19
TUTORIAL KELAINAN PERIAPIKAL Tutor : Lindawati Susanti, drg. Kelompok 1 Ketua : Doddy Anugrah 1112040 Sekretaris : Rizky Amalia 1112030 Anggota: R. Kartika KW 1012008 Alexander Egy 1112005 Adelina Sihite 1112008 Yuliana 1112015 Siska SIhombing 1112029 Rivita Siagian 1112038 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

kista periapikal

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: kista periapikal

TUTORIAL KELAINAN PERIAPIKAL

Tutor : Lindawati Susanti, drg.

Kelompok 1Ketua : Doddy Anugrah 1112040

Sekretaris : Rizky Amalia 1112030

Anggota:

R. Kartika KW 1012008

Alexander Egy 1112005

Adelina Sihite 1112008

Yuliana 1112015

Siska SIhombing 1112029

Rivita Siagian 1112038

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGIFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHABANDUNG

2013

Page 2: kista periapikal

Daftar Isi

Daftar Isi...................................................................................................................i

Pendahuluan.............................................................................................................1

Skenario....................................................................................................................1

Istilah........................................................................................................................3

Identifikasi Masalah.................................................................................................3

Analisis Masalah......................................................................................................4

Hipotesis...................................................................................................................4

Tujuan Pembelajaran................................................................................................4

Definisi Kelainan Periapikal....................................................................................5

Klasifikasi Kelainan Periapikal................................................................................5

Definisi Kista Periapikal..........................................................................................6

Klasifikasi Kista Periapikal (WHO).........................................................................6

Etiologi Kista Periapikal..........................................................................................6

Patogenesis Kista Periapikal....................................................................................7

Manifestasi Klinis Kista Periapikal..........................................................................8

Gambaran Histopatologis Kista Periapikal..............................................................8

Gambaran Radiologis Kista Periapikal..................................................................10

Penatalaksanaan Kista Periapikal...........................................................................11

Daftar Pustaka........................................................................................................12

i

Page 3: kista periapikal

PendahuluanKasus nekrosis pulpa yang berlanjut pada kelainan periapikal memiliki

insidensi yang cukup tinggi. Diagnosis secara dini yang tepat dan penanganan

yang adekuat akan membuat perawatan menjadi berhasil. Selain akan membahas

pemeriksaan secara klinis, histologis, radiologis, untuk mendiagnosis secara tepat,

modul kali ini juga akan menitikberatkan pada penatalaksanaan dari kasus

kelainan periapikal ini secara konservatif.

SkenarioHendra seorang pasien laki-laki datang ke dokter gigi Johan dengan

keluhan gigi belakang kiri atas berlubang. Sebeblumnya gigi tersebut pernah sakit

berdenyut beberapa tahun yang lalu namun sekarang tidak ada keluhan. Dari hasil

pemeriksaan klinis didapat gigi 24 karies profunda, kamar pulpa yang terbuka.

Perkusi negatif, tekan negatif. Hendra ingin giginya dirawat agar dapat digunakan

untuk mengunyah kembali.

Dari pemeriksaan klinis didapatkan

Intra oral :

Oral Hygiene : Sedang

Mukosa bukal : Normal

Lidah : Normal

Palatum : Normal

Gusi : Gingivitis marginalis kronis generalisata

Gigi 24 :

Vitalitas : (-)

Perkusi : (-)

Tekan : (-)

Palpasi : (-)

1

Page 4: kista periapikal

Gambaran Radiografis

Apa diagnosis dan bagaimana penatalaksanaan kasus tersebut?

2

Page 5: kista periapikal

3

Istilah- Nekrosis Pulpa: Kematian pulpa yang merupakan proses lanjut dari radang

pulpa akut maupun kronis atau terhentinya darah secara tiba-tiba karena

trauma.

- Insidensi: Gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang

ditemukan pada suatu waktu tertentu di suatu kelompok masyarakat.

- Gingivitis marginalis kronis generalisata: Peradangan gingiva pada daerah

margin yang timbul secara perlahan-lahan dalam waktu yang lama mengenai

seluruh permukaan gingival.

- Adekuat: Memenuhi syarat, memadai.

- Konservatif: Tindakan untuk mencegah, merawat dan merestorasi suatu

penyakit , kerusakan dan kelainan yang mengenai jaringan keras dan lunak

gigi.

Identifikasi MasalahSeorang laki-laki

Keluhan utama: Gigi belakang atas kiri berlubang

Gigi belakang kiri atas Asimptomatis tidak sakit Th: PSA

(24) sakit, berlubang, RO: Radiolusen sekitar apeks Apekotektomi,

berdenyut, karies profunda Ekstraksi

1. Mengapa sekarang gigi pasien sudah tidak ada keluhan sakit?

2. Mengapa pasien mengalami gingivitis marginalis kronis generalisata?

3. Bagaimana proses terjadinya kista?

4. Apakah kista selalu bersifat asimptomatis?

5. Apakah diagnosa dan penatalaksanaan kasus diatas?

Page 6: kista periapikal

4

Analisis Masalah1. Karena gigi pasien sudah mengalami nekrosis pulpa sehingga gigi sudah non

vital.

2. Diakibatkan karena oral hygiene pasien.

3. Karies profunda nekrosis pulpa kista periapikal.

4. Ya. Kecuali jika kista tersebut mengalami infeksi.

5. Diagnosa kasus tersebut adalah kista periapikal, dapat dilakukan terapi bedah

dan non bedah.

Hipotesis MasalahGigi 24 karies profunda sakit sekarang sudah tidak sakit nekrosis

pulpa asimptomatis kista periapikal.

Tujuan Pembelajaran1. Mengatahui dan menjelaskan definisi kelainan periapikal.

2. Mengetahui dan menjelaskan klasifikasi kelainan periapikal.

3. Mengetahui dan menjelaskan definisi kista periapikal.

4. Mengetahui dan menjelaskan klasifikasi kista periapikal.

5. Mengetahui dan menjelaskan etiologi kista periapikal.

6. Mengetahui dan menjelaskan patogenesis kista periapikal.

7. Mengetahui dan menjelaskan manifestasi klinis kist periapikal.

8. Mengetahui dan menjelaskan gambaran histopatologis kista perapikal.

9. Mengetahui dan menjealskan gambaran radiologis kista periapikal.

10. Mengetahui dan menjelaskan penatalaksanaan kista periapikal.

Page 7: kista periapikal

5

Definisi Kelainan Periapikal Kelainan periapikal merupakan suatu keadaan patologis yang terlokalisir

pada daerah apeks atau ujung akar gigi atau daerah periapikal gigi.

Klasifikasi Kelainan Periapikal Inflamasi

granuloma periapikal

luka

kista

abses kronik

acitomicosis

Benign

kista tulang traumatik

kista kanal nasopalatina

penyakit sel langerhans

tumor adenomatoid odontogenik

displasia sementoosseous periapikal

fibroma ossifikasi

Benign, agresif

kista kerato odontogenik

kista odontogenik terklasifikasi

granuloma central giant sel

tumor epitel odontogenik terklasifikasi

myxoma

Page 8: kista periapikal

6

Malignan

metastasis

lymphoma

myeloma

Definisi Kista PeriapikalKista periapikal/kista radikular/kista apikal periodontal merupakan kista

yang paling umum terjadi pada rahang. Kista ini berasal dari inflamasi lapisan

epitel lining dari proliferasi sisa epitel odontogenik (rests of Malassez).

Klasifikasi Kista Periapikal (WHO)

Etiologi Kista PeriapikalKaries, trauma, penyakit periodontal nekrosis pulpa (debris pada

jaringan yang nekrosis menstimulasi terjadinya inflamasi) inflamasi pada tulang

disekitar apikal gigi terjadinya granuloma menstimulasi proliferasi sel

epithelial Malassez Kista Periapikal, (Regezi, 2003).

Page 9: kista periapikal

7

Patogenesis Kista PeriapikalKista radikuler adalah kista odontogenik yang terjadi pada apeks gigi nonvital, yang

mengalami peradangan. Terjadinya kista ini diakibatkan oleh infeksi gigi, yang berkembang

menjadi granuloma yang berisikan sel epitel malassez. Kista periapikal berkembang dari

perluasan periapikal granuloma, yang merupakan pusat dari inflamasi kronis

jaringan granulasi yang berlokasi pada tulang di bagian apeks dari gigi nonvital.

Granuloma periapikal terjadi dan terbentuk oleh degradasi produksi dari jaringan

pulpa yang nekrosis. Stimulasi dari sisa epitel malassez terjadi akibat respon

pembentukan inflamasi. Pembentukan kista terjadi akibat adanya poliferasi

epithelial, yang akan membantu untuk pemisahan stimulus inflamasi (nekrosis

pulpa) dari tulang di sekitarnya.

Pemisahan debris dari sel lumen kista akan meningkatkan kkonsentrasi

protein, memproduksi peningkatan tekanan osmotik. Hasilnya adalah cairan

berjalan melewati epitel lining menuju lumen dari sisi connective tissue. Cairan

berhubungan langsung dengan pertumbuhan dari kista . dengan adanya resorbsi

tulang osteoclastic, terjadi perluasan kista. Faktor resorbsi tulang yang lainnya

seperti prostaglandin, interleukin, dan proteinase, dari sel inflamasi dan sel

peripheral pada lesi akan menyebabkan pertambahan luas kista.

Page 10: kista periapikal

8

Manifestasi Klinis Kista PeriapikalKista apikal adalah penyebab utama, pembengkakan kronis dan jenis yang

paling umum dari kista pada rahang. Hal ini jarang terlihat sebelum usia 10 tahun

dan paling sering terjadi antara usia 20 dan 60 tahun. Lebih umum terjadi pada

laki-laki daripada perempuan, kira-kira proporsi 3:2. Dapat terjadi lebih dari tiga

kali kista pada mandibula.

Kista apikal, seperti kista lain dari rahang, menyebabkan pembengkakan

secara perlahan, tidak terasa sakit dikarenakan sifatnya yang progresif, dan

umumnya tanpa gejala sampai kista menjadi cukup besar hingga terlihat secara

kasat mata (Gambar 7.1 ). Jika infeksi masuk, maka pembengkakan yang terjadi

akan terasa menyakitkan dan dapat dengan cepat berkembang, karena

inflammatory oedema. Sering terjadi di gigi anterior maksila, gigi anterior

mandibula, gigi posterior mandibula. Sering ditemukan tidak sengaja dari

pemeriksaan rontgen foto karena tidak ada keluhan. Pembengkakan ini memiliki

gambaran yang membulat dan terasa keras. Kemudian, ketika tulang telah

berkurang menjadi eggshell thickness, sensasi crackling dapat dirasakan saat ada

tekanan. Akhirnya,bagian dari dinding teresorbsi seluruhnya , meninggalkan

massa soft fluctuant swelling, berwarna kebiru-biruan, di bawah membran

mukosa.

Gambaran Histopatologis Kista PeriapikalGambaran histopatologis ketiga tipe kista ini mirip. Kista dibatasi oleh

epitel skuamosa berlapis yang menunjukkan eksositosis, spongiosis, atau

hiperplasia ( Gambar 3-33 ).

Page 11: kista periapikal

9

Lumen teriisi dengan cairan dan serpihan sel. Epitel tampak seperti

kalsifikasi linear atau berbentuk lengkung yang dikenal sebagai badan Rushton

(Figure 3-34). Dystrophic calcification, cholesterol clefts dengan giant cells

berinti, redblood cells, dan daerah pigmentasi hemosiderin tampak dalam lumen,

dinding atau keduanya (lihat Gambar 3-33). Dinding kista terdiri dari jaringan

ikat fibrosa padat, sering disertai peradangan yang mengandung limfosit

bervariasi histiosit, dan (jarang) sel mast dan eosinofil (lihat Gambar 3-33).

-

Awalnya, fokus tersebut dianggap sebagai proses degeneratif pembuluh

darah atau reaksi tubuh terhadap benda asing. Sel-sel raksasa berinti berada pada

diantara sel-sel untuk menghilangkan butiran hemosiderin. Hyaline bodies dapat

ditemukan di setiap area peradangan intraos

Page 12: kista periapikal

10

Gambaran Radiologis Kista PeriapikalBiasanya , pasien dengan kista periapikal tidak memiliki gejala kecuali ada

eksaserbasi inflamasi akut. Selain itu, jika kista mencapai ukuran besar , terdapat

sensitivitas dan pembengkakan ringan. Gerakan dan mobilitas gigi yang

berdekatan yang mungkin karena pembesaran kista . Gigi dari mana kista berasal

tidak merespon pengujian pulpa menggunakan panas dan listrik .

Pola radiografi identik dengan yang dari granuloma periapikal . Kista

dapat berkembang bahkan di radiolusen pericapical kecil , dan ukuran radiografi

tidak dapat digunakan untuk diagnosis definitif . Hilangnya lamina dura sepanjang

akar yang berdekatan , dan radiolusen bulat mengelilingi ujung akar gigi yang

terkena . Resorpsi akar umum ditemukan. Dengan pembesaran , radiolusen sering

mendatar mendekati gigi yang berdekatan . Pertumbuhan yang signifikan ini

dimungkinkan , dan terdapat lesi di seluruh kuadran. Meskipun kista pericapical

lebih sering mencapai ukuran lebih besar dari granuloma periapikal , baik ukuran

maupun bentuk lesi dapat dianggap sebagai kriteria diagnostik definitif . Kista

periapikal juga dapat melibatkan gigi sulung . Hal ini paling sering dikaitkan

dengan gigi geraham dan muncul sebagai zona radiolusen yang mengelilingi akar

dan mengisi ruang interradicular di bifurkasi.

Page 13: kista periapikal

11

Penatalaksanaan Kista PeriapikalKista periapikal dirawat dengan cara yang sama seperti granuloma

periapikal. Apabila tanda klinis dan radiografi menunjukkan lesi inflamasi

periapikal, ekstraksi atau terapi endodontik non- bedah konservatif dilakukan.

Perawatan non-bedah mula-mula dilakukan buka kamar pulpa kemudian

debridemen saluran akar yaitu pembersihan dan pembentukan saluran akar secara

sempurna bila waktu memungkinkan. Selama dan setelah pembersihan dan

pembentukan saluran akar, lakukan irigasi dengan natrium hipokhlorit sebanyak-

banyaknya. Saluran akar dikeringkan dengan poin kertas, kemudian diisi dengan

pasta kalsium hidroksida dan diberi pelet kapas lalu ditambal sementara.

Lesi yang lebih besar terkait dengan gigi yang direstorasi telah berhasil

diobati dengan terapi endodontik konservatif bila dikombinasikan dengan biopsi

dan marsupialisasi, dekompresi atau fenestrasi. Dugaan lesi inflamasi periapikal,

sangat disarankan minimal follow up 1 dan 2 tahun. Jika radiolusensi tersebut

gagal untuk menyelesaikannya, lesi dapat berhasil dikelola dengan pengobatan

kembali endodontik non-bedah. Bedah periapikal diindikasikan untuk lesi

melebihi 2 cm dan berhubungan dengan gigi yang tidak cocok untuk endodontik

konvensional. Biopsi diindikasikan untuk mencegah proses patologis lain yang

mungkin terjadi.

Kista yang berasal dari inflamasi, tidak akan kambuh setelah manajemen yang

tepat. Bekas luka fibrosa mungkin terjadi, terutama bila kedua tulang kortikal

telah hilang; setelah didiagnosa, tidak ada terapi lebih lanjut untuk bekas luka

fibrosa. Dalam kasus yang jarang terjadi, perkembangan squamous cell carcinoma

telah dilaporkan pada kasus kista periapikal, karena itu, meskipun tidak ada

gejala, pengobatan diperlukan untuk semua pathosis infraboni persisten yang

belum didiagnosis secara definitif dengan pemeriksaan histopatologi.

Page 14: kista periapikal

12

Daftar Pustaka1. Neville. 2002. Oral and maxillofacial Pathology and Radiology. 2nded. i

2. R. A. Cawson & E. W. Odell. 2007. Oral Pathology and Oral Medicine.

8thed. Churcill Livingstone Elsevier.

3. Regezi., Sciubba and Yordan. Oral Pathology., Clinical Pathologic

Correlation. 5th. Saunders. Elsevier.

4. Robbin and Cotran. Pathologic Basis of Disease. 7th. 2004. Saunders.

Elsevier.