Klasifikasi Cadangan Bahan Galian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

klasifikasi cadangan bahan galian

Citation preview

KLASIFIKASI CADANGAN BAHAN GALIANDalam klasifikasi cadangan bahan galian, terdiri atas 3 bagian yaitu :1. Cadangan terukur (Measured), yaitu cadangan bahan galian yang semua dimensinya diketahui dan yang tingkat kebenarannya 80 %.2. Cadangan terindikasi (Indicated), yaitu cadangan bahan galian hanya dua dimensi yang diketahui kepastiannya dan tingkat kebenarannya 60 %.3. Cadangan tereka (Inferred), yaiy=tu hanya satu dimensi bahan galian yang diketahui dengan pasti dengan tingkat kebenaran 20 %.

Perhitungan Cadangan Bahan Galian Dalam menghitung cadangan bahan galian, ada beberapa metoda perhitungan yang dipakai, antara lain :1. Metoda polygonPada metoda ini, daerah pengaruh titik-titik percontohan masing-masing akan membentuk poligon-poligon, sehingga masing-masing poligon dapat dilaksanakan penhitungan volumenya, kemudian untuk mendapatkan jumlah tonasenya dikalikan dengan densitas dan kadarnya.2. Metoda profilPada metoda profil, peta potografi menjadi dasarnya, luasnya dihitung masing-masing profil dan dikalikan dengan jarak antar profil maka akan didapatkan volumenya.

3. Metoda GeometriPada metoda geometri, cadangan bahan galian dihitung berdasarkan data geometrinya, yang diperoleh dari sumur uji dan titik bor. Yang mana data geometri ini panjang (searah lurus), lebar (searah kemiringan) dan ketebalan lapisan. Stelah itu dikalikan dengan densitas bahan galian, maka akan diperoleh tonase bahan galian.

Pertambangan Jadikan Daerah Tambang Sebagai Kota

Pada dasarnya dan fakta, bayak daerah tambang di Indonesia ini dengan adanya kegiatan pertambangan suatu daerah tersebut. Menjadikan daerah tersebut menjadi kota, tepatnya kota tambang. Salah satu contoh yang mungkin bisa kita ambil suatu daerah menjadi kota tambang yaitu Sawahlunto dan Tembagapura, Kota Sawahlunto berkembang menjadi kota tambang semenjak ditemukannya cadangan bahan galian batubara oleh De Groet pada akhir abad ke-19 di tepi sungai ombilin. Dan Setelah itu kegiatan pertambangan di Sawahlunto berkembang dengan bahan galian batubara. Dan merubah Sawahlunto menjadi kota tambang sepertii sekarang. Dan Kemudian kita beranjak pada tembangapura, berkembangnya tembagapura menjadi daerah kota atau kota tambang. Tak lepas dari cikal bakal dari Penandatanganan Kontrak Karya untuk masa 30 tahun, yang menjadikan PTFI sebagai kontraktor eksklusif tambang pada tahun 1967. Dan pada tahun 1970-1972 dimulai proyek awal konstruksi PTFI dan pada 3 Maret 1973 daerah ini resmi diberi nama Tembagapura. Dan seiring waktu Tembagapura tumbuh dan berkembang mejadi kota tambang seperti sekarang ini.

Jadi dari serangkaian ungkapan diatas tadi dapat diambil kesimpulan kegiatan pertambangan mendorong suatu daerah menjadi sebuah kota yaitu kota tambang.