31
TINJAUAN KASUS DEFINISI Kista ovarii adalah kantung yang berisi cairan atau semi-cairan yang berada didalam ovarium. Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang – halangi masuknya kepala ke dalam panggul. ETIOLOGI Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofisis, ataupun pada ovarium. Gangguan pembentukan hormon tersebut akan berpengaruh pada fungsi ovarium. Kista ovarium timbul dari pembentukan folikel yang tidak sempurna atau folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi. Adanya iritasi juga merupakan pencetus tumbuhnya kista. Selain itu juga dapat

kista ovarii

  • Upload
    kezia

  • View
    70

  • Download
    10

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kista

Citation preview

TINJAUAN KASUS

DEFINISI

Kista ovarii adalah kantung yang berisi cairan atau semi-cairan yang berada didalam ovarium. Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang halangi masuknya kepala ke dalam panggul.

ETIOLOGI

Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofisis, ataupun pada ovarium. Gangguan pembentukan hormon tersebut akan berpengaruh pada fungsi ovarium. Kista ovarium timbul dari pembentukan folikel yang tidak sempurna atau folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi. Adanya iritasi juga merupakan pencetus tumbuhnya kista. Selain itu juga dapat disebabkan oleh adanya transformasi dari sel-sel ovarium.Terdapat beberapa jenis kista ovarium tergantung dari penyebabnya. Salah satu jenis kita ovarium terbanyak adalah tipe folikuler. Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak sempurna yang menyebabkan folikel gagal mengalami pematangan dan tidak terjadi pelepasan sel telur. Kemudian folikel ini akan gagal mengalami involusi atau gagal meresorpsi cairan, sehingga terjadi kista pada ovarium.

Kegagalan ovulasi, penimbunan folikel di ovarium, serta sindrom polikistik ovarium dapat menyebabkan hormon estrogen (estradiol) meningkat rata-rata disebut juga sindorm hiperstimulasi ovarium. Sindrom ini menyebabkan terjadinya pergeseran cairan yang dapat diklasifikasikan dari ringan sampai berat berdasarkan peningkatan berat badan dan ukuran pembesaran ovarium.

Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah ovarium. Pada beberapa kasus juga dapat diisi oleh jaringan abnormal seperti kista dermoid.EPIDEMIOLOGI

Kista ovarium fungsional ditemukan pada setiap usia dan terbanyak ditemukan pada wanita dalam masa reproduksi dan jarang pada wanita yang telah menopause.

Di Amerika Serikat kista ovarium ditemukan pada hampir seluruh wanita premenopause dengan sonogram transvaginal dan pada 14,8% wanita postmenopause dan sebagian besar kista ini jinak.

Kista teratoma atau dermoid ditemukan pada lebih dari 10% dari seluruh neoplasma ovarium. Insidens karsinoma ovarium diperkirakan 15 kasus per 100.000 wanita per tahun. Pada sebagian besar kanker ovarium berbentuk tumor kistik (kista ovarium) dan sebagian kecil berbentuk tumor padat. Tumor ovarium yang cenderung ganas sebagian besar adalah kista adenokarsinoma epitel ovarium. Angka kematian kanker ovarium disebabkan karena penyakit ini awalnya bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah berada dalam stadium akhir.KLASIFIKASI

Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non neoplastik. Tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas, dan tumor jinak dibagi dalam tumor kistik dan solid

A. Tumor Non Neoplastik

1. Tumor akibat radang

a. Abses ovarial

2. Tumor lain

a. Kista folikel

b. Kista korpus luteum

c. Kista luteind. Kista inklusi germinale. Kista endometriumf. Kista Stein- Leventh B. Tumor Neoplastik Jinak

1. Kistik

a. Kistoma ovarii simpleksb. Kistadenoma ovarii musinosum

c. Kistadenoma ovarii serosum

d. Kista endometroid

e. Kista dermoid2. Solid

a. Fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma, limfangioma

b. Tumor Brenner

c. Tumor adrenal (makulinovo-blastoma)TUMOR OVARIAN NON NEOPLASTIK

1. Tumor Akibat Radang

Abses Ovarium

Abses ovarii dan ooforitis primer jarang terjadi. Abses ditemukan primer pada penderita yang telah menjalani histerektomi.Gejala klasik dari abses ovarii terdiri dari suhu badan yang meningkat dan menetap setelah operasi dengan nyeri pelvis yang tidak spesifik dan drainase purulen yang lama dari vagina.

Diagnosis bandingnya terdiri dari tumor radang tubo-ovarium, benda asing dan komplikasi intestinal.

Pada penatalaksanaan, yang tepat, ovarii yang terinfeksi diangkat oleh karena tidak dapat diobati dengan antibiotik yang memerlukan konsentrasi adekuat supaya terjadi resolusi.

2. Tumor laina. Kista Folikel

Kista fungsional yang paling sering terjadi adalah kista folikuler. Kista ini sering diketemukan secara kebetulan pada pememeriksaan pelvis, walaupun bisa pecah dan menimbulkan rasa nyeri dan tanda-tanda peritonitis. Kista folikel ovarium ini biasanya asimptomatik. Kista ini berasal dari folikel de graff yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah tumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresianya, melainkan membesar menjadi kista.

Bisa didapati satu kista atau beberapa dan biasanya bilateral serta tumbuh di permukaan ovarii sebagai gelembung yang berisi cairan. Folikel berisi dengan cairan yang jernih dan sering kali mengandung estrogen. Diameter jarang lebih dari 6-8 cm. Tidak jarang terjadi perdarahan yang masuk ke dalam rongga kista, sehingga terjadi suatu hematoma folikuler. Sebaian besar kista folikel lambat laun mengecil dan regresi pada siklus haid berikutnya dan dapat menghilang spontan.

b. Kista Korpus LuteumDalam keadaan normal, kerpus luteum (granuilosa lutein) lambat laun mengecil dan menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri (korpus luteum persistens); pendarahan yang sering terjadi didalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang berwarna merah coklat karena darah tua. Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel teka. Kista lutein labih besar daripada kista folikel, cenderung lebih keras dan padat dalam konsistensi, dan lebih mudah menyebabkan nyeri atau tanda-tanda iritasi peritoneum.Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa amenorhea diikuti oleh pendarahan tak teratur. Adanya kista dapat menyebabkan rasa berat perut bagian bawah. Pendarahan yang berulang dalam kista dapat menyebabkan ruptur. Kista korpus luteum dapat mengakibatkan ovarium terpuntir dan menimbulkan nyeri yang hebat.

Rasa nyeri di dalam perut yang mendadak dengan adanya amenorhea sering menimbulkan kesulitan dalam diferential diagnosis dengan kehamilan ektopik yang terganggu.

Penanganan kista korpus luteum adalah menunggu sampai kista hilang sendiri, biasanya dalam waktu 2 bulan pada wanita tidak hamil dan mengecil perlahan-lahan pada trimester terakhir pada wanita hamil. c. Kista Teka Lutein

Ukuran dari kista ini sangat bervariasi. Umumnya kista ini terjadi bilateral, dan berisi cairan jernih dan didapati berhubungan dengan mola hidatidosa, atau koriokarsinoma. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat luteinisasi, akan tetapi seringkali sel-sel menghilang karena atresia. Tumbuhnya kista ini adalah akibat pengaruh hormon HCG yang berlebihan, dan dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma kista ovarium mengecil dengan spontan. Tetapi apabila kista ini besar sekali, sudah tentu harus dilakukan ekstirpasi. d. Kista Inklusi Germinal

Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel germinativum pada permukaan ovarium. Tumor ini lebih banyak terdapat pada wanita lanjut umurnya dan besarnya jarang melebihi diameter 1 cm. Kista ini biasanya secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan histologik ovarium yang diangkat waktu operasi. Kista terletak di bawah permukaan ovarium dan berisi cairan jernih dan serous. Kista ini tidak pernah memberikan gejala-gejala yang berarti.

e. Kista Endometriosis

Kista ini terdapat pada endometriosis yang berlokasi di ovarium yang disebut sebagai kista endometrial atau kista coklat. Dalam ovarium berukuran kecil sampai sebesar tinju yang berisi darah sampai coklat.

Darah tersebut dapat keluar sedikit-sedikit karena luka pada dinding kista yang dapat menyebabkan perlengketan antara permukaan ovarium dengan uterus. Kadang dapat mengalir dalam jumlah yang banyak ke dalam rongga peritoneum dan menimbulkan akut abdomen.

f. Kista Stein LeventhalKista ini ditandai oleh pembesaran bilateral dari polikistik ovarium, amenorea atau oligomenorea sekunder. 50% dari penderita gemuk dan mengalami hirsutisme tanpa maskulinisasi. Sindroma ini terjadi pada wanita antara usia 15-30 tahun. Ovarium pucat, membesar, polikistik, permukaan licin, dan kapsulnya menebal.

Kelainan ini disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal. Umumnya pada wanita tersebut terdapat gangguan ovulasi oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen, hiperplasia endometrii juga sering ditemukan. TUMOR OVARIUM NEOPLASTIK JINAK

1. Kistika. Kistoma Ovarii Simpleks

Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan dalam kista jernih, serous, dan berwarna kuning. Berhubung dengan adanya tangkai, maka dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan gejala-gejala mendadak.

b. Kistadenoma Ovarii MusinosumAsal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Tumor ini mungkin muncul sebagai tumor unilateral kista teratoma atau sebagai metaplasia mucinosum dari mesothelium. Tumor mucinous yang berasal dari teratoid ditemukan pada penderia yang muda.

Paling sering pada wanita berusia antara 20-50 tahun dan jarang sekali pada masa prapubertas. Tumor evarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama dengan kistadenoma ovarii serosum. Kedua tumor ini merupakan kira-kira 60% dari seluruh ovarium, sedang kistadenoma ovaii musinosum nerupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma ovarium.

Kista ini biasanya mempunyai dinding yang licin, permukaan berbagala (lobulated) dan umumnya multitokular dan odematosa; lokular yang mengandung niukosa ini kelihatan biru dari peregangan kapsulnya. Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar dan pada tumor ini tidak dapat ditemukan jaringan yang normal lagi. Tumor biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga dijumpai yang bilateral (8-10%).

Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabuan terutama apabila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista. Pada permukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat dan berwarna kuning sampai coklat tergantungdari percampurannya dengan darah. Pemeriksaan mikroskopik : tampak dinding kista dilapisi oleh epital torak tinggi dan sel-sel goblet yang terisi lendir. Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan bersifat odernatus dan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar, kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista menjadi multilokuler. Jika terjadi suatu sobekan pada dinding kista (spontan ataupun pada saat operasi), maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan sekresinya menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudorniksoma peritonei timbul penyakit menahun dengan musin terus bertambah dan menyebabkan banyak perlengketan. Akhirnya penderita meninggal karena ileus. Pada kista kadang-kadang ditemukan daerah padat dan pertumbuhan papiler.

Tempat-tempat tersebut harus diteliti karena kemungkinan adanya tanda-tanda ganas (kira-kira 5-10% dari kistadenoma musinosum).

c. Kistadenoama Ovarii Serosum

Kista ini ditemukan dalam frekwensi yang hampir sama dengan kistadenoma musinosum dan dijumpai pada golongan umur yang sama. Kista ini sering ditemukan bilateral (10-20%) daripada kistadenoma musinosum. Tumor serosa dapat membesar sehingga memenuhi ruang abnomen, tetapi lebih kecil dibanding dengan ukuran kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, tetapi dapat juga lobulated karena kista serosum pun dapat berbentuk multikolur, meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabuan. Ciri khas dari kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50% dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning dan kadang-kadang coklat karena bercampur darah. Tidak jarang, kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papiloma)Pada umumnya dapat dikatakan bahwa sulit membedakan gambaran makroskopis kistadenoma serosum papileferum yang ganas dari yang jinak, bahkan pemeriksaan rnikroskopis pun tidak selalu mernberikan kepastian.

Pada pemeriksaan mikroskopis terdapat dinding kista yang dilapisi epitel kubik atau torak yang rendah, dengan sitoplasma eosinofil dan inti sel yang besar dan gelap warnanya. Karena tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal epithelum), maka bentuk epitel pada papil dapat beraneka ragam, tetapi sebagian besar terdiri atas epitel bulu getar seperti epitel tuba. Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam srtomanya yang dinamakan psamoma. Adanva psamoma menunjukkan hahwa kista adalah kistadenoma ovarium serosum papiliferum, tetapi bukan ganas.

Tidak ada gejala klasik yang menyertai tumor serosa proliferatif. Kebanyakan ditemukan pada pemeriksaan rutin dari pelvis. Kadang-kadang pasien mengeluh rasa ketidaknyamanan daerah pelvis dan pada pemeriksaan ditemukan massa abdomen atau pun ascites. Kelainan ekstra abdomen jarang ditemukan pada keganasan ovarium kecuali pada stadium terminal.

Apabila ditemukan pertumbuhan papiler, proliterasi dan stratifikasi epitel, serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara makroskopik digolongkan ke dalam kelompok tumor ganas. 30-35% dari kistadenoma serosum mengalami perubahan keganasan. Bila terdapat implantasi pada peritoneum disertai dengan ascites, prognosis penyakit adalah kurang baik. Meskipun diagnosis histopatologis pertumbuhan tumor tersebut mungkin jinak, tetapi secara klinis harus dianggap sebagai neoplasma ovarium ganas.

Terapi pada umumnya adalah pengangkatan tumor. Tetapi oleh karena berhubung dengan besarnya kemungkinan keganasan perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section) pada saat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi.d. Kista Endometrioid

Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista ini yang ditemukan oleh Sartesson pada tahun 1969, tidak ada hubungannva dengan endometriosis ovarii.

e. Kista Dermoid

Tumor ini merupakan 10% dan seluruh neoplasma ovarium yang kistik, dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. 25% dari semua kista dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun dapat ditemukan pada anak kecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran sangat besar, sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram.

Kista ini tidak mempunyai ciri yang khas. Dinding kista kelihatan putih keabuan dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain padat. Dapat ditemukan kulit, rambut kelenjer sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodemal) dan mukosa traktus gastrointestinal, epitel saluran kista terdapat produk kelenjer sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan rambut

Pada kista dermoid dapat terjadi torsio tangkai dengan gejala nyeri mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan terjadinya sobekan dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. Perubahan keganasan dari kista sangat jarang, hanya 1,5% dari semua kista dermoid dan biasanya pada wanita lewat menopause.GEJALA KLINIS

Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala klinis (asimptomatik) terutama kista ovarium yang kecil dan ditemukan secara tidak sengaja pada saat pemeriksaan USG. Adapun gejala yang dapat ditimbulkan adalah akibat dari pertumbuhan kista, aktifitas endokrin dan komplikasinya.

1. Akibat pertumbuhan Akibat pertumbuhan kista dapat menyebabkan benjolan di perut bagian bawah. Rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah juga dapat dirasakan penderita.

Kista yang menekan alat-alat di sekitarnya dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, gangguan miksi dan defekasi. Penekanan terhadap kandung kemih menyebabkan frekuensi berkemih menjadi sering, tetapi tidak lampias. Kista ovarium dapat menyebabkan obstipasi karena pergerakan usus terganggu atau dapat juga terjadi penekanan dan menyebabkan defekasi yang sering.

Pasien juga mengeluhkan ketidaknyamanan dalam koitus, yaitu pada penetrasi yang dalam. Pada kista yang besar dapat terjadi tidak adanya nafsu makan, rasa sesak, dan sebagainya.

2. Akibat aktifitas hormonal

Pada umumnya kista ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika kista tersebut mengeluarkan hormon. Ireguleritas siklus menstruasi dan pendarahan vagina yang abnormal dapat terjadi. Pada anak muda, dapat menimbulkan menarche lebih awal.

Jenis polikistik ovari menimbulkan sindroma polistik ovari yang terdiri dari hirsutisme, infertilitas, aligomenorrhea, obesitas dan acne. Pada keganasan dapat disertai dengan penurunan berat badan yang drastis, cachexia, dan limfadenopati di leher. Perubahan ke arah keganasan dapat terjadi pada kistadenoma ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum dan kista dermoid.3. Akibat komplikasi

Nyeri perut mendadak akibat perdarahan ke dalam kista yang menimbulkan pembesaran kista yang mendadak dan akibat dari putaran tangkai dari tumor (torsio kista). Pada kasus ruptur kista terjadi takikardi, hipotensi, dan cairan yang keluar dari kista dapat menyebabkan iritasi peritoneum.

FAKTOR RESIKO

Riwayat kista ovarium sebelumnya Pengobatan infertilitas Kehamilan Menstruasi dini (usia 11 tahun atau lebih muda) Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang Terapi tamoxifen pada kanker mammaDIAGNOSIS Anamnesis

1. Timbul benjolan di perut bagian bawah

2. Keluhan rasa tidak nyaman atau rasa nyeri dalam perut

3. Kadang disertai gangguan BAK dan BAB, edema pada tungkai, tidak nyaman saat coitus, tidak nafsu makan, rasa sesak, dan lain-lain

4. Kadang disertai gangguan haid apabila tumor itu megeluarkan hormon

5. Nyeri perut bila terinfeksi, terpundir, pecahPemeriksaan Fisik

Ditemukan adanya benjolan di rongga perut bagian bawah atau di rongga panggul, dinilai : besarnya tumor, konsistensi, lokasi, permukaan, dapat digerakkan atau tidak

Pada pemeriksaan bimanual, uterus terpisah dari tumor ovarium Pemeriksaan penunjang

Laparoskopik, ultrasonografi, x-fotoPEMERIKSAAN FISIK

Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada wanita premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini adalah abnormal jika terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan menjadi sulit pada pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa umummnya rata. Serviks dan uterus dapat terdorong pada satu sisi. Perut pasien teraba tegang dengan intesitas sedang sampai berat pada perut bagian bawah unilateral atau bilateral.

Nyeri tekan abdomen dan nyeri lepas dapat dirasakan bila terjadi komplikasi berupa pendarahan atau peritonitis. Dapat juga teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul pada ligamentum uterosakral, ini merupakan keganasan atau endometriosis. Pada perkusi mungkin didapatkan ascites yang pasif.PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium

Tidak ada tes laboratorium diagnostik untuk kista ovarium. Cancer antigen 125 (CA 125) adalah protein yang dihasilkan oleh membran sel ovarium normal dan karsinoma ovarium.

Level serum kurang dari 35 U/ml adalah kadar CA 125 ditemukan meningkat pada 85% pasien dengan karsinoma epitel ovarium. Terkadang CA 125 ditemukan meningkat pada kasus jinak dan pada 6% pasien sehat.Laparoskopi

Mengetahui asal tumor dari ovarium atau tidak, dan menentukan sifat-sifat tumor.

Ultasonografi Untuk menentukan letak dan batas tumor kistik atau solid, cairan dalam rongga perut yang bebas dan tidak.

USG adalah alat diagnostik imaging yang utama untuk kista ovarium. Kista simpleks bentuknya unilokular, dindingnya tipis, satu cavitas yang didalamnya tidak terdapat internal echo. Biasanya jenis kista seperti ini tidak ganas, dan merupakan kista fungsioal, kista luteal atau mungkln juga kistadenoma serosa atau kista inklusi. Kista kompleks multilokular, dindingnya menebal terdapat papul ke dalam lumen. Kista seperti ini biasanya maligna atau mungkin juga kista neoplasma benigna. USG sulit membedakan kista ovarium dengan hidrosalfing, paraovarian dan kista tuba. USG endovaginal dapat memberikan pemeriksaan morfologi yang jelas dari struktur pelvis. Pemeriksaana ini tidak memerlukan kandung kemih yang penuh. USG transabdominal lebih baik dari endovaginal untuk mengevaluasi massa yang besar dan organ intrabdomen lain, seperti ginjal, hati dan ascites. Ini memerlukan kandung kemih yang penuh.

Foto Rontgen

Menentukan adanya hidrotoraks. Pada kista dermoid kadang dapat terlihat gigi.CT Scan

Untuk mengidentifikasi kista ovarium dan massa pelvik, CT Scan kurang baik bila dibanding dengan MRI. CT Scan dapat dipakai untuk mengidentifikasi organ intraabdomen dan retroperitoneum dalam kasus keganasan ovarium.

MRI

MRI memberikan gambaran jaringan lunak lebih baik dari CT scan, dapat memberikan gambaran massa ginekologik yang lebih baik. MRI ini biasanya tidak diperlukan

ParasentesisPungsi pada asites berguna untuk menentukan sebab asites.

Tes kehamilan

Dan HCG negatif, kecuali bila teijadi kehamilan.DIAGNOSIS BANDING

- Kehamilan

- Mioma uteri- Endometriosis- Ascites

- Infeksi pelvis

- Apendisitis akut

- Kanker ovarium PENATALAKSANAAN

Bila tumor ovarium sifat neoplastik memerlukan operasi dan bila sifat non neoplastik tidak perlu dilakukan operasi. Bila tumor ovarium tidak memberi gejala atau keluhan pada penderita dan besarnya tidak melebihi jeruk nipis atau diameter kurang dari 5 cm, kemungkinan adalah kista folikel atau kista korpus luteum yang bersifat nonneoplastik. Tumor tersebut akan mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang dengan sendirinya. Meskipun demikian, pengawasan tetap dilakukan terhadap pengembangan kista sampai dengan beberapa siklus menstruasi.

Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas adalah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor. Tindakan operasi dapat berupa kistektomi atau salpingo-ooforektomi bila tumor ovarium besar. Seluruh jaringan hasil pembedahan perlu dikirim ke bagian patologi anatomi untuk diperiksa.

Pasien dengan kista ovarium simpleks biasanya tidak membutuhkan terapi. Penelitian menunjukkan bahwa pada wanita postmenopause, kista yang berukuran kurang dari 5 cm dan kadar CA 125 dalam batas normal, aman untuk tidak dilakukan terapi, namun harus dimonitor dengan pemeriksaan USG serial. Sedangkan untuk wanita premenopause, kista berukuran kurang dari 8 cm dianggap aman untuk tidak dilakukan terapi.

Terapi bedah diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yang lebih besar 10 cm dan kista ovarium kompleks. Laparoskopi digunakan pada pasien dengan kista benigna, kista fungsional atau simpleks yang memberikan keluhan. Laparotomi harus dikerjakan pada pasien dengan resiko keganasan dan pada pasien dengan kista benigna yang tidak dapat diangkat dengan laparaskopi.

Eksisi kista dengan konservasi ovarium dikerjakan pada pasien yang menginginkan ovarium tidak diangkat untuk fertilitas di masa mendatang.

Pengangkatan ovarium sebelahnya harus dipertimbangkan pada wanita postmenopause, perimenopause, dan wanita premenopasue yang lebih tua dari 35 tahun yang tidak menginginkan anak lagi serta yang beresiko menyebabkan karsinoma ovarium.

Diperlukan konsultasi dengan ahli endokrin reproduksi dan infertilitas untuk endometrioma dan sindrom ovarium polikistik. Konsultasi dengan onkologi ginekologi diperlukan untuk kista ovarium kompleks dengan serum CA 125 lebih dari 35 U/ml dan pada pasien dengan riwayat karsinoma ovarium pada keluarga.

Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi anatomik untuk mendapat kepastian tumor ganas atau tidak.

Untuk tumor ganas ovarium, pembedahan merupakan pilihan utama. Prosedurnya adalah histerektomi dan salfingo-ooforektomi. Tindakan hanya mengangkat tumornya saja (ooforektomi atau ooforokistektomi) masih dapat dibenarkan jika usia penderita masih muda, belum mempunyai anak, atau derajat keganasan tumor rendah.PENCEGAHAN

Pemakaian kontrasepsi oral mencegah pertumbuhan kista ovarium fungsional. Penggunaan selama 15 tahun mengurangi resiko kistadenokarsinoma epitel ovarium.

Setiap wanita harus melakukan pemeriksaan ginekologis tahunan. Pada wanita dengan resiko tinggi dengan riwayat keluarga atau riwayat kanker payudara terdahulu harus melakukan pemeriksaan USG dan CA 125 tahunan. Pada wanita dengan resiko tinggi kistadenokarsinoma ovarium, dapat dilakukan ooforektomi profilaksis untuk mencegah pertumbuhan karsinoma ovarium.

KOMPLIKASI

1. Perdarahan

Perdarahan ke dalam kista, biasanya terjadi sedikit, berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala klinik yang minimal. Tetapi bila dalam jumlah banyak akan terjadi distensi cepat dan nyeri perut mendadak.2. Torsio kistaPutaran tangkai menimbulkan rasa sakit yang berat akibat tarikan melalui ligamentum infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietal. 3. Ruptur kista

Robekan dinding kista terjadi pada torsi tangkai, tetapi dapat pula akibat trauma yaitu jatuh, pukulan pada perut dan coitus. Bila kista hanya mengandung cairan serosa, rasa nyeri akibat robekan akan segera berkurang. Namun bila terjadi hemorhagi yang timbul secara akut, perdarahan bebas dapat berlangsung terus menerus dalam rongga peritoneum dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus disertai tanda-tanda abdomen akut.

4. Infeksi

Infeksi dapat terjadi, jika dekat tumor terdapat sumber kuman patogen, seperti appendisitis, divertikulitis, atau salpingitis akuta.

5. Perubahan kearah keganasan

Perubahan keganasan dapat terjadi pada kista jinak, misalnya pada kistaadenoma ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum dan kista dermoid.

6. Sindroma Meigs

Sindroma Meigs ditemukan pada 40% dari kasus fibroma ovarii yaitu tumor ovarium disertai asites dan hidrotoraks.PROGNOSIS

Prognosis untuk kista benigna adalah baik. Dapat residual dan terjadi di ovarium kontralateral. Sekitar 70-80% dari kasus kista folikel akan sembuh spontan.

Untuk pasien yang sedang hamil yang memiliki kista ovarii simpleks kurang dari 6 cm, angka resiko terjadinya keganasan kurang dari 1 %. Sebagian besar kista mengecil dalam 16-20 minggu. Sedangkan pasien postmenopause dengan kista unilokular, angka resiko terjadinya keganasan 0,3% dari kasus yang ada.

Pada kista multilokular, 36% mempunyai resiko untuk terjadinya keganasan. Jika penderita didiagnosis terjadi kanker ovarium, 70 % dari kasus akan terjadi penyebaran secara regional dan hanya 25 % saja dari kasus yang akan menetap pada stadium 1. Mortalitas pada karsinoma ovarium berhubungan dengan stadium saat diagnosis, dan biasanya terdeteksi pada stadium lanjut. Angka harapan hidup secara umum adalah 41,6%, bervariasi antara 86,9% pada stadium II dan 11,1% pada stadium IV. Perubahan menjadi karsinoma ovarium sebagian kecil merupakan transformasi dari kista dermoid dan endometrioma.

Kista Folikel