Upload
aiuu-phusphithasharhi
View
232
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
7/21/2019 KOLOGI PART 3.docx
http://slidepdf.com/reader/full/kologi-part-3docx 1/9
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI 1
ANALGETIKA
ACETAMINOFEN (PARACETAMOL)
Oleh:
KELAS B
1. Gede Adi Suyadi Pe!a"a
(1#1$%&)
'. ea Ny*!a" A+u, Pa,e-ya(1#1$%)
#. Gu,-i N+uah Ali- Se-iaa" (1#1$%/)
%. 0aya" A"dhy Sa"aya (1#1$2$)
2. e,a3 Pu-u A""a C*,-aia"i (1#1$21)
4. A.A. A"*! Kai,!a Suai (1#1$2')
&. I Gede Aia-!a Ge"i Pu-a (1#1$2#)
. Aulia i Rahayu (1#1$2%)
/. Ayu Miah iah 0ahyu"dai (1#1$22)
1$.K*!a"+ Ayu Pu,5i-a,ai (1#1$24)11.Made a!aya"-i (1#1$2&)
AKAEMI FARMASI SARAS0ATI
ENPASAR BALI
TA6UN A7ARAN : '$1#8'$1%
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI 1
ANALGETIKA
ACETAMINOFEN (PARACETAMOL)
A. a,a Te*i
7/21/2019 KOLOGI PART 3.docx
http://slidepdf.com/reader/full/kologi-part-3docx 2/9
Analgetik ialah obat yang berkhasiat untuk mengurangi atau menghilangkan rasa
sakit. Berbeda dengan anestetika, analgetika tidak atau sedikit pengaruhnya terhadap sensasi
yang lain selin sensasi rasa sakit. Pada dasarnya analgetika dikelompokkan dalam 2 golongan
besar yaitu analgetika opiate dan non opiate. Selain berdasarkan struktur kimianya,
pembagian di atas juga didasarkan pada nyeri yang dapat dihilangkan.
Analgetika opiat merupakan golongan obat penghilang rasa sakit dari golongan opiat asli
atau sintetiknya yang mempunyai aksi mirip morfin. Termasuk dalam golongan ini ialah
morfin, kodein dan senyawa sintetiknya misalnya meperidin, metadon, propoksifen,
pentazosin dan propiram. Analgetik ini dapat menghilangkan nyeri dari derajat sedang
sampai hebat berat!, seperti karena operasi terpotong!, nyeri karena kanker dll.
Analgetik non opiate berasal dari golongan antiinflamasi non steroid A"#S! yang
menghilangkan nyeri ringan sampai sedang. $isebut A"#S karena selain sebagai analgetik,
sebagian anggotanya mempunyai efek anti%inflamasi dan penurun panas antipiretik!, dan
se&ara kimiawi bukan steroid.
'inimal ada ( perbedaan antara A"#S dengan analgetik narkotika yakni.
). Struktur kimianya tidak mirip dengan morfin, bahkan masing%masing golongan A"#S juga
tidak mirip
2. Tidak efektif untuk nyeri hebat, nyeri terpotong dan nyeri *iseral.
+. Bekerja se&ara sentral SSP! dan atau perifer
(. Tidak menimbulkan addiksi ketergantungan!
raian Bahan
1. A,e-a!i"*9e" (Paae-a!*l)'erupakan deri*at para amino fenol yang memiliki gugus aminobenzen sehingga
memiliki efek antipiretik dan juga efek analgesi&. -fek antipiretiknya terjadi karena
langsung mempengaruhi pusat pengatur panas di hipotalamus. Para&etamol efektif untuk
nyeri kepala karena kemampuannya menghambat sintesis prostaglandin di SSP, tetapi
tidak dapat menghambat sintesis prostaglandin di perifer, sehingga tidak efektif untuk
radang, nyeri otot dan arthritis.
7/21/2019 KOLOGI PART 3.docx
http://slidepdf.com/reader/full/kologi-part-3docx 3/9
A"-i5ie-i3. Para&etamol adalah antipiretik yang dapat mengurangi demam dengan
memengaruhi bagian otak yang disebut hipotalamus yang mengatur suhu tubuh. -fek ini
membuat para&etamol banyak digunakan dalam obat%obatan untuk batuk, pilek dan flu.
Se&ara khusus, para&etamol diberikan kepada anak%anak setelah pemberian *aksinasi
untuk men&egah demam pas&a%imunisasi.
Fa!a3*3i"e-i3
Asetaminofen diabsorbsi se&ara &epat dan sempurna di saluran &erna. onsentrasi
tertinggi dalam plasma di&apai dalam waktu / jam dan masa paruh plasma antara )%+
jam. 0bat ini tersebar ke seluruh &airan tubuh. $alam plasma, 21 para&etamol terikat
protein plasma. 0bat ini dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati sebagian asetaminofen
34! dikonjugasi dengan asam glukuronat dan sebagian ke&il lainnya dengan asam
sulfat. Selain itu obat ini juga dapat mengalami hidroksilasi. 'etabolit hasil hidroksilasi
ini dapat menimbulkan methemoglobinemia dan hemolisis eritrosit. 0bat ini diekskresi
melalui ginjal, sebagian ke&il sebagai parasetamol +! dan sebagian besar dalam bentuk
terkonjugasi.
Fa!a3*di"a!i3
-fek analgesi& parasetamol serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau
mengurangi nyeri ringan sampai sedang. eduanya menurunkan suhu tubuh dengan
mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat.
-fek anti%inflamasinya sangat lemah, oleh karena itu parasetamol tidak digunakan
sebagai antireumatik. Parasetamol merupakan penghambat biosintesis P5 yang lemah.
-fek iritasi, erosi dan perdarahan lambung tidak terlihat pada kedua obat ini, demikian
juga gangguan pernapasan dan keseimbangan asam basa.
Me3a"i,!e Kea; belum jelas, asetaminofen menghambat sintesis prostaglandin padaSSP.
I"di3a,i; nyeri ringan sampai sedang6 demam
K*"-ai"di3a,i; pasien dengan fenilketonuria kekurangan homozigot fenilalanin
hidroksilase! dan pasien yang harus membatasi masukan fenilalanin.
Pei"+a-a"; berkurangnya fungsi hati dan ginjal
I"-ea3,i O<a-:
). 7esin penukar anion 8 olestiramin menurunkan absorpsi parasetamol
2. Antikoagulan 8 penggunaan para&etamol se&ara rutin dalam waktu yang lama mungkin
meningkatkan warfarin
+. 'etoklopramid dan $omperidon 8 metoklopramid memper&epat absorbsi parasetamol
meningkatkan efek!
E9e3 Sa!5i"+; efek samping jarang6 ke&uali ruam kulit6 kelainan darah6 pan&reatitis akut
dilaporkan setelah penggunaan jangka panjang6 penting pada kerusakan hati dan lebih
jarang kerusakan ginjal ! setelah o*erdosis. (ISO Fa!a3*-ea5i= 4#84#/)
Ae-a!i"*5he" *,i"+
(Oal a"d Re-al F*!ula-i*",)
7/21/2019 KOLOGI PART 3.docx
http://slidepdf.com/reader/full/kologi-part-3docx 4/9
A+e*,a+e
(!+)A+e
*,a+e
(!+)
$8# !* %$ %82 y '%$
%811 !* $ 48 y #'$
18' y 1'$ /81$ y %$$
'8# y 14$ 11 y %$
N*-e = higher re&tal doses ha*e been studied for use in preoperati*e pain &ontrol in
&hildren. 9owe*er, spe&ifi& guidelinesare not a*ailable and dosing may be produ&t
dependent. The safety and effi&a&y of alternating a&etaminophen and ibuprofen dosing
has not been established.
Adul-,: +21%:14 mg e*ery (%: hours or )444 mg +%( times;day6 do not e<&eed ( g;day
(I6= '8'/)
B. Tuua" Pe*<aa"
ntuk melihat dan memahami respon analgesi& setelah pemberian analgetika non
narkotik.
C. Ala- da" Baha" ya"+ di+u"a3a" dala! 5a3-i3u!
Alat yang digunakan8
). Sphygmomanometer atau tensimeter 2. Stopwat&h
+. Beker glass dan ember
Bahan yang digunakan8
). Para&etamol 144mg
2. Probandus 'ahasiswa
7/21/2019 KOLOGI PART 3.docx
http://slidepdf.com/reader/full/kologi-part-3docx 5/9
. P*,edu Kea
). Setiap kelompok mahasiswa memilih ) orang probandus.2. Probandus dipasang manset dari sphygmomanometer di lengan sebelah kiri.
+. emudian probandus diukur tensinya menggunakan tensimeter dan dipompa sampai
)24.(. Probandus diukur denyut nadinya selama ) menit.
1. Setelah itu diukur respirasinya selama ) menit:. Setelah per&obaan tersebut probandus diberi obat parasetamol
=. 24 menit setelah minum obat, per&obaan di atas ) sampai 1 di ulangi lagi dan di &atat
hasilnya.
3. langi per&obaan ini setiap 24 menit. Bandingkan hasil pengamatan antara rasa nyeri
yang timbul sebelum dan sesudah minum obat dan buatlah grafik hubungan antara
efek analgesi& dengan waktu 24 menit pertama dan kedua!
E. 6a,il Pa3-i3u!
7-SP0# T-79A$AP A#A>5-S" S-S$A9 P-'B-7"A# A#A>5-T"A PA$A
SA7->A?A# S-9AT
0bat 8 Para&etamol $osis 8144 mg @ara pemberian 80ral
#ama pasien 8 'ade $amayanti mur 824 thn enis kelamin 8Perempuan
BB 811 kg Tinggi badan 8 ):+ &m
Alamat pasien 8ln.Tangkuban perahu gg.""
eterangan lain 8 %
Tensi 8)2);=: mm9g
7/21/2019 KOLOGI PART 3.docx
http://slidepdf.com/reader/full/kologi-part-3docx 6/9
#adi 8:+;menit
7espirasi 824;menit
9AS"> P-#5A'ATA#
N
*0a3-u
Te3a"a" daah
(!!6+)Nadi Re,5ia,i E9e3 ,a!5i"+
). Sebelum Sistole )2)
$iastole =:
:+;menit 24 %#yeri C2!
2. Sesudah
24 menit!
Sistole D3
$iastole =2
:3;menit )1 %'engantuk di
tandai
menguap
%ekskresi urine
24 menit
kemudian
Sistole )42
$iastole :+
=2;menit )3 %#yeri C2!
F. Pe!<aha,a"
Praktikum ini bertujuan untuk melihat dan memahami respon analgesi& setelah
pemberian analgetika non narkotik yaitu para&etamol dengan dosis 144mg.
Pada praktikum ini, probandus yang digunakan yaitu seorang mahasiswa sehat yang tidak
memiliki alergi terhadap obat yang digunakan. Pada kelompok kami, yang bersedia menjadi
probandus bernama awik, umur 24tahun dengan berat badan dan tinggi badan se&ara
berturut%turut yaitu 11kg dan ):+&m yang beralamat di B ln.Tangkuban perahu gg."" dan
obat yang digunakan yaitu para&etamol dengan dosis 144mg. Pertama probandus diukur
tekanan darahnya, denyut nadi, respirasi dan didapatkan hasil tekanan darah 8 )2);=: mm9g,
denyut nadi 8 :+kali;menit, respirasi 8 24kali;menit kemudian tangan probandusmenggunakan sphygmomanometer dipompa sampai angka )34 sampai probandus merasakan
rasa sakit yang konstan yang ditimbulkan oleh tekanan sphygmomanometer dan probandus
merasakan sakit selama )) detik. Setelah per&obaan tersebut probandus diberikan )tablet
obat para&etamol dengan dosis 144mg se&ara oral. 24 menit setelah pemberian obat tangan
probandus dengan menggunakan sphygmomanometer dipompa kembali dan rasa sakit yang
7/21/2019 KOLOGI PART 3.docx
http://slidepdf.com/reader/full/kologi-part-3docx 7/9
timul pada waktu )4 detik dengan rasa sakit yang ringan C! dan diukur kembali tekanan
darah, denyut nadi dan respirasi dengan hasil yaitu D3;=2 mm9g, denyut nadi :3kali;menit,
respirasi 8 )1kali;menit. Setelah (4 menit pemberian obat, tangan probandus kembali
diberikan rasa sakit dengan sphygmomanometer dan timbul rasa sakit pada waktu D detik dan
rasa yang timbul yaitu rasa sakit yang sedang CC!. Selanjutnya diukur kembali tekanan
darah, denyut nadi dan respirasi dari probandus dan didapatkan hasil tekanan darahnya yaitu
)42;:+ mm9g, denyut nadi =2 kali;menit dan respirasi )3 kali;menit.
Se&ara teori obat para&etamol digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri dengan
konsentrasi tertinggi dalam plasma di&apai dalam waktu );2 jam dan masa paruh plasma
antara )%+ jam, tetapi pada hasil per&obaan yang telah dilakukan setelah (4 menit pemberian
obat belum juga memberikan reaksi dari obat parasetamol yaitu mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri saat tangan probandus di berikan rasa sakit berupa tekanan dari
sphygmomanometer. 9al ini dikarenakan obat para&etamol lebih dominan digunakan sebagai
antipiretik penurun panas!.
Beberapa hal penting yang perlu di&ermati dalam penggunaan parasetamol 8
• 9entikan penggunaan parasetamol bila demam berlangsung lebih dari + hari atau nyeri
semakin memburuk lebih dari )4 hari, ke&uali atas saran dok ter.
•
Bagi ibu hamil dan menyusui, konsultasikan dengan dokter jika hendak menggunakanobat ini.
• 0rang dengan penyakit gangguan li*er sebaiknya tidak menggunakan obat ini.
• onsultasikan dengan dokter sebelum mengkombinasi parasetamol dengan obat%obat
#SA"$,antikoagulan warfarin!, ataupun kontrasepsi oral.
• Penggunaan parasetamol bersama alkohol dpat meningkatkan toksisitas hati.
• onsumsi *itamin @ dosis tinggi dapat meningkatkan kadar parasetamol dalam tubuh.
G. Ke,i!5ula"
$ari hasil praktikum di atas dapat disimpulkan antara lain 8
). 0bat para&etamol lebih dominan digunakan sebagai antipiretik penurun panas!
sehingga efek untuk menghilangkan rasa nyeri tidak begitu terlihat.
7/21/2019 KOLOGI PART 3.docx
http://slidepdf.com/reader/full/kologi-part-3docx 8/9
2. 0bat parasetamol aman digunakan.
$AETA7 PSTAA
Sukandar, -lin Fulinah.244D."S0 Earmakoterpi. akarta8 "SE" penerbitan.
$ana, ?illiam.24)2%24)+. $rug "nformation 9andbook. Ameri&an Pharma&ists
Asso&iation.
Santoso.P., 24)(, penuntun praktikum farmakologi semester """.