Upload
kangenbgtz
View
277
Download
15
Embed Size (px)
Citation preview
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
1/110
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
SEKTOR LOGAM DAN MESIN
MENGUKUR LISTRIK/ELEKTRONIKA
LOG.OO12.002.00
BUKU INFORMASI
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITASJl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
2/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 1 dari 80
KATA PENGANTAR
Modul pelatihan berbasis kompetensi merupakan salah satu media pembelajaran yang
dapat digunakan sebagai media transformasi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerjakepada peserta pelatihan untuk mencapai kompetensi tertentu berdasarkan program
pelatihan yang mengacu kepada Standar Kompetensi.
Modul pelatihan ini berorientasi kepada pelatihan berbasis kompetensi (Competence
Based Training ) diformulasikan menjadi 3 (tiga) buku, yaitu Buku Informasi, Buku Kerja
dan Buku Penilaian sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penggunaannya
sebagai referensi dalam media pembelajaran bagi peserta pelatihan dan instruktur, agar
pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Untuk memenuhi kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi tersebut, maka disusunlah
modul pelatihan berbasis kompetensi dengan judul “Mengukur Listrik / Elektronika “
yang mengacu pada SKKNI Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Barang dari
Logam Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub Bidang Pengelasan SMAW yang telah
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. Nomor
KEP.342/MEN/X/2007.
Kami menyadari bahwa modul yang kami susun ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan agar tujuan
dari penyusunan modul ini menjadi lebih efektif.
Demikian kami sampaikan, semoga Tuhan YME memberikan tuntunan kepada kita dalam
melakukan berbagai upaya perbaikan dalam menunjang proses pelaksanaan pelatihan di
lembaga pelatihan kerja.
Jakarta, Nopember 2013
DIREKTUR
STANDARDISASI KOMPETENSI
DAN PROGRAM PELATIHAN
KUNJUNG MASEHAT, S.H., M.M.NIP. 19591129 198603 1 002
http://p/Standar/File%20macam-macam%20SKKNI/data%20SKKNI,%20Program,%20Modul.xls%23RANGE!Print_Area%23RANGE!Print_Areahttp://p/Standar/File%20macam-macam%20SKKNI/data%20SKKNI,%20Program,%20Modul.xls%23RANGE!Print_Area%23RANGE!Print_Areahttp://p/Standar/File%20macam-macam%20SKKNI/data%20SKKNI,%20Program,%20Modul.xls%23RANGE!Print_Area%23RANGE!Print_Areahttp://p/Standar/File%20macam-macam%20SKKNI/data%20SKKNI,%20Program,%20Modul.xls%23RANGE!Print_Area%23RANGE!Print_Area
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
3/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 2 dari 80
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------ 1
DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------------------- 2
BAB I STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI) DAN SILABUS
PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) -------------------------------------- 3
A. Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) -------------------------------- 3
B. Unit Kompetensi Prasyarat ------------------------------------------------------ 7
C. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) -------------------------------- 8
BAB II MENGUKUR LISTRIK/ELEKTRONIKA ----------------------------------------------- 12
A. Latar Belakang -------------------------------------------------------------------- 12
B. Tujuan ------------------------------------------------------------------------------ 12
C. Ruang Lingkup -------------------------------------------------------------------- 13
D. Pengertian Istilah ----------------------------------------------------------------- 13
E. Diagram Alir Unjuk Kerja Pencapaian Kompetensi -------------------------- 14
F. Materi Pelatihan Mengukur Listrik/Elektronika ------------------------------- 15
1. Menggunakan Peralatan Pengukur Listrik Untuk Mengukur Variabel - 15a. Cara memilih peralatan yang tepat untuk memperoleh hasil yang
dibutuhkan ----------------------------------------------------------------- 15
1). Dasar-Dasar Kelistrikan ---------------------------------------------- 15
2). Besaran-Besaran listrik ----------------------------------------------- 16
3). Pemilihan alat ukur listrik/elektronika ------------------------------ 19
b. Cara mengeset peralatan yang tepat ----------------------------------- 21
c. Cara menghubungkan peralatan untuk memperoleh hasil yang
diperlukan ------------------------------------------------------------------ 21
1). Rangkaia Listrik ------------------------------------------------------ 22
2). Jenis-Jenis Rangkaian Listrik -------------------------------------- 22
3). Menggunakan Multi Meter ------------------------------------------ 27
4). Menggunakan Multi Analog ---------------------------------------- 28
5). Menggunakan Multi Digital ----------------------------------------- 36
6). Menggunakan Tang Amper ---------------------------------------- 40
7). Menggunakan Osiloskop -------------------------------------------- 42
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
4/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 3 dari 80
2. Memelihara Peralatan Pengukur listrik/Elektronika ---------------------- 74
a. Cara memelihara peralatan pengukur listrik/elektronika ----------- 74
1). Pemeliharaan multimeter ------------------------------------------- 74
2). Mengganti baterei multi meter ------------------------------------- 74
3). Mengganti sekring multi meter ------------------------------------ 74
4). Pemeliharaan osiloskop -------------------------------------------- 75
b. Cara menyimpan peralatan pengukur listrik/elektronika ----------- 75
1). Cara menyimpan multi meter ------------------------------------- 75
BAB III SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
A. Sumber-sumber Perpustakaan ------------------------------------------------- 77
1. Daftar Pustaka ----------------------------------------------------------------- 77
2. Buku Referensi ----------------------------------------------------------------- 77
B. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan -------------------------------------------- 77
1. Daftar Peralatan/Mesin ----------------------------------------------------- 77
2. Daftar Bahan ----------------------------------------------------------------- 78
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
5/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 4 dari 80
BAB I
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI)
DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK)
A. Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI)
1. KODE UNIT : LOG.OO12.002.01
2. JUDUL UNIT : Mengukur listrik/elektronik
3. DESKRIPSI UNIT Unit ini menggambarkan kegiatan pengukuran
dengan menggunakan alat ukur listrik/elektronik
yang meliputi pemilihan peralatan dan pengesetan
yang sesuai, melakukan pengukuran serta
melaksanakan pemeliharaan peralatan ukur
listrik/elektronik sesuai dengan prosedur.
4. Bidang : Pengukuran
5. Bobot Unit : 2
6. Unit Prasyarat :
ELEMENKOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menggunakan
peralatan
pengukur listrik
untuk mengukur
variabel
1.1 Peralatan dan pengesetan yang tepat dipilih untuk
memperoleh hasil yang dibutuhkan
1.2 Rangkaian listrik yang tepat dihubungkan untuk
memperoleh hasil yang dibutuhkan sesuai dengan
prosedur operasi (kerja) yang terstandar (SOP).
2. Memelihara
peralatan
pengukur listrik.
2.1 Perawatan dan penyimpanan peralatan secara rutin
dilakukan sesuai dengan prosedur manufaktur atau
prosedur operasi (kerja) yang terstandar (SOP).
7. BATASAN VARIABEL
Unit ini meliputi pengukuran tegangan, arus, hambatan, daya listrik, frekuensi,
dll pada rangkaian arus bolak-balik (AC) dan arus searah (DC) sampai tegangan
1000V, dengan menggunakan peralatan pengukur yang tepat. Peralatan ini
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
6/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 5 dari 80
termasuk multimeter analog/digital, tang tester (pengukur arus listrik),
osiloskop, potensiometer, dll. Peralatan pengukur listrik ada yang memerlukan
hubungan atau tidak dihubungkan dengan sirkuit. Penyetelan peralatan
pengukur dapat berupa penyetelan nilai nol dan linier. Pekerjaan dapat dilakukan
secara perorangan atau berkelompok. Untuk pengukuran yang sederhana seperti
membaca peralatan pengukur, mengetes sambungan kabel, dan pengukuran
yang mengharuskan penggunaan peralatan di atas peralatan pengukur, dan
sebagainya. Unit LOG.OO02.005.01 (Mengukur dengan menggunakan alat ukur)
dan/atau Unit LOG.OO12.001.01 (Menggunakan peralatan pembandingan
dan/atau alat ukur Dasar) sebaiknya dipertimbangkan.
8. PANDUAN PENILAIAN
a. Konteks penilaian
Unit ini sebaiknya dinilai pada lokasi kerja, di luar lokasi kerja atau kombinasi
keduanya. Kompetensi dalam unit ini ditunjukkan oleh individu yang bekerja
sendiri atau bekerja dalam suatu tim/kelompok. Lingkungan penilaian
sebaiknya tidak merugikan calon (siswa yang akan dinilai).
b. Kondisi Penilaian
Calon (siswa yang akan dinilai) akan menggunakan seluruh perkakas,
perlengkapan, material dan dokumentasi yang diperlukan. Calon (siswa yang
akan dinilai) diijinkan untuk mengacu pada dokumen-dokumen berikut:
1) Prosedur kerja yang relevan.
2) Spesifikasi produk dan fabrikasi yang relevan.
3) Kode-kode, standar-standar, manual-manual, dan bahan-bahan
referensi yang
relevan.
4) Calon (siswa yang akan dinilai) akan diminta untuk:
a) Secara lisan, atau dengan cara-cara komunikasi lainnya, menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh penilai.
b) Menyebutkan kolega-kolega/rekan kerja yang dapat didekati untuk
mendapatkan bukti-bukti kompetensi apabila diperlukan.
c) Menunjukkan bukti sertifikat/penghargaan pelatihan-pelatihan di luar
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
7/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 6 dari 80
kerja yang berhubungan dengan unit ini. Penilai harus yakin bahwa
calon (siswa yang akan dinilai) tersebut dapat melakukan secara
cakap dan konsisten seluruh elemen-elemen unit ini seperti yang
telah ditetapkan dalam kriteria-kriteria, termasuk pengetahuan yang
diperlukan.
c. Aspek Kritis
Unit ini dapat dinilai bersama dengan unit-unit lain mengenai keselamatan
(safety), kualitas, komunikasi, penanganan material, pencatatan dan
pelaporan yang berhubungan dengan mendapatkan pengukuran
listrik/elektronik atau unit-unit lain yang membutuhkan penerapan
keterampilan dan pengetahuan yang dicakup oleh unit ini. Kompetensi dalam
unit ini tidak dapat diminta hingga semua prasyarat telah dipenuhi.
d. Catatan khusus
1) Selama penilaian setiap individu akan:
a) selalu menunjukkan praktek kerja yang aman.
b) memberikan informasi tentang proses, kejadian, atau tugas-tugas
yang dilaksanakan untuk menjamin suatu lingkungan kerja yangaman dan efisien.
c) mempertanggungjawabkan kualitas pekerjaannya.
d) selalu merencanakan tugas-tugas dan meninjau kembali
persyaratan-persyaratan suatu tugas apabila diperlukan.
e) melakukan seluruh tugas sesuai dengan prosedur operasi (kerja)
yang terstandar (SOP) melakukan seluruh tugas sesuai dengan
spesifikasi nya.
f) menggunakan cara-cara, praktek-praktek, proses-proses teknik dan
prosedur di tempat kerja, tugas-tugas tersebut diselesaikan dalam
jangka waktu yang layak sehubungan dengan aktivitas-aktivitas
khusus di tempat kerja.
e. Pedoman penilai
1) Peralatan pengukur listrik dan pengesetannya yang tepat ditentukan dan
digunakan sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar
(SOP) untuk mendapatkan suatu pengukuran listrik.
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
8/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 7 dari 80
2) Aplikasi berbagai peralatan pengukuran listrik dapat diberikan.
Penentuan pengesetan pada setiap peralatan pengukur listrik dapat
dijelaskan. Untuk suatu batas pengukuran yang diberikan, peralatan dan
pengesetan yang tepat dapat diidentifikasi. Prosedur untuk memperoleh
pengukuran listrik dapat diidentifikasi.
3) Rangkaian yang tepat menghubungkan peraalatan pengukur dengan
sirkuit sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar (SOP)
untuk memperoleh suatu hasil pengukuran listrik.
4) Rangkaian yang menghubungkan alat pengukur dengan sirkuit yang
dites dapat diidentifikasi untuk setiap tipe pengukuran listrik. Prosedur
untuk menghubungkan alat-alat pengukur dengan sirkuit dapat
diidentifikasi.
5) Pengukuran listrik tertentu diperoleh dan diinterpretasikan dengan benar
sesuai dengan prosedur operasi (kerja) yang terstandar (SOP). Apabila
diperlukan, nilai yang didapat dikonversikan ke satuan pengukuran yang
dibutuhkan.
6) Skala yang tepat untuk setiap pengesetan alat pengukur listrik dapatdiidentifikasi. Apabila diperlukan, faktor skala diterapkan pada hasil yang
diperoleh dari alat pengukur listrik dapat diidentifikasi. Satuan yang
dipakai untuk pengukuran listrik dan elektronik dapat diidentifikasi.
7) Seluruh peralatan yang telah diset dirawat dan disimpan sesuai dengan
prosedur manufaktur atau prosedur operasi (kerja) yang terstandar
(SOP).
8) Persyaratan perawatan dan penyimpanan berbagai peralatan pengukur
listrik dapat diidentifikasi. Prosedur pemeliharaan dan penyimpanan
berbagai peralatan pengukur listrik dapat diidentifikasi. Spesifikasi dari
peralatan pengukur listrik yang dipilih dapat diidentifikasi.
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
9/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 8 dari 80
9. KOMPETENSI KUNCI
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1. Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 2
2. Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2
3. Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas 2
4. Bekerja dengan orang lain dan kelompok 1
5. Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 2
6. Memecahkan masalah 2
7. Menggunakan teknologi 2
B. Unit Kompetensi Prasyarat
Sebelum mengikuti pelatihan unit kompetensi Merumuskan Permasalahan Pelatihan
di Daerah ini peserta harus sudah kompeten untuk unit kompetensi sebagai
berikut:
- Tidak ada.
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
10/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 9 dari 80
C. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)
1. Judul Unit Kompetensi : Mengukur listrik/elektronik 2. Kode Unit Kompetensi : LOG.OO12.002.00
3. Deskripsi Unit Kompetensi : Unit ini menggambarkan kegiatan pengukuran dengan menggunakan alat ukur listrik/elektronikyang meliputi pemilihan peralatan dan pengesetan yang sesuai, melakukan pengukuranserta melaksanakan pemeliharaan peralatan ukur listrik/elektronik sesuai dengan prosedur.
4. Prakiraan Waktu Pelatihan : 36 Jp @ 45 Menit
5. Tabel Silabus Unit Kompetensi :
Elemen
Kompetensi
Kriteria
Unjuk Kerja
Indikator
Unjuk Kerja
Materi PelatihanPrakiraan
Waktu Pelatihan
Pengetahuan Keterampilan SikapPenge-tahuan
Keteram-pilan
1. Menggunakanperalatanpengukur listrikuntuk mengukurvariabel
1.1 Peralatan dan
pengesetanyang tepatdipilih untukmemperolehhasil yangdibutuhkan
Dapat menjelaskan caramemilih peralatan yang tepatuntuk memperoleh hasil yangdibutuhkan
Dapat menjelaskan caramengeset peralatan yangtepat untuk memperoleh hasilyang dibutuhkan
Mampu memilih peralatanyang tepat untuk memperolehhasil yang dibutuhkan
Mampu mengeset peralatanyang tepat untuk memperolehhasil yang dibutuhkan
Harus cermat, teliti dan taatasas dalam memilih danmengeset peralatan dengantepat untuk memperoleh hasilyang dibutuhkan
Cara memilih peralatan yangtepat untuk memperoleh hasilyang dibutuhkan
Cara mengeset peralatanyang tepat untuk memperolehhasil yang dibutuhkan
Memilih peralatan yangtepat untukmemperoleh hasil yangdibutuhkan
Mengeset peralatanyang tepat untukmemperoleh hasil yangdibutuhkan
Cermat
Teliti
Taat asas
4 12
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
11/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 10 dari 80
Elemen
Kompetensi
Kriteria
Unjuk Kerja
Indikator
Unjuk Kerja
Materi PelatihanPrakiraan
Waktu Pelatihan
Pengetahuan Keterampilan SikapPenge-tahuan
Keteram-pilan
1.2 Rangkaianlistrik yangtepatdihubungkanuntuk
memperolehhasil yangdibutuhkansesuai denganproseduroperasi (kerja)yangterstandar(SOP).
Dapat menjelaskan caramenghubungkan peralatanuntuk memperoleh hasil yangdiperlukan sesuai denganprosedur operasi standar
Mampu menghubungkanperalatan untuk memperolehhasil yang diperlukan sesuaidengan prosedur operasistandar
Dapat menjelaskan caramenginterpretasikan hasilpengukuran dengan benar
Dapat menjelaskan caramengkonversikan ke satuanukuran yang dubutuhkan
Mampu memperoleh hasilpengukuran danmenginterpretasikannyadengan benar
Mampu mengkonversikan kesatuan ukuran yangdubutuhkan
Harus cermat dan teliti dalammenghubungkan rangkainlistrik untuk memperoleh hasilyang dibutuhkan
Harus sesuai denganproseduer operasi standar
Cara menghubungkanperalatan untuk memperolehhasil yang diperlukan sesuaidengan prosedur operasistandar
Cara memperoleh hasilpengukuran danmenginterpretasikannyadengan benar
Cara mengkonversikan kesatuan ukuran yangdubutuhkan
Menghubungkanperalatan untukmemperoleh hasil yangdiperlukan sesuaidengan prosedur
operasi standar
Menginterpretasikanhasil pengukurandengan benar
Mengkonversikan kehasil pengukuransatuan ukuran yangdubutuhkan
Cermat
Teliti
engikutiprosedur
operasistandar
2 6
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
12/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 11 dari 80
Elemen
Kompetensi
Kriteria
Unjuk Kerja
Indikator
Unjuk Kerja
Materi PelatihanPrakiraan
Waktu Pelatihan
Pengetahuan Keterampilan SikapPenge-tahuan
Keteram-pilan
2. Memeliharaperalatanpengukur listrik.
2.1 Perawatan danpenyimpananperalatansecara rutindilakukan
sesuai denganprosedurmanufakturatau proseduroperasi (kerja)yangterstandar(SOP).
Dapat menjelaskan caramerawat peralatan secararutin sesuai dengan prosedurmanufaktur atau proseduroperasi standar
Mampu merawat peralatansecara rutin sesuai denganprosedur manufaktur atauprosedur operasi standar
Dapat menjelaskan caramenyimpan peralatan secararutin sesuai dengan prosedurmanufaktur atau proseduroperasi standar
Mampu menyimpan peralatansecara rutin sesuai denganprosedur manufaktur atauprosedur operasi standar
Harus cermat dan teliti dalammelakukan perawatan secararutin
Harus mengikuti proseduroperasi standar pemeliharaandan penyimpanan peralatan
cara merawat peralatansecara rutin sesuai denganprosedur manufaktur atauprosedur operasi standar
cara menyimpan peralatansecara rutin sesuai denganprosedur manufaktur atauprosedur operasi standar
merawat peralatansecara rutin sesuaidengan prosedurmanufaktur atauprosedur operasi
standar menyimpan peralatan
secara rutin sesuaidengan prosedurmanufaktur atauprosedur operasistandar
Cermat Teliti
engikutiproseduroperasistandarpemeliharaandanpenyimpananperalatan
Asesmen
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
13/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 12 dari 80
BAB II
MENGUKUR LISTRIK/ELEKTRONIKA
A.
Latar Belakang
Mesin-mesin dan peralatan produksi dalam melakukan produksinya mengonsumsi
energi dan tidak sedikit mesin yang mengonsumsi energi listrik. Demikian penting
nya energi listrik untuk melakukan proses produksi sehingga dalam konstruksi
mesin, komponen mekanik, komponen listrik beserta rangkaiannya serta komponen
lainnya menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan satu sama
lain.
Oleh karena itu seorang mekanik dalam melaksanakan tugasnya bukan saja
menangani hal-hal yang terkait dengan mekanik saja melainkan juga sampai taraf
tertentu harus menangani hal-hal yang terkait dengan kelistrikan.
Pemahaman tentang kelistrikan melalui berbagai macan besaran-besaran listrik
bagi seorang mekanik sangatlah diperlukan . Besaran-besaran listrik seperti
tegangan, arus, daya dan frekuensi serta besaran-basaran lainnya tidak dapat
ditanggapi langsung oleh panca indera tetapi dapat diidentifikasi, diukur dan diuji
menggunakan berbagai macam alat-alat ukur listrik, mulai dari aplikasi yang
sederhana sampai kepada aplikasi lanjut.
Oleh karena itu seorang mekanik yang menangani masalah-masalah kelistrikan
harus menggunakan alat-alat ukur listrik.
Modul pengukuran listrik/elektronika ini diharapkan dapat menjadi media bagi
seorang mekanik untuk mencapai kompetensi yang dibutuhkan dalam melakukan
pengukuran menggunakan alat-alat ukur listrik dasar.
B. Tujuan
Adapun tujuan mengukur listrik / elektronika adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui prinsip kerja peralatan Ukur Listrik/elektronika.
2. Langkah/cara menggunakan bermacam-macam alat untuk mengukur dan
menguji besaran listrik/elektronika .
3. Cara melakukan pemeliharaan dan perbaikan alat-alat ukur dan uji kelistrikan.
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
14/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 13 dari 80
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan Mengukur listrik/elektronika adalah menangani jenis-jenis
alat ukur/uji : multimeter dan tang ampere serta osciloscope yang digunakan dalam
lingkup pekerjaan teknik listrik /elektronika, cara menggunakan peralatan dengan
benar sesuai dengan standard keselamatan dan kesehatan kerja, cara melakukan
perawatan berkala dan perbaikan ringan serta cara penyimpanan alat ukur/uji
sesuai standar yang berlaku.
D. Pengertian-pengertian
1. AC
Alternating Current (listrik arus bolak-balik).
2. DC
Direct Current (listrik arus searah).
3. Amper
Satuan yang menyatakan besarnya laju aliran pada suatu arus listrik.
4. Anode
1). Electrode positif yang memancarkan ion positif dalam suatu sel voltaik atauperalatan sejenis lainnya.
2). Kutub positif suatu baterei
5. Beban balans
Merujuk kepada pembenanan yang sama pada setiap fasa dari sistem 3 fasa.
6. Baterei
Suatu kombinasi dari dua atau lebih sell kimia yang dihubungkan secara
elektronik untuk menghasilkan energi listrik.
7. Capasitor bank
Suatu rangkaian capasitor dan peralatan putus-hubung, pengendali dan lain-lain
yang diperlukan untuk pengoperasian instalasi secara lengkap
8. Katode
1). Elektrode negatif yng memancarkan elektron atau memberikan ion negatif
dan ke arah bergeraknya ion positif dalam suatu sel voltaik atau peralatan
lain yang sejenis.
2). Kutub negatif dari suatu baterei,
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
15/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 14 dari 80
9. Circuit
Suatu jalur konduktif di mana muatan listrik dapat mengalir
Program Pelatihan
E. Diagram Alir
MENGHUBUNGKANPERALATAN DENGANRANGKAIAN LISTRIKUNTUK MEMPEROLEH
HASIL YANGDIBUTUHKAN
MELAKUKANPERAWATAN DAN
PENYIMPANANPERALATAN SECARA
RUTIN
= TRANSPORTATION = MANUAL OPERATION= PREPARATION = DECISION
SELESAI
MULAI
MEMILIH DAN
MENGESET PERALATANUNTUK MEMPEROLEH
HASIL YANGDIBUTUHKAN
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
16/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 15 dari 80
F. MATERI PELATIHAN MENGUKUR LISTRIK/ELEKTRONIKA
1. Menggunakan Peralatan Pengukur Listrik Untuk Mengukur
Variabel
Pengetahuan yang diperlukan dalam Menggunakan Peralatan
Pengukur Listrik Untuk Mengukur Variabel.
a. Cara Memilih Peralatan Yang Tepat Untuk Memperoleh Hasil Yang
Dibutuhkan
Pemilihan alat-alat ukur listrik sangat erat kaitannya dengan penerapan
dasar-dasar kelistrikan di bidang mekanik karena banyaknya mesin dan
peralatan mekanik yang mengonsumsi energi listrik. Mesin-mesin perkakas
beroperasi dan dijalankan dengan bantuan motor listrik, transformator las
memerlukan energi listrik, mesin-mesin pengujian memerlukan energi listrik,
perlengkapan pemanas memerlukan energi listrik. Sering, bahwa seorang
mekanik atau electrician harus melakukan trouble shooting jika mesin
berhenti beropersi karena masalah sistem kelistrikan.
1) Dasar-Dasar Kelistrikan
Jika pemahaman tentang listrik sangat misterius bagi kita, hal ini akanmenjadi jelas jika pemahaman tentang kelistrikan kita diskusikan dalam
bahasa non teknik dengan analogi sederhana. Listrik adalah energi dan
air adalah benda, tetapi keduanya dapat dibandingkan.
Sistem air pada gam
bar 1 adalah sistem
tertutup, di mana
jumlah air dalam sis
tem tersebut adalah
tetap karena tidak
ada tambahan air
dari luar dan tidak
ada air yang keluar.
Gambar 1. Sistem air
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
17/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 16 dari 80
Sistem listrik pada gambar 2
adalah sama dalam bebera
pa hal dengan sistem air.
Pikirkan, listrik adalah muat
an partikel kecil yang meng
alir (elektron) seperti air
sepanjang jalurnya dengan
sedikit hambatan
Gambar 2. Sistem listrik
Hanya saja air mengalir ke bawah karena gaya grafitasi, listrik mengalir
dari negatif ke posirif karena gaya seperti muatan yang menolak satu
sama lain.
Pompa air menghasilkan tekanan air di dalam sistem dengan mengang
kat air sedangkan baterei mengasilkan tekanan listrik di dalam sistem
dengan membangkitkan muatan negatif (dalam bentuk elektron) yang
dibuat untuk bergerak. Muatan yang berbeda ini yang mirip dengan
tekanan air pada sistem air disebut beda potensial.
Secara umum dikatakan arus mengalir dari terminal positif (+) ke
terminal negatif (-). Tetapi elektron mengalir dari terminal negatif ke
terminal positif. Aliran elektron ini disebut arus.
Terdapat listrik arus bolak-balik (AC) dan arus searah (DC)
2) Besaran-Besaran Listrik.
Arus listrik : Aliran elektron yang terus-menerus disebut arus listrik
dengan satuan Amper dan notasinya adalah huruf “I”.
Amper: Muatan satu colom melewati suatu penampang penghantar
dalam satu detik disebut satu Amper.
Satu colom: Jumlah elektron 2 x 1018 disebut satu colom.
Voltase: Untuk membuat suatu aliran arus dalam suatu penghantar,
yakni tekanan listrik yang digunakan untuk menggerakkan elektron
disebut Voltase dengan satuan Volt dan notasinya adalah “V”
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
18/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 17 dari 80
Satu Volt: Satu Volt berarti gaya yang diperlukan untuk menggerakkan
satu kolom elektron dalam satu detik.
Tahanan: Sifat dari penghantar yang melawan aliran arus yang
melewatinya disebut tahanan, dengan satuan Ohm () dan notasinya
adalah “R” .
Satu Ohm: Jika penghantar punya potensi 1V antara dua titik ujung
dan arus mengalir melalui penghantar tadi 1A, maka harga tahanan
penghantar tersebut adalah 1Ohm.
Gaya Gerak Listrik: Dalam suatu rangkaian, gaya yang digunakan
untuk menggerakkan elektron dari satu titik ke titik yang lain disebut
gaya gerak listrik (GGL) dan satuannya adalah Volt.
Gaya Gerak Listrik = Beda Potensial x Voltage Drop:
(atau: GGL = BP x Voltage Drop)
Beda Potensial: Adalah beda potensial antara dua titik dalam suatu
rangkaian listrik, disingkat BP dengan satuan Volt.
Daya Listrik : Daya listrik didefinisikan sebagai produk dari voltase dan
arus, dengan satuan Watt. Energi yang diserap oleh peralatan listrikdalam satu jam disebut konsumsi energi listrik dengan satuan Watt dan
notasinya adalah “P”
P = V x I watt
Kerja listrik Q = P x t watt jam
Hukum Tahanan: Tahanan suatu penghantar dalam suatu rangkaian
tergantung pada pernyataan berikut:
a) Tergantung pada jenis bahannya
b) Berbanding lurus dengan panjang penghantar
c) Berbanding terbalik dengan luas penampang penghantar
d) Dan juga tergantung pada suhu penghantar
Menghitung tahanan:
Tahanan = (tahanan spesifik kali panjang)
dibagi luas penampang
R = .l/a
Gambar 3. Tahanan
spesifik
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
19/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 18 dari 80
Di mana:
R - tahanan, dalam ohm
- tahanan spesifik dalam ohm meter
l – panjang penghantar dalam meter
a – luas penampang penghantar dalam cm2
Tahanan spesifik : (gambar 3.) tahanan yang diberikan oleh satu
sentimeter kubik bahan disebut tahanan spesifik.
Di bawah ini adalah tabel tahanan spesifik untuk beberapa macam
bahan:Bahan Tahanan spesifik dalam Ohm meter
Emas 2,42 x 10-8
Perak 1,63 x 10-8
Tembaga 1,724 x 10-8
Aluminium 2,83 x 10-8
Karet 8 x 107
Kaca 10 x 1011
Contoh 1:
Hitung tahanan suatu penghantar tembaga yang luaspenampangnya
1cm2 dengan panjang 50 M (tahanan spesifiknya 1,72 x 10 -8 Ohm-cm)
Jawab:
Panjang = 50m x 100 = 5000 cm
Luas penampang = 1 cm2
Tahanan spesifik = 1,72 x 10 -8 Ohm-cm
Tahanan R = R = .l/a
Tahanan R = (1,72 x 10 -8 x 5000) : 1; R = 0,0086 Ohm
Contoh:
Dari suatu penghantar Aluminium yang luas penampangnya 0,009 cm2
dengan tahanan spesifik 2,69 x 10-8 Ohm-meter mempunyai beda
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
20/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 19 dari 80
potensial pada kedua ujungnya 20V. Jika arus yang mengalir
melewatinya 2A, hitung panjang penghantar tersebut!
Jawab:
Luas penampang (a) = 0,009 cm2 = 0,009 x 10-4 M2
Tahanan spesifik () = spesifik 2,69 x 10-8 Ohm-meter
Beda potensial (V) = 20 V
Arus (I) = 2 A
Tahanan (R) = V/I = 20/2 = 10
R = .l/a atau l = R.a/
l = (10 x 0,009 x 10-4) : 2,69 x 10-8
l = 334,5 meter
Konduktan: Konduktan adalah kebalikan dar tahanan, dimana tahanan
melawan aliran arus, sedangkan konduktan memberikan pancingan
(inducement) terhadap aliran arus, dengan satuan Mho dan notasinya
adalah G.
Konduktan G 1/R Mho
Pada dasarnya bahan diklasifikasikan berdasarkan nilai konduktannya
sebagai:
a) Konduktor – yang berarti bahan yang memungkinkan arus
mengalir melewatinya. Perak, tembaga dan aluminium adalah sedikit
bahan sebagai konduktor yang baik
b) Isolator – adalah bahan yang sama sekali menahan arus untuk
mengalir melewatinya. Bahan seperti ini dalam teknik listrik
digunakan sebagai isolator, seperti misalnya, kaca, mika, kayu
asbes, karet,plastik, porselin, PVC, bakelit kertas dan lain-lain.
c) Semi konduktor – Yaitu bahan yang konduktivitasnya antara
konduktor dan isolator, seperti Silikon dan Germanium.
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
21/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 20 dari 80
3) Pemilihan Alat Ukur Listrik/Elektronika
a) Klasifikasi Alat Ukur Listrik/Elektronika
Alat ukur listrik dan elektronika diklasifikasikan ke dalam dua
kategori yakni:
(1) Alat ukur primer (atau absolut)
Alat-alat ukur absolut atau alat ukur primer ini memberikan nilai
besaran atau variabel yang diukur dalam bentuk konstanta.
Tidak ada kalibrasi atau pembandingan dengan alat lain sebelum
nya. Contoh alat-alat ukur primer ini dapat kita jumpai pada
laboratorium sebagai standar alat ukur .
(2) Alat ukur sekunder, di mana nilai besaran-besaran listrik yang
diukur dapat ditentukan dari defleksi alat ukur tersebut hanya
jika alat ukur tersebut telah dikalibrasi menggunakan standar
alat ukur atau alat ukur absolut.
Alat-alat ukur sekunder inilah yang biasa digunakan di lapangan
seperti misalnya volt meter, amper meter, Ohm meter dan lain-
lain.Selanjutnya alat-alat ukur sekunder ini diklasifikasikan ke dalam
tiga jenis yakni:
Alat ukur pengidikasian: yang memberikan pembacaan atas
input besaran listrik selama interval waktu tertentu atau
memberikan ukuran pada saat /proses pengukuran. Contoh
alat-alat ukur seperti ini di antaranya adalah Volt meter,
Amper meter Ohm meter.
Alat-alat ukur perekaman: yang melakukan perekaman atas
besaran yang diukur selama periode waktu tertentu. Alat ini
diperlengkapi dengan pena pada sistem bergerak yang akan
melakukan jejakan atas besaran yang diukur dalam bentuk
grafik pada suatu tromol (drum ) yang berputar perlahan .
Alat-alat ukur pengintegrasian: yang mencatat secara
menyeluruh dalam periode waktu tertentu, perkalian antara
waktu dan besaran listrik. Pencatatan biasanya dilakukan
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
22/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 21 dari 80
melalui pointer dan dial. Contohnya adalah Amper jam meter,
Watt jam meter.
b) Cara Memilih Alat Ukur
Alat ukur yang harus dipilih untuk digunakan disesuaikan besaran
atau variabel yang akan diukur dengan mempertimbangkan faktor
kepraktisan, artinya jika ada alat ukur yang dapat mengukur variabel
yang sama maka yang harus dipilih adalah yang lebih praktis.
Di bawah ini adalah tabel besaran atau variabel yang diukur dan alat
ukur yang digunakan:
No. Besaran yang diukur Alat ukur yang digunakan
1. Arus (Amper) Amper meter
2. Tegangan (Volt) Volt meter
3. Tahanan (Ohm) Ohm meter
4. Ketersambungan (continuity) Multimeter
4. Sinyal variasi waktu Osiloskop
5. Frekuensi sinyal Osiloskop
6. Nilai puncak sinyal Osiloskop
7. Amper secara non contak Tang amper
b. Cara Mengeset Peralatan Yang Tepat Untuk Memperoleh Hasil
Yang Dibutuhkan
Oleh karena cara mengeset alat-alat ukur yang tepat untuk memperoleh
hasil yang dibutuhkan terkai dengan penggunaan alat ukur itu sendiri, maka
pembahasan cara mengeset alat-alat ukur disatukan dengan pembahasan
tentang cara menggunakan alat ukur pada bahasan berikutnya.
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
23/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 22 dari 80
c. Cara Menghubungkan Peralatan, Memperoleh Hasil Pengukuran
Dan Menginterpretasikannya Serta Mengkonversikan Ke Satuan
Ukur Yang Dibutuhkan
Untuk dapat menghubungkan peralatan/alat ukur listrik dengan rangkaian
yang akan diukur, maka terlebih dahulu harus memahami apa itu rangkaian
listrik dan mengidentifikasi jenis-jenis rangkaiannya.
1) Rangkain Listrik
Rangkaian listrik didefinisikan sebagai aliran arus dari titik suplai sampai
ke beban sebagai jalur yang utuh.
a) Rangkaian tertutup:
suatu rangkaian disebut
tertutup jika suatu beban
dihubungkan di antara
terminal-terminal suplai
listrik sedemikian sehingga
arus mengalir melaluibeban tersebut (lihat
gambar 4)
Gambar 4. Rangkaian tertutup
b) Rangkaian terbuka:
Suatu rangkaian disebut
rangkaian terbuka jika
arus tidak dapat mengalir
yang disebabkan oleh
pemutusan kabel atau
saklar dalam posisi “OFF”,
seperti pada gambar 5.
Gambar 5. Rangkaian terbuka
c) Hubung singkat: Hubung singkat akan terjadi jika dua terminal
power suplai terhubung satu sama lain secara langsung tanpa
melewati beban sehingga aliran arus tak terbatas ( infinite ) karena
tanpa tahanan.
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
24/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 23 dari 80
2) Jenis-Jenis rangkaian Listrik:
a) Rangkaian Seri
Rangkaian listrik seri jika
resistor-resistor dihubung
kan seper ti pada gbr 6.,
sehingga arus yang meng
alir melalui nya sama
Gambar 6. Rangkaian seri
Di sini resistor R1, R2 dan R3 dihubungkan secara seri, yakni R1
dihubungkan dengan R2, R2 dihubungkan dengan R3 dan R3
dihubungkan dengan R1 melalui suplai baterei. Arah aliran arus
adalah sama (satu arah). Arus “I” Amper mengalir melalui ketiga
resistor. Masing-masing resistor mempunyai voltage drop menurut
hukum Ohm. Oleh karena itu V1=IR1; V2=IR2 dan V3=IR3
Total drop pada ketiga resisitor semuanya adalah
V = V1 + V2 + V3
= I (R1 + R2 + R3)
V/I = R1 + R2 + R3
Di mana R = R1 + R2 + R3
Jika satu atau
lebih baterei
dihubungkan
seri satu sama
lain,
Gambar 7. Rangkaian seri baterei
beda potensial totalnya adalah jumlah dari masing-masing baterei.
Dalam gambar 7., empat buah baterei dihubungkan seri satu sama
lain (V1, V2, V3 dan V4).
Beda potensial total (V = V1 + V2 + V3 + V4)
Berdasarkan hukum Ohm I = V/R, maka: V = IR
Di sini V = V1 + V2 + V3 + V4
Voltage drop pada masing-masing resistor adalah:
V1 = IR1
V2 = IR2
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
25/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 24 dari 80
V3 = IR3
V4 = IR4
Di mana R1, R2, R3 dan R4 adalah tahanan internal pada masing-
masing baterei.
Oleh karena itu R = R1 + R2 + R3 + R4
Contoh:
Resistor 20 Ohm,
40 Ohm dan
60 Ohm dihu
bungkan secara
seri pada power
suplai 240 V
(gambar 8.).
Gambar 8. Rangkaian seri tahanan
Hitung tahanan total pada rangkaian dan arus yang mengalir melalui
rangkaian tersebut.Jawab:
Berdasarkan hukum Ohm I = V/R
Di mana R = R1 + R2 + R3;
maka R = 20 + 40 + 60 ; R = 120 Ohm
I = V/R
I = 240/120
I = 2A
Hal-hal penting pada rangkaian seri:
(1) Pada rangkaian seri arus mengalir satu narah
(2) Tahanan total R = R1 + R2 + R3 .......
(3) Pada rangkaian seri arus yang sama mengalir melalui semua
resistor
(4) Total drop pada rangkaian seri adalah jumlah voltage drop dari
masing-masing resistor V = V1 + V2 + V3 .......
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
26/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 25 dari 80
(5) Seluruh rangkaian akan mati (tidak ada arus mengalir) jika salah
satu resistor tidak berfungsi
(6) Rangkaian jenis ini biasa digunakan pada lampu dekorasi
b) Rangkaian Paralel
Suatu rangkaian disebut
paralel jika resistor-resis
tor dihubungkan sedemi
kian rupa sehingga vo
ltase pada masing-
masing resistor sama
(gambar 9).
Gambar 9. Rangkaian paralel
Arus pada masing-masing resistor tidak sama dan arus “I” dari power
suplai dibagi antara resistor-resistor
Pada rangkaian paralel, arus total “I” sama dengan jumlah arus pada
masing-masing resistor.I = I1 + I2 + I3 ..........
Berdasarkan hukum Ohm dapat dicari tahanan totalnya sebagai
berikut:
I = V/R ;I1 = V/R1; I2 = V/R2 ; I3 = V/R3
Tetapi :
I = I1 + I2 + I3
I = V/R1 + V/R2 + V/R3
I = V(1/R1 + 1/R2 + 1/R3)
I/V = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3
Jadi I/V = 1/R
Di mana:
1/R = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3
1/R = (R2R3 + R1R3 + R1R2) : R1 R2 R3
R = R1 R2 R3 : (R2R3 + R1R3 + R1R2)
Hal-hal penting pada rangkaian paralel:
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
27/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 26 dari 80
(1) Pada rangkaian paralel arus mengalir melalui dua atau lebih jalur
pada persimpangan jalan dan terbagi-bagi
(2) I = I1 + I2 + I3 .......
(3) Jika ada tiga resistor dalam rangkaian (R1, R2, R3) maka
1. R = R1 R2 R3 : (R2R3 + R1R3 + R1R2)
Jika satu resistor tidak berfungsi, dua lainnya masih bekerja.
Arusnya dibagi dua bagian dan mengalir melalui dua resistor.
Contoh (lihat gbr.
1.10):
Resistor 6 Ohm dan
4 Ohm dihubungkan
paralel pada power
suplai 240V. Hitung
tahanan total dan
arus yang mengalir!
Gambar 10. Tahanan total
Jawab:
R1= 6 Ohm; R2= $ Ohm; V = 240V; R = .......?
Pada rangkaian paralel:
R = (R1 R2) : (R1 + R2)
R = (6 x 4) : (6 + 4) R = 2,4 Ohm
Berdasarkan hukum Ohm
I = V/R; I = 240/2,4; I = 100 Amper
c) Rankaian Seri-Paralel
Pada rangkaian seri-paralel
(gambar 11), satu atau lebih
resistor dihubungkan seri
dengan satu atau lebih resistor
dihubungkan para lel.
Gambar 11. Rangkaian seri-paralel
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
28/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 27 dari 80
Pada rangkaian di atas dua buah resistor dihubungkan seri dan tiga
buah resistor dihubungkan paralel. Rangkaian paralel (R3; R4 dan R5)
terhubung seri dengan R1 dan R2.
Di sini tahanan total pada rangkaian:
(R) = R1 + R2 + (R3xR4xR5):(R4R5 + R5R3 + R3R4)
Contoh : (gambar12)
Resistor 10 Ohm yang
terhubung paralel dengan
resistor 8 Ohm disambung
seri dengan resistor 4 Ohm.
Hitung tahanan totalnya!
Gambar 12. Tahanan total pada
rangkaian seri-paralel
Jawab:
Tahanan pada rangkaian paralel
Rp = (R1 R2) : (R1 + R2)
Rp = (10x8) : (10 +8)
Rp = 4,44 Ohm
Tahanan total pada rangkaian seri-paralel = 4,44 + 4
R = 8,44 Ohm.
3) Menggunakan Multimeter
Multimeter adalah alat ukur listrik yang universal merupakan “3 in 1”
(tiga dalam satu), sebagai Volt meter untuk mengukur tegangan
(voltase), Amper meter untuk mengukur arus dan Ohm meter untuk
mengukur tahanan sewrta untuk mengukur ketersambungan (continuity )
sekali gus dalam satu alat.
Multimeter tersedia dalam dua tipe berdasarkan cara pembacaannya
yaitu :
a) Multimeter analog yang me
nunjukkan harga pengukuran
nya menggunakan jarum
Gbr.1.13. Penunjukan jarum
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
29/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 28 dari 80
atau pointer (gambar 13).
b) Multimeter digital yang
penunjukan nilai ukurnya
menggunakan angka numerik
(gambar 14).
Gbr.1.14. Penunjukan angka
Keuntungan multimeter analog:
a) Gerakan jarum yang terus menerus memungkinkan untuk
memonitor perubahan harga selama proses pengukuran
Kelemahan multimeter analog:a) Kadang-kadang penunjukan harganya tidak sama dengan harga
aktual
b) Terdapat banyak skala dalam satu alat dapat membingungkan
c) Polaritas kabel-kabel harus benar, jika terbalik jarum akan bergerak
karah sebaliknya yang dapat merusak multimeter.
Keuntungan multimemetr digital:
a) Tingkat kepresisiannya lebih tinggi
b) Pembacaan langsung, tidak perlu mengkonversi harga terbaca ke
harga
c) Jika polaritasnya terbalik harga penunjukannya sama hanya akan
muncul tanda “- “, yang memberi tanda bahwa polaritasnya terbalik
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
30/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 29 dari 80
4) Menggunakan Multimeter Analog (gambar 15)
Fitur multimeter ana
log dapat dilihat se
perti pada gambar
15.
Gambar 15. Multi meter analog
a) Bagian-bagian multimeter analog:
(1) Bagian meter
Terdiri atas jarum dan skala, pembagian skalanya
memungkinkan pembacaan harga voltase, arus dan tahanan.
Berbagai skalanya berfungsi berdasarkan posisi range
selectornya, misalnya DCV, ACV, DCA , .
(2) Range selector
Posisinya menentukan range pengukuran seperti misalnya DCV,
ACV, DCA , . Pada setiap range dapat dipilih pengaturan halus
sesuai dengan variabel masing-masing.
(3) Zero point position.
Jika jarum tidak pada posisi nol, sebelum melakukan peng
ukuran jarum dapat dinolkan melalui pengatur posisi nol.
(4) 0 adjuster
Setelah pemilihan range selector (x1, x100, x1K dst.) pada range
selector tahanan, hubungkan kabel-kabel pengukur satu sama
lain dan aturlah jarum ke posisi nol.
(5) Measuring terminal
Measuring terminal adalah terminal (+) dan (-) (COM).
Hubungkan kabel pengukur merah ke terminal (+) dan kabel
pengukur hitam ke – COM
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
31/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 30 dari 80
b) Langkah-Langkah Melakukan Pengukuran dengan Multimeter analog
Langkah-langkah umum pengukuran adalah sebagai berikut:
(1) Pengaturan posisi nol
Sebelum mengguna
kan multimeter, letak
an multimeter pada
posisi datar dan perik
sa jarum pada posisi
nol, posisi paling kiri
pada skala.
Gambar 16. Pengaturan posisi nol
Jika jarum tidak pada posisi nol, aturlah jarum ke posisi nol
menggunakan zero position adjuster (gambar 16).
Ketika membaca jarum, bacalah dengan posisi mata lurus di
atas jarum.
(2) Memilih range pengukuran
Pilihlah range pengukur
an (voltase, arus, tahan
an) dan atur range
selector pada posisi
estimasi besarnya nilai
variabel yang akan diukur
(lihat gambar 17).
Gambar 17. Range selector
(3) Menghubungkan probe
Hubungkan secara benar
kabel merah pada
terminal (+) dan kabl
hitam pada terminal –
COM. Kemudian hubung
kan probe pada ujung
kabel yang satu lagi pada
Gambar 18. Menghubungkan probe
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
32/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 31 dari 80
rangkaian yang akan diu
kur. Catatan, bahwa cara
menghubungkan probe
bervariasi sesuai dengan
range pengukuran yang
berbeda-beda (lihat gam
bar 18)
(4) Membaca penunjukan jarum
Bacalah penunjukan ska
la sesuai dengan pemilih
an range pengukuran
pada range selector (lihat
gambar 19)
Gambar 19. Penunjukan skala
c) Catatan Penting Dalam Menggunakan Multimeter Analog
(1) Memastikan range pengukuran (gambar 20)
Masalah utama pada
multimeter jenis ini adalah arus lebih. Untuk
mencegahnya hanya
perlu memastikan range
pengukuran Pengguna
an voltase harap dihin
dari khususnya jika un
tuk arus dan tahanan,
Gambar 20. Memastikan range
pengukuran
multimeter punya tahanan internal yang kecil
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
33/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 32 dari 80
(2) Hubungan kabel-probe
Jika probe dihubungkan ke rangkaian yang akan diukur,
yakinkan polaritasnya sudah benar
(3) Mengukur voltase dan arus yang tidak diketahui nilainya
Untuk mencegah arus lebih, pertama ukurlah voltase atau arus
dengan range yang paling tinggi. Kemudian pilih range yang
optimal sesuai dengan variabel yang diukur.
(4) Mengubah range pengukuran
Jika ingin mengubah range
pengukuran selama mela
kukan pengukuran, lepas
salah satu kabel probe.
Jika mengubah range di
bawah tegangan, multime
ter dapat rusak (gambar
21).
Gbr. 1.21. Melepas kabel probe
(5) Lain-lainHindari getaran dan
kejutan,
Hindari suhu tinggi,
kelembaban tinggi dan
terkena sinar matahari
langsung (gambar 22).
Gbr.1.22. Hindari sinar matahari
langsung
d) Contoh – contoh pengukuran menggunakan multi meter analog
Pengukuran voltase DC (gambar 23)
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
34/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 33 dari 80
(1) Atur range selector ke
posisi DCV yang sesuai
(2) Hubungkan multimeter
secara paralel dengan
rangkaian yang akan
diukur
(3) Bacalah posisi jarum pada
skala DCV.
Gambar 23. Pengukuran voltase DC
Contoh pembacaan:
Range 1000V Kalikan 100 pada penunjukan skala 0 – 10 untukmemperoleh voltase sesungguhnya
Range 500V Kalikan 10 pada penunjukan skala 0 – 50
Range 250V Langsung baca penunjukannya pada skala 0 – 250
Range 50V Langsung baca penunjukannya pada sak 0 - 50
Range 10V Langsung baca penunjukannya pada sak 0 - 10
Range 2,5V Kalikan 0,01 penunjukan pada skala 0 – 250
Range 0,25V Kalikan 0,001 penunjukan pada skala 0 – 250
Pengukuran voltase AC (gambar 24)
1) Atur range selector ke
posisi ACV yang sesuai
2) Hubungkan multimeter
secara paralel dengan
rangkaian yang akan
diukur
3) Bacalah posisi jarum pada
skala ACV.
Gambar 24. Pengukuran Voltase AC
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
35/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 34 dari 80
Contoh pembacaan:
Range 1000V Kalikan 100 pada penunjukan skala 0 – 10 untukmemperoleh voltase sesungguhnya
Rang 500V Kalikan 10 pada penunjukan skala 0 – 50Range 250V Langsung baca penunjukannya pada skala 0 – 250
Range 50V Langsung baca penunjukannya pada sak 0 - 50
Range 10V Langsung baca penunjukannya pada sak 0 - 10
Range 2,5V Kalikan 0,01 penunjukan pada skala 0 – 250
Range 0,25V Kalikan 0,001 penunjukan pada skala 0 – 250
Pengukuran arus DC (Gambar25)
1) Atur range selector ke posisi
DCA yang sesuai
2) Putuslah rangkaian yang akan
diukur kemudian hubungkan
probe hitam dengan muatan
rendah dan probe merah
dengan muatan tinggi
3) Bacalah posisi jarum pada
skala DCA.
Gambar 25. Pengukuran arus
DC
Contoh pembacaan:
Range 0,5A Kalikan 0,01 pada penunjukan skala 0 – 50 untuk
memperoleh amper sesungguhnyaRang 25mA Kalikan 0,1 pada penunjukan skala 0 – 250 untuk
memperoleh nilai amper dalam mili amper
Range 50µA Langsung baca penunjukannya pada skala 0 – 250dalam µAmper
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
36/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 35 dari 80
Pengukuran tahanan (gbr.1.26)
1) Atur range selector ke posisi
range yang sesuai
2) Sentuhkan probe merah dan probe
hitam satu sama lain dan jika jarum
tidak pada posisi nol, atur jarum
dengan menggunakan tombol jari
sehingga jarum pada posisi nol.
3) Hubungkan kedua probe nya pada
resistor yang akan diukur
4) Bacalah penunjukan jarum pada
skala .
Gbr.1.26. Pengukuran
tahanan
Contoh pembacaan:
Range 1X Baca langsung penunjukannya
Range 10X Kalikan 10 untuk memperoleh nilai tahanan yangsbenarnya
Range 100K Kalikan 100 untuk memperoleh nilai tahanan yang
sebenarnya
Pemeriksaan ketersambungan(continuity )
Jika suatu rangkaian listrik mempunyai jalur di mana arus listrik
dapat mengalir, maka hal ini dikatakan punya ketersambungan
(continuity ) . Suatu rangkaian yang punya ketersambungan disebut
rangkaian tertutup.
Jika arus listrik tidak dapat mengalir yang disebabkan oleh tahanan
yang sangat tinggi atau rangkaiannya terputus, maka hal ini
dikatakan tidak punya ketersambungan. Hal yang demikian disebut
rangkaian terbuka. Mengukur ketersambungan akan memberikan
kepada kita suatu rangkaian adalah tertutup atau terbuka.
Mengukur ketersambungan dapat membantu kita untuk
mengidentifikasi apakah sekring, kabel-kebel, saklar dalam keadaan
baik atau tidak. Jika suatu peralatan tidak berfungsi meskipun saklar
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
37/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 36 dari 80
dalam posisi “ON”, maka kita dapat menelusuri komponen mana
yang rusak/tidak berfungsi.
1) Matikan sumber tegangan. Jika melakukan pemeriksaan
ketersambungan dalam keadaan ada tegangan maka multimeter
akan rusak.
2) Atur range selector ke posisi range yang sesuai
3) Sentuhkan probe merah dan probe hitam satu sama lain dan jika
jarum tidak pada posisi nol, atur jarum dengan menggunakan
tombol jari sedemikian sehingga jarum pada posisi nol.
4) Hubungkan probe dengan komponen atau bagian yang akan
diperiksa ketersambungannya.
5) Bacalah multimtter. Jika nilai tahanan rendah maka ada
ketersambungan, tetapi jika nilai tahanan tak terbatas maka
tidak ada ketersambungan.
5) Menggunakan Multimeter Digital (gambar 27)
a) Bagian-bagian utama multimeter
digital adalah seperti berikut:(1) LCD Meter
(2) LCD meter menunjukkan angka
dan polaritas. Jika input polari
tasnya negatif pada display
akan muncul tanda “- “
(3) Range selector
Ada dua tipe:
Tipe 1 sama dengan yang
ada pada multimeter analog,
yakni mengubah range
penukuran maupun fungsi
pengukurannya.
Tipe 2 hanya mengubah
fungsi saja (yaitu, range
pengukuran otomatis
Gambar 27. Multi meter digital
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
38/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 37 dari 80
berubah sesuai de ngan
besarnya variabel/besaran
yang diukur.
(4) Power switch
Untuk mematikan dan menghidupkan power supply. Biasanya
power switch terpisah dari range selector. Ini disebabkan
multimeter digital memerlukan power suplly untuk
menghidupkan LCD dan rangkaian internal.
(5) Hold Button
Tidak semua multimeter punya tombol ini. Jika multimeter
digunakan untuk mengukur nilai yang lama, kita tidak dapat
membacanya karena berubah terlalu cepat. Jika tombol ini
ditekan maka display pembacaan akan tetap tertahan (ada)
sampai tombol ini ditekan kembali
(6) Measuring terminal
Jumlah dan jenis terminalnya
berbeda-beda tergantung pada
model, di mana kabel probe
hitam harus dihubungkan dengan
– COM, kabel probe merah harus
dihubungkan ke terminal sesuai
dengan posisi di mana range
selector ditempatkan (lihat gam
bar 28).
Gambar 28. Measuring
terminal
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
39/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 38 dari 80
b) Langkah-langkah pengukuran
Secara umum langkah-langkah pengukuran seperti berikut:
(1) Power Supply
Hidupkan multimeter de
ngan mengatur power ke
posisi “ON” (gbr. 1.29)
(2) Memilih measuring range
Pilih fungsi yang diingin kan
(tegangan, arus, ta hanan)dan pilih range pengukuran
dengan mengantisipasi be
sarnya nilai variabel yang
akan diukur.
Gbr.1.29. Tombol ON/OFF power
suplly
(3) Menghubungkan probe
Masukkan probe hitam ke terminal – COM dan probe merah ke
terminal sesuai dengan measuring range(4) Membaca penunjukan
Penunjukan nilainya ditampilkan tanpa atau dengan satuannya.
Multimeter dengan kemam puan pengalihan range otomatis,
dapat dibaca satuannya mau pun nilainya
Nilai ukur yang ditampilkan
pada LCD menunjukkan nilai
sebenarnya (gambar 30).
Multimeter tanpa kemampuan
pengalihan range secara
otomatis tidak menampilkan
satuan.
Oleh karena itu nilai yang
ditampilkan harus dikalikan
dengan satuan sesuai dengan
range selectornya.
Gambar 30. Penunjukan nilai
ukur
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
40/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 39 dari 80
c) Catatan penting dalam menggunakan multimeter digital
(1) Memastikan range pengukuran
Sebagaimana halnya pada multimeter analog, hindarkan input
berlebih. Input maksimalnya berbeda-beda berdasar kan fungsi
dan rangenya. Yakinkan untuk tidak mengguna kan input
melebihi input maksimal yang diijinkan.
(2) Penunjukan overinput
Jika inputnya berlebih akan
muncul tanda overinput.
Tanda overinput muncul de
ngan digit terbesar (gambar
31).
Kecuali pada range resistance
(Ohm) jangan gunakan
multimeter jika muncul tanda
overinput.
Gambar 31. Penunjukan over
input
(3) Meyakinkan measuring terminal
Terminal-terminalnya berbeda-beda tergantung pada model.
Jika memasukkan kabel-kabel probe, yakinkan memasukannya
pada terminal yang benar.
(4) Pengalihan range selector
Jika range selector akan
dipindakan selama pengukur
an, yakinkan bahwa salah satu
kabel probe telah dicabut dari
rangkaian sebelumnya (gbr.
1.32).
Gambar 32. melepas kabel
waktu pengalihan range
selector
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
41/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 40 dari 80
(5) Power supply
Tidak seperti multimeter analog, pada multimeter digital perlu
menghidupkan power supply sebelum melakukan pengukuran.
(6) Lain-lain
Hindari getaran dan kejutan
Hindari suhu tinggi, kelembaban tinggi dan terkena sinar
matahari langsung.
d) Contoh – contoh pengukuran menggunakan multi meter digital
Pengukuran voltase DC
(1) Hidupkan multimeter (power “ON” )
(2) Atur range selector ke DCV yang sesuai
(3) Hubungkan multimeter secara paralel dengan rangkaian yang
akan diukur
(4) Perhatikan posisi titik desimal ketika membaca hasilnya
Pengukuran voltase AC(1) Hidupkan multimeter (power “ON”)
(2) Atur range selector ke ACV yang sesuai
(3) Hubungkan multimeter secara paralel dengan rangkaian yang
akan diukur
(4) Perhatikan posisi titik desimal ketika membaca hasilnya
Pengukuran arus DC
1) Hidupkan multimeter (power “ON”)
2) Atur range selector ke posisi DCA yang sesuai
3) Putuslah rangkaian yang akan diukur kemudian hubungkan
probe hitam dengan muatan rendah dan probe merah dengan
muatan tinggi
4) Perhatikan posisi titik desimal ketika membaca hasilnya.
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
42/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 41 dari 80
Pengukuran tahanan
1) Hidupkan multimeter
(power “ON”)
2) Atur range selector ke posisi
range yang sesuai
3) Hubungkan kedua probe
nya pada resistor yang akan
diukur (gbr.1.33)
Gambar 33. Pengukuran tahanan
4) Perhatikan posisi titik desimal ketika membaca hasilnya.
6) Menggunakan Tang Amper
a) Definisi
Tang Amper atau Clamp Meter/Tong Tester adalah alat ukur listrik
yang mempunyai dua rahang (jaws) yang dapat dibuka dan
memungkinkan pengalungan pada konduktor listik. Tang amper
memungkinkan untuk mengukur arus listrik tanpa kontak secara
fisik, atau memutus rangkaian dan menghubungkannya dengan alatukurnya.
Terdapat juga tang amper yang dipergunakan untuk menginduksi
arus di dalam konduktor.
Tang amper digunakan untukn mengukur besarnya arus (biasanya
arus AC) pada sistem distribusi daya. Tang amper dapat mengukur
arus AC yang tinggi (sampai 1000 A atau lebih) tetapi sulit untuk
mengukur arus DC atau arus AC yang rendah dalam satuan
miliAmper.
Tersedia dalam jenis analog
maupun digital seperti terlihat
pada gambar 34.
Gbr. 1.34. Tang amper analog dan
digital
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
43/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 42 dari 80
b) Bagian-bagian utama tang amper.
Gagian-bagian utama tang amper dapat dilihat pada gbr.1.35. di
bawah:
Gbr.1.35. Bagian-bagian utama tang amper
c) Mengukur Amper menggunakan tang amper
(1) Putuslah hubungan daya dari rangkaian, karena bekerja pada
rangkaian yang aktif berresiko pada pekerja termasuk
peralatannya.
http://dubai-sensor.com/categories.php?category=Measurement-Items/Clamp-on-Meters
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
44/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 43 dari 80
(2) Berilah isolasi pada kabel yang berarus yang akan diukur.
(3) Bukalah bagian rahang tang amper dan kalungkan rahang-
rahangnya pada kabel yang akan diukur (hanya pada kabel
tersebut), yang dilewati arus, lalu tutup rahang-rahangnya.
(4) Atur tang amper untuk pembacaan jenis arus (AC atau DC, jika
tang amper tersebut dapat mengukur kedua jenis arus AC dan
DC), dan range yang diharapkan (miliAmper atau Amper). Jika
range besarnya arus yang akan diukur tidak diketahui, aturlah
pada range tinggi, kemudian turunkan jika diperlukan.
(5) Hubungkan kembali daya ke rangkaian dan baca pada
penunjukan digital, catat harganya untuk menghindari lupa dan
pengulangan proses. Jika pembacaannya berfluktuasi,
tunggulah beberapa saat sampat pembacaan stabil.
(6) Putus hubungan daya dari rangkaian dan lepaskan tang amper.
Jika bekerja berkaitan dengan listrik, selalu gunakan teknik-teknik
keselamatan yang sesuai.
7) Menggunakan Osiloskop
a) Kegunaan Osiloskop
Osiloskop (gambar 36)
adalah alat ukur listrik
yang paling beraneka
ragam dalam penggunaan
nya yang digunakan oleh
teknisi maupun engineer.
Gbr.1.36. Osiloskop
Fungsi dasar osiloskop
adalah untukmengama ti bentuk
Gambar 37. Fungsi dasar osiloskop
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
45/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 44 dari 80
gelombang (lihat
gambar 37), turunan
nya memung kinkan
untuk mendapat kan
pengukuran seba gai
berikut :
(1) waktu dan besar
tegangan sebuah
sinyal.
(2) frekuensi sinyal
yang berosilasi.
(3) fasa dan penjumlahan fasa ( Lissajous )
(4) penjumlahan dan pengurangan tegangan ( gelombang ) AC.
Osiloskop dapat menampilkan grafik aktual voltase vesrus
waktu pada layar. Jenis grafik seperti ini adalah suatu alat
yang paling berguna dalam melakukan pengetesan,
penganalisisan dan troubleshooting peralatan listrik dan
elektronika, karena memungkinkan kita mengukur secara
aktual level voltase instan periode waktu suatu sinyal listrik .
Tambahan pula osiloskop memungkinkan kita untuk
mengobservasi perubahan amplitudo (glitches), distorsi bentuk
gelombang dan perubahan fasa.
Jika diadaptasikan dengan transduser dapat mengukur hal-hal
seperti misalnya tegangan mekanis (mechanical stress ),
tekanan gas, tekanan fluida, panas dan hal-hal lain di mana
transduser dapat mengkonversinya dari sinyal listrik.
b) Istilah-Istilah Dalam Penggunaan Osiloskop
(1) Sweep : Gerakan sinar elektron pada CRT dari kiri ke kanan
yang menimbulkan tampilnya penjejakan.
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
46/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 45 dari 80
(2) CRT : Cathode Ray Tube, yang mirip dengan tabung gambar
televisi yang bertindak sebagai tampilan Osiloskop.
(3) Bandwidth : Range frekuensi dari sinyal yang dapat diamati
pada osiloskop dengan degradasi minimal.
(4) Decibel (dB): Satuan ukuran yang digunakan untuk
menunjukkan rasio antara daya sinyal input atau voltase
dengan daya sinyal out put atau voltase. Decibel dihitung
dengan log dari daya out put dibagi dengan daya input
dikalikan 10, dengan rumus dB = log 19 x( daya out put/daya
input).
(5) Attenuation: Pengurangan amplitudo sinyal. Biasanya dihitung
dalam decibel (dB).
(6) Channel: Suatu rangkaian input lengkap termasuk vertical
attenuator, vertical amplifier dan jaringan input kopel.
Osiloskop modern biasanya mempunyai du atau lebih channel
dan oleh sebab itu mempunyai dua atau lebih vertical
attenuator, dua atau lebih vertical amplifier dan dua atau lebih jaringan input kopel.
(7) DSO: Singkatan dari Digital Storage Oscilloscope.
c) Cara Kerja Osiloskop
(1) Osiloskop Analog Dasar
Rangkaian Osilos
kop analog dasar
dapat dibagi keda
lam tiga blok
seperti pada gam
bar 38 yakni blok
Gbr.1.38. rangkaian osiloskop analog dasar
rangkaian vertikal, blok rangkaian horisontal/trigger dan blok
rangkaian display atau tampilan.
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
47/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 46 dari 80
Dengan pemahaman masing-masing blok itu sendiri dapat
mempermudah pemahaman tentang interaksi masing-masing
blok dan fungsi kendali-kendalinya serta bagaomana cara
kerjanya.
Rangkaian vertikal. (gambar 39)
Rangkaian
vertikal
mengatur aksis
vertikal pada
tampilan dan
terdiri atas
rangkaian kopel
input, input
Gbr. 1.39. Rangkaian vertikal
attenuator dan vertical amplifier (untuk osiloskop jejakan ganda
mempunyai dua rangkaian vertikal yang sama untuk setiap
channel).
Rangkaian kopel inputRangkaian kopel input memungkinkan pengguna untuk
menghubungkan input osiloskop ke ground, maka hanya sinyal
bagian AC saja yang lewat atau sinyal bagian AC dan DC kedua-
duanya. Jika rangkaian kopel input diset untuk
meng”ground”kan input skop, maka input attenuator
ter”ground”kan, tetapi jek inputnya terbuka (untuk mencegah
hubung singkat pada probe) . Mode ini berguna untuk mengatur
jejakan (trace ) ke level referensi nol. Jika tombol kopel input
diset untuk hanya melewatkan AC saja, maka jek input skop
dikopelkan secara kapasitif dan sinyal DC akan terblokir. Jika
kopel input diset untuk melewatkan komponen sinyal AC
maupun DC, maka jek input osiloskop terhubung secara
langsung terkopelkan ke attenuator dan bagian sinyal AC
maupun DC (dinamis) dapat melewatinya.
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
48/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 47 dari 80
Rangkaian attenuator Input.
Attenuator input memungkinkan range yang luas dari level sinyal
diaplikasikan pada osiloskop dengan pengaturan sensitivitas
vertikal pada tiap channel. Sensitivitas dasar amplifier vertikal
suatu osiloskop adalah 5mV perbagian/skala. Sensitivitas yang
lebih rendah sampai dengan 5V per bagian dicapai melalui
redaman (attenuation ) sinyal input. Biasanya, rangkaian
attenuator input diset dalam urutan 1-2-5 dan memungkinkan
pengukuran level sinyal dari beberapa miliVolt sampai beberapa
puluh Volt. Dengan kata lain sensitivitas input dapat diatur
5Volt/bagian, 2Volt/bagian, 1volt/bagian, 0,5Volt p/bagian dan
seterusnya.
Untuk memberikan pengukuran yang terkalibrasi pada tampilan,
attenuator input vertikal harus berjaringan wideband akurasi
tinggi yang mampu melewatkan semua sinyal dalam range
pengukuran suatu osiloskop (misalnya untuk skop 20 MHz),
attenuator ini harus memberikan respon rata dari DC 20Mhz.Kecuali kendali attenuator bertahap, psiloskop juga ada yang
menggunakan kendali sensivisitas variabel yang memungkinkan
pengaturan skop sensivisitas pada di antara tahapan attenuator.
Kendali ini memungkinkan u7ntuk mengatur bentuk gelombang
pada jumlah pembagian yang lebih pasti, di mana hal ini
diperlukan dalam pengukuran “rise time” , di mana bentuk
gelombang harus membentang secara pasti dari tanda 0%
sampai 100%.
Rangkaian amplifier vertikal
Dari attenuator input, sinyal diteruskan ke amplifier vertikal di
mana di situ dibesarkan sampai pada taraf yang memadahi
untuk mengatur defleksi vertikal CRT. Tergantung pada mode
displaynya (single, dual trace, copped atau alternate display),
amplifier vertikal juga mengatur fasilitasi display pada channel 1,
channel 2, dual trace, chopped, dual trace alternate dan lain-lain
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
49/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 48 dari 80
Dan pada tahap preamplifier, bagian sinyal juga diambil untuk
diteruskan ke rangkaian horisontal/trigger. Kendali posisi
mengatur rangkaian amplifier bias DC dan memungkinkan trace
digerakkan secara vertikal.
Rangkaian Horizontal/Trigger.
Seperti namanya, rangkaian horizontal/trigger mengontrol trace
aksis horisontal.
Selanjutnya
rang kaian
horizontal/
trigger dibagi
menjadi tiga ba
gian yakni rang
kain trigger, ge
nerator untuk
sweep dan
ampli fierhorisontal, lihat
gambar 40.
Gambar 40. rangkaian horisontal/trigger
Rangkaian trigger
Rangkaian trigger suatu osiloskop memainkan peranan penting
untuk memberikan informasi skop pada rangkaian lain ketika
mulai menggambarkan trace. Karena display skop memberikan
grafik voltase versus waktu, adalah penting bahwa skop mulai
menggambar pada titik yang sama pada bentuk gelombang
setiap kali disweep pada display. Jika osiloskop tidak dapat
mengontrol poin trigger secara teliti maka tidak mungkin
mengukur sesuatu yang berhubungan dengan waktu dan oleh
sebab itu bentuk gelombang akan bergerak ke posisi yang
berbeda setiap kali CRT disweep.
Level trogger dan kendali slope memungkinkan pengguna skop
untuk memilih poin yang tepat di mana sweep akan ditrigger.
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
50/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 49 dari 80
Kendali slope memungkinkan untuk memilih slope positif atau
negatif dan level control memungkinkan untuk memilih poin
yang tepat pa
da slop.
Gambar 41 me
nunjukkan ber
fungsinya slope
dan level con
trol.
Gbr.1.41. berfungsinya slope dan kontrol level
Rangkaian trigger juga memungkinkan pemilihan sumber trigger.Karena sering diperlukan untuk mentrigger hal-hal selain sinyal
yang dilihat, osiloskop juga memungkinkan untuk memilih
sumber trigger.
Sumbernya dapat internal (salah satu channel didisplaykan) atau
secara eksternal (sinyalnya menggunakan jek input trigger
eksternal atau jarinag frekuensi.
Jika sumber trigger internal dipilih, suatu bagian sinyal dari satuatau lebih preamplifier vertikal dimasukkan ke rangkaian trigger.
Sinyal ini bisa jadi yang sedang dilihat pada CRT, channel yang
sedang tidak dilihat atau dalam hal display multi trace, sumber
trigger dapat secara otomatis diswit di antara channel-channel
yang didisplaykan. Ini yang dikenal sebagai “alternate triggering”
dan digunakan dalam hubungannya dengan “alternate display”.
Jika dipilih sumber trigger eksternal sumbernya adalah sinyal
yang digunakan melalui jek input trigger eksternal. Biasanya
trigger eksternal digunakan untuk melihat sinyal logik dengan
referensi waktu yang telah diketahui.
Jaringan trigger menggunakan frekuensi untuk trigger dan
digunakan untuk kerja power supply atau rangkaian yang harus
disinkronisasi dengan jaringan voltase.
Pengkopelan trigger juga dipilih di dalam rangkaian trigger.
Mode pengkopelan trigger yang lazim adalah AC (sinyal trigger
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
51/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 50 dari 80
secara kapasitif dikopel dan semua komponen sinyal AC
digunakan) , frekuensi tinggi ditolak (trigger secara kapasitif
dikopel dan filter rendah menolak semua sinyal frekuensi tinggi.
Dan frekuensi rendah (trigger sinyal secara kapasitif terkopelkan
dan filter tinggi menolak semua sinyal frekuensi rendah).
Titik pemutusan untuk tinggi dan rendah bervariasi antara model
dan merk osiloskop. Kebanyakan osiloskop juga mempunyai
kopel trigger TV (menggunakan sync separator) untuk
mentrigger pulsa sync TV horisontal atau vertikal. Mode ini
berguna untuk melihat frame (pulsa sync vertikal) atau jaringan
sinyal video (pulsa sync horisontal)
Generator sweep (berbasis waktu)
Setelah terjadi pemilihan trigger suatu rangkaian pembangkitan
sweep berbentuk lurus mata gergaji akan hidup (“ON”)
dan mengha
silkan
bentukgelombang
seperti pada
gambar 42.
Gambar 42. Bentuk gelombang
Bagian pertama dari bentuk gelombang ini ram sweep linier
gerakan trace horisontal. Karena voltase bertambah sinar
elektron bergerak terus kanan CRT. Ketika voltase mencapai
level puncak (bagian atas ram), sinar elektron berada pada tepi
kanan CRT. Pada titik ini sinar elektron mati (OFF”) (dan ini
disebut retrace blanking ) dan voltase sweep kembali ke level
original dan juga mengembalikan sinar elektron ke tepi kiri CRT.
Ram sweep biasanya dibangkitkan oleh rangkaian yang dikenal
sebagai integrator miller . Rangkaian ini mengambil voltase DC
sebagai input dan melakukan integrasi proses matematik .
Integrasi level DC menghasilkan ramp linier. Berbagai kombinasi
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
52/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 51 dari 80
resistan dan kapasitan digunakan untukmmengontrol kecepatan
ram. Jika ram mencapai level tertentu voltase DC hilang dari
integrator input menyebabkan reset ram. Input DC kadang-
kadang diberikan dalam flip flop dan pelenyapan level DC
melibatkan pemakaian pulsa reset pada flip flop.
Dalam gambar .. harus dicatat periode “Holdoff” terjadi seketika
setelah setiap sweep selesai. Ini adalah periode di mana sweep
berikutnya terhalang. Lamanya periode “holdoff” dikendali
dengan lamanya pulsa flip flop seperti disebutkan di atas.
Periode “holdoff” berbeda-beda tergantung pada rate sweepnya,
tetapi ini memadahi untuk menjamin retrace sampai selesai dan
menstabilkan, sebelum melakukan trigger berikutnya.
Karena dimungkinkan untuk mengukur waktu pada aksis
horisontal, adalah penting bahwa waktunya sweep (waktu yang
diperlukan untuk sinar elektron bergerak dari sisi kiri ke sisi
kanan CRT ) adalah linier (kecepatan selalu konstan) dan
dikalibrasi. Kendali tahapan berbasis waktu member8ikankalibrasi terhadap waktunya sweep dari detik, mikrodetik bahkan
nanodetik. Sebagaimana tahapan attenuator input, kendali
berbasis waktu biasanya diatur dengan susunan 1-2-5 , (0,1
detik/bagian, 0,2 detik/bagian, 0,5 detik/bagian, 1,0 detik/bagi
an dan seterusnya) . Biasanya terdapat kendali berbasis waktu
yang variabel yang memungkinkan pengaturan berbasis waktu
pada range di antara bagian-bagian pada jenis yang bertahap,
(meskipun penggunaan kendali ini menyebabkan kendali
berbasis waktu tidak terkalibrasi.
Biasanya osiloskop juga mempunyai kendali pembesaran sweep
yang memungkinkan seluruh trace dibesarkan. Sebagai contoh
misalnya jika kendali utama berbasis waktu jenis bertahap diset
0,5milidetik/bagian dan diperbesar 10X, basis waktu sebenarnya
menjadi 0,05 milidetik /bagian (50nanodetik/bagian).
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
53/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 52 dari 80
Amplifier Horisontal
Secara sederhananya, amplifier horisontal memperbesar sinyal
ke suatu tingkat yang dapat menggerakkan pelat defleksi
horisontal dari suatu CRT. Karena kecepatan sweep berkisar
dari detik, mikrodetik dan nanodetik, amplifier ini harus punya
wideband yang relatif lebar dan harus menghasilkan sweep
bentuk gelombang linier bentuk gigi gergaji. Kendali pemosisian
mengatur amplifier bias DC dan memungkinkantrace digerakkan
secara horisontal.
Display
CRT
CRT (cathode Ray Tube) terbuat dari kaca dan berisi vakum.
Elektron dipancarkan dari elemen yang dipanaskan pada
ujung sempit tabung dan diakselerasikan dengan voltase
tinggi, biasanya 2000V atau lebih ke arah ujung display.
Diperjalanan difokuskan ke dalam sinar sempit yang arahnya
sedikit dibalikkan dengan pelat defleksi vertikan danhorisontal. Defleksi ini dikendalikan dengan output amplifier
vertikal dan horisontal yang telah disebutkan sebelumnya.
Oleh karena itu sinar bergerak ke atas dan ke bawah dalam
kaitannya dengan rangkaian basis waktu . Ujung display pada
tabung dilapisi dengan fosfor monokhrom biasanya hijau
gemerlap di mana ditumbuk dengan elektron.
Graticule
Display osiloskop merepresentasikan grafik voltase versus
waktu. Seperti terlihat pada gambar 43, komponen horisontal
dari grafik merepresentasikan waktu dan komponen vertikal
merepresentasikan voltase.
Biasanya display osiloskop punya grafik atau graticule yang
dibagi ke dalam 10 bagian untuk horisontal dan 8 bagian
untuk vertikal. Masing-masing bagian dipecah menjadi 5
bagian cermin (sub bagian) yang direpresentasikan dengan
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
54/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesin
Kode ModulLOG OO 12.002.01
Judul Modul: Mengukur Listrik/ElektronikaBuku Informasi Versi: 2013
Halaman: 53 dari 80
tanda garis putus-putus sepanjang tengah vertikal dan
pembagian horisontal ditandai dengan
garis putus
ganda berla
bel 10 dan 90
dan tanda po
in 0 dan 100
juga ada.
Gambar 43. Representasi voltase dan waktu
Keempat titik ini berguna untuk pengukuran rise time dan falltime karena rise time merupakan waktu yang diperlukan
untuk menaikkan sinyal dari 10% ke 90% dari amplitudo
maksimalnya.
Pada hampir semua osiloskop modern, graticulenya dietch
langsung di dalam CRT. Ini akan mengurangi kesalahan yang
mungkin terjadi ketika melihat CRT dari sudut sempit.
d) Kendali-Kendali Dan Indikator Pada Osiloskop Analog Dasar
Lihat gambar 44. untuk melihat kendali dan indikator pada osiloskop
yang umum
Kendali-kendali fungsi umum
(1) CRT dan Graticule. Ini adalah area di mana trace ditampilkan.
Graticule adalah grid yang biasanya 10 bagian ke kiri-kanan dan
8 bagian dari atas ke bawah. Setiap bagian biasanya 1 cm perse
gi meskipun ini dapat berbeda pada osiloskop mini. Graticule
digunakan untuk pengukuran voltase dan waktu dari bentuk
gelombang. Biasanya punya tanda 10% dan 90% yang biasanya
digunakan untuk pengukuran “rise time ”
8/16/2019 KODE LOG.0012.002.00
55/110
Modul Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Dan Mesi