23
Powerpoint Templates Page 1 Powerpoint Templates Name Of Presentation by Mr X ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KOMA DAN MATI BATANG OTAK KEPERAWATAN NEUROBEHAVIOUR II

Koma Dan Mati Batang Otak ppt

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

Citation preview

Graphical Chart Business GrowthPowerpoint Templates
Powerpoint Templates
Definisi Mati Batang Otak dan Koma
Etiologi Mati Batang Otak dan Koma
Patofisiologi Mati Batang Otak dan Koma
Manifestasi Klinis Mati Batang Otak dan Koma
WOC Mati Batang Otak dan Koma
Penatalaksanaan Koma
Komplikasi Koma
Asuhan Keperawatan Koma dan MBO
Powerpoint Templates
Page *
Koma adalah keadaan penurunan kesadaran dan respons dalam bentuk yang berat, kondisinya seperti tidur yang dalam di mana pasien tidak dapat bangun dari tidurnya.  Karakteristik koma pasien Tidak sadar, tubuh flaksid. , Tidak berespons terhadap rangsangan nyeri maupun verbal. Refleks masih ada : muntah, lutut, kornea. (Aru W. Sudoyo, dkk 2007)
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015
Mati Batang Otak (MBO) didefinisikan sebagai hilangnya seluruh fungsi otak, termasuk fungsi batang otak, secara ireversibel. Tiga tanda utama manifestasi kematian batang otak adalah koma dalam, hilangnya seluruh refleks batang otak, dan apnea. (Thomas M, 2010)
DEFINISI
Trauma
ETIOLOGI
Gangguan Metabolik (iskemik, hipoksia, hipoglikemia)
Epileptik
Cont...
Page *
penurunan oksigen secara progresif, adanya massa padat (tumor) dan massa cairan di batang otak
Menghambat aliran darah ke otak
Iskemik jaringan
Penurunan kesadaran secara progresif
Powerpoint Templates
Page *
Menurut Wilson (2011) Kematian otak sangat tergantung dari gejala klinis dan hasil laboratorium. Secara klinis, seseorang dinyatakan mati otak jika semua keadaan berikut ditemukan:
Koma
Tidak ada respirasi spontan (tidak dapat menghirup napas sendiri).
Pupil dilatasi dan terfiksir (mata midriasis, tidak ada reaksi terhadap cahaya).
Tidak ada respon terhadap stimulus noksius (rangsang nyeri tidak disertai kedipan mata, tanpa mimik meringis, tanpa gerakan anggota tubuh manapun).
Semua anggota tungkai flaksid (tidak ada pergerakan, tanpa tonus otot dan hilangnya aktivitas refleks pada tangan ataupun kaki).
Tidak ada tanda-tanda aktivitas batang otak:
Bola mata terfiksasi dalam orbita.
Tidak ada refleks kornea.
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015
Manifestasi Klinis
Powerpoint Templates
Pasien koma tidak dapat dibangunkan
Tidak memberikan respon normal terhadap rasa sakit atau rangsangan cahaya
Tidak memiliki siklus tidur-bangun
Cont...
Page *
Tiga temuan penting pada kematian batang otak adalah koma dalam, hilangnya seluruh refleks batang otak, dan apnea.
1. Hilangnya refleks batang otak
Hilangnya respon menyeringai atau mata tidak membuka terhadap rangsang tekanan dalam pada kedua condyles setinggi temporomandibular (afferent n. V dan efferent n. VII), hilangnya refleks kornea terhadap rangsang sentuhan tepi kornea mata (n. V dan n. VII), hilangnya refleks cahaya (n. II dan n. III), hilangnya respon oculovestibular ke arah sisi stimulus dingin oleh air es (n. VIII dan n. III dan n. VI), hilangnya refleks batuk terhadap rangsangan pengisapan yang dalam pada trachea (n. IX dan n. X).
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015
Pemeriksaan Klinis
Powerpoint Templates
a. Suhu tubuh 36,5 °C atau 97,7 °F
b. Euvolemia (balans cairan positif dalam 6 jam sebelumnya)
c. PaCO2 normal (PaCO2 arterial 40 mmHg)
d. PaO2 normal (pre-oksigenasi arterial PaO2 arterial 200 mmHg)
Diskoneksi ventilator dan penggunaan oksigenasi apneik difusi (apneic diffusion oxygenation) memerlukan syarat tertentu. Suhu tubuh harus 36.5 °C, tekanan darah sistolik harus 90 mmHg, dan balans cairan harus positif selama enam jam. Setelah pre-oksigenasi (fraksi oksigen insprasi harus 1.0 selama 10 menit), tingkat ventilasi harus dikurangi. Ventilator harus diputus apabila PaO2 arterial mencapai 200 mmHg, atau apabila PaCO2 arterial mencapai 40 mmHg. Pipa oksigen harus berada pada carina (menghantarkan oksigen 6 liter per menit). Dokter harus mengamati dinding dada dan abdomen untuk mengamati adanya gerakan pernafasan selama 8-10 menit, dan harus mengawasi pasien terhadap adanya perubahan fungsi vital. Apabila PaO2 arterial 60 mmHg, atau terdapat peningkatan > 20 mmHg dari nilai dasar yang normal, maka tes apnea dinyatakan positif.
Cont...
Pemeriksaan Klinis terhadap pasien koma dengan rangsangan nyeri
Memastikan bahwa tidak terdapat respon motorik dan mata tidak membuka, ketika suatu stimulus nyeri diberikan pada kuku jari atau saraf supraorbital.
Kedalaman koma diuji dengan penilaian adanya respon motorik terhadap stimulus nyeri yang standar, seperti penekanan nervus supraorbita, sendi temporomandibuler, atau bantalan kuku pada jari. Pemeriksaan kemudian dilanjutkan dengan ada tidaknya refleks batang otak. Bila tidak ada refleks batang otak, pemeriksaan harus menemukan adanya pupil yang oval atau bulat pada posisi tengah dengan dilatasi (4 – 6 mm) tanpa adanya respon terhadap cahaya terang.
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015
Cont...
gangguan pernapasan
2)  Memelihara kebersihan tubuh
4)  Mencegah terjadinya infeksi skunder
5)  Mencegah terjadinya decubitus
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan klien dengan koma:
1)  Zat asam : jaga pernafasan tetap leluasa
2)  Jika ada sekret di faring, lakukan suction
3)  Jika pernafasan masih belum bebas, pasan endotracheal tube
4)  Cairan, glukosa, dan elektrolit
5)  Untuk mencukupi kebutuhan protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan elaktrolit diberikan NGT.
6)  Observasi Kandung kemih
7) Jika terjadi retensi urine pasang kataterisasi. Perhatikan sterilitas dalam pemasangan kateter,
8)  Rectum : BAB 2-3 hari sekali, kalau perlu dilakukan gliserin secara rectal
9)  Perawatan mata : beri/ tetesi boorwater 3% setiap pagi
10)  Perawatan kulit : beri bedak setelah mandi agar tidak timbul maserasi
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015
Penatalaksanaan Koma
Powerpoint Templates
ASUHAN KEPERAWATAN
Powerpoint Templates
a) Riwayat kesehatan, meliputi:
Keluhan sebelum jatuh koma ( nyeri kepala, pusing, kejang )
Terjadinya koma mendadak atau perlahan-lahan
b) Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum
2. Pemeriksaan persistem
Sistem persyarafan : pemeriksaan neurologi koma
Tujuan: menentukan letak proses patologi Hemicerebral/ hemisperium, ataukah di batang otak, dan etiologinya ( vaskuler, neoplasma, radang, trauma, metabolik ), Meliputi:
Status kesadaran: nilai GCS ( Glasgow Coma Scale )
Pemeriksaan menentukan letak lesi: kortek, sub kortek, atau batang otak
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015
Powerpoint Templates
Sistem kardiovaskuler : kontraktilitas menurun
Sistem integumen : turgor kulit buruk
Sistem perkemihan : penurunan kerja ginjal, inkontinensia urin
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015
Powerpoint Templates
Intoleransi aktifitas b.d penurunan massa otot
Resiko konstipasi, faktor resiko: fisiologis ( penurunan motilitas traktus gastrointestinal dan perubahan pola makan dan makanan dari biasanya ).
Inkontinensia urine b.d penurunan fungsi persarafan kandung kemih
Inkontinensia alvi b.d penurunan fungsi mortalitas usus
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015
Diagnosa keperawatan
Powerpoint Templates
No
Penurunan cardiac output b.d penurunan kontraktilftas jantung, dengan batasan karakteristik: Penurunan kontraktilitas Orthopnea/paroksismal nokturnal dispnea o   Curah jantung < 4 L/menit o   Penurunan fraksi ejeksi , volume indeks (SVI), LVSWI (left ventrikular stroke work index)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam penurunan curah jantung kembali meningkat dengan kriteria hasil: 1.Mempertahankan/meningkatkan curah jantung adekuat yang dibuktikan oleh tekanan darah/nadi dalam rentang normal haluaran urine adekuat nadi teraba sama, status mental biasa.  2. Menunjukkan penurunan frekuensi/tak adanya disritmia
1.   Monitor tanda-tanda vital 2. Informasikan dan anjurkan tentang pentingnya istirahat yang adekuat 3. Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker sesuai indikasi. 4.   Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis 5.  Kaji perubahan pada sensori, contoh letargi, bingung disorintasi cemas 6.  Secara kolaborasi berikan tindakan farmakologis berupa digitalis; digoxin
Powerpoint Templates
2
Pola nafas tak efektif berhubungan dengan disfungsi neuromuskuler dan hipoventilasi dengan batasan karakteristik:  Menggunakan otot pernafasan tambahan  Dyspnea  Ortopnea  Perubahan pengembangan dada  Nafas pendek  Tahan ekspansi berlangsung sangat lama  Pernafasan rata rata 16-24x/menit  Kedalaman pernafasan: tidal volume 500ml saat istirahat
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien mencapai: 1.  Status respirasi: Ventilasi Dengan criteria hasil a. Status respirasi: ventilasi pergerakan udara ke dalam dan keluar paru b. Kedalaman inspirasi dan kemudahan bernafas c. Ekspansi dada simetris d. Suara nafas tambahan tidak ada e. Nafas pendek tidak ada 2. f. status tanda vital (RR, TD) dalam rentang yang diharapkan  RR: 16-20x/mnt  TD: 120-140 mmHg   S: 36,5 C-37,5 C N: 60-100 x/mnt       
1. Pertahankan jalan nafas tetap efektif 2. Berikan oksigen sesuai instruksi 3.Observasi tanda tanda hipoventilasi 4. Monitoring Vital Sign 5. Identifikasi penyebab dan perubahan vital sign 6. Monitor rata rata, kedalaman, irama, dan usaha respirasi 7. Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supraventrikuler dan intercostals 8. Monitor suara nafas, seperti dengkur 9. Monitor pola nafas: bradipnea, takipnea, kusmaul, hiperbentilasi, cheyne stokes, biot
Powerpoint Templates
3
Resiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, faktor resiko: tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologis (penurunan kesadaran/ koma), dengan batasan karakteristik:  Dilaporkan adanya intake makanan kurang dari kebutuhan yang dianjurkan  Konjunctiva dan membran mukosa pucat  Pembuluh kapiler rapuh  Klien tak mampu menelan dan mengunyah makanan  Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)
NOC label: Status Nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam status nutrisi klien meningkat/ membaik dengan kriteria hasil  a. Intake makanan dan minum adequat b. Tanda tanda malnutrisi tidak ada c. Konjunctiva dan membran mukosa tidak pucat 4. Turgor kulit baik Status nutrisi: Biochemical Measures Indikator:  Protein total: 5,3-8,9 gr/dl  Albumin: 3,8-4,4 gr/dl  Globulin: 1,5-4,5 gr/dl  Hmt: 37-47 %  Hb: 10-16 gr/dl  GDS:  180 mg%  Cholesterol: 140-250 mg%  Trigliseride:45-160 mg%    Nutrisi status: Food and Fluid intake Indikator:  Intake makanan per NGT adekuat  Intake cairan per NGT adekuat  Intake Total Protein Nutrition (TPN) adekuat  Intake cairan parenteral adekuat
1. Monitor masukan kalori dan bahan makanan 2.  Amati tingkat albumin, protein total, Hb, Hmt, GDS, cholesterol dan trigliseride 3. Amati jaringan mukosa yang pucat, kemerahan, dan kering Amati konjunctiva yang pucat 4.Amati turgor kulit dan perubahan pigmentasi 5. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papilla lidah dan cavitas oral 6. Kerjasama dengan ahli gizi dalam menentukan jumlah kalori, protein, dan lemak secara tepat sesuai dengan kebutuhan klien 7. Monitor catatan makanan yang masuk atas kandungan gizi dan jumlah kalori 8. Kolaborasi penambahan inti protein, zat besi, dan vitamin C yang sesuai
Powerpoint Templates