76
BAB I PENDAHULUAN A. Potensi Unggulan Kabupaten Gungkidul merupakan salah satu wilayah yang digunakan sebagai lokasi kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Visi Kabupaten Gunungkidul ialah “Gunungkidul yang berdayasaing, maju, mandiri, dan sejahtera tahun 2025” (Diambil dari www.gunungkidulkab.go.id tanggal 18 April 2013). Visi tersebut merupakan sumber motivasi bagi seluruh masyarakat dan jajaran pemerintah. Dalam visi tersebut terdapat kata mandiri dan sejahtera. Secara umum kondisi alam di wilayah Desa Dadapayu Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul adalah dataran tinggi kawasan karst Gunungsewu dengan pola muka bumi berbukit-bukit. Karakteristik tanah berstruktur keras, berwarna kemerahan, kandungan air rendah, dan didominasi lahan pertanian dan perkebunan tadah hujan (Dimas Aditya Hariyadi, 2012: 3). Sesuai dengan kondisi alamnya, budidaya pertanian dan peternakan merupakan matapencaharian utama masyarakat di Desa Dadapayu Kecamatan Semanu. Dalam satu tahun hanya bisa menanam 2 dua kali dengan cara tumpang sari karena ketergantungan pada curah hujan. Cara penanaman tumpang sari yang disukai oleh masyarakat petani Gunungkidul adalah dengan mengkombinasikan antara polowijo dan padi lahan kering (gogo 1

eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Potensi Unggulan

Kabupaten Gungkidul merupakan salah satu wilayah yang digunakan sebagai lokasi

kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Visi

Kabupaten Gunungkidul ialah “Gunungkidul yang berdayasaing, maju, mandiri, dan

sejahtera tahun 2025” (Diambil dari www.gunungkidulkab.go.id tanggal 18 April 2013).

Visi tersebut merupakan sumber motivasi bagi seluruh masyarakat dan jajaran pemerintah.

Dalam visi tersebut terdapat kata mandiri dan sejahtera.

Secara umum kondisi alam di wilayah Desa Dadapayu Kecamatan Semanu

Kabupaten Gunungkidul adalah dataran tinggi kawasan karst Gunungsewu dengan pola

muka bumi berbukit-bukit. Karakteristik tanah berstruktur keras, berwarna kemerahan,

kandungan air rendah, dan didominasi lahan pertanian dan perkebunan tadah hujan (Dimas

Aditya Hariyadi, 2012: 3). Sesuai dengan kondisi alamnya, budidaya pertanian dan

peternakan merupakan matapencaharian utama masyarakat di Desa Dadapayu Kecamatan

Semanu. Dalam satu tahun hanya bisa menanam 2 dua kali dengan cara tumpang sari karena

ketergantungan pada curah hujan. Cara penanaman tumpang sari yang disukai oleh

masyarakat petani Gunungkidul adalah dengan mengkombinasikan antara polowijo dan padi

lahan kering (gogo rancah). Pada musim tanam pertama biasanya tanaman yang ditanam

adalah padi, kacang tanah, jagung dan singkong, yang setelah berumur 3-4 bulan padi,

kacang dan jagung dapat dipanen berurutan. Kemudian pada musim tanam kedua padi,

kedelai dan jagung ditanam kembali yang 3-4 bulan kemudian panen, sedangkan tanaman

singkong dipanen setelah berumur 9-10 bulan.

Masyarakat tani Gunungkidul umumnya memanfaatkan padi berumur pendek dan

singkong untuk memenuhi kebutuhan primernya. Hasil pertanian lainnya, terutama jagung,

kedelai dan kacang tanah, biasanya dimanfaatkan sebagai komoditas perdagangan yang

diandalkan untuk memenuhi kebutuhan sekundernya. Selain komoditas tersebut, masyarakat

tani Gunungkidul juga mengandalkan ternak (sapi dan kambing) sebagai cadangan untuk

1

Page 2: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

memenuhi kebutuhan sekundernya (tabungan) serta memanfaatkan sebagai sumber tenaga

kerja maupun sumber pupuk organik.

Secara rasional kombinasi usaha di bidang pertanian dan peternakan bersifat saling

mendukung. Artinya, selain panen utama berupa hasil bersosok tanam, diperoleh pula hasil

sampingan yaitu bahan hijauan untuk pakan ternak yang melimpah. Sebaliknya, dari usaha

peternakan, secara primer menghasilkan keuntungan ekonomis dari penjualan ternak, dan

secara sekunder menghasilkan pupuk kandang yang sangat penting untuk meningkatkan

produksi pertanian. Kegiatan KKN-PPM ini merupakan program tahun ke dua, bermaksud

untuk memberikan sentuhan riil pemberdayaan usaha sektor pertanian dan peternakan

kepada masyarakat di lokasi KKN-PPM.

Potensi utama yang mendukung kegiatan KKN-PPM ini mencakup: (1) potensi

sumber daya manusia, (2) potensi sosial, (3) potensi ekonomi, (4) potensi alam, dan (5)

potensi kebijakan. Potensi sumber daya manusia ditunjukkan oleh data kependudukan

bahwa mayoritas penduduk bermatapencaharian sebagai petani lahan kering dengan

pekerjaan sambilan sebagai peternak. Potensi sosial ditunjukkan adanya etos kerja dan

semangat gotong royong yang tinggi. Potensi ekonomi, ialah bahwa usaha kecil di sektor

peternakan menjadi salah satu pendukung keberdayaan ekonomi masyarakat. Potensi alam

ditunjukkan ketersediaan lahan beserta berbagai tanaman yang melimpah untuk pakan

ternak, dan ketersediaan kotoran ternak sebagai bahan baku pupuk organik berkualitas.

Sedangkan potensi kebijakan, maksudnya adalah bahwa kegiatan ini sesuai dengan program

pemberdayaan oleh pemerintah desa, sehingga kegiatan ini akan memperoleh dukungan dari

pemerintah setempat.

Masalah utama yang saat ini dihadapi adalah tingginya ketergantungan masyarakat

terhadap pupuk kimia, sehingga selalu terjadi pemborosan dana untuk membeli pupuk pabrik

minimal dua kali pada satu musim tanam. Tingginya ketergantungan pakan ternak hijauan

sehingga setiap musim kemarau harus membeli pakan ternak dari daerah lain.

Ketergantungan pupuk kimia dan pakan hijauan ini mengakibatkan terbatasnya produktivitas

usaha pertanian dan peternakan. Para petani masih berusaha secara individual dan tradisional

dengan pengetahuan dan keterampilan yang terbatas, dan memandang usaha peternakan

2

Page 3: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

hanya sebagai pekerjaan sambilan. Selain itu kandang ternak masih menyatu dengan rumah

penduduk, kotoran ternak belum diolah secara benar sehingga potensi pencemaran

lingkungan cukup tinggi. Keadaan seperti ini perlu diubah melalui penerapan pengetahuan,

keterampilan, dan teknologi tepat guna sehingga meningkatkan keberdayaan kelompok

sasaran. Dengan kata lain, perlu adanya intervensi untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat dalam pembangunan dan pengembangan budidaya pertanian dan peternakan

yang berkelanjutan (sustainability development) di wilayahnya. Dalam kaitan ini,

pengembangan kemampuan dan keberdayaan masyarakat yang bergerak di sektor usaha kecil

bidang pertanian dan peternakan merupakan langkah pilihan yang strategis untuk membantu

meningkatkan pendapatan masyarakat.

Mengingat besarnya dukungan potensi unggulan sebagaimana diuraikan di atas, maka

transformasi masyarakat ke arah tercapainya pemberdayaan masyarakat pedesaan, khususnya

yang bergerak di sektor pertanian dan peternakan merupakan obsesi yang realistis.

Transformasi menuju tercapainya kemandirian dan keberdayaan masyarakat dilakukan

melalui upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan penerapan iptek tepat guna (EM-

4) dengan berbasis pada pada empat pilar utama, yakni: (1) Orientasi yang bertumpu

bertumpu perubahan perilaku (attitude); (2) Orientasi pengelolaan oleh masyarakat sendiri

(self community management), (3) Orientasi inovasi dan kreativitas masyarakat

(entrepreneurship), dan (4) Orientasi peran aktif mahasiswa dan Dosen Pembimbing

Lapangan KKN dalam kebersamaan dengan masyarakat (working with community).

B. Usulan Penyelesaian Masalah dan Cara Pemberdayaan Masyarakat

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penyelesaian masalah yang diusulkan

melalui kegiatan KKN-PPM ini adalah Pemberdayaan Masyarakat menuju Kemandirian

Pengadaan Pupuk dan Pakan Ternak dengan Aplikasi Teknologi EM-4 di Desa Dadapayu,

Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Darmawan Soemantri (2007: vii)

menjelaskan, bahwa pemberdayaan adalah usaha meningkatkan kemampuan sumberdaya

manusia dalam menghadapi berbagai ancaman dan tantangan dalam hidupnya. Dalam

kegiatan ini, pemberdayaan masyarakat kelompok sasaran diupayakan dengan menerapkan

3

Page 4: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

teknologi tepat guna dalam usaha pertanian dan peternakan. Abdul Kadir & Terra Ch.

Triwahyuni (2003: 22) mendeskripsikan peranan iptek, ”peranan iptek pada masa sekarang

tidak hanya diperuntukkan bagi organisasi, melainkan juga untuk kebutuhan perseorangan.

Bagi organisasi iptek dapat digunakan untuk keunggulan kompetitif, sedangkan bagi

perseorangan dapat digunakan untuk keunggulan pribadi.”

Secara lengkap usulan penyelesaian masalah dan cara pemberdayaan masyarakat dapat

dijabarkan sebagai berikut.

1. Pengorganisasian kelompok

Salah satu indikator pengelolaan usaha secara profesional adalah dengan penerapan sistem

pengorganisasian yang memadai. Selama ini usaha pertanian dan peternakan masih

individual, karena belum terbentuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Masalah yang

muncul terkait dengan belum adanya KUBE ini, antara lain: kurangnya kesempatan saling

berbagi pengetahuan di kalangan petani, rendahnya perolehan informasi dari sesama

petani, dan adanya persaingan yang kurang sehat. Solusi mengenai permasalahan ini

adalah sebagai berikut.

(1) Mengidentifikasi dan menghimpun petani sebagai sasaran yang layak didampingi di

Desa Dadapayu, Semanu, Gunungkidul.

(2) Musyawarah warga untuk pembentukan KUBE, lengkap dengan susunan

pengurusnya.

(3) Pengarahan dan penjelasan program kerja kepada pengurus.

(4) Pelatihan administrasi dan manajemen usaha.

2. Sosialisasi metode pengadaan pupuk dan pakan ternak dengan aplikasi EM-4

Untuk meningkatkan kemandirian dan produktivitas pertanian dan peternakan, perlu

adanya penerapan teknologi tepat guna. Namun selama ini, petani di Desa Dadapayu

Gunungkidul masih melaksanakan kegiatan pertanian dan peternakan secara tradisional.

Pengetahuan tentang pengadaan pupuk organik dan pakan ternak juga masih minim.

Mereka mengandalkan pupuk kimia dan pakan hijauan, sehingga pada musim tanak petani

tidak berdaya menghadapi mahalnya harga pupuk pabrik, dan musim kemarau tidak

berdaya menghadapi kelangkaan pakan hijauan. Padahal di lokasi kegiatan KKN-PPM ini

4

Page 5: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

tersedia begitu banyak bahan baku untuk dijadikan pupuk organik dan pakan ternak

bermutu, yaitu kotoran ternak yang memiliki unsur hara tinggi dan bahan pakan ternak

yang memenuhi kebutuhan protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Oleh

karena itu perlu langkah-langkah pemberdayaan dan pemecahan sebagai berikut.

a. Penyusunan modul praktis sebagai panduan aplikasi teknologi EM-4 untuk pengadaan

pupuk organik dan pakan ternak fermentasi.

b. Pemberian bantuan peralatan dan bahan untuk pengadaan pakan ternak dengan

teknologi EM-4.: Peralatan yang dibantukan berupa drum atau tong plastik, bak semen,

terpal plastik, ember, alat cingcang (golok) dan hand spayer. Sedang  bahan-bahan

yang dibutuhkan EM-4, molase atau gula merah, air, dan dedak halus.

c. Pelatihan kepada para peternak dengan dikoordinasikan oleh pengurus kelompok.

Materi pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-

4.

3. Penerapan (pembudayaan) Iptek dan pendampingan

Setelah memperoleh pelatihan, anggota kelompok sasaran memasuki suatu sistem

pertanian dan peternakan dengan kultur baru, yaitu dengan menerapkan teknologi. Agar

penerapan teknologi dapat efisien, maka kekompakan anggota perlu diutamakan. Hal ini

diperlukan sarana pertemuan yang betrsifat rutin. Selama ini, banyak terjadi masyarakat

memperoleh pelatihan, namun tidak menerapkan dan membudayakan pengetahuan baru

tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah sebagai

berikut.

a. Kegiatan pendampingan yakni bersama-sama masyarakat menerapkan pengetahuan

baru yang telah diperoleh, dan memberikan alternatif pemecahan masalah yang timbul

selama proses pendampingan.

b. Monitoring, yaitu melakukan monitoring keberlanjutan implementasi teknologi EM-4

dalam usaha pertanian dan petertnakan.

c. Mengefektifkan pertemuan anggota untuk saling berbagi pengalaman dalam penerapan

teknologi.

5

Page 6: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

C. Metode yang Digunakan untuk Mengatasi Permasalahan

1. Metode pengorganisasian kelompok sasaran

a. Untuk mengidentifikasi dan menghimpun petani dan peternak sebagai sasaran

yang layak didampingi di Desa Dadapayu, Semanu, Gunungkidul dipercayakan

kepada para mahasiswa KKN-PPM yang berasal dari Jurusan Ilmu Administrasi

Negara, Ilmu Pendidikan, atau Jurusan Manajemen. Para mahasiswa dapat

melakukan observasi dan wawancara dengan menggunakan instrumen yang

relevan.

b. Untuk pelaksanaan musyawarah warga dalam rangka pembentukan paguyuban

atau kelompok, lengkap dengan susunan pengurusnya dipandang tepat

dipercayakan kepada para mahasiswa yang berasal dari jurusan pendidikan

administrasi, pendidikan kewarganegaraan dan hukum, dan pendidikan geografi.

Mahasiswa dari jurusan manajemen dapat melaksanakan workshop penyusunan

program kerja bagi para pengurus. Sedangkan untuk meningkatkan dan kesadaran

penanganan administrasi kelompok, mahasiswa dari jurusan pendidikan

administrasi, dan akuntansi dapat menyediakan contoh buku-buku perangkat

admionistrasi dan dilatih untuk penggunaannya.

c. Untuk meningkatkan produktivitas, perlu adanya penerapan iptek. Mahasiswa

dari jurusan Pendidikan Bahasa pantas dipercaya dalam penyusunan modul

praktis sebagai panduan penerapan teknologi EM-4 untuk pengadaan pupuk dan

pakan ternak alternatif.

d. Untuk pemberian bantuan peralatan, dapat merekrut mahasiswa dari Jurusan

Teknik Mesin, dan Mahasiswa Teknik Bangunan. Untuk penyiapan bahan cocok

diserahkan kepada mahasiswa dari Jurusan Biologi dan Kimia.

e. Untuk meningkatkan produktivitas dengan penerapan (pembudayaan) teknologi

EM-4 dapat diserahkan kepada para mahasiswa dari Jurusan Biologi, Fisika,

Geografi, Manajemen, dan Akuntansi. Untuk rintisan desain kandang komunal,

dipercayakan kepada mahasiswa dari Prodi Teknik Sipil dan Perencanaan.

6

Page 7: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

Sedangkan kegiatan pendampingan, menjadi tanggungjawab semua mahasiswa

peserta KKN-PPM di lokasi tersebut.

D. Profil Kelompok Sasaran, Potensi, dan Permasalahan

Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan ini adalah petani dan peternak di

lokasi KKN-PPM Desa Dadapayu Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul

(mencakup empat dusun, yaitu Dedelwetan, Mojo, Karangtengah, dan Nogosari). Para

petani ini berhimpun dalam KUBE. Deskripsi profil kelompok sasaran secara rinci

dikemukakan pada Tabel 1 sebagai berikut.

Tabel 1. Profil Kelompok Sasaran, Potensi, dan Permasalahan

No. Sasaran Potensi Permasalahan

1 Petani Ketersediaan SDM,Potensi Alam,Kegotong-royongan,Motivasi berusaha.

1) Bertani dengan cara tradisional, belum memperhatikan target produksi.

2) Tergantung pada pupuk kimia3) Belum menerapkan teknologi 4) Belum dimilikinya pengetahuan

tentang manajemen dan administrasi usaha

5) Belum tersedia buku panduan yang memudahkan untuk menerapkan teknologi tepat guna

1 Peternak Ketersediaan SDMPotensi AlamKegotong-royonganMotivasi berusaha

1) Beternak secara tradisional 2) Peternakan dipandang sekedar

sebagai usaha sambilan3) Belum menerapkan teknologi 4) Belum dimilikinya pengetahuan

tentang manajemen dan administrasi usaha

5) Belum berusaha secara terorganisir

7

Page 8: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

6) Belum tersedia buku panduan yang memudahkan untuk menerapkan teknologi tepat guna

7) Belum terbangun kandang komunal sebagai sarana komunikasi antar anggota.

8

Page 9: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

BAB II

TARGET DAN LUARAN

Target dan luaran dari kegiatan KKN-PPM ini merupakan suatu kondisi yang

diharapkan sebagai hasil musyawarah dari tim KKN-PPM dengan masyarakat sasaran, yaitu

petani dan peternak di Dusun Dedelwetan, Mojo, Karangtengah, dan Nogosari Desa

Dadapayu Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul.

A. Target Kegiatan KKN-PPM

Target kegiatan KKN-PPM dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut.

1. Meningkatnya kepedulian dan empati mahasiswa terhadap permasalahan ekonomi,

sosial dan budaya untuk dapat diangkat menjadi aset ekonomis sehingga dapat

meningkatkan pendapatan warga guna mencapai hidup yang lebih sejahtera.

2. Terjadinya kemitraan antarmahasiswa yang memiliki berbagai keterampilan

(manajemen, administrasi, akuntansi, geografi, biologi, fisika, kimia, teknik sipil dan

perencanaan, keolahragaan, dan sebagainya ) sehingga dapat terwujud kerjasama

yang baik untuk mengembangkan, memberdayakan, dan meningkatkan kemandirian

usaha peternakan sebagai salah satu pilar ekonomi keluarga.

3. Meningkatnya pengetahuan dan teknologi di kalangan masyarakat Desa Dadapayu

Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul yang berguna untuk meningkatkan

keberhasilan usaha pertanian dan peternakan, sehingga dapat menjadi aset ekonomi

yang terus mendapatkan kemanfaatan dari segi ekonomi, sosial, budaya, dan

kesejahteraan.

B. Luaran Kegiatan KKN-PPM

Secara rinci, indikator capaian produk atau luaran Program KKN yang dituju adalah

sebagai berikut.

9

Page 10: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

a. Perbaikan sistem

1) Sistem usaha yang semula dikerjakan secara tradisional, diperbaiki mengarah

kepada usaha berbasis teknologi tepat guna.

2) Sistem pengelolaan yang semula bersifat individual, diperbaiki menjadi usaha

yang terorganisasi dalam sebuah kelompok usaha bersama (KUBE).

3) Administrasi dan manajemen usaha yang semula kurang diperhatikan, diperbaiki

ke arah terbentuknya sikap dan kecakapan berusaha yang didukung oleh perangkat

adminmistrasi yang relevan.

b. Peningkatan produksi

1) Jenis produk pertanian dan peternakan akan lebih bervariasi. Untuk pertanian tidak

saja mentargetkan hasil panen, tetapi juga pemasaran pupuk organic. Untuk

peternakan dari satu jenis produk yaitu penangkaran menjadi tiga jenis, yaitu

penangkaran, pembibitan, dan penggemukan, baik untuk ternak sapi maupun

kambing.

2) Kualitas produk pertanian dan peternakan akan meningkat berkaitan dengan

meningkatnya penguasaan teknologi.

3) Peningkatan produksi juga akan terjadi, sejalan dengan efisiensi waktu, tenaga,

dan sumber daya lainnya setelah penerapan teknologi Em-4.

c. Peningkatan partisipasi masyarakat

1) Dengan prinsip working with community, kegiatan KKN-PPM ini menjadi lebih

menarik dan memberdayakan, sehingga akan memperoleh dukungan dari

masyarakat.

2) Dengan penerapan teknologi EM-4, berarti memberikan kesempatan kepada

masyarakat umum untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan tepat guna

yang sangat bermanfaat sebagai salah satu upaya peningkatan penghasilan

keluarga.

3) Kedatangan mahasiswa dan dosen pembimbing KKN-PPM, diharapkan

membawa ide-ide baru. Dengan adanya ide baru itu, maka akan menjadi daya tarik

10

Page 11: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

kuat bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dan program

kerja KKN-PPM.

d. Peningkatan swadana dan swadaya masyarakat

1) Masyarakat yang menjadi kelompok sasaran akan merasa terpanggil untuk

memberikan partisipasi berupa dana dan tenaga.

2) Usaha peternakan ini juga memberikan pembelajaran kepada masyarakat untuk

lebih mandiri, tidak mengandalkan bantuan dari pihak lain tetapi melatih secara

suka rela membudayakan swadana dan swadaya untuk berbagai kegiatan.

e. Peningkatan kualitas lingkungan hidup

1) Dengan adanya pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk organik mendukung

program pelestarian lingkungan hidup.

2) Dengan semakin majunya usaha peternakan, keuntungan sekunder yang diperoleh

adalah ketersediaan pupuk organik yang sangat baik bagi usaha pertanian ramah

lingkungan.

11

Page 12: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

BAB III

METODE PELAKSANAAN

Untuk mengatasi permasalahan yaitu kurangnya kemandirian dan keberdayaan

masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan, rendahnya produktivitas usaha pertanian dan

peternakan, dan masih adanya pandangan bahwa peternakan hanya pekerjaan sambilan yang

dikerjakan asal-asalan, maka solusi yang ditawarkan adalah dengan kegiatan KKN-PPM

berbasis teknologi tepat guna (EM-4). Metode pelaksanaan kegiatan KKN-PPM ini

mencakup tiga tahapan yang berurutan, meliputi: (1) persiapan dan pembekalan; (2)

pelaksanaan; dan (3) Rencana keberlanjutan program. Ketiga tahapan ini merupakan satu

kesatuan yang membentuk sebuah metode, tidak boleh dibolak-balik urutannya. Artinya,

sebelum memasuki tahap pelaksanaan maka harus dilalui dulu tahapan persiapan dan

pembekalan. Untuk lebih jelasnya dapat diperinci ke dalam narasi berikut ini.

A. Tahap Persiapan dan Pembekalan

Pada tahap ini disusun mekanisme pelaksanaan kegiatan KKN-PPM. Langkah-langkah

operasional yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut.

a) Rapat koordinasi Dosen Tim Pembimbing KKN-PPM beserta jajaran pimpinan

LPPM UNY.

b) Menawarkan mata kuliah KKN-PPM kepada mahasiswa, dilakukan secara on-line .

c) Membuka pendaftaran calon peserta KKN-PPM

d) Menyusun proposal KKN-PPM

e) Mengurus surat izin dari pemerintah setempat (calon lokasi KKN-PPM)

f) Pembekalan DPL

g) Pembekalan mahasiswa

h) Survei lokasi

i) Penyusunan matrik program kerja KKN-PPM

Adapun materi pembekalan KKN-PPM yang perlu diberikan kepada mahasiswa ialah

sebagai berikut.

12

Page 13: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

(1) Pemberdayaan masyarakat

(2) Administrasi dan manajemen kewirausahaan sektor peternakan

(3) KKN-PPM dan permasalahannya

(4) EM-4 sebagai teknologi tepat guna di sektor pertanian dan peternakan

(5) Teknik observasi, identifikasi potensi dan permasalahan masyarakat sasaran (Desa

Dadapayu Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul)

(6) Penyusunan program kerja KKN- PPM

(7) Pembuatan Laporan

(8) Tes pendalaman materi

Jadwal pelaksanaan pembekalan disusun dengan mengikuti pola 2-7-2 artinya 2 hari

pertemuan (teori), 7 hari observasi di sasaran, dan 2 hari pembimbingan penyusunan

program KKN PPM oleh DPL KKN-PPM. Jadwal pelaksanaan pembekalan dirinci dalam

tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Pembekalan

No Waktu Materi Penyaji Moderator

1 Hari ke 1

07.30 – 08.00 Pembukaan Jajaran Pimpinan LPPM

08.00 – 09.30 Pemberdayaan masyarakat Miftahudiin, M.Hum Eko Widodo, MPd.09.30 – 11.00 Administrasi dan manajemen

kewirausahaan sektor peternakan

Dr. Suranto, M.Si.

11.00 – 12.30 KKN-PPM dan permasalahannya

Tri Atmanto, M.Si

2 Hari Ke 207.30 – 08.00 Teknologi di sektor pertanian

dan peternakan Muttaqin, MT Dr. Suranto, MSi

08.00 – 09.30 Teknik observasi, identifikasi potensi dan permasalahan masyarakat sasaran

Hiryanto, MSi

09.30 – 11.00 Penyusunan program kerja KKN-PPM

Eko Widodo, MPd

11.00 – 12.30 Pembuatan laporan KKN-PPM

Eko Widodo, MPd

12.30 – 13.30 Pendalaman Materi Tim3 Hari ke 3 - 10 Pendalaman materi (tes) Tim

Observasi sasaran DPLLatihan menyusun program DPL

13

Page 14: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

kerja KKN PPM 4 Hari ke 11-12 Upacara pelepasan KKN

PPMKetua LPM, tim, DPL

Koordinasi dengan tim KKN PPM.

Triatmanto, M.Si.

Diskusi dengan DPL tentang penyusuan program

DPL

B. Tahap Pelaksanaan

1. Langkah Pelaksanaan dan Metode Pemberdayaan

Langkah-langkah Pelaksanaan Program KKN PPM dan metode yang digunakan dalam

melakukan pemberdayaan kelompok sasaran adalah sebagai berikut.

a. Observasi : untuk mengidentifikasi lebih konkrit potensi, permasalahan, dan peluang

usaha masyarakat Desa Dadapayu Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul,

khususnya terkait dengan usaha sektor pertanian dan peternakan.

b. Wawancara: untuk pengumpulan informasi lebih konkrit potensi, permasalahan, dan

peluang masyarakat Desa Dadapayu Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul,

khususnya terkait dengan usaha sektor pertanian dan peternakan.

c. Focus Group Discussion (FGD) : mengembangkan program kerja KKN PPM, wawasan,

validitas, kualitas, dan relevansi dengan kebutuhan masyarakat sasaran.

d. Pelatihan : mengenalkan teknologi untuk usaha pertanian dan peternakan,

mengembangkan potensi dan mengubah perilaku, menambah pengetahuan, keterampilan,

produktivitas, keberdayaan, dan kemandirian yang dapat membawa perbaikan ke arah

usaha peternakan berbasis iptek yang membawa dampak positif secara ekonomis.

e. Sarasehan : sosialisasi, ekplorasi, pertimbangan terhadap kinerja dan hasil KKN PPM

f. Pendampingan : bersama-sama dengan masyarakat, tim KKN-PPM mengawal,

memantau, mengevaluasi pelaksanaan program aplikasi teknologi EM-4 dalam usaha

pertanian dan peternakan.

2. Langkah Operasional untuk Mengatasi Permasalahan

Langkah-langkah operasional untuk mengatasi permasalahan sebagaimana telah

dideskripsikan pada Bab I, adalah sebagai berikut.

14

Page 15: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

Langkah 1:

(a) Prasurvei ke lokasi sasaran

(b) Memperkuat jalinan mitra

Langkah 2:

(a) Pembekalan mahasiswa KKN PPM

(b) Observasi awal oleh mahasiswa KKN PPM

(c) Penyusunan program kerja KKN PPM

Langkah 3:

(a) Penerjunan mahasiswa KKN PPM

(b) Penajaman identifikasi program

(c) Pemantapan penyusunan program

(d) Pelaksanaan program

(e) Pembimbingan

(f) Evaluasi dan monotoring kemajuan

Langkah 4:

(a) Pembuatan laporan KKN PPM terdiri dari: laporan klompok (hardcopy) , artikel

(hardcopy).

(b) Ujian KKN PPM

Langkah 5:

(a) Verifikasi ke sasaran sebagai tindak lanjut KKN PPM

(b) Keberlanjutan (sustainability) kegiatan

3. Volume Pekerjaan KKN -PPM

Volume pekerjaan KKN-PPM disajikan dalam bentuk Jam Kerja Efektif Mahasiswa

(JKEM). Secara rinci dikemukakan dalam tabel 3 sebagai berikut.

Tabel 3. Volume pekerjaan KKN-PPM

No Nama Pekerjaan Program Volume

(JKEM)

Keterangan

1 Pengorganisasian kelompok sasaran

a. Mengidentifikasi dan menghimpun masyarakat

7 Mahasiswa Jurusan Pend.

15

Page 16: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

sebagai sasaran yang layak didampingi di Desa Dadapayu, Semanu, Gunungkidul.

Aministrasi, Manajemen, Geografi, Akuntansi

b. Musyawarah warga untuk pembentukan KUBE, lengkap dengan susunan pengurusnya.

10

c. Pengarahan dan penjelasan program kerja kepada pengurus.

19

d. Pelatihan administrasi dan manajemen usaha ternak.

25

2 Penerapan Iptek dalam usaha peternakan

a. Penyusunan modul praktis sebagai panduan penerapan teknologi EM-4.

20 Mahasiswa Jurusan Administrasi, Manajemen, Biologi, Kimia, Fisika, Matematika, Penjaskes, Bahasa, Teknik Mesin, Teknik Elektro

b. Pemberian bantuan peralatan dan bahan untuk pengadaan pupuk dan pakan ternak dengan teknologi EM-4

4

c. Pelatihan kepada para peternak dengan dikoordinasikan oleh pengurus kelompok.

35

3 Penerapan (pembudayaan) Iptek dan pendampingan

a. Kegiatan pendampingan. 15 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Teknik Perencanaan, Teknik Mesin, Manajemen, Biologi, Kimia, Fisika, Matematika,

b. Monitoring, yaitu melakukan monitoring keberlanjutan implementasi teknologi EM-4 .

5

c. Mengefektifkan pertemuan anggota. 10

d. Pemberian penghargaan, yaitu upaya untuk meningkatkan motivasi para petani dan peternak.

5

Jumlah 155 n = 30 mhsTotal Volume Kegiatan (n X JEKM) 4650

jam/bulan

C. Rencana Keberlanjutan Program

Perencanaan jangka panjang dan tindak lanjut program KKN-PPM yang berhubungan

dengan aplikasi teknologi EM-4 pada usaha pertanian dan peternakan, dijelaskan pada tabel 4

sebagai berikut.16

Page 17: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

Tabel 4. Rencana Keberlanjutan Program

No. Pelaksana/Mitra Kegiatan

1 Dinas Pertanian

Kabupaten

Gunungkidul

1. Pembinaan kelompok tani dan ternak

2. Fasilitasi tenaga penyuluh lapangan

3. Pemantauan kesehatan hewan

4. Pemberian bantuan bibit ternak

2 Pemerintah Desa

Dadapayu

Kecamatan Semanu

1. Memfasilitasi kelompok untuk menyewa tanah kas desa

sebagai lokasi pembuatan pupuk organik

2. Membantu kelompok mendapatkan mitra dalam usaha

3. Bersama Badan Permusyawaratan Desa menyusun

peraturan desa tentang Badan Usaha Milik Desa.

3 Masyarakat 1. Terus mengembangkan, memberdayakan, mengoptimalkan

usaha pertanian dan peternakan sebagai aset ekonomi

2. Manajemen pemasaran

3. Mendorong generasi muda untuk berusaha di desa (tidak

urbanisasi)

BAB IV

KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

Salah satu misi yang diemban oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada

Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Yogyakarta adalah “Memberdayakan masyarakat

sehingga mampu meningkatkan produktivitas dan taraf hidup masyarakat serta kesadaran

berpartisipasi dalam pembangunan sesuai dengan potensi yang dimiliki. Untuk mencapai

misi tersebut LPPM UNY memprogramkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, antara

lain : 1) Meningkatkan kemampuan mengabdi civitas academica, dan mendorong  keaktifan

civitas academica dalam pengabdian kepada masyarakat; 2) Melaksanakan kegiatan PPM

dalam rangka penerapan hasil-hasil penelitian; 3) Melaksanakan pemberdayaan dan

pendidikan kepada masyarakat, terutama masyarakat pedesaan melalui KKN, dan  5)

17

Page 18: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

Melakukan pemberdayaan potensi-potensi masyarakat dan pemanfaatan potensi UNY untuk

mengembangkan potensi wilayah secara terpadu (Diambil dari :

http://www.uny.ac.id/lembaga tanggal 20 April 2013)

Ada beberapa tema dan hasil pengabdian kepada masyarakat yang telah dihasilkan

oleh LPPM UNY pada beberapa tahun terakhir, dan terus akan dikembangkan pada masa

mendatang, antara lain :

No. Judul Pengabdian

Keterangan

1 Penguatan Home Industry Berbasis KUBE Guna Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa Sumber Giri menuju Desa Madani

KKN-PPM

2 Pemberdayaan Petani melalui Pelatihan dan Pendampingan KKN untuk Meningkatkan Produktivitas Bawang Menggunakan Audio Bioharmonic

3 Pemberdayaan Masyarakat Pemulung dalam Produksi KIT Praktikum

4 Pemberdayaan Masyarakat Petani dalam Swadaya Pupuk Kompos

5 Pemberdayaan Masyarakat melalui Peningkatan Keterampilan Beternak berbasis Iptek

6 Pelatihan Seni Untuk Penunjang Pariwisata di Kecamatan Temon Kab. Kulonprogo

Sumber Dana Ekternal

7 Pengembangan Desa Wisata Kembangarum Kecamatan Turi kab. Sleman

8 Kewirausahaan Sebagai Pengembangan Daerah Tujuan Wisata9 Diversifikasi Produk Umbi Ganyong sebagai Upaya

Peningkatan Ketahanan Pangan Berbasis Umbi-Umbian Lokal di Kabupaten Kulonprogo DIY.

10 Kerajinan Berbahan Serat, Bambu, dan Kayu di Salamrejo, Sentolo, Kulonprogo DIY

11 Pelatihan Usaha Aksesoris dan Merchandiser Berbahan Baku Limbah Logam dan Kain sebagai Souvenir Khas Wisata Merapi bagi Remaja Putri Korban Bencana Erupsi Merapi.

PPM Reguler

12 Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair untuk Menggerakkan 18

Page 19: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

Kembali Perekonomian Warga Terdampak Erupsi Merapi

19

Page 20: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan KKN-PPM dengan judul “Pemberdayaan Masyarakat menuju

Kemandirian Pengadaan Pupuk dan Pakan Ternak dengan Aplikasi Teknologi EM-4” ini

dilaksanakan di empat dusun di wilayah Desa Dadapayu, Kecamatan Semanu, Kabupaten

Gunungkidul. Empat dusun tersebut meliputi: Dedelwetan, Mojo, Karangtengah, dan

Nogosari. Waktu pelaksanaan dua bulan, mulai 1 Juli sampai 31 Agustus 2014.

Mayoritas penduduk bermatapencaharian sebagai petani lahan kering dengan

memelihara ternak sapi dan kambing sebagai usaha sampingan. Dengan demikian usaha

peternakan tidak dilakukan secara massal, melainkan merupakan sebagian dari usaha rumah

tangga. Ternak yang dipelihara merupakan investasi bagi warga di desa ini. Setiap tahun

selalu terjadi permasalahan klasik, yaitu pada musim tanam warga masyarakat dihadapkan

pada distribusi pupuk kimia bersubsidi yang kurang baik. Sementara pada musim kemarau

persediaan hijauan ternak menipis sehingga mengganggu produktivitas usaha peternakan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada musim penghujan petani harus membeli

pupuk kimia, sedangkan pada musim kemarau peternak harus membeli pakan hijauan.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka mahasiswa KKN-PPM UNY menawarkan sebuah solusi

dengan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, dengan mengadakan praktik

pengadaan pupuk organik dan pakan ternak dengan EM-4.

Usaha peternakan yang diterapkan masih bersifat asal-asalan dengan sistem

pemeliharaan secara tradisional. Mengingat seluruh rumah tangga mempunyai ternak

piaraan, sebenarnya bidang usaha ini memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Dengan

manajemen yang lebih baik disertai dengan sentuhan para akademisi yang membawa inovasi

ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), maka ke depan usaha peternakan dapat menjadi

sumber penghasilan keluarga yang menjanjikan. Dalam hal ini, Tim KKN-PPM UNY

melaksanakan penerapan iptek yang mudah dan murah, yaitu teknologi EM-4 untuk

meningkatkan keberdayaan, keterampilan, dan produktivitas usaha peternakan.

20

Page 21: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

Pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan KKN-PPM meliputi: pendidikan,

pembelajaran, pemberdayaan, pendampingan, dan perluasan akses/jaringan. Selengkapnya

dijelaskan sebagai berikut.

Pendidikan, peningkatan pengetahuan dan wawasan masyarakat terutama terkait dengan

nilai-nilai keutamaan dalam hidup bermasyarakat dan penyampaian pengetahuan seiring

dengan adanya tuntutan kemampuan untuk mengatasi permasalahan.

Pembelajaran, mendorong proses pembelajaran bagi masyarakat agar masyarakat

memiliki kesadaran baru, peningkatan pola berpikir, kemampuan, dan keterampilan untuk

memecahkan masalah yang dihadapi, serta tindakan nyata dalam rangka mencapai

kemajuan yaitu meningkatkan kemandirian, keberdayaan, keterampilan, dan produktivitas

dalam usaha di bidang peternakan.

Pemberdayaan, mendorong dan mengembangkan kapasitas masyarakat melalui pemilihan

program-program KKN-PPM yang dilaksanakan untuk menggerakkan potensi masyarakat

sehingga memiliki keswadayaan, dan kemandirian. Kapasitas adalah kemampuan warga

masyarakat dilihat dari dua indikator, yaitu keswadayaan dan keberdayaan. Keswadayaan

berarti kemampuan yang ditunjukkan oleh dimilikinya modal sosial, ekonomi,

pendidikan, dan lain-lain pada masyarakat tersebut. Keberdayaan berarti kemampuan

untuk meningkatkan taraf hidup meskipun dihadapkan pada berbagai macam tantangan

dan persaingan.

Pendampingan, melakukan pendampingan untuk meningkatkan keberhasilan pelaksanaan

program bersama-sama dengan masyarakat.

Perluasan akses/jaringan, memberikan alternatif baru, membuka, dan memperluas akses

masyarakat kepada upaya menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, misalnya

pemerintah, perbankan, dan kelompok-kelompok peduli setempat.

A. Hasil Kegiatan KKN PPM

Dari rancangan program kerja yang disusun oleh mahasiswa bersama dengan

warga masyarakat, dalam pelaksanaannya ada beberapa kegiatan mengalami perubahan

jadwal, hal ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan. Meskipun demikian,

21

Page 22: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

secara umum dapat dikatakan bahwa kegiatan KKN-PPM yang telah dilaksanakan ini

dapat dikatakan cukup berhasil. Hal tersebut ditunjukkan adanya respon positif di

kalangan warga masyarakat sasaran, sehingga dengan antusias mengikuti pelatihan dan

pendampingan sampai selesai. Dengan adanya kegiatan ini dirasakan sangat bermanfaat

bagi peningkatan keterampilan masyarakat dalam pelaksanaan usahanya di bidang

peternakan. Hasil kegiatan KKN-PPM dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Pengorganisasian kelompok sasaran (kelompok tani dan peternak)

Langkah pertama untuk pengorganisasian kelompok sasaran adalah mengidentifikasi

dan menghimpun masyarakat sebagai sasaran yang layak didampingi di Desa

Dadapayu, Semanu, Gunungkidul. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa di empat

dusun yang ditunjuk sebagai lokasi KKN, kesemuanya sudah terbentuk kelompok

tani dan kelompok peternakan tingkat dusun. Oleh karena itu kegiatan yang

dilakukan oleh mahasiswa KKN-PPM adalah revitalisasi kelompok-kelompok

peternakan tersebut. Kegiatan yang telah dilakukan adalah penyegaran pengurus,

musyawarah penyusunan program kerja, pembuatan keputusan bersama mengenai

jadwal pertemuan rutin yang diadakan sekali setiap selapan (selapan = 35 hari)., dan

musyawarah warga untuk pembentukan KUBE, lengkap dengan susunan

pengurusnya. Disamping itu juga dilaksanakan pelatihan administrasi dan manajemen

usaha ternak.

Dengan demikian hasil kegiatan yang dicapai adalah: (a) Mengidentifikasi dan

menghimpun kelompok tani dan peternak sebagai sasaran yang layak didampingi di

Desa Dadapayu, Semanu, Gunungkidul; (b) Tercapainya kesepakatan melalui

musyawarah warga untuk pembentukan paguyuban, lengkap dengan susunan

pengurusnya; (c) Dilaksanakannya paparan dan penjelasan pentingnya program kerja

kepada pengurus kelompok peternakan; (d) Ditingkatkannya keterampilan

administrasi dan manajemen usaha pertanian dan peternakan.

2. Perbaikan sistem

Untuk mengatasi permasalahan yaitu kurangnya kemandirian dan keberdayaan

masyarakat peternak yang menjadi sasaran kegiatan, rendahnya produktivitas usaha

22

Page 23: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

peternakan, dan masih adanya pandangan bahwa peternakan hanya pekerjaan

sambilan yang dikerjakan asal-asalan, maka solusi yang ditawarkan adalah dengan

kegiatan KKN-PPM untuk pemberdayaan masyarakat menuju kemandirian

pengadaan pupuk dan pakan ternak dengan aplikasi teknologi EM-4 . Kegiatan ini

merupakan upaya memperbaiki sistem usaha peternakan ke arah usaha yang ditekuni

dengan menerapkan iptek yang mudah dan murah, namun dapat meningkatkan

produktivitas. Indikator hasil kegiatan yang menunjukkan adanya perbaikan sistem

pertanian dan peternakan pada kelompok sasaran adalah sebagai berikut.

a) Usaha pertanian dan peternakan yang selama ini dikerjakan dengan asal-asalan

dan dipandang sebagai pekerjaan sambilan, diperbaiki menjadi usaha yang

ditekuni secara terencana. Sistem usaha yang semula dikerjakan secara tradisional,

diperbaiki mengarah kepada usaha pertanian dan peternakan berbasis iptek. Sistem

usaha yang semula dikerjakan secara tradisional, diperbaiki mengarah kepada

usaha berbasis teknologi tepat guna. Teknologi yang diaplikasikan yaitu dengan

EM-4 untuk pakan dan minuman ternak, serta pemrosesan kotoran ternak menjadi

pupuk fermentasi organik. Untuk mendukung optimalisasi perbaikan sistem usaha

pertanian dan peternakan berbasis aplikasi EM-4, telah dilaksanakan hal-hal

sebagai berikut: (1) Penyusunan panduan teknis penerapan iptek untuk pengadaan

pakan ternak dan pembuatan pupuk organik, dengan aplikasi teknologi EM-4; (2)

Pemberian bantuan peralatan dan bahan untuk pembuatan pakan ternak dan pupuk

organik dengan teknologi EM-4 (Sprayer, drum, bendho, EM-4 peternakan dan

pertanian, molase, dan katul); (3) Pelatihan pembuatan pakan dan minuman ternak

dengan aplikasi teknologi EM-4 Peternakan; dan (4) Pelatihan pembuatan pupuk

organik dengan aplikasi teknologi EM-4 Pertanian.

b) Sistem pengelolaan yang semula bersifat individual, diperbaiki menjadi usaha

yang terorganisasi dalam sebuah kelompok atau paguyuban peternak. Hal ini

dimungkinkan, karena sudah dilakukan penyegaran pengurus kelompok ternak di

tiap-tiap dusun. Masing-masing kelompok sudah membuat kesepakatan adanya

pertemuan rutin bagi semua anggota. Dengan adanya kelompok ini maka akan

23

Page 24: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

memudahkan penerapan (pembudayaan) Iptek dan pendampingan. Di samping itu,

dalam musyawarah warga juga telah disepakati adanya rintisan kandang kelompok

(kandang komunal). Dengan adanya kandang kelompok, memungkinkan

antaranggota lebih mudah berinteraksi guna berbagi informasi. Kegiatan

pendampingan yakni bersama-sama masyarakat atau kelompok peternak

menerapkan pengetahuan baru yang telah diperoleh, dan memberikan alternatif

pemecahan masalah yang timbul selama proses pendampingan. Kesepakatan lain

oleh anggota kelompok, ialah bahwa pengurus kelompok bertugas melakukan

monitoring, yaitu melakukan monitoring keberlanjutan implementasi teknologi

EM-4 dalam usaha petertnakan dan pertanian.

c) Administrasi dan manajemen usaha yang semula kurang diperhatikan, diperbaiki

ke arah terbentuknya sikap dan kecakapan berusaha yang didukung oleh perangkat

adminmistrasi yang relevan. Dalam hal ini telah diberikan pelatihan untuk

peningkatan keterampilan pengelolaan administrasi keuangan secara praktis.

Dikatakan secara praktis, karena yang dilatihkan adalah penanganan teknis

pekerjaan administrasi keuangan, khususnya transaksi uang masuk dan keluar, dan

kepada semua peserta pelatihan dipandu dalam mempraktekkannya. Dalam

pelatihan ini, anggota dan pengurus kelompok peternakan dimotivasi untuk

menyempatkan waktu mencatat pemasukan dan pengeluaran, sehingga pada

periode tertentu dapat diketahui apakah usaha peternakan yang ditekuni tersebut

menguntungkan atau tidak. Tertib administrasi pada dasarnya sebagai upaya

pembelajaran agar warga mampu mengevaluasi sendiri hasil usahanya.

Administrasi dan manajemen usaha yang semula kurang diperhatikan, diperbaiki

ke arah terbentuknya sikap dan kecakapan berusaha yang didukung oleh perangkat

adminmistrasi yang relevan.

3. Peningkatan produksi

Peningkatan keterampilan usaha peternakan dengan aplikasi teknologi EM-4

diharapkan akan berdampak pada peningkatan produktivitas. Hasil kegiatan KKN-

PPM menunjukkan indikasi sebagai berikut.

24

Page 25: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

a) Jenis produk peternakan lebih bervariasi, dari satu jenis produk yaitu

penangkaran menjadi dua jenis, yaitu penangkaran, dan penggemukan, baik untuk

ternak sapi maupun kambing. Usaha ternak sapi dan kambing bagi masyarakat di

Desa Dadapayu Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul sebenarnya sudah

lama dilakukan tetapi hanya sebatas pengusahaan sampingan. Mereka lebih

senang memelihara ternak betina dengan harapan dapat beranak. Melalui kegiatan

KKN-PPM dengan kemampuan membuat pakan ternak fermentasi, maka selain

untuk penangkaran, usaha peternakan juga berorientasi pada penggemukan. Jadi

harus ada peningkatan produktivitas, antara lain melalui penerapan iptek. Dalam

hal ini iptek yang diaplikasikan adalah teknologi fermentasi dengan EM-4.

b) Kualitas produk peternakan meningkat berkaitan dengan meningkatnya

penguasaan iptek para peternak terhadap kualitas bahan pakan, kualitas kandang,

dan kualitas proses sistem pengelolaannya, serta kebersihan lingkungannya.

Peningkatan produktivitas peternakan, merupakan hasil dari peningkatan

keterampilan para peternak, sehingga para peternak mampu : (1)Memberikan

asupan makanan yang berkualitas; (2) Meningkatkan nafsu makan sehingga

penggemukan semakin cepat; (3) Memperbaiki proses pencernaan; (4)

Meningkatkan kekebalan terhadap penyakit; dan (5) Mengurangi bau kotoran dan

air kencing.

c) Peningkatan produksi juga terjadi, sejalan dengan efisiensi waktu, tenaga, dan

sumber daya lainnya setelah aplikasi teknologi EM-4..

4. Peningkatan partisipasi masyarakat

a) Dengan prinsip working with community, kegiatan KKN-PPM ini menjadi lebih

menarik dan memberdayakan, sehingga memperoleh dukungan dari masyarakat.

Jadi partisipasi masyarakat dalam usaha peternakan berbasis iptek ini akan

meningkat secara kuantitas dan kualitas. Meningkat secara kuantitas, berarti

jumlah warga masyarakat yang tertarik untuk turut serta menerapkan teknologi

EM-4 bertambah. Peningkatan secara kuantitas ini, terutama apabila masyarakat

sudah melihat sendiri para anggota kelompok yang berhasil dalam usaha.

25

Page 26: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

Sementara itu peningkatan secara kualitas, berarti peningkatan keterampilan

beternak dengan aplikasi teknologi EM-4.

b) Dengan penerapan iptek, berarti memberikan kesempatan kepada masyarakat

umum untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan tepat guna yang sangat

bermanfaat sebagai salah upaya peningkatan penghasilan keluarga.

c) Kedatangan mahasiswa dan dosen pembimbing palangan KKN-PPM, telah

membawa ide-ide baru. Dengan adanya ide baru itu, maka menjadi daya tarik kuat

bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dan program kerja

KKN-PPM.

5. Peningkatan swadana dan swadaya masyarakat

a) Para peternak yang menjadi kelompok sasaran akan merasa terpanggil untuk

memberikan partisipasi berupa dana dan tenaga

b) Usaha peternakan ini juga memberikan pembelajaran kepada masyarakat untuk

lebih mandiri, tidak mengandalkan bantuan dari pihak lain tetapi melatih secara

suka rela membudayakan swadana dan swadaya untuk berbagai kegiatan.

6. Peningkatan kualitas lingkungan hidup

a) Dengan aplikasi EM-4 untuk peternakan dan pertanian dapat menjaga kualitas

lingkungan hidup. Penggunaan EM-4 untuk pakan dan minuman ternak,

menyebabkan kotoran ternak tidak berbau. Begitu pula penyemprotan larutan EM-

4 pada tumpukan kotoran ternak, dapat mengurangi bau, sehingga tidak lagi terlalu

mencemari lingkungan. Aplikasi EM-4 untuk pupuk organik juga mempercepat

proses fermentasi sehingga pupuk kandang lebih cepat dapat digunakan untuk

pemupukan, sehingga tidak terlalu lama mencemari lingkungan pemukiman.

b) Dengan semakin majunya usaha peternakan, keuntungan sekunder yang diperoleh

adalah ketersediaan pupuk organik yang sangat baik bagi usaha pertanian ramah

lingkungan. Oleh karena itu pada kegiatan KKN-PPM ini terdapat kegiatan

pelatihan pembuatan pupuk organik dengan teknologi EM-4 pertanian. Selain

karena permintaan warga, juga oleh kenyataan bahwa pupuk kandang ini

26

Page 27: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

merupakan hasil samping yang meningkatkan penghasilan atau produktivitas

masyarakat.

B. Pembahasan

Program KKN-PPM ini merupakan program tahun kedua. Dilihat dari cakupan

kegioatannya, pada tahun ke dua ini tidak saja fermentasi pakan, tetapi EM-4 juga

digunakan untuk pembuatan pupuk organik. Dilihat dari lokasi KKN-PPM, pada tahun

ke dua ini menggunakan dua dusun baru, yaitu Dusun Karangtengah dan Nogosari. Hal

ini mengindikasikan adanya upaya agar aplikasi teknologi semakin luas merambah

berbagai lapisan masyarakat, dan menjangkau pada berbagai kegiatan peternakan dan

pertanian.

Usaha ternak sapi dan kambing bagi masyarakat di Desa Dadapayu

Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul sebenarnya sudah lama dilakukan tetapi

hanya sebatas pengusahaan sampingan. Bahkan ada yang menganggap hewan piaraan

adalah klangenan. Beternak hanya sebagai hiburan. Kebiasaan seperti itu tidak

memberikan manfaat ekonomis secara optimal. Jadi harus ada peningkatan produktivitas,

antara lain melalui penerapan iptek. Dalam hal ini iptek yang diaplikasikan adalah

teknologi fermentasi dengan EM-4.

Teknologi fermentasi merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah

kurang tersedianya pakan ternak beerkualitas. Pada musim kemarau, peternak selalu

dihadapkan pada masalah kurangnya ketersediaan pakan. Bahkan harus mendatangkan

dari kabupaten lain dengan biaya mahal. Padahal pada musim panen jagung, padi,

kedelai, kacang tanah dan sebagainya bahan pakan hijauan melimpah, sehingga kadang-

kadang hanya dibakar. Padahal bahan pakan hijauan itu dapat diawetkan dengan cara

difermentasi sebagai cadangan pada musim kemarau. Sedangkan fermentasi di musim

kemarau, hasil samping budidaya tanaman pangan dan perkebunan yang selama ini

dianggap sebagai sampah atau limbah dapat diproses menjadi pakan berkualitas.

Di kalangan masyarakat, terjadi salah persepsi seolah-olah pakan yang paling

baik untuk ternak mereka adalah hijauan. Padahal kenyataannya efek buruk sering

27

Page 28: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

menyertai pemberian hijauan segar. Contohnya, rumput yang terlalu muda atau yang

basah terkena air hujan sering membuat ternak mencret. Selain itu hijauan segar seperti

rumput kolonjono yang dipanen langsung diberikan, membawa benih cacing, sehingga

ternak kita bisa cacingan.

Berdasarkan pengamatan terhadap jalannya kegiatan KKN-PPM selama dua

bulan, dapat dikemukakan hal-hal penting sebagai berikut.

1) Materi kegiatan yaitu aplikasi teknologi EM-4 untuk pembuatan pakan dan

minuman ternak, serta untuk pembuatan pupuk organik dapat diterima dengan baik

oleh warga masyarakat dan mendapatkan respon sangat positif. Hal tersebut dapat

dilihat dari semangat warga yang tinggi, pada umumnya hadir tepat waktu dan

mengikuti kegiatan, baik musyawarah maupun gotong royong sampai acara selesai.

2) Tersedianya buku panduan teknis pembuatan pakan dan minuman ternak serta

pembuatan pupuk organik menggunakan EM-4 yang disusun oleh Tim KKN-PPM

UNY memudahkan masyarakat sasaran dalam menerapkan iptek yang

disosialisasikan.

3) Mayoritas warga masyarakat kelompok sasaran menyatakan bahwa aplikasi EM-4

sebagai materi utama program KKN-PPM sangat membantu dalam peningkatan

keterampilan dan produktivitas usaha di bidang peternakan dan pertanian.

Sekurang-kurangnya memotivasi warga untuk meningkatkan ketekunan dan

kesungguhan dalam usaha peternakan.

4) Mayoritas anggota kelompok sasaran menyatakan bahwa EM-4 merupakan

teknologi tepat guna yang mudah penerapannya. Bahan bakunya juga mudah

didapatkan. Dengan demikian tidak banyak kendala untuk terus

mengaplikasikannya, meskipun mahasiswa KKN sudah ditarik dari lokasi.

5) Diharapkan hasil kegiatan KKN-PPM ini nantinya dapat disebarluaskan kepada

masyarakat di sekitarnya.

Sesuai dengan tema pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan

keterampilan usaha peternakan berbasis iptek, pelaksanaan program KKN-PPM telah

diusahakan terus dijaga dan dikondisikan sebaik mungkin, sejak proses perencanaan,

28

Page 29: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

pelaksanaan, dan tindak lanjut program. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin

efektivitas pelaksanaan program KKN-PPM. Lebih rinci dikemukakan penjelasan

sebagai berikut.

1) Direncanakan secara cermat dan dilakukan secara partisipatif, yaitu mengacu pada

potensi kelompok sasaran dan mengikutsertakan warga masyarakat, pemerintah desa,

serta kelompok peduli setempat. Dilakukan dengan pengumpulan informasi lapangan

melalui observasi dan wawancara, sebagai acuan penyusunan rencana program kerja

dan disepakati bersama warga masyarakat.

2) Dilaksanakan secara tertib, bahwa program kerja KKN-PPM yang telah disepakati

bersama warga, telah dilaksanakan secara tertib sesuai dengan hasil musyawarah dan

kesepakatan.

3) Dibimbing secara baik, bahwa aktivitas mahasiswa dalam pelaksanaan program

KKN-PPM memperoleh bimbingan dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Dalam

hal ini matrik program kerja dan laporan KKN telah memperoleh persetujuan dari

DPL.

4) Dipelihara, ditindaklanjuti, dan dikembangkan oleh masyarakat, mengkondisikan

agar masyarakat memiliki komitmen dan kepedulian untuk menjaga dan memelihara

keberlanjutan dan pengembangan program KKN-PPM.

29

Page 30: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Melalui kegiatan KKN-PPM mahasiswa dapat berperan dan berpartisipasi secara

aktif untuk mengidentifikasi permasalahan dan menemukan solusi yang dihadapi

oleh masyarakat, khususnya dalam bidang pertanian dan peternakan.

2. Pelaksanaan kegiatan KKN-PPM ini secara keseluruhan berhasil meskipun tidak

terlepas dari kekurangan dan kendala. Keberhasilan itu ditunjukkan antara lain oleh

keterlaksanaan kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan ketersediaan peralatan

dan bahan yang diperlukan, serta kesiapan warga masyarakat untuk lebih mandiri

dalam pengadaan pupuk dan pakan ternak.

3. Adanya kesesuaian materi kegiatan KKN-PPM yang diberikan dengan kebutuhan

warga masyarakat di lokasi KKN.

4. Adanya respon positif dari para warga masyarakat yang ditunjukkan dengan

atusiasme sejak awal sampai selesainya kegiatan.

5. Adanya permintaan agar kegiatan KKN-PPM dilanjutkan pada lain kesempatan

dengan mengangkat tema lain yang relevan.

B. Saran

1. Untuk program KKN-PPM pada masa yang akan datang, sebaiknya mahasiswa

peserta KKN terlebih dahulu dilatih mengenai perencanaan dan pelaksanaan

program utama KKN-PPM, hal ini mengingat tidak semua mahasiswa memiliki

pengetahuan dan keterampilan awal yang memadai.

2. Warga masyarakat sasaran kegiatan KKN-PPM ini disarankan untuk menerapkan

materi aplikasi teknologi EM-4 untuk peningkatan keterampilan dan produktivitas

usaha peternakan, meskipun kegiatan KKN-PPM untuk tahun ini sudah selesai.

3. Agar terjadi proses pewarisan pengetahuan dan keterampilan dalam usaha

peternakan, maka kelompok ternak perlu merekrut anggota dari kalangan pemuda.

30

Page 31: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir & Terra Ch. Triwahyuni. (2003). Pengenalan teknologi informasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Darmawan Soemantri. (2007). Pengembangan pemberdayaan jaringan penelitian. Jakarta: Balitbang Depdiknas.

Dimas Aditya Hariyadi. (2012). Laporan KKN Semester Khusus 2011/2012. Yogyakarta:

LPPM UNY.

www.gunungkidulkab.go.id

31

Page 32: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

Lampiran 1. Peta Lokasi Pelaksanaan Program KKN-PPM

Lokasi KKN-PPM

32

Page 33: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

Lampiran 2. Biodata Ketua Tim Pelaksana

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Suranto Aw., MPd., MSi.2 Jenis Kelamin L3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala4 NIP 19610306 198702 1 0045 NIDN 00060361056 Tempat dan Tanggal Lahir Wonogiri, 6 Maret 19617 E-mail [email protected]

[email protected] Nomor HP 081227644029 Alamat Kantor Jur. Pend. Administrasi FE UNY

Karangmalang Yogyakarta10 Nomor Telepon (0274) 586168 psw 24111 Lulusan yang Telah dihasilkan S1 : 50-60 orang12 Mata Kuliah yang Diampu Komunikasi

Komunikasi InterpersonalPublic Relations

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-2Nama Perguruan Tinggi UGM IKIP Yogyakarta UNPADBidang Ilmu Ilmu Komunikasi PEP KomunikasiTahun Masuk-Lulus 1980-1985 1993 – 1996 1997 – 2000Judul Skripsi/Tesis Kalender Pranatamangsa

sbg sumber informasi tata musim

Si Mungil mencari kasih

Komunikasi Persuasif Pekerja Sosial

Nama Pembimbing Drs. Hasjim Nangtjik Prof. Sjafri Sairin, PhD

Prof. Dr. Barita Siregar

C. Pengalaman Penelitian 5 Tahun TerakhirNo Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp)1 2013 Evaluasi Program Kemitraan Sekolah dengan

DU/DI di SMKDIPA BLU UNY

7,5

2 2013 Pengembangan Model KKN Keistimewaan DIPA BLU UNY

15

1 2012 Tracer Study Alumni Jurusan Pendidikan Administrasi untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran

DIPA BLU UNY

10

2 2012 Integrasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Mata Kuliah Komunikasi Interpersonal

DIPA UNY 7,5

33

Page 34: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

3 2011 Kajian tentang Urgensi, Fungsi, dan Strategi Pendidikan Budipekerti di SMK

DIPA UNY 7,5

4 2010 Peningkatan Kualitas Pembelajaran Mata Kuliah Komunikasi melalui Penerapan Multimedia

PHKI 20

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat 5 Tahun TerakhirNo Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp)1 2010 Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas bagi

Guru SMKN 1 TempelDIPA UNY 3

2 2011 Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru SMPN 12 Yogyakarta

DIPA UNY 5

3 2012 Pelatihan dan Pendampingan Pengelolaan Administrasi Keuangan BKM Umbulsejahtera

DIPA UNY 5

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun TerakhirNo. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun

1 Kontribusi Evaluasi untuk Efisiensi Pengelolaan Program Pendidikan

EFISIENSI III/02/2011

2 Peningkatan Kualitas Pendidikan Kejuruan melalui Uji Kompetensi Keahliah

EFISIENSI IV/03/2012

3 Implementasi Pendidikan Budi Pekerti untuk Membangun Karakter Peserta Didik

INFORMASI 12/02/2012

F. Pemakalah Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun TerakhirNo Nama Pertemuan

IlmiahJudul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1 ASPAPI Pusat Perencanaan Uji Kompetensi Keahlian UNS – 20112 FH UII Pengembangan RPP UII – 20113 PADP UNY Metodologi Penelitian Tindakan Kelas UNY – 20114 Panitia OSPEK FIS

UNYKomunikasi Massa dan Antarbudaya UNY – 2012

5 PPG-ADP UNY Perangkat Pembelajaran PPG UNY – 20126 FORBI – AN UNY Karya Tulis Ilmiah UNY - 20127 FIS UNY Kepemimpinan (Pelatihan Soft Skill) UNY - 2012

G. Karya Buku dalam 5 Tahun TerakhirNo Judul Buku Tahun Jumlah

HalamanPenerbit

1 Komunikasi Sosial Budaya 2010 263 Graha Ilmu2 Komunikasi Interpersonal 2011 172 Graha Ilmu

34

Page 35: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM).

Yogyakarta, 15 Oktober 2014

Dr. Suranto Aw, MPd. MSi.

35

Page 36: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

Lampiran 3: Biodata Anggota Tim Pelaksana

Identitas:Nama Ali Muhson, M.Pd.NIP 19681112 199903 1 003NIDN 0012116802Tempat/tanggal lahir Jepara, 12 November 1968Agama/Jenis kelamin Islam/Laki-laki Jurusan/Prodi Pendidikan Ekonomi Fakultas FE Universitas Negeri YogyakartaStatus Dosen Dosen Tetap sejak tahun 1999Pangkat/Golongan/tmt

Pembina / IV a/1 April 2011

Jabatan Akademik/tmt Lektor Kepala/1 Januari 2009Alamat Kantor dan No. Telp/fax/HP

FE UNY, Kampus Karangmalang Yogyakarta(0274) 586168 Psw. 387

Alamat rumah dan No. Telp/fax/HP

Plosokuning IV No. 15 RT 17/07 Minomartani, Ngaglik, Sleman, YogyakartaHP. 081-2275-8843

E-mail [email protected]@yahoo.com

Pendidikan:Pendidikan Nama Tahun

lulusPendidikan Tinggi

IKIP Negeri Yogyakarta, Jurusan Pendidikan Dunia Usaha (PDU) Program Studi Pendidikan Ekonomi Koperasi

1993

Pascasarjana UNY, Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

2004

Penelitian:

No Tahun Judul Peran Sumber Dana1. 2010 Determinan Keberhasilan Ujian Nasional di

DKI Jakarta dan D.I.YogyakartaAnggota Ditjen

Mandikdasmen2. 2010 Pengembangan Model Penjaminan Mutu

Perbaikan Hasil Ujian Nasional SMPAnggota Pusat Penilaian

Pendidikan Balitbang Diknas

3. 2010 Analisis Tingkat Keterserapan, Daya Saing dan Relevansi Lulusan Pendidikan Ekonomi FISE UNY dalam Dunia Kerja

Anggota DIPA UNY

4. 2010 Model Pemberdayaan Pengentasan Kemiskinan Berbasis Kelembagaan Lokal dan

Anggota Dikti

36

Page 37: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

No Tahun Judul Peran Sumber DanaPengembangan Usaha di Provinsi DIY

5. 2011 Pengembangan Model Peningkatan Mutu Pendidikan di SMA Kota Magelang dan Kabupaten Magelang

Ketua Dikti

6. 2011 Studi Eksplorasi Pemanfaatan E-learning Sebagai Media Pembelajaran di FISE UNY

Ketua DIPA UNY

7. 2011 Implementasi Kebijakan Desentralisasi Pendidikan Dasar

Anggota Mandikdasmen

8. 2011 Pengembangan Model Peningkatan Mutu Pendidikan di SMA Provinsi D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah Bagian Selatan

Anggota Dikti

9. 2011 Pengembangan Model Peningkatan Mutu Pendidikan di SMA Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara

Anggota Dikti

10. 2012 Demokratisasi Pendidikan di Indonesia dan Malaysia dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Anggota DIPA UNY

11. 2012 Kajian Tingkat Keterserapan, Daya Saing dan Relevansi Lulusan dalam Dunia Kerja (Tracer Study pada Lulusan Pendidikan Ekonomi FE UNY)

Ketua DIPA UNY

12. 2012 Analisis Tingkat Penguasaan Kompetensi untuk Mata Pelajaran Ekonomi di Kalangan Siswa SMA Se-DIY

Anggota DIPA UNY

13. 2012 Pengembangan Unit Produksi Kreatif Berbasis Digital Videografis untuk Meningkatkan Semangat Filantropi Siswa Kurang Mampu

Anggota Dikti

Artikel:

No. Judul Sendiri/ bersama Nama Jurnal Volume/

Nomor1. Pengembangan Media

Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi

Sendiri Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia

Volume VIII Nomor 2 Tahun 2010

2. Ketahanan Pangan Rumah Tangga Miskin di Provinsi DIY

Bersama Jurnal Penelitian dan Pengembangan

Volume II, Nomor 2 Tahun 2010

3. Model Pemberdayaan Pengentasan Kemiskinan Berbasis Kelembagaan Lokal

Bersama Jurnal Penelitian dan Pengembangan

Volume III, Nomor 4 Tahun 2011

4. Portfolio Based Instruction Sebagai Sendiri Jurnal Ekonomi Volume 8 37

Page 38: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

No. Judul Sendiri/ bersama Nama Jurnal Volume/

NomorModel Pembelajaran & Pendidikan Nomor 1 Tahun

20115. Analisis Relevansi Lulusan

Perguruan Tinggi dengan Dunia Kerja

Bersama Jurnal Economia Volume 8 Nomor 1 Tahun 2012

6. Model Pemberdayaan Kelembagaan Lokal Sebagai Wahana Pendidikan Pengembangan Usaha Pada Program Pengentasan Kemiskinan di Yogyakarta

Bersama Cakarawala Pendidikan

Tahun XXXI, Nomor 3, November 2012

Pengabdian:

No. Tahun Judul Peran Tempat/ Waktu

Sumber Dana

1 2001 Pelatihan penyusunan laporan keuangan pada masyarakat perumahan Purwoasri Purwomartani, Kalasan, Sleman

Anggota Purwomartani Kalasan DIY, 2001

Fakultas

2 2002 Pelatihan Pengembangan Materi Pembelajaran Ekonomi Berbasis Kompetensi pada Guru-guru Bidang Studi Ekonomi SLTP se-DIY

Anggota Yogyakarta, 27 Juni 2002

Fakultas

3 2005 Pelatihan Penggunaan Komputer Program "ITEMAN" untuk Meningkatkan Kualitas Penyusunan Alat Evaluasi Belajar bagi Guru IPS Ekonomi SMP di MGMP Kulonprogo

Ketua Yogyakarta, 28 Juli 2005

Fakultas

4 2006 Pelatihan Pengembangan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Mata Pelajaran Ekonomi Pada Mahasiswa Peserta Magang di SMA Daerah Istimewa Yogyakarta

Anggota Yogyakarta, 13 Oktober 2006

Fakultas

5 2006 Pelatihan Sablon di Kaliwaru Ngawen Wonosari Gunungkidul

Anggota Yogyakarta, 1 Juni 2006

DP2M Dikti

6 2009 Magang Kewirausahaan Finishing Keramik bagi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Kerajinan

Anggota Yogyakarta, 2009

DP2M Dikti

38

Page 39: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

7 2011 Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Ekonomi dengan Menggunakan Model Kagan’s Cooperative Learning Bagi Guru Madrasah Aliyah di Daerah Istimewa Yogyakarta

Ketua Yogyakarta, 2011

DIPA UNY

8 2012 Pelatihan Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Bagi Anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPS SMP Kabupaten Kulonprogo

Ketua Kulonprogo, 20 dan 27 Juni 2012

DIPA UNY

9 2012 Pelatihan Karya Ilmiah Remaja (KIR)/Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) Siswa SMA Negeri 1 Mlati Kabupaten Sleman Yogyakarta

Anggota Sleman, 2012 DIPA UNY

10 2012 Pelatihan Analisis Butir Soal dan Program Remidial dengan Software AnBuso (Srategi Meningkatkan Kemampuan Guru Ekonomi Dalam Mengembangkan Tes Berkualitas)

Ketua Sleman, 12-13 Juli 2012

DIPA UNY

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM).

Yogyakarta, 15 Oktober 2014

ttd

(Ali Muhson, M.Pd.)

Lampiran 4. Panduan Teknis Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk dengan EM-4

39

Page 40: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

PANDUAN TEKNIS PEMBUATAN PAKAN TERNAK

DAN PUPUK ORGANIK DENGAN EM-4

Disusun olehTim KKN Semester Khusus

Universitas Negeri Yogyakarta2014

PEMBUATAN PEKAN TERNAK DENGAN EM-4

1. Bagaimana meningkatkan produktivitas usaha peternakan?Usaha ternak sapi dan kambing bagi masyarakat di Desa Dadapayu Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul sebenarnya sudah lama dilakukan tetapi hanya

40

Page 41: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

sebatas pengusahaan sampingan. Bahkan ada yang menganggap hewan piaraan adalah klangenan. Beternak hanya sebagai hiburan. Kebiasaan seperti itu tidak memberikan manfaat ekonomis secara optimal. Jadi harus ada peningkatan produktivitas, antara lain melalui penerapan iptek. Dalam hal ini iptek yang diaplikasikan adalah teknologi fermentasi dengan EM-4.

2. Mengapa diperlukan teknologi fermentasi untuk pakan ternak?Teknologi fermentasi merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah kurang tersedianya pakan ternak beerkualitas. Pada musim kemarau, peternak selalu dihadapkan pada masalah kurangnya ketersediaan pakan. Bahkan harus mendatangkan dari kabupaten lain dengan biaya mahal. Padahal pada musim panen jagung, padi, kedelai, kacang tanah dan sebagainya bahan pakan hijauan melimpah, sehingga kadang-kadang hanya dibakar. Padahal bahan pakan hijauan itu dapat diawetkan dengan cara difermentasi sebagai cadangan pada musim kemarau. Sedangkan fermentasi di musim kemarau, hasil samping budidaya tanaman pangan dan perkebunan yang selama ini dianggap sebagai sampah atau limbah dapat diproses menjadi pakan berkualitas.

3. Apakah keuntungan teknologi fermentasi untuk pakan ternak?a) Memberikan asupan makanan yang berkualitasb) Meningkatkan nafsu makan sehingga penggemukan semakin cepatc) Memperbaiki proses pencernaand) Meningkatkan kekebalan terhadap penyakite) Mengurangi bau kotoran dan air kencing

4. Benarkah pakan hijauan segar lebih menyehatkan ternak kita?Tidak, efek buruk yang sering menyertai pemberian hijauan segar. Contohnya, rumput yang terlalu muda atau yang basah terkena air hujan sering membuat ternak mencret. Selain itu hijauan segar seperti rumput kolonjono yang dipanen langsung diberikan, membawa benih cacing, sehingga ternak kita bisa cacingan.

5. Apakah alat-alat yang diperlukan untuk membuat pakan ternak fermentasi?Alat-alat yang diperlukan sebenarnya sudah tersedia di rumah kita, yaitu alat pencacah manual yaitu bendho atau golok, drum (kalau tidak ada drum bisa menggunakan kantong plastik), dan alat semprot atau sprayer (kalau tidak ada sprayer bisa digunakan gayung).

6. Apakah bahan-bahan yang diperlukan?Bahan bakunya adalah rumput, dedaunan, dan berbagai hasil samping tanaman pertanian dan perkebunan seperti klobot, janggel, kulit singkong, jerami, dan sebagainya. Sedangkan bahan lainnya adalah EM-4 Peternakan, air, molase (tetes tebu), dedak atau bekatul, dan garam.

41

Page 42: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

7. Apakah EM-4 itu?EM-4 (Efektif Mikroorganisme 4) merupakan larutan berisi berbagai mikroorganisme fermentasi yang bekerja secara efektif dalam memfermentasikan bahan organik.

8. Apakah EM-4 hanya dipergunakan untuk fermentasi pakan?Tidak, selain untuk fermentasi pakan, EM-4 juga sangat baik digunakan untuk membuat air minum ternak.

9. Bagaimana cara membuat air minum ternak dengan EM-4?Untuk membuat air minum ternak, larutkan 1 cc EM-4 per satu liter air minum. Aduk sampai rata. Berikan kepada ternak setiap hari. Hindari penggunaan antibiotika melalui minum agar mikroorganisme dlam EM -4 tidak mati. Bersihkan bak air minum dan tempat minum ternak setiap hari.

10. Bagaimana cara membuat pakan berbahan hijauan?Hijauan yang sudah dicacah dengan bendho atau golok kurang lebih 200 kg dan dedak padi halus 10 kg dicampur rata. Molasse atau tetes tebu (dapat diganti air gula kelapa) 1 liter, serta garam 1 kg. kemudian semprot/diciprati dengan bahan fermentator mikrobakteri EM-4. Setelah itu, hijauan dimasukkan ke dalam drum ditutup rapat dan dilak ban untuk membuat kedap udara, atau masukkan kantong plastik besar yang diikat rapat. Lama proses fermentasi pada bahan fermentator EM-4 sekitar 10 hari. Setelah itu diangin-angin, dan siap diberikan kepada ternak.

11. Bisakah rumput dan daun-daun kering difermentasi menjadi pakan ternak?Bisa, bahkan kandungan gizi bahan kering lebih tinggi dari asalnya dan dapat disimpan lebih lama untuk memenuhi kebutuhan pakan pada saat musim kemarau. Cara membuatnya bahan kering seperti rumput, jerami, tebon, kulit ketela, dedaunan kering dipotong kecil-kecil terlebih dahulu. Memang untuk bahan kering lebih sulit mencacahnya karena sudah ulet. Tambahkan dedak padi halus 10 kg dicampur rata. Molasse atau tetes tebu (dapat diganti air gula kelapa) 1 liter, serta garam 1 kg kemudian semprot/diciprati dengan bahan fermentator mikrobakteri EM-4. Setelah itu, bahan kering dimasukkan ke dalam drum ditutup rapat dan dilak ban, atau masukkan kantong plastik besar yang diikat rapat. Lama proses fermentasi pada bahan fermentator EM-4 sekitar tujuh hari.

42

Page 43: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

1. Bahan pakan dicacah

2. Siapkan bahan-bahan lain, yaitu dedak dan tetes tebu (molase).

43

Page 44: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

3. Siapkan bahan fermentator EM-4

4. Bahan pakan, dedak, garam, dan molase dicampur lalu diciprati fermentator

44

Page 45: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

5. Adonan dimasukkan drum atau kantong plastik dan ditutup rapat

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DENGAN EM-4

1. Mengapa pupuk kandang perlu difermentasi dengan EM-4?Pupuk kandang yang tidak difermentasi kadang-kadang mengandung bibit hama seperti uret dan ulat. Selain itu apabila tidak difermentasi seringkali justru mematikan tanaman, karena masih mengandung hawa panas.

2. Apa saja keuntungan menggunakan EM-4 untuk pertanian?EM-4 mengandung mikroorganisme yang sangat berguna bagi peningkatan unsur hara tanah, sedangkan unsur hara in sangat diperlukan untuk kesuburan dan produktivitas hasil pertanian. Selain itu, EM-4 yang diaplikasikan pada kotoran ternak dapat mempercepat proses fermentasi, sehingga untuk menjadi pupuk yang siap dipakai, memerlukan waktu lebih singkat.

3. Apa saja bahan yang diperlukan?Bahan bakunya adalah kotoran ternak dan bahan-bahan organik lainnya seperti dedaunan, sisa makanan, dan sebagainya. Bahan tambahan adalah molase (tetes tebu), dan fermentator EM-4.

4. Apa saja alat-alat yang diperlukan?Alat-alat yang diperlukan sudah ada di rumah kita, yaitu cangkul, sekop, sprayer, dan terpal plastik.

45

Page 46: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

5. Bagaimana cara membuatnya?Bahan baku kotoran ternak dikumpulkan, kemudian disiram molase, dan disemprot dengan EM-4 secara merata. Proses ini menghasilkan satu lapis pupuk organik. Sebaiknya dibuat berlapis-lapis. Artinya setelah lapis pertama dikerjakan, dilanjut lapis kedua yang prosesnya sama dengan lapis pertama tadi. Setelah mengerjakan selesai pada lapis terakhir, kemudian ditutup dengan terpal plastik, atau ditimbun dalam tanah.

1. Bahan baku kotoran ternak dikumpulkan

2. Siapkan fermentator EM-4 Pertanian

46

Page 47: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

3. Setelah bahan baku disiram molase dan disemprot EM-4 kemudian ditutup terbal atau ditimbun di dalam tanah. Hasilnya adalah pupuk organik berkualitas.

47

Page 48: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

Lampiran 5. Foto Kegiatan KKN-PPM

Foto 1 : Peralatan dan bahan untuk pembuatan pupuk organic dan pakan ternak

Foto 2. Mencampurkan bahan-bahan pembuatan pupuk

48

Page 49: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

Foto 3. Semprotkan larutan EM-4 ke lapisan pupuk

Foto 4: Pupuk ditutup dengan terpal

49

Page 50: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

Foto 5: Membuat sablon kemasan pupuk

Foto 6. Pengadaan pakan ternak, diawali dengan mencacah bahan

50

Page 51: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

Foto 7. Campurkan bahan-bahan yang diperlukan

Foto 8. Semprotkan larutan EM-4

51

Page 52: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

Foto 9. Masukkan bahan pakan ternak ke dalam drum

Foto 10. Drum disegel atau diklem untuk mengoptimalkan proses fermentasi52

Page 53: eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/42363/2/Laporan KKN-PPM 2014.docx · Web viewMateri pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-4. Penerapan (pembudayaan)

Foto 11. Uji coba pemberian pakan fermentasi untuk ternak sapi

Foto 12 : Kondisi kandang menyatu dengan rumah53