28
MAKALAH KEWIRAUSAHAAN Pengembangan Sikap Mandiri dalam Kewirausahaan Oleh: Kelompok IV 1. Ayu Dara Kharisma (13222011) 2. Delta Amelia (13222023) 3. Dewi Sundari (13222029) 4. Evitia Yuliani (13222039) Dosen Pembimbing: DR. H. Zainal Berlian, D Asisten Dosen: Novia Ballianie, M.Pd.I PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

KEWIRAUSAHAAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bvvvvvvvvvvv

Citation preview

Page 1: KEWIRAUSAHAAN

MAKALAH KEWIRAUSAHAANPengembangan Sikap Mandiri dalam Kewirausahaan

Oleh:

Kelompok IV

1. Ayu Dara Kharisma (13222011)

2. Delta Amelia (13222023)

3. Dewi Sundari (13222029)

4. Evitia Yuliani (13222039)

Dosen Pembimbing:

DR. H. Zainal Berlian, D

Asisten Dosen:

Novia Ballianie, M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

2015

Page 2: KEWIRAUSAHAAN

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menjalani kehidupan, manusia harus terus berjuang untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun seiring dengan pertambahan

penduduk dan dunia yang kian padat, manusia dituntut untuk dapat bersaing

dalam dunia bisnis agar dapat bersaing di era yang serba canggih ini. Banyak

orang bersaing dalam berwirausaha, sayangnya negara Indonesia sebagian

besar hanya menjadi konsumen bagi perusahaan luar. Hal itu menunjukkan

bahwa warga Indonesia telah memperkaya negara luar. Oleh karena itu

perlunya pemikiran yang kreatif, inovatif dan kemandirian bagi bangsa

Indonesia untuk menjalani bisnis dan menjadi seorang wirausahawan.

Setiap orang pasti punya pikiran, tapi hanya sedikit yang punya ide,

sehingga dalam berwirausaha diperlukan pengetahuan sehingga

ide-ide/gagasan yang kreatif dan inovatif dapat memunculkan bentuk-bentuk

wirausaha yang terus aktual dan memiliki trend dalam kebutuhan konsumen.

Sebelum memulai berwirausaha maka seseorang perlu mengetahui atau

menambah pemahamannya tentang berwirausaha, agar dalam pelaksanaannya

seseorang tidak salah dalam membuat keputusan. Mereka harus dibekali

pengetahuan tentang berwirausaha agar mampu memilih wirausaha apa yang

akan mereka tekuni.1

Manusia yang bermental wirausaha mempunyai kemampuan untuk

mencapai tujuan dan kebutuhan hidupnya. Disamping kemauan keras,

manusia yang bersikap mental wirausaha mempunyai keyakinan yang kuat

atas kekuatan yang ada pada dirinya. Kita haruus menyadari dan mensyukuri

bahwa tuhan telah member modal kepada kita berupa akal dan pikiran, sikap,

mental, tenaga, kemauan dan sebaggainya. Semua kelebihan yang dimiliki

harus dimanfaakan dan ditingkatkan untuk hal-hal positif dalam hidup.2

1 Limbong B, Kewirausahaan, di akses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345 6789/18808/3/Chapter%20II.pdf, pada tanggal 29 September 2015 pukul 19.10 WIB.

2 Endang Supardi, Modul Kewirausahaan: Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri, di akses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234567/18808/3/Chaper20 II.pdf, pada tanggal 29 September 2015 pukul 19.20 WIB.

Page 3: KEWIRAUSAHAAN

Seseorang dikatakan mandiri apabila orang tersebut dapat melakukan

keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam

mengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan

hidupnya tanpa adanya ketergantungan ddengan pihak lain. Kemandirian

merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha.

Dikarenakan sifat kemandirian merupakan salah satu sikap yang harus

dimiliki oleh seorang wirausaha, oleh karena itulah makalah ini dibuat agar

memberikan pengetahuan tentang cara untuk mengembangkan sikap mandiri

dalam diri seseorang yang akan berwirausaha.

B. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui sikap mandiri dalam berwirausaha.

2. Mengetahui cara untuk mengembangkan sikap mandiri dalam

berwirausaha.

Page 4: KEWIRAUSAHAAN

PEMBAHASAN

A. Wirausaha dan Kewirausahaan

Pengertian pengetahuan menurut kamus Bahasa Indonesia adalah segala

sesuatu yang diketahui. Wirausahawan secara umum adalah orang-orang yang

mampu menjawab tantangan-tantangan dan memanfaatkan peluang-peluang

yang ada, ide adalah hal yang utama.3

Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan

untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya

atau hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan mengelola, mengendalikan

semua usahanya. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang

selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam

berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya.4

Wirausaha (enterpreneur) adalah seseorang yang membayar harga

tertentu untuk produk tertentu, untuk kemudian dijualnya dengan harga yang

tidak pasti, sambil membuat keputusan tentang upaya mencapai dan

memanfaatkan sumber-sumber daya, dan menerima risiko.5

Kewirausahaan sebagaimana dikemukakan di atas disimpulkan secara

umum merupakan harmonisasi antara kreativitas yang menciptakan ide-ide

dengan pertimbangan peluang maupun resiko dan keinovasian dalam

menerapkan ide-ide kreatif menjadi suatu bentuk barang dan jasa yang

mempunyai nilai jual bagi wirausahawan. Membangun kewirausahaan berarti

membangun atau menciptakan sesuatu yang baru. Kehidupan entrepreneur

adalah kehidupan yang sangat ditentukan oleh pasar karena di situlah

enterpreneur dan masyarakat bertemu dan berinteraksi untuk saling

memperkenalkan dan menjual barang dan jasa dan untuk saling menemukan

kebutuhan akan barang dan jasa oleh masyarakat pembeli.

Kewirausahaan mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku

seseorang dalam berkreasi dan berinovasi, oleh sebab itu objek studi

kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan (ability) seseorang yang

3Limbong B, Kewirausahaan, di akses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345 6789/18808/3/Chapter%20II.pdf, pada tanggal 29 September 2015 pukul 19.10 WIB.

4 Ibid.5 Ibid.

Page 5: KEWIRAUSAHAAN

diwujudkan dalam bentuk prilaku. Dengan sendirinya kreativitas dan inovasi

merupakan suatu hal yang esensial bagi setiap pelaku dalam kewirausahaan di

mana setiap proses perkembangan usaha mulai dari tahap awal sampai pada

tahap penurunan dibutuhkan pemikiran kreatif dan inovatif terhadap produk

yang dihasilkan. Tujuannya agar suatu usaha dapat terus menghasilkan

keuntungan sehingga dapat bersaing dengan mengikuti selera pasar

(konsumen) untuk perkembangan suatu usaha terutama di bidang usaha kecil

dan menengah yang mempunyai kapital kecil. Oleh karena itu, wirausaha

memerlukan ide-ide kreatif dan inovatif agar dapat efisien dan efektif dalam

setiap tahapan. Tujuannya guna menekan penggunaan biaya yang bermuara

kepada penekanan biaya produksi sehingga produk dapat dijual di pasar

dengan harga terjangkau oleh konsumen.6

B. Definisi Kemandirian

Sikap adalah sebagai suatu kesiapan mental atau emosional dalam

beberapa jenis tindakan pada suatu yang tepat. Sedangkan menurut Slameto

(2003) sikap merupakan sesuatu yang dipelajari dan bagaimana individu

bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam

kehidupan. Kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti berdiri sendiri,

tidak tergantung kepada orang lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(1996:625) kemandirian adalah "keadaan dapat berdiri sendiri tanpa

tergantung pada orang lain". 7

Kemandirian yang diwujudkan melalui tingkah laku menunjukkan sikap

mandiri atau tingkah laku mandiri. Robert Tai dkk (2007: 27) menyatakan

"Autonomous learning is the seed of scientific research". Kemandirian belajar

merupakan dasar bagi penelitian ilmiah. Sementara itu Hermann Holstein

(1987:6) mengartikan "Mandiri sebagai bekerja sendiri (berswakarsa)".

Sedangkan Suharsimi Arikunto (1990:108) mengemukakan "Membantu siswa

untuk mandiri berarti menolong mereka dari bantuan orang lain". Jadi dalam

6 Endang Supardi, Modul Kewirausahaan: Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri, di akses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234567/18808/3/Chaper20 II.pdf, pada tanggal 29 September 2015 pukul 19.20 WIB.

7 Rhenald Kasal, Wirausaha Muda Mandiri, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2010, hal 22.

Page 6: KEWIRAUSAHAAN

melakukan aktifitas menekankan pada kebebasan melakukan sesuatu secara

langsung, bebas dari rasa takut.8

Kemandirian seseorang tidak ditandai dengan usia, tetapi salah satunya

ditengarai oleh perilakunya. Dengan begitu, mungkin saja terjadi anak yang

berusia lebih muda dapat lebih mandiri (untuk ukuran seusianya), sementara

yang lebih tua belum tentu memiliki hal yang sama.

Dimensi kepribadian seseorang selalu dipengaruhi atau dikendalikan

faktor internal dan faktor eksternal. Bagi sebagian orang, kekuatannya selalu

tergantung pada dirinya sendiri tetapi bagi orang lain kekuatannya tidak

tergantung pada dirinya sendiri melainkan faktor eksternal seperti orang lain,

nasib, keberuntungan atau kebetulan. Dikatakan sikap mandiri apabila orang

tersebut mampu mendewasakan dirinya sendiri, dan apabila berhasil

mendewasakan dirinya sendiri akan mampu membentuk pendapat atau

pandangannya sendiri tentang masalah atau peristiwa yang terjadi dalam

lingkungannya.9

Dengan memiliki kemampuan dalam menghadapi masalah dan

peristiwa tersebut maka individu akan mampu pula membentuk pandangan

yang paling baik bagi orang lain. Orang yang selalu mengandalkan kekuatan

yang ada pada dirinya sendiri disebut juga mempunyai keinginan untuk

menguasai dan mengendalikan tindakan-tindakan sendiri dengan tidak

mengharapkan bantuan atau pengaruh orang lain.

Sikap mandiri adalah kemampuan seseorang berdiri sendiri dalam

segala aspek kehidupannya. Dengan demikian individu yang berdiri di atas

kaki sendiri akan mengambil inisiatif, mengatasi sendiri kesulitan-

kesulitannya dan ingin melakukan hal-hal oleh dirinya sendiri. Tanda-tanda

dari sikap sendiri adalah pengambilan inisiatif, mencoba mengatasi rintangan-

rintangan dalam lingkungannya, mencoba mengarahkan tingkah laku ke arah

yang sempurna, memperoleh kepuasan dari bekerja, dan mencoba

mengerjakan sendiri tugas-tugas rutinnya.10

8 Rhenald Kasal, Wirausaha Muda Mandiri, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2010, hal 22.

9 Ibid.10 Basrowi, Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2005, hal

37.

Page 7: KEWIRAUSAHAAN

C. Sikap Mandiri dalam Berwirausaha

Perilaku kemandirian menunjukkan bahwa wirausaha selalu

mengembalikan perbuatannya sebagai tanggung jawab pribadi. Dia

mementingkan otonomi dalam bertindak, pengambilan keputusan dan

pemilihan berbagai kegiatan dalam mencapai tujuan. Ketergantungan pada

orang lain merupakan sesuatu yang bertentangan dengan kata hatinya. Dia

lebih senang bekerja sendiri, menentukan dan memilih cara kerja yang sesuai

dengan dirinya. Dia dapat saja bekerja dalam kelompok selama mendapat

kebebasan bertindak pengambilan keputusan, ini berarti dia lebih senang

memegang kendali kelompok kerja, menentukan tujuan kelompok serta

memilih alternative perilaku.11

Apabila masyarakat dengan sikap mental kewirausahaan telah

terbentuk, maka setiap orang minimal akan dapat menghidupi dirinya dan

keluarganya, kemudian masyarakat sekitarnya dan pada akhirnya menolong

bangsa dan umat manusia. Untuk itulah sikap mental wirausaha diperlukan

untuk dapat menghadapi tantangan dunia yang semakin penuh persaingan.

Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk

menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berfikir kreatif dan

bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan

hidup, maka seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif dalam

mengembangkan ide dan pikirannya terutama dalam menciptakan peluang

usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain.

Seorang wirausaha dituntut untuk dapat selalu menciptakan hal-hal baru

dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada di lingkungan

sekitarnya, mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru,

menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang

lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan

cara baru untuk memberikan kepuasan konsumen. Oleh karena itu, seorang

11 Ibid.

Page 8: KEWIRAUSAHAAN

wirausaha hendaknya mandiri dan tidak bergantung pada orang lain agar ia

dapat lebih berkreasi dan berinovasi dengan kemampuannya.12

Seseorang dikatakan mandiri apabila orang tersebut dapat melakukan

keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam

mengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan

hidupnya tanpa adanya ketergantungan ddengan pihak lain. Kemandirian

merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha. Pada

prinsipnya seorang wirausaha harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi

kegiatan usahanya. Apabila masyarakat dengan sikap mental kewirausahaan

telah terbentuk, maka setiap orang minimal akan dapat menghidupi dirinya

dan keluarganya, kemudian masyarakat sekitarnya dan pada akhirnya

menolong bangsa dan umat manusia. Untuk itulah sikap mental wirausaha

diperlukan untuk dapat menghadapi tantangan dunia yang semakin penuh

persaingan.

Agar menjadi wirausahawan yang berhasil diperlukan suatu tekad yang

kuat dan mampu membaca peluang pasar. Beberapa wirausahawan yang

sukses di bidangnya seperti Bill Gates, Henry Ford, Ducan Symne, Sosro,

Tirto Utomo dan lain-lain. Pada awalnya mereka adalah wirausahawan kecil

yang kemudian berhasil dalam usahanya berkat kemampuannya memilih dan

mengelola bidang usaha yang digelutinya. Keberhasilan itu dapat diraih

karena karakteristik wirausaha yang melekat pada dirinya.

Sikap untuk tidak menggantungkan keputusan akan apa yang harus

dilakukan kepada orang lain dan mengerjakan sesuatu dengan kemampuan

sendiri-sendiri sekaligus berani mengambil risiko dalam bisnis merupakan

bentuk kemandirian dari seorang wirausahawan. Ciri-ciri manusia mandiri

adalah manusia yang menjalankan atau memiliki sifat: bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, kemerdekaan batin, keutamaan, kasih sayang

terhadap sesama manusia, keadilan, realistis. Realistis berarti kenyataan.

Kunci keberhasilan wirausaha terletak pada sikap mandiri dan ide-

idenya yang realistis. Seorang wirausaha harus memiliki kemampuan untuk

bersikap mandiri. Dalam melaksanakan fungsinya seorang wirausaha harus

12 Suharyadi Nugroho Arisantyanto, Kewirausahaan Membangun Usaha , Salemba Empat, Jakarta, 2007, hal 54.

Page 9: KEWIRAUSAHAAN

selalu percaya pada diri sendiri, selalu percaya pada ide dan kemampuan

sendiri dan tidak bisa dipengaruhi oleh pendapat orang lain. Seorang

wirausaha yang ingin berhasil dalam menjalankan usahanya selalu didasarkan

pada hal-hal sebagai berikut.13

1. Menjalankan pekerjaannya berdasarkan:

a. Bakat yang dimilikinya

b. Kemampuan yang dimilikinya

c. Penuh keyakinan dan sungguh-sungguh bekerja

2. Tidak dipengaruhi oleh pekerjaan orang lain. Adapun ciri-ciri dari

manusia yang mandiri yaitu:

a. Memiliki potensi untuk berpretasi

b. Mampu menolong dirinya di dalam mengatasi permasalahan

hidupnya.

c. Mampu mengatasi kemiskinan lahir-batin.

3. Berpikir secara realistis

Berpikir secara realistis adalah cara berpikir yang sesuai dengan

akal sehat, seorang wirausaha yang realistis dapat mengembangkan

seseorang menuju kesuksesan. Orang tersebut memiliki pemikiran yang

lebih maju, baik untuk memecahkan masalah, berusaha lebih baik. Selalu

berusaha intropeksi diri untuk menutupi kekurangan sehingga

menimbulkan sikap optimis dan kemandirian.14

Pola pikir yang realistis memiliki sifat-sifat: toleransi, fleksibel,

kreatif, dan mampu berhubungan dengan lingkungan masyarakat.

Dengan sifat-sifat tersebut, seorang wirausaha yang realistis dapat

dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kebutuhan

sehingga bisa menimbulkan inisiatif dan kreativitas. Kekuatan seorang

berwirausaha berasal dari tindakannya sendiri dan ide-ide yang realistis

dan bukan dari tindakan orang lain.15

13 Rhenald Kasal, Wirausaha Muda Mandiri, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2010, hal 22.

14 Mulyadi Nitisusastro, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Kewirausahaan, Alfabeta, Bandung, 2014, hal 19.

15 Ibid.

Page 10: KEWIRAUSAHAAN

Dengan adanya sikap yang mandiri dan realistis berarti wirausaha

itu akan dapat : 16

a. Menetralkan kegiatan usahanya atas kemampuan sendiri.

b. Mengetahui kesempatan, kecakapan dan kemampuan sendiri.

c. Mengetahui dan menyadari kekurangan dirinya.

d. Memantapkan modal dan kekuatan secara mandiri.

Seorang wirausaha yang realistis memiliki sifat-sifat toleransi,

fleksibel, kreatif, dan mampu berhubungan banyak dengan lingkungan

masyarakat secara realistis, seorang wirausaha di dalam menjalankan

bisnisnya harus: percaya pada diri sendiri, percaya pada nasib sendiri.

D. Pengembangan Sikap Mandiri dalam Berwirausaha

Pembentukan sikap mandiri memiliki 6 kekuatan mental yang dapat

membangun kepribadian yang kuat, antara lain:

1. Berkemauan Keras

Kemauan keras dapat diartikan adanya komitmen yang tinggi dalam

diri seorang sehingga tidak akan pernah menyerah sebelum berhasil

memperoleh cita-citanya. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk

menumbuhkan keyakinan yang kuat dalam jiwa kita adalah sebagai

berikut.

a. Kita harus mengenal diri kita sendiri sebagai makhluk yang memiliki

kelemahan tetapi memperoleh anugerah kekuatan dari Tuhan untuk

mengatasi kelemahan kita.

b. Kita harus percaya kepada diri sendiri bahwa kita memiliki potensi

yang tidak kurang kuatnya dengan yang dimiliki orang lain.

c. Kita harus mengetahui dengan jelas terhadap tujuan-tujuan serta

kebutuhan kita dimana kita bisa mendapatkannya,bagaimana cara

mendapatkannya serta kapan dan beberapa lama target waktu untuk

mencapainya.17

2. Kejujuran dan Tanggung Jawab16 Rhenald Kasal, Wirausaha Muda Mandiri, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2010,

hal 23.17Suharyadi Nugroho Arisantyanto, Kewirausahaan Membangun Usaha, Salemba Empat,

Jakarta, 2007, hal 55

Page 11: KEWIRAUSAHAAN

Manusia yang bersikap mental wirausaha memiliki sifat kejujuran

dan tanggung jawab. Salah satu kunci keberhasilan seseorang dalam

berusaha dan berwirausaha adalah kepercayaan dari orang lain terhadap

dirinya. Agar seseorang menaruh simpati dan kepercayaan orang lain

dalam berusaha, maka ia harus memiliki sifat kejujuran dan tanggung

jawab ini. Banyak orang yang tidak dapat dipercaya oleh orang lain, baik

dibidang usaha maupun karier oleh karena mereka tidak jujur dan tidak

memiliki rasa tanggung jawab.

Adapun beberapa hal yang berkaitan dengan kejujuran dan tanggung

jawab yang harus dimiliki oleh seorang yang berwirausaha yaitu sebagai

berikut:

a. Mendidk diri sendiri sehingga memiliki moral yang tinggi. Dengan

perkataaan lain, kita hendaknya belajar untuk bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa; belajar untuk memperoleh kemerdekaan batin;

belajar untuk mementingkan keutamaan; belajar untuk mematuhi

hokum-hukum yang berlaku; dan belajar untuk berlaku adil kepada

sesama manusia.

b. Melatih disiplin diri sendiri (self-descpline). Mustahil bagi kita begitu

saja menjadi manusia jujur dan bertanggung jawab, apabila kita tidak

membina kepribadian kita. Rasa tanggung jawab dapat ditumbuhkan

di dalam diri kita melalui latihan disiplin. Dengan melatih disiplin diri

sendiri, maka kita akan memperoleh ketabahan, keuletan dan

keteraturan tingkah laku dan perbuatan kita.

c. Berorientasi kepada tujuan dan kebutuhan hidup. Dalam setiap

kegiatan dan usaha kita, kita harus selalu ingat akan tujuan dan

kebutuhan hidup kita. Setiap kegiatan dan usaha selalu kita lihat

manfaatnya bagi tercapainya tujuan atau terpenuhinya kebutuhan kita.

Dengan berorientasi pada tujuan disertai pengenalan akan manfaat

setiap usaha dan kegiatan kita, maka hal ini akan menarik minat kita,

dan minat yang kuat akan memancing kemauan kita untuk berbuat

lebih lanjut.18

18 Suharyadi Nugroho Arisantyanto, Kewirausahaan Membangun Usaha , Salemba Empat, Jakarta, 2007, hal 56.

Page 12: KEWIRAUSAHAAN

Hal semacam ini terlebih-lebih kita rasakan pada lapangan-lapangan

kerja itu, faktor kejujuran dan tanggung jawab mendapatkan sorotan dan

penilaian yang serius dari pihak manajer atau pemilik perusahaan.

Pendeknya dunia pekerjaan akan menolak sifat-sifat semacam itu. Akan

lebih untung manusia yang dalam usahanya untuk mengubah nasib mau

berusaha mengubah diri untuk memiliki sifat-sifat kejujuran dan tanggung

jawab, sehingga akhirnya ia percaya kepada dirinya sendiri dan dipercaya

oleh orang lain.

3. Ketahanan Fisik dan Mental

Manusia yang bersikap mental wirausaha memiliki ketahanan fisik

dan mental. Sering kita mendengar adanya manusia-manusia yang mudah

menyerah terhadap tantangan dan permasalahan hidup. Mereka tidak mau

maju dan bahkan gagal sebelum mulai. Sayang sekali, orang-orang

semacam itu ada yang tidak menyadari, bahwa darinya telah menjadi

budak kemiskinan pribadinya dan bahkan merasa dirinya lebih berharga,

terhormat dan bergengsi. Seandainya mereka menyadari akan halnya atau

dapat mengenal diri, tentunya mereka akan merasa malu dan bermotivasi

lebih besar untuk menebus kegagalannya dengan usaha wirausaha yang

berhasil.19

Itulah sekelumit gambaran tentang pribadi yang kurang kuat. Bagi

mereka yang menyadari akan kelemahan pribadinya sekalipun, belum

tentu mereka menjadi putus asa. Inilah peristiwa kematian sebelum

meninggal dunia. Lain lagi halnya dengan orang-orang yang bersikap

pantang mundur atau pantang menyerah kepada keadaan, maka merak ini

lebih mending daripada mereka yang digambarkan sebelumnya.20

Namun sayang di antara mereka yang bersemangat baja ini ada yang

hanya sekedar mampu bertahan pada keadaan dan prestasi yang telah ada.

Yang lebih diharapkan yaitu sikap pantang menyerah terhadap keadan dan

prestasi yang ada, untuk lebih maju mencapai pada saat sekarang. Untuk

19 Mulyadi Nitisusastro, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Kewirausahaan, Alfabeta, Bandung, 2014, hal 21.

20 Ibid.

Page 13: KEWIRAUSAHAAN

itu kita harus memiliki semangat dan tahan uji dari setiap tantangan dan

penderitaan, baik lahir maupun batin.

4. Ketekunan dan Keuletan untuk Bekerja Keras

Manusia wirausaha memiliki ketekunan dan keuletan dalam bekerja

dan berusaha. Kemajuan dan suksesnya hidup tidak dapat datang dengan

sendirinya. Kemajuan dan sukses harus diperoleh melalui usaha dan

bekerja keras. Banyak orang yang tidak suka untuk bekerja keras, mereka

lebih suka bermalas-malasan dengan penuh harapan akan memperoleh

kemajuan dan prestasi hidup. Ada pula sebagian orang yang tidak mau

bekerja keras tetapi ingin maju dan berprestasi dengan meminjam tenaga

dan prestasi oang lain. Ada lagi orang yang ingin maju dan berhasil

mengeruk harta dengan jalan mencuri, baik secara kasar mencuri maupun

secara halus seperti korupsi, manipulasi dan sebagainya.21

Profil manusia yang baru digambarkan ini jelas tidak termasuk

kategori manusia wirausaha karena buktinya mereka justru memiliki sifat-

sifat tergantung kepada keadaan, mereka tergantung kepada kesempatan

dalam kesempitan, mereka tergantung kepada tenaga dan presentasi orang

lain. Ini tidak berarti, bahwa manusia wirausaha tidak tergantung kepada

hal-hal lain semacam itu, namun manusia wirausaha lebih mengutamakan

kekuatan pribadinya sendiri dalam usaha mencari kemajuan dan

kesuksesan hidup. Oleh karena itu manusia wirausaha harus mau dan

mampu untuk bekerja keras dan berjerih payah. Lihatlah bangsa yang

maju, rakyatnya pasti suka bekerja keras. Tentulah bekerja keras inipun

bukan asal bekerja.

Kita masih melihat-lihat jenis pekerjaannya. Kemajuan dan

kesuksesan hidup baru dapat kita capai apabila kita mampu dan mau

bekerja keras dengan menggunakan berbagai potensi pribadi kita, baik

potensi akal kita. Potensi akal harus sama-sama kita manfaatkan untuk

jerih payah mencapai sukses. Oleh karena itu manusia wirausaha

disamping mampu memanfaatkan akal secara intetejen, juga

21Limbong B, Kewirausahaan, di akses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345 6789/18808/3/Chapter%20II.pdf, pada tanggal 29 September 2015 pukul 19.10 WIB.

Page 14: KEWIRAUSAHAAN

memfungsikan akalnya secara intensif untuk memecahkan berbagai

macam persoalan yang ia hadapi.22

5. Pemikiran yang Konstruktif

Pengertian berpikir sebagai sebuah proses dimana representasi

mental baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan interaksi yang

komplek atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika,

imajinasi, dan pemecahan masalah. Berpikir konstruktif, adalah

membangun kesadaran yang bersifat membina, membangun dan

memperbaiki, sehingga kita tidak tenggelam dalam situasi pesimis dan

ketakutan yang beralasan.23

Adanya kemampuan berpikir konstruktif, akan membantu kita

terbiasa untuk memiliki pola kerja yang efisien, karena kita terbiasa

memiliki goal setting untuk melakukan aktivitas, tertutama aktivitas

tertentu yang membutuhkan perhatian ekstra. Sehingga waktu, tenaga,

pikiran dan materi yang dikeluarkan untuk pencapaian tujuan tertentu, bisa

lebih dimaksimalkan.

6. Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri atau self confidence merupakan suatu paduan sikap

dan keyakinan seseorang dalam menghadapi suatu tugas atau pekerjaan.

Dalam praktek, kepercayaan diri tersebut merupakan sikap dan keyakinan

untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan

yang harus dihadapi.24

Kepercayaan diri adalah sifat internal pribadi seseorang dan bersifat

sangat relatif, baik antara seseorang dengan orang lain ataupun pada

seseorang, tetapi beda tugas atau pekerjaan yang dihadapinya. Seseorang

mungkin mempunyai kepercayaan diri yang besar untuk melakukan suatu 22Endang Supardi, Modul Kewirausahaan: Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri, di akses

dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234567/18808/3/Chaper20 II.pdf, pada tanggal 29 September 2015 pukul 19.20 WIB.

23Suharyadi Nugroho Arisantyanto, Kewirausahaan Membangun Usaha , Salemba Empat, Jakarta, 2007, hal 57.

24 Endang Supardi, Modul Kewirausahaan: Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri, di akses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234567/18808/3/Chaper20 II.pdf, pada tanggal 29 September 2015 pukul 19.20 WIB.

Page 15: KEWIRAUSAHAAN

pekerjaan, misalnya mengendarai sebuah mobil, tetapi kepercayaan dirinya

mungkin akan hilang jika dia dipaksa untuk menerbangkan sebuah

pesawat jet tempur. Seseorang mungkin mempunyai kepercayaan diri yang

tinggi dalam menulis, tetapi kepercayaan dirinya berkurang jika dia harus

menyampaikannya dalam suatu seminar. Sebaliknya, ada juga orang yang

mempunyai diri yang mantap jika berpidato, namun sering mengalami

kesulitan atau bimbang dan ragu jika harus menulis suatu teks.

Kepercayaan diri juga bersifat dinamis, seseorang yang semula

mempunyai kepercayaan diri yang tinggi untuk mengendarai mobil,

kemudian berkurang karena makin tua atau setelah mengalami suatu

kecelakaan lalu lintas.25

Usia atau kondisi kesehatan seseorang dapat mempengaruhi tingkat

kepercayaan diri yang bersangkutan. Secara umum orang yang makin tua,

terutama yang telah melewati setengah umur, makin berkurang

kepercayaan dirinya dalam kegiatan yang bersifat keterampilan fisik

seperti mengendarai mobil, meniti, melompat, memanjat, dan kegiatan lain

yang sejenis, namun sebaliknya, usia yang makin lanjut makin memberi

ke-percayaan diri yang tinggi untuk mengatasi berbagai masalah nonfisik

walaupun mungkin relatif kompleks. Hal ini mungkin disebabkan oleh

pengalamannya yang cukup banyak dan jiwanya yang relatif lebih matang

dalam menghadapi berbagai cobaan dan masalah.26

Dalam upaya meningkatkan kepercayaan diri, seseorang harus

berusaha sebanyak dan sesering mungkin membuat sukses. Untuk itu

sebaiknya seseorang harus sering melatih diri secara bertahap dan periodik

atau secara teratur untuk menghindari kegagalan. Tingkat kesulitan yang

dihadapi hendaknya tidak melonjak dalam arti terlalu jauh dari

kemampuan. Kemampuan dan kepercayaan diri memang saling berkaitan,

mungkin seseorang mampu menyelesaikan suatu pekerjaan yang sulit

apabila dia pernah menyelesaikan pekerjaan yang serupa yang pernah

diselesaikannya, dengan tingkat kesulitan yang sama atau hampir sama.

Tingkat kepercayaan seseorang akan meningkat atau bertambah jika sering

25 Ibid, hal 25.26 Ibid.

Page 16: KEWIRAUSAHAAN

dihadapkan pada penyelesaian pekerjaan-pekerjaan yang tingkat

kesulitannya bertambah, dan dia mampu meyelesaikannya dengan baik.

Kepercayaan diri seseorang banyak ditentukan oleh kemampuan

untuk memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan suatu pekerjaan dengan

baik dalam arti baik perencanaannya, sistematikanya, teknis

pelaksanaannya, efisiensi waktu, biaya dan tenaga, serta baik hasil akhir

yang diperoleh. Jika seseorang dapat memulai, melaksanakan, dan

menyelesaikan suatu pekerjaan dengan tertib, cekatan, mantap, dan lancar,

maka hal itu menunjukkan bahwa dia dapat mengerjakan pekerjaan

tersebut dengan penuh kepercayaan diri. Selain itu, faktor ketenangan,

ketekunan, dan kegairahan dalam mengerjakan sutau pekerjaan, secara

langsung ataupun tidak, dapat menunjukkan kepercayaan diri seseorang.27

Kepercayaan diri yang kurang atau yang labil dapat meyebabkan

cara kerja yang canggung, tersendat-sendat dan tidak memuaskan. Dalam

upaya, menghindari, mencegah atau berkurangnya kepercayaan diri, maka

seseorang harus pandai memilih pekerjaan atau cara memyelesaikan

pekerjaan yang dihadapinya. Janganlah terlalu bernafsu untuk melakukan

“loncatan jauh” dalam waktu singkat apabila kemampuan ataupun

pengalamannya berada di luar batas kemampuannya.28

Hendaknya hal ini jangan ditafsirkan sebagai sesuatu yang

menakutkan (discourage) seseorang yang berambisi untuk mencapai

sukses yang besar, memang benar ambisi yang besar sangat diperlukan

untuk dapat mecapai sukses, tetapi hendaknya kemampuan seseorang yang

dikembangkan melalui latihan-latihan dan pengalaman diri. Cara

mengembangkan rasa percaya kepada diri sendiri yaitu :

a. Hendaknya sikap lahiriah Anda membuktikan betapa besar rasa

percaya Anda kepada diri sendiri.

b. Mengembangkan rasa percaya kepada diri sendiri dengan bersikap

seimbang.

27Limbong B, Kewirausahaan, di akses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345 6789/18808/3/Chapter%20II.pdf, pada tanggal 29 September 2015 pukul 19.10 WIB.

28 Ibid

Page 17: KEWIRAUSAHAAN

c. Kembangkanlah rasa percaya kepada diri sendiri dengan melakukan

pekerjaan sebaik-baiknya.

d. Kembangkanlah rasa percaya diri sendiri dengan sering mengulangi

perkataan yang memberi keberanian dan ketabahan kepada diri

sendiri.

e. Kembangkanlah rasa percaya kepada diri sendiri dengan bersikap

jujur.

f. Kembangkanlah rasa percaya kepada diri sendiri dengan

memperbaiki cara bicara Anda.

g. Kembangkanlah rasa percaya kepada diri sendiri dengan menggauli

orang-orang yang memiliki rasa percaya kepada diri sendiri.

h. Kembangkanlah rasa percaya kepada diri sendiri dengan membuat

pilihan yang baik.

i. Kembangkanlah rasa percaya kepada diri sendiri dengan renungan

dan konsentrasi.29

KESIMPULAN

Sikap mandiri adalah kemampuan seseorang berdiri sendiri dalam segala

aspek kehidupannya. Perilaku kemandirian menunjukkan bahwa wirausaha selalu

mengembalikan perbuatannya sebagai tanggung jawab pribadi. Adapun hal-hal

yang perlu dikembangkan demi terciptanya sikap mandiri dalam diri seorang

wirausahawan yaitu dengan meningkatkan serta mengembangkan berkemauan

29 Ibid.

Page 18: KEWIRAUSAHAAN

keras, kejujuran dan tanggung jawab, ketahanan fisik dan mental, ketekunan dan

keuletan untuk bekerja keras, pemikiran yang konstruktif dan kepercayaan diri.

DAFTAR PUSTAKA

Arisantyanto, S.N. 2007. Kewirausahaan Membangun Usaha. Jakarta: Salemba Empat.

Basrowi. 2005. Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Kasal, R. 2010. Wirausaha Muda Mandiri. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Page 19: KEWIRAUSAHAAN

Limbong, B. 2010. Kewirausahaan. Tersedia: http://repository.usu.ac.id/bitstre am/123456789/18808/3/Chapter%20II.pdf. (Di akses pada tanggal 29 September 2015 pukul 19.10 WIB).

Nitisusastro, M. 2014. Perilaku Konsumen dalam Perspektif Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Supardi, E. 2004. Modul Kewirausahaan: Kiat Mengembangkan Sikap Mandiri. Tersedia:http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234567/18808/3/Chaper20II.pdf. (Di akses pada tanggal 29 September 2015 pukul 19.20 WIB).