KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    1/34

    KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 1023/MENKES/SK/XI/2008

    TENTANG

    PEDOMAN PENGENDALIAN PENYAKIT ASMA

    MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

    Menimbang : a. bahwa untuk menghadapi masalah penyakit asma akibatterjadinya transisi epidemiologi yang dapat berpengaruh terhadapkualitas hidup dan produktifitas masyarakat, perlu dilakukanpeningkatan upaya pengendalian penyakit asma denganmenyusun kebijakan teknis, standarisasi, bimbingan teknis,

    pemantauan, dan evaluasi di bidang penyakit asma;b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana huruf a, perlu

    ditetapkan Pedoman Pengendalian Penyakit Asma denganKeputusan Menteri Kesehatan;

    Mengingat : . !ndang"!ndang #omor $% &ahun ''$ tentang Kesehatan()embaran #egara &ahun ''$ #omor **, &ambahan)embaran #egara #omor %+' -;

    $. !ndang"!ndang #omor $' &ahun $**+ tentang PraktikKedokteran ()embaran #egara &ahun $**+ #omor ,&ambahan )embaran #egara #omor ++% -;

    %. !ndang"!ndang #omor %$ &ahun $**+ tentang Pemerintahan/aerah ()embaran #egara &ahun $**+ #omor $ , &ambahan)embaran #egara #omor ++%0- sebagaimana diubah terakhir dengan !ndang"!ndang #omor $ &ahun $**1 tentangPerubahan Kedua Atas !ndang"!ndang #omor %$ &ahun $**+tentang Pemerintahan /aerah ()embaran #egara &ahun $**1#omor ', &ambahan )embaran #egara #omor +1++-;

    +. Peraturan Pemerintah #omor %$ &ahun '' tentang &enagaKesehatan ()embaran #egara &ahun '' #omor +', &ambahan)embaran #egara #omor % %0-;

    . Peraturan Pemerintah #omor %1 &ahun $**0 tentang Pembagian!rusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah /aerahProvinsi, dan Pemerintah /aerah Kabupaten2Kota ()embaran#egara &ahun $**0 #omor 1$, &ambahan )embaran #egara#omor 10%0-;

    . Peraturan Presiden #omor 0 &ahun $** tentang 3en4anaPembangunan 5angka Menengah #asional tahun $**+ 6 $**';

    0. Peraturan Presiden #omor ' &ahun $** tentang Kedudukan,&ugas, 7ungsi, 8usunan 9rganisasi, dan &ata Kerja Kementerian

    1

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    2/34

    #egara 3epublik ndonesia;

    1. Keputusan Menteri Kesehatan #omor 2Menkes28K2 2$**%tentang Pedoman Penyelenggaraan 8istem 8urveilans

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    3/34

    L!+"i'!$K " t !$ M $t 'i K !t!$N*+*' : 1023/M $# /SK/XI/2008T!$((!) : 3 N*" + ' 2008

    PEDOMAN PENGENDALIAN PENYAKIT ASMA

    I. PENDAHULUAN

    A. L!t!' B )!#!$(

    Asma merupakan penyakit inflamasi (peradangan- kronik saluran napas yangditandai adanya mengi episodik, batuk, dan rasa sesak di dada akibat penyumbatan

    saluran napas, termasuk dalam kelompok penyakit saluran pernapasan kronik. Asmamempunyai tingkat fatalitas yang rendah namun jumlah kasusnya 4ukup banyakditemukan dalam masyarakat. >adan kesehatan dunia (?@9- memperkirakan **" *

    juta penduduk dunia menderita asma, jumlah ini diperkirakan akan terus bertambahsebesar 1*.*** orang setiap tahun. 8umber lain menyebutkan bahwa pasien asmasudah men4apai %** juta orang di seluruh dunia dan terus meningkat selama $* tahunbelakangan ini. Apabila tidak di 4egah dan ditangani dengan baik, maka diperkirakanakan terjadi peningkatan prevalensi yang lebih tinggi lagi pada masa yang akan datangserta mengganggu proses tumbuh kembang anak dan kualitas hidup pasien.

    >erdasarkan hasil suatu penelitian di Amerika 8erikat hanya * dokter ahli parudan alergi yang memahami panduan tentang asma dengan baik, sedangkan dokter lainnya $* "+* . &idak mengherankan bila tatalaksana asma belum sesuai denganyang diharapkan. /i lapangan masih banyak dijumpai pemakaian obat anti asma yangkurang tepat dan masih tingginya kunjungan pasien ke unit gawat darurat, perawataninap, bahkan perawatan intensif.

    8tudi di Asia Pasifik baru"baru ini menunjukkan bahwa tingkat tidak masuk kerjaakibat asma jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di Amerika 8erikat dan ar4elona tahun ''1 menetapkan tanggal 0 Mei ''1sebagai C@ari Asma 8eduniaD untuk pertama kalinya.

    /i ndonesia prevalensi asma belum diketahui se4ara pasti, namun hasil penelitianpada anak sekolah usia %" + tahun dengan menggunakan kuesioner 8AAE(Internationla Study on Asthma and Allergy in Children - tahun '' prevalensi asmamasih $, , sedangkan pada tahun $**% meningkat menjadi ,$ . @asil survei asmapada anak sekolah di beberapa kota di ndonesia (Medan, Palembang, 5akarta,>andung, 8emarang, Fogyakarta, Malang dan /enpasar- menunjukkan prevalensiasma pada anak 8/ ( sampai $ tahun- berkisar antara %,0 " ,+ , sedangkan padaanak 8MP di 5akarta Pusat sebesar ,1 tahun '' dan tahun $** di 5akarta &imur sebesar 1, . >erdasarkan gambaran tersebut di atas, terlihat bahwa asma telahmenjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian se4ara serius.

    3

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    4/34

    Pengamatan di propinsi di ndonesia (8umatra !tara, 5awa &engah, 5awa &imur,Kalimantan >arat dan 8ulawesi 8elatan- yang dilaksanakan oleh 8ubdit Penyakit Kronikdan /egeneratif )ain pada bulan April tahun $**0, menunjukkan bahwa pada umumnya

    upaya pengendalian asma belum terlaksana dengan baik dan masih sangat minimnyaketersediaan peralatan yang diperlukan untuk diagnosis dan tatalaksana pasien asmadifasilitas kesehatan.

    B. T !$

    &ujuan penyusunan buku ini adalah sebagai pedoman dalam melaksanakanprogram pengendalian asma terutama bagi pengelola program penyakit tidak menular di /inas Kesehatan Propinsi, Kabupaten2Kota, Puskesmas, 38, >P+ dan unitpelayanan kesehatan lainnya.

    4. M!$5!!t>uku pedoman pengendalian asma ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihakterutama pengelola program penyakit tidak menular di /inas Kesehatan Propinsi,Kabupaten2Kota termasuk puskesmas dalam:

    . Melakukan penyuluhan kepada masyarakat$. Melakukan upaya pen4egahan dan penaggulangan asma%. Mengendalikan faktor risiko asma+. Memberikan pelayanan yang optimal bagi pasien asma

    . Membuat peren4anaan, pelaksanaan dan penilaian upaya pengendalian asma

    . Meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat sebagai salah satuupaya penting dalam mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehatkhususnya dalam pen4egahan asma.

    0. Mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja se4ara multidisiplin dan lintassektor.

    II. ASMA DAN -AKTOR RISIKO

    A. D 5i$i i A +!

    Asma adalah suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan- kronik saluran napasyang menyebabkan hipereaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan yangditandai dengan gejala episodik berulang berupa mengi, batuk, sesak napas dan rasaberat di dada terutama pada malam dan atau dini hari yang umumnya bersifatreversibel baik dengan atau tanpa pengobatan.

    Asma bersifat fluktuatif (hilang timbul- artinya dapat tenang tanpa gejala tidakmengganggu aktifitas tetapi dapat eksaserbasi dengan gejala ringan sampai beratbahkan dapat menimbulkan kematian.

    B. P!t*5i i*)*(i %!$ M #!$i + t ' !%i$6! A +!

    4

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    5/34

    Bejala asma, yaitu batuk seseak dengan mengi merupakan akibat dari obstruksibronkus yang didasari oleh inflamasi kronik dan hiperaktivitas bronkus.

    @iperaktivitas bronkus merupakan 4iri khas asma, besarnya hipereaktivitasbronkus ini dapat diukur se4ara tidak langsung. Pengukuran ini merupakan parameter objektif untuk menentukan beratnya hiperaktivitas bronkus yang ada pada seseorangpasien. >erbagai 4ara digunakan untuk mengukur hipereaktivitas bronkus ini, antaralain dengan uji provokasi beban kerja, inhalasi udara dingin, inhalasi antigen maupuninhalasi Gat nonspesifik.

    Pen4etus serangan asma dapat disebabkan oleh sejumlah faktor antara lainalergen, virus, dan iritan yang dapat menginduksi respon inflamasi akut yang terdiriatas reaksi asma dini (early asthma reaction H

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    6/34

    . 8ensitisasi, yaitu seseorang dengan risiko genetik dan lingkunganapabila terpajan dengan pemi4u ( inducer/sensitisizer - maka akan timbul sensitisasipada dirinya.

    $. 8eseorang yang telah mengalami sensitisasi maka belum tentu

    menjadi asma. Apabila seseorang yang telah mengalami sensitisasi terpajan denganpema4u ( enhancer - maka terjadi proses inflamasi pada saluran napasnya. Prosesinflamasi yang berlangsung lama atau proses inflamasinya berat se4ara klinisberhubungan dengan hiperreaktivitas bronkus.

    %. 8etelah mengalami inflamasi maka bila seseorang terpajan olehpen4etus ( trigger - maka akan terjadi serangan asma (mengi-

    7aktor"faktor pemi4u antara lain: Alergen dalam ruangan: tungau debu rumah, binatangberbulu (anjing, ku4ing, tikus-, alergen ke4oak, jamur, kapang, ragi serta pajanan asaprokok; pema4u: 3inovirus, oGon, pemakaian b$ agonis; sedangkan pen4etus: 8emuafaktor pemi4u dan pema4u ditambah dengan aktivitas fisik, udara dingin, histamin dan

    metakolin8e4ara skematis mekanisme terjadinya asma digambarkan sebagai berikut:

    8ehubungan dengan asal"usul tersebut, upaya pen4egahan asma dapat dibedakanmenjadi % yaitu:

    . Pen4egahan primer $. Pen4egahan sekunder %. Pen4egahan tersier

    P $7 (! !$ "'i+ ' ditujukan untuk men4egah sensitisasi pada bayi denganrisiko asma (orangtua asma-, dengan 4ara :

    • Penghindaran asap rokok dan polutan lain selama kehamilan dan masaperkembangan bayi2anak

    • /iet hipoalergenik ibu hamil, asalkan 2 dengan syarat diet tersebut tidakmengganggu asupan janin

    • Pemberian A8 eksklusif sampai usia bulan• /iet hipoalergenik ibu menyusui

    P $7 (! !$ # $% ' ditujukan untuk men4egah inflamasi pada anak yangtelah tersentisisasi dengan 4ara menghindari pajanan asap rokok, serta allergen dalamruangan terutama tungau debu rumah.

    P $7 (! !$ t ' i ' ditujukan untuk men4egah manifestasi asma pada anakyang telah menunjukkan manifestasi penyakit alergi. 8ebuah penelitian multi senter yang dikenal dengan nama

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    7/34

    dermatitis atopi dan g< spesifik terhadap serbuk rumput (Pollen- dan tungau deburumah menurunkan kejadian asma sebanyak * . Perlu ditekankan bahwa pemberiansetiriGin pada penelitian ini bukan sebagai pengendali asma ( controller -.

    4. -!#t*' Ri i#* A +!

    8e4ara umum faktor risiko asma dibedakan menjadi $ kelompok faktor genetik danfaktor lingkungan.

    . 7aktor genetika. @ipereaktivitasb. Atopi2alergi bronkus4. 7aktor yang memodifikasi penyakit genetikd. 5enis kelamin

    e. 3as2etnik$. 7aktor lingkungan

    a. Alergen di dalam ruangan (tungau, debu rumah, ku4ing,alternaria2jamur dll-

    b. Alergen diluar ruangan (alternaria, tepung sari-4. Makanan (bahan penyedap, pengawet, pewarna makanan,

    ka4ang, makanan laut, susu sapi, telur-d. 9bat"obatan tertentu (misalnya golongan aspirin, #8A /, I bloker

    dll-e. >ahan yang mengiritasi (misalnya parfum, household spray , dan

    lain"lain-f.

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    8/34

    4 Apakah pada waktu pasien mengalami selesma (commond cold#merasakan sesak di dada dan selesmanya menjadi berkepanjangan ( * hariatau lebih-J

    d Apakah ada mengi atau rasa berat di dada atau batuk setelah

    melakukan aktifitas atau olah ragaJe Apakah gejala"gejala tersebut di atas berkurang2hilang setelahpemberian obat pelega (bronkodilator-J

    f Apakah ada batuk, mengi, sesak di dada jika terjadi perubahanmusim24ua4a atau suhu yang ekstrim (tiba"tiba-J

    g Apakah ada penyakit alergi lainnya (rinitis, dermatitis atopi, konjunktivitisalergi-J

    h Apakah dalam keluarga (kakek2nenek, orang tua, anak, saudarakandung, saudara sepupu- ada yang menderita asma atau alergiJ

    2. P + 'i# !!$ 5i i#

    Pada pemeriksaan fisik dapat bervariasi dari normal sampai didapatkannyakelainan. Perlu diperhatikan tanda"tanda asma dan penyakit alergi lainnya. &andaasma yang paling sering ditemukan adalah mengi, namun pada sebagian pasienasma tidak didapatkan mengi diluar serangan. >egitu juga pada asma yang sangatberat berat mengi dapat tidak terdengar (silent 4hest-, biasanya pasien dalamkeadaan sianosis dan kesadaran menurun.8e4ara umum pasien yang sedang mengalami serangan asma dapat ditemukan hal"hal sebagai berikut, sesuai derajat serangan :

    nspeksi− pasien terlihat gelisah,

    − sesak (napas 4uping hidung, napas 4epat, retraksi sela iga, retraksiepigastrium, retraksi suprasternal-,− sianosis

    Palpasi− biasanya tidak ditemukan kelainan− pada serangan berat dapat terjadi pulsus paradoksus

    Perkusi− biasanya tidak ditemukan kelainan

    Auskultasi− ekspirasi memanjang,− mengi,− suara lendir

    3. P + 'i# !!$ " $ $ !$(

    Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk diagnosis asma:− Pemeriksaan fungsi2faal paru dengan alat spirometer − Pemeriksaan arus pun4ak ekspirasi dengan alat peak flow rate meter− !ji reversibilitas (dengan bronkodilator-− !ji provokasi bronkus, untuk menilai ada2tidaknya hipereaktivitas

    bronkus.− !ji Alergi (&es tusuk kulit 2 s$in pric$ tes t- untuk menilai ada tidaknya

    alergi.− 7oto toraks, pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan penyakit

    selain asma.

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    9/34

    B. Di!($* i B!$%i$(

    D ! !− Penyakit paru obstruktif kronik (PP9K-− >ronkitis kronik− Bagal jantung kongestif − >atuk kronik akibat lain"lain− /isfungsi larings− 9bstruksi mekanis− erat"ringannya asma ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain gambaran kliniksebelum pengobatan (gejala, eksaserbasi, gejala malam hari, pemberian obat inhalasiI"$ agonis dan uji faal paru- serta obat"obat yang digunakan untuk mengontrol asma(jenis obat, kombinasi obat dan frekuensi pemakaian obat-. &idak ada suatupemeriksaan tunggal yang dapat menentukan berat"ringannya suatu penyakit. /enganadanya pemeriksaan klinis termasuk uji faal paru dapat menentukan klasifikasi menurutberat"ringannya asma yang sangat penting dalam penatalaksanaannya.

    Asma diklasifikasikan atas asma saat tanpa serangan dan asma saat serangan(akut-.

    1. A +! !!t t!$"! '!$(!$Pada orang dewasa, asma saat tanpa atau diluar serangan, terdiri dari: -

    ntermitten; $- Persisten ringan; %- Persisten sedang; dan +- Persisten berat (&abel-

    !

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    10/34

    &abel . Klasifikasi derajat asma berdasarkan gambaran klinis se4ara umum pada orangdewasa

    "erajat asma Gejala Gejala malam Faal paru

    Intermitten Bulanan #$%& '() Gej

    ala*1+,min--u.) /an

    pa -ejala 0iluarseran-an.

    ) era

    n-an sin-kat.

    2 kali sebulan ) %$ 1& '( nilai pre0iksi#$%& '(nilai terbaik.

    ) aria biliti #$%*2'(.

    $ersisten rin-an in--uan #$% '() Gej

    ala 1+,min--utetapi*1+, ari.

    ) eran-an 0apatmen--an--u aktifiti0an ti0ur

    2 kali sebulan ) %$ 1& '( nilai pre0iksi#$%& '( nilai terbaik.

    ) aria biliti #$% 2')3'(.

    $ersisten se0an- Harian #$% 6') '() Gej

    ala setiap ari.) eran-an men--an--uaktifiti 0an ti0ur.

    ) embutu kan

    bronko0ilator setiapari.

    2 kali sebulan )

    %$ 16')

    '(nilai

    pr

    e0ik si

    1'

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    11/34

    #$%6

    ')

    '(nilaiterbaik.

    ) ariabiliti#$% 3'(.

    $ersisten berat ontin8u #$% 6' () Gej

    ala terus menerus) eri

    n- kambu) #kti

    fiti fisik terbatas

    erin- ) %$ 16'( nilai pre0iksi

    #$% 6'( nilai terbaik ) aria

    biliti #$% 3'(

    umber 9 $er impunan "okter $aru In0onesia: #sma $e0oman ; $enatalaksanaan 0i In0onesia: 2''4

    8edangkan pada anak, se4ara arbiteri Pedoman #asional Asma Anak (P#AA-mengklasifikasikan derajat asma menjadi: - Asma episodik jarang; $- Asma episodiksering; dan %- Asma persisten (&abel $-

    &abel $. Klasifikasi derajat asma pada anak

    $arameter klinis: Asma episodik Asma episodik Asma persisten

    11

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    12/34

    kebutu an obat0an faal paru asma

    jarang sering

    1 Frekuensi

    seran-an

    *1+,bulan 1+,bulan erin-

    2

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    13/34

    memberikan respon yang kurang terhadap terapi awal, atau serangan memburukdengan 4epat, atau pasien berisiko tinggi (lihat bagan , bagan $ dan bagan -.

    &abel %. Klasifikasi asma menurut derajat serangan

    $arameter klinis: fun-si faal paru: laboratorium

    Rin-an e0an- Berat #n aman entinapas

    esak >breat less? Berjalan Berbi ara Istira atBa8i 9

    enan-is kerasBa8i 9)/an-is pen0ek 0anlema) esulitanmenetek,makan

    Ba8i 9/i0akmaumakan,minum

    $osisi Bisa berbarin-

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    14/34

    − Men4egah kematian karena asma.− Khusus anak, untuk mempertahankan tumbuh kembang anak sesuai

    potensi genetiknya.

    /alam penatalaksanaan asma perlu adanya hubungan yang baik antara dokter dan pasien sebagai dasar yang kuat dan efektif, hal ini dapat ter4ipta apabila adanyakomunikasi yang terbuka dan selalu bersedia mendengarkan keluhan atau pernyataanpasien, ini merupakan kun4i keberhasilan pengobatan.

    Ada (lima- komponen yang dapat diterapkan dalam penatalaksanaan asma,yaitu:

    − K < dan hubungan dokter"pasien− dentifikasi dan menurunkan pajanan terhadap faktor risiko;− Penilaian, pengobatan dan monitor asma;− Penatalaksanaan asma eksaserbasi akut, dan− Keadaan khusus seperti ibu hamil, hipertensi, diabetes melitus, dll

    Pada prinsipnya penatalaksanaan asma klasifikasikan menjadi: -Penatalaksanaan asma akut2saat serangan, dan $- Penatalaksanaan asma jangkapanjang

    1. P $!t!)!# !$!!$ ! +! !# t !!t '!$(!$

    8erangan akut adalah episodik perburukan pada asma yang harus diketahui olehpasien. Penatalaksanaan asma sebaiknya dilakukan oleh pasien di rumah (lihatbagan -, dan apabila tidak ada perbaikan segera ke fasilitas pelayanan kesehatan.Penanganan harus 4epat dan disesuaikan dengan derajat serangan. Penilaianberatnya serangan berdasarkan riwayat serangan termasuk gejala, pemeriksaanfisik dan sebaiknya pemeriksaan faal paru, untuk selanjutnya diberikan pengobatanyang tepat dan 4epat.

    Pada serangan asma obat"obat yang digunakan adalah :• bronkodilator (I$ agonis kerja 4epat dan ipratropium bromida-

    • kortikosteroid sistemik

    Pada serangan ringan obat yang digunakan hanya I$ agonis kerja 4epat yangsebaiknya diberikan dalam bentuk inhalasi. >ila tidak memungkinkan dapatdiberikan se4ara sistemik. Pada dewasa dapat diberikan kombinasi denganteofilin2aminofilin oral.Pada keadaan tertentu (seperti ada riwayat serangan berat sebelumnya-kortikosteroid oral (metilprednisolon- dapat diberikan dalam waktu singkat %" hari.Pada serangan sedang diberikan I$ agonis kerja 4epat dan kortikosteroid oral. Padadewasa dapat ditambahkan ipratropium bromida inhalasi, aminofilin (bolus ataudrip-. Pada anak belum diberikan ipratropium bromida inhalasi maupun aminofilin .>ila diperlukan dapat diberikan oksigen dan pemberian 4airan Pada serangan berat pasien dirawat dan diberikan oksigen, 4airan , I$ agoniskerja 4epat ipratropium bromida inhalasi, kortikosteroid , dan aminofilin (bolusatau drip-. Apabila I$ agonis kerja 4epat tidak tersedia dapat digantikan denganadrenalin subkutan.Pada serangan asma yang mengan4am jiwa langsung dirujuk ke E!.

    14

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    15/34

    Pemberian obat"obat bronkodilator diutamakan dalam bentuk inhalasi menggunakannebuliser. >ila tidak ada dapat menggunakan /& (M/ - dengan alat bantu (spa4er-.

    !ntuk lebih jelasnya lihat pada algoritma (bagan %, bagan +-.

    2. P $!t!)!# !$!!$ ! +! !$(#! "!$ !$(

    Penatalaksanaan asma jangka panjang bertujuan untuk mengontrol asma danmen4egah serangan. Pengobatan asma jangka panjang disesuaikan denganklasifikasi beratnya asma.Prinsip pengobatan jangka panjang meliputi: -

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    16/34

    enis obat Golon-an =ama -enerik Bentuk,kemasan obat

    $en-ontrol>#ntiinflamasi?

    $ele-a>Bronko0ilator?

    teroi0 in alasi

    #ntileukokotrin

    ortikosteroi0sistemik

    #-onis beta)2

    kerjalama

    kombinasi steroi0 0an#-onis beta)2kerjalama

    #-onis beta)2 kerjaepat

    #ntikoliner-ik

    etilsantin

    ortikosteroi0sistemik

    Flutikason propionatBu0esoni0e

    Jafirlukast

    etilpre0nisolon$re0nison

    $rokaterol

    Formoterolalmeterol

    Flutikason K almeterol.Bu0esoni0e K formoterol

    albutamol

    /erbutalin

    $rokaterol

    FenoterolIpratropium bromi0e

    /eofilin#minofilin/eofilin lepas lambat

    etilpre0nisolon$re0nison

    I"/I"/: turbu aler

    Oral>tablet?

    Oral>injeksi?Oral

    Oral

    /urbu aler I"/

    I"//urbu aler

    Oral: I"/: rota apsolution

    Oral: I"/: turbu aler:

    solution: ampul >injeksi?

    I"/

    I"/: solutionI"/: solution

    OralOral: injeksiOral

    Oral: in aler Oral

    • I"/ 9 In alasi 0osis terukur A etere0 0ose in aler, "I: 0apat 0i-unakan bersama 0en-an spa er • olution9

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    17/34

    &abel . Eiri"4iri &ingkatan Asma

    Tingkatan Asma Terkontrol

    Karakteristik Terkontrol Terkonrol Sebagian

    TidakTerkonrol

    Gejala arian /i0ak a0a >0ua kaliatau kuran-

    permin--u?

    terban-un?

    /i0ak a0a eLaktu M Laktu0alam semin--u

    ebutu an akanreliever atau terapirescue

    /i0ak a0a >0ua kaliatau kuran- 0alamsemin--u?

    $%F atauF% 1 N?

    =ormal * '( >perkiraanatau 0ari kon0isiterbaik bila0iukur?

    %ksaserbasi /i0ak a0a ekali atau lebi0alm seta un NN?

    ekali 0alam semin--u NNN?

    eteran-an 9 N? Fun-si paru ti0ak berlaku untuk anak)anak 0i usia 5 ta un atau 0i baLa 5 ta unNN? @ntuk semua bentuk eksaserbasi sebaikn8a 0ili at kembali terapin8a apka benar)benar

    a0ekLatNNN? uatu eksaserbasi min--uan: membuatn8a menja0i asma takterkontrol

    Sumber : GINA 2006

    E. R #!$ K! A +!

    /okter umum 2 puskesmas harus merujuk pasien asma dengan kondisi tertentu ke 38

    yang memiliki pelayanan spesialistik seperti :• 8erangan berat• 8erangan yang mengan4am jiwa• Pada tatalaksana jangka panjang, apabila dengan kortikosteroid inhalasi

    dosis rendah (untuk anak sampai dengan $** m4g2hari, sedangkandewasa +** m4g2hari- selama + minggu tidak ada perbaikan (tidakterkontrol-.

    • Asma dengan keadaan khusus seperti ibu hamil, hipertensi, diabetes dll

    I9. PENGENDALIAN ASMA

    A. 9i i

    17

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    18/34

    Masyarakat yang mandiri dalam menghindari asma

    B. Mi iMembuat masyarakat terhindar dari asma dengan melaksanakan K <

    (Komunikasi, nformasi dan

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    19/34

    $. 5ejaring kerja (Pemda, /inas Kesehatan Propinsi2Kabupaten2Kota, !nitpelayanan kesehatan, lintas program dan litnas sektor, swasta, perguruantinggi, organisasi profesi, )embaga 8wadaya Masyarakat dan lain"lain-

    %. Masyarakat

    a. !mumb. Kelompok masyarakat khusus (kelompok masyarakat berisiko asma-

    G. P'*('!+ P $( $%!)i!$ A +!Program pengendalian asma, meliputi :

    . Penyuluhan (K

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    20/34

    Asma mempunyai faktor pen4etus yang berbeda, maka setiap pasien atau keluargapasien perlu mengenali faktor pen4etus tersebut guna menghindari serangan asma.

    Adapun jenis kegiatan penyuluhan asma bagi pasien dan keluarga pasien antara lain:a. Penyuluhan tentang strategi pengobatan asma (0 langkah mengatasi asma- yaitu:

    - Mengenal seluk beluk asma$- Menentukan klasifikasi%- Mengenali dan menghindari pen4etus asma (&abel -+- Meren4anakan pengobatan jangka panjang,

    - Mengatasi serangan asma dengan tepat- Memeriksakan diri dengan teratur, dan

    0- Menjaga kebugaran dan olahraga misalnya senam asma

    b. Penyuluhan tentang penanganan segera pada saat serangan pada pasien asma.

    &abel . /aftar Pertanyaan dentifikasi 7aktor Pen4etus

    &abel berikut dapat membantu seseorang pasien asma untuk mengenali berbagai faktor risiko pen4etus asma.

    1 Alergen yang dihirup.• Apakah memelihara binatang di dalam rumah, dan binatang apa?• Apakah terdapat bagian di dalam rumah lembab? kemungkinan

    jamur!• Apakah di dalam rumah ada dan ban"ak di dapatkan kecoa?• Apakah menggunakan karpet berbulu atau so#a kain? mite!• $erapa sering mengganti tirai, alas kasur%kain sprei? mite!• Apakah ban"ak barang di dalam kamar tidur mite!?

    • Apakah pasien asma anak! sering bermain dengan boneka berbulu?mite!

    & Pajanan lingkungan kerja• Apakah pasien batuk, mengi, sesak napas selama bekerja, tetapi

    keluhan menghilangkan bila libur kerja hari minggu!?• Apakah pasien mengalami lakrimasi pada mata dan hidung sebagai

    iritasi segera setelah tiba di tempat kerja?• Apakah pekerja lainn"a mengalami keluhan "ang sama?• $ahan ' bakan apa "ang digunakan pada pabrik%pekerjaan anda?• Anda bekerja sebagai apa?

    • Apakah anda bekerja di lingkungan jalan ra"a?

    ( Polutan & Iritan di dalam dan di luar ruangan• Apakah kontak dengan bau)bauan merangsang seperti par#um, bahan

    pembersih spra", dll• Apakah anda menggunakan kompor berasap atau bahkan ka"u bakar

    di dalam rumah?• Apakah sering memasak makanan "ang menghasilkan bau

    merangsang tumisan!?• Apakah pasien sering terpajan dengan debu jalan?

    * Asap rokok • Apakah pasien merokok?• Adakah orang lain "ang merokok di sekitar pasien saat di rumah%di

    lingkungan kerja?• Apakah orang tua pasien asma anak! merokok?

    2'

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    21/34

    + Refuks gastroeso agus• Apakah pasien mengeluh n"eri ulu hati heart burn!?• Apakah pasien kadangkala regurgitasi atau bahkan makanan kembali

    ketenggorokan ?• Apakah pasien mengalami batuk, sesak dan mengi saat malam?• Apakah pasien asma asmak! muntah diikuti oleh batuk atau mengi

    malam hari? Atau gejala memburuk setelah makan?

    Sensiti dengan obat-obatan• -bat apakah "ang digunakan pasien?• Apakah ada obat penghambat%beta blocker?• Apakah pasien sering menggunakan aspirin atau antiin amasi

    nonsteroid?• Apakah pasien sering eksaserbasi setelah minum obat tersebut?

    umber 9 an-unne-oro: Har0ianto 0kk: Asma Pedoman & Penatalaksanaan Di Indonesia, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia : 2''4.

    2. K +it'!!$ %!$ & !'i$(

    !. T !$

    U+ +Meningkatnya ketersediaan informasi dan kerjasama aktif seluruh potensi di

    lingkungan pemerintah dan masyarakat untuk menekan ke4enderunganpeningkatan kejadian asma dan pajanan faktor risiko.

    K- Menggalang kekuatan dengan berbagai lintas

    program, lintas sektor dan masyarakat dalam pengendalian asma.$- Meningkatnya komitmen pemerintah dan berbagai

    mitra potensial di masyarakat dalam upaya pengendalian asma.%- Adanya sinergi dan keterpaduan dalam berbagai

    kegiatan pengendalian asma+- Meningkatkan kemampuan bersama dalam

    pengendalian asma- &er4apainya upaya pengendalian asma yang efektif dan efisien.

    . S! !'!$)intas Program, )intas 8ektor, 8wasta, Perguruan &inggi, 9rganisasi Profesi, )8M()embaga 8wadaya Masyarakat-, >adan nternasional, dan lain"lain.

    7. K (i!t!$

    - Membangun dan memantapkan kemitraan dan jejaring kerja dengan/inas2 nstansi terkait (lintas program dan lintas sektor-, organisasi profesi

    (P/P H Perhimpunan /okter Paru ndonesia, /A H katan /okter Anakndonesia, PAP/ HPerhimpunan Ahli Penyakit /alam ndonesia, organisasiprofesi / H katan /okter ndonesia-, dan lembaga swadaya masyarakat(FA HFayasan Asma ndonesia, FAP#A8HFayasan Penyantun Anak Asma

    21

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    22/34

    ndonesia, dan lain"lain- atau )embaga lain yang diperlukan se4araberkesinambungan.

    $- Membuat ren4ana strategis (instansi kesehatan bersama"sama mitra terkait-,sosialisasi dan advokasi program pengendalian asma kepada pemerintah

    daerah, /P3/, lintas program, lintas sektor, organisasi profesi, )8M dan swastauntuk memperoleh dukungan kegiatan pengendalian dan pendanaan.

    3. P ')i$% $(!$ K

    !. T !$Memberikan perlindungan dan menurunkan jumlah kelompok masyarakat yangterpajan faktor risiko asma.

    . S! !'!$Masyarakat umum dan kelompok masyarakat khusus (kelompok masyarakat

    berisiko asma-.7. K (i!t!$

    - Penerapan @unian >ebas 3okok (@>3- di lingkungan masyarakat danKawasan &anpa 3okok (K&3- di berbagai instansi2/inas serta tempat"tempatumum2keramaian dengan menga4u Peraturan Perundangan tentangPengendalian Masalah 3okok dan Peraturan /aerah tentang Kawasan &anpa3okok.

    $- Melakukan upaya minimalisasi pen4emaran udara (asap pabrik, asapkendaraan bermotor, asap dapur rumah tangga, dll- dengan penerapanprogram udara bersih2langit biru.

    %- Men4egah terjadinya sensitisasi pada pasien, seperti faktor lingkungan(tungau debu yang sering terdapat pada debu kasur dan bantal kapuk,selimut, lantai, karpet gordin , perabot rumah, dan lain"lain-. 8ebaiknyala4i2rak dibersihkan dengan lap basah, gordin dan selimut di4u4i setiap $minggu , karpet, majalah, mainan , buku dan pakaian yang jarang dipakaidiletakkan di luar kamar tidur dan lantai dipel setiap hari-, menghindarimakanan yang mempunyai tingkat alerginitis tinggi, asap rokok, inhalan,perubahan 4ua4a dan emosi sebagai faktor pen4etus serta aktivitas fisik yangberlebihan, Menghindari kontak dengan hewan yang memiliki bulu lebat danmudah rontok yang dapat sebagai faktor pemi4u asma (ku4ing, anjing, danlain lain-.

    +- 8osialisasi penggunaan alat pelindung diri (masker, misalnya hepha filter,#' , dan lain"lain- pada individu atau kelompok masyarakat yang berisiko(terpajan faktor risiko-.

    - 8osialisasi ventilasi dan 4erobong asap dapur rumah tangga, fasilitas umumdan industri yang memenuhi syarat serta menghindari kondisi rumah yanglembab. 8e4ara umum ventilasi yang memenuhi syarat adalah dengan luas

    * dari luas lantai atau menggunakan e!house fan .

    . P $ + !$ t '+! # % t # i %i$i %!$ t!t!)!# !$! #!

    !. D t # i %i$iKelompok anak dibawah usia % tahun jika ada gejala mengi, anak dengan orangtua asma, dermatitis atopi perlu di4urigai untuk menderita asma di kemudianhari.

    22

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    23/34

    . P $ + !$ %!$ t!t!)!# !$! #! .- Penemuan2surveilans kasus asma se4ara aktif

    $- Penemuan kasus asma se4ara pasif di unit pelayanan kesehatan.

    %- &atalaksana pasien asma sesuai standar a- Puskesmas (pelayanan kesehatan primer-.-. Penemuan dan tatalaksana pasien asma dipelayanan kesehatan

    primer$-. 8istem rujukan asma.%-. 3ehabilitasi pasien asma.+-.

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    24/34

    a- 8urvei faktor risiko menggunakan instrumen survei faktor risiko P&M ataumenga4u pada instrumen yang dikembangkan oleh ?@9 ( S% & "ise -.

    b- Pemeriksaan @>3 (rumah @unian >ebas asap 3okok- berkala dilaksanakansetiap tahun di Kabupaten2Kota di masing"masing propinsi, menggunakan

    instrumen pemeriksaan @>3 dan formulir rekapitulasi pemeriksaan @>34- Pendataan faktor risiko lingkungand- Melalui survei khusus atau memanfaatkan sistem yang sudah ada (8K3&,

    8usenas, 8urkenas, 8urkesda, dan lain"lain- dan hasil"hasil survei yangdilaksanakan oleh instansi terkait lainnya.

    = U"!6! P $i$(#!t!$ P!'ti i"! i M! 6!'!#!t %!)!+ P $7 (! !$ A +!.

    !paya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengendalian asma dimulaidengan Kajian Aspek 8osial >udaya dan Perilaku Masyarakat yang kemudiandigunakan sebagai dasar dalam pengembangan program peningkatan partisipasi

    masayarakat dalam pen4egahan asma.!. T !$

    - /iketahuinya gambaran sosial"budaya dan partisipasi masyarakat dalampen4egahan asma serta faktor"faktor yang berhubungan dengan partisipasimasyarakat tersebut di masing"masing kabupaten2kota.

    $- Meningkatnya pemberdayaan atau partisipasi masyarakat dalam pen4egahanasma

    . M!$5!!t- /iketahuinya potensi yang ada di masyarakat, itra kerja (melalui apa dan

    siapa atau instansi mana- atau kelompok masyarakat yang manapen4egahan asma efektif dilakukan.

    $- /iperolehnya kontribusi 2 partisipasi masyarakat.&ingkat aktivitas2partisipasi keluarga dan kelompok masyarakat lainnya(seperti tokoh formal, tokoh informal, jajaran kesehatan sendiri, kader kesehatan, instansi terkait, )8M dan pihak swasta- sehingga perlu lebihmeningkatkan kontribusi tersebut. Misalnya dengan penyuluhan yang lebihintensif kepada masyarakat, dengan pelatihan (kader, petugas kesehatan,pengelola program-, sosialisasi, advokasi dan sebagainya.

    7. S! !'!$Keluarga, kelompok masyarakat, lintas program, lintas sektor, dan)embaga2 nstansi terkait lainnya

    %. K (i!t!$- Melaksanakan survei2kajian aspek sosial budaya dan perilaku masyarakat di

    salah satu kabupaten di masing"masing propinsi di ndonesia.$- Pengembangan model pemberdayaan masyarakat dalam pen4egahan asma

    yang sesuai dengan kondisi setempat di masing"masing kabupaten2kotaberdasarkan hasil survei2kajian.

    %- Membuat daerah per4ontohan di masing"masing kabupaten2kota yangdilakukan survei2kajian. 8alah satu 4ontoh adalah Posbindu (Pos Pembinaan&erpadu- yang telah terbentuk dan dikembangkan di Kota /epok, Propinsi5awa >arat, dengan kegiatan K

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    25/34

    +- Kajian ini dapat dilakukan bersamaan dengan penyakit tidak menular lainnyadan pelaksanaannya oleh kabupaten bersama"sama dengan perguruantinggi, pusat, propinsi, serta lintas program dan lintas sektor.

    >. P +!$t! !$ %!$ P $i)!i!$!. T !$:

    - &erlaksananya kegiatan fasilitasi upaya peningkatan pengetahuan, motivasi danpartisipasi pengelola program, dokter dan paramedis, mitra kerja dan sta$eholder lainnya dalam pengendalian asma

    $- &erlaksananya kegiatan fasilitasi upaya peningkatan keinginan untuk kemajuandiantara pengelola program dan petugas kesehatan dalam pengendalian asma%- &erlaksananya pemantauan, penilaian, supervisi2bimbingan teknis dan

    monitoring pelaksanaan dan pen4apaian program+- &erlaksananya upaya untuk memperbaiki efektifitas dan efisiensi program.

    . K (i!t!$- Mengukur kemajuan pelaksanaan program dan memberikan koreksi atas

    penyimpangan berdasarkan atas indikator input, proses, dan output .$- Mengevaluasi dan mengukur pen4apaian tujuan program dan bagaimana

    efektifitas dan efisiensi pen4apaian menggunakan indikator efek ( outcome - dandampak.%- Melaksanakan pemantauan dan evaluasi se4ara berjenjang mulai dari pusat,

    propinsi, kabupaten2kota, dan puskesmas+- Mengevaluasi dan mengukur pen4apaian program sesuai dengan target

    pen4apaian program yang telah ditetapkan.

    9. KEGIATAN POKOK PENGENDALIAN PENYAKIT KRONIK DAN DEGENERATI-TERMASUK ASMA MENURUT PUSAT, PROPINSI, KABUPATEN/KOTA,

    KE4AMATAN, DAN DESA/KELURAHAN

    A. K (i!t!$ P*#*# %i P !t

    . Membuatstandarisasi2 menyusun2 medistribusikan permenkes2 kepmenkes2pedoman2 juklak2 juknis2 modul program

    $. Melaksanakan surveilans kasus (termasuk kematian- penyakit kronik dandegeneratif lainnya

    %. Melaksanakan surveilans faktor risiko dengan survei khusus danmemanfaatkan sistem yang sudah ada (misalnya 8usenas, 8urkenas,8urkesda, dan lain"lain-

    +. Menyelenggarakan pelatihan &9& ( training of trainer - pengendalian penyakitkronik dan degeneratif lainnya (pengelola program /inas Kesehatan Propinsi-

    . Mengembangkan sistem informasi penyakit kronik dan degeneratif lainnya

    . Membangun dan memantapkan jejaring kerja serta melakukan koordinasise4ara berjenjang dan berkesinambungan

    0. Memfasilitasi pertemuan lintas program2lintas sektor 1. Meran4ang2membuat2menggandakan dan mendidtribusikan media penyuluhan'. Melaksanakan penyuluhan (K

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    26/34

    *.>ersama"sama propinsi membantu kabupaten2kota dalam melaksanakankegiatan pemberdayaan masyarakat atau peningkatan partisipasi masyarakatdalam pen4egahan dan penanggulangan penyakit kronik dan degeneratif lainnya sesuai dengan kondisi masing"masing daerah ( local area specific -

    berdasarkan hasil survei2kajian. Memfasilitasi kemandirian masyarakat dalam pengendalian penyakit kronik dandegeneratif lainnya

    $.Mengadakan dan mendistribusikan bahan2alat deteksi dini2diagnostik dantatalaksana penyakit kronik dan degeneratif lainnya

    %.Menyelenggarakan pelatihan &9& ( training of trainer - penemuan dantatalaksana penyakit kronik dan degeneratif lainnya (dokter spesialis, dokter umum, dan paramedis rumah sakit propinsi-

    +.Menyelenggarakan pelatihan &9& dalam rangka meningkatkan pengetahuandan keterampilan pengelola program dinas kesehatan propinsi dalammelaksanakan analisis situasi penyakit kronik dan degeneratif lainnya melalui

    kajian terhadap aspek manajemen, epidemiologi, serta sosial budaya danperilaku masyarakat.Memfasilitasi upaya peningkatan pengetahuan, motivasi dan partisipasipengelola program, dokter dan paramedis, mitra kerja dan sta$eholder lainnyadalam pengendalian penyakit kronik dan degeneratif lainnya

    .Memfasilitasi upaya peningkatan keinginan untuk kemajuan diantara pengelolaprogram dan petugas kesehatan dalam pengendalian penyakit kronik dandegeneratif lainnya

    0.Melakukan pemantauan, penilaian, supervisi2bimbingan teknis dan monitoringpelaksanaan dan pen4apaian program

    B. K (i!t!$ P*#*# %i P'*"i$ i

    . Menggandaan2medistribusikan permenkes2 kepmenkes2 pedoman2 juklak2 juknis2 modul program

    $. Melaksanakan surveilans kasus (termasuk kematian- penyakit penyakit kronikdan degeneratif lainnya

    %. Melaksanakan surveilens faktor risiko dengan survei khusus danmemanfaatkan sistem yang sudah ada (misalnya 8usenas, 8urkenas,8urkesda, dan lain"lain-

    +. Menyelenggarakan pelatihan &9& ( training of trainer - pengendalian penyakitkronik dan degeneratif lainnya (pengelola program dinas kesehatankabupaten2kota-

    . Mengembangkan sistem informasi penyakit kronik dan degeneratif lainnya

    . Membangun dan memantapkan kemitraan dan jejaring kerja serta melakukankoordinasi se4ara berjenjang dan berkesinambungan

    0. Memfasilitasi pertemuan lintas program2lintas sektor 1. Menggandakan dan mendidtribusikan media penyuluhan'. Melaksanakan penyuluhan (K ersama"sama kabupaten2kota melaksanakan kegiatan pemberdayaan

    masyarakat atau peningkatan partisipasi masyarakat dalam pen4egahan danpenanggulangan penyakit kronik dan degeneratif lainnya yang sesuai dengankondisi masing"masing daerah ( local area specific - berdasarkan hasilsurvei2kajian.

    26

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    27/34

    . Memfasilitasi kemandirian masyarakat dalam pengendalian penyakit kronik dandegeneratif lainnya

    $.Mengusulkan pengadaan dan mendistribusikan bahan2alat deteksidini2diagnostik dan tatalaksana penyakit kronik dan degeneratif lainnya

    %.Menyelenggarakan pelatihan &9& ( training of trainer - penemuan dantatalaksana penyakit kronik dan degeneratif lainnya (dokter spesialis, dokter umum, dan paramedis rumah sakit kabupaten2kota-

    +.Menyelenggarakan pelatihan &9& dalam rangka meningkatkan pengetahuan danketerampilan pengelola program dinas kesehatan kabupaten2kota dalammelaksanakan analisis situasi penyakit kronik dan degeneratif lainnya melalui kajianterhadap aspek manajemen, epidemiologi, serta sosial budaya dan perilakumasyarakat

    .Memfasilitasi upaya peningkatan pengetahuan, motivasi dan partisipasi pengelolaprogram, dokter dan paramedis, mitra kerja dan sta$eholder lainnya dalampengendalian penyakit kronik dan degeneratif lainnya

    .Memfasilitasi upaya peningkatan keinginan untuk kemajuan diantara pengelolaprogram dan petugas kesehatan dalam pengendalian penyakit kronik dandegeneratif lainnya

    0.Melakukan pemantauan, penilaian, supervisi2bimbingan teknis dan monitoringpelaksanaan dan pen4apaian program

    1.Mengirimkan laporan hasil program se4ara rutin ke pusat

    4. K (i!t!$ P*#*# %i K! "!t $/K*t!

    . Menggandakan2medistribusikan permenkes2 kepmenkes2 pedoman2 juklak2 juknis2 modul program.

    $. Melaksanakan surveilans kasus (termasuk kematian- penyakit kronik dandegeneratif lainnya.

    %. Melaksanakan surveilens faktor risiko dengan survei khusus danmemanfaatkan sistem yang sudah ada (misalnya 8usenas, 8urkenas,8urkesda, dan lain"lain-.

    +. Menyelenggarakan pelatihan pengendalian penyakit kronik dan degeneratif lainnya (petugas puskesmas-.

    . Mengembangkan sistem informasi penyakit kronik dan degeneratif lainnya

    . Membangun dan memantapkan jejaring kerja serta melakukan koordinasise4ara berjenjang dan berkesinambungan.

    0. Memfasilitasi pertemuan lintas program2lintas sektor.1. Menggandakan dan mendidtribusikan media penyuluhan.'. Melaksanakan K < melalui berbagai metode dan media penyuluhan.

    *.Melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat atau peningkatanpartisipasi masyarakat dalam pen4egahan dan penanggulangan penyakitkronik dan degeneratif lainnya yang sesuai dengan kondisi masing"masingdaerah ( local area specific - berdasarkan hasil survei kajian.

    . Memfasilitasi kemandirian masyarakat dalam pengendalian penyakit kronik dandegeneratif lainnya.

    $.Mengadakan dan mendistribusikan bahan2alat deteksi dini2diagnostik dantatalaksana penyakit kronik dan degeneratif lainnya.

    %.Menyelenggarakan pelatihan penemuan dan tatalaksana penyakit tidakmenular (dokter dan paramedis puskesmas-.

    +.Menyelenggarakan pelatihan dalam rangka meningkatkan pengetahuan danketerampilan pengelola program puskesmas dalam melaksanakan analisis situasi

    27

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    28/34

    penyakit kronik dan degeneratif lainnya melalui kajian terhadap aspek manajemen,epidemiologi, serta sosial budaya dan perilaku masyarakat.

    .Memfasilitasi upaya peningkatan pengetahuan, motivasi dan partisipasi pengelolaprogram, dokter dan paramedis, mitra kerja dan sta$eholder lainnya dalam

    pengendalian penyakit kronik dan degeneratif lainnya..Memfasilitasi upaya peningkatan keinginan untuk kemajuan diantara pengelolaprogram puskesmas dalam pengendalian penyakit kronik dan degeneratif lainnya.

    0.Melakukan pemantauan, penilaian, supervisi2bimbingan teknis dan monitoringpelaksanaan dan pen4apaian program.

    1.Mengirimkan laporan hasil program se4ara rutin ke propinsi.

    D. K (i!t!$ P*#*# %i P # +!

    . Melaksanakan surveilans kasus (termasuk kematian- penyakit kronik dan

    degeneratif lainnya$. Membangun dan memantapkan jejaring kerja dan melakukan koordinasise4ara berjenjang dan berkesinambungan

    %. Memfasilitasi pertemuan lintas program2 lintas sektor +. Melaksanakan penemuan dan tatalaksana kasus penyakit kronik dan

    degeneratif lainnya. Melaksanakan K < melalui berbagai metode dan media penyuluhan. Membina partisipasi masyarakat dalam pen4egahan dan penanggulangan

    penyakit kronik dan degeneratif lainnya0. Memfasilitasi kemandirian masyarakat dalam pengendalian penyakit kronik dan

    degeneratif lainnya.1. Mengirimkan laporan hasil program se4ara rutin ke kekabupaten2kota.

    E. K (i!t!$ P*#*# %i D ! Si!(! /K ) '! !$

    . Membina partisipasi masyarakat dalam pen4egahan dan penanggulanganpenyakit kronik dan degeneratif lainnya.

    $. Membentuk dan mengembangkan kelompok masyarakat peduli penyakit tidakmenular seperti Posbindu, dan lain"lain sesuai dengan kondisi masing"masingdesa2kelurahan.

    3. Melaksanakan kegiatan Pos Kesehatan /esa.

    MENTERI KESEHATAN,

    D'. %'. SITI -ADILAH SUPARI, S".&P K

    2

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    29/34

    Bagan 1.

    ALGORITMA

    PENATALAKSANAAN SERANGAN ASMA DI R MA!$enilaian berat seran-an

    linis 9 Gejala >batuk: sesak: men-i: 0a0a terasa berat? 8an- bertamba#$% : '( nilai terbaik , pre0iksi

    /erapi aLalIn alasi a-onis beta)2 kerja sin-kat

    >setiap 2' menit: 3 kali 0alam 1 jam?: atau Bronko0ilator oral

    Sumber 9 PDPI, Asma Pedoman & Penatalaksanaan Di Indonesia, !""#

    Bagan 2.

    2!

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    30/34

    $ulan-$en-obatan 0ilanjutkan 0en-an in alasi a-onis beta)2

    embutu kan kortikosteroi0 oral%0ukasi pasien

    emakai obat 8an- benar Ikuti ren ana pen-obatan selanjutn8a

    "iraLat 0i RIn alasi a-onis beta)2 K anti koliner-ik

    ortikosteroi0 sistemik #minofilin 0rip/erapi Oksi-en pertimban-kan kanul nasal atau masker Centuri$antau #$%: at O2: =a0i: ka0ar teofilin

    "iraLat 0i I @In alasi a-onis beta)2 K anti koliner-ik

    ortikosteroi0 I$ertimban-kan a-onis beta)2 injeksi ,I ,I#minofilin 0rip

    un-kin perlu intubasi 0an Centilasi mekanik

    Penilaian A"alRiLa8at 0an pemeriksaan fisik

    >auskultasi: otot bantu napas: 0en8ut jantun-: frekuensi napas? 0an bila mun-kin faal paru >#$% atau %$1: saturasi O2?: #G"# 0an pemeriksaan lain

    $enilaian @lan- setela 1 jam$em.fisis: saturasi O2: 0an pemeriksaan lain atas in0ikasi

    Respons baik Respons baik 0an stabil 0alam 6' menit$em.fisi normal#$% 7'( pre0iksi,nilai terbaik

    Respons /i0ak empurnaResiko tin--i 0istress$em.fisis 9 -ejala rin-an M se0an-#$% 5'( terapi * 7'(

    aturasi O2 ti0ak perbaikan

    Respons buruk 0alam 1 jamResiko tin--i 0istress$em.fisis 9 berat: -elisa 0an kesa0aran menurun#$% * 3'($a O2 * 45 mmH-$a O2 * 6' mmH-

    eran-an #sma Rin-an eran-an #sma e0an-,Berat eran-an #sma en-an am iLa

    $en-obatan #LalOksi-enasi 0en-an kanul nasalIn alasi a-onis beta)2 kerja sin-kat >nebulisasi?: setiap 2' menit 0alam satu jam? atau a-onis beta)2 injeksi >/erbutalin ':5 ml subkutan atau #0renalin 1,1''' ':3 ml subkutan?

    ortikosteroi0 sistemik 9) seran-an asma berat) ti0ak a0a respons se-era 0en-an pen-obatan bronko0ilator ) 0alam kortikosterois oral

    $erbaikan /i0ak $erbaikan

    $ulan-Bila #$% 6'( pre0iksi , terbaik. /etap berikan pen-obatan oral atau in alasi

    "iraLat 0i I @Bila ti0ak perbaikan 0alam 6)12 jam

    Algoritma Penatalaksanaan Asma Di R#ma$ Sakit

    )

    umber 9 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia : Asma Pedoman & Penatalaksanaan Di Indonesia, : 2''4.

    Bagan 3.

    3'

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    31/34

    =ilai 0erajat seran-an %&'>sesuai tabel 3?

    /atalaksana aLalnebulisasi )a-onis 1)3+: selan- 2' menit >2?nebulisasi keti-a K antikoliner-ik

    jika seran-an berat: nebulisasi. 1+ >Kantikoiner-ik?

    eran-an se0an->nebulisasi 1)3+:respons parsial?

    berikan oksi-en >3?nilai kembali 0erajat seran-an: jika sesuai 0-n seran-an se0an-: obserCasi 0i R#ang Ra"at Se$ari(obser)asi

    pasan- jalur parenteral

    eran-an

    rin-an>nebulisasi 1)3+: respons baik: -ejala ilan-?obserCasi 2 jam

    jika efek berta an: bole$ p#lang jika -ejala timbul la-i: perlakukan seba-ai serangan sedang

    Serangan berat>nebulisasi 3+:respons buruk?

    sejak aLal berikan O2 saat , 0i luar nebulisasi pasan- jalur parenteral

    nilai ulan- klinisn8a: jika sesuai 0en-an seran-an berat: raLat 0i R#ang Rafoto Ront-en toraks

    *ole$ p#lang bekali obat )a-onis > irupan , oral? jika su0a a0a obat pen-en0ali: teruskan jika infeksi Cirus sb-. pen etus: 0apat 0iberi steroi0 oral0alam 24)4 jam kon)trol ke linik R. alan: untuk reeCaluasi

    R#ang Ra"at Se$ari(obser)asioksi-en teruskan

    berikan steroi0 oralnebulisasi tiap 2 jam

    bila 0alam 12 jam perbaikan klinis stabil: bole$

    p#lang+ tetapi jika klinis tetap belum membaik atau meburuk: ali raLat ke R#ang Ra"at Inap

    R#ang Ra"at Inapoksi-en teruskanatasi 0e i0rasi 0an asi0osis jika a0asteroi0 I tiap 6) jamnebulisasi tiap 1)2 jamaminofilin I aLal: lanjutkan rumatan

    jika membaik 0alam 4)6+ nebulisasi: interCal ja

    0i 4)6 jam jika 0alam 24 jam perbaikan klinis stabil: bole$ p#lang jika 0en-an steroi0 0an aminofilin parenteral ti0ak membaik: ba kan timbul #n aman enti napas: ali

    -atatan.ika menurut penilaian seran-ann8a berat: nebulisasi ukup 1+ lan-sun- 0en-an )a-onis K antikoliner-ik

    Bila ter0apat tan0a an aman enti napas se-era ke Ruan- RaLat Intensif ika ti0ak a0a alatn8a: nebulisasi 0apat 0i-anti 0en-an a0renalin subkutan ':'1ml,k-BB,kali maksimal ':3ml,kali

    @ntuk seran-an se0an- 0an terutama berat: oksi-en 2)4

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    32/34

    Bagan 4.

    A) ' T!t!)!# !$! A +! A$!# !$(#! P!$ !$(

    Asma episodik jarang

    ()* minggu, obat dosis % minggu (2 3 (2

    Asma episodik sering

    )4 minggu, respons5 )! 6!

    Asma persisten

    )4 minggu, respons5 )! 6!

    )4 minggu, respons5 )! 6!

    7! .etoti#en dapat digunakan pada pasien balita dan%atau asma tipe rinitis

    P8

    9GH/90A:A9

    9bat pereda: β"agonis atau teofilin(hirupan atau oral- bila perlu

    &ambahkan obat pengendali:Kortikosteroid hirupan dosis rendah ?

    Pertimbangkan alternatif penambahan salah satu obat: β"agonis kerja panjang ()A>A-

    teofilin lepas lambatantileukotrienatau dosis kortikosterid ditingkatkan (medium-

    Kortikosteroid dosis medium ditambahkanan salahsatu obat: β"agonis kerja panjang

    teofilin lepas lambatantileukotrienatau dosis kortikosteroid ditin katkan tin i

    9bat diganti kortikoteroid oral

    32

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    33/34

    Bagan 5.

    STRATEGI PRIMARY HEALTH CARE DALAM PENGENDALIAN ASMA

    MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

    O= %

  • 8/17/2019 KMK 1023-XI-08 pengendalian asma.docx

    34/34

    Bagan 6.

    PELANGI ASMA

    Pelangi asma+ monitoring asma se0ara mandiri!ija#

    • on0isi baik: asma terkontrol• /i0ak a0a , minimal -ejala• #$% 9 ')1'' ( nilai 0u-aan , terbaik

    Pen obatan ber antun berat asma, prinsipnya pen obatan dilan-utkan .ila tetap berada pada warna hi-au minimal / bulan, maka pertimban kan turunkan terapi

    K#ning• Berarti ati) ati: asma ti0ak terkontrol: 0apat terja0i seran-an akut , eksaserbasi

    • "en-an -ejala asma >asma malam: aktiCitas ter ambat: batuk: men-i: 0a0a terasa berat: baik saat aktiCitas maupun istira at? 0an atau #$% 6') ' ( 0en-an pre0iksi , nilaiterbaik.

    %embutuhkan penin katan dosis medikasi atau perubahan medikasi

    Mera$• Berba a8a• Gejala asma terus) menerus 0an membatasi aktiCitas se ari) ari.• #$% * 6'( nilai 0u-aan , terbaik.

    Pasien membutuhkan pen obatan se era seba ai rencana pen obatan yan disepakatidokter0pasien secara tertulis .ila tetap tidak ada respons, se era hubun i dokter atau kerumah sakit terdekat

    Sumber 9 $"$I , Asma Pedoman & Penatalaksanaan Di Indonesia,!""#