Upload
pia-pitrianto
View
21
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ekuasaan dari era orde baru ke era reformasi yang disertai dengan krisis muktimendimensimengakibatkan penganggguran dimana-mana. Perekonomian yang saat itu berpusat padausaha-usaha besar dan konglomerasi mengalami kesulitan besar. Konglomerat (pemilik konglomerasi) mengalami kesulitan keuangan. Daya beli masyarakat menurun, yangkemudian perusahaan-perusahaan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK
Citation preview
7/18/2019 Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu
http://slidepdf.com/reader/full/keunggulan-klasifikasi-iklim-secara-empirik-yaitu 1/12
1. Keunggulan Klasifikasi iklim secara empirik yaitu ?
Klasifikasi Iklim Secara Empirik Dibagi Menjadi 2 :
A. Klasf Iklim Berdsrkan Rational Moisture Budget
Dikembangkan Oleh Thornthwaite (1948). Konsep Dasarnya Adl Evapotranspirasi Potensial (Etp) &
Neraca Air. Etp Dihitung Dr Suhu Rata2 Bulanan ( T Dlm ºc ) Dg Koreksi Pjg Hari. Perhitgn Etp Utk 30
Hr (Pjg Hari 12 Jam).
B. Klasf Iklim Berdsrkan Pertumb Vegetasi
1) Sistem Klasf Koppen
Dasar Klasf Ini Adl Suhu & Hujan Rata2 Bulanan Maupun Tahunan Yg Dihub Kan Dg Kead Vegetasi
Alami Berdsrkan Peta Vegetasi De Candolle (1874).
Klasf Iklim Koppen Disusun Berdsrkan Lambang Atau Simbul Tipe Iklim Yg Dg Baik Merumuskan Sifat
Dan Corak Msg2 Tipe Hanya Dg Tanda Sbb :
Huruf Pertama (Huruf Bsr) Menyatakan Tipe Utama
Huruf Ke-2 (Huruf Kcl) Menyatakan Pengaruh Hujan
Huruf Ke-3 (Huruf Kcl) Menyatakan Suhu Udara
Huruf Ke-4 (Huruf Kcl) Menyatakan Sifat2 Khusus
Dlm Menentukan Tipe Iklim Menurut Koppen Bila Perumusannya Tlh Sampai Pd Kombinasi Dua Huruf
Tlh Dianggap Cukup Utk Mencirikan Iklim Suatu Daerah Secara Umum.
Koppen Membagi Tipe Utama Menjd 5 Kls Yaitu :
A = Iklim Hujan Tropik, Suhu Bulan Terdingin > 18 ºcB = Iklim Hujan, Evaporasi > Presipitasi
C = Iklim Sedang Berhujan, Suhu Bln Terdingin Berkisaran Ant – 3 ºc – 18 ºc & Suhu Bln Terpanas > 10
ºc
D = Iklim Hujan Dingin (Boreal), Suhu Bulan Terdingin < - 3 ºc Dan Suhu Bulan Terpanas > 10 ºc
E = Iklim Kutub, Suhu Bln Terpanas < 10 ºc
2) Klasifikasi Scmidth – Ferguson
Sistem Klasf Ini Sgt Terkenal Di Indonesia & Byk Digunakan Dlm Bdg Kehutanan & Perkebunan.
Penentuan Tipe Iklim Menurut Klasf Ini Hanya Memperhatikan Unsur Iklim Hujan & Memerlukan DataHujan Bulanan Plg Sedikit 10 Th.
Schmidth & Ferguson Menentukan Bb, Bl, & Bk Thn Demi Thn Selama Periode Pengamatan Yg Kmd
Dijmlkan & Dihitung Rata2nya. Penentuan Tipe Iklimnya Mempergunakan Nilai Q Yi :
Q = Rata2 Bulan Kering (Bk) X 100 %
Rata2 Bulan Basah (Bb)
7/18/2019 Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu
http://slidepdf.com/reader/full/keunggulan-klasifikasi-iklim-secara-empirik-yaitu 2/12
Dari Perhitungan Nilai Q Tsb & Dg Menggunakan Segi 3 Schmidth & Ferguson Mk Didptkan 8 Tipe
Iklim Dr A – H Sbb :
A = Daerah Sgt Basah Dg Vegetasi Hutan Hujan Tropika
B = Daerah Basah Dg Vegetasi Masih Hutan Hujan Tropika
C = Daerah Agak Basah Dg Hutan Rimba, Diantnya Terdpt Jenis Vegetasi Yg Daunnya Gugur Pd
Musim Kemarau, Mis : JatiD = Daerah Sedang Dg Vegetasi Hutan Musim
E = Daerah Agak Kering Dg Vegetasi Hutan Sabana
F = Daerah Kering Dg Vegetasi Hutan Sabana
G = Daerah Sgt Kering Dg Vegetasi Pd Ilalang
H = Daerah Ekstrim Kering Dg Vegetasi Padang Ilalang
Keunggulan mempelajari klasifikasi iklim secara empirik yaitu :
Sistem klasifikasinya lebih mudah karena hanya memperhatikan Unsur Iklim Hujan & Memerlukan Data
Hujan Bulanan Plg Sedikit 10 Th. Sistem klasifikasi secara empirik dapat digunakan untuk klasifikasi
iklim di lingkungan perkebunan
Klasifikasi iklim menurut schmidt-ferguson dan kopen lebih mudah digunakan dari pada sistem
klasifikasi menurut olldemen karena :
Sistem klasifikasi oldemen hanya berorientasi untuk pengklasifikasian iklim di sistem pertanian
tanaman pangan saja misalkan padi dan serealia. Selain itu sistem klasifikasi oldemen merupakn sistem
klasifikasi yang baru ada di Indonesia. Sedangkan schmidt-ferguson dan kopen merupakan klasifikasi
iklim yang mudah dan hanya memperhatikan kondisi iklim hujan dan data hujan selama 10 thn terakhir
sehingga lebih cepat dalam penentuan iklim.
2a. Wilayah prof NTT dan NTB beriklim kering karena wilayah tersebut mempunyai iklim tropis dengan
rata-rata curah hujan relatif pendek. Keadaan curah hujan tahunan rata-rata tercatat 58.75 mm. sedangkan
di wilayah sumatra jawa kalimantan dan sulawesi merupakan wilayah beriklim basah karena mempunyai
rata-rata curah hujan yang panjang.
2.b Proses perubahan musim terjadi karena letak relatif matahari terhadap permukaan bumi bergeser.
Untuk Indonesia sinar matahari jatuh hampir tegak lurus pada wilayah khatulistiwa pada bulan Agustus,
Oktober, September, kemudian melintas ke selatan sehingga pada bulan Desember , Januari sinar
matahari hamir tegak lurus pada wilayah sekitar 23 derajat lintang Selatan, sehingga benua Australia
musim panas dan Asia musim dingin, angin basah (yang membawa uap air) bergerak dari Asia melintas
Indonesia sehingga Indonesia mengalami musim hujan pada bulan November, Desember, Januari,
Februari. Kemudian matahari bergerak ke utara lagi sehingga pada bulan Maret , April , Mei posisi relatif
matahari menyebabkan perubahan musim di Indonesia dan pada bulan Juni , Juli sinar matahari hampir
tegak lurus pada wilayah sekitar 23 derajat lintang Utara , ketika itu benua Asia musim panas dan angin
kering dari Australia melintasi Indonesia ke arah benua Asia sehingga Indonesia megalami musim
kemarau.
Mulainya musim hujan /kemarau pada berbagai wilayah Indonesia bisa saja berbeda karena pergerakan
7/18/2019 Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu
http://slidepdf.com/reader/full/keunggulan-klasifikasi-iklim-secara-empirik-yaitu 3/12
awan/angin dipengaruhi oleh topografi dan tekanan udara, suhu, kelembaban pada sekitar Indonesia
terutama pada laut pasifik yang dikenal sebagai gejala La Nina dan El Nino dan pada laut India yang
dikenal sebagai gejala Dipole Mode..
Musim kemarau adalah salah satu musim yang terjadi di daerah khatulistiwa (daerah tropis) dan
dipengaruhi oleh angin muson. Musim kemarau di Indonesia terjadi pada bulan April sampai Oktober.
Musin kemarau disebabkan oleh hembusan angin muson timur yang bertiup dari Benua Australia yang bertekanan maksi- mum ke Benua Asia yang bertekanan minimum. Hembusan angin ini sedikit membawa
uap air sehingga Indonesia mengalami musim kemarau.
Musim hujan atau musim basah adalah musim dengan ciri meningkatnya curah hujan di suatu wilayah
dibandingkan biasanya dalam jangka waktu tertentu secara tetap. Musim hujan hanya dikenal di wilayah
dengan iklim tropis. Secara teknis meteorologi, musim hujan dianggap mulai terjadi apabila curah hujan
dalam tiga dasarian berturut-turut telah melebihi 100 mm per meter persegi per dasarian dan berlanjut
terus. Apabila hal ini belum terpenuhi namun curah hujan telah tinggi kondisinya dianggap sebagai
peralihan musim ( pancaroba).
3a. tujuan pengelolaan iklim yaitu
a. dapat Menurunkan ketergantungan usaha pertanian terhadap cuaca (iklim).
b. Mengetahui waktu yg tepat dalam usaha budidaya pertanian.
c. Mengetahui ramalan opt yang akan menyerang.
Ada 4 cara mencapai tujuan ini
1. Peneyesuaian
2. Peramalan
3. Pengubahsuaian (modifikasi)
4, Subtitusi (penyulihan)
3b. 1. Peneyesuaian
Penyesuaian adalah pengelolaan iklim (suatu usaha pertanian) yang dilaksanakan sesuai dengan
iklim suatu wilayah
Caranya
Watak iklim suatu tempat diteliti (dipelajari) dengan cermat.
Dicari unsur iklim apa yang dianggap penting (1 atau beberapa).
Dicari syarat tumbuh tanaman yang sesuai dengan iklim
Contoh bukti :
Banyak dilakukan terutama pada tanah bukaan baru
Pusat-pusat produksi tanaman dan penelitian di daerah yang iklim sesuai. P3GI, BPTK, IRRI,
PP KOPI, PP Kelapa Sawit
Keunggulannya: biaya produksi rendah, karena keberhasilannya diserahkan kepada alam
Kelemahannya: penyesuaian biasanya terhadap nilai rata-rata kejadian di atmosfer untuk
berbagai unsur cuaca (iklim), yang terdapat nilai ektrim.
1. Peramalan
7/18/2019 Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu
http://slidepdf.com/reader/full/keunggulan-klasifikasi-iklim-secara-empirik-yaitu 4/12
Peramalan adalah pengelolaan suatu usaha pertanian dengan menduga cuaca (iklim) yang akan
terjadi di suatu wilayah
Contoh bukti
P. jangka pendek (harian), suhu, CH, Kec. Angin pemupukan, pengendalian OPT, dll..P. Jangka panjang strategi usaha pertanian, pola tata tanam, kapan menyebar benih, memindah bibit,
memanen,
Menentukan awal musim hujan (akhir musim kemarau)
Caranya
Mengikuti media (Radio, TV, Surat kabar, dll.)
Menghitung (mengolah) data cuaca (iklim)
Menghubungkan antar data cuaca (iklim)
dll.
Keunggulannya:
Peramalan yang baik membantu mengurangi resiko gagal pada penyesuaian, karena dapat
mengetahui penyimpangan di waktu yad
2. Pengubahsuaian (modifikasi)
Pengubahsuain adalah pengelolaan suatu usaha pertanian dengan mengubah cuaca /iklim (mikro)
supaya mendekati kebutuhan cuaca (iklim) suatu tanaman.
Cuaca meso dan makro sulit diubah!!!
Contoh : Cuaca suatu tempat
suhu rata-rata cocok utk tan. Kopi
CH tahunan cocok utk tan. Kopi
Rad. Matahari berlebih (tdk cocok)
Kec. Angin berlebih (tdk cocok)
Caranya : dinaungi dan diberi penahan angin
Dengan apa? Pohon penaung yang tahan angin
Keunggulannya:
menambah wilayah yang cocok untuk daerah perk. Kopi
Kelemahannya: agak mahal
4, Subtitusi (penyulihan)
Contoh lain
Unsur cuaca yang lain cocok, tetapi kekurangan air, maka dilakukan irigasi
Unsur cuaca yang lain cocok, tetapi penguapan air tinggi, maka dilakukan pemulsaan
7/18/2019 Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu
http://slidepdf.com/reader/full/keunggulan-klasifikasi-iklim-secara-empirik-yaitu 5/12
Unsur cuaca yang lain cocok, tetapi kec. angin tinggi-foto-sintesis kekurangan CO2, maka
dilakukan tanaman pelindung
Unsur cuaca yang lain cocok, tetapi CH banyak, maka dila-kukan penutupan rumah kaca
Unsur cuaca yang lain cocok, tetapi suhu rendah, maka dila-kukan rumah kaca ( di daerah
subtropis = dingin)
4a. Mangsa mareng adalah masa peralihan antara musim penghujan dan musim kemarau. Menurut
pranata Jawa, biasanya mangsa mareng terjadi antara bulan Maret sampai April.
Indikator musim mareng yaitu :
Mangsa kasapuluh (26 Maret sampai 18 April) ini ditandai dengan awal perkembangbiakan. Burung-
burung mulai bertelur. Kendati demikian, mangsa ini serasa menyimpan antisipasi yang sedikit muram,
mungkin karena tak lama kemudian akan datang musim kemarau yang penuh dengan kekeringan. Karena
itu di mangsa ini, orang merasa gampang lesu dan pusing-pusing. Itulah mangsa kasapuluh, yang
wataknya adalah gedong minep jroning kalbu, gedung tertutup dalam hati. Kondisi meterologis mangsa
ini adalah sinara matahari 60%, lengas udara 74%, curah hujan 181,6 mm, dan shu udara 27,8 derajat
Celcius.
Ciri utama yang menandai mareng terang ini adalah suhu menurun dan terasa dingin (bediding ). Di dunia
pertanian, saat bediding seperti merupakan saat bagi para petani untuk menanam palawija misalnya,
kedelai, nila, kapas, dan saatnya menggarap tegalan untuk menanam jagung.
4b. mangsa ke 5 yaitu Mulai ada hujan besar, pohon mulai menumbuhkan daun muda, ulat mulai
bermunculan, laron keluar dari liang dan tanaman mulai bertunas. Sedangkan Mangsa ke 7 yaitu Banyak
hujan dan banyak sungai yang banjir
5c. Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfir yang menyebabkan efek gas rumah kaca. Gas-
gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktifitas
manusia. Termasuk didalamnya (ydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) and SF6 (Sulphur
hexafluoride) .
Sumber gas rumah kaca
Uap Air
Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang mencapai atmosfer akibat penguapan air dari
laut, danau dan sungai. Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggungjawab
terhadap sebagian besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara regional, dan
aktifitas manusia tidak secara langsung mempengaruhi konsentrasi uap air kecuali pada skala lokal.
Dalam model iklim, meningkatnya temperatur atmosfer yang disebabkan efek rumah kaca akibat gas-gas
antropogenik akan menyebabkan meningkatnya konsentrasi uap air mengakibatkan meningkatnya efek
rumah kaca; yang mengakibatkan meningkatnya temperatur; dan kembali semakin meningkatkan jumlah
uap air di atmosfer. Keadaan ini terus berkelanjutan sampai mencapai titik ekuilibrium (kesetimbangan).
Oleh karena itu, uap air berperan sebagai umpan balik positif terhadap aksi yang dilakukan manusia yang
7/18/2019 Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu
http://slidepdf.com/reader/full/keunggulan-klasifikasi-iklim-secara-empirik-yaitu 6/12
melepaskan gas-gas rumah kaca seperti CO2. Perubahan dalam jumlah uap air di udara juga berakibat
secara tidak langsung melalui terbentuknya awan.
CO2 (Karbon dioksida)
Karbon dioksida adalah gas terbanyak kedua. Ia timbul dari berbagai proses alami seperti: letusan gunung
berapi, hasil pernafasan hewan dan manusia (yang menghirup oksigen dan menghembuskan karbondioksida); dan pembakaran material organik (seperti tumbuhan).
Manusia telah meningkatkan jumlah karbon dioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar
bahan baker fosil, limbah padat, dan kayu untuk menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada
saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbon dioksida semakin berkurang akibat
perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk perluasan lahan pertanian.
Karbon dioksida dapat berkurang karena terserap oleh lautan dan diserap tanaman untuk digunakan dalam
proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses memecah karbondioksida dan melepaskan oksigen ke
atmosfer serta mengambil atom karbonnya.
Walaupun lautan dan proses alam lainnya mampu mengurangi karbon dioksida di atmosfer, aktifitas
manusia yang melepaskan karbon dioksida ke udara jauh lebih cepat dari kemampuan alam untuk
menguranginya.
CH4(Metan)
Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah kaca. Ia merupakan
insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida.
Metana dilepaskan ke atmosfir selama produksi dan transportasi batu bara, gas alam danminyak bumi.
Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah (landfill),
bahkan dapat keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari
pencernaan.
N2O (Nitrous Oksida) Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama dari pembakaran
bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Ntrogen oksida dapat menangkap panas 300 kali lebih besar
dari karbondioksida.
HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) dan SF6 (Sulphur hexafluoride) .
Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran berflourinasi dihasilan
dari peleburan aluminium. HFCs (Hydrofluorocarbons) terbentuk selama manufaktur berbagai produk,
termasuk busa untuk insulasi, perabotan (furniture), dan tempat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di
beberapa negara berkembang masih menggunakan PFCs (Perfluorocarbons) sebagai media pendingin
yang selain mampu menahan panas atmosfer juga mengurangi lapisan ozon (lapisan yang melindungi
Bumi dari radiasi ultraviolet). Para ilmuan telah lama mengkhawatirkan tentang gas-gas yang dihasilkan
dari proses manufaktur akan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Pada tahun 2000, para ilmuan
mengidentifikasi bahan baru yang meningkat secara substansial di atmosfer. Bahan tersebut adalah SF6
(Sulphur hexafluoride). Konsentrasi gas ini di atmosfer meningkat dengan sangat cepat, yang walaupun
masih tergolong langka di atmosfer tetapi gas ini mampu menangkap panas jauh lebih besar dari gas-gas
rumah kaca yang telah dikenal sebelumnya. Hingga saat ini sumber industri penghasil gas ini masih
belum teridentifikasi.
Bagaimana Gas Rumah Kaca berperan dalam efek rumah kaca dan merubah iklim bumi? Mekanismenya
7/18/2019 Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu
http://slidepdf.com/reader/full/keunggulan-klasifikasi-iklim-secara-empirik-yaitu 7/12
kurang lebih dapat dijelaskan sebagai berikut: "atmosfer," adalah lapisan dari berbagai macam gas yang
menyelimuti bumi, dan merupakan mesin dari sistem iklim secara fisik. Ketika pancaran/radiasi dari
matahari yang berupa sinar tampak atau gelombang pendek memasuki atmosfer, beberapa bagian dari
sinar tersebut direfleksikan atau dipantulkan kembali oleh awan-awan dan debu-debu yang terdapat di
angkasa, sebagian lainnya diteruskan ke arah permukaan daratan. Dari radiasi yang langsung menuju ke
permukaan daratan sebagian diserap oleh bumi, tetapi bagian lainnya “dipantulkan” kembali ke angkasaoleh es, salju, air, dan permukaan-permukaan reflektif bumi lainnya. Proses pancaran sinar matahari dari
angkasa menembus atmosfer sampai menuju permukaan bumi hingga dapat kita rasakan suhu bumi
menjadi hangat disebut efek rumah kaca. Tanpa ada efek rumah kaca di sistem ikim bumi, maka bumi
menjadi tidak layak dihuni karena suhu bumi terlalu rendah (minus).
Dari penjelasan di atas dapat kita mengerti bagaimana mekanisme terjadinya efek rumah kaca di bumi.
Lalu bagaimana keterkaitan antara efek rumah kaca, pemanasan global dan perubahan iklim? Secara
sederhana dijelaskan sebagai berikut sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan
kembali dari permukaan bumi ke angkasa. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, sinar tampak adalah
gelombang pendek, setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang panjang yang berupa energi
panas (sinar inframerah), yang kita rasakan. Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat
menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu
komposisinya (komposisinya berlebihan). Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas keangkasa
(stratosfer) menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi panas tambahan
kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih dari dari kondisi normal, inilah
efek rumah kaca berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer terganggu, akibatnya
memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah pemanasan global. Karena suhu adalah
salah satu parameter dari iklim dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan iklim
secara global.
5.c Hubungan Pemanasan Global dengan Efek Gas Rumah Kaca Bumi ini sebetulnya secara alami
menjadi panas karena radiasi panas matahari yang masuk ke atmosfer. Panas ini sebagian diserap oleh permukaan Bumi lalu dipantulkan kembali ke angkasa. Karena ada gas rumah kaca di atmosfer, di
antaranya karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitro oksida (N2O), sebagian panas tetap ada di atmosfer
sehingga Bumi menjadi hangat pada suhu yang tepat (60ºF/16ºC) bagi hewan, tanaman, dan manusia
untuk bisa bertahan hidup.3 Mekanisme inilah yang disebut efek gas rumah kaca. Tanpa efek gas rumah
kaca, suhu rata-rata di dunia bisa menjadi -18ºC.4 Sayangnya, karena sekarang ini terlalu banyak gas
rumah kaca di atmosfer, terlalu banyak panas yang ditangkapnya. Akibatnya, Bumi menjadi semakin
panas.
Secara alamiah sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali oleh
permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas di
atmosfer yang menyelimuti bumi – disebut gas rumah kaca, sehingga sinar tersebut terperangkap dalam
bumi. Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca (ERK) karena peristiwanya sama dengan rumah kaca,
dimana panas yang masuk akan terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga
dapat menghangatkan seisi rumah kaca tersebut.
7/18/2019 Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu
http://slidepdf.com/reader/full/keunggulan-klasifikasi-iklim-secara-empirik-yaitu 8/12
Efek Rumah Kaca
Peristiwa alam ini menyebabkan bumi menjadi hangat dan layak ditempati manusia, karena jika
tidak ada ERK maka suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin. Gas Rumah Kaca
(GRK) seperti CO2 (Karbon dioksida),CH4(Metan) dan N2O (Nitrous Oksida), HFCs
(Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) and SF6 (Sulphur hexafluoride) yang berada di atmosfer
dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar
fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC,
komputer, memasak. Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta
aktivitas pertanian dan peternakan. GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida,
metana, dan nitroksida, menyebabkan meningkatnya konsentrasi GRK di atmosfer.
Berubahnya komposisi GRK di atmosfer, yaitu meningkatnya konsentrasi GRK secara global
akibat kegiatan manusia menyebabkan sinar matahari yang dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke
angkasa, sebagian besar terperangkap di dalam bumi akibat terhambat oleh GRK tadi. Meningkatnya
jumlah emisi GRK di atmosfer pada akhirnya menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan
bumi, yang kemudian dikenal dengan Pemanasan Global.
Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari permukaan
bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang panjang yang berupa energi
panas. Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar keangkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya. Akibatnya energi panas yang
seharusnya lepas keangkasa (stratosfer) menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer) atau
adanya energi panas tambahan kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih
dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di
atmosfer terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah
pemanasan global. Karena suhu adalah salah satu parameter dari iklim dengan begitu berpengaruh pada
iklim bumi, terjadilah perubahan iklim secara global.
7/18/2019 Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu
http://slidepdf.com/reader/full/keunggulan-klasifikasi-iklim-secara-empirik-yaitu 9/12
Pemanasan global dan perubahan iklim menyebabkan terjadinya kenaikan suhu, mencairnya es di
kutub, meningkatnya permukaan laut, bergesernya garis pantai, musim kemarau yang berkepanjangan,
periode musim hujan yang semakin singkat, namun semakin tinggi intensitasnya, dan anomaly-anomali
iklim seperti El Nino – La Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD). Hal-hal ini kemudian akan
menyebabkan tenggelamnya beberapa pulau dan berkurangnya luas daratan, pengungsian besar-besaran,
gagal panen, krisis pangan, banjir, wabah penyakit, dan lain-lainnya
6.a Dampak pada pemanasan global pada sektor pertanian yaitu seperti pergeseran musim dan perubahan
pola curah hujan sehingga berdampak keterlambatan musim tanam atau panen, kegagalan penanaman
atau panen karena banjir, tanah longsor dan kekeringan.
Gas Rumah Kaca (GRK) yang diemisikan dari sektor pertanian berasal dari lima sumber (IPCC, 1994)
yaitu: peternakan, budidaya padi, pembakaran padang sabana, pembakaran limbah pertanian, tanah pertanian. Budidaya padi sawah berkontribusi pada peningkatan emisi GRK berupa gas metan (CH4) dan
N2O. Berdasarkan laporan ADB-GEF-UNDP (1998) padi sawah menyumbang 76% dari total gas metan
yang diemisikan sektor pertanian. Pemasukan intensif bahan organik berupa jerami pada keadaan
tergenang sangat ideal berlangsungnya dekomposisi anaerobik di lahan sawah yang diperkirakan
menghasilkan gas metan dari lahan sawah. Budidaya padi menghasilkan gas metan terbanyak yaitu 2,57
Tg/tahun. Secara geografis gas metan tersebut 21,2% disumbangkan oleh lahan budidaya padi dari Jawa
Barat; 20,9% dari Jawa Timur; 15,9% dari Jawa Tengah; dan 8% dari Sulawesi Selatan. Dengan kondisi
ini maka 58% emisi gas metan dari budidaya padi sawah berasal dari pulau Jawa (ALGAS, 1997). Selain
dekomposisi dari jerami yang tergenang, penggunaan pupuk urea juga berpotensi menyumbang gas
rumah kaca berupa CO2di udara. Penggunaan per ton pupuk urea menghasilkan laju emisi CO 2sebesar
0,20 ton/tahun.
Bila diperhatikan dan ditelaah lebih dalam, sektor pertanian memiliki hubungan erat dengan terjadinya
pemanasan global. Salah satu bukti adanya hubungan tersebut adalah ketidakpastian musim tanam akibat
pergeseran musim dan perubahan pola hujan yang sulit diprediksi sebagai dampak dari terjadinya
pemanasan global.
7/18/2019 Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu
http://slidepdf.com/reader/full/keunggulan-klasifikasi-iklim-secara-empirik-yaitu 10/12
Pada umumnya, semua bentuk sistem pertanian sangat sensitif terhadap variasi iklim. Terjadinya
keterlambatan musim tanam atau panen akan memberikan dampak yang besar baik secara langsung
maupun tak langsung, seperti ketahanan pangan, industri pupuk, transportasi dan lain-lain. Namun tidak
dapat diabaikan bahwa sektor pertanian pun berkontribusi terhadap meningkatnya emisi gas rumah kaca
yang akhirnya terjadi pemanasan global tersebut.
Sektor pertanian memberikan kontribusi positif terhadap meningkatnya emisi gas rumah kaca, khususnya
gas metana (CH4) yang dihasilkan dari sawah tergenang. Perlu diketahui bahwa gas metana ini berpotensi
21 kali lebih besar kontribusinya terhadap terjadinya pemanasan global bila dibandingkan dengan gas
karbondioksida.
Sektor pertanian menghasilkan emisi gas metana tertinggi dibanding sektor-sektor lainnya. Selain metana,
gas rumah kaca lain yang dikontribusikan dari sektor pertanian adalah dinitro oksida (N2O) yang
dihasilkan dari pemanfaatan pupuk serta praktek pertanian. Pembakaran padang sabana dan sisa-sisa
pertanian yang membusuk juga merupakan sumber emisi gas rumah kaca. Ditambah lagi saat ini terjadi
pembukaan lahan hutan besarbesaran untuk dijadikan areal pertanian, perlu pula diketahui bahwa satu
pohon saja mampu menyerap emisi karbondioksida sebanyak 1 juta ton sepanjang hidupnya.
Pertanian Konvensional Menyumbang Terjadinya Perubahan Iklim
Perubahan iklim bukan lagi sesuatu yang akan terjadi di masa depan. Ia sudah terjadi. Terbukti dari apa
yang kini dialami petani. Banyak penelitian menunjukkan bahwa pertanian konvensional yang dipakai
secara luas sejak era Revolusi Hijau turut menyumbang pada terjadinya perubahan iklim. Pertanian
konvensional yang intensif (baik dari sisi pemakaian mesin pertanian atau luas lahan) memicu
penebangan hutan untuk membuka lahan.
Gundulnya hutan berarti hilangnya bahan organik dari tanah. Padahal bahan organik berperan mengikat
air dan menahan laju penguapan. Tak heran lebih banyak terjadi kekeringan. Berkurangnya jumlah
vegetasi juga menurunkan kelembapan udara dan meningkatkan suhu udara. Produksi pupuk dan pestisida
kimia yang dipakai pertanian konvensional juga menghasilkan gas rumah kaca yang merupakan salah satu
pemicu terjadinya perubahan iklim. Sementara aplikasinya pada lahan telah menurunkan kesuburan dan
menyebabkan erosi tanah. Dan seperti lingkaran setan, perubahan iklim yang terjadi membuat efek
negatif dari pertanian konvensional menjadi lebih parah dan berlangsung lebih cepat. Misalnya, hujan
sangat deras yang belakangan kian sering terjadi mempercepat pengikisan lapisan atas tanah. Kesuburan
tanah yang sudah rusak akibat pupuk dan pestisida kimia pun makin rusak. Kekeringan dan suhu udara
yang meningkat juga membuat hutan lebih rentan terhadap kebakaran.
6.b Beberapa penemuan terakhir mulai memperjelas pengaruh iklim terhadap produksi pertanian.
Pengaruh pada produksi pertanian dapat disebabkan paling tidak oleh pengaruhnya terhadap produktivitas
tanaman, organisme pengganggu tanaman, dan kondisi tanah. Iklim dan cuaca merupakan faktor penentu
utama bagi pertumbuhan dan produktifitas tanaman pangan. Produktifitas pertanian berubah-ubah secara
nyata dari tahun ke tahun. Perubahan drastis cuaca, lebih berpengaruh terhadap pertanian dibanding
7/18/2019 Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu
http://slidepdf.com/reader/full/keunggulan-klasifikasi-iklim-secara-empirik-yaitu 11/12
perubahan rata-rata. Tanaman sangat peka terhadap perubahan cuaca yang sifatnya sementara dan drastis.
Perbedaan cuaca antar tahun lebih berpengaruh dibanding dengan perubahan iklim yang diproyeksikan
(Munawar, 2010). Makalah ini akan membahas mengenai penyebab terjadinya perubahan iklim dan
pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produktifitas tanaman.
6.c Strategi Antisipasi, Mitigasi dan Adaptasi
Antisipasi merupakan penyiapan arah dan strategi, program dan kebijakan dalam rangka menghadapi
pemanasan global dan perubahan iklim. Beberapa program yang penting untuk dilaksanakan diantaranya :
penyusunan strategi dan perencanaan pengembangan infrastruktur (terutama jaringan irigasi), evaluasi
tata ruang untuk pengaturan lahan (penyesuaian jenis tanaman dengan daya dukung lahan),
pengembangan sistem informasi dan peringatan dini banjir serta kekeringan, penyusunan dan penerapan
peraturan perundangan mengenai tata guna lahan dan metode pengelolaan lahan. Tidak kalah pentingnya
adalah peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pemahaman perubahan iklim dan
penerapan teknologi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Mitigasi adalah upaya memperlambat laju pemanasan global serta perubahan iklim melalui penurunan
emisi (pancaran) GRK serta peningkatan penyerapan GRK. Program ini lebih difokuskan pada aplikasi
teknologi rendah emisi, antara lain : varietas unggul dan jenis tanaman yang rendah emisi dan atau
kapasitas absorbsi karbon tinggi, penyiapan lahan tanpa bakar, pengembangan dan pemanfaatan biofuel,
penggunaan pupuk organik, biopestisida dan pakan ternak rendah emisi GRK. Sebagai pribadi dan
komunitas, kita juga dapat berpartisipasi dalam upaya mitigasi ini dengan mempraktekkan hal-hal seperti
: mengurangi pengunaan aerosol, menghemat air dan energi, mendaur ulang barang-barang seperti plastik,
kertas dan kardus, gelas serta kaleng.
Adaptasi merupakan upaya penyesuaian teknologi, manajemen dan kebijakan di sektor pertanian dengan
pemanasan global dan perubahan iklim. Program adaptasi lebih difokuskan pada aplikasi teknologiadaptif, terutama pada tanaman pangan, seperti penyesuaian pola tanam, penggunaan varietas unggul
adaptif terhadap kekeringan, genangan/banjir, salinitas dan umur genjah, serta penganekaragaman
pertanian, teknologi pengelolaan lahan, pupuk, air, diversifikasi pangan dan lain-lain. Secara
kelembagaan program ini diarahkan untuk pengembangan sistem informasi seperti sekolah lapang iklim,
sistem penyuluhan dan kelompok kerja (pokja) variabilitas dan perubahan iklim sub sektor pertanian serta
pengembangan sistem asuransi pertanian akibat resiko iklim (crop weather insurance).
Teknologi adaptasi yang telah dan akan terus dikembangkan dalam menghadapi perubahan iklim di sektor
pertanian adalah : Kalender Tanam (pola tanam berdasarkan pola curah hujan dan ketersediaan air
irigasi), Varietas Unggul Baru yang adaptif (VUB toleran kegaraman, VUB tahan kering dan umur
genjah dan VUB tahan genangan), teknologi pengelolaan sumber daya air (teknologi identifikasi potensi
ketersediaan air, teknologi panen hujan dan aliran permukaan, teknologi prediksi curah hujan dan
teknologi irigasi) serta teknologi pengelolaan sumber daya lahan/tanah seperti pemupukan.
Varietas unggul padi yang rendah emisi diantaranya : Ciherang, Cisantana, Tukad Belian dan Way
Apoburu, varietas padi yang toleran salinitas : Way Apo Buru, Margasari dan Lambur, yang tahan
genangan : Inpari 4, yang toleran wereng coklat : Inpari 2, Inpari 3 dan Inpari 13, yang berumur genjah :
7/18/2019 Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu
http://slidepdf.com/reader/full/keunggulan-klasifikasi-iklim-secara-empirik-yaitu 12/12
Inpari 11. Varietas unggul padi yang tahan kekeringan adalah : Dodokan dan Silugonggo, varietas jagung
yang tahan kekeringan : Bima 3, Bantimurung, Lamura, Sukmaraga dan Anoma, varietas kedelai tahan
kekeringan : Argomulyo dan Burangrang, varietas kacang tanah tahan kekeringan : Singa dan Jerapah,
sedangkan varietas kacang hijau yang tahan kekeringan adalah : Kutilang. Diharapkan penanaman
varietas-varietas ini dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim terhadap produksi tanaman
pangan di indonesia.