Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    1/28

    DPR: Bank Harus Dukung Program

    Rumah Murah

    Terutama, mengenai fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan dengan menurunkan

    suku bunga.

    Senin, 13 Februari 2012, 16:30 WIB

    VIVAnews - Dewan Perwakilan Rakyat mendukung program Kementerian PerumahanRakyat mengenai fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Program itu berupa

    penurunan suku bunga kredit pemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

    "Saya pribadi secara terbuka mendukung untuk hal-hal yang menguntungkan bagi

    kepentingan rakyat," kata Ketua DPR, Marzuki Alie, saat ditemui di ruang kerjanya, Gedung

    MPR/DPR, Jakarta, Senin 13 Februari 2012.

    Menurut Marzuki, seharusnya bank-bank penyalur FLPP seperti PT Bank Tabungan Negara

    Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, dan PT Bank Mandiri

    Tbk memberikan dukungan untuk program pemerintah. Apalagi, Kemenpera sudah mengalah

    bahwa suku bunga FLPP saat ini menjadi tujuh persen.

    "Harusnya nggakada kesulitan bagi perbankan untuk memenuhi permintaan itu. Pemerintah

    hanya bebankan 0,5 persen. Kalau bank kasih sembilan persen, maka harusnya bisa 4,5persen," kata Marzuki.

    Untuk itu, Marzuki meminta kepada Kemenpera dan perbankan memikirkan agar rakyat dan

    pengembang tidak dirugikan. "Harus ada kompromi, jika developerrugi, pembangunan jugaberhenti," ujarnya.

    Jadi, dia melanjutkan, harus ada perhitungan dana yang dikeluarkan agar rakyat memperoleh

    kredit murah dibanding omzet total kredit yang diberikan perbankan kepada rakyat. "Apakah

    ini bikin bangkrut? Jangan seolah-olah bisnis sendiri," kata Marzuki.

    Marzuki meminta kepada bank penyalur FLPP yang juga bank pemerintah agar membantu

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    2/28

    program negara. "Inilah kepedulian bank pemerintah sebagai lembaga yang membantuprogram negara, harus ada untungnya bagi rakyat," tuturnya.

    Sebelumnya, Bank Tabungan Negara menawarkan bunga kredit untuk program FLPP sebesar

    7,75 persen. Asumsinya, bunga ini masih memiliki margin keuntungan 1,50 persen.

    "Tawaran kami 7,75 persen dengan skema pembiayaan 60:40. Artinya 60 persen bungaditanggung pemerintah dan 40 persen BTN," kata Direktur Utama Bank Tabungan Negara,

    Iqbal Latanro, dalam pemaparannya di depan Komisi Keuangan dan Perbankan DPR, di

    Jakarta, Rabu lalu. (art)

    VIVAnews

    http://bisnis.vivanews.com/news/read/287838-dpr--bank-mesti-dukung-program-rumah-

    murah

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    3/28

    Pembiayaan Rumah Murah

    Marzuki Minta 4 Bank BUMN Turunkan Bunga KreditNatalia Ririh | Inggried Dwi Wedhaswary | Senin, 13 Februari 2012 | 15:52 WIB

    JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPR RI Marzuki Alie mendukung kebijakan Menteri Perumahan

    Rakyat Djan Faridz menurunkan suku bunga kredit pembiayaan rumah murah. Marzuki meminta

    empat bank BUMN penyalur mendukung program Kementerian Perumahan Rakyat ini.

    "Masalahnya, bank-bank pemerintah ini justru tidak menangkap sinyal dengan baik. Sementara

    kebijakan pemerintah berusaha memberikan kemudahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)

    mendapatkan fasilitas perumahan," kata Marzuki, dalam konferensi pers di Senayan, Jakarta, Senin

    (13/2/2012).

    Marzuki mengatakan, seharusnya empat bank BUMN yakni BRI, BNI 46, Bank Mandiri, dan BTN

    menjadi motor penggerak dalam subsidi pembiayaan rumah murah.

    "Di awal tahun saya sudah bilang, bunga perbankan itu terlalu tinggi untuk masyarakat. Sekarang

    Menpera sudah mengalah di kisaran 7 persen yang tadinya 5-6 persen. Harusnya tidak ada kesulitanbagi perbankan untuk memenuhi itu," ujarnya.

    Mendengar keluhan bank yang mengaku rugi apabila bunga baru dijalankan, Marzuki mengatakan

    seharusnya bank-bank BUMN tidak mengesampingkan urusan kepentingan rakyat.

    "Empat bank itu kan milik pemerintah, ada uang pemerintah juga uang rakyat disana. Mereka harus

    membantu program pemerintah. Jangan hanya memikirkan untung saja tapi mengesampingkan

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    4/28

    kepentingan rakyat," kata dia.

    Sebelumnya, Menpera Djan Faridz dalam konferensi persnya di Jakarta, Jumat (10/2/2012),

    mengatakan, pihaknya masih berpegang pada skema pembiayaan di kisaran 7 persen dengan porsi

    dana penyaluran 50 persen pemerintah dan 50 persen perbankan. Dengan skema pembiayaan baru

    ini, menurutnya, akan lebih murah serta meningkatkan daya beli masyarakat.

    Sebagai perbandingan, ungkapnya, bila menggunakan skema lama dengan bunga 8,15 persen maka

    masyarakat akan mengangsur Rp 650.000 per bulan. Juga pada saat tanda tangan akad kredit akan

    membayar Rp 11,5 Juta.

    "Kalau saya menurunkan suku bunga kredit jadi 7 persen, cicilannya akan menurun jadi Rp 550.000

    perbulan. Serta biaya yang timbul hanya Rp 7,5 juta karena biaya lain-lain akibat perjanjian FLPP

    ditanggung dalam kisaran 7 persen itu," jelasnya.

    http://properti.kompas.com/index.php/read/2012/02/13/1552097/Marzuki.Minta.4.Bank.B

    UMN.Turunkan.Bunga.Kredit

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    5/28

    KREDIT SKEMA FLPP

    DPR Minta Perbankan Turunkan Bunga

    Selasa, 14 Februari 2012

    JAKARTA (Suara Karya): Kalangan perbankan nasional diminta mendukung upayaKementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) untuk menurunkan suku bunga kredit

    skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Dalam hal ini, keberpihakanperbankan, khususnya yang berstatus badan usaha milik negara (BUMN), terhadap

    penyaluran kredit rumah murah dengan program FLPP harus ditingkatkan. Selama ini

    bank BUMN hanya mementingkan keuntungan besar, namun tidak memberikankeringanan pembiayaan untuk kepentingan rakyat.

    "Bank bisa bangga mengatakan untung Rp 50 triliun pada akhir tahun. Tetapi, apauntungnya buat rakyat, apa efek positifnya?," kata Ketua DPR Marzuki Alie saatmelakukan pertemuan dengan Deputi Bidang Pembiayaan Kemenpera Sri Hartoyo danStaf Khusus Kemenpera Imam Acid di Jakarta, Senin (13/2).

    Menurut dia, kisruh dalam penetapan bunga FLPP yang baru harus segera diselesaikan.Jangan sampai banyak pihak yang merugi. Sebab, tidak hanya rakyat, tetapi juga

    perusahaan pengembang properti serta para pekerja juga tidak akan mendapatkan uang

    karena program FLPP tidak berjalan. Karena i tu harus ada kompromi. Sebab, bila tidakada titik temu, maka pembangunan rumah untuk rakyat akan terhenti.

    "Jadi, bicarakan saja bersama. Berapa dana untuk FLPP jika dibandingkan dengan totalkredit yang disalurkan perbankan kepada nasabah? Apakah bank akan bangkrut? Jadi,

    jangan seolah-olah ini hanya kepentingan bisnis sendiri. Itu bank pemerintah, milik

    negara dan pakai uang negara, serta uang rakyat juga," tutur Marzuki.

    Untuk itu, lanjutnya, DPR akan meminta kepada Menteri BUMN Dahlan Iskan untukfokus menangani permasalahan FLPP. Dalam hal ini, Menteri BUMN diminta untuk

    menjadi mediator. "Menteri (BUMN) harus didorong juga. Jangan biarkan (bank) tidak

    mendukung program pemerintah dan bank BUMN justru tidak menangkap sinyal denganbaik. Ini kebijakan agar masyarakat miskin dapat fasilitas murah," ujarnya.

    Seperti diketahui, pelaksanaan program FLPP sedang mengalami stagnasi. Kemenperamengancam akan menarik dana atau penyertaan pendanaan yang ditempatkan

    pemerintah di Bank Tabungan Negara (BTN). Sebelumnya, BTN mengancam tidak lagi

    ikut menyalurkan KPR bersubsidi melalui FLPP pada 2012. Langkah ini diambil jikapemerintah tetap bersikeras menetapkan bunga FLPP yang rendah. BTN merupakanbank penyalur FLPP dengan bunga tinggi 8,55 persen per tahun. (Novi)

    http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=297183

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    6/28

    Bank BUMN mesti kompromikan suku

    bunga FLPP

    Senin, 13 Februari 2012 20:20 WIB | 1330 Views

    Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR, Marzuki Alie, mengatakan, bank-bank BUMN yang

    turut program penyaluran kredit suku bunga fasilitas likuiditas pembangunan perumahan

    (FLPP) mesti berkompromi untuk kebutuhan rakyat.

    "Menteri BUMN harus mendorong direksi bank-bank BUMN agar mendukung program

    FLPP," kata Alie kepada wartawan di Ruang Pimpinan DPR, Jakarta, Senin.

    Menurut dia, program FLPP yang dikembangkan pemerintah melalui Kementerian

    Perumahan Rakyat merupakan suatu bentuk kemudahan bagi masyarakat berpenghasilan

    rendah (MBR) untuk mendapatkan fasilitas perumahan.

    Hal tersebut, lanjutnya, karena FLPP akan mengurangi beban pembiayaan yang harus

    dibayarkan masyarakat kurang mampu.

    Untuk itu, ia menyatakan, seharusnya bank-bank pemerintah juga dapat berkompromi denganmenurunkan tuntutan mereka akan tingkat suku bunga yang mereka ajukan dalam

    pembahasan perjanjian kerja sama operasional (PKO) 2012 yang dibahas antara pemerintahdan perbankan.

    "BI sendiri juga telah menurunkan tingkat suku bunga BI rate secara bertahap dan sekarang

    telah 5,75 persen," katanya.

    Ketua DPR juga meminta Komisi XI agar tetap mengawal kekisruhan terkait dengan FLPPdan mengajak berbagai pihak agar dapat duduk dan berdialog bersama agar mendapatkan

    pemecahan yang solutif dan berpihak kepada rakyat. (M040)

    Editor: Ade Marboen

    http://www.antaranews.com/berita/297173/bank-bumn-mesti-kompromikan-suku-bunga-

    flpp

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    7/28

    Perbankan Sepakati Bunga FLPP 7 PersenEkonomi - / Senin, 13 Februari 2012 19:50 WIB

    Metrotvnews.com, Jakarta: Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Perumahan Rakyat

    (Kemenpera) Sri Hartoyo, menegaskan perbankan telah menyepakati kisaran suku bungakredit tetap (fixed rate) di kisaran 7%.

    Dimana, dana fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dihimpun dari pemerintah

    dan perbankan dengan komposisi pembiayaan berbanding 50:50

    "Kesepakatan umum sudah dengan empat bank, mereka mendukung," paparnya usai

    konferensi pers di DPR, Jakarta, Senin (13/2).

    Kementerian, terang Sri, tengah menimbang antara suku bunga kredit tetap dengan sasaran

    program. "Tenggatnya memang akhir Februari. Tapi kami kaji kembali, supaya maksimal

    penyerapannya, karena jangkauannya banyak," pungkasnya

    Ketua DPR Marzuki Alie menjelaskan perbankan milik pemerintah atau Badan Usaha MilikNegara (BUMN) seharusnya menjadi motor penggerak dalam mendorong penurunan suku

    bunga kredit tetap. Sehingga, perbankan swasta akan mengikuti.

    Ia mengatakan perbankan mampu menekan suku bunga kredit tetap dengan cara mengurangibiaya overhead, seperti menghindari pemasaran dengan iklan yang mengeluarkan biaya besar.

    "Harus ada efisiensi di sana, sehingga masyarakat menikmati manfaat pemerintah," jelasnya.

    Sebelumnya, penghentian FLPP yang mendadak dan tanpa proses transisi membawa imbasbagi masyarakat kecil yang membutuhkan rumah sampai pengembang. Konsumen rumah

    bersubsidi yang sudah transaksi belum bisa segera memiliki rumah karena tidak bisa akad

    kredit.

    Proyek rumah yang sudah terbangun tidak bisa terjual di sejumlah wilayah. Akibat modal

    pengembang tidak bisa berputar, proyek-proyek rumah baru ikut terhenti. Ironisnya, proses

    revisi suku bunga kredit tak berjalan mulus. Negosiasi penurunan suku bunga kredit macet.

    Mengawali tahun 2012, Kementerian Perumahan Rakyat menyetop pembiayaan rumah

    bersubsidi bagi rakyat berpenghasilan menengah ke bawah. Ini terjadi karena perjanjian kerja

    sama operasional dengan bank penyalur kredit tersebut habis masa berlakunya.

    Kredit rumah bersubsidi yang digulirkan pemerintah sejak Oktober 2010 melalui fasilitas

    likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) bertujuan memudahkan masyarakat berpenghasilandi bawah Rp 4,5 juta per bulan untuk memiliki rumah.

    Selama ini, FLPP menawarkan suku bunga kredit tetap (fixed rate) di kisaran 8,15-9,95

    persen dengan tenor pinjaman 15 tahun. Dana FLPP dihimpun dari pemerintah danperbankan dengan komposisi pembiayaan berbanding 60:40.(MI/DNI)

    http://metrotvnews.com/read/news/2012/02/13/81794/Perbankan-Sepakati-Bunga-FLPP-

    7-Persen/2

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    8/28

    Marzuki Alie Minta Dahlan Desak Bank

    BUMN Dukung FLPP

    Senin, 13 Pebruari 2012 20:29 WIB

    REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bank-bank BUMN yang turut serta dalam program

    penyaluran kredit suku bunga fasilitas likuiditas pembangunan perumahan (FLPP)

    diharapkan berkompromi untuk kebutuhan rakyat.

    "Menteri BUMN harus mendorong direksi bank-bank BUMN agar mendukung program

    pemerintah (FLPP)," imbuh Ketua DPR RI Marzuki Alie kepada wartawan di Ruang

    Pimpinan DPR RI, Jakarta, Senin (13/2).

    Menurut dia, program FLPP yang dikembangkan pemerintah melalui KementerianPerumahan Rakyat merupakan suatu bentuk kemudahan bagi masyarakat berpenghasilan

    rendah (MBR) untuk mendapatkan fasilitas perumahan. Hal tersebut, lanjutnya, karena FLPPakan mengurangi beban pembiayaan yang harus dibayarkan oleh masyarakat kurang mampu.

    Untuk itu, ia menyatakan, seharusnya bank-bank pemerintah juga dapat berkompromi dengan

    menurunkan tuntutan mereka akan tingkat suku bunga yang mereka ajukan dalampembahasan perjanjian kerja sama operasional (PKO) 2012 yang dibahas antara pemerintah

    dan perbankan.

    "BI sendiri juga telah menurunkan tingkat suku bunga BI rate secara bertahap dan sekarang

    telah 5,75 persen," katanya.

    Ketua DPR juga meminta Komisi XI agar tetap mengawal kekisruhan terkait dengan FLPPdan mengajak berbagai pihak agar dapat duduk dan berdialog bersama agar mendapatkan

    pemecahan yang solutif dan berpihak kepada rakyat.

    Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Bidang Infrastruktur,Konstruksi, dan Properti Zulkarnain Arief mengatakan, kisruh FLPP yang hingga kini tidak

    kunjung terselesaikan harus melibatkan semua pihak yang terkait agar benar-benar diperoleh

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    9/28

    solusi yang komprehensif dan sinergis.

    "Kami menginginkan semua pihak dilibatkan agar ada titik temu," kata Zulkarnain Arief,dalam rapat dengar pendapat tentang FLPP dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Kamis (9/2).

    Menurut Zulkarnain, kekisruhan terkait penyaluran dana FLPP harus segera diselesaikan

    karena hal tersebut mengakibatkan terjadinya stagnansi dalam pembangunan sektor riilbidang perumahan karena banyaknya transaksi akad kredit yang batal dilakukan karena

    kekisruhan FLPP masih belum usai.

    Ia memaparkan, terdapat hampir 30 ribu unit rumah di seluruh Indonesia yang sebenarnya

    telah terbangun tetapi hingga kini tidak terjadi transaksi.

    Selain itu, lanjutnya, stagnansi itu juga diperkirakan mengakibatkan kerugian hingga sekitar

    Rp2-3 triliun antara lain karena para pengembang juga harus membayar beban biaya baik

    untuk kredit konstruksi maupun untuk membayar para pekerja yang membangun perumahan

    tersebut.

    Redaktur: Djibril MuhammadSumber: Antara

    http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/02/13/lzc2t7-marzuki-alie-minta-

    dahlan-desak-bank-bumn-dukung-flpp

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    10/28

    NEGOSIASI FLPP: Kemenpera & 4 bank BUMN

    temukan kesepakatan

    Oleh Siti Nuraisyah Dewi

    Senin, 13 Februari 2012 | 20:25 WIB

    JAKARTA: Negosiasi penetapan suku bunga kredit pemilikan rumah berpola fasilitas likuiditas

    pembiayaan perumahan (FLPP) yang baru antara Kementerian Perumahan Rakyat dengan 4 bank

    BUMN telah menemukan kesepakatan.

    Deputi Bidang Pembiayaan Kemenpera Sri Hartoyo mengatakan Kemenpera dengan PT Bank

    Tabungan Negara Tbk, (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat

    Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah menyepakati suku bunga KPR FLPP

    menjadi kisaran 7%.

    Empat bank BUMN telah sepakat suku bunga di kisaran 7% dengan komposisi penyertaan dana

    FLPP dan bank 50%:50%. Rencananya dalam minggu ini selesai dan ada penandatangan perjanjian

    kerjasama

    operasional [PKO] dengan 4 bank BUMN itu," kata Sri seusai konferensi pers Ketua DPR mengenai

    FLPP, Senin (13/02).

    Menurut Sri, Menteri Perumahan Rakyat tidak segera melakukan PKO yang baru karena ingin

    memaksimalkan penyerapan KPR FLPP sesuai target pada tahun ini menjadi 219.500 unit dari target

    sebelumnya 177.800 unit.

    "Menteri membutuhkan waktu terkait quota atau kesanggupan penyaluran oleh ke-empat bankbtersebut," imbuhnya. (Bsi)

    http://www.bisnis.com/articles/negosiasi-flpp-kemenpera-and-4-bank-bumn-temukan-

    kesepakatan

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    11/28

    Terkait Program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan

    DPR Minta Perbankan Pemerintah

    Turunkan Bunga FLPP

    Senin, 13 Februari 2012 23:25 WIB

    LENSAINDONESIA.COM: Terkait rencana Kementerian Perumahan Rakyat yang akan

    meluncurkan program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Ketua DPR RI,

    Marzuki Alie berpendapat perbankan Indonesia kurang pro rakyat, hal ini terbukti dari masih

    tingginya suku bunga kredit yang dijalankan untuk rakyat.

    Untuk itu, Dewan Perwakilan Rakyat Republik (DPR RI) Indonesia meminta bank-bank

    pemerintah seperti BNI, BRI,BTN dan Bank Mandiri untuk menurunkan bunga Fasilitas

    Luquiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) 7 persen.

    Penurunkan bunga Fasilitas Luquiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) 7 persen sangat

    bermanfaat agar Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dapat memiliki fasilitas

    perumahan, kata Ketua DPR, Marzuki Alie dalam acara jumpa pers di Gedung DPR RI

    Jakarta, Senin, (13/2).

    Marzuki menekankan saat ini, bunga kredit perumahan untuk MBR masih sangat tinggi yaitu

    11 persen, sehingga masyarakat berpenghasilan rendah masih agak sulit untuk mendapatkan

    perumahan.

    Ia menambahkan DPR RI mendukung kebijakan program Kementerian Perumahan Rakyat

    (Kemenpera) yang berupaya memperjuangkan penurunan bunga kredit FLLP sangat rendah.

    Untuk mendapatkan fasilitas perumahan caranya antara lain mengurangi beban yang harusdibayar masyarakat yang kurang mampu, sehingga mereka mendapatkan tempat

    tinggal,ujarnya.

    Ketua DPR RI mengingatkan Bank Indonesia (BI) telah membuat kebijakan untuk

    menurunkan tingkat suku bunga secara bertahap 5,7 persen, oleh karena itu, ia menghimbau

    Bank-bank pemerintah turunkan bunga secepatnya agar MBR dapat memiliki perumahan

    dengan segera. Seperti diketahui jumpa pers ini dihadiri oleh pejabat Kementerian Perumahan

    Rakyat dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Komisi XI. hidayat

    Editor: Noviyanto

    http://www.lensaindonesia.com/2012/02/13/dpr-minta-perbankan-pemerintah-turunkan-

    bunga-flpp.html

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    12/28

    Marzuki Alie Minta Turunkan Suku Bunga

    FLPP

    Monday, 13 February 2012 22:46

    Jakarta - Ketua DPR Marzuki Alie meminta pihak perbankan untuk menurunkan suku bunga

    Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), karena akan membantu mengurangi

    beban masyarakat, khususnya yang berpenghasilan rendah. Masyarakat berpenghasilan

    rendah (MBR) tersebut bisa memiliki rumah dengan harga yang murah dan cicilan

    terjangkau, dalam jangka waktu yang cukup lama (sekitar 15 tahun).

    Kami memberikan dukungan kepada Kemenpera yang berusaha memberikan kemudahan

    dan kemurahan bagi masyarakat miskin untuk mendapatkan fasilitas perumahan dengan

    menurunkan suku bunga FLPP, ujar Marzuki Alie kepada wartawan, saat konferensi pers

    terkait masalah pembiayaan perumahan, di Ruang Rapat Lt III DPR RI, Senin (13/2). Hadir

    dalam jumpa pers itu, Staf Khusus Menpera Bidang Hubungan Antar-Lembaga, Imam MAchid, dan Deputi Bidang Pembiayaan Kemenpera, Sri Hartoyo.

    Marzuki Alie mengharapkan, dengan semakin rendahnya suku bunga FLPP, akan

    mengurangi beban yang harus dibayar oleh masyarakat kurang mampu, sehinggamemperbesar kemungkinan bagi mereka mendapat tempat tinggal yang layak. Karena itu,

    Marzuki Alie berharap perbankan nasional, khususnya perbankan pemerintah, untukmendukung program Kemenpera tersebut.

    Sebelumnya Kemenpera menetapkan suku bunga FLPP sekitar 5-6 persen. Namun setelah

    bertemu pihak perbankan akhirnya disepakati bahwa suku bunga di kisaran 7 persen.

    Menurut Marzuki Alie, seharusnya pihak perbankan tidak mengalami kesulitan, sebagaimana

    halnya BNI, BRI, Mandiri, dan BTN, yang bisa memenuhi permintaan itu. Apalagipemerintah juga akan memberikan porsi dana penyaluran FLPP dengan perbandingan 50:50.

    Saat ini, lanjut Marzuki Alie, suku bunga yang dibebankan oleh perbankan kepada

    masyarakat berpenghasilan rendah dinilai masih terlalu tinggi. Hal tersebut sangat kontras

    dengan suku bunga rendah yang diperoleh para konglomerat yang hampir single digit.

    Padahal saat ini, Bank Indonesia (BI) sudah mengeluarkan kebijakan menurunkan tingkat

    suku bungan secara bertahap, yakni pada angka 5,75 persen.

    Harusnya bank pemerintah menjadi motor untuk menurunkan beban seperti suku bunga

    yang dibayar oleh debitur, seperti masyarakat miskin, sehingga mereka bisa mendapatkanrumah dengan harga murah, jelasnya.

    Lebih lanjut, Marzuki Alie menyatakan, cara serta tujuan yang dilakukan oleh Kemenpera

    selama ini dirasa cukup rasional. Persoalannya bank-bank pemerintah justru tidak menangkapsignal ini dengan baik. Sejumlah bank bahkan ada yang menyatakan akan mengalami

    kerugian kalau melaksanakan kebijakan FLPP tersebut. Padahal bank pemerintah itu dibentuk

    oleh pemerintah dan memakai uang negara serta uang rakyat untuk melaksanakan

    kegiatannya.

    Mereka (perbankan, Red.) harusnya berpikir untuk rakyat. Bank-bank jangan berpikiran

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    13/28

    untung saja. Setiap akhir tahun mereka bangga memperoleh keuntungan dengan sekian triliuntapi masyarakat tidak menikmati kebesaran bank itu, kata Marzuki Alie.

    Sementara itu, Deputi Bidang Pembiayaan Kemenpera Sri Hartoyo menyatakan, saat ini

    negosisasi dengan kalangan perbankan terkait penetapan suku bunga FLPP masih terus

    berjalan. Pihak Kemenpera juga memahami kesulitan yang dihadapi perbankan.

    Proses negosiasi termasuk dengan BTN masih terus berjalan dan prosesnya masih

    berlangsung. Tentunya masing-masing pihak yakni Kemenpera dan perbankan memiliki

    pendapatnya sendiri, terangnya.

    Sri Hartoyo menuturkan, seperti arahan Menpera sebelumnya, Kemenpera menginginkan

    suku bunga FLPP pada kisaran tujuh persen. Namun demikian, penetapan angka suku bunga

    yang pasti masih belum menemui titik temu yang pas antara Kemenpera dan perbankan.

    Kami tetap berharap proses negosiasi ini bisa selesai sesuai target yakni pada akhir Februari

    ini, katanya. [AP]

    http://www.gatra.com/terpopuler/46-ekonomi/8599-marzuki-alie-minta-turunkan-suku-bunga-flpp-

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    14/28

    Ketua DPR Minta Bank BUMN Ikut FLPP

    Senin, 13 Februari 2012 | 20:17

    Meminta agar bank-bank BUMN dapat memenuhi permintaan pemerintah

    Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marzuki Alie meminta agar bank-bank pemerintah

    dapat berkontribusi dalam program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) yang

    digulirkan pemerintah.

    Saat ini program tersebut terhenti lantaran belum ada kesepakatan baru antara Kementerian

    Perumahan Rakyat dan perbankan mengenai penetapan besaran suku bunga FLPP.

    "Pemerintah minta agar bunga rendah dari 5-6 persen menjadi kisaran 7 persen. Ini bagus

    dan mesti didukung bank BUMN," terang Ketua DPR Marzuki Ali di Jakarta, hari ini.

    Untuk itu, dia meminta agar bank-bank BUMN dapat memenuhi permintaan pemerintah agarhal itu itu terwujud. Marzuki meminta bank-bank BUMN dapat menekan cost of fund atau

    biaya tinggi kurang dari 3 persen.

    "Bank-bank di luar negeri saja kasih kredit sekitar 1-2 persen. Di Indonesia rata-rata 3persen, sehingga beban ke masyarakat jadi mahal," tambahnya.

    Kendati demikian, dia menyarankan, agar pemerintah dan perbankan duduk bersama

    membahas permasalahan ini.

    "Kalau dibiarkan nanti pengembang tidak bisa bangun, masyarakat juga tak bisa punya

    rumah," kata dia.

    Pihaknya juga berencana memanggil Kementerian Perumahan Rakyat dan perbankan bila

    hingga akhir bulan ini belum menemui kesepakatan. "Nanti akan dipanggil melalui KomisiXI DPR," ucapnya.

    Penulis: ID/Eko Adityo Nugroho

    http://www.beritasatu.com/ekonomi/31375-ketua-dpr-minta-bank-bumn-ikut-flpp.html

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    15/28

    Senin, 13/02/2012 18:50 WIB

    Marzuki Alie: Bank BUMN Jangan Mikir Rugi Bantu

    RakyatWhery Enggo Prayogi - detikFinance

    Jakarta - Pihak DPR meminta bank BUMN menjadi motor dalam program subsidi bunga KPR yang

    digagas pemerintah. Tak mendapat untung pun harusnya tidak apa-apa bagi bank BUMN asalkan

    untuk rakyat.

    Ketua DPR Marzuki Alie meminta bank BUMN lebih efisien mengoperasikan perusahaan. Salah satu

    caranya dengan mengurangi biaya iklan dan sponsor yang menurutnya tidak perlu.

    Partisipasi bank BUMN dirasa Marzuki penting karena mereka merupakan milik negara, yang juga

    menjadi milik rakyat. Program pemerintah yang berpihak kepada masyarakat miskin, harus didukung

    bank-bank plat merah.

    "Jangan pikir bank 'wah nanti kami rugi'. Bank kan dibentuk pemerintah, pakai uang negara, uang

    rakyat. Kebijakan Kementerian Perumahan Rakyat justru tidak ditangkap signalnya. Bank-bank

    pemerintah harus jadi motor. Dukungan saya sebagai pribadi (terhadap FLPP). Tindak lanjutnya ada

    di komisi XI. Saya belum dapat laporannya sampai kini," kata Marzuki di Gedung DPR, Senayan,

    Jakarta, Senin (13/2/2012).

    Di sisi lain, Marzuki mengkritik kebijakan pemerintah yang sering menyedot keuntungan perbankan

    BUMN dalam bentuk dividen. Harusnya, perusahaan negara jangan setor dividen dalam jumlah

    besar. Pasalnya, laba hasil operasi bisa dialokasikan untuk investasi, demi memajukan perusahaan.

    "Bayar dividen besar, ini perusahaan nggak berkembang. Padahal dengan investasi dampaknya akan

    luar biasa. Akan ada multiple effect yang lebih dari sekadar dividen. Akan ada kesempatan kerja

    lebih besar, penerimaan pajak," ucapnya.

    "Seperti ayam, kalau telurnya terus-terus diambil kapan dapat anaknya. Padahal kalau diternak,

    berapa banyak yang bisa dihasilkan," imbuh Marzuki.

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    16/28

    Marzuki sebelumnya harus mengkritik keberpihakan perbankan BUMN dalam kredit rumah murah

    program FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan). Ia merasa heran dengan bank-bank yang

    sudah untung tinggi tapi tidak memberikan untung bagi rakyat.

    "Bank bangga mengatakan untung Rp 50 triliun di akhir tahun. Tapi apa untungnya buat rakyat? Apaefek positifnya?," tutur Marzuki.

    http://finance.detik.com/read/2012/02/13/185059/1841403/5/marzuki-alie-bank-bumn-

    jangan-mikir-rugi-bantu-rakyat

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    17/28

    Senin, 13/02/2012 17:33 WIB

    Marzuki Alie Minta Bos Bank BUMN Dipecat Jika Tak

    Turunkan Bunga KreditWhery Enggo Prayogi - detikFinance

    Jakarta - Ketua DPR Marzuki Alie sudah gemas dengan Bank BUMN yang dituding tak becus

    membantu rakyat lewat penurunan bunga kredit. Dia meminta direksi bank BUMN dipecat jika tak

    mampu turunkan bunga kredit.

    Hal ini disampaikan oleh Marzuki di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (13/2/2012).

    "Harus di-challenge (ditantang). Direksi yang mampu, yang nggak mampu ganti saja. Mereka kan

    ahli-ahli perbankan," tuturnya.

    Dalam kesempatan tersebut, Marzuki juga meminta pemerintah melalui Dahlan Iskan selaku Menteri

    BUMN untuk bisa mengintervensi kebijakan suku bunga kredit perbankan yang saat ini dianggap

    belum berpihak kepada rakyat karena masih tinggi.

    "Kemampuan menekan bunga ada di Menteri BUMN. Kalau memang bank belum mampu juga,

    memang orang Indonesia perlu belajar lagi," tegasnya.

    Ia mencontohkan bagaimana perbankan Jepang mampu memberi kredit kepada perusahaan di

    negaranya dengan bunga 2%. Bunga korporasi ini didapat bagi mereka yang ingin ekspansi usaha,

    termasuk ke negara Indonesia.

    "Jepang saja bisa. Kita nggak bisa kenapa?" imbuhnya.

    Marzuki sebelumnya harus mengkritik keberpihakan perbankan BUMN dalam kredit rumah murah

    program FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan). Ia merasa heran dengan bank-bank yang

    sudah untung tinggi tapi tidak memberikan untung bagi rakyat.

    "Bank bangga mengatakan untung Rp 50 triliun di akhir tahun. Tapi apa untungnya buat rakyat? Apa

    efek positifnya?," tutur Marzuki.

    (dnl/ang)

    http://finance.detik.com/read/2012/02/13/173327/1841337/5/marzuki-alie-minta-bos-

    bank-bumn-dipecat-jika-tak-turunkan-bunga-kredit

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    18/28

    Senin, 13/02/2012 17:10 WIB

    Marzuki Alie Sindir Bank RI Kebanyakan Biaya Iklan

    dan SponsorWhery Enggo Prayogi - detikFinance

    Jakarta - Perbankan diminta menekan biaya-biaya yang tak perlu seperti untuk iklan atau menjadi

    sponsor. Ini membuat biaya operasi perbankan tinggi dan susah menurunkan bunga kreditnya.

    Demikian disampaikan oleh Ketua DPR Marzuki Alie di kantornya, Senayan, Jakarta, Senin

    (13/2/2012).

    "Iklan atau sponsor nggak perlu. Itu nggak kelihatan uangnya. Itu marketing yang high cost(berbiaya

    tinggi)," kata Marzuki.

    Ia menambahkan, iklan dan sponsor inilah yang justru menggerogoti over headperbankan.

    Dampaknya, suku bunga kredit kepada masyarakat menjadi tinggi. Dan yang merasakan bungapaling tinggi adalah masyarakat miskin.

    "Saya sudah teriak, masyarakat yang terima KUR (kredit usaha rakyat) bunganya double digit.

    Sebesar 14%-15%," paparnya.

    Marzuki sebelumnya harus mengkritik keberpihakan perbankan BUMN dalam kredit rumah murah

    program FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan). Ia merasa heran dengan bank-bank yang

    sudah untung tinggi tapi tidak memberikan untung bagi rakyat.

    "Bank bangga mengatakan untung Rp 50 triliun di akhir tahun. Tapi apa untungnya buat rakyat? Apa

    efek positifnya?," tutur Marzuki.

    http://finance.detik.com/read/2012/02/13/171021/1841315/5/marzuki-alie-sindir-bank-ri-

    kebanyakan-biaya-iklan-dan-sponsor

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    19/28

    Senin, 13/02/2012 15:58 WIB

    Marzukie Alie Tuding Banyak Orang Kaya Cari

    Selamat di BankWhery Enggo Prayogi detikFinance

    Jakarta - Salah satu kendala sulit turunnya suku bunga kredit adalah perbankan yang dianggap boros

    dalam mengelola operasi. Khususnya pemberian bunga deposito kepada deposan yang tergolong

    tinggi.

    Ketua DPR Marzuki Alie pun meminta harus ada kesepakatan bersama perbankan untuk turunkan

    bunga deposito, jika perlu penurunannya sampai 2%.

    "Deposito harus turun 2%, agar mendorong investasi. Banyak orang Indonesia mau cari selamat,

    yakni orang-orang kaya yang masuk sistem perbankan. Sekarang mau pilih investasi atau taruh di

    bank," jelas di kantornya, Senayan, Jakarta, Senin (13/2/2012).

    Ia menambahkan, bunga deposito harus mampu turun bahkan selaras dengan bunga tabungan yang

    sudah rendah. Hal ini bertujuan untuk menantang nasabah kaya untuk tidak manja dan hanya

    menikmati keuntungan melalui bunga deposito.

    Perbankan pun harus bersatu untuk menurunkan tingkat bunga, seperti kebijakan Bank Indonesia

    (BI). "Kalau selama ini kan bank takut uangnya pindah ke bank swasta. Makanya harus bersama-

    sama turunkan bunga," paparnya.

    "Dengan perbankan dapat sumber dana murah, industri bisa efisien. Selama ini bunga bank tinggi,

    padahal SBI sudah 5,75%. Sangat rendah. Dan perbankan pemerintah harus jadi motor," tegas

    Marzuki.

    Lanjutnya, tingginya bunga pinjaman terjadi karena beberapa alasan. Pertama, bunga atas dana yang

    ditempatkan di bank tinggi. Ini menjadikan cost of fund ikut tinggi. Kedua, biaya operasional (over

    head) bank juga tinggi. Dengan demikian tentu sulit bagi bank efisien. Ketiga, kewajiban penempatan

    dana di BI (GWM) yang tidak mendapatkan bunga, serta pengaruh besar kecilnya bank, dana

    komposisi dana.

    "Bank luar negeri saja bisa kasih bunga rendah. Over headmereka rata-rata 1%-2%. Kita 3%. Maka

    beban ke nasabah mahal," ucapnya.

    (wep/qom)

    http://finance.detik.com/read/2012/02/13/155858/1841197/5/marzukie-alie-tuding-

    banyak-orang-kaya-cari-selamat-di-bank

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    20/28

    Senin, 13/02/2012 15:35 WIB

    Marzuki: Bank Bangga Untung Rp 50 Triliun, Tapi

    apa Untungnya Rakyat?Whery Enggo Prayogi detikFinance

    Jakarta - Ketua DPR-RI Marzuki Alie mengkritik keberpihakan perbankan BUMN dalam kredit rumah

    murah program FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan). Ia merasa heran dengan bank-

    bank yang sudah untung tinggi tapi tidak memberikan untung bagi rakyat.

    "Bank bangga mengatakan untung Rp 50 triliun di akhir tahun. Tapi apa untungnya buat rakyat? Apa

    efek positifnya?," tutur Marzuki Alie di kantornya, Senayan, Jakarta, Senin (13/2/2012).

    Sebagai wakil rakyat, diakuinya, kisruh penetapan bunga FLPP baru harus segera diselesaikan. Jangan

    samppai seluruh pihak merugi, tidak hanya rakyat tapi juga pengembang serta para tukang yang

    tidak mendapatkan uang karena program FLPP yang merugi.

    "Harus ada kompromi. Karena kalau tidak ada titik temu, pembangunan berhenti. Developer juga

    rugi," tuturnya.

    "Bicarakan saja. Berapa sih dana FLPP, jika dibandingkan dengan total kredit nasabah perbankan?

    Apakah akan bangkrut? Jangan hanya seolah-olah ini bisnis sendiri. Ini bank pemerintah, milik

    negara. Pakai uang negara, uang rakyat juga," paparnya.

    Ia pun meminta Menteri BUMN, Dahlan Iskan untuk fokus pada permasalahan FLPP. Dahlan diminta

    politisi Partai Demokrat ini menjadi mediator antar perbankan BUMN.

    "Menteri (BUMN) harus dorong juga. Jangan biarkan (bank) tidak mendukung program pemerintah.

    Bank BUMN justru tidak menangkap signal dengan baik. Ini kan kebijakan agar masyarakat miskin

    dapat fasilitas murah," imbuhnya.

    Seperti diketahui, program FLPP kini sedang mengalami kekisruhan. Kementerian Perumahan Rakyat

    (Kemenpera) mengancam akan menarik dana murah atau dana penyertaan yang ditempatkan

    pemerintah dalam FLPP di BTN. Hal ini dilakukan jika BTN sebagai bank penyalur FLPP keluar dari

    program ini.

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    21/28

    Sebelumnya Dirut BTN mengancam tidak lagi ikut menyalurkan KPR subsidi melalui fasilitas likuiditas

    pembiayaan perumahan (FLPP) tahun 2012. Langkah ini diambil jika pemerintah tetap bersikeras

    menetapkan bunga FLPP rendah.

    BTN adalah bank penyalur FLPP yang mengajukan bunga paling mahal yaitu 8,55%. Bahkan setelahpemerintah menghapus beban asuransi kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), bunga

    BTN tetap paling tinggi 8,22%.

    Bunga BTN jauh di atas penawaran bank BUMN lain. Misalkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI)

    menawarkan bunga FLPP sebesar 7,12%, sedangkan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI)

    menawarkan 6,35%.

    (wep/qom)

    http://finance.detik.com/read/2012/02/13/153529/1841166/5/marzuki-bank-bangga-

    untung-rp-50-triliun-tapi-apa-untungnya-rakyat

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    22/28

    DPRAjak Bankir Cari Solusi Kredit

    Murah

    Jika tak mencapai titik temu, pimpinan DPR akan panggil

    bank dan Kemenpera.

    Senin, 13 Februari 2012, 19:35 WIBAntique, Ronito Kartika Suryani

    VIVAnews - Dewan Perwakilan Rakyat menyarankan agar para direksi bank penyalur

    fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dan Kementerian Perumahan Rakyat agar

    duduk bersama untuk mencapai kesepakatan.

    Bank penyalur FLPP itu seperti PT Bank Tabungan Negara Tbk, PT Bank Negara Indonesia

    Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, dan PT Bank Mandiri Tbk.

    "Solusinya perlu duduk bersama. Ini negara loh. Direksi bank-bank BUMN kan ditunjuk oleh

    negara. Duduk bersama beri penjelasan agar ada solusi," kata Ketua DPR, Marzuki Alie saatditemui di ruang kerjanya, Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin 13 Februari 2012.

    Bahkan, Marzuki mempertanyakan kenapa hingga sekarang proses negosiasi antara

    Kemenpera dan bank-bank penyalur belum menemukan hasil. Padahal, keduanya tinggal disatu kawasan. "Ini negara apa, kayaknya susah bangetuntuk duduk bersama. Padahal, sama-

    sama punya mobil mewah dan ada sopirnya," tuturnya.

    Untuk itu, ia meminta kepada Menteri BUMN Dahlan Iskan sebagai pembina bank-bank

    BUMN agar berbicara kepada direksi bank dan Kemenpera. "Ini tanggung jawab bersama

    antara Kemenpera dengan perbankan terkait. Perlu respons untuk cari solusi. Pasti ada titik

    temu," kata Marzuki.

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    23/28

    Turun Tangan

    Marzuki Alie juga menyatakan dirinya akan turun tangan jika proses negosiasi di Komisi XIDPR antara Kemenpera dengan bank penyalur FLPP belum menemukan titik temu.

    "Jika nanti belum menemukan titik temu di Komisi XI, pimpinan DPR akan panggil bank dan

    Kemenpera. Kami panggil semuanya," ujarnya.

    Marzuki menambahkan, pihaknya akan turun tangan dengan menunggu laporan dari Komisi

    XI hingga akhir Februari. "Saya minta kepada Komisi XI agar menantang para direksi bank

    penyalur FLPP agar berpihak kepada rakyat," katanya.

    Dia meminta kepada semua pihak terkait program FLPP yang tertunda agar lebih bekerja

    sama dan peduli terhadap masyarakat berpenghasilan rendah. "Saya minta semuanya peduli,"

    kata Marzuki. (art)

    VIVAnews

    http://bisnis.vivanews.com/news/read/287909-ketua-dpr-ajak-duduk-bersama-cari-solusi-

    flpp

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    24/28

    Menteri BUMN Jangan Diam Soal Rumah

    Murah

    Dewan Perwakilan Rakyat meminta Menteri BUMNDahlan Iskan turun tangan.

    Senin, 13 Februari 2012, 17:49 WIB

    Antique, Ronito Kartika Suryani

    VIVAnews - Dewan Perwakilan Rakyat meminta Menteri Badan Usaha Milik Negara,

    Dahlan Iskan, agar mendorong para direksi bank penyalur fasilitas likuiditas pembiayaan

    perumahan (FLPP) mendukung program pemerintah untuk menyediakan rumah murah.

    Bank penyalur FLPP itu seperti PT Bank Tabungan Negara Tbk, PT Bank Negara Indonesia

    Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, dan PT Bank Mandiri Tbk.

    "Menteri BUMN jangan diam saja. Para direksi bank itu kan di bawah dia, ditunjuk sama dia.Jangan biarkan direksi-direksi yang ditunjuk tidak mendukung program pemerintah," kata

    Ketua DPR, Marzuki Alie saat ditemui di ruang kerjanya, Gedung MPR/DPR, Jakarta, Selasa13 Februari 2012.

    Bahkan, Marzuki meminta kepada Menteri BUMN untuk menantang direksi bank-bank

    pemerintah yang mampu berpihak kepada rakyat. "Ditantang saja direksi yang mampu. Kalau

    tidak mampu, suruh turun saja. Mereka bekerja untuk siapa? Untuk rakyat," ujarnya.

    Sebelumnya, DPR mendukung program Kementerian Perumahan Rakyat mengenai FLPP.Program itu berupa penurunan suku bunga kredit pemilikan rumah bagi masyarakat

    berpenghasilan rendah. (art)

    VIVAnews

    http://bisnis.vivanews.com/news/read/287879-menteri-bumn-jangan-diam-soal-rumah-

    murah

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    25/28

    DPR Minta Bank Pemerintah Dukung Kebijakan FLPPSenin, 13 Februari 2012 | 16:17

    JAKARTA- Ketua DPR RI Marzuki Alie meminta direksi bank pemerintah mendukung

    kebijakan pemerintah perihal pembiayaan perumahan untuk rakyat miskin melalui fasilitas

    likuidasi pembiayaan perumahan (FLPP).

    "Program pembiayaan perumahan untuk rakyat miskin adalah salah satu program pemerintah

    untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Ini adalah program mulia," kata Marzuki Alie usai

    menerima deputi dan staf ahli Menteri Perumahan Rakyat, di Gedung MPR/DPR/DPD RI,

    Jakarta, Senin.

    Menurut Marzuki, bank pemerintah yang operasionalnya bersumber dari APBN dan berasaldari rakyat seharusnya mendukung program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan

    rakyat.

    Program Kementerian Perumahan Rakyat untuk memberikan pembiayaan perumahan untuk

    rakyat miskin seharusnya didukung oleh bank pemerintah.

    Ia menyayangkan, sikap bank pemerintah yang menyatakan, suku bunga yang diusulkan

    Kementerian Perumahan Rakyat sebesar 7% masih terlalu rendah sehingga belum bisa

    disetujui.

    "Seharusnya bank pemerintah bisa menyetujui usulan Kementerian Perumahaan Rakyat,meskipun bunganya hanya sekitar enam persen," katanya.

    Menyikapi usulan pembiayaan perumahan untuk rakyat miskin, Marzuki mengusulkan, agar

    bank pemerintah tidak mencari keuntungan sepenuhnya tapi menjadi bagian dari programpeduli rakyat.

    Untuk program pembiayaan permahan untuk rakyat ini, kata dia, hasilnya break event point

    sudah menguntungkan untuk pemerintah.

    "Bank pemerintah harus berpandangan jangka panjang dan nasionalis. Jika rakyat bisa lebih

    sejahtera dan pertumbbuhan ekonomi lebih baik, maka perputaran uang di perbankan akan

    semakin besar," katanya. (gor/ant)

    http://www.investor.co.id/home/dpr-minta-bank-pemerintah-dukung-kebijakan-flpp/29856

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    26/28

    Bank BUMN Mesti Kompromikan Suku Bunga

    FLPPSenin, 13 Februari 2012 | 21:47

    JAKARTA - Ketua DPR RI Marzuki Alie mengatakan, berbagai bank BUMN yang turut serta dalam

    program penyaluran kredit suku bunga fasilitas likuiditas pembangunan perumahan (FLPP) mesti

    berkompromi untuk kebutuhan rakyat.

    "Menteri BUMN harus mendorong direksi bank-bank BUMN agar mendukung program pemerintah

    (FLPP)," kata Marzuki kepada wartawan di Ruang Pimpinan DPR RI, Jakarta, Senin.

    Menurut dia, program FLPP yang dikembangkan pemerintah melalui Kementerian Perumahan

    Rakyat merupakan suatu bentuk kemudahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk

    mendapatkan fasilitas perumahan.

    Hal tersebut, lanjutnya, karena FLPP akan mengurangi beban pembiayaan yang harus dibayarkan

    oleh masyarakat kurang mampu.

    Untuk itu, ia menyatakan, seharusnya bank-bank pemerintah juga dapat berkompromi dengan

    menurunkan tuntutan mereka akan tingkat suku bunga yang mereka ajukan dalam pembahasan

    perjanjian kerja sama operasional (PKO) 2012 yang dibahas antara pemerintah dan perbankan.

    "BI sendiri juga telah menurunkan tingkat suku bunga BI rate secara bertahap dan sekarang telah

    5,75 persen," katanya.

    Ketua DPR juga meminta Komisi XI agar tetap mengawal kekisruhan terkait dengan FLPP dan

    mengajak berbagai pihak agar dapat duduk dan berdialog bersama agar mendapatkan pemecahan

    yang solutif dan berpihak kepada rakyat.

    Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Bidang Infrastruktur, Konstruksi,

    dan Properti Zulkarnain Arief mengatakan, kisruh FLPP yang hingga kini tidak kunjung terselesaikan

    harus melibatkan semua pihak yang terkait agar benar-benar diperoleh solusi yang komprehensif

    dan sinergis.

    "Kami menginginkan semua pihak dilibatkan agar ada titik temu," kata Zulkarnain Arief, dalam rapat

    dengar pendapat tentang FLPP dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Kamis (9/2).

    Menurut Zulkarnain, kekisruhan terkait penyaluran dana FLPP harus segera diselesaikan karena hal

    tersebut mengakibatkan terjadinya stagnansi dalam pembangunan sektor riil bidang perumahan

    karena banyaknya transaksi akad kredit yang batal dilakukan karena kekisruhan FLPP masih belum

    usai.

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    27/28

    Ia memaparkan, terdapat hampir 30.000 unit rumah di seluruh Indonesia yang sebenarnya telah

    terbangun tetapi hingga kini tidak terjadi transaksi.

    Selain itu, lanjutnya, stagnansi itu juga diperkirakan mengakibatkan kerugian hingga sekitar Rp2-3

    triliun antara lain karena para pengembang juga harus membayar beban biaya baik untuk kredit

    konstruksi maupun untuk membayar para pekerja yang membangun perumahan tersebut. (tk/ant)

    http://www.investor.co.id/home/bank-bumn-mesti-kompromikan-suku-bunga-flpp/29871

  • 8/3/2019 Kliping Berita Perumahan Rakyat dari Media Online, 14 Februari 2012

    28/28