12
1. Keunggulan Klasifikasi iklim secara empirik yaitu ?  Klasifikasi Iklim Secara Empirik Dibagi Menjadi 2 : A. Klasf Iklim Berdsrkan Rational Moisture Budget Dikembangkan Oleh Thornthwait e (1948). Konsep Dasarnya Adl Evapotranspir asi Potensial (Etp) &  Neraca Air. Etp Dihitung Dr Suhu Rata2 Bulanan ( T Dlm ºc ) Dg Koreksi Pjg Hari. Perh itgn Etp Utk 30 Hr (Pjg Hari 12 Jam). B. Klasf Iklim Berdsrkan Pertumb Vegetasi 1) Sistem Klasf Koppen Dasar Klasf Ini Adl Suhu & Hujan Rata2 Bulanan Maupun Tahunan Yg Dihub Kan Dg Kead Vegetasi Alami Berdsrkan Peta Vegetasi De Candolle (1874). Klasf Iklim Koppen Disusun Berdsrkan Lambang Atau Simbul Tipe Iklim Yg Dg Baik Merumuskan Sifat Dan Corak Msg2 Tipe Hanya Dg Tanda Sbb :  Huruf Pertama (Huruf Bsr) Menyatakan Tipe Utama  Huruf Ke-2 (Huruf Kcl) Menyatakan Pengaruh Hujan  Huruf Ke-3 (Huruf Kcl) Menyata kan Suhu Udara  Huruf Ke-4 (Huruf Kcl) Menyatakan Sifat2 Khusus Dlm Menentukan Tipe Iklim Menurut Koppen Bila Perumusannya Tlh Sampai Pd Kombinasi Dua Huruf Tlh Dianggap Cukup Utk Mencirikan Iklim Suatu Daerah Secara Umum. Koppen Membagi Tipe Utama Menjd 5 Kls Yaitu : A = Iklim Hujan Tropik, Suhu Bulan Terdingin > 18 ºc B = Iklim Hujan, Evaporasi > Presipitasi C = Iklim Sedang Berhujan, Suhu Bln Terdingin Berkisaran Ant    3 ºc   18 ºc & Suhu Bln T erpanas > 10 ºc D = Iklim Hujan Dingin (Boreal), Suhu Bulan Terdingin < - 3 ºc Dan Suhu Bulan Terpanas > 10 ºc E = Iklim Kutub, Suhu Bln Terpanas < 10 ºc 2) Klasifikasi Scmidth   Ferguson Sistem Klasf Ini Sgt Terkenal Di Indonesia & Byk Digunakan Dlm Bdg Kehutanan & Perkebunan. Penentuan Tipe Iklim Menurut Klasf Ini Hanya Memperhatikan Unsur Iklim Hujan & Memerlukan Data Hujan Bulanan Plg Sedikit 10 Th. Schmidth & Ferguson Menentukan Bb, Bl, & Bk Thn Demi Thn Selama Periode Pengamatan Yg Kmd Dijmlkan & Dihitung Rata2nya. Penentuan Tipe Iklimnya Mempergunakan Nilai Q Yi : Q = Rata2 Bulan Kering (Bk) X 100 % Rata2 Bulan Basah (Bb)

Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ekuasaan dari era orde baru ke era reformasi yang disertai dengan krisis muktimendimensimengakibatkan penganggguran dimana-mana. Perekonomian yang saat itu berpusat padausaha-usaha besar dan konglomerasi mengalami kesulitan besar. Konglomerat (pemilik konglomerasi) mengalami kesulitan keuangan. Daya beli masyarakat menurun, yangkemudian perusahaan-perusahaan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK

Citation preview

Page 1: Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu

7/18/2019 Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu

http://slidepdf.com/reader/full/keunggulan-klasifikasi-iklim-secara-empirik-yaitu 1/12

1.  Keunggulan Klasifikasi iklim secara empirik yaitu ?

  Klasifikasi Iklim Secara Empirik Dibagi Menjadi 2 :

A.  Klasf Iklim Berdsrkan Rational Moisture Budget

Dikembangkan Oleh Thornthwaite (1948). Konsep Dasarnya Adl Evapotranspirasi Potensial (Etp) &

 Neraca Air. Etp Dihitung Dr Suhu Rata2 Bulanan ( T Dlm ºc ) Dg Koreksi Pjg Hari. Perhitgn Etp Utk 30

Hr (Pjg Hari 12 Jam).

B.  Klasf Iklim Berdsrkan Pertumb Vegetasi

1)  Sistem Klasf Koppen

Dasar Klasf Ini Adl Suhu & Hujan Rata2 Bulanan Maupun Tahunan Yg Dihub Kan Dg Kead Vegetasi

Alami Berdsrkan Peta Vegetasi De Candolle (1874).

Klasf Iklim Koppen Disusun Berdsrkan Lambang Atau Simbul Tipe Iklim Yg Dg Baik Merumuskan Sifat

Dan Corak Msg2 Tipe Hanya Dg Tanda Sbb :

  Huruf Pertama (Huruf Bsr) Menyatakan Tipe Utama

  Huruf Ke-2 (Huruf Kcl) Menyatakan Pengaruh Hujan

  Huruf Ke-3 (Huruf Kcl) Menyatakan Suhu Udara

  Huruf Ke-4 (Huruf Kcl) Menyatakan Sifat2 Khusus

Dlm Menentukan Tipe Iklim Menurut Koppen Bila Perumusannya Tlh Sampai Pd Kombinasi Dua Huruf

Tlh Dianggap Cukup Utk Mencirikan Iklim Suatu Daerah Secara Umum.

Koppen Membagi Tipe Utama Menjd 5 Kls Yaitu :

A = Iklim Hujan Tropik, Suhu Bulan Terdingin > 18 ºcB = Iklim Hujan, Evaporasi > Presipitasi

C = Iklim Sedang Berhujan, Suhu Bln Terdingin Berkisaran Ant –  3 ºc –  18 ºc & Suhu Bln Terpanas > 10

ºc

D = Iklim Hujan Dingin (Boreal), Suhu Bulan Terdingin < - 3 ºc Dan Suhu Bulan Terpanas > 10 ºc

E = Iklim Kutub, Suhu Bln Terpanas < 10 ºc

2)  Klasifikasi Scmidth –  Ferguson

Sistem Klasf Ini Sgt Terkenal Di Indonesia & Byk Digunakan Dlm Bdg Kehutanan & Perkebunan.

Penentuan Tipe Iklim Menurut Klasf Ini Hanya Memperhatikan Unsur Iklim Hujan & Memerlukan DataHujan Bulanan Plg Sedikit 10 Th.

Schmidth & Ferguson Menentukan Bb, Bl, & Bk Thn Demi Thn Selama Periode Pengamatan Yg Kmd

Dijmlkan & Dihitung Rata2nya. Penentuan Tipe Iklimnya Mempergunakan Nilai Q Yi :

Q = Rata2 Bulan Kering (Bk) X 100 %

Rata2 Bulan Basah (Bb)

Page 2: Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu

7/18/2019 Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu

http://slidepdf.com/reader/full/keunggulan-klasifikasi-iklim-secara-empirik-yaitu 2/12

Dari Perhitungan Nilai Q Tsb & Dg Menggunakan Segi 3 Schmidth & Ferguson Mk Didptkan 8 Tipe

Iklim Dr A –  H Sbb :

A = Daerah Sgt Basah Dg Vegetasi Hutan Hujan Tropika

B = Daerah Basah Dg Vegetasi Masih Hutan Hujan Tropika

C = Daerah Agak Basah Dg Hutan Rimba, Diantnya Terdpt Jenis Vegetasi Yg Daunnya Gugur Pd

Musim Kemarau, Mis : JatiD = Daerah Sedang Dg Vegetasi Hutan Musim

E = Daerah Agak Kering Dg Vegetasi Hutan Sabana

F = Daerah Kering Dg Vegetasi Hutan Sabana

G = Daerah Sgt Kering Dg Vegetasi Pd Ilalang

H = Daerah Ekstrim Kering Dg Vegetasi Padang Ilalang

Keunggulan mempelajari klasifikasi iklim secara empirik yaitu :

Sistem klasifikasinya lebih mudah karena hanya memperhatikan Unsur Iklim Hujan & Memerlukan Data

Hujan Bulanan Plg Sedikit 10 Th. Sistem klasifikasi secara empirik dapat digunakan untuk klasifikasi

iklim di lingkungan perkebunan

  Klasifikasi iklim menurut schmidt-ferguson dan kopen lebih mudah digunakan dari pada sistem

klasifikasi menurut olldemen karena :

Sistem klasifikasi oldemen hanya berorientasi untuk pengklasifikasian iklim di sistem pertanian

tanaman pangan saja misalkan padi dan serealia. Selain itu sistem klasifikasi oldemen merupakn sistem

klasifikasi yang baru ada di Indonesia. Sedangkan schmidt-ferguson dan kopen merupakan klasifikasi

iklim yang mudah dan hanya memperhatikan kondisi iklim hujan dan data hujan selama 10 thn terakhir

sehingga lebih cepat dalam penentuan iklim.

2a. Wilayah prof NTT dan NTB beriklim kering karena wilayah tersebut mempunyai iklim tropis dengan

rata-rata curah hujan relatif pendek. Keadaan curah hujan tahunan rata-rata tercatat 58.75 mm. sedangkan

di wilayah sumatra jawa kalimantan dan sulawesi merupakan wilayah beriklim basah karena mempunyai

rata-rata curah hujan yang panjang.

2.b Proses perubahan musim terjadi karena letak relatif matahari terhadap permukaan bumi bergeser.

Untuk Indonesia sinar matahari jatuh hampir tegak lurus pada wilayah khatulistiwa pada bulan Agustus,

Oktober, September, kemudian melintas ke selatan sehingga pada bulan Desember , Januari sinar

matahari hamir tegak lurus pada wilayah sekitar 23 derajat lintang Selatan, sehingga benua Australia

musim panas dan Asia musim dingin, angin basah (yang membawa uap air) bergerak dari Asia melintas

Indonesia sehingga Indonesia mengalami musim hujan pada bulan November, Desember, Januari,

Februari. Kemudian matahari bergerak ke utara lagi sehingga pada bulan Maret , April , Mei posisi relatif

matahari menyebabkan perubahan musim di Indonesia dan pada bulan Juni , Juli sinar matahari hampir

tegak lurus pada wilayah sekitar 23 derajat lintang Utara , ketika itu benua Asia musim panas dan angin

kering dari Australia melintasi Indonesia ke arah benua Asia sehingga Indonesia megalami musim

kemarau.

Mulainya musim hujan /kemarau pada berbagai wilayah Indonesia bisa saja berbeda karena pergerakan

Page 3: Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu

7/18/2019 Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu

http://slidepdf.com/reader/full/keunggulan-klasifikasi-iklim-secara-empirik-yaitu 3/12

awan/angin dipengaruhi oleh topografi dan tekanan udara, suhu, kelembaban pada sekitar Indonesia

terutama pada laut pasifik yang dikenal sebagai gejala La Nina dan El Nino dan pada laut India yang

dikenal sebagai gejala Dipole Mode..

Musim kemarau  adalah salah satu musim yang terjadi di daerah  khatulistiwa (daerah tropis)  dan

dipengaruhi oleh angin muson. Musim kemarau di Indonesia terjadi pada bulan April sampai Oktober.

Musin kemarau disebabkan oleh hembusan angin muson timur yang bertiup dari Benua Australia yang bertekanan maksi- mum ke Benua Asia yang bertekanan minimum. Hembusan angin ini sedikit membawa

uap air sehingga Indonesia mengalami musim kemarau.

Musim hujan atau musim basah adalah musim dengan ciri meningkatnya curah hujan di suatu wilayah

dibandingkan biasanya dalam jangka waktu tertentu secara tetap. Musim hujan hanya dikenal di wilayah

dengan iklim tropis. Secara teknis meteorologi, musim hujan dianggap mulai terjadi apabila curah hujan

dalam tiga dasarian  berturut-turut telah melebihi 100 mm per meter persegi per dasarian dan berlanjut

terus. Apabila hal ini belum terpenuhi namun curah hujan telah tinggi kondisinya dianggap sebagai

 peralihan musim ( pancaroba).

3a. tujuan pengelolaan iklim yaitu

a.  dapat Menurunkan ketergantungan usaha pertanian terhadap cuaca (iklim).

 b.  Mengetahui waktu yg tepat dalam usaha budidaya pertanian.

c.  Mengetahui ramalan opt yang akan menyerang.

Ada 4 cara mencapai tujuan ini

1. Peneyesuaian

2. Peramalan

3. Pengubahsuaian (modifikasi)

4, Subtitusi (penyulihan)

3b. 1. Peneyesuaian

Penyesuaian adalah pengelolaan iklim (suatu usaha pertanian) yang dilaksanakan sesuai dengan

iklim suatu wilayah

Caranya  

Watak iklim suatu tempat diteliti (dipelajari) dengan cermat.

Dicari unsur iklim apa yang dianggap penting (1 atau beberapa).

Dicari syarat tumbuh tanaman yang sesuai dengan iklim

Contoh bukti :  

Banyak dilakukan terutama pada tanah bukaan baru

Pusat-pusat produksi tanaman dan penelitian di daerah yang iklim sesuai. P3GI, BPTK, IRRI,

PP KOPI, PP Kelapa Sawit

Keunggulannya:  biaya produksi rendah, karena keberhasilannya diserahkan kepada alam

Kelemahannya:   penyesuaian biasanya terhadap nilai rata-rata kejadian di atmosfer untuk

 berbagai unsur cuaca (iklim), yang terdapat nilai ektrim.

1.  Peramalan

Page 4: Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu

7/18/2019 Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu

http://slidepdf.com/reader/full/keunggulan-klasifikasi-iklim-secara-empirik-yaitu 4/12

 

Peramalan adalah pengelolaan suatu usaha pertanian dengan menduga cuaca (iklim) yang akan

terjadi di suatu wilayah

Contoh bukti

P. jangka pendek (harian), suhu, CH, Kec. Angin pemupukan, pengendalian OPT, dll..P. Jangka panjang strategi usaha pertanian, pola tata tanam, kapan menyebar benih, memindah bibit,

memanen,

Menentukan awal musim hujan (akhir musim kemarau)

Caranya

Mengikuti media (Radio, TV, Surat kabar, dll.)

Menghitung (mengolah) data cuaca (iklim)

Menghubungkan antar data cuaca (iklim)

dll.

Keunggulannya:  

Peramalan yang baik membantu mengurangi resiko gagal pada penyesuaian, karena dapat

mengetahui penyimpangan di waktu yad

2.  Pengubahsuaian (modifikasi)

Pengubahsuain adalah pengelolaan suatu usaha pertanian dengan mengubah cuaca /iklim (mikro)

supaya mendekati kebutuhan cuaca (iklim) suatu tanaman.

Cuaca meso dan makro sulit diubah!!!

Contoh :  Cuaca suatu tempat

suhu rata-rata  cocok utk tan. Kopi

CH tahunan cocok utk tan. Kopi

Rad. Matahari berlebih (tdk cocok)

Kec. Angin berlebih (tdk cocok)

Caranya : dinaungi dan diberi penahan angin

Dengan apa? Pohon penaung yang tahan angin

Keunggulannya:  

menambah wilayah yang cocok untuk daerah perk. Kopi

Kelemahannya: agak mahal

4, Subtitusi (penyulihan)

Contoh lain

Unsur cuaca yang lain cocok, tetapi kekurangan air, maka dilakukan irigasi

Unsur cuaca yang lain cocok, tetapi penguapan air tinggi, maka dilakukan pemulsaan

Page 5: Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu

7/18/2019 Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu

http://slidepdf.com/reader/full/keunggulan-klasifikasi-iklim-secara-empirik-yaitu 5/12

  Unsur cuaca yang lain cocok, tetapi kec. angin tinggi-foto-sintesis kekurangan CO2, maka

dilakukan tanaman pelindung

Unsur cuaca yang lain cocok, tetapi CH banyak, maka dila-kukan penutupan  rumah kaca

Unsur cuaca yang lain cocok, tetapi suhu rendah, maka dila-kukan rumah kaca ( di daerah

subtropis = dingin)

4a.  Mangsa mareng   adalah masa peralihan antara musim penghujan dan musim kemarau. Menurut

 pranata Jawa, biasanya mangsa mareng terjadi antara bulan Maret sampai April.

Indikator musim mareng yaitu :

Mangsa kasapuluh (26 Maret sampai 18 April) ini ditandai dengan awal perkembangbiakan. Burung-

 burung mulai bertelur. Kendati demikian, mangsa ini serasa menyimpan antisipasi yang sedikit muram,

mungkin karena tak lama kemudian akan datang musim kemarau yang penuh dengan kekeringan. Karena

itu di mangsa ini, orang merasa gampang lesu dan pusing-pusing. Itulah mangsa kasapuluh, yang

wataknya adalah gedong minep jroning kalbu, gedung tertutup dalam hati. Kondisi meterologis mangsa

ini adalah sinara matahari 60%, lengas udara 74%, curah hujan 181,6 mm, dan shu udara 27,8 derajat

Celcius.

Ciri utama yang menandai mareng terang ini adalah suhu menurun dan terasa dingin (bediding ). Di dunia

 pertanian, saat bediding seperti merupakan saat bagi para petani untuk menanam palawija misalnya,

kedelai, nila, kapas, dan saatnya menggarap tegalan untuk menanam jagung.

4b. mangsa ke 5 yaitu Mulai ada hujan besar, pohon mulai menumbuhkan daun muda, ulat  mulai

 bermunculan, laron keluar dari liang dan tanaman mulai bertunas. Sedangkan Mangsa ke 7 yaitu Banyak

hujan dan banyak sungai yang banjir

5c. Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfir yang menyebabkan efek gas rumah kaca. Gas-

gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktifitas

manusia. Termasuk didalamnya (ydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) and SF6 (Sulphur

hexafluoride) .

Sumber gas rumah kaca

Uap Air

Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang mencapai atmosfer akibat penguapan air dari

laut, danau dan sungai. Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggungjawab

terhadap sebagian besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara regional, dan

aktifitas manusia tidak secara langsung mempengaruhi konsentrasi uap air kecuali pada skala lokal.

Dalam model iklim, meningkatnya temperatur atmosfer yang disebabkan efek rumah kaca akibat gas-gas

antropogenik akan menyebabkan meningkatnya konsentrasi uap air mengakibatkan meningkatnya efek

rumah kaca; yang mengakibatkan meningkatnya temperatur; dan kembali semakin meningkatkan jumlah

uap air di atmosfer. Keadaan ini terus berkelanjutan sampai mencapai titik ekuilibrium (kesetimbangan).

Oleh karena itu, uap air berperan sebagai umpan balik positif terhadap aksi yang dilakukan manusia yang

Page 6: Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu

7/18/2019 Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu

http://slidepdf.com/reader/full/keunggulan-klasifikasi-iklim-secara-empirik-yaitu 6/12

melepaskan gas-gas rumah kaca seperti CO2. Perubahan dalam jumlah uap air di udara juga berakibat

secara tidak langsung melalui terbentuknya awan.

CO2 (Karbon dioksida)

Karbon dioksida adalah gas terbanyak kedua. Ia timbul dari berbagai proses alami seperti: letusan gunung

 berapi, hasil pernafasan hewan dan manusia (yang menghirup oksigen dan menghembuskan karbondioksida); dan pembakaran material organik (seperti tumbuhan).

Manusia telah meningkatkan jumlah karbon dioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar

 bahan baker fosil, limbah padat, dan kayu untuk menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada

saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbon dioksida semakin berkurang akibat

 perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk perluasan lahan pertanian.

Karbon dioksida dapat berkurang karena terserap oleh lautan dan diserap tanaman untuk digunakan dalam

 proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses memecah karbondioksida dan melepaskan oksigen ke

atmosfer serta mengambil atom karbonnya.

Walaupun lautan dan proses alam lainnya mampu mengurangi karbon dioksida di atmosfer, aktifitas

manusia yang melepaskan karbon dioksida ke udara jauh lebih cepat dari kemampuan alam untuk

menguranginya.

CH4(Metan)

Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah kaca. Ia merupakan

insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida.

Metana dilepaskan ke atmosfir selama produksi dan transportasi batu bara, gas alam danminyak bumi.

Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah (landfill),

 bahkan dapat keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari

 pencernaan.

 N2O (Nitrous Oksida) Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama dari pembakaran

 bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Ntrogen oksida dapat menangkap panas 300 kali lebih besar

dari karbondioksida.

HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) dan SF6 (Sulphur hexafluoride) .

Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran berflourinasi dihasilan

dari peleburan aluminium. HFCs (Hydrofluorocarbons) terbentuk selama manufaktur berbagai produk,

termasuk busa untuk insulasi, perabotan (furniture), dan tempat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di

 beberapa negara berkembang masih menggunakan PFCs (Perfluorocarbons) sebagai media pendingin

yang selain mampu menahan panas atmosfer juga mengurangi lapisan ozon (lapisan yang melindungi

Bumi dari radiasi ultraviolet). Para ilmuan telah lama mengkhawatirkan tentang gas-gas yang dihasilkan

dari proses manufaktur akan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Pada tahun 2000, para ilmuan

mengidentifikasi bahan baru yang meningkat secara substansial di atmosfer. Bahan tersebut adalah SF6

(Sulphur hexafluoride). Konsentrasi gas ini di atmosfer meningkat dengan sangat cepat, yang walaupun

masih tergolong langka di atmosfer tetapi gas ini mampu menangkap panas jauh lebih besar dari gas-gas

rumah kaca yang telah dikenal sebelumnya. Hingga saat ini sumber industri penghasil gas ini masih

 belum teridentifikasi.

Bagaimana Gas Rumah Kaca berperan dalam efek rumah kaca dan merubah iklim bumi? Mekanismenya

Page 7: Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu

7/18/2019 Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu

http://slidepdf.com/reader/full/keunggulan-klasifikasi-iklim-secara-empirik-yaitu 7/12

kurang lebih dapat dijelaskan sebagai berikut: "atmosfer," adalah lapisan dari berbagai macam gas yang

menyelimuti bumi, dan merupakan mesin dari sistem iklim secara fisik. Ketika pancaran/radiasi dari

matahari yang berupa sinar tampak atau gelombang pendek memasuki atmosfer, beberapa bagian dari

sinar tersebut direfleksikan atau dipantulkan kembali oleh awan-awan dan debu-debu yang terdapat di

angkasa, sebagian lainnya diteruskan ke arah permukaan daratan. Dari radiasi yang langsung menuju ke

 permukaan daratan sebagian diserap oleh bumi, tetapi bagian lainnya “dipantulkan” kembali ke angkasaoleh es, salju, air, dan permukaan-permukaan reflektif bumi lainnya. Proses pancaran sinar matahari dari

angkasa menembus atmosfer sampai menuju permukaan bumi hingga dapat kita rasakan suhu bumi

menjadi hangat disebut efek rumah kaca. Tanpa ada efek rumah kaca di sistem ikim bumi, maka bumi

menjadi tidak layak dihuni karena suhu bumi terlalu rendah (minus).

Dari penjelasan di atas dapat kita mengerti bagaimana mekanisme terjadinya efek rumah kaca di bumi.

Lalu bagaimana keterkaitan antara efek rumah kaca, pemanasan global dan perubahan iklim? Secara

sederhana dijelaskan sebagai berikut sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan

kembali dari permukaan bumi ke angkasa. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, sinar tampak adalah

gelombang pendek, setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang panjang yang berupa energi

 panas (sinar inframerah), yang kita rasakan. Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat

menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu

komposisinya (komposisinya berlebihan). Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas keangkasa

(stratosfer) menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi panas tambahan

kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih dari dari kondisi normal, inilah

efek rumah kaca berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer terganggu, akibatnya

memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah pemanasan global. Karena suhu adalah

salah satu parameter dari iklim dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan iklim

secara global.

5.c Hubungan Pemanasan Global dengan Efek Gas Rumah Kaca Bumi ini sebetulnya secara alami

menjadi panas karena radiasi panas matahari yang masuk ke atmosfer. Panas ini sebagian diserap oleh permukaan Bumi lalu dipantulkan kembali ke angkasa. Karena ada gas rumah kaca di atmosfer, di

antaranya karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitro oksida (N2O), sebagian panas tetap ada di atmosfer

sehingga Bumi menjadi hangat pada suhu yang tepat (60ºF/16ºC) bagi hewan, tanaman, dan manusia

untuk bisa bertahan hidup.3 Mekanisme inilah yang disebut efek gas rumah kaca. Tanpa efek gas rumah

kaca, suhu rata-rata di dunia bisa menjadi -18ºC.4  Sayangnya, karena sekarang ini terlalu banyak gas

rumah kaca di atmosfer, terlalu banyak panas yang ditangkapnya. Akibatnya, Bumi menjadi semakin

 panas.

Secara alamiah sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali oleh

 permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas di

atmosfer yang menyelimuti bumi  – disebut gas rumah kaca, sehingga sinar tersebut terperangkap dalam

 bumi. Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca (ERK) karena peristiwanya sama dengan rumah kaca,

dimana panas yang masuk akan terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga

dapat menghangatkan seisi rumah kaca tersebut.

Page 8: Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu

7/18/2019 Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu

http://slidepdf.com/reader/full/keunggulan-klasifikasi-iklim-secara-empirik-yaitu 8/12

 

Efek Rumah Kaca

Peristiwa alam ini menyebabkan bumi menjadi hangat dan layak ditempati manusia, karena jika

tidak ada ERK maka suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin. Gas Rumah Kaca

(GRK) seperti CO2 (Karbon dioksida),CH4(Metan) dan N2O (Nitrous Oksida), HFCs

(Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) and SF6  (Sulphur hexafluoride) yang berada di atmosfer

dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar

fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC,

komputer, memasak. Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta

aktivitas pertanian dan peternakan. GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida,

metana, dan nitroksida, menyebabkan meningkatnya konsentrasi GRK di atmosfer.

Berubahnya komposisi GRK di atmosfer, yaitu meningkatnya konsentrasi GRK secara global

akibat kegiatan manusia menyebabkan sinar matahari yang dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke

angkasa, sebagian besar terperangkap di dalam bumi akibat terhambat oleh GRK tadi. Meningkatnya

 jumlah emisi GRK di atmosfer pada akhirnya menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan

 bumi, yang kemudian dikenal dengan Pemanasan Global.

Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari permukaan

 bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang panjang yang berupa energi

 panas. Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar keangkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya. Akibatnya energi panas yang

seharusnya lepas keangkasa (stratosfer) menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer) atau

adanya energi panas tambahan kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih

dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di

atmosfer terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah

 pemanasan global. Karena suhu adalah salah satu parameter dari iklim dengan begitu berpengaruh pada

iklim bumi, terjadilah perubahan iklim secara global.

Page 9: Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu

7/18/2019 Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu

http://slidepdf.com/reader/full/keunggulan-klasifikasi-iklim-secara-empirik-yaitu 9/12

 

Pemanasan global dan perubahan iklim menyebabkan terjadinya kenaikan suhu, mencairnya es di

kutub, meningkatnya permukaan laut, bergesernya garis pantai, musim kemarau yang berkepanjangan,

 periode musim hujan yang semakin singkat, namun semakin tinggi intensitasnya, dan anomaly-anomali

iklim seperti El Nino  –   La Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD). Hal-hal ini kemudian akan

menyebabkan tenggelamnya beberapa pulau dan berkurangnya luas daratan, pengungsian besar-besaran,

gagal panen, krisis pangan, banjir, wabah penyakit, dan lain-lainnya

6.a Dampak pada pemanasan global pada sektor pertanian yaitu seperti pergeseran musim dan perubahan

 pola curah hujan sehingga berdampak keterlambatan musim tanam atau panen, kegagalan penanaman

atau panen karena banjir, tanah longsor dan kekeringan.

Gas Rumah Kaca (GRK) yang diemisikan dari sektor pertanian berasal dari lima sumber (IPCC, 1994)

yaitu: peternakan, budidaya padi, pembakaran padang sabana, pembakaran limbah pertanian, tanah pertanian. Budidaya padi sawah berkontribusi pada peningkatan emisi GRK berupa gas metan (CH4) dan

 N2O. Berdasarkan laporan ADB-GEF-UNDP (1998) padi sawah menyumbang 76% dari total gas metan

yang diemisikan sektor pertanian. Pemasukan intensif bahan organik berupa jerami pada keadaan

tergenang sangat ideal berlangsungnya dekomposisi anaerobik di lahan sawah yang diperkirakan

menghasilkan gas metan dari lahan sawah. Budidaya padi menghasilkan gas metan terbanyak yaitu 2,57

Tg/tahun. Secara geografis gas metan tersebut 21,2% disumbangkan oleh lahan budidaya padi dari Jawa

Barat; 20,9% dari Jawa Timur; 15,9% dari Jawa Tengah; dan 8% dari Sulawesi Selatan. Dengan kondisi

ini maka 58% emisi gas metan dari budidaya padi sawah berasal dari pulau Jawa (ALGAS, 1997). Selain

dekomposisi dari jerami yang tergenang, penggunaan pupuk urea juga berpotensi menyumbang gas

rumah kaca berupa CO2di udara. Penggunaan per ton pupuk urea menghasilkan laju emisi CO 2sebesar

0,20 ton/tahun.

Bila diperhatikan dan ditelaah lebih dalam, sektor pertanian memiliki hubungan erat dengan terjadinya

 pemanasan global. Salah satu bukti adanya hubungan tersebut adalah ketidakpastian musim tanam akibat

 pergeseran musim dan perubahan pola hujan yang sulit diprediksi sebagai dampak dari terjadinya

 pemanasan global.

Page 10: Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu

7/18/2019 Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu

http://slidepdf.com/reader/full/keunggulan-klasifikasi-iklim-secara-empirik-yaitu 10/12

Pada umumnya, semua bentuk sistem pertanian sangat sensitif terhadap variasi iklim. Terjadinya

keterlambatan musim tanam atau panen akan memberikan dampak yang besar baik secara langsung

maupun tak langsung, seperti ketahanan pangan, industri pupuk, transportasi dan lain-lain. Namun tidak

dapat diabaikan bahwa sektor pertanian pun berkontribusi terhadap meningkatnya emisi gas rumah kaca

yang akhirnya terjadi pemanasan global tersebut.

Sektor pertanian memberikan kontribusi positif terhadap meningkatnya emisi gas rumah kaca, khususnya

gas metana (CH4) yang dihasilkan dari sawah tergenang. Perlu diketahui bahwa gas metana ini berpotensi

21 kali lebih besar kontribusinya terhadap terjadinya pemanasan global bila dibandingkan dengan gas

karbondioksida.

Sektor pertanian menghasilkan emisi gas metana tertinggi dibanding sektor-sektor lainnya. Selain metana,

gas rumah kaca lain yang dikontribusikan dari sektor pertanian adalah dinitro oksida (N2O) yang

dihasilkan dari pemanfaatan pupuk serta praktek pertanian. Pembakaran padang sabana dan sisa-sisa

 pertanian yang membusuk juga merupakan sumber emisi gas rumah kaca. Ditambah lagi saat ini terjadi

 pembukaan lahan hutan besarbesaran untuk dijadikan areal pertanian, perlu pula diketahui bahwa satu

 pohon saja mampu menyerap emisi karbondioksida sebanyak 1 juta ton sepanjang hidupnya.

Pertanian Konvensional Menyumbang Terjadinya Perubahan Iklim 

Perubahan iklim bukan lagi sesuatu yang akan terjadi di masa depan. Ia sudah terjadi. Terbukti dari apa

yang kini dialami petani. Banyak penelitian menunjukkan bahwa pertanian konvensional yang dipakai

secara luas sejak era Revolusi Hijau turut menyumbang pada terjadinya perubahan iklim. Pertanian

konvensional yang intensif (baik dari sisi pemakaian mesin pertanian atau luas lahan) memicu

 penebangan hutan untuk membuka lahan.

Gundulnya hutan berarti hilangnya bahan organik dari tanah. Padahal bahan organik berperan mengikat

air dan menahan laju penguapan. Tak heran lebih banyak terjadi kekeringan. Berkurangnya jumlah

vegetasi juga menurunkan kelembapan udara dan meningkatkan suhu udara. Produksi pupuk dan pestisida

kimia yang dipakai pertanian konvensional juga menghasilkan gas rumah kaca yang merupakan salah satu

 pemicu terjadinya perubahan iklim. Sementara aplikasinya pada lahan telah menurunkan kesuburan dan

menyebabkan erosi tanah. Dan seperti lingkaran setan, perubahan iklim yang terjadi membuat efek

negatif dari pertanian konvensional menjadi lebih parah dan berlangsung lebih cepat. Misalnya, hujan

sangat deras yang belakangan kian sering terjadi mempercepat pengikisan lapisan atas tanah. Kesuburan

tanah yang sudah rusak akibat pupuk dan pestisida kimia pun makin rusak. Kekeringan dan suhu udara

yang meningkat juga membuat hutan lebih rentan terhadap kebakaran.

6.b Beberapa penemuan terakhir mulai memperjelas pengaruh iklim terhadap produksi pertanian.

Pengaruh pada produksi pertanian dapat disebabkan paling tidak oleh pengaruhnya terhadap produktivitas

tanaman, organisme pengganggu tanaman, dan kondisi tanah. Iklim dan cuaca merupakan faktor penentu

utama bagi pertumbuhan dan produktifitas tanaman pangan. Produktifitas pertanian berubah-ubah secara

nyata dari tahun ke tahun. Perubahan drastis cuaca, lebih berpengaruh terhadap pertanian dibanding

Page 11: Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu

7/18/2019 Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu

http://slidepdf.com/reader/full/keunggulan-klasifikasi-iklim-secara-empirik-yaitu 11/12

 perubahan rata-rata. Tanaman sangat peka terhadap perubahan cuaca yang sifatnya sementara dan drastis.

Perbedaan cuaca antar tahun lebih berpengaruh dibanding dengan perubahan iklim yang diproyeksikan

(Munawar, 2010). Makalah ini akan membahas mengenai penyebab terjadinya perubahan iklim dan

 pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produktifitas tanaman.

6.c Strategi Antisipasi, Mitigasi dan Adaptasi 

Antisipasi merupakan penyiapan arah dan strategi, program dan kebijakan dalam rangka menghadapi

 pemanasan global dan perubahan iklim. Beberapa program yang penting untuk dilaksanakan diantaranya :

 penyusunan strategi dan perencanaan pengembangan infrastruktur (terutama jaringan irigasi), evaluasi

tata ruang untuk pengaturan lahan (penyesuaian jenis tanaman dengan daya dukung lahan),

 pengembangan sistem informasi dan peringatan dini banjir serta kekeringan, penyusunan dan penerapan

 peraturan perundangan mengenai tata guna lahan dan metode pengelolaan lahan. Tidak kalah pentingnya

adalah peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pemahaman perubahan iklim dan

 penerapan teknologi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

Mitigasi adalah upaya memperlambat laju pemanasan global serta perubahan iklim melalui penurunan

emisi (pancaran) GRK serta peningkatan penyerapan GRK. Program ini lebih difokuskan pada aplikasi

teknologi rendah emisi, antara lain : varietas unggul dan jenis tanaman yang rendah emisi dan atau

kapasitas absorbsi karbon tinggi, penyiapan lahan tanpa bakar, pengembangan dan pemanfaatan biofuel,

 penggunaan pupuk organik, biopestisida dan pakan ternak rendah emisi GRK. Sebagai pribadi dan

komunitas, kita juga dapat berpartisipasi dalam upaya mitigasi ini dengan mempraktekkan hal-hal seperti

: mengurangi pengunaan aerosol, menghemat air dan energi, mendaur ulang barang-barang seperti plastik,

kertas dan kardus, gelas serta kaleng.

Adaptasi merupakan upaya penyesuaian teknologi, manajemen dan kebijakan di sektor pertanian dengan

 pemanasan global dan perubahan iklim. Program adaptasi lebih difokuskan pada aplikasi teknologiadaptif, terutama pada tanaman pangan, seperti penyesuaian pola tanam, penggunaan varietas unggul

adaptif terhadap kekeringan, genangan/banjir, salinitas dan umur genjah, serta penganekaragaman

 pertanian, teknologi pengelolaan lahan, pupuk, air, diversifikasi pangan dan lain-lain. Secara

kelembagaan program ini diarahkan untuk pengembangan sistem informasi seperti sekolah lapang iklim,

sistem penyuluhan dan kelompok kerja (pokja) variabilitas dan perubahan iklim sub sektor pertanian serta

 pengembangan sistem asuransi pertanian akibat resiko iklim (crop weather insurance). 

Teknologi adaptasi yang telah dan akan terus dikembangkan dalam menghadapi perubahan iklim di sektor

 pertanian adalah : Kalender Tanam (pola tanam berdasarkan pola curah hujan dan ketersediaan air

irigasi), Varietas Unggul Baru yang adaptif (VUB toleran kegaraman, VUB tahan kering dan umur

genjah dan VUB tahan genangan), teknologi pengelolaan sumber daya air (teknologi identifikasi potensi

ketersediaan air, teknologi panen hujan dan aliran permukaan, teknologi prediksi curah hujan dan

teknologi irigasi) serta teknologi pengelolaan sumber daya lahan/tanah seperti pemupukan.

Varietas unggul padi yang rendah emisi diantaranya : Ciherang, Cisantana, Tukad Belian dan Way

Apoburu, varietas padi yang toleran salinitas : Way Apo Buru, Margasari dan Lambur, yang tahan

genangan : Inpari 4, yang toleran wereng coklat : Inpari 2, Inpari 3 dan Inpari 13, yang berumur genjah :

Page 12: Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu

7/18/2019 Keunggulan Klasifikasi Iklim Secara Empirik Yaitu

http://slidepdf.com/reader/full/keunggulan-klasifikasi-iklim-secara-empirik-yaitu 12/12

Inpari 11. Varietas unggul padi yang tahan kekeringan adalah : Dodokan dan Silugonggo, varietas jagung

yang tahan kekeringan : Bima 3, Bantimurung, Lamura, Sukmaraga dan Anoma, varietas kedelai tahan

kekeringan : Argomulyo dan Burangrang, varietas kacang tanah tahan kekeringan : Singa dan Jerapah,

sedangkan varietas kacang hijau yang tahan kekeringan adalah : Kutilang. Diharapkan penanaman

varietas-varietas ini dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim terhadap produksi tanaman

 pangan di indonesia.