31

Pasal 1 P-OJK ini menyebutkan “Layanan pinjam meminjam uang

berbasis teknologi informasi adalah penyelenggaraan layanan jasa keuangan

untuk mempertemukan pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman dalam

rangka melakukan perjanjian pinjam meminjam dalam mata uang rupiah

secara langsung melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan

internet”.

Kemudian pembahasan tentang perjanjian dalam P-OJK ini tertuang

dalam pasal 18 samapai dengan pasal 20, ada dua perjanjian yang

dilaksanakan dalam penyelenggaraan model peer to peer lending (P2PL) ini,

yakni; a.Perjanjian penyelenggara layanan pinjam meminjam uang berbasis

teknologi informasi dengan pemberi pinjaman, b.Perjanjian pemberi

pinjaman dengan penerima pinjaman.Sementara itu terdapat beberapa pihak

dalam skema peer to peer lending (P2PL), diantaranya yaitu;

a. Penyelenggara layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi

informasi yang selanjutnya disebut penyelenggara adalah badan

hukum Indonesia yang menyediakan, mengelola, dan mengoprasikan

layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi. Pasal 2

P-OJK ini menyebutkan “Badan hukum penyelenggara berbentuk:

a.perseroan terbatas; atau b.koperasi.

b. Pemberi pinjaman adalah orang, badan hukum, dan/atau badan usaha

yang mempunyai piutang karena perjanjian layanan pinjam meminjam

uang berbasis teknologi informasi.Pasal 16 P-OJK ini menyebutkan

bahwa pemberi pinjaman dapat berasal dari dalam maupun luar negri,

baik dilakukan oleh perseorangan warga negara Indonesia (WNI)

maupun warga negara Asing (WNA), badan hukum Indonesia atau

asing, badan usaha Indonesia atau asing dan/atau lembaga

internasional.

c. Penerima pinjaman adalah orang dan/atau badan hukum yang

mempunyai utang karena perjanjian layanan pinjam meminjam uang

Page 41: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

32

berbasis teknologi informasi. Dalam pasal 15 P-OJK ini menuturkan

bahwa penerima pinjaman merupakan orang perseorangan warga

negara Indonesia atau badan hukum Indonesia.

Dari beberapa pihak yang terlibat dalam perjanjian peer to peer lending

(P2PL), pastinya dari pihak-pihak tersebut mempunyai hubungan hukum masing-

masing dari kedua perjanjian tersebut, hubungan hukum yang dimaksud tersebut

adalah sebagai berikut;

a. Hubungan hukum antara pemberi pinjaman dan penyelenggara,

sebagaimana dijelaskan dalam pasal 19 angka (1) hubungan hukum

ini lahir atas adanya perjanjian yang dituangkan ke dalam dokumen

elektronik diantara kedua belah pihak. Dalam konsep ini,

penyelenggara hanyalah menyediakan fasilitas yang mempertemukan

pemberi pinjaman dan penerima pinjaman dan berdasarkan kuasa

yang telah diberikan oleh pemberi pinjaman, penyelenggara untuk dan

atas nama pemberi pinjaman menyepakati perjanjian pinjam

meminjam uang milik pemberi pinjaman dengan penerima

pinjaman.Untuk jasa yang telah dilakukan tersebut, penyelenggara

peer to peer lending (P2PL) berhak mendapatkan fee atau

upah.Berdasarkan uraian tersebut, maka kontruksi hubungan hukum

antara pemberi pinjaman dan penyelenggara adalah hubungan hukum

yang lahir dari perjanjian pemberian kuasa dengan pihak pemberi

pinjaman selaku pemberi kuasa dan pihak penyelenggara selaku

penerima kuasa.

b. Hubungan hukum anatara pemberi pinjaman dan penerima pinjaman,

pasal 20 P-OJK ini menyebutkan “Perjanjian pemberian pinjaman

antara pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman dituangkan

dalam dokumen elektronik”. Hubungan pinjam meminjam yang

terjadi adalah antara pemberi pinjaman dan penerima pinjaman.

Page 42: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

33

Perjanjian pinjam meminjam tadi tidak terjadi antara penerima

pinjaman dan penyelenggara. Hal ini harus dijaga agar kontruksi

hubungan hukum antara para pihak dalam sistem peer to peer lending

(P2PL) berbeda dengan kontruksi hubungan hukum antara para pihak

dalam perbankan.

c. Hubungan hukum antara Penyelenggara dan Bank, hubungan ini lahir

atas dasar penggunaan virtual account dan escrow account.

d. Hubungan hukum antara Penyelenggara dan Otoritas Jasa Keuangan,

hubungan ini lahir atas dasar ketentuan perundang-undangan dalam

hal ini POJK NO.77/POJK.01/2016 Tentang Layanan Pinjam

Meminjam Berbasis Teknologi Informasi.Berdasarkan ketentuan

POJK ini, penyelenggara yang bermaksud menjalankan

penyelenggaraan sistem peer to peer lending harus mendapatkan izin

dari OJK dan setelah menjalankan sistem peer to peer lending harus

memberikan laporan perkara ke OJK.29

D.Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES)

Penjelasan pasal 1 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang pengganti

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan, dijelaskan bahwa Indonesia sebagai negara hukum, segala aspek

kehidupan dalam bidang kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan termasuk

pemerintah harus berdasarkan atas hukum sesuai dengan sistem hukum nasional,

sistem hukum nasional merupakan hukum yang berlaku di Indonesia dengan semua

elemennya. Pembentukan PERMA Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Kompilasi Hukum

Ekonomi Syariah (KHES) yang berasal dari nilai-nilai syariah sesuai dengan

indikator yang dikemukakan oleh Garuda Wiko, bahwa menyangkut dengan

hukumnya, pembentukan hukum positif untuk membangun sistem hukum nasional

29

Ratna Hartanto dan Juliyani Purnama Ramli, “Hubungan Hukum Para Pihak Dalam peer to peer lending”, JH Ius Quia lustum, Vol.25, issue 2, (Mei 2018), h.334.

Page 43: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

34

yang dapat mengembalikan jati diri bangsa.30

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah

(KHES) diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung No.2 Tahun 2008. Dalam

bangunan hukum nasional, Peraturan Mahkamah Agung dipandang sebagai produk

lembaga yudikatif yang menyelenggarakan fungsi peradilan. Di dalam Undang-

undang Mahkamah memiliki lima fungsi utama yaitu: Fungsi peradilan, fungsi

pengawasan, fungsi mengatur, fungsi nasehat, dan fungsi administratif.31

1. Kedudukan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah

Kedudukan hukum islam dalam negara Republik Indonesia sangat kuat secara

yuridis konstitusional yang dinyatakan Pasal 29 ayat (1) Undang-undang Dasar

Republik Indonesia 1945. Dalam pasal tersebut terdapat kaidah yang fundamental,

yaitu:

a. Dalama Negara Indonesia tidak boleh ada atau tidak boleh berlaku hukum

yang bertentangan dengan kaidah-kaidah agama yang berlaku bagi

pemeluk agama di tanah air kita;

b. Negara wajib menjalankan syariat semua agama yang berlaku di

Indonesia, kalau untuk menjalankan syariat itu memerlukan bantuan

kekuasaan negara, ini berarti negara wajib mengatur dan menjalankan

hukum yang berasal dari ajaran agama untuk kepentingan bangsa

Indonesia kalau pelaksanaanya memerlukan bantuan penyelenggaraan

negara;

c. Syariat yang tidak memerlukan kekuasaan negara untuk melaksanakannya

karena dapat dijalankan sendiri oleh setiap pemeluk agama yang

30

Darwin, “Studi Efekttifitas Perma No.2 Tahun 2008 Tentang KHES Sebagai Pedoman Dalam Penyelesaian Perkara Ekonomi Syariah Di Pengadilan Agama”, Jurnal Tamwil, Vol.1, No.2 (Juli-Desember, 2015), h.23. 31

Pratiwi&Ahmad Rifai, “Urgensi Pembentukan Kitab Undang-undang Hukum Ekonomi Syariah Indonesia”, Jurnal Syariah 4, (Juli-2016), h.85.

Page 44: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

35

bersangkutan menjadi kewajiban pribadi pemeluk agama itu sendiri untuk

menjalankannya menurut ketentuan agamanya masing-masing.32

Kompilasi Hukum Ekenomi Syariah ditetapkan berdasarkan Peraturan

Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 2 Tahun 2008.Peraturan Mahkamah Agung

diakui keberadaanya sebagai peraturan perundang-undangan yang berlaku di

Indonesia. Hal mana secara langsung maupun tidak langsung memberikan legitimasi

formal terhadap keberadaan KHES. Dalam undang-undang nomor 12 tahun 2011

Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, Peraturan Mahkamah Agung

bukanlah termasuk dalam hirarki perundang-undangan, tetapi keberadaanya diakui

sebagai jenis perundang-undangan yang ada di Indonesia. Kedudukannya

dipersamakan dengan peraturan yang dibuat oleh Majlis Permusyawaratan Rakyat,

Dewan Perwakilan Rakyat, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan

Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, dan Lembaga-lembaga

Negara lainnya. Keberlakuan Peraturan Mahkamah Agung dan peraturan lainnya

yang diatur dalam pasal 8 ayat (1) tersebut memiliki kekuatan hukum yang mengikat

sepanjang diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau

dibuat berdasarkan kewenangan.33

2. Asas-asas Akad Dalam KHES

a. Ikhtiyari/sukarela; setiap akad dilakukan atas kehendak para pihak,

terhindar dari keterpaksaan karena tekanan salah satu pihak atau pihak

lain.

b. Amanah/menepati janji; setiap akad wajib dilaksanakan oleh para

pihak sesuai dengan kesepakatan yang ditetapkan oleh yang

bersangkutan dan pada saat yang sama terhindar dari cidera-janji.

32

Raden Ani Eko Wahyuni, “Perkembangan Ekonomi Islam Di Indonesia Melalui Penyelenggaraan Fintech Syariah”, Mahkamah: Jurnal Kajian Hukum Islam, Vol.4, No.2, (Desember, 2019), h.187. 33

Ika Atikah, “Eksistensi KHES Sebagai Pedoman Hakim Dalam Menyelesaikan Perkara Ekonomi Syariah Di Pengadilan Agama”, Muamalatuna , Vol.9, No.2, (Juli-Desember, 2017).h.156.

Page 45: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

36

c. Ikhtiyati/kehati-hatian; setiap akad dilakukan dengan pertimbangan

yang matang dan dilaksanakan secara tepat dan cermat.

d. Luzum/tidak berobah; setiap akad dilakukan dengan tujuan yang jelas

dan perhitungan yang cermat, sehingga terhindar dari praktik

spekulasi atau maisir.

e. Saling menguntungkan; setiap akad dilakukan untuk memenuhi

kepentingan para pihak sehingga tercegah dari praktik manipulasi dan

merugikan salah satu pihak.

f. Taswiyah/kesetaraan; para pihak dalam setiap akad memiliki

kedudukan yang setara, dan mempunyai hak dan kewajiban yang

seimbang.

g. Transparansi; setiap akad dilakukan dengan pertanggungjawaban para

pihak secara terbuka.

h. Kemampuan; setiap akad dilakukan sesuai dengan kemampuan para

pihak, sehingga tidak menjadi beban yang berlebihan bagi yang

bersangkutan.

i. Taisir/kemudahan; setiap akad dilakukan dengan cara saling memberi

kemudahan kepada masing-masing pihak untuk dapat

melaksankannya sesuai dengan kesepakatan.

j. Itikad baik; akad dilakukan dalam rangka menegakan kemaslahatan,

tidak mengandung unsur jebakan dan perbuatan buruk lainnya.

k. Sebab yang halal; tidak bertentangan dengan hukum, tidak dilarang

oleh hukum dan tidak haram.

l. Al-hurriyah (kebebasan berkontrak).

m. Al-kitabah (tertulis)

3. Rukun Dan Syarat Akad Dalam KHES

Page 46: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

37

Rukun akad terdiri atas: a.Pihak-pihak yang berakad, b.Obyek akad,

c.Tujuan pokok akad, d.Kesepakatan.Dan syaratnya akad adalah 1.Pihak-

pihak yang berakad adalah orang perseorangan, kelompok orang,

persekutuan, atau badan usaha, 2.Orang yang berakad harus cakap hukum,

berakal dan , 3.Obyek akad adalah amwal atau jasa yang dihalalkan yang

dibutuhkan oleh masing-masing pihak, 4.Sighat akad dapat dilakukan dengan

jelas, baik secara lisan, tulisan, dan/atau perbuatan.

E.Fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

Di Indonesia, fatwa-fatwa hukum Islam dikeluarakan oleh Majelis Ulama

Indonesia (MUI). Pedoman fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) ditetapkan dalam

Surat Keputusan Nomor: U-596/MUI/X/1997.Kewenangan Majelis Ulama Indonesia

adalah memberi fatwa tentang masalah keagamaan yang bersifat umum yang

menyangkut umat Islam Indonesia secara nasional dan dalam masalah agama Islam

di daerah yang diduga dapat meluas ke daerah lain.34

Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 1999 telah membentuk Dewan

Syariah Nasional (DSN). Berdasarkan SK MUI No Kep-754/mui/II/99 Tentang

Pembentukan Dewan Syariah Nasional, DSN adalah satu-satunya yang berwenang

yang mengeluarkan fatwa terkait dengan perbankan syariah. Pasal 1 ayat (2)

Keputusan Dewan Syariah Nasional No:02 Tahun 2000 Tentang Pedoman Rumah

Tangga Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (PRTD SN-MUI)

menentukan status Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia sebagai satu-

satunya badan yang berwenang dan mempunyai tugas utama untuk mengeluarkan

34

Tuti Hasanah, “Transformasi Fatwa Dewan Syariah Nasional Ke Dalam Hukum Positif”, SYARIAH Jurnal Hukum Dan Pemikiran, Vol.16, No.2, (Desember-2016), h.161.

Page 47: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

38

fatwa atas jenis-jenis kegiatan, produk, dan jasa keuangan syariah serta mengawasi

penerapan fatwa dimaksud oleh lembaga-lembaga keuangan syariah di Indonesia.35

1. Pengertian Fatwa

Fatwa berasal dari bahasa arab yaitu al-fatwa dengan bentuk jama’

fatawa, yang berarti petuah, nasihat, jawaban pertanyaan hukum.36

Yusuf

Qordhowi mengartikan fatwa sebagai upaya menerangkan hukum syara’

tentang suatu persoalan sebagai jawaban dari sebuah pertanyaan dari

perseorangan maupun kolektif yang identitasnya jelas atau tidak. Menurut Al-

jurjani, fatwa berasal dari kata al-fatwa atau al-futya yang berarti jawaban

terhadap suatu permasalahan (musykil) dalam bidang hukum.37

Pemberi fatwa dalam istilah fiqih disebut mufti, sedangkan yang

meminta fatwa dinamakan mustafti. Peminta fatwa tersebut bisa saja

perorangan , lembaga, maupun kelompok masyarakat. Dalam ilmu ushul

fiqih, fatwa berarti pendapat yang dikemukakan seorang mufti, baik mujtahid

maupun faqih, sebagai jawaban atas suatu kasus yang diajukan mustafti, yang

sifatnya tidak mengikat. Fatwa yang dikemukakan mufti tidak mesti diikuti

mustafti, karna fatwa tidak mempunyai daya ikat (ghairu mulzimin), tetapi

tergantung pada ketenangan dan keyakinan mustafti atas masalah yang

diajukannya.38

Secara fungsional, fatwa memiliki fungsi tabyin dan dan tawjih.

Tabyin artinya menjelaskan hukum yang merupakan regulasi praktis bagi

masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang memang mengharapkan

35

Astika Nurul Hidayah, “Kedudukan Fatwa Ulama Dalam Sistem Hukum Nasional Sebagai Landasan Operasional Bank Syariah”, Prosiding Seminar Nasional Hukum Transedetal 2019, ISBN:978-602-361-217-8, h.96. 36

Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam (ed), Ensiklopedia Islam, (Jakarta:Ichtiar Baru Van Hoeve, 1993, jilid 2), h.6. 37

Fatwa dalam pengertian ini juga diartikan sebagai upaya memberikan penjelasan (al-ibanah).Dikatakan “aftahu fi al-amr”, memepunyai arti memberikan penjelasan kepadanya, lihat Ma’ruf Amin Fatwa dalam system hukum Islam.Yeni Salama Barlinti, Elsas (2008), h.19. 38

Abdul Wahab Afif, Pengantar studi ALfatawa, (Banten:Yayasan Ulumul Quran Serang, 2000), h.1.

Page 48: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

39

keberadaa-nya. Taujih yakni memberikan guidance (petunjuk) serta

pencerahan kepada masyarakat luas tentang permasalahan agama yang

bersifat kontemporer.39

2. Kedudukan Fatwa DSN-MUI

Dewan Syariah Nasioanl adalah dewan yang dibentuk oleh Majelis

Ulama Indonesia, DSN-MUI dibentuk untuk melaksanakan tugas MUI dalam

menetapkan fatwa dan mengawasi penerapannya guna menumbuhkembang-

kan usaha bidang keuangan, bisnis, dan ekonomi syariah di Indonesia.Dalam

Undang-undang No.10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan, pasal 7 disebutkan hirarki peraturan perundang-

undangan adalah sebagai berikut: a.Undang-undang dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, b.Undang-undang/peraturan pemerintah pengganti

undang-undang, c.Peraturan Pemerintah, d.Peraturan Presiden, e.Peraturan

Daerah. Bahwa fatwa Dewan Syariah Nasional tidak disebutkan dalam urutan

perundang-undangan dan tidak termasuk bagian dari dasar hukum negara ini,

fatwa hanya dikorelasikan dengan sumber hukum formal dalam sistem

hukum nasional, yakni kedudukan fatwa sama dengan doktrin yang

merupakan pendapat pakar atau pendapat para ahli dibidang hukum

positif.40

Oleh karnanya agar fatwa DSN-MUI ini bisa berlaku mengikat maka

harus melewati legalisasi yang nantinya akan menjadi sebuah undang-

undang.

3. Fatwa Terkait Fintech Dan Murabahah

a. NO:117/DSN-MUI/II/2018

39

M.Erfan Riadi, “Kedudukan Fatwa Ditinjau Dari Hukum Islam Dan Hukum Positif”, Ulumuddin, Vol.VI, (Januari-Juni,2010) 40

Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik (Jakarta:Gema Insani, Cet.ke-14, 2009), h.120.

Page 49: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

40

Fatwa ini tentang layanan pembiayaan berbasis teknologi

informasi berdasarkan prinsip syariah, dalam fatwa ini disebutkan

beberapa macam model layanan pembiayaan berbasis teknologi

informasi berdasarkan prinsip syariah yang dapat dilakukan oleh

penyelenggara, yaitu:

1) Pembiayaan anjak piutang (factoring); yaitu

pembiayaan dalam bentuk jasa pengurusan penagihan

piutang berdasarkan bukti tagihan (invoice), baik

disertai atau tanpa disertai talangan (qardh) yang

diberikan kepada pelaku usaha yang memiliki tagihan

kepada pihak ketiga (payor).

2) Pembiayaan pengadaan barang pesanan pihak ketiga

(purchase order); yaitu pembiayaan yang diberikan

kepada pelaku usaha yang telah memperoleh pesanan

atau surat perintah kerja pengadaan barang dari pihak

ketiga.

3) Pembiayaan pengadaan barang untuk pelaku usaha

yang berjualan secara online (online seller); yaitu

pembiayaan yang diberikan kepada pelaku usaha yang

melakukan transaksi jual beli online pada penyedia

layanan perdagangan berbasis teknologi informasi

(platform e-commerce/marketplace) yang telah

menjalin kerja sama dengan penyelenggara.

4) Pembiayaan pengadaan barang untuk pelaku usaha

yang berjualan secara online dengan pembayaran

melalui penyelenggara payment gateway; yaitu

pembiayaan yang diberikan kepada pelaku usaha

(seller) yang aktif berjualan secara online melalui

saluran distribusi (channel distribution) yang

Page 50: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

41

dikelolanya sendiri dan pembayarannya dilakukan

melalui penyedia jasa otorisasi pembayaran secara

online (payment gateway) yang bekerja sama dengan

pihak penyelenggara.

5) Pembiayaan untuk pegawai (employee), yaitu

pembiayaan yang diberikan kepada pegawai yang

membutuhkan pembiayaan konsumtif dengan skema

kerja sama potong gaji melalui institusi pemberi kerja.

6) Pembiayaan berbasis komunitas (community based),

yaitu pembiayaan yang diberikan kepada anggota

komunitas yang membutuhkan pembiayaan, dengan

skema pembayarannya dikordinasikan melalui

koordinator/pengurus komunitas.

b. Ketentuan terkait Mekanisme dan Akad, bagian keenam poin kedua

Fatwa NO.117/DSN-MUI/II/2018 terkait pembiayaan pengadaan

barang pesanan (purchase order) pihak ketiga

1) Adanya akad yang menimbulkan hubungan purchase

order yang dibuktikan dengan kontrak pengadaan

barang antara calon penerima pembiayaan dengan

pihak ketiga yang menjadi dasar pembiayaan;

2) Calon penerima pembiayaan atas dasar purchase order

dari pihak ketiga, mengajukan pembiayaan pengadaan

barang kepada penyelenggara;

3) Atas dasar pengajuan pembiayaan sebagaimana huruf

b, penyelenggara melakukan penawaran kepada calon

pemberi pembiayaan untuk membiayai pengadaan

barang;

4) Dalam hal calon pemberi pembiayaan menyetujui

penawaran sebagaimana huruf c, dilakukan akad

Page 51: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

42

wakalah bil-ujrah antara penyelenggara dengan

pemberi pembiayaan untuk melakukan akad

pembiayaan kepada penerima pembiayan: pemberi

pembiayaan sebagai muwakkil dan penyelenggara

sebagai wakil;

5) Penyelenggara melakukan pembiayaan dengan

penerima pembiayaan berdasarkan akad jual-beli,

musyarakah, atau mudharabah.

6) Penerima pembiayaan membayar pokok dan imbal

hasil (margin atau bagi hasil) sesuai dengan

kesepakatan dalam akad.

7) Penyelenggara wajib menyerahkan pokok dan imbal

hasil (margin atau bagi hasil) kepada pemeberi

pembiayaan.

c. NO.111/DSN-MUI/IX/2017

Fatwa ini membahas tentang akad jual beli murabahah, dalam

fatwa ini menyebutkan beberapa ketentuan-ketentuan, diantaranya

ketentuan umum, ketentuan terkait hukum dan bentuk murabahah,

ketentuan terkait shigat al-aqd, ketentuan terkair para pihak,

ketentuan terkait mutsman/mabi‟, ketentuan terkait ra‟s mal al-

murabahah, ketentuan terkait tsaman, ketentuan terkait produk dan

kegiatan, ketentuan penutup, dan dalam fatwa disebutkan bahwa

“murabahah yang direalisasikan dalam bentuk pembiayaan (al-

tamwil bi al-murabahah), baik al-murabahah li al-amir bi al-syira‟

maupun murabahah al-adiyah, berlaku ketentuan (dhwabith) dan

batasan (hudud) murabahah sebagaimana terdapat dalam fatwa

DSN-MUI Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah”.

1) Pengertian Akad Murabahah

Page 52: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

43

Dalam fatwa ini menyebutkan akad al-murabahah

adalah akad jual beli suatu barang dengan menegaskan

harga belinya kepada pembeli dan pembeli

membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.

2) Bentuk Akad Murabahah Dan Pembayarannya

a) Bai‟ al-murabahah al-adiyah adalah akad jual

beli murabahah yang dilakukan atas barang

yang sudah dimiliki penjual pada saat barang

tersebut ditawarkan kepada calon pembeli.

b) Bai‟ al-murabahah li-amir bi al-syira‟ adalah

akad jual beli murabahah yang dilakukan atas

dasar pesanan dari pihak calon pembeli.

c) Al-Tamwil bi al-murabahah adalah murabahah

yang pembayaran harganya tidak tunai.

d) Bai‟ al-muzayadah adalah jual beli dengan

harga paling tinggi yang penentuan harga

(tsaman) tersebut dilakukan melalui proses

tawar menawar.

e) Bai‟ al-munaqashah adalah jual beli yang

pembayaran harganya dilakukan secara tunai.

f) Al-bai‟ al-hal adalah jual beli yang pembayaran

harganya dilakukan secara tunai.

g) Al-bai‟ bi al-taqsith adalah jual beli yang

pembayaran harganya dilakukan secara

angsur/bertahap.

h) Bai‟ al-muqashshah adalah jual-beli yang

pembayaran harganya dilakukan melalui

perjumpaan utang.

Page 53: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

44

i) Khiyanah Tadlis adalah bohongnya penjual

kepada pembeli terkait penyampaian ra‟s mal

murabahah.

Page 54: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

45

BAB III

SKEMA PRODUK DAN JENIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA

PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL

A. Latar Belakang

1. Sejarah Berdirinya PT.Syarfi Teknologi Finansial

PT.Syarfi Teknologi Finansial (Syarfi) adalah perusahaan fintech yang

bergerak pada layanan peer to peer financing berbasis syariah. Dengan tagline “Your

Islamic Crowdfunding”, Syarfi menghubungkan investors dari berbagai belahan

dunia dengan beneficeries yang membutuhkan dana untuk pembiayaan barang, jasa,

usaha, dan bahkan kegiatan social di Indonesia, baik itu individual maupun

berbentuk badan hukum.

PT.Syarfi Teknologi Finansial telah memulai bisnisnya pada 4 April 2017

pada layanan Pelunasan Bergilir Hutang Akibat Riba (Pergi Riba) sebagai tonggak

awal kebangkitan ekonomi umat Islam Indonesia. Untuk mempercepat

pertumbuhannya, PT.Syarfi Teknologi Finansial akan bekerjasama dengan berbagai

stakeholders yang berpengalaman pada bidang keuangan dari level internasional,

baik itu pemerintah, swasta maupun komunitas.

Sebagai strategi awal, PT.Syarfi Teknologi Finansial akan memanfaatkan

berbagai inovasi karya anak bangsa dan mengadaptasi standarisasi internasioanl.

Untuk menjaring investasi, PT.Syarfi Teknologi Finansial akan memfokuskan

penggalangan dana dari Diaspora Indonesia yang saat ini sedang berkarya di luar

negri dan memfokuskan pembiayaan dengan bekerjasama dengan platform-platform

online dan berbagai starup di Indonesia.

1. Company Profile

Page 55: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

46

a. Problem, di Indonesia dengan populasi muslim terbesar di Dunia sebanyak

sekitar 229 juta, pengguna internet sebanyak 171 juta, sementara terdapat

sekitar 1.8 miliar umat muslim di dunia dan pengguna internet sekitar 4.5

miliar, hal ini yang harus sangat diperhatikan tentang praktik bisnis non

syariah di Indonesia dan dunia. Dalam Al-quran disebutkan beberapa ayat

tentang panduan atau pedoman bertransaksi, diantaranya; a.Qs.Al-Baqarah

275-281, b.Qs.Ar-rum 39, c.Qs.An-nisa 160-161, d.Qs.Al-imran 130,

e.Qs.An-nisa 29.

b. Market Size, arus kas perputaran uang di Indonesia per-hari mencapai 2

miliar. Per-tahun sebanyak IDR 1.700 triliun total yang masuk ke SME, yang

mana 41% ditanggung oleh institusi keuangan dan 59% tidak ditanggung.

Jumlah potensial individual yang menggunakan produk jasa keuangan terdiri

dari beberapa sektor; a.Pendidikan, sebanyak 2 juta siswa masuk ke

perguruan tinggi per-tahunnya, b.Properti, kebutuhan properti untuk

pembangunan rumah sebanyak 2,6 juta per-tahun, c.Pernikahan, 2 juta orang

menikah setiap tahunnya, d.Mobil pada tahun 2018 terjual sebanyak 1,15

juta.

c. Solution, PT.Syarfi Teknologi Finansial menjadi solusi keuangan masyarakat

dengan mengandalkan 5 point penting yaitu;1.Terpercaya dan terdaftar di

Otoritas Jasa Keuangan (OJK), 2.Persetujuan yang cepat, 3.Jelas dan

transparan, 4.Berbasis teknologi, 5.Berbasis syariah. Dengan menggunakan

tagline “Your Islamic Crowdfunding”, Syarfi menghubungkan para investor

di seluruh dunia dengan orang-orang Indonesia yang membutuhkan layanan

keuangan.

d. Business Model, investor, lender (pemberi dana) mempunyai kriteria-kriteria

sebagai data analisis dalam menyalurkan pembiayaan pendanaan atau

melakukan bisnisnya kepada borrower (penerima dana), yang mana kriteria

ini harus digunakan atau dilaksanakan oleh PT.Syarfi Teknologi Finansial

Page 56: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

47

selaku penyelenggara saat menyalurkan dana lender kepada borrower, yaitu;

a.risiko, b.peraturan, c.operasi, d.teknologi.

e. Target Costumer, target sasaran pengguna syarfi menyasar kepada pemuda-

pemudi millenials, mempunyai umur 21 sampai dengan 45 tahun yang aktif

menggunakan internet, insight: “need financing with sharia transaction And

investor who want to invest in sharia compliance”, membutuhkan

pembiayaan dengan transaksi syariah dan investor yang ingin berinvestasi

dengan kepatuhan syariah.

3. Visi, Misi Dan Nilai

a. Visi : Menjadi perusahaan berkelas dunia pada bidang teknologi finansial

berbasis syariah

b. Misi : Memanusiawikan layanan finansial, memberikan langkah yang mudah

untuk memenuhi kebutuhan konsumen, memberikan layanan terbaik melalui

peningkatan kualitas dalam semua aspek operasional

c. Nilai-nilai : Ibadah, Terpercaya, dan Kebahagiaan

4. Keunggulan PT.Syarfi Finansial Teknologi

a. Halal, semua transaksi menjungjung tinggi prinsip Islam dan diawasi oleh

Dewan Pengawas Syariah

b. Aman, operasional dilakukan oleh profesional yang berpengalaman di bidang

keuangan dan merupakan lulusan dari universitas terbaik di Indonesia dan

dunia

c. Cepat, pemrosesan transaksi dapat dilakukan dimana pun dan kapan pun serta

menggunakan sistem digital yang modern

d. Barakah, tidak hanya menawarkan keuntungan untuk kedua belah pihak yang

optimal, tetapi juga berkontribusi dalam memajukan ekonomi Indonesia

melalui prinsip syariah

Page 57: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

48

e. Sesuai prinsip syariah, semua kegiatan pendanaan murni syariah tanpa

mengandung unsur maisir, gharar, riba dan bathil

f. Imbal hasil yang atraktif, pemilik dana akan menerima keuntungan langsung

dari pengembalian pendanaan

g. Review ketat, analisis komprehensif berkualitas dan modern terhadap calon

pengguna dana dan pembiayaan yang diajukan oleh calon pengguna dana

h. Easy entry, mulai dari Rp.1000.000 untuk pembiayaan, pemilik dana dapat

mulai melakukan pendanaan dengan proses aplikasi yang simple dan 100%

online

i. Kekuatan hukum, setiap perjanjian akan diikat dengan perjanjian berdasarkan

hukum negara Republik Indonesia

5. Biodata Pengurus Perusahaan Dan Struktur Organisasi Perusahaan

a. Ramzi A.Zuhdi, sebagai Ketua dan Dewan Komisaris, pria yang merupakan

alumni Universitas Gadjah Mada dan Lowa State University (USA), lebih

dari 39 tahun berpengalaman dalam bidang industry keuangan, pendidikan

dan perusahaan keuangan syraiah.

b. Syauki, pria yang merupakan alumni dari Institut Teknologi Bandung dan

Nanyang Technology University (Singapore) ini sebagai Komisaris dan

Dewan Direktur, lebih dari 20 tahun berpengalaman dibidang perusahaan

technoprenership.

c. Krisna S Gunawan, sebagai CEO di perusahaan ini dan Dewan Direktur,

alumni Institut Teknologi Bandung, Nagoya University (Japan), University

Of Twente (The Netherlands) dan Queensland University Of Tevhnology

(Australia), lebih dari 13 tahun berpengalaman di sektor industry dan proyek

internasional di Indonesia.

d. Ratih N.Pratika, sebagai CFRO dan Dewan Direktur, alumni Institut

Pertanian Bogor ini lebih dari 11 tahun berpengalaman di MNC Bank.

Page 58: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

49

e. Dr.M.Dawud A.Khan, alumni Universitas Terbuka (Indonesia), Universitas

Muhammadiyah, dan UIN Syarif Hidayatullah, lebih dari 27 tahun

berpengalaman di bidang industry keuangan, hafidz Al-quran, komite DSN-

MUI dan Dosen di Institut Ilmu Al-Quran, Bliau sebagai Ketua Dewan

Pengawas Syariah di Syarfi.

f. H.Hamid Farihi, MA, alumni UIN Syarif Hidayatullah dan Unniversitas Al-

Azhar (Egypt), sebagai anggota Dewan Pengawas Syariah di Syarfi, lebih

dari 32 tahun berpengalaman di bidang industry keuangan syariah di

Indonesia, hafidz Al-Quran dan Dosen di UIN Syarif Hidayatullah.

g. Dr.Endy M.Astiwara, sebagai Dewan Penasehat Syariah, alumni Universitas

Padjajaran, Universitas Muhammadiyah dan UIN Syarif Hidayatullah, lebih

dari 35 tahun berpengalaman di bidang industry keuangan syariah di

Indonesia, hafidz Al-Quran, Komite di DSN-MUI.

h. Kuseryansyah, sebagai Dewan Penasehat Bisnis, alumni Universitas

Padjajaran dan IPMI International Business School (Indonesia), lebih dari 22

tahun berpengalaman di industry keuangan non-bank.

B. Skema Produk-produk Pada PT.Syarfi Teknologi Finansial

1. Pembiayaan Jual Beli Barang Menggunakan Akad Murabahah

4

2 3

5 7

9 10

8

1 6

Pengguna

Dana Syarfi Pemilik Dana

Penyedia

barang

Page 59: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

50

Ket:

1. Pesan barang secara online di penyedia barang (rekan PT.Syarfi Teknologi

Finansial)

2. Pengguna Dana registrasi & mengajukan pembiayaan (Akad Wakalah Bil

Ujroh)

3. Pemilik Dana registrasi & menginvestasikan dana (Akad Wakalah Bil Ujroh)

4. Akad Murabahah

5. Ujroh sebesar 3% dari pokok pembiayaan

6. PT.Syarfi menyalurkan dana untuk pembelian barang dari Pemilik Dana

7. PT.Syarfi mengembalikan down payment dari Pengguna Dana

8. Penyedia Barang mengirimkan barang kepada Pengguna Dana

9. Pengguna Dana membayar pokok + imbal hasil (margin) sebesar 24% p.a

10. Syarfi mengebalikan pokok + imbal hasil (margin)

2. Pembiayaan Jasa Dengan Menggunakan Akad Ijarah

4

2 3

5 7

9 10

8

6

1

Ket:

Pengguna

Dana Syarfi Pemilik Dana

Penyedia

jasa

Page 60: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

51

1. Jual beli jasa di Penyedia Jasa

2. Pengguna Dana registrasi & mengajukan pembiayaan (Akad Wakalah Bil

Ujroh)

3. Pemilik Dana registrasi & menginvestasikan dana (Akad Wakalah Bil Ujroh)

4. Akad Ijarah

5. Pengguna Dana membayar down payment & management fee (ujroh)

6. Syarfi menyalurkan dana untuk pengguna jasa dari pemilik dana

7. Syarfi mengembalikan down payment dari pengguna dana

8. Penyedia jasa memberikan jasa kepada pengguna dana

9. Pengguna dana membayar pokok + imbal hasil (ujroh) sebesar 18 p.a

10. Syarfi mengembalikan pokok + imbal hasil (ujroh)

3. Pembiayaan Usaha Menggunakan Akad Musyarakah

3

1 2

4 7

6

5

Ket:

1. Pengguna Dana registrasi & mengajukan pembiayaan (Akad Wakalah Bil

Ujroh)

2. Pemilik Dana registrasi & menginvestasikan dana (Akad Wakalah Bil Ujroh)

3. Akad Musyarakah

4. Pengguna Dana membayar management fee (ujroh) sebesar 5% dari pokok

pembiayaan yang diterima

Pengguna

Dana Syarfi Pemilik Dana

Page 61: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

52

5. Syarfi menyalurkan dana kepada Pengguna Dana

6. Pengguna Dana membayar pokok + bagi hasil sebesar 12% p.a

7. Syarfi mengembalikan pokok + bagi hasil

4. Pembiayaan Sosial Menggunakan Akad Qardh

3

1 2

4 7

6

5

Ket:

1. Pengguna Dana registrasi & mengajukan pembiayaan (Akad Wakalah Bil

Ujroh)

2. Pemilik Dana registrasi & menginvestasikan dana (Akad Wakalah Bil Ujroh)

3. Akad Qordh

4. Pengguna Dana membayar management fee (ujroh) sebesar 2% dari pokok

pembiayaan yang diterima

5. Syarfi menyalurkan dana kepada pengguna dana

6. Pengguna Dana membayar pokok

7. Syarfi mengembalikan pokok kepada pemilik dana

C. Jenis Pembiayaan Dan Underwriting Criteria

Ada beberapa jenis pembiayaan yang disalurkan oleh PT.Syarfi Teknologi

Finansial yaitu rupa-rupa, kendaraan bermotor dan property/kapling, untuk

persetujuan pembiayaan konsumen berdasarkan piutang pokok (tanpa deviasi),

nominal piutang pokok sebesar 2,5 juta – 25 juta disetujui oleh sistem, nominal 25

Pengguna

Dana Syarfi Pemilik Dana

Page 62: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

53

juta – 500 juta disetujui oleh Division/Director, sedangkan untuk pembiayaan

sebanyak 500 juta sampai dengan 2 miliar disetujui oleh CEO PT.Syarfi Teknologi

Finansial, di bawah ini adalah jenis pembiayaan dan kreteria pengajuan pembiayaan.

1.Rupa-Rupa

a. Objek : TV, laptop, kulkas, mesin cuci, handphone, AC, furniture

b. Tenor : 3, 6, 9, dan 12 bulan

c. Limit : 2,5 juta – 25 juta

d. Loan to Value : 80%

e. DP Minimal : DP Minimal 20%

f. Jumlah maksimal kontrak yang dibiayai : maksimal 2 unit, selama: persentase

DSR maksimal 35%

g. Kewarganegaraan : Indonesia

h. Umur :

1) 1.Minimal 21 tahun (atau sudah menikah bila kurang dari batas

minimal)

2) 2.Maksimal 55 tahun di akhir masa pembiayaan, untuk karyawan

3) 3.Maksimal 60 tahun di akhir masa pembiayaan, untuk professional

atau wiraswasta

4) 4.Maksimal 60 tahun di akhir masa pembiayaan, untuk Pegawai Negri

i. Dokumen Identitas Diri :

1) Dokumen Utama

a) Fotocopy E-KTP yang masih berlaku dan

b) Fotocopy Kartu Keluarga (KK), atau Akta Pernikahan, dan

2) Dokumen Tambahan

a) Fotocopy identitas pasangan (suami/istri) berupa fotocopy:

KTP apabila pemohon sudah menikah, dengan catatan KTP

kadaluarsa pemohon tidak dapat diproses

Page 63: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

54

b) KTP kadaluarsa atas nama pasangan atau penjamin: 1.Wajib

ada resi atau surat keterangan domisili, 2.Fotocopy KTP yang

kadaluarsa atau hilang wajib dilampirkan

c) Resi atau surat keterangan domisili tidak dapat menggantikan

KTP, tetapi hanya digunakan sebagai dokumen pendukung

j. Pekerjaan :

1) Karyawan, Wiraswasta, Profesional

2) Pekerjaan tersebut tidak termasuk dalam kategori pekerjaan beresiko

tinggi seperti : Polisi, TNI, Pengacara, Anggota Parpol, Anggota

MPR/DPR/DPRD, Wartawan, Anggota Organisasi Kepemudaan,

Anggota MLM, Satpol PP, Debt Collector, Preman dan profesi

lainnya yang sifatnya ilegal.

k. Golongan/jabatan : Staff, Supervisor, Manager, Executive

l. Lama Bekerja/Lama Usaha :

1) Karyawan Tetap, minimal 1 tahun untuk pekerjaan saat ini

2) Profesional, wirausaha, minimal 2 tahun untuk usaha saat ini

m. Status Tempat Tinggal :

1) Milik sendiri, tidak ada ketentuan lama minimal tinggal

2) Milik keluarga, telah tinggal minimal 1 tahun sama dengan alamat

tinggal saat ini

3) Kontrak, minimal telah tinggal 1 tahun di alamat tersebut

n. Bukti Status Tempat : Status tempat tinggal dokumen bukti tempat tinggal

1) Milik Sendiri/Keluarga

a) Fotocopy sertifikat tanah atau fotocopy akta jual beli dari

notaris atau fotocopy surat keterangan ganti kerugian atau

b) Fotocopy PBB atau fotocopy surat setoran bea perolehan ha

katas tanah dan bangunan (SSB) atas nama pemohon atau

anggota keluarga lainnya yang tercantum dalam kartu keluarga

atau

Page 64: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

55

c) Fotocopy rekening telepon atau fotocopy rekening listrik atau

fotocopy rekening air

2) Rumah Dinas

a) Fotocopy surat penempatan rumah dinas/surat keterangan dari

perusahaan yang bersangkutan

3) Sewa/kontrak

a) Fotocopy perjanjian sewa/kontrak, atau

b) Surat keterangan domisili atau

c) Fotocopy PBB, atau fotocopy rekening listrik, atau fotocopy

rekening air

o. Kepemilikan Telepon : Mandatory, awajib memberikan nomor telepon yang

aktif dan dapat dihubungi

p. Kepemilikan Nomor Rekening : Wajib memiliki satu email address atas nama

pemohon

q. Emergency Contact :

1) Wajib memberikan emergency contact

2) Emergency contact wajib setidaknya memiliki satu nomor telepon

3) Emergency contact harus memiliki hubungan darah dengan pemohon

yaitu: orang tua, mertua, saudara kandung, anak yang sudah dewasa,

sepupu, keponakan, ipar

4) Emergency contact boleh beralamat di luar kota

5) Emergency contact tidak boleh berada dalam satu alamat yang sama

(tidak boleh serumah)

r. Minimal Penghasilan : Minimal penghasilan 2,5 juta/bulan

s. Dokumen Penghasilan Karyawan :

1) Asli/Fotocopy slip gaji 3 bulan terakhir

2) Asli/fotocopy surat referensi perusahaan/surat pengangkatan pegawai

tetap atau

Page 65: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

56

3) Fotocopy surat pengangkatan Pegawai Negri (tercantum golongan dan

gajinya)

4) Laporan rekening Bank minimal 3 bulan terakhir

5) Fotocopy SPT PPH 21

6) Surat kuasa pemotongan gaji bila perusahaan tempat pemohon telah

bekerjasama dengan syarfi

Catatan:

1) Untuk perusahaan yang tidak menerbitkan slip gaji, dapat

menggunakan surat keterangan/referensi dari perusahaan disertai

stempel perusahaan dan tanda tangan pejabat yang berwenang

2) Surat keterangan/referensi perusahaan harus berisikan pernyataan

kebenaran yang bersangkutan bekerja diperusahaan tersebut, beserta

jabatan, lama bekerja dan gaji/penghasilan yang diterima

t. Pendidikan : SD, SMP, SMA, D1, D3, D4, S1, S2, S3

u. Media Social : Facebook, instagram, twitter, linkedin, youtube

v. Dokumen Penghasilan Non Karyawan/Wiraswasta :

1) Bukti usaha, berupa:

a) FC Surat ijin usaha (SIUPP) atau

b) FC Tanda daftar perusahaan (TDP) atau

c) FC Akta notaris pendirian perusahaan atau

d) FC Surat keterangan domisili perusahaan atau

e) FC Surat ijin praktek/profesi atau

f) FC Tanda daftar rekanan atau

g) FC Surat keterangan usaha yang dikeluarkan dan di stempel

RT, RW, Kelurahan dan

2) Bukti Penghasilan, berupa:

a) Bon/kwitansi pembelian barang atau

b) Bon/kwitansi penjualan barang atau

c) Laporan rek Bank 3 bulan terakhir atau

Page 66: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

57

d) Fotocopy buku tabungan yang menunjukan pemasukan 3

bulan terakhir atau

w. Installement To Income Ratio (IIR) dan Debt To Service Ratio (DSR) :

1) IIR, maksimal 33%

2) DSR, maksimal 35%

x. Coverage Are : Seluruh Indonesia

y. Pemohon Tunggal :

1) Pemohon tunggal tetap dapat dibiayai apabila memiliki kapasitas

pembayaran dan cukup dan memenuhi persyaratan pembiayaan

konsumen yang berlaku

2) Yang termasuk pemohon tunggal adalah: single, janda, duda

z. Negative List : Pemohon dan pasangan tidak termasuk dalam negative list

Syarfi,

1) Syarfi Negative list adalah:

a) Write off

b) Tarik Barang

c) Tunggakan > 90 DPD sepanjang sejarang pembayaran

d) Pernah ditolak sebelumnya dalam masa 6 bulan terakhit

2) Negative list lainnya yang dikemudian hari tersedia

aa. Dokumen NPWP : NPWP dan Non NPWP

bb. BI Checking : Seluruh pembiayaan wajib dilakukan BI Checking

cc. Hasil Verifikasi Lapangan dan Telepon : Hasil verifikasi telepon (vertel)

positif apabila:

1) Nomor telepon yang diberikan dapat dihubungi langsung ke pemohon

2) Pemohon benar mengajukan permohonan pembiayaan ke Syarfi

3) Pemohon kooperatif saat dilakukan verifikasi telepon

dd. Asuransi :

1) Wajib diberikan asuransi jiwa

Page 67: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

58

2) Asuransi wajib dibayar tunai dimuka oleh pemohon dan tidak

diperbolehkan dimasukkan kedalam hutang pokok (tidak boleh

dibayar secara kredit)

ee. Akad Pembiayaan :

1) Pasangan pemohon (suami/istri) wajib menandatangani akad

pembiayaan kecuali jika ada bukti pisah harta yang sah dari instansi

pemerintah terkait

2) Untuk pemohon tunggal yang bertandatangan pada akad pembiayaan

cukup pemohon saja

2.Kapling/Properti

Untuk pembelian rumah, PT.Syarfi Teknologi Finansial menggunakan akad

salam atau isthisna’ dengan penyedia barang atau developer perumahan syariah yang

mana investornya adalah developernya. Dalam hal surat kepemilikan rumahnya

maka atas nama pembeli, hal ini tidak masalah dalam kepemilikan barang, memang

mempunyai tipikal yang berbeda-beda.41

a. Objek : Kapling, Rumah, Apartement

b. Tenor : Kapling 12, 24, 36 bulan. Rumah dan apartement = <36 bulan

c. Limit : Sampai dengan 500 juta

d. Loan to Value : Kapling, rumah dan apartement 80%

e. DP Minimal : DP Minimal untuk rumah & apartement (baru);

1) 20% untuk kepemilikan rumah pertama

2) 30% untuk kepemilikan rumah kedua

3) 40% untuk kepemilikan rumah ketiga

4) DP Minimal untuk kapling 30%

41

Hasil wawancara Penulis dengan CEO PT.Syarfi Teknologi Finansial, pada hari kamis, tanggal 28 Mai 2020, pukul 13.00 WIB

Page 68: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

59

f. Jumlah maksimal kontrak yang dibiayai : maksimal 1 unit, selama: persentase

DSR maksimal 35%

g. Kewarganegaraan : Indonesia

h. Umur :

1) Minimal 21 tahun (atau sudah menikah bila kurang dari batas

minimal)

2) Maksimal 55 tahun di akhir masa pembiayaan, untuk karyawan

3) Maksimal 60 tahun di akhir masa pembiayaan, untuk professional

atau wiraswasta

4) Maksimal 60 tahun di akhir masa pembiayaan, untuk Pegawai Negri

i. Dokumen Identitas Diri :

1) Dokumen Utama

a) Fotocopy E-KTP yang masih berlaku dan

b) Fotocopy Kartu Keluarga (KK), atau Akta Pernikahan, dan

2) Dokumen Tambahan

a) Fotocopy identitas pasangan (suami/istri) berupa fotocopy:

KTP apabila pemohon sudah menikah, dengan catatan KTP

kadaluarsa pemohon tidak dapat diproses

b) KTP kadaluarsa atas nama pasangan atau penjamin: 1.Wajib

ada resi atau surat keterangan domisili, 2.Fotocopy KTP yang

kadaluarsa atau hilang wajib dilampirkan

c) Resi atau surat keterangan domisili tidak dapat menggantikan

KTP, tetapi hanya digunakan sebagai dokumen pendukung

j. Pekerjaan :

1) Karyawan, Wiraswasta, Profesional

2) Pekerjaan tersebut tidak termasuk dalam kategori pekerjaan beresiko

tinggi seperti : Polisi, TNI, Pengacara, Anggota Parpol, Anggota

MPR/DPR/DPRD, Wartawan, Anggota Organisasi Kepemudaan,

Page 69: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

60

Anggota MLM, Satpol PP, Debt Collector, Preman dan profesi

lainnya yang sifatnya ilegal.

k. Golongan/jabatan : Staff, Supervisor, Manager, Executive

l. Lama Bekerja/Lama Usaha :

1) Karyawan Tetap, minimal 1 tahun untuk pekerjaan saat ini

2) Profesional, wirausaha, minimal 2 tahun untuk usaha saat ini

m. Status Tempat Tinggal :

1) Milik sendiri, tidak ada ketentuan lama minimal tinggal

2) Milik keluarga, telah tinggal minimal 1 tahun sama dengan alamat

tinggal saat ini

3) Kontrak, minimal telah tinggal 1 tahun di alamat tersebut

n. Bukti Status Tempat : Status tempat tinggal dokumen bukti tempat tinggal

1) Milik Sendiri/Keluarga

a) Fotocopy sertifikat tanah atau fotocopy akta jual beli dari

notaris atau fotocopy surat keterangan ganti kerugian atau

b) Fotocopy PBB atau fotocopy surat setoran bea perolehan ha

katas tanah dan bangunan (SSB) atas nama pemohon atau

anggota keluarga lainnya yang tercantum dalam kartu keluarga

atau

c) Fotocopy rekening telepon atau fotocopy rekening listrik atau

fotocopy rekening air

2) Rumah Dinas

a) Fotocopy surat penempatan rumah dinas/surat keterangan dari

perusahaan yang bersangkutan

3) Sewa/kontrak

a) Fotocopy perjanjian sewa/kontrak, atau

b) Surat keterangan domisili atau

c) Fotocopy PBB, atau fotocopy rekening listrik, atau fotocopy

rekening air

Page 70: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

61

o. Kepemilikan Telepon : Mandatory, awajib memberikan nomor telepon yang

aktif dan dapat dihubungi

p. Kepemilikan Nomor Rekening : Wajib memiliki satu email address atas nama

pemohon

q. Emergency Contact :

1) Wajib memberikan emergency contact

2) Emergency contact wajib setidaknya memiliki satu nomor telepon

3) Emergency contact harus memiliki hubungan darah dengan pemohon

yaitu: orang tua, mertua, saudara kandung, anak yang sudah dewasa,

sepupu, keponakan, ipar

4) Emergency contact boleh beralamat di luar kota

5) Emergency contact tidak boleh berada dalam satu alamat yang sama

(tidak boleh serumah)

r. Minimal Penghasilan : Minimal penghasilan 7 juta/bulan, kecuali untuk

pembiayaan rumah subsidi/FLPP maksimal penghasilan 4 juta

s. Dokumen Penghasilan Karyawan :

1) Asli/Fotocopy slip gaji 3 bulan terakhir

2) Asli/fotocopy surat referensi perusahaan/surat pengangkatan pegawai

tetap atau

3) Fotocopy surat pengangkatan Pegawai Negri (tercantum golongan dan

gajinya)

4) Laporan rekening Bank minimal 3 bulan terakhir

5) Fotocopy SPT PPH 21

6) Surat kuasa pemotongan gaji bila perusahaan tempat pemohon telah

bekerjasama dengan syarfi

Catatan:

1) Untuk perusahaan yang tidak menerbitkan slip gaji, dapat

menggunakan surat keterangan/referensi dari perusahaan disertai

stempel perusahaan dan tanda tangan pejabat yang berwenang

Page 71: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

62

2) Surat keterangan/referensi perusahaan harus berisikan pernyataan

kebenaran yang bersangkutan bekerja diperusahaan tersebut, beserta

jabatan, lama bekerja dan gaji/penghasilan yang diterima

t. Pendidikan : SD, SMP, SMA, D1, D3, D4, S1, S2, S3

u. Media Social : Facebook, instagram, twitter, linkedin, youtube

v. Dokumen Penghasilan Non Karyawan/Wiraswasta :

1) Bukti usaha yang masih berlaku, berupa:

a) FC Surat ijin usaha (SIUPP) atau

b) FC Tanda daftar perusahaan (TDP) atau

c) FC Akta notaris pendirian perusahaan atau

d) FC Surat keterangan domisili perusahaan atau

e) FC Surat ijin praktek/profesi atau

f) FC Tanda daftar rekanan atau

g) FC Surat keterangan usaha yang dikeluarkan dan di stempel

RT, RW, Kelurahan dan

2) Bukti Penghasilan, berupa:

a) Bon/kwitansi pembelian barang atau

b) Bon/kwitansi penjualan barang atau

c) Laporan rek Bank 3 bulan terakhir atau

d) Fotocopy buku tabungan yang menunjukan pemasukan 3

bulan terakhir atau

w. Installement To Income Ratio (IIR) dan Debt To Service Ratio (DSR) :

1) IIR, maksimal 33%

2) DSR, maksimal 35%

x. Coverage Are : Seluruh Indonesia

y. Pemohon Tunggal :

1) Pemohon tunggal tetap dapat dibiayai apabila memiliki kapasitas

pembayaran dan cukup dan memenuhi persyaratan pembiayaan

konsumen yang berlaku

Page 72: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

63

2) Yang termasuk pemohon tunggal adalah: single, janda, duda

z. Negative List : Pemohon dan pasangan tidak termasuk dalam negative list

Syarfi:

1) Syarfi Negative list adalah:

a) Write off

b) Tarik Barang

c) Tunggakan > 90 DPD sepanjang sejarang pembayaran

d) Pernah ditolak sebelumnya dalam masa 6 bulan terakhit

2) Negative list lainnya yang dikemudian hari tersedia

aa. Dokumen NPWP : NPWP dan Non NPWP

bb. BI Checking : Seluruh pembiayaan wajib dilakukan BI Checking

cc. Hasil Verifikasi Lapangan dan Telepon : Hasil verifikasi telepon (vertel)

positif apabila:

1) Nomor telepon yang diberikan dapat dihubungi langsung ke pemohon

2) Pemohon benar mengajukan permohonan pembiayaan ke Syarfi

3) Pemohon kooperatif saat dilakukan verifikasi telepon

dd. Asuransi :

1) Wajib diberikan asuransi jiwa

2) Asuransi wajib dibayar tunai dimuka oleh pemohon dan tidak

diperbolehkan dimasukkan kedalam hutang pokok (tidak boleh

dibayar secara kredit)

ee. Akad Pembiayaan :

1) Pasangan pemohon (suami/istri) wajib menandatangani akad

pembiayaan kecuali jika ada bukti pisah harta yang sah dari instansi

pemerintah terkait

2) Untuk pemohon tunggal yang bertandatangan pada akad pembiayaan

cukup pemohon saja

3.Motor/Mobil (NEW)

Page 73: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

64

Pembelian mobil yang dilakukan PT.Syarfi Teknologi Finansial kepada penyedia

barang, maka dari PT.Syarfi Teknologi Finansial meminta Hamish jiddyah, Hamish

jiddyah adalah uang tanda jadi, karna PT.Syarfi Teknologi Finansial menggunakan

Hamish jiddyah tersebut untuk keperluan pencarian mobil, mensurvai terlebih dahulu

dan lain sebagainya, jika pengguna dana tidak jadi membeli mobil tersebut, maka

resiko ditanggung oleh PT.Syarfi Teknologi Finansial tapi Hamish jiddyahnya

hangus.42

a. Objek : Motor dan Mobil Baru

b. Tenor : Motor; 12, 18, 24 bulan. Mobil; 12,24, 36 bulan.

c. Limit : Motor; 25 juta. Mobil; 250 juta

d. Loan to Value : 70%

e. DP Minimal : Untuk mobil 30%, untuk motor 30%

f. Jumlah maksimal kontrak yang dibiayai : maksimal 1 unit, selama: persentase

DSR maksimal 35%

g. Kewarganegaraan : Indonesia

h. Umur :

1) Minimal 21 tahun (atau sudah menikah bila kurang dari batas

minimal)

2) Maksimal 55 tahun di akhir masa pembiayaan, untuk karyawan

3) Maksimal 60 tahun di akhir masa pembiayaan, untuk professional

atau wiraswasta

4) Maksimal 60 tahun di akhir masa pembiayaan, untuk Pegawai Negri

i. Dokumen Identitas Diri :

1) Dokumen Utama

a) Fotocopy E-KTP yang masih berlaku dan

b) Fotocopy Kartu Keluarga (KK), atau Akta Pernikahan, dan

2) Dokumen Tambahan

42

Hasil wawancara Penulis dengan CEO PT.Syarfi Teknologi Finansial

Page 74: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

65

a) Fotocopy identitas pasangan (suami/istri) berupa fotocopy:

KTP apabila pemohon sudah menikah, dengan catatan KTP

kadaluarsa pemohon tidak dapat diproses

b) KTP kadaluarsa atas nama pasangan atau penjamin: 1.Wajib

ada resi atau surat keterangan domisili, 2.Fotocopy KTP yang

kadaluarsa atau hilang wajib dilampirkan

c) Resi atau surat keterangan domisili tidak dapat menggantikan

KTP, tetapi hanya digunakan sebagai dokumen pendukung

j. Pekerjaan :

1) Karyawan, Wiraswasta, Profesional

2) Pekerjaan tersebut tidak termasuk dalam kategori pekerjaan beresiko

tinggi seperti : Polisi, TNI, Pengacara, Anggota Parpol, Anggota

MPR/DPR/DPRD, Wartawan, Anggota Organisasi Kepemudaan,

Anggota MLM, Satpol PP, Debt Collector, Preman dan profesi

lainnya yang sifatnya ilegal.

k. Golongan/jabatan : Staff, Supervisor, Manager, Executive

l. Lama Bekerja/Lama Usaha :

1) Karyawan Tetap, minimal 1 tahun untuk pekerjaan saat ini

2) Profesional, wirausaha, minimal 2 tahun untuk usaha saat ini

m. Status Tempat Tinggal :

1) Milik sendiri, tidak ada ketentuan lama minimal tinggal

2) Milik keluarga, telah tinggal minimal 1 tahun sama dengan alamat

tinggal saat ini

3) Kontrak, minimal telah tinggal 1 tahun di alamat tersebut

n. Bukti Status Tempat : Status tempat tinggal dokumen bukti tempat tinggal

1) Milik Sendiri/Keluarga

a) Fotocopy sertifikat tanah atau fotocopy akta jual beli dari

notaris atau fotocopy surat keterangan ganti kerugian atau

Page 75: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

66

b) Fotocopy PBB atau fotocopy surat setoran bea perolehan ha

katas tanah dan bangunan (SSB) atas nama pemohon atau

anggota keluarga lainnya yang tercantum dalam kartu keluarga

atau

c) Fotocopy rekening telepon atau fotocopy rekening listrik atau

fotocopy rekening air

2) Rumah Dinas

a) Fotocopy surat penempatan rumah dinas/surat keterangan dari

perusahaan yang bersangkutan

3) Sewa/kontrak

a) Fotocopy perjanjian sewa/kontrak, atau

b) Surat keterangan domisili atau

c) Fotocopy PBB, atau fotocopy rekening listrik, atau fotocopy

rekening air

o. Kepemilikan Telepon : Mandatory, awajib memberikan nomor telepon yang

aktif dan dapat dihubungi

p. Kepemilikan Nomor Rekening : Wajib memiliki satu email address atas nama

pemohon

q. Emergency Contact :

1) Wajib memberikan emergency contact

2) Emergency contact wajib setidaknya memiliki satu nomor telepon

3) Emergency contact harus memiliki hubungan darah dengan pemohon

yaitu: orang tua, mertua, saudara kandung, anak yang sudah dewasa,

sepupu, keponakan, ipar

4) Emergency contact boleh beralamat di luar kota

5) Emergency contact tidak boleh berada dalam satu alamat yang sama

(tidak boleh serumah)

r. Minimal Penghasilan : Minimal penghasilan 7 juta/bulan

s. Dokumen Penghasilan Karyawan :

Page 76: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

67

1) Asli/Fotocopy slip gaji 3 bulan terakhir

2) Asli/fotocopy surat referensi perusahaan/surat pengangkatan pegawai

tetap atau

3) Fotocopy surat pengangkatan Pegawai Negri (tercantum golongan dan

gajinya)

4) Laporan rekening Bank minimal 3 bulan terakhir

5) Fotocopy SPT PPH 21

6) Surat kuasa pemotongan gaji bila perusahaan tempat pemohon telah

bekerjasama dengan syarfi

Catatan:

1) Untuk perusahaan yang tidak menerbitkan slip gaji, dapat

menggunakan surat keterangan/referensi dari perusahaan disertai

stempel perusahaan dan tanda tangan pejabat yang berwenang

2) Surat keterangan/referensi perusahaan harus berisikan pernyataan

kebenaran yang bersangkutan bekerja diperusahaan tersebut, beserta

jabatan, lama bekerja dan gaji/penghasilan yang diterima

t. Pendidikan : SD, SMP, SMA, D1, D3, D4, S1, S2, S3

u. Media Social : Facebook, instagram, twitter, linkedin, youtube

v. Dokumen Penghasilan Non Karyawan/Wiraswasta :

1) Bukti usaha yang masih berlaku, berupa:

a) FC Surat ijin usaha (SIUPP) atau

b) FC Tanda daftar perusahaan (TDP) atau

c) FC Akta notaris pendirian perusahaan atau

d) FC Surat keterangan domisili perusahaan atau

e) FC Surat ijin praktek/profesi atau

f) FC Tanda daftar rekanan atau

g) FC Surat keterangan usaha yang dikeluarkan dan di stempel

RT, RW, Kelurahan dan

2) Bukti Penghasilan, berupa:

Page 77: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

68

a) Bon/kwitansi pembelian barang atau

b) Bon/kwitansi penjualan barang atau

c) Laporan rek Bank 3 bulan terakhir atau

d) Fotocopy buku tabungan yang menunjukan pemasukan 3

bulan terakhir

w. Installement To Income Ratio (IIR) dan Debt To Service Ratio (DSR) :

1) IIR, maksimal 33%

2) DSR, maksimal 35%

x. Coverage Are : Seluruh Indonesia

y. Pemohon Tunggal :

1) Pemohon tunggal tetap dapat dibiayai apabila memiliki kapasitas

pembayaran dan cukup dan memenuhi persyaratan pembiayaan

konsumen yang berlaku

2) Yang termasuk pemohon tunggal adalah: single, janda, duda

z. Negative List : Pemohon dan pasangan tidak termasuk dalam negative list

Syarfi:

1) Syarfi Negative list adalah:

a) Write off

b) Tarik Barang

c) Tunggakan > 90 DPD sepanjang sejarang pembayaran

d) Pernah ditolak sebelumnya dalam masa 6 bulan terakhit

2) Negative list lainnya yang dikemudian hari tersedia

aa. Dokumen NPWP : NPWP dan Non NPWP

bb. BI Checking : Seluruh pembiayaan wajib dilakukan BI Checking

cc. Hasil Verifikasi Lapangan dan Telepon : Hasil verifikasi telepon (vertel)

positif apabila:

1) Nomor telepon yang diberikan dapat dihubungi langsung ke pemohon

2) Pemohon benar mengajukan permohonan pembiayaan ke Syarfi

3) Pemohon kooperatif saat dilakukan verifikasi telepon

Page 78: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

69

dd. Asuransi :

1) Wajib diberikan asuransi jiwa

2) Asuransi wajib dibayar tunai dimuka oleh pemohon dan tidak

diperbolehkan dimasukkan kedalam hutang pokok (tidak boleh

dibayar secara kredit)

ee. Akad Pembiayaan :

1) Pasangan pemohon (suami/istri) wajib menandatangani akad

pembiayaan kecuali jika ada bukti pisah harta yang sah dari instansi

pemerintah terkait

2) Untuk pemohon tunggal yang bertandatangan pada akad pembiayaan

cukup pemohon saja

D.Pola Pembiayaan Murabahah Di PT.Syarfi Teknologi Finansial

Layanan pembiayan berbasis teknologi informasi berdasarkan prinsip syariah

adalah penyelenggara layanan jasa keuangan berdasarkan prinsip syariah yang

mempertemukan atau menghubungkan pemberi pembiayaan dengan penerima

pembiayaan dalam rangka melakukan akad pembiayaan melalui system elektronik

dengan menggunakan jaringan internet.43

PT.Syarfi Teknologi Finansial merupakan salah satu perusahaan yang

bergerak dibidang financial technology yang menerapkan akad murabahah dalam

menyalurkan pembiayaan, selama kurun waktu setahun setelah terdaftar di Otoritas

Jasa Keuangan (OJK), Syarfi telah menyalurkan pembiayaan murabahah kepada 350

penerima dana sebanyak Rp. 1 miliar lebih. PT.Syarfi Teknologi Finansial dalam

menyalurkan pembiayaan murabahah bekerjasama dengan 50 perusahaan.

Pola pembiayaan murabahah yang dipraktikkan oleh PT.Syarfi Teknologi

Finansial adalah dengan menggunakan skema potong gaji, jadi semua pembiayaan

diperuntukkan kepada setiap karyawan dari perusahaan yang sudah bekerja sama

43

Fatwa DSN-MUI No.117/DSN-MUI/II/2018 Tentang Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah

Page 79: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

70

dengan PT.Syarfi Teknologi Finansial. Begitu pula dalam halnya menyediakan

barang, untuk penyediaan barang murabahah PT.Syarfi Teknologi Finansial bekerja

sama dengan beberapa perusahaan, antara lain;

a. Koperasi Hikmah Bersama

b. Koperasi Karyawan Capsuge Indonesia “LABORA”

c. Kopersai Pegawai Kantor Divre

d. Koperasi Persaudaraan Sejahtera (KOPAGUS)

e. Koperasi Syariah “Syirkah Mu’awanah” NU Jatim

f. PT.Galaksi Dunia Halal

g. PT.Hafiz Riseta Grup

h. PT.Sahejo Trifapama Indonesia

i. Toko Carmelia.Com

j. Sadaya co.id

k. Rumah madani

l. Mobilima.co.id

Dalam praktik pengajuan pembiayaan hanya bisa dilakukan oleh setiap karyawan

dari perusahaan yang sudah bekerja sama dengan PT.Syarfi Teknologi Finansial,

setiap karyawan tersebut ketika ingin mengajukan pembiayaan ke PT.Syarfi, maka

sebelumnya sudah memesan barang (obyek murabahah) secara online di penyedia

barang, misalkan untuk barang elektronik di Sadaya.co.id dan untuk kendaraan

bermotor di Mobilima.co.id, setelah pemesanan sudah terjadi kemudian pengguna

dana mengajukan pembiayaan lewat web Syarfi atau aplikasinya. Setelah dana

terkumpul 100%, kemudian antara pengguna dana dan PT.Syarfi Teknologi Finansial

melakukan akad murabahah ketika PT.Syarfi sudah menghitung perkiraan

pembiayaan, PT.Syarfi akan mengirim dana ke penyedia barang untuk membeli

barang tersebut. Dan pada saat pengiriman barang didampingi oleh pihak syarfi

untuk memenuhi akad syariahnya, serah terima barang antara perwakilan syarfi

Page 80: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

71

dengan pembeli barang/pengguna dana bukan dari penyedia barang, hal ini sebagai

legal formalnya.

Kemudian pembiayaan kendaraan bermotor dan properti yang membutuhkan

surat kepemilikin, ada dua tipikal yakni atas nama pemilik dana contohnya adalah

BPRS As-salam, dari pihak BPRS meminta barang tersebut atas nama BPRS, dan

ada juga yang menggunakan atas nama PT.Syarfi, diwakalahakan kepada PT.Syarfi

dalam kepemilikan barang tersebut. Dalam membeli mobil atau rumah di penyedia

barang, dari pihak PT.Syarfi ke penyedia barang melakukan pemesanan terlebih

dahulu dengan menggunakan akad salam dan akad istishna’, sebelum serah terima

barang pihak PT.Syarfi melakukan pelunasan dan pembayaran pembelian barang

dilakukan secara tunai.44

Adapun proses persetujuan pengajuan setelah melengkapi persyaratan-

persayaratan yang cukup ketat dan melengkapi dokumen-dokumen adalah selama 10

hari kerja, hal ini sebagai mitigasi risiko dari awal pembiayaan. Proses pengajuan

pembiayaan adalah sebagai berikut:

1. E-KYC Information, ketika seorang pelanggan mencari tau tentang

aplikasi pinjaman dan melakukan permintaan pinjaman, kami

mendapatkan informasi yang diperlukan dari pelanggan, pelanggan

memberikan persyaratan dokumen dan melengkapinya.

2. Verification & Assessment, verifikasi dan penilaian dokumentasi yang

disediakan oleh pelanggan diverifikasi dan dinilai dengan

mempertimbangkan kelayakan atau menyetujui pinjaman kepada

pelanggan.

3. Document & Valuation, dokumen dan penilaian, petugas akan

memeriksa kepatuhan atau kelayakannya dan melegalisasi dokumen

sesuai dengan peraturan yang berlaku.

44

Hasil wawancara Penulis dengan CEO PT.Syarfi Teknologi Finansial

Page 81: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

72

4. Loan Approval & Disbursement, menyetujui persetujuan dan

pencairan, analisis kredit berisi semua informasi dan ulasan file

pelanggan yang telah diverifikasi, pelanggan diberikan pinjaman yang

diperlukan setelah melakukan kecocokan dengan pemberi pinjaman.

Dibawah ini adalah langkah-langkah pengajuan pembiayaan yang dapat

diakses melalui laman resmi web Syarfi.id, berikut adalah proses pendaftaran dan

pengajuan pembiayaan murabahah di web Syarfi;

1. Sebagai pengguna dana atau pemilik dana harus mendaftarkan

terlebih dahulu dengan membuat akun yang memuat email atau nomor

handphone, kemudian untuk tipe pengguna dana terdapat dua macam

yakni;

a. Untuk pengguna dana individu

1) Step 1 adalah melengkapi informasi pribadi, yang terdiri dari

nama, warga negara, NIK KTP, TTL, jenis kelamin dan setatus

pernikahan

2) step 2 melengkapai kontak & domisili, yang terdiri dari alamat

tempat tinggal, negara, provinsi, kota, kode pos, email, nomor

telepon genggam, nama kontak darurat, dan nomor kontak darurat

3) step 3 mengisi informasi pekerjaan & keuangan, yang terdiri dari

jenis pekerjaan, penghasilan bulanan, pengeluaran bulanan,

jabatan di perusahaan, pendidikan terakhir dan jumlah tanggungan

4) step 4 adalah mengisi dokumen, seperti nomor NPWP & nomor

SIUP

5) step 5 adalah pernyataan kepatuhan syariah, yang memuat

pernyataan tentang bisnis yang dijalankan tidak bergerak dalam

penjualan makanan dan minuman non halal, bsinis yang

dijalankan tidak bergerak dalam aktivitas yang berkaitan dengan

prostitusi, judi atau narkoba, bisinis yang dijalankan tidak

Page 82: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

73

bergerak dalam penjualan komoditas yang belum dipastikan

kehalalanya, dan bisnis yang dijalankan tidak bergerak dibidang

perhotelan dan pariwisata non syariah.

6) step 6 adalah informasi pembiayaan, mengisi from-from seperti

mata uang yang dipilih, mengisi nilai pembiayaan yang diajukan,

jenis pembiayaan, tujuan penggunaan dana, mengisi tenor

pembiayaan (4 bulan, 5 bulan, dst), kemudian terdapat agunan dan

rekening pembayaran tagihan. Dalam rekening pembayaran

tagihan, jika pengajuan pembayaran masuk ke dalam antrian

proses, maka akan mendapatkan nomor virtual account yang

selanjutnya akan menjadi rekening penampung khusus transaksi

selama menjadi penerima pembiayaan.

b. Untuk pengguna dana berbadan hukum

1) step 1 adalah mengisi profile pengurus/direksi sesuai akta baru,

2) step 2 dengan mengisi profile perusahaan, yang terdiri dari

industri, sub industri, tanggal pendirian sesuai akta, alamat

perusahaan, dsb

3) step 3 data pemegang saham, identitas pemegang saham 1 dan

pemegang saham 2

4) step 4 memuat rekening bank perusahaan, yang terdiri dari nama

bank, nomor rekening perusahaan, nama pemilik rekening

5) step 5 adalah pernyataan kepatuhan syariah,

6) step 6 adalah mengisi lengkap dokumen-dokumen perusahaan,

seperti NPWP perusahaan, akta pendirian, SIUP, SK

Menkumham, dll.

2. Setelah mendaftarkan diri di web Syarfi, langkah ke-dua adalah

masuk ke dalam aplikasi sebagai pengguna dana dengan memasukkan

email/nomor handphone dan sandi. Untuk mengetahui informasi

Page 83: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

74

tentang transaski, pengajuan dana dan status pendanaan bisa dilihat di

branda. Lalu apabila ingin melakukan pengajuan pendanaan dapat

mengklik pengajuan pendanaan dan mengklik kembali “beli

lagi/ajukan pendanaan”. Adapun persetujuan dapat mengklik status

pendanaan, yang terdiri dari emapt kolom status pendanaan, yaitu

diajukan, ditolak, review, dan approve. Dan apabila ingin melihat

transaksi yang sedang berlangsung adalah dengan mengklik

“transaksi” di branda, disini informasi tentang pembayaran

pembiayaan pembelian barang, informasi tentang cicilan, harga,

tanggal transaksi dan jatuh tempo.

jumlah pemberian dana dibawah 10 juta maka pihak PT.Syarfi tidak

mempersyaratkan adanya uang muka atau DP, sedangkan dana diatas 15 juta pihak

PT.Syarfi meminta uang muka, namun sifatnya tidak wajib. Sebelum akad

murabahah terjadi antara PT.Syarfi dan pengguna dana, dana sudah terkumpul 100%

(crowdfunding) dari pemilik dana, setelah terkumpul PT.Syarfi Teknologi Finansial

meminta DP kepada penerima dana, yang kemudian digunakan PT.Syarfi untuk

membeli barang murabahah tersebut di penyedia barang.45

E.Mitigasi Resiko

Meskipun PT.Syarfi telah melakukan skema potong gaji pada setiap

pembiayaan yang disalurkannya, namun tidak menutup kemungkinan adanya gagal

bayar atau wanprestasi dari penerima dana, seperti perusahaan penerima dana

tersebut bermasalah. Untuk mitigasi risiko yang diterapkan oleh PT.Syarfi adalah

dengan cara sebagai berikut;

1. Proses scoring yaitu menilai kelayakan dari calon penerima dana

dengan menggunakan prinsip 5C yakni character, capacity, capital,

condition, dan collateral.

45

Hasil wawancara Penulis dengan CEO PT.Syarfi Teknologi Finansial

Page 84: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

75

2. Agunan, agunannya berupa barang murabahah tersebut yakni berupa

surat kepemilikan kendaraan bermotor (mobil, motor) dan property

(rumah), apabila penerima dana gagal bayar tiga kali berturut-turut,

maka barang murabahah tersebut menjadi agunanya dan dengan

menggunakan skema jual bersama untuk melunasi utang penerima

dana.

3. Asuransi syariah, asuransi ini hanya diketahui oleh pihak PT.Syarfi

dan pemilik dana dan biaya asuransi ini dibebankan seratus persen

kepada PT.Syarfi. Asuransi ini sebagai jaminan 100% dari PT.Syarfi

kepada pemilik dana, apabila terdapat penerima dana gagal bayar.

F.Simulasi Perhitungan Pembiayaan HP Di Sadaya.co.id

Nama Barang : Oppo A52 3/32

Harga Barang : 2,099,000,00,-

Tenor : 6 bulan

Rate : 2% per bulan

DP : 25% Rp.524,750

Ujroh Untuk Syarfi Dari Pengguna Dana : 3% Rp.47,227.50

Ujroh Untuk Syarfi Dari Pemilik Dana : 1% Rp.18,743

Pokok Pembiayaan : Rp.1,574,250

Margin Untuk Pemilik Dana : Rp.188,910

Total Hutang : Rp.1,763,160

Cicilan Bulanan : Rp.293,860

Page 85: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

76

Total Dana Yang Harus Dibayarkan Pengguna Dana: Rp.2,335,137.50

Total Dana Yang Diterima Oleh Pemilik Dana : Rp.1,747,417

Page 86: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

77

BAB IV

MEKANISME PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PT.SYARFI

TEKNOLOGI FINANSIAL

A. Penerapan Fatwa DSN-MUI NO.117/DSN-MUI/II/2018 Pada

Mekanisme Pembiayaan Pengadaan Barang Murabahah PT.Syarfi

Teknologi Finansial

Melihat dari ketentuan purchase order di fatwa tersebut, maka menurut

hemat Penulis bahwa praktik pembiayaan pengadaan barang dengan

menggunakan akad murabahah yang dilaksanakan oleh PT.Syarfi Teknologi

Finansial dalam pelaksanaan pembiayaan murabahah secara purchase order

sudah menerapakan ketentuan-ketentuan sesuai dengan fatwa tersebut, akan

tetapi terdapat satu alur yang dilewati oleh pihak PT.Syarfi Teknologi Finansial

pada skema pembiayaan murabahah tersebut, mekanismenya adalah sebagai

berikut:

a. Pembiayaan yang dilaksanakan oleh PT.Syarfi Teknologi Finansial

adalah borrower/pengguna dana memesan online disertai adanya

wa‟ad (untuk pemesanan mobil dan rumah) di penyedia barang/e-

commerce (pihak ketiga) yang sudah menjadi rekanan PT.Syarfi

Teknologi Finansial, setelah memesan kemudian Pengguna Dana

masuk kedalam aplikasi PT.Syarfi untuk mengajukan pembiayaan

dengan menggunakan akad murabahah. Hal ini sesuai dengan

ketentuan terkait mekanisme dan akad fatwa 117 poin ke-2 huruf a,

yang menyatakan “bahwa adanya akad yang menimbulkan purchase

order yang dibuktikan dengan kontrak pengadaan barang”

b. Calon penerima pembiayaan/pengguna dana sebelum mengajukan

pembiayaan kepada PT.Syarfi Teknologi Finansial tentunya harus

mendaftarkan diri terlebih dahulu untuk dapat mengajukan

Page 87: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

78

pembiayaan sebagai pengguna dana, yang alurnya setelah memesan

online di Penyedia barang hal ini merupakan purchase order dari

pihak ketiga, baru kemudian mengajukan pembiayaan untuk membeli

barang pesanan tersebut. Dan diperjelas pengajuan pembiayaan

pengadaan barang tersebut tertuang di dalam klausul kontrak

murabahah yang berbunyi “Pengguna dana telah mengajukan

permohonan fasilitas pembiayaan kepada Penyelenggara untuk

pembelian barang”. Hal ini sesuai dengan poin kedua huruf b fatwa

No.117 yakni “calon penerima pembiayaan atas dasar purchase

order dari pihak ketiga, mengajukan pembiayaan pengadaan barang

kepada penyelenggara”.

c. Setelah pengguna dana mengajukan pembiayaan, kemudian

penyelenggara menawarkan kepada pemilik dana/pemberi

pembiayaan dengan cara crowdfunding, setelah dana sudah terkumpul

100% lalu pihak PT.Syarfi Teknologi Finansial baru dapat membeli

barang yang telah dipesan oleh penerima dana di penyedia barang. Ini

sesuai dengan fatwa No.117 poin kedua huruf c yang menyatakan

bahwa “atas dasar pengajuan pembiayaan, penyelenggara melakukan

penawaran kepada calon pemberi pembiayaan untuk membiayai

pengadaan barang”

d. Setelah menawarkan kepada pemberi pembiayaan/pemilik dana untuk

membiayai pengajuan pembiayaan oleh penerima dana, kemudian

pihak PT.Syarfi Teknologi Finansial dan Pemilik dana menggunakan

akad wakalah bil-ujrah untuk menggunakan dananya dengan cara

membeli barang pesanan tersebut di penyedia barang atas dasar

purchase order, dan menjualnya kepada penerima pembiayaan. Hal

ini juga sesuai dengan ketentuan fatwa No.117 poin kedua huruf d

bahwa “pemberi pembiayaan menyetujui penawaran dengan

Page 88: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

79

menggunakan akad wakalah bil-ujrah, pemberi pembiayaan sebagai

muwakkil dan penyelenggara sebagai wakil”.

e. PT.Syarfi Teknologi Finansial atas akad wakalah bil-ujrah dari

pemilik dana kemudian melakukan pembiayaan kepada pengguna

dana berdasarkan akad jual-beli (murabahah), setelah akad murabahah

PT.Syarfi Teknologi Finansial baru menyalurkan dana kepada

Penyedia barang untuk pembelian barang dari pemilik dana.46

Menurut hemat Penulis hal ini tidak sesuai dengan ketentuan Fatwa

DSN-MUI No.111/2017 tentang akad jual beli murabahah pada poin

kedelapan mengenai ketentuan terkait produk dan kegiatan bahwa

“Murabahah yang direalisasikan dalam bentuk pembiayaan (al-

tamwil bi al-murabahah), baik al-murabahah li al-amir bi al-syira‟

maupun al-murabahah al-adiyah, berlaku ketentuan (dhawabith) dan

batasan (hudud) murabahah sebagaimana terdapat dalam fatwa

DSN-MUI Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Murabahah”, yang

mana dalam fatwa nomor 04/2000 itu menyebutkan “Jika bank

menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih dahulu

aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang”, jadi dalam hal

ini Penyelenggara/PT.Syarfi Teknologi Finansial harus membeli

barang pesanan tersebut di Penyedia barang secara sah, setelah barang

tersebut sudah dibeli oleh PT.Syarfi Teknologi Finansial barulah

dilaksanakan akad murabahah dengan harga dan cicilan yang telah

diajukan pengguna dana, meskipun barang tersebut akan menjadi

milik PT.Syarfi terlebih dahulu sebelum serah terima kepada

Pengguna dana.

f. Setelah akad murabahah telah ditandatangani kedua belah pihak,

kemudian dari pihak PT.Syarfi Teknologi Finansial langsung konek

46

Langkah keenam skema pembiayaan jual beli barang menggunakan akad murabahah pada PT.Syarfi Teknologi Finansial

Page 89: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

80

ke BNI Syariah, lalu BNI Syariah akan menerbitkan virtual accaount

yang statik untuk pemilik dana dan penerima dana melakukan

pembayaran melalui escrow account penyelenggara.47

Menurut

Penulis hal tersebut sesuai dengan ketentuan fatwa poin kedua huruf f

bahwa “Penerima pembiayaan membayar pokok dan imbal hasil

sesuai dengan kesepakatan dalam akad”. Dan sesuai dengan POJK

NO.77/2016 Bab V Pasal 24 angka 3 bahwa “Dalam rangka

pelunasan pinjaman, Penerima pinjaman melakukan pembayaran

melalui escrow account Penyelenggara untuk diteruskan ke virtual

account Pemberi pinjaman”.

g. Kemudian yang terakhir setelah Penerima Dana membayar pokok

ditambah imbal hasil (margin) kepada penyelenggara/PT.Syarfi

Teknologi Finansial, pihak PT.Syarfi mengembalikan pokok + imbal

hasil kepada pemilik dana. Hal ini tentu sesuai dengan ketentuan

fatwa point kedua huruf g bahwa “penyelenggara wajib menyerahkan

pokok dan imbal hasil kepada Pemberi pembiayaan”.

B. Kontradiksi Antara Akad Murabahah Di PT.Syarfi Teknologi Finansial

Dengan Fatwa DSN-MUI Dan Perundang-undangan

Salah satu produk yang ditawarkan PT.Syarfi Teknologi Finansial adalah

pembiayaan pengadaan barang dengan menggunakan akad murabahah, yang mana

dalam skema pembiayaan murabahah ini melibatkan beberapa pihak, yaitu:

a.Penyelenggara (PT.Syarfi Teknologi Finansial), b.Pemilik Dana (lender),

c.Pengguna Dana (borrower), dan d.Penyedia Barang, dibawah ini adalah

ketidaksesuaian klausul-klausul dari akad murabahah yang diterapkan oleh PT.Syarfi

Teknologi Finansial:

47

Hasil wawancara Penulis dengan CEO PT.Syarfi Teknologi Finansial

Page 90: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

81

1. Pasal 2 tentang pembiayaan dan penggunaanya, pasal ini menjelaskan

pengikatan diri penyelenggara untuk menyediakan fasilitas pembiayaan, serta

pasal ini menerangkan bahwa “Pengguna dana/penerima pinjaman berjanji

serta dengan ini mengikatkan diri untuk menerima pembiayaan tersebut dari

dan karenanya telah berutang kepada penyelenggara sejumlah sebgai

berikut:

a. Harga beli/perolehan

b. Margin keuntungan

c. Harga jual

d. Uang muka (urbun)

e. Harga jual/piutang murabahah

Hanya saja dalam klausul ini tidak menyebutkan perincian biaya-biaya seperti

biaya administrasi dan lain sebagainya yang harus dikeluarkan penerima

dana, yang seharusnya menurut Penulis segala macam perincian dana harus

diterangkan ke dalam klausul kontrak, sehingga dapat memperjelas kontrak

tersebut, karena biaya administrasi dan biaya lainnya selain utang murabahah

akan digunakan terlebih dahulu oleh penyelenggara, hal ini disebutkan

didalam pasal 4 konrtak murabahah ini yang berbunyi ”Setiap pembayaran

oleh pengguna dana kepada penyelenggara lebih dahulu digunakan untuk

melunasi biaya administrasi dan biaya lainnya berdasarkan perjanjian ini,

dst”. Jelas di dalam POJK N0.77/2016 Bagian kedua pasal 20 angka 2

menyebutkan “Dokumen elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

wajib paling sedikit memuat: a.nomor perjanjian, b.tanggal perjanjian,

c.identitas para pihak, d.ketentuan mengenai hak dan kewajiban para pihak,

e.jumlah pinjaman, f.suku bunga pinjaman, g.nilai angsuran, h.jangka waktu,

i.objek jaminan (jika ada), j.rincian biaya terkait, k.ketentuan mengenai

denda (jika ada), dan l.mekanisme penyelesaian sengketa”. Dan juga menurut

hemat Penulis ditambahakan keterangan bahwa dalam pembelian barang

Page 91: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

82

PT.Syarfi Teknologi Finansial membelinya dengan cara tunai atau dengan

utang/cicilan, sebagaimana Fatwa No.04/2000 menyebutkan bahwa “Bank

harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya

jika pembelian dilakukan secara utang”, dalam hal ini PT.Syarfi Teknologi

Finansial harus menyampaikan perihal pembelian barang murabahah tersebut.

2. Pasal 8 tentang cidera janji, dalam klausul ini hanya mengatur wanprestasi

atau cedera janji dari pihak penerima dana saja, tidak mengatur cedera janji

yang disebabkan dari pihak penyelenggara atau pihak pemberi dana. Adapun

bunyi klauusl tersebut sebagai berikut “Menyimpang dari ketentuan dalam

Pasal 4 perjanjian ini, penyelenggara berhak untuk menuntut/menagih

pembayaran dari pengguna dana atau siapapun juga yang memperoleh hak

darinya, atas sebagian atau seluruh jumlah utang pengguna dana kepada

penyelenggara berdasarkan perjanjian ini, untuk dibayar dengan seketika

dan sekaligus, tanpa diperlukan adanya surat pemberitahuan, surat teguran,

atau surat lainnya, apabila terjadi salah satu hal atau peristiwa tersebut

dibawah ini:

a. Pengguna dana tidak melaksanakan kewajiban

pembayaran/pelunasan tepat pada waktu yang diperjanjikan sesuai

dengan tanggal jatuh tempo surat sanggup membayar yang telah

diserahkan Pengguna dana kepada Penyelenggara;

b. Dokumen atau keterangan yang diserahkan/diberikan Pengguna dana

kepada Penyelenggara sebagaimana yang disebutkan dalam pasal 10

palsu, tidak sah, atau tidak benar;

c. Pengguna dana tidak mematuhi dan/atau melanggar ketentuan-

ketentuan tersebut dalam pasal 11 perjanjian ini;

Menurut Penulis pencantuman wanprestasi yang disebabkan penyelenggara,

pemilik dana dan penyedia barang perlu dituangkan kedalam kontrak agar

dari masing-masing pihak tidak mengalami kerugian dari salah satu pihak,

Page 92: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

83

seharusnya kontrak ini memuat cidera janji atau wanprestasi yang dilakukan

oleh pihak pemilik dana, penyelenggara dan penyedia barang, dalam POJK

NO.77/2016 Pasal 38 menyebutkan bahwa “Penyelenggara wajib

bertanggung jawab atas kerugian pengguna yang timbul akibat kesalahan

dan/atau kelalaian, direksi, dan/atau pegawai penyelenggara”, jadi apabila

terjadi kelalaian dari pihak penyelenggara atau selainnya, maka sudah tertera

di dalam kontrak itu dari akibat keselahan tersebut. Namun apabila tidak

mencamtumkan cidera janji yang dilakukan pihak penyelenggara, justru

menurut Penulis hal ini dapat menimbulkan ketidakadilan dalam pembuatan

kontrak, ketidakadilan dapat dilihat dari beberapa aspek tentunya, diantaranya

aspek yuridis yakni kontrak yang dibuat penyelenggara tanpa mencantumkan

wanprestasi dari pihak lain (penyelenggara, pemilik dana, penyedia barang),

maka hal ini dapat menimbulkan ketimpangan dan kesenjangan yang

akhirnya dapat merugikan salah satu pihak, dalam KUHPerdata Pasal 1365

menyebutkan “Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian

yang disebabkan perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan

kelalaian atau kurang hati-hatinya”, oleh karena itulah kerugian dari salah

satu pihak dapat menimbulkan ketidakadilan, padahal jelas sekali jika melihat

didalam POJK NO.77/2016 Pasal 29 menerangkan bahwa ”Penyelenggara

wajib menerapkan prinsip dasar dari perlindungan pengguna yaitu

transparansi, perlakuan yang adil, dst”. Kemudian kalau dilihat dari asas-

asas perjanjian di dalam KHES, terdapat asas taswiyah/kesetaraan yakni asas

para pihak dalam setiap akad memiliki kedudukan yang setara, dan

mempunyai hak dan kewajiban yang seimbang. Jadi sudah barang tentu

dalam pembuatan kontrak syariah harusnya sejalan dengan keadilan, bahwa

masing-masing diantara pihak mempunyai kedudukan yang sama di mata

hukum.

Page 93: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

84

3. Pasal 11 tentang pembatasan terhadap tindakan pengguna menyatakan bahwa

“Pengguna dana berjanji dan dengan ini mengikatkan diri, bahwa selama

masa berjalannya perjanjian ini, Pengguna dana, kecuali setelah

mendapatkan persetujuan tertulis dari Penyelenggara, tidak akan melakukan

sebagian atau seluruhnya dari perbuatan-perbuatan sebagai berikut: pada

ayat 4 klausul kontrak murabahah ini menyebutkan “melakukan penjualan,

mentransfer, dan menjaminkan, serta/atau mengalihkan hak atas objek yang

dibiayai dan atau jaminan tersebut kepada pihak lain”. Sementara itu

menurut Penulis, di dalam fatwa DSN-MUI No.4/2000 tentang murabahah,

pada bagian keempat menyebutkan “1.Secara prinsip, penyelesaian utang

nasabah dalam transaksi murabahah tidak ada kaitannya dengan transaksi

lain yang dilakukan nasabah dengan pihak ketiga atas barang tersebut. Jika

nasabah menjual kembali barang tersebut dengan keuntungan atau kerugian,

Ia tetap berkewajiban untuk menyelesaikan utangnya kepada bank, 2.Jika

nasabah menjual barang tersebut sebelum masa angsuran berakhir, Ia tidak

wajib segera melunasi seluruh angsurannya”. Dalam fatwa ini jelas, bahwa

nasabah atau pengguna dana diperbolehkan menjual kembali kepada pihak

ketiga asalkan nasabah atau pengguna dana tidak meninggalkan kewajibanya

dalam menyelesaikan utangnya. Pada dasarnya jual-beli dengan

menggunakan akad yang sah yakni akad yang memenuhi syarat dan

rukunnya, maka kepemilikan itu terjadi ketika telah berakad diantara kedua

belah pihak, penjual memberikan barang dan pembeli menyerahkan

uang/barang kepada penjual, jadi barang yang sudah menjadi milik pembeli

bebas untuk dimanfaatkan dan diperjualbelikan kembali, kecuali jual beli

yang batal tidak berakibat berpindahnya kepemilikan, sebagaimana

disebutkan dalam pasal 92 bab V KHES yang berbunyi “Jual-beli yang batal

tidak berakibat berpindahnya kepemilikan”. Oleh karena itu perlu kiranya

masing-masing pihak memperhatikan segala aspek dan asas dalam

berkontrak, pasal 21 KHES menyebutkan salah satu asas yang yang

Page 94: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

85

digunakan adalah asas saling menguntungkan; setiap akad dilakukan untuk

memenuhi kepentingan para pihak sehingga tercegah dari praktik manipulasi

dan merugikan salah satu pihak.

4. Pasal 15 tentang penyelesaian perselisihan angka 2 menyebutkan bahwa

“Apabila usaha menyelesaikan perbedaan pendapat atau perselisihan

melalui musyawarah untuk mufakat tidak menghasilkan keputusan yang

disepakati oleh kedua belah pihak, maka dengan ini Pengguna dana dan

Penyelenggara sepakat untuk menunjuk dan menetapkan serta memberi

kuasa kepada Pengadilan Agama Kota Bekasi Jawa Barat Indonesia untuk

memberikan putusannya, menurut tata cara dan prosedur yang ditetapkan

oleh dan berlaku di badan tersebut”. Adapun praktek penyelesaian sengketa

pembayaran di PT.Syarfi Teknologi Finansial apabila terjadi gagal bayar tiga

kali berturut-turut, maka langkah pertama yang dilakukan adalah dengan cara

bermusyawarah terlebih dahulu, jika musyawarah tidak menimbulkan kata

sepakat maka pihak PT.Syarfi akan membawanya ke Pengadilan Agama kota

Bekasi, yang mana sebelum dibawa ke Pengadilan PT.Syarfi Teknologi

Finansial mempunyai penyelesian pembayaran yang berupa harus

membayarnya, restrukturisasi akibat misalkan relaksasi, jual bersama kalau

misalkan kendaraan atau rumah dan yang terakhir adalah Pengadilan Agama.

Sedangkan menurut saran Penulis, POJK NO.77/2016 Pasal 29 menyebutkan

“penyelenggara wajib menerapkan prinsip dasar dari perlindungan

pengguna yaitu poin e.penyelesaian sengketa pengguna secara sederhana,

cepat, dan biaya terjangkau”, jika melihat dari POJK ini maka Arbitrase

sangat dianjurkan dalam penyelesaian sengketa, karna keunggulan arbitrase

antara lain adalah hemat biaya dan efisien waktu, dan apabila melihat UU-

ITE NO.11/2008 Pasal 18 angak 4 bahwa “para pihak memilki kewenangan

untuk menetapkan forum pengadilan, arbitrase, atau lembaga penyelesaian

sengketa alternatif lainnya yang berwenang menangani sengketa yang

mungkin timbul dari transaksi elektronik internasional yang dibuatnya”,

Page 95: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

86

saran Penulis sebelum penyelesaian sengketa dituangkan dan ditetapkan

kedalam kontrak, lebih baiknya dari PT.Syarfi Teknologi Finansial

menawarkan pilihan kepada Penerima dana atas lembaga penyelesaian

sengketa ketika suatu saat terjadi persengketaan.

5. Dalam kontrak ini tidak menyebutkan klausul berakhirnya akad murabahah,

meskipun sudah dimaklumi bersama dalam kontrak murabahah ini, bahwa

ketika pengguna dana sudah melunasi utang-utangnya dan penyelenggara

menyerahterimakan obyek murabahah tersebut ini merupakan berakhirnya

akad murabahah, akan tetapi perlu diketahui dan diperjelas oleh masing-

masing pihak kapan dan bagaimana berakhirnya akad murabahah tersebut,

jadi terdapat kekurangan pencantuman klausul di kontrak ini. KHES Pasal 75

menyebutkan berakhirnya akad ba’I “Penjual dan pembeli dapat mengakhiri

akad jual beli, mengakhiri akad jual beli sebgaimana dimaksud pada ayat (1)

di-laksanakan dengan kesepakatan para pihak, selesainya akad jual beli

harus dilakukan dalam satu rangkaian kegiatan forum, akad jual beli

berakhir ketika terjadi pembayaran dan penyerahan barang”. Kemudian

pasal 129 KHES menyebutkan “Akad murabahah dapat diselesaikan dengan

cara menjual objek akad kepada Lembaga Keuangan Syariah dengan harga

pasar, atau nasabah melunasi sisa utangnya kepada Lembaga Keuangan

Syariah dari hasil penjualan obyek akad”. Berdasarkan KHES tersebut

tentang berakhirnya akad jual-beli dan akad murabahah, maka akad

murabahah dinyatakan berakhir apabila telah dipenuhinya kewajiban oleh

para pihak dalam kontrak yang termasuk meliputi hal-hal berikut:

a. Menjual objek akad kepada Lembaga Keuangan Syariah dengan harga

pasar

b. Nasabah melunasi sisa utangnya kepada Lembaga Keuangan Syariah

dari hasil penjualan obyek akad

c. Ketika terjadi pembayaran dan penyerahan barang

Page 96: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

87

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang Penulis sudah kemukakan dan

sudah dijabarkan terutama di bab III dan bab IV tentang seluk beluk pembiayaan

pengadaan barang menggunakan akad murabahah yang dilakukan oleh pihak

PT.Syarfi Teknologi Finansial selaku Penyelenggara kepada Penerima dana, yang

mana dalam melakukan pembiayaan di perusahaan fintech membutuhkan banyak

pihak dalam pembiayaan setidaknya ada tiga pihak yaitu penyelenggara, penerima

dana dan pemilik dana, karena perusahaan fintech hanya sebagai fasilitator dalam

pembiayaan, maka kesimpulan dari penilitian ini adalah sebagai berikut:

1. PT.Syarfi Teknologi Finansial di dalam mekanisme pembiayaan murabahah

berbasis teknnologi, yang operasionalnya berada di dalam web Syarfi,

pengoprasiannya sangat mudah, cepat dan tentunya sesuai dengan prinsip

syariah yang menghindari praktik maisir, gharar, dan riba. Dalam praktek

pembiayaan murabahah PT.Syarfi Teknologi Finansial melakukan akad

murabahah kepada Pengguna Dana sebelum melakukan pembelian barang

kepada Penyedia Barang, yang seharusnya PT.Syarfi Teknologi Finansial

menyalurkan dana dari Pemilik dana kepada Penyedia barang untuk membeli

barang murabahah, setelah barang sudah dimilki oleh PT.Syarfi Teknologi

Finansial barulah terjadi akad antara PT.Syarfi dengan Pengguna dana.

Sehingga dalam menyalurkan pembiayaan PT.Syarfi Teknologi Finansial

harus memperhatikan betul, serta menjalankan ketentuan-ketentuan yang

terdapat didalam Fatwa DSN-MUI, Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah

(KHES), Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU-ITE) dan

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK).

2. Kontrak pembiayaan murabahah yang dibuat oleh PT.Syarfi masih terdapat

ketidaksesuaian yaitu sebagai berikut:

a. Tidak menyebutkan secara rinci biaya-biaya yang harus dikeluarkan

oleh pengguna dana.

Page 97: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

88

b. Tidak mencamtumkan klausul cidera janji yang disebabkan oleh

penyelenggara maupun penyedia barang.

c. Terdapat pembatasan tindakan pengguna terhadap obyek murabahah.

d. Dan kekurangan pencantuman klausul seperti tidak mencantumkan

klausul berakhirnya akad murabahah.

Kekurangan tersebut yang menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (P-

OJK), Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES), dan UU-ITE adalah

merupakan sesuatu yang urgent karena untuk memperjelas di antara kedua

belah pihak, seharusnya kontrak justru dapat memberikan keuntungan semua

pihak, sehingga dapat mendorong berkembangnya perusahaan Fintech

Syariah itu sendiri.

B. Rekomendasi

Beberapa rekomendasi dari Penulis untuk PT.Syarfi Teknologi

Finansial dari hasil penelitian Penulis yaitu:

1. Memperbaiki alur skema pembiayaan murabahah, alur yang benar dari

pembiayaan murabahah adalah penyelenggara membeli barang murabahah

terlebih dahulu, setelah barangnya sudah dibeli baru kemudian melaksanakan

akad murabahah dengan pengguna dana.

2. Memperbanyak kerjasama dengan perusahaan-perusahaan untuk

menyalurkan pembiayaan dan sasaranya tidak hanya karyawan-karyawan

perusahaan yang sudah bekerjasama dengan PT.Syarfi Teknologi Finansial,

melainkan selain karyawan seperti kepada pelaku usaha UMKM, dan lain

sebagainya, hal ini karena untuk menjangkau kebutuhan-kebutuhan

masyarakat luas dan agar lebih memasyarakatkan pembiayaan lewat

perusahaan berbasis fintech syariah.

3. Kontrak perjanjian yang dibuat oleh PT.Syarfi Teknologi Finansial pada

produk pembiayaan seharusnya lebih cermat dan lebih teliti lagi, karena

terdapat pasal atau klausul yang kurang dan tidak dicantumkan, hal ini dapat

menimbulkan ketidakadilan di antara masing-masing pihak.

4. Untuk rekomendasi Penulis kepada penelitian selanjutnya adalah untuk lebih

memperhatikan kembali aspek syariahnya dan lebih memperhatikan aspek

Page 98: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

89

mekanisme penyelenggaraan fintech syariah dengan undang-undang terkait,

meskipun dapat diselaraskan dengan peraturan terkait fintech, namun karena

aturan mengenai fintech syariah belum ada dan fintech syariah dalam

menyalurkan pembiayaan hanya mengacu kepada Fatwa DSN-MUI yang

sifatnya tidak kuat sekuat peraturan perundang-undangan.

Page 99: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

90

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan dan Undang-undang

Republik Indonesia. 2018. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77 Tentang

Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi; Jakarta.

Republik Indonesia. 2008. Undang-undang Republik Indonesai Nomor 11 Tentang

Informasi Dan Transaski Elektronik; Jakarta.

Republik Indonesia. 2008. Peraturan Mahakamah Agung Nomor 02 Tentang

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah; Jakarta.

Republik Indonesia. 2017. Fatwa DSN-MUI Nomor 111 Tentang Jual Beli

Murabahah; Jakarat.

Republik Indonesia. 2018. Fatwa DSN-MUI Nomor 117 Tentang Layanan

Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah.

Republik Indonesia. 2012. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 Tentang

Penyelenggaraan Sistem Dan Transaksi Elektronik; Jakarta.

Jurnal Dan Buku

Abdul Wahab Afif, Pengantar Studi Alfatawa, (Banten: Yayasan Ulumul Quran

Serang, 2000)

Ari Rahmad Hakim BF, I Gusti Agung Wisudawan, Yudi Setiawan, Pengaturan

Bisnis Pinjaman Secara Online Atau Fintech Menurut Hukum Positif Di Indonesia,

Vol.14, No.1, (Maret 2020)

Ariella Gitta Sari, Achmad Bahroni, Harry Murty, “Perlindungan Bagi Konsumen

Pada Transaksi Jual Beli Secara Elektronik Ditinjau Dari Hukum Positif”, Jurnal

Tranparansi Hukum, Vol.3, No.1 (2020)

Astika Nurul Hidayah, “Kedudukan Fatwa Ulama Dalam Sistem Hukum Nasional

Sebagai Landasan Operasional Bank Syariah”, Prosiding Seminar Nasional Hukum

Transedetal 2019

Bank Indonesia, “Financial Technologi Perkembangan Dan Respon Kebijakan Bank

Indonesia”, Bank Indonesia-Fintech Office

Page 100: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

91

Darwin, “Studi Efektifitas Perma No.2 Tahun 2008 Tentang KHES Sebagai

Pedoman Dalam Penyelesaian Perkara Ekonomi Syariah Di Pengadilan agama”,

Jurnal Tanwil, Vol.1, No.2 (juli-desember, 2015)

Dodi Yarli, “Analisis Akad Tijarah Pada Transaksi Fintech Syariah Dengan

Pendekatan Maqhasid”, Yudisia, Vol.9, No.2 (juli-desember, 2018)

Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam (ed), Ensiklopedia Islam, (Jakarta:Ichtiar Baru

Van Hoeve, 1993, jilid 2)

FAQ Fintech Lending: Kategori Umum “Otoritas Jasa Keuangan”

Ika Atikah, “Eksistensi KHES Sebagai Pedoman Hakim Dalam Menyelesaikan

Perkara Ekonomi Syariah Di Pengadilan Agama”, Muamalatuna, Vol.9, No.2, (Juli-

Desember, 2017)

Laporan Akhir Penelitian Hukum Tentang Efektefitas UU NO.11 Tahun 2008

Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, Badan Pembinaan Nasional

Kementrian Hukum Dan Ham RI, 2010

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu

Manajemen YKPN, 2002), Edisi 1

Muhammad Nur Firdaus Patria Rizky, “Analisis Kesesuian Praktik Pembiayaan

Murabahah Berbasis Fintech Syariah Di Syarq.Com Dengan Fatwa DSN-MUI

NO:117/DSN-MUI/II/2018”, (Skripsi S-1 Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas

Islam Indonesia, 2019)

Mohammad Taufik Abdulhalim, “Kredit Online Melalui Teknologi Finansial

Menurut Peraturan OJK Nomor 77/POJK.01/2016”, LexPrivatum, Vol.VII/No.5

(Mei, 2019)

M.Erfan Riadi, “Kedudukan Fatwa Ditinjau Dari Hukum Islam Dan Hukum Positif”,

Ulumuddin, Vol.VI, (Januari-Juni, 2010)

Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik (Jakarta:Gema

Insani, Cet.Ke-14, 2009)

Nadia Qatrunnada & Indra Marzuki, “Analisis Akad Murabahah Dan Wakalah Bil

Ujrah Pada Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi (FINTECH)”, Al-Mizan,

Vol.3, No.2, (Agustus, 2019)

Pratiwi & Ahmad Rifai, “Urgensi Pembentukan Kitab Undang-undang Hukum

Ekonomi Syariah Indonesia”, Jurnal Syariah 4, (Juli, 2016)

Ratna Hartanto Dan Juliyani Purnama Ramli, “Hubungan Hukum Para Pihak Dalam

Peer To Peer Lending”, JH Ius Quia Iustum, Vol.25, issue 2, (Mei, 2018)

Page 101: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

92

Raden Ani Eko Wahyuni, “Perkembangan Ekonomi Islam Di Indonesia Melalui

Penyelenggaraan Fintech Syariah”, Mahkamah, Jurnal Kajian Hukum Islam, Vol.4,

N0.2, (Desember, 2019)

Tuti Hasanah, “Transformasi Fatwa Dewan Syariah Nasional Ke Dalam Hukum

Positif”, Syariah, Jurnal Hukum Dan Pemikiran, Vol.16, No.2, (Desember, 2016)

Internet

https://money.kompas.com selasa, 14 Januari 2020, 21.17 WIB

https://m.liputan6.com diakses pada minggu 31 mai 2020, 22.42 WIB

https://www.crunchbase.com/hub/fintech-companies#section-overview

https://m.hukumonline.com diakses pada hari jum’at, 20.45 WIB

https://www.ojk.go.id

https://keuangankontan.co.id diakses pada hari jum’at, 21.09 WIB

https://www.online-pajak.com diakses pada selasa, 24 maret 2020, 22.03 WIB

https://www.duniafintech.com/pengertian-dan-jenis-starup-fintech-di-indonesia/

diakses pada tanggal 26 maret 2020, 23.10 WIB

https://journal.unmasmataram.ac.id/index.php.GARA

LAMPIRAN

PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI

FINANSIAL

Pada Tanggal 21 April 2020, dan 28 Mai 2020, Via Telepon

A.Data-data PT.Syarfi Teknologi Finansial

1. Latar belakang berdirinya PT.Syarfi (Sejarah singkat,visi-misi,fungsi dan

tugas)?

2. Keunggulan syarfi dengan perusahaan fintech lainnya?

3. Skema produk-produk?

4. Perusahaan Penyedia barang yang bekerjasama dengan PT.Syarfi?

5. Perhitungan biaya-biaya murabahah?

Page 102: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

93

6. Dasar hukum pembentukan syarfi dan oprasional syarfi?

7. Berapa banyak pengguna yang menggunakan akad murabahah?

8. Apakah ada dokumen perjanjian keanggotaan Syarfi?

B.Kontrak dan mekanisme murabahah di PT.Syarfi

1. Grafik pengguna yang menggunakan akad murabahah?

2. Apakah ada perjanjian keanggotaan pada Syarfi?

3. Mekanisme oprasional atau alur pengajuan pola murobahah?

4. Dalam penyediaan barang apakah bekerjasama dengan e-commerce dan

marketplace (tokopedia,buka lapak,dll)?

5. Berapa lama proses persetujuan pembiayaan?

6. Apakah pengguna dana ketika ingin melakukan pembiayaan, harus

menggunakan wa’ad (perjanjian khusus) terlebih dahulu?

7. Kepemilikan barang menggunakan atas nama siapa?

8. Apa hak dari penyedia barang dan pengguna?

9. Hubungan hukum antara PT.Syarfi dengan BANK?

10. Apakah ada jaminan dalam murobahah?

11. Bagaimana penerapan pengambilan keuntungan?

12. Apakah ada pembatalan kontrak murabahah?

13. Prosedur pembatalan kontrak murabahah?

14. Apakah ada kontrak murobahah konsumtif, restrukturisasi, dan produktif?

15. Apakah adah konversi akad murobahah?

16. Apakah selama ini terdapat masalah atau sengketa dalam pembiayaan?

C.Mitigasi Risiko

1. Bagaimana penerapan manajemen risiko yang dilakukan PT.Syarfi?

2. Langkah apa saja yang dibutuhkan untuk meminimalisir risiko pembiayaan?

3. Bagaimana jika terjadi wanprestasi?

4. Apakah ada denda?

Page 103: KESESUAIAN PRAKTIK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA CEO PT.SYARFI TEKNOLOGI FINANSIAL ... mengatur

94