10
KOLOID A. Pengertian koloid Istilah koloid pertama kali di usulkan oleh Thomas Graham yang berasal dari inggris pada 1861. Pada saat melakukan penelitian proses difusi berbagai zat dalam medium cair, Thomas mengamati bahwa zat seperti kanji, gelatin, getah, dan albumin berdifusi sangat lambat, bahkan tidak mampu menembus membran tertentu. Selanjutnya, kelompok zat tersebut diberi nama “koloid” yang berarti seperti lem. Dalam bahasa Yunani, koloid berasal dari kata kolla yang berarti lem dan oidos yang berarti seperti. Jadi pengertian koloid adalah suatu sistem campuran yang berada di antara larutan dan campuran kasar (suspensi). B. Jenis – jenis koloid Sistem koloid terdiri dari dua fase, yaitu fase terdispersi dan fase medium pendispersi. Zat terdispersi / fase terdispersi adalah zat dalam koloid yang jumlahnya lebih kecil. Sedangkan fase medium pendispersi adalah zat dalam koloid yang jumlhnya lebih besar. Berdasarkan fase terdispersi dan fase medium pendispersi, koloid dikelompokkan menjadi beberapa jenis : 1.Sol (fase terdispersi padat) Sol adalah sistem koloid yang terdiri atas partikel padat atau partikel cair yang terdispersi dalam gas. Ada tiga jenis sol : Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi padat. Contoh : paduan logam, gelas warna dan intan hitam

KOLOID

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KOLOID

KOLOID

A. Pengertian koloid

Istilah koloid pertama kali di usulkan oleh Thomas Graham yang berasal dari inggris

pada 1861. Pada saat melakukan penelitian proses difusi berbagai zat dalam medium

cair, Thomas mengamati bahwa zat seperti kanji, gelatin, getah, dan albumin berdifusi

sangat lambat, bahkan tidak mampu menembus membran tertentu. Selanjutnya,

kelompok zat tersebut diberi nama “koloid” yang berarti seperti lem. Dalam bahasa

Yunani, koloid berasal dari kata kolla yang berarti lem dan oidos yang berarti seperti.

Jadi pengertian koloid adalah suatu sistem campuran yang berada di antara larutan dan

campuran kasar (suspensi).

B. Jenis – jenis koloid

Sistem koloid terdiri dari dua fase, yaitu fase terdispersi dan fase medium pendispersi.

Zat terdispersi / fase terdispersi adalah zat dalam koloid yang jumlahnya lebih kecil.

Sedangkan fase medium pendispersi adalah zat dalam koloid yang jumlhnya lebih besar.

Berdasarkan fase terdispersi dan fase medium pendispersi, koloid dikelompokkan

menjadi beberapa jenis :

1. Sol (fase terdispersi padat)

Sol adalah sistem koloid yang terdiri atas partikel padat atau partikel cair yang

terdispersi dalam gas. Ada tiga jenis sol :

Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi padat.

Contoh : paduan logam, gelas warna dan  intan hitam

Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair.

Contoh : cat, tinta, tepung dalam air dan tanah liat

Sol gas (Aerosol padat)  adalah sol dalam medium pendispersi gas.

Contoh : debu, asap dan buangan knalpot

2.  Emulsi (fase terdispersi cair)

Emulsi adalah sistem koloid yang fase terdispersi dan medium terdispersinya zat cair.

Emulsi padat (gel) adalah emulsi dalam medium pendispersi padat

  Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi dan selai

Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair

Contoh: susu, mayones, krim tangan, santan dan minyak ikan

Emulsi gas (aerosol cair) adalah emulsi dalam medium pendispersi gas

Page 2: KOLOID

Contoh: hairspray awan, kabut dan obat nyamuk

3.   Buih (fase terdispersi gas)

Buih adalah sistem koloid yang terdiri atas fase terdispersi gas dalam medium

pendispersi zat cair.

Buih padat (busa padat)  adalah buih dalam medium pendispersi padat

Contoh: Batu apung, karet busa,dan biskuit

Buih cair (busa) adalah buih dalam medium pendispersi cair

Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun, buih dan krim kocok

C. Sifat – sifat koloid

1.      Efek Tyndall

Efek tyndall adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid

sehingga tampak lintasan berkas sinar tersebut. Peristiwa penghamburan ini terjadi

karena partikel-partikel koloid mempunyai ukuran yang cocok untuk ditembus oleh

cahaya. Misalnya : debu dalam rumah yang kelihatan bila ada sinar yang masuk

melewati celah.

2.      Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerak lurus tak beraturan (zig-zag) dari partikel koloid Karen

bertmbukan dengan mediumnya.karena kolid bergerak melayang terus menerus

maka koloid sukar mengendap (bersifat stabil).

Jika semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak brown terjadi.

Sebaliknya, semakin besar ukuran partikel koloid maka semakin lambat gerak gerak

brown terjadi. Energi yang menyebabkan gerak brown adalah energi kinetik yang

dihasilkan partikel koloid yang terdispersi dalam medium pendispersi yang selalu

bergerak bebas.

3.      Adsorpsi Koloid

Adsorpsi koloid adalah peristiwa penyerapan suatu molekul atau ion pada

permukaan suatu zat. Sedangkan absorpsi merupakan penyerapan yang terjadi

diseluruh bagian zat. Muatan koloid merupakan faktor yang menstabilkan koloid.

Apabila koloid bermuatan sejenis, maka partikel-partikel koloid saling tolak-

menolak, sehingga terhindar dari pengelompokkan sesama partikel koloid itu. Jika

partikel koloid tersebut saling bertumbukkan dan kemudian bersatu, maka lama-

kelamaan dapat terbentuk partikel yang cukup besar dan akhirnya mengendap.

Page 3: KOLOID

4.      Elektroforesis

Elektroforesis adalah peristwa pergerakan partikel – pertikel koloid dalam medan

listrik.

5.      Koagulasi koloid

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan

terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi

dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau

secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda

muatan.

6.      Kolid Pelindung

Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain

dari proses koagulasi.

7.      Dialisis

Dialisis adalah proses pemurnian koloid dari ion – ion pengganggu dengan cara

mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran semipermiabel

yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semi permeabel ini dapat dilewati

cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah.

8.      Koloid liofit dan koloid liofob

Berdasarkn daya adsorbsinya terhadap medium, koloid dibagi dua :

a. Koloid liofit

Koloid liofol adalah koloid yang partikel-partikel terdispersinya menarik medium

pendispersinya (suka kepada medium). Jika medium air maka disebut hidrofil

Contoh : lem, agar – agar, gelatin dan kanji.

b.  Koloid liofob

Kolid liofob adalah koloid yang patikel-partikel terdispersinya tidak menarik

(tidak suka kepada medium). Jika mediumnya air disebut hidrofob.

Contoh : koloid logam (Au, Ag), koloid AS2S3 (umumnya zat anorganik)

Page 4: KOLOID

D. Pembuatan koloid

1. Proses pembuatan krim kocok:

Alat dan Bahan

Alat:

Mangkuk secukupnya

Mixer 1 buah

Bahan:

Whip crem 1 kardus

Air secukupnya

Langkah pembuatan:

1. Beli bahan whip cream dalam kemasan kardus merknya apa saja,bisa dibeli di

supermakret atau toko penjual bahan bahan kue.

Gambar 1.1 proses pembuatan whip cream

2. Tuang bahan whip cream kedalam mangkok,ukuran sedang atau besar sesuai

kebutuhan.

Page 5: KOLOID

3. Whip cream harus dalam keadaan dingin,kocok dulu sebelum kemasan dibuka.

mangkok sebaiknya simpan dulu beberapa menit dalam lemari pendingin.

4. Tuang whip cream lalu Kocok dengan mixer, pilih speed 4.sampai

mengembang,ujung ujungnya menguncup.Krim menjadi kental, bila alat

pengocok diangkat krim tidak meleleh,krim tetap menempel tandannya sudah

mengembang,

5. Krim terasa halus dan lembut,bisa anda coba!

6. Hasilny seperti yang ada pada gambar di bawah ini :

gambar 1.2 whip cream

DAFTAR PUSTAKA

Page 6: KOLOID

http://dapurkumasakanku.blogspot.com/2009/12/snowwhite-choco-double-cream-resep-

cake.html diakses tgl 15- 04 2011.

TUGAS LARUTAN

Page 7: KOLOID

LARUTAN KOLOID ( Krim kocok )

Oleh Kelompok 5:

1. Nur Ahmadi (093654248)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PRODI PENDIDIKAN SAINS

2011

Page 8: KOLOID