kina 1 2015

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/15/2019 kina 1 2015

    1/64

    EDISI 01 - 20

    MADE IN INDONESIA Dirgantara IndonesiaInfo GlobalPudak ScientificNinda PratamaCitra ShipyardPropan MarineCaputra Mitra SejatiJavanese Boat

    Great Asia LinkED AluminiumSatnusa PersadaDSBC IndonesiaMega Andalan KalasanRick HanesCybreedWisankaTiga Fasa InternasionalBintang ToedjoeFania Food

    TEKNOLOGI Alat Deteksi dan Terapi KankerJogja Digital Valley

    OPINI Sri Martono

    APA & SIAPA Petrus Tedja Hapsoro

    Unjuk Kemampuan Industri Dalam Negeri Show Off Te Local Industry’s Capability

  • 8/15/2019 kina 1 2015

    2/64

    www.kemenperin.go.id

    KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

  • 8/15/2019 kina 1 2015

    3/64

    Daftar Isi Contents

     AKTUALITA

    Unjuk Kemampuan Industri Dalam Negeri 4

    MADE IN INDONESIA

    Dirgantara Indonesia 8

    Info Global 10

    Pudak Scientific 12

    Ninda Pratama 14

    Citra Shipyard 16

    Propan Marine 18

    Caputra Mitra Sejati 20

    Javanese Boat 22

    Great Asia Link 24

    Dirgantara Indonesia 26

    ED Aluminium 28

    Satnusa Persada 30DSBC Indonesia 32

    Mega Andalan Kalasan 34

    Rick Hanes 36

    Cybreed 38

    Wisanka 40

    Tiga Fasa Internasional 42

    Bintang Toedjoe 44

    Fania Food 46

    TEKNOLOGI 

    Alat Deteksi dan Terapi Kanker 48

    Jogja Digital Valley 52

    OPINI

    Sri Martono 54

     APA & SIAPA

    Petrus Tedja Hapsoro 58

    REDAKSIPemimpin Umum: Syarif Hidayat | Pemimpin Redaksi: Hartono | Wakil Pemimpin Redaksi :Siti Maryam | Redaktur Pelaksana: Habibi Yusuf Sarjono | Editor: Ni Nyoman Ambareny, Feby Setyo Hariyono | Photografer: J. Awandi | Anggota Redaksi: Intan Maria,Manangi Manalu, Titin Fauziyah Rochmawati, Djuwansyah, Krisna Sulistiyani

    Alamat RedaksiPusat Komunikasi Publik, Gedung Kementerian Perindustrian, Lt 6, Jl. Gatot Subroto Kav. 52-53, JakartaTelp: (021) 5255609, 5255509, Pes. 4074, 2648.

    Redaksi menerima artikel, opini, surat pembaca. Setiap tulisan hendaknya diketik dengan spasi rangkap dengan panjang naskah 3.000-6.000

    karakter, disertai identitas penulis. Naskah dikirim ke redaksi Majalah KINA Kementerian Perindustrian.Majalah ini dapat diakses melalui: www.kemenperin.go.id

    dari meja redaksi

    Upaya memacu pertumbuhan industri dan ekonomi nasional tidak hanya dilakukan denganmengandalkan kegiatan eskpor saja. Penguasaan pasar dalam negeri juga memegang peranan pentingbagi peningkatan pertumbuhan industri dan ekonomi nasional.

    Potensi pasar dalam negeri Indonesia sangat besar. Dengan jumlah penduduk yang mencapai lebih dari240 juta jiwa dan kegiatan pembangunan yang terus meningkat, tentunya akan banyak dibutuhkanberbagai macam produk.

    Agar produk nasional bisa menguasai pasar dalam negeri, pemerintah telah mendorong kementerian/lembaga dan BUMN/BUMD untuk menggunakan produk dalam negeri, terutama dalam mengerjakanproyek-proyek yang didanai dari APBN.

    Kebijakan pemerintah mendorong pengunaan produk dalam negeri itu tertuang dalam ProgramPeningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).

    Program P3DN diharapkan dapat melindungi dan memberikan prioritas kepada industri nasional untukbersaing secara efektif di dalam pasar negeri sendiri dari serbuan barang impor pada era perdaganganbebas.

    Pasar dalam negeri Indonesia yang besar diyakini dapat menjadi katup penyelamat bagi industri dalamnegeri dengan berkonsentrasi pada pemenuhan pasar domestik

    Upaya pemerintah untuk mendorong peningkatan penguasaan pasar dalam negeri oleh industrinasional melalui penerapan program P3DN ini kami angkat dalam rubrik aktualita KINA Edisi 01-2015.

    Dalam edisi ini, juga ditampilkan sejumlah produk karya anak bangsa yang mampu merambah pasarinternasional dan juga banyak diminati di pasar dalam negeri. Produk-produk tersebut mampu

    memberikan warna baru dalam khasanah produk nasional.Tidak lupa juga di KINA edisi ini, ditampilkan beberapa temuan dan kreasi anak bangsa di bidangteknologi untuk menunjukkan kepada pembaca kalau Indonesia juga mampu berbicara dalam bidangteknologi.

    Apa yang tampilkan dalam KINA Edisi 01-2015 ini diharapkan dapat menambah wawasan pembacaserta menjadi bahan dan masukan bagi instansi-instansi terkait untuk terus mendorong peningkatanpertumbuhan industri nasional.

    The efforts to stimulate the industry growth and the national economy can not only rely on exportactivities solely. The domination on domestic market has also played an important role for the industry growth and the national economy.

    The domestic market potential is huge. With the population of over 240 million people along with thedevelopment activities continuing to increase, a large number and variety of products are needed.

    To ensure the national products are able to dominate in domestic market, the government has encouraged

    the ministries/institutions, and state/local government enterprises to prioritize the use of domestic products, especially for the projects inanced by the state/local government budget.

    The government policies to promote the use of domestic products has been stipulated in the Programof Increased Use of Domestic Product (P3DN).

    By the P3DN program, it is expected to protect and give priority to the national industries to be able tocompete effectively in domestic market from the invasion of imported products in the era of free trade.The huge domestic market is believed to be a safety valve for the domestic industries by concentratingon fulilling the domestic market 

    The government efforts to increase the domestic market domination by the national industries throughthe implementation of P3DN program is explored in our Aktualita rubric in the irst edition of KINA 2015.

    In this edition, a number of products made of Indonesian people that are able to compete globally, aswell as much in demand by the domestic market are also displayed. These products are able to providea new color in the repertoire of the national products.

    Not forgetting, this edition of KINA also demonstrates some indings and creations of the Indonesianin the ield of technology to show to the reader that Indonesia is also able to take a role in terms of

    technology.

    What have been displayed in the irst edition of KINA 2015 is expected to be able to broaden the reader’sinsight as well as to be inputs for relevant parties to continuously promote the growth of the nationalindustries.

    EDISI01-2015

    MADEININDONESIADirgantaraIndonesiaInfoGlobalPudakScientific

    NindaPratamaCitraShipyardPropanMarineCaputraMitraSejatiJavaneseBoatGreatAsiaLinkEDAluminium

    SatnusaPersadaDSBCIndonesiaMegaAndalanKalasanRickHanesCybreedWisankaTigaFasaInternasional

    BintangToedjoeFaniaFood

    TEKNOLOGIAlatDeteksidanTerapiKankerJogjaDigitalValley

    OPINISriMartono

    APA&SIAPAPetrusTedjaHapsoro

    Unjuk Kemampuan Industri Dalam Negeri Show Off Te Local Industry’s Capability

  • 8/15/2019 kina 1 2015

    4/64

    4 Karya Indonesia Edisi No. 01-2015

    Selain menembus pasar ekspor, saat ini banyak

    industri dalam negeri yang telah mampu

    memproduksi barang-barang yang diperlukan

    di dalam negeri.

    Meskipun demikian, di dalam negeri masih

    ditemukan adanya produk-produk impor yang

    sebenarnya sudah bisa bisa diproduksi oleh industri

    dalam negeri.

    Serbuan produk-produk impor itu tentu saja akan

    memberikan dampak negatif kepada perekonomiannasional. Selain memicu timbulnya defisit neraca

    perdagangan, banyaknya produk impor juga dapat

    menggerus peran sektor industri sebagai penggerak

    pertumbuhan ekonomi nasional.

    Untuk mencegah dampak negatif tersebut,

    Kementerian Perindustrian telah menyiapkan dan

    menjalankan sejumlah terobosan dan kebijakan

    untuk mendorong penggunaan produk dalam negeri.

    Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan,

    perangkat aturan yang mengatur penggunaan produk

    dalam negeri sebenarnya secara komprehensif telah

    diimplementasikan, namun memang dirasa belum

    berjalan sesuai dengan harapan.

    “Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang

    Perindustrian beserta peraturan turunannya secara

    tegas telah menyatakan kewajiban penggunaan

    produk dalam negeri,” ujarnya.

    Secara detail, hal tersebut juga telah diatur dalam

    Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang

    Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor

    54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa

    Pemerintah.Agar aturan itu bisa diimplementasikan dengan

    baik, ujar Menperin, dalam jangka pendek, akan

    dibangun nota kesepahaman antara Kementerian

    Perindustrian dengan Badan Pengawasan Keuangan

    dan Pembangunan (BPKP) untuk melakukan audit

    penggunaan barang atau jasa dalam negeri dalam

    setiap pengadaan barang/jasa yang menggunakan

    APBN.

    “Hal tersebut sejalan dengan Peraturan Menteri

    Perindustrian Nomor 2 tahun 2014 tentang Pedoman

    Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri

    Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,” papar

    Menperin Saleh Husin.

    Tidak hanya penggunaan anggaran di

    lingkungan pemerintah, ungkapnya, pemerintah

    juga akan monitor belanja barang atau jasa yang

    tidak menggunakan APBN/APBD sebagaimana

    yang diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian

    nomor 3 tahun 2014 tentang Pedoman Peningkatan

    Penggunaan Produk Dalam Negeri Dalam Pengadaan

    Barang/Jasa Pemerintah Yang Tidak Dibiayai Dari

    Anggaran Pendapatan Belanja Negara atau AnggaranPendapatan Belanja Daerah.

    Selain itu, sejalan dengan penegakan peraturan

    terkait penggunaan produk dalam negeri, monitoring

    pemberian rekomendasi impor juga akan terus

    dilakukan dengan koordinasi lintas instansi

    terkait berikut penegakan hukum yang tegas bagi

    pelanggaran yang dilakukan.

    Menperin juga melontarkan sanksi yang diberikan

    bagi pejabat pengadaan di lingkungan instansi

    pemerintah yang masih belum menerapkan P3DN,

    sesuai UU nomor 3 tahun 2014 pasal 86 ayat (2).

    “Kepada mereka yang belum menerapkan P3DN

    Unjuk Kemampuan

    Industri Dalam Negeri

    AKTUALITA

    Sektor industri masih menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini tidak terlepas dari

    kemampuan industri nasional dalam menghasilkan produk-produk berkualitas.

  • 8/15/2019 kina 1 2015

    5/64

    5Karya Indonesia Edisi No. 01-2015

    akan diberikan sanksi mulai dari peringatan tertulis,

    denda administratif, sampai dengan pemberhentian

    dari jabatan pengadaan barang/jasa,” jelasnya.

    Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN)Terkait sektor industri yang telah memenuhi

    persyaratan untuk program P3DN, Menperin Saleh

    Husin mengatakan bahwa Kemenperin telah

    melakukan verifikasi terhadap sektor-sektor industri

    yang ada di Indonesia.

    Dari hasil verifikasi tersebut, industri yang lebih

    banyak menggunakan bahan baku luar dengan nilai

    tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) di atas 40

    persen, antara lain sebagai berikut:

    Pertama, industri peralatan elektronika dengan

    TKDN sebesar 41 persen, sehingga kandungan luar

    mencapai 59 persen.

    Kedua, industri mesin dan peralatan

    pertambangan dengan TKDN sebesar 42,72 persen,

    sehingga kandungan luar mencapai 57,28 persen.

    Ketiga, industri alat berat, konstruksi dan

    material handling dengan TKDN sebesar 45,57 persen,

    sehingga kandungan luar mencapai 54,43 persen.

    Keempat, industri alat transportasi dengan TKDN

    sebesar 47,80 persen, sehingga kandungan luarmencapai 52,20 persen.

    Kelima, industri sarana pertahanan dengan

    TKDN sebesar 48 persen, sehingga kandungan luar

    mencapai 52 persen.

    Keenam, industri logam dan barang logam

    dengan TKDN sebesar 49,62 persen, sehingga

    kandungan luar mencapai 50,38 persen.

    Ketujuh, industri mesin dan peralatan pabrik

    dengan TKDN sebesar 53,11 persen, sehingga

    kandungan luar mencapai 46,89 persen.

    Dan kedelapan, industri bahan bangunan dan

    konstruksi dengan TKDN sebesar 61,61 persen,

    sehingga kandungan luar mencapai 38,39 persen.

    Kebangkitan Industri NasionalDengan adanya ketentuan persyaratan TKDN

    dalam implementasi program P3DN, diharapkan

    dapat menjadi momentum kebangkitan industri

    nasional. Kemampuan yang dimiliki industri dalam

    negeri dalam memproduksi produk-produk tertentu

    hendaknya dimanfaatkan secara optimal yang

    dimulai dari pengadaan barang/jasa pemerintah.

    Salah satu industri yang memiliki potensi besar

    menyuplai pengadaan barang/jasa pemerintah

    secara value adalah industri penunjang migas. Industri

    ini membutuhkan banyak jenis produk pendukung

    produksi dan operasi.“Target investasi industri ini pada tahun 2015

    adalah sebesar US$22,2 milyar. Paling tidak, sekitar

    40-60 persen harus mampu ditopang oleh industri

    pendukung di dalam negeri,” jelas Saleh Husin.

    Selain itu, ada juga industri tekstil, semen, keramik

    dan industri penunjang infrastruktur lainnya yang juga

    berpotensi mendongkrak penggunaan produk dalam

    negeri.

    Agar semakin banyak produk yang bisa masuk

    dalam program P3DN, Kemenperin juga terus

    berusaha meningkatkan jumlah produk dan sektor

    industri yang memiliki TKDN tinggi dengan melakukan

    sosialisasi kepada industri akan pentingnya TKDN

    dalam pengembangan industri.

    “Selain itu, dengan perangkat aturan yangmensyaratkan TKDN sebagai salah satu syarat utama

    dalam pengadaannya, pelaku industri akan didorong

    melakukan verifikasi TKDN baik melalui jalur mandiri,

    maupun memanfaatkan fasilitas yang disediakan

    oleh Kementerian Perindustrian,” lanjut Menperin.

    Dijelaskan juga bahwa Kemenperin telah

    berusaha untuk meningkatkan dan mengoptimalkan

    penggunaan produk dalam negeri pada sektor

    ketenagalistrikan.

    Menurut Menperin, peningkatan penggunaan

    produk dalam negeri telah dimulai sejak Program

    Pembangunan Ketenagalistrikan 10.000 MW Tahap

    I dan Tahap II. Namun, pada kedua program tersebut

    capaian penggunaan produk dalam negeri masih jauh

    dari yang diharapkan, yaitu di bawah 20 persen.Pada program ketenagalistrikan 35.000

    MW, saat ini, Kementerian Perindustrian kembali

    mendorong para pihak untuk memberikan dukungan

    kepada industri dalam negeri untuk mengambil peran

    serta secara aktif, dengan mengacu pada Peraturan

    Menteri Perindustrian No. 54 Tahun 2012 tentang

    Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri untuk

    Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan.

    Adapun beberapa kebijakan yang ditetapkan oleh

    Kementerian Perindustrian saat ini antara lain adalah

    membentuk konsorsium industri mesin/peralatan

    pendukung dalam pembangunan infrastrukturketenagalistrikan 35.000 MW

    “Selain itu, kami juga melakukan sertifikasi

    TKDN industri mesin/peralatan pendukung dalam

    pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 35.000

    MW,” jelas Saleh Husin.

    Lebih lanjut, kemampuan industri dalam negeri

    tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan lebih

    luas dalam pengadaan barang/jasa di luar instansi

    pemerintah maupun masyarakat umum. Dengan

    demikian, industri nasional diharapkan dapat bangkit

    menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

    Kemenperin Prioritaskan Sejumlah SektorIndustri

    Hingga saat ini, peran sektor industri terhadapperekonomian nasional cukup besar. Hal ini dapat

    dilihat dari kontribusi sektor industri terhadap

    pertumbuhan ekonomi nasional yang terus

    meningkat setiap tahunnya.

    Agar peran sektor industri dalam perekonomian

    bisa meningkat lagi, Kementerian Perindustrian terus

    berusaha memacu kinerja sektor-sektor industri di

    dalam negeri.

    Sejumlah sektor industri pun telah diprioritaskan

    Kemenperin untuk ditingkatkan kinerjanya sehingga

    dapat memberikan kontribusi yang lebih besar lagi

    bagi perekonomian nasional.

    Menurut Menperin Saleh Husin, sejalan dengan

    PP nomor 14 tahun 2015 tentang Rencana Induk

    Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) Tahun2015-2035, industri yang akan diprioritaskan

    dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yakni industri

    andalan, industri pendukung, dan industri hulu.

    Industri andalan meliputi: (1) industri pangan,

    (2) industri farmasi, kosmetik, dan alat kesehatan,

    (3) industri tekstil, kulit, alas kaki, dan aneka, (4)

    industri alat transportasi, (5) industri elektronika dan

    telematika, serta (6) industri pembangkit energi.

    Sementara itu, yang termasuk dalam kelompok

    industri pendukung yaitu industri barang modal,

    komponen, bahan penolong, dan jasa industri.

    Sedangkan industri yang masuk dalam industri

    hulu adalah: (1) industri hulu agro, (2) industri logam

    dasar dan bahan galian bukan logam, serta (3)

    industri kimia dasar berbasis migas dan batubara.Adapun langkah yang akan dilakukan Kemenperin

    untuk memacu pertumbuhan industri-industri yang

    diprioritaskan tersebut antara lain menyediakan

    infrastruktur industri di dalam dan di luar kawasan

    industri dan atau di dalam kawasan peruntukkan

    industri.

    “Kami juga menetapkan kebijakan dan regulasi

    yang mendukung iklim usaha yang kondusif bagi

    sektor industri dan menyediakan alokasi dan

    kemudahan pembiayaan yang kompetitif untuk

    pembangunan industri,” pungkas Saleh Husin.

    AKTUALITA

  • 8/15/2019 kina 1 2015

    6/64

  • 8/15/2019 kina 1 2015

    7/64

    7Karya Indonesia Edisi No. 01-2015

    Ministry of Industry Decree No. 3, 2014 regarding

    the Guidelines for the Increased Use of Domestic

    Products in Government Procurement of Goods/ 

    Services that Do Not inanced by the state budget or

    the local government budget.

    Moreover, in line with the enforcement of

    regulations related to the use of domestic products,

    monitoring the provision of recommendation

    of import will continue to be carried out by

    coordination across relevant agencies including thestrict law enforcement for offenders.

    The minister will also impose sanctioned to the

     proqurement oficials within internal government

    agencies still that do not implement P3DN, according

    to Law No. 3, 2014 Article 86 paragraph (2).

      “To those who have not implemented P3DN will

    be given sanctions ranging from a written warning,

    administrative ines, up to dismissal from the post of

     procurement of goods/services,” he explained.

    The Level of Local Content (LCL/TKDN)

    Related to the industry sectors which has met

    the requirements for P3DN program, The Minister

    of Industry Saleh Husin said that the Ministry of

    Industry has carried out veriication to industrysectors in Indonesia.

    From the veriication process, the industries

    using raw materials with local content level (LCL)

    above 40 percent, are as follows:

    First, electronic equipment industry with LCL

    more than 41 percent 

    Second, machinery and mining equipment

    industry with LCL of 42.72 percent 

    Third, heavy equipment industry, construction

    and material handling industry with LCL of 45.57

     percent.

    Fourth, transports industry with LCL of 47.80

     percent.

    Fifth, defense facility industry with LCL of 48

     percent.Sixth, metals and metal goods industry with DCL

    of 49.62.

    Seventh, machinery and manufacturer

    equipments industry with LCL of 53.11 percent.

     And eighth, building materials and construction

    industry with DCL of 61.61 percent.

    Revitalization of National Industry 

    With the provision of local content requirements

    in the implementation P3DN program, it is expected

    to be the momentum of the revival of national

    industry. The capability of domestic industry in

     producing certain products should be used optimally

    starting from the government procurement of

     goods/services.

    One of the industries having huge potential to

    supply the goods/services through the government

     procurement in terms of value is the supporting

    industry of oil and gas. This industry requires many

    types of products to support the production and

    operation.

    “Investment target of this industry in 2015

    reachs US $ 22.2 billion. At least, about 40-60 percent

    must be able to be supported by the supporting

    industry in the country, “said Saleh Husin.

    In addition, there are also the textile industry,

    cement, ceramics and other infrastructure

    AKTUALITA

    supporting industries which has the potential to

    boost the use of domestic products.

    In order more products can join the P3DN

     program, the Ministry of Industry has also

    continued to increase the number of products and

    industry sectors which have high LCL, by carrying

    out campaign to the industries regarding the

    importance of LCL in the industry development.

    “Moreover, with the regulation that requires LCL

    one of the primary requirements in procurement,industry players will be encouraged to carry out

    veriication of LCL either through independent

    ways, as well as utilize the facilities provided by the

    Ministry of Industry,” explained Minister of Industry.

    He also explained that the Ministry of Industry

    has tried to improve and optimize the use of

    domestic products in electricity sector. According

    to him, the increased use of domestic products has

    been started since the Electriication Development

    Program of 10.000 MW Stage I and Stage II.

    However, of the both programs the achievement of

    the use of domestic product is still far from expected,

    which is less than 20 percent.

    On the electriication program of 35,000 MW,

    currently, the Ministry of Industry has continuedto strongly encourage to the parties to support

    the domestic industry to take an active role, by

    referring to the Minister of Industry Decree No.

    54, 2012 regarding the Guidelines for the Use of

    Domestic Product to the Development of Electricity

    Infrastructure.

     As for many policies stipulated by the Ministry

    of Industry today, among others, is by establishing

    the consortium of machinery industry/supporting

    equipments in the development of electricity

    infrastructure of 35,000 MW.

    “Moreover, we also carry out LCL certiication

     for machinery industry/supporting equipment in

    the development of electricity infrastructure of

    35,000 MW,” explained Saleh Husin.Furthermore, the capability of domestic

    industries is expected to be widely used in

    the procurement of goods/services outside of

     government agencies and the general public.

    Therefore, the national industry is expected to rise

    up and to host in their own country.

    The Ministry of Industry Prioritizes a Number of

    Industry Sectors

    Until now, the role of the industry sector to

    the national economy is quite signiicant. It can be

    seen from the steady increase of the contribution of

    industry sector to national economic growth every

     year.

    In order the role of industry sector in the

    economy can be further increased, the Ministry of

    Industry has continued to strive the performance ofindustry sectors in the country.

     A number of industry sectors have also been

     prioritized by the Ministry of Industry to be

    enhanced their performance so that they can give

     greater contribution to the national economy.

     According to Minister of Industry, Saleh Husin,

    in line with the Government Regulation Number

    14, 2015 regarding the Master Plan of National

    Industry Development (RIPIN) Year 2015-2035,

    the prioritized industries will be grouped into three

     groups, namely industry mainstay, supporting

    industry and the upstream industry.

    The mainstay industries include: (1) food

    industry, (2) pharmaceutical industry, cosmetics,

    and medical equipments, (3) textiles, leather, footwear, and miscellaneous, (4) transportation

    industry, (5) electronics and telematics industry and

    (6) energy generator industry.

    Meanwhile, the industries grouped in supporting

    industries consist of: capital goods industry,

    components industry, auxiliary materials industry ,

    and services industry.

    While the upstream industries consist of:

    (1) upstream agro industry, (2) basic metal and

    nonmetallic mining materials industry, and (3)

    basic chemical based on oil, gas and coal industry.

    The steps to be taken by the Ministry of Industry

    to spur the growth prioritized industries, among

    others, by providing the industry infrastructure

    within and outside the industrial estates or in theindustrial allotments.

    “We also impose the policies and regulations to

    create the conducive business climate in industry

    sectors and provide the allocation and the easiness of

    competitive inancing to the industry development,”

    explained Saleh Husin.

  • 8/15/2019 kina 1 2015

    8/64

    8 Karya Indonesia Edisi No. 01-2015

    MADE IN INDONESIA

    Lepas Landas

    Kebangkitan

    Industri Dirgantara

    rancangan 100% para ahli penerbangan Indonesia

    ini prototipenya akan segera selesai dalam waktu

    dekat ini dan pada sekitar akhir tahun akan dilakukan

    penerbangan perdana. Setelah itu, pesawat akan

    segera memasuki serangkaian uji kelaikan terbang

    pada tahun 2016-2017.Jika sertifikat kelaikan terbang dari Kementerian

    Perhubungan sudah diperoleh, PT DI akan segera

    melakukan produksi komersial untuk memenuhi

    pesanan pembeli. Sejauh ini sudah ada sejumlah

    perusahaan penerbangan domestik yang tertarik

    untuk membeli N219, antara lain Avia Star, TSE (Trans

    Surya Express), NBA, Trigana, dan lain-lain. Mereka

    sudah menandatangani Memory of Understanding

    (MoU) – keinginan untuk membeli – sebanyak 200

    unit.

    “Kami telah menyelesaikan desainnya dan

    sekarang sedang dikerjakan pembuatan 5.000 jenis

    komponen struktur pesawat dimana 3.000 komponen

    di antaranya sudah selesai dikerjakan. Sejumlah

    komponen dibuat sendiri oleh PT DI, sejumlah lainnyadisubkontrakkan kepada perusahaan lain di dalam

    negeri,” tutur Andi sambil menambahkan komponen

    yang masih diimpor terdiri dari komponen avionik,

    mesin dan bahan baku logam berupa alumunium

    alloy.

    Pesawat kecil ini sengaja dirancang untuk

    memenuhi kebutuhan negara kepulauan seperti

    Indonesia sebagai jembatan udara yang dapat

    menghubungkan satu pulau dengan pulau

    lainnya, khususnya di wilayah terpencil yang tidak

    membutuhkan landasan yang panjang dan bagus.

    Karena itu, pesawat ini sangat cocok untuk melayani

    rute-rute penerbangan perintis dari dan ke berbagaidaerah di pelosok tanah air.

    Pesawat N219 memiliki beberapa keunggulan

    yang tidak dimiliki pesawat lain yang sejenis. Pertama,

    pesawat ini harganya lebih murah dibandingkan

    pesawat sejenis lainnya dan merupakan pesawat

    buatan dalam negeri hasil rancang bangun putra putri

    terbaik bangsa Indonesia. Perkiraannya, pesawat ini

    akan dijual pada harga US$5-6 juta per unit.

    Kedua, N219 yang digerakkan dua mesin

    turboprop buatan pabrik mesin pesawat asal Kanada,

    Pratt & Whitney PT6 memiliki kapasitas angkut beban

    yang lebih besar, yaitu 2,5 ton atau 500 kg lebih berat

    dibandingkan dengan daya angkut beban pesawat

    sejenis lainnya.

    Ketiga, tingkat kandungan komponen lokal (localcontent) mencapai 60% bahkan bisa sampai 80%

    jika unsur hak kekayaan intelektual (HAKI) dimasukan

    dalam perhitungan kandungan lokal tersebut. Dengan

    tingkat kandungan lokal yang relatif tinggi tersebut,

    maka kegiatan layanan purna jual (after sales service)

    pun dapat dilakukan sepenuhnya di dalam negeri. Hal

    ini pun membuka peluang bisnis baru bagi para pelaku

    usaha yang terkait dengan penerbangan.

    Menurut Andi, dalam hal pemasaran N219, PT DI

    untuk sementara hanya akan fokus di pasar dalam

    negeri terlebih dahulu. Setelah ketangguhan pesawat

    dapat dibuktikan oleh para operator penerbangan

    di dalam negeri, maka perusahaan berencana untuk

    mulai mengekspor N219 ke pasar mancanegara,

    khususnya Afrika.“Kalau proyek N219 sukses, PT DI ingin kembali

    menggarap proyek pesawat dengan 50 penumpang

    ke atas dengan tetap menggunakan mesin turboprop.

    Selain itu, PT DI juga sudah menandatangani

    kesepakatan dengan PT Regio Aviasi Indonesia (RAI)

    milik Ilham Habibie untuk memproduksi pesawat

    R-80 hasil rancangan PT RAI,” tutur Andi.

    Walaupun sempat mengalami jatuh bangun akibat terpaaan krisis

    ekonomi nasional dan global, perusahaan perakitan pesawat terbang

    satu-satunya di tanah air PT Dirgantara Indonesia (DI) dapat tetap eksis

    di dunia industri pesawat terbang dewasa ini.

    Hal itu terjadi karena perusahaan pelat merah

    ini memiliki keunggulan dalam melakukan

    rancang bangun, tidak hanya di bidang

    pesawat terbang tapi juga di bidang lainnya,

    termasuk peralatan pendukung penerbangan,

    persenjataan, kendaraan militer, dan lain-lain.Dengan kemampuan melakukan rancang bangun

    itulah perusahaan mampu melakukan berbagai

    terobosan produk dalam rangka memecahkan

    berbagai persoalan ataupun memenuhi kebutuhan

    atau permintaan yang ada, tidak hanya di bidang

    penerbangan tapi juga di bidang lainnya. Demikian

    disampaikan Direktur Teknologi dan Pengembangan

    PT DI, Andi Alisjahbana kepada majalah KINA di

    kantornya belum lama ini.

    Dengan kemampuan rancang bangun itu pula,

    sejak tahun 2000 PT DI mampu melakukan ekspor

    komponen berbagai jenis pesawat secara reguler

    ke mancanegara. Beberapa komponen pesawat

    itu dipasok kepada perusahaan perakitan pesawat

    terkemuka di dunia seperti Airbus Industrie yangbermarkas di Tolouse, Prancis untuk pesawat

    A-320 dan A-321, bahkan untuk pesawat jumbo jet

    terbesar saat ini A-380, dan Airbus Helicopters yang

    memproduksi berbagai jenis helikopter.

    Andi mengatakan, perusahaan kini juga sedang

    mengembangkan pesawat kecil berpenumpang

    19 orang yang diberi nama N219. Pesawat hasil

  • 8/15/2019 kina 1 2015

    9/64

    9Karya Indonesia Edisi No. 01-2015

    MADE IN INDONESIA

    informasi | information »

    PT Dirgantara Indonesia Jl. Pajajaran No. 154 Bandung 40174, IndonesiaPhone: +6222-6002572Fax: +6222-6031903Website: www.indonesian-aerospace.comE-mail: [email protected]

    require a long and good runway. Therefore, this

    aircraft is suitable to serve the aviation pioneer

    routes from and to various areas in the corners of

    the country.

    The Aircraft N219 has some advantages

    compared to other similar aircrafts. First, this

    aircraft is cheaper than other similar aircrafts and

    is a domestically made aircraft which is designed

    by the best domestic experts. It is estimated that the

    selling price of it is about US$5-6 million per unit.

    Secondly, N219 powered by two turboprop

    engines manufactured by aircraft engines company

    of Canada, Pratt & Whitney has a greater load

    carrying capacity that is 2.5 tons or 500 kg heavier

    than the load carrying capacity of other similar

    aircrafts.

    Third, the level of local content has reached

    60% even up to 80% if an element of intellectual

     property rights (IPR) is included in the calculation of

    the local content. With relatively high local content

    level, then the after-sales service activities can be

    entirely carried out in the country. It also opens new

    business opportunities for the businesses associated

    with aviation business.

     According to Andi, in terms of marketing of

    N219, currently PT DI will be focusing on domestic

    market. After aircratf toughness and performance

    can be proved by the domestic airline operators, the

    company will start exporting the N219 to overseas

    markets, especially Africa.

    “If the project of N219 is successful, PT DI will

     go back to work on a project with 50 passengers and

    up by keep using turboprop engines. In addition, PT

    DI has already signed an agreement with PT Regio

     Aviation Indonesia (RAI) owned by Ilham Habibie to produce R-80 aircraft designed by PT RAI, “explained

     Andi.

    The Revival of

    Aerospace Industry Although experiencing ups and downs due to the blow ofnational and global economic crisis, PT Dirgantara Indonesia(DI), the only domestic assembling aircraft company can stillsurvive in the world aircraft industry today.

    It happened since PT DI (the state-owned

    company) has the competitive advantage for

    design competence, not only in aircraft industry

    but also in other ields, including light support

    equipment, weapons, military vehicles, and others.

    With its design competence the company has

    been able to conduct a variety of breakthrough

     products in order to solve the problems or meet the

    existing needs or demand, not only in aviation but

    also in other ields. This was reported by the Directorof Technology and Development of PT DI, Andi

     Alisjahbana to Kina Magazine in his ofice recently.

     Also, with its design competence, since the year

     2000 PT DI has been able to export components

    of different types of aircraft to foreign countries

    regularly. Some aircraft components have been

    supplied to the world’s leading aircraft assembly

    companies such as the Airbus Industry, based in

    Tolouse, France for aircraft A-320 and A-321, even

     for the currrent largest jumbo jet A-380, and Airbus

    Helicopters producing various kinds of helicopter.

     Andi said that the company is now also

    developing small aircraft with 19 passengers named

    N219. The prototype of aircraft 100% fully designed

    by Indonesian aircraft experts will no longer becompleted and at around the end of the year will

     performed inaugural light. Afterwards, the aircraft

    will immediately enter a series of airworthiness test

    in 2016-2017.

     As the certiicate of airworthiness from the

    Ministry of Transportation has been obtained, PT

    DI will soon undertake commercial production to

    meet customer orders. So far there are a number of

    domestic airlines interested in buying N219, among

    others Avia Star, TSE (Trans Surya Express), NBA,

    Trigana, and others. They had signed a Memory of

    Understanding (MoU) –the desire to buy – for about

     200 units.

    “We have completed the design and now we

    have been manufacturing 5,000 kinds of aircraftstructural components in which 3,000 of them had

    been completed. Some components are made by

    PT DI itself, and others are subcontracted to other

    domestic companies, “explained Andi while adding

    that components that are still imported consist

    of avionics components, engine and metal raw

    materials that is aluminum alloy.

    This small aircratf was intentionally designed

    to meet the needs of an archipelago countries like

    Indonesia as an air bridge to connect between

    islands, especially in remote areas that do not

    Take Off

  • 8/15/2019 kina 1 2015

    10/64

    10 Karya Indonesia Edisi No. 01-2015

    MADE IN INDONESIA

    Avionik Pesawat TempurCita Rasa GlobalKeberadaan alat utama sistempertahanan (alutsista), sepertipesawat tempur canggih, belummenjamin suatu negara bisamengamankan wilayahnyadengan baik. Diperlukan jugaindustri pendukungnya.

    perangkat ini juga dapat menampilkan informasi

    pelacakan target dan intercept, data kemiringan, dan

    ketinggian pesawat tempur.Produk perusahaan yang kini menjadi tren adalah

    glass cockpit, yaitu perangkat avionik digital yang

    berfungsi menampilkan berbagai informasi penting

    kepada pilot pesawat tempur F-5 F/F Tiger seperti

    navigasi, route map, countour map, posisi, dan

    sebagainya. Dengan menggunakan glass cockpit,

    pilot bisa menjadi lebih fokus dalam menerbangkan

    pesawatnya.

    Selain ketiga produk tersebut, perusahaan

    yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur ini juga

    memproduksi alat avionik lainnya, seperti Multi

    Purpose Display (MPD) yang berfungsi menampilkan

    berbagai informasi penting kepada pilot pesawat

    tempur Hawk 100/200, Digital Voice Recorder (DVR)

    untuk merekam video, radar dan audio, dan lain

    sebagainya.

    Peralatan avionik buatan Infoglobal yang telah

    digunakan pihak militer ini telah lulus sertifikasi

    kelaikan udara oleh lembaga sertifikasi Indonesian

    Military Airworthiness Authority (MAA) dari

    Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.

    Menurut Ahmad Fauzi, produk avionik Infoglobal

    juga telah mendapatkan pengakuan dari vendor

    utama pesawat tempur internasional. “Pernah ada

    vendor yang memeriksa pesawat tempur yang dibeli

    Indonesia. Mereka berterima kasih dengan adanya

    pihak yang mau memproduksi peralatan yang tidak

    lagi mereka pasok,” katanya.Pengakuan dari vendor utama ini membuat

    sejumlah negara, seperti Malaysia dan Uni Emirat

    Arab tertarik untuk membeli produk Infoglobal.

    Produk avionik yang dikeluarkan Infoglobal

    dihasilkan murni dari tenaga-tenaga ahli Indonesia.

    “Semua dikerjakan oleh anak bangsa, mulai dari riset,

    desain hingga produksi barang jadi,” papar Achmad

    Fauzi.

    Untuk riset, perusahaan bisa melakukan

    riset selama 6 bulan, 1 tahun atau 2 tahun untuk

    menghasilkan produksi. Lamanya riset tergantung

    pada kerumitan produk yang akan dihasilkan.

    Perusahaan juga melakukan uji coba sesuai standar

    militer internasional, baik soal ketahanan terhadap

    suhu panas maupun dingin serta getaran terhadap

    peralatan avionik yang akan dipasarkan

    “Bahan baku juga sebagian berasal dari dalam

    negeri. Hanya bahan-bahan yang belum diproduksi

    di dalam negeri saja yang harus diimpor ,” pungkas

    Achmad.

    Saat ini, Infoglobal juga telah melebarkan sayap

    usahanya dengan memproduksi flight simulator

    untuk pesawat N-219 buatan PT Dirgantara Indonesia

    (DI).

    Berangkat dari pengalaman embargo yang

    dilakukan negara produsen yang membuat

    Indonesia kesulitan mendapatkan sukucadang untuk sejumlah pesawat tempurnya,

    PT Infoglobal Teknologi Semesta memberikan solusi

    melalui produksi perangkat avionik untuk pesawat

    tempur.

    Avionik merupakan peralatan di sebuah pesawat

    tempur yang berhubungan dengan sistem navigasi,

    komunikasi, dan persenjataan.

    “Kami telah mampu memproduksi perangkat

    avionik pesawat tempur yang sudah tidak diproduksi

    lagi oleh vendor utama walaupun pesawat masih

    laik terbang,” ujar Ahmad Fauzi, General Manager PT

    Infoglobal Teknologi Semesta.

    Adapun peralatan avionik yang sudah diproduksi

    Infoglobal dan digunakan oleh pihak Tentara

    Nasional Indonesia (TNI) antara lain Control Display

    Unit (CDU). Alat ini merupakan perangkat avionik

    digital yang berfungsi menampilkan data navigasi

    pada pesawat tempur F-5 E/F Tiger secara real time,

    mengontrol Inertial Navigation Unit (INU) untuk

    melakukan aligment serta menentukan waypoint

    yang akan dituju.

    “Kami juga memasok Radar Display Unit atau

    RDU untuk pesawat tempur TNI,” lanjut Ahmad Fauzi.

    Alat ini berfungsi menampilkan hasil tangkapan

    radar pada pesawat tempur Hawk 200. Selain itu,

  • 8/15/2019 kina 1 2015

    11/64

    11Karya Indonesia Edisi No. 01-2015

    MADE IN INDONESIA

    Based on the experience of embargo

    conducted by producer countries causing

    Indonesia in trouble to procure spareparts

     for a number of ighter aircrafts, PT

    Infoglobal Teknologi Semesta has given solutions

    through the production of avionics equipments for

    the ighter.

     Avionics is the equipment of ighter aircraft

    corresponding with navigation, communications,

    and arming system.

    “We have been able to manufacture avionicsequipment of ighter aircraft that is no longer

    manufactured by major vendors although the

    aircraft is still it to ly,” explained Ahmad Fauzi,

    General Manager of PT Infoglobal Teknologi

    Semesta.

    The avionics equipment already manufactured

    by Infoglobal and used by the Indonesian National

     Army (TNI), among others, is the Control Display Unit

    (CDU). This device is a digital avionics instrument

    that functions to display navigation data on ighter

    aircraft F-5 E/F Tiger in real time, to control Inertial

    Navigation Unit (INU) to exercise alignment and

    also to determine the destination waypoint.

    “We have also supplied Radar Display Unit (RDU)

     for military ighter aircrafts,” Ahmad Fauzi added.

    This instrument functions to display the catches of

    radar at ighter aircraft Hawk 200. In addition, this

    instrument can also display information about the

    target tracking and intercept, the data of slope, and

    The existence of the mainequipment of defense system,such as advanced ighteraircraft has not ensured astate can be able to preserveits territory well. The

    supporting industries is alsoneeded.

    High Quality AvionicEquipments

    the altitude of aircraft.

    The company’s products that

    are now becoming a trend is a

     glass cockpit, the digital avionics

    instrument functioning to display a

    variety of important information to

    the pilots of ighter aircraft F-5 F/F

    Tiger such as navigation, route maps,

    countour map, position, and so on. By

    using a glass cockpit, the pilot can be

    more focused on lying the plane.In addition to these three products,

    the company located in Surabaya, East

     Java has also produced other avionics

    equipment, such as the Multi-Purpose

    Display (MPD) functioning to display

    a variety of important information to a

    the pilot of ighter aircraft Hawk 100/200, Digital

    Voice Recorder (DVR) to record video, radar and

    audio, and so forth.

    The avionics equipment made of Infoglobal that

    has been used by military puposes has passed the

    airworthy certiication by certiication agency of

    Indonesian Military Airworthiness Authority (MAA)

     from the Ministry of Defence of the Republic of

    Indonesia.

     According to Ahmad Fauzi, the avionics product

    of Infoglobal has also gained the recognition from

    major vendors of International ighter aircraft.

    “Once there was a vendor who checked the ighter

    informasi | information »

    Info Global

     Jl. Sriwijaya No. 36 Surabaya 60265, Indonesia

    Phone: +6231-5661802-3 Fax: +6231-5661990

    Website: www.infoglobal.co.id

    E-mail: [email protected]

     purchased by Indonesia. They are grateful to the

    company producing the equipments that they no

    longer supply, “ he explained.

    The recognition from major vendors has led

    a number of countries, such as Malaysia and Uni

    Emirates are interested to buy the products of

    Infoglobal.

    The products of Infoglobal are manufactured

     purely by Indonesian experts. “All have been done

    by the Indonesian people, ranging from research,

     product design to production process of inished

     goods,” explained Achmad Fauzi.

    In terms of research, the company can

    conduct research for 6 months, 1 year or 2 years

    to manufacture a product. The duration of

    doing research depends on the complexity of the

     product to be manufactured. The company also

    carries out testing according to the standards of

    international military, as for the resistance to hot

    and cold temperatures and the vibration of avionics

    equipment which will be marketed 

    “The raw material used is largely obtained from domestic market. Only materials that are

    not produced in the country still to be imported, “

     Achmad Fauzi further explained.

    Currently, Infoglobal has also expanded its

    business by producing light simulators for aircraft

    N-219 made by PT Dirgantara Indonesia (DI).

    or Combat Aircraf

  • 8/15/2019 kina 1 2015

    12/64

    12 Karya Indonesia Edisi No. 01-2015

    MADE IN INDONESIA

    Sudah bukan rahasia lagi apabila Indonesia

    dikenal sebagai negara yang memiliki potensi

    yang sangat besar di bidang industri berbasis

    sumber daya alam. Namun belum banyak

    orang tahu kalau di bidang industri berbasis teknologi

    tinggi pun Indonesia sudah banyak berkiprah.

    Salah satunya adalah industri pembuatan

    komponen pesawat terbang PT Pudak Scientific

    yang berlokasi di Gedebage, Bandung. Perusahaan

    yang berdiri pada tahun 1979 ini pada awalnya

    hanya bergerak di industri pembuatan alat peraga

    pendidikan untuk SD, sekolah menengah dan sekolah

    kejuruan, serta peralatan laboratorium. Beberapa

    produk alat peraga pendidikan yang diproduksi di PT

    Pudak Scientific di antaranya peralatan mekanika, kit

    listrik dan magnet, serta automotive training system.

    Perusahaan ini terus berkembang seiring

    dengan perkembangan pasar dan semakin

    meningkatnya tuntutan kualitas dan kompleksitas

    alat peraga pendidikan, yang semakin membutuhkan

    kemampuan dari berbagai disiplin ilmu dan teknik

    dengan melibatkan bahan dasar berupa logam,

    plastik, kayu, dan gelas.Selama 25 tahun perusahaan mampu melayani

    pasar, baik di dalam maupun luar negeri dan mampu

    menghasilkan produk alat peraga pendidikan yang

    berkualitas. Perusahaan pun terus meningkatkan

    kemampuannya dengan didukung peralatan

    permesinan yang semakin canggih dan handal.

    Untuk meningkatkan kualitas produk yang

    dihasilkan agar semakin prima dengan produktivitas

    yang makin baik, maka pada tahun 2000 perusahaan

    membentuk CNC Division sebagai bagian dari

    Engineering Department. Perusahaan pun mulai

    gencar mendatang mesin-mesin CNC berpresisi tinggi

    untuk memperkuat divisi baru tersebut, dimulai

    dengan satu unit Cincom B20 (Autolathe) untuk

    pembuatan molds, dies, dan jigs.

    Hasilnya, kemampuan perusahaan untuk

    memproduksi komponen-komponen berpresisi

    tinggi semakin meningkat secara signifikan.

    Bahkan, sampai-sampai perusahaan memiliki tim

    engineering yang kelewat ‘mumpuni’ untuk sebuah

    perusahaan produsen alat peraga pendidikan dan

    peralatan laboratorium. Hal ini justru memungkinkan

    perusahaan untuk masuk ke area produksi lain,

    yaitu permesinan komponen presisi (precision part

    machining).

    Selang beberapa bulan kemudian, perusahaan

    kembali mendatangkan mesin baru Swiss-Type

    CNC Auto Lathe Machine sehubungan dengan

    adanya pesanan pembuatan komponen elektrikal

    berdimensi kecil. Dengan mesin tersebut, perusahaanmampu memproduksi komponen dengan toleransi

    keakuratan yang tinggi dan volume produksi yang

    banyak dan kurun waktu yang relatif singkat sehingga

    tingkat efisiensi produksi meningkat drastis.

    Karena itu, pada tahun 2004 perusahaan mulai

    aktif mencari pelanggan baru di bidang produksi

    komponen berpresisi tinggi. Pada tahun 2004 itu pula

    PT Pudak Scientific mulai memproduksi komponen

    aerospace parts, berupa komponen actuation

    system part/mechanical part pesawat terbang

    seperti penggerak/pengungkit sayap, atas pesanan

    Good Rich Bandung yang merupakan kepanjangan

    tangan dari Good Rich yang berpusat di Inggris. Setiap

    bulannya, PT Pudak Scientific memasok 30.000

    pieces aerospace parts yang terdiri dari 70 jenis itemparts.

    Mulai tahun 2014, PT Pudak Scientific juga mulai

    memasok aerospace parts kepada United Technology

    Company (UTC) yang berkedudukan di Inggris.

    Pasokan langsung ke Inggris ini dimulai dengan

    pengiriman sampel produk komponen sebanyak

    150 item untuk dilakukan pengecekan First Article

    Inspection di Inggris. Dari jumlah itu, sudah diterbitkan

    purchase order (PO) sebanyak 2.000 item untuk 74

    jenis item.

    Komponen-komponen tersebut rencananya akan

    dipergunakan untuk memproduksi pesawat-pesawat

    baru seperti Airbus A-350 dan A-320 Neo, Mitsubishi

    Regional Jet (MRJ) dan C-series. Ada juga beberapa

    komponen PT Pudak Scientific yang digunakan untukproduksi pesawat yang kini sudah beroperasi seperti

    Boeing B-787.

    Perusahaan yang kini mempekerjakan 1.000

    orang pekerja dengan 259 orang di antaranya khusus

    mengerjakan pembuatan aerospace parts, memiliki 62

    unit mesin CNC berbagai jenis, termasuk diantaranya

    5-axis Machining Center (5-axis milling type dan

    5-axis turning type), electrical discharge machining,

    cylindrical grinder, multi-axis turning center, horizontal

    machining center, vertical machining center, dan lain-

    lain.

    Kemampuan dalam memproduksi komponen

    aerospace parts PT Pudak Scientific sudah

    diakui dunia dengan diraihnya sertifikasi Quality

    Management System ISO 9001:2000 untuk lingkupthe manufacture of precision metal parts pada tahun

    2008; sertifikasi National Aerospace and Defense

    Accreditation Program (NADCAP) untuk aerospace

    quality system (AQS Ac7004) pada tahun 2012; dan

    sertifikasi AS9100 Rev. C yang merupakan standar

    Quality Management System untuk industri aerospace

    dunia.

    Indonesia ternyata memiliki begitu banyak potensi terpendam yang

    belum terungkap ke ruang publik yang dapat terus dikembangkan demi

    kemajuan pembangunan bangsa.

    Komponen PesawatPresisi Tinggi

  • 8/15/2019 kina 1 2015

    13/64

    13Karya Indonesia Edisi No. 01-2015

    MADE IN INDONESIA

     props by using the basic materials such as metal,

     plastic, wood, and glass.

    Within 25 years the company has been able to

    serve the market needs, both at domestic market

    and abroad and also able to produce the high

    quality products of educational props. The company

    has continued to improve its capability, supported

    by the use of more sophisticated reliable machinery

    equipments.To improve the productivity and quality of

    the products, in 2000 the company set up the CNC

    Division as a part of Engineering Department.

    The Company aggressively began to buy the high

     precision of CNC machines to strengthen the new

    division, starting with one unit CNC Cincom B20

    (Autolathe) for making molds, dies and jigs.

     As a result, the company’s capability to produce

    high-precision of components has increased

    signiicantly. Even, the company has the engineering

    team considered to be much more advanced

    in technology if only for a company producing

    educational props and laboratory equipments. This

    condition allowing the company to enter into other

     production area, that is in the area of precision parts

    machining.

     A few months later, the company brought

    another new machine from Switzerland, Type

    CNC Auto Lathe Machine due to the order to make

    electrical component in small dimension. With this

    new machine, the company was able to produce

    the components with high accuracy and with high

    volume of products within a relatively short period

    of time so that the level of production eficiency

    increased dramatically.

    Therefore, in 2004 the company began to

    actively seek new customers in the production of

    high-precision components. In that year PT Pudak

    Scientiic also started producing aerospace parts,

    namely actuation system parts/mechanical parts

    of aircraft such as aircraft propulsion/lever wings,

    based on the order of Good Rich Bandung, the

    representative of Good Rich with the headquarter

    in the UK. Each month, PT. Pudak Scientiic has

    supplied about 30,000 pieces aerospace parts

    consisting of 70 parts item.

    In 2014, PT Pudak Scientiic has also started

    supplying aerospace parts to the United Technology

    Company (UTC) domiciled in the UK. The direct

    supply to the UK was started with the delivery of

    samples of product components for 150 items to be

    checked in First Article Inspection in the UK. Of that

    amount, the purchasing order (PO) of 2,000 items

     for 74 types has been already issued.

    Those components are planned to be used to

    manufacture the new aircraft such as the Airbus

     A-350 and A-320 Neo, Mitsubishi Regional Jet

    (MRJ) and the C-series. There are also several

    components produced by PT Pudak Scientiic that

    is used for aircraft product which now have been

    operationalized such as the Boeing B-787.

    The company is now employing 1,000 workerswith 259 people of them speciically working

    on producing aerospace parts, has 62 units of

    CNC machines of various types, including 5-axis

    Machining Center (5-axis milling type and 5-axis

    turning type), electrical discharge machining,

    cylindrical grinder, multi-axis turning centers,

    horizontal machining centers, vertical machining

    centers, and others.

    The capability of PT Pudak Scientiic to produce

    aerospace parts has been recognized globally by

    receiving the Quality Management System ISO 9001:

     2000 certiicate for the scope of the manufacture of

     precision metal parts in 2008; National Aerospace

    and Defense Certiication Accreditation Program

    (NADCAP) for aerospace quality system (AQS

     Ac7004) in 2012; and certiication of AS9100 Rev. C

     for the standard of Quality Management System for

    the world aerospace industry.

    It turns out that Indonesia has so much hidden potential which hasnot been revealed to public and it can be economically exploited

     for the progress of nation development.

    informasi | information »

    PT. Pudak Scientific

     Jl. Pudak No. 4 Bandung 40113, Indonesia

    Phone: +6222-7231046

    Fax: +6222-7207252

    Website: www.pudak-scientific.com

     High Precision

     Aircraft Components

    It is no secret that Indonesia is considered as a

    country having a huge potential in terms of

    natural resource-based industries. But not many

     people know that in the ield of high technology-

    based industry, Indonesia has already taken apart.

    One is PT. Pudak Scientiic, a company producing aircraft components that is located in

    Gedebage, Bandung. The company established in

    1979 is initially running the business in producing

     props for elementary school, secondary schools and

    vocational schools, as well as laboratory equipment.

    Some products of educational props produced by

    PT. Pudak Scientiic among others are mechanical

    equipment, electricity and magnetism kits, and also

    automotive training system.

    The company has continued to grow in line

    with the market developments and the increasing

    demand for quality and complexity of educational

  • 8/15/2019 kina 1 2015

    14/64

    14 Karya Indonesia Edisi No. 01-2015

    MADE IN INDONESIA

    Aria Odman, CEO dan sekaligus Direktur

    Pemasaran PT Ninda, mengisahkan

    bagaimana perusahaannya yang sudah

    berkecimpung selama 14 tahun ini tetap

    eksis di kala perusahaan lain yang sejenis harus

    berpindah tangan ke pihak asing karena tidak mampu

    lagi mempertahankan daya saingnya.

    “Boleh dibilang perusahaan ini adalah perusahaan

    keluarga, di mana Odman sebagai Komisaris Utama

    menggerakkan perusahaan bersama istrinya, Heri

    Diana, dan juga putrinya Ninke Julistya,” Saat ini,

    Ninda memiliki 800 orang pekerja dengan dua shift

    waktu kerja. Selain itu, ada tenaga pendamping dari

    Skotlandia yang bertindak sebagai supervisor.Perusahaan ini lebih banyak bermitra dengan

    perusahaan asing, terutama yang bergerak dalam

    eksplorasi minyak dan gas bumi. Lokasi proyeknya

    antara lain di Australia, negara-negara Asia, dan

    juga ke Afrika. Banyaknya proyek di luar Indonesia

    menjadikan perusahaan memiliki performa

    dan pengalaman kerja yang lebih intensif sesuai

    standar internasional. Sejumlah akreditasi sudah

    dikantongi oleh perusahaan ini, seperti ISO 9001 :

    2008 Quality Management System; OHSAS 18001

    : 2007 HSE Management System; ISO 14001 : 2004

    Environmental Management System; serta sejumlah

    ISPS certification)

    Odman mengatakan bahwa Ninda merupakan

    satu-satunya perusahaan fabrikasi migas dan instalasi

    pipa yang murni anak bangsa, Proyek yang pernah

    digarap, antara lain pengadaan pipa gas bawah laut

    di Tangguh, Papua. Proyek tersebut diperoleh Ninda

    melalui kerjasama subkontraktor dengan perusahaan

    Italia,. Dia menambahkan, tidak mudah memperoleh

    tender secara langsung pengerjaan proyek-proyek

    infrastruktur di dalam negeri, sehingga perusahaan

    harus memperolehnya melalui subkontrak dari

    perusahaan lain seperti Saipem Indonesia. Hal

    tersebut dikarenakan pekerjaan di bidang ini

    membutuhkan tingkat keahlian yang sangat tinggi,

    terutama dalam hal pengelasan (welding).

    berasal dari dalam negeri

    Satu-satunya Perusahaan yang Adaptasi

    Teknologi Gulung Pipa dari SkotlandiaTahun 2019-2020, Ninda mengerjakan sekitar

    empat proyek pemasangan pipa bawah laut dengan

    panjang kurang lebih 700 kilometer. Sudah ratusan

    proyek yang digarap Ninda, antara lain dengan Nippon

    Steel & Sukimin Eng Pte Ltd, McDermott Indonesia,

    Heerema Marine Contractor, Bumi Armada Sdn Bhd,

    World Wide Equipment, Van Oord BV, Eni Saipem

    Group, Clough, TL Offshore, WPC Petrosea Project,

    Global Petro Projects, dan Servises AG.

    Ninda memiliki dua kawasan fabrikasi dengan luas

    total mencapai 48 hektar, masih kecil dibandingkan

    McDermott yang luasnya mencapai 100 hektar.

    Di setiap kawasan fabrikasi (Kabil 1 dan Kabil 2),

    masing-masing dilengkapi fasilitas overhead crane,

    dan rolling machine, termasuk perlengkapan untuk

    menggulung pipa. Karena pipa yang harus dibawa

    ke laut terlalu panjang, maka untuk yard yang ada di

    Kabil 2, menggunakan teknologi dari Skotlandia. Dua

    kawasan fabrikas tersebut, sudah dilengkapi dengan

    dermaga, kawasan pergudangan terbuka (open

    storage area), serta crawler crane dan mobile crane.

    Ninda adalah satu-satunya perusahaan Asia

    yang mampu menggulung pipa sepanjang 20-30

    kilometer. Pipa tersebut bentuk dan sifatnya spesifik,

    karena meskipun terbuat dari besi baja, namun bagian

    dalamnya stainless steel, sehingga harus dilas secara

    spesifik.

    TKDN TinggiProyek Migas NasionalTidak banyak yang mengetahui

    keberadaan PT Ninda Pratama

    Vriesindo. Perusahaan ini

    bergerak di bidang fabrikasi,

    instalasi proyek-proyek migas,

    termasuk pengerjaan fasilitas

    offshore (bangunan di atas laut

    dengan kedalaman tertentu).

    Untuk menguasai teknologinya, Odman

    menyekolahkan 60 orang stafnya (tenaga pengelas)

    ke Belanda selama delapan bulan. Biaya sekolahmereka mencapai €450 ribu per orang, dengan

    harapan, ketika kembali ke Indonesia, mereka bisa

    mengajari rekan-rekannya yang ada di tanah air.

    Kewajiban Kandungan Lokal dalam Proyek

    Infrastruktur dan Pengadaan Migas

    Ketentuan pemerintah untuk memprioritaskan

    pengadaan proyek infastruktur dan proyek migas

    dengan kandungan lokal setinggi mungkin, sebagai

    angin segar bagi perusahan ini. Adanya ketentuan

    TKDN sangat membantu perusahaan lokal yang

    memiliki kapabilitas. Saat pemerintah menetapkan

    TKDN sampai 36 persen, maka perusahaan sudah

    menghitung TKDN untuk mengikuti tender pengadaan

    Floating Production Unit (FPU) fasilitas kapal LNG

    terapung,

    Saat ini, dengan perusahaan Jepang Inpex

    Corporation Ninda sedang menggarap pengelolaan

    lapangan gas di Blok Masela, Laut Arafuru, Maluku.

    Melalui konsorsium dengan perusahaan besar, maka

    dapat menggenjot TKDN sampai mencapai 60 persen,

    sementara yang dipersyaratkan hanya 36 persen.

    Sedangkan untuk pengerjaan proyek yang selama ini

    ditangani Ninda, TKDN-nya mampu meraih 95 persen.

    Perhitungan tersebut diperoleh melalui penggunaan

    fasilitas dan peralatan dari dalam negeri, tenaga

    kerja, produk yang dikonsumsi selama pengerjaan

    proyek, dan juga material yang hampir seluruhnya

  • 8/15/2019 kina 1 2015

    15/64

    15Karya Indonesia Edisi No. 01-2015

    MADE IN INDONESIA

     Aria Odman, the CEO who is also in charge

    as Marketing Director of PT Ninda,

    explained how the company with 14 years

    working experiences has continued to

    exist when other companies in the same business

    should be taken over by foreigners as no longer able

    to maintain their competitiveness.

    “Our company is a purely family-owned company.

    Together with my wife Heri Diana, and my daughter

    Ninke Julistya we run the business together,” saidOdman as the Chief Commissioner of the company.

    The company has employed 800 workers with two

    working shifts. It has also employed some experts

     from Scotland as supervisors.

    The company has largely partnered with

     foreign companies, especially those engaged in oil

    and gas exploration. Some projects undertaken by

    the company are, among others, in Australia, Asia,

    and also Africa. The variety of projects has led the

    company to acquire intense experiences as well as

    internationally recognition in terms of performance.

     A number of accreditations have been obtained,

    such as ISO 9001: 2008 Quality Management System;

    OHSAS 18001: 2007 HSE Management System; ISO

    14001: 2004 Environmental Management System;

    as well as a number of ISPS certiications.

    The company is the only domestic company,

     purely owned by Indonesian people engaged in the

    business of oil and gas fabrication and pipelines

    instalation. One of the projects in the country

    undertaken by PT. Ninda is the procurement of

    subsea gas pipeline in Tangguh, Papua. He explainedthat it is not easy to win the tender of infrastructure

     projects in the country, therefore the company has

    to become subcontractor of the winning bidder such

    as Saipem Indonesia. This is because the project

    requires high level of expertise, particularly in

    welding work.

    To acquire the technology, Odman sent his

    60 welders to be trained in Netherlands for eight

    months. Hopefully, when returned to Indonesia,

    they could share their skills and knowledge to other

    colleagues in the homeland.

    The Requirement of LCL in Infrastructure Project

    and Oil & Gas Procurement 

     As mandated by President Jokowi, the

     government regulations to prioritize the high LCL

    on the procurement of infrastructure as well as

    oil and gas projects has brought a fresh breeze to

    the company. The provision of LCL in government

     procurement will greatly encourages the competent

    local companies to grow. When the government

    requires LCL at 36 percent, the company has

    calculated its local content to participate the tender

    of procurement of Floating Production Unit (FPU)

     for LNG loating vessel facilities.

    Currently, with the Japanese company, Inpex

    Corporation, they have been carrying out the

    exploitation of the gas deposits in the Masela,

     Arafuru Sea, Maluku. Through a consortium with

    large companies, the company could boost its LCLup to 60 percent, while the required LCL is only 36

     percent. As for the projects being handled by PT.

    Ninda, its DCL has been able to reach 95 percent. The

    calculation is obtained through the use of facilities

    and equipment from local market, workforce, the

    Not many people have alreadyknown the existence of PTNinda Pratama Vriesindo.The company is engaged in

     fabrication, installation of oiland gas projects, including

    the construction of offshore facilities (buildings on the seawith a certain depth).

    High Local Contentsin National Oil and Gas Projects

     product consumed during the completion of project,

    and also raw materials that are largerly obtained in

    the country.

    The Only Company Adapting the Pipeline Roll

    Technology of Scotland 

    Until 2019-2020, PT Ninda will undertake four

     projects of the instalation of subsea pipeline for

    about 700 kilometers. In addition there have been

    hundreds of projects executed by PT Ninda, among

    others with Nippon Steel & Sukimin Eng Pte Ltd,

    McDermott Indonesia, Heerema Marine Contractor,

    Bumi Armada Sdn Bhd, World Wide Equipment, Van

    Oord BV, Eni Saipem Group, Clough, TL Offshore,WPC Petrosea Project, Global Petro Projects, and AG

    Services.

    Ninda has two fabrication area with the

    total area of 48 hectares, eventhough it is quite

    small compared to McDermott with the area of

    100 hectares. Each area (Kabil 1 and Kabil 2) is

    equipped with the facility of overhead cranes, and

    rolling machine, as well as the equipment to roll

    the pipeline. Since the pipeline to be brought into

    the subsea is too long, for the yard in Kabil 2, the

    Scotland’s technology is adopted. Both fabrication

    areas has been fasilitated with docks, open storage

    area, as well as crawler cranes and mobile cranes

    Currently, Ninda is the only Asian company that

    is able to roll the pipeline with the length of 20-30

    kilometers. The shape and characteristic of the

     pipeline is very speciic. Because though made of

    steel, its inner part is coated with stainless steel, so it

    must be welded in particular technique.

    informasi | information »

    PT. Ninda Pratama Vriesindo

    Kawasan Industri Kabil-Nongsa, Jl. Raya Pelabuhan CPO

    Kabil, Batam, Indonesia

    Phone: +62778-711804 Fax: +62778-711802

    Website: pt-nindapratama.com

    E-mail: [email protected]

  • 8/15/2019 kina 1 2015

    16/64

    16 Karya Indonesia Edisi No. 01-2015

    MADE IN INDONESIA

    Perusahaan yang berlokasi di Batam ini

    bertekad menjadi perusahaan Indonesia

    yang menyediakan jasa maritim terintegrasi,dengan dua galangan kapal masing-masing

    berlokasi di wilayah Kabil dan Tanjung Uncang.

    Seperti dikemukakan Sahat P. Simamora

    selaku Manajer Human Resources Development

    (HRD) PT Citra Shipyard kepada majalah KINA,

    saat ini perusahaan tengah menggarap sejumlah

    pembangunan kapal baru. Kapal yang sedang

    dibangun antara lain jenis Landing Craft Tank   (LCT)

    yaitu kapal serbu amphibi untuk pendaratan tank di

    pantai, kapal tanker minyak (oil tanker), deck cargo

     barge, kapal tunda (tug boat), kapal patroli (patrol

     boat), dan platform barge. 

    Sementara untuk reparasi, ada jenis kapal tanker

    minyak, deck cargo barge, dan tug boat yang sedang

    digarap. Selain pesanan dalam negeri baik dariperusahaan swasta maupun pemerintah, pesanan

    bangunan kapal baru dan reparasi juga berasal dari

    negeri tetangga, yaitu Singapura.

    Terkait teknologi, Sahat mengemukakan,

    “Dalam pengerjaan kapal, kami mengacu teknologi

    dari sejumlah negara yang cukup maju dalam hal ini,

    seperti Jepang, Amerika Serikat, sejumlah negara

    Eropa, dan juga Korea Selatan.” Referensi teknologiyang diadopsi tergantung perlengkapan yang

    digunakan, seperti navigasi mengacu pada Jepang,

    sementara untuk dynamic positioning mengacu pada

    Perancis.

    Selain itu, perusahaan juga mengembangkan dan

    menerapkan sistem manajemen mutu, kesehatan,

    keselamatan kerja dan lingkungan, yang telah diakui

    oleh TUV Nord dengan sertifikasi ISO 9001 : 2008, ISO

    14001 : 2004, dan OHSAS 18001 : 2007.

    “Untuk membuat ataupun mereparasi kapal,

    sampai kini masih ada sejumlah komponen yang

    harus didatangkan melalui impor, karena belum

    tersedia di dalam negeri dengan spesifikasi khusus

    yang dibutuhkan,” lanjut Sahat.

    Yang masih diimpor seperti mesin utama (mainengine), generator, dan alat navigasi, yang berasal

    dari Jepang, Amerika Serikat, Korsel, dan Eropa. Untuk

    mendatangkannya diperlukan waktu tiga sampai

    enam bulan.

    Namun demikian, perusahaan baja dalam negeri

    PT Krakatau Posco Steel telah mampu memproduksi

    baja berkualifikasi khusus guna memenuhi kebutuhan

    produksi kapal PT Citra Shipyard, sehingga bahan

    baku baja tidak perlu diimpor dari luar.

    Jumlah seluruh karyawan PT Citra Shipyard

    kurang lebih 2.000 orang, termasuk karyawan

    subkontraktor. Dari jumlah tersebut, sekitar 20

    persennya mengerjakan perbaikan (reparasi) kapal.

    Di luar itu, masih ada satu orang tenaga asing, yaitu

    warganegara Singapura.

    Sahat mengakui, persaingan di bidang industri

    perkapalan cukup tinggi. Di wilayah Batam saja,

    persaingan di bidang industri galangan kapal bisa

    terlihat secara kasat mata, mengingat banyaknya

    jumlah industri yang ada.

    “Namun bagi kami, persaingan yang

    sesungguhnya justru dengan negara lain seperti

    Malaysia, Filipina, Tiongkok, dan Vietnam. Dalam halteknologi, sebenarnya perusahaan sudah mampu

    bersaing, namun dengan masih dikenakannya pajak

    membuat harga jual produk kapal kami menjadi

    kurang kompetitif,” jelasnya.

    Sebagai perbandingan, Tiongkok memberi

    kompensasi pajak sebesar 7% kepada perusahaan

    galangan kapal yang ada di sana, sehingga

    perusahaan tersebut berani menjual kapalnya dengan

    ‘harga modal’ kepada mitra pembelinya, karena

    masih ada keuntungan dalam bentuk kompensasi

    keringanan pajak tersebut.

    “Itu sebabnya kami berharap Pemerintah

    Indonesia juga dapat memberi kompensasi serupa,

    khususnya kepada perusahaan galangan kapal,

    sehingga dapat bersaing baik dengan perusahaansejenis dari Tiongkok ataupun dari negara lainnya,”

    imbuhnya.

    Selain itu, pemerintah juga diminta memberi

    kesempatan perusahaan galangan kapal nasional

    untuk mengerjakan proyek-proyek kapal negara

    dan proyek BUMN, sesuai dengan persyaratan

    yang ditetapkan. Dalam penilaian kelayakan suatu

    perusahaan galangan kapal nasional, diharapkan

    tidak didasarkan atas pengalaman mengerjakan

    kapal sejenis yang ditenderkan oleh pemerintah

    ataupun BUMN, melainkan atas dasar fasilitas dan

    kemampuan yang dimiliki perusahaan bersangkutan.

    “Harapannya, seluruh perusahaan galangan

    kapal nasional akan mampu berkembang pesat dan

    bersaing secara adil dengan perusahaan galangan

    kapal di negara maju lainnya,” jelas Sahat menutup

    percakapan.

    Seperti diketahui, PT Citra Shipyard

    mengoperasikan dua lahan di daerah Tanjung Uncang

    seluas 24 ha dan Kabil seluas 42 ha. Masing-masing

    Bertekad Menjadi

    Didirikan tahun 2006, PT Citra

    Shipyard adalah sebuah galangankapal yang bergerak di bidang

    industri pembangunan kapal

    baru dan reparasi (perbaikan)

    kapal, pengedok kapal baja dan

    aluminium.

    Perusahaan Maritim Terintegrasi

  • 8/15/2019 kina 1 2015

    17/64

    17Karya Indonesia Edisi No. 01-2015

    MADE IN INDONESIA

    T

    he company located in Batam Indonesia

    is intended to be the company providing

    an integrated maritime services, with two

    shipyards located in Kabil and Tanjung

    Uncang. As explained by Sahat P. Simamora as HRD

    Manager of PT. Citra Shipyard to Kina magazine,

    the company has been building a number of new

    ships. The type of ships being built among others

    are Landing Craft Tank (LCT) that is the amphibious

    assault vessel for landing of tanks at the beach, oil

    tankers, deck cargo barge, tug boat, patrol boats,

    and platform barge.

    Meanwhile, some ships being repaired are oil

    tankers, deck cargo barge and tug boat. In addition

    to domestic orders from the government and private

    companies, the orders of building new ships and

    reparations also come from neighboring country,

    Singapore.

    In terms of technology, Sahat argued, “we have

    adopted the ship builder technology from a number

    of countries that are quite advanced in this ield, such

    as Japan, the United States, European countries, and

    also South Korea.” References technologies adopted

    depend on the equipment used, such as we refer to

     Japan technology for navigation, and for dynamic

     positioning we refer to France.

    In addition, the company has already

    implemented and developed quality management

    system, health system, safety and the environmental

    system, which have been recognized by TUV Nord

    through ISO 9001: 2008, ISO 14001: 2004, and

    OHSAS 18001: 2007.

    “To build or repair the ship, a number ofcomponents still must be imported, since there are no

    available in the country with special speciications

    as required,” Sahat further explained.

    The imported components include main engines,

     generator, and navigation tools. They are imported

     from Japan, USA, South Korea, and Europe, and take

    about three to six months to deliver.

    However, domestic company such as PT

    Krakatau Posco Steel has already been able to

     produce qualiied steel to meet the production needs

    of PT. Citra Shipyard, so that steel raw materials do

    not need to be imported.

    The total number of employees of PT Citra

    Shipyard are about 2,000 people, including

    employees of subcontractors. About 20 percent of

    employees deals with ship raparations. There is also

    one expatriate from Singapore.

    Sahat admitted that competition in hipping

    industry is quite intense. In Batam itself, tight

    competition in shipbuilding industry is highly

    visible, since there are many shipbuilder companies

    in Batam.

    “But for us, the real competitors actually come

     from other countries such as Malaysia, Philippines,

    China, and Vietnam. In terms of technology, we have

    been quite competitive, but due to the taxes the

    selling price of our vessels becomes less competitive,

    “he explained. In comparison, China gives tax

    incentive 7% to shipbuilder companies, so they can

    reduce their selling price.

      “That is why we expect the Indonesian

     government can also provide similar incentive,especially to shipbuilder companies, so that the

    shipbuilder company can compete with both

    domestic and foreign competitors..

    In addition, the government also gives the

    opportunity to domestic shipbuilder companies

    to carry out government projects as well as state-

    owned enterprise projects. In feasibility assessment

    of domestic shipbuilder company, it is expected that

    the assessment is not based on the experience of

    building similar vessels that are being procured by

    the government or state-owned, but on the basis of

    its facilities and capabilities.

    “Hopefully, all domestic shipbuilder companies

    lahan dilengkapi berbagai fasilitas pendukung seperti

    alat berat, bangunan workshop, pelabuhan khusus,

    dan dok kapal. Perusahaan memiliki pelabuhan yang

    dikhususkan memuat barang berukuran besar dan

    untuk berlabuhnya kapal-kapal berbobot besar.

    Dermaga yang ada sengaja didesain khusus

    dengan kekuatan 20 ton/m2 guna melayani segala

    pengerjaan lepas pantai (offshore). Kedalaman

    dermaga pada saat air surut mencapai 8 meter,

    sehingga cocok untuk berlabuhnya kapal berbobotbesar.

    Sedangkan untuk pengedokan kapal, bisa

    dilakukan dengan balon pengapung yang diterapkan

    agar mampu mengedok kapal tunda, kapal tongkang

    s/d 365 feet, serta kapal tanker dengan bobot 5.000

    DWT. Untuk pengedokan kapal dengan bobot lebih

    besar seperti kapal lepas pantai dan tanker besar, bisa

    menggunakan dok kolam (dry dock).

    will be able to grow rapidly and to successfully

    compete with the shipbuilder companies from other

    developed countries,” explained Sahat ended his

    interview.

    PT. Citra Shipyard has operationalized the

    business in two locations, Tanjung Uncang with the

    area of 24 ha and Kabil with the area of 42 ha. Each

    area is equipped by various facilities such as heavy

    equipment, building workshops, specialized port,

    and boat docks. The Company has a special port

    used to load bulky items and to harbour large size

    of ships.

    The existing dock is deliberately and speciically

    designed with the strength of 20 tons/m2 in order to

    serve offshore work activities. The depth dock at low

    tide reaches 8 meters, so is suitable for berthing the

    large weighing ships.

    Meanwhile, for docking the vessel, it can be

    carried out with loating balloons technique todock tug boats, barges up to 365 feet, as well as oil

    tankers with a weight of 5,000 DWT. For docking

    ships with larger weights such as offshore ships and

    large tankers, it can be done by using dry dock.

    Established in 2006, PT Citra Shipyard is engaged in building anew ship and ship repair, docking process of steel and aluminum

    vessels.

    Determined to be

    The Integrated Maritime Company

    informasi | information »

    PT Citra Shipyard

    Kavling 20 Sei Lekop, Kampung Becek, Batam -29453,

    Indonesia

    Phone: +62778-7367019/12 Fax: +62778-7367018

    Website: www.citrashipyard.com

    E-mail: [email protected]

  • 8/15/2019 kina 1 2015

    18/64

    18 Karya Indonesia Edisi No. 01-2015

    MADE IN INDONESIA

    Ditemui di ajang pameran InaMarine 2015

    lalu, Product and Market Manager Propan

    Marine, Marcel Boediono mengemukakan,

    perusahaannya mulai menjajaki pasar dan

    berencana mengembangkan divisi pengecatan kapal

    berbahan kayu dan kapal berbahan baja. Kendati

    baru dua tahun, namun berbekal pengalaman sebagai

    perusahaan cat nasional selama lebih dari 35 tahun

    membuatnya cukup percaya diri.“Khusus untuk jenis kapal kayu, kami

    memfokuskan pada jenis kapal yang bobot ukurannya

    di bawah 30 DWT,” lanjut Marcel.

    Untuk itu, sesuai spesifikasi produksi yang

    ditujukan bagi kapal-kapal yang lalu lintasnya di

    perairan Indonesia, maka pada tahap pertama

    ditetapkan target pangsa pasar sekitar 20 persen.

    “Selanjutnya, secara bertahap akan dilipatgandakan

    sampai setara dengan penguasaan Propan Raya yang

    kini diperkirakan mencapai 30-50 persen pangsa

    pasar cat kayu dan dekoratif,” papar Marcel yang

    didampingi Hendri Wijaya selaku Sales Engineer

    Propan Raya.

    Pada awal penjajakan pasar, kendati produksi

    Propan Marine baru sekitar 10 ton per bulan, tetapi

    kualitasnya sudah mengikuti regulasi International

    Marine Organization (IMO), khususnya untuk produk

    anti fouling, ballast tank, dan anti corrosion coating.

    Bahkan untuk produk anti fouling sudah teruji dan

    memiliki sertifikat Tin Free (bebas kandungan tin) dari

    Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) Nomor 13.0006 MA.

    Produk marine coating juga termasuk produk ramah

    lingkungan yang diproduksi dengan standar ISO 9001

    dan 14001.

    Selama ini sekitar 70 persen pengecatan kapal-

    kapal nasional dikuasai oleh pemain cat internasional

    yang memang sudah mendunia, antara lain dariAmerika Serikat, Jepang, Denmark, Norwegia, serta

    negara Eropa lainnya, dengan nama brand seperti

    Akzo Nobel, Chugoku Marine Paint, Hempel, dan

    Jotun.

    “Bidang ini juga sedang dirambah oleh Tiongkok.

    Namun, pasar masih belum percaya kehandalan

    produk dari Tiongkok, sehingga peluang ini harus

    mampu direbut oleh pemain lokal seperti Propan,”

    ujarnya.

    Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan,

    kebutuhan cat untuk sekitar 52 ribu kapal dari

    berbagai jenis ukuran bisa dikatakan sangat tinggi,

    yaitu setiap kapal harus dicat ulang setiap dua atau

    tiga tahun sekali, yang diperkirakan nilainya mencapai

    Rp1,8 triliun setiap tahun.

    Produk cat untuk kapal yang digunakan adalah

    Penetrating Sealer (PUSS – 744 – 1K), yakni pelapis

    dasar dengan daya penetrasi yang melindungi

    sampai ke dalam permukaan kayu, sehingga tidak

    mudah lapuk dengan kelembaban dan mencegah

    tumbuhnya jamur.

    Produk lainnya adalah 1K Urathene Top (PUC –

    775 - 1K), yaitu lapisan top coat dengan warna cerah,

    memiliki sifat water repeallant, tidak mengandung

    logam berat, mudah diaplikasikan, cepat kering, tahan

    gores, tahan cuaca, dan lingkungan air laut. Selain

    itu, juga ada Antifouling (AFC – 13000 Red), lapisan

    anti fouling untuk bagian yang terendam air, yang

    bertujuan menghambat pertumbuhan organisme laut

    seperti lumut dan kerang.

    Ada sejumlah hal yang membedakan cat untuk

    marine coating dengan cat jenis lain seperti untuk

    keperluan dekoratif dan arsitektur, industri, otomotif,

    serta cat kayu. Pertama, dilihat dari materialnya,

    marine coating lebih tebal dibanding jenis cat lainnya

    karena pelapisan kapal harus lebih tahan karat.

    Kedua, dengan lebih tingginya kandungan unsur

    anti korosi pada cat kapal dan material lainnya,

    menyebabkan harga jualnya 30 persen lebih tinggi

    dibandingkan jenis cat lainnya.

    Sekitar 60 persen bahan baku cat Propan Marine

    sudah berasal dari dalam negeri. Namun 40 persen

    sisanya masih harus diimpor, seperti bahan baku catyang disebut binder (pengikat) yakni bahan pelapis

    yang merekatkan partikel-partikel berwarna dan

    Untuk Mendukung Program MaritimPRODUK CAT TERBAIK 

    Dengan tujuan mendukung program pemerintah untuk menjadikan

    Indonesia sebagai ‘poros maritim dunia’ dan menggalakkanpembuatan kapal di dalam negeri, PT Propan Raya ICC yang selama

    ini dikenal sebagai produsen cat kayu dan dekoratif selama dua tahun

    terakhir ini mengembangkan unit bisnis (divisi) terbarunya, yakni

    Propan Marine yang bergerak dalam pengembanganproduk marine

    offshoredanprotective coating. 

    additive (bahan penolong) yang masih diperlukan

    untuk mengatasi kekurangan atau kelemahan pada

    industri cat.

    “Bahan baku cat lainnya seperti pigment dan

    extender (pewarna dan pengisi) serta solvent (zat

    pelarut) sudah dapat diperoleh dari dalam negeri,”

    jelas Marcel.

    Sesuai visi dan misi perusahaan yang terus

    berinovasi, Propan Marine bersama dengan Asosiasi

    Cat Indonesia mendukung disusunnya Standar

    Nasional Indonesia (SNI) bagi produk cat kapal, lepas

    pantai, dan pelapis (perlindungan). Sampai saat ini,

    tim yang ada masih berupaya memperkuat kesiapan

    pemberlakuan SNI ini, yang bertujuan menjaga

    produsen cat dalam negeri agar siap menghadapi

    persaingan dengan produk sejenis dari luar negeri.

    Salah satu upayanya adalah dengan menyiapkan

    fasilitas laboratorium uji teknis di Balai Besar Bahandan Barang Teknik yang berlokasi di Bandung, Jawa

    Barat.

  • 8/15/2019 kina 1 2015

    19/64

    19Karya Indonesia Edisi No. 01-2015

    MADE IN INDONESIA

    ncountered at InaMarine exhibition in

     2015 recently, the Product and Market

    Manager of Propane Marine, Marcel

    Boediono expressed that the company has

    begun to explore the market and planned to developa painting division for wooden boats and ships

    made of steel. Although just running for two years,

    but equipped with experience as a national paint

    company for over 35 years, the company feels quite

    conident.

    “Especially for wooden ships, we are focusing on

    the ship with the weighs under 30 DWT,” explained

    Marcel.

    For that reason, in accordance with the

    speciications required for ships operating in

    Indonesian waters, in the irst stage the targetted

    market share is of about 20 percent. “Hereafter,

     gradually the target of market share will be

    doubled until equivalent to current market shareof Propan Raya which is estimated at 30-50 percent

     for wood paints and decorative,” explained Marcel,

    accompanied by Hendri Wijaya as Sales Engineer of

    Propan Raya.

    The paint product for ship is Penetrating Sealer

    (Puss - 744 - 1K), that is basic coating with the

     penetration power to protect the wood surface, so

    it is not easily rotten by moisture and prevents from

    mold growth.

     Another product is 1K Urathene Top (PUC -

    775 - 1K), that is the layer of top coat with bright

    colors, having caracteristic of repeallant water, do

    not contain heavy metals, easy to apply, fast drying,

    scratch resistance, weather resistance, and seawater

    environment resistance. In addition, there is also

     Antifouling (AFC - 13000 Red), anti-fouling coating

     for submerged parts of water, aimed to inhibit the

     growth of marine organisms such as algae and

    mussels.

    There are a number of aspects that distinguish

     paints for marine coating with other types of

     paint as for decorative and architectural, industry,

    automotive, and wood paints. First, in terms of

    material used, marine coatings tends to be thicker

    than other paints because ship coating should be

    more resistant to corrosion. Secondly, with a higher

    content of anti-corrosion element at ship paint andother materials, it leads the selling price will be 30

     percent higher than other types of paint.

     About 60 percent of the raw materials of Propan

    Marine paints comes from home country. But the

    remaining 40 percent remains to be imported,

    such as paint raw materials called binder that is

    the coating material glueing the colored particles

    and additive that is still required to overcome the

    weakness or limitation of the paint industry.

    “Other paint raw materials such as pigment and

    extender (dyes and illers) and solvent can now be

    obtained domestically,” explained Marcel.

    In accordance with the vision and mission of the

    company that continues to innovate, Propan Marinetogether with Indonesian Paint Association supports

    the formulation of the Indonesian National Standard

    (SNI) for ship paint pro