Powerpoint Templates Page 1 Powerpoint Templates Name Of Presentation by Mr X ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KOMA DAN MATI BATANG OTAK KEPERAWATAN NEUROBEHAVIOUR II
Graphical Chart Business GrowthPowerpoint Templates
Powerpoint Templates
Definisi Mati Batang Otak dan Koma
Etiologi Mati Batang Otak dan Koma
Patofisiologi Mati Batang Otak dan Koma
Manifestasi Klinis Mati Batang Otak dan Koma
WOC Mati Batang Otak dan Koma
Penatalaksanaan Koma
Komplikasi Koma
Asuhan Keperawatan Koma dan MBO
Powerpoint Templates
Page *
Koma adalah keadaan penurunan kesadaran dan respons dalam bentuk
yang berat, kondisinya seperti tidur yang dalam di mana pasien
tidak dapat bangun dari tidurnya. Karakteristik koma pasien
Tidak sadar, tubuh flaksid. , Tidak berespons terhadap rangsangan
nyeri maupun verbal. Refleks masih ada : muntah, lutut,
kornea. (Aru W. Sudoyo, dkk 2007)
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015
Mati Batang Otak (MBO) didefinisikan sebagai hilangnya seluruh
fungsi otak, termasuk fungsi batang otak, secara ireversibel. Tiga
tanda utama manifestasi kematian batang otak adalah koma dalam,
hilangnya seluruh refleks batang otak, dan apnea. (Thomas M,
2010)
DEFINISI
Trauma
ETIOLOGI
Gangguan Metabolik (iskemik, hipoksia, hipoglikemia)
Epileptik
Cont...
Page *
penurunan oksigen secara progresif, adanya massa padat (tumor) dan
massa cairan di batang otak
Menghambat aliran darah ke otak
Iskemik jaringan
Penurunan kesadaran secara progresif
Powerpoint Templates
Page *
Menurut Wilson (2011) Kematian otak sangat tergantung dari gejala
klinis dan hasil laboratorium. Secara klinis, seseorang dinyatakan
mati otak jika semua keadaan berikut ditemukan:
Koma
Tidak ada respirasi spontan (tidak dapat menghirup napas
sendiri).
Pupil dilatasi dan terfiksir (mata midriasis, tidak ada reaksi
terhadap cahaya).
Tidak ada respon terhadap stimulus noksius (rangsang nyeri tidak
disertai kedipan mata, tanpa mimik meringis, tanpa gerakan anggota
tubuh manapun).
Semua anggota tungkai flaksid (tidak ada pergerakan, tanpa tonus
otot dan hilangnya aktivitas refleks pada tangan ataupun
kaki).
Tidak ada tanda-tanda aktivitas batang otak:
Bola mata terfiksasi dalam orbita.
Tidak ada refleks kornea.
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015
Manifestasi Klinis
Powerpoint Templates
Pasien koma tidak dapat dibangunkan
Tidak memberikan respon normal terhadap rasa sakit atau rangsangan
cahaya
Tidak memiliki siklus tidur-bangun
Cont...
Page *
Tiga temuan penting pada kematian batang otak adalah koma dalam,
hilangnya seluruh refleks batang otak, dan apnea.
1. Hilangnya refleks batang otak
Hilangnya respon menyeringai atau mata tidak membuka terhadap
rangsang tekanan dalam pada kedua condyles setinggi
temporomandibular (afferent n. V dan efferent n. VII), hilangnya
refleks kornea terhadap rangsang sentuhan tepi kornea mata (n. V
dan n. VII), hilangnya refleks cahaya (n. II dan n. III), hilangnya
respon oculovestibular ke arah sisi stimulus dingin oleh air es (n.
VIII dan n. III dan n. VI), hilangnya refleks batuk terhadap
rangsangan pengisapan yang dalam pada trachea (n. IX dan n.
X).
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015
Pemeriksaan Klinis
Powerpoint Templates
a. Suhu tubuh 36,5 °C atau 97,7 °F
b. Euvolemia (balans cairan positif dalam 6 jam sebelumnya)
c. PaCO2 normal (PaCO2 arterial 40 mmHg)
d. PaO2 normal (pre-oksigenasi arterial PaO2 arterial 200
mmHg)
Diskoneksi ventilator dan penggunaan oksigenasi apneik difusi
(apneic diffusion oxygenation) memerlukan syarat tertentu. Suhu
tubuh harus 36.5 °C, tekanan darah sistolik harus 90 mmHg, dan
balans cairan harus positif selama enam jam. Setelah pre-oksigenasi
(fraksi oksigen insprasi harus 1.0 selama 10 menit), tingkat
ventilasi harus dikurangi. Ventilator harus diputus apabila PaO2
arterial mencapai 200 mmHg, atau apabila PaCO2 arterial mencapai 40
mmHg. Pipa oksigen harus berada pada carina (menghantarkan oksigen
6 liter per menit). Dokter harus mengamati dinding dada dan abdomen
untuk mengamati adanya gerakan pernafasan selama 8-10 menit, dan
harus mengawasi pasien terhadap adanya perubahan fungsi vital.
Apabila PaO2 arterial 60 mmHg, atau terdapat peningkatan > 20
mmHg dari nilai dasar yang normal, maka tes apnea dinyatakan
positif.
Cont...
Pemeriksaan Klinis terhadap pasien koma dengan rangsangan
nyeri
Memastikan bahwa tidak terdapat respon motorik dan mata tidak
membuka, ketika suatu stimulus nyeri diberikan pada kuku jari atau
saraf supraorbital.
Kedalaman koma diuji dengan penilaian adanya respon motorik
terhadap stimulus nyeri yang standar, seperti penekanan nervus
supraorbita, sendi temporomandibuler, atau bantalan kuku pada jari.
Pemeriksaan kemudian dilanjutkan dengan ada tidaknya refleks batang
otak. Bila tidak ada refleks batang otak, pemeriksaan harus
menemukan adanya pupil yang oval atau bulat pada posisi tengah
dengan dilatasi (4 – 6 mm) tanpa adanya respon terhadap cahaya
terang.
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015
Cont...
gangguan pernapasan
2) Memelihara kebersihan tubuh
4) Mencegah terjadinya infeksi skunder
5) Mencegah terjadinya decubitus
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan klien dengan
koma:
1) Zat asam : jaga pernafasan tetap leluasa
2) Jika ada sekret di faring, lakukan suction
3) Jika pernafasan masih belum bebas, pasan endotracheal
tube
4) Cairan, glukosa, dan elektrolit
5) Untuk mencukupi kebutuhan protein, karbohidrat,
lemak, vitamin, dan elaktrolit diberikan NGT.
6) Observasi Kandung kemih
7) Jika terjadi retensi urine pasang kataterisasi. Perhatikan
sterilitas dalam pemasangan kateter,
8) Rectum : BAB 2-3 hari sekali, kalau perlu dilakukan
gliserin secara rectal
9) Perawatan mata : beri/ tetesi boorwater 3% setiap
pagi
10) Perawatan kulit : beri bedak setelah mandi agar
tidak timbul maserasi
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015
Penatalaksanaan Koma
Powerpoint Templates
ASUHAN KEPERAWATAN
Powerpoint Templates
a) Riwayat kesehatan, meliputi:
Keluhan sebelum jatuh koma ( nyeri kepala, pusing, kejang )
Terjadinya koma mendadak atau perlahan-lahan
b) Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum
2. Pemeriksaan persistem
Sistem persyarafan : pemeriksaan neurologi koma
Tujuan: menentukan letak proses patologi Hemicerebral/ hemisperium,
ataukah di batang otak, dan etiologinya ( vaskuler, neoplasma,
radang, trauma, metabolik ), Meliputi:
Status kesadaran: nilai GCS ( Glasgow Coma Scale )
Pemeriksaan menentukan letak lesi: kortek, sub kortek, atau batang
otak
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015
Powerpoint Templates
Sistem kardiovaskuler : kontraktilitas menurun
Sistem integumen : turgor kulit buruk
Sistem perkemihan : penurunan kerja ginjal, inkontinensia
urin
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015
Powerpoint Templates
Intoleransi aktifitas b.d penurunan massa otot
Resiko konstipasi, faktor resiko: fisiologis ( penurunan motilitas
traktus gastrointestinal dan perubahan pola makan dan makanan dari
biasanya ).
Inkontinensia urine b.d penurunan fungsi persarafan kandung
kemih
Inkontinensia alvi b.d penurunan fungsi mortalitas usus
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015
Diagnosa keperawatan
Powerpoint Templates
No
Penurunan cardiac output b.d penurunan kontraktilftas jantung,
dengan batasan karakteristik: Penurunan kontraktilitas
Orthopnea/paroksismal nokturnal dispnea o Curah jantung
< 4 L/menit o Penurunan fraksi ejeksi , volume
indeks (SVI), LVSWI (left ventrikular stroke work index)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam penurunan
curah jantung kembali meningkat dengan kriteria hasil:
1.Mempertahankan/meningkatkan curah jantung adekuat yang dibuktikan
oleh tekanan darah/nadi dalam rentang normal haluaran urine adekuat
nadi teraba sama, status mental biasa. 2. Menunjukkan
penurunan frekuensi/tak adanya disritmia
1. Monitor tanda-tanda vital 2. Informasikan dan
anjurkan tentang pentingnya istirahat yang adekuat 3. Berikan
oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker sesuai indikasi.
4. Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis 5. Kaji
perubahan pada sensori, contoh letargi, bingung disorintasi cemas
6. Secara kolaborasi berikan tindakan farmakologis
berupa digitalis; digoxin
Powerpoint Templates
2
Pola nafas tak efektif berhubungan dengan disfungsi neuromuskuler
dan hipoventilasi dengan batasan karakteristik: Menggunakan
otot pernafasan tambahan Dyspnea Ortopnea
Perubahan pengembangan dada Nafas pendek Tahan
ekspansi berlangsung sangat lama Pernafasan rata rata
16-24x/menit Kedalaman pernafasan: tidal volume 500ml saat
istirahat
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien
mencapai: 1. Status respirasi: Ventilasi Dengan criteria
hasil a. Status respirasi: ventilasi pergerakan udara ke dalam dan
keluar paru b. Kedalaman inspirasi dan kemudahan bernafas c.
Ekspansi dada simetris d. Suara nafas tambahan tidak ada e. Nafas
pendek tidak ada 2. f. status tanda vital (RR, TD) dalam
rentang yang diharapkan RR: 16-20x/mnt TD: 120-140 mmHg
S: 36,5 C-37,5 C N: 60-100
x/mnt
1. Pertahankan jalan nafas tetap efektif 2. Berikan oksigen sesuai
instruksi 3.Observasi tanda tanda hipoventilasi 4. Monitoring Vital
Sign 5. Identifikasi penyebab dan perubahan vital sign 6.
Monitor rata rata, kedalaman, irama, dan usaha respirasi 7. Catat
pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan,
retraksi otot supraventrikuler dan intercostals 8. Monitor suara
nafas, seperti dengkur 9. Monitor pola nafas: bradipnea, takipnea,
kusmaul, hiperbentilasi, cheyne stokes, biot
Powerpoint Templates
3
Resiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh,
faktor resiko: tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi
makanan karena faktor biologis (penurunan kesadaran/ koma), dengan
batasan karakteristik: Dilaporkan adanya intake makanan
kurang dari kebutuhan yang dianjurkan Konjunctiva dan membran
mukosa pucat Pembuluh kapiler rapuh Klien tak mampu
menelan dan mengunyah makanan Kehilangan rambut yang cukup
banyak (rontok)
NOC label: Status Nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam status nutrisi klien meningkat/ membaik dengan
kriteria hasil a. Intake makanan dan minum adequat b. Tanda
tanda malnutrisi tidak ada c. Konjunctiva dan membran mukosa tidak
pucat 4. Turgor kulit baik Status nutrisi: Biochemical Measures
Indikator: Protein total: 5,3-8,9 gr/dl Albumin:
3,8-4,4 gr/dl Globulin: 1,5-4,5 gr/dl Hmt: 37-47 %
Hb: 10-16 gr/dl GDS: 180 mg%
Cholesterol: 140-250 mg% Trigliseride:45-160
mg% Nutrisi status: Food and Fluid intake
Indikator: Intake makanan per NGT adekuat Intake cairan
per NGT adekuat Intake Total Protein Nutrition (TPN) adekuat
Intake cairan parenteral adekuat
1. Monitor masukan kalori dan bahan makanan 2. Amati tingkat
albumin, protein total, Hb, Hmt, GDS, cholesterol dan trigliseride
3. Amati jaringan mukosa yang pucat, kemerahan, dan kering Amati
konjunctiva yang pucat 4.Amati turgor kulit dan perubahan
pigmentasi 5. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papilla
lidah dan cavitas oral 6. Kerjasama dengan ahli gizi dalam
menentukan jumlah kalori, protein, dan lemak secara tepat sesuai
dengan kebutuhan klien 7. Monitor catatan makanan yang masuk atas
kandungan gizi dan jumlah kalori 8. Kolaborasi penambahan inti
protein, zat besi, dan vitamin C yang sesuai
Powerpoint Templates