Upload
fatima-tush-sholihah
View
92
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
1
Dalam analisa terhadap anion-anion, sebetulnya belum ada suatu cara yang ada
untuk mendeteksi anionnya dengan lebih sistematik seperti dalam analisa terhadap
kation. Sampai saat ini belum pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar
memuaskan, sehingga memungkinkan penggolongan anion ke dalam golongan utama
dan pada pemeriksaan selanjutnya dapat menghasilkan anggota-anggota golongan yang
tidak diragukan lagi. Dalam analisa terhadap anion-anion dalam bab ini akan kita
lakukan dengan pemeriksaan reaksi-reaksi anion dan penyelidikan anion dalam larutan.
Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidaklah sesistematis seperti
metode yang telah diuraikan dalam bab-bab terdahulu untuk kation. Sampai kini belum
pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar memuaskan yang memungkinkan
pemisahan anion-anion yang umum ke dalam golongan-golongan utama dan pemisahan
berikutnya yang tanpa ragu dan masing-masing golongan tersebut yang berdiri sendiri.
Namun, harus kita sebutkan disini, bahwa kita memang bisa memisahkan anion-anion
dalam golongan utama, bergantung pada kelarutan garam peraknya, garam kalsium,
dan garam zinknya.
Keterbatasan-keterbatasan metode ini dan untuk memastikan hasil-hasil yang
diperoleh dengan prosedur-prosedur yang lebih sederhana.
Skema klasifikasi yang berikut ternyata telah berjalan dengan baik dalam
praktik. Skema ini bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termasuk dalam
lebih dari satu sub golongan, lagi pula tak punya dasar teoritis. Pada hakekatnya, proses-
proses yang dipakai dapat dibagi menjadi :
1. Proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap yang
diperoleh pada pengolahan denga asam-asam.
6
2. Proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan.
Kelas A dibagi lagi ke dalam sub kelas (i) gas-gas yang dilepaskan dengan asam
klorida encer atau asam sulfat encer, dan (ii) gas atau uap dilepaskan dengan asam sulfat
pekat. Kelas B dibagi lagi ke dalam sub kelas (i) reaksi pengendapan dan (ii) oksidasi
dan reduksi dalam larutan.
Kelas A
(i) Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer : karbonat,
hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida, dan
sianat.
(ii) Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat.
Ini meliputi zat-zat dari (i) plus zat yang berikut : fluorida, heksaflurosilikat, klorida,
bromida, iodida, nitrat, klorat, perklorat, permanganat, bromat, borat, heksasianoferat
(II), heksasianoferat (III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat.
Kelas B
(i) Rekasi Pengendapan
Sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat,
silikat, heksaflurosilikat, salisilat, benzoat dan suksinat.
(ii) Okidasi dan Reduksi dalam larutan
Manganat, permanganat, kromat, dan dikromat.
Reaksi-reaksi dan semua anion ini akan kita pelajari secara sistematis pada
halaman-halaman berikut. Untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu,
7
dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalat, tartrat, sitrat,
salisilat, benzoat, dan suksinat sendiri, membentuk suatu golongan yang lain lagi,
semuanya memberi pewarnaan atau endapan yang khas setelah ditambahkan larutan
besi (III) klorida kepada suatu larutan yang praktis netral.
Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk
memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama.
Hal ini meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat, dan benzoat.
Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sistematis seperti yang
digunakan untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang
kaku karena beberapa anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.
Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Anion sederhana seperti O2, F- atau CN-
2. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO4
2-
3. Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosterkondensasi.
4. Anion kompleks halide seperti TaF6 dan komples anion berbasa banyak
2.1.2 Bahan dan Alat Percobaan1. Anion Klorida (Cl - )
Bahan percobaan: larutan NaCl, larutan H2SO4, larutan AgNO3, larutan NH4OH, dan
larutan HNO3.
Alat percobaan: penjepit, lampu Spiritus, pipet dan tabung reaksi.
8
2. Anion Iodida (I - )
Bahan percobaan: larutan KI, larutan AgNO3, larutan Na2S2O3, larutan NH4OH,
larutan CuSO4, larutan HgCl2.
Alat percobaan : pipet dan tabung reaksi.
3. Anion Ferrosianida Fe(CN) 64- dan Rhodanida (CNS - )
Bahan percobaan : larutan K4Fe(CN)6, larutan Pb(CH3OO)2, larutan KCNS, larutan
AgNO3, larutan FeCl3.
Alat percobaan : tabung reaksi dan pipet.
4. Anion Karbonat (CO 3- ) dan Anion Tiosulfat (S 2O3
- )
Bahan percobaan : larutan Na2CO3, larutan AgNO3, larutanNa2S2O3 dan larutan
H2SO4.
Alat percobaan: pipet dan tabung reaksi.
5. Anion Sulfat (SO 42- )
Bahan percobaan : larutan Na2SO4, larutan BaCl2, larutan Pb(CH3OO)2, larutan H2SO4.
Alat percobaan : pipet dan tabung reaksi.
6. Anion Borat (BO 33- )
Bahan percobaan : larutan Na2B4O7, larutan AgNO3, larutan BaCl2.
Alat percobaan : pipet, penjepit, tabung reaksi dan lampu spiritus.
9
2.1.3 Cara Kerja dan Kesimpulan1. Analisis Anion Klorida (Cl-)
Digunakan larutan NaCl encer, kemudian masukkan ke dalam 3 tabung reaksi
yang masing-masing 4 ml larutan NaCl, maka dilakukan percobaan berikut :
a. Memberikan larutan asam sulfat (H2SO4) encer, maka tidak akan terjadi reaksi. Lalu
memanaskan larutan tersebut, dan mengamati yang terjadi.
b. Memberikan larutan perak nitrat (AgNO3) maka akan diperoleh endapan AgCl yang
berwarna putih. Mengambil endapan tersebut lalu memasukkan ke dalam 2 buah
tabung reaksi yang bersih, kemudian memberikan masing-masing larutan amoniak
(NH4OH), dan larutan asam nitrat. Memperhatikan reaksi yang terjadi, endapan larut
dalam amoniak tetapi tidak larut dalam asam nitrat.
c. Memberikan larutan Pb2(CH3COO)2 maka akan terbentuk endapan PbCl2. Mencoba
melarutkan dalam amoniak memperhatikan apa yang terjadi.
2.Analisis Anion Iodida ( I⁻)
Digunakan Kalium lodida, melakukan langkah kerja seperti pada anion klorida,
kemudian melanjutkan memberikan pereaksi berikut ini :
a. Memberikan larutan AgNO3, maka akan terjadi endapan berwarna kuning Agl.
Membagi endapan menjadi dua bagian kemudian menguji endapan tersebut dengan
larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan yang satunya lagi ditambahkan larutan amoniak
lalu mengamati endapan tersebut apakah larut atau tidak.
10
b. Memberikan larutan CuSO4 maka akan terbentuk endapan Cul dan I2 yang larut dalam
larutan natrium tiosulfat. Mengamati warna endapan.
c. Memberikan larutan HgCl2 maka akan terbentuk endapan Hgl2, yang akan larut dalam
larutan KI berlebih, membentuk Hgl42-. Mengamati perubahan warna endapan.
3.Analisis Anion Ferrosianida Fe(CN)64- dan Rhodanida ( CNS-)
Digunakan larutan K2Fe(CN)6 dan larutan KCNS, masukkan larutan pertama ke
dalam sebuah tabung reaksi dan larutan kedua masukkan ke dalam dua buah tabung
reaksi dan berikan pereaksi berikut ini :
a. Pada larutan pertama menambahkan larutan timbal asetat,Pb(CH3COO)2, maka akan
terjadi endapan putih, endapan ini akan larut ke dalam asam nitrat encer.
b. Pada larutan ke dua berikan pada tabung reaksi larutan perak nitrat, maka akan
terbentuk endapan putih AgCNS yang berwarna putih.
c. Pada tabung yang satunya lagi di tambahkan larutan FeCl3 maka akan terbentuk
senyawa komplek berwarna merah ferri rhodanida.
4.Analisis Anion Karbonat ( CO3-) dan Anion Tiosulfat (S2O3
-)
Digunakan larutan Na2CO3 dan larutan Na2S2O3, lalu memasukkan ke dalam
sebuah tabung reaksi dan larutan ke dua ke dalam dua tabung reaksi, dan masing-
masing tambahkan pereaksi berikut ini :
a. Larutan pertama pada sebuah tabung reaksi menambahkan larutan perak nitrat, maka
akan terbentuk endapan Ag2CO3 dan tambahkan AgNO3 berlebih, lalu mengamati apa
yang terjadi.
b. Pada larutan kedua tambahkan pada tabung reaksi satu larutan asam sulfat encer maka
akan terbentuk gas yang berbau merangsang, H2S dan endapan belerang S.
11
c. Pada tabung reaksi yang satunya lagi menambahkan larutan perak nitrat akan terbentuk
endapan putih Ag2S2O3, yang kemudian menjadi kuning, coklat dan akhirnya menjadi
hitam karna terbentuk Ag2S.
5.Analisis Anion Sulfat ( SO42- )
Digunakan Na2SO4 yang dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi dan masing-
masing reaksi tambahkan pereaksi berikut :
a. Menambahkan BaCl2 ke dalam tabung reaksi yang pertama , maka akan terbentuk
endapan BaSO4.
b. Tambahkan Pb(CH3COO)3 maka akan terbentuk endapan putih dari timbal sulfat.
Endapan ini larut dalam asam sulfat pekat dan amonium asetat.
6.Analisis Anion Borak ( BO33- )
Digunakan Boraks Na2B4O7 ke dalam dua buah tabung reaksi menambahkan
pereaksi berikut :
a. Menambahkan perak nitrat AgNO3 ke dalam tabung reaksi pertama, maka akan
terbentuk endapan putih metaborat. Dan jika dipanaskan akan terbentuk Ag2O hitam.
b. Pada tabung reaksi kedua tambahkan larutan BaCl2, maka akan terbentuk endapan putih
metaborat.
12
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
NAMA PRAKTIKAN : FATIMA TUSH SHOLIHAH NO.MHS : 410012256
KELOMPOK : 4C LAPORAN KE: 1
Tanggal Praktikum : 20 Maret 2013
Acara Praktikum : Identifikasi anion Cl-
Bahan : NaCl, AgNO3, NH4OH, HNO3, Pb(CH3COO)2
Alat yang digunakan : Tabung reaksi, pipet tetes, penjepit, spritus
NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN1. NaCl+H2SO4(e)
dipanaskanTidak terjadi reaksiTimbul asap, bergelembung, berbau menyengat.
NaCl+H2SO4 Tidak terjadi reaksi
2. NaCl+AgNO3
AgCl
-AgCl+NH4OH
-AgCl+HNO3
Endapan berwarna putih, larutan berwarna putih.
Endapan larut tidak sempurna, endapan berwarna putih, larutan berwarna putih.
Larut tidak sempurna, endapan berwarna putih, larutan berwarna putih.
NaCl+AgNO3 NaNO3+AgCl
AgCl+NH4OH [Ag(NH3)2] Cl +2H2O
AgCl+HNO3 AgNO3+HCl
Terjadi reaksiTerdapat endapan AgCl
Larut tidak sempurna.
Larut tidak sempurna.
13
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
NAMA PRAKTIKAN : FATIMA TUSH SHOLIHAH NO.MHS: 410012256
KELOMPOK : 1 LAPORAN KE : 1
Tanggal Praktikum : 20 Maret 2013
Acara Praktikum : Identifikasi anion I⁻
Bahan :KI, AgNO3, Na2S2O3, NH₄OH, CuSO4, HgCl2
Alat yang digunakan :Tabung reaksi, pipet tetes
NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN1. KI+ AgNO3
Agl
AgI+Na2S2O3
AgI+NH4OH
Larutan berwarna kuning,endapan berwarna kuning
Terjadi reaksi, tidak larut, larutan berwarna kuning, endapan kuning.
berwarna kuningTerjadi reaksi, larut tidak sempurna, larutan berwarna kuning, endapan berwarna kuning
KI+ AgNO3 AgI+KNO3
AgI+Na2S2O3 AgS2O3+Na2I
AgI+NH4OH AgOH+NH4OH
Terjadi reaksi danEndapan kuning AgI
Terjadi reaksi
Terjadi reaksi
2. KI+ CuSO4
CuI + Na2S2O3
Terjadi reaksi, endapan berwarna coklat, larutan berwarna coklatTerjadi reaksi,larut tidak sempurna, endapan berwarna putih, larutan berwarna putih
KI+ CuSO4 CuI+KSO4
CuI + Na2S2O3 CuS2O3+Na2I
Terjadi reaksi dan endapan coklat CuI
Terjadi reaksi dan endapan putih
3. KI+ HgCl2
HgI42-+KI
Terjadi reaksi, larutan berwarna orange, endapan berwarna orange.
Larut sempurna
KI+ HgCl2 HgI2+2KCl
HgI42-+KI
HgI+KI42-
Terjadi reaksi dan endapan berwarna orange HgI2
Larut sempurna
14
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
NAMA PRAKTIKAN : FATIMA TUSH SHOLIHAH NO.MHS :410012256
KELOMPOK : 1 LAPORAN KE : 2
Tanggal Praktikum : 25 Maret 2013
Acara Praktikum : Identifikasi anion Fe(CN)6 dan CNS-
Bahan : K4Fe(CN)6, Pb(CH3COO)2, HNO3, AgNO3,FeCl₃, KCNS
Alat yang digunakan : Tabung reaksi, pipet tetes
NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN
1. K4Fe(CN)6 + Pb(CH3COO)2
Pb (CN)6+ HNO3
Terjadi reaksi, terdapat endapan berwarna putih, larutan berwarna kuning
Tidak bereaksi, larutan berwarna hijau
K4Fe(CN)6+Pb(CH3COO)2
Pb (CN)6+ K4Fe(CH3COO)2
Pb (CN)6+ HNO3
Terjadi reaksi, terdapan endapan putih Pb (CN)6
Tidak terjadi reaksi
2. KCNS+ AgNO3 Terjadi reaksi, endapan berwarna putih, larutan berwarna putih
KCNS+ AgNO3 AgCNS+KNO3
Terjadi reaksi, terjadi endapan AgCNS berwarna putih
3. KCNS+FeCl2 Terjadi reaksi, terdapat senyawa komplek berwarna merah
6KCNS+FeCl2 K₃FeCNS+3KCl
Terjadi reaksi, terdapat senyawa FeCNS ferri rhodanida
15
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
NAMA PRAKTIKAN : FATIMA TUSH SHOLIHAH NO.MHS : 410012256
KELOMPOK : 1 LAPORAN KE: 2
Tanggal Praktikum : 25 April 2012
Acara Praktikum : Identifikasi anion CO3- dan S2O3
-
Bahan : Na2CO3, AgNO3,Na2S2O3,H2SO4
Alat yang digunakan : Tabung reaksi, pipet tetes
NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN
1. Na2CO3+AgNO3
Na2CO3+AgNO3
(Berlebih)
Terjadi reaksi, endapan berwarna putih,larutan berwarna putih
Terjadi reaksi, endapan berwarna putih,larutan berwarna putih, endapan lebih menggumpal, larutan lebih encer
Na2CO3+AgNO3
Ag2CO3+Na2NO3
Na2CO3+AgNO3 Ag2CO3+Na2NO3
Terjadi reaksi , endapan berwarna putih Ag2CO3
Terjadi reaksi , endapan berwarna putih Ag2CO3
2. Na2S2O3+H2SO4 Terjadi reaksi, endapan berwarna putih,larutan berwarna kuning, berbau merangsang
Na2S2O3+H2SO4
SO2+S+Na2SO4+H2OTerjadi reaksi, membentuk gas H2S yang berbau merangsang dan endapan S
3. Na2S2O3 +AgNO3
Terjadi reaksi yang awalnya larutan berwarna putih, berubah kuning, kemudian coklat, dan mengendap menjadi berwarna hitam.
Na2S2O3 +AgNO3
NaNO3+Ag2S2O3
Endapan putih Ag2S2O3 dan endapan hitam Ag2S
16
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
NAMA PRAKTIKAN : FATIMA TUSH SHOLIHAH NO.MHS : 410012256
KELOMPOK : 4C LAPORAN KE : 3
Tanggal Praktikum : 27 Maret 2013
Acara Praktikum : Identifikasi anion Sulfat (SO42-)
Bahan : Na2SO4, BaCl2, Pb(CH3COO)2, H₂SO₄
Alat yang digunakan : Tabung reaksi, Pipet tetes
NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN
Na2SO4+ BaCl2 Endapan berwarna putih, larutan berwarna putih.
Na2SO4+BaCl2 BaSO4+2NaCl
Terjadi reaksi membentuk endapan putih BaSO4
Na2SO4+Pb(CH3COO)2
PbSO4+H2SO4(P)
Endapan berwarna putih, larutan berwarna putih.
Larut sempurna
Na2SO4+Pb(CH3COO)2
PbSO4+2CH3COONa
PbSO4+H2SO4(P) PbSO4+H2SO4
Terjadi reaksi, membentuk endapan timbl sulfat
Larut sempurna
17
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
NAMA PRAKTIKAN : FATIMA TUSH SHOLIHAH NO.MHS : 410012256
KELOMPOK : 4C LAPORAN KE :3
Tanggal Praktikum : 27 Maret 2013
Acara Praktikum : Identifikasi anion (BO33-)
Bahan :Na2B4O7, AgNO3, BaCl2
Alat yang digunakan : Tabung reaksi, Pipet tetes
NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN
Na2B4O7+AgNO3 Endapan berwarna putih, larutan berwarna jernih.
Na2B4O7+AgNO3
2Ag2O+2NaNO3
Terjadi reaksi, endapan putih perak metaborat.
Na2B4O7 +AgNO3
Ag₂OEndapan berwarna hitam, larutan berwarna hitam.
Na2B4O7+AgNO3
2Ag2O+2NaNO3
Dipanaskan terbentuk Ag2O berwarna hitam
Na2B4O7+BaCl2 Endapan berwarna putih, larutan berwarna putih.
Na2B4O7+BaCl2
2NaCl+BaB4O7
Terjadi reaksi, terbentuk endapan putih barium meta borat
18
2.2 ANALISIS KATION
2.2.1 Dasar Teori
Analisis kation dilakukan dengan dua cara yaitu pemisahan dan identifikasi.
Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok kation dari
larutannya. Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan dengan cara
sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan yang masih berisi
sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali membentuk kelompok kation
baru. Jika dalam kelompok kation yang terendapkan masih berisi beberapa kation maka
kation-kation tersebut. Dipisahkan lagi menjadi kelompok kation yang lebih kecil,
demikian seterusnya sehingga pada akhirnya dapat dilakukan uji spesifik untuk satu
kation. Jenis dan konsentrasi pereaksi serta pengaturan pH larutan dilakukan untuk
memisahkan kation menjadi beberapa kelompok.
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kation yang terdapat dalam suatu
sampel melalui uji spesifik. Larutan sampel yang digunakan dalam percobaan adalah
berupa air ledeng, air sungai dan air laut. Ketiga larutan sampel tersebut selanjutnya
diidentifikasi jenis kation apa yang terkandung didalamnya melalui penambahan
Reagen yang spesifik dari masing – masing kation tersebut. Reagen yang digunakan
dalam mengidentifikasi keberadaan kation dalam larutan sampel yang telah disediakan
adalah HCl, H2SO4, KSCN, KI, NaOH, K4Fe(CN)6 danHgCl2. semua reagen tersebut
merupakan pereaksi yang dibuat dalam konsentrasi dan komposisi tertentu agar dapat
berreaksi meninggalkan endapan ataupun perubahan warna yang menunjukkan adanya
kandungan kation-kation tersebut di dalam larutan sampel yang digunakan.
Penggolongan kation yang paling umum berdasarkan pada kelarutan
dari klorida , sulfida, dan karbonat kation tersebut. Kation digolongkan dalam 5
golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa pereaksi. 19
Golongan - golongan kation memiliki ciri khas yaitu :
Golongan I : membentuk endapan dengan asam klorida encer, ion - ion yang termasuk
dalam golongan ini adalah timbal, raksa, dan perak.
Golongan II : membentuk endapan dengan hydrogen sulfide dalam suasana asam
mineral encer. Ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah mercurium (II) ,
tembaga , cadmium, bismuth, stibium , timah .
Golongan III : membentuk endapan dengan ammonium sulfit dalam suasana netral .
Kation golongan ini antara lain nikel, besi, kromium, allumunium , seng, mangan, dan
kobalt.
Golongan IV : membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya
ammonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam .
Golongan V : disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan pereaksi -
pereaksi golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan ini antara lain
magnesium, natrium, kalium ammonium, lithium, dan hidrogen
2.2.2 Bahan dan Alat Percobaan1.Kation golongan I
Perak (Ag + )
Bahan percobaan : larutan AgNO3, larutan HCl, larutan NH4OH, larutan NAOH,
larutan K2CrO4, larutan KI, larutan Na2S2O3.
Alat percobaan : tabung reaksi, pipet
2.Kation golongan II
Merkuri (Hg + )
20
Bahan percobaan : larutan HgCl, larutan NH4OH, larutan NaOH, larutan HCl, larutan
KI
Alat percobaan : tabung reaksi, pipet
Kupri (Cu 2+ )
Bahan percobaan : larutan CuSO4, larutan NAOH, larutan Na2CO3, larutan NH4OH,
larutan KI
Alat percobaan : penjepit, tabung reaksi, pipet, lampu spiritus
Kadmium (Cd 2+ )
Bahan percobaan : larutan CdSO4, larutan (NH4)2CO2, larutan NAOH, larutan NH4OH
Alat percobaan : penjepit, tabung reaksi, pipet, lampu spiritus
3.Kation golongan III
Aluminium (Al 3+ )
Bahan percobaan : larutan AlCl3, larutan NH4OH, larutan KOH, larutan H2O
Alat percobaan : tabung reaksi, pipet
Ferri (Fe 3+ )
Bahan percobaan : larutan FeCl3, larutan KOH , larutan K4Fe(CN)6, larutan KCNS
Alat percobaan : tabung reaksi, pipet
Nikel (Ni 2+ )
Bahan percobaan : larutan NiSO4, larutan NH4OH, larutan NaOH, larutan HCl. larutan
K2CrO4, larutan HNO3
Alat percobaan : penjepit, tabung reaksi, pipet, lampu spiritus
21
4.Kation Golongan IV
Barium (Ba 2+ )
Bahan percobaan : larutan Ba(NO3)2, larutan K2CrO4, larutan H2SO4
Alat percobaan : tabung reaksi, pipet
Magnesium (Mg 2+ )
Bahan percobaan : larutan MgCl2, larutan NaOH
Alat percobaan : tabung reaksi, pipet
5.Kation Golongan V
Ammonium (NH4+ )
Bahan percobaan : larutan NH4OH, larutan NaOH, larutan HCl (P)
Alat percobaan : tabung reaksi, pipet, pengaduk gelas
2.2.3 Cara Kerja dan Kesimpulan1. Kation Golongan I : Ag+
Perak ( Ag+ )
Digunakan larutan AgNO3, memasukkan ke dalam empat buah tabung reaksi
sebanyak masing-masing 4 ml, kemudian tambahkan pereaksi berikut :
a. Ditambahkan larutan asam klorida encer, maka akan terbentuk endapan AgCl putih
yang larut dalam larutan amoniak.
b. Ditambahkan larutan NaOH, maka akan terbentuk endapan Ag2O berwarna coklat,
endapan ini larut dalam amoniak dan asam nitrat.
c. Ditambahkan kalium kromat netral pada larutan, maka akan terjadi endapan merah
perak kromat, endapan ini larut dalam larutan amoniak dan asam nitrat.
d. Ditambahkan KI, maka akan terbentuk Agl yang berwarna kuning, sedikit larut dalam
larutan amoniak, dan larut sempurna dalam natrium tiosulfat.
22
2. Kation Golongan II : Hg22+ ; Cu2+ ; Cd2+
Merkuri (Hg 2+ )
Digunakan larutan HgCl2, yang di masukkan kedalam 4 buah tabung reaksi di
berikan pereaksi berikut :
a. Ditambahkan NaOH maka akan terjadi endapan kuning HgO
b. Ditambahkan larutan K2CrO4, maka akan terjadi endapan kuning endapan kuning
merkuri kromat, jika dipanaskan akan berubah menjadi berwarna merah, karena terjadi
garam basa
c. Ditambahkan larutan amonia, maka akan terbentuk endapan putih dari merkuri amonia
klorida. Endapan ini larut dalam asam klorida dan juga dapat bereaksi dengan larutan
ammonium klorida
d. Ditambahkan larutan KI, maka akan terbentuk endapan merah HgI, larut dalam KI
berlebih.
Kupri (Cu 2+ )
Digunakan larutan CuSO4 yang dimasukkan kedalam 4 buah tabung reaksi
sebanyak masing-masing 4 ml, kenudian tambahkan pereaksi berikut :
a. Ditambahkan larutan NaOH, maka akan terjadi endapan biru dari Cu(OH)2. Jika
dipanaskan terbentuk CuO yang berwarna hitam.
b. Ditambahkan Na2CO3, maka akan terbentuk endapan hijau biru dari basa karbonat.
Pada penambahan Na2CO3 berlebihan maka akan terbentuk Kristal CuCO3, dan
Cu(OH)2 .H2O , endapan tersebut larut dalam amoniak.
c. Ditambahkan NH4OH, maka akan terbentuk endapan hijau dari garam basa, jika di
tambah amoniak berlebihan akan larut, larutan menjadi berwarna biru.23
d. Ditambahkan larutan KI, maka akan terbentuk endapan putih Cul2 dan terbentuk I2
bebas yang menyebabkan larutan berwarna coklat.
Kadnium (Cd 2+ )
Digunakan larutan CdSO4, dimasukkan ke dalam 3 buah tabung reaksi masing-
masing tambahkan pereaksi berikut :
a. Ditambahkan larutan Amonium karbonat (NH4)2CO3, maka akan terjadi endapan putih
dari basa karbonat yang berwarna kuning-coklat.
b. Ditambahkan larutan NaOH, maka akan terjadi endapan putih Cd(OH)2, jika dipanaskan
maka akan terbentuk CdO yang berwarna putih menggumpal.
c. Ditambahkan larutan amoniak, maka akan terjadi endapan putih dari Cd(OH)2 yang
larut dalam amoniak berlebihan.
3. Kation Golongan III : Al3+ ; Fe3+ ; Ni3+
Alumunium (Al 3+ )
Digunakan larutan AlCl3, di masukkan ke dalam 2 buah tabung reaksi kemudian
berikan masing-masing pereaksi berikut :
a. Ditambahkan larutan NH4OH, maka akan terbentuk endapan putih Al(OH)3, yang tidak
larut dalam air.
b. Ditambahkan larutan KOH, maka akan terbentuk endapan putih dari Al(OH)3, endapan
ini larut dalam KOH berlebihan.
Ferri (Fe 3+ )
24
Digunakan larutan Ferri klirida, memasukkan ke dalam 3 buah tabung reaksi
kemudian tambahkan pereaksi berikut :
a. Ditambahkan larutan KOH, maka akan terjadi endapan Fe(OH)3 yang berwarna
coklat. Endapan ini larut dalam asam, diantaranya adalah (HCl, H2SO4,CH3COOH)
b. Ditambahkan larutan K4Fe(CN)6, maka akan terjadi warna biru karna terbentuk ferri
ferro sianida.
c. Ditambahkan larutan KCNS, maka akan terbentuk larutan berwarna merah ferri
rhodanida.
Nikel (Ni 2+ )
Digunakan larutan NiSO4, masukkan kedalam 3 buah tabung reaksi kemudian
tambahkan pereaksi berikut :
a. Ditambahkan larutan NaOH, maka akan terjadi endapan hijau Ni(OH)2, perhatikan apa
yang terjadi jika larutan dalam HCl atau HNO3.
b. Ditambahkan larutan NH4OH, maka akan terbentuk endapan hijau, yang larut dalam
amoniak berlebihan.
c. Ditambahkan larutan K2CrO4 dalam keadaan panas ( dipanaskan ) terjadi endapan
coklat dari Na2CrO4.NiO.
4. Kation Golongan IV : Ba2+ dan Mg2+
Barium (Ba 2+ )
Digunakan larutan Barium nitrat yang di masukkan kedalam 2 buah tabung
reaksi, kemudian berikan pereaksi berikut :
a. Ditambahkan larutan K2CrO4, maka terbentuk endapan kuning Barium kromat.
25
b. Ditambahkan larutan asam sulfat encer, terbentuk endapan BaSO4 putih, berbentuk
koloid.
Magnesium (Mg 2+ )
Digunakan larutan MgCl2, masukkan ke dalam sebuah tabung reaksi, kemudian
tambahkan pereaksi berikut.:
a. Ditambahkan larutan NaOH, maka akan terbentuk endapan putih dari Mg(OH)2.
5. Kation Golongan V : NH4+
Digunakan larutan Amonium hidroksida, masukkan larutan tersebut ke dalam
tabung reaksi dan tambahkan NaOH, ambil pengaduk gelas yang telah terlebih dulu di
basahi dengan larutan HCl (P), taruh di atas tabung reaksi, jika perlu dengan
pemanasan. Amati yang terjadi.
26
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
NAMA PRAKTIKAN : FATIMA TUSH SHOLIHAH NO.MHS : 410012256
KELOMPOK : 4C LAPORAN KE : 4
Tanggal Praktikum : 30 Maret 2013
Acara Praktikum : Identifikasi kation golongan I Ag+
Bahan : AgNO3,HCl, NaOH, NH4OH, K2CrO4, HNO3, KI
Alat yang digunakan : pipet tetes, tabung reaksi
NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN
AgNO3+HCl(encer)
AgCl
AgCl+NH4OH
Endapan berwarna putih, larutan berwarna putih
Endapan putih, larutan jernih
AgNO3+HCl(encer)
AgCl+HNO3
AgCl+NH4OH Ag(OH)2+NH4Cl
Terjadi reaksi membentuk endapan AgCl
Terjadi reaksi
2. AgNO3+NaOH Endapan berwarna coklat, larutan coklat
2AgNO3+2NaOH
2NaNO3+Ag2O+H2O
Terjadi reaksi, terbentuk endapan berwarna coklat Ag2O
3. AgNO3+K2CrO4
AgCrO4+NH4OH
AgCrO4+HNO3
Endapan merah, larutan jernih
Endapan berwarna kuning, endapan tidak larut sempurna, larutannya kuning
endapan larut sempurna, larutan berwarna kuning
AgNO3+K2CrO4
2KNO3+2AgCrO4
AgCrO4+NH4OHAg(OH)2+(NH4)2CrO4
AgCrO4+HNO3
AgNO3+HCrO4
Terjadi reaksi, membentuk endapan merah perak kromat
Terjadi reaksi
Terjadi reaksi larut sempurna
4. AgNO3+KI
AgI+NH4OH
AgI+Na2S2O3
Endapan kuning, larutan kuning
Larut sedikit, endapan kuning, larutan kuning
Larut sempurna
AgNO3+KI AgI+KNO3
AgI+NH4OH Ag(OH)2+(NH4)2I
AgI+Na2S2O3 AgNa2+IS2O3
Terjadi reaksi, AgI berwarna kuning
Sedikit larut
Larut sempurna
27
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
NAMA PRAKTIKAN : FATIMA TUSH SHOLIHAH NO.MHS :410012256
KELOMPOK : 4C LAPORAN KE :4
Tanggal Praktikum : 30 Maret 2013
Acara Praktikum : identifikasi kation golongan II Hg2+
Bahan : HgCl, NaOH, K2CrO4, Nh4OH, HCl, KI
Alat yang digunakan : tabung reaksi, pipet tetes
NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN
HgCl₂\+NaOH Terjadi endapan berwarna kuning, larutan berwarna kuning
HgCl+NaOHHgOH+NaCl
Terjadi reaksi, endapan kuning HgO
HgCl₂+K2CrO4
HgCl₂+K2CrO4 (dipanaskan)
Endapan kuning merkuriKromat, larutan berwarna orange
Endapan berwarna kuning, larutan merah
2HgCl+K2CrO4
2KCl+Hg2CrO4
HgCl+K2CrO4 (dipanaskan)
2KCl+Hg2CrO4
Terjadi reaksi, endapan kuning merkuri kromat
Terjadi garam basa
HgCl+NH4OH
NH4Cl+HCl
NH4Cl+NH4OH
Endapan berwarna putih, larutan berwarna keruh
Larut sempurna
Larut keruh, sedikit larut
HgCl+NH4OH NH4Cl+HgOH
NH4Cl+HCl HCl+NH4Cl
NH4Cl+NH4OH NH4OH+NH4Cl
Terjadi reaksi, endapan putih dari merkuri ammonia klorida
Larut sempurna
Larut tidak sempurnaHgCl+KI
HgCl+KI (ber lebih)
Endapan berwarna orange, larutan berwarna orange
Larut sempurna
HgCl+KIHgI+KCl
HgCl+KI (ber lebih)
HgI+KCl
Terjadi reaksi, endapan HgI
Larut sempurna
28
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
NAMA PRAKTIKAN : FATIMA TUSH SHOLIHAH NO.MHS : 410012256
KELOMPOK : 4C LAPORAN KE: 5
Tanggal Praktikum : 03 April 2013
Acara Praktikum : identifikasi kation golongsn II Cu2+
Bahan : CuSO4, NaOH, Na₂CO3, NH4OH, KI
Alat yang digunakan : tabung reaksi, pipet tetes
NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN
CuSO4+NaOH
CuSO4+NaOH (dipanaskan)
Endapan Berwana biru, Larutan berwarna bening
Endapan berwarna hitam, larutan jernih
CuSO4+NaOHCu(OH)2+NaSO4
CuSO4+NaOH (dipanaskan)
CuOH+NaSO4
Endapan biru dari Cu(OH)2
Dipanaskan endapan menjadi berwarna hitam CuO
CuSO4+Na2CO3
CuSO4+Na2CO3 (berlebih))
Endapan berwarna hijau biru, larutan berwarna hijau biru
Larut tidak sempurna, endapan hijau biru, larutan jernih
2CuSO4+Na2CO3
2NaSO4+Cu2SO4
CuSO4+Na2CO3 (berlebih))
2NaSO4+Cu2SO4
Endapan berwarna hijau biru dari basa karbonat
Terbentuk kristal
CuSO4+NH4OH
CuSO4+NH4OH (berlebih)
Larutan berwarna biru kehijauan, endapan hijauLarutan berwarna biru, Larut sempurna
CuSO4+NH4OH
CuOH+NH4SO4
CuSO4+NH4OH (berlebih)
CuOH+NH4SO4
Endapan hijau dari garam basa
Larut sempurna
CuSO4+KI Endapan berwarna putih kecoklatan, larutan berwarna keruh
CuSO4+2KI K2SO4+CuI2
Terjadi endapan putih CuI
LAPORAN PRAKTIKUM
29
KIMIA ANALISIS
NAMA PRAKTIKAN : FATIMA TUSH SHOLIHAH NO.MHS :410012256
KELOMPOK : 4C LAPORAN KE: 5
Tanggal Praktikum : 03 April 2013
Acara Praktikum : idetifikasi kation golongan II Cd2+
Bahan : CdSO4, (NH4)2CO3, NaOH, NH4OH
Alat yang digunakan : tabung reaksi, pipet tetes
NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN
CdSO4 + (NH4)2CO3
Endapan berwarna putih, Larutan berwarna keruh
CdSO4 + (NH4)2CO3
CdCO3+2NH4SO4
Endapan putih dari basa karbonat yang berwarna kuning-coklat
CdSO4 + NaOH
CdSO4 + NaOH (Dipanaskan)
Endapan putih, larutan berwarna bening
Endapan berwarna putih menggumpal, larutan jernih
CdSO4 + NaOH
Cd(OH)2+NaSO4
CdSO4 + NaOH (Dipanaskan)
Cd(OH)2+NaSO4
Terjadi reaksi, endapan putih Cd(OH)2
Terjadi endapan putih CdO
CdSo4 + NH4OH
Cd (OH)2 + NH4OH
Endapan berwana Putih, larutanbening
Endapan larut sempurna
CdSo4 + NH4OH Cd(OH)2+H2SO4
Cd (OH)2 + NH4OH
Cd(OH)2+NH4OH
Terjadi reaksi, endapan putih Cd(OH)2
Larut sempurna
30
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
NAMA PRAKTIKAN : FATIMA TUSH SHOLIHAH NO.MHS : 410012256
KELOMPOK : 4C LAPOKAN KE: 6
Tanggal Praktikum : 06 April 2013
Acara Praktikum : Identifikasi kation Aluminium ( Al³⁺)
Bahan : AlCl3 ,NH4OH, H2O, KOH
Alat yang digunakan : Tabung reaksi, pipet tetes
NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN
1. AlCl3+NH4OH Endapan putih,larutan putih keruh.
AlCl3+3NH4OH
Al(OH)3+3NH4Cl
Terjadi endapan putih Al(OH)3
Al(OH)3+H2O Terjadi reaksi, endapan putih, larutan bening, endapan larut tidak sempurna
Al(OH)3+H2O
Al(OH)3+H2O
Terjadi endapan putih Al(OH)3
2. AlCl3+KOH
AlCl3+KOH(berlebih)
Terjadi endapan putih, larutan putih keruh
Larutan bening, endapan larut tidak sempurna
AlCl3+3KOH
Al(OH)3+3KCl
AlCl3+3KOH(berlebih)
Al(OH)3+3KCl
Terjadi endapan putih Al(OH)3
Terjadi endapan putih Al(OH)3
31
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
NAMA PRAKTIKAN : FATIMA TUSH SHOLIHAH NO.MHS : 410012256
KELOMPOK : 4C LAPOKAN KE: 6
Tanggal Praktikum : 06 April 2013
Acara Praktikum : Identifikasi kation Ferri (Fe³⁺)
Bahan : FeCl3 ,KOH, HCl, H2SO4, K4Fe(CN)6, KCNS
Alat yang digunakan : Tabung reaksi, pipet tetes
NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN
1. FeCl3+KOH
Fe(OH)3+HCl
Endapan berwarna bening, larutan berwarna coklat
Larutan berwarna kuning, endapan larut sempurna
FeCl3+KOH Fe(OH)3+3KCl
Fe(OH)3+HCl FeCl3+3H2O
Terjadi endapan berwarna coklat Fe(OH)3
Terjadi larutan berwarna kuning FeCl3
2. FeCl3+K4Fe(CN)6 Endapan berwarna biru, larutan berwarna biru
4FeCl3+3K4Fe(CN)6
Fe4 [ Fe(CN)6 ] 3
+12KCl
Terjadi endapan berwarna biru ferri ferro sianida
3. FeCl3+KCNS Endapan berwarna merah, larutan berwarna merah kehitaman
FeCl3+3KCNS Fe(CNS)3+3KCl
Terjadi larutan berwarna merah ferri rhodanida
32
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
NAMA PRAKTIKAN : FATIMA TUSH SHOLIHAH NO.MHS : 410012256
KELOMPOK : 1 LAPOKAN KE: 7
Tanggal Praktikum : 10 April 2013
Acara Praktikum : Identifikasi kation Nikel (Ni²⁺)
Bahan : NiSO4,NaOH, HCl, HNO3, NH4OH, K2CrO4
Alat yang digunakan : Tabung reaksi, pipet tetes
NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN
1. NiSO4+NaOH
Ni(OH)2+HCl
Endapan berwarna hijau,larutan bening
Larutan jernih, endapan larut sempurna
NiSO4+NaOH
Ni(OH)2+Na2SO4
Ni(OH)2+2HCl 2H2O+NiCl2
Terjadi endapan berwarna hijau Ni(OH)2
Larut sempurna
2. NiSO4+NH4OH
NiSO4+NH4OH
Larutan berwarna bening, endapan berwarna biru
Tidak terjadi endapan, larut sempurna, larutan bening
NiSO4+NH4OHNi(OH)2+NH4(SO4)2
NiSO4+NH4OH Ni(OH)2+NH4(SO4)2
(berlebih)
Endapan larut tidak sempurna
Larut sempurna
3. NiSO4+K2CrO4 Larutan berwarna coklat, endapan berwarna coklat
NiSO4+K2CrO4
NiCrO4+K2SO4
Endapan berwarna coklat NiCrO4
33
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
NAMA PRAKTIKAN : FATIMA TUSH SHOLIHAH NO.MHS : 410012256
KELOMPOK : 4C LAPOKAN KE: 7
Tanggal Praktikum : 10 April 2013
Acara Praktikum : Identifikasi kation Barium (Ba²⁺)
Bahan : Ba(NO3)2,K2CrO4, H2SO4
Alat yang digunakan : Tabung reaksi, pipet tetes
NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN
1. Ba(NO3)2+K2CrO4 Endapan berwarna kuning, larutan berwarna kuning
Ba(NO3)2+K2CrO4
2KNO3+BaCrO4
Terjadi endapan kuning BaCrO4
2. Ba(NO3)2+H2SO4 Larutan berwarna putih, endapan berwarna putih
Ba(NO3)2+H2SO4
BaSO4+2KNO3
Terbentuk endapan putih BaSO4
34
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
NAMA PRAKTIKAN : FATIMA TUSH SHOLIHAH NO.MHS : 410012256
KELOMPOK : 4C LAPOKAN KE: 8
Tanggal Praktikum : 13 April 2013
Acara Praktikum : Identifikasi kation Magnesium (Mg²⁺)
Bahan : MgCl2,NaOH
Alat yang digunakan : Tabung reaksi, pipet tetes
NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN
1. MgCl2+NaOH Endapan berwarna putih menggumpal, larutan berwarna keruh
MgCl2+2NaOH
2NaCl+Mg(OH)2
Terjadi endapan putih Mg(OH)2
35
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
NAMA PRAKTIKAN : FATIMA TUSH SHOLIHAH NO.MHS : 410012256
KELOMPOK : 4C LAPOKAN KE: 8
Tanggal Praktikum : 13 April 2013
Acara Praktikum : Identifikasi kation Amonium
Bahan : NH4OH,NaOH,HCl(p)
Alat yang digunakan : Tabung reaksi, pipet tetes
NO PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN
1. NH4OH+NaOH Endapan berwarna putih, larutan bening
NH4OH+NaOH
NaOH+NH4OH
Terjadi reaksi
2. NH4OH+NaOH+HCl(p) Endapan berwarna putih, larutan jernih, timbul asap yang mengarah ke bawah
NH4OH+NaOH+HCl(p) Terjadi reaksi
36
BAB 111ANALISIS KUANTITATIF
3.1 Dasar Teori Analisa kuantitatif adalah suatu analisa yang digunakan untuk mengetahui kadar
suatu zat (. Analisa kuantitatif berkaitan dengan penetapan beberapa banyak suatu zat
tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan tersebut, yang sering
kali dinyatakan sebagai konstituen atau analit, menyusun sebagian kecil atau sebagian
besar sampel yang di analisis .Pengertian lain dari analisa kuantitatif adalah analisa
yang bertujuan untuk mengetahui jumlah kadar senyawa kimia dalam suatu bahan atau
campuran bahan.
Analisis kuantitatif istilah ini sering digunakan dalam perbandingan (atau
kontras) dengan "analisa kualitatif", yang mencari informasi tentang identitas atau
bentuk yang hadir substansi. Misalnya, seorang ahli kimia mungkin diberikan sampel
padat tidak diketahui. Ia akan menggunakan "kualitatif" teknik (mungkin NMR atau IR
spektroskopi) untuk mengidentifikasi senyawa ini, dan kemudian teknik kuantitatif
untuk menentukan jumlah setiap senyawa dalam sampel. Prosedur- hati untuk
mengakui adanya ion logam yang berbeda telah dikembangkan, meskipun mereka
sebagian besar telah digantikan oleh instrumen modern, ini secara kolektif dikenal
sebagai analisis anorganik kualitatif. Tes serupa untuk mengidentifikasi senyawa
organik.
37
Banyak teknik dapat digunakan baik untuk pengukuran kualitatif atau
kuantitatif. Misalnya, suatu larutan indicator perubahan warna dengan adanya ion
logam. Ini bisa digunakan sebagai tes kualitatif : apakah warna indikator solusi
perubahan ketika setetes sampel ditambahkan? Hal ini juga dapat digunakan sebagai
tes kuantitatif, dengan mempelajari warna larutan indikator dengan konsentrasi yang
berbeda dari ion logam. (Ini mungkin akan dilakukan dengan menggunakan
spektroskopi ultraviolet-tampak.) The "analisis kuantitatif" istilah ini sering digunakan
dalam perbandingan (atau kontras) dengan "analisa kualitatif", yang mencari
informasi tentang identitas atau bentuk yang hadir substansi. Misalnya, seorang ahli
kimia mungkin diberikan sampel padat tidak diketahui. Ia akan menggunakan
"kualitatif" teknik (mungkin NMR atau IR spektroskopi) untuk mengidentifikasi
senyawa ini, dan kemudian teknik kuantitatif untuk menentukan jumlah setiap
senyawa dalam sampel. Prosedur-hati untuk mengakui adanya ion logam yang berbeda
telah dikembangkan, meskipun mereka sebagian besar telah digantikan oleh instrumen
modern, ini secara kolektif dikenal sebagai analisis anorganik .
Dalam kimia, analisis kuantitatif adalah penentuan banyaknya absolut atau relatif
(sering dinyatakan sebagai konsentrasi) dari satu, beberapa atau semua zat tertentu (s)
ada dalam sampel.
Setelah adanya zat tertentu (s) dalam sampel diketahui, studi tentang
kelimpahan mereka absolut atau relatif dapat membantu dalam menentukan sifat
tertentu. Mengetahui komposisi sampel sangat penting dan beberapa cara telah
dikembangkan untuk memungkinkan, seperti gravimetri dan analisis volumetri. Analisis
gravimetri menghasilkan data yang lebih akurat tentang komposisi sampel dari analisis
volumetrik tidak, tapi yang pertama membutuhkan waktu lebih lama untuk tampil di
laboratorium. Analisis volumetrik di sisi lain tidak mengambil banyak waktu dan hasil
38
yang kita peroleh adalah dalam kasus yang paling memuaskan. Analisis volumetrik
dapat hanya sebuah titrasi berdasarkan dalam reaksi netralisasi tetapi juga bisa menjadi
presipitasi atau reaksi pembentukan kompleks serta titrasi berdasarkan dalam reaksi
redoks. Namun, setiap metode dalam analisis kuantitatif memiliki spesifikasi umum,
dalam reaksi netralisasi, misalnya, reaksi yang terjadi adalah antara asam dan basa,
yang menghasilkan garam dan air, maka netralisasi nama. Dalam reaksi presipitasi
larutan standar dalam perak nitrat kasus yang digunakan sebagai pereaksi untuk
bereaksi dengan ion hadir dalam sampel dan untuk membentuk endapan tak larut yang
tinggi. Metode presipitasi sering disebut hanya sebagai argentometri. Dalam dua
metode lain situasinya adalah sama. Titrasi pembentukan kompleks adalah reaksi yang
terjadi antara ion logam dan larutan standar yang ada di kebanyakan kasus EDTA
(etilen diamin tetra asetat).
Sebagai contoh, analisis kuantitatif dilakukan dengan spektrometri massa pada
sampel biologis dapat menentukan, dengan rasio kelimpahan relatif dari protein tertentu,
indikasi penyakit tertentu, seperti kanker.
3.2 Bahan Dan Alat Percobaan Bahan yang digunakan pada percobaan ini :
- HCl
- Indicator m.o
- Borax
- NaOH
- Indicator p.p
- Aquades
- Indicator kalium kromat
- AgNO3
- NaCL
39
- Na2CO3
- Larutan KMnO4
- Larutan asam sulfat
Alat-alat yang digunakan :
- Buret
- Statit
- Beker gelas
- Gelas ukur 10 & 50 ml
- Corong
- Erlemeyer
- Pipet ukur
3.3 CARA KERJA
A. Asidisi Dan Alkalimetri
1. Standarisasi larutan HCl x N
Prosedur :
a. Mengambil larutan HCl x N dimasukkan kedalam buret 50 ml
b. Mengambil dan timbang 0,200 gr borax, larutan dengan aquades menjadi 100 ml.
c. Memasukkan larutan borax 25 ml ke dalam Erlenmeyer 250 ml tambahkan 2 tetes
indicator m.o.
d. Titrasi larutan dengan prosedur a, sampai terjadi perubahan warna.
e. Mencatat volume HCl yang digunakan, ulangi titrasi sampai 2 kali.
Perhitungan :
Volume HCl rata-rata = v ml
40
Berat borax = 200mgr
Mr borax (Na2B4O7.10 H2O)= 381,2
Normalitas HCl = Nx
Maka Nx ¿2×200×1×25Mr×v ×100
2. Standarisasi Larutan NaOH yN
Prosedur :
a. Mengambil cuplikan larutan NaOH yN sebanyak 10 ml masukkan kedalam
Erlenmayer.
b. Menambahkan larutan tersebut 15 ml aquades, tambahkan indicator p.p 2-3 tetes.
c. Larutan dititrasi dengan HCl x N pada no 1, sampai terjadi perubahan warna.
d. Mencatat volume HCl yang digunakan ulangi titrasi hingga 2 kali.
Perhitungan :
Volume HCl rata-rata = A ml, Normalitas Nx (hasil standarisasi pada nol)
Maka :
Ny = Nx . A
10
B. Argentometri
1. Standarisasi Larutan AgNO3 c N.
Prosedur :
a. Mengambil cuplikan larutan AgNO3 c N masukkan ke dalam buret 50 ml.
41
b. Mengambil 10 ml NaCl masukkan ke dalam Erlenmeyer tambahkan indicator kalium
kromat 1,0 ml.
c. Titrasi larutan dengan larutan a, sampai terjadi perubahan warna merah yang tidak
hilang (merah bata).
d. Catat volume AgNO3 c N yang digunakan, ulangi titrasi sampai 2 kali.
Perhitungan : Nc =10×0,1Vrt
2. Menetapkan kadar garam dapur dengan cara Mohr
Prosedur :
a. Timbang 0,200 NaCl larutkan menjadi 100 ml dengan labu bakar.
b. Mengambil NaCl 25 ml masukkan ke dalam Erlenmeyer tambahkan indicator kalium
kromat 1,0 ml.
c. Titrasi larutan dengan AgNO3 c N pada percobaan no. 1, sampai warna merah tidak
hilang.
d. Catat volume AgNO3 c N, ulangi titrasi sampai 2 kali.
Perhitungan :
Kadar NaCl = 25×cN ×MrNaCl×V (rata−rata)×100 %
100×200
42
MENETAPKAN KADAR LARUTAN DALAM CAMPURAN
PERCOBAAN I : Menetapkan Campuran NaOH dan Na2CO3
MAKSUD PERCOBAAN : Menentukan Kadar NaOH dan Na2CO3
Bahan Dan Alat Yang Digunakan :
a. Larutan campuran (NaOH dan Na2CO3)
b. Larutan HCl 0,1 N (misalkan)
c. Aquades
Alat-alat yang digunakan :
a. Erlenmeyer 250 ml
b. Buret
c. Pipet ukur dan pipet tetes
Reaksinya :
a. NaOH + HCl -------NaCl + H2O (Titik ekivalen I)
b. Na2CO3 + HCl ---- NaCl + NaHCO3
c. NaHCO3 + HCl ---- NaCl + H2O + CO2 (Titik ekivalen II)
Prosedur :43
a. Diambil 25 ml cuplikan campuran, masukkan kedalam Erlenmeyer.
b. Ditambahkan 25 ml aquades dan 3 tetes indicator p.p.
c. Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N, misal sampai warna merah menghilang.
d. Mencatat volumenya (Va), menambahkan lagi larutan pada Erlenmeyer m.o.
e. Titrasi dilanjutkan sampai warna kuning hilang.
f. Mencatat volumenya (Vb), ulangi titrasi sampai 2 kali.
Dari percobaan di atas, diperoleh bahwa tiap 25 ml larutan cuplikan mengandung :
NaOH = (Va - Vb) × Nx × Mr NaOH mgr
Na2CO3 = 2 × Vb × Nx × Mr Na2CO3 mgr
Hitung juga kadarnya dalam prosen ( % ).
C. PERMANGANOMETRI
Dalam suasana asam, permanganat akan mengalami reaksi reduksi sebagai berikut :
KMnO4+ 8H+ + 5e ----- Mn2+ + 4H2O
Untuk membuat suasana asam ini dapat digunakan asam sulfat, sedang asam klorida
tidak dapat digunakan karena dapat teroksidasi membentuk gas klor (Cl2).
Standarisasi larutan KMnO4 dalam asam oksalat.
Prosedur :
a. Menimbang 0,620 gr asam oksalat, dilarutkan dalam 25ml aquades.
b. Menambahkan 3ml asam sulfat pekat.
c. Memasukkan larutan ke dalam labu takar 100ml dan encerkan sampai batas.
d. Mengambil 20 ml larutan asam oksalat, memanaskannya, kemudian titrasi dengan
larutan KMnO4, mencatat volumenya, lakukan titrasi 3 kali.
Pehitungan :
44
Menentukan normalitas dan faktor normalitas larutan standar KMnO4
Nk = 620×2×100
Vk×MrOks×20
PERCOBAAN : Menetapkan Ion Ferro Dalam Campuran.
MAKSUD PERCOBAAN : Menentukan Kadar Ion Ferro Dalam Campuran.
Bahan Yang Digunakan :
a. Larutan campuran
b. Larutan KMnO4
c. Campuran asam sulfat
Alat-alat yang digunakan :
a. Erlenmeyer 250 ml
b. Pipet ukur
c. Buret
Prosedur :
a. Diambil 20 ml larutan campuran cuplikan ferro+ferri, masukkan kedalam Erlenmeyer,
tambahkan 10 ml asam sulfat (e).
b. Titrasi dengan larutan KMnO4 yang sudah diketahui konsentrasinya.
c. Catat volume larutan ( V1 ) sampai terjadi perubahan warna.
Perhitungan :
45
Dalam 20 ml larutan campuran cuplikan mengandung :
Ferro = V1 x NKMnO4 x 56mgr
46
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Nama Mahasiswa : Fatima Tush Sholihah
No. Mahasiswa : 410012256
Kelompok : 4C
Anggota kelompok : Trifarama Rahmalia,Area Wismananda, Reno Humantoro,
Anggel Timisela
Jurusan : T. Geologi
Acara : Asidi Dan Alkalimetri
Bahan : HCl x N, borax, HCl, indikator m.o,aquades
Alat : tabung alenmeyer 250 ml,buret,tabung ukur, beker gelas, gelas
ukur 10 & 50 ml, corong
Standarisasi Larutan HCl × N
Cara Kerja :
a. Mengambil larutan HCl x N dimasukkan kedalam buret 50 ml
b. Mengambil dan timbang 0,200 gr borax, larutan dengan aquades menjadi 100 ml.
c. Memasukkan larutan borax 25 ml ke dalam Erlenmeyer 250 ml tambahkan 2 tetes
indicator m.o.
d. Titrasi larutan dengan prosedur a, sampai terjadi perubahan warna.
e. Mencatat volume HCl yang digunakan, ulangi titrasi sampai 2 kali.
47
Pengamatan :
a. Borax + Indicator Mo
warna larutan berubah menjadi orange.
b. Titrasi I : volume HCl 4.6 ml
warna larutan berubah menjadi pink.
c. Titrasi II : volume HCl II : 4.9 ml
warna larutan tetap berwarna pink .
Perhitungan :
V1 = br-b1
= 4.6 ml- 0 ml
= 4.6 ml
V2 = br- bl
=9.5 ml-4.6 ml
= 4.9 ml
Mr borax = 381,2
Berat boraks = 200mgr
Volume rata-rata = V 1+V 2
2
48
= 4.6+4.9
2 = 4.75ml
Normalitas HCl Nx = 2.200×1×25Mr×V ×100
= 10000
381,2×4.75×100
= 0.055 N
Kesimpulan:
- Standarisasi larutan HCL x N
Larutan borax (Na2B4O7) di tambah 2 tetes indicator m.o terjadi perubahan
warna menjadi orange kemudian dititrasi dengan larutan HCL x N menjadi warna
pink.
49
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Nama Mahasiswa : Fatima Tush Sholihah
No. Mahasiswa : 410012256
Kelompok : 4C
Anggota kelompok : Trifatama Rahmalia, Area Wismananda, Reno Humantoro,
Anggel Timisela
Jurusan : T. Geologi
Acara : Asidi Dan Alkalimetri
Bahan : NaOH yN, aquades, HCl x N, HCl
Alat : tabung alenmeyer 250 ml,buret, tabung ukur, beker gelas, gelas
ukur 10 & 50 ml, corong
Standarisai Larutan NaOH
Cara Kerja :
a. Mengambil cuplikan larutan NaOH yN sebanyak 10 ml masukkan kedalam
Erlenmayer.
b. Menambahkan larutan tersebut 15 ml aquades, tambahkan indicator p.p 2-3 tetes.
c. Larutan dititrasi dengan HCl x N pada no 1, sampai terjadi perubahan warna.
d. Mencatat volume HCl yang digunakan ulangi titrasi hingga 2 kali.
50
Pengamatan :
a. NaOH yN + Aquades + p.p
Larutan berubah menjadi berwarna merah muda
b. Titrasi I volume HCl 0,7
Larutan berubah menjadi berwarna jernih
c. Titrasi II volume HCl 0,7
Larutan berubah menjadi berwarna jernih
Perhitungan :
Ny = Nx . A
10
Diketahui V1 = br-bl
= 11.5 ml – 9.5 ml
= 2 ml
V2 = br-bl
= 13.7 ml- 11.5 ml = 2.2 ml
A= 2+2.2
2
= 2.1 ml
Ny = Nx . A
10 =
0,055 X 2.110
51
= 0,11 N
Kesimpulan:
-Standarisasi larutan NaOH y N
Larutan NaOH (Natrium Hidroksida) ditambah dengan indikator p.p 3 tetes terjadi
perubahan warna menjadi ungu di titrasi dengan larutan HCl x N warna menjadi bening
artinya bahwa larutan NaOH dan indikator p.p larut sempurna dalam larutan HCl x N
52
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Nama Mahasiswa : Fatima Tush Sholihah
No. Mahasiswa : 410012256
Kelompok : 4C
Anggota kelompok : Trifatama Rahmalia, Area Wismananda, Reno Humantoro,
Anggel Timisela
Jurusan : T.Geologi
Acara : Argentometri
Bahan : AgNO₃ , NaCl, indicator kalium kromat, AgNO3 c N
Alat : Labu, buret,tabung alenmeyer, statit, beker gelas, gelas ukur 10
& 50 ml, corong
Standarisasi Larutan AgNO3
Cara Kerja:
a. Mengambil cuplikan larutan AgNO3 c N masukkan ke dalam buret 50 ml.
b. Mengambil 10 ml NaCl masukkan ke dalam Erlenmeyer tambahkan indicator kalium
kromat 1,0 ml.
c. Titrasi larutan dengan larutan a, sampai terjadi perubahan warna merah yang tidak
hilang (merah bata).
d. Catat volume AgNO3 c N yang digunakan, ulangi titrasi sampai 2 kali.
53
Pengamatan :
- NaCl + indicator kalium kromat larutan berubah warna menjadi kuning ..
- Setelah dititrasi dengan AgNO3 larutan berwarna merah
- Titrasi kedua pun sama seperti titrasi yang dilakukan pertama.
Perhitungan :
Nc = 25×0,1Vrt
Diketahui :
V1 = br-bl
= 34.6 ml – 0
= 34.6 ml
V2 = br-bl
=34.6 ml + 34.6 ml – 40.6 ml
= 69.2 ml – 40.6 ml
= 28.6 ml
Vrata-rata = 34.6+28.6
2= 31.6 ml
Nc = 10x 0,1
31.6
54
= 0,0316 N
Kesimpulan:
-Standarisasi larutan AgNO3 c N
larutan HCl (asam bklorida di tambah indikator) kalium kromat 4 tetes warna berubah
menjadi kuning, lalu di titrasi dengan larutan AgNO3 terjadi perubahan warna menjadi
merah bata.
55
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Nama Mahasiswa : Fatima Tush Sholihah
No. Mahasiswa : 410012256
Kelompok : 4C
Anggota kelompok : Trifatama Rahmalia, Area wismananda, Reno Humantoro,
Anggel Timisela
Jurusan : T.Geologi
Acara : Argentometri
Bahan : NaCl, indicator kalium kromat, AgNO3
Alat : tabung alenmeyerburet,labu takar,corong statit, beker gelas,
gelas ukur 10 & 50 ml
Menetapkan Kadar Garam Dapur (NaCl) Dengan Cara MOHR
Cara Kerja :
a. Menimbang 0,200 NaCl larutkan menjadi 100 ml dengan labu bakar.
b. Mengambil NaCl 25 ml masukkan ke dalam Erlenmeyer tambahkan indicator kalium
kromat 1,0 ml.
c. Titrasi larutan dengan AgNO3 c N pada percobaan no. 1, sampai warna merah tidak
hilang.
d. Mencatat volume AgNO3 c N, ulangi titrasi sampai 2 kali.
56
Pengamatan :
- NaCl + indicator kalium kromat 0,1 ml = larutan berubah berwarna kuning
- Titrasi I = larutan berwarna merah
- Titrasi yang kedua pun sama seperti yg pertama
Perhitungan :
Kadar Nacl = 25×Nc×Mr Nacl×V (rata−rata )×100 %
100×200
Diketahui : V1 = br-bl
= 84.6 ml -39 ml
= 45.6 ml
V2 = br-bl
= 39 ml- 19.4 ml
= 27.6 ml
Vrata-rata = 45.6+27.6
2 = 36.6 ml
Kadar Nacl = 25×0,0316×58,5×36.6×100 %
100×200
= 8.45 %
57
Kesimpulan:
-Menetapkan kadar garam dapur dengan cara MOHR
Larutan NaCl di tambah indikator kalium kromat 1,0 ml terjadi reaksi warna menjadi
kuning lalu di titrasi dengan larutan AgNO3 c N warna berubah menjadi merah bata.
58
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Nama Mahasiswa : Fatima Tush Sholihah
No. Mahasiswa : 410012256
Kelompok : 4C
Anggota kelompok : Fatima Tush Sholihah
Jurusan : T.geologi
Acara : Menetapkan Kadar Larutan dalam Campuran
Bahan : NaOH, Na2CO3, HCl, indicator p.p,aquades , HCl
Alat : alyenmeyer 250 ml,buret, beker gelas, pipet ukur & pipet tetes
Menetapkan Campuran NaOH dan Na2CO3
Cara kerja :
a. Diambil 25 ml cuplikan campuran, masukkan kedalam Erlenmeyer.
b. Ditambahkan 25 ml aquades dan 3 tetes .
c. Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N, misal sampai warna merah menghilang.
d. Mencatat volumenya (Va), menambahkan lagi larutan pada Erlenmeyer m.o.
e. Titrasi dilanjutkan sampai warna kuning hilang.
f. Mencatat volumenya (Vb), ulangi titrasi sampai 2 kali.
Pengamatan :
59
Warna sebelum ditambah indikator p.p : Ungu
Warna sesudah ditambah indikator p.p : Bening
Percobaan 1 : V1 = br-bl
= 34 ml
Percobaan 2 : V2 = br-bl
= 34 ml -18 ml
= 16 ml
Vrata-rata (Va) : V 1+V 2
2 =
34+162
= 25 ml
Ditambah indikator m.o :
Warna sebelum ditambah indikator m.o : Kuning
Warna sesudah ditambah indikator m.o : Merah
Percobaan 1 : V1 = br-bl
= 49.5 ml- 18 ml
= 31.5 ml
Percobaan 2 : V2 = br- bl
= 49.5 ml – 42.7 ml
= 6.8 ml
60
Vrata-rata (Vb) : V 1+V 2
2 =
31.5+6.82
= 19.5 ml
Mr NaOH = 23 + 16 + 1 = 40
Mr Na2CO3 = 2 × 23 + 12 + 3 × 16 = 106
Perhitungan :
Maka, NaOH = (Va - Vb) × Nx × Mr NaOH mgr
= (25-19.5) × 0.055 × 40
= 12.1 mgr
Na2CO3 = 2 × Vb × Nx × Mr Na2CO3 mgr
= 2 × 19.5 × 0.055 × 106
= 227.37 mgr
Volume total = 12.1 + 227.37 = 239.47 N
Kadarnya dalam persen (%)
(%) NaOH = 12.1
12.1+227.37× 100 = 5.05 %
(%)Na2CO3 = 227.37
227.37+12.1×100 = 94.9 %
61
Kesimpulan:
-Menetapkan Campuran NaOH dan Na2CO3
Larutan NaOH ditambah dengan aquades dan indikator p.p lalu dititrasi dengan HCl 0,1
N terjadi reaksi perubahan warna dari ungu menjadi bening.
62
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Nama Mahasiswa : Fatima Tush Sholihah
No. Mahasiswa : 410012256
Kelompok : 4C
Anggota kelompok : Trifatama Rahmalia, Area Wismananda, Reno Humantoro,
Anggel Timisela
Jurusan : T.Geologi
Acara : Permanganometri
Bahan : asam oksalat, KMnO4, aquades,asam sulfat
Alat : labu,buret, statit, beker gelas, gelas ukur 10 & 50 ml, corong,
alenmeyer
Standarisasi larutan KmnO4 dengan asam oksalat
Cara kerja :
e. Menimbang 0,620 gr asam oksalat, dilarutkan dalam 25ml aquades.
f. Menambahkan 3ml asam sulfat pekat.
g. Memasukkan larutan ke dalam labu takar 100ml dan encerkan sampai batas.
h. Mengambil 20 ml larutan asam oksalat, memanaskannya, kemudian titrasi dengan
larutan KMnO4, mencatat volumenya, lakukan titrasi 2 kali.
Pengamatan :
a. Larutan asam oksalat dipanaskan
63
Tidak tejadi perubahan.
b. Titrasi I volume KMnO4 14ml
Larutan berubah menjadi berwarna coklat
c. Titrasi I volume KMnO4 14,7 ml
Larutan berubah menjadi berwarna coklat
Pehitungan :
Nk= 620×2×100
Vk×MrOks×20
Diketahui :
V1 = br-bl
= 13 ml – 0 ml
= 13 ml
V2= br-bl
= 27 ml – 13 ml = 14 ml
V rata-rata = 13+14
2=13.5 ml
Nk = 620×2×100
13.5×168×20 = 2,73 ml
64
Kesimpulan:
Standarisasi larutan KmnO4 dengan asam oksalat
Larutan asam oksalat dipanaskan tidak terjadi perubahan, setelah dititrasi dengan
larutan KMnO4 selama masih panas larutan tidak berubah warna tetapi lama kelamaan
berubah menjadi berwarna hitam.
65
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Nama Mahasiswa : Fatima Tush sholihah
No. Mahasiswa : 410012256
Kelompok : 4C
Anggota kelompok : Trifatama Rahmalia,Area Wismananda, reno Humantoro,
Anggel Timisela
Jurusan : T.Geologi
Acara : Menetapkan Kadar Larutan dalam Campuran
Bahan : larutan campuran, KMnO4, asam sulfat
Alat :tabung elyenmeyer 250 ml buret, pipet ukur,corong
Menetapkan Ion Ferro Dalam Campuran
Cara kerja :
a. Diambil 20 ml larutan campuran cuplikan ferro + ferri, masukan ke dalam erlenmeyer
tambahkan 10 ml asam sulfat.
b. Titrasi dengan larutan KMnO4 yang sudah diketahui konsentrasinya.
c. Mencatat volume larutan (V1), sampai terjadi perubahan warna.
Pengamatan :
Warna sebelum dititrasi (awal ) : Orange kekuningan
Warna sesudah dititrasi (akhir) : Merah
Percobaan 1 : V1 = br-bl
66
= 0.3 ml – 0 ml
= 0.3 ml
Perhitungan :
Dalam 20 ml larutan campuran cuplikan mengandung :
Ferro = V1 ×NKMnO4 × 56 mgr
= 0,3 ml × 2,73 × 56 mgr
= 45.864 mgr
Kesimpulan:
-Menentukan kadar ion ferro dalam campuran
larutan ferro di tambah dengan larutan H2SO4, terjadi perubahan warna menjadi
coklatlalu di titrasi dengan larutan KMnO4 warna menjadi ungu.
67
BAB 1V4.1Kesimpulan
Berdasarkan pratikum dan pembahasan, maka dapat di ambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
Analisis kualitatif adalah suatu analisa yang bertujuan mencari dan menyelidiki
ada atau tidaknya suatu unsur dalam sampel.Sedangkan Kation adalah ion yang
bermuatan positif,ada juga pengertian lain yaitu atom yang bermutan positif jika
kekurangan elektron.Anion adalah ion yang bermuatan positif, dan bisa juga di artikan
atom yang bermuatan negatif jika kelebihan elektron.Untuk mengetahui adanya anion
dapat diperkirakan dengan mengetahui kation apa saja yang terdapat dalam larutan
sample pada percobaan sebelumnya, yaitu percobaan analisis kation.Pengujian antara
reaksi asam sulfat encer dan pekat merupakan salah satu cara untuk mengetahui anion
apa saja yang terdapat dalam larutan sample. Hal tersebut di sebabkan asam sulfat yang
merupakan asam kuat mampu mendesak anion lemah keluar dari senyawanya. Sebagai
contoh, larutan yang mengandung garam karbonat akan keluar dan terurai menjadi air
dan gas karbondioksida dengan bantuan asam sulfat yang mendesak asam karbonat.
4.2 Saran
Untuk kelancran dalam pembuatan laporan selanjutnya, saya sebagai penulis
meminta saran yang membagun agar pada saat pembuatan laporan selanjutnya mencapai
sebuah kesempurnaan.
68
4.3 Lampiran
69
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/analisis/kuantitatif
http://en.wikipedia.org/wiki/kimia/kualitatif
http://id.wikipedia.org/wiki/analisa/kation
http://id.wikipedia.org/wiki/anion
70