Upload
basmalah-ehm
View
70
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
BENTUK DAN MAKNA KATA
Tujuan Instruksional Umum:
Mahasiswa dapat memahami bentuk kata yang benar untuk memperoleh makna
yang akurat.
Tujuan Instruksionat Khusus:
Mahasiswa dapat menyebutkan 7 satuan bentuk yang ada dalam bahasa.
Mahasiswa dapat membedakan pengertian fonem, modem, frasa, kata dan
kalimat.
Mahasiswa dapat menjelaskan makna denotatif dan makna konotatif dalam
bahasa Indonesia.
Mahasiswa dapat menggunakan satuan bentuk yang benar untuk menyampaikan
maksud/gagasan.
Satuan bentuk bahasa dalam bahasa Indonesia meliputi fonem, morfem, kata,
frasa, kalimat, paragraf, dan wacana/ karangan. Fonem dan huruf itu serupa, tetapi
tidak sama. Fonem adalah satuan bunyi terkecil yang dapat membedakan makna
arti. Sementara huruf adalah lambang bunyi atau lambang fonem.
Misalnya:
cari - jari - mari – tari
kayu - sayu- layu – rayu
kerang - terang - perang – serang
Morfem adalah satuan bentuk terkecil dalam bahasa yang mempunyai atau
membedakan makna/arti. Morfem dibagi menjadi dua.
a. Morfem bebas / Morfem Tunggal: morfem yang dapat berdiri sendiri / tanpa
harus dihubungkan dengan morfem lain dan telah memiliki makna, contoh :
semua kata dasar (makan, kerja, belanja). Morfem bebas berbentuk kata dasar
seperti : kata bermorfem tunggal, misalnya: pergi, duduk, periksa, sehat.
b. Morfem terikat : morfem yang baru bermakna/jelas bila dihubungkan dengan
morfem lain, baik yang berupa imbuhan maupun partikel.
contoh : imbuhan ( ber, ter, di, dan lain-lain)
Kata adalah satuan bentuk terkecil (dari kalimat) yang dapat berdiri sendiri dan
mempunyai makna. Kata di dalam bahasa Indonesia dibedakan menjadi dua
bentuk. Proses pembentukan kata bahasa Indonesia berasal dari bahasa Indonesia
dan berasal dari bahasa asing. Pembentukan kata yang berasal dari bahasa
Indonesia meliputi kata dasar dan kata turunan (kata berimbuhan, kata ulang, kata
majemuk, dan analogi).
Kata juga diartikan sebagai kumpulan bunyi/huruf yang megandung perhatian
(Wirjo Soedarmo, 1984) misalnya : sepeda, ambil, dingin, kuliah, adepes, libma,
ningid, hailuk.
Pembentukan kata dari bahasa asing meliputi penyerapan utuh, penyerapan
penyesuaian, penerjemahan, penerjemahan penyesuaian, dan mempertahankan
sifat unversal.
1. Pembentukan Kata dari Bahasa Indonesia
a. Kata Turunan
1) Kata berimbuhan
Imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dibedakan atas awalan (prefiks),
sisipan (infiks), akhiran (sufiks), dan imbuhan gabungan (konfiks). Kata yang
dibentuk dengan proses pemberian imbuhan disebut kata berimbuhan. Beberapa
imbuhan di dalam bahasa Indonesia, antara lain adalah sebagai berikut.
1) Awalan me(N)-, pe(N)-, per-ber-, ter-, di-, ke-, dan se-.
Misalnya:
melarang, mencoba, mengecek, merawat, mengupas;
memakai, menyaring;
pelaris, penyanyi, pengebom, pencari, pegiat;
pekerja, perindang, perpanjang, pelbagai, pelajar, perawat;
bekerja, belajar, berobat, berkapasitas, berenang; terbersih;
terpercaya, telantar, telanjur, terdeteksi, terangkat;
teperdaya; diperiksa, didiagnosa, diopname, disuntik, dieliminasi;
ketua, kehendak, kekasih;
sebatas, seliter, sepulang, seluas, sedesa;
2) Sisipan -el-, -em-, -er-, dan -in-.
Misalnya:
telapak, telunjuk, gemetar, kemuning, seruling, gerigi, sinambung.
3) Akhiran -kan, -i, -an, -wan, -man, -is, -isme, -isasi, -if, -or, -al, -in, -at, dan -ah.
Misalnya:
bersihkan, obati, tinjauan, ilmuwan, seniman;
ekonomis, akademik, konsumerisme, modernisasi, deskriptif, provokator,
rasional, hadirin, muslimat, almarhumah.
4) Imbuhan gabung ke-/-an, me(N)-/-i, me(N) / -kan, pe(N)-/-an, per-/-an, per-/-
kan, per-/-i, ber-/-an, ber-/-kan, dan se/-nya.
Misalnya:
kesehatan, menugasi, menyeimbangkan, pengobatan, penyelesaian, perizinan,
pertajamkan, perbaiki, berjatuhan, bepergian, berdasarkan, sekembalinya.
b. Kata Ulang
Misalnya:
buku-buku, kampus-kampus, dokter-dokter;
rumah-rumah, rumah-rumah sakit, rumah-rumah sakit pemerintah;
obat-obatan, tari-tarian, tulis-menulis, berkejar-kejaran;
warna-warni, mahasiswa-mahasiswi, bolak-balik;
kura-kura, paru-paru, kupu-kupu, alun-alun (kata ulang semu).
c. Kata Majemuk
Misalnya:
meja tulis,
rumah sakit, orang tua, simpang lima, kereta api cepat luar biasa.
d. Analogi
Misalnya:
Daya daya tahan, daya saing, daya guna, daya serap
Tata tata tertib, tata boga, tata buku
Hari hari jadi, hari besar, hari libur nasional
Tutup tutup tahun, tutup buku, tutup usia
2. Pembentukan Kata dari Bahasa Asing
a. Penyerapan Utuh
Misalnya:
Bank bank
Embrio embrio
Opname opname
b. Penyerapan Penyesuaian
Misalnya:
Aphotheek apotek.
immunization imunisasi
injection injeksi
c. Penerjemahan
Misalnya:
Natural family planning keluarga berencana alami
Centering pregnancy pemusatan kehamilan
Placenta previa posisi ari-ari dibawah
d. Penyerapan danoenerjemahan
Misalnya:
Certified nurse perawat bersertifikasi
Drug administration administrasi obat-obatan
Section caesaria bedah sesar
e. Mempertahankan keuniversalan
Misalnya:
De facto,man sana in corpora sano, cum laude
3. Kesalahan pembentukan kata
a. Penanggalan awalan me- dan ber-
Misalnya:
Perusahaan farmasi konimex luncurkan produk barunya.(salah)
Perusahaan farmasi konimex meluncurkan produk barunya.(benar)
Kalau keberatan,saya mohonn Saudara kemukakan alasannya.(salah)
Kalau berkeberatan, saya mohon Saudara mengemukakan alasannya. (benar)
b. Peluluhan bunyi /c/
Misalnya:
Menyuci seharusnya mencuci
Menyintai seharusnya mencintai
Menyoba seharusnya mencoba
c. Bunyi /s,/k/,/p/, dan /t/ yang tidak luluh
Misalnya:
Mensukseskan seharusnya menyukseskan
Mengkaitkan seharusnya mengaitkan
Memparkir seharusnya memarkir
Mentaati seharusnya menaati
d. Penyengauan bunyi /l/,/r/
Misalnya:
Penglunasan seharusnya pelunasan
Penglaris seharusnya pelaris
Pengrusak seharusnya perusak
e. Pembentukan kata bersuku kata satu yang salah
Misalnya:
Mensahkan seharusnya mengesahkan
Mencek seharusnya mengecek
Membom seharusnya mengebom
f. Pembentukan kata dengan akhiran –ir
Misalnya
Melegalisir seharusnya melegalisasi
Terkoordinir seharusnya terkoordinasi
Memproklamirkan seharusnya memproklamasikan
g. Pembentukan kata dengan kata bersuku kata kluster yang tidak tepat
Misalnya:
Memrogram seharusnya memprogram
Memraktikkan seharusnya mempraktikan
Mengritik seharusnya mengkritik
h. Pembentukan kata dengan awalan ke- yang tidak tepat
Misalnya:
Ketawa, ketabrak,kebawa
Seharusnya
Tertawa, tertabrak, terbawa
4. Bentuk Jamak Dalam Bahasa Indonesia
a. Dengan pengulangan kata
Misalnya:
Kampus-kampus, bidan-bidan, kursi-kursi
b. Dengan menambahkan kata bilangan
Misalnya:
Beberapa kampus, semua bidan, tiga kursi
c. Dengan menambah kata bantu jamak
Misalnya:
Para tamu, peserta sekalian, hadirin
d. Dengan kata ganti orang
Misalnya:
Mereka, kami, kita, kalian
e. Bentuk jamak dari bahasa inggris
Misalnya:
TUNGGAL JAMAKalim ulama
alumnus alumnidatum datahadir hadirin
Catatan : Perubahan kata dasar menjadi kata turunan, selain mengakibatkan
perubahan bentuk, juga mengalami perubahan makna.
Misalnya:
Rumah (tempat tinggal)
Berumah (memiliki rumah)
Perumahan (kumpulan rumah)
Dirumahkan (dikembalikan ke rumah/dibuatkan rumah/di PHK)
Rumah tangga (keluarga)
Merumahsakitkan (dibawa ke rumah sakit)
5. Pembagian Kelas / Jenis Kata
a. Kata Kerja (Verba)
1) Kata yang menyatakan perbuatan (tindakan), proses, dan keadaan yang
bukan merupakan sifat.
2) Pada umumnya senagai predikat dalam kalimat
3) Afiks pembentuk kata kerja dan contohnya
Tabel 13Afiks Pembentuk Kata Kerja Dan Contohnya
BENTUK AFIKS CONTOHPrefiks ber-
di-me-per-ter-
berkarya, bertemudibawa, dipakaimelatih,membacaperindah, perkuatterbaca, tersenyum
Sufiks ikan
namai, tandaimaafkan, matikan
konflik ber-+-anber-+-kandi-+-ike-+-anmemper-memper-+-imemper-+-kanme-+-kanper-+-iper-+-kan
bepergian, berlarianberalaskan, berdasakandiselimuti, dicintaikedatangan, kemasukanmemperjelasmemperbaikimempertanyakanmeluruskanperbaikipertemukan
b. Kata Sifat (Ajektiva)
1) Kata yang menerangkan sifat, watak, atbiat orang atau benda
2) Pada umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat
Misalnya:
Aman, biru, sehat, bersih, sedih, ringan, mahal, jelas.
Tabel 14Afik Pembentuk Kata Kerja Dan Contohnya
BENTUK AFIKS CONTOHSufiks -al
-i-iah-if-ik-is-er
-wi
formal, nasionalalami, hewaniilmiah, alamiahaktif, reaktifmagnetic, elektronikpraktis, egoiskomplementer,parlementermanusiawi, surgawi
konflik ke-+-anse-+-nya
kekanak-kanakansebaik-baiknya
c. Kata keterangan (adverbia)
1) Kata yang menerangkan predikat suatu kalimat
2) Dapat digunakan untuk memperluas kalimat tunggal
3) Macam-macam kata keterangan adalah sebagai berikut.
a) Keterangan tempat : di sini, di bawah, di samping, dalam ruangan lewat
Yogyakarta.
b) Keterangan waktu : kemarin, besok, pada pkl. 21.00, setiap saat.
c) Keterangan alat : dengan linggis, dengan pena, dengan cekn dengan
mobil
d) Keterangan cara: dengan hati-hati, dengan cepat, dengan gembira
e) Keterangan modalitas: seyogyanya, sepantasnya
f) Keterangan aspek : akan, sedang, sudah, belum
g) Keterangan tujuan: agar bahagia, demi keluarga, bagi kits
h) Keterangan sebab : karena tekun, lantaran panik, sebab berkuasa
i) Keterangan yang menyatakan kemiripan: bagaikan karang, seperti
petinju
j) Keterangan yang menyatakan kesalingan : satu sama lain
k) Keterangan aposisi : keterangan yang sifatnya saling menggantikan
dengan kata yang diterangkan, dan tidak mengubah makna bila
dihilangkan.
Contoh keterangan untuk memperluas kalimat Kalimat Inti: Dokter pergi.
Dokter muda itu sudah pergi.
Dokter muda itu sudah pergi ke luar negeri.
Dokter muda yang rajin itu sudah pergi ke luar negeri.
Dokter muda yang rajin itu sudah pergi ke luar negeri tadi pagi.
Dokter muda yang rajin itu sudah pergi ke luar negeri tadi pagi dengan pesawat
terbang.
Dokter muda yang rajin itu sudah pergi ke luar negeri tadi pagi dengan pesawat
terbang melalui Bandana Adisucipto.
Dokter muda yang rajin itu sudah pergi ke luar negeri tadi pagi dengan pesawat
terbang melalui Bandara Adisucipto untuk memperdalam ilmu penyakit infeksi.
d. Kata Benda (Namina)
1) Kata yang mengacu kepada konkret maupun abstrak
2) Konkret: buku, mobil, kunci, dsb.
Abstrak :kejujuran, agama, pengetahuan, kehendak, pikiran, dsb.
3) Dalam kalimat berfungsi sebagai subjek, predikat, objek, pelengkap, keterangan
4) Dapat dibentuk dengan afiksasi
Tabel 15Afik Pembentuk Kata Kerja Dan Contohnya
BENTUK AFIKS CONTOHSufiks ke-
peter-
ketua, kekasih,kehendakpetinju, pembela, pendaftar, penghasutterdakwa, tersangka, terhukum
konflik -an-in-wan
pikiran, tepian, timbanganhadirin, musliminilmuan, karyawan, peragawan
infik -em--el--er--in-
kemuning, kemilautelunjuk, pelatuk, telapakserabut, serulingkinerja, kinasih
konfik ke-+-anpe-+-an
kehidupan, kemauan, keteranganpengunungan, pembelian,pendidikan
e. Kata Tugas (Partikel)
1) Tidak mempunyai arti leksikal
2) Sebagian besar tidak dapat berubah bentuk menjadi kata turunan, hanya ada
beberapa seperti berikut ini :
sebab : disebabkan
sampai : disampaikan, penyampaian
oleh : memperoleh, diperoleh
aduh: mengaduh
3) Peranan kata tugas sesuai dengan namanya
a) Kata Depan (Preposisi)
Letaknya di depan kata benda, kata sifat, atau kata kerja untuk membentuk
frasa preposisional.
Misalnya:
di kantor, dengan semangat, oleh petugas, bagi almamater, sejak kecil,
pada hari Minggu, buat orang tua, dsb.
b) Kata Sambung/Penghubung (Konjungsi)
(1) Berfungsi menghubungkan dua kata (intrakalimat) dan dua kalimat
(antarkalimat)
(2) Kata penghubung intrakalimat majemuk setara
Tabel 16Kata Penghubung Intrakalimat Majemuk Setara
Jenis hubungan Konjungsipenjumlahan dan, serta, baik-maupunpertentangan tetapi, sedangkan, bukannya, melainkanpemilihan atauperurutan lalu, kemudian
Contoh pemakaian :
Perawat itu ramah don sabar.
la rajin membaca, baik sewaktu menjadi mahasiswa maupun setelah
menjadi dokter.
Kakaknya menjadi bidan, sedangkan adiknya menjadi notaris.
Sebenarnya dia itu dokter atau perawat?
Dokter itu memeriksa pasien kemudian menulis resep.
(3) Kata penghubung antarklausa dalam kalimat majemuk beringkat
Tabel 17Konjungsi Antarklausa Dalam Kalimat Majemuk BertingkatJenis hubungan Konjungsi
Waktu sejak, sedari, sementara, seraya, sambil, sehabis, sebelum, ketika, sampai, hingga, dsb
Syarat jika, seandainya, andaikata, andaikan,asalkan, kalau, apabila, bilamana
Tujuan konsesif agar, supaya, untuk, biar biarpun, walaupun, meskipun, kendati, sungguhpun
Perbandingan seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, daripada, ibarat
Penyebaban sebab, karenaPengakibatan sehingga, sampai, maka, akibatnyaCara dengan, tanpakemiripan seolah-olah, seakan-akan
Contoh pemakaian:
1. Dokter datang ketika kami sedang rapat.
2. Kesehatan lingkungan akan semakin baik andaikata kesadaran
masyarakat akan kebersihan tinggi.
3. Anda harus bekerja keras agar berhasil.
4. Semangat hidupnya tinggi meskipun penyakitnya parah.
5. Dia menjadi mahasiswa teladan karena tekun, cerdas, dan sopan.
6. Gempa itu sangat kuat sehingga meruntuhkan bangunan rumah sakit
itu.
7. Sebelum bekerja, para perawat melakukan brifing.
8. Ibunya diam saja seakan-akan tidak mengetahui diagnosis dokter.
9. Perbuatannya itu ibaratayam putih terbang siang tidak perlu ditutup-
tutupi.
(4) Selain menghubungkan dua kata/klausa, konjungtor juga dipakai untuk
menautkan dua kalimat sehingga ada kesinambungan antara kalimat
yang satu dengan kalimat berikutnya.
Misalnya :
meskipun demikian, selanjutnya, walaupun begitu, tambahan /lagi pula,
namun, kecuali itu, akan tetapi, dengan demikian, oleh karena itu,
sehubungan dengan itu.
Contoh Pemakaian:
Pak Susilo mengidap radang hati. Selain itu, dia juga terkena penyakit
kencing manis.
Dokter itu memeriksa pasien. Setelah itu, dia menulis resep kemudian
memberikannya kepada pada pasien itu.
Perawat itu tampak lelah sekali. Meskipun demikian, ia tetap tersenyum
menghadapi pasien.
c) Kata seru (interjeksi)
(1) Kata tugas yang dipakai untuk mengungkapkn seruan hati seperti
kagum, heran, dan jijik
(2) Dipakai dalam kalimat seruan/ perintah/ imperative.
Contoh:
Ayo, maju terus pantang mundur!
Aduh, gigiku sakit sekali!
Ih, bau benar kamar mandi itu!
Sial (an), memancing seharian, Cuma dapat sedikit!
Astaga, dia bukannya berjaga, malahan pergi!
Wah,lagi dapat untung besar rupanya!
d) Kata sandang
1) Kata tugas yang membatasi makna jumlah orang atau benda
2) Ada tiga macam artikel
Bermakna tunggal
Sang guru, sang putrid, sang suami, sang juara
Bermakna jamak
Para petani,para hakim, para pemimpin, para ilmuan
Bermakna netral
Si hitam manis, si dia, si cantik, si hidung mancung
e) Partikel
Partikel adalah unsur kecil dalam bahasa yang berperan membentuk kalimat
Tanya (interogatif), kalimat perintah, dan kalimat pertanyaan.
Misalnya:
Apakah pasien itu sudah minim obat?
Ke m,anakah mereka mencari pertolongan pengobatan IMS?
Kalau engkau mau ambillah apel itu!
Pergilah ke dokter sebelum penyakitmu semakin parah!
Siapatah gerangan yang mau menolongku?
Apa pun yang terjadi saya harus pergi!
Karena dosen berhalangan, kuliah pun dibatalkan.
Walaupun lelah, bidan sari tetap melayani pasiennya dengan sabar.
6. Frasa
Frasa adalah kelompok kata yang tidak mengandung predikat tetapi mempunyai
arti. Ciri frasa adalah sebagai berikut:
a. Konstruksinya tidak predikatif
b. Proses pemaknaannya berbeda dengan idiom
c. Susunan katanya berpola tetap
Adapun perbedaan antara frasa dan klausa
Tabel 18Perbedaan Antara Frasa Dan Klausa
FRASA KLAUSAbahasa indonesia belajar bahasa indonesiadi balik awan putih menghilang di balik awansejumlah persoalan membawa sejumlah persoalanair mineral minum air mineralbaju batik biru memakai baju batik biru
Perbedaan antara frasa dan idiom dalam makna
Frasa (A+B=AB)
Jumpa pers : berjumpa dengan pers (wartawan)
Haus kekuasaan : haus akan kekuasaan
Siap tempur : siap untuk bertempur
Salah hitung : salah dalam menghitung
Idiom (A+B=C)
Tipis kuping : tidak tahan sindiran
Gulung tikar : bangkrut
Panjang tangan : pencuri
Main api : menyerempet bahaya
Makan hati : menderita batin
Dalam kalimat, frasa dapat menduduki jabatan subyek, predikat,
obyek,pelengkap, dan keterangan.
Adapun macam-macam frasa adalah sebagai berikut:
a. Frasa verbal
Misalnya:
Asyik belajar, tidak harus pergi, makan sayuran dengan teratur, sedang
berpikir.
b. Frasa ajektival
Misalnya:
kosong melompong, sangat malu, terang benderang, tidak berbahagia,
kedap suara, sama sekali tidak sombong, malumalu kucing, makin lama
makin panas
c. Frasa adverbial
Misalnya:
pada zaman Jepang, dengan kereta api cepat, di atas meja makan, laksana
batu karang, sebelum subuh, karena cinta membara.
d. Frasa nomina
Misalnya:
penyakit berbahaya, anak tutu, formulir pendaftaran mahasiswa baru, wajib
pajak, kelahiran prematur, manajer rajin, pendapat aneh.
e. Frasa preposisional
Misalnya:
selain dari itu, di atas/tengah/belakang, sampai ke/dengan, ke dalam/depan,
oleh karena, dari samping.
7. Makna Kata dan Perubahannya
a. Makna leksikal/denotasi/lugas
makna kata lepas tanpa kaftan dengan kata yang lain dalam sebuah struktur
leksikal/leksikon= kamus=makna yang ada dalam kamus
digunakan dalam surat resmi, dagang, laporan, KTI
misalnya :
kata belah mempunyai makna : celah, sisi, pihak, setengah
kata sebelah mempunyai makna: setengah, arah, di samping
b. Makna Gramatikal/konotasi/structural
Makna yang timbul akibat proses gramatikal (sudah bergeser dari makna
leksikal)
Tergantung pada struktur tertentu sesuai dengan konteks dan situasi dimana
kata itu berada. Kata hitam mempunyai makna leksikal warna yang gelap
dan akan berubah makna setelah masukdalam sebuah kalimat, seperti :
Setelah insaf, dia tidak mau membicarakan masa lalunya yang hitam.
8. Beberapa Istilah yang Berhubungan dengan Makna
a. Sinonim/padan kata ialah ungkapan yang maknanya hampir sama.
Sinonim antar kalimat : Saya melihat dia = Dia kulihat
Sinonim antar frasa: dua tangkai bunga= bunga dua tangkai
Sinonim antar kata: nasib = takdir
Sinonim antar morfem: pemirsa=pirsawan
Kata yang bersitionim dapat'digabungkan untuk memberi kesan yang lebih
manis. Misalnya:
sunyi senyap, caci maki, fakir miskin, sehat wal afiat, gagah perkasa, warta
berita, kasih sayang, yatim piatu, sama rata. Yang harus dihindari adalah
penggabungan kata yang berlebihan sehingga melahirkan bentuk yang mubazir
seperti:
adalah merupakan, agar supaya, maka dengan demikian, guna untuk.
b. Antonim
ungkapan yang maknanya kebalikan dari ungkapan yang lain
untuk mempertentangkan dengan hal lain
dapat digabungkan untuk menyemarakkan kalimat
Misalnya:
atas bawah, luar dalam, bongkar pasang, maju mundur, jiwa raga, mau tak
mau, jual beli, utang piutang.
Misalnya:
Membongkar mesin itu mudah tetapi memasangnya sulit. Pak Budi menjual
sawahnya untuk membeli mobil. Di sana ia berutang di sini ia berpiutang.
Pasien itu lupa-lupa ingat pada peristiwa tabrak lari itu.
Antonim antarkalimat, misalnya : Dia sakit >< Dia tidak sakit
Antonim antarfrasa, misalnya: secara teratur >< secara tidak teratur
Antonim antarkata, misalnya: mustahil >< mungkin
Antonim antarmorfem, misalnya: prasarjana >< pascasarjana
c. Homonim
dua kata yang mempunyai bentuk dan ujaran sama dengan makna yang
berbeda
misalnya: mengukur, bisa, ganjil, buku, tanggal
d. Homofon
dua kata yang mempunyai ucapan sama, tetapi bentuk dan maknanya
berbeda.
misalnya : sanksi dan sangsi, tank dan tang, bank dan bang
e. Homograf
dua kata yang mempunyai bentuk yang sama tetapi bunyi/ucapannya serta
maknanya berbeda
misalnya : seret, mental, seri, beruang
f. Hipernim dan hiponim
Hipernim adalah suatu kata yang membawahi beberapa kata yang lain.
Hiponim adalah kata yang menjadi bawahan dari kata yang lain
Misalnya :
Hipernim : bunga
Hiponim : mawar, melati kenanga, anggrek, cempaka
9. Perubahan Makna
a. Meluas : cakupan makna sekarang lebih luas dari makna yang lama.
misalnya : kata putra-putri, bapak, ibu
b. Menyempit : cakupan makna dahulu lebih luas daripada makna sekarang.
Misalnya : sarjana, madrasah
c. Amelioratif: perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan
lebih tinggi atau lebih baik dari makna lama.
Misalnya : bini istri, nyonya
Perempuan wanita
d. Peyoratif : perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan
lebih rendah nilainya dari makna lama.
Misalnya: oknum, gerombolan
e. Sinestesia : perubahan makna yang terjadi karena pertukaran tanggapan dua
indra yang berlainan.
Misalnya :
a) Tutur katanya manis didengar.
b) Mukanya masam karena keinginannya tidak terpenuhi.
f. Assosiasi : perubahan makna yang terjadi karena persamaan sifat.
Misalnya : Beri dia amplop agar urusannya cepat selesai.
Soal dan Latihan
1. Fonem yang berfungsi membedakan arti terdapat pada kata
a. Fihak – pihak c. pikir-fikir
b. kompleks – complex d. olah – oleh
2. Kata mengikutsertakan terdiri atas
a. empat morfem c. tiga morfem
b. dua morfem d. satu morfem
3. Kalimat berikut ini yang hanya terdiri dari morfem-morfem bebas adalah
a. Pesta di Jalan Jaksa sangat meriah.
b. Pesawat tatih itu terbang tinggi.
c. Rakyat menyongsong HUT RI ke-57 dengan gembira.
d. Pesta akbar Arung Samudera dimulai besok pagi.
4. Deretan bentuk berikut ini yang hanya terdiri atas morfem adalah
a. perwira, perkasa, pertiwi
b. tertentu, terompet, terima
c. pelaut, pepaya, pelanduk
d. gemuruh, geletar, petir
5. Kata syarat bila diberi imbuhan satu me- + - kan akan menjadi
a. Mensyaratkan c. mensaratkan
b. Menyaratkan d. mesyaratkan
6. Tuturan berikut ini yang bukan frasa adalah
a. sabun mandi yang harum c. adik mandi
b. sabun mandi d. mandi pagi
7. Kelompok kata berikut tergolong klausa, kecuali
a. memiliki artikulasi yang baik
b. artikulasinya baik
c. pembawa acara yang kocak
d. acaranya menarik
8. Imbuhan per- + -an dalam membentuk persahabatan berfungsi membentuk
a. kata benda c. kata sifat
b. kata tugas d. kata kerja
9. Imbuhan ke- + -an dalam kata kesakitan berfungsi membentuk
a. ajektiva c. verba
b. numeralia d. nomina
10. Kata-kata berikut ini yang tidak termasuk rumpun nomina adalah
a. Siarkan c. siaran
b. kehumasan d. periklanan
11. Imbuhan per- +-an dalam kata persatuan dan perjanjian berfungsi sebagai
pembentuk
a. numeralia c. verba
b. ajektiva d. nomina
12. Terpidana si Polan dibebaskan dengan syarat. Fungsi awalan ter- dalam
terpidana adalah
a. membentuk nomina c. membentuk ajektiva
b. membentuk verba d. membentuk adverbial
13. Kata yang bermakna usaha mempersatukan adalah
a. Satuan c. penyatuan
b. menyatukan d. persatuan
14. Hal yang berhubungan dengan sistem pajak disebut
a. perpajakan c. pemajakan
b. kepajakan d. memajak
15. Pasien itu terjatuh dari tempat tidur. Makna awalan pada kalimat diatas sama
sifatnya dengan awalan ter- pada kalimat
a. Niatku membangun rumah sakit belum juga terlaksana.
b. Suaranya terdengar sampai ruang sebelah.
c. Obatnya terbawa olehku.
d. Doa ibuku akhirnya terkabul juga
16. Kata mengenai dalam kalimat berikut ini merupakan kata kerja (verba),
kecuali...
a. Tendangannya tidak mengenai sasaran.
b. Bola itu tepat mengenai jendela rumah itu.
c. Darah pasien itu mengenai baju seragamnya yang putih.
d. Rapat itu membicarakan mengenai HUT RI ke-60
17. lmbuhan me-+-iyang berfungsi membentukverba dengan makna “memberi
sesuatu pada objek” terdapat pada kata berikut ini, kecuali
a. menggarami c. menamai
b. membumbui d. menguliti
18. Awalan se- yang menyatakan makna ‘satu’ terdapat pada kalimat
a. Sepandai-pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga
b. Sepulang dari rumah sakit ia makin rajin beribadah.
c. Ada perasaan senasib dengannya
d. Jangan bertindak semau hati.
19. Kata ulang yang menunjukkan arti menyerupai terdapat dalam kalimat
a. Dahulu daerah Condet merupakan penghasil buahbuahan di Jakarta.
b. Daerah Pasar Minggu tadinya penghasil sayur-sayuran
c. Di Pasar Minggu banyak dijual mobil-mobilan
d. Di jalan raya ada pengendara yang kebut-kebutan.
20. Pusat penelitian penduduk terpaksa menangguhkan beberapa rencana
penelitian kareria belum ada tenaga, pelaksana yang siap. Konjungsi karena
pada kalimat di a menyatakan hubungan makna
a. Hasil c. pengakibatan
b. Cara d. penyebaban
21. Kata sangsi dan sanksi tergolong sebagai contoh
a. homonim c. homofon
b. homograf d. hiponim
22. Hubungan antara ayam, angsa, burung, bebek, dengan unggas adalah
a. Sinonim c. hiponim
b. homonim d. hipernim
23. Padan kata manifestasi yang tidak tepat adalah
a. Pengejawantahan c. pengungkapan
b. perwujudan d. pengamatan
24. Kata hati yang tidak memiliki makna idiomatik, pada
a. sakit hati c. permata hati
b. buah hati d. hati-hati
25. Kata beruang dalam ketiga kalimat berikut makna yang berbeda
1. Beruang betina itu beranak tiga.
2. Saya ingin sekali membeli buku beruang.
3. Rumah sakit itu tidak beruang memadai untuk pertemuan.
Ketiga bentuk kata beruang tersebut merupakan
a. homonim c. homograf
b. homofon d. homograf dan homofon
26. Arti konotatif kata merumahkan berikut ini benar, kecuali
a. Mengurung c. menahan
b. memenjarakan d. membuatkan rumah