29
Dr. Betta Kurniawan, M.Kes

Euthanasia Dan Mati Batang Otak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Euthanasia Dan Mati Batang Otak

Citation preview

Page 1: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

Dr. Betta Kurniawan, M.Kes

Page 2: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

◦ Sebuah permohonan untuk melakukan eutanasia pada tanggal 22 Oktober 2004 telah diajukan oleh seorang suami bernama Hassan Kusuma karena tidak tega menyaksikan istrinya yang bernama Agian Isna Nauli, 33 tahun, tergolek koma selama 2 bulan dan disamping itu ketidakmampuan untuk menanggung beban biaya perawatan merupakan suatu alasan pula. Permohonan untuk melakukan eutanasia ini diajukan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Page 3: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

Kasus ini merupakan salah satu contoh bentuk eutanasia yang diluar keinginan pasien. Permohonan ini akhirnya ditolak oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dan setelah menjalani perawatan intensif maka kondisi terakhir pasien (7 Januari 2005) telah mengalami kemajuan dalam pemulihan kesehatannya.

Page 4: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

Euthanasia berasal dari kata Yunani eu : baik dan thanatos : mati. Maksudnya adalah mengakhiri hidup dengan cara yang mudah tanpa rasa sakit.

Euthanasia sering disebut : mercy killing (mati dengan tenang). Euthanasia bisa muncul dari keinginan pasien sendiri, permintaan dari keluarga dengan persetujuan pasien (bila pasien masih sadar), atau tanpa persetujuan pasien (bila pasien sudah tidak sadar).

Page 5: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

EUTHANASIAMengenai euthanasia, ternyata dapat digunakan dalam tiga arti (KODEKI) yaitu :1. Berpindah ke alam baka dengan tenang dan aman tanpa penderitaan dan bagi yang beriman dengan nama Allah di bibir.2. Waktu hidup akan berakhir (sakaratul maut) penderitaan pasien diperingan dengan memberi obat penenang.3. Mengakhiri penderitaan dan hidup pasien dengan sengaja atas permintaan pasien sendiri dan keluanganya.

Page 6: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

Cara pelaksanaan1. Euthanasia aktif Euthanasia aktif adalah perbuatan yang

dilakukan secara medik melalui intervensi aktif oleh seorang dokter dengan tujuan untuk mengakhiri hidup manusia. Eithanasia aktif dibagi kembali menjadi euthanasia aktif langsung (direct) dan euthanasia aktif tidak langsung (indirect).

Page 7: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

Euthanasia aktif langsung adalah dilakukannya tindakan medik secara terarah yang diperhitungkan akan mengakhiri hidup pasien atau memperpendek hidup pasien. Jenis euthanasia ini disebut juga mercy killing.

Euthanasia aktif tidak langsung adalah di mana dokter atau tenaga kesehatan melakukan tindakan medik untuk meringankan penderitaan pasien, tetapi dengan mengetahui adanya risiko tersebut dapat memperpendek atau mengakhiri hidup pasien.

Page 8: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

2. Euthanasia pasif Euthanasia pasif adalah perbuatan

menghentikan atau mencabut segala tindakan atau pengobatan yang perlu untuk mempertahankan hidup manusia.

Page 9: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

Euthanasia pasif dilakukan dengan dua cara.1. "With drawing"Seluruh bentuk pemberian obat kecuali pemakaian ventilator dan pemberian makan (oral / parenteral) dihentikan sampai pasien mengalami mati klinis.2. "With holding"Pemberian obat2an dilanjutkan seperti biasa, tetapi ketika ada penyakit baru sebagai akibat lanjut dari penyakit dasarnya (komplikasi), misalnya gagal ginjal atau gagal hati, penyakit tersebut tidak diberikan pengobatan secara medis sampai pasien mengalami mati klinis.

Page 10: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

Asal permintaan1. Euthanasia volunter Euthanasia volunter atau euthanasia

sukarela (atas permintaan pasien) adalah euthanasia yang dilakukan atas permintaan pasien secara sadar dan diminta berulang-ulang.

2. Euthanasia involunter Euthanasia involunter adalah euthanasia

yang dilakukan pada pasien yang (sudah) tidak sadar, dan biasanya keluarga pasien yang meminta.

Page 11: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

Frans Magnis Suseno membedakan empat arti euthanasia mengikuti J. Wundeli (Euthanasie oder Ueber di Wuerder Sterbens, Stuttgart, 1974 199s) sebagai berikut.

Euthanasia murni, yaitu usaha untuk meringankan kematian seseorang tanpa memperpendek kehidupannya. Ke dalamnya termasuk semua usaha perawatan dan bimbingan keagamaan agar yang bersangkutan dapat mati dengan “baik”. Euthanasia ini tidak menimbulkan masalah apapun.

Euthanasia pasif, yaitu tidak dipergunakannya semua kemungkinan teknik kedokteran yang sebenarnya tersedia untuk memperpanjang kehidupan.

Page 12: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

Euthanasia tidak langsung, yaitu usaha untuk memperingan kematian dengan efek samping bahwa pasien mungkin mati dengan lebih cepat. Ke dalamnya termasuk pemberian segala macam oabat narkotik, hipnotik, dan analgetika yang mungkin “de facto” dapat memperpendek kehidupan walaupun hal itu tidak disengaja.

Euthanasia aktif, yaitu proses kematian diperingan dengan memperpendek kehidupaqn secara terarah dan langsung. Tindakan ini disebut juga mercy killing.

Page 13: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

Adanya hak moral bagi setiap orang untuk mati terhormat, maka seseorang mempunyai hak memilih cara kematiannya

Tindakan belas kasihan pada seseorang yang sakit, meringankan penderitaan sesama adalah tindakan kebajikan

Tindakan belas kasihan pada keluarga pasien

Mengurangi beban ekonomi

Page 14: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

Sudut pandang Pasienmudah putus asa karena tidak ingin dan tidak memiliki semangat untuk berjuang melawan penyakitnya.

Sudut pandang Keluarga Pasienaspek kemanusiaan dan ekonomi

Page 15: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

1. Aspek HukumUndang undang yang tertulis dalam KUHP Pidana hanya melihat dari dokter sebagai pelaku utama euthanasia, khususnya euthanasia aktif dan dianggap sebagai suatu pembunuhan berencana, atau dengan sengaja menghilangkan nyawa seseorang. Sehingga dalam aspek hukum, dokter selalu pada pihak yang dipersalahkan dalam tindakan euthanasia, tanpa melihat latar belakang dilakukannya euthanasia tersebut. Tidak perduli apakah tindakan tersebut atas permintaan pasien itu sendiri atau keluarganya, untuk mengurangi penderitaan pasien dalam keadaan sekarat atau rasa sakit yang sangat hebat yang belum diketahui pengobatannya.

Page 16: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

Di dalam pasal 344 KUHP dinyatakan : “Barang siapa menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutkannya dengan nyata dan dengan sungguh-sungguh, dihukum penjara selama-lamanya 12 tahun”.

Berdasarkan pasal ini, seorang dokter bisa dituntut oleh penegak hukum, apabila ia melakukan euthanasia, walaupun atas permintaan pasien dan keluarga yang bersangkutan, karena perbuatan tersebut merupakan perbuatan melawan hukum.

Page 17: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

Pasal 338 KUHP: “Barang siapa dengan sengaja menghilangkan

jiwa orang lain, dihukum karena makar mati, dengan penjara selama-lamanya lima belas tahun.”

Pasal 340 KUHP: “Barang siapa dengan sengaja dan

direncanakan lebih dahulu menghilangkan jiwa orang lain, dihukum, karena pembunuhan direncanakan (moord) dengan hukuman mati atau penjara selama-lamanya seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun.

Page 18: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

Pasal 359 KUHP: “Barang siapa karena salahnya

menyebabkan matinya orang dihukum penjara selama-lamanya lima tahun atau kurungan selama-lamanya satu tahun.”

Di bawah ini dikemukakan sebuah ketentuan hukum yang mengingatkan kalangan medis untuk berhati-hati menghadapi kasus euthanasia.

Page 19: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

Pasal 345 KUHP: “Barang siapa dengan sengaja menghasut

orang lain untuk membunuh diri, menolongnya dalam perbuatan itu, atau memberikan daya upaya itu jadi bunuh diri, dihukum penjara selama-lamanya empat tahun.”Pasal ini mengingatkan kalangan medis, jangankan melakukan euthanasia, menolong atau memberi harapan kea rah perbuatan itu saja pun sudah mendapat ancaman pidana.

Page 20: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 434/Men.Kes/SK/X/1983 pasal 10 menyebutkan : “Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajibannya untuk melindungi ‘hidup’ makhluk insani”.

Page 21: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

Pasal 7d KODEKISetiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani

Seorang dokter tidak dibolehkan : Menggugurkan kandungan (abortus

provocatus) Mengakhiri hidup seorang penderita, yang

menurut ilmu dan pengalaman tidak akan mungkin sembuh lagi (euthanasia)

Page 22: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

Deklarasi Tokyo adalah pernyataan dan World Medical Association pada tahun 1975 dalam persidangannya ke 29 di Tokyo.

Dalam preambul deklarasi ini dinyatakan bahwa dokter wajib tetap menghormati kehidupan insani meskipun, dalam keadaan diancam serta tidak menggunakan Ilmu kedokteran untuk tujuan yang bertentangan dengan kemanusiaan.

Page 23: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

2. Aspek Hak AsasiHak asasi manusia selalu dikaitkan dengan hak hidup, damai dan sebagainya. Tapi tidak tercantum dengan jelas adanya hak seseorang untuk mati. Mati sepertinya justru dihubungkan dengan pelanggaran hak asasi manusia. Hal ini terbukti dari aspek hukum euthanasia yang cenderung menyalahkan tenaga medis dalam euthanasia. Sebetulnya dengan dianutnya hak untuk hidup layak dan sebagainya, secara tidak langsung seharusnya terbersit adanya hak untuk mati, apabila dipakai untuk menghindarkan diri dari segala ketidak nyamanan atau lebih tegas lagi dari segala penderitaan yang hebat.

Page 24: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

3. Aspek Ilmu PengetahuanPengetahuan kedokteran dapat memperkirakan kemungkinan keberhasilan upaya tindakan medis untuk mencapai kesembuhan atau pengurangan penderitaan pasien. Apabila secara ilmu kedokteran hampir tidak ada kemungkinan untuk mendapatkan kesembuhan ataupun pengurangan penderitaan, apakah seseorang tidak boleh mengajukan haknya untuk tidak diperpanjang lagi hidupnya? Segala upaya yang dilakukan akan sia sia, bahkan sebaliknya dapat dituduhkan suatu kebohongan, karena di samping tidak membawa kepada kesembuhan, keluarga yang lain akan terseret dalam pengurasan dana.

Page 25: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

4. Aspek AgamaKelahiran dan kematian merupakan hak dari Tuhan sehingga tidak ada seorangpun di dunia ini yang mempunyai hak untuk memperpanjang atau memperpendek umurnya sendiri. Pernyataan ini menurut ahli ahli agama secara tegas melarang tindakan euthanasia, apapun alasannya. Dokter bisa dikategorikan melakukan dosa besar dan melawan kehendak Tuhan yaitu memperpendek umur. Orang yang menghendaki euthanasia, walaupun dengan penuh penderitaan bahkan kadang kadang dalam keadaan sekarat dapat dikategorikan putus asa, dan putus asa tidak berkenan dihadapan Tuhan

Page 26: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin mengatakan MUI telah lama mengeluarkan fatwa yang mengharamkan dilakukannya tindakan Euthanasia (tindakan mematikan orang untuk meringankan penderitaan sekarat). "Euthanasia, menurut fatwa kita tidak diperkenankan, karena itu kan melakukan pembunuhan," kata KH Ma`ruf Amin Hidayatullah.com

Page 27: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

Islam mengharamkan Euthanasia aktif, karena termasuk dalam kategori pembunuhan sengaja (al-qatlu al-‘amad), walaupun niatnya baik yaitu untuk meringankan penderitaan pasien. Hukumnya tetap haram, walaupun atas permintaan pasien sendiri atau keluarganya.

Page 28: Euthanasia Dan Mati Batang Otak

“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (untuk membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar.” (QS Al-An’aam : 151)

“Dan tidak layak bagi seorang mu`min membunuh seorang mu`min (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja)...” (QS An-Nisaa` : 92)

“Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS An-Nisaa` : 29).

Page 29: Euthanasia Dan Mati Batang Otak