17
1 TUGAS KELOMPOK KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK BESAR DAN KELOMPOK KECIL DALAM PKR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap PENGAMPU Drs. H. Fansuri, M.Pd KELOMPOK 5 Yuliana (A1E 307901) Maida Mustika (A1E 307907) Aulia Azizah (A1E 307911) Rusdi (A1E 307912) Miyandi Eko Anugarah (A1E 307919) Ukhti Fada Uhara (AIE 307928) Noorhayati (AIE 307939) Noviecka Wieyanthi (AIE 307954) Paulina Rohana (AIE 307955) Marietna TM (AIE 307961) DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM S-1 PGSD GURU KELAS UPP BANJARBARU 2009

Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan Dalam Pkr

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Secara teori memang mudah digambarkan strategi mengajar yang sebaiknya guru. Tetapi di lapangan sangat diperlukan kemampuan dan keterampilan bagaimana supaya pembelajaran kelas rangkap efektif dan efisien. Salah satu keterampilan yang sangat penting dikuasai seorang guru adalah mengajar kelompok kecil dan perorangan, yang merupakan keterampilan khusus yang sangat diperlukan oleh guru SD dalam pembelajaran kelas rangkap

Citation preview

Page 1: Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan Dalam Pkr

1

TUGAS KELOMPOK

KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK BESAR DAN KELOMPOK

KECIL DALAM PKR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap

PENGAMPU

Drs. H. Fansuri, M.Pd

KELOMPOK 5

Yuliana (A1E 307901)

Maida Mustika (A1E 307907)

Aulia Azizah (A1E 307911)

Rusdi (A1E 307912)

Miyandi Eko Anugarah (A1E 307919)

Ukhti Fada Uhara (AIE 307928)

Noorhayati (AIE 307939)

Noviecka Wieyanthi (AIE 307954)

Paulina Rohana (AIE 307955)

Marietna TM (AIE 307961)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM S-1 PGSD GURU KELAS

UPP BANJARBARU

2009

Page 2: Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan Dalam Pkr

2

KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN

PERORANGAN DALAM PKR

Secara teori memang mudah digambarkan strategi mengajar yang sebaiknya

guru. Tetapi di lapangan sangat diperlukan kemampuan dan keterampilan

bagaimana supaya pembelajaran kelas rangkap efektif dan efisien. Salah satu

keterampilan yang sangat penting dikuasai seorang guru adalah mengajar

kelompok kecil dan perorangan, yang merupakan keterampilan khusus yang

sangat diperlukan oleh guru SD dalam pembelajaran kelas rangkap.

A. Pengertian

Untuk mengingatkan Anda pada pengalaman mengajar kelas rangkap,

coba baca dan perhatikan ilustrasi berikut ini :

Bu Nani, guru kelas IV di SD Sumber Said pada suatu hari harus merangkap

kelas V karena Bu Tini berhalangan hadir. Untuk mengajar kelas tersebut, secara

mendadak Bu Tini mendapat rencana. Kelas IV yang jumlahnya 22 orang

dibaginya menjadi 5 kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 orang. Udin

dan Adrian disuruh bekerja sendiri Karena mereka sangat cepat membaca.

Kelompok dan anak yang bekerja sendiri disuruh membaca satu wacana secara

singkat dan kemudian menjawab pertanyaan yang diberikan. Jika Udin dan

Adrian sudah selesai mengerjakan tugasnya mereka diminta memmbantu

kelompok yang belum selesai. Sementara Kelas IV bekerja, Bu Nanin akan

mengajar kelas V, dan sewaktu-waktu pergi ke Kelas IV untuk membantu

kelompok

Ilustrasi di atas menggambarkan rencana mengajar kelompok kecil dan

perorangan yang dibuat secara mendadak oleh Bu Nani. Jika Anda kaji

ilustrasi tersebut dengan cermat. Anda akan melihat bahwa Kelas IV dibagi

menjadi 5 kelompok. Di samping itu, ada murid yang secara perorangan

karena keduanya biasanya bekerja sangat cepat. Jadi dalam waktu yang sama,

Bu Nani akan memadu murid yang belajar perorangan dan secara kelompok.

Dengan demikian mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah belajar

yang memungkinkan guru dalam waktu yang sama menghadapi kelompok

Page 3: Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan Dalam Pkr

3

kecil dan murid yang bekerja secara perorangan. Setiap kelompok dan

perorangan mempunyai kesempatan untuk bertatap muka dengan guru.

Dari ilustrasi di atas dapat Anda simak bahwa pengajaran kelompok kecil

dan perorangan ditandai hal-hal berikut :

1. Adanya hubungan antara pribadi yang sehat antara guru dan murid serta

murid dengan murid.

2. Siswa dapat kesempatan belajar sesuai dengan minat, cara dan

kesempatan sendiri.

3. Murid mendapat bantuan dari guru jika ia memerlukanya

4. Dalam batas-batas tertentu, murid dapat dilibatkan dalam penentuan cara

belajar, alat yang akan digunakan, dan tujuan yang ingin dicapai.

Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru

membimbing murid alam belajar secara kelompok dengan jumlah berkisar

antara 3 hingga 5 orang atau paling banyak 8 orang untuk setiap

kelompoknya. Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau

pengajaran individual adalah kemampuan guru dalam membimbing murid

dalam belajar secara individual terutama bagi siswa yang mengalami

kesulitan belajar atau bermasalah.

B. Rasional

Adapun alasan-alasan perlu dikuasai guru dalam keterampilan mengajar

kelompok kecil dan perorangan sebagai berikut :

a. Pada dasarnya murid mempunyai kemampuan dan cara belajar yang

berbeda. Dalam pengajaran klasikal, guru memperlakukan murid dengan

cara yang sama, sehingga perbedaan kemampuan dan cara belajar murid

hampir tak pernah mendapat perhatian.

b. Pengajaran kelompok kecil dan perorangan memungkinkan terjadinya

hubungan antapribadi yang lebih akrab dan sehat antara guru dengan

murid dan murid dengan murid.

c. Kadang-kadang murid dapat lebih mudah belajar dengan cara mengajar

temannya atau dengan cara belajar bersama teman seperti mengerjakan

tugas bersama dan bertukar pendapat.

Page 4: Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan Dalam Pkr

4

d. Kegiatan kelompok kecil memungkinkan murid terlibat lebih aktif dalam

belajar, sehingga tanggung jawab murid dalam belajar juga menjadi lebih

besar.

e. Sejalan dengan kegiatan kelompok kecil, kegiatan individual atau

perorangan juga mempunyai berbagai kekuatan.

C. Variasi Pengorganisasian

Penggunaan variasi pengorganisasian dimaksudkan agar murid terhindar

dari perasaan jenuh dan membosankan, yang menyebabkan perasaan malas

menjadi muncul.

Variasi pengorganisasian merupakan keterampilan guru di dalam

menggunakan bermacam-macam kemampuan untuk mewujudkan tujuan

belajar peserta didik sekaligus mengatasi kebosanan atau kejenuhan dan

menimbulkan minat, gairah, dan aktivitas belajar yang efektif.

Variasi pengorganisasian, mencakup penggunaan pola interaksi multi

arah artinya antara guru dengan murid, murid dengan guru atau murid dengan

murid.

Variasi pengorganisasian mencakup pengelompokkan siswa, penataan

ruang, dan variasi pemanfaatan sumber belajar.

a. Variasi pengelompokkan siswa

Dalam pembelajaran kelas rangkap, keaktifan kelompok merupakan

salah satu kunci keberhasilan belajar siswa. Agar guru dapat

mengaktifkan kelompok sebaiknya guru memahami prinsip-prinsip dasar

pembelajaran kelas rangkap.

Dalam pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap pengelompokkan

siswa merupakan suatu keharusan guna menjamin proses belajar siswa

agar tetap afektif. Mengenai pengelompokkan belajar siswa ini terdapat

beberapa variasi yang dapat dipilih sesuai kebutuhan, yaitu :

1) Pengelompokkan murid berdasarkan rombongan belajar

Dalam hal ini pembagian kelompok berdasarkan kelasnya. Hal ini

dilakukan jika dalam pelaksanan pembelajaran kelas rangkap

menggunakan model pengelolaan PKR 111, PKR 211, PKR 221, dan

Page 5: Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan Dalam Pkr

5

PKR 311 yaitu bentuk pelaksanaan PKR dalam satu ruangan.

Misalnya kelas III, kelas IV, dan kelas V di dalam satu ruangan. Ini

berarti dalam satu ruangan ada tiga kelompok/rombongan siswa

sesuai kelasnya.

2) Pengelompokkan murid berdasarkan kesamaan kemampuan

3) Pengelompokkan murid berdasarkan kemampuan campuran

4) Pengelompokkan murid berdasarkan kesamaan usia

5) Pengelompokkan berdasarkan kompatibilitas murid

Setiap murid memiliki hubungan pertemanan yang didasarkan pada

rasa saling menyukai atau rasa persahabatan. Dasar pertemanan

biasanya karena tempat tinggal karena tempat tinggal berdekatan,

duduk di kelas selalu bersama, sering mengerjakan tugas atau belajar

bersama, dan karena memiliki kegiatan yang sama di luar sekolah.

Terbentuknya kelompok seperti ini bersifat alami pengelompokan

ini berdasarkan adanya kebutuhan pembelajaran, yaitu karena

adanya tugas berkaitan dengan kedekatan tempat tinggal.

6) Pengelompokan murid sesuai kebutuhan pembelajaran

Dalam pembelajaran telah dirumuskan tujuannya oleh guru.

Tercapainya tujuan itu perlu dukungan dengan pengelompokan

murid sesuai kebutuhannya.

Dalam pembelajaran kelas rangkap dasar pengelompokan siswa

harus divariasi untuk menghindari kejenuhan, kebosanan, dan untuk

menumbuhkan gairah belajar.

b. Variasi Penataan Ruang

Penerapan PKR dalam satu ruangan memerlukan penataan ruangan

yang lebih kompleks daripada PKR dalam 2 atau 3 ruangan. Untuk yang

dilaksanakan dalam 2 atau 3 ruangan, penataan ruangan dalam hal ini

tempat duduk murid dan papan tulis diatur atas dasar kemudahan guru

dalam mengelola secara bergilir kedua atau ketiga ruangan tersebut.

Contoh, guru merangkap kelas I, II, dan III, dengan jumlah murid rata-

rata 15 maka dapat digunakan ruang kelas I, sedang kelas II dan kelas III

digabung di ruang kelas I, karena jumlah siswa sedikit. Tetapi jika

Page 6: Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan Dalam Pkr

6

jumlah murid banyak diperlukan dua ruang kelas, sehingga kelas II dan

III digabung dalam satu ruangan.

Penataan ruang untuk pengelolaan PKR dalam satu ruangan selain

pertimbangan kemudahan penanganan dua atau tiga rombongan belajar

juga pertimbangan iklim kelas dan mekanisme interaksi guru-siswa.

c. Variasi sumber belajar

Sumber belajar mencakup segala sesuatu seperti manusia, benda,

alam sekitar, masyarakat, kepustakaan, dan hasil kebudayaan yang

berpontensi memberi informasi kepada siswa dalam belajar. Berbagai

sumber belajar tersebut sebaiknya digunakan secara bervariasi dalam

pembelajaran kelas rangkap, sehingga tetap terjaga kegairahan dan

motivasi belajar siswa. Contoh, seorang guru mengajar dengan

merangkap tiga kelas yaitu kelas IV, V, dan VI maka sisa kelas VI bisa

diberi tugas dimana jawaban dapat diperoleh dari sebuah buku di

Perpustakaan. Siswa kelas V diberi tugas dengan mencari jawaban di

alam sekitar misal di kebun sekolah/halaman sekolah, kelas enam diberi

tugas yang jawabannya diperoleh dari sumber masyarakat.

d. Variasi model implementasi

Model 1. Pelajaran diawali dengan pertemuan klasikal untuk

memberikan informasi dasar, penjelasan tentang tugas yang akan

dikerjakan, serta hal-hal lain yang dianggap perlu. Dalam model 1 ini,

setelah pertemuan kelas, murid diberikan kesempatan untuk memilih

kegiatan dengan bekerja dalam kelompok atau bekerja secara perorangan.

Model 2. Pertama diawali dengan pengarahan atau penjelasan secara

klasikal tentang materi, tugas, serta cara yag digunakan. Setelah itu

langsung bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang diakhiri dengan

laporan kelompok.

Model 3. Pertemuan diawali dengan penjelasan secara klasikal.

Setelah itu murid langsung bekerja secara perorangan dan kemudian

bergabung dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengolah hasil yang

dicapai dan diakhiri dengan laporan kelompok.

Page 7: Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan Dalam Pkr

7

Model 4. Pertemuan diawali dengan penjelasan klasikal tentang

kegiatan atau tugas yang akan dilaksanakan. Setelah itu langsung bekerja

secara perorangan.

D. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengajar Kelompok Kecil dan

Perorangan

Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan harus memperhatikan

hal-hal sebagai berikut :

a. Pembelajaran dilakukan berdasarkan perbedaan individual

Murid SD secara individual berbeda dalam banyak hal. Perbedaan

tersebut antara lain: berbeda dalam kemampuan berpikir, karakteristik,

berbeda secra emosional, berbeda daya tangkapnya, bakat, maupun

minatnya.

Guru yang baik akan memberikan layanan secara khusus kepada

murid yang agak lambat menangkap materi pelajran. Demikian dalam

menghadapi perbedaan individual dapat dilakukan melalui pembelajaran

kelompok kecil. Misalnya siswa yang berkemampuan kurang dijadikan

satu kelompok, atau siswa yang tampak agresif jadi satu kelompok,

kemudian diberikan layanan bimbingan belajar secara khusus.

b. Memperhatikan dan melayani kebutuhan murid

Dalam pembelajaran kelas rangkap perlu memperhatikan dan

melayani kebutuhan murid. Murid berasal dari latar belakang keluarga

yang tidak sama, serta lingkungan kehidupan yang tidak sama pula

sehingga memiliki pengalaman hidup berbeda satu sama lain. Perbedaan

ini menyebabkan perbedaan kebutuhan siswa. Seyogyanya guru

memberikan layanan atau bimbingan belajar kepada murid sesuai dengan

perbedaan keperluan yang dimilikinya. Contoh, jika dijumpai murid yang

berkemampuan rendah maka perlu bimbingan secara perorangan dan

tugas disesuaikan dengan kemampuan. Jika ada murid yang tidak

memiliki buku cetak karena tidak mampu beli sedang yang lain memiliki,

maka dapat dipinjami buku milik sekolah., atau teman lain diminta untuk

bersedia bersama-sama.

Page 8: Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan Dalam Pkr

8

c. Mengupayakan proses belajar mengajar yang aktif dan efektif

Hal ini yang diutamakan dalam pembelajaran, bukan bagaimana

guru mengajar, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana guru

mengajar agar murid melakukan tindak belajar secara aktif adan efektif.

Unuk mengaktifkan dan mengefektifkan murid belajar dalam proses

belajar mengajar, guru juga harus berusaha secara aktif memberikan

bimbingan belajar. Tidak seperti yang dikonotasikan murid aktif guru

pasif atau yang penting murid aktif sendiri sedang aktivitas guru tidak

dipersoalkan . Contoh, saat guru memberi tugas, atau diskusi kelompok,

guru selalu berada di tengah kelompok untuk memberikan bimbingan

atau bantuan kepada murid dan memperhatikan kekompok atau murid

yang mengalami kesulitan mengerjakan tugas.

d. Merangsang tumbuh-kembangnya kemampuan optimal murid

Tugas guru sebagai pendidik di sekolah pada dasar adalah membantu

tumbuh-kembangnya murid secara optimal seluruh aspek perkembangan,

yaitu baik aspek intelektual, aspek emosional, aspek moral, aspek bahasa,

aspek social, maupun aspek fisik. Semua aspek tersebut tumbuh-

kembangnya menjadi tanggung jawab guru disekolah. Aspek moral,

emosional, social, dapat dilakukan melalui contoh teladan, cara atau pola

asuh guru terhadap murid berupa tutur kata. Sedangkan aspek bahasa

peran guru jelas sekali dalam proses belajar mengajar, yaitu penggunaan

bahasa sesuai tingkat perkembangan murid maupun penggunaan bahasa

yang baik dan benar. Tumbuh-kembang aspek fisik terutama dilakukan

oleh guru pendidikan jasmani maupun oleh guru kelas melalui kegiatan-

kegiatan lain seperti senam pagi, berbaris, kegiatan hari-hari besar dan

sebagainya.

e. Pergeseran dari pengajaran klasikal ke pengajaran kelompok kecil dan

perorangan.

Bagi guru yang sudah biasa dengan pengajaran klasikal, sebaiknya

dimulai dengan pengajaran kelompok, kemudian secara bertahap kepada

pengajaran perorangan. Tidak semua topik atau pokok bahasan dapat

dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil maupun perorangan.

Page 9: Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan Dalam Pkr

9

Hal-hal yang bersifat umum seperti pengarahan informasi umum

sebaiknya diberikan dalam bentuk kelas besar. Contoh jika murid diminta

untuk membuktikan bahwa titik didih air 100⁰C melalui eksperimen

maka sebaiknya dilakukan pembelajaran kelompok kecil atau

perorangan, tetapi jika murid diminta untuk memahami sebuah konsep,

prinsip, atau teori tentang tata surya maka akan efektif jika pembelajaran

dilakukan secara klasikal.

f. Langkah pengajaran kelmpok kecil dan perorangan

Dalam pengajaran kelompok kecil, langkah pertama adalah

mengorganisasi siswa, sumber, materi, ruangan, serta waktu yang

diperlukan dan diakhiri dengan kegiatan kulminasi yang dapat berupa

rangkuman, pemantapan, atau laporan. Dalam pengajaran perorangan

guru harus mengenal murid secara pribadi sehingga kondisi belajar dapat

diatur. Kegiatan dalam pengajaran perorangan dapat dilakukan melalui

paket belajar atau bahan yang telah disiapkan oleh guru. Contoh murid

yang mengalami kesulitan soal matematika perlu diberikan bimbingan

belajar secara perorangan. Sedangkan siswa yang tidak mengalami

kesulitan diminta mengerjakan sendiri atau diperbolehkan bertanya pada

teman.

g. Menggunakan berbagai variasi dalampengorganisasiannya

Variasi pengorganisasian mencakup variasi pengelompokkan, variasi

penataan ruang dan variasi sumber belajar. Ketiga variasi tersebut perlu

dilakukan dalam pembelajaran kelas rangkap. Mengingat guru tidak

dapat berperan dan mengontrol secara terus menerus terhadap semua

kelompok besar. Contoh siswa tidak selalu dalam kelompok yang sama

tetapi sekali-kali diminta untuk memilih teman yang disukai untuk berada

dalam kelompoknya.

Page 10: Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan Dalam Pkr

10

KOMPONEN KETERAMPILAN MENGAJARAN KELOMPOK KECIL

DAN PERORANGAN

Dalam kegiatan belajar ini, anda akan mendapat kesempatan untuk

membahas dan berlatih menerapkan komponen-komponen keterampilan mengajar

kelompok kecil dan perorangan. Kemampuan menguasai dan menerapkan

keterampilan tersebut akan sangat membantu anda dalam mengajar kelas rangkap.

Anda akan lebih mampu mengatur waktu dan kegiatan murid sehingga waktu

kegiatan akademik akan meningkat pula.

Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dibagi menjadi 4

komponen, yaitu:

1. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi

2. Keterampilan mengorganisasikan kegiatan

3. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar

4. Keterampilan merencanakan dan melaksankan kegiatan pembelajaran

1. Keterampilan Mengadakan Pendekatan Secara Pribadi

Pengajaran kelompok kecil dan perorangan mempersyaratkan terjadinya

hubungan yang akrab dan sehat antara guru dan murid serta antara murid dan

murid. Hubungan yang seperti ini hanya mungkin terjadi jika guru mampu

mengadakan pendekatan secara pribadi. Untuk itu guru perlu memperhatikan

dan melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Tunjukkan perhatian yang hangat

Perhatian yang hangat, akrab dan bersahabat menumbuhkan

perasaan, kemauan dan keinginan belajar tanpa adanya perasaan

terpaksa. Murid belajar dengan penuh suka cita, kegembiraan, dan

keriangan karena merasa mendapat perhatian dari guru. Murid belajar

dengan serius dan berkonsentrasi penuh pada pelajaran sehingga hasil

belajar yang dicapai juga akan lebih baik. Untuk terjadinya hal tesebut

guru dapat menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan

murid baik dalam kelompok kecil maupun perorangan.

Page 11: Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan Dalam Pkr

11

b. Mendengar pendapat murid

Seorang guru yang baik, mengahargai pendapat murid, tidak

mengabaika dan meremehkan. Setiap apa yang disampaikan atau

pendapat murid ditanggapi dengan sungguh-sungguh. Mendengarkan

secara simpatik ide-ide yang dikemukakan oleh siswa. Kebutuhan murid

akan penghargaan akan terpenuhi. Hal ini menumbuhkan kebutuhan

aktualisasi diri murid, sehingga motivasi belajarnya meningkat. Terutama

motivasi intrinsic yang sangat penting dalam proses belajar murid, dan

untuk mencapai keberhasilan belajar.

c. Berikan respon yang positif

Respon positif akan memberikan penguatan bagi murid untuk lebih

meningkatkan upayanya dalam berprestasi dan belajar lebih giat. Murid

akan memiliki keberanian berpartisipasi aktif dan kreatif dalam

pembelajaran. Guru yang baik akan selalu memberikan respon positif

terhadap buah pikiran murid, betapapun kecilnya buah pikiran.

d. Ciptakan hubungan saling percaya

Membangun hubungan saling mempercayai bagi guru sangat penting

agar siswa mau mengungkapkan kesulitan-kesulitan ataupun persoalan

yang dihadapi. Dengan begitu guru dapat membantu mencarikan

solusinya, dan murid tidak terjebak dalam permasalahan yang kompleks.

Sehingga murid dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, dan dapat

mencapai prestasi belajar yang baik.

e. Tunjukkan kesediaan membantu murid

Guru harus mampu menunjukkan kesiapan untuk membantu murid,

agar murid merasa tidak ragu-ragu untuk meminta bantuan. Khususnya

bantuan layanan kesulitan belajar. Paling tidak murid mau bertanya jika

mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal ataupun tugas, baik di

kelas maupun di luar kelas.

f. Bersikap terbuka terhadap murid

Menerima perasaan murid dengan penuh pengertian dan terbuka.

Sikap guru terhadap murid yang mengungkapkan perasaannya hendaknya

diterima dengan hati yang lapang, dan mencoba memahami ungkapkan

Page 12: Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan Dalam Pkr

12

perasaan murid tersebut. Sikap ini menumbuhkan rasa percaya murid

terhadap guru. Dengan demikian murid beranggapan bahwa guru sebagai

teman sejati dan sahabat yang bisa diajak berbagi perasaan. Jika guru

mampu merasakan apa yang dirasakan oleh murid dan kemudian

berusaha merespon secara tulus, guru telah berhasil menciptakan

hubungan yang akrab dan sehat.

g. Kendalikan situasi agar murid merasa aman

Berusahalah mengendalikan situasi hingga murid merasa aman,

penuh pemahaman, merasa dibantu, serta merasa menemukan alternative

pemecahan masalah yang dihadapi. Penciptaan situasi belajar yang aman

dan menyenangkan bagi murid sangat tergantung dari kemampuan guru

untuk menerapkan berbagi keterampilan dasar mengajar. Memberi

penguatan secara tepat, menghindari respon negatif, memberi petunjuk

yang jelas, tegas dalam bertindak, merupakan usaha-usaha yang dapat

dilakukan guru dalam menciptakan suasana belajar yang aman dan

menyenangkan.

2. Keterampilan Mengorganisasikan Kegiatan

Mengorganisasikan kegiatan mengandung arti merancang, mengatur dan

mengendalikan kegiatan belajar pembelajaran yang tepat. Selama kegiatan

mengajar kelompok kecil atau perorangan berlangsung, guru berperan sebagai

organisator yang mengatur dan memonitor kegiatan dari awal sampai akhir.

Untuk itu guru perlu memperhatikan dan melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Adakah pengenalan umum mengenai isi dan latar kegiatan belajar yang

akan dilaksanakan. Meliputi pemberian orientasi umum tentang tujuan,

tugas, cara kerja, waktu, tempat kerja dan sebagainya sebelum kegiatan

kelompok atau perorangan di mulai.

b. Gunakan variasi kegiatan sesuai kebutuhan. Memvariasikan kegiatan

yang mencakup penyediaan ruangan, peralatan, dan cara

melaksanakannya. Memvariasi kegiatan, misalnya berupa observasi,

diskusi hasil observasi, memecahkan masalah, membuat kerajinan tangan

bersama atau belajar sendiri dari buku.

Page 13: Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan Dalam Pkr

13

c. Adakan pengelompokkan murid yang sesuai dengan tujuan.

Pengelompokkan murid dibentuk secara tepat agar tujuan pembelajaran

dapat tercapai dengan baik misalnya mengelompokkan berdasarkan

tempat duduknya, kemampuannya (yang pintar dengan yang pintar atau

dicampur), atau menurut keinginan (minat). Pengelompokkan murid

dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan keperluan.

d. Koordinasi kegiatan. Jangan lupa mengkoordinasikan aneka kegiatan

yang berlangsung. Mengkoordinasi kegiatan dengan cara melihat

kemajuan murid dari awal sampai akhir kegiatan. Dengan cara ini, guru

akan dapat memantau apakah tugas dikerjakan dengan benar atau apakah

murid memerlukan bantuan.

e. Berikan perhatian pada berbagai tugas yang diberikan. Guru yang baik

juga akan membagi perhatian kepada berbagai tugas dan kebutuhan

murid sehingga murid selalu merasa bahwa guru ada bersama mereka

karena bantuan yang mereka perlukan selalu diberikan pada saat yang

tepat.

f. Usahakan agar pada akhir kegiatan selalu ada penyimpulan. Mengakhiri

kegiatan dengan suatu kulminasi yang tepat akan memungkinkan murid

saling belajar. Memajangkan hasil karya, menanggapi hasil kerja

kelompok, mendemonstrasikan hasil kerja, merupakan contoh-contoh

kegiatan kulminasi yang ememungkinkan murid saling belajar.

3. Keterampilan Membimbing dan Memudahkan Belajar

Didalam belajar murid memerlukan bimbingan dan kemudahan.

Bimbingan berfungsi memberi jalan bagaimana sebaiknya murid mempelajari

sesuatu. Kemudahan belajar berfungsi memberikan suasana yang mendorong

murid untuk meningkatkan aktivitas belajar. Keterampilan ini memungkinkan

guru membantu murid untuk maju tanpa mengalami frustasi. Untuk itu guru

perlu memperhatikan dan melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Berikan penguatan terhadap perilaku murid yang baik. Dengan

memberikan penguatan mendorong untuk maju atau mencapai hasil

belajar yang lebih baik. Berikanlah penguatan secara tepat sehingga

murid terdorong untuk belajar lebih baik. Penguatan yang diberikan

Page 14: Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan Dalam Pkr

14

haruslah bermakna, hangat, tepat sasaran, bervariasi, dan diberikan

segera setelah murid menunjukkan perilaku (jawaban, tugas dan lain-

lain) yang diharapkan.

b. Melakukan supervisi proses awal dan bersikap tanggap terhadap keadaan

murid. Guru dapat mengembangkan supervisi proses awal, yakni sikap

tanggap guru terhadap murid baik individu maupun kelompok yang

memungkinkan guru mengetahui apakah segala sesuatu berjalan lancar

sesuai dengan yang dihadapkan.

c. Melakukan supervise proses lanjut.Mengadakan supervise proses lanjut

yang memusatkan perhatian pada penekanan dan pemberian bantuan

ketika kegiatan berlangsung.

Untuk itu guru harus mampu berinteraksi dengan murid sehingga bantuan

yang diberikan cukup efektif. Interaksi berupa bantuan ini dapat

dilakukan dalam bentuk-bentuk berikut :

1. Memberikan pelajaran tambahan atau bimbingan belajar

(tutorial).Misalnya untuk konsep / topik yang sukar dipahami.

2. Melibatkan diri sebagai peserta aktif dari kelompok yang

mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan anggota

kelompok lain. Kehadiran guru dalam kelompok akan mendorong

murid untuk lebih aktif.

3. Memimpin diskusi kelompok kecil, jika diperlukan.

4. Bertindak sebagai katalisator, yaitu meningkatkan kemampuan siswa

untuk berpikir/belajar melalui pertanyaan, komentar, dan saran-

saran.

d. Mengadakan supervisi pemanduan, yang bertujuan untuk menilai

pencapaian tujuan kegiatan serta menyiagakan untuk mengikuti kegiatan

akhir.

Ini dilakukan dengan mendatangi kelompok, menilai kemajuannya, dan

menyiapkan mereka untuk mengikuti kegiatan akhir cara efektif.

Jika kita kaitkan keterampilan tersebut dengan pembelajaran kelas

rangkap, kita akan melihat bahwa keterampilan ini sangat dibutuhkan.

Guru yang terampil membimbing dan memudahkan muid belajar,

Page 15: Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan Dalam Pkr

15

mengajar dua kelas atau lebih tidak akan menjadi masalah. Guru tidak

harus membimbing atau membantu semua murid, namun guru tahu kapan

dia harus membantu siapa, dan bagaimana dia harus membantu.

4. Keterampilan Merencanakan dan Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran

(Kegiatan Belajar Mengajar)

Kegiatan guru dalam pembelajaran seperti membuka pelajaran,

menyajikan kegiatan inti, membimbing peserta didik dan mengevaluasinya,

hendaknya diatur drngsn baik dan penuh kesungguhan.

Kegiatan belajar mengajar dalam rangka pelaksanaan PKR rancangan

kegiatan pembelajaran erat kaitannya dengan model PKR yang diterapkan.

Tugas guru yang utama adalah membantu murid melakukan kegiatan, baik

secara perorangan maupun secara kelompok. Untuk itu guru harus mampu

membuat perencanaan kegiatan belajar mengajar yang tepat bagi setiap murid

dan kelompok serta mampu melaksanakannya. Untuk membuat perencanaan

yang tepat, guru dituntut mampu mendiagnosis kemampuan akademis murid,

memahami gaya belajar mengajar, minat murid, dan sebagainya.

Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar

mengajar ini mencakup :

a. Membantu murid menetapkan tujuan pelajaran dan menstimulasi murid

untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk maksud tersebut dapat dilakukan

dengan diskusi atau menyediakan bahan-bahan yang menarik, yang

mampu mendorong murid untuk mencapai tujuan tersebut. Namun perlu

diingat bahwa kebiasaan menetapkan tujuan belajar bagi murid di

Indonesia belum membudaya, bahkan mungkin belum pernah ada murid

yang diberi kesempatan untuk menetapkan tujuan belajar. Oleh karena

itu, sebagai guru, anda perlu mulai memberikan kesempatan kepada

murid untuk sekali-kali (misalnya sebulan sekali) menetapkan tujuan

belajar.

b. Merencanakan kegiatan belajar mengajar bersama murid. Berdasarkan

hasil diagnosis penetapan tujuan, guru dapat merencanakan kegiatan

belajar yang sesuai dengan tujuan, minat, dan kemampuan murid.

Page 16: Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan Dalam Pkr

16

Perencanaan yang dibuat haruslah mencakup kriteria keberhasilan,

langkah-langkah kerja, waktu, serta kondisi belajar yang diperlukan.

c. Bertindak atau berperan sebagai penasehat bagi murid bila diperlukan.

Guru dapat memberikan bantuan yang tepat jika guru mampu

berinteraksi secara efektif dengan murid sehingga murid mau

mengungkapkan masalahnya. Kemudian guru dapat memberikan

saran/nasehat yang kira-kira dapat mengarahkan murid kearah belajar

yang lebih baik.

d. Membantu murid menilai pencapaian dan kemajuannya sendiri. Ini

berarti memberi kesempatan kepada murid untuk memperbaiki dirinya

sendiri yang merupakan kerja sama guru dengan murid dalam situasi

pendidikan yang manusiawi. Pada umumnya penilaian atas

kemajuan/pencapaian murid dilakukan oleh guru. Murid bahkan tidak

pernah dilibatkan dalam menilai dirinya sendiri. Oleh karena itu, anda

mempunyai kesempatan yang baik untuk mulai membimbing murid

menilai kemajuannya sendiri.

Dalam penerapannya, kelompok keterampilan mengajar kelompok kecil

dan perorangan masing-masing mempunyai tekanan yang berbeda.

Keterampilan mengorganisasikan kegiatan serta membimbing dan

memudahkan belajar lebih banyak terkait dengan mengajar kelompok

kecil sedangkan keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi

serta merencanakan dan melaksanakan kegiatan lebih banyak terkait

dengan pembelajaran perorangan.

Page 17: Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan Dalam Pkr

17

DAFTAR PUSTAKA

Djalil, Aria dkk. 2006. Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta:

Universitas Terbuka

Drs. Sunarwan, M. Pd